nama asal karakteristik dan proses bahan

Heny Nurjanah
Manajemen Bisnis Unggas / PLJ 2015
NAMA, ASAL, KARAKTERISTK, DAN PROSES PENGOLAHAN
BAHAN BAKU PAKAN TERNAK
Pada upaya pengembangan produk pertanian diperlukan informasi tentang nama, asal,
karakteristik bahan baku, meliputi sifat fisik dan kimia. Berdasarkan karakteristik bahan baku
dapat disusun kriteria mutu dari produk yang akan dihasilkan maupun teknik dan proses
pembuatannya.
A. Sumber energi
Bahan yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan pakan yang kandungan serat kasar
kurang dari 18% dan mengandung protein 20% atau lebih.
1. Jagung
 Nama
: Zea mays
 Asal bahan
: pertanian (nabati)
 Karakteristik
sifat fisik
: biji jagung yang telah matang terdiri atas empat bagian utama, yaitu
perikarp, lembaga, endosperm, dan tip kap. Perikarp merupakan lapisan
pembungkus biji yang berubah cepat selama proses pembentukan biji.

Lembaga merupakan bagian yang cukup besar. Pada biji jagung tipe gigi
kuda, lembaga meliputi 11,5% dari bobot keseluruhan biji. Lembaga ini
sendiri sebenarnya tersusun atas dua bagian yaitu skutelum dan poros
embrio (embryonic axis). Endosperm merupakan bagian terbesar dari biji
jagung, yaitu sekitar 85%, hampir seluruhnya terdiri atas karbohidrat dari
bagian yang lunak (floury endosperm) dan bagian yang keras (horny
endosperm). Lembaga terdiri atas plumula, radikel, dan skutelum, yaitu
sekitar 10% dan perikarp 5%. Perikarp merupakan lapisan luar biji yang
dilapisi oleh testa dan lapisan aleuron. Lapisan aleuron mengandung 10%
protein. Setiap tip cap adalah bagian yang menghubungkan biji dengan
janggel. Lapisan aleuron, perikarp, dan lembaga mengandung protein
dengan kadar yang berbeda. Lembaga juga mengandung lemak dan
mineral.
sifat kimia
: biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada
endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh
bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa
campuran amilosa dan amilopektin. Kandungan gizi Jagung per 100 gram
bahan adalah: kalori : 355 kalori, protein : 9,2 gr, lemak : 3,9 gr,
karbohidrat : 73,7 gr, kalsium : 10 mg, fosfor : 256 mg, ferrum : 2,4 mg,

vitamin A : 510 SI, vitamin B1 : 0,38 mg, air : 12 gr.
 Proses Pengolahan
Produk Jagung Primer (Bahan Baku) : Jagung dapat disiapkan menjadi bahan setengah jadi
(primer) sebagai bahan baku industri. Bentuk produk ini umumnya bersifat

Heny Nurjanah
Manajemen Bisnis Unggas / PLJ 2015
kering, awet, dan tahan disimpan
lama, antara lain adalah beras
jagung, tepung, dan pati. Jagung
pipilan kering dapat diolah
menjadi bahan setengah jadi
(beras dan tepung). Pembuatan
beras jagung dengan
menggunakan alat proses
disajikan pada Gambar 1. Beras
jagung dapat ditanak seperti
layaknya beras biasa. Tepung
jagung dapat diolah menjadi berbagai makanan atau mensubstitusi terigu
pada proporsi tertentu, sesuai dengan bentuk produk olahan yang

diinginkan. Kandungan nutrisi biji jagung mengalami penurunan setelah
diolah menjadi bahan setengah jadi. Tepung jagung terbuat dari biji jagung
yang sudah dihaluskan dengan tepung penghalus jagung. Tepung jagung
ini mempunyai tekstur yang halus (bubuk) dan berwarna kuning cream.
Bau dari tepung jagung ini manis. Tepung ini berfungsi sebagai penghasil
energi dan mempunyai kandungan lisin dan protein yang lebih tinggi
daripada gandum. Tepung jagung ini merupakan bahan baku untuk
pembuatan pakan ternak. Pada proses pembuatan beras jagung terdapat
hasil sampingan berupa bekatul yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan.
2. Dedak padi
 Nama
 Asal bahan
 Karakteristik
sifat fisik

: Oryza sativa, biasa disebut dedak (bran), PK 2, Sparator (bekatul)
: pertanian (nabati)
: hasil panen padi dari sawah disebut gabah. Gabah tersusun dari 15-30%
kulit luar (sekam), 4-5% kulit ari, 12-14% katul, 65-67% endosperm dan

2-3% lembaga. Dedak merupakan limbah dalam proses pengolahan gabah
menjadi beras yang mengandung “bagian luar” beras yang tidak terbawa,
tetapi bercampur pula dengan bagian penutup beras itu. PK 2 adalah hasil
dari limbah penggilingan padi yang warnanya coklat susu, berbau tengik,
berteksur seperti tepung yang sangat lembut. PK 2 adalah salah satu bahan
baku untuk pembuatan pakan ternak yang berperan sebagai sumber energi
bagi ternak ruminansia. Bekatul merupakan hasil akhir proses penggilinan
padi yang penggilinganya berada di pabrik-pabrik. Tekstur dari bekatul
seperti bubuk halus yang lebih halus dari PK 2, berwarna coklat muda dan
berbau tengik. Bekatul berperan sebagai sumber energi bagi ternak non
ruminansia.

Heny Nurjanah
Manajemen Bisnis Unggas / PLJ 2015
sifat kimia

: berdasarkan mutu dedak padi, dapat dibagi dalam tiga kelas yaitu dedak
kasar, dedak lunteh (halus) dan bekatul. Kandungan nutrisi dedak adalah
PK 12%, lemak 13%, serat kasar 12%, abu 10,1%, 41,9% BETN. Dedak
kasar ini sebenarnya terdiri atas pecahan-pecahan kulit gabah yang masih

tercampur dengan sedikit bahan yang berasal dari berasnya sendiridan
berwarna kuning cerah. Dedak kasar yang sungguh-sungguh kering
mengandung rata-rata 10,6% air; 4,1% protein; 32,4% BETN; 35,3% serat
kasar; 1,6% lemak; 16% abu, kadar protein dapat dicerna 2,8% dan
martabat patinya 19%.
 Proses Pengolahan: Padi harus segera dikeringkan untuk menghindari pertumbuhan kapang
yang dapat menyebabkan warna kuning.
Pengeringan dapat dilakukan dengan memakai
sinar matahari (penjemuran dengan menggunakan
tikar, tampah, lamporan), pengering buatan dan
pengering surya. Cara penggabahan antara lain
diinjak-injak, dipukulkan, ditumbuk,
menggunakan pedal thresner dan mesin perontok.
Penggilingan adalah proses pemisahan sekam dan
kulit luar kariopsis dari biji padi agar diperoleh
beras yang dapat dikonsumsi. Terdapat berbagai
jenis teknologi/alat yaitu penumbukan
(lesung/kincir air), penggilingan tipe Engelberg,
Rice Milling Unit (RMU) dan penggilingan padi
besar.

Perontokan padi : Alat yang digunakan adalah
rontogan; bahannya gabah, padi gedengan, “hencak”;
sehingga dihasilkan gabah kotor (kotoran: potpngan
merang, kerikil, bubuk jenteng, pasir, paku/logam, dan
lain- lain).
Pembersihan gabah kotor : Alat yang digunakan adalah
ayakan goyang (paddy cleaner/ hongkwl gabah),
saringan kasar (batu, kerkil, paku, dan lain-lain), saringan halus (pasir) serta penarik logam;
bahannya gabah kotor; sehingga dihasilkan gabah bersih.
Pemecahan kulit (husking) : Alat yang digunakan
adalah pemecah kulit tipe silinder; bahannya gabah; sehingga dihasilkan
beras pecah kulit, sebagian kecil gabah utuh yang lolos, lolosan (pesak
halus bercampur dedak dan menir), serta sekam.

Heny Nurjanah
Manajemen Bisnis Unggas / PLJ 2015
Pemisahan pesak : Alat yang digunakan adalah husk separator (hongkwl
pesak), saringan pesak, dan saringan lolosan; bahannya beras pecah kulit,
sekam, lolosan; sehingga dihasilkan beras pecah kulit bersih, dan gabah.
Pemisahan gabah (paddy separation) : Alat yang digunakan adalah paddy

separator atau disebut gedongan; prinsipnya adalah perbedaan bobot jenis
antara beras pecah kulit dan gabah, serta kehalusan permukaan gabah dan
beras pecah kulit. Pada permukaan miring, beras pecah kulit akan cepat
turun, sementara gabah terdesak ke atas; dibuat kamar-kamar. Pada proses
ini dihasilkn dedak yang akan dijadikan bahan baku pembuatan pakan
unggas.
3. Onggok
 Nama
 Asal bahan
 Karakteristik
sifat fisik

: Manihot esculenta
: pertanian (nabati)

: onggok berasal dari ubi kayu yang merupakan limbah dari air pati
pembuatan tepung tapioka. Onggok mempunyai warna putih tulang,
bertekstur seperti tepung dan tidak berbau.
sifat kimia
: onggok berperan sebagai sumber energi bagi ternak karena mengandung

karbohidrat yang tinggi. nilai gizi yang terkandung pada onggok adalah
protein lemak 2,3%,air 20,31%,dan abu 4,4%. Onggok merupakan bahan
baku untuk pembuatan pakan ternak terutama pakan unggas.
 Proses Pengolahan: Pemarutan ketela pohon merupakan suatu proses untuk memecahkan
dinding sel pada umbi ketela pohon agar butir tepung/pati
yang terdapat di dalam ketela pohon tersebut dapat diambil.
Setelah proses pemarutan dilakukan, hasil parutan dicampur
dengan air kemudian diperas dan disaring. Mekanisme
Pemarutan yang umumnya dipakai untuk proses pemarutan
ada dua macam. Pertama adalah menggunakan parut
berputar. Pada proses pemarutan ini, ketela pohon yang
telah dikupas diparut dengan menggunakan silinder
berparut, yang mendesak pada celah dengan jarak tertentu.
Silinder berparut diputar dengan menggunakan motor pada
kecepatan putar tertentu.
Sistem ini dipakai pada proses pemarutan mekanis. Sedangkan yang kedua
menggunakan pemarut manual atau pemarut tetap. Pada proses pemarutan
ini, pemarutan menggunakan plat yang terbuat dari stainless steel, yang
memiliki gigi parut yang berbentuk seperti paku tajam. Gigi parut ini akan
menyayat ketela pohon sehingga menjadi butiran/sayatan yang halus.

Untuk pemarut manual yang bahannya menggunakan plat stainless steel,

Heny Nurjanah
Manajemen Bisnis Unggas / PLJ 2015
gigi parut berasal dari bahan itu sendiri yang disayat, sehingga lembaran
yang disayat tersebut berbentuk seperti paku-paku tajam.
Setelah proses pemarutan dilakukan, hasil parutan dicampur dengan air
kemudian diperas dan disaring. Mekanisme Pemerasan dan Penyaringan
proses pengambilan tepung tapioka dari parutan ketela pohon yang sudah
dicampur dengan air. Hasil dari proses pemerasan dan penyaringan ini
berupa campuran antara air dan tepung tapioka. Campuran ini kemudian
diendapkan. proses pemerasan dan penyaringan menggunakan system
ayakan atau saringan.
Parutan ketela pohon yang sudah dicampur air diletakkan di atas saringan
tersebut,kemudian diperas atau digilas perlahan sehingga campuran tepung
tapioka dan air akan jatuh kebawah, terpisah dari ampasnya. Cara
penyaringan kedua menggunakan system screw, yang terdiri dari sebuah
screw yang ada dalam silinder (dinding screw). Screw diputar sehingga
mendorong parutan ketela pohon yang dicampur air, yang berada diantara
screw dan silinder. Parutan ketela pohon yang dicampur air, masuk dari

hopper yang ada di salah satu ujung screw,berpindah bersamaan dengan
gerakan screw, dan keluar pada ujung lain dari screw (bagian keluaran).
Ampas hasil penyaringan tersebut kemudian dijemur atau dikeringkan
menggunkan oven hingga membentuk tepung onggok yang akan
dikirimkan ke industri pengolahan pakan ternak
4. Molase (tetes tebu)
 Nama
:Saccharum. L
 Asal bahan
: pertanian (nabati)
 Karakteristik
sifat fisik
: mollase berasal dari limbah hasil ikutan dari proses penggilingan tebu
untuk dijadikan gulaBertekstur solid, berwarna coklat kehitaman dan
beraroma manis. Sebagai pengontrol debu pada bahan pakan kering.
sifat kimia
: kandungan gula dalam tetes mencapai 77%, serta mengandung protein
kasar sebesar 3,5%.
 Proses pengolahan : molase dari tebu dapat dibedakan menjadi 3 jenis. Molase kelas 1 , kelas
2 dan black strap. Molase kelas 1 didapatkan saat pertama kali jus tebu

dikristalisasi. Saat dikristalisasi terdapat sisa jus yang tidak mengristal dan
berwarna bening. Maka sisa jus ini langsung diambil sebagai molase kelas
1. Kemudian molase kelas 2 atau biasa disebut dengan ”Dark” diperoleh
saat proses kristalisasi kedua. Warnanya agak kecoklatan sehingga sering
disebut juga dengan istilah ”Dark”. Dan molase kelas terakhir, Black Strap
diperoleh dari kristalisasi terakhir. Warna black strap ini memang
mendekati hitam (coklat tua) sehingga diberi nama ”Black Strap” sesuai
dengan warnanya. Black strap ternyata memiliki kandungan zat yang

Heny Nurjanah
Manajemen Bisnis Unggas / PLJ 2015
berguna. Zat-zat tersebut antara lain
kalsium, magnesium, potasium, dan
besi. Black strap memiliki kandungan
kalori yang cukup tinggi, karena terdiri
dari glukosa dan fruktosa. Berbagai
vitamin terkandung pula di dalamnya
dan digunakan untuk suplemen
makanan ternak.
Pengglingan : tebu setelah ditebang,
dikirim ke stasiun gilingan untuk
dipisahkan antara bagian padat (ampas)
dengan cairannya yang mengandung
gula (nira mentah). Alat penggiling tebu yang digunakan di pabrik gula
berupa suatu rangkaian alat yang terdiri dari alat pengerja pendahuluan
(Voorbewer keras) yang dirangkaikan dengan alat giling dari logam. Alat
pengerja pendahuluan terdiri dari Unigator Mark IV dan Cane knife yang
berfungsi sebagai pemotong dan pencacah tebu. Setelah tebu mengalami
pencacahan dilakukan pemerahan nira untuk memerah nira digunakan 5
buah gilingan, masing-masing terdiri dari 3 rol dengan ukuran 36”X64”
Pemurniaan nira : Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk proses
pemurnian gula yaitu cara defekasi, sulfitasi dan karbonatasi. Pada
umumnya pabrik gula di indonesia memakai cara sulfitasi. Cara sulfitasi
menghemat biaya produksi, bahkan pemurnian mudah di dapat dan gula
yang dihasilkan adalah gula putih atau SHS (Superieure Hoofd Sumber).
Proses ini menggunakan tabung defekator, alat pengendap dan saringan
Rotary Vacuum Filter dan bahan pemurniannya adalah kapur tohor dan gas
sulfit dari hasil pembakaran. Mula-mula nira mentah ditimbang,
dipanaskan, direaksikan dengan susu kapur dalam defekator, kemudian
diberi gas SO2 dalam peti sulfitasi, dipanaskan dan diendapkan dalam alat
pengendap. Nira kotor yang diendapkan kemudian disaring menggunakan
Rotery Vaccum Filter. Dari proses ini dihasilkan nira jernih dan endapan
padat berupa blotong. Nira jernih yang dihasilkan kemudian dikirim
kestasiun penguapan. Nira jernih masih banyak mengandung uap air.
Untuk menghilangkan kadar air dilakukan penguapan (evaporasi).
Dipabrik gula penguapan dilakukan dengan menggunakan beberapa
evaporator dengan sistem multiple effect yang disusun secara
interchangeable agar dapat dibersihkan bergantian. Evaporator bisanya
terdiri dari 4-5 bejana yang bekerja dari satu bejana sebagai uap pemanas
bejana berikutnya. Total luas bidang pemanas 5990m2 vo.

Heny Nurjanah
Manajemen Bisnis Unggas / PLJ 2015
Dalam bejana Nomor 1 nira diuapkan dengan menggunakan bahan
pemanas uap bekas secara tidak langsung. Uap bekas ini terdapat dalam
sisi ruang uap dan nira yang diuapkan terdapat dalam pipa-pipa nira dari
tombol uap. Dari sini, uap bekas yang mengembun dikeluarkan dengan
kondespot. dalam bejana nomor 2, nira dari bejana nomor 1 diuapkan
dengan menggunakan uap nira dari bejana penguapan nomor 1. Kemudian
uap nira yang mengembun dikeluarkan dengan Michaelispot. Di dalam
bejana nomor 3, nira yang berasal dari bejana nomor 2 diuapkan dengan
menggunakan uap nira dari bejana nomor 2. Demikian seterusnya, sampai
pada bejana terakhir merupakan nira kental yang berwarna gelap dengan
kepekatan sekitar 60 brik. Nira kental ini diberi gas SO2 sebagai belancing
dan siap dikristalkan. Sedangkan uap yang dihasilkan dibuang ke
kondensor sentral dengan perantara pompa vakum.
Kristalisasi : nira kental dari sari stasiun penguapan ini diuapkan lagi
dalam suatu pan vakum, yaitu tempat dimana nira pekat hasil penguapan
dipanaskan terus-menerus sampai mencapai kondisi lewat jenuh, sehingga
timbul kristal gula. Sistem yang dipakai yaitu ABD, dimana gula A dan B
sebagai produk,dan gula D dipakai sebagai bibit (seed), serta sebagian lagi
dilebur untuk dimasak kembali. Pada ketiga proses kristalisasi ini
terbentuklah limbah gula yang disebut molasses.
B. Sumber protein
Golongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak yang memiliki kandungan
protein minimal 20% (berasal dari hewan atau tanaman).
1. Tepung ikan (fish meal)
 Nama
:Thunnini (jenis ikan yang biasa dijadikan tepung ikan)
 Asal bahan
: perikanan (hewani)
 Karakteristik
sifat fisik
: tepung mempunyai tekstur yang lembut menggumpal, warna kuning
kecoklatan, bau seperti bau pelet ikan.
sifat kimia
: bahan kering 93%, air 7 %, abu 17,93%, lemak kasar 6,89%, protein
kasar 59,58%, serat kasar 4,48%, ETN 4,12%. Tepung ikan yang
dimanfaatkan sebagai pakan ternak harus distabilkan dengan antioksidan
seperti ethoxyquin untuk mencegah minyak menjadi tengik.
 Proses pengolahan : Sebagian besar proses pembuatan tepung ikan melalui tahap pemanasan,
pengepresan, pengeringan dan penggilingan menggunakan mesin yang telah dirancang
sebelumnya. Meskipun prosesnya sederhana, akan tetapi pada prinsipnya membutuhkan
keterampilan dan pengalaman khusus untuk menghasilkan produk tepung ikan dengan mutu
tinggi.

Heny Nurjanah
Manajemen Bisnis Unggas / PLJ 2015
Pemanasan (Cooking) : Ketika ikan dipanaskan, sebagian besar air dan
minyak akan hilang. Alat pemanas yang saat ini
banyak digunakan berbentuk silinder uap air
yang tertutup dimana ikan dipindahkan
menggunakan alat berbentuk sekrup. Beberapa
alat pemanas juga dilengkapi dengan fasilitas
steam. Alat pemanas dalam industri dapat
menampung sekitar 16 sampai 1600 ton bahan
baku ikan segar per 24 jam. Jika pemanasan
kurang, maka hasil pressing nantinya tidak
memuaskan dan pemanasan yang terlalu
berlebihan dapat menyebabkan ikan terlalu halus
untuk dipress. Bahan baku ikan segar tidak dilakukan pengeringan
selama tahap proses pemanasan. Pemanasan biasanya dilakukan pada
suhu 95oC sampai 100 oC dalam waktu 15 sampai 20 menit. Beberapa
perusahaan yang bergerak dalam pembuatan tepung ikan, menggunakan
suhu 95 oC.
Pressing : Pada tahap ini terjadi pemindahan sebagian minyak dan air.
Ikan berada dalam tabung yang berlubang, hal tersebut dilakukan untuk
meningkatkan tekanan dengan bantuan sekrup. Campuran air dan minyak
yang diperoleh ditekan keluar melalui lubang dan bahan bentuk padat
seperti dalam pembuatan kue sebagai hasil akhir dari proses pressing.
Selama proses pressing, kadar air menurun dari 70% menjadi 50% dan
minyak menurun sekitar 4 %.
Pressing Liquor : Setelah dilakukan penyaringan untuk memisahkan
material kasar dan material yang padat, kemudian material yang padat
dan keras ini dilakukan pressing secara terus menerus dan disentrifugasi
untuk memindahkan minyak. Minyak yang diperoleh kadang-kadang
disuling yaitu proses yang dilakukan sebelum dimasukkan kedalam
tangki penyimpan. Minyak yang disuling adalah minyak yang dapat
dimanfaatkan dan digunakan dalam industri pembuatan minyak goreng
dan margarin. Bagian cair dari proses pressing liquor dikenal dengan
nama stickwater yang berisi material yang telah dihancurkan yang
beratnya sekitar 9% dari total padatan. Material ini sebagian besar berupa
protein dan stickwater terdiri dari sekitar 20% dari total padatan. Material
terbentuk kembali akibat penguapan stickwater sampai berbentuk sirup
yang terdiri dari 30 sampai 50 % padatan dan kadang-kadang dijual
sebagai ikan padat yang dilarutkan. Pada umumnya produk hasil pressing
liquor jika dipress kembali dan dikeringkan maka akan berbentuk tepung.

Heny Nurjanah
Manajemen Bisnis Unggas / PLJ 2015
Pengeringan : Meskipun pada prinsipnya caranya sederhana, akan tetapi
membutuhkan keterampilan dalam melakukan proses pengeringan yang
baik. Jika tepung tidak dikeringkan maka dapat menyebabkan tumbuhnya
jamur atau bakteri. Dan jika pengeringan dilakukan secara berlebihan
maka akan mengakibatkan nilai nutrisi yang dikandungnya dapat
menurun. Ada dua jenis alat pengering, yaitu alat pengering langsung
dan alat pengering tidak langsung. Pengeringan langsung menggunakan
suhu yang sangat panas, yaitu sampai 500oC. Metode ini membutuhkan
waktu yang singkat, tapi akan menyebabkan kerusakan yang lebih tinggi
jika prosesnya tidak dilakukan secara hati-hati. Tepung sebaiknya tidak
dipanaskan pada suhu yang sangat tinggi, karena penguapan air yang
cepat menyebabkan kondisi ikan mendingin, secara normal produk
dipanaskan pada suhu 100oC. Pada umumnya alat pengering berbentuk
seperti tabung uap air dengan steam untuk mengeringkan tepung.
Sebagian besar bau tidak sedap pada industri pengolahan berasal dari alat
pengering.
Penggilingan dan Pengemasan : Langkah terakhir yang dilakukan
dalam pembuatan tepung ikan adalah penggilingan untuk memecahkan
gumpalan-gumpalan atau partikel dari tulang dan dilakukan pengemasan
tepung ikan untuk selanjutnya dilakukan penyimpanan di dalam silo. Dari
tempat industri pengolahan tepung ikan, tepung ikan yang sudah siap jual
kemudian ditransportasikan.
2. Bungkil kedelai (soybean meal)
 Nama
:Gycine (L) Merr.
 Asal bahan
: pertanian (nabati)
 Karakteristik
sifat fisik
: bungkil kedelai merupakan limbah dari pembuatan minyak kedelai
berupa butiran kedelai yang sudah diambil minyaknya yang sudah
dikeringkan. Bewarna coklat muda, mempunyai tekstur yang kasar dan
berbau gurih agak sedikit manis. Bungkil kedelai berperan sebagai sumber
protein nabati.
sifat kimia
: bungkil kedelai memiliki kandungan zat nutrisi yaitu 4,9% abu, 16,6%
lemak kasar, 60% serat kasar, 26,1% BETN dan 32,4% protein kasar.
 Proses pengolahan :Mula-mula kedelai disortasi untuk memilih kedelai yang baik, membuang
benda asing dan kedelai yang rusak atau pecah. Benih yang baik adalah
berukuran besar, tidak cacat, berwarna seragam (putih, kekuningkuningan). Biji kedelai terdiri dari 7,3% kulit, 90,3% kotiledon (isi atau
“daging” kedelai) dan 2,4% hipokotil. Kemudian kedelai direndam selama
8 – 16 jam, dan direbus 30 menit. Setelah itu, kedelai ditiriskan dan
dipisahkan kulitnya.

Heny Nurjanah
Manajemen Bisnis Unggas / PLJ 2015
Proses pengupasan secara tradisional memiliki
beberapa permasalahan seperti kerugian terhadap
waktu serta kualitas kupasan yang kurang
maksimal. Perancang mesin pengupas kulit ari biji
kacang kedelai disertai mekanisme pemisah antara
biji dan kulit arinya bertujuan untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas proses pengupasan. Mesin ini
menggunakan sistem gesek dalam proses
pengupasan, dimana pengupasan terjadi akibat
adanya gesekan antara dua batu gerinda sebagai
bidang gesek dengan biji kedelai. Proses pemisahan
biji dengan kulitnya menggunakan media air yang mengalir. Kemudian
dikeringkan dengan dijemur atau menggunakan oven dengan suhu 50 –
60OC. Pada umumnya pengeringan kedelai di Indoneseia dilakukan dengan
cara menjemur dibawah sinar matahari. Cara ini mempunyai beberapa
kelemahan salah satunya yaitu, sangat tergantung pada keadaan cuaca.
Salah satu cara untuk mengatasi kelemahan tersebut adalah dengan
menggunakan mesin pengering diantaranya mesin pengering tipe bak.
Salah satu keuntungan penggunaan mesin pengering adalah dapat
diaturnya kondisi pengeringan sesuai dengan yang dikehendaki.
Hasil gilingan kedelai yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk
mendapatkan minyak kedelai dengan melakukan pengolahan lebih lanjut.
Dari pembuatan minyak kedelai dihasilkan bungkil kedelai tanpa kulit
dengan kadar protein 40 – 50 persen. Bungkil ini dapat dibuat tepung dan
digunakan dalam industri sebagai bahan formulasi pakan ternak.
3. Bungkil kelapa sawit (coconut palm)
 Nama
:Gycine (L) Merr.
 Asal bahan
: pertanian (nabati)
 Karakteristik
sifat fisik
: Teksturnya menyerupai serbuk dan berbau apek serta mempunyai warna
coklat tua.
sifat kimia
: Bunkil kelapa sawit ini berperan sebagai sumber protein nabati.
 Proses pengolahan: Buah sawit bergerombol di tandannya dan setiap tandan terdapat 1.500
buah sawit. Cara memanen kelapa sawit yang benar ialah dengan memotong langsung
tandannya dengan galah yang panjang kemudian dibawa ke pabrik pengolahan. TBS atau
Tandan Buah Sawit dimasukkan bersama-sama kedalam oven untuk dipresto. Dikukus dengan
uap yang diberi tekanan dalam waktu 1,5 jam. Pemanasan dengan uap bertujuan untuk
mengurangi kadar air buah sawit sehingga bagian kulit sedikit terlepas dari bagian buah dan
bagian buah dari bijinya. Demikian pula antara buah dengan tandannya juga lebih mudah
lepas. Selain membunuh mikroba dan bakteri, proses sterilisasi ini juga akan mematikan

Heny Nurjanah
Manajemen Bisnis Unggas / PLJ 2015
enzim lipolitik buah sawit sehingga kadar asam lemak
bebasnya lebih stabil. Buah sawit telah siap diperas
minyaknya, tetapi terlebih dulu harus dipisahkan dari
tandannya.
Buah sawit dan tandanny harus diayak
dulu di mesin thresher yang cara
kerjanya membanting tandan dari
atas ke bawah sehingga buah
sawitnya rontok. Kandungan minyak
sawit terletak pada bagian buah dan
bijinya, Di dalam mesin yang disebut
dengan extraction machine buah
kelapa sawit di tekan sedemikian
rupa sehingga penyet dan memaksa keluar kandungan minyaknya.
4. Tepung bulu, tepung darah dan tepung tulang (feather meal, blood meal, bone meal)
 Asal bahan
: hewani
 Karakteristik
sifat fisik
: tepung bulu memunyai tekstur menyerupai serbuk dan berbau apek serta
mempunyai warna coklat tua. Tepung darah merupakan bahan baku pakan
yang berasal dari limbah RPH atau tempat penjagalan berupa darah.
Teksturnya halus seperti tepung karena melalui proses penggilingan,
mempunyai warna merah kecoklat-coklatan dan berbau arus.
sifat kimia
: tepung bulu dimanfaatkan sebagai sumber protein hewani dan kaya akan
protein hewani dan asam amino esensial.kandungan proteinya 85%, lemak
2,5% , Ca 0,5%, P 0,32% dan serat kasar 1%. Tepung darah dipakai karena
kadar protein kasar yang tinggi dan kaya akan asam amino lisin, tapi
tingkat palatable agak kurang, disamping tingkat tercerna yang rendah
artinya sebagaian besar terbuang karena sulit dicerna, maka pengguaanya
harus dikombinasikan dengan bahan lain dengan tingkat pemakaian 3-5%
saja. Kandungan proteinya 85%. Fungsi utama tepung tulang dalam
ransum pakan untuk memenuhi kebutuhaan akan Fosfor. Tapi senyawa
yang terkandung masih banyak lagi seperti Ca, K, Na, Mg, Mn dst,dengan
tingkat pemakaian dalam ransum 1 – 2 %. Tepung tulang Specal Steamed
Ca : 29 % dan P : 14 %. Tepung tulang Steamed Ca : 24 % dan P : 12 %
 Proses pengolahan: pada pembuatan tepung darah bahan di ambil dari RPH atau tempat
penjaggalan, darah yang masih segar beri sedikit garam agar cepat menggumpal, lalu masak
dalam panci hingga hingga berubah warna dari merah menjadi coklat. Angkat lalu iris tipis
tipis lalu di jemur baru di giling.

Heny Nurjanah
Manajemen Bisnis Unggas / PLJ 2015
Tepung bulu merupkan bahan baku

pakan berasal dari limbah
pemotongan unggas berupa bulu
yang pembuatanya melalui
penyucian, penjemutan, pengovenan
dan terakhir penggilingan sehingga
menjadi tepung bulu. kondisi bulu
ayam yang akan di proses dalam
kondisi bersih dan kering kita dapat
mulai merebus bulu ayam
menggunakan tekanan 1 - 1,5 atm
(atmosfer) dengan durasi waktu 1 - 2
jam . Setelah selesai melakukan perebusan atau presto tiriskan sisa-sisa
uap air, tunggu hingga dingin sambil di angin-anginkan. ketika bulu ayam
sudah dingin lanjutkan dengan menggiling hingga halus menjadi tepung.
Tahap berikutnya adalah menjemur atau mengeringkan tepung bulu
dengan suhu 60°C untuk mengurangi kadar air. Cara mengolah bulu ayam
dengan proses presto terlebih dahulu, dapat meningkatkan kadar kecernaan
serta mempermudah proses penggilingan.
Cara membuat tepung tulang, bersihkan tulang dari darah, lemak dan sisa
daging,tanah dan kotoran yang lain. Masukan dalam tabung Digester
berupa tangki tertutup berdinding lapis dua, atau pakai alat presto. Setelah
bersih tulang di keringkan atau oven selama 3 jam. Setelah kering
masukan dalam mesin Circular Mill atau Hammer Mill atau alat penumbuk
lain. Jika masih kurang halus giling dengan mesin penepung lalu ayak agar
partikel yang masih besar untuk di buang. Tinggal di kemas untuk di pakai
sendiri atau di pasarkan.
5. Ampas kecap (dregs of ketchup)
 Nama
: kedelai hitam (Glycine max (L) Merrit)
 Asal bahan
: pertanian (nabati)
 Karakteristik
sifat fisik
: Teksturnya menyerupai serbuk dan berbau apek serta mempunyai warna
coklat tua.
sifat kimia
: Bunkil kelapa sawit ini berperan sebagai sumber protein nabati.
 Proses pengolahan : kedelai dicuci hingga bersih lalu rendam dalam 3 liter air ( ± 12 jam ).
Setelah itu masukkan kedelai kedalam karung lalu injak-injak sehingga biji kedelai terbelah
dua, atau dapat juga memakai mesin giling tipe cakram. Biji kedelai yang sudah terbelah ini
dicuci bersih. Rebus kedelai dalam air mendidih selama 40 menit atau 60 menit hingga lunak.
Lalu tiriskan dan dinginkan. Beri ragi tempe dan campur sampai merata pada permukaan
kedelai. Diamkan selama kurang lebih 3 -5 hari. Setelah jamur putih tumbuh merata pada

Heny Nurjanah
Manajemen Bisnis Unggas / PLJ 2015
kedelai, pisahkan biji-biji kedelai menggunakan tangan.
Jemur sampai agak kering. Rendam dalam larutan garam
selama 3 sampai 4 minggu didalam suhu ruang. Maksimal
proses penggaraman selama 2 bulan. Tuang air bersih,
kemudian masak hingga terlihat mendidih. Lantas angkat
dan saring. Tambahkan gula merah serta bumbu pada hasil
saringan, kecuali daun jeruk dan daun salam. Giling sampai
halus dan merata. Masak hasil gilingan tersebut sambil
diaduk-aduk. Ketika sudah mendidih dan buihnya hilang
lalu angkat dan dinginkan. Saring larutan menggunakan
kain saring, sehingga ampas-ampasnya terangkat. Ampas
tersebut dijemur dan menjadi tepung ampas kecap yang
siap diolah menjadi bahan pakan ternak.
C. Sumber Vitamin
Golongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan
ternak yang memiliki kandungan vitamin yang tinggi (berasal
dari hewan atau tanaman).
1. Premix vitamin
 Nama
 Asal bahan
 Karakteristik
sifat fisik

: premix A
: kimiawi

: memiliki bau yang khas obat karena berasal dari bahan-bahan kimia
sehingga memiliki rasa pahit bila dimakan.
sifat kimia
: komposisi zat-zat makanan pada premix A adalah sebagai berikut :
vitamin A: 10.000.000 IU, vitamin B12 : 4.000 mg, vitamin D : 1.000.000
IU, DL-Metionin : 227.000 mg, vitamin E : 7.000 mg, antioxidant :
125.000 mg, vitamin K3 : 1.000 mg, Mg : 50.000 mg, vitamin B1 : 1.000
mg, Fe: 10.000 mg, vitamin B2 : 6.000 mg, Cu : 2.000 mg, vitamin B6 :
500 mg, Mn : 15.000 mg, Niacin : 10.000 mg, Zn : 10.000 mg,
Panthothenic acid : 500 mg, I : 100 mg, Choline cloriene : 10.000 mg.
Penggunaan premix dalam ransum hanya sebesar 0,4%.
 Proses pengolahan : Siapkan wadah untuk menyimpan premix2. Timbang wadah dan premix
(macam-macam vitamin dan mineral) yang jumlahnya sedikit
menggunakan timbangan duduk kemudian dikemas.
D. Sumber Mineral
Golongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak yang memiliki kandungan
mineral tinggi.
1. Tepung batu kapur (limestone flour)
 Asal bahan
: kimiawi
 Karakteristik

Heny Nurjanah
Manajemen Bisnis Unggas / PLJ 2015
sifat fisik

: memiliki ciri-ciri berwarna putih kapur,tidak berbau dan teksturnya
berbentuk tepung. Batu kapur berperan sebagai sumber mineral dan
termasuk bahan baku untuk pembuatan pakan ternak.
sifat kimia
: Komposisi zat-zat makanan pada premix A adalah sebagai berikut :
vitamin A: 10.000.000 IU, vitamin B12 : 4.000 mg, vitamin D : 1.000.000
IU, DL-Metionin : 227.000 mg, vitamin E : 7.000 mg, antioxidant :
125.000 mg, vitamin K3 : 1.000 mg, Mg : 50.000 mg, vitamin B1 : 1.000
mg, Fe: 10.000 mg, vitamin B2 : 6.000 mg, Cu : 2.000 mg, vitamin B6 :
500 mg, Mn : 15.000 mg, Niacin : 10.000 mg, Zn : 10.000 mg,
Panthothenic acid : 500 mg, I : 100 mg, Choline cloriene : 10.000 mg.
Penggunaan premix dalam ransum hanya sebesar 0,4%.
 Proses pengolahan : deposit berupa batu gamping yang membentuk bukit biasa dipecah atau
ditambang dalam bentuk bongkahan. Bongkahan ini kemudian diolah
melalui proses pengecilan ukuran (crushing, grinding dan milling),
sehingga diperoleh produk dalam bentuk tepung dengan ukuran partikel di
atas 60 mesh. Setelah dikemas dengan ukuran kemasan 50 kg, tepung ini
dijual berupa kapur pertanian (Kaptan), kapur tohor (CaO), pupuk dolomit
atau batu kapur (CaCO3).
2. Garam (salt)
 Asal bahan
: kimiawi
 Karakteristik
sifat fisik
: bahan pakan ternak( berupa bahan additif) yang berasal dari air laut yang
melalui proses evaporasi dan di keringkan di bawah sinar matahari.
Berwarna putih, berbau amis, dan teksturnya padat. Berperan sebagai
sumber mineral bagi ternak
sifat kimia
: kandungan mineral yang terdapat dalam garam yaitu yodium, phosphor,
cobalt, kalsium, kalium, zinc atau seng, sulfur atau belerang, chlor,
magnesium, mangaan, tembaga, natrium / Na, flour.
 Proses pengolahan : tong berisi pasir dan salah satu sudut dilubangi untuk air laut untuk tahap
penyulingan. Masukkan air laut perlahan ke dalam tong berisi pasir laut.
Kemudian, penyulingan air dari tong berisi pasir laut dikumpulkan ke
dalam ember. menuangkan air ke penyulingan ini ke kotak berbentuk
panjang dengan kedalaman dari 1 telunjuk agar cepat kering. Kemudian
dijemur di bawah terik sinar matahari. Pada proses pengeringan ini, air
akan menguap dan tingkat air menjadi rendah karena menguap,
meninggalkan ruang butir - butir garam murni siap panen.
3. Tepung kulit kerang (flour shells)
 Asal bahan
: hewani
 Karakteristik
sifat fisik
: tepung kulit kerang memiliki warna hitam keabuan, berbau amis karena
termasuk dalam hewan laut dan memiliki rasa asin.

Heny Nurjanah
Manajemen Bisnis Unggas / PLJ 2015
sifat kimia

: tepung kulit kerang digunakan sebagai sumber kalsium yang penting
untuk unggas pedaging dan unggas yang sedang bertelur dengan kadar
kalsium yang cukup besar yaitu 38% dan kandungan nutrien lainya yaitu
1,2% BETN, 46,7% PK, dan 86% BK.
 Proses pengolahan : Cara pembuatan grit tepung kerang pertama-tama kerang dibersihkan
terlebih dahulu dari kotoran-kotoran yang melekat, kemudian kerang
dipisahkan antara isi dengan cangkangnya agar memudahkan proses
selanjutnya Setelah dipisahkan kerang tersebut dikeringkan,
pengeringannya ada dua cara yaitu dikeringkan dengan sinar matahari atau
dengan cara dioven. Setelah kering kemudian dihaluskan dengan
mengunakan penggiling dengan syarat sebelum digiling kerang minimal
harus hancur atau tidak utuh untuk memudahkan proses selanjutnya atau
dengan cara lain ditumbuk atau di mortar sampai halus sehingga menjadi
tepung kerang yang halus
E. Zat aditif
Golongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak yang ditambahkan
kedalam pakan ternak.
1. Temulawak (ginger)
 Nama
: Curcuma xanthorrhiza
 Asal bahan
: nabati
 Karakteristik
sifat fisik
: berwarna kuning (orange), bau khas temulawak dan rasa pahit
sifat kimia
: mengandung zat antinutrisi berupa mimosin
 Proses pengolahan : bersihkan temulawak, lalu kupas hingga kulitnya tak
tersisa hancurkan
temulawak dengan dicincang, diulek, atau ditumbuk.
Kemudian dijemur untuk dijadikan tepung.
2. Kunyit (turmeric)
 Nama
: Zingiberaceae marga curcuma
 Asal bahan
: nabati
 Karakteristik
sifat fisik
: berwarna kuning (orange), bau khas temulawak dan rasa pahit
sifat kimia
: nilai nutrisi kunyit per 78 gr adalah kalsium 74 gr, fosfor 78 gr, besi 3,3
mg, kalori 63 Cal, protein 2 gr, karbohidrat 9,1 gr, air 84,9 g
 Proses pengolahan : kunyit itu di bersihkan dulu kemudian di rebus (agar saat ditumbuk tidak
keras) kemudian di iris-iris dan jemur sampai kering dan di tumbuk/
digiling menjadi tepung.