BAB I PENDAHULUAN - Perkembangan Kurikulum Matematika di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum berperan penting dalam menciptakan pendidikan yang efektif bagi

  masyarakat. Di dalamnya dijelaskan tentang tujuan, isi, dan segala perencanaan yang menentukan arah dan proses pendidikan. Sebagai suatu rencana, kurikulum perlu penerapan pada dunia nyata. Kurikulum diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, kurikulum dan pembelajaran tidak dapat dipisahkan karena merupakan suatu kesatuan yang saling memengaruhi. Dalam penerapannya, kurikulum membutuhkan praktisioner yang akan menjalankan rencana–rencana yang tertulis dalam dokumen kurikulum tersebut. Untuk itu, guru adalah faktor penting dalam pengimplikasian kurikulum karena guru yang berinteraksi langsung dengan siswa.

  Guru juga berperan dalam pengembangan kurikulum itu sendiri. Seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutan dari masyarakat, maka dunia pendidikan harus melakukan inovasi dalam pendidikan. Inovasi pendidikan akan berjalan dan mencapai sasarannya jika progam pendidikan tersebut dirancang dan di implementasikan sesuai dengan kondisi dan tuntutan zaman. Karena itu, kurikulum di Indonesia, begitu pula kurikulum matematika, telah mengalami beberapa kali perubahan dan pengembangan dari waktu ke waktu. Harapannya, kurikulum mampu menyusun suatu pedoman pengajaran yang membentuk manusia–manusia yang mampu berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungannya, baik secara internal maupun eksternal demi terwujudnya kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik Untuk membahas lebih lanjut tentang kurikulum dan aspek–aspek yang terkait dengan kurikulum,

  Pada Bab II makalah ini akan mengkaji tentang pengertian, komponen, peran dan

  

fungsi kurikulum, pengembangan kurikulum serta perkembangan kurikulum matematika di

Indonesia.

  B. Rumusan Masalah Permasalahan yang dikemukakan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.

  1. Bagaimanakah peran serta fungsi kurikulum dalam perubahan-perubahan (inovasi) dalam pendidikan matematika?

  2. Bagaimanakah perkembangan kurikulum matematika di Indonesia setelah munculnya perubahan-perubahan (inovasi) dalam pendidikan matematika?

  C. Tujuan Penulisan Makalah Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

  1. Untuk mengetatahui peran peran serta fungsi kurikulum dalam perubahan-perubahan (inovasi) dalam pendidikan matematika?

  2. Untuk mengetatahui perkembangan kurikulum matematika di Indonesia setelah munculnya perubahan-perubahan (inovasi) dalam pendidikan matematika

BAB II PEMABAHASAN A. Pengertian, Komponen, Peran dan Fungsi Kurikulum Kurikulum merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam pendidikan

  sehingga sebagai calon guru maupun semua yang terlibat dalam pendidikan selayaknya mengetahui tentang kurikulum, pengembangan serta perkembangannya. Seiring dengan perkembangan kurikulum akan ada pengaruhnya terhadap sistem pendidikan yang ada di indonesia. Ada beberapa pengertian kurikulum yang dikemukakan beberapa para ahli maupun yang terdapat di dalam Undang- Undang diantaranya yaitu:

  1. Menurut Johnson, kurikulum adalah suatu rencana yang memberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar.

  2. Sanjaya mengemukakan bahwa Kurikulum dapat diartikan sebagai sebuah dokumen perencanaan yang berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa, strategi dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan serta implementasi dari dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata.

  3. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.

  Dari beberapa penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan perencanaan atau rancangan yang menjadi pedoman dalam pembelajaran yang berisi tujuan, isi materi dan segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Suatu kurikulum yang di jadikan pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar dibangun oleh beberapa komponen sebagaimana yang dikemukakan Hamalik bahwa komponen-komponen kurikulum yaitu:

  1. Tujuan Tujuan kurikulum harus mengacu pada pencapaian tujuan pendidikan nasional.

  2. Materi kurikulum Materi kurikulum berupa bahan pembelajaran yang terdiri dari bahabn kajian atau topik-topik pelajaran.

  3. Metode mengajar

  Metode mengajar merupakan cara yang digunakan untuk menyampaikan mata pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.

  4. Organisasi mengajar

  5. Evaluasi pengajaran Kurikulum sebagai satu kesatuan dari beberapa komponen pastilah ada memiliki peran dan fungsi, Hamalik yang dikutip oleh Sanjaya mengemukakan tiga peran kurikulum yaitu:

  1. Peran konservatif Peran konservatif kurikulum adalah melestarikan berbagai budaya sebagai warisan masa lalu.

  2. Peran kreatif Dalam peran kreatifnya, kurikulum harus mengandung hal-hal baru sehingga dapat membantu siswa untuk dapat mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya agar dapat berperan aktif dalam kehidupan sosial masyarakat yang senantiasa bergerak maju secara dinamis.

  3. Peran kritis dan evaluatif Kurikulum berperan untuk menyeleksi nilai dan budaya mana yang perlu dipertahankan, dan nilai atau budaya baru mana yang harus dimiliki oleh siswa.

  Sedangkan fungsi kurikulum menurut McNeil yang dikutip oleh Sanjaya ada empat yaitu:

  1. Fungsi umum pendidikan yaitu untuk mempersiapkan peserta didik agar mereka menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab sebagai warga Negara yang baik

  2. Suplementasi Kurikulum sebagai alat pendidikan harus dapat memberikan pelayanan kepada setiap siswa.

  3. Eksplorasi Kurikulum harus dapat menemukan dan mengembangkan minat dan bakat masing-masing siswa.

  4. Keahlian Kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai dengan keahliannya yang didasarkan atas minat dan bakat siswa.

  Berdasarkan uraian mengenai kurikulum, tampak jelaslah betapa pentingnya kurikulum dalam pencapaian tujuan pendidikan. Dari pengertian dan komponen-komponen yang dimiliki kurikulum maka kurikulum telah mencerminkan semua yang ada penyelenggaraan proses belajar mengajar. Tanpa adanya kurikulum maka tidak akan ada panduan atau pedoman yang jelas dan terarah dalam pendidikan di Indonesia. Sedangkan berdasarkan peran dan fungsinya, kurikulum tidak hanya perperan dan berfungsi dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional dari juga memandang kehidupan pelaku pendidikan maupun masyarakat sekitarnya.

B. Pengembangan kurikulum

  Kurikulum yang memiliki peran dan fungsi dalam pendidikan dan masyarakat harus disesuaikan dengan perkembangan pendidikan itu sendiri dan kebutuhan masyarakat sehingga perlu adanya pengembangan kurikulum. Adapun yang menjadi prinsip-prinsip pengembangan kurikulum menurut Hamalik yang dikutip oleh adalah sebagai berikut:

  1. Berorientasi pada tujuan artinya pengembangan kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu, yang bertitik tolak dari tujuan pendidikan nasional.

  2. Relevansi (Berkesesuaian) Pengembangan kurikulum yang meliputi tujuan, isi dan system penyampaiannya harus sesuai dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat, tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik, serta serasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi 3. Efesien dan efektif.

  Perkembangan kurikulum harus mempertimbangkan segi efesiensi dalam pendayagunaan dana, waktu, tenaga, dan sumber-sumber yang ersedia agar dapat mnecapai hasil yang optimal

  4. Fleksibel Kurikilum haruslah luwes, mudah disesuaikan, diubah, dilengakapi, atau dikurangiberdasarkan tuntutan dan eadaan ekosistem dan keadaan setempat, jadi tidak statis atau kaku.

  5. Berkesinambungan

  6. Keseimbangan Penyususan kurikulum harus memperhatikan keseimbangan secara proporsional dan fungsional antara berbagai program dan sub-program, antara semua mata pelajaran. Dan antara aspek-aspek prilaku yang ingain dikembangkan.

  7. Keterpaduan 8. Mutu.

  Pengembangan kurikulum berorientasi pada pendidikan mutu dan mutu pendidikan Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum menurut Nana adalah sebagai berikut:

  1. Perguruan tinggi

  a. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di perguruan tinggi umum.

  b. Pengambangan ilmu pendidikan dan keguruan serta penyiapan guru-guru di perguruan tinggi keguruan.

  2. Masyarakat Isi kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi dan hendaknya dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat sekitanya.

  3. System nilai

  4. Sekolah sebagai lembaga masyarakat juga bertanggung jawab dalam pemeliharaan dan penerusan nilai-nilai. System nilai yang dipelihara dan diteruskan tersebut harus terintegrasikan dalam kurikulum. Jadi dalam pengembangan kurikulum ada banyak hal yang harus diperhatikan, bagaimana prinsip-prinsipnya, tidak bisa melakukan pengembangan kurikulum begitu saja tanpa memperhatikan prinsipnya. Selain itu ada faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulumseperti yang telah diuraikan.

  C. Perkembangan Kurikulum Matematika di Indonesia Kurikulum di Indonesia sudah beberapa kali mengalami perubahan. Di bawah ini akan diuraikan beberapa kurikulum yang pernah ada di Indonesia.

1. Kurikulum Tahun 1968

  Secara umum ketentuan-ketentuan dalam kurikulum 1968 adalah a) Bersifat correlated subject curriculum. b) Jumlah mata pelajaran untuk SD 10 bidang studi, SMP 18 bidang studi SMA jurusan A 18 bidang studi, SMA jurusan B 20 bidang studi, SMA jurusan C 19 bidang studi.

  c) Jurusan SMA dilakukan di kelas II.

  Sedangkan perkembangan pendidikan matematika itu sendiri pada kurikulum tahun 1968 mempunyai ciri-ciri sebagaimana dikemukan oleh Ruseffendi yang dikutip Supriadi yaitu:

  a) Dalam pengajaran Geometri, penekanan lebih pada keterampilan berhitung. Misalnya menghitung luas bangun geometri datar atau volume bangun geometri ruang bukan pada penngertian bagaimana rumus-rumus untuk perhitungan itu di peroleh.

  b) Lebih mengutamakan hafalan yang sifatnya mekanis daripada pengertian.

  c) Program berhitung kurang memperhatikan aspek kontinuitas dengan materi pada jenjang berikutnya, serta kurang terkait dengan dunia.

  d) Penyajian materi kurang memberikan peluang untuk tumbuhnya motivasi serta rasa ingin tahu anak Dari ciri-ciri yang dikemukakan oleh Ruseffendi, kurikulum matematika tahun 1968 lebih menekankan pada perhitungan dan hasil dari perhitungan, tidak pada pemahaman konsep dari suatu materi sehingga hanya menggunakan sistem hafalan. Hal inilah yang dapat dijadikan alasan kurang efektifnya penerapan kurikulum tahun 1968 ini sehingga dilakukan perubahan kurikulum yang selanjutnya diterapkan yaitu kurikulum 1975.

2. Kurikulum Tahun 1975

  Kurikulum tahun 1975 merupakan perubahan dari kurikulum 1968. Secara umum ketentuan-ketentuan kurikulum tahun 1975 antara lain: a) Bersifat integrated curriculum organization.

  b) SD mempunyai satu struktur program terdiri atas 9 bidang studi.

  c) Pelajaran ilmu alam dan ilmu hayat menjadi pelajaran ilmu pengetahuan alam.

  d) Pelajaran ilmu aljabar dan ilmu ukur menjadi pelajaran matematika.

  e) Jumlah mata pelajaran SMP dan SMA menjadi 11 bidang studi.

  f) Penjurusan SMA dibagi tiga: IPA, IPS dan BAHASA dimulai pada permulaan semester II.

  Dari ketentuan yang ada pada kurikulum 1975, ada sedikit perbedaan dengan kurikulum pada tahun 1968 yaitu adanya pengurangan jumlah bidang studi pada setiap jenjang pendidikan dan pemisahan materi seperti ilmu hayay, ilmu ukur dan ilmu aljabar. Dalam bidang matematika sendiri pada tahun 1975 ini terjadi perubahan dalam pengajaran matematika di Indonesia. Menurut Ruseffendi yang dikutip oleh Supriadi, adapun karakteristik pengajaran matematika pada kurikulum 1975 adalah sebagai berikut:

  a. Terdapat topik-topik baru yang diperkenalkan yaitu himpunan, geometri, bidang dan ruang, statistika dan probalitas, relasi, sistem numerasi kuno,dan penulisan lambang bilangan non desimal. Selain itu diperkenalkannya pula konsep-konsep baru seperti penggunaan himpunan, pendekatan pengajaran matematika secara spiral, dan pengajaran geometri dimulai dengan lengkungan.

  b. Terjadi pergeseran dari pengajaran yang lebih menekankan pada hafalan kepengajaran yang bersifat rutin.

  c. Soal-soal yang diberikan lebih diutamakan yang bersifat pemecahan masalah daripada yang bersifat rutin.

  d. Adanya kesinambungan dalam penyajian bahan ajar antara Sekolah Dasar dan Sekolah lanjutan.

  e. Terdapat penekanan pada struktur.

  f. Program pengajaran pada matematika modern lebih memperhatikan adanya keberagaman antar siswa.

  g. Terdapat upaya-upaya penggunaan istilah yang tepat.

  h. Ada pergeseran dari pengajaran yang berpusat pada guru ke pengajaran yang berpusat pada siswa. i. Sebagai akibat dari pengajaran yang berpusat pada siswa, maka metode pengajaran banyak digunakan penemuan dan pemecahan masalah dengan teknik diskusi. j. Terdapat upaya agar pengajaran matematika dilakukan dengan cara menarik,misalnya melalui permainan, teka-teki atau kegiatan lapangan.

  Dari karakteristik pengajaran matematika di atas, tampak ada kemajuan diantaranya dari system pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa serta adanya pengenalan dengan materi matematika yang selama ini tidak dimasukkan ke dalam kurikulum sebelumnya.

3. Kurikulum Tahun 1984

  Pada tahun 1984 pemerintah merubah kurikulum tahun 1975 menjadi kurikulum baru, yaitu kurikulum tahun 1984. Menurut Subando, alasan dalam menerapkan kurikulum baru tersebut antara lain, adanya sarat materi, perbedaan kemajuan pendidikan antar daerah dari segi teknologi, adanya perbedaan kesenjangan antara program kurikulum di satu pihak dan pelaksana sekolah serta kebutuhan lapangan dipihak lain, belum sesuainya materi kurikulum dengan taraf kemampuan anak didik. Secara umum dasar perubahan kurikulum tahun 1975 ke kurikulum tahun 1984 menurut Henny diantaranya sebagai berikut: 1) Terdapat beberapa unsur dalam GBHN yang belum tertampung ke dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah. 2) Terdapat ketidak selarasan antara materi kurikulum berbagai bidang studi dengan kemampuan anak didik. 3) Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan pelaksananya di sekolah 4) Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus diajarkan hampir di setiap jenjang 5) Pelaksanaan pendidikan sejarah perjuangan bangsa sebagai bidang pendidikan yang berdiri sendiri mulai dari tingkat kanak-kanak sampai sekolah menengah tingkat atas termasuk pendidikan luar sekolah. 6) Pengadaan program studi baru (seperti di SMA) untuk memenuhi kebutuhan perkembangan lapangan kerja.

  Dengan adanya dasar perubahan kurikulum tahun 1975 ke kurikulun 1984, maka pada tahun 1984 diterapkanlah kurikulum 1984. Setiap kurikulum yang diterapkan di Indonesia memiliki ketentuan-ketentuan tertentu. Secara umum ketentuan-ketentuan kurikulum 1984 adalah: a. Bersifat content based curriculum.

  b. Program pelajaran mencakup 11 bidang studi

  c. Jumlah mata pelajaran SMP menjadi 12 bidang studi

  d. Jumlah mata pelajaran SMA 15 bidang studi untuk program inti, 4 bidang studi untul program pilihan.

  e. Penjurusan SMA dibagi 5 :ilmu fisika, ilmu biologi, ilmu social, ilmu budaya, dan ilmu agama.

  f. Penjurusan dilakukan dikelas 2.

  Kurikulum 1984 memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Berorientasi pada tujuan instruksional. b. Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).

  c. Materi pelajaran dikemas dengan menggunakan pendekatan spiral.

  d. Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.

  e. Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa.

  f. Menggunakan pendekatan keterampilan proses.

  CBSA (cara belajar siswa aktif) menjadi karakter melekat erat dalam kurikulum 1984. Oleh karena di makalah ini akan diuraikan tentang CBSA yang akan manggambarkan bagaimana kurikulum tahun 1984.

  a. Hakikat CBSA CBSA merupakan karakter dari kurikulum tahun 1984. Nurdin dan Usman mengemukakan bahwa Hakikat CBSA adalah proses keterlibatan intelektual-emosional peserta didik dalam proses belajar-mengajar yang memungkinkan terjadinya: 1) Proses asimilasi dan akomodasi dalam pencapaian pengetahuan.

  2) Proses perbuatan dan pengalaman langsung terhadap umpan balik dalam pembentukan keterampilan. 3) Proses penghayatan serta internalisasi nilai-nilai dalam rangka pembentukan nilai dan sikap.

  b. Prinsip-prinsip CBSA Nurdin dan Usman mengemukakan tentang prinsip-prinsip CBSA yaitu sebagai berikut:

1. Yang terlihat atau tampak pada peserta didik

  a) Keberanian untuk mewujudkan minat, keinginan serta dorongan yang terdapat pada anak dalam suatu proses belajar-mengajar.

  b) Keinginan dan keberanian untuk mencari kesempatan guna berpartisipasi dalam persiapan proses dan tindak lanjut suatu kegiatan belajar mengajar c) Berbagai usaha serta kreatifitas pada diri peserta didik dala mrnyelesaikan kegiatan belajarnya hingga mencapai tingkat keberhasila dalam suatu proses belajar mengajar.

  d) Dorongan ingin tahu yang besar dari peseta didik untuk mengetahui dan mengerjakan sesuatu yang baru dalam proses belajar mengajar. e) Rasa bebas dan lapang mengerjakan sesuatu tanpa tekanana dari siapapun, termasuk guru di dalam proses belajar mengajar.

  2. Yang terlihat pada dimensi guru

  a) Usaha membina serta mendorong peserta didik dalam meningkatkan kegairahan peserta didik/siswa berpartisipasi aktif dalam proses belajar mengajar.

  b) Kemampuan menjalankan fungsi dan peranan guru sebagai innovator dan motivator yang senantiasa mau menemukan hal-hal yang baru dalam PBM c) Sikap yang tidak mendominasi kegiatan belajar mengajar peserta didik dalam keseluruhan proses belajar mengajar.

  d) Pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk belajar menurut cara, irama srta tingkat kemampuan masing-masing dalam proses belajar mengajar.

  e) Kemampuan untuk menggunakan semacam strategi belajar mengajar serta pendekatan multi-media dalam prosesbelajar mengajar.

  3. Yang terlihat pada dimensi program

  a) Tujuan pengajaran, konsep maupun isi pengajaran yang dapat memenuhi kebutuhan, minat serta kemampuan peserta didik dalam proses belajar mengajar.

  b) Program yang memungkinkan terjadinya pengembanan konsep maupun aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar.

  c) Program yang tidak kaku dalam penentuan media dan metode, dimana semua peserta didik memahaminya dalam proses belajar mengajar.

4. Kurikulum 1994

  Kurikulum tahun 1994 merupakan perubahan dari kurikulum tahun 1984 . Edison mengemukakan bahwa Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya di sekolah-sekolah yang diujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saat diterapkan secara nasional. Sayangnya, banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak lagi mengajar model berceramah. Penolakan CBSA bermunculan.

  Jadi Konsep CBSA yang bagus secara teoritis dan bagus hasilnya di sekolah-sekolah yang diujicobakan, akan tetapi ada banyak sekolah-sekolah tertentu yang tidak mampu menafsirkannya sebagaimana mestinya sehingga Penolakan CBSA bermunculan yang pada akhirnya terjadi lagi perubahan kurikulum. Maka kurikulum 1984 dirubah menjadi kurikulum tahun 1994. Kurikulum tahun ini 1994 memiliki beberapa kemudahan antara lain yaitu: a. Kurikulum ini sangat memudahkan guru dalam membuat bahan pembelajaran maupun melaksanakannya di kelas karena materi sudah disiapkan dalam dokumen kurikulum.

  b. Bahan pembelajaran mudah diubah karena masing-masing mata pelajaran berdiri sendiri.

  c. Penilaian hasil belajar siswa sangat mudah dilakukan guru karena berbasis materi pengetahuan.

  Walaupun ada banyak kemudahan atau kelebihan kurikulum ini akan tetapi masih ada kelemahannya.Secara umum kurikulum tahun 1994 ini memiliki beberapa kelemahan antara lain yaitu:

  a. Garis-garis program pembelajaran diorganisasikan dalam mata pelajaran sesuai dengan disiplin keilmuan.

  b. Program pembelajaran diriumuskan dalam pokok-pokok bahasan yang berorienrtasi materi pengetahuan, dengan susunan yang kurang mendasarkan pada kebutuhan siswa dalam kehidupannya sehari-hari.

  c. Saratnya materi pembelajaran mendorong kegiatan pembelajaran menjadi proses manghafalkan kesimpulan hasil ilmuwan terdahulu bukan penguasaan kecakapan proses yang memungkinkan siswa mengumpulkan data, menari kesimpulan dan membuktikannya sendiri.

  Secara khusus kelemahan lain dari kurikulum 1994 dapat diuraikan sebagai berikut:

  a. Materi bahan ajar, dari hamper semua mata pelajaran terlalu sarat, kurang sesuai dengan waktu belajar yang disediakan. b. Materi kurikulum yang seragam untuk setiap lokasi tidak membantu masyarakat sekitarnya untuk memanfaatkan hasil belajar siswa bagi kepentingan pengembangan potensi daerahnya.

  c. Pada beberapa mata pelajaran, tidak jelas aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

  d. Dari segi pendekatan pembelajaran atau pemilihan metode pembelajaran atau pemilihan metode pembelajaran kurang mengembangkan kemampuan berpikir.

  e. Meskipun sifat kurikulum ini seharusnya mempunyai urutan yang logis dan sistematis tetapi masih adad beberapa bahan ajar yang tidak sistematis dan tidak logis sehingga terjadi pemborosan waktu belajar.

  f. Interpedensi antar pokok bahasan antar mata pelajaran sering tidak terjadi.

  g. Pada beberapa mata pelajaran tertentu ada materi esensial yang kurang da di sisi lainkelebihan materi yang kurang esensial.

  Dengan adanya kelemahan-kelemahan pada penerapan kurikulum 1994 seperti yang diuraikan di atas maka muncullah kurikulum yang bernama kurikulum berbasis kompetensi.

5. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

  Pada tahun 2004, Pusat Kurikulum mengeluarkan dokumen kurikulum baru yang disebut Kurikulum Berbasis Kompetensi. Beberapa ciri penting dari Kurikulum Berbasis Kompetensi yang dikemukakan oleh Supriadi adalah:

  a. Karena kurikulum ini dikembangkan berdasarkan kompetensi tertentu, maka kurikulum 2004 diberi nama Kurikulum Berbasis Kompetensi.

  b. Berpusat pada anak sebagai pengembang pengetahuan.

  c. Terdapat penekanan pada pengembangan kemampuan pemecahan masalah; kemampuan berpikir logis,kritis, erta penalaran dan komunikasi. d. Cakupan materi untuk SD meliputi: bilangan, geometri dan pengukuran, pengolahan data, pemecahan masalah, serta penalaran dan komunikasi.

  e. Cakupan materi untuk SLTP meliputi: bilangan, aljabar, geometri dan pengukuran, peluang dan statistika, pemecahan masalah, serta penalaran dan komunikasi.

  f. Cakupan materi untuk SMU meliputi aljabar,geometri dan pengukuran, trigonometri, peluang dan statistika, kalkulus, logika matematika, pemecahan masalah serta penalaran dan komunikasi.

  g. Kurikulum berbasis kompetensi ini secara garis besarnya mencakup tiga kompenen yaitu kompetensi dasar, materi pokok, dan indikator pencapaian hasil belajar.

  h. Kemampuan pemecahan masalah serta penalaran dan komunikasi bukan merupakan pokok bahasan tersendiri, melainkan harus dicapai melalui proses belajar dengan mengintegrasikan topik-topik tertentu yang sesuai.

  Adapun karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi menurut Mulyasa yaitu:

  1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal

  2. Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman

  3. Menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi

  4. Sumber belajar bukan hanya guru tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif

  5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan dan pencapaian suatu kompetensi Sedangkan prinsip-prinsip pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang dikemukakan Mulyasa yaitu:

  1. Keimanan, nilai, dan budi pekerti luhur

  2. Penguatan integritas nasional

  3. Keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestetika

  4. Kesamaan memperoleh kesempatan

  5. Abad pengetahuan dan teknologi informasi

  6. Pengembangan keterampilan untuk hidup

  7. Belajar sepanjang hayat

  8. Berpusat pada anak dengan penilaian yang berkelanjutan dan komperhensif

  9. Pendekatan menyeluruh dan kemitraan Berdasarkan uraian di atas, Kurikulum Berbasis Kompetensi menggunakan pengetahuan kompetensi yang menekankan pada pemahaman, kemampuan atau kompetensi tertentu di sekolah. Setiap sekolah mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kompetensi yang akan disampaikan kepada peserta didik. Pembelajaran pada kurikulum berbasis kompetensi tidak hanya melihat hasil belajar tetapi juga memperhatikan proses belajara siswa.

6. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi. Menurut Anan Z. A yang dikutip oleh Edison, Penyebab berubahnya kurikulum 2004 (KBK) ke Kurikulum KTSP adalah Penyempurnaan KBK menjadi KTSP disebabkan KBK tidak menunjukkan hasil yang signifikan karena berbagai faktor yaitu: a) konsep KBK belum dipahami secara benar oleh guru.

  b) draft kurikulum yang terus-menerus mengalami perubahan.

  c) belum adanya panduan strategi pembelajaran yang mumpuni (mayoritas masih berbasis materi), yang bisa dipakai pegangan guru ketika akan menja¬lankan tugas instruksional bagi siswanya.

  Dengan demikian KTSP sebenarnya kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang telah dilaksanakan berdasarkan kurikulum 2004, hanya telah mengalami penyempurnaan dengan tujuan agar kekurangan yang terdapat dalam KBK bisa ditanggulangi, baik pada tataran perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

  a. Hakikat KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Mulyasa mengemukakan bahwa

  KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, serta social budaya masyarakat setempat dan peserta didik.

  b. Karateristik KTSP Adapun karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dikemukakan Mulyasa yaitu:

  1) Pemberian otonomi luas kepala sekolah dan satuan pendidikan 2) Partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi 3) Kepemimpinan yang demokratis dan professional 4) Tim kerja yang kompak dan transparan

  c. Tujuan TSP 1) Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP menurut Mulyasa adalah untuk

  Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemamdirian dan inisiatif sekoah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.

  2) Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam mengembangkan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.

  3) Meningkatkan kompetensi yang sehat antara satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.

  d. Landasan Hukum KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dilandasi oleh Undang-Undang dan peraturan pemerintah sebagai berikut:

  1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas 2) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 3) Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi 4) Permendiknas No.23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan 5) Permendiknas no.24 Tahun 2006 tentang Standar Pelaksanaan Permendiknas No.

  22 dan 23.

  e. Prinsip-Prinsip Pengembangan KTSP Prinsip-Prinsip Pengembangan KTSP yaitu:

  1) Terpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.

  2) Beragam dan terpadu. 3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. 4) Relevan denga kebutuhan kehidupan. 5) Menyeluruh dan berkesinambungan. 6) Belajar sepanjang hayat.

  7) Seimbang antar kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

  f. Komponen KTSP Adapun komponen-komponen kurikulum tingkat satuan pendidikan yang diuraikan

  Sanjaya yaitu:

  1. Tujuan Pendidikan

  a) Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lanjut.

  b) Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lanjut.

  c) Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lanjut sesuai dengan jurusannya.

  2. Struktur program dan Muatan Kurikulum Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam si meliputi lima kelomok mata pelajaran sebagai berikut

  a) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

  b) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

  c) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

  d) Kelompok mata pelajaran estetika e) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

  3. Kalender Pendidikan

  Satuan pendidikan dapat menyusun kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat dengan memerhatikan kalender pendidikan sebagaimana tercantum dalam standar isi.

  4. Silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.

  Sedangkan Supriadi mengemukakan ciri-ciri Kurikulum pendidikan matematika saat ini adalah: a) Dikembangkan berdasarkan kompetensi tertentu.

  b) Berpusat pada anak sebagai pengembang pengetahuan.

  c) Terdapat penekanan pada pengembangkan kemampuan pemecahan masalah, kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif serta kemampuan mengkomunikasikan matematika.

  d) Cakupan materi sekolah dasar meliputi: bilangan, geometri dan pengukuran, pengolahan data, pemecahan masalah, serta penalaran dan komunikasi.

  e) Cakupan materi untuk SLTP meliputi: bilangan, aljabar, geometri dan pengukuran, peluang dan statistika, pemecahan masalah, serta penalaran dan komunikasi

  f) Cakupan materi untuk SMU meliputi aljabar,geometri dan pengukuran, trigonometri, peluang dan statistika, kalkulus, logika matematika, pemecahan masalah serta penalaran dan komunikasi

  g) Kurikulum ini mencakup kompetensi dasar, materi pokok dan indikator hasil pencapaian belajar h) Kemampuan pemecahan masalah serta penalaran dan komunikasi bukanmerupakan pokok bahasan tersendiri,melainkan harus dicapai melalui proses belajar dengan menintegrasikan topik-topik tertentu yang sesuai.

BAB III PENUTUP A. kesimpulan Kurikulum merupakan sebuah dokumen yang berisi tentang perencanaan

  pembelajaran yang disusun sebagai pedoman guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Kurikulum terdiri dari komponen – komponen yang saling berkaitan dan memengaruhi satu sama lain. Komponen yang membentuk sistem kurikulum akan melahirkan sistem pengajaran, dan sistem pengajaran itulah yang akan menjadi pedoman guru dalam pengelolaan proses belajar mengajar di dalam kelas. Kurikulum sebagai dokumen tidak berarti bila tidak diimplementasikan. Implementasi kurikulum terjadi pada proses pembelajaran.

  Dalam proses pembelajaran guru memegang peranan penting dalam mengimplementasikan kurikulum. Dengan kata lain, guru adalah salah satu kunci utama keberhasilan penerapan kurikulum. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.

  Adapun peranan guru dalam pengembangan kurikulum antara lain: implementers, adopters, developers, dan researchers. Pengembangan kurikulum merupakan proses yang sangat penting karena harus dikaji secara mendalam dan komprehensif agar tidak terjadi kesalahan. Kesalahan pada pengembangan kurikulum akan berakibat pada praktik kurikulum di lapangan.

  Untuk itu, pengembang kurikulum perlu mengetahui prinsip prinsip dan landasan pengembangan kurikulum agar dapat menyusun kurikulum yang efisien dan efektif serta menjawab tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang dinamis. Sampai saat ini, kurikulum di Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan. Hal tersebut tentu saja akibat dari sifat masyarakat yang dinamis. Karena hal itu juga, kurikulum bahasa mengalami pengembangan dari waktu ke waktu. Penyempurnaan kurikulum secara terus menerus adalah upaya penyesuaian kurikulum dengan perkembangan IPTEK dan tuntutan kebutuhan masyarakat.

B. Saran

  Mengingat betapa pentingnya inovasi di dalam pendidikan untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu maka penulis menyarankan supaya pihak pihak terkait yang bertanggungjawab dalam dunia pendidikan di tanah air selalu terus secara aktif menciptakan inovasi-inovasi baru di dunia pendidikan, mensosialisasikan dan menerapkanya demi kemajuan pendidikan di tanah air. Selain itu berkaitan dengan perubahan-perubahan(inovasi) dalam pendidikan matematika perlu dipahami secara menyeluruh bahwa peranan guru dalam perkembangan kurikulum adalah sebagai implementers, adopters, developers, dan researchers, itu semua merupakan proses yang sangat penting yang dilakukan oleh guru agar tidak terjadi lagi kesalahan.

DAFTER PUSTAKA

  Brown, James Dean. 1995. The Elements of Language Curriculum. Boston USA: An International Thomson Publishing Company. Hamalik, Oemar.2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Nation, I.S.P and Macalister, J. 2010. Languace Curiculum Design. New York: Routlegde. Richards, Jack C.2005. Curriculum Develelopment in Language Teaching. New York: Cambridge University Press. Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.