PENGARUH SISTEM PEMBERIAN KOMPENSASI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PUSKESMAS SAMATIGA KABUPATEN ACEH BARAT

  

PENGARUH SISTEM PEMBERIAN KOMPENSASI TERHADAP PRESTASI KERJA

PEGAWAI PUSKESMAS SAMATIGA KABUPATEN ACEH BARAT

1) 2)

  

Cut Hamdiah Rahmah Yulianti

1, 2)

  Fakultas Ekonomi Universitas Serambi Makkah Banda Aceh 2)

  

ahmah.yulianti@serambimekkah.ac.id

Abstrak: Penelitian bertujuan untuk mengukur sejauh mana pengaruh pemberian kompensasi dalam

  rangka peningkatan produktivitas pegawai. Penelitian ini dilakukan pada Puskesmas Samatiga di Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat, maka untuk mendapatkan data yang diperlukan maka digunakan tehnik wawancara, observasi dan penyebaran angket berupa kuisioener kepada para pegawai Puskesmas yang respondennya sebanyak 30 orang. Tehnik analisa yang digunakan adalah analisa kualitatif yakni dengan menggunakan regresi berganda dengan rumus Y=b

  1 x 1 +b 2 x 2 sedangkan untuk

  melihat berapa besar pengaruh kompensasi terhadap produktivitas pegawai menggunakan koefisien determinasi kemudian hasil regresi terhadap hipotesis menggunakan T atau F- Berdasarkan hasil

  test.

  olahan data didapat hasil Y=1.525 + 0,255 x1 + 0,186 x2 dengan korelasi r sebesar 0.890. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh kompensasi terhadap produktivitas pegawai. Dari koefisien korelasi

  2

  diperoleh nilai koefisien determiasi (r ) sebesar 0,792 atau 79,2%, ini berarti kompensasi langsung (X

  1 )

  dan kompensasi tidak langsung (X

  2 ) mempengaruhi produktivitas pegawai sebesar 79,2 % dan sisanya 20,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

  Kesimpulan yang diambil dalam penelitian ini adalah bahwa kompensasi yang ada pada Puskesmas Samatiga Kecamatan Samatiga berpengaruh secara positif terhadap produktivitas pegawai.

  Kata Kunci : Produktifitas, Konpensasi Langsung, Konpensasi Tidak Langsung

PENDAHULUAN rangka menggerakkan sumber daya manusia dalam

  Berkembangnya suatu organisasi baik suatu organisasi untuk bekerja lebih produktif, instansi pemerintahan maupun swasta sangat dengan kata lain kompensasi mempunyai pengaruh bergantung pada berbagai kebijaksanaan yang terhadap pendayagunaan pegawai dan pencapaian ditempuh oleh pimpinan dalam mencapai tujuan efektivitas dan produktivitas yang tinggi. yang direncanakan. Untuk mencapai tujuan inilah Semakin tinggi pengorbanan yang perlu didukung oleh berbagai tuntutan diantaranya diberikan pegawai maka semakin tinggi pula kemampuan dan dedikasi yang tinggi dari kompensasi yang harus diberikan dan begitu pula pelaksana tugas. Dengan demikian sangat dirasakan sebaliknya agar tercapai titik keseimbangan yang sekali tuntutan akan perlu adanya tenaga saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. kerja/pegawai yang memiliki kemampuan sumber Suatu organisasi atau instansi harus cukup daya manusia yang berkemampuan tinggi dan menyadari bahwa pemberian kompensasi kepada punya rasa tanggung jawab sehingga mempunyai pegawai secara langsung telah memenuhi keinginan efisiensi, efektivitas serta produktivitas yang pegawai, oleh karena itu suatu organisasi harus merupakan sasaran dan tujuan yang direncanakan benar – benar memperhatikan manajemen oleh suatu organisasi akan dapat tercapai. pemberian kompensasi untuk terciptanya

  Sasaran organisasi akan mudah tercapai produktivitas yang diinginkan. Demikian pula apabila diiringi dengan kebijaksanaan kompensasi halnya dengan Puskesmas Samatiga Kecamatan yang benar, karena sistim kompensasi merupakan Samatiga, dimana dalam menjaga kesejahteraan dan salah satu faktor yang sangat membantu dalam produktivitas kerja pegawai Puskesmas selalu memperhatikan sistim pemberian kompensasi yang menerapkan kebijaksanaan kompensasi agar seimbang dan sesuai dengan pengorbanan pegawai sumber daya manusianya dapat meningkat. Puskesmas yang telah dicurahkan kepada Dalam hubungan produktivitas kerja kepentingan instansi/ perusahaan baik swasta pegawai Puskesmas, maka fungsi pemberian maupun pemerintah. kompensasi adalah salah satu faktor yang sangat Produktivitas kerja pegawai Puskesmas penting dan tercapainya produtivitas yang tinggi. Samatiga Kecamatan Samatiga sekarang tampak Penggunaan tenaga kerja yang memiliki lebih meningkat, sebagaimana halnya suatu kemampuan dan keterampilan yang tinggi / khusus organisasi tentunya terdiri dari orang yang harus sangat menetukan bagi tercapainya produktivitas bekerja sama antara satu sama lainnya untuk dapat kerja.Untuk mendapatkan tenaga kerja yang lebih meningkatkan produktivitas kerja. Pelayanan produktif inipun tidaklah mudah. Namun perlu kesehatan terhadap masyarakat umum yang tujuan perhatian yang cukup serius penanganannya melalui utamanya adalah pencapaian tujuan pemerintah pengembangan pegawai Puskesmas itu sendiri yang dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan tidak lepas dari sifat manusia yang selalu ingin maju serta peningkatan pelayanan bagi masyarakat luas, dan meningkatkan kesejahteraan yang lebih tinggi. maka erat kaitannya dengan fungsi yang

  LANDASAN TEORITIS Pengertian Organisasi

  Sebagai landasan teoritis dan Menurut Manulang (1981:69) mengemukakan sehubungan dengan dibahas beberapa bahwa organisasi: permasalahan seperti yang dikemukakan pada

  • latar belakang permasalahan, maka kiranya sekelompok orang yang bekerjasama perlu dikemukakan beberapa pengertian yang untuk mencapai suatu atau beberapa bersifat teoritis tentang organisasi secara umum tujuan tertentu. yang akan menjadi acuan bagi penulis dalam

  Organisasi dalam arti badan adalah

  • membahas masalah kompensasi dan struktur adalah gambaran secara produktivitas.

  Organisasi dalam arti bagian atau

  skematis tentang hubungan kerjasama Siagian, (1995 : 116) menyatakan bahwa dari orang

  • –orang yang terdapat dalam organisasi didefinisikan sebagai berikut : rangka usaha mencapai suatu tujuan.

  “Setiap bentuk persekutuan antara dua orang Dari definisi diatas suatu organisasi terdiri dari atau lebih yang bekerjasama untuk mencapai 3 ( tiga ) cirri yaitu: suatu tujuan bersama dan terikat secara formal Adanya sekelompok orang – orang.

  • dalam suatu ikatan hirarki dimana selalu
  • terdapat hubungan antara seseorang atau kerjasama yang harmonis.
  • sekelompok orang yang disebut pimpinan dan

  Antar hubungan terjadi dalam suatu

  Kerjasama didasarkan atas hak, seorang atau sekelompok orang lain yang kewajiban atau tanggung jawab disebut bawahan”. masing-masing orang dalam pencapaian tujuan. Batasan tersebut menunjukkan adanya suatu ikatan formal yang mendukung kerjasama untuk mencapai tujuan. Fungsi pengorganisasian merupakan proses menciptakan hubungan antar fungsi personalia dan faktor fisik agar kegiatan yang dilaksanakan dan diarahkan pada tujuan bersama.

  Berhasil atau tidaknya suatu organisasi sangat tergantung pada pengorganisasian yang telah ditetapkan dan dijalankan dengan tepat dimana sumber daya manusia, alat

  • –alat tugas, wewenang serta tanggung jawab diatur sedemikian rupa sehingga mempermudah gerak pencapaian tujuan yang telah digariskan sebelumnya.

  Pengertian Sumber Daya Manusia.

  Dalam pengkajian manajemen sumber daya manusia maka terlebih dahulu ditinjau tentang pendapat para ahli mengenai definisi manajemen, terdapat beberapa pandangan dari para ahli manajemen tersebut yakni menurut Terry, disadur Manullang, (1981 : 15 ) yaitu sebagai berikut :

  “Manajemen adalah pencapaian tujuan yang diterapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan orang lain. Jadi pencapaian tujuan tidak mungkin dilakukan oleh perorangan, tetapi lebih dari satu orang atau kelompok sehingga semakin banyak orang yang terlibat dalam proses pencapaian tujuan maka makin besar dan penting peranan manajemen ”.

  Menurut Stoner (1996 : 9) manajemen adalah : “Proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan”.

  Untuk memperoleh sukses, manajemen membutuhkan integritas dari pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia yang dipercayai untuk melaksanakan. Tujuan tersebut dapat dicapai oleh manajemen dengan melaksanakan fungsi manajemen pada berbagai bidang. Dalam hal ini penulis membatasi pembahasan pada bidang “ Manajemen Sumber Daya Manusia “.

  Flippo ( 1992 : 5 ) mengemukakan : “Personnel Manajemen is the planning, organizing, directing and controling of procurement, development, cimpensations, integration and maintenance of the people for the purpuse to the organizational individual and social goal “.

  Manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dari pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian dan pemeliharaan tenaga kerja dengan tujuan membantu tujuan organisasi dan masyarakat.

  Kompensasi a.

  Pengertian Kompensasi

  Kompensasi merupakan salah satu faktor penentu bagi pegawai pada sebuah instansi/perusahaan untuk meningkatkan hasil kerjanya. Apabila pegawai Puskesmas merasa puas akan kompensasi yang diberikan instansi/ perusahaan yang diberikan kepadanya, maka akan terlihat jelas dari produktivitas kerja yang meningkat, kecintaan dan tanggung jawab akan tinggi terhadap sasaran –sasaran perusahaan, namun apabila kompensasi yang diberikan perusahaan/instansi dirasakan tidak sesuai dengan pengorbanan yang diberikan ataupun tidak memadai maka prestasi, motivasi dan kepuasan serta produktivitas kerja pegawai Puskesmas akan menurun.

  • – 116 ) secara rinci menggambarkan tujuan dari pemberian kompensasi adalah sebagai berikut : “Memperoleh personalia yang qualifeat, dalam rangka mencari pelamar tenaga kerja. Mempertahankan pegawai yang telah ada sekarang, bila tingkat kompensasi tidak kompetitif, niscaya pegawai yang baik akan keluar.

  Sehubungan dengan hal ini, Notoatmodjo ( 1991 : 142 ) mendefinisikan kompensasi adalah suatu yang diterima oleh pegawai sebagai balas jasa untuk kerja mereka.

  Berdasarkan definisi diatas bahwa kompensasi menyangkut segala pemberian perusahaan terhadap pegawai Puskesmas, tetapi disini gaji atau insentif pegawai Puskesmas adalah sangat diutamakan, sebab masalah kompensasi ini menyangkut dengan kehidupan pegawai Puskesmas secara langsung. Definisi lain diberikan oleh Nitiseomito (1987:149) menyebutkan bahwa: “Kompensasi adalah imbalan balas jasa yang diberikan oleh perusahaan pada pegawai yang dinilai dengan uang atau mempunyai kecendrungan diberikan secara tetap”.

  Berikutnya Siswanto (1987:116) mendefinisikan kompensasi adalah: “Imbalan jasa atau balas jasa yang diberikan perusahaan kepada tenaga kerja, karena tenaga tersebut telah memberikan sumbangan tenaga pikiran demi kemajuan, kontinutas perusahaan dalam rangka pencapaian tujuan.

  Bagi pegawai Puskesmas kompensasi yang diberikan tidak saja merupakan balas jasa bagi pekerjaan yang telah dilaksanakan. Tetapi penting juga bagi mereka sebagai suatu individu karena besarnya kompensasi mencerminkan ukuran nilai mereka diantara pegawai Puskesmas itu sendiri, keluarga dan masyaratkat serta perusahaan.

  b.

  Tujuan Kompensasi Handoko ( 1985 : 115

  Menjamin keadilan administrasi pengupahan, penggajian dan berusaha memenuhi prinsip keadilan, serta menghargai perilaku yang diinginkan yaitu mendorong pegawai Puskesmas dapat berprestasi dalam bekerja dan memenuhi peraturan yang legal.

  Selanjutnya juga dijelaskan bahwa pemberian kompensasi yang layak kepada pegawai Puskesmas berperan untuk meningkatkan moral dan bekerja lebih semangat, rajin dan penuh percaya diri. Apabila kompensasi dirasakan pegawai Puskesmas tidak layak maka akan menyebabkan rendahnya moral pegawai serta mengurangi disiplin kerja.

  Flippo (1992 : 4) mengemukakan program kompensasi pegawai Puskesmas dirancang untuk melakukan tiga hal :

  1. Untuk menarik para pegawai ke dalam organisasi.

  2. Untuk memotivasi mereka mencapai prestasi yang unggul.

  3. Untuk menciptakan masa dinas yang panjang.

  c.

  Jenis – Jenis Kompensasi Untuk memotivasi agar merasa tidak jenuh dan bekerja lebih rajin diberikan berbagai kompensasi dalam bentuk moneter (uang), agar dapat menjamin mereka betah tinggal dan bekerja dalam instansi tersebut.

  Kompensasi terbagi dua yaitu kompensasi finansial dan kompensasi non finansial, kompensasi finansial terbagi lagi yaitu kompensasi langsung dan tidak langsung.

  1. Kompensasi Finansial Langsung Yaitu merupakan kompensasi yang diberikan secara tetap, yang terdiri dari bayaran upah, gaji, bonus dan komisi, yang mana menurut Malayu S.P Hasibuan ( 1994, 133 ) : “balas jasa yang dibayar secara periodik dengan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti. Sedangkan upah adalah balas jasa yang dibayar pada kerja harian dengan berpedoman atas perjanjian yang disepakati”.

  2. Kompensasi Tidak Langsung Merupakan jenis kompensasi yang diberikan perusahaan kepada pegawai Puskesmas yang tidak diterimanya secara langsung akan tetapi mempengaruhi kesejahteraannya. Kompensasi tidak langsung ini sering disebut dengan kompensasi lengkap ( Fringle benefit ) atau kompensasi tambahan. Kompensasi ini sebagai upaya penciptaan kondisi dan lingkungan kerja yang menyenangkan dan secara tidak langsung berkaitan dengan prestasi kerja.

  Sehubungan hal ini Handoko ( 1995 : 135 ) mengemukakan : “Tipe kompensasi pelengkap sering disebut “ fringle benfit “ adalah untuk mempertahankan pegawai perusahaan dalam jangka panjang. Kompensasi pelengkap ini berbentuk penyediaan “ benefit “ dan program pelayanan kesejahteraan pegawai. Benefit dan pelayanan tersebut merupakan kompensasi tidak langsung karena biasanya diperlukan sebagai upaya penciptaan kondisi dan lingkungan kerja yang menyenangkan dan secara tidak langsung berkaitan dengan prestasi kerja. Kompensasi dalam bentuk upah dan gaji disebut kompensasi langsung karena hal ini didasarkan atas faktor – faktor pekerjaan kritis”.

  Pendapat lain dikemukakan oleh Flippo (1988:56) yang menyebutkan jenis –jenis kompensasi yang bersifat tunjangan ( insentif ) adalah : “Pembayaran untuk waktu tidak bekerja, contohnya dalam bidang ini akan mencakup periode istirahat yang dibayar seperti istirahat makan siang, hari libur, cuti dan alasan pribadi lainnya. Perlindungan terhadap bahaya dan hal

  • –hal yang tidak terelakkan : sakit, cedera, utang, usia lanjut dan kematian dimana dalam keadaan demikian harus diberikan insentif.

  Produktivitas a.

  Pengertian Produktivitas Dalam usaha mempertinggi standar hidup maka haruslah diikuti pula oleh produktivitas yang tinggi dalam lingkungan kerja, ini berarti organisasi harus bekerja secara efesien atau harus memiliki produktivitas yang tinggi. Hidayat ( 1986 : 126 ) bahwa produktivitas dapat diartikan sebagai sikap mental manusia untuk membuat hari esok lebih baik dari sekarang dan membuat hari ini lebih baik dari hari kemarin. Menurut Hasibuan ( 1996 : 126 ) bahwa produktivitas adalah: “Perbandingan antara output ( hasil ) dengan input ( masukan ), jika produktivitas naik ini hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan efisiensi ( waktu, bahan, tenaga dan sistem kerja, tehnik produksi dan adanya peningkatan keterampilan dari tenaga kerjanya”.

  Selanjutnya menurut Cahyono ( 1990 : 281 ) bahwa produktivitas merupakan perbandingan atau rasio output terhadap input. Penggunaan rasio ini perlu memperhatikan baik aspek pegawai ( kwalitas dan kuantitas ) aspek pimpinan ( pengaruh dan pembinaan ) maupun aspek rumusan sasaran kerja yang harus dicapai disamping kapasitas mesin pengolahannya ( tehnologi ).

  Berdasarkan pendapat tersebut maka konsep produktivitas dikembangkan untuk mengukur besarnya kemampuan untuk menghasilkan nilai tambah atas komponen masukan yang digunakan.

  b.

  Faktor-faktor Yang Mempegaruhi Produktivitas Kerja Setiap perubahan atau dinamika pasti ada faktor-faktor yang mempengaruhinya, demikian juga masalah produktivitas ini, faktor yag lebih berperan dalam peningkatan produktivitas kerja adalah kemampuan manajemen dalam mengatur dan menciptakan suasana kerja.

  Siagian, (1994:125) mengemukakan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Produktivitas tenaga kerja adalah: “Dipengaruhi oleh beberapa faktor baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktor-faktor lainnya, seperti : motifasi, pendidikan, disiplin kerja, ketrampilan, sikap etika kerja, gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan, lingkungan kerja dan iklim kerja, tekhnologi, sarana produksi, jaminan sosial, manajemen, kesempatan berprestasi”.

  c.

  Pengukuran produktivitas Produktivitas merupakan pengukuran sejauh mana sumber daya yang ada berperan optimal dalam organisasi dan digunakan untuk mencapai tujuan. Sampai sejauh mana sumber daya yang ada dapat dikombinasikan dan dimanfaatkan dengan membandingkan besaran atau jumlah sumber daya yang sering disebut sebagai input.

  Dalam pengukuran produktivitas tenaga kerja biasanya hasil maupun masukan dinyatakan dalam waktu.

  Menurut Kamaruddin (1986:125) menyatakan agar produktivitas itu dapat dinyatakan output dan input harus dapat diukur dan diperbandigkan.

  Ratio ini mejadi ukuran indeks produktivitas (IP) :

  IP = = Output yang diperoleh Input yang dikeluarkan

  Hasil yang diperoleh Sumber daya yang digunakan

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi Penelitian

  Populasi merupakan keseluruhan subjek yang diperlukan yang ada penelitian yang dapat memberikan data yang hubungannya dengan penulisan skripsi. relatif dengan topik permasalahan. Pengambilan

  3.3 Metode Analisis

  sampel dilakukan secara random, maka yang Dalam menganalisa data, metode yang menjadi populasi adalah 20 dari 35 orang digunakan adalah metode analisa deskriptif pegawai Puskesmas Puskesmas Samatiga kualitatif dan kuantitatif sederhana. Analisa Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat.

  3.2

  kualitatif adalah data yang telah dikumpulkan

   Teknik Pengumpulan Data

  Dalam pengumpulan data metode yang dalam Bab penelitian yang kemudian dibahas digunakan adalah sebagai berikut : dan didukung oleh pendapat para ahli sebagai a.

  Data primier adalah data yang dikumpulkan dengan mengadakan landasan teoritis dalam bab pembahasan. komunikasi langsung pada pihak

  Sedangkan analisa kuantitatif adalah metode terkait dalam penulisan skripsi ini. yang mendukung analisa kualitatif antara lain b. Data sekunder adalah data yang telah terkomendasi yang berhubungan sebagai berikut : langsung dengan penulisan skripsi ini.

  c. adalah mengadakan Observasi pengamatan langsung terhadap objek penelitian untuk mendapatkan data

  Output

  Produktifitas =

  Input Output = merupakan total pendapatan yang dicapai Input = merupakan kompensasi yang diberikan kepada pegawai Analisa Regresi Berganda :

  Y = a + b1 x1 + b2 x2 + e Diamana : Y = Variabel terikat ( Produktifitas ) a = Bilangan Konstanta b = Koefisiensi x X1 = Kompensasi langsung X2 = Kompensasi tidak langsung e = Standar Error dimana : b1 = Koefisien Regresi y dengan X1 b2 = Koefisien Regresi y dengan

  X2

ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  2 ).

  Untuk mengetahui hubungan positif dan negative pengaruh kompensasi langsung dan tidak langsung maka digunakan koefisiensi korelasi ® yang dihasilkan adalah 0.890, hal ini menunjukkan bahwa hubungan yang dihasilkan adalah positif. Untuk mengetahui kuat lemahnya pengaruh kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung terhadap

  penambahan produktifitas pegawai Puskesmas (Y) sebesar 1.86% perunit pada keadaan variabel lain tidak berubah. Pada variabel kompensasi tidak langsung secara parsial mempunyai nilai t hitung sebesar 2.572 dengan sig-t sebesar 0.003 yang berarti secara parsial kompensasi tidak langsung berpengaruh signifikan terhadap produktifitas pegawai Puskesmas (Y).

  2 , sebesar 100% maka

  mempunyai hubungan positif dengan produktifitas perusahaan dimana memiliki koefisien sebesar 0.186 artinya setiap penambahan X

  2 )

  Variabel kompensasi tidak langsung (X

  b.

  Puskesmas (Y).

  yang menjelaskan setiap peningkatan kompensasi langsung sebesar 100% akan diikuti dengan peningkatan produktifitas pegawai Puskesmas sebesar 2.25% pada keadaan variabel lain tidak berubah, pengaruh variabel kompensasi langsung terhadap produktifitas perusahaan adalah signifikan t sebesar 0.001, hal ini berarti secara parsial kompensasi langsung berpengaruh terhadap produktifitas pegawai

  1 ) = 0.255,

  mempunyai yang signifikan dengan produktifitas pegawai Puskesmas, hal ini terindikasi dengan besaran koefisien regresi variabel kompensasi langsung (X

  1 ),

  Variabel kompensasi langsung (X

  a.

  Dari data 30 orang responden pegawai Puskesmas Samatiga yang di kumpulkan, diperoleh perhitungan regresi linear berganda yang dapat dituliskan dalam bentuk tabel berikut ini :

  Tabel 1 Pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat

  1

  Dari dua variabel diatas, maka faktor yang paling mempengaruhi adalah variabel kompensasi langsung (X

  Y=1.525+0.255 (X 1 )=0.186(X 2 )

  Dari hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS seperti terlihat pada tabel di atas, maka diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut :

  a Sumber : Data Primer 2008 (diolah)

  )=0,792 F=17.221 F tabel =3,354 Sig F -0,000

  2

  Koefisien Korelasi (R) =0,890 Koefisien Determinasi (R

  2 Kompensasi tidak langsung 0,186 0,086 2,572 2,045 0,003

  X

  1 Kompensasi langsung 0,255 0,093 2,745 2,045 0,001

  X

  1 Konstanta 1,525 0,290 5,253 2,045 0,000

  Vari- abel Nama Variabel β Std Eror Nilai t t- tabel Sig A

  ) dan kemudian variabel kompensasi tidak langsung (X produktifitas pegawai Puskesmas digunakan koefisien korelasi r

  2

  d.

  Saran-saran a.

  dan menolak H yang berarti kompensasi yang diberikan mempengaruhi produktifitas pegawai Puskesmas Samatiga Kecamatan Samatiga.

  1

  Pengujian secara keseluruhan (over all test) digunakan F pada level of signifikan 95% dalam hal ini F hitung diperoleh sebesar 17,221 sedangkan F tabel sebesar 3,354 pada taraf nyata α =5%, yang berarti menerima H

  f.

  ) sebsesar 0,792 atau 79,2% menunjukkan bahwa produktivitas pegawai Puskesmas dapat dijelaskan dengan model regresi sebesar 79,2% sementara sisanya sebesar 20,8% dijelaskan oleh variabel diluar penelitian ini.

  2

  Nilai koefisiendeterminasi (R

  e.

  Nilai r sebesar 0,890% menunjukkan adanya korelasi atau hubungan yang kuat dan positif antara kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung terhadap produktivitas pegawai Puskesmas.

  perubahan atau kenaikan sebesar 100% maka akan mengakibatkan peningkatan produktivitas pegawai Puskesmas sebesar 18,6% dengan asumsi variabel lainnya tetap.

  =792 atau 79.2%, hal ini menunjukkan bahwa persentase kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung mempengaruhi produktifitas pegawai Puskesmas, sedangkan faktor lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini adalah sebesar 20.8%.

  2 ) terjadi

  sebesar 100% maka menyebabkan peningkatan produktivitas pegawai Puskesmas sebesar 25,5% dan juga apabila kompensasi tidak langsung (X

  1 ) terjadi perubahan

  Di lihat dari perhitungan produktivitas pegawai Puskesmas (Y) diperoleh persamaan yang menunjukkan apabila kompensasi langsung (X

  c.

  Dari hasil regresi berganda, perhitungan korelasi dan determinasi membuktikan bahwa kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung mempunyai hubungan yang relatif kuat (positif) terhadap produktivitas pegawai Puskesmas serta mempunyai pengaruh yang relatif besar terhadap peningkatan produktivitas pegawai Puskesmas.

  b.

  Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini yakni faktor kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung berpengaruh secara signifikan terhadap produktifitas pegawai Puskesmas, setelah diadakan penelitian hipotesis tersebut terbukti kebenarannya.

  Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan melakukan penyebaran kuisioner dan wawancara terhadap 30 orang pegawai Puskesmas Samatiga, maka dapat disimpulkan : a.

  Kesimpulan

  Dari uraian diatas, jika dikatakan dengan masalah penurunan produktifitas pegawai Puskesmas yang terjadi maka pengaruh kompensasi langsung dan tidak langsung tidak mempengaruhi penurunan terhadap produktifitas kegiatan di Puskesmas Samatiga.

  Disarankan kepada Kepala Puskesmas Samatiga agar mempertahankan masalah pemberian kompensasi agar dapat mempertahankan produktivitas dan produktivitas yang tinggi. Disamping itu perlu juga mempertahankan faktor-faktor lain yang mempengaruhi produktivitas pegawai Puskesmas.

  b.

  Berhubungan dengan kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung mempengaruhi produktivitas pegawai, Puskesmas hendaknya lebih meningkatkan kompensasi yang selama ini masih dibawah kebutuhan fisik minimum.

  c.

  Sebaiknya kompensasi yang diberikan memenuhi kebutuhan dan keinginan serta kepuasan pegawai Puskesmas, karena itu perlu dilakukan penelitian selanjutnya mengenai tanggapan pegawai Puskesmas terhadap pemberian kompensasi agar dapat meningkatkan produktivitas pegawai Puskesmas.

  d.

  Kebijaksanaan pemberian kompensasi yang diberikan selama ini agar lebih disempurnakan kembali dalam rangka pemerataan dan peningkatan produtivitas pegawai Puskesmas serta untuk meningkatkan produktivitas pegawai Puskesmas dimasa yang akan datang agar lebih meningkat lagi.

  e.

  Dengan adanya kompensasi hendaknya para pegawai Puskesmas dapat meningkatkan loyalitas dan dedikasi terhadap kelangsungan kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kecamatan Samatiga, untuk itu Kepala Puskesmas hendaknya lebih sering mengadakan pendekatan dengan memberi motivasi, bimbingan dan pengarahan kepada bawahan agar dapat berkerja dengan lebih dan penuh rasa tanggung jawab sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja para pegawai Puskesmas.

DAFTAR PUSTAKA

  Cahyono, B.T, (1996). Manajemen Sumber Daya Manusia. IPWI, Jakarta. Flippo, (1988). Manajemen Personalia.

  Handoko, (1987). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Liberti, Yogyakarta Hasibuan,H.MSP, Organisasi dan Motivasi :

  Dasar Peningkatan Produktivitas,

  Cetakan Pertama, Bumi Aksara Jakarta. Hidayat, (1996), Konsep Dasar dan Pengertian

  Produktivitas serta Interprestasi pengukurannya. Prisma No.11

  Nopember 1986. Kamaruddin, (1986). Manajemen Pegawai dan

  Kualitas Terpadu. Rajawali Pers,

  Jakarta Manullang,(1981).Dasar-dasar Manajemen. Ghalia Indonesia, Jakarta. Moekijat,(1989). Manajemen Kepegawaian, Mandar Maju, Bandung. Siswanto, (1987). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Jakarta. Stoner,J.F (1996). Pengantar Manajemen.

  Erlangga, Jakarta.

  Erlangga, Jakarta. Siagian,S.P (1994). Manajemen Personalia, Cahyono,B.T, Manajemen SDM, IPWI, Erlangga, Jakarta. Jakarta 1989

  Edwin B.Flippo, Manajemen Personalia, Edisi ke enam, jilid 2, Erlangga, Jakarta, 1992.

Dokumen yang terkait

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS SWASTA DI KECAMATAN BALARAJA Ade Siti Haryanti Universitas Indraprasta PGRI Jakarta ABSTRACT - View of Pengaruh Media Pembelajaran da

0 0 24

PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN TERHADAP KETAATAN WAJIB PAJAK MEMBAYAR PAJAK DI KOTA BANDA ACEH Rahmah Yulianti

0 0 7

PENGARUH KONSENTRASI KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, UKURAN PERUSAHAAN DAN KOMPOSISI DEWAN KOMISARIS TERHADAP MANAJEMEN LABA

0 0 9

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP CAPAIAN HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MOTIF BERPRESTASI (Studi Eksperimen pada Mahasiswa Semester IV Program Studi Bimbingan dan Konseling di STKIP PGRI Bandar Lampung Tahun Akademik 20152016) Ambyah

0 0 11

ANALISIS DAMPAK INFLASI, PDRB DAN PERKEMBANGAN UPAH MINIMUM REGIONAL TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA MASYARAKAT DI PROVINSI ACEH Zainuddin

0 2 8

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK DALAM MELAKUKAN PERKALIAN PECAHAN BIASA MELALUI ALAT PERAGA KARTON BERPETAK DAN METODE PEMBERIAN SOAL PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 SUKARAME S. Tinjung Ningtyas SDN 1 SUKARAME, Bandar Lampung ABSTRACT - V

0 0 11

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI KALIMAT MAJEMUK SETARA MELALUI MODEL BELAJAR KELOMPOK PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 SUKARAME Sutini SDN 1 SUKARAME, Bandar Lampung ABSTRACT - View of Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar

0 0 11

REMUNERASI, MOTIVASI, GAYA KEPEMIMPINAN, DAN ETOS KERJA DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI PADA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) PROVINSI ACEH Fitriah

0 0 9

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PADA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DI PROVINSI ACEH Tomy Armansyah

0 2 8

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KREATIF-PRODUKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP SMP PGRI 3 BANDAR LAMPUNG Fitriana Rahmawati STKIP PGRI Bandar Lampung ABSTRACT - View of Penerapan Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif

0 1 11