Makalah Keragama Ekonomi Etnis dan Agama

KERAGAMAN EKONOMI, KERAGAMAN ETNIS
DAN KERAGAMAN AGAMA
MAKALAH
Memenuhi Tugas Mata Kuliah IPS Dasar
Dosen Pembimbing:
Sri Deswika Putri, M.Pd

Disusun Oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Laila Fitri
Laras Gustri Chairas
Nazila Maulidati
Miftahul Husni
Zamia Nuralian

Wandri Ramadhan
Yetri Maidia Depi

1714070102
1714070093
1714070113
1714070091
1714070090
1714070121
1714070110

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI-C)
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
IMAM BONJOL PADANG
1439 H/2017 M
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan kebudayaan yang
beragam. Struktur masyarakat Indonesia ditandai dengan keragaman suku
bangsa, ras, agama dan budaya. Namun keragaman ini menimbulkan konflik
dimana-mana. Keadaan seperti ini menggambarkan bahwa unsur-unsur yang
ada di Indonesia belum berfungsi secara satu kesatuan.
Keragaman atau kemajemukan merupakan kenyataan sekaligus
keniscayaan dalam kehidupan di masyarakat. Keragaman merupakan salah
satu realitas utama yang dialami masyarakat dan kebudayaan di masa silam,
kini dan di waktu-waktu mendatang. Sebagai fakta, keragaman sering disikapi
secara berbeda. Di satu sisi diterima sebagai fakta yang dapat memperkaya
kehidupan bersama, tetapi di sisi lain dianggap sebagai faktor penyulit.
Kemajemukan bisa mendatangkan manfaat yang besar, namun juga bisa
menjadi pemicu konflik yang dapat merugikan masyarakat sendiri jika tidak
dikelola dengan baik.
Setiap manusia dilahirkan setara, meskipun dengan keragaman
identitas yang disandang. Kesetaraan merupakan hal yang inheren yang
dimiliki manusia sejak lahir. Setiap individu memiliki hak-hak dasar yang
sama yang melekat pada dirinya sejak dilahirkan atau yang disebut dengan hak
asasi manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk keragaman Ekonomi?
2. Bagaimana bentuk keragaman Etnis?
3. Bagaimana bentuk keragaman Agama?

1

BAB II
PEMBAHASAN
Keragaman disini memiliki makna sebagai suatu kondisi dalam
masyarakat dimana terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang,
terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideology, adat kesopanan,
serta situasi ekonomi. Sedangkan kesederajatan memiliki makna sebagai suatu
kondisi dimana dalam perbedaan dan keragaman yang ada manusia tetap memiliki
satu kedudukan yang sama dan satu tingkatan hierarki.
Di Indonesia unsur keragamannya dapat dilihat dalam suku bangsa dan
ras, agama dan keyakinan, ideologi dan politik, tata karma, kesenjangan ekonomi,
dan kesenjangan sosial. Semua unsur tersebut merupakan hal yang harus dipelajari
agar keragaman hal tersebut tidak membawa dampak yang buruk bagi kehidupan
bermasyarakat di Indonesia.

A. Keragaman Ekonomi
1. Keragaman Ekonomi dipengaruhi Iklim
Pertanian merupakan salah satu Keragaman yang banyak
dipengaruhi oleh keadaan iklim setempat. Dalam melakukan aktivitasnya,
petani sangat tergantung pada keadaan iklim (curah hujan), seperti dalam
penentuan waktu tanam dan panennya. Curah hujan yang kurang atau
berlebihan pada saat menanam padi misalnya, akan membawa dampak
yang kurang baik terhadap produksinya. Begitu pula jika saat panen tidak
diperhitungkan, misalnya panen saat musim hujan, ini pun akan
menyulitkan pengeringan padi. Oleh karena itu, petani juga harus memiliki
pengetahuan tentang cuaca dan iklim.1
2. Keragaman Ekonomi dipengaruhi Letak Wilayah
Letak Indonesia yang berada pada posisi silang lalu lintas
perdagangan dunia, secara otomatis menyebabkan Indonesia terlibat dalam
aktivitas perdagangan dunia tersebut. Secara langsung atau tidak, hal ini
membawa pengaruh terhadap Keragaman perkonomian kita, seperti
lahirnya Keragaman ekspor impor dengan negara lain.2
1 Alimandan. Status Sosial Ekonomi. (Jakarta: Mitra Utama, 1995), h. 34
2 Ibid, 35


2

Selain itu, Indonesia yang secara geologis terletak pada pertemuan
jalur pegunungan muda dunia, yaitu Sirkum Pasifik dan Sirkum
Mediterania, menyebabkan banyak memiliki gunung api yang masih aktif.
Akibatnya, negara kita memiliki banyak tanah vulkanik yang subur. Oleh
karena itu, sebagian besar masyarakat Indonesia bermata pencaharian di
bidang pertanian.
3. Keragaman Ekonomi Penduduk dipengaruhi Topografi Wilayah
a. Keragaman Ekonomi Penduduk di Dataran Rendah dan Dataran
Rendah Pantai
Banyaknya dataran rendah pantai sebagai akibat dari bentuk
wilayah Indonesia yang berupa kepulauan, mengakibatkan Indonesia
memiliki garis pantai, yang sangat panjang. Kondisi ini mendorong
masyarakat Indonesia, terutama yang tinggal di sekitar pantai, untuk
memanfaatkan kekayaan lautnya dengan bermata pencaharian sebagai
nelayan, pekerja tambak ikan, pembuat garam, atau bahkan peternak
telur penyu. Jika di daerah pantai tersebut dikembangkan Keragaman
pariwisata, maka akan mendorong munculnya berbagai KeragamanKeragaman ekonomi lainnya, seperti perdagangan, jasa, pemandu
wisata, atau penyewaan tempat penginapan (hotel).

b. Keragaman Ekonomi Penduduk di Dataran Tinggi
Dataran tinggi merupakan lahan datar dengan ketinggian antara
200–1500 meter di atas permukaan air laut. Karena kondisi daerahnya
yang datar dengan iklim yang sejuk, menyebabkan dataran tinggi
banyak dihuni oleh penduduk. Aktivitas ekonomi di daerah ini pun
beragam, apalagi ditambah dengan suhu yang sejuk, mendukung untuk
Keragaman perkebunan. Daerah perkebunan yang memiliki daya tarik
tersendiri, banyak yang dikembangkan untuk Keragaman wisata
(agrowisata).
c. Keragaman Ekonomi Penduduk di Daerah Pegunungan
Pegunungan merupakan rangkaian dari gunung-gunung yang
memanjang dengan ketinggian lebih dari 1500 meter di atas

3

permukaan air laut. Relief yang terjal dengan sumber air yang dalam
menyebabkan daerah pegunungan jarang penduduknya. Untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, biasanya penduduk di
daerah pegunungan memanfaatkan hasil hutan, atau berkebun.3
Di Indonesia terdapat beberapa tingkatan ekonomi:4

1. Masyarakat tingkat bawah,
Masyarakat

ini

masih

hidup

dengan

keterbataan

biaya

hidup,masyarakat tingkat bawah hanya mementingkan biaya untuk makan.
Mereka tidak terlalu memikirkan gaya hidup yang bermewah-mewahan.
Karena pendapatan mereka tidak cukup untuk bermewah-mewahan.
Contoh dari masyarakat tingkat bawah adalah: Gepeng,gembel,pemulung
dsb.Mereka hidup bergelandangan,berpindah dari satu tempat ke tempat

lain. Dan inilah yang menjadi tolak ukur apakah negara tersebut maju atau
masih berkembang.
Di Indonesia masih terdapat banyak para gepeng,itu menunjukan
bahwa negara Indonesia adalah negara berkembang
2. Masyarakat tingkat menengah
Masyarakat ini sudah bisa mencukupi kebutuhan hidupnya,dan
sudah mulai bisa membeli barang-barang yang bersifat elite.Lain halnya
dengan masyarakat pada level bawah yang hanya mendapat uang untuk
makan saja.
3. Masyarakat tingkat atas
Masyarakat ini sudah bisa mendapat semua yang diinginkannya.
Mereka sudah termasuk orang-orang yang tergolong Elite. Kehidupannya
pun jauh berbeda dengan masyarakat tingkat bawah maupun tingkat
menengah.
B. Keragaman Etnis
Suku bangsa (etnis) adalah golongan manusia yang terikat oleh
kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan. Orang-orang yang
3 Ibid, h. 36
4Wahana, Jaka dan Kirbrandoko, , Pengantar Mikro Ekonomi Jilid I, Terjemahan Cetakan
pertama, (Binarupa Aksara, Jakarta, 1995), h. 45


4

tergolong dalam satu suku bangsa tertentu, pastilah mempunyai kesadaran dan
identitas diri terhadap kebudayaan suku bangsanya, misalnya dalam
penggunaan bahasa daerah serta mencintai kesenian dan adat istiadat.
Suku – suku bangsa yang tersebar di Indonesia merupakan warisan
sejarah bangsa, persebaran suku bangsa dipengaruhi oleh factor geografis,
perdagangan laut, dan kedatangan para penjajah di Indonesia. Keragaman
suku bangsa satu dengan suku bangsa yang lain di suatu daerah dapat terlihat
dari ciri-ciri berikut:5
2.

Tipe fisik, seperti warna kulit, rambut, dan lain-lain.
Bahasa yang dipergunakan, misalnya Bahasa Batak, Bahasa Jawa, Bahasa

3.

Madura, Bahasa Minang dan lain-lain.
Adat istiadat, misalnya pakaian adat, upacara perkawinan, dan upacara


4.

kematian.
Kesenian daerah, misalnya Tari Janger, Randai, Tari Serimpi, Tari

5.

Cakalele, dan Tari Saudati.
Kekerabatan, misalnya patrilineal (sistem keturunan menurut garis ayah)

1.

dan matrilineal (sistem keturunan menurut garis ibu).
Batasan fisik lingkungan, misalnya Badui dalam dan Badui luar.
C. Keragaman Agama
6.

Bangsa Indonesia percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
sesuai dengan agama dan kepercayaannya. Agama yang berkembang yaitu

Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghu Cu. Di samping itu juga
berkembang kepercayaan, dimana organisasi kepercayaan di Indonesia
diperkirakan ada sekitar 200.6
Agama Hindu tiba di kepulauan Indonesia pada abad pertama (awal
tarikh Masehi), dibawa oleh para musafir (pedagang) dari India yaitu Maha
Resi Agastya, yang di jawa terkenal dengan sebutan Batara Guru atau
Dwipayana.
Kedatangan agama Budha dimulai dengan aktivitas perdagangan pada
awal abad pertama, saat dimulainya perdagangan melalui jalur laut yaitu
kedatangan para pedagang dan peziarah dari India (Gunawarman) atau pun
dari China (Fa-Hien dan I-Tsing) yang melewati Selat Malaka.
5Winarto Herimanto. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. (Jakarta : PT Bumi Aksara. 2011),
h. 45
6 Budiyanto. Pendidikan Kewarganegaraan. (Jakarta:Erlangga, 2008), h. 54

5

Menurut para sejarawan, pada abad ke-13 M agama Islam masuk ke
nusantara yang dibawa oleh para pedagang muslim dari Arab, Gujarat dan
Persia. Kristen Katolik tiba di Indonesia saat kedatangan bangsa Portugis.
Orang Portugis

tertarik dengan kekayaan rempah-rempah

di Kepulauan

Maluku dan memiliki tujuan untuk menyebarkan agama Katolik Roma di
Indonesia (missionaris).
Kristen Protestan pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Belanda
pada abad ke-16 M dengan pengaruh ajaran Calvinis dan Lutheran. Wilayah
penganut animisme di wilayah Indonesia bagian Timur, dan bagian lain,
merupakan tujuan utama orang-orang Belanda, termasuk Maluku, Nusa
Tenggara, Papua dan Kalimantan. Kemudian, Kristen menyebar melalui
pelabuhan pantai Borneo, kaum misionarispun tiba di Toraja, Sulawesi.
Wilayah Sumatera juga menjadi target para misionaris ketika itu, khususnya
adalah orang-orang Batak, dimana banyak saat ini yang menjadi pemeluk
Protestan. Keberadaan umat beragama Konghu Cu beserta lembaga-lembaga
keagamaannya di Nusantara ini sudah ada sejak berabad-abad yang lalu,
bersamaan dengan kedatangan perantau atau pedagang-pedagang Tionghoa ke
tanah air.7
Mungkin banyak di kalangan masyarakat Indonesia sudah tidak lagi
mengetahui bahwa sebelum agama-agama "resmi" (agama yang diakui);
Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu dan Buddha, Konghu Cu,
masuk ke Nusantara, di setiap daerah telah ada agama-agama atau
kepercayaan asli (Data Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2003
mengungkapkan, dari 245 aliran kepercayaan yang terdaftar, sementara
keseluruhan penghayat mencapai 400 ribu jiwa lebih), seperti: Sunda Wiwitan
yang dipeluk oleh masyarakat Sunda di Kanekes, Lebak, Banten, Sunda
Wiwitan aliran Madrais, juga dikenal sebagai agama Cigugur (dan ada
beberapa penamaan lain) di Cigugur, Kuningan, Jawa Barat; Buhun di Jawa
Barat; Kejawen di Jawa Tengah dan Jawa Timur; Parmalim, agama asli Batak;
Kaharingan di Kalimantan; Tonaas Walian di Minahasa, Sulawesi Utara;
Tolottang di Sulawesi Selatan; Aluk Todolo agama asli orang Toraja (Tana
7 Ibid, h. 55

6

Toraja, Toraja Utara, dan Mamasa); Wetu Telu di Lombok; dan Naurus di
Pulau Seram, Provinsi Maluku. Negara Republik Indonesia mendegradasi
agama-agama asli tersebut sebagai ajaran animisme atau hanya sebagai aliran
kepercayaan.8

8 Ibid, h. 56

7

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fakta menunjukkan Indonesia mempunyai penduduk yang terdiri dari
banyak ras, suku bangsa (etnik), serta agama berbeda yang tersebar di
hamparan kepulauan dari Sabang sampai Merauke. Ras menyangkut ciri-ciri
jasmani pada manusia yang diwariskan secara turun temurun. Secara rasial
penduduk Indonesia terdiri dari ras Paleomongolid, merupakan campuran
Mongolid asli dan Weddid yang hitam, mereka merupakan keturunan dari tiga
ras sekaligus, yaitu hitam, kuning, dan putih.
Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai etnik, seperti Papua, Maluku,
Toraja, Bugis, Makasar, Dayak, Madura, Jawa, Sunda, Betawi, Batak, Aceh,
Minang, Bali, Sasak, Bima, Timor, Flores, dan sebagainya. Beberapa faktor
yang menyebabkan terbentuknya kemajemukan masyarakat di Indonesia
antara lain yaitu yang pertama, faktor bentuk fisik wilayah Indonesia yang
berbentuk kepulauan, yang kedua Indonesia terletak di antara Samudera
Hindia dan Samudera Pasifik, dan yang ketiga Kondisi iklim yang berbedabeda dan struktur tanah yang tidak sama di antara berbagai daerah di
kepulauan Nusantara. Masing-masing etnik memiliki sistem budaya, sistem
sosial, dan kebudayaan fisik yang tidak sama.
B. Saran
Demikian makalah yang kami susun, semoga dapat memberikan manfaat
bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya. Penyusun menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah kami.

8

DAFTAR PUSTAKA
Alimandan. 1995. Status Sosial Ekonomi. Jakarta: Mitra Utama
Budiyanto. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:Erlangga.
Herimanto, Winarto. 2011. ilmu sosial dan budaya dasar. Jakarta : PT Bumi
Aksara.
Wahana, Jaka dan Kirbrandoko, 1995, Pengantar Mikro Ekonomi Jilid I,
Terjemahan Cetakan pertama, Binarupa Aksara, Jakarta

9