INTEGRASI SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN DAN MADRASAH DI PONDOK PESANTREN TARUNA AL-QUR’AN PUTRI Integrasi Sistem Pendidikan Pesantren Dan Madrasah Di Pondok Pesantren Taruna Al-Qur’an Putri Sleman Yogyakarta.

(1)

1

INTEGRASI SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN DAN MADRASAH DI PONDOK PESANTREN TARUNA AL-QUR’AN PUTRI

SLEMAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Diajukan Oleh

JUMROTUL MUAWANAH NIM: G 000 090 120

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012


(2)

2

ABSTRAK

Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan dan kemajuan manusia, di mana proses pendidikan harus bisa membawa peserta didik ke arah kedewasaan, kemandirian dan bertanggung jawab. Untuk menyiapkan generasi penerus, perlu dilakukan langkah yang memungkinkan hal itu terjadi walaupun memakan waktu lama. Termasuk yang perlu diperhatikan adalah sistem pendidikan tersebut. Integrasi Sistem Pendidikan Pesantren dan Madrasah merupakan salah satu tipe penyelenggaraan pendidikan yang ada. Berhubungan dengan hal tersebut, Pondok Pesantren Taruna Al-Qur’an Putri Sleman Yogyakarta, tentu berkeinginan semua peserta didiknya mendapatkan pendidikan yang paripurna. Akan tetapi dalam rangka melaksanakan sistem pendidikan terintegrasi tersebut tentunya ada faktor penunjang dan penghambat yang mengiringinya.

Berkenaan dengan latar belakang masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Format Integrasi Sistem Pendidikan Pesantren dan Madrasah di Pondok Pesantren Taruna Al-Qur’an Putri Sleman Yogyakarta. Kemudian faktor penunjang dan penghambatnya.

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang bersifat deskriptif kualitatif. Obyek penelitian adalah Integrasi Sistem Pendidikan Pesantren dan Madrasah di Pondok Pesantren Taruna Al-Qur’an Putri Sleman Yogyakarta, dan subyek penelitian adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, pengasuh pesantren, pembina, dan pengurus. Teknik pengumpulan data dengan metode interview/wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Berdasarkan hasil analisis data, peneliti menemukan beberapa hasil penelitian yang terkait dengan adanya integrasi sistem pendidikan pesantren dan madrasah, diantaranya: Integrasi tersebut dilakukan dalam bentuk pendidikan formal yang ada di madrasah dan juga dalam bentuk pendidikan non formal yang ada di asrama Pondok Pesantren Taruna Al-Qur’an Putri Sleman Yogyakarta, Integrasi tersebut terjadi dalam beberapa hal: Integrasi kelembagaan, hal ini bisa dilihat dari struktur, lingkungan, visi, misi, tujuan dan lain sebagainya, Integrasi pelaku pendidikan, yang meliputi pendidik (kiai, ustadz, guru), pelajar (siswa, santri), karyawan dan pelaku pendidikan lainnya yang ada di Pondok Pesantren Taruna Al-Qur’an Putri Sleman Yogyakarta, pengelolaan dan pelaksanaan pendidikan yang meliputi: Sarana prasarana, keuangan, materi ajar, metode pembelajaran, sumber belajar dan lain sebagainya.


(3)

3

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan dan kemajuan manusia, di mana proses pendidikan harus bisa membawa peserta didik ke arah kedewasaan, kemandirian dan bertanggung jawab. Untuk menyiapkan generasi penerus, perlu dilakukan langkah yang memungkinkan hal itu terjadi walaupun memakan waktu lama.

Indonesia, sekalipun menurut undang-undang yang bertanggung jawab di bidang pendidikan adalah Departemen Pendidikan Nasional, namun ada Departemen Agama yang juga mengurus lembaga pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Jika Departemen Pendidikan mengelola lembaga pendidikan dari tingkat SD, SMP, SMA serta perguruan tinggi umum, maka Departemen Agama mengelola MI, MTs, MA, dan perguruan tinggi agama Islam. Selanjutnya dengan fenomena ini berdampak ada penggolongan sekolah umum dan sekolah agama.

Dalam hal ini untuk menengahi hal tersebut maka Menurut Ziauddin Sardar, untuk menghilangkan sistem pendidikan dikotomis di dunia Islam perlu dilakukan usaha, yang salah satunya perlu diciptakannya teori-teori sistem pendidikan yang memadukan ciri-ciri terbaik sistem tradisional dan sistem modern. Sistem pendidikan integralistik itu secara sentral harus mengacu kepada konsep ajaran Islam, misalnya konsep tazkiyyatun-nafs, tauhid, dan sebagainya.


(4)

4

Ketersediaan sumber daya yang berkualitas tersebut akan sangat menentukan keberhasilan dalam menjawab persaingan globalisasi (Rahim, 2001:128). Oleh karena itu, setiap lembaga pendidikan diharapkan dapat ikut berperan aktif dalam upaya pembentukan sumber daya manusia (peserta didik) yang berkualitas, termasuk pondok pesantren.

Persentuhan dua sistem pesantren dan madrasah, Kemenag dalam hal ini membagi bentuk pondok pesantren menjadi empat bentuk yang tertuang dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 1979 tentang bantuan pondok pesantren menjadi: 1) Ponpes tipe A adalah pondok yang seluruhnya dilaksanakan secara tradisional; 2) Ponpes tipe B adalah pondok yang menyelenggarakan pengajaran secara klasikal (madrasi); 3) Ponpes tipe C adalah pondok yang hanya merupakan asrama, sedangkan santrinya belajar diluar; 4) Ponpes tipe D adalah pondok yang menyelenggarakan sistem ponpes sekaligus sistem sekolah dan madrasah.

Terkait dengan hal ini penulis akan membahas tentang pondok pesantren dengan tipe D yaitu pondok yang menyelenggarakan sistem pondok pesantren sekaligus sistem sekolah atau madrasah.

Secara epistemologis tradisi keilmuan pendidikan Islam seharusnya mengacu pada dua basis keilmuan. Pertama tradisi keilmuan pesantren yang lebih bersifat tradisional dan konservatif penuh dengan muatan nilai-nilai agama yang sakral. Kedua tradisi keilmuan modern yang penuh dengan muatan ilmu pengetahuan umum non agama.


(5)

5

Madrasah Taruna Qur’an (yang selanjutnya ditulis Taruna Al-Qur’an saja) Yogyakarta merupakan salah satu sekolah swasta (dikelola oleh Yayasan Pondok Pesantren Taruna Al-Qur’an) yang turut aktif berperan membantu pemerintah dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan. Madrasah tersebut menggunakan sistem asrama (Boarding school). Madrasah tersebut berupaya mencetak lulusan yang memiliki penguasaan keIslaman dan ilmu umum yang tinggi, sehingga nantinya dapat menjadi kader penerus pembangunan bangsa.

Dengan asumsi tersebut penulis tertarik untuk mengadakan suatu penelitian tentang integrasi pendidikan di pesantren dan madrasah Taruna Al-Qur’an,. Judul yang penulis pilih adalah ”Integrasi sistem pendidikan Pesantren Dan Madrasah di pondok pesantren Taruna Al-Qur’an Putri Sleman Yogyakarta”

B. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan adalah:

a.Mengetahui format integrasi sistem pendidikan pesantren dan madrasah di pondok pesantren Taruna Al-Qur’an Putri.

b.Mengetahui faktor penunjang dan penghambat terjadinya integrasi pendidikan tersebut.

C. Kajian Pustaka

Beberapa penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan judul skripsi ini diantaranya:


(6)

6

1. Saiful arifin (IAIN sunan ampel: 2010) skripsinya yang berjudul “Studi Integrasi Sisitem Pendidikan Madrasah Dan Pesantren Di Pondok Pesantren Darussalam Al-Faisholiyah Sampang Madura” menyimpulkan bahwa integrasi tersebut dilakukan dalam bentuk pendidikan formal dan non formal.

2. Izzatul Laila (UIN sunan kalijaga: 2006) skripsinya yang berjudul “kurikulum pondok pesantren muhammadiyah karangasem paciran Lamongan Jawa Timur” dalam skripsinya laila meneliti tentang konsep kurikulum.

3. UIN Malang. Yang telah mencoba mengintegrasikan pendidikan perguruan tinggi dengan ma’had dengan menerapkan konsep tarbiyah ulil-Albab.

Dengan menelaah beberapa karya ilmiah di atas, penulis mampu mengambil titik fokus penelitian yang membedakan dengan karya ilmiah tersebut. Yakni mendiskripsikan dan mengungkap format integrasi sistem pendidikan pesantren dan madrasah di pondok pesantren Taruna Al-Qur’an Putri yang membahas tentang Pola Pendidikan; yang meliputi: Sistem pendidikan, Model pendidikan, sejarah berdirinya, corak pembaharuan yang dilakukan, Serta Pendekatan sistem pendidikan terintegrasi: yang terdiri dari macam-macam komponen pendidikan, diantaranya tujuan, siswa, pendidik, materi pembelajaran, situasi lingkungan dan alat pendidikan.


(7)

7 D. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara yang dilakukan untuk menemukan atau menggali sesuatu yang telah ada, untuk kemudian diuji kebenarannya yang mungkin masih diragukan (Arikunto, 1997: 102).

Adapun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang bersifat deskriptif kualitatif, yakni prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diperlukan dan dapat diamati serta dilakukan dalam kehidupan yang nyata dan sebenarnya (Moleong, 2007: 4).

2. Sumber Data Penelitian

Menurut Lofland dalam Moleong (2004: 112) sumber data utama dalam penelitian kualitatif berupa kata-kata dan tindakan. Dalam penelitian data primer diperoleh dari wawancara dengan responden.

Adapun responden yang penulis wawancarai untuk kelengkapan data skripsi ini ialah: pengasuh pesantren, pembina, dewan guru atau sebagian guru dan staf karyawan. Adapun data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari: dokumen, arsip, dan termasuk hasil pengamatan langsung. Dari kedua sumber data itu, primer dan sekunder, diharapkan penulis skripsi ini dapat diselesaikan sesuai rencana penulis.


(8)

8 3. Metode Pengumpulan Data

a. Metode Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang letak geografis, jumlah siswa, jumlah guru, struktur organisasi dan data-data lain yang dibutuhkan.

b. Metode Interview Atau Wawancara

Interview atau wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer), (Arikunto, 1993: 126) Maksud penggunaan metode ini adalah untuk mencari data yang berhubungan dengan integrasi yang dalam hal ini dilakukan dengan bagian tata usaha, dan pengurus pesantren.

c. Metode Observasi

Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan dengan sistematik terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki (Arikunto, 2006: 229). Metode ini digunakan penulis untuk mengungkap data yang berhubungan dengan lingkungan pesantren, penerapan kurikulum dan keadaan siswa.

4. Metode Analisis Data

Menurut bogdan, analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, cacatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiono, 2009: 334).


(9)

9

Untuk menganalisis data hasil penelitian digunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu setelah semua data yang diperlukan telah terkumpul kemudian disusun dan diklasifikasikan, selanjutnya dianalisa dan diinterpretasikan dengan kata-kata sedemikian rupa untuk menggambarkan obyek penelitian saat dilakukan penelitian, sehingga dapat diambil kesimpulan yang sistematis dan logis.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dengan menggunakan penalaran induktif. Penalaran induktif merupakan cara berpikir yang barangkat dari fakta-fakta khusus, yang kemudian peristiwa-peristiwa yang konkrit dan khusus itu ditarik generalisasi-generalisasi yang mempunyai sifat umum.

 

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang adanya integrasi sistem pendidikan pesantren dan madrasah yang ada di Pondok Pesantren Taruna Al-qur’an Sleman Yogyakarta, serta faktor yang mempengaruhi adanya integrasi tersebut, baik faktor pendukung atau penunjang maupun faktor penghambat adanya integrasi.

Berdasarkan data-data yang dipaparkan pada bab sebelumnya, yang dilihat dari program pendidikan, kelembagaan, keadaan pelaku pendidikan, pengelolaan dan pelaksanaan pendidikan, maka pada bab IV ini penulis akan menganalisa data yang telah diperoleh dari hasil Dokumentasi, wawancara, dan observasi yang dilakukan di Pondok Pesantren Taruna Al-Qur’an Sleman


(10)

10

Yogyakarta. Antara lain yang berhubungan dengan integrasi sistem pendidikan pesantren dan madrasah yang ada di Pondok Pesantren Taruna Al-qur’an Sleman Yogyakarta.

A. Integrasi Sistem Pendidikan Pesantren Dan Madrasah

Sistem pendidikan yang dilakukan di Pondok Pesantren Taruna Al-Qur’an yaitu pendidikan non formal yang diadakan diluar jam sekolah, berupa materi-materi diniyah yang dimulai setelah Sholat shubuh sampai sebelum jam sekolah, dan dilanjutkan setelah KBM di Sekolah sampai jam tidur malam santri. Selain sistem pendidikan non formal yang ada di pesantren, ada juga pendidikan Madrasah yang kegiatan pembelajarannya dalam bentuk pendidikan formal, sebagaimana yang dikatakan oleh Wahyudin, ciri-ciri atau karakteristik pendidikan formal yaitu:

1. Lebih menekankan pengembangan intelektual; 2. Peserta didik bersifat homogen;

3. Isi pendidikan terprogram secara formal/kurikulumnya tertulis; 4. Terstruktur, berjenjang dan bersinambungan;

5. Waktu pendidikan terjadwal dan relatif lama;

6. Cara pelaksanaan pendidikan bersifat formal dan artificial (kultur buatan/tiruan);

7. Evaluasi pendidikan dilaksanakan secara sistematis;

8. Credential (surat resmi) harus ada dan penting (Wahyudin, 2007: 3.11) Adapun pembelajaran di Madrasah Taruna Al-Quran sudah memenuhi ciri-ciri atau karakteristik pendidikan formal yang telah disebutkan, yaitu metode


(11)

11

pembelajaran klasikal yang pembelajarannya dimulai pukul 08:00 pagi sampai 14:00 siang. Materi yang diajarkan yaitu sesuai standar nasional pendidikan Madrasah, baik Madrasah Tsanawiyah maupun Madrasah Aliyah.

Adapun bentuk-bentuk integrasi Pesantren dan Madrasah di Pondok Pesantren Taruna Al-Qur’an Putri, antara lain:

1. Program pendidikan

a. Pendidikan Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Taruna Al-Qur’an, b. Pendidikan pesantren

2.Secara kelembagaan

a. Struktur, b. Lingkungan, c. Visi, misi dan tujuan 3.Keadaan Pelaku Pendidikan

a. Pendidik, b. Pelajar, c. Karyawan 4.Pengelolaan dan Pelaksanaan Pendidikan

a. Sarana penunjang pembelajaran, b. Keuangan/Pembiayaan, c. Materi pembelajaran, d. Metode Pembelajaran, d. Sumber belajar.

B. Faktor Penunjang dan Penghambat 1. Faktor Penunjang

a. Telah berlangsungnya pembenahan administrasi guru dan KBM di Madrasah dengan dorongan Akreditasi pada tahun 2011.

b. Kerjasama tim antara guru dan pimpinan.

c. Adanya kerjasama yang baik antara pengelola pendidikan dengan yayasan.


(12)

12 e. Sarana Prasarana yang memadai f. Keuangan Dan Pembiayaan 2. Faktor Penghambat

a. Terbatasnya SDM tenaga pengajar yang mukim di pesantren. b. Kurangnya pemberian ruang gerak secara rileks pada santri oleh

pesantren.

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Pertama, Integrasi tersebut dilakukan dalam bentuk pendidikan formal yang ada di madrasah dan juga dalam bentuk pendidikan non formal yang ada di asrama Pondok Pesantren Taruna Al-Qur’an Putri Sleman Yogyakarta. Kedua, Integrasi tersebut terjadi dalam beberapa hal: Integrasi kelembagaan, hal ini bisa dilihat dari struktur, lingkungan, visi, misi, tujuan dan lain sebagainya. Integrasi pelaku pendidikan, yang meliputi pendidik (kiai, ustadz, guru), pelajar (siswa, santri), karyawan dan pelaku pendidikan lainnya yang ada di Pondok Pesantren Taruna Al-Qur’an Putri Sleman Yogyakarta. Ketiga, pengelolaan dan pelaksanaan pendidikan yang meliputi: Sarana prasarana, keuangan, materi ajar, metode pembelajaran, sumber belajar dan lain sebagainya.

Faktor Penunjang dan Penghambat a. Sebagai faktor penunjang,

Telah berlangsungnya pembenahan administrasi guru dan KBM di Madrasah dengan dorongan Akreditasi pada tahun 2011.


(13)

13 b. Sebagai faktor penghambat yaitu:

1. Terbatasnya SDM tenaga pengajar yang mukim di pesantren sehingga pengontrolan kegiatan santri ketika diluar jam sekolah kurang maksimal.

2. Kurangnya pemberian ruang gerak secara rileks pada santri oleh pesantren.

B. Saran-saran

1. Kepada Kepala Madrasah

Hendaknya dilakukan perbaikan pada bidang akademik terkait dengan penyelenggaraan KBM, serta diberikannya ruang gerak secara rileks pada siswa/santri.

2. Kepada Kiai, Ustadz, Guru, dan Karyawan

Hendaknya memaksimalkan kemampuan yang ada dengan prinsip ibadah dalam upaya menjalankan amanah, serta memaksimalkan komunikasi antar tim.

3. Kepada Orang Tua

Hendaknya selalu memberi motivasi moral, materi, do'a, serta penyadaran akan pentingnya pendidikan.

4. Kepada Siswa/Santri

Hendaknya meluruskan niat dengan bentuk kesadaran bahwa belajar adalah ibadah.


(14)

14

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1997. prosedur penelitian suatu pendekatan praktis. Jakarta: Rineka Cipta.

Aziz, Ahmad Abdul. 2006. Perkembangan Madrasah Suatu Tinjaun Historis-Politis, Edukasi: Jurnal penelitian pendidikan agama dan keagamaan. Vol.4 no.2

Dhofier, Zamakhsyari.1985.Tradisi pesantren: studi tentang pandangan hidup kyai. Jakarta :LP3ES

Djamal, Nurhadi. 1995. Ilmu Pendidikan Islam Suatu Telaah Reflektif Qur’an dalam Ahmad Tafsir Epistimologi Untuk Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Fakultas Tarbiyah IAIN SGD.

Djohar. 1999. Evaluasi atas Arah Pendidikan dan Pemikiran Fungsionalisasi Pendidikan Indonesia untuk Masa Depan Pendidikan yang Lebih Baik . Jakarta: Yayasan Fase Baru Indonesia.

Faisal, Yusuf Amir. 1995. Reorientasi Pendidikan Islam. Jakarta: Gema Insani Press, hal: 96.

Fajar, A Malik. 1999. Madrasah dan Tantangan Modernitas. Bandung: mizan.

Furchan, Arief. 2004. Transformasi Pendidikan Islam di Indonesia. Yogyakarta: Gama Media

Hasbullah. 1999. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia:Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Khozin. 2003. Jejak-jejak Pendidikan Islam di Indonesia. Malang: UMM Press. Maksum. 1999. Madrasah Sejarah dan Perkembangannya. Jakarta: Logos

Wacana Ilmu.

Manizar, Ely. 2009. Psikologi Pendidikan. Palembang : Rafah Press.

Moleong, lexy. 2005. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Muhajir, Asaril. 2011. Ilmu Pendidikan Prespektif Kontekstual. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.


(15)

15

Nashir, H. 1999. Agama dan Krisis Kemanusiaan Modern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Navis, A A. 1999. Pendidikan dalam Membentuk Bangsa” makalah disampaikan dalam Diskusi Ahli tentangPendidikan untuk Masa Depan Pendidikan yang Lebih Baik. Jakarta: Yayasan Fase Baru Indonesia, 25 Oktober 1999).

Permendiknas No. 22, 23 dan 24 Tahun 2007 Tim Pengembang MKDK Kurikulum dan Pembelajaran. 2002. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI.

Pius. 1995. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola.

PP No. 19 TAHUN 2004-2005. Tentang Standar Nasional Pendidikan . Jakarta: PT. Bina Aksara.

PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Prasetyo, Bambang dan Miftahul Jannah, Lina. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif (Teori Dan Praktek). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Rahim, Husni. 2001. Arah Baru pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Logos.

Sugiono. 2009. Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif kualitatif. Bandung: Alfabeta

Supomo, Ahmad.2002. pembelajaran pesantren suatu kajian komperatif. Depag.

Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosyda karya.

Tafsir, Ahmad. 2008. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosyda Karya

Tirtarahardja, Umar & La Sula. 2000. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Wahid, Abdurrahman. 2001. Menggerakkan Tradisi: Esai-Esai Pesantren. Yogyakarta:LkiS

Wahyudin, Dinn. 2007. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Universitas Terbuka


(1)

10

Yogyakarta. Antara lain yang berhubungan dengan integrasi sistem pendidikan pesantren dan madrasah yang ada di Pondok Pesantren Taruna Al-qur’an Sleman Yogyakarta.

A. Integrasi Sistem Pendidikan Pesantren Dan Madrasah

Sistem pendidikan yang dilakukan di Pondok Pesantren Taruna Al-Qur’an yaitu pendidikan non formal yang diadakan diluar jam sekolah, berupa materi-materi diniyah yang dimulai setelah Sholat shubuh sampai sebelum jam sekolah, dan dilanjutkan setelah KBM di Sekolah sampai jam tidur malam santri. Selain sistem pendidikan non formal yang ada di pesantren, ada juga pendidikan Madrasah yang kegiatan pembelajarannya dalam bentuk pendidikan formal, sebagaimana yang dikatakan oleh Wahyudin, ciri-ciri atau karakteristik pendidikan formal yaitu:

1. Lebih menekankan pengembangan intelektual; 2. Peserta didik bersifat homogen;

3. Isi pendidikan terprogram secara formal/kurikulumnya tertulis; 4. Terstruktur, berjenjang dan bersinambungan;

5. Waktu pendidikan terjadwal dan relatif lama;

6. Cara pelaksanaan pendidikan bersifat formal dan artificial (kultur buatan/tiruan);

7. Evaluasi pendidikan dilaksanakan secara sistematis;

8. Credential (surat resmi) harus ada dan penting (Wahyudin, 2007: 3.11) Adapun pembelajaran di Madrasah Taruna Al-Quran sudah memenuhi ciri-ciri atau karakteristik pendidikan formal yang telah disebutkan, yaitu metode


(2)

11

pembelajaran klasikal yang pembelajarannya dimulai pukul 08:00 pagi sampai 14:00 siang. Materi yang diajarkan yaitu sesuai standar nasional pendidikan Madrasah, baik Madrasah Tsanawiyah maupun Madrasah Aliyah.

Adapun bentuk-bentuk integrasi Pesantren dan Madrasah di Pondok Pesantren Taruna Al-Qur’an Putri, antara lain:

1. Program pendidikan

a. Pendidikan Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Taruna Al-Qur’an, b. Pendidikan pesantren

2.Secara kelembagaan

a. Struktur, b. Lingkungan, c. Visi, misi dan tujuan 3.Keadaan Pelaku Pendidikan

a. Pendidik, b. Pelajar, c. Karyawan 4.Pengelolaan dan Pelaksanaan Pendidikan

a. Sarana penunjang pembelajaran, b. Keuangan/Pembiayaan, c. Materi pembelajaran, d. Metode Pembelajaran, d. Sumber belajar.

B. Faktor Penunjang dan Penghambat 1. Faktor Penunjang

a. Telah berlangsungnya pembenahan administrasi guru dan KBM di Madrasah dengan dorongan Akreditasi pada tahun 2011.

b. Kerjasama tim antara guru dan pimpinan.

c. Adanya kerjasama yang baik antara pengelola pendidikan dengan yayasan.


(3)

12 e. Sarana Prasarana yang memadai f. Keuangan Dan Pembiayaan 2. Faktor Penghambat

a. Terbatasnya SDM tenaga pengajar yang mukim di pesantren. b. Kurangnya pemberian ruang gerak secara rileks pada santri oleh

pesantren.

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Pertama, Integrasi tersebut dilakukan dalam bentuk pendidikan formal yang ada di madrasah dan juga dalam bentuk pendidikan non formal yang ada di asrama Pondok Pesantren Taruna Al-Qur’an Putri Sleman Yogyakarta. Kedua, Integrasi tersebut terjadi dalam beberapa hal: Integrasi kelembagaan, hal ini bisa dilihat dari struktur, lingkungan, visi, misi, tujuan dan lain sebagainya. Integrasi pelaku pendidikan, yang meliputi pendidik (kiai, ustadz, guru), pelajar (siswa, santri), karyawan dan pelaku pendidikan lainnya yang ada di Pondok Pesantren Taruna Al-Qur’an Putri Sleman Yogyakarta. Ketiga, pengelolaan dan pelaksanaan pendidikan yang meliputi: Sarana prasarana, keuangan, materi ajar, metode pembelajaran, sumber belajar dan lain sebagainya.

Faktor Penunjang dan Penghambat a. Sebagai faktor penunjang,

Telah berlangsungnya pembenahan administrasi guru dan KBM di Madrasah dengan dorongan Akreditasi pada tahun 2011.


(4)

13 b. Sebagai faktor penghambat yaitu:

1. Terbatasnya SDM tenaga pengajar yang mukim di pesantren sehingga pengontrolan kegiatan santri ketika diluar jam sekolah kurang maksimal.

2. Kurangnya pemberian ruang gerak secara rileks pada santri oleh pesantren.

B. Saran-saran

1. Kepada Kepala Madrasah

Hendaknya dilakukan perbaikan pada bidang akademik terkait dengan penyelenggaraan KBM, serta diberikannya ruang gerak secara rileks pada siswa/santri.

2. Kepada Kiai, Ustadz, Guru, dan Karyawan

Hendaknya memaksimalkan kemampuan yang ada dengan prinsip ibadah dalam upaya menjalankan amanah, serta memaksimalkan komunikasi antar tim.

3. Kepada Orang Tua

Hendaknya selalu memberi motivasi moral, materi, do'a, serta penyadaran akan pentingnya pendidikan.

4. Kepada Siswa/Santri

Hendaknya meluruskan niat dengan bentuk kesadaran bahwa belajar adalah ibadah.


(5)

14

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1997. prosedur penelitian suatu pendekatan praktis. Jakarta: Rineka Cipta.

Aziz, Ahmad Abdul. 2006. Perkembangan Madrasah Suatu Tinjaun Historis-Politis, Edukasi: Jurnal penelitian pendidikan agama dan keagamaan. Vol.4 no.2

Dhofier, Zamakhsyari.1985.Tradisi pesantren: studi tentang pandangan hidup kyai. Jakarta :LP3ES

Djamal, Nurhadi. 1995. Ilmu Pendidikan Islam Suatu Telaah Reflektif Qur’an dalam Ahmad Tafsir Epistimologi Untuk Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Fakultas Tarbiyah IAIN SGD.

Djohar. 1999. Evaluasi atas Arah Pendidikan dan Pemikiran Fungsionalisasi Pendidikan Indonesia untuk Masa Depan Pendidikan yang Lebih Baik . Jakarta: Yayasan Fase Baru Indonesia.

Faisal, Yusuf Amir. 1995. Reorientasi Pendidikan Islam. Jakarta: Gema Insani Press, hal: 96.

Fajar, A Malik. 1999. Madrasah dan Tantangan Modernitas. Bandung: mizan. Furchan, Arief. 2004. Transformasi Pendidikan Islam di Indonesia. Yogyakarta: Gama

Media

Hasbullah. 1999. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia:Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Khozin. 2003. Jejak-jejak Pendidikan Islam di Indonesia. Malang: UMM Press. Maksum. 1999. Madrasah Sejarah dan Perkembangannya. Jakarta: Logos

Wacana Ilmu.

Manizar, Ely. 2009. Psikologi Pendidikan. Palembang : Rafah Press.

Moleong, lexy. 2005. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Muhajir, Asaril. 2011. Ilmu Pendidikan Prespektif Kontekstual. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.


(6)

15

Nashir, H. 1999. Agama dan Krisis Kemanusiaan Modern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Navis, A A. 1999. Pendidikan dalam Membentuk Bangsa” makalah disampaikan dalam Diskusi Ahli tentang Pendidikan untuk Masa Depan Pendidikan yang Lebih Baik. Jakarta: Yayasan Fase Baru Indonesia, 25 Oktober 1999).

Permendiknas No. 22, 23 dan 24 Tahun 2007 Tim Pengembang MKDK Kurikulum dan Pembelajaran. 2002. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI.

Pius. 1995. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola.

PP No. 19 TAHUN 2004-2005. Tentang Standar Nasional Pendidikan . Jakarta: PT. Bina Aksara.

PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Prasetyo, Bambang dan Miftahul Jannah, Lina. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif (Teori Dan Praktek). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Rahim, Husni. 2001. Arah Baru pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Logos. Sugiono. 2009. Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif kualitatif. Bandung:

Alfabeta

Supomo, Ahmad.2002. pembelajaran pesantren suatu kajian komperatif. Depag.

Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosyda karya.

Tafsir, Ahmad. 2008. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosyda Karya

Tirtarahardja, Umar & La Sula. 2000. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Wahid, Abdurrahman. 2001. Menggerakkan Tradisi: Esai-Esai Pesantren. Yogyakarta:LkiS

Wahyudin, Dinn. 2007. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Universitas Terbuka