BAB X - DOCRPIJM 4a7c7c7a18 BAB XBAB X

BAB X ASPEK KELEMBAGAAN KABUPATEN KLATEN Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang

  Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten

  X -1

  optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPI2-JM Bidang Cipta Karya agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

  Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.

10.1 Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya

  Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan bidang Cipta Karya pada pemerintahan kabupaten/kota.

  1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi seluas-luasnya, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah.

  Untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang ditetapkan melalui Pemerintah Daerah. Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.

  2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap pemerintah kabupaten/kota.

  PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi: “(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar. (2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah bidang pekerjaan umum”.

  Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, sehingga penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya sebagai salah satu perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.

  3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga, Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat terdiri dari 3 sub-bagian dan masing-masing bidang terdiri dari paling banyak 3 seksi.

  Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten

  X -2

BUPATI DPRD

  Sekretaris Daerah Lembaga/ Dinas

  Badan

  Sumber: PP 41/2007

Gambar 10.1. Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota

  4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010

  • –2014 Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran, serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya. Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah ditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan prosedur (SOP) dan penerapan e-government di berbagai instansi. Sejalan dengan pengembangan manajemen kinerja di lingkungan instansi pemerintah, seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan secara bertahap dalam memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.

  5. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi

  Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten

  X -3 pada Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada pemerintah daerah dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah. Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu :

  a. Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi.

  b. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda.

  c. Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas dan fungsi unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik, kepagawaian dan diklat.

  d. Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan e-

  government.

  e. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi:penataan sistem rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen individiu berdasarkan kompetensi.

  f. Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP).

  Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten

  X -4 g. Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU).

  h. Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota. i. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan. Pola pikir Reformasi Birokrasi di Kementerian Pekerjaan Umum dapat dilihat pada Gambar 10.2 berikut ini.

  Sumber: Road Map Reformasi Birokrasi

Gambar 10.2. Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU 2010-2014 Cipta Karya

  6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender kedalam seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksikan untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing-masing.

  Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten

  X -5 Terkait pengarusutamaan gender (PUG), Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya telah mulai menerapkan PUG dalam tiap program/kegiatan Cipta Karya. Untuk itu perlu diperhatikan dalam pengembangan kelembagaan bidang Cipta Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di dalam pengelolaan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

  7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010Tentang Standar Pelayanan Minimum Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota.

  Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada

  Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggung jawab kelembagaan yang menangani bidang ke- PU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPI2-JM. Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab dalam koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi dan penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupun kabupaten/kota.

  8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hokum penetapan perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD Kab/Kota dengan Perbup/ Perwali.

  9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan

  Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten

  X -6 bidang Cipta Karya, seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan airlimbah.

  10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan. Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah pada bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.

10.2 Kondisi Kelembagaan Saat Ini

  Bagian ini menguraikan secara sistematis tentang kondisi eksisting kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya.

10.2.1 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya

  Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi. Keorganisasian yang dimaksud dalam pedoman ini adalah struktur, tugas, dan fungsi pemerintah daerah yang menangani bidang Cipta Karya. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Klaten yang salah satunya adalah urusan pekerjaan umum, ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 2 Tahun 2008

  Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten

  X -7 tentang Penetapan Kewenangan Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Klaten. Adapun struktur organisasi perangkat daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kabupaten Klaten dan Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 2 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Klaten.

  Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten

  X -8

Gambar 10.3. Struktur Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Klaten

  X -9

  Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten Tahun 2015

  Gambaran struktur organisasi Pemerintah Kabupaten Klaten yang menangani urusan Bidang Cipta Karya ditangani oleh 3 SKPD yaitu BAPPEDA, DPU dan PDAM. Susunan organisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) BAPPEDA Kabupaten Klaten terdiri dari:

  a. Kepala;

  b. Sekretariat:

  1. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan;

  2. Sub Bagian Keuangan; 3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

  c. Bidang Perencanaan Ekonomi:

  1. Sub Bidang Pertanian, Kehutanan, Pertambangan dan Energi;

  2. Sub Bidang Industri, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal.

  d. Bidang Perencanaan Sosial Budaya:

  1. Sub Bidang Informasi, Pendidikan, Kebudayaan dan Kesejahteraan Rakyat; 2. Sub Bidang Pemerintahan, Kependudukan dan Ketenagakerjaan.

  e. Bidang Perencanaan Fisik dan Prasarana:

  1. Sub Bidang Pekerjaan Umum, Perhubungan dan Pariwisata; 2. Sub Bidang Tata Ruang, Tata Guna Tanah dan Lingkungan Hidup.

  f. Bidang Pendataan, Evaluasi, Penelitian dan Pengembangan:

  1. Sub Bidang Pengolahan Data dan Statistik; 2. Sub Bidang Evaluasi, Penelitian dan Pengembangan.

  g. Kelompok Jabatan Fungsional. Jumlah pegawai atau sumber daya manusia (SDM) pada BAPPEDA Kabupaten Klaten sebanyak 36 orang dan sebagian besar memiliki tingkat pendidikan sarjana, untuk lebih jelasnya sebaran pegawai per bidang dapat dilihat dalam tabel dan gambar berikut ini:

  Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten

  X -10

Tabel 10.1. Sumber Daya Manusia BAPPEDA Kabupaten Klaten Tahun 2015

  PENDIDIKAN NO URAIAN D SMA/ S-2 S-1 JUMLAH

III SMK

  1 Kepala Badan - - - - -

  2 Bagian Sekretariat

  5

  5

  4

  4

  18

  3 Bidang Perencanaan Ekonomi

  5

  3 1 -

  9

  4 Bidang Perencanaan Sosial Budaya -

  4

  5

  1

  10

  5 Bidang Perencanaan Fisik dan Prasarana

  3

  5

  • Bidang Pendataan, Evaluasi, Penelitian 6 dan Pengembangan

  1

  9

  4 -

  2

  1

  7

  7 Pejabat Fungsional Perencana

  JUMLAH

  21

  20

  4

  8

  53 Sumber: BAPPEDA Kabupaten Klaten Tahun 2015

  Secara kelembagaan urusan Cipta Karya ditangani oleh BAPPEDA melalui Bidang Perencanaan Fisik dan Prasarana khususnya Sub Bidang Pekerjaan Umum, Perhubungan dan Pariwisata.

  Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten

  X -11

  Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten

  X -12

Gambar 10.4. Struktur Organisasi BAPPEDA Kabupaten Klaten

KEPALA KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUB BAGIAN PERENCANAAN DAN PELAPORAN SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN. BIDANG PERENCANAAN EKONOMI BIDANG PERENCANAAN SOSIAL BUDAYA BIDANG PERENCANAAN FISIK DAN PRASARANA BIDANG PENDATAAN, EVALUASI, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUB BIDANG PERTANIAN, KEHUTANAN, PERTAMBANGAN DAN ENERGI SUB BIDANG

INFORMASI, PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT SUB BIDANG PEKERJAAN UMUM, PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA SUB BIDANG PENGOLAHAN DATA DAN STATISTIK SUB BIDANG

  Penanganan prasarana dan sarana bidang keciptakaryaan di Kabupaten Klaten dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pekerjaan Umum Daerah Kabupaten Klaten yang ditetapkan dengan Nomor 4 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja, dan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Klaten.

  • Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan -
  • Sub Bagian umum dan Kepegawaian 3) Bidang Bina Marga, didukung oleh 3 (tiga) seksi yaitu:
  • Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan -

  • Seksi Bina Teknik 4) Bidang Cipta Karya, didukung oleh 3 (tiga) seksi yaitu:
  • Seksi Tata Bangunan dan Tata Ruang -
  • Seksi Bina Teknik 5) Bagian Sumber Daya Air didukung oleh 3 (tiga) Seksi yaitu :
  • Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Sumber Daya Air -

  • Seksi Bina Teknik 6) Bidang Kebersihan dan Pertamanan, didukung oleh 3 (tiga) seksi yaitu:
  • Seksi Pengelolaan Sampah dan Limbah -

  • Seksi Bina Teknik 7) Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral, didukung oleh 3 (tiga) seksi yaitu :
  • Seksi Energi -
  • Seksi Bina Teknik 8) UNIT PENGELOLA RUSUNAWA 9) UPTD Wilayah 10) Kelompok Jabatan Fungsional.

  Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten

  X -13 Untuk mendukung dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, semua tugas tersebut telah terbagi habis dalam bidang dan seksi serta unit pelaksana teknis. Susunan organisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pekerjaan Umum dan Energi Sumber Daya Manusia Kabupaten Klaten terdiri dari: 1) Kepala Dinas 2) Sekretariat, didukung oleh 3 (tiga) Sub Bagian yaitu:

  Sub Bagian Keuangan

  Seksi Pemanfaatan dan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

  Seksi Pemukiman dan Penyehatan Lingkungan

  Seksi Operasional dan Pelestarian Sumber Daya Air

  Seksi Pertamanan dan Pemakaman

  Seksi SDM, Geologi dan Air Tanah Secara kelembagaan urusan Cipta Karya ditangani oleh Bidang Cipta Karya yang secara teknis ditangani oleh Seksi Bina Teknis, Seksi Perumahan dan Permukiman dan Seksi Penyehatan. Disamping Bidang Cipta Karya DPU, Bidang Perumahan, UPTD Kebersihan dan Persampahan serta UPTD Pertamanan dan Pemakaman juga terlibat dalam menangani urusan bidang cipta karya di Kabupaten Klaten.

  Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten

  X -14

Gambar 10.5. Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM Kabupaten Klaten

  X -15

  Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten Tahun 2015

  45 88 170

  22

  11

  1

  11

  29

  5 Bagian Sumber Daya Air

  

2

  12

  4

  6 Bidang Kebersihan dan Pertamanan

  4 Bidang Cipta Karya

  

3

  6

  1

  27

  3

  7 Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral

  

2

  3

  1

  

5

  30

  8 Unit Pengelola Rusunawa

  

5

  9 UPTD Wilayah

  4

  1

Tabel 10.2. Jumlah Pegawai DPU Berdasarkan Tingkat Pendidikan NO URAIAN

  PENDIDIKAN S-2 S-1 D III SMA/ SMK SMP SD JUMLAH

  1 Kepala Dinas

  

1

  2 Sekretariat

  12

  2

  2

  14

  9

  7

  49

  3 Bidang Bina Marga

  12

  11

  5

  6

  • Wilayah I / Kota
  • Wilayah II / Delanggu
  • Wilayah III / Jatinom

  19

  2

  9

  8

  4

  7

  2

  2

  15

  3

  12

  1

  16

  • Wilayah IV / Pedan
  • Wilayah V / Jogonalan

  Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten

  2

  Jumlah seluruh Karyawan PDAM Tirta Makmur bulan Maret 2014 adalah 117 orang yang melayani 17.848 sambungan langganan (SL).

  Kelembagaan Non SKPD yang menangani bidang keciptakaryaan di Kabupaten Klaten yaitu PDAM. Pelayanan air minum di Kabupaten Klaten dilalakukan oleh PDAM Kabupaten Klaten sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 20 Tahun 2007 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Sukoharjo.

  4,44 17,78 2,22 29,14 21,48 25,19 Dari tabel di atas terlihat bahwa pegawai atau sumber daya manusia (SDM) pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Klaten didominasi tingkat pendidikan SMA/SMK sebanyak 118 pegawai (29,14%) dan SD sebanyak 102 (25,19%), berpendidikan D-III sebanyak 9 pegawai atau 2,22%, berpendidikan sarjana (S-1) sebanyak 72 pegawai (17,78%) dan berpendidikan S-2 sebanyak 18 pegawai (4,44%) saja. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dalam prosentase tingkat pendidikan yang tergambar di bawah ini.

  72 9 118 87 102 405 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM Kabupaten Klaten, 2015

  

18

  JUMLAH

  20

  8

  X - 16

  8

  2

  25

  8

  15

  2

10 Kelompok Jabatan Fungsional

  Tahun 2015

  Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten

  X - 17

  Tahun 2015

Tabel 10.3. Karyawan PDAM Tirta Merapi Kabupaten Klaten berdasarkan Tingkat Pendidikan

  

Tingkat Pendidikan Karyawan Jumlah Persentase (%)

  SD 7 3,86 SLTP 11 6,07 SLTA 83 46,41 D3 9 4,41 S1 71 39,22 S2

  Jumlah 181 100 Sumber: laporan bulanan, bulan mei 2015

Tabel 10.4. Status Karyawan PDAM Tirta Merapi

  

Status Karyawan Jumlah (orang)

  Pegawai tetap Perusahaan 132 Calon Pegawai Pegawai tidak tetap/kontrak

  49 Jumlah 181

   Sumber: laporan bulanan, bulan mei 2015 Berdasarkan Keputusan SK Direksi yang disahkan Badan Pengawas No.

  060/072/XI/2014 tentang susunan Tim Pembina Badan Pengelola Sarana Air Minum Kabupaten Klaten, Struktur organisasi PDAM Kabupaten Klaten adalah sebagai berikut:

  BUPATI BADAN PENGAWAS DIREKTUR UTAMA DIREKTUR ADM. & KEUANGAN DIREKTUR TEKNIK KABAG.

  KABAG. KABAG. PERENC. PRODUKSI TRANSDIS KABAG. KABAG KABAG. TEKNIK Ka. SPI

  UMUM KEUANGAN HUBLANG KSBG. PERENCANAAN KSBG. KSBG. KSBG. KSBG. ADM.

  INSTALASI TRANDISBUNG KSBG. PL PEMBUKUAN UMUM & RT PRODUKSI KSBG.

LITBANG KSBG. KSBG. KSBG. KSBG. KSBG. METER PERENC. PEMBACA KEPEGAWAIAN LABORAT AIR KEUANGAN METER KSBG.PENGOL AHAN DATA KSBG.

  KSBG. KSBG. KAS & KSBG.

  KSBG. HUMAS & PEMELIHA PEMBY . LOGISTIK PENG.KEHILA

  INFORMASI RAAN KA. CABANG NGAN AIR KSBG. KSBG. PENAGIHAN

  HUKUM&KELE MBAGAAN KASI ADM. & KEUNGAN KASI HUBLANG

  Berdasarkan:

KASI TEKNIK

  SK Direksi Yang disahkan Badan Pengawas Nmr: 060/072/XI/2014, Tgl. 28 Nop 2013 Update by litbang KEPALA UNIT

Gambar 10.6. Struktur organisasi PDAM Tirta Merapi Kabupaten Klaten

  X - 18

  Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten Tahun 2015

10.2.2 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

  Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuh kembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja. Secara internal, Cipta Karya keorganisasian urusan pemerintah bidang Cipta Karya, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan Cipta Karya, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah. Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota, khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang Cipta Karya. Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu dilengkapi dengan tata laksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya. Dengan mengacu pada tabel 10.1, dapat dicantumkan penjabaran peran masing- masing instansi dan hubungan kerja dalam pembangunan bidang Cipta Karya. Selain itu, bagian ini juga mengulas inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya di daerah sesuai tabel 10.2.

  X - 19

  Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten Tahun 2015

  Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten

  3. PDAM Pelaksana Teknis: - Penyusunan DED - Pembangunan - Monitoring evaluasi Bagian Teknik

  2 - - - dst. - - - SOP Non Teknis 1 - - -

  2 - - - dst. - - - Pengembangan PLP 1 - - -

  2 - - - dst. - - - Pengembangan Air Minum 1 - - -

  2 - - - dst. - - - Penataan Bangunan dan Lingkungan 1 - - -

  (1) (2) (3) (4) Pengembangan Permukiman 1 - - -

  No. Nama SOP Instansi yang Terlibat Tugas dan Fungsi Instansi dalam SOP

Tabel 10.6. Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya

  2. Dinas PU Pelaksana Teknis: - Penyusunan DED - Pembangunan - Monitoring evaluasi - Bidang Cipta Karya - Bidang Perumahan - Bidang Tata Ruang - UPTD Kebersihan dan Persampahan

  X - 20

  Pengembangan Wilayah

  1. BAPPEDA - Perencanaan Tahunan - Perencanaan Jangka Menengah - Koordinasi usulan kegiatan dan penganggaran Bidang Prasarana dan

  (1) (2) (3) (4)

  Unit/Bagian yang Menangani Pembangunan Bidang CK

  No. Instansi

Peran Instansi dalam

Pembangunan

Bidang CK

Tabel 10.5. Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya

  Tahun 2015

  2 - - - dst. - - -

10.2.3 Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

  Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan system manajemen SDM aparatur merupakan program ke-5 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi, yang perlu ditingkatkan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian ini menguraikan kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya, yang dapat dilakukan dengan mengisi tabel berikut mengenai komposisi pegawai dalam unit kerja bidang Cipta Karya.

Tabel 10.7. Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya

  Latar Belakang Jabatan Unit Kerja Golongan Jenis Kelamin Pendidikan Fungsional

  (1) (2) (3) (4) (5)

Dinas PU Gol. I/II : 2 orang Pria : 10 orang SMA : 2 orang Jafung TBP : - orang

Gol. III : 8 orang Wanita: 3 orang D3 : 3 orang Jafung TPL : - orang

  Gol. IV : 3 orang S1 : 5 orang dst.

  S2/S3 : 3 orang

BAPPEDA Gol. I/II : - orang Pria : 5 orang <SMA : - orang Jafung TBP : ... orang

Gol. III : 2 orang Wanita: 1 orang D3 : - orang Jafung TPL : ... orang Gol. IV : 4 orang S1 : 3 orang dst.

  S2/S3 : 3 orang

PDAM Gol. I/II : - orang Pria : 80 orang <SMA : 77 orang Jafung TBP : ... orang

Gol. III : - orang Wanita: 37 orang D3 : 10 orang Jafung TPL : ... orang Gol. IV : - orang S1 : 27 orang dst.

  S2/S3 : 3 orang

10.3 Analisis Kelembagaan

  Dengan mengacu pada kondisi eksisting kelembagaan perangkat daerah, bagian ini menguraikan analisis permasalahan kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya.

10.3.1 Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya

  Tujuan analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahan keorganisasian bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif dapat mengacu pada pertanyaan di bawah ini:

  1. Apakah struktur organisasi perangkat kerja daerah sudah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku?

  2. Apakah tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta Karya sudah sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing instansi? X - 21

  Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten Tahun 2015

  3. Apa saja faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi struktur organisasi?

  4. Apa saja permasalahan yang ditemui dalam organisasi perangkat kerja daerah khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya? Salah satu cara yang dapat dipergunakan untuk melakukan analisis ini adalah dengan melakukan diskusi antar anggota Tim RPI2-JM.

  10.3.2 Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

  Tujuan analisis permasalahan ketatalaksanaan kelembagaan bidang cipta karya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Dalam proses analisis ini beberapa pertanyaan kunci yang perlu mendapat jawaban adalah sebagai berikut:

  1. Apakah Perda penetapan Organisasi Pemerintah Daerah telah menguraikan tupoksi masing-masing dinas/unit kerja yang ada?

  2. Bagaimana mekanisme hubungan kerja didalam dan antar instansi terkait bidang cipta karya yang terjadi selama ini?

  3. Apakah keorganisasian bidang cipta karya yang ada sudah mengikuti ketentuan dalam PP 41 tahun 2007? Juga perlu dicermati apakah semua sektor bidang cipta karya yaitu bidang air minum, pengembangan permukiman, penyehatan lingkungan permukiman, dan penataan bangunan dan lingkungan sudah tercantum dalamkeorganisasian yang dibentuk?

  4. Apa saja permasalahan yang ditemui dalam ketatalaksanaan perangkat kerja daerah yang terkait dengan bidang Cipta Karya?

  5. Apa saja faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi ketatalaksanaan perangkat kerja daerah khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya?

  10.3.3 Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

  Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

  Dalam proses analisis SDM, beberapa pertanyaan kunci yang dapat dijawab adalah sebagai berikut :

  1. Apakah SDM yang tersedia sudah memenuhi kebutuhan baik dari segi jumlah maupun kualitas dalam perangkat daerah, khususnya di bidang Cipta Karya?

  2. Apa saja permasalahan yang ditemui dalam manajemen SDM perangkat kerja daerah yang terkait dengan bidang cipta karya? X - 22

  Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten Tahun 2015

  • D3 Teknik - orang - orang
  • D3 Sekretaris - orang - orang dst. - orang - orang S1/Sederajat 3 orang 5 orang
  • S1 Teknik - orang 4 orang
  • S1 Ekonomi 2 orang 1 orang
  • S1 Komputer 1 orang - orang S2/S3 3 orang 3 orang
  • D3 Teknik 3 orang 5 orang S1/Sederajat 5 orang 7 orang
  • S1 Teknik 5 orang 7 orang S2/S3 3 orang 3 orang

  Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten

  X - 23

  Tahun 2015

  3. Apa saja faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas SDM organisasi, khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya?

Tabel 10.8. Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia

  No. Instansi Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai yang Ada Jumlah Pegawai yang Diperlukan

  (1) (2) (3) (4) (5)

  

1 BAPPEDA SMA/Sederajat - orang - orang

Diploma - orang - orang

  

2 Dinas PU SMA/Sederajat 2 orang 5 orang

Diploma 3 orang 5 orang

10.3.4 Analisis SWOT Kelembagaan

  Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT. Berdasarkan penjabaran dari kondisi eksisting kelembagaan, serta pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab dalam analisis kelembagaan, maka diperlukan melakukan analisis SWOTkelembagaan bidang CK di yang meliputi aspek organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu

  Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten

  Optimalisasi kelembagaan yang sudah ada utk penanganan CK

  Bagian ini menguraikan rencana dan usulan kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya.

  

Penyusunan SOP guna

memperlancar koordinasi Menyusun SOP untuk menangani masalah CK yang makin kompleks

  Penempatan SDM sesuai pendidikan guna optimalisasi kelembagaan Penambahan SDM guna optimalisasi penanganan ke-CK-an c. Belum tersusunnya SOP

  SDM guna penanganan CK lintas lembaga b. Kurangnya kuantitas SDM

  a. Kurangnya kualitas SDM

Peningkatan kualitas

SDM guna penguatan

koordinasi Peningkatan kualitas

  Kelemahan (W) Strategi WO (Kuadran 3) Strategi WT (Kuadran 4)

  Optimalisasi dokumen perencanaan utk mengatasi permasalahan CK

  

Optimalisasi dokumen

perencanaan guna

memperoleh dukungan

dari pusat

  Efektifitas penggunaan anggaran mengatasi permasalahan CK yang makin kompleks c. Dokumen perencanaan yg tersedia

  b. Anggaran yang tersedia Penggunaan anggaran guna penambahan SDM dan penguatan kelembagaan

  a. Adanya kelembagaan yg menangani urusan ke-CK- an

Penempatan SDM yg

sesuai guna penataan

kelembagaan

  X - 24

  c. Masalah CK yg makin kompleks

Kekuatan (S) Strategi SO (Kuadran 1) Strategi ST (Kuadran 2)

  c. Dukungan dari Pusat

  b. Belum optimalnya penanganan bidang keciptakaryaan

  b. Penguatan koordinasi

  a. Belum optimalnya penanganan CK karena lintas kelembagaan

  

a. Penempatan SDM

sesuai latar belakang

pendidikan

  Faktor Eksternal Faktor Internal Peluang (O) Ancaman (T)

Tabel 10.9. Matriks Analisis SWOT Kelembagaan

  membuatancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru (strategi W-T). Berdasarkan informasi yang disusun dari pertanyaan serta analisistentang keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT Kelembagaan. Perumusan strategi bidang kelembagaan berdasarkan Analisis SWOT diharapkan dapat menjadi acuan dalam rencana pengembangan kelembagaan.

10.4 Rencana Pengembangan Kelembagaan

  Tahun 2015

  Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT sebelumnya, maka dapat dirumuskan tiga kelompok strategi meliputi strategi pengembangan organisasi, strategi pengembangan tata laksana, dan strategi pengembangan sumber daya manusia. Berdasarkan strategi-strategi tersebut, dapat dikembangkan rencana pengembangan kelembagaan di daerah.

  10.4.1 Rencana Pengembangan Keorganisasian

  Untuk merumuskan rencana pengembangan keorganisasian, dengan mengacu pada analisis SWOT, dilandaskan pada efektifitas dan efisiensi yang akan tercipta dari penataan struktur organisasi dan tupoksinya. Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu pada analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk perumusan dan pengembangan jabatan struktural dan fungsional di lingkungan Pemda, serta menyusun analisis jabatan dan beban kerja dalam rangka mendayagunakan dan meningkatkan kapasitas kelembagaan satuan organisasi di masing-masing unit kerja di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya bidang Cipta Karya. Rencana pengembangan keorganisasian meliputi:

  Optimalisasi kelembagaan yang sudah ada utk penanganan CK

  • Penguatan koordinasi

  Penggunaan anggaran guna penambahan SDM dan penguatan kelembagaan

  10.4.2 Rencana Pengembangan Tata Laksana

  Untuk merumuskan rencana pengembangan tata laksana, dengan mengacu pada analisis SWOT sebelumnya, antara lain diperlukan evaluasi tata laksana, pengembangan standar dan operasi prosedur, serta pembagian kerja dan program yang jelas antar unit dalam instansiataupun lintas instansi di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya dibidang Cipta Karya. Rencana pengembangan tata laksana meliputi:

  Penyusunan SOP guna memperlancar koordinasi

  • Optimalisasi dokumen perencanaan utk mengatasi permasalahan CK

  Efektifitas penggunaan anggaran mengatasi permasalahan CK yang makin kompleks X - 25

  Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten Tahun 2015

10.4.3 Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)

  Untuk merumuskan rencana pengembangan Sumber Daya Manusia, dengan mengacu pada analisis SWOT, antara lain diperlukan perencanaan karier setiap pegawai sesuai dengan kompetensi individu dan kebutuhan organisasi. Guna meningkatkan pelayanan kepegawaian, maka perencanaan pegawai hendaknya mengacu pada analisis jabatan yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan organisasi. Rencana pengembangan sumber daya manusia meliputi:

  • Penempatan SDM sesuai latar belakang pendidikan
  • Peningkatan kualitas SDM guna penanganan Cipta Karya lintas lembaga
  • Penambahan SDM guna optimalisasi penanganan keciptakaryaaan

  Tahun 2015

  6 Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Dit. PBL

  12 Pembinaan Teknis Percepatan Proses Hibah/Alih Status Barang MilikNegara

  11 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Aparatur Negara dalamTanggap Darurat Bencana

  10 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Pemeliharaan dan Pengamanan Infrastruktur Publik Bidang Cipta Karya

  9 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang TataPersuratan

  8 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Keprotokolan

  7 Peningkatan Kapasitas SDM Dit. PBL bekerjasama dengan PusatPembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi

  5 Training of Trainers (TOT) Sosialisasi Peraturan Perundangan- undanganBangunan Gedung dan Lingkungan

  X - 26

  Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten

  3 Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Negara Golongan III

  2 Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara

  1 Bimbingan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah NegaraPusat, Barat dan Timur serta sertifikasi Pengelola Teknis

Tabel 10.10. Pelatihan Bidang Cipta Karya No Jenis Pelatihan

  Selain itu, rencana pengembangan SDM dapat dilakukan dengan peningkatan jenjang pendidikan serta mendukung pembinaan kapasitas pegawai melalui pelatihan. Sesuai dengan lingkup kegiatan bidang Cipta Karya, dalam rangka peningkatan kualitas SDM terdapat beberapa pelatihan yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU yang dapat menjadi referensi dipaparkan pada tabel 10.10

  4 Training of Trainers (TOT) Bidang Penyelenggaraan Penataan Bangunandan Lingkungan

  No Jenis Pelatihan

  13 Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAK BMN

  14 Pembinaan Teknis Pengembangan Kompetensi Pegawai

  15 Pembinaan Teknis Pemetaan Kompetensi Pegawai

  16 Diklat Pejabat Inti Satker (PIS)

  17 Diklat Jabatan Fungsional

Tabel 10.11. Rangkuman Rencana Aksi Pengembangan Kapasitas Kelembagaan

  

Aspek Kelembagaan Strategi Rencana Aksi

(1) (2) (3)

  Organisasi Optimalisasi koordinasi Mengoptimalkan korrdinasi Optimalisasi kelembagaan Penempatan SDM sesuai latar belakang

  

Tata Laksana Penatalaksanaan SOP Penyusunan SOP pemb

bid keciptakaryaan

Sumber Daya Manusia Peningkatan kuantitas Penambahan pegawai

SDM

  Peningkatan kualitas SDM Menyelenggarakan pelatihan

  X - 27

  Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten Tahun 2015