SEMANTIK SEBAGAI BAGIAN DARI TATA BAHASA

SEMANTIK SEBAGAI BAGIAN DARI TATA BAHASA
Dalam mempelajari linguistic dan perpaduan prinsipnya maka belum lengkap tanpa
menjabarkan tentang apa makna dari unit tersebut, bagaimana ia digunakan, dan apa yang
biasanya digunakan untuk berkomunikasi. Pada bidang linguistic, semantics secara umum
diartikan sebagai study dari arti atau makna dan anggapan yang terkait dalam bahasa, sedangkan
secara logika atau nalar, semantic dianggap sebagai reference atau petunjuk linguistic dan
kondisi sebenarnya dalam bahasa. Deskripsi semantic dalam hakikat kebahasaan harus mencatat
fakta dari suatu arti atau makna, linguistic reference, dan pada keadaan yang sebenarnya.
Semantik itu tidak selamanya berperan penting di Linguistik modern.Dari PD II di awal tahun
60an telah dilihat,terutama di Amerika Serikat,sebaagai sesuatu yang tidak terlalu dihormati.
Karena Semantik dianggap sesuatu yang aneh dan bukan bagian dari grammar.
Hingga Katz dan Fodor dan article mereka yang begitu berpengaruh,”The structure of a semantic
theory”
Banyak anggapan bahwa semantic merupakan bagian dari grammar seperti syntax dan
phonology. Sering dikataka bahwa grammar mendeskripsikan tentang sebagaimana kefasihan
pembicara menguasai bahasanya atau linguistic competence. Berarti kita bisa beranggapan
bahwa kefasihan apapun yang diketahui oleh pembicara merupakan bagian dari deskripsi bahasa
itu sendiri. Deskripsi makna merupakan bagian yang teramat penting mengenai deskripsi dari
pembicara mengenai pengetahuan linguistics. Grammar harus berisi tentang komponen yang
dapat menjelaskan tentang apa yang diketahui oleh pembicara mengenai semantics.
Anggapan lebih umum juga mendorong kita untuk memasukkan semantics ke dalam grammar.

Bahasa sering didefinisikan sebagai system konvensional dalam berkomunikasi, yaitu system
untuk menyampaikan pesan. Selain itu, komunikasi akan tercapai jika hanya pesan yang
disampaikan tersebut memiliki arti. Jadi untuk mengkarakterisasikan system tersebut, sangatlah
penting untuk mengetahui artinya dan itu mengandung semantics. Di dalam bahasa inggris, kata
“mean” bisa memiliki banyak arti dan penggunaan. Contoh kalimat yang menggunakan kata
mean dan means, tak satupun dari mereka yang sesuai dengan kata “mean” yang sedang kita
diskusikan

saat

ini.Lebih

baik

kita

menggunakan

istilah


mean

dan

meaning.

Linguistik meaning merupakan arti sebenarnya dari apa yang diekspresikan. Sedangkan
speaker’s meaning dapat berbeda dari linguistic meaning tergantung dari speaker itu sendiri,

apakah ia berbicara secara harfiah atau arti yang sebenarnya (Literally) atau tidak ( nonliterally).
Literally maksudnya pembicara mengatakan sesuatu sesuai dengan arti sebenarnya, pada hal ini
tidak ada perbedaan antara linguistic meaning dengan speaker’s meaning. Non literally sendiri
mengenai apa yang kita maksudkan itu berbeda dengan apa yang kita ucapkan. Misalnya ketika
kita menggunakan sindiran. Kembali ke pembicaraan awal yang membicarakan tentang makna
sebuah Meaning kita harus tetap mengingat bahwa meaning dari sebuah kata bisa beragam
melewati dialek dan di berbagai macam pembicara. Contoh : kata “Bonnet”, untuk American
English kata tersebut berarti salah satu jenis topi. Sementara untuk British English “Bonnet” itu
berarti kap penutup mesin mobil atau motor. Jadi Bonnet itu tidak bisa ditetapkan menjadi suatu
arti tetap untuk semua jenis bahasa Inggris. Masalah ini menjadi semakin rumit ketika kita
menemukan arti tersebut antara pembicara yang memiliki dialek yang sama. Bahasa pada setiap

individu tergantung dari gaya bahasa seseorang tersebut. Jadi arti atau makna dari gaya bahasa
seseorang

dapat

berbeda

antara

satu

dengan

yang

lain.

Lalu bagaimana dengan kamus bahasa Inggris ? Darimana mereka tahu arti sebuah kata ? atau
benar atau tidaknya ? Mengingat banyaknya perbedaan di setiap arti sebuah kata. Kembali lagi
kepada prescriptive rule dan descriptive rule tentang grammar di Chapter 1. Kamus – kamus

yang ada biasanya diperoleh dari tradisi prescriptive rule dan selalu digunakan untuk bahasa tulis
yang bersifat formal. Sehingga penggunaan kata-kata informal yang tidak dimasukkan dalam
daftar dan dianggap tidak tepat atau tidak cocok. Sementara dari sudut pandang descriptive rule,
berbahasa lisan dapat membentuk pusat sumber data dari teory linguistics dan para linguist lebih
memperhatikan dalam menemukan makna dan hubungannya pada bahasa lisan yang digunakan
sebenarnya oleh pembicara. Meskipun kamus dapat berguna dalam menyediakan suatu definisi
kata tetapi ia tidak menggambarkan secara akurat arti dan variasi arti kata yang biasa digunakan
pada bahasa sehari-hari. Seorang pembicara itu haruslah bebas dalam menggunakan kata dan
dapat melanggar aturan berbahasa yang ada pada prescriptive rule. Keberhasilan sebuah
komunikasi itu bergantung pada kreativitas seseorang untuk menggunakan dan mengolah kata
dalam berbagai cara. Maka, tujuan dari mempelajari “Word Meaning” adalah untuk mewakili
makna dari setiap kata dalam bahasa dan untuk menunjukkan bagaimana makna dari kata-kata
dalam bahasa yang saling terkait.

KATA dan HASIL LEKSIKAL
A. Daftar kata dalam semua bahasa, bersama dengan informasi istimewa tentang mereka dan
memanggil informasi ini, kamus atau leksikon. Kepentingan kita dalam semantik adalah
dengan leksem atau kata-kata semantik, dan seperti yang akan kita bahas ada sejumlah
cara untuk mendaftarkan ini dalam leksikon.
B. Kata-kata dapat diidentifikasi pada tingkat penulisan, di mana kita kenal dengan mereka

dipisahkan oleh spasi, di mana kita bisa menyebut mereka kata ortografi.
MASALAH PADA PENGERTIAN YANG BERBEDA
Karena setiap pembicara tahu jika ditanya arti dari kata tertentu, arti kata licin. penutur
asli yang berbeda mungkin merasa mereka tahu arti dari sebuah kata, tapi kemudian datang
dengan definisi yang agak berbeda. Biasanya lebih mudah untuk mendefinisikan kata jika Anda
diberi frase atau kalimat itu terjadi di Efek kontekstual tampaknya untuk menarik makna kata
dalam dua arah yang berlawanan:
A. Gabungan kata
B. Ambiguitas dan ketidak jelasan
HUBUNGAN LEKSIKAL
1. Homonim
Homonim adalah indra yang tidak terkait dari kata fonologis. Beberapa penulis
membedakan antara homographs, pengertian dari kata yang ditulis sama, dan homofon,
indera dari kata yang diucapkan sama.
Contoh:
- Rapat hari ini akan di adakan di Balai Sarbini. (Pertemuan)
- Silahkan duduk rapat, agar tamu undangan yang lain mendapatkan tempat.
(Berdekatan)
2. Polisemi
Ada perbedaan tradisional yang dibuat di leksikologi antara homonimi dan polisemi.

Kedua kesepakatan dengan beberapa indera dari kata fonologis yang sama, tetapi
polisemi dipanggil jika indra dinilai terkait.
Contoh:

-

Ayah dan Pak Budi merupakan saudara yang memiliki hubungan darah, hanya saja
mereka tidak pernah bertemu. (Darah seperti saudara)

-

Darah bercucuran dipertandingan tinju tadi malam. (Darah berarti cairan tubuh)

3. Sinonim
Sinonim adalah kata-kata fonologis berbeda yang memiliki arti yang sama atau sangat
mirip.
Contoh:
- Ibu = Bunda
- Bapak = Ayah
4. Antonym

Antonim adalah kata-kata yang artinya saling berlawanan.
Contoh:
- Besar – Kecil
- Panas – dingin
5. Hiponim
Hiponim adalah hubungan inklusi. Sebuah hyponym termasuk arti dari sebuah kata yang
lebih umum.
Contoh: Lele, paus, hiu, singa. (Bagian dari para binatang)
6. Metonim
Metonim adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan hubungan bagiankeseluruhan antara item leksikal.
Contoh:
- Ayah mencukur kumisnya dengan Tiger. (Tiger = Silet)
- Aku menulis pelajaran menggunakan Pilot. (Pilot = Pulpen)
7. Member collection
Anggota-koleksi adalah hubungan antara kata untuk unit dan kata biasa untuk koleksi
unit.
Contoh:
- Pohon – hutan
- Buku – perpustakaan
8. Portion mass

Bagian-massa adalah hubungan antara kata benda massa dan unit biasa pengukuran atau
divisi.
Contoh: Kertas – buku
DERIVASI HUBUNGAN
Dalam penciptaan kamus nyata ini adalah sebuah prinsip ideal; dalam praktek
lexicographers sering merasa lebih ekonomis untuk daftar banyak turunan daripada berusaha

untuk mendefinisikan, aturan morfologi dengan berbagai penyimpangan dan pengecualian
mereka. Jika kita ingin daftar hanya bentuk tak terduga dalam entri individu, dalam praktek
keputusan terletak pada tujuan dari pencipta leksikon.