FILM PENDEK BERTEMA CINTA DENGAN JUDUL “MASIH KU GENGGAM HATI MU”

FILM PENDEK BERTEMA CINTA DENGAN J UDUL “MASIH KU GENGGAM HATI MU”

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Tugas Akhir Guna Mencapai

Gelar Ahli Madya Diploma III Desain Komunikasi Visual Jurusan Seni Rupa

Oleh:

BONIFASIUS WISANGGENI

C9508017

PROGRAM STUDI D III DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

MOTTO

Beranilah untuk melangkah seberapapun besar anda tida k ya kin dengan kemungkinan kemungkinan yang ada di depan , karena Tuhan tidak pernah menutup ja lan untuk anda

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya sederhana yang tersusun dengan penuh kesungguhan ini kupersembahkan untuk keluarga , sahaba t dan pa ra sineas yang tak pernah lelah berka rya

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas segala berkah dan rahmat-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini, sebagai syarat menempuh mendapatkan gelar Ahli Madya dalam program studi Desain Komunikasi Visual, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Didalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak sekali mendapatkan dorongan serta bantuan yang penulis terima dari berbagai pihak. Maka dengan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, diantaranya :

1. Drs. Riyadi Santosa M.Ed.,Ph.D Selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Ahmad Adib, M.Hum, Ph.D selaku Ketua Jurusan D3 Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta, sekaligus sebagai koordinator Tugas Akhir.

3. Drs . Putut H. Pramono, M.Si selaku Pembimbing I. 4. Arief Iman Santoso, S.Sn selaku Pembimbing II. 5. Dosen Jurusan D3 Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pengetahuan serta pengalamannya kepada penulis selama belajar di kampus sehingga dapat menjadi bekal bagi penulis untuk menghadapi dunia kerja kelak.

6. Laksono W. dan Joko S. selaku petugas Tata Usaha yang telah memberikan bantuan dalam setiap pengurusan administrasi dari awal hingga akhir perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan, hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki penulis masih sangat sedikit. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan, hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki penulis masih sangat sedikit. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis

Surakarta, Januari 2012

Penulis

“MASIH KU GENGGAM HATI MU”

Bonifasius Wisanggeni 1

Drs. Putut H. Pramono, M.Si 2 Arief Iman Santoso, S.Sn 3

ABSTRAK

2012. Karya TA ini adalah sebuah karya audio visual yang berjenis film pendek. Film yang berdurasi sekitar 12 menit ini adalah sebuah film yang bergenre drama cinta. Cerita ini berkisah tentang sepasang kekasih yang telah sekian lama menjalani suka, duka, tawa, dan haru bersama. Hingga pada suatu ketika mereka dihadapkan pada suatu masalah, yaitu perpisahan. Sang pria akan pergi kesebuah kota besar untuk melanjutkan pendidikan disana. Nah, mulai dari sini lah akan terjadi pergulatan batin dimana film ini akan bertutur tentang kesetiaan, pengorbanan, kesabaran, keyakinan, dan indahnya cinta yang suci. Film pendek ini merupakan sebuah film independen dan merupakan sebuah karya mandiri. Film ini nantinya akan dimaksudkan sebagai proyek sosial dan tidak dijual secara komersil. Nantinya Film ini akan diikutkan pada Festival Film Indie, diputar pada even musik, dan even yang bernuansa anak muda baik skala lokal maupun nasional. Target audience dari film ini adalah usia 12-25 tahun baik dari semua kalangan dan semua agama.

1 2 Mahasiswa DIII Desain Komunikasi Visual dengan NIM (C9508017)

Drs. Putut H. Pramono, M.Si 3 Arief Iman Santoso, S.Sn

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Film mungkin adalah salah satu anugerah seni terbesar yang pernah dimiliki manusia. Bahkan tanpa anda sadari mungkin lebih dari setengah orang yang anda kenal mungkin mengaku sebagai penggemar film. Industri perfilman dewasa ini sudah menjadi sebuah industri yang berkembang luar biasa pesat.Di samping menjadi media hiburan masyarakat film juga menjadi mesin pencetak uang yang sangat produktif.

Salah satu hasil dari pemikiran dan a ction kreatif ini adalah film

bertemakan drama khususnya cinta. Film yang bertemakan cinta sangat diminati oleh masyarakat, mulai dari kalangan anak muda ,dewasa, bahkan orang tua juga tak luput dari rasa suka pada film bertemakan cinta. Karena tak dapat dipungkiri kita sebagai manusia selalu hidup dengan rasa cinta. Hingga penerapan cinta melalui film sangat menarik minat masyarakat untuk tak lepas dari layar kaca.

Memang industri perfilm an biasanya bersifat komersil. Komersil disini orientasinya bukan hanya mencari uang saja namun ada sisi lain pula yang kita dapat . Film mampu membawa suasana penonton masuk mengikuti alur cerita yang terjadi. Penulis sengaja mengangkat film bertemakan cinta agar dengan mudah menarik minat para pecinta film sehingga secara tidak langsung mereka seolah mengalami sendiri kejadian yang disajikan dalam film ini. Sehingga akan Memang industri perfilm an biasanya bersifat komersil. Komersil disini orientasinya bukan hanya mencari uang saja namun ada sisi lain pula yang kita dapat . Film mampu membawa suasana penonton masuk mengikuti alur cerita yang terjadi. Penulis sengaja mengangkat film bertemakan cinta agar dengan mudah menarik minat para pecinta film sehingga secara tidak langsung mereka seolah mengalami sendiri kejadian yang disajikan dalam film ini. Sehingga akan

Dalam film ini akan diperankan berbagai makna tentang menjalani hidup, Walau dimulai dari hal kecil namun bisa memiliki arti yang dalam. Komitmen dan kesetiaan menjadi garis besar nilai yang dapat kita akan peroleh di samping itu ada pula tentang belajar ikhlas, Manisnya sebuah pengorbanan, juga yang tidak kalah penting adalah bagaimana kita mampu belajar untuk percaya dan yakin bahkan untuk sesuatu yang kita belum pasti nantinya seperti apa. Berdasarkan cerita di atas penulis ingin menyajikan sebuah drama percintaan yang mampu memainkan emosi para penonton dengan apresiasi tawa, haru, sedih, maupun bahagia.

Dari beberapa permasalahan yang telah dijelaskan diantaranya semakin luasnya industri perfilman dan dorongan ingin mengusung suatu tema cinta ke sebuah layar kaca maka penulis akan mengangkat permasalahan tersebut untuk tugas akhir yang berjudul “FILM PENDEK BERTEMAKAN CINTA DENGAN J UDUL MASIH KU GENGGAM HATI MU”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara untuk menyampaikan pesan melalui film pendek bertema cinta yang menghibur dan komunikatif sehingga dapat dinikmati oleh khalayak umum?

2. Bagaimana menentukan dan memilih media promosi yang tepat untuk film tersebut secara efektif ?

C. Tujuan Per ancangan

1. Menyajikan cerita cinta dalam film pendek yang dapat menyampaikan pesan secara komunikatif dan menghibur bagi khalayak umum.

2. Menentukan dan memilih media promosi yang tepat untuk film tersebut secara efektif.

BAB II IDENTIFIKASI DATA

A. Data pr oduk

Karya seni dalam dunia perfilman dewasa ini sangatlah beragam, tidak melulu terpaku pada film yang selalu berdurasi panjang maupun sebatas film yang dikomersialkan sebagai media promosi barang atau jasa tertentu yang biasa kita sebut iklan. Siapa sih yang tidak suka film? Pasti rata-rata dari kita paling tidak, pernah menonton film. Entah itu film dari ranah Hollywood, Bollywood, hingga kelas film horor murahan Indonesia. Bahkan berkat kemajuan teknologi informasi yang semakin pesat, kita orang awam pun mampu membuat film ala kadarnya hanya melalui handphone.

Sejarah film sebenarnya sama tuanya dengan penemuan perangkat fotografi. Namun sejarah gambar bergerak yang pertama muncul di dunia justru muncul bukan di Hollywood, namun lahir dari sebuah pertanyaan unik: Apakah keempat kaki kuda berada pada posisi melayang pada saat bersamaan ketika kuda berlari? Pertanyaan ini dijawab oleh Eadweard Muybridge dari Stanford University dengan membuat 16 gambar atau frame kuda yang sedang berlari. Kejadian ini terjadi pada tahun 1878. Dari ke-16 gambar kuda yang sedang berlari ini dirangkai dan digerakkan secara berurutan menghasilkan gambar bergerak pertama yang berhasil dibuat di dunia. Dari sinilah ide membuat sebuah film muncul. Karena pada saat itu teknologi kamera perekam belum ada, Muybridge menggunakan kamera foto biasa untuk menghasilkan Sejarah film sebenarnya sama tuanya dengan penemuan perangkat fotografi. Namun sejarah gambar bergerak yang pertama muncul di dunia justru muncul bukan di Hollywood, namun lahir dari sebuah pertanyaan unik: Apakah keempat kaki kuda berada pada posisi melayang pada saat bersamaan ketika kuda berlari? Pertanyaan ini dijawab oleh Eadweard Muybridge dari Stanford University dengan membuat 16 gambar atau frame kuda yang sedang berlari. Kejadian ini terjadi pada tahun 1878. Dari ke-16 gambar kuda yang sedang berlari ini dirangkai dan digerakkan secara berurutan menghasilkan gambar bergerak pertama yang berhasil dibuat di dunia. Dari sinilah ide membuat sebuah film muncul. Karena pada saat itu teknologi kamera perekam belum ada, Muybridge menggunakan kamera foto biasa untuk menghasilkan

Sedikit sudah menguak tentang sejarah perfilman secara global, mari kita mengerucutkan topik pada salah satu jenis film yang akrab kita dengar dengan nama film pendek. Film pendek merupakan primadona bagi para pembuat film indepeden. Selain dapat diraih dengan biaya yang relatif lebih murah dari film cerita panjang, film pendek juga memberikan ruang gerak ekspresi yang lebih leluasa. Meski tidak sedikit juga pembuat film yang hanya menganggapnya sebagai sebuah batu loncatan menuju film cerita panjang. Film pendek pada hakikatnya bukanlah sebuah reduksi dari film cerita panjang, ataupun sekedar wahana pelatihan belaka. Film pendek memiliki karakteristiknya sendiri yang berbeda dengan film cerita panjang, Bukan lebih sempit dalam pemaknaan, atau bukan lebih mudah. Sebagai analogi, dalam dunia sastra, seorang penulis cerpen yang baik belum tentu dapat menulis cerpen dengan baik; begitu juga sebaliknya, seorang penulis novel, belum tentu dapat memahami cara penuturan simpleks dari sebuah cerpen.

Sebagai sebuah media ekspresi, film pendek selalu termarjinalisasi dari sudut pandang pemirsa karena tidak mendapatkan media distribusi dan eksibisi yang pantas seperti yang didapatkan cerpen di dunia sastra.

Secara teknis, film pendek merupakan film yang memiliki durasi dibawah 50 menit. Meskipun banyak batasan lain yang muncul dari berbagai pihak lain di dunia, akan tetapi batasan teknis ini lebih banyak dipegang secara konvensi. Mengenai cara bertuturnya, film pendek memberikan kebebasan bagi para pembuat dan pemirsanya, sehingga bentuknya menjadi sangat bervariasi. Film pendek dapat saja hanya berdurasi 60 detik, yang penting ide dan pemanfaatan media komunikasinya dapat berlangsung efektif. (Derek Hill dalam Gotot Prakoso,1997). Yang Secara teknis, film pendek merupakan film yang memiliki durasi dibawah 50 menit. Meskipun banyak batasan lain yang muncul dari berbagai pihak lain di dunia, akan tetapi batasan teknis ini lebih banyak dipegang secara konvensi. Mengenai cara bertuturnya, film pendek memberikan kebebasan bagi para pembuat dan pemirsanya, sehingga bentuknya menjadi sangat bervariasi. Film pendek dapat saja hanya berdurasi 60 detik, yang penting ide dan pemanfaatan media komunikasinya dapat berlangsung efektif. (Derek Hill dalam Gotot Prakoso,1997). Yang

Dalam kesempatan kali ini penulis akan mempersembahkan sebuah film pendek yang bertemakan tentang cinta. Dalam konteks ini kita tentu dapat menyimpulkan langsung, yaitu sebuah film yang berdurasi singkat dan mengisahkan tema cinta di dalamnya. Sekilas film ini akan berkisah tentang pasangan yang telah sekian waktu menjalani suka duka, tawa, haru, dan berbagai situasi bersama. Pada suatu ketika pasangan ini tengah diterpa sebuah cobaan yang sangat berat dimana keduanya harus dipisahkan oleh jarak. Dalam konteks ini akan ditampilkan bagaimana film ini mampu mengolah sisi psikologis para penonton. Terjadinya pergulatan batin dan duka dalam kebimbangan ketika kedua pasangan harus terpisah namun harus saling menjaga. Banyak pesan yang secara tidak langsung disampaikan melalui film ini diantaranya tentang kesetiaan, pengorbanan, keikhlasan, yang dipertahankan demi sebuah kebahagiaan. Berdasarkan sedikit kutipan diatas penulis mengangkat film pendek ini dengan judul “Masih Ku Genggam Hati Mu”

Dilihat dari segi penokohan film ini diperankan oleh 2 pemain utama yaitu pasangan itu sendiri dengan beberapa pemain pembantu. Berikut akan dijelaskan penokohan karakter dalam film ini :

1. Rani adalah seorang gadis lugu berusia 18 tahun yang berkarakter dewasa.Tinggal di sebuah kampung daerah Sukoharjo. Saat ini kegiatannya hanya membantu ibunya mengurus rumah karena berulang kali dia keluar masuk kerja. Berkulit putih dan cukup manis. Dia adalah tipe gadis yang setia dan ramah pada orang disekitarnya.

2. Haryo adalah kekasih Rani, pria berusia 19 tahun yang sabar. Tinggal di kampung sebelah kampung milik Rani. Selepas lulus SMA dia membantu pekerjaan ayahnya sebab harus menunda kuliah satu tahun dikarenakan terbentur masalah biaya. Berkarakter tegas dengan tatapan mata yang tajam dan dewasa.

3. Yatno adalah mantan kekasih Rani yang telah lama putus, karena keluarganya cukup terpandang di kampung maka Yatno tumbuh menjadi pemuda sombong dan congkak. Dengan mudahnya Yatno mempermainkan hati gadis kampung, termasuk Rani yang dulu pernah dipermainkan oleh Yatno.

Film ini nantinya akan dimaksudkan sebagai proyek sosial ,dimana akhir akhir ini telah sangat banyak kemerosotan moral dan penurunan sucinya makna cinta. Nah melalui film ini kita diajak kembali merasakan indahnya cinta yang sederhana, dan manisnya kesetiaan. Rencananya film ini akan diikutkan pula dalam Festival Film Indie dan juga pada even musik indi dimulai dari kota Solo ini. Film akan diputar pada pertengahan acara sehingga menjadi suatu magnet yang kuat pula untuk menarik minat penonton.

Film pendek ini akan berdurasi sekitar 12 menit. Dengan setting masyarakat daerah perkampungan yang belum begitu modern pada tahun 2005. Penokohan dengan latar belakang masyarakat menengah kebawah. Film pendek ini menggunakan alur campuran, bergenre drama dengan penggarapan yang realis. Penggunaan bahasa sehari hari adalah bahasa Indonesia namun dengan logat yang kampungan.

Dalam penggarapan film pendek ini biaya yang digunakan adalah biaya sendiri atau film independen. Mulai dari masa pra produksi, proses hingga masa paska produksi, dan pemasaran yang digunakan adalah biaya pribadi.

B. Tar get

Sebuah produksi pastinya memiliki target atau tujuan. Dalam kasus ini yang menjadi produk adalah film pendek ini sendiri.Film pendek “Masih Ku Genggam Hati Mu” memiliki sebuah cakupan target yang cukup luas. Karena genre semacam ini sangat popular di kalangan masyarakat umum baik segala lapisan. Namun dalam penyebarannya mungkin film ini hanya akan diputar pada event tertentu saja dan diedarkan pada kalangan tertentu pula karena sifatnya yang independen dan sosial. Walaupun dimaksudkan secara sosial namun di sisi lain film ini juga memiliki tujuan lain. Tujuan lain yang dimaksudkan bukan berupa uang namun semacam penghargaan atas dibuatnya film ini, biasanya melalui sebuah ajang festival. Namun tujuan utama dibuatnya film ini adalah sebagai media penyampaian apresiasi pada masyarakat umum, juga untuk mengikuti festival film independen yang sekarang sangat sering diadakan baik lokal maupun nasional.

Target Audience

Audience yang menjadi target dalam Film pendek “Masih Ku Genggam Hati Mu” adalah pengguna atau yang biasa kita sebut konsumen, dalam hal ini adalah penonton. Target Audience dapat diuraikan berdasarkan segmentasinya antara lain :

1. Geografis

Yang menjadi target primer dalam film “Masih Ku Genggam Hati Mu” tidak hanya terbatas wilayah Karesidenan Surakarta dan sekitarnya saja namun juga wilayah Indonesia pada Yang menjadi target primer dalam film “Masih Ku Genggam Hati Mu” tidak hanya terbatas wilayah Karesidenan Surakarta dan sekitarnya saja namun juga wilayah Indonesia pada

2. Demografi

Target Audience dalam film ini dapat dikelompokkan pada beberapa variable berikut :

a. Umur : 11-25 tahun

b. Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan

c. Pendidikan : SD Sampai Perguruan tinggi

d. Penghasilan : Semua kalangan

e. Agama : Semua agama

3. Psikografi

Yang menjadi target psikografi dalam pembuatan film “Masih Ku Genggam Hati Mu” adalah para pecinta film yang menyukai genre film drama terutama para penikmat film indie dan para sineas atau pengamat film.

C. Kompar asi

Dalam pembuatan produksi kita tentu perlu sebuah pembanding, Tak terkecuali dalam pembuatan film pendek ini. Pembanding dapat difungsikan sebagai media yang dapat menyatakan apakah karya kita ini sudah dapat dikatakan bagus atau masih ada kekurangan yang perlu dibenahi. Untuk pembanding Film pendek ini adalah :

1. Film Pendek “Langkah Bara”

Film pendek “Langkah Bara” adalah sebuah film produksi mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro yang berada di Semarang.Film yang mengambil ide cerita dari Bara Prayoga ini bertema tentang semangat dan kehidupan. Diceritakan pria yang bernama bara ini adalah sosok orang yang suka membantu dan prihatin jika melihat penduduk mengalami kesusahan. Dalam kisah kali ini bara yang sedang lewat di sebuah desa merasa prihatin karena para penduduknya banyak yang bekerja di kota dan tidak memanfaatkan lahan persawahan di desa mereka.

Dari titik ini Bara menghimbau para warga agar mau kembali menggarap sawah agar bisa memakmurkan kehidupan mereka. Namun di satu sisi ada pihak yang tidak suka dengan inovasi bara tersebut dan dengan segala cara ingin menggagalkannya namun ia tidak pernah berhasil. Alhasil pada akhirnya persawahan di desa tersebut bisa sukses hingga mampu mensejahterakan warganya.

a. Kelebihan : Film pendek ”Langkah Bara” adalah sebuah film karya mahasiswa yang cukup baik

dalam segi cerita. Penokohan karakter dalam film ini juga cukup jelas dan kuat. Lokasi pengambilan juga sudah disesuaikan dengan setting cerita yaitu daerah pedesaan.

b. Kekurangan :

Film ini memiliki sedikit kekurangan, yaitu pada dialog selalu menggunakan dubbing. Padahal penggunaan hal seperti ini bakal mengurangi kualitas film jika memang tidak sangat presisi yang justru akan menampilkan sisi janggal dalam film. Pengambilan Film ini memiliki sedikit kekurangan, yaitu pada dialog selalu menggunakan dubbing. Padahal penggunaan hal seperti ini bakal mengurangi kualitas film jika memang tidak sangat presisi yang justru akan menampilkan sisi janggal dalam film. Pengambilan

2. Film Pendek “Di Balik Senyuman”

Film Pendek “Di Balik Senyuman” adalah sebuah film pendek karya pribadi yang di produser I oleh Muhliza Mayasari dan sutradara Shara Rizki P. Film pendek ini adalah sebuah film pendek tanpa dialog dimana inti pesan disampaikan melalui simbol perbuatan dan kejadian seperti gelandangan, demonstrasi, juga penokohan si karakter utama. Tokoh utama adalah seorang badut yang sedang dalam perjalanan pulang ke rumah setelah seharian bekerja, namun sepertinya ia kurang mendapatkan rejeki pada hari itu.di sepanjang jalan ia melihat konflik kehidupan saat ini, seperti demonstrasi, kemacetan, gelandangan.

Saat ia bertemu dengan gelandangan yang sedang tersungkur kelaparan ditepi jalan ia tergerak hatinya dan memberikan hasil jerih payahnya hari itu kemudian kembali berjalan pulang. Sesampainya di rumah ia membuka meja makanan dan tidak mendapati apapun untuk dia santap hari itu. Namun ia cukup tersenyum saja, karena dia sudah cukup kenyang dengan Saat ia bertemu dengan gelandangan yang sedang tersungkur kelaparan ditepi jalan ia tergerak hatinya dan memberikan hasil jerih payahnya hari itu kemudian kembali berjalan pulang. Sesampainya di rumah ia membuka meja makanan dan tidak mendapati apapun untuk dia santap hari itu. Namun ia cukup tersenyum saja, karena dia sudah cukup kenyang dengan

a. Kelebihan :

Penyampaian isi cerita melalui film ini sangat terasa mengena di hati penonton. Alunan musik yang menentramkan hati dan tepat sebagai media penambah nilai film sehingga penonton akan semakin terbawa perasaannya. Walau sederhana akting sudah cukup baik dengan penghayatan dan sorot mata yang terharu.

b. Kekurangan :

Film ini bakal lebih mengena lagi apabila penggalan puisi di akhir film di lantunkan dengan narasi bukan hanya sekedar teks. Pengambilan kamera juga terlalu sederhana, seharusnya bisa lebih bervariasi sehingga lebih menampakkan pengkarakteran tokoh utama.

Kedua film tersebut adalah sebagai pembanding film pendek “Masih Ku Genggam Hati Mu” agar mampu mendapatkan gambaran dan bisa melihat kelebihan juga kekurangannya. Penggarapan film “Masih Ku Genggam Hati Mu” diharapkan lebih baik dari kedua pembanding tersebut demi mengejar kepuasan penonton dan kemajuan insan film , khususnya film independen.

BAB III KONSEP PERANCANGAN

A. Pembuatan Film Pendek “Masih Kugenggam Hati Mu”

1. Konsep Film Pendek “Masih Ku Genggam Hati Mu”

Film pendek “Masih ku Genggam Hati Mu” berlatar belakangan kehidupan sosial di masyarakat perkampungan. Dalam film ini akan di ambil seting kehidupan masyarakat daerah perkampungan di Sukoharjo pada sekitar tahun 2005. Di mana kehidupan masyarakat belum sangat maju bak tingkah laku hidup masyarakat perkotaan yang modern dewasa ini.

Film ini bercerita tentang sepasang kekasih yang sudah sekian lama menjalani tali percintaan. Namun pada suatu ketika mereka di hadapkan pada suatu masalah yang benar benar nyata untuk mereka yaitu perpisahan. Diceritakan si pelaku laki laki akan beranjak pindah ke kota karena harus melanjutkan pendidikan yang ia peroleh melalui beasiswa. Mulai dari sinilah akan digali ledih dalam bagaimana film ini mampu melukiskan nilai nilai moral yang selama ini mulai luntur dalam masyarakat kita. Di antaranya adalah kesetiaan, pengorbanan, keihklasan dan juga kesabaran.

Hal utama yang mendasari dibuatnya film ini adalah, pola kehidupan masyarakat dewasa ini yang sudah sangat memprihatinkan. Di mana lunturnya nilai moral dalam masyarakat yang berakibat banyaknya kasus perselingkuhan, perceraian maupun pengkhianatan. Melalui film ini pula kita di ajak untuk merasakan indahnya kembali sebuah nilai cinta yang murni. Pengkarakteran tokoh juga mengambil sisi orang perkampungan daerah pinggiran Sukoharjo. Di Hal utama yang mendasari dibuatnya film ini adalah, pola kehidupan masyarakat dewasa ini yang sudah sangat memprihatinkan. Di mana lunturnya nilai moral dalam masyarakat yang berakibat banyaknya kasus perselingkuhan, perceraian maupun pengkhianatan. Melalui film ini pula kita di ajak untuk merasakan indahnya kembali sebuah nilai cinta yang murni. Pengkarakteran tokoh juga mengambil sisi orang perkampungan daerah pinggiran Sukoharjo. Di

Konsep perancangan film “masih ku genggam Hatimu” yaitu secara cerita penulis ingin menyampaikan nilai moral yang baik diantara lunturnya etika kehidupan masa kini. Film ini ingin mengangkat bahwa kesungguhan dalam menjalani cinta pastinya akan berbuah sesuatu yang indah nantinya. Secara visual penulis menggunakan warna warna yang natural dan lembut agar lebih nikmat dipandang, sejalan dan dapat menunjang inti dengan cerita film ini yaitu tentang cinta.

2.Stor y Line

“ Masih Ku Genggam Hati Mu”

Di ruang tengah rumahnya saat itu Rani sambil menatap kalender.Hari ini tepat tanggal

20 bulan Desember 2005, disitu sudah diberi tanda lingkaran yang sangat tebal. Sejenak saat itu dia mengalihkan pandangan dan mulai berjalan ke arah pintu kemudian membukanya, karena dia memang akan pergi keluar.

a. F lashback

Di depan rumah Rani sudah menunggu Haryo kekasihnya, Rani mendekati Haryo yang menyapa Rani “hai apa kabar nona?”, Rani tersenyum..kemudian mereka pergi berdua menaiki sepeda kumbang kesayangan Haryo. Memang hari itu mereka sudah punya janji untuk pergi berdua, sejenak mereka sudah lalu dari pandangan di jalanan yang tidak begitu ramai.

b. Present

Rani berjalan di sepanjang jalan kampungnya, karena dia memang akan pergi ke pasar yang tidak begitu jauh dari rumahnya. Setelah berbelanja beberapa keperluan dia kemudian kembali berjalan pulang. Di tengah jalan ia dihampiri mantan pacarnya yang bernama Yatno dengan mengendarai sepeda motor, dan menawarkan bantuan pada Rani untuk mengantarnya pulang. Namun dengan halus dan dewasa Rani menolaknya dan memilih berjalan pulang sendirian saja.

c. F lashback

Rani dan Haryo berboncengan mesra sambil bercanda tawa, melewati jalanan pedesaan yang sepi dan pemandangan yang indah.

Mereka duduk dan beristirahat di bawah pohon dan berbincang bincang dan menikmati hari itu bersama dengan indah.

d. Present

Rani melanjutkan perjalanan pulang sendiri menuju rumahnya dengan terburu buru. Sesampainya dirumah dia meletakkan belanjaannya dan berjalan kearah jendela.dia berdiri disana dengan raut wajahnya yang galau.

e. F lashback

Haryo sudah berada di Sebuah stasiun kereta api, dengan membawa sebuah ransel besar. Ya benar ,dia hendak berangkat ke Jakarta. Bukan untuk bepergian namun ia akan pindah ke Jakarta karena dia mendapatkan beasiswa dan diterima di sana. Gundah menanti Rani yang tidak Haryo sudah berada di Sebuah stasiun kereta api, dengan membawa sebuah ransel besar. Ya benar ,dia hendak berangkat ke Jakarta. Bukan untuk bepergian namun ia akan pindah ke Jakarta karena dia mendapatkan beasiswa dan diterima di sana. Gundah menanti Rani yang tidak

f. Present

Rani kemudian melanjutkan kegiatannya yaitu memasak, dia memotong sayuran satu persatu sambil melihat kearah kalender dan juga jam dinding dengan raut wajah yang gundah.

g. F lashback

Rani membaca sebuah surat dari Haryo, surat yang sudah lama dia tunggu setelah lama dia tidak bertemu kekasihnya itu dan tidak ada kabar pula. Dia membaca surat itu perlahan, dan demikian isi surat tersebut

Buat nona Rani dimanapun kamu membaca surat ini,

Hay apa kabar nona, Maaf karena setelah sekian lama aku belum sempat memberi kabar apapun padamu, aku harap kedatangan suratku ini bisa menjadi pelipur lara ata s sejenak kepergianku. Bersama surat ini pula aku kabarka n bahwa minggu depan aku akan pulang, tepat tanggal 20 desember pagi hari aku sudah tiba disini, aku akan menaiki kereta Senja Benga wa n yang akan tiba pada pagi hari. Aku rindu kamu ketika aku pulang nanti aku pengen banget makan masakanmu yang sudah lama tidak aku rasakan, begitu kereta tiba aku akan langsung menuju rumahmu. Salam rinduku dan tunggu aku, Kekasihmu Haryo.

Dan Rani pun meneteskan air mata ketika membaca surat ini.

h. Present

Rani kembali memotong sayuran memotong sayuran, karena dia merasa bosan dia membunyikan radio. Sejenak siaran radio berganti menjadi berita khusus yang bunyinya seperti ini,” Evakuasi penumpang pada kecelakaan skereta senja bengawan yang dijadwalkan tiba di solo 20 desember pagi hari telah dihentikan. Konfirmasi dari PT.KAI bahwa dipastikan tidak ada korban yang selamat dari kecelakaan maut tersebut”

Seketika itu pula Rani menghentikan kegiatannya memotong dan diam sejenak.kemudian dia mulai meneteskan air mata. Dia jatuh kelantai, dia menjatuhkan sayuran sayuran yang telah dia siapkan. Rani berlari keluar rumah berusaha mencari informasi tentang peristiwa tersebut ke stasiun terdekat, juga ke balai desa untuk membaca pengumuman terbaru namun dia tidak menemui titik temu yang jelas. Rani pasrah dan berjalan pulang ke rumah sambil meneteskan air mata.

Rani mengalami sedih yang amat dalam, dia bersandar ke tembok dan merebahkan dirinya sampai jatuh terduduk dibawah sementara di telinganya tergema suara berita kecelakaan tadi terus menerus.

Tak begitu lama ada suara orang mengetuk pintu, dengan mata penuh air mata pun dia keluar membuka pintu tersebut perlahan. Setelah membuka pintu dan dengan ekspresi terdiam dia mendengar sapaan “hai , apa kabar nona?”

Tamat

Dalam sebuah film pasti memiliki alur cerita. Alur itu sendiri memiliki pengertian sebagai jalan cerita sebuah film. Sekarang ini ada beberapa macam alur yang dapat digunakan dalam sebuah film.

a. Alur maju Alur maju dimana sebuah cerita diawali dengan pengenalan tokoh kemudian masalah

,klimaks, dan diakhiri dengan anti klimaks.

b. Alur Mundur Alur mundur adalah kebalikan dari alur maju, dimana cerita biasanya tentang masa lalu

tokoh atau kejadian.

c. Alur campuran Alur campuran adalah campuran dari kedua alur di atas. Film yang menggunakan alur

cerita biasanya menceritakan masalah di awali dengan masa lalu kemudian apa yang dialami si tokoh dan apa yang akan terjadi kemudian.

Film Pendek “Masih ku Genggam Hati Mu” menggunakan alur campuran, Film ini berawal dari sebuah percintaan kemudian perpisahan masa penantian, dimana akan dibawakan dengan alur campuran yang diprediksi bakal makin mengaduk aduk perasaan penonton. Film ini lebih akan menyerang aspek psikologis manusia dimana nantinya akan mampu menampilkan berbagai apresiasi yang berbeda pada tiap individu.

Dilihat dari segi penokohan film ini diperankan oleh 2 pemain utama yaitu pasangan itu sendiri dengan beberapa pemain pembantu. Berikut akan dijelaskan penokohan karakter dalam film ini :

a. Rani adalah seorang gadis lugu berusia 18 tahun yang berkarakter dewasa. Tinggal di sebuah kampung daerah Sukoharjo. Saat ini kegiatannya hanya membantu ibunya mengurus rumah karena berulang kali dia keluar masuk kerja. Berkulit putih dan cukup manis. Dia adalah tipe gadis yang setia dan ramah pada orang disekitarnya .

b. Haryo adalah kekasih Rani ,pria berusia 19 tahun yang sabar. Tinggal di kampung sebelah kampung milik Rani. Selepas lulus SMA dia membantu pekerjaan ayahnya karena harus menunda kuliah satu tahun dikarenakan terbentur masalah biaya. Berkarakter tegas dengan tatapan mata yang tajam dan dewasa.

c. Yatno adalah mantan kekasih Rani yang telah lama putus, karena keluarganya cukup terpandang di kampung maka Yatno tumbuh menjadi pemuda sombong dan congkak. Dengan mudahnya Yatno mempermainkan hati gadis kampung, termasuk Rani yang dulu pernah dipermainkan oleh Yatno.

3. Proses Pembuatan Film Pendek “Masih Ku Genggam Hati Mu”

Dalam setiap pembuatan film pasti diperlukan mekanisme kerja secara tim, bukan hanya oleh seorang individu. Masing masing anggota tim memiliki spesifikasi dan keahlian khusus sesuai bidangnya. Semakin besar sebuah Film maka para pembantu dibalik layar umumnya akan semakin banyak. Semisal film layar lebar yang biasa diputar di bioskop akan lebih banyak melibatkan pekerja bila disbanding dengan film pendek. Pada dasarnya pembuatan film dengan Dalam setiap pembuatan film pasti diperlukan mekanisme kerja secara tim, bukan hanya oleh seorang individu. Masing masing anggota tim memiliki spesifikasi dan keahlian khusus sesuai bidangnya. Semakin besar sebuah Film maka para pembantu dibalik layar umumnya akan semakin banyak. Semisal film layar lebar yang biasa diputar di bioskop akan lebih banyak melibatkan pekerja bila disbanding dengan film pendek. Pada dasarnya pembuatan film dengan

a. Masa Pra Produksi Masa ini adalah masa persiapan sebelum membuat sebuah film. Dalam fase ini pula

dipilih naskah yang akan dijadikan film tersebut. Sebuah rumah produksi akan mencari

sesuatu yang lebih detail seperti ekspresi wajah atau isyarat dengan tangan . sumber cerita dari novel, cerpen, dongeng, maupun kisah nyata dari suatu peristiwa. Setelah mendapatkan ide cerita kemudian dilakukan pembedahan atau mengeksplorasi naskah tersebut. Setelah itu barulah dari cerita tadi kita kembangkan menjadi skenario tahap pertama yang nantinya akan direvisi oleh para anggota tim. Saat skenario telah selesai langkah kemudian sutradara melakukan pemilihan pemain yang sesuai dengan karakter yang diceritakan. Sementara itu bagian devisi artistik juga mempersiapkan berbagai keperluan yang akan digunakan dalam pengambilan gambar seperti membuat seting tempat beserta propertinya. Semua film akan melalui tahap seperti ini, baik film panjang maupun film pendek. Selanjutnya sutradara akan melakukan riset yang berhubungan dan mempengaruhi segala hal tentang film pendek ini. Penulis melakukan eksplorasi pada naskah, hal ini meliputi hunting lokasi yang sesuai dengan naskah, eksplorasi pada penokohan , dari dialog, karakter, cara berpakaian serta akting. Di samping menyiapkan properti penulis juga akan menyiapkan tim mulai dari cameramen, penata artistik, properti, dan lain lain. Selain bidang kreatif, kita juga harus mempersiapkan bidang keproduksian, dalam hal ini yang dimaksud adalah bidang keproduksian yang berada di luar konteks kreatif seperti akomodasi dan konsumsi pastinya. Juga meliputi alat sesuatu yang lebih detail seperti ekspresi wajah atau isyarat dengan tangan . sumber cerita dari novel, cerpen, dongeng, maupun kisah nyata dari suatu peristiwa. Setelah mendapatkan ide cerita kemudian dilakukan pembedahan atau mengeksplorasi naskah tersebut. Setelah itu barulah dari cerita tadi kita kembangkan menjadi skenario tahap pertama yang nantinya akan direvisi oleh para anggota tim. Saat skenario telah selesai langkah kemudian sutradara melakukan pemilihan pemain yang sesuai dengan karakter yang diceritakan. Sementara itu bagian devisi artistik juga mempersiapkan berbagai keperluan yang akan digunakan dalam pengambilan gambar seperti membuat seting tempat beserta propertinya. Semua film akan melalui tahap seperti ini, baik film panjang maupun film pendek. Selanjutnya sutradara akan melakukan riset yang berhubungan dan mempengaruhi segala hal tentang film pendek ini. Penulis melakukan eksplorasi pada naskah, hal ini meliputi hunting lokasi yang sesuai dengan naskah, eksplorasi pada penokohan , dari dialog, karakter, cara berpakaian serta akting. Di samping menyiapkan properti penulis juga akan menyiapkan tim mulai dari cameramen, penata artistik, properti, dan lain lain. Selain bidang kreatif, kita juga harus mempersiapkan bidang keproduksian, dalam hal ini yang dimaksud adalah bidang keproduksian yang berada di luar konteks kreatif seperti akomodasi dan konsumsi pastinya. Juga meliputi alat

1) Kru film / Crew

kru film beranggotakan beberapa orang termasuk penulis sendiri, anggota kru adalah teman teman penulis yang secara sukarela memberi bantuan.

2) Aktor dan aktris Penokohan di perankan oleh teman teman penulis pula dan juga secara sukarela,

pemilihan karakter disesuaikan dengan figure tokoh dalam cerita.

3) Perijinan Karena film ini termasuk karya film indie yang tidak terlalu dikomersialkan, maka

urusan perijinan akan dilakukan secara tidak formal. Semisal dengan meminta ijin secara lisan pada penanggung jawab tempat umum yang akan digunakan untuk seting film. Dalam konteks ini tempat yang akan digunakan adalah yaitu stasiun kereta.

4) Dana Untuk urusan pembiayaan, dana berasal dari uang pribadi penulis. Dana ini nantinya

akan dipakai untuk menbeli konsumsi dan biaya akomodasi dalam pembuatan film.

5) Kostum

Aktor akan membawa kostum milik pribadi namun setelah melakukan briefing bersama. Bagi pemain yang tidak memiliki kostum yang dimaksudkan seperti dalam cerita maka akan dibantu oleh penulis.

6) Aksesoris Aksesoris yang akan digunakan dalam pembuatan film ini seperti motor dan sepeda

kumbang akan disediakan semuanya oleh penulis.

b. Produksi Setelah kita mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, langkah selanjutnya adalah

pengambilan gambar atau yang biasa kita kenal dengan istilah shoting. Pada saat shoting, sutradara akan menentukan shot yang akan diambil. Kameramen juga sudah siap di posisi untuk mulai merekam gambar. Dalam fase ini segala sesuatu yang terjadi dalam shoting adalah tanggung jawab sutradara selaku pimpinan dalam shoting. Tim kerja yang solid sangat penting dalam proses shoting karena masing masing aspek selalu berhubungan.

c. Paska produksi Masa paska produksi adalah masa setelah shoting, dimana hasil rekaman tersebut

kemudian ditransfer ke dalam media pengedit yakni komputer. Dimasa ini para editor mulai bekerja menyusun potongan adegan menjadi sebuah cerita sesuai dengan skenario. Editor diberi hak dan kebebasan dalam berkreasi namun tidak boleh menyimpang dari konsep yang sudah ditentukan. Berikut akan dijelaskan beberapa tahap dalam proses editing :

1) Logging , yakni proses editor memotong gambar mencatat waktu adegan dan menentukan shot yang sesuai dengan skenario.

2) Digitizing , yakni proses mentransfer gambar dan suara yang dilogging tadi.

3) Offline Editing , proses menata gambar secara digitized sesuai skenario dah urutan shoot yang ditentukan sutradara.

4) Online Editing , proses editing ketika sang editor mulai memperhalus dari proses offline editing , memperbaiki kualitas hasil dan memberi tambahan transisi serta efek khusus yang dibutuhkan.

5) Mixing , berkaitan dengan proses sinkronisasi audio juga ilustrasi music efek. Dalam hal ini yang juga harus ikut di mixing adalah gambar, dialog, music, dan efek suara.

Film merupakan hasil kerja dari beberapa orang dan bukan hanya karya individu. Walaupun sutradara sangat berkuasa dengan karyanya namun ia tetap membutuhkan bantuan kerja dari orang lain yang tak lain adalah kru nya. Solidnya sebuah tim juga berperan membuat sejauh mana sutradara bisa berhasil dalam film tersebut. Kreatifitas banyak orang juga mempengaruhi hasil jadi film, oleh karena itu sutradara harus benar benar memilih tim kreatif yang dapat diandalkan.

Proses editing Film Pendek “Masih Ku Genggam Hati Mu” hanya akan menggunakan sedikit editing karena penulis ingin menitik beratkan pada sisi pengambilan gambar. Di samping itu karakter film drama memang tidak banyak memerlukan efek seperti film action atau fantasi. Pada proses editing nanti penulis akan menggunakan beberapa software antara lain Adobe Premiere, Sony Vegas, Cool Edit Pro . Juga beberapa program pendukung untuk membuat media Proses editing Film Pendek “Masih Ku Genggam Hati Mu” hanya akan menggunakan sedikit editing karena penulis ingin menitik beratkan pada sisi pengambilan gambar. Di samping itu karakter film drama memang tidak banyak memerlukan efek seperti film action atau fantasi. Pada proses editing nanti penulis akan menggunakan beberapa software antara lain Adobe Premiere, Sony Vegas, Cool Edit Pro . Juga beberapa program pendukung untuk membuat media

4. Str uktur Kerja Dalam Pembuatan Film Pendek ”Masih Ku Genggam Hati Mu”

Untuk menjaga jalan pembuatan film supaya prosesnya tidak simpang siur, maka dalam pembuatan film selalu ada yang dinamakan struktur kerja. Dalam pembuatan Film Pendek ”Masih Ku Genggam Hati Mu” terdapat struktur yang hampir sama layaknya pembuatan film pada umumnya. Mereka yang ada dalam tim kreatif dalam pembuatan film antara lain sebagai berikut :

a. Sutradara Sutradara adalah orang yang bertanggung jawab penuh atas jalanya proses

pembuatan sebuah film baik sejak awal hingga selesai. Meliputi aspek kreatif baik interpretative maupun teknis dalam produksi sebuah film. Sutradara juga mengatur posisi kamera beserta pengambilannya, mengatur akting serta dialog para pemain, suara pencahayaan disamping hal hal lain yang mendukung di hasil akhir sebuah film. Sutradara juga membedah sebuah naskah dan mebagi menjadi beberapa shot yang akan dimasukkan kedalam story board. Seorang sutradara harus memiliki jiwa pemimpin dan kejelian agar film nanti akan sempurna.

b. Penata Fotografi Penata fotografi atau yang biasa disebut juru kamera adalah tangan kanan

sutradara dalam kerja di lapangan. Ia bekerja sama dengan sutradara menentukan jenis jenis shot termasuk menentukan jenis lensa maupun filter lensa yang akan digunakan. Dia sutradara dalam kerja di lapangan. Ia bekerja sama dengan sutradara menentukan jenis jenis shot termasuk menentukan jenis lensa maupun filter lensa yang akan digunakan. Dia

1) BCU (Big Close Up) , Ukuran close up dengan framing yang lebih memusat pada salah satu anggota tubuh atau aksi yang sedang dilakukan. Ditujukan untuk menampilkan

2) CU (Close Up) , pengambilan gambar yang dihasilkan memenuhi ruang frame, sedikit lebih luas dari BCU, sehingga bila objek beranjak tempat akan terlihat pergerakannya.

3) MS (Medium Shot) , Pengambilan gambar kurang lebih setengah badan.

4) FS (Full Shot) , pengambilan utuh dari ujung kepala sampai kaki, ini menampilkan mkesang subjek di sebuah ruang gerak yang luas.

5) MLS (Medium Long Shot) , pengambilan gambar dengam mengikutsertakan seting sebagai pendukung suasana karena ada kesinambungan cerita dengan aksi tokoh pada seting tersebut.

6) Eye Level , pengambilan badan sejajar dengan tinggi kita.

7) Panning, gerakan mendatar ke kanan maupun kiri tanpa memindah poros kamera.

8) Tilting , gerakan ditempat kamera ke atas maupun bawah.

9) Following , gerakan kamera mengikuti objek.

Dalam sebuah pembuatan film tata cahaya merupakan sebuah aspek yang sangat penting pula ,berikut akan dijelaskan beberapa jenis penataan cahaya.

1) Available Light

Cahaya yang berasal dari alami ,seperti cahaya matahari dan cahaya bulan.

2) Artificial Light

Adalah cahaya buatan, biasanya adalah cahaya lampu. Kemudian dilihat dari komposisi cahaya, yang masuk dalam frame kamera ada tiga cahaya dasar :

1) Key Light , adalah cahaya utama sebagai penerang pokok.

2) Fill Light , adalah cahaya tambahan untuk mengisi bagian yang gelap, sesuai dengan adegan.

3) Back Light , adalah cahaya tambahan yang berfungsi pemberi kesan ruang di belakang adegan.

c . Penata Artistik

Penyusun segala sesuatu yang melatari cerita film, dipimpin oleh art director . Bertugas untuk memilih media apa saja yang akan di masukkan dalam seting untuk membangun cerita sebuah film. Dalam pembuatan Film Pendek ”Masih Ku Genggam Hati Mu” diperlukan beberapa seting tempat sebagai penyambung cerita. Dalam cakupannya tugas art director dibagi atas dua garis besar yaitu :

1) Mempersiapkan seting tempat untuk pengambilan gambar :

a) Rumah Rumah yang digunakan adalah rumah dengan seting di sebuah perkampungan daerah

Sukoharjo, dimana keadaan rumah bukan sebuah rumah yang modern. Bagian rumah yang nanti akan digunakan adalah kamar dan dapur. Karakter rumah menunjukkan rumah dengan keadaan ekonomi yang pas pasan.

b) Jalanan perkampungan Jalanan di daerah perkampungan yang masih tidak terlalu padat lalu lintas. Yang

nanti akan di gunakan saat take mengendarai sepeda.

c) Daerah sawah Daerah dekat sawah dimana menggambarkan sisi pedesaan yang masih kental dengan

segala keadaan alami yang ada di sekitar persawahaan. Nantinya akan menjadi sebuah tempat mengobrol kedua tokoh utama.

d) Stasiun Kereta Karena yang ditampilkan adalah sisi perkampungannya, maka akan di ambil stasiun

kereta yang belum modern atau masih bercorak lampau.

2) Property

Menyediakan segala perlengkapan yang dibutuhkan oleh pemain ataupun segala kebutuhan yang menunjang seting tempat pengambilan gambar. Dalam hal ini penata artistik juga mencakup tata rias dan kostum sesuai dengan permintaan naskah yang ada.

3) Editing Proses kemudian adalah editing, setelah kita tuntas melakukan pengambilan

gambar kini saatnya kita melakukan proses editing di dalam komputer. Dalam pembuatan film jaman dulu kerap mengunakan film seluloid , dimana tiap bagian harus dicuci dulu sehingga menjadi film negatif. Kemudian editor memotong gambar yang diinginkan dan disusun kembali sesuai dengan skenario, teknik tersebut dinamakan analog.

Dalam perkembangan teknologi, sekarang menjadi lebih mudah dan praktis yaitu system digital. Tidak seperti film rekaman seluloid, video dengan format digital dapat langsung diolah dalam komputer. Hasil gambar ditransfer dahulu ke dalam komputer dengan melalui alat khusus,proses ini disebut dengan card capture . Mekanisme ini berawal dari kamera yang berisi kaset atau bias juga digunakan tape rewinder untuk memutar kaset dan menghubungkan alat tersebut dengan kabel RCA atau juga fireware , maupun kabel data lain yang sesuai.

Kemudian setelah ditransfer, Editor mulai memotong memilih dan menyambung tiap adegan sesuai dengan panduan dalam story board. Disini editor punya kebebasan buat berkreasi sesuai dengan kemampuannya asalkan tidak berlebihan. Dalam konteks film pendek “Masih ku Genggam Hati Mu” efek yang digunakan sangat natural, berkaitan dengan jenis film drama yang tidak memerlukan efek macam macam. Sehingga Kemudian setelah ditransfer, Editor mulai memotong memilih dan menyambung tiap adegan sesuai dengan panduan dalam story board. Disini editor punya kebebasan buat berkreasi sesuai dengan kemampuannya asalkan tidak berlebihan. Dalam konteks film pendek “Masih ku Genggam Hati Mu” efek yang digunakan sangat natural, berkaitan dengan jenis film drama yang tidak memerlukan efek macam macam. Sehingga

B. Promosi

1. Konsep Promosi

Dewasa ini perkembangan film independen sangat pesat. Disamping banyak juga ajang untuk para sineas muda mempertontonkan karyanya juga berkompetisi sebagai seorang pembuat film. Tidak sedikit para pembuat film professional yang lahir dari ajang ajang festival film yang bersifat lokal maupun nasional. Untuk dapat bersaing dalam festival tersebut tentu hal yang tidak kalah pentingnya adalah media promosi.

2 . Konsep Visual Ver bal dan Non Verbal

a. Konsep Visual Non Verbal Konsep visual non verbal pada media promosi yang akan digunakan adalah salah

satu aspek penting untuk menunjang media promosi. Untuk itu penulis rencananya akan menggunakan gambar tokoh itu sendiri, yang saling menggenggam tangan dengan latar belakang sebuah situasi alam pedesaan. Sisi pedesaan sangat penting disini untuk ditonjolkan, dimana penulis ingin memberi warna utama seperti kultur yang ada dalam film ini.

1) Warna Warna yang digunakan dalam film ini adalah warna yang lembut dan bersifat natural,

warna warna tersebut antara lain :

a) Cokelat Muda

C=0 M=20 Y=40 K=0

Adalah warna latar belakang yang akan selalu ditampilkan dalam setiap media promosi.

b) Cokelat tua

C=57 M=97 Y= 96 K=16

Adalah warna dari tulisan judul film, warna ini juga akan selalu ditampilkan dalam setiap media promosi.

c) Hitam

C=100 M=100 Y=100 K=100

Warna ini dipakai dalam penulisan keterangan dalam tiap media promosi yang akan menaturalisasi kedua warna di atas agar tidak terlalu terang dengan intensitas yang berbeda beda sesuai dengan keinginan penulis.

2) Typografi Pemilihan font yang tepat akan makin menguatkan kesan drama dalam media promosi

film ini. Berikut adalah beberapa font yang digunakan oleh penulis :

a)

28 days later(bold)