Hakikat Fitrah Manusia dan Implikasinya

Volume )00(lwNomor UJuli - Desember 2010

Jurnal llmu-ilmu Keislaman
Jajang A. Rohmana
Yang Sakral dan Profan

Titins

Mengenal, Makna Pendi dikan Kar aktir
P endi dik

an A gam a

Pendi dikan

a.* *frfr, ffi

i;tll;rl

Aktrtaq#;*


ilffi,,*

Tatang S.
Materi Pendidikan yang Terkandung dalam AL-Qui' an

Hakikat ,rrrflr:t)rYi
flerman
Manaj emen Bimbingan y ang Memandinkan

Taqnin Pidana Islam sebagai

Svahrul Anwar
Hukum

Proses Penegakan

Ara Hidayat
Pemasaran I as a Pendidikan Madr ai ah,

Menguatkan Kembati Pendidik


r

rliulg#l

uNrvERsrTAs rsLAM NEGERI (UlN)
SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

Mimhor Studi
Jurnal llmu-ilmu Keislaman
Volume XXXIV, Nomor 2, Juli - Desember

20lO
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

DAFTAR ISI

r33-152

Jojong A. Rohmono

Yong Sokro/ don Prof on
Titing

Mengeno I Makno
I 65-17 4

r

75-1 90

P

endidikon Karokter

Anos Amorulloh
Pendidikon Agoma dan Morol Mosyorokot

Nok Nosiboh
Pendidikon Akhloq dolqm Keluorgo Bogi Anok Usio Dini
Tolong S.

Moteri Pendidiko n yong Terkondung dolom A/-Qur'on

201-218

A. Yunus
Hokikat Fitroh Monusio don lmplikosinyo dqlom Pendidikon

219-226

Hermon

Monoiemen Bimbingan yang Memqndirikon Perspeklif Kecokapon Hidup
227-242

Syohrul Anwor
Toqnin Pideno lslom sebogoi Proses Penegokon Hukum

243-258

Aro Hidqyqt

Pemosoron Joso Pendidikon Modrosoh

259-272

Yuningsih
Menouotkon Kembo/i Pendidikon

K

n don MorolAnok Didik

HAKIKAT FITRAH MANUSIA
DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN
A. Yunus
(Dosen Universitas Majal.engka, Jawa Barat. )

Abstraksi
Dalam Islam, fitrah mempunyai makna bahwa manusia mempunlai bakat-bakat bawaan atau
keturunan, meskipun semua itu merupakan potensi yng mengandung berbagai kemungkinan,
dan karena masih merupakan potensi maka fitrah itu belum berarti bagt kel,Lidupan manusia

sebelum dikembangkan, didayagunakan dan diaktualisasikan. Maka sebagaimana bentuk
mengembangkanny a ial"ah melalui proses pendidikan.
Kata-kata kunci; Fitrah, Manusia, Pendidikan

Abstract

In Islam, fitrah has a meaning that humans haqte innate tabnx or descent, even though all it is a
potencial that contairc a variety of possibilities, and because there is potential
for tlw disposition
was nat meanc for human life before it developed, utilized and acualized. So as the form is
deueloped through"

th"e

educational process.

Key words. Fitrah, Human, Education

A.


PENDAHULUAN
Manusia merupakan suatu entitas

yang unikr. Keunikannya rerletak pada
wujud dan potensi yang multi dimensi
dan bahkan pada awal penciptaannya
pernah didialogkan lebih dahulu oleh

I Dlamaludin

Allah Swt. dengan Malaikat. Sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang
khalifah di muka bumi2. Oleh karena iru,
manusia yang diberi sratus sebagai wakil

Tuhan dan diserahi fungsi

pengelola bumi ini berusaha untuk dapat
memerankan fungsi ini dengan sebaikbaiknya menggali dan mengem-bangkan

Darwis, Dinamika Pendidikan


Islam: Sejarah ragam dan Kelembagaan, (Semararrg:

RaSAIL, 2006), hlm. 109

sebagai

I

Lihat QS. Al-Baqarah (2), 30

A. Yunus

Hcikikat Fitrah Manusic

potensi ytrng ad:r pada dirir-rya termasuk
mengkaji dirinya ser-rdiri dengan segalir
aspeknya. Manusia sebagai oblek kajian
merupirkan sllatu hal yang menarik
karena selalr-r ada sesuatu yang misterius,

khususnya aspek-aspek internal yang
abstrak yang menyangkut psikis dan
spiritualnya. Hal inilah yang menyulitkan
manusia untuk mengkaji dirinya sendiri
dengan meminjam istilah \WE. Hocking
ibarat to think about thinking,i di mana
sublek dan oblek menyatu dalam satu
entitas.

telah memiliki i-rilai (sifar) kemanusiaan.
Itu menur-rjr-rkkan bahwtr tidaklah mr-rdah
menjadi manusia. Karrentr itr-rlah sejak
dahulu banyak manusia gagal merrjadi
manusitr. Jtrdi, tr-rjr-ran mendidik ialah memanusia-kan manusia.4

Pendidikan yang didasarkan atas
pemahaman yang salah mengenai
hakikat mar-iusia akan berakibat fatal,
sebagai contoh, jika menganggap manusia hanya sebagai makhluk biologis, maka
sasaran pengembangannya hanya bertum-


pu pada aspek fisik,

Begitulah sentralnya posisi manusia
sebagai makhluk Tuhan, maka hampir
semua ilmu pengetahuan menjadikannya
sebagai obiek studinya. Bukan hanya
ilmu-ilmu sosial dan humaniora, tetapi
sebagian ilmu-ilmu kealaman dan eksakta
juga menjadikan manusia sebagai obiek
studinya. Yang membedakan antara ilmuilrnu tersebut adalah perbedaan sudut

pandang terhadap manusia

sesuai

dengan disiplin masing-masing. Misalnya,
biologi mengkaji manusia dari aspek
biologisnya, kedokteran mengkaji manusia dari aspek kesehatan atau medis, ilmti
politik mengkaji manusia dari sudut

pandang politik, ekonomi mengkaji
interaksi manusia dalam bidang ekonomi. Sedangkan, ilmu pendidikan membahas manusia dari sudut pandang fenomena dan aktivitasnya dalam pendidikan.

Pendidikan yang berfungsi memban-

tu

pertumbuhan dan perkembangan
manusia menuju kearah yang secara

normatif lebih baik, tidak mungkin
dilakukan tanpa mengetahui hakikat

aspelcaspek lain
diabaikan. Pembahasan mengenai haki,
kat manusia, merupakan wilayah kajian
filsafat yaitu metafisika. Secara metafisis
pada umumnya para filosof mengidentikkan manusia dengan hewan yang
memiliki kekhususan serta kelebihan
tertentu, antara lain manusia adalah
hewan yang berbicara, berfikir dan
berbudaya. Sedangkan para ahli pendi
dikan mengklaim bahwa manusia adalah
binatang yang dapat mendidik dan
didid ik (animal" education).

Ibnu Khaldun, sejarawan dan
sosiolog Muslim abad ke-14 M, juga
menyatakan adanya kesamaan manusia
dengar-r hewan. Bedanya terletak pada
kemampuannya berfikir, sebagaimana
pernyataannya, yaitu Pengetahuan dan
memberi pelajaran adalah pembawaan
tabiat bagi masyarakat manusia. Sebab

nya ialah karena manusia, yang sebagai
binatangbinatang lain juga mempunyai
sifat sifat kehewanan seperti - merasa,
bergerak, dan berkebutuhan akan makan
dan tempat tinggal, adalah berbeda dari

manusia. Manusia perlu dibantu agar ia

berhasil menjadi manusia.

Seseorang
dapat dikatan telah menjadi manusia bila

3 Syafaat, Penganwr
Br,rlan Bir-rtang, 1964),

ZOZ

a

Ahrnad Tafsir, Filsafu Pendidikan Islami:

lntegrasi lasmani, Rohani dan Kalbu Memanusiakan

Studi Islam, (Jakarta,
hlm. 22.

Manusia, (Bandur-rg: Rosda Karya, 2006), hlm.
)J

Mimbar Studi/I/olunte XXXIV/Nomor 2/Juli

-

Desember 2010

Hakikat Fitrah Manusict

A. Yunus

l:rir-i-lain bin:rtar-rg dengtrn kesanggupannya berfikir.5
Pemberian predikat manusizr sebagtri

binatang ada benarnya karena secara
fisik biologis (baslariyah) manusia tidak
jauh berbeda dengan binatang. Yang
membedakan antara keduanya adalah
segi ruhaniyahnya, yakni fikiran, perasaan dan kemauan yang dapat mengantarkannya menjadi makhluk yang berbudaya. Predikat manusia sebagai binatang
juga disebutkan dalam al-Quran, bahkan
dikatakan lebih rendah dari binatang
bagi manusia, yang sudah diberi akal
pikiran (qulub) tidak dipergunakan untuk
memahami ayat ayat Allah Swt., diberi
mata (a'yur.,.un) tidak untuk melihat
tanda-tanda kekuasaan Ailah Swt., diberi
telinga (adzanun) tidak dipergunakan
untuk mendengarkan aya?ayat Allah
Swt.6 Selanjutnya, untuk memahami

hakikat manusia menurut pandangan
Islam dapat diletaskan dengan membahas
konsep Fitrah manusia.

B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Fitrah
Fitrah berarti sifat pembawaan (yur-rg
ada sejak lahir), ciptaan, ugu.na.? Fitrah

bermakna iabillah insanilah

yang
menghimpun dua kehidupan, jasmania
(hewaniJah) dan rokhani (malakilah),

mengenirl alirm syaha dah, dan alirm gaib.B
Fitrtih bertrrti pengakuirn ke-Esaiir-r Allah

Swt. ketika janin masih ada di lahim
ibunya.e Fitrirh berarti sr,rci.r0 Fitrah jug:r
bertrrti dienul Islam.tt Fitrah berarti
potensi dasar manusia.

Kata Fitrah berasal dari kata fath.ara
yang sepadan dengan kata khalaqa dan
ansJdd yang artinya mencipta. Biasanya

kata fathara, khal"aqa dan dns)aa
digr-rnakan dalam al-Quran untuk
menr,rnjukkan pengertian mencipta sesuatu yang sebelumnya belum ada dan
masih merupakan pola dasar (bLue Drint)
yang perlu penyempLlrnaan. Kata-kata
yang biasanya digunakan dalam al-Quran
unttrk menunjukkan bahwa Allah Swt.
merlyempurnakan pola dasar ciptaan
Allah Swt, atau melengkapi penciptaan
itu adalah kata ja'a.l"a yang artinya
menjadikan, yang diisyaratkan dalam
satu ayat setelah katakhalaqa dan ansJae"
Perwujudan dan penyempurnaan seianjutnya diserahkan pada manusia.
Sebagaimana yang diisyaratkan dalam alQuran, yaitur
Sesungguhr-rya Kami telah menciptaktrn (i