Manajemen Produktivitas dan Efisiensi dan

MANAJEMEN PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI
(ditulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Biaya)

Disusun Oleh :
Dwi Indah Lestari

(01121403011)

Nurmali Agustina

(01121403015)

Tiara

(01121403023)

Fransisca

(01121403037)

Isni Rahmi R


(01121403073)

Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Sriwijaya Palembang

EFISIENSI PRODUKTIF
Produktivitas berkenaan dengan kegiatan memproduksi output dengan efisien
dan secara khusus merujuk ke relasi antara output dan input yang digunakan untuk
memproduksi output. Biasanya, kombinasi berbeda atau campuran input dapat
digunakan untuk menghasilkan tingkat output tertentu. Total efisiensi produktif
adalah suatu titik di mana dua kondisi dipenuhi: (1) untuk setiap campuran input
yang akan memproduksi output tertentu, tidak diperlukan input berlebih dari yang
dibutuhkan untuk menghasilkan output tersebut dan (2) berdasarkan campuran
input yang memenuhi kondisi pertama, campuran yang biayanya paling sedikitlah
yang dipilih.
Kondisi pertama dipicu oleh relasi teknis dan, karenanya, dirujuk sebagai
efisiensi teknis. Memandang aktivitas-aktivitas sebagai input, kondisi pertama
mensyaratkan dihapuskannya aktivitas-aktivitas yang tidak menambah nilai dan

bahwa aktivitas-aktivitas yang menambah nilai dapat dilakukan dengan kuantitas
minimal yang diperlukan untuk memproduksi output tertentu. Kondisi kedua
dipicu oleh relasi harga input relatif dan, karenanya, dirujuk sebagai efisiensi
pertukaran input. Harga input menentukan proporsi relatif yang harus digunakan
untuk setiap input. Penyimpangan dari proporsi tetap ini akan menghasilkan
inefesiensi pertukaran input.
Program perbaikan produktivitas melibatkan gerak maju ke status total
efisiensi produksi. Perbaikan dalam produktivitas dapat dicapai dengan
menggunakan lebih sedikit input untuk memproduksi output yang sama atau
dengan memproduksi lebih banyak output dengan menggunakan input yang sama
atau lebih banyak output dengan relatif lebih sedikit input. Misalnya, pada 1987,
Birmingham Steel Corporation memproduksi 167.000 ton baja dengan 184
pekerja, rata-rata 908 ton baja per pekerja. Pada 1992, output telah meningkat
sampai 276.000 ton baja dengan menggunakan 207 pekerja, dengan rata-rata
1.333 ton baja per pekerja. Pada 1987, standar produktivitas, sekitar 303 pekerja
dibutuhkan untuk menghasilkan 276.000 ton. Jadi, output meningkat dan sedikit
pekerja dibutuhkan.

Sesuai dengan peraga 22-1 menggambarkan tiga cara untuk mencapai suatu
perbaikan dalam efisiensi teknis. Outputnya adalah jumlah ton baja, dan inputnya

adalah tenaga kerja (jumlah pekerja) dan modal (jumlah dolar yang diinvestasikan
dalam peralatan otomatis). Perhatikan bahwa proporsi relatif input dijaga tetap
konstan sehingga semua perbaikan produktivitas diatributkan ke perbaikan
efisiensi teknis. Perbaikan produktivitas juga dapat dicapai dengan menukar inputinput berbiaya tinggi dengan input yang berbiaya lebih rendah.
Pada peraga 22-2 menggambarkan kemungkinan perbaikan produktivitas
dengan meningkatkan efisiensi pertukaran input. Walaupun perbaikan efisiensi
teknis adalah yang paling sering dipikirkan ketika perbaikan produktivitas
disebutkan, efisiensi pertukaran input dapat memberikan kesempatan yang
signifikan dalam meningkatkan keseluruhan efisiensi ekonomis. Memilih
kombinasi input yang tepat dapat sama kritikalnya dengan memilih kuantitas input
yang tepat. Perhatikan dalam peraga 22-2 bahwa Kombinasi I input menghasilkan
output yang sama dengan input Kombinasi II tapi biaya berkurang $5.000.000.
Total pengukuran terhadap produktivitas biasanya merupakan perubahan
kombinasi dalam efisiensi teknis dan efisiensi pertukaran input.
PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PARSIAL
Pengukuran produktivitas (productivity measurement) adalah penilain
kuantitatif atas perubahan produktivitas. Tujuan pengukuran ini adalah untuk
menilai apakah efesiensi produktif telah meningkat atau menurun. Pengukuran
produktivitas dapat berupa actual atau perspektif. Pengukuran produktivitas aktual
memungkinkan


manajer

untuk

menilai,

memantau,

dan

mengendalikan

perubahan.
Pengukuran prospektif melihat ke masa depan, dan berguna sebagai input
bagi pengambilan keputusan strategis. Secara khusus, pengukuran prospektif
memungkinkan para manajer untuk membandingkan manfaat relatif diri berbagai
kombinasi input, pemilihan input dan bauran input yang memberikan manfaat
terbesar. Pengukuran produktivitas dapat dikembangkan untuk masing-masing


input secara terpisah atau seluruh input secara bersama-sama. Pengukuran
produktivitas parsial (partial productivity measurement). Definisi pengukuran
prodktivitas parsial adalah produktivitas dari satu input tunggal biasanya diukur
dengan menghitung rasio output terhadap input.
Rasio produktivitas = output/input
Karena hanya produksitivitas dari satu input yang sedang diukur, maka
ukuran itu disebut pengukuran produktivitas parsial. Jika output dan input diukur
dalam kuantitas fisik, maka kita memperoleh ukuran produksitivitas operasional
(operational productivity measure). Jika output dan input dinyatakan dalam dolar,
maka kita memperoleh ukuran produktivitas keuangan (financial productivity
measure). Sebagai contoh, misalkan pada tahun 2005, Kankul Company
memproduksi 120.000 mesin untuk AC window kecil dan menggunakan 40.000
jam tenaga kerja. Rasio produktivitas tenaga kerja adalah 3 mesin per jam
(120.000/40.000). ini adalah ukuran operasional karena unit-unit dinyatakan
dalam bentuk fisik. Jika harga jual untuk setiap mesin adalah $50 dan biaya
tenaga kerja adalah $12 per jam, maka output dan input apat dinyatakan dalam
dolar. Rasio produktivitas tenaga kerja, yang dinyatakan dalam bentuk keuangan,
adalah

$12,50


dari

pendapatan

per

dolar

biaya

tenaga

kerja

($6.000.000/$480.000).
Ukuran-ukuran Parsial dan Pengukuran Perubahan Efesiensi Produktif
Rasio Produktivitas tenaga kerja sebesar tiga mesin per jam adalah ukuran
produktivitas Kankul pada tahun 2005, rasio tersebut menunjukkan sedikit
informasi mengenai efesiensi produktif atau apakah produktivitas perusahaan

telah meningkat atau menurun. Namun, dapat juga dibuat laporan mengenai
peningkatan atau penurunan. Efesiensi produktivitas melalui pengukuran
perubahan dalam produktivitas. Untuk mengukur perubahan dalam produktivitas,
ukuran prroduktivitas yang aktual berjalan dibandingkan dengan ukuran
produktivitas periode sebelumnya. Periode sebelumnya ini disebut periode dasar
(base period) dan menjadi acuan atau standar bagi pengukuran perubahan

efesiensi produktif. Periode sebelumnya dapat ditentukan secara bebas. Misalnya,
tahun sebelumnya, minggu sebelumnya, atau bahkan periode di mana batch
produk terakhir diproduksi. Untuk evaluasi strategis, periode dasar yang biasanya
dipilih adalah tahun sebelumnya. Untuk pengendalian operasional, periode dasar
cenderung mendekati periode berjalan-seperti batch produk terakhir atau minggu
sebelumnya.
Sebagi ilustrasi, anggaplah bahwa tahun 2005 adalah periode dasar dan
standar produktivitas tenaga kerja adalah tiga mesin per jam. Selanjutnya,
anggaplah bahwa pada akhir tahun 2005, kankul memutuskan untuk mencoba
prosedur baru untuk memproduksi dan merakit mesin dengan harapan bahwa
prosedur baru itu akan menggunakan lebih sedikit tenaga kerja. Pada tahun 2006,
terdapat 150.000 mesin yang diproduksi menggunakan 37.500 jam tenaga kerja.
Rasio produktivitas tenaga kerja untuk tahun 2006 adalah empat mesin per jam

(150.000/37.500). perubahan yang terjadi merupakan peningkatan yang signifikan
dalam produktivitas tenaga kerja dan menjadi bukti keefektifan prosedur baru
tersebut.
Keunggulan Ukuran Parsial
Unggulan parsial memungkinkan manajer untuk memfokuskan perhatiannya
pada penggunaan input tertentu. Penggunaan ukuran parsial memiliki keunggulan,
yaitu mudah diinterprestasikan oleh semua pihak di dalam perusahaan, sehingga
ukuran tersebut mudah digunakan untuk menilai kinerja produktivitas dari
karyawan operasional. Tenaga kerja, misalnya, dapat dihubungkan dengan unit
yang diproduksi per jam atau unit yang di produksi per pon (0,5 kilogram) bahan.
Jadi, ukuran operasional parsial menyediakan umpan balik yang dapat
berhubungan dengan dan dipahami oleh karyawan operasional, ukuran-ukuran
yang berkaitan dengan input-input tertentu yang berada dalam kendali mereka. Ini
meningkatkan kemungkinan bahwa ukuran operasional parsial ini bias diterima
oleh personil operasional. Bahkan, untuk pengendalian operasional, standar
kinerja seringkali berjangka sangat pendek. Misalnya, standar kinerja dapat

berupa rasio produktivitas dari batch barang sebelumnya. Dengan menggunakan
standar ini, tren produktivitas untuk tahun berjalan dapat ditelusuri.
Kelemahan Ukuran Parsial

Ukuran parsial, yang digunakan secara terpisah, dapat menyesatkan.
Penurunan produktivitas suatu input mungkin diperlukan untuk meningkatkan
produktivitas yang lainnya. Trade-off seperti itu di perlukan jika biaya secara
keseluruhannya turun, tetapi pengaruh tersebut akan hilang jika digunakan ukuran
parsial masing-masing. Misalnya, mengubah proses agar tenaga kerja langsung
menggunakan lebih sedikit waktuuntuk merakit sebuah produk mungkin akan
meningkatkan sisa bahan baku dan limbah produksi sementara output totalnya
tidak berubah. Dalam hal ini, produktivitas tenaga kerja meningkat, tetapi
produktivitas penggunaan bahan baku menurun. Jika kenaikan biaya sisa bahan
baku dan limbah produksi melebihi penghematan dari pengurangan tenaga kerja,
maka produktivitas secara keseluruhan menurun.
TOTAL PENGUKURAN PRODUKTIVITAS
Pengukuran produktivitas untuk semua input sekaligus disebut pengukuran
total produktivitas. Pada praktiknya, mungkin tidak perlu mengukur efek semua
input. Banyak perusahaan mengukur produktivitas hanya untuk factor-faktor yang
dianggap sebagai indikator yang relevan dalam kinerja dan kesuksesan
perusahaan. Jadi, dalam peristilahan praktis, pengukuran total produktivitas dapat
didefinisikan sebagai pemusatan perhatian pada sejumlah terbatas input, yang
dalam total menunjukkan kesuksesan organisasi. Dalam kasus lain, pengukuran
total produktivitas mensyaratkan pengembangan suatu pendekatan pengukuran

multifactor. Suatu pendekatan multifaktor yang umum dipakai dalam literature
produktivitas (tapi jarang ditemukan dalam praktik) adalah penggunaan agregasi
(kumpulan) indeks-indeks produktivitas. Kumpulan indeks-indeks tersebut
kompleks dan sulit ditafsirkan dan belum diterima secara umum. Dua pendekatan
yang mendapat penerimaan yang sama adalah pengukuran profil dan pengukuran
produktivitas yang berkaitan dengan laba.
Pengukuran Profil Produktivitas
Memproduksi suatu produk melibatkan sejumlah input kritikal seperti
tenaga kerja, bahan baku, modal, dan energi. Pengukuran profil menyediakan

serangkaian seri atau vector yang memisahkan dan membedakan pengukuranpengukuran operasional parsial. Profil-profil dapat dibandingkan setiap waktu
untuk menyedikan informasi mengenai perubahan produktivitas. Untuk
menggambarkan pendekatan profil, kita akan menggunakan hanya dua input:
tenaga kerja dan bahan baku.
Contoh :
Kankul mengimplementasikan suatu produk baru dan proses perakitan pada 1998.
Asumsikan bahwa proses baru tersebut mempengaruhi baik tenaga kerja maupun
bahan baku. Produktivitas kedua input bergerak kearah yang sama. Data berikut
ini tersedia untuk 1997 dan 1998:
Jumlah mesin yang diproduksi

Jam tenaga kerja yang digunakan
Penggunaan bahan baku (dalam pon)

1997
120.000
40.000
1.200.000

1998
150.000
37.500
1.428.571

Peraga 22.3
Pengukuran Produktivitas: Analisis Profil, Tidak Ada Pertukaran
Rasio Produktivitas Operasional Parsial

Profil 1997
Profil 1998 (β)
(α)
Rasio produktivitas tenaga kerja
3,000
4,000
Rasio produktifitas bahan baku
0,100
0,105
(α) Tenaga kerja = 120.000 : 40.000; bahan baku = 120.000 : 1.200.000
(β) Tenaga kerja = 150.000 : 37.500; bahan baku = 150.000 : 1.428.571
Peraga diatas (22-3) memberikan profil rasio produktivitas untuk setiap
tahun. Profil 1997 adalah (3; 0,100), dan profil 1998 adalah (4; 0,105).
Membandingkan profil-profil kedua tahun, kita dapat melihat bahwa produktivitas
meningkat baikuntuk tenaga kerja maupun bahan baku (dari 3 ke 4 untuk tenaga
kerja dan dari 0,100 ke 0,105 untuk bahan baku). Perbandingan profil
memberikan informasi yang cukup untuk seorang manajer menyimpulkan bahwa
proses perakitan yang baru telah secara tepat memperbaiki seluruh produktivitas.
Namun demikian, nilai perbaikan ini tidak diungkapkan dalam rasio.
Seperti yang ditunjukkan, analisis profil akan memberikan para manajer
informasi-informasi yang berguna tentang perubahan produktivitas. Namun
demikian, membandingkan profil produktivitas tidak akan selalu mengungkapkan
hakikat perubahan keseluruhan dalam efisiensi produksi. Dalam beberapa kasus,

analisis laba tidak akan memberikan indikasi yang jelas apakah perubahan suatu
produktivitas itu baik atau buruk. Untuk menggambarkan ini, mari merevisi data
Kankul untuk dilakukannya pertukaran di antara dua unit.
Peraga 22.4
Pengukuran Produktivitas: Analisis Profil dengan Pertukaran
Rasio Produktivitas Operasional Parsial

Profil 1997
Profil 1998 (β)
(α)
Rasio produktivitas tenaga kerja
3,000
4,000
Rasio produktifitas bahan baku
0,100
0,088
(α) Tenaga kerja = 120.000 : 40.000; bahan baku = 120.000 : 1.200.000
(β) Tenaga kerja = 150.000 : 37.500; bahan baku = 150.000 : 1.700.000
Asumsinya bahwa penggunaan bahan baku pada 1998 adalah 1.700.000 pon.
Dengan menggunakan jumlah revisi ini, profil produktivitas untuk 1997 dan 1998
disajikan dalam peraga diatas (22-4). Profil produktivitas untuk 1997 adalah tetap
(3; 0,100), tapi profil untuk 1998 telah berubah (4; 0,008). Membandingkan profil
produktivitas sekarang memberikan tanda yang bercampur. Produktivitas tenaga
kerja naik dari 3 menjadi 4, tapi produktivitas bahan baku menurun dari 0,100 ke
0,088. Proses yang baru menyebabkan adanya pertukaran dalam produktivitas
kedua pengukur tersebut. Selanjutnya, sementara analisis profil mengungkapkan
adanya pertukaran, analisis ini tidak mengungkapkan apakah pertukaran ini baik
atau buruk. Jika efek ekonomis terhadap perubahan produktivitas positif, maka
pertukaran ini bagus adanya; jika tidak demikian, ia harus dianggap buruk.
Menilai pertukaran tersebut membuat kita dapat menilai efek ekonomis dari
keputusan untuk mengubah proses perakitan. Selanjutnya, dengan menilai
perubahan produktivitas, kita memperoleh suatu total pengukuran produktivitas.
Pengukuran Produktifitas yan Berkaitan dengan-Laba
Menilai efek-efek perubahan produktivitas pada laba saat ini merupakan
salah satu cara untuk menilai perubahan produktivitas. Perubahan laba dari
periode dasar ke peride saat ini. Sebagian perubahan laba itu diatributkan ke
perubahan produktivitas disebut pengukuran produktivitas yang berkaitan denganlaba.
Menilai efek-efek perubahan produktivitas terhadap laba periode saat ini
akan membantu para manajer memhami kepentingan ekonomis dari perubahan
produktivitas. Keterkaitan perubahan produktivitas dengan laba dijelaskan oleh
peraturan berikut :

Untuk periode saat ini (periode lancar), hitung biaya input yang akan
digunakan jika perubahan produktivitas tidak ada dan bandingkan biaya ini
dengan biaya input yang actual digunakan. Perbedaan dalam biaya ini
merupakan jumlah di mana laba berubah karena perubahan produktivitas.
Untuk menerapkan peraturan keterkaitan ini, input yang akan digunakan pada
periode lancer jika perubahan produktivitas tidak ada harus dihitung. Untuk itu,
PQ adalah kuantitas input dari produktivitas-netral. Untuk menentukan kuantitas
input partikular dari produktivitas-netral, bagilah output periode-lancardengan
rasio produktivitas input periode-dasar:

PQ = Output Lancar : Rasio produktivitas periode-dasar
Untuk mengilustrasikan aplikasi peraturan keterkaitan-laba, mari kembali ke
contoh Kankul dengan pertukaran input. Untuk datanya, kita harus menambahkan
beberapa informasi biaya. Perluasan data Kankul diberikan di bawah ini:
Jumlah mesin yang diproduksi
Jam tenaga kerja yang digunakan
Penggunaan bahan baku (dalam pon)
Harga jual per unit (mesin)
Upah per jam tenaga kerja
Biaya per pon bahan baku

1997
120.000
40.000
1.200.000
$50
$11
$ 2

1998
150.000
37.500
1.700.000
$48
$12
$ 3

Output lancer (1998) adalah 150.000 mesin. Dari peraga 22-4 kita tahu bahwa
rasio produktivitas periode-dasar adalah 3 dan 0,10 untuk tenaga kerja dan bahan
baku, berturut-berturut. Dengan menggunakan informasi ini, kuantitas
produktivitas netral untuk setiap input dihitung sebagai berikut:

PQ (tenaga kerja) = 150.000 : 3 = 50.000 jam
PQ (bahan baku) = 150.000 : 0,10 = 1.500.000 pon
Untuk contoh, PQ adalah input tenaga kerja dan bahan baku yang akan
digunakan pada 1998, jika tidak ada perubahan produktivitas. Berapa jumlah
biaya untuk kuantitas produktivitas-netral pada 1998 ini dihitung dengan
mengalikan tiap kuantitas input individual (PQ) dengan harga saat ini (P) dan
menambahkannya:
Biaya tenaga kerja: PQ x P = 50.000 x $12 =
600.000
Biaya bahan baku: PQ x P = 1.500.000 x $3 =

$

4.500.000
Total biaya PQ
5.100.000

$

Biaya input aktual diperoleh dengan mengalikan kuantitas aktual (AQ)
dengan harga input saat ini (P) untuk setiap input dan ditambahkan:
Biaya tenaga kerja: AQ x P = 37.500 x $12 =
$ 600.000
Biaya bahan baku: AQ x P = 1.700.000 x $3 =
5.100.000
Total biaya saat ini
$5.550.000
Akhirnya, efek produktivitas terhadap laba dihitung dengan mengurangkan
total biaya lancer dari total biaya PQ.
Efek keterkaitan-laba = Total biaya PQ – Total biaya saat ini
= $5.100.000 - $5.550.000
= $450.000 laba menurun

Peraga 22-5
Pengukuran Produktivitas Keterkaitan-Laba
Input
Tenaga
kerja
Bahan
baku

(1)
PQ*

(2)
PQ x P

(3)
AQ

$ 600.000
50.000
1.500.00
0

4.500.000

(4)
AQ x P
$ 450.000

37.500
1.700.00
0

(2) – (4)
(PQ x P) – (AQ x
P)
$ 150.000

5.100.000

(600.000)

$5.100.000
$5.550.000
*Tenaga kerja: 150.000/3; Bahan baku: 150.000/0,10

($450.000)

Rangkuman dalam peragaan diatas (22-5) mengungkapkan bahwa efek bersih
dari perubahan proses adalah unfavorable. Laba menurun sampai $450.000 karena
perubahan produktivitas. Perhatikan juga bahwa efek produktivitas keterkaitan
laba dapat dibebankan ke input individual. Kenaikan produktivitas tenaga kerja

menghasilkan kenaikan laba senilai $150.000; namun demikian, penurunan
produktivitas bahan baku menghasilkan penurunan laba senilai $600.000.
kebanyakan penurunan laba datang dari kenaikan pemakaian bahan baku tertuma
bahan baku buangan dan sisa, dan unit-unit cacat yang lebih besar dengan proses
yang baru. Jadi, pengukuran keterkaitan-laba memberikan efek pengukuran
parsial sama halnya dengan efek pengukuran total. Pengukuran total produktivitas
keterkaitan-laba adalah jumlah pengukuran parsial individu. Hal ini membuat
pengukuran keterkaitan-laba menjadi pengukuran yang ideal dalam menilai
pertukaran. Gambaran tentang efek perubahan produktivitas menjadi lebih jelas.
Kecuali jika bahan baku buangan dan sisa di bawah control yang lebih baik,
perusahaan harus kembali ke proses perakitan sebelumnya. Tentu saja, adalah
mungkin bahwa efek pembelajaran dari proses baru tidak sepenuhnya ditangkap
dan perbaikan selanjutnya dalam produktivitas tenaga kerja dapat diamati. Ketika
tenaga kerja menjadi lebih alih, adalah mungkin bahwa penggunaan bahan baku
mengalami penurunan.
Komponen Pemulihan Harga
Pengukuran keterkaitan-laba menghitung jumlah perubahan laba dari periode
dasar ke periode saat ini di mana perubahan produktivitas dilakukan. Hal ini
biasanya tidak sama dengan perubahan laba di antara kedua periode tersebut.
Perbedaan antara perubahan total laba dan perubahan produktivitas keterkaitanlaba disebut komponen pemulihan-harga. Komponen ini merupakan perubahan
dalam pendapatan dikurang perubahan dalam biaya input, dengan asumsi tidak
ada perubahan aktivitas. Karenanya, komponen ini mengukur kemampuan
perubahan pendapatan untuk menutupi perubahan biaya input, dengan asumsi
tidak ada perubahan produktivitas.
Untuk menghitung komponen pemulihan-harga, kita pertama perlu
menghitung perubahan laba disetiap periode. Perhitungan ini ditunjukkan sebagai
berikut:
Pendapatan
Biaya input
Laba

1998
$7.200.000
5.550.000
$1.650.000

1997
$6.000.000
2.840.000
$3.160.000

Perbedaan
$ 1.200.000
2.710.000
$(1.510.000)

Pemulihan Harga = Perubahan laba – Perubahan produktivitas keterkaiatan-laba
= $(1.510.000) - $(450.000)
= $(1.060.000)

Kenaikan pendapatan ini tidak cukup memulihkan menutupi kenaikan dalam
biaya input. Penurunan produktivitas ternyata memperburuk masalah pemulihan
harga. Namun demikian, perhatikan bahwa kenaikan produktivitas dapat
digunakan untuk mengganti kerugian pemulihan harga.
PENDEKATAN NON-DISKONTO
Pengukuran perubahan dalam efisiensi aktivitas dapat menjadi bagian yang
penting dalam sistem manajemen berdasarkan aktivitas. Pengukuran produktivitas
berhubungan dengan relasi input dan output. Dua pendekatan terhadap analisis
produktivitas aktivitas, yaitu:
1.

Analisis produktivitas aktivitas
Analisis produktivitas aktivitas merupakan suatu pendekatan yang secara
langsung mengukur perubahan dalam produktivitas aktivitas. Dalam kasus
ini, sebuah aktivitas dipandang sebagai sebuah entitas yang menggunakan
input-input untuk memproduksi suatu output. Input adalah sumber daya yang
dikonsumsi oleh suatu aktivitas. Jadi, sumber daya adalah input atau faktor
produksi yang digunakan untuk menciptakan outputnya. Input atau sumber
daya ini identik dalam konsep mengenai faktor-faktor yang digunakan untuk
memproduksi suatu produk: bahan baku, tenaga kerja, modal, energi, dll.
Peraga 22-6 Gambar model aktivitas yang menyediakan pendasaran
konsep bagi analisis produktivitas aktivitas.

Contoh soal untuk mengilustrasikan analisis produktivitas aktivitas, kita
akan fokus pada aktivitas tunggal. Misalkan bahwa aktivitas tersebut adalah
pembelian. Output pembelian adalah pesanan pembelian, dan jumlah pesanan

pembelian merupakan ukuran output yang mungkin. Untuk penyederhanaan,
asumsikan bahwa tenaga kerja dan bahan baku (formulir-formulir, perangko,
dan amplop) merupakan sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas
tersebut. Pada akhir 1997, aktivitas pembelian telah diperlancar dengan
mendesain kembali pesanan pembelian, mengurangi jumlah suplier, dan
mengurangi suku cadang berbeda yang diperlukann untuk dipesan. Data
aktivitas untuk pembelian diberikan di bawah ini untuk 1997 dan 1998. Data
merefleksikan efek perbaikan aktivitas:
Jumlah pesanan pembelian
Pemakaian bahan baku (pon)
Pemakaian tenaga kerja (jumlah
pekerja)
Biaya per pon bahan baku
Biaya (upah) per pekerja

1997
200.000
50.000
40

1998
240.000
50.000
30

$1
$ 30.000

$ 0,80
$ 33.000

Peraga 22-7 menyajikan profil dan analisis keterkaitan-laba untuk
aktivitas pembelian. Analisis profil mengungkapkan bahwa produktivitas
membaik untuk kedua pengukuran input parsial. Nilai perbaikan-perbaikan
produktivitas ini adalah $ 602.000 dengan mayoritas nilai yang dihasilkan
oleh kenaikan produktivitas tenaga kerja pembelian. Jadi, perubahan dalam
produktivitas aktivitas dapat dinilai atau diprediksi dengan menggunakan
metodologi yang sama, yang tersedia untuk menilai produktivitas aktivitas.

Peraga 22-7 Ilustrasi Analisis Produktivitas Aktivitas
Analisis Profil:
Bahan baku
Tenanga Kerja

1997
4
5.000

1998
4,8
8.000

Pengukuran Produktivitas Keterkaitan-Laba:
(1)
(2)
(3)
Input
PQ*
PQ x P
AQ
Tenaga
kerja
Bahan
Baku

60.00 $
0 48.000
48
1.584.000
$

(4)
AQ x P

50.00 $
0 40.000
30
990.000
$

(2) – (4)
(PQ x P) –
(AQ x P)
$ 8.000
594.000
$ 602.000

1.632.000
*240.000/4; 240.000/5.000

1.030.000

Keterbatasan Analisis Produktivitas Aktivitas
Aktivitas-aktivitas dalam suatu organisasi dapat diklasifikasikan sebagai
yang menambah nilai dan tidak menambah-nilai. Aktivitas menambah-nilai
yang dilakukan secara tidak efisien akan menimbulkan biaya tidak
menambah-nilai dan dapat diperbaiki. Jadi, analisis produktivitas aktivitas
dapat menjadi alat yang berguna untuk memprediksi dan memonitor
perbaikan efisiensi untuk aktivitas-aktivitas kategori nilai-tambah. Aktivitas
tidak menambah-nilai adalah aktivitas-aktivitas yang tidak perlu, dan
peerusahaan harus berusaha keras untuk menghapus aktivitas-aktivitas
tersebut.
Misalnya, andaikan bahwa output penanganan bahan baku diukur dengan
jumlah gerakan dan bahwa tenaga kerja merupakan satu-satunya input yang
signifikan. Diandaikan bahwa usaha-usaha dilakukan untuk mengurangi
permintaan penangaanan bahan baku. Pada 1997, 50.000 gerakan dilakukan
dengan 10 pekerja, memproduksi rasio produktivitas 5.000 gerakan per satu
pekerja. Pada 1998, permintaan untuk perpindahan bahan baku berkurang
sampai 22.000 gerakan dan 5 pekerja karena dilakukannya perbaikanperbaikan, dan menghasilkan rasio produktivitas 4.400 gerakan per satu
pekerja. Perbandingan rasio menunjukkan bahwa produktivitas aktivitas telah
menurun. Namun, tindakan-tindakan yang telah dilakukan membuat hasil
yang sepenuhnya konsisten dengan pengurangan dan penghapusan aktivitas
penanganan-bahan baku. Jadi kelihatannya masuk akal untuk membatasi
analisis produktivitas aktivitas hanya terhadap aktivitas-aktivitas yang
menambah nilai.
2.

Analisis produktivitas proses
Analisis proses memperlakukan aktivitas sebagai input dan mengevaluasi
produktivitas aktivitas dengan mengkaitkan aktivitas dengan output yang
dihasilkan oleh proses tersebut. Pengukuran produktivitas parsial dihitung
untuk setiap aktivitas yang termasuk dalam proses tersebut. Pengukutan
parsial ini digunakan untuk analisis profil dan keterkaitan-laba. Kelebihan
pendekatan ini adalah memungkinkan aktivitas menambah-nilai dan tidak
menambah-nilai diperhitungkan secara bersamaan. Mempertahankan atau
meningkatkan output proses sambil mengurangi dan menghapus aktivitas
tidak menambah-nilai harus ditunjukkan sebagai peningkatan produktivitas.
Perbaikan atau inovasi proses berarti mencari cara-cara baru- sering kali cara

yang radikal-dalam memproduksi output proses. Hal ini dicapai dengan
melakukan seleksi aktivitas, penguranan aktivitas, penghapusan aktivitas, dan
pembagian aktivitas. Efeknya adalah mengubah campuran dan kuantitas
aktivitas yang mendefinisikan proses. Analisis produktivitas proses
menawarkan suatu cara untuk mengukur efek ekonomis aktual dan yang
ditawarkan oleh perbaikan atau inovasi proses.
Model Produktivitas ProsesPeraga 22-8 meringkaskan dan
menggambarkan model produktivitas proses. Mendefinisikan pengukuran
input untuk setiap aktivitas merupakan elemen kunci dari model tersebut.
Karena output setiap aktivitas dikonsumsi oleh output proses, pengukuran
input adalah pengukuran output aktivitas. Biaya per unit input aktivitas
disebut tarif aktivitas (activity rate). Setiap organisasi memiliki berbagai
proses seperti pengembangan produk, perolehan barang, proses manufaktur,
penjuala, pemenuhan pesanan, dan jasa pelanggan. Setiap proses memiliki
satu atau lebih output. Proses manufaktur, misalnya, dapat memproduksi dua
atau lebih produk. Dalam kasus ini, produk-produk itu adalah output proses
manufaktur. Ketika suatu proses memiliki pengukuran output ganda, analisis
produktivitas dilakukan untuk setiap jenis output. Input-input diukur dengan
menghitung permintaan untuk setiap produk (output) dari setiap aktivitas.
Untuk analisis keterkaitan-laba, suatu pengukuran produktivitas proses
agregasi diperoleh dengan menjumlah pengukuran keterkaitan-laba untuk
setiap output. Input-input diukur dengan menghitung permintaan untuk setiap
produk (output) dari setiap aktivitas. Untuk analisis keterkaitan-laba, suatu
pengukuran produktivittas proses agregasi diperoleh dengan menjumlah
pengukuran keterkaitan-laba untuk setiap output.

Sebuah Contoh Ilustrasi Carthage Company memproduksi dua jenis
senapan pemburu dari pabrik yang sama: Model A dan Model B. Asumsikan
bahwa proses manufaktur di definisikan dengan aktivitas-aktivitas berikut ini:
proses mesin, perakitan, inspeksi, dan pengerjaan kembali. Dari keempat aktivitas
tersebut, proses mesin dan perakitan merupakan aktivitas nilai tambah dan
inspeksi dan pengerjaan kembali merupakan aktivitas tidak menambah nilai. Pada
akhir 1997, Carthage memulai beberapa perubahan proses yang di desain untuk
memperbaiki kualitas dan metode produksi. Perubahan dalam metode yang di
harapkan dapat meningkatkan presisi proses mesin dan menurunkan waktu kerja
mesin; namun demikian, suku cadang yang di hasilkan akan sedikit sulit di rakit,
dan diperkirakan memerlukan waktu perakitan yang lebih lama. Jika kenaikan
kualitas muncul seperti yang di harapkan , maka proses tersebut memerlukan lebih
sedikit aktivitas inspeksi dan lebih sedikit pengerjaan kembali. Informasi yang
berkaitan dengan proses dan kedua produknya di sajikan dalam peraga 22-9.
Peraga 22-10 memberikan analisis produktivitas proses berdasarkan data dari
peraga 22-9.
(Peraga 22-9 Data Produktivitas : Contoh Carthage Company)

Model A :
Unit yang di produksi
Jumlah jam kerjamesin yang di gunakan
Jumlah jam perakitan
Jumlah jam inspeksi
Jumlah unit yang dikerjakankembali
Model B :
Jumlah unit yang di produksi
Jumlah jam kerjamesin yang di gunakan
Jumlah jam perakitan
Jumlah jam inspeksi
Jumlah unit yang dikerjakankembali
TarifAktivitas :
Proses mesin (per jam kerjamesin)
Perakitan (per jam perakitan)
Inspeksi (per jam inspeksi)
Pengerjaankembali (per unit yang
kerjakankembali)

di

1997

1998

20.000
20.000
5.000
10.000
1.000

25.000
20.000
6.500
5.000
500

10.000
5.000
2.000
4.000
400

12.000
4.000
2.600
2.200
200

$ 39
9
10

$ 40
10
12

20

20

Hasil produktivitas dalam peraga 22-10 menunjukan bahwa produktivitas
aktivitas meningkat untuk semua aktivitas kecuali untuk kegiatan perakitan
(berdasarkan analisis profil untuk kedua model). Perhatikan bahwa out put
meningkat dan input tidak meambah nilai menurun secara signifikan,
Menghasilkan kenaikan dramatis dalam rasio produktivitas untuk kedua aktivitas
yang tidak menambah nilai. Jadi perubahan dalam produktivitas aktivitas muncul
seperti yang di harapkan. Selanjutnya, nilai perubahan produktivitas adalah
positive, menunjukan perubahan favorable- kenyataa bahwa produktivitas
perakitan menurun, bukan hasil yang buruk berdasarkan keuntungan yang di dapat
dari aktivitas-aktivitas lainnya. Akhirnya, pengukuran agregasi memberitahu kita
bahwa total produktivitas proses meningkat sampai $ 417,300. Kesuksesan ini di
capai dengan mengurangi tinkat aktivitas tidak menambah nilai dan dengan
memperbaiki aktivitas mesin.
(Peraga 22-10 Ilutrasi Analisis Proses Produksi : Contoh Carthage)
Model A
AnalisiProfil :
Proses mesin
Perakitan
Inspeksi
PengerjaanKembali

1997
1998
1
1,25
4
3,8
2
5,0
20
50,0
PengukuranProduktivitasKeterkaitan-Laba:
(1)
(2)
(3)

Input
Proses mesin
Perkitan
Inspeksi
Pengerjaankembali

PQ*

PQxP

AQ

25.000
6.250
12.500
1.250

$ 1.000.000
62.500
150.000
25.000
$ 1.237.500

20.000
6.500
5.000
500

*25.000 : 1; 25.000 : 4; 25.000 : 2; 25.000 : 20

Model B
AnalisisProfil :
Proses mesin
Perakitan

1997
2,0
5,0

1998
3,0
4,6

(4)

(2) – (4)

AQxP (PQxP) – (AQxP)

$ 800.000
65.000
60.000
10.000
$ 935.000

$ 200.000
(2.500)
90.000
15.000
$ 302.500

Inspeksi
PengerjaanKembali

2,5
5,5
25,0
60,0
PengukuranProduktivitasKeterkaitanLaba :
(1)
(2)
(3)

Input

PQ*

PQxP

AQ

(4)
AQxP

(2) – (4)
(PQxP)-

(AQxP)

Proses mesin
Perakitan
Inspeksi
PengerjaanKembali

6.000
2.400
4.800
480

$ 24.000
24.000
57.000
9.500
$ 331.200

4.000
2.600
2.200
200

$ 160.000
26.000
26.400
4.000
$ 216.000

*12.000 : 2; 12.000 : 5; 12.000 : 2,5; 12.000 : 25

Pengukuran Proses Agregasi
PengukuranKeterkaitan-Laba
Model A
$ 302.500
Model B
114.800
Total
$ 417.300

Produktivitas Jasa
Model produktivitas proses dengan mudah di adaptasi oleh organisasi jasa.
Semua organisasi memiliki proses, proses-proses tersebut dapat di identifikasi,
aktivitas dan output dapat di definisikan, dan pengukuran produktivitas dapat di
lakukan. IBM Credit, misalnya, adalah sebuah organisasi jasa, menawarkan
pembiayaan untuk computer, perangkat lunak dan jasa yang di jual oleh IBM
Coorporation. Dalam IBM Credit, salah satu proses mayornya adalah proses
persiapan kuota. Proses persiapan kuota di definisikan oleh aktivitas-aktivitas
berikut ini : memasukan pesanan data computer, menilai kelayakan kredit,
memodifikasi perjanjian pinjaman, penetapan harga dan persiapan dan pengiriman
surat kuota. Karena aktivitas-aktivitas tersebut di alokasikan di departemen yang
terpisah, termasuk dalam proses ini juga adalah aktivitas perpindahan-suatu
aktivitas yang mentransferkan setiap output aktivitas dari satu lokasi ke lokasi
lainnya. Pada dasarnya, aplikasi kredit pelanggan di transfer dari dari satu
department ke departemen lainnya, suatu transfer muncul hanya setelah
departemen tertentu telah menyelesaikan aktivitasnya (misalnya, department
kredit mentransfer aplikasi ke department praktik bisnis setelah aplikasi tersebut

$ 8.000
(2.000)
31.200
5.600
$ 114.800

di nilai kelayakannya). Output proses dapat di definisikan sebagai persetujuan
pembiayaan dan dapat di ukur dengan jumlah kuota. Sebelum usaha perbaikan di
lakukan , di perluka waktu 6 hari untuk menyiapkan sebuah kuota. IBM Credit
mendesain kembali proses tersebut dengan menghapus aktivitas perpindahan yang
tidak menambah nilai. Tindakan ini menghasilkan dua hal. Pertama, waktu yang
di perlukan untuk memproses sebuah aplikasi di kurangi dari 6 hari menjadi
beberapa jam. Kedua, Rasio produktivitas tenaga kerja diperbaiki secara dramatis.
Jumlah pekerja yang tinggal tetap sama, namun jumlah kuota yang dip roses
meningkat 100 kali. Ini berarti, jika rasio produktivitas tenaga kerja parsial
sebelumnya perbaikan 10, maka sekarang menjadi 1000.
Keterbatasan dan Peringatan terhadap Pengukuran Produktivitas
Karena output aktivitas merupakan input, pengurangan aktivitas yang tidak
menambah nilai seharusnya di tunjukan sebagai perbaikan produktivitas proses.
Mengapa ? Pengurangan aktivitas-aktivitas tidak menambah nilai berarti menacari
cara untuk memproduksi output proses yang sama atau lebih tinggi dengan lebih
sedikit output aktivitas tidak menambah nilai , dan karenanya rasio output atau
input akan menunjukan kenaikan. Tujuannya adalah memproduksi output proses
tanpa satupun input aktivitas yang tidak menambah nilai. Pengurangan dan
penghapusan aktivitas tidak manambah nilai berarti memperbaiki efisiensi proses
teknis. Jadi, penting untuk mengidentifikasi semua input-input aktivitas tidak
menambah nilai untuk suatu proses . Ini berarti bahwa kita harus berhati-hati
dalam mengidentifikasi dan mendefinisikan aktivitas-aktivitas yang di gunakan
oleh proses yang di evaluasi.
Perhatikanlah, misalnya, proses perolehan (procurement process). Proses ini
terdiri dari 3 aktivitas utama : pembelian, penerimaan, dan pembayaran tagihan.
Aktivitas-aktivitas tersebut biasanya di klasifikasikan sebagai aktivitas nilaitambah. Dalam realitas, aktifitas tersebut mungkin saja memiliki subprosessubprosesdan dig anti oleh aktivitas lain, yaitu yang lebih baik. Sebagian aktivitas
yang lebih baik yang mendefinisikan subproses pada dirinya sendiri dapat
merupakan aktivitas yang tidak menambah nilai. Misalnya, pembayaran tagihan

mungkin di definisikan oleh aktivitas-aktivitas seperti membandingkan dan
mencocok-cocokan dokumen sumber, memecahkan masalah perbedaan angka,
dan aktivitas mengeluarkan cek. Dari ketia aktivitas tersebut, memecahkan
masalah perbedaan angka jelas merupakan aktivitas tidak menambah nilai dan
mengurangi serta menghapus aktvitas ini akan memperbaiki keseluruhan
produktivitas proses. Namun, jika aktivitas ini di timbun dalam aktivitas
pembayaran tagihan dan produktivitas aktivitas diukur relative terhadap aktivitas
yang lebih makro, maka perbaikan mungkin tidak akan terdeteksi. Secara khusus,
penghapusan aktivitas tidak menambah nilai, yaitu menghapus aktivitas
memecahkan

masalah

perbedaan

angka,

mungkin

tidak

mempengaruhi

pengukuran output aktivitas, yaitu jumlah tagihan yang di bayarkan , atau
pengukuran output proses, yaitu jumlah barang yang di beli dan di bayar. Jadi,
pengukuran produktivitas akan tetap tidak berubah walaupun ada perbaikan
produktivitas proses. Solusinya adalah dengan mendefinisikan input proses pada
tingkat yan lebih baik (memecahkan masalah perbedaan angka yang seharusnya
merupakan input proses, diukur dengan jumlah perbedaan angka yang
diselesaikan).
Aktivita-aktivitas menambah nilai juga memiliki masalah yang sama.
Memperbaiki efisiensi aktivitas nilai tambah dalam suatu proses mungkin tidak
kelihatan sebgai suatu perbaikan produktivitas proses. Misalnya, lebih sedikit
input digunakan untuk memeproduksi output proses yang sama. Jadi, diperlukan
analisi produktivitas aktifitas yang terpisah untuk aktivitas nilai-tambah. Jumlah
pengukuran keterkaitan-laba individual untuk semua aktivitas nilai-tambah dalam
suatu proses dapat digunakan untuk mengukur efeknya terhadap produktivitas
proses dari perbaikan aktivitas individual. Tentu saja, terdapat perbaikan
produktivitas proses untuk aktivitas-aktivitas nilai tambah yang akan di teruskan
oleh analisis produktivitas tingkat proses-khusunya pebaikan-perbaikan (atau
inovasi inovasi) yang secara langsung mempengaruhi kuantitas dan jenis output
aktivitas yang di gunakan suatu proses. Kedua pengukuran tersebut harus di
gunakan untuk memberikan informasi kinerja yang cermat dan logis kepada para
manajer.

Kualitas dan Produktivitas
Peningkatan kualitas dapat memperbaiki produktivitas dan sebaliknya.
Misalnya, perihal pengerjaan kembali, sebuah aktivitas kegagalan internal. Jika
pengerjaan kembali di kurangi dengan produksi unit cacat yang lebih sedikit,
maka lebih sdikit tenaga kerja dan bahan baku yang digunakan unuk
memproduksi output yang sama . Pengurangan jumlah unit yang cacat
meningkatkan kualitas; pengurangan jumlah input yang digunakan meningkatkan
produktivitas.
Karena kebanyakan perbaikan kualitas mengurangi jumlah sumber daya yang
digunakan untuk memproduksi dan menjual output organisasi, kebanyakan
perbaikan kualitas akan meningkatkan produktivitas. Jadi, pada umumnya,
perbaikan kualitas akan direfleksikan dalam pengukuran produktivitas. Namun
demikian, terdapat cara lain untuk memperbaiki produktivitas selain melalui
perbaikan kualitas. Sebuah perusahaan dapat memproduksi barang dengan sedikit
atau nihil unit cacat tapi tetap memiliki proses yang tidak efisien.
Misalnya, asumsikan suatu produk melewati proses 5 menit sebanyak dua
kali. (diasumsikan barang tersebut diproduksi bebas cacat). Maka, satu unit
memerlukan 10 menit untuk melalui kedua proses tersebut. Saat ini, unit-unit
diproduksi dalam batch 1.200. Proses 1 memproduksi 1.200 unit. Kemudia, batch
itu dibawa dengan mesin pengangkut barang ke lokasi lain, dimana unit-unit
melewati Proses 2. Jadi, untuk setiap proses , totalnya adalah 6.000 menit, atau
100 jam, yang di perlukan untuk memproduksi satu batch. Seribu dua ratus
(1.200) unit jadi, kemudian, memerlukan 200 jam (100 jam untuk setiap proses)
plus waktu pengangkutan (diasumsikan 15 menit).
Dengan mendesain kembali proses manufaktur, efisiensi dapat di tingkatkan.
Misalkan, proses yang kedua di alokasikan cukup dekat dengan proses pertama
sehingga segera setelah unit itu selesai, dari proses pertama dan kedua dapat
bekerja pada saat yang bersamaan. Proses kedua tidak lagi harus menunggu
produksi 1.200 Unit plus waktu pengangkutan sebelum ia dapat memulai
operasinya. Total waktu untuk memproduksi 1.200 unit sekarang adalah 6.000
menit plus waktu tunggu untuk unit pertama (lima menit). Jadi produksi 1.200

unit setelah dikurangi dari 200 jam, 15 menit ke 100 jam, 5 menit. Lebih banyak
output dapat di produksi dengan lebih sedikit input. Aktivitas pemindahan dan
penungguan adalah input-input yang tidak menambah nilai, jadi harus di
hilangkan sama sekali, dengan memperbaiki produktivitas proses.
Insentif Pembagian Keuntungan
Insentif

pembagian

keuntungan

pemberian

insentif

uang

perusahaan

yang

menjadi

produktivitas.

Sebagai

tunai

bagi

kunci

contoh,

(gainsharing)
seluruh

tenaga

pencapaian

misalkan

adalah

kualitas

suatu

kerja
dan

perusahaan

memiliki target untuk mengurangi jumlah unit cacat hingga 10
persen selama kuartal berikutnya pada pabrik tertentu. Jika
tujuan

tersebut

tercapai,

perusahaan memperkirakan

akan

terjadi penghematan Sebesar $ 1.000.000 (dengan menghindari
hal-hal seperti pengerjaan ulang dan perbaikan di masa garansi).
Pembagian

keuntungan

memberikan

insentif

dengan

menawarkan bonus kepada pegawai sesuai dengan persentasi
penghematan biaya, misalnya 20 persen. Contohnya, Ford Motor
Company

telah

mengusulkan

untuk

memeriksa

program

kompensasinya untuk 5.000 eksekutif puncak, menerapkan
program kompesasi yang baru yang menggantikan struktur
bonus yang digerakkan oleh laba dengan ukuran-ukuran berbasis
kinerja seperti kualitas produk keseluruhan. Jumlah bonus dapat
bertambah atau berkurang tergantung pada seberapa baik target
produktivitas dan kualitas dapat dipenuhi. Sun Microsystems
memberikan

contoh

lainnya.

Bonus

terikat

pada

loyalitas

pelanggan dan indeks kualitas pelanggan. Sun Microsystems
telah membuktikan bahwa ukuran kualitas seperti keterlambatan
pengiriman dan kerusakan software telah menurun secara
bertahap, sementara ukuran loyalitas pelanggan meningkat.
Rencana pembayaran per kinerja yang memungkinkan para

pegawai untuk berbagi keuntungan tampaknya menciptakan
minat dan komitmen tambahan. Menariknya rencana pembagian
keuntungan ini sepenuhnya saling melengkapi, atau mungkin
bahkan penting, untuk sistem pengukuran terpadu seperti
Balanced Scorecard.

CONTOH SOAL TEORI
1.

Definisikan total efisiensi produksi!
Jawab:
Total efisiensi produksi adalah suatu titik di mana dua kondisi dipenuhi:
- untuk setiap campuran input yang akan memproduksi output tertentu,
tidak diperlukan input berlebih dari yang dibutuhkan untuk menghasilkan
-

output tersebut, dan;
berdasarkan campuran input yang memenuhi kondisi pertama, campuran
yang biayanya paling sedikitlah yang dipilih.

2.

Jelaskan perbedaan anggaran efisiensi teknis dan efisiensi pertukaran input!
Jawab:
- Kondisi pertama pada soal 1 dipicu oleh relasi teknis dan, karenanya,
dirujuk sebagai efisiensi teknis. Memandang aktivitas-aktivitas sebagai
input, kondisi pertama mensyaratkan dihapuskannya aktivitas-aktivitas
yang tidak menambah nilai dan bahwa aktivitas-aktivitas yang
menambah nilai dapat dilakukan dengan kuantitas minimal yang
-

diperlukan untuk memproduksi output tertentu.
Kondisi kedua pada soal 1 dipicu oleh relasi harga input relatif dan,
karenanya, dirujuk sebagai efisiensi pertukaran input. Harga input
menentukan proporsi relatif yang harus digunakan untuk setiap input.
Penyimpangan dari proporsi tetap ini akan menghasilkan inefesiensi
pertukaran input.

3.

Apakah pengukuran produktivitas tersebut?
Jawab:
Pengukuran produktivitas berkenaan dengan penilaian kualitatif terhadap
perubahan produktivitas. Pengukuran produktivitas bertujuan untuk menilai
apakah efisiensi produksi telah meningkat atau menurun.

4.

Pengukuran produktivitas dapat bersifat aktual dan prospektif. Jelaskan
apakah pengukuran produktivitas yang bersifat aktual!
Jawab:
Pengukuran produktivitas aktual adalah pengukuran yang membuat manajer
dapat menilai, memonitor, dan mengontrol perubahan-perubahan.

5.

Pengukuran produktivitas bersifat actual atau prospektif, apa yang dimaksud
pengukuran prospektif?
Jawab:
Pengukuran prospektif adalah pengamatan ke depan dan ia adalah input bagi
pengambilan keputusan strategis. Secara khusus, pengukuran prospektif
membuat para manajer dapat membandingkan keuntungan relative dari
berbagai kombinasi input yang berbeda, memilih input dan campuran input
yang memberikan keuntungan terbesar.

6.

Jelaskan perbedaan antara pengukuran produktivitas parsial dan total?
Jawab:
Pengukuran produktivitas secara parsial adalah pengukuran produktivitas
untuk satu satu input pada suatu waktu. Produktivitas dari input tunggal
biasanya diukur dengan menghitung rasio output terhadap input.
Rasio produktivitas = output/input
Sedangkan pengukuran produktivitas dari seluruh input disebut pengukuran
produktivitas total (total productivity measurement). Dalam istilah praktis,
pengukuran produktivitas total dapat didefinisikan sebagai pemfokusan
perhatian pada beberapa input yang, secara total. Pada setiap kasus
pengukuran produktivitas total mensyaratkan pengembangan dari pendekatan
pengukuran multifactor. Pendekatan multifactor yang umum disarankan
dalam literartur produktivitas (tetapi jarang ditemukan di dalam praktik)
adalah menggunakan indeks produktivitas agregat.

7.

Apakah pengukuran produktivitas operasional tersebut? Suatu pengukuran
finansial?
Jawab:

Pengukuran produktivitas operasional dan finansial merupakan bagian dari
pengukuran produktivitas parsial dimana pengukurannya hanya untuk satu
input pada suatu waktu. Jika output dan input diukur dalam kuantitas fisik
maka kita memiliki pengukuran produktivitas operasional. Jika output atau
input dinyatakan dalam dolar, kemudian kita akan mendapatkan pengukuran
produktivitas finansial.
8.

Diskusikan kekuatan dan kelemahan pengukuran produktivitas parsial?
Jawab:
Kekuatan
Pengukuran parsial membuat para manajer
dapat fokus pada penggunaan input
particular. Pengukuran operasional parsial
memiliki kelebihan dalam kemudahan
penafsiran oleh semua pihak organisasi.
Konsekuensinya pengukuran operasional
parsial mudah digunakan untuk menilai
kinerja produktivitas dari personel operasi.

9.

Kelemahan
Pengukuran parsial yang digunakan dalam
isolasi
dapat
menyesatkan.
Suatu
penurunan dalam produktivitas sebuah
input mungkin perlu untuk meningkatkan
produktivitas input lainnya. Pertukaran
seperti itu diinginkan jika biaya
keseluruhan akan menurun, tapi efek ini
tidak akan terlihat dengan menggunakan
pengukuran parsial lainnya.

Sebutkan definisi pengukuran total produktivitas dalam peristilahan praktis !
Jawab:
Dalam peristilahan praktis, definisi pengukuran total produktivitas sebagai
pemusatan perhatian pada sejumlah batas terbatas input yang dalam yang
dalam total menunjukkan kesuksesan organisasi.

10. Jelaskan mengenai pengukuran pengukuran profil profuktivitas !
Jawab:
Pengukuran profil menyediakan serangkaian seri atau vector yang
memisahkan dan membedakan pengukuran-pengukuran operasional parsial.
Profil-profil dapat dibandingkan setiap waktu untuk menyedikan informasi
mengenai perubahan produktivitas. Untuk menggambarkan pendekatan profil,
kita akan menggunakan hanya dua input: tenaga kerja dan bahan baku.
11. Sebutkan peraturan yang menjelaskan tentang keterkaitan perubahan
produktivitas dengan laba !
Jawab:

Untuk periode saat ini (periode lancar), hitung biaya input yang akan
digunakan jika perubahan produktivitas tidak ada dan bandingkan biaya ini
dengan biaya input yang actual digunakan. Perbedaan dalam biaya ini
merupakan jumlah di mana laba berubah karena perubahan produktivitas.
12. Berikan penjelasan mengenai komponen pemulihan-harga !
Jawab:
Komponen pemulihan-harga merupakan Perbedaan antara perubahan total
laba dan perubahan produktivitas keterkaitan-laba. Komponen ini merupakan
perubahan dalam pendapatan dikurang perubahan dalam biaya input, dengan
asumsi tidak ada perubahan aktivitas. Karenanya, komponen ini mengukur
kemampuan perubahan pendapatan untuk menutupi perubahan biaya input,
dengan asumsi tidak ada perubahan produktivitas.
13. Apakah analisis produktivitas aktivitas tersebut, dan apakah keterbatasannya?
Jawab:



Analisis produktivitas aktivitas merupakan suatu pendekatan yang secara
langsung mengukur perubahan dalam produktivitas aktivitas.
Keterbatasan aktivitas-aktivitas dalam suatu organisasi dapat
diklasifikasikan sebagai yang menambah nilai dan tidak menambah-nilai.
Aktivitas menambah-nilai yang dilakukan secara tidak efisien akan
menimbulkan biaya tidak menambah-nilai dan dapat diperbaiki. Jadi,
analisis produktivitas aktivitas dapat menjadi alat yang berguna untuk
memprediksi dan memonitor perbaikan efisiensi untuk aktivitas-aktivitas
kategori nilai-tambah. Aktivitas tidak menambah-nilai adalah aktivitasaktivitas yang tidak perlu, dan peerusahaan harus berusaha keras untuk
menghapus aktivitas-aktivitas tersebut.

14. Apakah analisis produktivitas proses tersebut?
Jawab:
Analisis proses memperlakukan aktivitas sebagai input dan mengevaluasi
produktivitas aktivitas dengan mengkaitkan aktivitas dengan output yang
dihasilkan oleh proses tersebut.
15. Dapatkah perbaikan produktivitas dicapai tanpa memperbaiki kualitas?
Jelaskan?
Jawab:

Tidak, karena peningkatan kualitas dapat memperbaiki produktivitas dan
sebaliknya. Misalnya, perihal pengerjaan kembali, sebuah aktivitas kegagalan
internal. Jika, pengerjaan kembali dikurangi dengan memproduksi unti cacat
yang lebit sedikit, maka lebih sedikit tenaga kerja dan bahan baku yang
digunakan untuk memproduksi output yang sama.
16. Mengapa penting bagi seorang manajer untuk memperhatikan produktivitas
dan kualitas sekaligus ?
Jawab :
Telah di jelaskan sebelmnya dalam soal nomor 2. Bahwa kenaikan kualitas
sangat mempengaruhi peningkatan produktivitas. Sehinga keterkaitan ini
sangat mempengaruhi satu sama lain. Maka Manajer tidak dapat hanya
memperhatikan salah satu darinya. Kualitas yang di monitori oleh manajer
akan berpengaruh terhadap produktivitas, dan sebaliknya. Maka manajer
harus memperhatikan keduanya.
17. Sebutkan Langkah-langkah peningkatan produktivitas !
Jawab :
1.

Analisa situasi.

2.
3.
4.
5.

Merancang program peningkatan produktivitas.
Menciptakan kesadaran akan produktivitas.
Menerapkan Program
Mengevaluasi program dan memberikan umpan balik

18. Peningkatan produktivitas dapat dilihat dalam tiga bentuk, Sebutkan!
Jawab :
a.

Jumlah keluaran (output) dalam mencapai tujuan meningkat
denganmenggunakan sumber daya (input) yang sama.

b.

Jumlah keluaran (output) dalam mencapai tujuan sama atau meningkat
dicapai dengan menggunakan sumber daya (input) yang lebih sedikit.

c.

Jumlah keluaran (output) dalam mencapai tujuan yang jauh lebih besar
diperoleh dengan pe