Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Persepsi, Preferensi dan Ekspektasi Untuk Pengembangan Welcome Area Agrowisata Salatiga

  ISSN 2460 - 5506

PROSIDING

KONSER KARYA ILMIAH

TINGKAT NASIONAL TAHUN 2018

  

“ Peluang dan Tantangan Pembangunan Pertanian Berkelanjutan

di Era Global dan Digital”

  Kamis, 13 September 2018 | Fakultas Pertanian & Bisnis UKSW

  

ANALISIS PERSEPSI, PREFERENSI DAN EKSPEKTASI

UNTUK PENGEMBANGAN WELCOME AREA

AGROWISATA SALATIGA

  

THE ANALYSIS OF PERCEPTIONS, PREFERENCES AND EXPECTATIONS FOR THE

DEVELOPMENT OF WELCOME AREA AGROWISATA SALATIGA

1) 2) 1 Helmi Prayoga , Endang Pudjihartati

Fakultas Pertanian dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana

2

email: [email protected]

Fakultas Pertanian dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana

email: [email protected]

  

ABSTRACT

Welcome area of Agrowisata Salatiga need to be developed and improved the design to attract

visitors. The purpose of this research is to know the potential and the constraints of the treads

physical-biophysical and knowing the perceptions, prefences and expectation of the owner

and also the visitors towards the welcome area of the Agrowisata Salatiga. Then it can be set

the recommendation of planning the landscape. The stages of research includes preparation,

survey and analysis. At the Survey physical and biophysical such as location, accessibility,

topography, soil and climate using field observation and literature studies. Then to know

perceptions, preferences and expectations do the interview to the owner or manager and surveys

using questionnaire to users. Then for the Survey results data analyzed with descriptive be

equipped by tables or images. For the Aesthetic analysis method using Scenic Beauty Estimation

(SBE). The results showed the physical analysis of biophysical welcome area Agrowisata Salatiga

potential for developed because of the strategic location, has a ramps and fertile soils, the

climate is cool, and a great view. On the results of the assessment of the aspect of the SBE like

signage with a value of 102.17 (high), lamps Lighting the garden with a value of 111.47

(high), seating facilities with a value of 31.02 (medium), the playground 0.13 (medium), photo

booth 60.67 (medium) . On the results of the analysis of perceptions, preferences and expectation

owner and visitors are know that the welcome area serves as a giver of identity and enhance

the aesthetic value. At the entrance needs to be equipped with a guard post, parking with a

plaza and signages match with the theme. Then for expectations in welcome areas need equipped

Netherlands park, photo booth, and outbound area with bench and trees.

  Keywords: Analysis of the perceptions, preferences and expectations, Agro tourism, SBE

  PENDAHULUAN

  Inventarisasi fisik biofisik meliputi letak dan aksebilitas, topografi, tanah dan iklim. Untuk data seperti letak dan aksebilitas dikategorikan data primer yang didapatkan dari observasi lapangan. Inventarisasi ini dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi eksisting tapak seperti mengetahui apa saja potensi, dan kendala pada tapak. Letak berisi batas dari tapak dan aksebilitas berisi koordinat, elevasi, kondisi umum seperti good

  convenient sampling dengan responden

  Untuk mengetahui preferensi dan ekspek- tasi digunakan kuisioner menggunakan tehnik

  agrowisata, dimana proses memperoleh keterangan dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara. Wawancara juga bertujuan untuk mendapatkan tujuan dari perencanaan dan masalah-masalah apa saja yang terdapat dalam perencanaan.

  interview terhadap pengelola atau pemilik

  Untuk mengetahui persepsi dilakukan wawancara kepada pengelola dan kuisioner kepada responden atau pengunjung agrowisata. Wawancara menggunakan metode in-depth

  dan akses menuju tapak. Untuk data seperti topografi, tanah dan iklim didapatkan dari data sekunder melalui studi pustaka dan dinas terkait. Untuk topografi dan tanah didapatkan dari studi pustaka dan Bapeda kota Salatiga, sedangkan untuk iklim didapatkan dari BMKG terdekat.

  view dan bad view, kondisi geografis, luasan,

  Penelitian ini dimulai dengan tahap persiapan, berupa perizinan ke agrowisata dan instansi dinas terkait. Perizinan ini juga bertujuan untuk mendapatkan data sekunder.

  Salah satu potensi Agrowisata Salatiga yaitu letaknya yang strategis dengan menampilkan pemandangan berupa Gunung Merbabu dan Danau Rawa Pening, layak untuk dikembangkan. Selain itu nantinya di welcome area agrowisata akan menambah daya tarik pengunjung dengan adanya rencana taman Belanda.

  Tahapan Penelitian

  Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif yang terdiri dari persiapan, inventarisasi dan analisis,. Pada tahap inventaris fisik dan biofisik dilakukan observasi lapangan, kemudian untuk mengetahui persepsi, preferensi dan ekspektasi dilakukan menggunakan wawancara dan survei menggunakan kuisioner.

  Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober – Desember 2017 di Agrowisata Salatiga yang secara geografis terletak di lereng Gunung Merbabu yaitu di Jln. Salatiga–Kopeng Km 4, Kel. Kumpulrejo, Kec. Argomulyo kota Salatiga. Alat yang digunakan dalam penelitian adalah kamera, alat tulis, dan seperangkat program Microsoft Office.

  METODE PENELITIAN

  welcome area Agrowisata Salatiga.

  Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kondisi eksisting tapak, potensi, kendala fisik dan biofisik dan mengetahui persepsi, preferensi ekspektasi pengelola serta pengunjung terhadap

  Tahap pertama dilakukan observasi tapak pada welcome area dengan mengetahui berbagai aspek seperti fisik dan biofisik untuk mengetahui kondisi eksisting, potensi dan kendala tapak. Informasi tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui kondisi eksisting, potensi dan kendala tapak.

  Saat ini welcome area Agrowisata Salatiga masih direncanakan, dan masih dalam tahap pengembangan. Idealnya welcome area harus memiliki fungsi identitas, dan memiliki fasilitas jalur masuk-keluar dan tempat parkir. (Hapsari, 2008; Mario, 2014; Tirtawinata dan Fachruddin, 1996).

  sebanyak 60 orang terdiri dari pengguna agro- wisata. Sedangkan untuk preferensi ditambah- kan penilaian kualitas estetika visual, diambil melalui citra kamera melalui survei ke tapak. Hasil foto kemudian di pilah dan disajikan dalam

  HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Fisik-Biofisik Kondisi Kawasan

  • – frekuensinya (f),
  • – frekuensi kumulatif (cf),
  • – probabilitas kumulatif (cp) – nilai Z berdasarkan tabel Z. Perhitungan nilai SBE:

  Batas wilayah Agrowisata Salatiga adalah: Sebelah Barat: Kabupaten Semarang Sebelah Utara: Kecamatan Sidomukti Sebelah Timur: Kecamatan Tengaran Sebelah Selatan: Kabupaten Semarang

  area agrowisata Salatiga.

  menuju agrowisata Salatiga, sedangkan garis berwarna hijau menunjukkan kawasan welcome

gambar 3.1 melalui Google Earth. Garis yang berwarna merah menunjukkan akses jalan

  Salatiga mudah diakses melalui jalur utama yang merupakan jalan beraspal. Jenis transportasi yang dapat ditemui ke agrowisata adalah kendaraan pribadi roda dua maupun roda empat, transportasi umum berupa bus antar kota, angkutan umum dan ojek. Dapat dilihat pada

  21’44"S dan 110 o 28’38"E. Secara geografis terletak di lereng Gunung Merbabu yaitu di Jln. Hasan Nudin Salatiga-Kopeng Km 4, Kel. Kumpulrejo, Kec. Argomulyo dengan ketinggian 800 mdpl dan dengan luasan welcome area keseluruhan 27.416m 2 . Lokasi Agrowisata

  Hasil analisis fisik-biofisik pada pengem- bangan Agrowisata Salatiga cukup strategis yaitu pada jalur perlintasan wisata Kopeng. Secara koordinat Agrowisata Salatiga terletak di 7 o

  = nilai rata-rata z yang digunakan sebagai standar Seluruh nilai SBE yang telah diperoleh selanjutnya dikelompokkan berdasarkan kualitas estetika rendah, sedang, dan tinggi menggunakan sebaran normal dengan parameter nilai tengah atau mean (ì) dan standar deviasi (Sd ). Perhitungannya sebagai berikut :

  ZL X = nilai rata-rata z titik ke-x ZL S

  Dimana : SBE X = nilai SBE titik ke-x

  SBEX = (ZLX - ZLS) x 100

  Tahap pelaksanaan metode SBE adalah Data setiap lanskap diurutkan berdasarkan skala penilaian 1 sampai 5 kemudian dihitung:

  Beauty Estimation).

  Analisis pada data hasil inventaris seperti letak dan aksebilitas, topografi, tanah dan iklim untuk mengidentifikasi potensi, masalah dan kemungkinan pengembangan lain dari tapak. Untuk persepsi, preferensi dan ekspektasi dilakukan secara deskriptif dengan dilengkapi tabel atau gambar. Pada analisis preferensi untuk kualitas estetika digunakan metode SBE (Scenic

  bentuk slide, untuk dilakukan evaluasi penilaian kualitas keindahan. Penilaian terhadap slide dilakukan oleh 60 responden terdiri dari maha- siswa. Presentasi harus dilakukan sekali dengan kisaran 8-10 detik per slide dengan diberi nilai skor 1= Sangat Tidak Menarik, skor 2 = Tidak Menarik, skor 3 = Cukup Menarik, skor 4 = Menarik, dan skor 5 = Sangat Menarik,.

  Gambar 1 Lokasi Agrowisata Salatiga

  • – SBE rendah < ì - Sd – ì - Sd = SBE sedang = ì + Sd – SBE tinggi > ì + Sd

  Gambar 2 Peta Administrasi Kota Salatiga

  Kendala pada tapak saat ini diantaranya pada jalan di depan entrance gate yang masih satu jalur sangat menikung sehingga kurang aman saat penggunjung memasuki atau keluar dari agrowisata, selain itu pihak agrowisata masih menggunakan air dari pegunungan untuk mencukupi pasokan air di Agrowisata Salatiga dan terkadang saat musim kemarau masih sering kekurangan pasokan air. Ada empat kolam penampungan air yang menjadi bad view di

  welcome area Agrowisata Salatiga, sehingga mengurangi nilai estetika di kawasan tersebut.

  Sebaiknya area kolam penampungan air dialih fungsikan agar ditimbun dan dibuatkan taman sehingga hanya disisakan satu kolam saja yang dijadikan sebagai kolam resapan. Pada good

  view ditemukan view Gunung Merbabu dan

  Danau Rawa Pening. Pada bagian ini dapat dijadikan orientasi letak dan arah beberapa fasilitas.

  Gambar 3 Jalur masuk depan agrowisata menikung dan Gambar 4 bad view kolam resapan di welcome area

  Gambar 5 good view pemandangan Gunung Merbabu dan Gambar 3.6 good view pemandangan Danau Rawa Pening

  Pada agrowisata, terdapat kelas kelerengan 9% - 12%. Menurut Sarwono dan Widiatmaka (2011), Lahan dengan kemiringan tersebut dikategorikan landai (8-15%). Potensi ini cocok untuk dibangun sarana dan prasarana pendukung, selain itu berpotensi tidak adanya dampak erosi sehingga minim perawatan.

  Analisis kemiringan lahan untuk agrowisata dilakukan sesuai dengan ketentuan area untuk wisata menurut Gold (1980). Kelerengan pada kelas landai dengan kemiringan (8-15%) memiliki tingkat kesesuaian sedang untuk dikembangkan menjadi wisata.

  Jenis tanah pada kawasan tapak adalah Andosol coklat, berdasarkan hasil studi pustaka, lahan pertanian pada kawasan sangat cocok untuk budidaya tanaman, pangan, dan perkebunan sehingga cocok dikembangkan untuk kegiatan agrowisata (Balittanah, 2014).

  Agrowisata Salatiga memiliki suhu 25 o C dengan curah hujan mencapai 2330 mm/tahun (BMKG Semarang, 2017). Suhu udara tersebut terbilang nyaman, hal ini sesuai dengan standar suhu kenyamanan manusia. Menurut Lippsmeier (1994) Iklim berpengaruh pada kenyamanan yang dirasakan manusia beberapa penelitian yang membuktikan batas kenyamanan (dalam

  • Lokasi tapak strategis di
  • Area masuk
  • Topografi pegunungan
  • Cocok untuk budidaya
  • Tanah mudah longsor
  • Iklim cukup sejuk
  • Cuaca sering tak menentu (agak panas dikala siang dan sangat dingin dikala malam)
  • Jalan utama sudah aspal
  • Jalan cukup besar dan
  • Berbagai jenis angkutan
  • Belum tersedia
  • Angkutan umum
  • Jauh dari terminal
  • Kurangnya
  • Kurang pengarah dan

  tanaman

  analisis estetika dengan metode SBE pada Tabel 2 menunjukkan nilai SBE dari tiap aspek yang dinilai oleh responden.

  Sumber: Data Primer dan Sekunder yang di olah, 2018; RTRW Kota Salatiga,2017; BMKG Kota Semarang, 2017

  rambu peringatan

Tabel 1 Analisis Potensi dan Kendala pada Tapak

  penerangan dimalam hari

  masih sedikit

  pedestrian

  dapat dengan mudah masuk agrowisata

  terdapat tikungan di depan area masuk agrowisata Jenis transportasi pada kawasan berupa mobil, sepeda motor, bus, angkutan umum dan ojek.

  dan dalam kondisi baik, dilakukan perbaikan secara berkala

  5. Aksesbilitas dan Sistem Transportasi Kelas jalan merupakan jalan raya dan terdapat tikungan di area masuk agrowisata

  4. Iklim Suhu udara 25 ? C dengan Curah hujan 2330 mm/tahun

  3. Tanah Jenis tanah Andosol Coklat

  Temperatur Efektif/TE) berbeda-beda tergantung kepada lokasi geografis dan subyek manusia (suku bangsa), di Indonesia batas kenyamanan manusia adalah 20°C - 26°C TE. Data analisis potensi dan kendala aspek fisik-biofisik tersaji dalam Tabel 1.

  dengan kelerengan beragam menghasilkan pemandangan view yang khas, mudah dibangun beberapa fasilitas.

  2. Topografi Topografi pegunungan dengan kelerengan 9%- 12%

  agrowisata yang tepat di tidungan jalan raya

  jalur perlintasan wisata Kopeng

  7 o 21’44”S dan 110 o 28’38”E

  1. Lokasi

  No Aspek Fisik- Biofisik Data Analisis Potensi Kendala

  Salatiga dinilai atas beberapa aspek. Aspek yang dinilai meliputi aspek papan petunjuk arah, lampu penerangan taman, fasilitas tempat duduk, taman bermain, dan aspek photo booth. Hasil

  Estimation (SBE), lanskap kawasan Agrowisata

  Berdasarkan hasil penilaian Scenic Beauty

  Analisis Estetika

  Nilai SBE pada aspek papan petunjuk arah antara dua gambar adalah 102,17 pada Gambar 1 memiliki kualitas visual yang tinggi, hal ini dikarenakan gambar 1 menampilkan materi kayu yang dinilai natural dan sesuai tema yang ingin dikembangkan. Yang menarik dari Gambar 1 adalah kesan tegas yang dimunculkan sehingga memunculkan suasana yang rapi, dan arah yang jelas bagi pengguna. Keteraturan merupakan salah satu prinsip dalam perancangan lanskap (Hakim, 2012). Dibandingkan dengan Gambar 2

  No Aspek SBE Gambar 1 SBE Gambar 2

  View

  View tersebut memiliki nilai sedang yang menunjukkan kualitas visual yang cukup baik.

  Penilaian SBE untuk aspek photo booth antara dua gambar adalah 60,67 pada Gambar 2.

  menunjukan kualitas visual yang cukup baik. Hal ini karena area ini memiliki view lanskap berlatar belakang kebun yang didominasi oleh vegetasi pohon berwarna hijau sehingga menjadikan nilai SBE atau kualitas estetika lebih baik dibanding Gambar 2 yang didomiansi bangunan walaupun terdapat pepohonan.

  view tersebut memiliki nilai sedang yang

  Penilaian SBE untuk aspek taman bermain antara dua gambar adalah 0,13 pada Gambar 1,

  tersebut memiliki nilai sedang yang menunjukkan kualitas visual yang cukup baik. Kedua gambar merupakan pemandangan hutan atau kebun yang cukup tertata dan masih terkesan alami. Namun pada Gambar 2 memiliki nilai keindahan yang lebih besar daripada Gambar 1. Faktor yang membuat pemandangan ini menarik adalah pencahayaan sinar matahari yang cukup terang pada lokasi ini. Tampilan tempat duduk yang rapi pada gambar 2 menambah nilai estetika kawasan sesuai dengan suasana yang ingin dikembangkan. Berbeda dengan gambar 1 walaupun menampilkan tempat duduk yang tertata namun terkesan kurang rapi, selain itu pencahayaan yang kurang merata membuat kesan lokasi menjadi tidak teduh.

  Penilaian SBE untuk aspek tempat duduk antara dua gambar adalah 31,02 pada Gambar 2.

  1 Papan petunjuk arah 102,17

  Nilai SBE pada aspek lampu penerangan taman antara dua gambar adalah 111,47 pada Gambar 2. Gambar tersebut memiliki kualitas visual paling bagus karena tampilan lampu yang klasik memberikan kesan yang menyatu dengan tema taman belanda yang ada. Elemen lampu dapat menambah nilai keindahan pada lanskap jalan apabila ditata dengan teratur dan sesuai dengan tema yang ingin ditampilkan. Berbeda dengan Gambar 2 dengan tampilan yang modern tidak memberikan kesan yang menyatu dengan tema, hal ini dikarenakan tiang yang tinggi sehingga tidak menampilkan fungsi estetika.

  yang merupakan bermateri metal yang terkesan modern namun kaku.

  

Tabel 2 Analisis Estetika dengan Scenic Beauty Estimation (SBE)

Sumber: Data Primer yang diolah, 2018

  5 Photo booth 60,67

  4 Taman bermain 0,13

  3 Fasilitas tempat duduk 31,02

  2 Lampu penerangan taman 111,47

  Walaupun antara dua gambar sudah menampil- kan tema yang sama namun Gambar 2 yang berupa background pemandangan alam mem- punyai nilai yang lebih baik dari pada Gambar 1 yang berupa elemen lanskap. Hal ini karena Sumber: Data Primer yang diolah, 2018

  Jangka Pendek parkir area masih memanfaatkan lokasi lama kemudian dilengkapi papan informasi berupa MMT dan papan petunjuk arah, untuk yang sudah lapuk bisa diganti. Taman yang ada sebisa mungkin berwarna-warni dan penambahan kincir angin dapat sebagai identitas suatu taman.

  Perlu pemasangan nama tempat yang dilengkapi lampu supaya mudah dilihat di malam hari, agar teduh perlu penambahan pohon peneduh serta taman yang dilengkapi tanaman berbunga.

  E k sp ek ta si

  Tema taman Belanda memang tidak bisa diterapkan 100% sama, namun dapat dicampur dengan budaya lokal sehingga nantinya menghasilkan desain yang ekletik.

  

Konsep yang ingin

dikembangakan adalah bertema Belanda dengan ditambahkannya tema khas

Jawa juga Salatiga.

  Konsep Konsep yang ingin dikembangakan adalah bertema Belanda dan tidak menutup kemungkinan dengan ditambahkannya tema budaya lokal.

  Untuk fasilitas semua tersebut dapat diterapkan namun yang terpenting adalah jumlah dan penempatannya terkait terbatasanya luasan welcome area. Entrance yang lama dapat ditutup dan dipindah ke tempat lainnya supaya lebih aman, sehingga penempatan parkir dan plaza dapat dijadikan satu, untuk pedestrian dan jogging track perlu dikomunikasikan ke pengelola agar ditimbangkan kembali karena menggingat fungsinya yang cukup penting. Papan petunjuk arah dapat dibuat dengan material kayu dan papan informasi perlu di isi info-info seputar agrowisata yang penempatan dan jumlahnya perlu diatur.

  Fasilitas yang diprioritaskan ada di welcome 1 entrance dengan 2 jalur, 1 parkir area yang berfungsi untuk mobil atau motor, papan informasi yang berada di depan dan di dalam welcome area, 1 jalur pedestrian dengan jogging track, papan petunjuk arah yang diletakan di setiap tikungan atau tempat tertentu dan satu areal outbound khusus anak- anak.

  Fasilitas Fasilitas yang diprioritaskan ada di welcome area adalah 1 entrance dengan 2 jalur, 1 parkir area yang berfungsi untuk mobil atau motor, 1 plaza, papan informasi yang berada di depan dan di dalam welcome area, papan petunjuk arah yang diletakan di setiap tikungan atau tempat tertentu dan satu areal outbound khusus anak- anak.

  P re fe re n si

  Menarik, teduh juga semarak dengan adanya taman dan elemen lanskap seperti kincir angin dan gazebo.

  Gambar 2 memiliki view lanskap yang terdapat elemen sepatu yang ditata rapi sedemikian rupa dengan ditambah latar belakang pegunungan memberikan nilai estetika yang lebih baik daripada pemandangan yang hanya background elemen lanskap saja.

  Kesan yang ingin dicapai Dapat dikenali dengan mudah dengan tema taman Belanda yang teduh dan penuh warna dan dibuat sederhana.

  Pos jaga bisa ditempatkan di depan, dan diperlukan lapangan yang multifungsi, arah orientasi pemandangan perlu diatur.

  Untuk mendapatkan informasi, mengunjungi taman dan tempat

untuk ber-swa foto.

  Kepentingan Untuk mendapatkan informasi, tempat cadangan jika kapasitas lapangan yang disediakan kurang.

  Pada bagian entrance dapat diberi nama dan agar beda, tema taman belanda dapat diterapkan dan untuk menambah estetika perlu ditambahkan beberapa elemen.

  Pemberi identitas, pembeda dari tempat agrowisata lainnya, meningkatkan nilai estetika dan mengenali kawasan agrowisata Salatiga.

  Fungsi Pemberi identitas, pembeda dari tempat agrowisata lainnya, meningkatkan nilai estetika.

  Aspek Pemilik atau Pengelola Pengguna Analisis P er se p si

  

Tabel 3 Hasil Inventarisasi Persepsi, Preferensi dan Ekspektasi Pengelola dan Pengunjung

terhadap welcome area Agrowisata Salatiga

  • Perlu dilakukan pembenahan di beberapa fasilitas, yaitu : papan petunjuk arah, penambahan tanaman berbunga.

  Persepsi Preferensi dan Ekspektasi Pengelola dan Pengguna terhadap welcome area

  entrance, parkir area, plaza, papan informasi

  plaza dapat dijadikan satu, untuk pedestrian dan jogging track perlu dikomunikasikan ke penge-

  ditutup dan dipindah ke tempat lainnya supaya lebih aman, sehingga penempatan parkir dan

  track. Dalam hal ini Entrance yang lama dapat

  di setiap tikungan atau jalan tertentu. Pada hasil kuesioner sebagian besar pengunjung setuju dengan hal tersebut namun mereka juga membutuhkan jalur pedestrian dengan jogging

  area, juga papan petunjuk arah yang diletakan

  Agrowisata Salatiga. Pengelola menginginkan sebuah entrance dengan jalur keluar-masuk, kemudian adanya parkir area yang berfungsi untuk mobil atau motor. Parkir area ini diletakan berdampingan dengan plaza. Pengelola juga menginginkan dilengkapi papan informasi yang ditempatkan di depan dan di dalam welcome

  outbound area di kawasan welcome area

  dan papan petunjuk arah. Karena minimnya ruang terbuka hijau untuk anak-anak, pihak pengelola merencanakan adanya taman juga

  Menurut pengelola preferensi fasilitas yang diprioritaskan ada di welcome area adalah

  Hasil inventaris dan analisis persepsi, preferensi dan Ekspektasi tersaji dalam Tabel 3.

  Preferensi pengelola dan pengguna

  perlu pemasangan nama tempat yang dilengkapi lampu supaya mudah dilihat terutama pada malam hari, selain itu agar terkesan teduh dan menarik perlu penambahan pohon peneduh serta taman yang dilengkapi tanaman berbunga.

  welcome area

  dibuat menarik, teduh juga semarak dengan adanya taman dan elemen lanskap seperti kincir angin dan gazebo. Dengan begitu pada bagian

  area

  Pada persepsi aspek kepentingan, pemilik berangapan bahwa welcome area berguna untuk mendapatkan informasi, tempat cadangan jika kapasitas lapangan yang disediakan kurang. Sama halnya sebagian besar pengguna berangapan bahwa welcome area berguna mendapatkan informasi namun juga dapat di masuki untuk mengunjungi taman dan tempat untuk ber-swa foto. Dengan adanya sebuah aktifitas disitu dalam hal ini maka diperlukan pos jaga yang bisa ditempatkan di depan untuk keamanan penggun- jung, selain itu diperlukan lapangan yang multi- fungsi, dan perlu pengaturan arah orientasi pemandangan untuk menempatkan fasilitas yang ada.Kemudian pada persepsi atas aspek kesan yang ingin dicapai pada pengelola berangapan dengan adanya welcome area nantinya pengunjung dapat mengenali dengan mudah dengan tema taman Belanda. dibuat teduh dan penuh warna dari tanaman sekitar yang ada. Namun pada pengguna sebagian besar kesan yang ingin dicapai dapat terjadi bila welcome

  Menurut pengelola, persepsi berdasarkan aspek fungsi welcome area adalah sebagai pemberi identitas agar mempunyai pembeda dengan agrowisata lainnya dengan adanya taman. Fasilitas lainnya yang akan dikembang- kan juga dapat menambah nilai estetika. Hal serupa ternyata sama seperti hasil kuesioner sebagian besar pengguna, namun ada hal lain yang dilihat pengguna yaitu adanya fungsi mengenali kawasan agrowisata. Analisis pada aspek fungsi, bagian entrance dapat diberi nama. Kemudian agar mempunyai identitas, tema taman Belanda dapat diterapkan. Hal tersebut sesuai teori yang dikemukakan oleh Hapsari (2008), dimana dalam pengenalan kawasan fungsi utama dari welcome area untuk menciptakan image dan menjadi identitas bagi agrowisata serta merupakan sarana informasi yang dapat memu- dahkan pengunjung untuk mengenali kawasan agrowisata. Selain itu untuk menambah estetika, perlu ditambahkan beberapa elemen lanskap.

  Persepsi pengelola dan pengguna

  lola agar ditimbangkan kembali karena mengingat fungsinya yang cukup penting untuk akses ke dalam agrowisata. Papan petunjuk arah dapat dibuat dengan material kayu dan papan informasi perlu di isi info-info seputar agrowisata yang penempatan dan jumlahnya perlu diatur. Penempatan fasilitas tambahan tersebut harus sesuai antara karakter pengguna dengan karakter lokasi dimana mempertimbangkan kemiringan jalan yang akan ditempuh (ada tidaknya tanjakan dan turunan), faktor kesulitan jalan terhadap material jalan, ragam aktivitas di sekitar sarana peristirahatan, serta kuantitas dan kualitas dari pengguna berkaitan dengan kuantitas dan kualitas sarana fasilitas. Sastroyudo (2010) menyatakan bahwa Setiap pengembangan agrowisata tentu memiliki nilai- keserasian sendiri dan manfaat, pertimbangan secara mendalam terhadap komponen pendukung.

  Pada aspek konsep, desain yang ingin dikembangkan adalah bertema taman Belanda dan tidak menutup kemungkinan dengan ditambahkannya tema budaya lokal. Pada hasil kuisisoner, sebagian besar pengguna juga setuju dengan hal itu, mereka menyukai bila ditambah- kan budaya khas Jawa dan khas Salatiga untuk temanya. Tema taman Belanda memang tidak bisa diterapkan 100% , namun dapat dicampur dengan budaya lokal seperti penambahan tanaman tertentu yang khas atau ciri khas bangunan tertentu yang dapat diterapkan di fasilitas. Malik (2010) mengatakan bahwa lingkungan alam yang indah dan tertata apik tentu akan membuat orang terpesona. Tema Belanda nantinya digabung dengan budaya jawa atau khas Salatiga, sehingga nantinya menghasilkan desain yang ekletik.

  Ekpektasi pengelola dan pengguna

  Menurut pengelola ekspektasi fasilitas yang seharusnya ada pada aspek jangka pendek, menengah hingga jangka panjang di welcome

  area adalah entrance yang dilengkapi pos jaga,

  parkir area yang bedampingan dengan plaza, kemudian dilengkapi papan informasi dan papan petunjuk arah. Untuk jangka pendek papan informasi masih menggunakan MMT. Peran papan informasi ini erat kaitannya dengan media promosi tadi. Yoeti (1997) menyatakan bahwa untuk mengembangkan wisata diperlukan beberapa komponen, yaitu: obyek wisata yang meliputi something to see, something to do,

  something to buy

  , fasilitas penunjang, hal ini bisa disebarkan atau dipromosikan dengan adanya papan informasi tadi. Untuk pohon peneduh masih menggunakan eksisting. Untuk jangka menengah pengelola berharap dengan adanya taman yang bercirikan taman Belanda dengan adanya nama sebagai identitas suatu taman. Sedang jangka panjang Entrance baru dapat diterapkan pada welcome area dengan diganti ke area yang lebih aman. Pada seluruh area juga dilengkapi fasilitas tempat duduk, photo booth dan dilengkpai outbound area khusus anak- anak. Lokasi, tata letak, peralatan bermain, konstruksi, serta material merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam taman bermain anak (Baskara, 2011). Kemudian untuk menambah kesan teduh bisa diberi penambahan pohon peneduh. Dalam hal ini sebagian penggunjung menyetujui pengembangan tersebut namun tidak bisa menyebutkan rencana jangka pendek hingga menengah dan hanya pada rencana jangka panjang.

  Dari hasil survei dan analisis terhadap kondisi eksisting, rekomendasi untuk mengembangkan

  welcome area

  Agrowisata Salatiga adalah sebagai berikut. Pemandangan Gunung Merbabu dan Rawa Pening dapat digunakan sebagai background beberapa fasilitas. Entrance gate disarankan dipindah ke tempat yang yang lebih aman di sisi Timur dengan view gunung. Area parkir ditempatkan bersama plaza dan area

  outbound

  di sisi Utara sehingga background Rawa Pening dapat dinikmati dengan lebih leluasa. Pemberian signage, lampu penerangan,

  photo booth

  , pohon peneduh, kursi taman dan papan informasi perlu diatur jumlah dan letak penempatannya. Meskipun owner menghendaki taman dengan tema Belanda sebagai identitas, elemen lanskap dapat dikombinasi dengan elemen lokal (budaya Jawa) sehingga menghasilkan lanskap eklektik. Preferensi pengunjung agar ada pedestrian, jogging track atraksi atau kegiatan di welcome area agro- wisata secara berkala perlu dipertimbangkan untuk lebih menarik minat pengunjung.

  KESIMPULAN

  Arsitektur Lansekap: Prinsip-Unsur dan Aplikasi Desain

  Tirtawinata, M.R. Dan Fachrudin, L. 1999.

  Kuliah Concept Resort And Leisure, Strategi Pengembangan Dan Pengelo- laan Resort and Leisure . Diakses pada tanggal 28 Agustus 2018 Pukul 19.17 WIB.

  Sastrayuda, Gumelar S. 2010. Hand Out Mata

  Salatiga . BAPEDA Kota Salatiga: Kota Salatiga.

  BMKG Semarang: Kota Semarang. Pemerintah Kota Salatiga. 2017. RTRW Kota

  Pemerintah Kota Semarang. 2017. Suhu, RH, Kelembabpan Tahunan 2015-2017 .

  Lelei Sebagai Area Penyambutan Kawasan Wisata Bahari Kepulauan Guraici Maluku Utara (skripsi). Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

  Fakultas Sains Dan Teknologi Uin Syarif Hidayatullah: Jakarta. Mario, D. 2014. Perencanaan Lanskap Pulau

  Jakarta: Erlangga Malik, Syaiful. 2010. Strategi Pengembangan Agrowisata Kandank Jurank Doank .

  in the Tropics, Bangunan Tropis (terj.),

  Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Lippsmeier, Georg. 1994. Tropenbau Building

  Bagi Pengembangan Agrowisata di Kawasan Agropolitan Merapi-Merbabu Kabupaten Magelang (skripsi). Bogor:

  Hapsari, B.A.E. 2008. Perencanaan Lanskap

  . PT Bumi Aksara. Jakarta.

  Hakim, R. 2012. Komponen Perancangan

  Hasil penelitian memperlihatkan bahwa hasil analisis fisik dan biofisik welcome area Agrowisata Salatiga potensial untuk dikembang- kan karena melihat lokasi yang sangat strategis dan mudah dijangkau, mempunyai tanah yang datar dan subur, iklim sejuk, dan pemandangan yang bagus.

  Design . New York: McGraw-Hill Book co.

  Gold SM. 1980. Recreation and Planning

  Bogor (ID): Departemen Arsitektur Lanskap, Sekolah Pasca-sarjana, Institut Pertanian Bogor.

  Behavior Penghunian Rumah Susun Kota Baru Bandar Kemayoran. [Thesis].

  (US): USDA. Deliyanto B. 2011. Pendekatan Eco-Spatial

  Landscape Aesthetics: The Scenic Beauty Estimation Method . New Jersey

  Daniel TC, Boster RS. 1976. Measuring

  di Indonesia . Departemen Pertanian, Bogor.

  Balai Penelitian Tanah. 2014. Tanah Andosol

  DAFTAR PUSTAKA

  identitas dan dilengkapi fasilitas-fasiltas agro- wisata seperti taman, tempat parkir, plaza dsb.

  area yang ideal adalah yang mempunyai fungsi

  · Dari hasil wawancara dan kuisioner persepsi, preferensi dan ekspektasi welcome

  Kualitas visual lanskap yang memiliki nilai paling tinggi pada welcome area agrowisata adalah bangunan identitas taman, selanjutnya lampu penerangan taman, papan petunjuk arah dan trakhir adalah entrance.

  Daya Tarik dan Pengelolaan Agro- wisata . 77 hal.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Cyber Branding Brand Pariwisata Indonesia “Wonderful Indonesia”: Studi Kasus 10 Destinasi Prioritas dalam Website “www.indonesia.travel” Tahun 2015-2017

0 3 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Mahasiswa Progdi Ilmu Komunikasi UKSW terhadap Pelanggaran Etika Komunikasi dalam Tayangan Reality Show di Televisi: Studi Kasus Persepsi Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana ter

0 1 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Ekstrak Tuba (Derris eliptica Roxb.) dan (Blumea balsamifera (L.) DC.) Terhadap Aktivitas Makan Siput Murbey

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kesejahteraan Kelompok Wanita Tani Desa Wiladeg Karangmojo Gunung Kidul Melalui Produk Olahan Tanaman Lidah Buaya

0 0 7

Maria Theresia Darini1 , Susi Widiatmi2 dan Wahyu Setya Ratri3 Fakultas Pertanian, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa e-mail: mathedarinigmail.com susiwidiatmigmail.com gnesbudisantosagmail.com ABSTRACT - Institutional Repository | Satya Wacana Christia

0 1 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Konstruk Vektor Crispr-Cas9 Untuk Perakitan Tanaman Padi Resisten Penyakit Bacterial Leaf Blight

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Tepung Daging Buah Kluwak (Pangium edule Reinw.) Dalam Pembuatan Danish Pastry

0 1 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi yang Ditanam Berdasarkan Pranata Mangsa Dengan Sistem Jajar Legowo 6:1 dan 2:1

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Karakteristik Agronomi Dan Kandungan Artemisinin Pada 9 Genotip Artemisia cina Poliploid Hasil Induksi Colchicine

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Persepsi, Preferensi dan Ekspektasi Untuk Pengembangan Welcome Area Agrowisata Salatiga

0 0 7