FAKTOR-FAKYOR YANG MEMPENGARUHI DALAM PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH TINGKAT PERTAMA DI KOTA PADANG

  FAKTOR-FAKYOR YANG MEMPENGARUHI DALAM PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH TINGKAT PERTAMA DI KOTA PADANG Oleh: Edi Suarto Dosen STKIP-PGRI Sumatera Barat Email:Edisuarto@gmail.com Abstract

This study aims to determine the factors that influence the character of character education in junior high

school in the city of padang in view of the family environment, school environment and community

environment. The type of this research is descriptive correlation. The population in this study were

students in junior high school in padang city in 2010 consisting of 8 first-level schools in padang city of

research was taken by proportional random sampling technique with a sample of 102 students. The results

of the study found that: 1) There was an influence of the family environment in the planting of character

education in junior high school in padang due to small contribution (33.9%), (2) There was an influence

of school environment in character education training in junior high school in padang With a small

contribution (21.5%); (3) There is an environmental influence of the community in the inculcation of

character education in junior high schools in padang because of very small contribution (8.7%) and (4)

significant and positive family environment , School environment and community environment together

in the character building of character education in junior high school in padang city because of the large

contribution (47,4%) Keywords: Character education, School, Padang City Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penanaman

pendidikan karakter di sekolah menengah pertama di kota padang di lihat dari lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa di sekolah menengah pertama di kota padang pada tahun 2010

terdiri dari 8 sekolah tingkat pertama di kota padang penelitian diambil dengan teknik proporsional

random sampling dengan jumlah sampel 102 siswa. Hasil penelitian ditemukan bahwa: 1) T erdapat

pengaruh lingkungan keluarga dalam penanaman pendidikan karakter di sekolah menengah pertama di

kota padang karena kontribusi kecil (33,9%), (2) Terdapat pengaruh lingkungan sekolah dalam

penanaman pendidikan karakter di sekolah menengah pertama di kota padang dengan kontribusi kecil

(21,5%), (3) Terdapat pengaruh lingkungan masyarakat dalm penanaman pendidikan karakter di sekolah

menengah pertama di kota padang karena kontribusi sangat kecil (8,7%) dan (4) terdapat pengaruh yang

signifikan dan positif lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat secara

bersama-sama dalam penanaman pendidikan karakter di sekolah menengah pertama di kota padang

karena kontribusi cukup besar (47,4%).

  Kata kunci : Pendidikan Karakter, Sekolah, Kota Padang

PEDAHULUAN sejalan dengan itu upaya meningkatkan

  Melalui pendidikan manusia dapat mutu penyelenggaraan pendidikan mesti memperbaiki kualitas diri untuk terus dilakukan secara komprehensif, pengembangan kehidupan yang lebih baik termasuk salah satunya adalah mutu lulusan pendidikan tinggi. Peningkatan mutu tersebut mencakup pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya, meliputi aspek kecerdasan, moral (budi pekerti), perilaku, keagamaan, kesehatan, keterampilan dan seni. Hal ini sesuai dengan pengertian pendidikan dalam Undang- undang Sistem Pendidikan Nasional nomor

  20 Tahun 2003.

  Ditinjau dari segi tujuan, tujuan pendidikan secara umum adalah mendidik peserta didik agar mampu berpikir dan menyelesaikan masalah dengan memberikan pengalaman belajar berpikir rasional, kritis dan abstrak, di samping perolehan ilmu pengetahuan, (Uno, 2011:56). Sementara, tujuan utama pendidikan tinggi adalah; (1) menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral, berakhlak mulia, berkemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan atau menciptakan ilmu pengethauan dan teknologi serta kesenian. (2) Mengembangkan dan menyebarkan ilmu pengetahuan, teknologi atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Pembelajaran merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai adanya keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik.

  Peristiwa pembelajaran terjadi apabila subjek didik secara aktif bekerjasama dan berinteraksi dengan sumber dan lingkungan belajar yang difasilitasi oleh guru. Tugas utama guru adalah membelajarkan peserta didik, yaitu mengkondisikan peserta didik agar aktif dan belajar bersama-sama, sehingga potensi dirinya (kognitif, afektif, dan psikomotor) dapat berkembang dengan maksimal. Dengan adanya keterlibatan dalam belajar, melalui partisipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran, akan terlatih dan terbentuk kompetensi yaitu kemampuan peserta didik untuk melakukan sesuatu yang sifatnya positif yang pada akhirnya akan membentuk life skill sebagai bekal hidup dan penghidupannya. Agar hal tersebut di atas dapat terwujud,Guru seyogyanya mengetahuai bagaimana cara peserta didik belajar dan menguasai berbagai cara membelajarkan peserta didik. Dengan kata lain, guru harus mampu menerapkan berbagai model belajar yang membahas bagaimana cara peserta didik belajar, dan menguasai berbagai model pembelajaran yang membahas tentang bagaimana cara membelajarkan peserta didik dengan berbagai variasinya, sehingga terhindar dari rasa bosan dan tercipta suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan. (Suherman, 2008).

  Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuasaan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU Sisdiknas no. 20/2003,

  Pasal 1 ayat 1) Pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Adapun kriteria manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa, secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pedidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda. Karakter adalah keutuhan seluruh perilaku psikis hasil pengaruh faktor endogen (genetik) dan faktor eksogen (lingkungan), yang terpatri dalam diri yang membedakan individu atau kelompok individu yang satu dengan yang lain (Semiawan, 2010). Licona dalam Rose Mini (2010) menggambarkan bahwa karakter merupakan bentuk dari perilaku yang sesuai moral yang terdiri dari sifat-sifat baik atau dengan kata lain karakter merupakan bentuk perilaku konkrit atau penerapan dari moral.

  • – baik di keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

  Sementara Sudrajat dalam Ajikusmo (2010) menyatakan bahwa karakter adalah nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat. Megawangi (2010) menyatakan bahwa karakter adalah nilai-nilai yang mampu membuat manusia berkembang secara utuh dan seimbang yang terdiri dari 9 nilai luhur universal yang mampu membuat seseorang cinta damai, tanggung jawab, jujur dan serangkaian akhlak mulia lainnya.

  • nature ) dan lingkungan (sosialisasi atau
  • – keluarga, sekolah, media massa, komunitas bisnis, dan sebagainya

  Terdiri dari cinta tuhan, tanggung jawab, lingkungan masyarakat, mandiri, kasih sayang, peduli dan bekerjasama, percaya diri, baik, toleransi, cinta damai dan persatuan. Allport dalam Nurrachman (2010) menyatakan bahwa karakter dihubungkan dengan nilai yang telah mengalami internalisasi dalam diri seseorang.

  • – turut andil dalam perkembangan karakter anak. Dengan kata lain, mengembangkan generasi penerus bangsa yang berkarakter baik adalah tanggung jawab semua pihak. Tentu saja hal ini tidak mudah, oleh karena itu diperlukan kesadaran dari semua pihak bahwa pendidikan karakter merupakan ”PR” yang sangat penting untuk dilakukan segera.

  Perkembangan karakter pada setiap individu dipengaruhi oleh faktor bawaan (nature) dan faktor lingkungan (nurture). Menurut para developmental psychologist, setiap manusia memiliki potensi bawaan yang akan termanisfestasi setelah dia dilahirkan, termasuk potensi yang terkait dengan karakter atau nilai-nilai kebajikan. Dalam hal ini, Confusius – seorang filsuf terkenal Cina – menyatakan bahwa manusia pada dasarnya memiliki potensi mencintai kebajikan, namun bila potensi ini tidak diikuti dengan pendidikan dan sosialisasi setelah manusia dilahirkan, maka manusia dapat berubah menjadi binatang, bahkan lebih buruk lagi (Megawangi, 2003). Oleh karena itu, sosialisasi dan pendidikan anak yang berkaitan dengan nilai-nilai kebajikan

  Karakter merupakan kualitas moral dan mental seseorang yang pembentukannya dipengaruhi oleh faktor bawaan (fitrah

  pendikan – nurture). Potensi karakter yang baik dimiliki manusia sebelum dilahirkan, tetapi potensi tersebut harus terus-menerus dibina melalui sosialisasi dan pendidikan sejak usia dini.

  Megawangi (2003), anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter apabila dapat tumbuh pada lingkungan yang berkarakter, sehingga fitrah setiap anak yang dilahirkan suci dapat berkembang segara optimal. Mengingat lingkungan anak bukan saja lingkungan keluarga yang sifatnya mikro, maka semua pihak

  Pendidikan karakter adalah sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut baik kepada Tuhan, diri sendiri, sesama, lingkungan maupun bangsa (Sudarajat, dalam Ajisuksmo, 2010). Sementara Megawangi (2010) menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah Usaha yang dilakukan untuk membangun manusia holistik yang cakap dalam menghadapi dunia yang penuh tantangan dan cepat berubah, serta mempunyai kesadaran emosional dan spriritual bahwa dirinya adalah bagian dari keseluruhan.

  Pendidikan yang berlangsung memasukkan pendidikan karakter sebagai salah satu tujuan pembelajaran. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh lingkungan keluarga yang tidak harmonis. Lingkungan sekolah merupakan lingkungan berkarakter di, karena di sekolah seorang anak mendapatkan pengetahuan pendidikan karakter seorang anak. Pengaruh lingkungan masyarakat sangat dominan mempengaruhi karakter seorang anak, karena di masyarakatlah anak berkembang. Walaupun seorang anak itu dilahirkan di keluarga baik- baik atau berpendidikan yang baik namun jika dimasukkan di dalam lingkungan yang kurang baik, anak itu akan menjadi kurang baik atau tidak berkarakter sama sekali. Jadi berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat secara bersamaan menentukan keberhasilan pendidikan karakter

  METODE

  Dalam penelitian meneliti menghubungkan beberapa fenomena yaitu faktor penentu pendidikan karakter, seperti sikap hormat terhadap teman sebaya, guru dan masyarakat. Berdasarkan sifat permasalahan tersebut maka Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Penelitian korelasional adalah salah satu bentuk dari penelitian deskriptif yang bertujuan di samping mendeskripsikan variabel, penelitian ini juga mencari hubungan dan kontribusi antara variabel bebas dengan variabel terikat. Penelitian korelasional dapat mengetahui kontribusi atau hubungan antara sebuah variabel terhadap variabel lain. Besar kecilnya hubungan (korelasi) dan kontribusi antara sebuah variabel terhadap variabel lain dapat dinyatakan dengan koefisien korelasi.

  Menurut Arikunto (2006) penelitian deskriptif korelasional dapat digunakan untuk verifikasi hipotesis, di mana koefisien korelasi yang dihasilkan menunjukkan tingkat signifikan atau terbukti tidaknya sebuah hipotesis.Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis penelitian yaitu data sekunder dan data primer. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi yang terkait dan data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden.1.Sumber Data sekunder adalah dokumentasi kasus pelanggaran lingkungan masyarakat siswa yang diperoleh dari guru BK, piket dan bidang perpustakaan, 2.Teknik Pengumpulan Data diperoleh melalui beberapa cara sesuai dengan jenis penelitian yang digunakan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa angket (Kuesioner) dan observasi. Sebagai mana yang dikatakan oleh Sugiyono (2008) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

  3.Alat pengumpulan data

  dikumpulkan dengan menggunakan angket atau daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Sedangkan data sekunder adalah data diperoleh melalui observasi, wawancara, pencatatan sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian, terdapat pada tabel berikut:

  Tabel Jenis Data, Sumber Data, dan Alat Pengumpul Data

  Teknik Pengumpulan Alat pengumpulan

  No Jenis data Sumber data Data data

  1 Data sekunder

  1. Jumlah siswa Guru dan Tata Pencatatan

  2. Tata tertib siswa usaha Pencatatan

  2 Pencatatan & observasi Responden Angket

  Data primer Responden Angkat Responden Angket

  a. Lingkungan

  Responden Angket keluarga

  b.

  Lingkungan

  Kuisioner

  sekolah

  c. Lingkungan

  masyarakat d. Keberhasilan pendidikan karakter

  Jenis penelitian yang digunakan dalam Pilihan Jawaban Positif Negatif penelitian ini adalah instumen pengumpulan Selalu (SL)

  4

  1 data yaitu berbentuk daftar pertanyaan Sering (SR)

  3

  2 (angket) terbuka dan tertutup. Agar intrumen

  Jarang (JR)

  2

  3 dapat menjaring data sesuai dengan yang Tidak pernah

  1

  4 dibutuhkan maka perlu dipertimbangkan (TP) validitas dan reliabilitas instumen tersebut.

  Pengumpulan data dilaksanakan dengan

HASIL PENELITIAN DAN

  langsung mengunjungi Di sekolah

  PEMBAHASAN

  menengah pertama di kota sebanyak 2 (dua) Untuk mengetahui hasil penelitian kali, pertama menyebarkan angket dan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan 2 mengambil kembali angket keberhasilan pendidikan karakter di Di yang telah diisi. Pelaksanaan pengisian sekolah menengah pertama di kota angket oleh responden dilakukan dalam Kabupaten Pasaman Barat, maka dari hasil jangka waktu tiga hari agar angket dapat pengolahan data yang dilakukan untuk diisi dengan baik dan tidak menganggu masing-masing variabel penelitian ini tugas responden. dilakukan deskripsi dengan tujuan

  Penyusunan instrumen yang berbentuk menggambarkan proporsi jawaban angket yang dilakukan yang dilakukan responden terhadap variabel penelitian. melalui beberapa tahap yaitu: 1) 1.

   Distribusi Data Keberhasilan

  menentukan indikator variabel, 2)

  pendidikan karakter (Y) menentukan alat ukur variabel.

  Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan tentang keberhasilan pendidikan

  Tabel . Alternatif jawaban setiap item

  karakter di Di sekolah menengah pertama di

  instrumen menurut skala Likert untuk

  kota padang didapat skor terendah 62,00

  faktor lingkungan masyarakat

  sampai tertinggi 77,00 dan nilai rata-rata sebesar 68,08 dan standar deviasi sebesar

  7 73,40 – 3,06. Setelah diperoleh hasil perhitungan statistik variabel keberhasilan pendidikan 75,20 4 3,92 98,04

  8 75,30 di kota padang (Y) di atas, maka dapat 77,10 2 1,96 100,0 diperoleh hasil distribusi frekuensi skor data 100,0 dengan langkah sebagai berikut: Jumlah 102

  • – karakter di Di sekolah menengah pertama

  Tabel : Distribusi data keberhasilan Mean (y) 68,07 pendidikan karakter di Di

  Median 68,00

  sekolah

  Modus 66,00 Frekuensi

  Standar Deviasi 3,06 N Kelas

  Absolut Relati Komulat Maksimum 77,00 o Interval f (%) if (%) Minimum 62,00

  1 62,00 63,80 5 4,90 4,90

  • Sumber : Pengolahan Data Primer,
  • – 2 63,90 2.

   Distribusi Data Lingkungan Keluarga

  65,70 15 14,71 19,61 (X

  1 )

  • – Berdasarkan data yang diperoleh di 3 65,80 lapangan tentang lingkungan keluarga

  67,60 25 24,51 44,12

  • – 4 67,70 didapat rentangan skor terendah 41,00

  69,50 26 25,49 69,61 sampai skor tertinggi 60,00 dan nilai rata-

  • – 5 69,60 rata sebesar 51,56 dan standar deviasi sebesar 3,80, maka dapat diperoleh hasil

  71,40 19 18,63 88,23

  • – distribusi frekuensi skor data dengan 6 71,50

  73,30 6 5,88 94,12 langkah sebagai berikut:

  Tabel: Distribusi Data Lingkungan Keluarga Siswa

  Frekuensi No Kelas Interval

  Absolut Relatif (%) Komulatif (%) 1 41,00 2 1,96 1,96

  • – 43,30 2 43,40

  8 7,84 9,80

  • – 45,70 3 45,80 – 48,10

  8 7,84 17,65 4 48,20 19 18,63 36,27

  • – 50,50 5 50,60

  27 26,47 62,74

  • – 52,90 6 53,00

  21 20,59 83,33

  • – 55,30 7 55,40

  13 12,75 96,08

  • – 57,70 8 57,80 – 60,10

  4 3,92 100,00 102 100,0 Mean (X1) 51,56 Median 52,00 Modus 52,00 Standar Deviasi 3,80 Maksimum 60,00 Minimum 41,00

  Sumber : Pengolahan Data Primer, 3.

  4.

  padang didapat skor terendah 39,00 sampai

   Distribusi Data Lingkungan Sekolah

  tertinggi 58,00 nilai rata-rata sebesar 51,66

  (X2)

  Berdasarkan data yang diperoleh di dan standar deviasi sebesar 3,84, distribusi lapangan tentang lingkungan sekolah siswa frekuensi dengan langkah sebagai berikut: Di sekolah menengah pertama di kota

  Tabel: Distribusi Data Lingkungan sekolah Siswa

  Frekuensi No Kelas Interval

  Absolut Relatif (%) Komulatif (%) 1 39,00 2 1,96 1,96

  • – 41,30 2 41,40

  1 0,98 2,94

  • – 43,70 3 43,80

  7 6,86 9,80

  • – 46,10 4 46,20 – 48,50

  7 6,86 16,67 5 48,60 19 18,63 35,29

  • – 50,90 6 51,00

  32 31,37 66,67

  • – 53,30 7 53,40

  15 14,71 81,37

  • – 55,70 8 55,80

  19 18,63 100.00

  • – 58,10 102 100,0

  Mean (X2) 51,66 Median 52,00 Modus 52,00 Standar Deviasi 3,84 Maksimum 58,00 Minimum 39,00

  Sumber : Pengolahan Data Primer,

  

3. Distribusi Data Lingkungan didapat skor terendah 45,0 sampai tertinggi

Masyarakat (X3) 59,00 nilai rata-rata sebesar 51,94 dan

  Berdasarkan data yang diperoleh di standar deviasi sebesar 3,07. Distribusi lapangan tentang lingkungan masyarakat frekuensi dengan langkah sebagai berikut:

  Tabel Distribusi Data Lingkungan Masyarakat di Di sekolah

  Frekuensi No Kelas Interval

  Absolut Relatif (%) Komulatif (%) 1 45,00 – 46,70 6 5,88 5,88 2 46,80 7 6,86 12,74

  • – 48,50 3 48,60

  19 18,63 31,37

  • – 50,30 4 50,40

  26 25,49 56,86

  • – 52,10 5 52,20

  11 10,78 67,64

  • – 53,90 6 54,00 – 55,70

  22 21,57 89,21 7 55,80 8 7,84 97,06

  • – 57,50 8 57,60

  3 2,94 100,00

  • – 59,30 102 100,0

  Mean (X3) 51,94 Median 52,00

  Modus 52,00 Standar Deviasi 3,07 Maksimum 45,00 Minimum 59,00

  Sumber : Pengolahan Data Primer,

C. Analisa Data sampel minimum. 2) Setiap kelompok

1. Pengujian Persyaratan Analisis prediktor X harus independen dan variabel

  Pengujian hipotesis memerlukan uji Y harus berdistribusi normal. Persyaratan persyaratan analisis. Persyaratan-persyaratan pertama telah terpenuhi, sebab sampel analisis tersebut adalah: 1) Sampel yang secara acak dengan ukuran 102 responden. berupa data yang berpasangan antara X dan a.

   Uji Normalitas

  Y harus diambil secara acak dan memenuhi

  Tabel

  Kolmogorov-smirnov Variabel

  Statistik Sig Keterangan X 0,83 0,49 Normal

  ₂ (Lingkungan keluarga) X 0,79 0,56 Normal

  ₂ (Lingkungan sekolah)

  X

  3 (Lingkungan masyarakat) 1,08 0,19 Normal

  Y (Keberhasilan pendidikan 1,24 0,08 Normal karakter)

   Sumber: Pengolahan Data Primer,

  Berdasarkan uraian di atas, maka Pengujian ini dilakukan dengan seluruh data yang dikumpulkan pada mencari persamaan garis regresi yang setiap variabel penelitian berdistribusi bertujuan untuk mengetahui apakah normal. Hal ini berarti bahwa distribusi hubungan antara masing-masing jawaban responden telah normal dapat variabel bebas dan variabel terikat digunakan dalam pengujian selanjutnya. bersifat linier. Pengujian linieritas

  b.

  dilakukan menggunakan uji F, seperti

   Uji linieritas

  pada tabel 10 berikut:

  Tabel 10 Uji Linearitas

  Regresi F Hitung F Tabel Sig 2 Kesimpulan 48,48 3,95 0,00 Linier

  X1 → Y 28,76 3,95 0,00 Linier

  X2 → Y X3 → Y 10,05 3,95 0,00 Linier

  Sumber: Pengolahan Data Primer,

  Hasil analisis di atas terlihat bahwa variabel terikat yaitu keberhasilan hubungan antara masing-masing variabel pendidikan karakter (Y) adalah bersifat bebas yaitu antara lingkungan keluarga linier sehingga dapat di lanjutkan untuk (X1), lingkungan sekolah (X2) dan analisis pengujian hipotesis. lingkungan masyarakat (X3) dengan

D. Pengujian Hipotesis

  

Tabel Analisis Regresi Sederhana Antara Variabel Lingkungan Keluarga terhadap

Keberhasilan pendidikan karakter.

  Pengujian T

  Koefisien Standar Hipotesis Variabel

  Regresi Eror Tabel Hitung Ho H1

   =0,05  =0,01 0,47 0,06 7,15 1,66 1,98

  X √

  ₁ Constanta 43,88 Standar Error of East 3,39 r.square 0,339 r 0,58

  Sumber : Pengolahan Data Primer,

  Berdasarkan analisis regresi linier sederhana terhadap keberhasilan pendidikan karakter dari data penelitian diperoleh koefisien adalah 33,90% yang berarti kecil dan regresi 0,47 dan konstanta 43,88. Dengan kekuatan hubungan antara lingkungan demikian bentuk hubungan antara kedua keluarga terhadap keberhasilan pendidikan variabel dapat disajikan dalam persamaan karakter termasuk kategori sedang dengan r

  = 0,58. Dengan demikian terbukti bahwa regresi . Hasil pengujian

  1

  = 43,88 + 0,47X koefisien tersebut berarti atau hipotesis yang melalui uji t diperoleh t hitung sebesar 7,15, diajukan diterima. Selanjutnya di uji sedangkan t tabel pada taraf kepercayaan

  α = menggunakan uji F adapun hasilnya dapat 0,01 sebesar 1,98 dan α = 0,05 sebesar 1,66, dilihat pada tabel berikut ini : besarnya kontribusi lingkungan keluarga

  

Tabel Analisis Varians Variabel Lingkungan keluarga terhadap Keberhasilan pendidikan

karakter

  F tabel Sum Of Mean

  Source DF Fo Square Square

  α = 0,05 α = 0,01 Regression 321,58 1 321,59 51,23 3,95 6,98 Residual 627,78 100 6,28 Total 949,37 101

  Sumber : Pengolahan Data Primer,

  Berdasarkan Tabel di atas diperoleh 3,95 dan α = 0,01 sebesar 6,98, dengan harga F hitung sebesar 51,23, harga ini lebih membandingkan F hitung dengan F tabel besar dibandingkan dengan harga F tabel tersebut diketahui bahwa koefisien regresi dengan DF pembilang 1 dan penyebut 100 signifikan karena F hitung > F tabel . pada taraf kepercayaan α = 0,05 sebesar Tabel Analisis Keberartian Koefisien Korelasional r

  xy

  r tabel pada taraf signifikan rx 1y α 0,05 α 0,01

  0,58 0,17 0,21

   Sumber : Pengolahan Data Primer,

  Lingkungan keluarga memberi karakter di Di sekolah menengah kontribusi sebesar 33,90% terhadap pertama di kota Kabupaten Pasaman keberhasilan pendidikan karakter. Barat

  1. lingkungan sekolah Pengaruh terhadap keberhasilan pendidikan

  

Tabel Analisis Regresi Sederhana Antara Variabel Lingkungan Sekolah terhadap

Keberhasilan Pendidikan Karakter

  Pengujian T

  Hipotesis Koefisien Standar

  Variabel Regresi Error Tabel

  Hitung Ho H1  =0,05  =0,01

  X

  2 0,37 0,07 5,24 1,66 1,98

  √ Constanta 48,97 Standar Error of East 3,66 r.square 0,215 r 0,46

  Sumber : Pengolahan Data Primer,

  Berdasarkan analisis regresi linier sekolah terhadap keberhasilan pendidikan sederhana dari data penelitian diperoleh karakter adalah sebesar 21,50% yang berarti koefisien regresi 0,37 dan konstanta 48,97. kecil dan kekuatan hubungan termasuk Dengan demikian pengaruh lingkungan sedang dengan r = 0,46. Dengan demikian sekolah terhadap keberhasilan pendidikan terbukti bahwa terdapat pengaruh karakter dapat disajikan dalam persamaan lingkungan sekolah terhadap keberhasilan pendidikan karakter atau hipotesis yang regresi hasil pengujian

  2,

  = 48,97+ 0,37X diajukan diterima. Selanjutnya di uji melalui uji t diperoleh t hitung sebesar 5,24, menggunakan uji F adapun hasilnya dapat sedangkan t tabel pada taraf kepercayaan

  α = dilihat pada tabel berikut ini : 0,01 sebesar 1,98 dan α = 0,05 sebesar 1,66, kontribusi yang diberikan lingkungan

  

Tabel 15 Analisis Varians Variabel Lingkungan sekolah terhadap keberhasilan

pendidikan karakter di Di sekolah menengah pertama di kota Kabupaten Pasaman Barat

  F tabel Sum Of Mean

  Source DF Fo Square Square

  α 0,05 α 0,01 Regression 204,35 1 204,35 27,43 3,95 6,98 Residual 745,02 100 7,45 Total 949,37 101

  Sumber : Pengolahan Data Primer, 2013

  Berdasarkan tabel 15 di atas diperoleh harga α = 0,01 sebesar 6,98 dengan

  F hitung sebesar 27,43, harga ini lebih besar membandingkan F hitung dengan F tabel dibandingkan dengan harga F dengan tersebut diketahui bahwa koefisien regresi

  tabel DF pembilang 1 dan penyebut 100 pada signifikan karena F > F . hitung tabel

  taraf kepercayaan α = 0,05 sebesar 3,95 dan

  Tabel 16 Analisis Keberartian Koefisien Korelasional rxy

  r xy r tabel pada taraf signifikan α 0,05 α 0,01

  0,46 0,17 0,21

  Sumber : Pengolahan Data Primer,2013 2.

   Pengaruh lingkungan masyarakat terhadap keberhasilan pendidikan

  karakter di Di sekolah menengah Barat pertama di kota Kabupaten Pasaman

Tabel 17 Analisis Regresi Sederhana Antara Variabel Lingkungan masyarakat

terhadap Keberhasilan pendidikan karakter di Di sekolah menengah pertama di kota Kabupaten Pasaman Barat

  Pengujian T

  Koefisien Standar Hipotesis Variabel

  Regresi Error Tabel Hitung Ho H1

   =0,05  =0,01

  X

  3 0,29 0,09 3,08 1,66 1,98 √

  Constanta = 52,83 Standar Error of East = 4,96 r.square = 0,087 r = 0, 29

  Sumber : Pengolahan Data Primer, 2013

  Berdasarkan analisis regresi linier keberhasilan pendidikan karakter adalah sederhana dari data penelitian diperoleh sebesar 8,70% yang berarti sangat kecil dan koefisien regresi 52,83 dan konstanta 0,29. kekuatan hubungan termasuk rendah (r = Dengan demikian pengaruh lingkungan 0,29). Dengan demikian terbukti terdapat masyarakat terhadap keberhasilan pengaruh yang signifikan dan positif pendidikan karakter dapat disajikan dalam lingkungan masyarakat terhadap keberhasilan pendidikan karakter atau persamaan regresi 3, hasil

  = 52,83 + 0,29 X hipotesis yang diajukan diterima. pengujian melalui uji t diperoleh t hitung

  Selanjutnya di uji menggunakan uji F sebesar 3,081, sedangkan t tabel pada taraf adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel kepercayaan

  α = 0,01 sebesar 1,98 dan α = berikut ini : 0,05 sebesar 1,66, kontribusi yang diberikan lingkungan masyarakat terhadap

  Tabel.18 Analisis Varians Variabel lingkungan masyarakat terhadap keberhasilan pendidikan karakter

  F tabel Sum Of Mean

  Source DF Fo Square Square

  α 0,05 α 0,01 Regression 82,31 1 82,31 9,49 3,95 6,98 Residual 867,06 100 8,67 Total 949,37 101

  Sumber : Pengolahan Data Primer, 2013

  Berdasarkan Tabel 18 di atas diperoleh 3,95 dan α = 0,01 sebesar 6,98, dengan harga F hitung sebesar 9,49, harga ini lebih membandingkan F hitung dengan F tabel besar dibandingkan dengan harga F tabel tersebut diketahui bahwa koefisien regresi dengan DF pembilang 1 dan penyebut 100 signifikan karena F hitung > F tabel . pada taraf kepercayaan α = 0,05 sebesar

  1,66 1,98 Constanta 28,57 Standar Error of East 4,79 Adjusted R Squared 0,46 r.square 0,47 r 0,69

  X

  = 28,57+ 0,39X

  Dari analisis di atas bentuk hubungan ketiga variabel dapat disajikan suatu persaman

  Sumber : Pengolahan Data Primer, 2013

  Tabel 19 Analisis Keberartian Koefisien Korelasional rxy

  6,30 4,66 1,19

  0,06 0,06 0,07

  0,39 0,28 0,09

  3

  2 X

  1 X

   =0,05  =0,01

  2

  Hitung Tabel

  Eror T

  Regresi Standar

  Variabel Koefisien

  

Tabel 20 Analisis Regresi Ganda Antara Variabel lingkungan keluarga, lingkungan

sekolah dan lingkungan masyarakat terhadap keberhasilan pendidikan karakter di Di sekolah menengah pertama di kota Kabupaten Pasaman Barat

  Dari analisis regresi lineir berganda terhadap data penelitian, diperoleh hasil seperti terdapat pada tabel berikut :

   Pengaruh lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat terhadap keberhasilan pendidikan karakter di Di sekolah menengah pertama di kota Kabupaten Pasaman Barat

  Sumber : Pengolahan Data Primer,2013 3.

  0,29 0,17 0,21

  r xy r tabel pada taraf signifikan α 0,05 α 0,01

  1 + 0,28X

  • 0,09X

3 Persamaan regresi berganda di atas

  diperoleh harga determininasi ganda atau r Squared sebesar 0,47. Kontribusi yang diberikan variabel lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat terhadap keberhasilan pendidikan karakter di Di sekolah menengah pertama di kota padang adalah 47,40% termasuk cukup besar, berarti keberhasilan pendidikan karakter di Di sekolah menengah pertama di kota padang (Y) ditentukan oleh variabel lingkungan keluarga (X1), lingkungan sekolah (X2) dan lingkungan masyarakat (X3) secara bersama-sama.

  Untuk mengetahui derajat keberartian regresi ganda tersebut selanjutnya di uji F dan hasilnya terlihat pada tabel di bawah ini :

  

Tabel 21 Daftar Analisis Varians Variabel Lingkungan keluarga, Lingkungan sekolah

dan Lingkungan masyarakat terhadap Keberhasilan pendidikan karakter di Di sekolah menengah pertama di kota Kabupaten Pasaman Barat

  Source Sum Of

  Square DF

  Mean Square

  Fo F tabel

  α 0,05 α 0,01 Regression Residual

  449,84 499,53

  3

  98 149,94

  5,09 29,41 2,71 5,48

  Total 949,37 101

  Sumber : Pengolahan Data Primer, 2013 Dari tabel di atas diperoleh harga F hitung sebesar 29,41. Harga ini lebih besar

  dibandingkan harga F tabel dengan dk pembilang 3 dan dk penyebut 98, pada taraf kepercayaan α = 0,05 yaitu 2,71 dan α = 0,01 yaitu 5,48. Dengan membandingkan harga F hitung dengan F tabel tersebut diketahui bahwa koefisien regresi signifikan.

  Tabel 22 Analisis Keberartian Koefisien Korelasi berganda rxy r xy r tabel pada taraf signifikan

  α 0,05 α 0,01 0,69 0,17 0,21

  Sumber : Pengolahan Data Primer, 2013

  Catatan : signifikan karena rxy yang diperoleh lebih besar F tabel pada a = 0.05 dan a = 0,01.

  Hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi ganda (R) adalah 0,69, berarti pengaruh lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat terhadap keberhasilan pendidikan karakter di Di sekolah menengah pertama di kota padang termasuk kategori cukup besar. Hal ini sekaligus menerima hipotesis kerja yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan dan positif lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat secara bersama-sama terhadap keberhasilan pendidikan karakter di Di sekolah menengah pertama di kota

  Kesimpulan yang ditarik dari pengujian di atas adalah (1) terdapat pengaruh yang signifikan dan positif lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat terhadap keberhasilan pendidikan karakter di Di sekolah menengah pertama di kota (2) kontribusi yang diberikan oleh ketiga variabel tersebut terhadap variabel Y sebesar 47,40% (3) variabel lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat menentukan keberhasilan pendidikan karakter di Di sekolah menengah pertama di kota

  Analisis data penelitian ditujukan untuk mencari arah dan pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis tersebut melihat pengaruh lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat secara bersama- sama maupun secara partial terhadap keberhasilan pendidikan karakter Di sekolah menengah pertama di kota Padang Selanjutnya secara berurutan akan diuraikan dan membahas melalui pembahasan berikut ini:

  Pertama, hasil pengujian hipotesis

  membuktikan terdapat pengaruh lingkungan keluarga terhadap keberhasilan pendidikan karakter di Di sekolah menengah pertama di kota Padang karena t hitung > t tabel (7,15> 1,66), kekuatan hubungan antara lingkungan keluarga terhadap keberhasilan pendidikan karakter termasuk kategori sedang (r = 0,58) dan besarnya kontribusi lingkungan keluarga terhadap keberhasilan pendidikan karakter di Di sekolah menengah pertama di kota padang termasuk kecil (33,90%).

  Slameto (1987:60) yang menyatakan “Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama d an utama”. Berarti dari pendapat ini ada pendidikan yang lebih tinggi yang dasarnya adalah keluarga. Faktor kesulitan belajar yang berasal dari keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan

E. Pembahasan

  Kedua, hasil penelitian pengujian

  hipotesis menunjukkan terdapat pengaruh lingkungan sekolah terhadap keberhasilan pendidikan karakter di Di sekolah menengah pertama di kota padang karena t

  hitung

  > t

  tabel

  (5,24 > 1,66). Besarnya pengaruh lingkungan sekolah terhadap keberhasilan pendidikan karakter di Di sekolah menengah pertama di kota termasuk sedang (r = 0,46), besarnya kontribusi lingkungan sekolah terhadap keberhasilan pendidikan karakter di Di sekolah menengah pertama di kota padang termasuk kecil (21,50%).

  Idi (2011) lingkungan sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal, terdiri dari guru (pendidik) dan murid-murid (anak didik) yang mempunyai huungan baik antara guru dan murid maupun murid dengan murid. Sekolah secara bertahap dikembangkan sebagai pusat latihan manusia Indonesia di masa depan. Sekolah berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang martabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk berkembangnya potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab.

  Ketiga, hasil penelitian pengujian

  hipotesis menunjukkan terdapat pengaruh lingkungan masyarakat terhadap keberhasilan pendidikan karakter di Di sekolah menengah pertama di kota padang karena t hitung > t tabel (3,08> 1,66). Besarnya pengaruh lingkungan masyarakat terhadap keberhasilan pendidikan karakter di Di sekolah menengah pertama di kota Padang termasuk kategori rendah (r = 0,29), besarnya kontribusi lingkungan masyarakat terhadap keberhasilan pendidikan karakter di Di sekolah menengah pertama di kota padang termasuk sangat kecil (8,70%).

  Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan ketiga dalam proses pembentukan kepribadian anak-anak sesuai dengan keberadaannya. Karena lingkungan masyarakat merupakan tempat pergaulan sesama manusia dan merupakan lapangan pendidikan yang luas. Dan memberi pengaruh terhadap pembentukan pribadi tiap individu dalam masyarakat. Karena masyarakat merupakan faktor ekstern terhadap motivasi belajar siswa, pengaruh itu terjadi keberadaan siswa di dalam masyarakat. Interaksi sosial itulah yang kemudian melahirkan suatu yang dinamakan lingkungan sosial masyarakat. yaitu suatu himpunan masyarakat yang memiliki kesadaran, sedikit hiburan dan memiliki latar belakang yang sama dan saling mempengaruhi diantara anggota- anggotanya.

  Keempat, penelitian ini juga

  membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan positif lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat secara bersama-sama terhadap keberhasilan pendidikan karakter Di sekolah menengah pertama di kota padang karena F hitung > F tabel (29,41 > 2,71). Besarnya pengaruh ketiga variabel terhadap keberhasilan pendidikan karakter di Di sekolah menengah pertama di kota padang termasuk kategori sedang (r = 0,69), sedangkan besarnya kontribusi termasuk cukup besar (47,40%). Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat merupakan faktor yang menentukan keberhasilan pendidikan karakter di Di sekolah menengah pertama di kota Padang

DAFTAR PUSTAKA

  Adisusilo, Sutarjo. 2012. Pembelajaran

  Nilai Karakter. Jakarta: PT. Raja

  Grafindo Persada Ajisukmo, C. 2010. Pendidikan Karakter. Makalah dalam proceeding Konfrensi Nasional & Workshop Assosiasi Psikologi Pendidikan Indonesia, Oktober, 2010

  Albertus, D.K. 2010. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman.

  Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosda

  Tirtarahardja, Umar. 2005. Pengantar

  Bandung: Sinar Baru Algesindo Sugiyono. 2008. Statiska Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta

  Pendidikan . Malang: PT. Rineka Cipta Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2007. Penelitian dan Penilaian Pendidikan.

  Bina Aksara Soemanto, Wasty. 2003. Psikologi

  Yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT

  Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor

  Ditinjau dari Perspektif Psikologi Pendidikan. Makalah program kegiatan Alih Kepakaran FIP UNJ

  Karya Semiawan. C. 2010. Kajian Ilmu Pendidikan

  Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2011,

  Global . Jakarta, Garsindo

  Karya Rose Mini dalam Diakses tanggal 5 Mei 2013

  Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda

  Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi

  data dengan SPSS . Jakarta: Media Kom.

  Priyanto, Dwi. 2010. Paham analisa statistic

  Media Utama Nurrachman dalam Karakter di SMP. Diakses tanggal 5 Mei 2013

  Tua Cerdas Untuk Membangun Karakter Anak. Bandung: Mizan

  Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian . Jakarta: Rineka Cipta. Megawangi, Ratna, 2008. Menjadi Orang

  Pendidikan . Jakarta: Rineka Cipta