Struktur sosial Budaya dan struktur
STRUKTUR SOSIAL, PRANATA SOSIAL,
DAN PROSES SOSIAL
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas dari dosen
Drs. Suhardi Marli, M.Pd
Oleh :
Bagus Cahyanto ()
Klara Santi (F1081141053)
Mega Pratiwi (F1081141034)
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2014
STRUKTUR SOSIAL, PRANATA SOSIAL,
DAN PROSES SOSIAL
1. Struktur Sosial
A. Pengertian Struktur Sosial
Struktur sosial berasal dari kata structum yang berarti menyusun,
membangun untuk sebuah gedung dan lebih umum dipakai istilah konstruksi
yang berari kerangka. Kata konstruksi memang tidak lazim untuk bangunan
masyarakat, sebagai istilah ilmiah dipakai kata struktur sosial. Menurut pendapat
Soerjono Soekanto struktur sosial diartikan sebagai hubungan timbal balik
antara posisi-posisi sosial dan peranan-peranan sosial. Sedangkan menurut
Raymond Flirth struktur sosial adalah pergaulan hidup manusia meliputi
berbagai tipe kelompok yang terjadi dari banyak orang dan meliputi pula
lembaga-lembaga di mana orang banyak tersebut ambil bagian.
Dari definisi tersebut diatas disimpulkan bahwa struktur sosial merupakan
tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat, yang di dalamnya terkandung
hubungan timbal balik antara status dan peranan yang mengacu pada suatu
keteraturan perilaku di dalam masyarakat.
B. Ciri-ciri Struktur Sosial
a. Bersifat abstrak
b. Terdapat dimensi vertikal dan horizontal
c. Sebagai landasan sebuah proses sosial suatu masyarakat
d. Merupakan bagian dari sistem pengaturan tata kelakuan dan pola hubungan
masyarakat
e. Struktur sosial selalu berkembang dan dapat berubah
C. Tiga Bentuk Masyarakat Berdasarkan Ciri-ciri Struktur Sosial
Berikut ini adalah tiga bentuk masyarakat berdasarkan ciri-ciri struktur sosial
dan budayanya seperti yang dikemukukan oleh Selo Soermardjan
1. Masyarakat sederhana
ciri-ciri struktur sosial dan budaya pada masyarakat sederhana adalah
sebagai berikut:
Ikatan keluarga dan masyarakatnya sangat kuat.
2) Organisasi sosial berdasarkan tradisi turun-temurun.
3) Memiliki kepercayaan yang kuat terhadap kekuatan gaib.
4) Tidak memiliki lembaga-lembaga khusus, seperti lembaga pendidikan.
5) Hukum yang berlaku tidak tertulis.
6) Sebagain besar produksi hanya untuk keperluan keluarga sendiri atau
untuk pasaran dalam skala kecil.
7) Kegiatan ekonomi dan sosial dilakukan secara gotong royong.
2.
Masyarakat madya
ciri-ciri struktur sosial dan budaya pada masyarakat madya adalah sebagai
berikut:
1) Ikatan keluarga masih kuat, tetapi hubungan dengan masyarakat setempat
sudah mengendor.
2) Adat istiadat masih dihormati, tetapi mulai terbuka dengan pengaruh luar.
3) Timbulnya rasionalitas dalam cara berpikir sehingga kepercayaankepercayaan pada kekuasaan kekuatan gaib baru timbul apabila orang mulai
kehabisan akal untuk menanggulangi suatu masalah.
4) Timbulnya lembaga-lembaga pendidikan formal sampai tingkat lanjutan.
5) Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis.
6) Memberi kesempatan pada produksi pasar sehingga muncul diferensiasi
dalam struktur masyarakat.
7) Gotong royong hanya untuk keperluan di kalangan tetangga dan kerabat,
sedangkan kegiatam ekonomi dilakukan atas dasar uang.
3. Masyarakat modern
ciri-ciri struktur sosial dan budaya masyarakat modern adalah sbegaia
berikut ini:
1) Hubungan sosial didasarkan atas kepentingan pribadi.
2) Hubungan dengan masyarakat lainnya sudah terbuka dan saling
mempengaruhi.
3) Kepercayaan terhadap ilmu kengatahuan dan teknologi sangat kuat.
4) Terdapat stratifikasi sosial atas dasar keahlian.
5) Tingkat pendidikan formal tinggi.
6) Hukum yang berlaku sudah hukum tertulis.
7) Ekonomi hampir seluruhnya merupakan ekonomi pasar yang didasarkan
atas penggunaan uang dan alat pembayaran lain.
2. Pranata Sosial
A. Pengertian Pranata Sosial
Pranata sosial berasal dari bahasa asing social institutions, itulah
sebabnya ada beberapa ahli sosiologi yang mengartikannya sebagai lembaga
kemasyarakatan. Menurut Horton dan Hunt (1987), yang dimaksud dengan
pranata sosial adalah suatu sistem norma untuk mencapai suatu tujuan atau
kegiatan yang oleh masyarakat dianggap penting. Dengan kata lain, pranata
sosial adalah sistem hubungan sosial yang terorganisir yang yang
mengejawantahkan nilai-nilai serta prosedur umum yang mengatur dan
memenuhi kegiatan pokok warga masyarakat.
Pranata social dibagi menjadi
a. Pranata ekonomi
b. Pranata social
c. Pranata politik
d. Pranata pendidikan
e. Pranata agama
f. Pranata kesenian
Pranata sosial adalah sesuatu yang bersifat konsepsional,artinya bahwa
eksistensinya hanya dapat ditangkap dan dipahami melalui sarana pikir, dan
hanya dapat dibayangkan dalam imajinasi sebagai suatu konsep atau
konstruksi pikir.
Pranata sosial terdapat dalam setiap masyarakat, baik masyarakat
sederhana maupun masyarakat kompleks atau masyarakat modern, karena
pranata sosial merupakan tuntutan mutlak adanya suatu masyarakat atau
komunitas. Sebuah komunitas dimana manusia tinggal bersama
membutuhkan pranata demi tujuan keteraturan. Semakin kompleks
kehidupan masyarakat semakin kompleks pula pranata yang dibutuhkan atau
yang dihasilkan guna pemenuhan kebutuhan pokoknya dalam kehidu[an
bersama. Pranataberjalan seiring dengan semakin majunya masyarakat.
B. Tujuan dan Fungsi Pranata Sosial
Secara umum, tujuan utama diciptakannya pranata sosial, selain untuk
mengatur agar kebutuhan hidup manusia dapat terpenuhi secara memadai,
juga sekaligus untuk mengatur agar kehidupan sosial warga masyarakat bisa
berjalan dengan tertib dan lancer sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
Untuk mewujudkan tujuannya, menurut Soerjono Soekanto (1970), pranata
sosial di dalam masyarakat dengan demikian harus dilaksanakan fungsifungsi berikut;
1. Memberi pedoman pada anggota masyarakat tentang bagaimana
bertingkah laku atau bersikap di dalam usaha untuk memenuhi segala
kebutuhan hidupnya.
2. Menjaga keutuhan masyarakat dari ancaman perpecahan atau disintegrasi
masyarakat.
3. Berfungsi untuk memberikan pegangan dalam mengadakan sistem
pengendalian sosial (sosial control).
Selain fungsi umum tersebut, pranata sosial memiliki dua fungsi besar
yaitu fungsi manifes (nyata) dan fungsi laten (terselubung).
a. Fungsi manifes adalah fungsi pranata sosial yang nyata, tampak, disadari
dan menjadi harapan sebagian besar anggota masyarakat. Misalnya dalam
pranata keluarga mempunyai fungsi reproduksi yaitu mengatur hubungan
seksual untuk dapat melahirkan keturunan.
b.Fungsi laten adalah fungsi pranata sosial yang tidak tampak, tidak disadari
dan tidak diharapkan orang banyak, tetapi ada. Misalnya dalam pranata
keluarga mempunyai fungsi laten dalam pewarisan gelar atau sebagai
pengendali sosial dari perilaku menyimpang.
C. Karakteristik Pranata Sosial
Karakteristik umum dari Pranata Sosial yang dikemukakan oleh Gillin and
Gillin, sebagai berikut; (Soemardjan dan Soemardi, 1964:67-70)
1. Pranata Sosial terdiri dari seperangkat organisasi daripada pemikiranpemikiran dan pola-pola perikelakuan yang terwujud melalui aktivitasaktivitas kemasyarakatan.
2. Pranata sosial itu relative mempunyai tingkat kekebalan tertentu.
3. Pranata sosial itu mempunyai tujuan yang ingin dicapai dan diwujudkan.
Di dalam pranata sosial, yang dimaksud dengan tujuan adalah sesuatu yang
harus dicapai oleh golongan masyarakat tertentu dan golongan masyarakat
yang bersangkutan akan berpegang teguh padanya. Sebaliknya, yang
dimaksud dengan fungsi pranata sosial adalah merupakan peranan pranata
dalam sistem sosial dan kebudayaan masyarakat. Adakalanya fungsi pranata
sosial itu tidak diketahui ataupun tidak disadari oleh sekelompok masyarakat
yang menjadi anggotanya, dan sering kali terjadi fungsi itu baru disadari
setelah diwujudkan dan ternyata berbeda dengan tujuannya.
4.Pranata sosial merupakan alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk
mencapai tujuannya. Alat-alat perlengkapan pranata sosial dimaksudkan agar
pranata yang bersangkutan dapat melaksanakan fungsinya guna mencapai
tujuan yang diinginkan.
5. Pranata sosial pada umumnya dilakukan dalam bentuk lambang-lambang.
Lambang disamping merupakan spesifikasi dari suatu pranata sosial, juga
tidak jarang dimaksudkan untuk pencerminan secara simbolis yang
menggambarkan tujuan dan fungsi pranata sosial yang bersangkutan.
Lambang dari suatu pranata sosial dapat berupa gambar sesuatu, tulisan
maupun slogan-slogan.
6.Pranata sosial mempunyai dokumen baik yang tertulis maupun tidak.
Dokumen ini dimaksudkan menjadi suatu landasan atau pangkal tolak untuk
mencapai tujuan serta melaksanakan fungsinya.
3. Proses Sosial
A. Pengertian Proses Sosial
Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orangperorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan
sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila
ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan
yang terlah ada. Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh timbale-balik
antara pelbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh-mempengaruhi
antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi, ekonomi dengan hukum,
dst. Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa
interkasi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama.
B. Penyebab Terjadinya Proses Sosial
Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas sosial. Selain itu
interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang
menyangkut hubungan antara orang perorangan, kelompok dengan kelompok
atau orang perorangan dengan kelompok. Interaksi sosial telah terjadi karena
masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan terjadinya
perubahan dalam perasaan maupun syaraf orang-orang yang bersangkutan.
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial(yang juga dapat
dinamakan sebagai proses sosial) karena interasi sosial merupakan syarat utama
terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-
hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang
perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang
perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial antara kelompokkelompok manusia terjadi anatara kelompo tersebut sebagai suatu kesatuan dan
biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya.
Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam
masyarakat. Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi benturan antara
kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok. Interaksi sosial hanya
berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi terhadap dua belah pihak.
Interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila manusia mengadakan
hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh
terhadap sistem interaksinya. Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan
pada berbagai faktor :
a. Imitasi : Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong
seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku
b. Sugesti : Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu
pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian
diterima oleh pihak lain.
c. Identifikasi: Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan atau
keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.
Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian
seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.
d. Proses simpati: Sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang
merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang
peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah
keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.
C. Syarat Terjadinya Inteaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut
hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan
kelompok. Dua Syarat terjadinya interaksi sosial :
Adanya kontak sosial (social contact), yang dapat berlangsung dalam tiga
bentuk.Yaitu antarindividu, antarindividu dengan kelompok,
antarelompok. Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat langsung
maupun tidak langsung.
Adanya Komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang
lain, perasaan-perassaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut.
Orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan
yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.
D. Macam-macam Proses Sosial
Gillin dan Gillin mengadakan penggolongan yang lebih luas lagi. Menurut
mereka, ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya
interaksi sosial :
1. Proses-proses yang Asosiatif
a. Kerja Sama (Cooperation)
Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia
untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama. Kerja sama timbul
karena orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya (in-groupnya) dan kelompok lainya ( out-group-nya). Kerja sama akan bertambah
kuat apabila ada hal-hal yang menyinggung anggota perorangan lainnya.
b. Akomodasi (Accomodation)
Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu perngertian yang digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam
hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan adaptasi dalam
biologi. Maksudnya, sebagai suatu proses dimana orang atau kelompok
manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan penyesuaian
diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi merupakan
suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa meng-hancurkan
pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
c. Asimilasi (Assimilation)
Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan
adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat
antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga
meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan
proses-proses mental dengan memerhatikan kepentingan dan tujuan
bersama.
d. Amalgamasi
Merupakan peleburan dua kelompok budaya yang kemudian melahirkan
budaya baru. Biasanya dapat terjadi dengan sukarela maupun dengan
pemaksaan
2. Proses Disosiatif
Proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional proccesses, yang persis
halnya dengan kerjasama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat,
walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial
masyarakat bersangkutan.
a. Persaingan (Competition)
Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial
dimana individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari
keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa
tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun
kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan
mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman
atau kekerasan.
b. Kontraversi (Contravetion)
Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang
berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian.
c. Pertentangan (Pertikaian atau conflict)
Pribadi maupun kelompok menyadari adanya perbedaan-perbedaan
misalnya dalam ciri-ciri badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan,
pola-pola perilaku, dan seterusnya dengan pihak lain. Ciri tersebut dapat
mempertajam perbedaan yang ada hingga menjadi suatu pertentangan
atau pertikaian.
DAN PROSES SOSIAL
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas dari dosen
Drs. Suhardi Marli, M.Pd
Oleh :
Bagus Cahyanto ()
Klara Santi (F1081141053)
Mega Pratiwi (F1081141034)
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2014
STRUKTUR SOSIAL, PRANATA SOSIAL,
DAN PROSES SOSIAL
1. Struktur Sosial
A. Pengertian Struktur Sosial
Struktur sosial berasal dari kata structum yang berarti menyusun,
membangun untuk sebuah gedung dan lebih umum dipakai istilah konstruksi
yang berari kerangka. Kata konstruksi memang tidak lazim untuk bangunan
masyarakat, sebagai istilah ilmiah dipakai kata struktur sosial. Menurut pendapat
Soerjono Soekanto struktur sosial diartikan sebagai hubungan timbal balik
antara posisi-posisi sosial dan peranan-peranan sosial. Sedangkan menurut
Raymond Flirth struktur sosial adalah pergaulan hidup manusia meliputi
berbagai tipe kelompok yang terjadi dari banyak orang dan meliputi pula
lembaga-lembaga di mana orang banyak tersebut ambil bagian.
Dari definisi tersebut diatas disimpulkan bahwa struktur sosial merupakan
tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat, yang di dalamnya terkandung
hubungan timbal balik antara status dan peranan yang mengacu pada suatu
keteraturan perilaku di dalam masyarakat.
B. Ciri-ciri Struktur Sosial
a. Bersifat abstrak
b. Terdapat dimensi vertikal dan horizontal
c. Sebagai landasan sebuah proses sosial suatu masyarakat
d. Merupakan bagian dari sistem pengaturan tata kelakuan dan pola hubungan
masyarakat
e. Struktur sosial selalu berkembang dan dapat berubah
C. Tiga Bentuk Masyarakat Berdasarkan Ciri-ciri Struktur Sosial
Berikut ini adalah tiga bentuk masyarakat berdasarkan ciri-ciri struktur sosial
dan budayanya seperti yang dikemukukan oleh Selo Soermardjan
1. Masyarakat sederhana
ciri-ciri struktur sosial dan budaya pada masyarakat sederhana adalah
sebagai berikut:
Ikatan keluarga dan masyarakatnya sangat kuat.
2) Organisasi sosial berdasarkan tradisi turun-temurun.
3) Memiliki kepercayaan yang kuat terhadap kekuatan gaib.
4) Tidak memiliki lembaga-lembaga khusus, seperti lembaga pendidikan.
5) Hukum yang berlaku tidak tertulis.
6) Sebagain besar produksi hanya untuk keperluan keluarga sendiri atau
untuk pasaran dalam skala kecil.
7) Kegiatan ekonomi dan sosial dilakukan secara gotong royong.
2.
Masyarakat madya
ciri-ciri struktur sosial dan budaya pada masyarakat madya adalah sebagai
berikut:
1) Ikatan keluarga masih kuat, tetapi hubungan dengan masyarakat setempat
sudah mengendor.
2) Adat istiadat masih dihormati, tetapi mulai terbuka dengan pengaruh luar.
3) Timbulnya rasionalitas dalam cara berpikir sehingga kepercayaankepercayaan pada kekuasaan kekuatan gaib baru timbul apabila orang mulai
kehabisan akal untuk menanggulangi suatu masalah.
4) Timbulnya lembaga-lembaga pendidikan formal sampai tingkat lanjutan.
5) Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis.
6) Memberi kesempatan pada produksi pasar sehingga muncul diferensiasi
dalam struktur masyarakat.
7) Gotong royong hanya untuk keperluan di kalangan tetangga dan kerabat,
sedangkan kegiatam ekonomi dilakukan atas dasar uang.
3. Masyarakat modern
ciri-ciri struktur sosial dan budaya masyarakat modern adalah sbegaia
berikut ini:
1) Hubungan sosial didasarkan atas kepentingan pribadi.
2) Hubungan dengan masyarakat lainnya sudah terbuka dan saling
mempengaruhi.
3) Kepercayaan terhadap ilmu kengatahuan dan teknologi sangat kuat.
4) Terdapat stratifikasi sosial atas dasar keahlian.
5) Tingkat pendidikan formal tinggi.
6) Hukum yang berlaku sudah hukum tertulis.
7) Ekonomi hampir seluruhnya merupakan ekonomi pasar yang didasarkan
atas penggunaan uang dan alat pembayaran lain.
2. Pranata Sosial
A. Pengertian Pranata Sosial
Pranata sosial berasal dari bahasa asing social institutions, itulah
sebabnya ada beberapa ahli sosiologi yang mengartikannya sebagai lembaga
kemasyarakatan. Menurut Horton dan Hunt (1987), yang dimaksud dengan
pranata sosial adalah suatu sistem norma untuk mencapai suatu tujuan atau
kegiatan yang oleh masyarakat dianggap penting. Dengan kata lain, pranata
sosial adalah sistem hubungan sosial yang terorganisir yang yang
mengejawantahkan nilai-nilai serta prosedur umum yang mengatur dan
memenuhi kegiatan pokok warga masyarakat.
Pranata social dibagi menjadi
a. Pranata ekonomi
b. Pranata social
c. Pranata politik
d. Pranata pendidikan
e. Pranata agama
f. Pranata kesenian
Pranata sosial adalah sesuatu yang bersifat konsepsional,artinya bahwa
eksistensinya hanya dapat ditangkap dan dipahami melalui sarana pikir, dan
hanya dapat dibayangkan dalam imajinasi sebagai suatu konsep atau
konstruksi pikir.
Pranata sosial terdapat dalam setiap masyarakat, baik masyarakat
sederhana maupun masyarakat kompleks atau masyarakat modern, karena
pranata sosial merupakan tuntutan mutlak adanya suatu masyarakat atau
komunitas. Sebuah komunitas dimana manusia tinggal bersama
membutuhkan pranata demi tujuan keteraturan. Semakin kompleks
kehidupan masyarakat semakin kompleks pula pranata yang dibutuhkan atau
yang dihasilkan guna pemenuhan kebutuhan pokoknya dalam kehidu[an
bersama. Pranataberjalan seiring dengan semakin majunya masyarakat.
B. Tujuan dan Fungsi Pranata Sosial
Secara umum, tujuan utama diciptakannya pranata sosial, selain untuk
mengatur agar kebutuhan hidup manusia dapat terpenuhi secara memadai,
juga sekaligus untuk mengatur agar kehidupan sosial warga masyarakat bisa
berjalan dengan tertib dan lancer sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
Untuk mewujudkan tujuannya, menurut Soerjono Soekanto (1970), pranata
sosial di dalam masyarakat dengan demikian harus dilaksanakan fungsifungsi berikut;
1. Memberi pedoman pada anggota masyarakat tentang bagaimana
bertingkah laku atau bersikap di dalam usaha untuk memenuhi segala
kebutuhan hidupnya.
2. Menjaga keutuhan masyarakat dari ancaman perpecahan atau disintegrasi
masyarakat.
3. Berfungsi untuk memberikan pegangan dalam mengadakan sistem
pengendalian sosial (sosial control).
Selain fungsi umum tersebut, pranata sosial memiliki dua fungsi besar
yaitu fungsi manifes (nyata) dan fungsi laten (terselubung).
a. Fungsi manifes adalah fungsi pranata sosial yang nyata, tampak, disadari
dan menjadi harapan sebagian besar anggota masyarakat. Misalnya dalam
pranata keluarga mempunyai fungsi reproduksi yaitu mengatur hubungan
seksual untuk dapat melahirkan keturunan.
b.Fungsi laten adalah fungsi pranata sosial yang tidak tampak, tidak disadari
dan tidak diharapkan orang banyak, tetapi ada. Misalnya dalam pranata
keluarga mempunyai fungsi laten dalam pewarisan gelar atau sebagai
pengendali sosial dari perilaku menyimpang.
C. Karakteristik Pranata Sosial
Karakteristik umum dari Pranata Sosial yang dikemukakan oleh Gillin and
Gillin, sebagai berikut; (Soemardjan dan Soemardi, 1964:67-70)
1. Pranata Sosial terdiri dari seperangkat organisasi daripada pemikiranpemikiran dan pola-pola perikelakuan yang terwujud melalui aktivitasaktivitas kemasyarakatan.
2. Pranata sosial itu relative mempunyai tingkat kekebalan tertentu.
3. Pranata sosial itu mempunyai tujuan yang ingin dicapai dan diwujudkan.
Di dalam pranata sosial, yang dimaksud dengan tujuan adalah sesuatu yang
harus dicapai oleh golongan masyarakat tertentu dan golongan masyarakat
yang bersangkutan akan berpegang teguh padanya. Sebaliknya, yang
dimaksud dengan fungsi pranata sosial adalah merupakan peranan pranata
dalam sistem sosial dan kebudayaan masyarakat. Adakalanya fungsi pranata
sosial itu tidak diketahui ataupun tidak disadari oleh sekelompok masyarakat
yang menjadi anggotanya, dan sering kali terjadi fungsi itu baru disadari
setelah diwujudkan dan ternyata berbeda dengan tujuannya.
4.Pranata sosial merupakan alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk
mencapai tujuannya. Alat-alat perlengkapan pranata sosial dimaksudkan agar
pranata yang bersangkutan dapat melaksanakan fungsinya guna mencapai
tujuan yang diinginkan.
5. Pranata sosial pada umumnya dilakukan dalam bentuk lambang-lambang.
Lambang disamping merupakan spesifikasi dari suatu pranata sosial, juga
tidak jarang dimaksudkan untuk pencerminan secara simbolis yang
menggambarkan tujuan dan fungsi pranata sosial yang bersangkutan.
Lambang dari suatu pranata sosial dapat berupa gambar sesuatu, tulisan
maupun slogan-slogan.
6.Pranata sosial mempunyai dokumen baik yang tertulis maupun tidak.
Dokumen ini dimaksudkan menjadi suatu landasan atau pangkal tolak untuk
mencapai tujuan serta melaksanakan fungsinya.
3. Proses Sosial
A. Pengertian Proses Sosial
Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orangperorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan
sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila
ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan
yang terlah ada. Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh timbale-balik
antara pelbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh-mempengaruhi
antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi, ekonomi dengan hukum,
dst. Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa
interkasi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama.
B. Penyebab Terjadinya Proses Sosial
Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas sosial. Selain itu
interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang
menyangkut hubungan antara orang perorangan, kelompok dengan kelompok
atau orang perorangan dengan kelompok. Interaksi sosial telah terjadi karena
masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan terjadinya
perubahan dalam perasaan maupun syaraf orang-orang yang bersangkutan.
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial(yang juga dapat
dinamakan sebagai proses sosial) karena interasi sosial merupakan syarat utama
terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-
hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang
perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang
perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial antara kelompokkelompok manusia terjadi anatara kelompo tersebut sebagai suatu kesatuan dan
biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya.
Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam
masyarakat. Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi benturan antara
kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok. Interaksi sosial hanya
berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi terhadap dua belah pihak.
Interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila manusia mengadakan
hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh
terhadap sistem interaksinya. Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan
pada berbagai faktor :
a. Imitasi : Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong
seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku
b. Sugesti : Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu
pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian
diterima oleh pihak lain.
c. Identifikasi: Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan atau
keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.
Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian
seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.
d. Proses simpati: Sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang
merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang
peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah
keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.
C. Syarat Terjadinya Inteaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut
hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan
kelompok. Dua Syarat terjadinya interaksi sosial :
Adanya kontak sosial (social contact), yang dapat berlangsung dalam tiga
bentuk.Yaitu antarindividu, antarindividu dengan kelompok,
antarelompok. Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat langsung
maupun tidak langsung.
Adanya Komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang
lain, perasaan-perassaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut.
Orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan
yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.
D. Macam-macam Proses Sosial
Gillin dan Gillin mengadakan penggolongan yang lebih luas lagi. Menurut
mereka, ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya
interaksi sosial :
1. Proses-proses yang Asosiatif
a. Kerja Sama (Cooperation)
Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia
untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama. Kerja sama timbul
karena orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya (in-groupnya) dan kelompok lainya ( out-group-nya). Kerja sama akan bertambah
kuat apabila ada hal-hal yang menyinggung anggota perorangan lainnya.
b. Akomodasi (Accomodation)
Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu perngertian yang digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam
hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan adaptasi dalam
biologi. Maksudnya, sebagai suatu proses dimana orang atau kelompok
manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan penyesuaian
diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi merupakan
suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa meng-hancurkan
pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
c. Asimilasi (Assimilation)
Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan
adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat
antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga
meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan
proses-proses mental dengan memerhatikan kepentingan dan tujuan
bersama.
d. Amalgamasi
Merupakan peleburan dua kelompok budaya yang kemudian melahirkan
budaya baru. Biasanya dapat terjadi dengan sukarela maupun dengan
pemaksaan
2. Proses Disosiatif
Proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional proccesses, yang persis
halnya dengan kerjasama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat,
walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial
masyarakat bersangkutan.
a. Persaingan (Competition)
Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial
dimana individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari
keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa
tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun
kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan
mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman
atau kekerasan.
b. Kontraversi (Contravetion)
Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang
berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian.
c. Pertentangan (Pertikaian atau conflict)
Pribadi maupun kelompok menyadari adanya perbedaan-perbedaan
misalnya dalam ciri-ciri badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan,
pola-pola perilaku, dan seterusnya dengan pihak lain. Ciri tersebut dapat
mempertajam perbedaan yang ada hingga menjadi suatu pertentangan
atau pertikaian.