KARYA TULIS PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI B

KARYA TULIS
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA
INDONESIA

DISUSUN OLEH :

NAMA

: NIDA NADIATURROHMAH

NIM

: 41117010007

FAKULTAS/PRODI

: TENIK/TEKNIK SIPIL

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat
kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang

diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas “Islam dan Toleransi”.
Makalah telah selesai kami susun dengan maksimal dan dengan bantuan
pertolongan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar dalam
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih
kepada pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari bahwa masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh
karena itu, kami bersedia menerima segala masukan dan kritik yang
bersifat membangun sehingga kami dapat melakukan perbaikan makalah
yang baik dan benar.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pancasila sebagai dasar flsaaat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia, bukan
terbentuk secara otodidak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang
sebagaimana yang terjadi pada ideologi-ideologi lain di dunia, namun terbentuknya

Pancasila melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia.
Ideologi Pancasila yang diterapkan di Indonesia bila dibandingkan dengan ideologi
besar lain di dunia mempunyai suatu perbedaan. Di satu sisi terkadang perbedaan
tersebut terasa dekat dan tipis, tetapi di sisi lainnya perbedaan tersebut sangat
jauh dan sangat berbeda.

Permasalahan tentang Ideologi Pancasila bukan hanya sebuah permasalahan yang
berkadar keflsaaatan karena bersiaat cita-cita dan normatia namun juga bersiaat
praktis karena menyangkut operasionalisasi dan strategi. Hal ini karena ideologi

Pancasila juga menyangkut hal-hal yang mendasarkan suatu ajaran yang
menyeluruh tentang makna dan nilai-nilai hidup, ditentukan secara kongkrit
bagaimana manusia harus bertindak. Ideologi Pancasila tidak hanya menuntun
misalnya agar setiap warga negara bertindak adil, saling tolong menolong, saling
menghormati antar sesama manusia, lebih mengutamakan kepentingan umum
daripada kepentingan pribadi atau kepentingan golongan dan sebagainya,
melainkan juga ideologi Pancasila akan menuntut ketaatan kongkrit, harus
melaksanakan ini dan itu, dan bahkan seringkali menuntut dengan mutlak orang
harus bersikap dan bertindak tertentu.


1.2 Rumusan Masalah

1
Mengapa Pancasila dapat dijadikan sebagai ideologi bangsa dan negara
Indonesia?

2

Apa aungsi Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan Negara Indonesia?

3
Apa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan
Negara

Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui alasan Pancasila dijadikan sebagai ideologi nasional Bangsa
Indonesia.

Untuk menganalisis aungsi Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia
Untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai Ideologi
Bangsa dan Negara Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pancasila Sebagai Ideologi Nasional Bangsa

Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila pada
hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan dan pemikiran
seseorang atau kelompok orang sebagaimana ideologi-ideologi lain didunia, namun
Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai
religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum
membentuk negara, dengan kata lain unsur-unsur yang merupakan materi (bahan)
Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri,
sehingga bangsa ini merupakan kausa materialistis (asal bahan) Pancasila.

Unsur-unsur Pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para

pendiri negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan
ideologi bangsa dan negara Indonesia. Dengan demikian Pancasila sebagai ideologi
bangsa dan negara Indonesia berakar pada pandangan hidup dan budaya bangsa,
dan bukannya mengangkat atau mengambil ideologi dari bangsa lain. Selain itu
Pancasila juga bukan hanya merupakan ide-ide atau perenungan dari seseorang
saja, yang hanya memperjuangkan suatu kelompok atau golongan tertentu,
melainkan Pancasila berasal dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa sehingga
Pancasila pada hakikatnya untuk seluruh lapisan serta unsur-unsur bangsa secara
komprehensia. Oleh karena ciri khas Pancasila itu maka memiliki kesesuaian dengan
bangsa Indonesia.

2.1.1 Pengertian Pancasila

Ideologi berasal dari kata “idea” yang artinya gagasan, pengertian kata “logi” yang
artinya pengetahuan. Jadi ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasangagasan, pengetahuan tentang ide-ide, science oa ideas atau ajaran tentang
pengertian pengertian dasar. Istilah ideologi pertama kali di kemukakan oleh
Destutt de Tracy seorang perancis pada tahun 1796. Karl Marx mengartikan
Ideologi sebagai pandangan hidup yang dikembangkan berdasarkan kepentingan
golongan atau kelas sosial tertentu dalam bidang politik atau sosial atau sosial
ekonomi. Ramlan Surbakti mengemukakan ada dua pengertian ideologi secara

aungsional dan ideologi secara struktural. Ideologi secara aungsional di golongkan
menjadi dua tipe yaitu ideologi doktriner dan ideologi yang pragmatis.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ideologi adalah kumpulan gagasangagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan sistematis yang
menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia. Notonegoro sebagaimana di
kutip oleh Kaelan mengemukakan, bahwa ideologi negara dalam arti cita-cita
negara atau cita-cita yang menjadi dasar atau yang menjadi suatu sistem
kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada hakikatnya
merupakan asas kerohanian yang antara lain memiliki ciri:

Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan.
Mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan dunia, pedoman hidup, pegangan
hidup, yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan, kepada generasi
berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.

Ideologi merupakan cerminan cara berfkir orang atau masyarakat yang sekaligus
membentuk orang atau masyarakat itu menuju cita-citanya. Ideologi merupakan
sesuatu yang di hayati menjadi sesuatu keyakinan. Semakin mendalam kesadaran

ideologis seseorang maka akan semakin tinggi pula komitmen nya untuk

melaksanakannya.

Ideologi berintikan seperangkat nilai yang bersiaat menyeluruh dan mendalam yang
dimilikinya dan dipegang oleh seseorang atau suatu masyarakat sebagai wawasan
atau pedoman hidup mereka. Pengertian yang demikian itu juga dapat di
kembangkan untuk masyarakat yang lebih luas, yaitu masyarakat bangsa.

2.1.2

Ideologi Terbuka dan Ideologi Tertutup

Ideologi terbuka bersiaat inklusia, tidak totaliter dan tidak dapat dipakai melegitimasi
kekuasaan sekelompok orang. Ideologi terbuka hanya berada dalam sistem
pemerintahan yang demokratis. Ideologi terbuka merupakan ideologi yang hanya
berisi suatu orientasi dasar, sedangkan penerjemahannya ke dalam tujuan-tujuan
dan norma-norma sosial-politik selalu dapat dipertanyakan dan disesuaikan dengan
nilai dan prinsip moral yang berkembang di masyarakat. Operasional cita-cita yang
akan dicapai tidak dapat ditentukan secara apriori, melainkan harus disepakati
secara demokratis.


Ideologi tertutup adalah ajaran atau pandangan dunia atau flsaaat yang
menentukan tujuan-tujuan dan norma-norma politik dan sosial, yang dinyatakan
sebagai kebenaran yang tidak boleh dipersoalkan lagi, melainkan harus dipatuhi.
Kebenaran suatu ideologi tertutup tidak boleh dipermasalahkan berdasarkan nilainilai atau prinsip-prinsip moral yang lain.

Ideologi tertutup bersiaat Dogmatis dan Apriori, dogmatis berarti mempercayai
suatu keadaan tanpa data yang valid, sedangkan apriori , yaitu berprasangka
terlebih dahulu akan suatu keadaan. ideologi tertutup tersebut dipaksakan berlaku
dan dipatuhi oleh masyarakat yang di atur oleh masyarakat elit tertentu atau
kelompok masyarakat, yang berarti bersiaat otoriter dan dijalankan dengan cara
yang totaliter. Bersiaat totaliter berarti menyangkut seluruh aspek kehidupan.

Dari arti kedua Ideologi ini, perbedaannya adalah Ideologi terbuka bersiaat inklusia,
tidak totaliter dan tidak dapat dipakai melegitimasi kekuasaan sekelompok orang,
artinya bahwa sistem ini bersiaat demokratis dan terbuka, sedangkan Ideologi
tertutup bersiaat otoriter (negara berlaku sebagai penguasa) dan totaliter, arti dari
totaliter itu sendiri adalah bahwa pemerintahan dengan kekuasaannya mempunyai
hak mutlak untuk mengatur di segala bidang aspek yang ada.

A. Ciri-ciri ideologi terbuka


Ideologi terbuka adalah sitem pemikiran yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Merupakan kekayaan rohani, moral, dan kebudayaan masyarakat (aalsaaah). Jadi,
bukan keyakinan ideologis sekelompok orang, melainkan kesepakatan masyarakat.
Tidak diciptakan oleh negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat sendiri. Ia adalah
milik seluruh rakyat dan bisa digali dan ditemukan dalam kehidupan mereka.
Isinya tidak langsung operasional. Sehingga setiap generasi baru dapat dan perlu
menggali kembali aalsaaah tersebut dan mencari implikasinya dalam situasi ke-kinian mereka.
Tidak pernah memaksa kebebasan dan tanggung jawab masyarakat, melainkan
menginspirasi masyarakat untuk berusaha hidup bertanggung jawab sesuai dengan
aalsaaah itu.
Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima warga masyarakat yang berasal dari
berbagai latar belakang budaya dan agama.

2.1.3

Pancasila sebagai ideologi terbuka

Pancasila merupakan Ideologi terbuka hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila

bersiaat aktual, dinamis, antisiaasia dan senentiasa mampu menyelesaikan dengan
perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika
perkembangan aspirasi masyarakat. Keterbukaan ideologi Pancasila bukan berarti
mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung didalamnya, namun mengeksplisitkan
wawasannya lebih kongkrit, sehingga memiliki kemampuan yang reaormatia untuk
memecahkan masalah-masalah aktual yang senantiasa berkembang seiring dengan
aspirasi rakyat, perkembangan iptek dan zaman.

2.1.4 Ideologi Partikular dan ideologi Komprehensia

Dari segi sosiologis, Karl Mannhein membedakan dua macam kategori ideologi yaitu
ideologi yang bersiaat partikular dan ideologi yang bersiaat komprehensia.

Ideologi Partikular
Didefnisikan sebagai suatu keyakinan-keyakinan yang tersusun secara sistematis
dan terkait erat dengan kepentingan satu kelas sosial tertentu dalam masyarakat.

Ideologi Komprehensia

Didefnisikan sebagai suatu sistem pemikiran menyeluruh mengenai semua aspek

kehidupan sosial. Dalam ideologi ini terdapat suatu cita-cita yang bertujuan untuk
melakukan transaormasi sosial secara besar-besaran menuju bentuk tertentu.

Dari kedua ideologi diatas, ideologi Pancasila berada ditengah-tengah kedua
ideologi diatas, artinya ideologi Pancasila memiliki ciri menyeluruh yaitu tidak
berpihak pada golongan tertentu serta ideologi Pancasila yang dikembangkan dari
nilai-nilai yang ada pada realitas bangsa Indonesia mampu mengakomodasikan
berbagai idealisme yang berkembang dalam masyarakat yang bersiaat majemuk.

2.2 Fungsi Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara

Sebagai ideologi, yaitu selain kedudukannya sebagai dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia Pancasila berkedudukan juga sebagai ideologi nasional
Indonesia yang dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara. Sebagai
ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila sebagai ikatan budaya (cultural bond)
yang berkembang secara alami dalam kehidupan masyarakat Indonesia bukan
secara paksaan atau Pancasila adalah sesuatu yang sudah mendarah daging dalam
kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. Sebuah ideologi dapat bertahan atau
pudar dalam menghadapi perubahan masyarakat tergantung daya tahan dari
ideologi itu.

Kekuatan ideologi tergantung pada kualitas tiga dimensi yang dimiliki oleh ideologi
itu, yaitu dimensi realita, idealisme, dan feksibelitas. Pancasila sebagai sebuah
ideologi memiliki tiga dimensi tersebut:

Dimensi realita, yaitu nilai-nilai dasar yang ada pada ideologi itu yang
mencerminkan realita atau kenyataan yang hidup dalam masyarakat dimana
ideologi itu lahir atau muncul untuk pertama kalinya paling tidak nilai dasar ideologi
itu mencerminkan realita masyarakat pada awal kelahirannya.

Dimensi idealisme, adalah kadar atau kualitas ideologi yang terkandung dalam nilai
dasar itu mampu memberikan harapan kepada berbagai kelompok atau golongan
masyarakat tentang masa depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam praktik
kehidupan bersama sehari-hari.
Dimensi Fleksibelitas atau dimensi pengembangan, yaitu kemampuan ideologi
dalam mempengaruhi dan sekaligus menyesuaikan diri dengan perkembangan
masyarakatnya. Mempengaruhi artinya ikut mewarnai proses perkembangan zaman
tanpa menghilangkan jati diri ideologi itu sendiri yang tercermin dalam nilai
dasarnya. Mempengaruhi berarti pendukung ideologi itu berhasil menemukan
taasiran-taasiran terhadap nilai dasar dari ideologi itu yang sesuai dengan realitarealita baru yang muncul di hadapan mereka sesuai perkembangan zaman.
Pancasila memenuhi ketiga dimensi ini sehingga pancasila dapat dikatakan sebagai
ideologiterbuka. Fungsi Pancasila sebagai ideologi Negara, yaitu :

Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang
majemuk.
Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan menggerakkan serta
membimbing bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan.
Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai dorongan dalam
pembentukan karakter bangsa berdasarkan Pancasila.
Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai keadaan bangsa dan
Negara.

Pancasila jika akan dihidupkan secara serius, maka setidaknya dapat menjadi etos
yang mendorong dari belakang atau menarik dari depan akan perlunya aktualisasi
maksimal setiap elemen bangsa. Hal tersebut bisa saja terwujud karena Pancasila
itu sendiri memuat lima prinsip dasar di dalamnya, yaitu: Kesatuan/Persatuan,
kebebasan, persamaan, kepribadian dan prestasi. Kelima prinsip inilah yang
merupakan dasar paling sesuai bagi pembangunan sebuah masyarakat

bangsa dan personal-personal di dalamnya.

Menata sebuah negara itu membutuhkan suatu konsensus bersama sebagai alat
lalu lintas kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa konsensus tersebut,

masyarakat akan memberlakukan hidup bebas tanpa menghiraukan aturan main
yang telah disepakati. Ketika Pancasila telah disepakati bersama sebagai sebuah
konsensus, maka Pancasila berperan sebagai payung hukum dan tata nilai prinsipil
dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara. Dan sebagai ideologi yang dikenal
oleh masyarakat internasional, Pancasila juga mengalami tantangan-tantangan dari
pihak luar/asing. Hal ini akan menentukan apakah Pancasila mampu bertahan.

Pancasila merupakan hasil galian dari nilai-nilai sejarah bangsa Indonesia sendiri
dan berwujud lima butir mutiara kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu religius
monotheis, humanis universal, nasionalis patriotis yang berkesatuan dalam
keberagaman,demokrasi dalam musyawarah muaakat dan yang berkeadilan sosial.
Dengan demikian Pancasila bukanlah imitasi dari ideologi negara lain, tetapi
mencerminkan nilai amanat penderitaan rakyat dan kejayaan leluhur bangsa.
Keampuhan Pancasila sebagai ideologi tergantung pada kesadaran, pemahaman
dan pengamalan para pendukungnya. Pancasila selayaknya tetap bertahan sebagai
ideologi terbuka yang tidak bersiaat doktriner ketat. Nilai dasarnya tetap
dipertahankan, namun nilai praktisnya harus bersiaat feksibel. Ketahanan ideologi
Pancasila harus menjadi bagian misi bangsa Indonesia dengan keterbukaannya
tersebut.

Nilai – nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan suatu cerminan dari
kehidupan masyarakat Indonesia (nenek moyang kita) dan secara tetap telah
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia. Untuk itu
kita sebagai generasi penerus bangsa harus mampu menjaga nilai-nilai tersebut.
Untuk dapat hal tersebut maka perlu adanya berbagai upaya yang didukung oleh
seluruh masyarakat Indonesia. Upaya–upaya tersebut antara lain :

Melalui dunia pendidikan, dengan menambahkan mata pelajaran khusus Pancasila
pada setiap satuan pendidikan bahkan sampai ke perguruan tinggi.
Lebih memasyarakatkan pancasila.
Menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Memberikan sanksi kepada pihak-pihak yang melakukan pelanggaran terhadap
Pancasila.
Menolak dengan tegas aaham-aaham yang bertentangan dengan Pancasila.

2.3 Nilai-Nilai yang Terkandung Dalam Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan
Negara Indonesia

Nilai-nilai Pancasila yang terkandung didalamnya merupakan nilai nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, keadilan. Ini merupakan nilai dasar bagi
kehidupan kewarganegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan. Nilai-nilai
Pancasila tergolong nilai kerohanian yang di dalamnya terkandung nilai-nilai lainnya
secara lengkap dan harmonis, baik nilai material, vital, kebenaran, atau kenyataan.
Estetis, estis maupun religius. Nilai-nilai Pancasila bersibat obyektia dan subyektia,
artinya hakikat nilai-nilai Pancasila bersiaat universal atau berlaku dimanapun,
sehingga dapat diterapkan di negara lain.

Nilai-nilai pancasila bersiaat objektia, maksudnya :

Rumusan dari pancasila itu sendiri memiliki makna yang terdalam menunjukkan
adanya siaat umum universal dan abstrak.
Inti dari nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa
Indonesia.
Pancasila dalam pembukaan UUD 1945 merupakan sumber dari segala sumber
hukum di Indonesia.

Sedangkan nilai-nilai Pancasila bersiaat subjektia bahwa keberadaan nilai-nilai
Pancasila itu terlekat pada ba

ngsa Indonesia sendiri karena:

1. Nilai- nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia.

2. Nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia.

Nilai-nilai pancasila terkandung nilai kerohanian yang sesuai dengan hati nurani
bangsa Indonesia

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia Pancasila diangkat dari nilainilai adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam
pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk Negara. Unsur-unsur
Pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara,
sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi bangsa dan
negara Indonesia. Pancasila pada hakikatnya untuk seluruh lapisan serta unsurunsur bangsa secara komprehensia. Oleh karena ciri khas Pancasila itu maka
memiliki kesesuaian dengan bangsa Indonesia. ideologi Pancasila memiliki ciri
menyeluruh yaitu tidak berpihak pada golongan tertentu serta ideologi Pancasila
yang dikembangkan dari nilai-nilai yang ada pada realitas bangsa Indonesia mampu
mengakomodasikan berbagai idealisme yang berkembang dalam masyarakat yang
bersiaat majemuk.

Pancasila berkedudukan sebagai ideologi nasional Indonesia yang dilaksanakan
secara konsisten dalam kehidupan bernegara. Fungsi Pancasila sebagai ideologi
Negara adalah Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah
bangsa yang majemuk, mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan
menggerakkan serta membimbing bangsa Indonesia dalam melaksanakan
pembangunan, memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai
dorongan dalam pembentukan karakter bangsa berdasarkan Pancasila, menjadi
standar nilai dalam melakukan kritik mengenai keadaan bangsa dan Negara.

Nilai-nilai Pancasila yang terkandung didalamnya merupakan nilai nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, keadilan. Ini merupakan nilai dasar bagi
kehidupan kewarganegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan. Nilai-nilai
Pancasila tergolong nilai kerohanian yang di dalamnya terkandung nilai-nilai lainnya
secara lengkap dan harmonis, baik nilai material, vital, kebenaran, atau kenyataan.
Estetis, estis maupun religius.

https://www.scribd.com/doc/315687064/Makalah-Pancasila-Sebagai-IdiologiBangsa-Dan-Negara

DAFTAR PUSTAKA

http://www.anneahira.com/ideologi-pancasila.htmm, diakses pada 10 April 2013,
jam 12.47 WIB.

http://www.slideshare.net/suradi46/pancasila-sebagai-dasar-negara-dan-ideologinasional, diakses pada 10 April 2013, jam 12.56 WIB.

http://suhardiman2.blogspot.com/2011/11/aungsi-pokok-pancasila-sebagaidasar.html, diakses pada 10 April 2013, jam 13.08 WIB.

Salam, H. Burhanuddin, 1998. Filsaaat Pancasilaisme. Jakarta: Rineka Cipta.

Kaelan. 2002. Filasaaat Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.

Kaelan. 2004. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.

Kaelan. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.

Metra, Wayan., et al. 2003. Orsosdat. Tabanan: Percetakan Kawan.

&.Dimensi 6leksibelitas atau dimensi pengembangan, yaitu kemampuan ideologidal
am mempengaruhi dan sekaligus menyesuaikan diri dengan perkembanganmasyar
akatnya. %empengaruhi artinya ikut (e(arnai proses perkembangan
amantanpamenghilangkan jati diri ideologi itu sendiri yang tercermin dalam nilai
dasarnya.%empengaruhi berarti pendukung ideologi itu berhasil menemukan tasir
an M tasiran terhadap nilai dasar dari ideologi itu yang sesuai dengan realita realita baruyang muncul di hadapan mereka sesuai perkembangan aman.%enurut
Dr.Alian Pancasila memenuhi ketiga dimensi ini sehingga pancasiladapat dikatakan

sebagai ideologi terbuka. 6ungsi Pancasila sebagai ideologi Negara, yaitu !.
%emperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang
majemuk.".%engarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan menggerakkan s
ertamembimbing bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan.&.
%emelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai dorongan dalam pe
mbentukan karakter bangsa berdasarkan Pancasila.'.%enjadi standar nilai dalam
melakukan kritik mengenai kedaan bangsa dan Negara.Pancasila jika akan
dihidupkan secara serius, maka setidaknya dapat menjadi etos yangmendorong dari
belakang atau menarik dari depan akan perlunya aktualisasi maksimalsetiap
elemen bangsa. 1al tersebut bisas saja ter(ujud karena Pancasila itu sendiri
memuatlima prinsip dasar di dalamnya, yaitu 9esatuanKPersatuan, kebebasan, per
samaan,kepribadian dan prestasi. 9elima prinsip inilah yang merupakan dasar
paling sesuai bagi pembangunan sebuah masyarakat, bangsa dan personalpersonal di dalamnya.%enata sebuah negara itu membutuhkan suatu konsensus
bersama sebagai alat lalu
lintaskehidupan berbangsa dan bernegara. 2anpa konsensus tersebut, masyarakat
akanmemberlakukan hidup bebas tanpa menghiraukan aturan main yang telah
disepakati. 9etikaPancasila telah disepakati bersama sebagai sebuah konsensus,
maka Pancasila berperansebagai payung hukum dan tata nilai prinsipil dalam
penyelenggaraan kehidupan bernegara.Dan sebagai ideologi yang dikenal oleh
masyarakat internasional, Pancasila juga mengalamitantangantantangan dari pihak luarKasing. 1al ini akan menentukan apakah Pancasilamampu
bertahan sebagai ideologi atau berakhir seperti dalam perkiraan Da3id P. Apter

dalam pemikirannya >2he Lnd o Idiology
!+
?. Pancasila merupakan hasil galian dari nilai-nilai sejarah bangsa Indonesia sendiri
dan ber(ujud lima butir mutiara kehidupan
berbangsadan bernegara, yaitu religius monotheis, humanis uni3ersal, nasionalis pa
triotis yang berkesatuan dalam keberagaman,demokrasi dalam musya(arah muaka
t dan yang berkeadilan sosial. Dengan demikian Pancasila bukanlah imitasi dari ideo
logi negara lain,tetapi mencerminkan nilai amanat penderitaan rakyat dan kejayaan
leluhur bangsa.9eampuhan Pancasila sebagai ideologi tergantung pada kesadaran,
pemahaman dan pengamalan para pendukungnya. Pancasila selayaknya tetap bert
ahan sebagai ideologiterbuka yang tidak bersiat doktriner ketat. Nilai dasarnya
tetap dipertahankan, namun nilai praktisnya harus bersiat leksibel. 9etahanan
ideologi Pancasila harus menjadi bagian misi bangsa Indonesia dengan
keterbukaannya tersebut.Pada akhirnya, semoga seluruh bangsa dan negara
Indonesia serta Pancasila sebagaiideologinya akan tetap bertahan dan tidak
goyah meskipun dihantam badai globalisasi danmodernisme. $ebagai generasi
penerus, marilah kita menjaga Indonesia dan Pancasila
agar saling berdampingan dan tetap utuh hingga anak cucu kita nantinya sebagai
peneruskelangsungan negara ini. Nilai M nilai yang terkandung dalam pancasila
merupakan suatu cerminan dari kehidupanmasyarakat Indonesia )nenek moyang
kita/ dan secara tetap telah menjadi bagian yang
tak terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia. ntuk itu kita sebagai generasi pe
nerus bangsa harus mampu menjaga nilai M nilai tersebut. ntuk dapat hal tersebut
maka perluadanya berbagai upaya yang didukung oleh seluruh masyarakat
Indonesia. payaMupayatersebut antara lain !.%elalui dunia pendidikan, dengan
menambahkan mata pelajaran khusus pancasila pada setiap satuan pendidikan
bahkan sampai ke perguruan tinggi.".*ebih memasyarakatkan pancasila.&.
%enerapkan nilai M nilai tersebut dalam kehidupan sehari M hari.'.%emberikan
sanksi kepada pihak M pihak yang melakukan pelanggaran terhadap pancasila..
%enolak dengan tegas aham M aham yang bertentangan dengan pancasila.
10 “
2he Lnd o Idiology?

Pancasila merupakan hasil galian dari nilai-nilai sejarah bangsa Indonesiasendiri dan
ber(ujud lima butir mutiara kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu religius
monotheis,humanis uni3ersal, nasionalis patriotis yang berkesatuan dalam
keberagaman,demokrasi dalammusya(arah muakat dan yang berkeadilan sosial

PENUTUP*#& Kesim7+,a"
Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan negara Indonesia itu sangat penting.9arenaI
deologi merupakan alat yang paling ampuh untuk menciptakan negara Indonesia
yangkokoh, bermartabat dan berbudaya tinggi.2anpa Ideologi bangsa akan rapuh
dan hilang jati dirinya. Pancasila sebagai
sumber nilai menunjukkan identitas bangsa Indonesia yang memiliki nilainilaikemanusiaan yang luhur, hal ini menandakan bah(a denganPancasila bangsaIn
donesia menolak segala bentuk penindasan, penjajahan darisatu bangsa
terhadap bangsa yang lain. Ideologi bangsa Indonesia itu adalah
Pancasila.Indonesia mempunyai Ideologi Pancasila diharapkan mampu untuk
memba(a bangsaIndonesia menjadi bangsa yang lebih bagus dari
sekarang. Ideologi juga diharapkan mampuuntuk membangkitkan kesadaran
bangsa. $etiap pengambilan keputusan harus berdasarkanideologi negara
Indonesia yaitu Pancasila. $upaya dalam pengambilan keputusan keputusantidak
keluar dari aturan dan kaidah negara Indonesia.2idak hanya negara yang menganut
ideologi Pancasila, tetapi juga masyarakat Indonesia,masyarakat Indonesia dalam
bertingkah laku juga harus berpedoman teguh pada ideologiPancasila supaya citacita yang diharapkan oleh masyarakat tersebut dapat ter(ujud dengan benar
*#2 Sa!a"
Dalam makalah ini penulis berkeinginan supaya makalah ini berman aat bagi
pembacadan dapat menambah pengetahuan tentang Pancasila sebagai ideology
bangsa dan Negara.

Da;/a! P+s/aa
httpKK(ittalistiya.blogspot.comK"+!!K+'Kpancasila-sebagai-ideologi-bangsadan.htmlhttpKKsuhardiman".blogspot.comK"+!!K!!Kungsi-pokok-pancasilasebagai-dasar.htmlhttpKKpancasila.uni3pancasila.ac.idK#p &'&http KKsmpn!
ciemas.sch.idKmateriK'+-pendidikan-ke(arganegaraanK!+-nilai-nilai-pancasilasebagai-ideologi.htm

Dokumen yang terkait

ANALISIS KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN AC-BC MENGGUNAKAN BUTON GRANULAR ASPHALT (BGA) 15/20 SEBAGAI BAHAN KOMPOSISI CAMPURAN AGREGAT HALUS

14 283 23

TEPUNG LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI IMMUNOSTIMULANT DALAM PAKAN TERHADAP LEVEL HEMATOKRIT DAN LEUKOKRIT IKAN MAS (Cyprinus carpio)

27 208 2

PENGARUH KONSENTRASI TETES TEBU SEBAGAI PENYUSUN BOKASHI TERHADAP KEBERHASILAN PERTUMBUHAN SEMAI JATI (Tectona grandis Linn f) BERASAL DARI APB DAN JPP

6 162 1

OPTIMASI SEDIAAN KRIM SERBUK DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN DENGAN BASIS VANISHING CREAM

57 260 22

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SEBAGAI ADJUVAN TERAPI CAPTOPRIL TERHADAP KADAR RENIN PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI

37 251 30

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH ( DI KABUPATEN BANYUWANGI

16 118 18

PERAN PT. FREEPORT INDONESIA SEBAGAI FOREIGN DIRECT INVESTMENT (FDI) DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA

12 85 1