struktur bumi dan pembentukan samudera

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada era globalisasi yang saat ini berkembang dengan sangat cepat terdapat
beberapa permasalahan yang kerap muncul dan menjadi tren topic dalam pembahasan
para ilmuwan dan peneliti. Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia adalah mahluk yang
serakah, karena keserakahannya inilah yang menjadikan manusia selalu berupaya untuk
mencari dan menemukan hal-hal baru.
Masalah demi masalah muncul dan menjadi tantangan tersendiri bagi manusia
dalam pemecahannya. Sebut saja permasalahan tersebut adalah ketidaktahuan manusia
terhadap bintang/planet yang ditinggalinya. Hingga pada hari ini kita tidak tahu persis apa
dan bagaimana struktur dan unsur pembentuk bumi. Bumi merupakan planet yang sangat
luar biasa dan menjadi planet yang berpenghuni. Manusia hanya menghuni planet ini pada
bagian permukaannya saja. Tentu saja yang menjadi permasalahan adalah apa yang ingin
diketahui manusia dan belum ditemukan penyelesaiannya. Pada permasalahan ini kita
belum tahu berapa banyak unsur yang menjadi komponen penyusun planet ini, sehingga
hal inilah yang menjadi pokok permasalahan bagi para ilmuwan dan peneliti dan bagi kita
semua.
Pada makalah ini kami akan membahas mengenai “struktur bumi” di mana dalam
makalah ini kami akan menjelaskan semua hal yang terkait mengenai struktur bumi dan

unsur pembentuk setiap lapisan bumi. Kami akan berusaha agar makalah ini menyajikan
informasi yang komplit/lengkap dan menjadi salah satu sumber dari materi kuliah ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana struktur bumi?
2. Apa yang menjadi unsur pembentuk bumi?
1

3. Bagaimana proses pembentukan bumi?
4. Bagaimana pembentukan benua dan samudera?
C. TUJUAN
1. Menjelaskan struktur bumi dan susunannya.
2. Mendeskripsikan unsur-unsur penyusun lapisan bumi.
3. Menjelaskan proses pembentukan bumi.
4. Menjelaskan teori-teori tentang pembentukan benua dan samudera.

2

BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum mempelajari dan mengkaji tentang struktur bumi, terlebih dahulu

yang harus kita pahami adalah palanet bumi itu sendiri. Bumi merupakan planet yang
indah, dan merupakan planet yang kita huni saat ini. Jika dilihat dari posisinya, planet
bumi berada pada deretan ketiga dalam sistem tata surya dan matahari sebagai
pusatnya. Planet bumi berada di antara planet Venus dan Mars. Berdasarkan posisinya,
jarak antara bumi dan matahari berkisar ±150 juta km dengan bentuk lintasan yang
bulat dengan jari-jari ±6.370 km.
Bumi diperkirakan telah terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu, dan
merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis mahluk hidup.
Permukaan bumi terdiri dari daratan dan lautan. Sebagai planet yang memiliki
kehidupan di dalamnya, bumi terdiri atas beberapa struktur yang memungkinkan untuk
dijadikan tempat tinggal. Di antara macam-macam struktur bumi di antaranya adalah
terdiri dari banyak jenis material seperti berbagai jenis batuan, tanah, serta air yang
kesemuanya membentuk planet bumi yang sekarang ini kita diami.
A. Struktur Bumi
Secara garis besar, lapisan yang membentuk planet bumi terbagi menjadi beberapa
bagian, yaitu atmosfer dan litosfer.
1. Atmosfer
Atmosfer merupakan bagian dari planet ini contohnya udara dan seluruh yang
ada di atas permukaan bumi. Atmosfer juga memiliki beberapa lapisan dan setiap
lapisan memiliki ketebalan yang bervariasi.

a. Troposfer adalah bagian paling bawah, atmosfer memiliki ketinggian dari
permukaan berkisar 9—17 km, di atas khatulistiwa lebih tinggi dari pada di atas
daerah kutub. Memiliki suhu 17-52 derajat celcius. Troposfer memisahkan
startosfer dengan mesosfer.
b. Stratosfer adalah lapisan udara di antara 10— 60 km di atas permukaan bumi;
Stratosfer di atas troposfer; atau bisa diartikan juga sebagai daerah atmosfer
yang terletak antara tropopause dan stratopause, di dalam daerah ini makin ke
3

atas suhunya makin tinggi, sekitar -57 derajat celcius, ozon berfungsi untuk
menahan sinar ultraviolet.
c. Mesosfer adalah daerah atmosfer yang terletak antara stratopause dan
mesopause, pada umumnya di daerah ini makin ke atas, suhunya makin naik,
memiliki ketebalan antara 45-75 km selain itu juga memiliki suhu lapisan
berkisar dari -140 derajat celcius, apabila terdapat suhu yang rendah dan dingin
dapat mengakibatkan munculnya awan noctilucent yang terdiri dari kristalkristal es.
d. Ionosfer adalah lapisan atmosfer, pada ke-tinggian l00 km di atas lapisan
stratosfer, mengandung ion dan elektron bebas yang dihasilkan oleh radiasi
matahari; 2 Fis lapisan atmosfer yang tingginya mulai dari 50—1.000 km
merupakan lapisan ion-ion. Dapat memantulkan gelombang-gelombang radio.

e. Termosfer adalah bagian atmosfer, kira-kira 50 mil di atas permukaan bumi
sampai angkasa luar dan ditandai dengan suhu udara tinggi terus-menerus.
f. Eksosfer adalah daerah di luar atmosfer memiliki ketinggian kurang lebih 500
km, benda-benda yang sangat ringan di ruang ini akan terlempar ke luar
angkasa. Eksosfer tidak memiliki tekanan udara. Eksosfer memiliki refleksi
dari cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik.
2. Litosfer
Litosfer yang berasal dari bahasa Yunani, Lithos artinya adalah berbatu
sedangkan Sphere artinya lapisan jadi Litosfer dapat kita artikan sebagai lapisan bumi
paling luar . Litosfer dibagi menjadi dua yaitu Litosfer atas dan Litosfer bawah, dan
Litosfer juga terbagi menjadi dua tipe, yaitu:
 Litosfer Samudera, berfungsi sebagai penghubung kerak samudera dan


memang berasal dari samudera.
Litosfer Benua, litosfer ini berada di benua.

Dan litosfer ini terbagi menjadi tiga jenis batuan yaitu,




Batuan Beku, batuan beku ini dibagi menjadi yaitu, batuan beku dalam dan
batuan beku luar.



Batuan Sedimen
4



Batuan Metamorf
Jika kita melihat dari struktur maka kita menemukan 3 lapisan utama, yaitu

kerak bumi (crush), selimut (mantle), dan inti core. Dapat kita bayangkan seperti
sebuah telur dengan dilapisi beberapa pelindung untuk menjaga telur tersebut, hal ini
sama dengan bentuk bumi yang memiliki beberapa lapisan untuk menjaga serta
melindungi bumi ini.



Kerak Bumi (Crush)
Kerak bumi merupakan lapisan kulit bumi paling luar (permukaan bumi).

Kerak bumi terdiri dari dua jenis, yaitu kerak benua dan kerak samudra. Lapisan
kerak bumi tebalnya mencapai 70 km dan tersusun atas batuan-batuan basa dan
masam. Namun, tebal lapisan ini berbeda antara di darat dan di dasar laut. Di darat
tebal lapisan kerak
bumi mencapai 20-70
km,

sedangkan

di

dasar laut mencapai
sekitar

10-12

km.


Lapisan ini menjadi
tempat tinggal bagi
seluruh
hidup.

makhluk
Suhu

di

bagian bawah kerak
bumi mencapai 1.100°C.
Kerak bumi merupakan bagian terluar lapisan bumi dan memiliki ketebalan
5-80 km. Kerak dengan mantel dibatasi oleh Mohorovivic Discontinuity. Kerak bumi
dominan tersusun oleh feldsfar dan mineral silikat lainnya. Kerak bumi dibedakan
menjadi dua jenis yaitu :
Kerak samudra, tersusun oleh mineral yang kaya akan Si, Fe, Mg yang
disebut sima. Ketebalan kerak samudra berkisar antara 5-15 km (Condie, 1982)
dengan berat jenis rata-rata 3 gm/cc. Kerak samudra biasanya disebut lapisan basaltis

karena batuan penyusunnya terutama berkomposisi basalt.
5

Kerak benua, tersusun oleh mineral yang kaya akan Si dan Al, oleh
karenanya disebut sial. Ketebalan kerak benua berkisar antara 30-80 km (Condie !
982) rata-rata 35 km dengan berat jenis rata-rata sekitar 2,85 gm/cc. kerak benua
biasanya disebut sebagai lapisan granitis karena batuan penyusunya terutama terdiri
dari batuan yang berkomposisi granit.
Disamping perbedaan ketebalan dan berat jenis, umur kerak benua biasanya
lebih tua dari kerak samudra. Batuan kerak benua yang diketahui sekitar 200 juta
tahun atau Jura. Umur ini sangat muda bila dibandingkan dengan kerak benua yang
tertua yaitu sekitar 3800 juta tahun. Tabel Skala waktu geologi dapat dilihat di Skala
Waktu Geologi.


Selimut Bumi (Mantle)
Selimut atau selubung bumi merupakan lapisan yang letaknya di bawah lapisan

kerak bumi. Sesuai dengan namanya, lapisan ini berfungsi untuk melindungi bagian
dalam bumi.Selimut bumi tebalnya mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan

yang padat yang mengandung silikat dan magnesium. Suhu di bagian bawah selimut
mencapai 3.000 °C, tetapi tekananannya belum mempengaruhi kepadatan batuan.
Inti bumi dibungkus oleh mantel yang berkomposisi kaya magnesium. Inti
dan mantel dibatasi oleh Gutenberg Discontinuity. Mantel bumi terbagi menjadi dua
yaitu mantel atas yang bersifat plastis sampai semiplastis memiliki kedalaman sampai
400 km. Mantel bawah bersifat padat dan memiliki kedalaman sampai 2900 km.
Mantel atas bagian atas yang mengalasi kerak bersifat padat dan bersama
dengan kerak membentuk satu kesatuan yang dinamakan litosfer. Mantel atas bagian
bawah yang bersifat plastis atau semiplastis disebut sebagi asthenosfer. Selimut bumi
dibagi menjadi 3 bagian, yaitu litosfer, astenosfer, dan mesosfer.
a. Litosfer merupakan lapisan terluar dari selimut bumi dan tersusun atas materimateri padat terutama batuan. Lapisan litosfer tebalnya mencapai 50-100 km.
Bersama-sama dengan kerak bumi, kedua lapisan ini disebut lempeng litosfer.
Litosfer tersusun atas dua lapisan utama, yaitu lapisan sial (silisium dan
aluminium) serta lapisan sima (silisium dan magnesium).
1) Lapisan sial adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silisium dan
alumunium. Senyawa dari kedua logam tersebut adalah SiO2 dan Al2O3.
6

Batuan yang terdapat dalam lapisan sial antara lain batuan sedimen, granit,
andesit, dan metamorf.

2) Lapisan sima adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silisium dan
magnesium. Senyawa dari kedua logam tersrsebut adalah SiO2 dan MgO.
Berat jenis lapisan sima lebih besar jika dibandingkan dengan berat jenis
lapisan sial. Hal itu karena lapisan sima mengandung besi dan magnesium.
b. Astenosfer merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan litosfer. Lapisan
yang tebalnya 100-400 km ini diduga sebagai tempat formasi magma (magma
induk).
c. Mesosfer merpakan lapisan yang terletak di bawah lapisan astenosfer. Lapisan ini
tebalnya 2.400-2.700 km dan tersusun dari campuran batuan basa dan besi.


Inti Bumi (Core)
Dipusat bumi terdapat inti yang berkedalaman 2900-6371 km. Terbagi

menjadi dua macam yaitu inti luar dan inti dalam. Inti luar berupa zat cair yang
memiliki kedalaman 2900-5100 km dan inti dalam berupa zat padat yang
berkedalaman 5100-6371 km. Inti luar dan inti dalam dipisahkan oleh Lehman
Discontinuity.
Dari data Geofisika material inti bumi memiliki berat jenis yang sama
dengan berat jenis meteorit logam yang terdiri dari besi dan nikel. Atas dasar ini para

ahli percaya bahwa inti bumi tersusun oleh senyawa besi dan nikel.
Inti bumi merupakan lapisan paling dalam dari struktur bumi. Lapisan inti
dibedakan menjadi 2, yaitu lapisan inti luar (outer core) dan inti dalam (inner core).
a. Inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya
mencapai 2.200 °C.
b. Inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700
km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi (NiFe) yang suhunya mencapai 4500
derajat celcius.

7

B. Unsur Pembentuk Bumi
Pada pengamatan sekilas manusia hanya melihat bumi sebagian dan yang
nampak hanya sebagian kecil dari luas bumi. Jika kita perhatikan dengan seksama
luas permukaan bumi memiliki daerah perairan yang lebih luas dibandingkan dengan
luas daratannya. Hal inilah yang diteliti oleh para pakar dan ilmuan agar kita dapat
mengetahui dengan jelas apa-apa saja unsur pembentuk dari planet yang kita huni saat
ini.
Beradasarkan dari informasi dan penelitian yang dilakukan oleh para pakar,
ilmu yang kita ketahui tentang planet ini jauh lebih banyak lagi sehingga kami dapat
memberikan informasi terkait unsur pembentuk bumi.
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnnya bahwa bumi memiliki hampir
2000 mineral yang terkandung dalam perut bumi dan hanya 20% yang terdapat pada
batuan. Mineral inilah yang kita ketahui hingga saat ini,
Pada kerak bumi dan sebagian mantel bumi membentuk lapisan litosfer
dengan ketebalan total kurang lebih 80 km. Suhu dibagian bawah kerak bumi
mencapai 1.1000C. Unsur-unsur kimia utama pembentuk kerak Bumi adalah: Oksigen
(O) (46,6%), Silikon (Si) (27,7%), Aluminium (Al) (8,1%), Besi (Fe) (5,0%),
Kalsium (Ca) (3,6%), Natrium (Na) (2,8%), Kalium (K) (2,6%), Magnesium (Mg)
(2,1%).
Pada lapisan matel bumi terdapat lapisan-lapisan yang mengandung unsur kimia,
yaitu:
a) Lapisan Sial adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silium dan
alumunium. Senyawa dari kedua logam tersebut adalah SiO 2 dan Al2O3..
Batuan yang terdapat dalam lapisan sial antara lain batuan sedimen, granit,
andesit, dan metamorf.
b) Lapisan Sima adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silium dan
magnesium. Senyawa dari kedua logam tersebut adalah SIO2 dan MgO.

8

Berat jenis lapisan sima lebih besar jika dibandingkan dengan berat jenis
lapisan sial. Hal itu karena lapisan sima mengandung besi dan magnesium.
Inti bumi merupakan lapisan paling dalam dari struktur bumi yang terdiri
dari material cair, dengan penyusun utama logam besi (90%), nikel (8%), dan lainlain yang terdapat pada kedalaman 2900 – 5200 km.
C. Proses Pembentukan Bumi
Bumi terbentuk sekitar 4,54 miliar (4,54×109) tahun yang lalu melalui akresi
dari nebula matahari. Pelepasan gas vulkanik diduga menciptakan atmosfer tua yang
nyaris tidak beroksigen dan beracun bagi manusia dan sebagian besar makhluk hidup
masa kini. Sebagian besar permukaan bumi meleleh karena vulkanisme ekstrem dan
sering bertabrakan dengan benda angkasa lain. Sebuah tabrakan besar diduga
menyebabkan kemiringan sumbu bumi dan menghasilkan Bulan. Seiring waktu, bumi
mendingin dan membentuk kerak padat dan memungkinkan cairan tercipta di
permukaannya. Bentuk kehidupan pertama muncul antara 2,8 dan 2,5 miliar tahun
yang lalu. Kehidupan fotosintesis muncul sekitar 2 miliar tahun yang lalu, dan
memperkaya oksigen di atmosfer. Sebagian besar makhluk hidup masih berukuran
kecil dan mikroskopis, sampai akhirnya makhluk hidup multiseluler kompleks mulai
lahir sekitar 580 juta tahun yang lalu. Pada periode Kambrium, Bumi mengalami
diversifikasi filum besar-besaran yang sangat cepat.
Perubahan biologis dan geologis terus terjadi di planet ini sejak terbentuk.
Organisme terus berevolusi, berubah menjadi bentuk baru atau punah seiring
perubahan Bumi. Proses tektonik lempeng memainkan peran penting dalam
pembentukan lautan dan benua di Bumi, termasuk kehidupan di dalamnya. Biosfer
memiliki dampak besar terhadap atmosfer dan kondisi abiotik lainnya di planet ini,
seperti pembentukan lapisan ozon, proliferasi oksigen, dan penciptaan tanah.

D. Pembentukan Benua dan Samudra
Benua dan samudra terbentuk melalui proses yang sangat panjang. Dahulu
bentuk benua dan samudra tidak seperti sekarang ini. Setelah melalui proses yang
9

panjang maka terbentuklah benua seperti pada saat ini. Bagaimanakah benua dan
samudra terbentuk?. Ada beberapa teori yang dikembangkan oleh beberapa ahli
sebagai berikut :
1. Teori Apungan Benua - Alfred Lothar Wegener (1880-1930)
Ia mengemukakan teori yang disebut Apungan dan Pergeseran Benua -Benua pada
tahun 1912 dihadapan perhimpunan ahli geologi di Frankfurt, Jerman. Teori tersebut
dipopulerkan pertama kalinya dalam bentuk buku pada tahun 1915 yang berjudul Die
Enstehung der Kontinente und Ozeane (Asal Usul Benua dan Lautan). Buku tersebut
menimbulkan kontroversi besar di lingkungan ahli-ahli geologi, dan baru mereda pada
tahun enampuluhan setelah teori Apungan Benua dari Wegener ini semakin banyak
mendapat dukungan. Wegener mengemukakan teori tersebut dengan pertimbangan sebagai
berikut.
a. Terdapat kesamaan yang mencolok antara

garis kontur pantai timur Benua

Amerika Utara dan Selatan dengan garis kontur pantai barat Eropa dan Afrika.
Kesamaan pola garis kontur pantai tersebut menunjukkan bahwa sebenarnya
Benua Amerika Utara dan Selatan serta Eropa dan Afrika dahulu adalah daratan
yang berimpitan. Berdasarkan fakta bahwa formasi geologi di bagian-bagian yang
bertemu itu mempunyai kesamaan. Keadaan ini telah dibuktikan kebenarannya.
Formasi geologi di sepanjang pantai Afrika Barat dari Sierra Leone sampai
tanjung Afrika Selatan sama dengan formasi geologi yang ada di pantai Timur
b.

Amerika, dari Peru sampai Bahia Blanca.
Benua-benua yang ada sekarang ini, dahulunya adalah satu benua yang disebut
Benua Pangea. Benua Pangea tersebut pecah karena gerakan benua besar di
selatan baik ke arah barat maupun ke arah utara menuju khatulistiwa. Daerah
Greenland sekarang ini bergerak menjauhi daratan Eropa dengan kecepatan 36
meter/tahun, sedangkan Kepulauan Madagaskar menjauhi Afrika Selatan dengan
kecepatan 9 meter/tahun. Dengan peristiwa tersebut maka terjadilah hal-hal
sebagai berikut:
1) Bentangan-bentangan samudra dan benua-benua mengapung sendiri-sendiri.

10

2) Samudra Atlantik menjadi semakin luas karena benua Amerika masih terus
bergerak ke arah barat, sehingga terjadi lipatan-lipatan kulit bumi yang menjadi
jajaran pegunungan utara-selatan, yang terdapat di sepanjang pantai Amerika
Utara dan Selatan.
3) Aktivitas seismik yang luar biasa di sepanjang Patahan St.Andreas, di dekat
pantai barat Amerika Serikat.
4) Batas Samudra Hindia semakin mendesak ke utara. Anak benua India semakin
menyempit dan makin mendekati ke Benua Eurasia, sehingga menimbulkan
lipatan Pegunungan Himalaya.
Pergerakan benua-benua sampai sekarang pun masih berlangsung, hal dibuktikan
dengan makin melebarnya celah yang terdapat di alur-alur dalam samudra.
2. Tim Peneliti Amerika Serikat (1969)
Hasil penelitian tim peneliti dari The New York American Museum of Natural
History Ohio State University, dan Whichita State University, membuktikan bahwa daerah
Alaska terletak di dekat khatulistiwa pada 200 juta tahun yang lalu. Pada tahun 1969,
ditemukan fosil tulang rahang binatang amfibi air tawar purba, yang disebut lahyrintodont
(salamander, kepalanya gepeng dan badannya besar). Fosil seperti itu ditemui pula di
Amerika Selatan dan Afrika. Bukti-bukti tersebut menguatkan teori apungan benua yang
beranggapan bahwa 200 juta tahun yang lalu hanya ada satu benua besar di planet bumi
ini.
3. Teori Kontraksi
Menurut teori ini, Bumi telah mengalami pendinginan dalam jangka waktu yang
sangat lama. Massa yang panas bertemu dengan udara dingin membuatnya mengerut. Zat
yang berbeda-beda menyebabkan pengerutan yang tidak sama, antara tempat satu dengan
tempat yang lain. Inilah salah satu penyebab mengapa daerah satu dengan daerah lainnya
berbeda bentuk. Teori ini dikemukakan oleh James Dana dan Elie Baumant. Ia
menganalogikan Bumi dengan buah apel, yang apabila dalamnya kering maka kulit apel
akan mengerut.

11

Pendapat ini banyak dikritik, karena tidak mungkin penurunan suhu (pembentuk
pegunungan dan lembah) berlangsung sangat drastis. Padahal kenyataannya, didalam bumi
masih terdapat unsur pijar dan lapisan bumi yang terus mengalami pergerakan.
4. Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana Theory)
Teori ini menyatakan bahwa pada awalnya bumi terdiri atas dua benua yang sangat
besar, yaitu Laurasia di sekitar kutub utara dan Gondwana di sekitar kutub selatan bumi.
Kedua benua tersebut kemudian bergerak perlahan ke arah equator bumi sehingga pada
akhirnya terpecah-pecah menjadi benua-benua yang lebih kecil.

Laurasia terpecah

menjadi Asia, Eropa, dan Amerika Utara, sedangkan Gondwana terpecah menjadi Afrika,
Australia, dan Amerika Selatan. Teori Laurasia-Gondwana kali pertama dikemukakan
oleh Edward Zuess pada 1884.
5. Teori Konveksi
Teori Konveksi yang dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess dan
dikembangkan lebih lanjut oleh Robert Diesz, dikemukakan bahwa di dalam bumi
yang masih dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan
kulit bumi yang berada di atasnya. Ketika arus konveksi yang membawa materi berupa
lava sampai ke permukaan bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah samudra), lava
tersebut akan membeku membentuk lapisan kulit bumi yang baru sehingga menggeser
dan menggantikan kulit bumi yang lebih tua. Bukti

dari adanya kebenaran Teori

Konveksi yaitu terdapatnya mid oceanic ridge, seperti mid Atlantic Ridge, dan PasificAtlantic Ridge di permukaan bumi. Bukti lainnya didasarkan pada penelitian umur
dasar laut yang membuktikan semakin jauh dari punggung tengah samudra, umur
batuan semakin tua. Artinya, terdapat gerakan yang berasal dari mid oceanic ridge ke
arah yang berlawanan disebabkan oleh adanya arus konveksi dari lapisan di bawah
kulit bumi.
6. Teori Lempeng Tektonik
Teori Lempeng Tektonik dikemukakan oleh ahli geofisika Inggris Mc Kenzie
dan Robert Parker. Menurut teori ini kulit bumi terdiri atas beberapa lempeng tektonik
12

yang berada di atas lapisan astenosfer yang berwujud cair kental. Lempeng-lempeng
tektonik pembentuk kulit bumi selalu bergerak karena adanya pengaruh arus konveksi
yang terjadi pada lapisan astenosfer dengan posisi berada di bawah lempeng tektonik
kulit bumi. Teori lempeng tektonik muncul setelah Alfred Lothar Wagener, seorang ahli
meteorologi dan geologi dari Jerman dalam buku The Origin of Continents an Oceans
(1915), mengemukakan

bahwa benua yang padat sebenarnya terapung dan bergerak

di atas massa yang relatif lembek (continental drift). Selain itu, berdasarkan hasil
pengamatannya beberapa bagian benua terdapat kesamaan bentuk pantai antara benua
satu dengan lainnya. Ia juga mendapati kesamaan geologi dan kesamaan makhluk yang
hidup di pantai seberang. Inti dari teori lempeng tektonik adalah kerak Bumi
sebetulnya terdiri atas lempengan-lempengan besar yang seolah mengapung dan
bergerak pada lapisan inti Bumi yang lebih cair. Teori ini dibuktikan oleh pakar-pakar
geologi dengan waktu hampir setengah abad dan diterima sejak tahun 1960-an. Hingga
kini teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti gempa
bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi, serta bagaimana terbentuknya gunung,
benua, dan samudra. Teori ini juga membuktikan bahwa benua-benua selalu bergeser.
Berdasarkan arahnya, gerakan lempeng tektonik dapat dibedakan menjadi tiga
jenis yaitu :


Konvergen yaitu gerakan saling bertumbukan antarlempeng tektonik. Tumbukan
antarlempeng tektonik dapat berupa tumbukan antara lempeng benua dan benua,
atau antara lempeng benua dan lempeng dasar samudra. Contohnya tumbukan
antara lempeng India dan lempeng benua Eurasia yang

menghasilkan



terbentuknya pegunungan lipatan muda Himalaya.
Divergen yaitu gerakan saling menjauh antarlempeng tektonik, contohnya



gerakan saling menjauh antara lempeng Afrika dan Amerika bagian selatan.
Sesar mendatar yaitu saling bergesekan
(berlawanan arah) antarlempeng
tektonik. Contohnya gesekan antara

lempeng Samudra Pasifik dan lempeng

daratan Amerika Utara yang mengakibatkan terbentuknya Sesar San Andreas
yang membentang sepanjang kurang lebih 1.200 km dari San Francisco di utara
sampai

Los Angeles di selatan Amerika Serikat. Zona berupa jalur tempat
13

bergesekan lempeng-lempeng tektonik disebut Zona Sesar Mendatar

(zona

transform).

BAB III
14

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada pembahasan dalam makalah ini mengenai proses pembentukan bumi, terdapat
berbagai hal yang dapat disimpulkan.
1. Pada proses pembentukan bumi sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu hanya
terdapat gas vulkanik dan partikel-partikel lainnya yang membentuk bumi.
2. Lapisan bumi dibagi menjadi atmosfer dan litosfer, sedangkan bagian dari
litosfer adalah kerak bumi, mantel bumi, dan inti bumi.
3. Pada setiap lapisan pada litosfer terdapat berbagai macam unsur-unsur kimia
dan hanya sebagian kecil terdapat pada bebatuan.
B. Saran
Pada pembahasan makalah ini masih terdapat kekurangan dari segi Bahasa
dan sumber yang digunakan terbatas jumlahnya sehingga kami menyarankan agar pada
pembuatan makalah struktur bumi kedepannya menggunkan referensi yang lebih
banyak dan terpercaya.

15