SOSIOLOGI SASTRA SEBAGAI PENDEKATAN DALA

SOSIOLOGI SASTRA SEBAGAI PENDEKATAN DALAM
PENELITIAN SASTRA
(Metode Penelitian Sastra)

Oleh:
Siti Ummu Kulsum

11020074037

Suci Rizqiyatun Ni’mah

11020074047

Riyan Dwi Mulyo

11020074050

Eka yuni Nur Indah

11020074222


PB 2011

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2014

A. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
B. Sastra merupakan pencerminan masyarakat, melalui karya sastra, seorang
pengarang mengungkapkan problema kehidupan yang pengarang sendiri ikut berada
di dalamnya. Karya sastra menerima pengaruh dari masyarakat dan sekaligus mampu
memberi pengaruh terhadap masyarakat. Bahkan seringkali masyarakat sangat
menentukan nilai karya sastra yang hidup di suatu zaman, sementara sastrawan
sendiri adalah anggota masyarakat yang terkait status sosial tertentu dan tidak dapat
mengelak dari adanya pengaruh yang diterimanya dari lingkungan yang
membesarkan sekaligus membentuknya. Dari kesadaran itulah muncul pemahaman
bahwa sastra memiliki keterkaitan timbal-balik dalam derajat tertentu dengan
masyarakatnya, dan sosiologi sastra berupaya meneliti pertautan antara sastra dengan

kenyataan masyarakat dalam berbagai dimensinya
C. Senada pernyataan diatas, Sapardi Djoko Darmono dalam Wahyuningtyas dan
Santoso (2011:24) dengan perkembangan ilmu sastra seperti dewasa ini, lahirlah
pendekatan terhadap sastra yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan.
Sapardi Djoko Darmono menyebutkan ada dua kecenderungan utama dalam telaah
sosiologi sastra yang antara lain adalah pendekatan yang berdasarkan pada anggapan
bahwa sastra merupakan cerminan proses sosial ekonomi belaka dan pendekatan yang
mengutamakan teks sastra sebagai bahan penelaahan yang kemudian dicari aspekaspek dari karya sastra tersebut.
D. Sosiologi sastra berkembang dengan pesat sejak penelitian-penelitian dengan
memanfaatkan teori strukturalisme dianggap mengalami kemunduran, stagnasi,
bahkan dianggap sebagai involusi. Analisis strukturalisme dianggap mengabaikan
relevansi masyarakat yang justru merupakan asal-usulnya. Dipicu oleh kesadaran
bahwa karya sastra harus difungsikan sama dengan aspek-aspek kebudayaan yang
lain, maka satu-satunya cara adalah mengembalikan karya sastra ke tengah-tengah
masyarakat, memahaminya sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan sistem
komunikasi secara keseluruhan (Ratna, 2013:332).

1.2 Rumusan Masalah
E. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimana pengertian sosiologi sastra?
2. Bagaimana pendekatan sosiologi sastra?
3. Bagaimana sosiologi sastra untuk menganalisis karya sastra?
1.3 Tujuan
F. Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1. Untuk mendeskripsikan pengertian sosiologi sastra.
2. Untuk mendeskripsikan tentang pendekatan sosiologi sastra
3. Untuk mendeskripsikan sosiologi sastra untuk menganalisis karya sastra.
G.
H.
I.
J.
K.
L.
M.
N.
O.
P.
Q.

R.
S.
T.
U.
V.
W. PEMBAHASAN
X. 2.1 Pengertian Sosiologi Sastra
Y. Sosiologi sastra berasal dari kata sosiologi dan sastra. Sosiologi berasal dari
kata sos (Yunani) yang berarti bersamamu, bersatu, kawan, teman, dan logis (logos)
berarti sabda, perkataan, perumpamaan. Sastra dari akar kata sas (Sansekerta) berarti
mengarahkan, mengajarkan, memberi petunjuk dan instruksi. Akhiran tra berarti alat,

sarana. Merujuk dari definisi tersebut, keduannya memiliki objek yang sama yaitu
manusia dan masyarakat. Meskipun demikian, hakikat sosiologi dan sastra sangat
berbeda bahkan bertentangan secara dianetral. Sosiologi sastra adalah pendekatan
terhadap sastra yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan.
Z. Sapardi Djoko Darmono dalam Wahyuningtyas dan Santoso (2011:20)
Sosiologi

adalah


ilmu

pengetahuan

yang

mempelajari

masyarakat

dalam

keseluruhannya bukan sesuatu segi khusus masyarakat, terutama yang berhubungan
dengan aspek-aspek masyarakat yang menyangkut interaksi dan interelasi
antarmanusia, syarat-syaratnya dan akibat-akibatnya. Sosiologi sastra sebagai ilmu
objektif kategoris, membatasi diri pada apa yang terjadi dewasa ini bukan apa yang
seharusnya terjadi. Terdapat dua kecenderungan utama dalam telaah sosiologi sastra
yang antara lain adalah pendekatan yang berdasarkan pada anggapan bahwa sastra
merupakan cermin proses sosial ekonomi belaka dan pendekatan yang mengutamakan

teks sastra sebagai bahan penelaahan yang kemudian dicari aspek-aspek sosial dari
karya sastra.
AA.

Sastra menyajikan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri

sebagian besar terdiri dari kenyataan sosial. Dalam pengertian ini, kehidupan
mencakup

hubungan

antarmasyarakat

dengan

orang-orang,

antarmanusia,

antarperistiwa yang terjadi dalam batin seseorang. Maka, memandang karya sastra

sebagai penggambaran dunia dan kehidupan manusia, kriteria utama yang dikenakan
pada karya sastra adalah “kebenaran” penggambaran, atau yang hendak digambarkan.
BB.
CC.

Bersumber dari pemikiran Jiwa Atmaja dalam Wahyuningtyas dan

Santoso (2011:24) Pemahaman sosilogis dalam sastra merupakan cara lain dalam
mengimplikasikan teori sastra yang makin berkembang. Sastra pun tak terhindarkan
dari godaan ilm sosial, yang belakangan ini menunjukkan bentuknya yang semakin
kokoh. Berkaitan dengan pernyataan Jiwa Atmaja, Jakob Soemardjo mengatakan
sosiologi sastra dengan sendirinya mempelajari sifat hubungan antaranggota

masyarakat sastra dan mengetahui sebab-sebab terciptanya hubungan itu dengan
segala akibatnya. Lebih lanjut Jakob Soemardjo mengatakan bahwa hal tersebut
dikarenakan pengarang merupakan salah satu anggota masyarakat, maka tak
mengherankan kalau terjadi interelasi antara pengarang dan masyarakatnya dan tentu
selalu dapat ditarik sifat hubungan antara sastra dengan masyarakat tempat pengarang
hidup. Oleh sebab itu, suatu karya sastra sering kali dianggap sebagai ekspresi
pengarang. Bentuk ini kemudian dilihat dari suatu paradigma bahwa struktur sosial

pengarang dapat mempengaruhi penciptaan bentuk karya sastra tersebut.
DD.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, Jakob Soemardjo

dalam

Wahyuningtyas dan Santoso (2011:25) mengatakan bahwa sifat dan persoalan suatu
zaman dapat dibaca dalam karya-karya sastranya. Begitu pula harapan-harapan,
penderitaan-penderitaan, aspirasi-aspirasi masyarakat menjadi bagian pribadi
pengarang-pengarangnya. Sosiologi sastra sebagai suatu pendekatan pada dasarnya
tidak berbeda pengertiannya dengan sosio sastra atau pendekatan sosiokultural
terhadap sastra, Beberapa penulis telaah mencoba untuk membuat klasifikasi tentang
sosiologi sastra. Pendekatan sosiologi sastra yang paling banyak dilakukan orang saat
ini antara lain hanya menaruh perhatian yang besar terhadap aspek dokumenter sastra.
Landasannya adalah suatu gagasan bahwa sastra merupakan cerminan langsung dari
berbagai struktur sosial, hubungan kekeluargaan, pertentangan kelas dan lain-lain.
EE.
FF.
GG.

HH.
II.

2.2 Pendekatan Sosiologi Sastra
Sastra merupakan pencerminan masyarakat. Melalui karya sastra,

seorang pengarang mengungkapkan problema kehidupan yang pengarang sendiri
ikut berada di dalamnya. Karya sastra menerima pengaruh dari masyarakat dan
sekaligus mampu memberi pengaruh terhadap masyarakat. Bahkan seringkali

masyarakat sangat menentukan nilai karya sastra yang hidup di suatu zaman,
sementara sastrawan sendiri adalah anggota masyarakat yang terikat status sosial
tertentu dan tidak dapat mengelak dari adanya pengaruh yang diterimanya dari
lingkungan yang membesarkan sekaligus membentuknya.
JJ.

Damono (2003:1) mengungkapkan bahwa sastra menampilkan

gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial.
Dalam pengertian ini, kehidupan mencakup hubungan antar masyarakat, antar

masyarakat dengan orang-seorang, antarmanusia, danantarperistiwa yang
terjadi dalam batin seseorang. Bagaimanapun juga, peristiwa-peristiwa yang
terjadi dalam batin seseorang yang sering menjadi bahan sastra, adalah pantulan
hubungan seseorang dengan orang lain atau dengan masyarakat dan
menumbuhkan sikap sosial tertentu atau bahkan untuk mencetuskan peristiwa
sosial tertentu.
KK.

Pendekatan terhadap sastra yang mempertimbangkan segi-segi

kemasyarakatan itu disebut sosiologi sastra dengan menggunakan analisis teks
untuk mengetahui strukturnya, untuk kemudian dipergunakan memahami lebih
dalam lagi gejala sosial yang di luar sastra (Damono, 2003:3).
LL.

Sesungguhnya sosiologi dan sastra berbagi masalah yang sama.

Seperti halnya sosiologi, sastra juga berurusan dengan manusia dalam masyarakat
sebagai usaha manusia untuk menyesuakan diri dan usahanya untuk mengubah
masyarakat itu. Dengan demikian, novel dapat dianggap sebagai usaha untuk

menciptakan kembali dunia sosial yaitu hubungan manusia dengan keluarga,
lingkungan, politik, negara, ekonomi, dan sebagainya yang juga menjadi urusan
sosiologi. Dapat disimpulkan bahwa sosiologi dapat memberi penjelasan yang
bermanfaat tentang sastra, dan bahkan dapat dikatakan bahwa tanpa sosiologi,
pemahaman kita tentang sastra belum lengkap.

MM. Pradopo (1993:34) menyatakan bahwa tujuan studi sosiologis dalam
kesusastraan adalah untuk mendapatkan gambaran utuh mengenai hubungan
antara pengarang, karya sastra, dan masyarakat.
NN.

Pendekatan sosiologi sastra yang paling banyak dilakukan saat ini

menaruh perhatian yang besar terhadap aspek dokumenter sastra dan landasannya
adalah gagasan bahwa sastra merupakan cermin zamannya. Pandangan tersebut
beranggapan bahwa sastra merupakan cermin langsung dari berbagai segi struktur
sosial hubungan kekeluargaan, pertentangan kelas, dan lain-lain. Dalam hal itu
tugas sosiologi sastra adalah menghubungkan pengalaman tokoh-tokoh khayal
dan situasi ciptaan pengarang itu dengan keadaan sejarah yang merupakan asal
usulnya. Tema dan gaya yang ada dalam karya sastra yang bersifat pribadi itu
harus diubah menjadi hal-hal yang bersifat sosial.
OO.
PP.
QQ.
RR.
SS.
TT.
UU.
VV.
WW.
XX.
Sastra

2.3 Sosiologi Sastra Sebagai Pendekatan Menganalisis Karya

YY.

Pendekatan yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan dalam

sastra oleh beberapa ahli disebut sosiologi sastra. Pada dasarnya sebutan ini pun tak
berbeda dengan sebutan-sebutan lain, masing-masing tetap didasarkan dan
berlandaskan pandangan teoretis. Meskipun pandangan kritikus satu sama lain
berlandaskan pengertian tertentu akan tetapi pada dasarnya semua pendekatan
mengacu pada sebuah kesamaan. Sastra adalah sebuah lembaga sosial yang
diciptakan oleh sastrawan yang tak lain adalah anggota dari masyarakat.
ZZ.

Sudah banyak telaah yang dilakukan beberapa ahli dalam buku atau

dalam tulisan lepas, dapat disimpulkan bahwa ada dua kecenderungan utama dalam
telaah sosiologi sastra. Pertama, pendekatan yang berdasarkan pada anggapan bahwa
sastra merupakan cermin dari proses sosial-ekonomi belaka. Kedua, pendekatan yang
mengutamakan teks sastra sebagai bahan penelaahan. Metode yang dipergunakan
dalam sosiologi sastra adalah analisis teks untuk mengetahui strukturnya, untuk
kemudian dipergunakan memahami lebih dalam lagi gejala sosial yang di luar sastra.
AAA. Sedangkan menurut Ian Watt Sapardi (dalam Faruk 1999:4)
mengemukakan tiga aspek yang digunakan dalam pendekatan, yang pertama adalah
konteks sosial pengarang. Hal ini berhubungan dengan posisi sosial pengarang dalam
masyarakat dan kaitannya dengan masyarakat pembaca. Selain itu dalam hal ini juga
diteliti bagaiman pengarang mendapatkan mata pencaharianny, sejauh mana
pengarang menganggap pekerjaannyya sebagai suatu profesi, dan masyarakat apa
yang dituju oleh pengarang. Kedua, adalah sastra sebagai cermin masyarakat yakni
sastra mencerminkan masyarakat pada waktu sastra tersebut ditulis, sejauh mana
karakter pengarang mempengaruhi gambaran masyarakat yang ingin disampaikan,
dan sejauh mana genre sastra yang digunakan dapat mewakili seluruh elemen
masyarakat. Ketiga, adalah fungsi sosila sastra apakah berfungsi sebagai penghibur
saja atau sebagai perombak masyarakat, dan sejauh mana terjadi sintesis
kemungkinan antara keduanya.
BBB.

Sasaran Pendekatan Sosiologi Sastra

CCC.

a. Konteks Sosial Pengarang

DDD.Konteks sosial sastrawan ada hubungannya dengan posisi sosial
sastrawan dalam masyarakat dan kaitannya dengan masyarakat pembaca. Dalam
bidang pokok ini termasuk juga faktor-faktor sosial yang dapat mempengaruhi karya
sastranya. Oleh karena itu, yang terutama diteliti adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana sastrawan mendapatkan mata pencaharian; apakah ia
menerima bantuan dari pengayom atau dari masyarakat secara langsung
atau bekerja rangkap.
2. Profesionalisme

dalam

kepengarangan;

sejauh

mana

sastrawan

menganggap pekerjaannya sebagai suatu profesi.
3. Masyarakat yang dituju oleh sastrawan. Dalam hal ini, kaitannya antara
sastrawan dan masyarakat sangat penting sebab seringkali didapati bahwa
macam masyarakat yang dituju itu menentukan bentuk dan isi karya sastra
mereka (Damono, 1979: 3-4).
EEE.

b. Sastra Sebagai Cermin Masyarakat

FFF. Sastra sebagai cermin masyarakat yaitu sejauh mana sastra dianggap
sebagai mencerminkan keadaan masyarakatnya. Kata “cermin” di sini dapat
menimbulkan gambaran yang kabur, dan oleh karenanya sering disalah artikan dan
disalah gunakan. Dalam hubungan ini, terutama harus mendapatkan perhatian adalah.
1. Sastra mungkin dapat dikatakan mencerminkan masyarakat pada waktu ia
ditulis, sebab banyak ciri masyarakat yang ditampilkan dalam karya sastra
itu sudah tidak berlaku lagi pada waktu ia ditulis.
2. Sifat “lain dari yang lain” seorang sastrawan sering mempengaruhi
pemilihan dan penampilan fakta-fakta sosial dalam karyanya.
3. Genre sastra sering merupakan sikap sosial suatu kelompok tertentu, dan
bukan sikap sosial seluruh masyarakat.
4. Sastra yang berusaha menampilkan keadaan masyarakat yang secermatcermatnya mungkin saja tidak bisa dipercaya atau diterima sebagai cermin
masyarakat. Demikian juga sebaliknya, karya sastra yang sama sekali

tidak dimaksudkan untuk menggambarkan keadaan masyarakat secara
teliti barangkali masih dapat dipercaya sebagai bahan untuk mengetahui
keadaan masyarakat. Pandangan sosial sastrawan harus diperhatikan
apabila sastra akan dinilai sebagai cermin masyarakat (Damono, 1979: 4).
GGG.
HHH.

c. Fungsi Sosial Sastra

III.

Pendekatan sosiologi berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan

seperti “Sampai berapa jauh nilai sastra berkait dengan nilai sosial?”, dan “Sampai
berapa jauh nilai sastra dipengaruhi nilai sosial?” ada tiga hal yang harus
diperhatikan.
1. Sudut pandang yang menganggap bahwa sastra sama derajatnya dengan
karya pendeta atau nabi. Dalam pandangan ini, tercakup juga pandangan
bahwa sastra harus berfungsi sebagai pembaharu dan perombak.
2. Sudut pandang lain yang menganggap bahwa sastra bertugas sebagai
penghibur belaka. Dalam hal ini gagasan-gagasan seni untuk seni
misalnya, tidak ada bedanya dengan usaha untuk melariskan dagangan
agar menjadi best seller.
3. Sudut pandang kompromistis seperti tergambar sastra harus mengajarkan
dengan cara menghibur (Damono, 1979: 4).
JJJ.
KKK. Endraswara dalam bukunya Metodologi Pengajaran Sastra, memberi
pengertian bahwa sosiologi sastra adalah penelitian yang terfokus pada masalah
manusia karena sastra sering mengungkapkan perjuangan umat manusia dalam
menentukan masa depannya, berdasarkan imajinasi, perasaan, dan intuisi (2003: 79).
Sementara, Faruk (1994: 1) memberi pngertian bahwa sosiologi sastra sebagai studi
ilmiah dan objektf mengenai manusia dalam masyarakat, studi mengenai lembaga dan
proses-proses sosila. Selanjutnya, dikatakan bahwa sosiologi berusaha menjawab
pertanyaan mengenai bagaimana masyarakat dimungkinkan, bagaimana cara
kerjanya, dan mengapa masyarakat itu bertahan hidup.

LLL. Sosiologi sastra memiliki perkembangan yang cukup pesat sejak
penelitian-penelitian yang menggunakan teori strukturalisme dianggap mengalami
stagnasi. Didorong oleh adanya kesadaran bahwa karya sastra harus difungsikan sama
dengan aspek-aspek kebudayaan yang lain, maka karya sastra harus dipahami sebagai
bagian yang tak terpisahkan dengan sistem komunikasi secara keseluruhan.
MMM.
NNN.
OOO.
PPP.
QQQ.
RRR.
SSS.
TTT.
UUU.
VVV.
WWW.
XXX.
YYY.
ZZZ.
AAAA.
BBBB.
CCCC.

DDDD.
EEEE.

PENUTUP
Simpulan

FFFF. Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat
dalam keseluruhannya bukan sesuatu segi

khusus masyarakat, terutama yang

berhubungan dengan aspek-aspek masyarakat yang menyangkut interaksi dan
interelasi antarmanusia, syarat-syaratnya dan akibat-akibatnya.
GGGG.

Terdapat tiga aspek yang digunakan dalam penelitian sastra

menggunakan pendekatan sosiologi sastra , yang pertama adalah konteks sosial
pengarang. Kedua, adalah sastra sebagai cermin masyarakat. Ketiga, adalah fungsi
sosila sastra apakah berfungsi sebagai penghibur saja atau sebagai perombak
masyarakat, dan sejauh mana terjadi sintesis kemungkinan antara keduanya.
HHHH.

sosiologi sastra adalah salah satu pendekatan untuk mengurai

karya sastra yang mengupas masalah hubungan antara pengarang dengan masyarakat,
hasil berupa karya sastra dengan masyarakat, dan hubungan pengaruh karya sastra
terhadap pembaca. Namun dalam kajian ini hanya dibatasi dalam kajian mengenai
gambaran pengarang melalui karya sastra mengenai kondisi suatu masyarakat.
IIII.
JJJJ.
KKKK.
LLLL.
MMMM.
NNNN.
OOOO.
PPPP.

QQQQ.

DAFTAR PUSTAKA

RRRR.
SSSS.

Faruk. 2013. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ratna, Nyoman Kutha. 2013. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar

TTTT. Wahyuningtyas, Wijaya. 2011. SASTRA: Teori dan Implementasi. Surakarta:
Yuma Pustaka
UUUU.
VVVV.
WWWW.
XXXX.
YYYY.
ZZZZ.
AAAAA.
BBBBB.
CCCCC.
DDDDD.
EEEEE.
FFFFF.
GGGGG.
HHHHH.
IIIII.