Input dan Output MRP
Hasil Pembelajaran
- Umum
- – Mahasiswa mampu menerapkan model
MATERIAL REQUIREMENT
matematik, heuristik dan teknik statistik untuk PLANNING menganalisis dan merancang suatu sistem perencanaan dan pengendalian produksi
(IE 2353)
- Khusus
- – Memahami konsep MRP II serta mampu menyusun rencana kebutuhan material
Pratya Poeri Suryadhini
1 Outline (1)
Pendahuluan
- Material Requirements Planning (MRP)
- Definisi
- – definisi
MRP adalah suatu teknik yang dipakai untuk merencanakan pembuatan/pembelian komponen/bahan baku yang diperlukan untuk
- – Input dan output
melaksanakan MPS . MRP ini merupakan hal yang utama dalam Manufacturing Resource Planning (MRP II).
- – Proses MRP dan contoh
- Tujuan
Tujuan utama pembuatan MRP adalah merancang suatu sistem yang mampu menghasilkan informasi untuk melakukan aksi tepat (pembatalan
- MRP II
pesanan, penjadwalan pesanan, dan lain-lain), yang merupakan referensi untuk pembelian atau produksi. Selain itu ada beberapa tujuan yang lain dari MRP yaitu :
2
(2) Pendahuluan
Syarat-syarat
- – Merencanakan order pembuatan/pembelian untuk melaksanakan MPS dinyatakan dalam jenis item, jumlah dan order release serta due date (tanggal
- Dalam pembuatan MRP ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, masuk).
yaitu: – Updating jika ada perubahan.
- – Harus ada MPS atau rencana produksi yang menetapkan – Dasar untuk menentukan sumber daya yang dibutuhkan agar MPS terealisir.
jumlah dan waktu suatu produk akhir harus tersedia dalam periode perencanaan.
- Dengan mengacu pada tujuan MRP di atas maka ada 4 hal yang dapat – Harus ada identifikasi khusus bagi setiap item persediaan.
dilakukan, sebagai berikut :
- – Harus ada struktur produk yang jelas yang menggambarkan
a. Menentukan kebutuhan pada saat yang tepat, kapan pekerjaan harus selesai tentang langkah langkah pembuatan produk. atau material tersedia agar jadwal induk produksi terpenuhi.
- – Harus ada catatan tentang persediaan saat ini maupun yang b. Menentukan kebutuhan minimal setiap item melalui sistem penjadwalan.
direncanakan.
c. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan dan pembatalan.
d. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah direncanakan berdasarkan pada kapasitas yang ada.
4
5 Input dan Output MRP Input untuk MRP
Master Production Schedule
- Master production schedule (MPS)
- Product structure file (bill of materials)
Material Product Inventory
- Inventory master file
Requirements Structure Master Planning File File
Planned Order Releases Work Orders Rescheduling Purchase Orders
7
6
- MPS menentukan proses MRP dengan jadwal pemenuhan produk jadi
- MPS menunjukkan jumlah produksi bukan demand
- MPS bisa merupakan kombinasi antara pesanan langsung konsumen dan peramalan demand
- MPS menunjukkan jumlah yang harus diproduksi, bukan jumlah yang bisa diproduksi
7
47
50 Lapdesk 75 120
50
50
50
8 Clipboard 86 93 119 100 100 100 100 100 Lapboard
6
17
5
4
3
2
1
10 Pencil Case 125 125 125 125 125 125 125 125 Period Clipboard Rivet
20
8 Master Production Schedule (1)
9 Master Production Schedule (2) MPS Item
1
2
1
1
2
10
1
3
1
8
1
8
1
1
(2) Iron Rod (3 in.)
ITEM Quantity 0 - - - - Clipboard
Indented Bill of Material LEVEL
Pressboard (1) Finish (2oz.)
Struktur Produk Board (1)
- 1 - - - Clip Assembly
- 2 - - Top Clip
- 3 - Sheet Metal
- 2 - - Bottom Clip
- 3 - Sheet Metal
- 2 - - Pivot
- 3 - Iron Rod
- 2 - - Spring
- 3 - Spring Steel
- 1 - - - Rivet
- 1 - - - Board
- 2 - - Press Board
- 2 - - Finish
2 )
(10) Sheet Metal (8 in
2 ) Clip Assembly
Metal (8 in
Level 3 Bottom Clip (1) Top Clip
(10 in.) Level 0 Level 1 Level 2
Spring (1) Spring Steel
(1) Pivot (1) Sheet
75 On order
50 YTD receipts 1,200 Allocated
2 Item no. 7341 Annual demand 5,000 Item type Manuf. Holding cost
1 Product/sales class Ass ’y Ordering/setup cost
50 Value class B Safety stock
25 Buyer/planner RSR Reorder point
39 Vendor/drawing 07142 EOQ 316 Phantom code N Minimum order qty 100 Unit price/cost
1.25 Maximum order qty 500 Pegging Y Multiple order qty 100 LLC
3 Last receipt 8/25 Difference -2 Last issue 10/5 Codes Cost acct. 00754 Routing 00326 Engr 07142
75 MTD receipts Cycle
Physical Inventory Usage/Sales On hand 100 YTD usage/sales 1,100 Location W142 MTD usage/sales
3 Policy code
12 Inventory Master File Description Inventory Policy Item Board Lead time
13 Inventory Master File, Con ’t.
3
Inventory Accuracy
Untuk mencapai akurasi Catatan
1. Penyimpanan yang baik
2. Bangun dan jalankan prosedur pengambilan inventory
- Catatan inventory untuk keperluan MRP harus accurate !
- Bagaimana caranya?
3. Catat transaksi inventory
4. Hitung secara reguler jumlah fisik inventory
5. Cocokkan segera bila terjadi perbedaan antara catatan dan hasil perhitungan fisik Matriks MRP (1) Matriks MRP(2)
- LLC
Lot size: LT: PD
1
2
3
4
5
6
7 8 9 10 – low-level-code; level paling rendah suatu item ditemukan dalam struktur produk
Gross requirements Scheduled receipts
- Item
Projected on hand
- – nama atau nomor yang mengidentifikasikan item terjadwal
Net requirements
- Lot size Planned order receipts
- – Ukuran lot
Planned order releases
- LT ( lead time )
- – Waktu sejak order dipesan sampai order diterima
16
17 Matriks MRP(3) Parts of MRP Matrix
- PD ( past-due
- )
Projected on hand
- – – inventory pada akhir perioda
orders behind schedule
Net requirements Gross requirements
- – jumlah bersih yang diperlukan
- – Permintaan akan item pada perioda tertentu
- Planned order receipts
- Scheduled receipts
- – net requirements yang diubah menjadi ukuran lot
&
- – Jumlah dalam on order receipt date
Planned order releases
- scheduled
- – Order yang telah dirilis menjadi
- – planned order receipts yang di-offset dengan lead time
receipt
19 Mekanik MRP Langkah-langkah Pembuatan MRP
- Netting
- – Yaitu perhitungan bersih yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dan persediaan.
- Lotting – Yaitu perhitungan untuk menentukan besamya pemesanan.
- Off Setting – Yaitu perhitungan untuk menentukan saat yang tepat dalam melakukan rencana pemesanan.
- Exploding – Yaitu proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat yang lebih rendah berdasarkan rencana produksi.
20
21 The Alpha Beta Company MRP Example
A B LT=3
Widgets Week 1 Week 2 Week 3 Week 4 LT=2
Gross 100
50 requirements
C(3) D(2) D(3)
Scheduled
60 LT=4 LT=2 LT=2 receipts On hand
20 80 -20 -50 Item On Hand Scheduled Receipts Lot Size MPS
Net A
10 1 100, period 8
20
50 requirements B
5 1 200, period 6 Planned order
20
50 releases C 140 150 - - - D 200 250, period 2 250 - - -
22
24 MRP Matrices For A & B Item: A LLC: 0 Period Lot size: 1 LT: 3 PD
3
65 Planned order receipts 250 250 Planned order releases 250 250 Alpha Beta Planned Order Report
8 Gross requirements 585 180 Scheduled receipts 250 Projected on hand 200 200 450 450 115 185 185 185 185 Net requirements 135
7
6
5
4
2
1 C 150
1
20 Net requirements 130 Planned order receipts 150 Planned order releases 150 Item: D LLC: 1 Period Lot size: 250 LT: 2 PD
20
20
20
8 Gross requirements 270 Scheduled receipts Projected on hand 140 140 140 140 140
7
Period Item Quantity
2 D 250
5
25
25 23-Oct GR 6471 25 27-Oct GR 6473 50 -50 Release PO 10-13 Key : AL = allocated CO = customer order
50
75 15-Oct GR 6471
75
10-Oct CO 4471
25 30-Sep AL 4174 25 1-Oct GR 6470 50 -50 8-Oct SR 7542 200 150 Expedite SR 10-1
50 26-Sep AL 4416
3 D 250
Action
Scheduled Receipts Projected On Hand
50 Date Order No. Gross Reqs.
50 Safety Stock
90 Planned Order Report Item # 2740 Date 9/25/1998 On Hand 100 Lead Time 2 weeks On Order 200 Lot Size 200 Allocated
5 A
4 B 195
6
4
1
10
10 Net requirements
10
10
10
10
10
10
90 Planned order releases
8 Gross requirements 100 Scheduled receipts Projected on hand
7
6
5
4
3
2
90 Planned order receipts
90 Item: B LLC: 0 Period Lot size: 1 LT: 2 PD
3
5
2
1
25 MRP Matrices For C & D Item: C LLC: 1 Period Lot size: 150 LT: 4 PD
5 Net requirements 195 Planned order receipts 195 Planned order releases 195
5
5
5
5
1
8 Gross requirements 200 Scheduled receipts Projected on hand
7
6
5
4
3
2
PO = purchase order WO = work order SR = scheduled receipt GR = gross requirements
- Menentukan
- – Gross requirement adalah jumlah yang akan diproduksi/dipakai/diambil pada setiap perioda.
- – Untuk end item Gross req. = MPS
- – Untuk komponen Gross req. = Planner order release dari induknya
- – Contoh: Diketahui: MPS untuk produk A adalah dibuat 100 unit pada perioda 8. Struktur produk untuk produk A adalah sbb:
- Berikut akan diuraikan langkah-langkah perhitungan MRP, yaitu:
- – Gross Requirement • Untuk end item Gross req. = MPS
- Untuk komponen Gross req. = Planner order release dari induknya – Schedule Receipts biasanya diketahui.
- – Projected On Hand • Pada past due diperoleh dari besamya on hand.
- POH
- – NR
- – Net Requirement • NR t = GR
- – Schedule receipt adalah material yang sudah dipesan dan akan diterima pada periode tertentu.
- Penentuan gross requirement B, C, D, E • Misal: Gross requirement untuk A adalah 100 unit
- Pada contoh di depan penentuan ukuran lot pesanan pada tahapan Lotting menggunakan teknik yang disebut Lot for
t – POH t-1 – SR t
2 Cara Perhitungan MRP
1
2x
1x 2x 1x
E (2) LT = 1
D (1) LT = 1
C (2) LT = 2
B (1) LT = 3
A LT = 4
t
t
= PORc
t
Cara Perhitungan MRP (1)
Gross Requirement
(1)
29 MRP Logic
50 Release WO 10-24 Date Item Order No. Qty. Action
#3616 10-09 Move forward PO 10-7 #2412 10-10 Move forward PO 10-5 #3427 10-15 Move backward PO 10-25 #2516 10-20 7648 100 De-expedite SR 10-30 #2740 10-27 200 Release PO 10-13 #3666 10-31
28 MRP Action Report Current date: 9-25-98 #2740 10-08 7542 200 Expedite SR 10-1
(2)
Diketahui: Gross requirement untuk produk A pada perioda 1 sampai dengan 8 berturut-turut adalah 5, 10, 18, 0, 10, 6, 0, 14
On hand produk A = 20,
On hand komponen B= 10,
On hand komponen C = 30. Safety stock untuk A, B dan C = 0 Schedule receipt 20 pada perioda 1 untuk produk A
- Teknik ini menetapkan besarnya lot pesanan sama dengan besarnya
Struktur Produk: Buatlah MRP untuk produk A, komponen B dan komponen C A LT = 2
- Tidak selalu ukuran lot ditentukan dengan menggunakan cara demikian karena:
- – Memecah lot kemungkinan dapat menghasilkan biaya persediaan yang lebih murah
- – Pesanan kemungkinan dibatasi oleh lot pembelian kepada supplier atau batasan kapasitas transfer pada shop floor, dll.
B (1) LT = 2 C (2) LT = 2
1x 2x
33 Teknik Lot-Sizing
Lot .
net requirement
32 Contoh Soal
Teknik Lot Sizing
Contoh
- Dikembangkan beberapa teknik lot sizing, antara lain: >Diketahui:
- Gross requirement suatu komponen selama 9 periode berturut-turut adalah sebagai berikut: 12,15,9,17,8,10,16,7,11.
- Lead time = 2 periode
- Ongkos setup : $ 5.75
- Ongkos simpan : $ 0.05<
- – Pendekatan EOQ
- – Pendekatan Minimum Cost per Period – Pendekatan Period Order Quantity – Pendekatan Least Unit Cost – Pendekatan Part Period Balancing – Dll.
- – Pilih ongkos per unit terkecil selama periode berurutan
- – Melakukan pemesanan sejumlah yang diperlukan (tidak ada on hand
- – Contoh:
- – Mengasumsikan bahwa order dapat dilakukan untuk jumlah berapapun
26
34
44
17
26
41
52 PAB II
52 Planned Order Release
8 Planned Order Receipt
11 Net Requirement
18
34
17
41
21,05 Teknik Lotting (3)
53 PAB I
7 11 105 Schedule Receipt
16
10
8
17
9
15
12
9 Total Gross Requirement
8
7
18 11 191 Ongkos Setup 2 x 5,75 = 11,5 Ongkos Simpan 191 x 0,05 = 9,55
3. Least total cost
5
3
2.5
5
10
6
61
5.8
1.6
4
8
5
4.2
2.55
17
1
4
1.65
0.9
2
9
3
0.75
0.75
1
15
2
12
6
4
8.3
12
8
17
9
15 PAB I Net Requirement
12
7 11 105 Schedule Receipt
16
10
8
17
9
15
9 Total Gross Requirement
16
8
7
6
5
4
3
2
1
Period Past Due
inventory)
1. Lot for lot
36 Teknik Lotting (1)
10
7
3
11 PAB II Ongkos Setup 9 x 5,75 = 51,75 Ongkos Simpan x 0,05 =
2
1
Period Past Due
Teknik Lotting (5)
5 8 5,75 5,75 0,719 5 - 6 18 5,75 0,5 6,25 0,347 5 - 7 34 5,75 2,1 7,85 0,231 5 - 8 41 5,75 3,15 8,9 0,217 5 - 9 52 5,75 5,35 11,1 0,213
27 5,75 0,75 6,5 0,241 1 - 3 36 5,75 1,65 7,4 0,206 1 - 4 53 5,75 4,2 9,95 0,188 1 - 5 61 5,75 5,8 11,55 0,189
Ongkos per unit 1 12 5,75 5,75 0,479 1 - 2
Ongkos simpan Ongkos total
perioda kumulatif Ongkos setup
2. Least unit cost
37 Teknik Lotting (2)
51,75
7
11 Planned Order Receipt
16
10
8
17
9
11 Planned Order Release
7
16
10
8
17
9
- – Pilih ongkos total minimum
- – Gabungkan kebutuhan sampai ongkos simpan mendekati ongkos pesan
- – Contoh: Period Unit Period carried period carrying cost cummulative Total unit
- – Merupakan variasi dari Least total cost
- – Mengkonversikan ongkos pesan menjadi equivalent part period (EPP) dengan rumus: EPP = s/k
18
7 11 105 Schedule Receipt
61 PAB I
49
34
25
8
34
11 Net Requirement Planned Order Receipt
10
44 Planned Order Release
44 PAB II
49
34
25
8
34
16
8
20,45
17
4. Part period balancing
(4)
Period Past Due
1
2
3
4
5
6
7
8
9 Total Gross Requirement
12
15
9
- – s = ongkos pesan
- – k = ongkos simpan per unit per periode
18 11 179 Ongkos Setup 2 x 5,75 = 11,5 Ongkos Simpan 179 x 0,05 = 8,95
- – Contoh: EPP = 5.75 / 0.05 = 115 part periods
40 Teknik Lotting
41 Teknik Lotting (6)
- – Lot pesanan sesuai dengan EOQ EOQ =
10
34
49
61 PAB I
7 11 105 Schedule Receipt
16
8
8
17
9
15
12
9 Total Gross Requirement
8
25
34
6
18
11 Net Requirement Planned Order Receipt
44 Planned Order Release
44 PAB II
49
34
25
8
34
18 11 179 Ongkos Setup 2 x 5,75 = 11,5 Ongkos Simpan 179 x 0,05 = 8,95
20,45 Teknik Lotting (8)
5. Economic order quantity
A = Ongkos pesan (atau ongkos setup) = Rata-rata demand per periode h = Ongkos simpan per unit per periode
h A 2 . .
7
5
3
33
Teknik Lotting (7)
Period Requirement Period carried
Part Period cummulative
Total unit
1
12
2
15
1
15
15
9
2
18
4
4
17
3
51
84
5
8
4 32 116
61
6
10
5 50 166 Period Past Due
1
2
3
- – Contoh: = 11.67 ~ 12 EOQ = 51.80 ~ 52
(10) Teknik Lotting (9) Teknik Lotting
6. Period order quantity Prosedur:
- Hitung EOQ
Period Past Due
1
2
3
4
5
6
7
8
9 Total
Gross Requirement
12
15
9
17
8
10
16
7 11 105 Schedule Receipt
- – Gunakan EOQ untuk menghitung frekuensi pemesanan per tahun
52 PAB I
40
25
16
43
33
17
10
51 EOQ
Net Requirement
1
1 T Planned Order Receipt
- – POQ =
52
52 D Planned Order Release
52
52 PAB II
40
25
16
51
43
33
17
10 51 286
EOQ = Jumlah pesanan ekonomik
Ongkos Setup 3 x 5,75 = 17,25
D = Total kebutuhan
Ongkos Simpan 286 x 0,05 = 14,3
31,55 T = Banyaknya periode
- – Contoh: EOQ = 52 D = 105 T = 9 POQ = 4.5 ~ 4 atau 5 periode
44
45 (11) Teknik Lotting
Perbandingan Teknik
- Tidak ada teknik yang superior
Period Past Due
1
2
3
4
5
6
7
8
9 Total Gross Requirement
12
15
9
17
8
10
16
7 11 105 • Penggunaan sangat bergantung dari sifat-sifat: Schedule Receipt
53 PAB I
41
26
17
33
23
7
- – Fluktuasi demand
Net Requirement
11 Planned Order Receipt
41
11 Planned Order Release
41
11
- – Lead time
PAB II
41
26
17
33
23 7 147 Ongkos Setup 3 x 5,75 = 17,25
- – Waktu antar pesan, dll
Ongkos Simpan 147 x 0,05 = 7,35
24,6
- Teknik yang umum dipakai adalah Lot for Lot, Fixed Order
Period Past Due
1
2
3
4
5
6
7
8
9 Total Gross Requirement
12
15
9
17
8
10
16
7 11 105
Quantity, dan Fixed Period Quantity
Schedule Receipt
61 PAB I
49
34
25
34
18
11 Net Requirement -8
- Penggunaan yang diinginkan industri adalah teknik lot sizing
Planned Order Receipt
44 Planned Order Release
44
sederhana di samping software MRP tidak menyertakan
PAB II
49
34
25
8
34
18 11 179
teknik yang rumit
Ongkos Setup 2 x 5,75 = 11,5 Ongkos Simpan 179 x 0,05 = 8,95
20,45
- Adanya ketidakpastian mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan
- Diperlukan up-dating pada sistem sehingga diperoleh informasi terkini dan membuat pengendalian efektif
- Dikenal dua cara up-dating:
- Ketidakpastian juga muncul dalam sistem MRP
- Sumber ketidak-pastian dapat dilihat di samping
- Untuk mengatasi dikenal safety lead
- – Regenerative System: up-dating dilakukan secara batch, misalkan mingguan atau bulanan, dll
- – Net Change System: up-dating dilakukan setiap ada transaksi
time dan safety stock Sumber Ketidakpastian
Jenis Demand Supply Timing Saat kebutuhan bergeser Order tidak diterima pada waktunya
Quantity Kebutuhan lebih atau kurang dari rencana Order diterima lebih atau kurang dari rencana
48 Ketidakpastian
49 Up-dating Sistem MRP
Manufacturing Resource Planning (MRP II)
Modul-modul MRP II
- Forecasting • Customer order entry
- Production planning / master production scheduling
- Product structure / bill-of-material processor
- Inventory con>Material requirements planning
- Capacity planning
- Shop floor control
- Purchasing • Accounting • Financial analysis<
- Perluasan MRP
- Perencanaan seluruh resources yang diperlukan untuk menjalankan perusahaan
- Variasi meliputi
- – Service Requirements Planning (SRP)
- – Business Requirements Planning (BRP)
- – Distribution Requirements Planning (DRP)
Master production MRP II Flowchart schedule Material requirements Feedback planning Business Plan
Capacity requirements planning Marketing Financial Plan Plan No Feasible? Yes Production
Purchase Work Plan orders orders Shop floor Inventory control No Feasible?
Manufacture more Yes
52
53 Sistem Perencanaan dan (1)
Kelemahan MRP Pengendalian Lanjut
- Material requirements plan is first; capacity is an afterthought
- Enterprise Resource Planning (ERP)
- – Pengembangan MRP II dalam kaitan client/server architecture
- MRP assumes lead times are fixed and known
- – Dalam kenyataan, beban kerja dan jadwal adalah saling
- Manufacturing Execution Systems (MES)
bergantungan
- – Menghubungkan antara business planning & mgmt control systems
- Customer-Oriented Manufacturing Management Systems (COMMS)
- MRP cenderung menentukan lead times lebih panjang
- – Menyatukan kegiatan produksi dan pemasok untuk kepentingan
- – Estimasi konservatif ( safe ) sehingga inventory tinggi
konsumen
- – Perencanaan multi-plant, multi-language & multi-currency
(2)
- Melakukan koordinasi strategi perusahaan di antara departemen/area fungsional
- Memberikan respon yang cepat terhadap what-if questions pada berbagai level rinci
- BOM, modul-modul pembelian, dan customer order entry adalah persyaratan standar dalam Manufacturing Information
- Transfer lots yang lebih kecil dari pada production lots perlu dihindarkan padahal cara ini akan menurunkan WIP dan lead time
- Butuh sistem pelaporan yang berlebihan
- Membangun kepercayaan ( trust ), teamwork dan keputusan yang lebih baik
- Perencanaan cash-flow dan proyesi
57 Prospek MRP/MRP II
Systems
profit/cost