Makalah Goagel Schoolar Andri Kautsar Pe

Makalah Perencanaan Program Pendidikan
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena dengan izinNYAlah kami dapat menyusun makalah dengan judul“Full day School”. Adapun
tujuan penulis menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Perencanaan Program Pendidikan.

Rasa terima kasuh penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini.
kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak
kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran
dan kritik dari semua pihak yang sifatnya membangun. Akhir kata, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu Alaikum Wr. Wb

Air Kumbang, 22 September 2017
Penulis,
Andri Kautsar

1


Kontroversi Polemik Full fay school di Indonesia
Andri kautsar
[email protected]
Dosen pengampu
DOSEN PENGAMPU
Dr. AISYAH,AR,M.Pd & Dr. EDI HARAPAN,M.Pd
Universitas PGRI Palembang Program Pasca sarjana Semester dua
Tahun 2017
Abstrak:Artikel ini berawal dari tugas presentasi makalah perencanaan program
pendidikan program Pascasarjana Manajemen Pendidikan di Universitas
Persatuan Guru Republik Indonesia Palembang pada semester dua. Artikela ini
membahas tentang program full day school di indonesia yang di usulkan oleh
kemendikbud Anis Baswedan dan diteruskan oleh muhadjir effendy yang
akhirnya menuai kontoversi dan akhirnya Keputusan Presiden Jokowidodo
Menetapkan program ini menjadi tidak wajib dan menganti dengan menguatkan
program pendidikan berkarakter.
Kata Kunci: Polemik ,kontroversi,full day school
Abstract: This article was originated from the assignment of presentation of
education program planning papers of the Postgraduate Education Management
program at the unity Republic Teachers' University of Indonesia Palembang in the

second semester. Artikel this discussing about full day school program in
indonesia proposed by kemendikbud Anis Baswedan and forwarded by muhadjir
effendy which finally reap controversy and finally Presidential Decree of
Jokowidodo Establish this program become not mandatory and replace with by
strengthening character education program.
Keywords: Polemic, controversy, full day school

1.

Pendahuluan

Latar Belakang Masalah
Munculnya Full Day School Full day school awalnya muncul pada tahun
1980-an di Amerika Serikat, sebenarnya pada waktu itu hanya dilaksanakan
untuk jenjang taman kanak-kanak saja, namun dengan seiring perkembangan
zaman, full day school meluas, sehingga juga diperuntukkan ke jenjang yang
lebih tinggi, yaitu SD sampai dengan menengah ke atas. (informasiguru.com

2


2016). di indonesia program ini berawal dari usulan kemendikbud Anis baswedan
dan diteruskan Muhadjir Effendy.
Mendikbud Muhadjir Effendy menggagaskan program sekolah sehari
penuh untuk SD-SMP. Alasannya, lebih banyak waktu untuk pendidikan karakter
dan dapat mencegah penyimpangan para pelajar. news.detik.com(2017). Kalau
anak-anak tetap berada di sekolah, mereka bisa menyelesaikan tugas dan mengaji
sampai dijemput orangtuanya saat pulang jam kerja. Sehingga ketika berada di
rumah, mereka tetap dalam pengawasan orangtua. beritasatu.com. di Akses pada
Pukul 22:30 Tangga 15 September 2017.
Kemudian Muhadjir menjelaskan pemerintah ingin menyesuaikan
penilaian kerja guru dengan aparatur sipil negara (ASN) lain. Yang di beberapa
kantor telah memberlakukan lima hari kerja, katanya di Kompleks Parlemen,
Senayan, Jakarta, Selasa, 13 Juni 2017. (Ahmad Faiz dalam nasional.tempo.com
2017). Kemudian Muhadjir mengatakan Kemdikbud berupaya merestorasi
pendidikan dasar dan menengah (SD-SMP), termasuk pendidikan karakter. Selain
itu, akan membenahi kebijakan yang berkaitan dengan profesionalisme para
pendidik. Ahmad Faiz .beritasatu.com. (2017) namun dikarenakan berbagai hal
akhirnya keputusan program ini oleh presiden Jokowi dodo ,menjadi hal yang
tidak wajib dan di ganti dengan program pendidikan berkarakter.
2.


Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, maka permasalahan yang dikaji adalah sebagai berikut :
1. Apa Pengertian dari Full day school?
2. Apa Tujuan dan Konsep Full day School?
3. Bagamana faktor penunjang dan penghambat Full day School di Indonesia?
4. Bagaimana Sistem Pembelajaran Full day School itu?
5. Apa Keungguan dan kelemahan pelaksanaan full day school?
6. Serta bagaimana karakteristik pemebelajaran full day school itu?

3 Tujuan Masalah
Tujuan penyusunan makalah ini adalah :
1. Agar dapat Mengetahui Pengertian dari Full day school.
2. Untuk Mengetahui Tujuan dan Konsep Full day School.
3. Untuk Mengetahui Bagamana faktor penunjang dan penghambat Full day
3

School di Indonesia.
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Sistem Pembelajaran Full day School.
5. Untuk Mengetahui Apa Keungguan dan kelemahan pelaksanaan full day

school?
6. Serta Mengetahui bagaimana karakteristik pembelajaran full day school.
4. Manfaat

Manfaat penyusunan makalah ini untuk menambah wawasan bagi penulis dan
para pembaca sekaligus sebagai bahan dasar atau pengetahuan dalam
mengetahui Pengertian Tentang full day school.
5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah
menggunakan analisis deskriptif. Dimana penulis memperoleh data dan teori yang
ada dari berbagai literatur.
BAB II
FULL DAY SCHOOL
PEMBAHASAN
1. Pengertian Sistem Pembelajaran Full Day School
Menurut Baharudin (2010) dalam Jurnal Muhammad Kristiawan
menjelaskan bahwa Konsep full day school berbeda dengan sekolah reguler pada
umumnya atau half day school. Half day school merupakan sekolah setengah hari
yang berlangsung dari pagi sampai siang. Full day school merupakan sekolah

sepanjang hari atau proses belajar mengajar yang dilakukan mulai pukul 06.4515.00 dengan waktu istirahat setiap dua jam sekali. Pengertian Menurut Mulyasari
(1989). Secara etimologi, kata full day school berasal dari Bahasa Inggris, Terdiri
dari kata

full

day mengandung

mengandung arti penuh, dan day artinya hari. Maka full
arti

sehari

penuh. Full

day juga

berarti

hari


sibuk.

Sedangkan school artinya sekolah. Jadi, arti dari full day school adalah sekolah
sepanjang hari atau proses belajar mengajar yang dilakukan mulai pukul 06.4515.00.

sistem pendidikan full day school. Jhon M. Echols & Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia,

(Jakarta: Gramedia, t. th), 260.

4

Mendikbud Muhadjir Effendy menggagas program sekolah sehari penuh
untuk SD-SMP. Alasannya, lebih banyak waktu untuk pendidikan karakter dan
dapat mencegah penyimpangan para pelajar. news.detik.com. di Akses 22:34
Tanggl 15 September 2017. Kalau anak-anak tetap berada di sekolah, mereka bisa
menyelesaikan tugas dan mengaji sampai dijemput orangtuanya saat pulang jam
kerja. Sehingga ketika berada di rumah, mereka tetap dalam pengawasan
orangtua. beritasatu.com. di Akses pada Pukul 22:30 Tangga 15 September 2017.
Kemudian Muhadjir menjelaskan pemerintah ingin menyesuaikan

penilaian kerja guru dengan aparatur sipil negara (ASN) lain. Yang di beberapa
kantor telah memberlakukan lima hari kerja, katanya di Kompleks Parlemen,
Senayan, Jakarta, Selasa, 13 Juni 2017. (Ahmad Faiz dalam nasional.tempo.com
2017). Kemudian Muhadjir mengatakan Kemdikbud berupaya merestorasi
pendidikan dasar dan menengah (SD-SMP), termasuk pendidikan karakter. Selain
itu, akan membenahi kebijakan yang berkaitan dengan profesionalisme para
pendidik. (Ahmad Faiz .beritasatu.com. 2017)
2. Tujuan dan konsep Pembelajaran Full Day School
Setiap lembaga pendidikan yang ingin mencapai kesuksesan, haruslah
menetapkan tujuan yang akan dicapai, di sekolah, tujuan telah dirumuskan
dalam berbagai tingkat tujuan, diantaranya yaitu :
1) Tujuan Pendidikan Nasional yaitu tujuan yang hendak dicapai melalui
upaya pendidikan secara menyeluruh. Tujuan pendidikan ini merupakan tujuan
umum yang telah ditentukan oleh pemerintah dan tertera di dalam Garis-garis
Besar Haluan Negara.
2) Tujuan Institusional yaitu tujuan yang dirumuskan dan hendak dicapai
oleh suatu lembaga pendidikan. Tujuan institusional ini sudah bersifat khusus
sesuai dengan apa yang dihasilkan oleh lembaga tersebut.
3) Tujuan Kurikuler adalah tujuan pendidikan yang akan dicapai melalui
bidang studi tertentu. Dengan kata lain, tujuan kurikuler adalah tujuan untuk

tiap-tiap bidang studi. Dan tujuan kurikuler ini lebih mengarah pada
pembentukan

pribadi

siswa.

Di

dalam

rumusan

tujan

kurikuler dapat

diketahui bahwa aspek-aspek pribadi yang akan dibina dan dikembangkan
melalui pendidikan bidang studi yang bersangkutan, kepribadian yang dibina


5

dan

dikembangkan

tersebut

selalu

meliputi aspek, yaitu pengetahuan,

ketrampilan dan sikap.
4) Tujuan instruksional adalah tujuan

yang akan dicapai

melalui kegiatan

pengajaran. Tujuan instruksional ini dibedakan menjadi dua, yaitu tujuan

instruksional umum dan tujuan instruksional khusus.

Tujuan

instruksional

umum adalah tujuan yang akan dicapai .Melalui pokok-pokok bahasan,
sedangakan tujuan instruksional khusus yaitu tujuan yang akan dicapai oleh
guru dalam pertemuannya dengan siswa di kelas. Secara umum tujuan sistem
pembelajaran full day school adalah untuk memberikan dasar yang kuat
dalam mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan/ Intelegence Quotient
(IQ), Emosional Quotient (EQ) dan Spiritual Quotient (SQ) dengan berbagai
inovasi

yang

efektif dan

aktual.

Kurikulumnya

didesain

untuk

mengembangkan kreatifitas yang mencakup integritas dan kondisi tiga ranah
(ranah kognitif, afektif dan psikomotorik).Sistem pembelajaran full day school
merupakan bentuk pembelajaran yang diharapkan dapat membentuk seorang
peserta

didik yang berintelektual tinggi yang dapat memadukan aspek

ketrampilan dan pengetahuan dengan sikap yang baik. Dengan adanya garisgaris besar program full day school, diharapakan sekolah yang melaksanakan
program ini, dapat mencapai target tujuan yang ingin dicapai oleh lembaga
pendidikan.

iwan kuswandi (2015).wordpress.com.Dikutip dari Permendiknas No. 22 Tahun 2006

Ahmad Faiz (2017).Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir
Effendy mengatakan rencana penerapan lima hari sekolah atau full day
school (FDS) juga bertujuan untuk memperbaiki sistem penilaian kerja guru. Hal
ini seiring dengan terbitnya Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2017 tentang
Revisi Beban Kerja Guru. (Jakarta dalam Majalah Tempo.com).selain itu juga
dengan sistem full day school, secara perlahan karakter anak akan terbangun dan
tidak menjadi liar di luar sekolah ketika orangtua mereka belum pulang kerja,"
kata Mendikbud usai menjadi pembicara dalam pengajian untuk keluarga besar
Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), di Malang,
(beritasatu.com 2016). Muhadjir menjelaskan, program yang dimaksud ialah
program penguatan karakter siswa melalui kurikulum yang sudah ada tanpa
mengganti dengan kurikulum baru. (nasional.kompas.com.2016).
Sebagaimana yang kita ketahui di berbagai media massa yang seringkali
memuat pemberitaan tentang berbagai penyimpangan yang banyak dilakukan
6

remaja sekarang. Hal ini lah yang memotivasi para orangtua untuk mencari
sekolah formal sekaligus mampu memberikan kegiatan-kegiatan positif (informal)
pada anak mereka. Dengan mengikuti full day school, orangtua dapat mencegah
dan menetralisir kemungkinan dari kegiatan-kegiatan anak yang menjurus pada
kegiatan yang negatif. Banyak alasan mengapa full day school menjadi pilihan,
antara lain:
a. Meningkatnya jumlah orangtua tunggal dan banyaknya aktifitas orangtua yang
kurang memberikan perhatian pada anaknya, terutama yang berhubungan
dengan aktifitas anak setelah pulang sekolah.
b. Perubahan sosial budaya yang tarjadi di masyarakat, dari masyarakat agraris
menuju ke masyarakat industri. Perubahan tersebut jelas berpengaruh pada pola
pikir dan cara pandang masyarakat.
c. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu cepat sehingga jika tiddak
dicermati, maka kita akan menjadi korban, terutama korban teknologi komunikasi.
Dari kondisi seperti itu, akhirnya para praktisi pendidikan berpikir keras untuk
merumuskan

suatu

paradigma

baru

dalam

dunia

pendidikan.Untuk

memaksimalkan waktu luang anak-anak agar lebih berguna, maka diterapkan
sistem full day school dengan tujuan: membentuk akhlak dan akidah dalam
menanamkan nilai-nilai positif serta memberikan dasar yang kuat dalam belajar di
segala aspek.
3. Faktor penunjang dan penghambat Full day School di Indonesia
Setiap sistem pembelajaran tentu memiliki kelebihan (faktor penunjang)
dan kelemahan (faktor penghambat) dalam penerapannya, tak terkecuali
sistem full day school. Adapun faktor penunjang dari pelaksanaan sistem ini
adalah setiap sekolah memiliki tujuan yang ingin dicapai, tentunya pada tingkat
kelembagaan.Untuk

menuju

kearah

tersebut,

diperlukan

berbagai

kelengkapan dalam berbagai bentuk dan jenisnya. Salah satunya adalah sistem
yang akan digunakan di dalam sebuah lembaga tersebut. Diantara faktor-faktor
pendukung itu diantaranya adalah kurikulum. Pada dasarnya kurikulum
merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Kesuksesan suatu
pendidikan dapat dilihat dari kurikulum yang digunakan oleh sekolah. Faktor
pendukung berikutnya adalah manajemen pendidikan. Manajemen sangat penting
dalam suatu organisasi. Tanpa manajemen yang baik, maka sesuatu yang akan kita
7

gapai tidak akan pernah tercapai dengan baik karena kelembagaan akan berjalan
dengan baik, jika dikelola dengan baik.(Baharuddin, Pendidikan, 233.)
Faktor pendukung yang ketiga adalah sarana dan prasarana. Sarana
pembelajaran merupakan sesuatu yang secara tidak langsung berhubungan dengan
proses belajar setiap hari tetapi mempengaruhi kondisi belajar. Prasarana sangat
berkaitan dengan materi yang dibahas dan alat yang digunakan. Sekolah yang
menerapkan full day school, diharapkan mampu memenuhi sarana penunjang
kegiatan pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan siswa. (Ibid.,234.)
Faktor pendukung yang terakhir dan yang paling penting dalam pendidikan
dalam SDM. Dalam penerapan full day school, guru dituntut untuk selalu
memperkaya pengetahuan dan keterampilan serta harus memperkaya diri dengan
metode-metode pembelajaran yang sekiranya tidak membuat siswa bosan
karena full day school adalah sekolah yang menuntut siswanya seharian penuh
berada di sekolah.Faktor lain yang signifikan untuk diperhatikan adalah masalah
pendanaan. Keuangan merupakan masalah yang cukup mendasar di sekolah
karena dana secara tidak langsung mempengaruhi kualitas sekolah terutama yang
berkaitan dengan sarana dan prasarana serta sumber belajar yang lain. (Ibid.,
237.)
Selain beberapa keunggulan diatas, full day school juga memiliki kelebihan
yang membuat para orangtua tidak khawatir terhadap keberadaan putra-putrinya,
antara lain: pengaruh negatif kegiatan anak di luar sekolah dapat dikurangi
seminimal mungkin karena waktu pendidikan anak di sekolah lebih lama,
terencana dan terarah, suami-istri yang keduanya harus bekerja tidak akan
khawatir tentang kualitas pendidikan dan kepribadian putra-putrinya karena anakanaknya dididik oleh tenaga pendidik yang terlatih dan profesional, adanya
perpustakaan di sekolah yang representatif dengan suasana nyaman dan enjoy
sangat membantu peningkatan prestasi belajar anak, siswa mendapatkan pelajaran
dan bimbingan ibadah praktis.
Faktor penghambat Yang terjadi di Indonesia yaitu keterbatasan sarana
dan prasarana dan pendanaan. munculnya protes dan kontroversi oleh masyarakat
hudallah

Ridwan

mengatakan

.kompas.com

(2017)

Faktor

penghambat

merupakan hal yang niscaya dalam proses pendidikan, tidak terkecuali pada
penerapan full day school. Faktor yang menghambat penerapan sistem full day
school diantaranya : Keterbatasan sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana
8

merupakan bagian dari pendidikan yang vital untuk menunjang keberhasilan
pendidikan. Oleh karena itu perlu adanya pengelolaan sarana dan prasarana yang
baik untuk dapat dapat mewujudkan keberhasilan pendidikan. Banyak hambatan
yang dihadapi sekolah dalam meningkatkan mutunya karena keterbatasan sarana
dan prasarananya. Keterbatasan sarana dan prasarana dapat menghambat
kemajuan sekolah. Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Gunung
Agung, 1985)
Berikut ini kami kumpulkan data-data tentang Polemik dari berbagai
pendapat: Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Asrorun Ni'am Sholeh
menilai, wacana "Full Day School" jika diterapkan akan mengganggu kehidupan
sosialisasi anak sehari-hari. Menurut dia, menghabiskan waktu dengan durasi
panjang di sekolah dapat mengganggu intensitas interaksi anak. (Agus Susanto,
kompas.com 2015). Menurut Akom, sebelum menjadi kebijakan sudah sepatutnya
hal itu ditinjau dari beberapa aspek. Salah satunya adalah fasilitas dan
infrastruktur sekolah yang belum baik dan belum merata. Kelengkapan fasilitas
dan sarana infrastruktur yang baik, kata Akom, akan mempengaruhi siswa untuk
belajar terlebih jika harus sekolah full day."Tapi kalau tidak bisa memenuhi itu, ya
jangan dipaksakan. Itu yang harus jadi pertimbangan kita agar ke depan tidak jadi
masalah," tuturnya. Lebih lanjut Akom mengatakan, Komisi X yang membidangi
persoalan pendidikan akan menyampaikan langsung pendapat dan simpulannya
dalam rapat jejak pendapat dengan Mendikbud. (news.detik.com 2017).Roslin
menyebutkan full day school tidak cocok dilakukan di indonesi .anak yang terlalu
lama belajar akan memberikan dampak negatif padanya .Anak kelamaan
disekolah ,anak yang dituntut unutk belajar terusmenerus akan rentan terhadap
masalah-masalah psikologis dan prilaku psikologis berupa emosional dan prilaku
stres,depresi,kecemasan,masalah

prilaku

agresif,jelasnya

kepada

republika.co.id .pemerintah harus memahami apa yang dibutuhkan disekolah
dasar.kata

Roslin,mereka

cukup

menguasai

tugas

–tugas

akademik

dasar.menguasai calistung yang dasar.Jika mau ditambah tentang pelajaranpelajaran,maka

bisa

mengenai

konsep

yang

mengasah

logika

berfikir

mereka,misalnya sport,bermain,minat dan hobi,main bersama orang tua.anak
butuh waktu banyak dengan orang tua,karena anak SDN Separuhnya hidup
bersama orang tua,kalau dilempar keluar.kita mesti tanyakan lagi bagaimana
propil penduduk indonesia apakah orang tuanya double career memang semua
9

pulang jam 5 sore? Bisa jam malam,hal yang perlu dikaji muatan belajarnya
apa,perlu dikaji ulang.(republika.co.id 2017) 7) .Dan akhirnya Mendikbud
menegaskan tidak ada program full day school Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy menegaskan bahwa pemerintah melalui
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) tidak ada rencana membuat
program sekolah satu hari penuh atau "full day school". "Saya tegaskan saya tidak
punya niat, Kemdikbud tidak ada rencana untuk program full day school," kata
Muhadjir saat menyampaikan pidato pada lokakarya guru di Labschool Jakarta,
Kamis (6/7). Program yang dimaksud ialah program penguatan karakter siswa
melalui kurikulum yang sudah ada tanpa mengganti dengan kurikulum baru.
Muhadjir menjabarkan, dirinya berpedoman pada visi Presiden yang tertuang pada
Nawa Cita dalam membuat program penguatan karakter. "Dalam Nawa Cita jelas,
program pendidikan karakter porsinya 70 persen, sisanya untuk ilmu pengetahuan,"
ujar Muhadjir. Muhadjir yang mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang
berpendapat dengan porsi pendidikan karakter sebesar 70 persen dan sudah
berjalannya Kurikulum 2013, memerlukan kebijakan baru untuk penguatan
pendidikan karakter tanpa mengubah kurikulum yang sudah berjalan. Maka perlu ada
penguatan karakter, penguatan saja," kata Muhadjir. Dia juga menerangkan bahwa
penerapan delapan jam di sekolah juga bukan berarti belajar di kelas selama delapan
jam, melainkan diisi dengan kegiatan lain di tempat lain. "Delapan jam di sekolah, di
kelas, jangankan anak-anak, guru juga nggak kuat," kata dia. Menurut Muhadjir,
memaksakan anak didik belajar selama delapan jam di sekolah tidak sesuai dan tidak
efektif. Dalam pidatonya Muhadjir berkali-kali menegaskan bahwa pemerintah tidak
berencana membuat program sekolah satu hari penuh. Bahkan dia berusaha
meyakinkan dengan meminta wartawan mengecek dokumen atau anggaran yang
menjadi bukti adanya program "full day school" di Kemdikbud. (elshinta.com 2017)
di akses 22:32 wib . tgl 15/09/2017
Keputusan akhir yaitu Presiden Joko widodo Tegaskan Full day school Tak
wajib.ujarnya tidak ada keharusan untuk lima hari sekolah,Peraturan Kementrian dan
kebudayaan tentang full day school atau lima hari akan diganti peraturan Presiden tentang
penguatan karakter. Jakarta, Kompas.com 10 Agustus 2017

4.

Sistem Pembelajaran full day school
Mengandung arti sistem pendidikan yang menerapkan pembelajaran atau

kegiatan

belajar

mengajar

sehari

penuh

dengan

memadukan

sistem
10

pengajaran yang intensif yakni dengan menambah jam pelajaran untuk
pendalaman materi pelajaran serta pengembangan diri dan kreatifitas.
Adapun pelaksanaan

pembelajarannya dilaksanakan di sekolah mulai pagi

hingga sore hari, secara rutin sesuai dengan program pada tiap jenjang
pendidikannya.Dalam jurnal pendidikan Islam, karangan Nor Hasan, menjelaskan
bahwa yang dimaksud dengan full day school secara istilah yaitu suatu
proses pembelajaran yang berlangsung secara aktif, kreatif dan transformatif
selama sehari penuh bahkan selama kurang lebih 24 jam. Yang dimaksud
dengan

aktif

disini

yaitu

mengoptimalisasikan

seluruh potensi

untuk

mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Sedangkan sisi kreatif terletak
pada optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana sekaligus sistem untuk
mewujudkan proses pembelajaran yang kondusif bagi pengembangan segenap
potensi siswa. Ibid., h. 504 (iwankuswandi.wordpress.com 2015).
Untuk mengembangkan seluruh potensi kepribadian siswa dengan lebih
seimbang. Dan yang dimaksud dengan sistem 24 jam dimaksudkan sebagai
ikhtiar bagaimana selama sehari semalam siswa melakukan aktivitas bermakna
edukatif. Jika dilihat dari makna dan pelaksanaannya, full day school
sebagian waktunya digunakan untuk program pelajaran yang suasananya
informal, tidak kaku, menyenangkan bagi siswa dan membutuhkan kreativitas
dan inovasi dari guru. Dengan dimulainya jam sekolah dari pagi sampai sore hari,
sekolah lebih leluasa mengatur jam pelajaran yang mana disesuaikan dengan
bobot pelajaran dan ditambah dengan model pendalamannya. Jadi dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sistem pembelajaran full day
school yaitu program pendidikan yang seluruh kegiatan belajar mengajar
berada di sekolah secara aktif, kreatif dan transformatif, di mulai dari pagi
hingga sore yaitu pukul 06.30 sampai 15.00. (Nor hasan .Jurnal Pendidikan Islam,
Vol. 1. No 1, 2006), h. 110-111)
Ketertarikan para orang tua untuk memasukkan anaknya ke full day school dilatar
belakangi oleh beberapa hal, yaitu karena semakin banyaknya kaum ibu yang
bekerja di luar rumah dan mereka banyak yang memiliki anak berusia di bawah 6
tahun, meningkatnya jumlah anak-anak usia prasekolah yang ditampung di
sekolah-sekolah milik public (masyarakat umum), meningkatnya pengaruh
televisi dan mobilitas para orang tua, serta kemajuan dan kemodernan yang
mulai berkembang di segala aspek kehidupan. Dengan memasukkan anak
11

mereka ke full day school, mereka berharap dapat memperbaiki nilai
akademik anak-anak mereka sebagai persiapan untuk melanjutkan ke jenjang
berikutnya dengan sukses, juga masalah-masalah tersebut di atas dapat
teratasi.Adapun munculnya sistem pembelajaran full day school di Indonesia
diawali dengan menjamurnya istilah sekolah unggulan sekitar tahun 1990-an,
yang banyak dipelopori oleh sekolah-sekolah swasta termasuk sekolahsekolah yang berlabel Islam. Dalam pengertian yang ideal, sekolah unggul
adalah sekolah yang lebih mengedepankan pada kualitas proses pembelajaran,
bukan pada kualitas input siswanya. Kualitas proses pembelajaran bergantung
pada sistem pembelajarannya. Dan sekolah unggulan biasanya ditandai
dengan biaya yang mahal, fasilitas yang lengkap dan serba mewah, elit, dan
lain dari pada yang lain, serta tenaga-tenaga pengajar yang professional,
walaupun keadaan ini sebenarnya tidak menjamin kualitas pendidikan yang
dihasilkan. Term unggulan ini yang kemudian dikembangkan oleh para
pengelola
diantaranya

di sekolah-sekolah

menjadi

bentuk

yang

lebih

adalah full day school dan sekolah terpadu. Meskipun

beragam
dalam

pembelajaran full day school memiliki rentang waktu yang lebih panjang
yaitu dari pagi sampai sore, sistem ini masih bisa diterapkan di Indonesia
dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang ada.
Sebagaimana dijelaskan dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi bahwa setiap jenjang pendidikan telah ditentukan alokasi jam
pelajarannya. Dalam full day school ini waktu yang ada tidaklah selalu
dipakai untuk menerima materi pelajaran namun sebagaian waktunya dipakai
untuk pengayaan. Menurut Fahmi Alaidroes format full day school meliputi
beberapa aspek yaitu :
a) Kurikulum yaitu mengintegrasikan atau pemaduan program pendidikan umum
dan agama. Dengan memadukan kurikulum umum dan agama dalam suatu jalinan
kegiatan belajar mengajar diharapkan peserta didik dapat memahami esensi ilmu
dalam perspektif yang utuh.
b) Kegiatan belajar mengajar yaitu dengan mengoptimalisasikan pendekatan
belajar berbasis Active Learning siswa mesti dirangsang untuk aktif terlibat
dalam setiap aktivitas.

12

c) Peran serta, yakni melibatkan pihak orang tua dan kalangan eksternal
(masyarakat) sekolah untuk berperan serta menjadi fasilitator pendidikan para
peserta didik.
d) Iklim sekolah, yaitu lingkungan pergaulan, tata hubungan, pola perilaku dan
segenap peraturan yang diwujudkan dalam kerangka nilai-nilai islam yang sar’i
maupun kaum, nilai islam yang syar’i melandasi segala aspek perilaku dan
peraturan yang mencerminkan akhlakul karimah. Sedangkan nilai islam yang
kaumi berwujud dalam pola penataan lingkungan yang sesuai dengan hukumhukum alam. Program Full day di laksanakan melalui pendekatan Integrated
Curriculum dan Integrated Activity. Sedangkan pengembangan full day school
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan perkembangan anak. Pengembangan
program ini dapat dilakukan melalui pengembangan kurikulum dan pengelolaan
KBM oleh guru dan pengelola yayasan/lembaga yang bersangkutan. Kurikulum
bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi anak (the whole child) agar
kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang utuh sesuai kultur budaya, dan
falsafah bangsa. saat yang amat berharga untuk menanamkan nilai-nilai
nasionalisme, kebangsaan, agama, etika, moral, dan sosial yang berguna untuk
kehidupannya dan strategis bagi pengembangan suatu bangsa adalah masa-masa
perkembangan anak. Kurikulum merupakan kerangka rencana untuk mewujudkan
tujuan pendidikan. Pengembangan kurikulum harus dilaksanakan dengan
memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Dari pengembangan
kurikulum ini diharapkan adanya perbaikan pengelolaan proses KBM yang akan
menunjang efektifitas pembelajaran. Pembelajaran yang efektif sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan anak akan membantu anak mengoptimalkan bakat,
minat, dan potensi positifnya. Istilah “kurikulum” memiliki berbagai tafsiran yang
dirumuskan oleh pakar-pakar dalam bidang kurikulum sejak dulu sampai dengan
dewasa ini. Sedangkan istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni
“Curriculae”, artinya jarak yang ditempuh oleh seorang pelari. Sedangkan
pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh
siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dalam hal ini, ijazah pada
hakikatnya merupakan suatu bukti bahwa siswa telah menempuh kurikulum yang
berupa rencana pelajaran, dengan kata lain, suatu kurikulum dianggap sebagai
jembatan yang sangat penting untuk mencapai titik akhir dari suatu perjalanan dan

13

ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu. Richard I. Arends, Learning To
Teacch, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2008) Cet I
Jadi kurikulum ialah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai
bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, norma yang berlaku yang
dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga pendidikan dan
peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.
Wina Sanjaya (2009) Kurikulum Full Day School dapat diartikan sebagai
sebuah dokumen perencanaan yang berisi tentang tujuan yang harus dicapai. Isi
materi dan pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa, strategi dan cara
yang dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan
informasi tentang pencapaian tujuan, serta implementasi dari dokumen yang
dirancang dalam bentuk nyata. Pada intinya Kurikulum sebagai suatu program
pendidikan yang direncanakan dan dirancang secara sistematik atas dasar
norma-norma yang

berlaku

dan

dijadikan

pedoman

dalam

proses

pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan
pendidikan. Berbeda dengan model kurikulum sekolah pada umumnya, Full
day school menerapkan konsep dasar “Integrated-Activity”dan“IntegratedCurriculum”. Artinya seluruh program dan aktivitas anak yang di sekolah,
mulai dari belajar, bermain, makan dan beribadah tercover semua dalam suatu
sistem pembelajaran full day school. Kurikulum full day school didesain untuk
menjangkau

masing masing

dari

perkembangan

anak,

konsep

pengembangannya dengan ., Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana,
2009), h. 9-10 14. Selain itu penerapan sistem full day school harus
memperhatikan juga jenjang dan jenis pendidikan, selain kesiapan fasilitas,
kesiapan seluruh

komponen

di

sekolah,

kesiapan

program-program

pendidikan. Seperti kita ketahui bahwa di Indonesia jenjang formal di bagi
menjadi :
1) TK di peruntukan bagi anak usia 4-6 tahun
2) SD/MI di peruntukan bagi anak usia 7-12 tahun
3) SMP/MTsN di peruntukan bagi anak usia 13-15 tahun
4) SMA/MAN di peruntukan bagi anak usia 15 – 18 tahun
Mengenai perbedaan jenjang dan jenis pendidikan di atas, maka sudah
seharusnya

sistem

pembelajaran

full

day

school

harus memperhatikan

perbedaan-perbedaan tersebut. Anak-anak usia SD-SMP tentu porsi bermainnya
14

lebih banyak dari pada belajar. Maka sangat cocok .Baharuddin, Pendidikan dan
Psikologi Perkembangan, (Jakarta : Ar-Ruzz Media, 2009), h. 230 Ibid., h. 224
Jika konsep belajarnya adalah sambil bermain, jangan sampai sistem
pembelajaran full day school merampas waktu bermain mereka, waktu yang
dimana digunakan untuk belajar berinteraksi dengan teman sebayanya, orang
tua, sanak saudara dan lingkungan sekitar rumah. Karena dalam penerapan full
day school sebagian waktunya harus digunakan untuk program-program
pembelajaran yang suasananya informal, tidak kaku, menyenangkan bagi
siswa, yang tentunya ini memerlukan kreatifitas dan inovasi dari seorang guru.
Permainan yang di berikan dalam sistem full day school masih mengandung arti
pendidikan,yang artinya bermain sambil belajar. Sebisa mungkin diciptakan
suasana yang kreatif dalam pembelajarannya, sehingga siswa tidak akan
merasa terbebani, bosan dan menjenuhkan meski seharian berada di dalam
sekolah. Salah satu kesuksesan pendidikan terletak pada kurikulum, kurikulum
yang diterapkan harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan
tuntutan orang tua, selain itu sekolah harus memiliki ciri khas yang
menonjol agar masyarakat dapat tertarik.
Addin Arsyadana, Penerapan sistem Full day school

Sebagai Upaya untuk Meningkatkan Kualitas

Pendidikan. uinmalang.ac.id (2016).

5. Keunggulan dan Kelemahan pelaksanaan Full Day School
Kelebihan dan Kelemahan Full Day School Setiap sistem pembelajaran
tidak mungkin ada yang sempurna, tentu memiliki keunggulan dan kekurangan
termasuk sistem pembelajaran full day school. Diantara kelebihan full day school
adalah : Potensi siswa tersalurkan melalui kegiatan ekstrakurikuler,Perkembangan
bakat minat dan kecerdasan anak terantipasi sejak dini,Siswa akan mendapatkan
metode pembelajaran yang bervariasi dan lain dari pada sekolah dengan program
reguler,Orang tua tidak akan takut anak akan terkena pengaruh negatif karena
untuk masuk ke sekolah tersebut biasanya dilakukan tes (segala macam tes) untuk
menyaring anak-anak dengan kriteria khusus (IQ yang memadai, kepribadian
yang baik dan motivasi belajar yang tinggi),Sistem pembelajaran Full day
school memiliki kuantitas waktu yang lebih panjang dari pada sekolah biasa,
Guru dituntut lebih aktif dalam mengolah suasana belajar agar siswa tidak

15

cepat bosan,Orang tua akan mempercayakan penuh anaknya ada sekolah saat
ia berangkat ke kantor hingga ia pulang dari kantor.
Sedangkan kelemahan dari sistem ini adalah :Faktor

sarana

dan

prasarana, keterbatasan sarana dan prasarana dapat menghambat kemajuan
sekolah, oleh karena itu perlu adanya pengelolaan yang baik dalam hal sarana
prasarana,Siswa akan lebih cepat bosan dan stress dengan lingkungan
sekolah, karena melihat jadwal kegiatan pembelajaran yang padat, membutuhkan
kesiapan baik fisik, psikologis maupun intelektual yang bagus. Namun demikian,
bagi mereka yang telah siap, hal tersebut bukan suatu masalah, tetapi justru
akan mendatangkan keasyikan tersendiri. Oleh karenanya, kejelian dan
improvisasi

pengelola

dalam

hal

ini

sangatlah dibutuhkan,mengurangi

bersosialisasi dengan tetangga dan keluarga,Kurangnya waktu bermain,Anak-anak
akan banyak kehilangan waktu dirumah dan belajar tentang hidup bersama
keluarganya. Baharuddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, ibid, h. 231
Nor Hasan, Full day school (Model Alternatif Pembelajaran Bahasa Asing), ibid,
h. 116
6.

Karakteristik pembelajaran full day school
Sardiman(2010) Interaksi pendidikan dipengaruhi oleh karakteristik

pribadi dan corak pergaulan antar orang-orang yang terlibat dalam interaksi
tersebut, baik pihak peserta didik maupun para pendidik dan pihak lainnya.
Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta,PT Rajagrafindo Persada,
2010) .Merujuk arahan Presiden Joko Widodo, kami akan memastikan bahwa
memperkuat pendidikan karakter peserta didik menjadi rujukan dalam
menentukan sistem belajar mengajar di sekolah," kata Muhadjir, dalam
keterangan tertulis, Selasa 9/8/2016.(Nurhadi Sucahyo.voaindonesia.com 2017)
Kemudian, guna memenuhi pendidikan karakter di sekolah itu,
Kemendikbud akan mengkaji penerapan sistem belajar mengajar dengan full day
school. Namun, full day school ini bukan berarti para siswa belajar selama sehari
penuh di sekolah. Program ini memastikan siswa dapat mengikuti kegiatankegiatan

penanaman

pendidikan

karakter,

misalnya

mengikuti

kegiatan

ekstrakurikuler. Muhadjir mengatakan, lingkungan sekolah harus memiliki
suasana yang menyenangkan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan
pembelajaran formal sampai dengan setengah hari, selanjutnya dapat diisi dengan
16

kegiatan ekstrakurikuler."Usai belajar setengah hari, hendaknya para peserta didik
(siswa) tidak langsung pulang ke rumah, tetapi dapat mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler yang menyenangkan dan membentuk karakter, kepribadian, serta
mengembangkan potensi mereka," kata Muhadjir. Dengan demikian, kata
Muhadjir, para siswa dapat terhindar dari pengaruh-pengaruh negatif dan kegiatan
kontraproduktif, seperti penyalahgunaan narkoba, tawuran, dan sebagainya. Ia
mengatakan, saat ini sistem belajar tersebut masih dalam pengkajian lebih
mendalam, termasuk perihal kondisi sosial dan geografis mana saja yang
memungkinkan sistem belajar tersebut diterapkan."Misalnya di daerah mana saja
yang orangtuanya sibuk sehingga tidak punya banyak waktu di rumah," kata dia.
Pada Karakteristik Perilaku Sosial Siswa di SD Anak dilahirkan belum bersifat
sosial. Dalam arti, dia belum memiliki kemampuan untuk bergaul dengan orang
lain. Berkaitan dengan hal itu, masa kanak-kanak dalam berinteraksi dengan
teman sebaya merupakan aktivitas yang banyak menggunakan waktu selama
masa kanak-kanak pertengahan dan akhir anak-anak. Barker dan Wright dalam
Desmita mencatat bahwa, anak usia 2 tahun menghabiskan 10 % dari waktu
siangnya untuk berinteraksi dengan teman sebaya. Pada usia 4 tahun, waktu
yang dihabiskan untuk berinteraksi dengan teman sebaya meningkat menjadi
20 % sedangkan anak usia 7 hingga 11 tahun meluangkan lebih dari 40 %
waktunya untuk berinteraksi dengan teman sebaya. untuk siswa SD termasuk
dalam kategori masa pertengahan akhir. Yang dimana Masa akhir anak-anak
merupakan

suatu

masa perkembangan

di

mana

anak-anak

mengalami

sejumlah perubahanperubahan yang cepat. Pada masa ini mereka sudah
kebanyakan mempelajari tentang sesuatu yang berhubungan dengan manusia.
Dunia psikososial anak menjadi semakin kompleks dan relasi dengan
keluarga serta teman sebaya terus memainkan peranan penting. Sekolah dan
relasi.Desmita, Psikologi Perkembangan,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013), h. 184-185
Dengan para guru menjadi aspek kehidupan anak yang semakin
terstruktur. Interaksi teman sebaya dari kebanyakan anak sekolah dasar ini,
terjadi dalam grup atau kelompok, sehingga periode ini sering disebut “usia
kelompok‟. Pada masa ini, anak tidak lagi puas bermain sendirian di rumah, atau
melakukan kegiatan-kegiatan dengan anggota keluarga. Hal ini adalah karena
anak

memiliki

keinginan

yang

kuat

untuk

diterima sebagai

anggota
17

kelompok, serta merasa tidak puas bila tidak bersama teman-temannya.
Dalam menentukan sebuah kelompok teman, anak usia sekolah dasar ini
lebih

menekankan

pentingnya

aktivitas

bersama-sama, seperti

berbicara,

berkeluyuran, berjalan ke sekolah, berbicara melalui telepon, mendengarkan
musik, bermain game, dan melucu. Tinggal di lingkungan yang sama,
bersekolah di sekolah yang sama, merupakan dasar bagi

kemungkinan

terbentuknya kelompok teman sebaya. Rubin dan Krasnor dalam demita
mencatat bahwa adanya perubahan sifat dari kelompok teman sebaya pada
masa pertengahan anak-anak. Ketika anak berusia 6 hingga 7 tahun,
kelompok teman sebaya tidak lebih dari kelompok bermain, mereka memiliki
sedikit peraturan dan tidak terstruktur untuk menjelaskan peran dan kemudahan
berinteraksi diantara anggota-anggotanya. Selanjutnya kelompok juga bisa
terbentuk

secara spontan, ketika anak berusia 9 tahun, kelompok-kelompok

menjadi lebih formal . Ibid., h. 180
Anak-anak

berkumpul

menurut

minat

yang

sama.

Kelompok

kelompok ini mempunyai keanggotaaan inti, masing-masing anngota harus
berpartisipasi

dalam

aktivitas

kelompok,

dan

yang

bukan

anggota

dikeluarkan. Pemahaman diri anak-anak usia sekolah dasar juga mengacu pada
perbandingan sosial. Pada tahap perkembangan ini, anak-anak cenderung
membedakan diri mereka dengan orang lain. Misalnya, anak-anak usia
sekolah dasar tidak lagi berpikir tentang apa yang “aku lakukan” atau yang “tidak
aku lakukan,” tetapi cenderung berpikir tentang “apa yang dapat aku lakukan
dibandingkan dengan apa yang dapat dilakukan oleh orang lain.Untuk mencapai
kematangan sosial, anak harus belajar tentang cara-cara menyesuaikan diri
dengan orang lain. Kemampuan ini diperoleh anak melalui berbagai kesempatan
atau pengalaman bergaul dengan orangorang di lingkungannya, baik orang tua,
saudara, teman sebaya atau orang dewasa lainnya. Apabila lingkungan sosial
tersebut memfasilitasi atau memberikan peluang terhadap perkembangan anak
secara positif, maka anak akan dapat mencapai perilaku sosialnya secara
matang. Namun, apabila lingkungan sosial itu kurang kondusif, seperti perlakuan
orang tua yang kasar, sering memarahi, acuh tak acuh, tidak memberikan
bimbingan, maka nantinya akan menampilkan perilaku maladjustment, seperti
: bersifat minder, senang mendominasi orang lain, bersifat egois, senang
menyendiri, dan kurang memilki rasa simpati dan empati terhadap orang lain.
18

Perilaku sosial anak salah satunya dipengaruhi oleh proses perlakuan atau
bimbingan orang tua terhadap anak dalam mengenalkan berbagai aspek
kehidupan sosial, atau norma-norma kehidupan bermasyarakat serta mendorong
dan memberikan contoh kepada anaknya bagaimana menerapkan norma-norma
tersebut dalam kehidupan seharihari, sehingga nantinya diharapkan dapat
menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan efektif.
Ibid., h. 181-185

KESIMPULAN
Full day school bukansaja sekolah sepanjang hari atau proses belajar
mengajar yang dilakukan mulai pukul 06.45-15.00. hal ini dimaksudkan yaitu
sekolah dapat membentuk program penguatan karakter dengan mengatur jadwal
pelajaran dengan leluasa, disesuaikan dengan bobot mata pelajaran dan ditambah
dengan

pendalaman

materi.

Dari makna

dan pelaksanaannya, full day

school sebagian waktunya digunakan untuk program pelajaran yang suasananya
informal, tidak kaku, menyenangkan bagi siswa dan membutuhkan kreativitas dan
inovasi dari guru(SDM),pendanaan dan Kelengkapan sarana dan prasaran. Tujuan
dan konsep yaitu untuk memperbaiki sistem penilaian kerja guru dan peran orang
tua. Namun hal yang lebih penting yaitu akan terbangunnya penguatan siswa yang
berkarakter. Sistem pembelajaran full day school bukanlah hal yang baru. Sistem
ini telah lama diterapkan dalam tradisi pesantren melalui sistem asrama, meskipun
dalam bentuknya yang sangat sederhana. Mengandung arti sistem pendidikan
yang menerapkan pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar sehari penuh
dengan memadukan sistem pengajaran yang intensif yakni dengan menambah
jam pelajaran untuk pendalaman materi pelajaran serta pengembangan diri
misalnya pada kegiatan Ekstrakulikuler dan pengembangan kreatifitas. Dengan
sistem ini diharapkan anak didik memiliki produktifitas yang tinggi sehingga
mampu meminimalisir hal-hal negatif yang dimungkinkan dilakukan oleh anak
sebagai dampak dari pergaulannya dengan lingkungannya.Akhirnya keputusan
Presiden Jokowidodo memutuskan bahwa full day school di indonesia menjadi
tidak wajib tegasnya dan digantikan dengan program penguatan karakter.
SARAN
19

Saran kami yaitu,dalam menerapkan full day school perlu adanya pertimbangan
yang paling utama adalah kesiapan sekolah dalam segala hal seperti
SDM,Pendanaan, kelangkapan saran dan prasaran serta faktor pengaruh terhadap
lingkungan yang paling utama adanya sosialisasi terhadap para guru siswa dan
orang tua dalam menentukan dan menerapkan full day school pengusaha
bagaimana cara menentukan dan macam strategi yang cocok di terapkan dalam
usahanya dan pelu adanya upaya untuk mengembangkan, menciptakan strategistrategi yang baru yang sesuai kemampuan dan Merencanakan Program kerja
secara bersama- sama.

DAFTAR PUSTAKA
Arsyadana addin. uinmalang.ac.id (2016).Penerapan sistem Full day school
Baharuddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, ibid, h. 231 Nor Hasan,
Full day school (Model Alternatif Pembelajaran Bahasa Asing), ibid, h.
116
Akom .news.detik.com (2017) polemik ,Komisi X yang membidangi persoalan
pendidikan.
Baharuddin (2016) Manajemen dalam suatu organisasi. Ibid.,234.)
Faktor pendukung dalam pendidikan. penerapan full day school, sarana
dan prasarana serta sumber belajar yang lain. Ibid., 237.
Baharuddin (2009) Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, Jakarta : Ar-Ruzz
Media, h. 230 Ibid., h. 224
Desmita, Psikologi Perkembangan,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h.
184-185 ,Ibid., h. 180 ,Ibid., h. 181-185
Effendy Muhadjir .Mendikbud gagagas program sekolah sehari penuh untuk SD-

SMP. news.detik.com. di Akses 22:34 Tanggl 15 September 2017.
Effendy

Muhadjir.beritasatu.com.

(2017),

ini

alasan

pemerintah

ingin

menyesuaikan penilaian kerja guru dengan aparatur sipil negara (ASN)
lain.
Effendy Muhadjir dalam nasional.kompas.com.(2016). program penguatan karakter

siswa melalui kurikulum yang sudah ada tanpa mengganti dengan
kurikulum baru.

20

Faiz Ahmad (2017) dalam nasional.tempo.com.Parlemen, Senayan, Jakarta,
Selasa, 13 Juni 2017.
Faiz Ahmad (2017).Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy
rencana penerapan lima hari sekolah atau full day school (FDS) terbitnya
Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2017 tentang Revisi Beban Kerja
Guru. Jakarta dalam Majalah Tempo.com
Informasi guru.com (2016). Munculnya Full Day School Full day school awalnya
muncul pada tahun 1980-an di Amerika Serikat.
Kristiawan Muhammad e-journal . Baharudin (2010) Konsep full day School
Kemendikbud .elshinta.com (2017) pidato pada lokakarya guru di Labschool Jakarta,
Kamis (6/7). di akses 22:32 wib . tgl 15/09/2017

Kuswandi Iwan .wordpress.com (2015). sisi

kreatif pada

optimalisasi

pemanfaatan sarana dan prasarana Ibid., h. 504. Jurnal Pendidikan Islam,
Vol. 1. No 1, 2006, h. 110-111
Kuswandi

iwan(2015).garis-garis

besar

program

full

day

school.

wordpress.com.Dikutip dari Permendiknas No. 22 Tahun 2006
Kompas.com (2017) Keputusan akhir yaitu Presiden Joko widodo Tegaskan Full day
school Tak wajib

Hasan Nor (2006), Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 1. No 1, 2006, h. 110-111)
Mulyasari (1989). full day school Secara etimologi. sistem pendidikan full day
school. Jhon M. Echols & Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia,
(Jakarta: Gramedia, t. th), 260.
Mendikbud.beritasatu.com (2016) sistem full day school, Mendikbud usai menjadi
pembicara dalam pengajian untuk keluarga besar Muhammadiyah di
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), di Malang.
Nurhadi Sucahyo.voaindonesia.com(2017) Merujuk arahan Presiden Joko
Widodo, Muhadjir, dalam keterangan tertulis, Selasa 9/8/2016
Nawawi hadari, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1985)
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi bahwa setiap jenjang
pendidikan telah ditentukan alokasi jam pelajarannya.
Susanto Agus , kompas.com (2015)Polemik dari berbagai pendapat: Ketua
Komisi Perlindungan Anak Indonesia Asrorun Ni'am Sholeh penilaian,
wacana Full Day School.

21

Roslin.pakar psikolog anak

republika.co.id (2017) polemik,pendapat pakar

psikolog anak.
Ridwan hudallah kompas.com (2017) protes dan kontroversi oleh masyarakat .
Richard I. Arends, Learning To Teacch,(Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2008)Cet I
Sanjaya Wina (2009) Arti Kurikulum Full Day School,Kurikulum dan
Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 9-10 14.
Sardiman(2010)Interaksi

Dan

Motivasi

Belajar

Mengajar.

(Jakarta,PT

Rajagrafindo Persada, 2010)

22