LEMBAGA PEREKONOMIAN NON BANK

  

OLEH : ONENG NURUL BARIYAH

LEMBAGA KEUANGAN

(PEREKONOMIAN) NON

  

PROFIT Pengelolaan Zakat Pada Masa Rasul (Awal Abad ke-7) 

  Masa Nabi Muhammad 

  Berbagai pendapat tentang kapan mulainya zakat fitrah dan zakat mal: sebelum hijrah – tahun ke-9 hijrah. Pendapat mayoritas zakat fitrah dan mal dimulai pada tahun ke-2 hijrah.

   Masa awal, Nabi mengelola langsung. 

  

Masa kemudian, Nabi menunjuk amil zakat (untuk

zakat mal). Mis. mengutus Muadz bin Jabal ke Yaman.

  

Pengelolaan Zakat Pada Masa

Khulafaur Rasyidin (Abad ke-7)

Ijtihad Khalifah Abu Bakar (632-4) memerangi mereka yang

tidak membayar zakat (Perang Riddah).

  Konteks Perang Riddah menurut Al-Tabari adalah lebih banyak penolakan atas kekuaaan politik (dan pajak).

  

Interpretasi mengenai mu´min vs sangsi bagi siapa yang

menolak membayar zakat (Ibn Rushd- Bidayah Mujtahid)

  Ijtihad Khalifah Umar bin Khattab (634-44) membebaskan

mereka yang dipenjarakan akibat tidak membayar zakat dan

mengembalikan harta mereka yang disita. (Bidayah al- Mujtahid).

  

Pengelolaan Zakat Pada Masa Awal

(3)

  Islam (Abad ke-7) 

  

Ijtihad Khalifah Uthman bin Affan (644-55) memberikan pilihan

kpd siapa membayar zakat amwal batiniyah & hanya mewajibkan pembayaran zakat amwal zahirah kpd ulil amri.

  Pemberian zakat tidak kpd ulil amri mulai muncul setelah Uthman. (Abu Ubayd – Kitab Amwal).

  Munculnya penyalahgunaan wewenang pada pajak/zakat pungutan barang. (Muslim 2.5%, Ahl Zimmi 5%, non zimmi 10%) (Kitab Kharaj: Abu Yusuf ) Birokrasi ¨pemerintah¨ tidak sanggup melakukan penghitungan & pengumpulan zakat. (Ibn Khaldun- Mukaddimah).

  

Pengelolaan Zakat Pada Masa Awal

(3)

  Islam (Abad ke-7) 

  

Ijtihad Khalifah Uthman bin Affan (644-55) memberikan pilihan

kpd siapa membayar zakat amwal batiniyah & hanya mewajibkan pembayaran zakat amwal zahirah kpd ulil amri.

  Pemberian zakat tidak kpd ulil amri mulai muncul setelah Uthman. (Abu Ubayd – Kitab Amwal).

  Munculnya penyalahgunaan wewenang pada pajak/zakat pungutan barang. (Muslim 2.5%, Ahl Zimmi 5%, non zimmi 10%) (Kitab Kharaj: Abu Yusuf ) Birokrasi ¨pemerintah¨ tidak sanggup melakukan penghitungan & pengumpulan zakat. (Ibn Khaldun- Mukaddimah).

  Pengelolaan Zakat pada Masa (1)

  Dinasti dan Kesultanan 

  Menurut Abu Ubayd al-Qassim ibn Sallam (kitab

Amwal) pembayaran zakat langsung (bukan kepada

ulil amri) ada setelah wafatnya khalifah Uthman, dan semakin banyak akibat pertentangan politik. (mis. Fiqh Sunnah: membayar zakat kepada penguasa terlepas ia adil atau tidak¨

   Ulama2 fiqih terkemuka (Hanafi, Maliki, Syafii & Hambali) mulai masa Umayyah & Abbasiyah

  Pengelolaan Zakat pada Masa (2)

  Dinasti dan Kesultanan  Pemasukan zakat kecil dibandingkan pajak.

  Banyak penyelewengan dilakukan oleh pemungut pajak/zakat (Kitab Kharaj dan Kitab Amwal).

   Pemungut zakat pada abad ke 10-12 sudah jarang ditemukan (Al-Ghazali – Ihya Ulum al-Din).

  

Penghitungan pajak barang pada Dinasti Mughal

(abad ke-16) & emporium Ottoman menggunakan hitungan zakat (untuk Muslim).

  

Praktek Zakat pada awal Islamisasi, Masa

Kerajaan Islam & Kolonial di Indonesia (1)

  Kemungkinan zakat dilaksanakan oleh Muslim pendatang maupun pribumi.

   Muslim memberikan zakat kepada kaum tapa (Tome Pires -Suma Oriental).

  

Sultan Alauddin bin sultan Ahmad Perak (Aceh

abad 17) mewajibkan zakat, tapi tidak ditemukan adanya amil zakat pemerintah.

  

Praktek zakat ada (mis. Serat Centini), tapi tdk

  Praktek Zakat pada awal Islamisasi, Masa Kerajaan Islam, & Kolonial di 

  Indonesia (2) Adanya beberapa fatwa dari Mekkah yang

menyangkut penolakan masyarakat terhadap

pemaksaan zakat & sedekah dilakukan oleh

penguasa Muslim lokal. (Muhimmat Al-Nafais)

   Pemerintah Kolonial tidak campur tangan dan melarang pegawai pribumi untuk ikut campur mengelola zakat. Pemerintah memberi

kebebasan org. Islam untuk mengelola zakat.

  

zakat fitrah dibayarkan oleh hampir seluruh

  Pengelolaan Zakat Masa Orde Baru & Reformasi 

  Adanya badan amil zakat di Aceh,dan banyaknya panitia pengelolaan zakat masy.

  

Upaya sentralisasi oleh Orde Baru, namun

gagal.

   Munculnya organisasi pengelola zakat non pemerintah yang profesional (1990an).

  

1999 muncul banyak LAZ yang mendapat

kepercayaan masy (akuntabel &

LEMBAGA PENGELOLA ZAKAT

1. Pengertian Zakat

  Kata zakat disebut 30 kali dlm al-Quran, diantaranya 27 kali bersamaan dgn salat.

  Diantara ayat ttg zakat yaitu QS.al-Baqarah/02 ayat 110 : َةوَكَّزل ااوُتآَو َةوَلّصل ااوُمْيِقَاَو ...

  (Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat)

  

  Secara lughawi (bahasa), zakat berasal dari kata dasar (masdar) “zaka” yang berarti suci, berkembang (namaa), berkah, bersih dan baik (khair).

  

  Secara syar’i, zakat adalah nama bagi sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan oleh Allah untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan

  Perintah Memungut Zakat

  Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikanmereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu

  (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.(At-Taubah:103)

  Penerima (mustahiq) Zakat Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk: 1. orang-orang fakir( orang yang Amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya) 2. orang-orang miskin, (orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam Keadaan kekurangan.)

  3. pengurus-pengurus zakat, (orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan zakat).

4. Para mu'allaf, (orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang

  yang baru masuk Islam yang imannya masih lemah)

  

Penerima Zakat

6. orang-orang yang berhutang,( orang yang berhutang karena untuk

kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya.

  Adapun orang yang berhutang untuk memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia mampu membayarnya) 7. untuk yang berjuang di jalan Allah (Fi Sabiilillah): (untuk keperluan pertahanan Islam dan kaum muslimin. di antara mufasirin ada

yang berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga kepentingan-

kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan lain-lain.)

  8. untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, (mengalami kesulitan dalam perjalanan/safar)

sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha

  

Definisi Amil

  

Imam at-Thabari (w. 310 H), menyatakan:

  

اَهْيِّقِحَتْسُم يِف اَهِع ْضَوَو اَهِلْهَأَ ْنِم اَهِضْبَق يِف ُةاَعُّسلا ُمُهَو اَهْيَلَع َنْيِلِماَعْلاَو

ُءاَرَقُف ْوَأَ ا ْوُناَك ءاَيِنْغَأَ ِةَياَعِّسلِاب َكِلَذ َن ْوُطْعُي 

  Amil adalah para petugas yang diangkat untuk mengambil zakat dari orang berkewajiban membayarnya, dan memberikannya kepada yang berhak menerimanya. Mereka (‘amil) diberi (bagian

  

Definisi Amil

  Imam al-Mawardi (w. 450 H), dari mazhab as- Syafi’i, menyatakan:

  

  ِرْوُجُأَ َرْدَق اَهْنِم ْمِهْيَلِإِ ُعَفْدُيَف اَهِقْيِرْفَتَو اَهَتَياَبِج َنْوَّلَوَتُمْلَا ْمُهَو اَهْيَلَع َنْيِلِماَعْلاَو ْمِهِلاَثْمَأَ

   Amil adalah orang yang diangkat untuk

mengumpulkan zakat dan mendistribusikan-

nya. Mereka dibayar dari zakat itu sesuai dengan kadar upah orang-orang yang sepadan dengan mereka.

  

Definisi Amil

  Imam al-Qurthubi (w. 671 H), dari mazhab Maliki, menyatakan: 

  ِةَاكَّزلا ِلْيِصْحَتِل ُماَملإا ْمُهُثَعْبَي َنْيِذَّلا ُةاَّبُجلاَو ُةاَعُّسلا ْيِنْعَي اَهْيَلَع َنْيِلِماَعْلاَو َكِلَذ ىَلَع ِلْيِك ْوَّتلاِب 

  Amil zakat adalah para petugas dan pemungut zakat yang diutus oleh Imam/Khalifah (kepala negara) untuk mengumpulkan zakat dengan status wakalah.

  

(Al-Qurthubi, Al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur’ân, ed.

  

Definisi Amil

  Imam as-Syaukani (w. 1250 H), dari mazhab Zaidiyah, menyatakan: 

  ِةاَكَّزلا ِلْيِص ْحَتِل ُماَملإا ُمُهُثَعْبَي َنْيِذَّلا ُةاَبُجْلاَو ُةاَعُّسلا ْيَأَ اَهْيَلَع َنْيِلِماَعْلاَو اًطْسِق اَهْنِم َن ْوُّقِحَتْسَي ْمُهَّنِإَِف 

  Amil adalah orang yang diangkat menjadi wali dan memunggut zakat, yang diutus

oleh Imam/Khalifah (kepala negara) untuk

mengumpulkan zakat. Mereka berhak

  

Definisi Amil

  Imam as-Sarakhsi, dari mazhab Hanafi, menyatakan:

  

  اَّمِم ْمِهْيِطْعُيَو ِتاَقَدَّصلا ِعْمَج ىَلَع ُماَملإا ُمُهُلِمْعَتْسَي َنْيِذَّلا ُمُهَو اَهْيَلَع َنْيِلِماَعْلاَو ِنَمَّثلاِب َكِلَذ ُرَّدَقُي َلاَو ْمِهِناَوْعَأَ َةَياَفِكَو ْمُهَتَياَفِك َن ْوُعَم ْجَي

  

Amil adalah orang yang diangkat oleh Imam/

Khalifah menjadi pekerja untuk mengumpulkan sedekah (zakat). Mereka diberi dari apa yang mereka kumpulkan sekadar untuk kecukupan mereka dan kecukupan para pembantu mereka. Besarnya

KARAKTERISTIK AMIL

  

  Orang atau Lembaga yang Diangkat oleh Pemerintah

  

  Diberikan otoritas untuk memungut dan mendidtribusikan zakat

  

  Bertanggung jawab kepada Pemerintah dan Masyarakat

UPAH AMIL

   Imam Mujahid dan Imam asy-Syafi’i menyatakan, bahwa mereka boleh mengambil bagian dari zakat dalam

bentuk nilai (ats-tsaman). Tidak lebih dari seperdelapan.

  

Imam Abu Hanifah dan para pengikutnya menyatakan,

bahwa besarannya disesuaikan dengan kadar upah pekerjaan mereka.

   Imam Malik menyatakan, bahwa mereka akan diberi imbalan dari Baitulmal sesuai dengan kadar upah mereka. (maksudnya,upah bukan bagian dari zakat atau

bisa jadi upah ditambah dari baitul mal jika dipandang

kurang layak. Hal ini untuk menanggapi kekeliruan yang

  

Fungsi Amil (Pengelola)

Fungsi Penting Amil adalah untuk memungut, mengelola dan

menyalurkan zakat. Dalam hal pemungutan bisa menjadi pembimbing bagi yang sadar zakat dan alat pemaksa bagi yang enggan berzakat.

  

Imam Nawawi berkata “Wajib bagi seorang imam menugaskan

seorang petugas untuk mengambil zakat sebab nabi dan para kholifah sesudah beliaupun selalu mengutus petugas zakat ini hal tersebut dilakukan karena diantara manusia ada yang memiliki harta tetapi tidak tahu (tidak bisa menghitung) apa yang wajib dikeluarkan baginya, selain itu adapula orang- orang yang kikir sehingga wajib bagi penguasa mengutus seseorang untuk mengambilnya”. ( Majmu’ syarah Muhadzab

  PENGELOLAAN BERBASIS “GCG” 

  Akuntabelitas (Al Baqarah: 282)

  

  Transparansi (Al Qashas: 26)

  

  Profesional (Al-Qashash : 26)

  

Penghitungan Zakat

1.

  Nishab padi yaitu 1481 kg gabah /815 kg beras dikeluarkan 5% atau 10 % saat panen 2. Emas murni 91, 92 gr dikeluarkan 2,5% tiap tahun (mnrt Yusuf al-Qardhaqi nishab emas 85 gr) 3. Perak 642 gr dikeluarkan 2,5% tiap tahun 4. Kambing 40-120 ekor , setiap 100 = 1 ekor domba umur 1 th / kacangan 2 th

ZAKAT PENGHASILAN

  Contoh: jk Ahmad mendapat gaji 1 juta/bulan ditambah usaha dengan omzet 5 juta dengan mempekerjakan 2 orang pegawai digaji masing2 Rp 250000/bulan.

  Penghitungan zakat penghasilan :

  a. Gaji 12 bln x 1 juta = Rp 12000000

  b. Hasil Usaha = Rp 5000000

  Jumlah = Rp 17000000 lanjutan

  Pengeluaran Gaji pegawai 12 x 2 x Rp 250000 = Rp

  6000000 Bayar listirik

  = Rp 300000

  Jumlah = Rp

  6300000 Penghasilan Netto Rp 17000000 – Rp 6300000 = Rp 10.700000

  Manfaat Lembaga Amil  Membuat data base muzakki dan mustahik. 

  Menyalurkan dana secara tepat dan berdaya guna.

  

  Sebagai lembaga profesional dalam pengelolaan zakat.

LATAR BELAKANG PENDIRIAN

  1. Kondisi nasional yang menuntut peran

  serta umat Islam dalam pembangunan (ketersediaan dana)

  2. Zakat Infaq Shadaqah (ZIS) telah lama

  disyari’atkan, tetapi belum cukup mampu dalam mengatasi pembangunan ekonomi umat 3. Baytul mal tidak tampak dan tidak jelas sehingga tidak potensial

BENTUK LPZ

  Ada dua bentuk lembaga pengelola zakat berdasarkan teknik pembentukannya.

  1. Badan Amil Zakat (BAZ) yaitu lembaga

  pengelola zakat yang dibentuk oleh pemerintah

  

2. Lembaga Amil Zakat (LAZ) yaitu lembaga

  pengelola zakat yang dibentuk oleh masyarakat

ASAS PENGELOLAAN ZAKAT

  

Pengelolaan zakat berasaskan iman

dan takwa, keterbukaan, dan kepastian hukum sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

   

  

Pengelolaan zakat bertujuan:

  

1. Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat

  dalam menunaikan zakat sesuai dengan tuntunan agama;

  

2. Meningkatkan fungsi dan peranan pranata

  keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial; 3. Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat.

TUGAS DAN FUNGSI BAZ/LAZ

  Mengumpulkan, mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat sesuai dengan ketentuan agama. (BAB III Pasal 8)

    Organisasi badan amil zakat terdiri atas:

  1. Unsur pertimbangan

  2. Unsur pengawas, dan

  3. Unsur pelaksana

  

 

Pembentukan badan amil zakat:

  1. Nasional oleh Presiden atas usul Menteri; 2.

  Daerah propinsi oleh gubernur atas usul kepala kantor wilayah departemen agama propinsi;

  3. Daerah kabupaten atau daerah kota oleh bupati atau wali kota atas usul kepala kantor departemen agama kabupaten atau kota;

  4. Kecamatan oleh camat atas usul kepala kantor urusan agama kecematan.

  5. Badan amil zakat di semua tingkatan memiliki hubungan kerja yang bersifat koordinatif, konsultatif, dan

  

Aturan perundang-Undangan Zakat

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 38

  • tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat yang ditetapkan pd tgl 23 September 1999 oleh Presiden BJ Habibie

   UU tsb memuat 10 BAB 25 Pasal

Badan Amil Zakat di Indonesia saat ini sudah ada di

  

(Badan Amil Zakat Daerah)BAZDA Seluruh BAZDA (Badan Amil Daerah) berada di seluruh wilayah Indonesia, 33 Provinsi dengan urutan sebagai berikut: BAZDA Nanggro Aceh

Darussalam, BAZDA Sumut, BAZDA Sumbar, BAZDA Riau, BAZDA Sumsel, BAZDA Jambi, BAZDA

Bengkulu, BAZDA Bandar Lampung, BAZDA Bangka

Belitung, BAZDA Banten, BAZDA DKI, BAZDA Jabar, BAZDA Jateng, BAZDA Yogyakarta, BAZDA Jatim, BAZDA Kalbar, BAZDA Kalteng, BAZDA Kaltim, BAZDA Kalsel, BAZDA NTB, BAZDA NTT, BAZDA

Sulut, BAZDA Sulteng, BAZDA Sultenggara, BAZDA Sulsel, BAZDA Gorontalo, BAZDA Maluku, BAZDA Forum Organisasi Pengelola Zakat (FOZ)

  

  Lahir pada tgl 7 Juli 1997 oleh 11 LPZ yaitu: Dompet Dhuafa Republika, Bank Bumi Daya, Pertamina, Baitul Mal Pupuk Kujang, BAZIS DKI Jakarta, Hotel Indonesia,

  Strategi FOZ, yaitu: Memperkuat eksistensi FOZNAS di dalam lingkup FOZ (Forum Organisasi Zakat)

concern di bidang pengembangan kapasitas organisasi pengelola zakat baik

nasional dan internasional, melakukan kerjasama dengan institusi yang  nasional dan internasional, membangun kemitraan strategis di tingkat Indonesia, Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan  DEPAG, BAZNAS BAZ dan LAZ  dalam rangka mewujudkan sinergi  program zakat di

di Indonesia maupun di dunia., Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan

Indonesia., dan Menyusun struktur organisasi yang kuat dalam rangka Indonesia, Membentuk FOZWIL (Forum Zakat Wilayah) di seluruh dan DPR serta pihak lainnya dalam rangka mewujudkan cita ideal zakat meningkatkan  peran FOZNAS guna mencapai tujuan dan visi organisasi.

  

Tujuan FOZ

Berpartisipasi aktif agar  terwujud revisi UU Pengelola zakat yang lebih baik, Tersusun dan terimplementasikannya blue print dan arsitektur zakat Indonesia, Tersusun dan terimplementasikannya standard manajemen mutu Organisasi Pengelola Zakat, Tersusun dan terimplementasikan Sistem

Akuntansi dan Keuangan Organisasi Pengelola zakat,

Meningkatnya kinerja manajemen organisasi

pengelola zakat Indonesia sehingga dapat dipercaya

oleh masyarakat, Terwujudnya sinergi dan kerjasama 

  

BAZNAS

zakat kamu membersihkan dan mensucikan mereka. Sesungguhnya doa kamu menjadi

BAZNAS yaitu QS al-Taubah : 103 "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan

Presiden No. 8 tahun 2001, tanggal 17 Januari 2001. Landasan Syar'i Berdirinya BAZNAS adalah Badan Amil Zakat Nasional yang dibentuk berdasarkan Keputusan

meridlai keduanya. Ia berkata : Serahkanlah sedekah kamu sekalian pada orang yang

yang tercantum pada ayat tersebut adalah pemerintah. " Dari Ibnu Umar, semoga Allah

menyatakan bahwa yang berhak melakukan pengambilan sebagaimana kata "Ambillah"

ketenteraman jiwa mereka. Dan Allah Mendengar lagi Maha Mengetahui." Jumhur ulama amil, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang

"Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,

yang berutang untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.. dijadikan Allah sebagai penguasa urusan kamu sekalian (HR Baihaqi). QS al-Taubah : 60  Tugas Pokok BAZNAS adalah merealisasikan misi BAZNAS yaitu : 1) Meningkatkan mustahik menjadi muzakki melalui pemulihan, peningkatan kualitas SDM, dan baik fisik maupun non fisik melalui pendayagunaan zakat; 3) Meningkatkan status

kesadaran umat untuk berzakat; 2) Mengarahkan masyarakat mencapai kesejahteraan

dari menerima" di kalangan mustahik; 5) Mengembangkan manajemen yang amanah,

pengembangan ekonomi masyarakat; 4) Mengembangkan budaya "memberi lebih baik

DANA YANG DITERIMA BAZ/LAZ

  BAZ atau LAZ juga menerima dana selain zakat yaitu infaq, shadaqah, hibah, wasiat, waris, dan kafarat.   Infaq yaitu pemberian yang hukumnya sunnah, tidak ada batasan ukuran (nishab).

  Hibah yaitu penyerahan barang atau uang dari seseorang atau kelompok tanpa ada ikatan, sebab, tidak ada jumlahnya.

  

WASIAT

  Wasiat yaitu suatu ungkapan penyerahan harta dari seseorang yang akan meninggal dunia kepada saudara yang masih hidup. Ukuran wasiat tidak boleh lebih dari 1/3 harta yang dimiliki.

  Alasan :

  1. Hadis Nabi yg menyatakan bawa 1/3 sudah banyak

  WAKAF 

  Wakaf mnrt bahas aberhenti. Menurut istilah yaitu menyerahkan hak milik yang tahan lama zatnya kepada seseorang (nazir) , baik berupa perorangan atau badan pengelola dengan ketentuan hasil atau

manfaatnya digunakan untuk hal-hal yang

sesuia dengan syari’at Islam.

   Dasa hukumnya al-Quran surat Ali Imran ayat 92 :”Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebaikan sebelum kamu

  

lanjutan

  Hadis Nabi saw. : “Apabila manusia wafat, maka terputuslah seluruh amalnya kecuali tiga hal yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh.

  

  Rukun Wakaf : wakif (orang yang berwakaf), al-mawquf (benda yg diwakafkan), al- mawquf ‘alaih (sasaran yg berhak menerima hasil atau manfaat wakaf), sighat (pernyataan ikrar wakaf)

  Tujuan Wakaf 1.

  Menggalang tabungan sosial dan mentransformasikan tabungan sosial menjadi

modal sosial serta membantu mengebangkan

pasar modal

2. Meningkatkan investasi sosial 3.

  Menyisihkan sebagian keuntungan dari sumber

daya orang kaya/berkecukupan kepad afakir

miskin dan anak-anak generasi berikutnya 4. Menciptakan kesadaran diantara orang-orang kaya/berkecukupan menggali tanggung jawab

  Beda wakaf dan Shadaqah Wakaf

  Shadaqah/Hibah Menyerahkan kepemilikan barang kpd orang lain

  Menyerahkan kepemilikan barang kpd orang lain Hak milik atas barang dikembalikan kpd Allah

  Hak milik atas barang bagi penerima shadaqah/hibah Objek wakaf tidak boleh diberikan atau diperjualbelikan

  Objek shadaqah dpt diperjualbelikan atau diberikan Manfaat barang dinikmati untuk kepentingan masyarakat

  Manfaat barang dinikmati oleh penerima shadaqah/hibah Objek wakaf kekal zatnya Objek shadaqah/hibah tidak harus kekal Pengelolaan diserhakna kepada Pengelola adalah penerima