INTEGRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN DI PONDOK PESANTREN

  INTEGRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN DI PONDOK PESANTREN Ulin Nuha *) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus

  E-mail: dzulvikri99@gmail.com ABSTRAK

  Artikel ini membahas tentang integrasi ilmu yaitu Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Lingkungan. Hal ini sangatlah penting di ajarkan kepada santri dalam kegiatan pengajaran di Pondok Pesantren, sebagian orang menganggap bahwasannya ajaran agama tidak peduli terhadap lingkungan. Integrasi tersebut bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai dasar dalam menjaga lingkungan alam yang terkandung dalam kitab suci Al-Quran. Dengan terjaganya lingkungan alam yang dilandasi oleh nilai-nilai agama dalam pendidikan lingkungan yang tertanam didalam jiwa peserta didik,diharapkan bisa memberikan pencerahan dan bisa mengurangi efek terjadinya kerusakan lingkungan dan pemanasan global yang di akibatkan perilaku manusia.

  Kata Kunci : Integrasi Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Lingkungan ABSTRACT

  This paper discusses the integrated science of Islamic Religious Education and Environmental Education. This is very important to teach in activities at Islamic Boarding Schools. Some people consider that religious teachings do not care for the environment. The integration aims to instill basic values in safeguarding the natural environment contained in The Holy Qur'an. With the preservation of the natural environment based on religious values in environmental education created by participants' souls, it is expected to provide enlightenment and can reduce environtment damage and the global impact caused by human behavior.

  

Keywords : Integration of Islamic Religious Education, Environmental Education

A.

   PENDAHULUAN Isu Pemanasan Global dan Perubahan Iklim (Climate Change) bukan lagi sekedarisapan jempol belaka, tapi sudah menunjukan bentuk & wujud yang sebenarnya kehadapanumat manusia di bumi dengan semakin tidak nyamannya bumi sebagai tempat tinggalataupun hunian makhluk hidup. Berbagai fenomena alam yang cenderung mengalamipenyimpangan (anomali) akhir-akhir ini seperti iklim yang kacau, panas yang ekstrimberkepanjangan, intensitas curah hujan yang kelewat tinggi diluar normal, banjir, angin ribut,puting beliung, banyak dikaitkan dengan isu pemanasan global tersebut(P. Nasoetion : 2010).

  Pendidikan yang baru dan termasuk paling penting pada masa sekarang ialahpendidikan lingkungan. Pendidikan tersebut berkaitan dengan pengetahuan lingkungan disekitar manusia dan menjaga berbagai unsurnya yang dapat mendatangkan ancamankehancuran, pencemaran, atau perusakan.Pendidikan lingkungan telah diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada para sahabatnya.Abu Darda’ pernah menjelaskan bahwa di tempat belajar yang diasuh oleh Rasulullah SAW telah diajarkan tentang pentingnya bercocok tanam dan menanam pepohonan sertapentingnya usaha mengubah tanah yang tandus menjadi kebun yang subur. Perbuatan tersebut akan mendatangkan pahala yang besar di sisi Allah SWT dan bekerja untukmemakmurkan bumi adalah termasuk ibadah kepada Allah SWT (Al Qardawi 1997 : 12).

  Pendidikan lingkungan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW berdasarkan wahyu, sehingga banyak kita jumpai ayat-ayat ilmiah Al-Quran dan As Sunnah yang membahastentang lingkungan (Abdur Rosyidi, 2016). Pesan-pesan Al-Quran mengenai lingkungan sangat jelas dan prospektif. Dasar mengenai lingkungan terdapat dalam QS. Al-Qashash 28: 77 berikut :

   

  Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeriakhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

  Salah satu upaya untuk perbaikan kualitas sumber daya manusia adalah munculnya gagasan pendidikan karakter dalam dunia pendidikan di Indonesia (Wiyani 2012:4). Pendidikan karakter untuk menjaga lingkungan hidup harus menyentuh kepada semua kalangan, termasuk di dalamnya lembagapendidikan semisal Pondok Pesantren. Pengajaran yang langsung membangunpola pikir peserta didik untuk dapat menjaga alam dan lingkungan.

  Pendidikan karakter menjadi isu penting dalam dunia pendidikan akhir- akhir ini, hal ini berkaitan dengan fenomena dekadensi moral yang terjadi ditengah-tengah masyarakat maupun dilingkungan pemerintah yang semakin meningkat dan beragam. Kriminalitas, ketidak adilan, korupsi, perusakan hutan, pelangggaran HAM, menjadi bukti bahwa telah terjadi krisis jati diri dan karakteristik pada bangsa Indonesia.Budi pekerti luhur, kesantunan, dan relegiusitas yang dijunjung tinggi dan menjadi budaya bangsa Indonesia selama ini seakan-akan menjadi terasa asing dan jarang ditemui ditengah-tengah masyarakat.

  Kondisi ini akan menjadi lebih parah lagi jika pemerintah tidak segera mengupayakan program-program perbaikan baik yang bersifat jangka panjang maupun jangka pendek. Pendidikan karakter menjadi sebuah jawaban yang tepat atas permasalahan-permasalahan yang telah disebut di atas dan pondok pesantren sebagai salah satu penyelenggara pendidikan yang menekankan aspek nilai-nilai agama Islamdiharapkan dapat menjadi tempat yang mampu mewujudkan misi dari pendidikan karakter tersebut.

  Salah satu alternatif yang dapat dilakukan dalam melaksanakan pendidikan karakter di Pondok Pesantren adalah mengoptimalkan pembelajaran materi pendidikan agama Islam (PAI). Peran pendidikan agama khususnya pendidikan agama Islam sangatlah strategis dalam mewujudkan pembentukan karakter santri. Pendidikan agama merupakan sarana transformasi pengetahuan dalam aspek keagamaan (aspek kognitif), sebagai sarana transformasi norma serta nilai moral untuk membentuk sikap (aspek afektif), yang berperan dalam mengendalikan prilaku (aspek psikomotorik) sehingga tercipta kepribadian manusia seutuhnya.

  Pendidikan Agama Islam diharapkan mampu menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan berakhlak mulia, akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan. Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global.

  Sumber data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian sebagai sumber informasi yang dicari. Data ini disebut juga dengan data tangan pertama atau data yang langsung yang berkaitan dengan obyek riset. Sumber data dalam penelitan ini adalah Konsep Integrasi Ilmu yang di dalamnya mencakup Integrasi Pendidikan Agama Islam di Pondok Pesantren dan Ilmu Lingkungan. Dalam studi ini data sekundernya adalah buku-buku yang mendukung penulis untuk melengkapi isi sertai interpretasi dari sumber data primer, seperti literatur internet. Metode analisis data menggunaka analysis content tipe holistic. Tipe ini menyatakan bahwa kajian isi adalah teknik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan, dan dilakukan secara objektif dan sistematis.

B. PEMBAHASAN

  Pendidikan berasal dari kata “didik” yang berarti melatih atau mengajar. Sedangkan menurut istilah, pendidikan adalah usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

  Agama berasal dari bahasa sansekerta yang berarti tidak

  kacau atau teratur. Agama dapat membebaskan manusia dan kekacauan yang

  dihadapi dalam hidupnya bahkan menjelang matinya. Menurut terminologi agama adalah suatu tata kaidah yang mengatur hubungan manusiadengan yang agung.

  Kajian antropologi disebutkan bahwa kebudayaan (cara manusia bersikap, berfikir, dan bertindak), akan ditentukan oleh sesuatu yang diyakininya benar atau tidak. Jika telah menyangkut keyakinan, maka itu berarti telah menyangkut agama (dalam pengertian yang umum). Sedangkan didalam uraian diatas diketahui bahwa cara bersikap, berfikir, dan bertindak itulah inti dari karakter seseorang. Jadi, jelas bahwa agama merupakan hal yang amat berpengaruh dalam pembentukan karakter seseorang. Dari antropologi kita mengetahui bahwa agama adalah inti pembentukan karakter seseorang.

  Jadi pendidikan agama sangat efektif dalam segi edukatifnya untuk mempengaruhi pembentukan karakter yang baik. Dipandang dari segi keterkaitannya, pembentukan karakter dasar seorang anak sejak dini tentu sangat erat hubungannya dengan apa yang diajarkan dalam sisi edukatif pendidikan agama. Agama banyak memberikan pengajaran yang baik dalam membentuk karakter anak, contohnya seorang anak akan bersikap santun terhadap oang yang lebih tua dibanding dia, itu karena agama sudah memberikan kita ulasan mengenai pembentukan karakter yang lebih baik. Telah begitu banyak bukti dan realita yang benar-benar membuktikan secara nyata bahwasannya pembelajaran pendidikan agama berperan sangat besar dan mayoritas mampu mengantarkan tiap individu agamis menghadapi kesulitan dan problematika yang ada dengan arif dan bijaksana.

  Relasi Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Lingkungan

  Dalam beberapa tahun belakangan ini perbincangan tentang isu Pemanasan Globalbukan lagi monopoli para Aktivis Lingkungan, para kepala pemerintahan di berbagai negara,tapi juga sudah menjadi perbincangan yang hangat di kalangan masyarakat awam. istilah-istilah dan kalimat

  “Climate Change”

  dan “Pemanasan Global” tampaknya juga sudah mulaiakrab ditelinga kita dan hampir tiap hari bisa kita temukan baik di koran, majalah, TV, internet, billboard, poster, spanduk maupun di tempat-tempat umum lainnya seperti di mall,pasar, terminal, pusat rekreasi, kantor, sekolah, dll (P. Nasoetion, 2010).

  Menurut Pangeran Charles, agama-agama dunia sama-sama memiliki fokus sangatkuat pada penyelamatan lingkungan hidup yang merupakan ciptaan dan anugerah Tuhankepada umat manusia. Karena itu, ia mengimbau umat beragama di berbagai penjuru duniamenghubungkan diri kembali dengan ajaran-ajaran agama masing-masing (Azyumardi Azra, 2010). Perlahan tetapi pasti, degradasi lingkungan menjadi konstruksi masalah yang salingberkaitan. Polusi udara, global warming, pencemaran air, carbon trading, kelestarianekosistem terumbu karang, illegal logging serta sekian banyak masalah lingkungan dihadapan kita. Bukan tidak mungkin, ambang kritis yang tidak diharapkan terjadi seiringberlalunya waktu dan semakin melampaui batas segala aktivitas manusia terhadaplingkungan sekitarnya. Abnormalitas sistem hidrologik alam akibat pemanasan global dapatmenaikkan tinggi permukaan air laut sebesar 1cm/tahun untuk kenaikan suhu 2°C. Dengan dataini, Pulau Bali diperkirakan tenggelam pada tahun 2050. Didukung dengan eksploitasi airtanah berlebih, Kota Jakarta akan tenggelam 25% jika tidak diimbangi regenerasi hutan.

  Negara kita , Indonesia mendapat ‘penghargaan’ yang tercatat dalam

  Guinness World Record sebagai negara dengan tingkat penebangan hutan tercepat

  di dunia yakni 1,8 jutahektar/tahun antara 2000-2005 dengan rata-rata 51 km 2 setiap harinya (Thalita Hurriyah, 2011). Isu Pemanasan Global dan Perubahan Iklim (Climate Change) bukan lagi sekedarisapan jempol belaka, tapi sudah menunjukan bentuk dan wujud yang sebenarnya kehadapanumat manusia di bumi dengan semakin tidak nyamannya bumi sebagai tempat tinggalataupun hunian makhluk hidup.

  Kerusakan lingkungan hidup sekarang ini bukan hanya karena industrialisasi,pengembangan teknologi, dan pengejaran pertumbuhan ekonomi, tetapi juga sebab sikapmanusia yang keliru tentang hubungan dengan alam. "Manusia adalah part (bagian) darialam, bukan apart (terpisah) dari alam. Dan karena itu harus selalu hidup dalam sarana danbatas alam," ujar Pangeran Charles dalam orasi yang disebut media Inggris sebagai highprofile itu.

  Krisis lingkungan yang terjadi saat ini adalah karena ketidakmampuan manusia dalammembatasi perilaku konsumtifnya sehingga mengeksploitasi alam secara gila-gilaan,ditambah berkembangnya paham materialisme, kapitalisme dan pragmatisme dengan dalihpercepatan pembangunan, sains dan industri. Krisis ini sebenarnya bersumber padakesalahan cara pandang manusia terhadap dirinya, alam, dan tempat manusia dalamkeseluruhan ekosistem, sehingga kesalahan ini menyebabkan kesalahan pola perilakumanusia memandang hubungannya dengan alam (Rita Punto, 2016).

  Kerusakan yang dimaksud dalam Islam ada dua macam, yang pertama, kerusakanzhahiriah (material), dan yang kedua, adalah kerusakan batiniyah (spiritual). Kerusakanzhahiriah (material) dapat mengakibatkan bencana dan membawa kerugian yang besar bagiumat manusia. Tidak saja harta benda yang akan hancur binasa, akan tetapi jiwa raga pundapat musnah karenanya. Allah SWT berfirman dalam Qs. al-Rum [30] 41-42 berikut :

    Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tanganmanusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatanmereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah: “Adakanlahperjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yangterdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang- orang yang mempersekutukan(Allah).”

  Akhir-akhir ini, kerusakan alam yang telah nyata dan tidak diragukan lagi adalah apayang diistilahkan manusia sebagai global warming, yakni pemanasan bumi secaramenyeluruh, yang menyebabkan mencairnya es di Kutub, mengubah cuaca menjadiekstrim dan tidak menentu, mengubah musim keluar dari kebiasaannya, merobek ozon,menaikkan permukaan laut, merusak terumbu karang, menghancurkan kehidupan ikan-ikandi laut dan banyak lagi permasalahan yang mengerikan. Semua kerusakan ini timbul dari ulahtangan manusia yang rakus dan mau enaknya sendiri.

  Pada tahun 2003, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional mengatakan bahwa diIndonesia, penyusutan keanekaragaman hayati berbarengan dengan kerusakan hutan.Padahal LIPI (Lembaga Ilmu dan Pengetahuan Indonesia) mengungkapkan betapa urgennyakeanekaragaman hayati bagi kehidupan manusia. Mereka merilis bahwa 940 spesies liar diIndonesia sebagai bahan obat tradisional dan modern. Yayasan PROSEA (Plant Resources of South East Asia) mengungkapkan bahwa kekayaan tanaman di Asia Tenggara tak kurang menyumbangkan buku hijau berjumlah 20 jilid dengan ketebalan rata-rata 100 sampai 700halaman. Kita pun perlu mengingat bahwa 40% nilai ekonomi dunia mengandalkan proses produk keanekaragaman hayati.

  Ironisnya, posisi hutan dan keanekaragaman hayati di Indonesia dan mungkin disemua negara mengalami kerusakan besar-besaran. Misalnya, berdasarkan data sampaitahun 1999 saja, 43 juta ha hutan di Indonesia telah rusak. Dan itu setara dengan sepertigaluas hutan di Indonesia. Sedangkan rata- rata kerusakan yang terjadi adalah 1,6-2,4 jutaha/tahun. Artinya sampai tahun 2009 saja Indonesia telah kehilangan 59-67 juta ha hutan.Dan itu setara dengan setengah dari seluruh luas hutan Indonesia rusak. Dan diperkirakanpada tahun 2039, hutan Indonesia terbabat habis.Pemerintah Indonesia sudah mengeluarkan pencegahan eksplorasi sumber dayaalam yang berlebihan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 29 Tahun 1986Tentang Analisis Dampak Lingkungan berikut penjelasannya. Di dalamnya berisi tentangAMDAL, Rencana Pengelolaan Lingkungan, dan Rencana Pemantauan Lingkungan. Peraturansemacam ini ternyata tidak cukup untuk mencegah eksplorasi SDA besar-besaran.Peristiwa semacam ini memicu berbagai pihak untuk mencari penyebab dari perilakumanusia yang sudah mulai mengarah ke penghancuran tempat hidupnya sendiri itu.

  Penghijauan merupakan amalan sholeh yang mengandung banyak manfaat bagimanusia di dunia dan untuk membantu kemaslahatan akhirat manusia.

  Tanaman dan pohonyang ditanam oleh seorang muslim memiliki banyak manfaat, seperti pohon itu boleh menjadinaungan bagi manusia dan hewan yang lewat, buah dan daunnya terkadang boleh dimakan,batangnya boleh dibuat menjadi berbagai macam peralatan, akarnya boleh mencegahterjadinya erosi dan banjir, daunnya boleh menyejukkan pandangan bagi orang melihatnya,dan pohon juga bisa menjadi pelindung daripada gangguan tiupan angin, membantu sanitasilingkungan dalam mengurangi pencemaran udara, dan masih banyak lagi manfaat tanamandan pohon yang tidak sempat kita sebutkan di lembaran sempit ini (Ummu Jauharoh, 2015).

  Untuk mengatasi masalah tersebut, pendekatan yang dapat kita lakukan diantaranyadengan pengembangan Sumber Daya Manusia yang handal, pembangunan lingkunganberkelanjutan, dan kembali kepada petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya dalam pengelolaanlingkungan hidup. Adapun syarat SDM handal antara lain SDM sadar akan lingkungan danberpandangan holistis, sadar hukum, dan mempunyai komitmen terhadap lingkungan.

  Kita diajarkan untuk hidup serasi dengan alam sekitar kita, dengan sesama manusiadan dengan Allah SWT. Pandangan hidup ini mencerminkan pandangan yang holistis terhadap kehidupan kita, yaitu bahwa manusia adalah bagian dari lingkungan tempat hidupnya. Dalam pandangan ini sistem sosial manusia bersama dengan sistem biogeofisik membentuk satukesatuan yang disebut ekosistem sosiobiogeofisik, sehingga manusia merupakan bagian dariekosistem tempat hidupnya dan bukannya hidup diluarnya. Oleh karenanya, keselamatan dan kesejahteraan manusia tergantung dari keutuhan ekosistem tempat hidupnya. Jika terjadiBkerusakan pada ekosistemnya, manusia akan menderita. Karena itu walaupun biogeofisikBmerupakan sumberdaya bagi manusia, namun pemanfaatannya untuk kebutuhan hidupnya dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi kerusakan pada ekosistem. Dengan begitu manusia akan sadar terhadap hukum yang mengatur lingkungan hidup dari Allah SWT dankomitmen terhadap masalah-masalah lingkungan hidup.

  Pandangan holistik juga berarti bahwa semua permasalahan kerusakan danpengelolaan lingkungan hidup harus menjadi tanggung jawab oleh semua pihak (pemerintah, LSM, masyarakat, maupun orang perorang) dan semua wilayah (baik lokal, regional, nasional, maupun internasional). Atau dalam konsep Kementrian Lingkungan Hidup, lingkungan hidup harus dikelolasecara integral, global dan universal menuju prosperity dan sustainability.

  Dalam upaya konservasi lingkungan, gerakan Go Green Indonesia telah mencanangkan beberapa program signifikan (Go Green, 2015), sebagai berikut :

  1. Gerakan menanam Pohon.

  2. Menyuarakan dan mendorong agar semua elemen masyarakat, kalangan Pemerintahan, swasta, baik organisasi maupun Individu untuk dapat mensukseskan Green Campaign, guna tercipta budaya yang baik dengan kebiasaan kita Anak Bangsa Indonesia adalah

  “Jangan Membuang Sampah Sembarang an, Buanglah Sampah Dengan Baik & Benar”; yakni memisahkan sampah Organik dan Non Organik.

  3. Mengefisienkan pengunaan energi listrik sehari-hari dan mengurangi penggunaan bahanbakar minyak dan batu bara, serta berupaya mendorong terwujudnya Indonesia yangmenggunakan energy hijau yang bersih dan berkelanjutan/reneweble energy; solar panel, wind energy, energi hidroelectrik adalah energi air, dan energi geothermal/panas bumi.

  4. Mengurangi penggunaan kertas, dengan cara mengantikannya secara elektronikatau online atau dengan menggunakan kertas dari bahan daur ulang.

  5. Mengefisienkan dan mengurangi pengunaan air yang tidak perlu dalam penggunaannyasehari-hari, untuk menghadapi ancaman badai elnino yang berkepanjangan di Indonesiaserta menggalakkan pembuatan lubang biofory khususnya di Perkotaan.

  6. Melakukan perubahan ke gaya hidup hijau yang ramah lingkungan dengan mengunakandan membeli produk- produk yang ramah lingkungan pula / green products.

  7. Jika barang atau alat elektronik rusak, maka tidak langsung membuangnya menjadilimbah atau sampah elektronik yang berbahaya, tetapi berupaya dahulu untukmelakukan perbaikan atau repair.

  8. Berkomitmen untuk terus mengajak semua anak bangsa tanpa kecuali, agar dapat terusmenyuarakan dan mempromosikan Go Green Indonesia-ku kepada semua bangsaIndonesia lainnya yang hidup di tanah tumpah darah Indonesia ini, untuk dapatmemberikan sumbangsih dan baktinya dengan tindakan nyata guna membuat Indonesiayang lebih hijau dan bersih.

  9. Menggalakkan program perbaikan; memperbaiki hutan bumi ibu pertiwi yang semakinbertambah Rusak, program perbaikan sungai dan laut agar bersih dari sampah. dan tidakmembiarkan sungai dan laut semakin rusak dan menjadi keranjang sampah.

  Iklim perkotaan saat ini telah mengalami perubahan yang yang mencolok dibawahpengaruh kepadatan dan keterpusatan kegiatan-kegiatan kota dimana pengkajian wilayah-wilayah kota akan ditinjau secara tertentu dan terpisah dari iklim wilayah, seperti pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan melalui kurangnya ruang hijau perkotaan terhadap ekologi kotaterutama dalam kaitannya dengan iklim udara, tanah, air bawah tanah dan berpengaruhsehingga unsur-unsur pembentuk dan konstruktifnya benar-benar mengalami perubahan dilingkungan perkotaan( Mohammad Adlany, 2015) .

  Meskipun masalah ruang hijau perkotaan ini tidak dijabarkan dalam bentuk yang khasdan kekinian dalam teks-teks dan literatur-literatur utama agama kita, akan tetapi topik iniberada dibawah subyek yang lebih universal, seperti penanaman pohon, mendorongmasyarakat untuk melakukan penghijauan dan melarang penebangan pepohonan, dimanahal ini menghikayatkan kepedulian dan perhatian agama Islam terhadap masalah ini.

C. KESIMPULAN

  Agama Islam adalah salah satu agama yang memiliki penganut cukup besar di dunia. Dalam arti terntu Islam dapat menjadi agama yang berperan penting dalam usahamenyelamatkan bumi dari krisis yang dihadapinya. Paling tidak, ada dua cara yang dapatdilakukan Islam sebagai wujud tanggapan atas masalah kerusakan lingkungan hidup. Yang pertama adalah dengan cara menyerukan lebih lantang dimensi teologis tentang alam serta relasinya dengan Allah sebagai sumber iman Islam. Kedua, dengan melakukan integrasi ilmu agama islamatas lingkungan hidup yang lebih memadai dan lebih luas. Diharapkan, melalui dua cara tersebut akan ada perubahan yang signifikan bagi penganut Islam yang nantinya juga berarti bagi kebaikan ekologi bumi. Peran agama menjadi sangat penting. Pertama-tama karena sebagian besar penduduk bumi adalah orang-orang yang beragama. Kedua, karena melalui agama dapat dilahirkan banyak nilai-nilai positif terhadapalam dan lingkungan hidup yang diharapkan dapat membantu kesadaran atas krisis lingkungan. Dengan demikian agama dapat menjadi motivator atau agama dapat menjadi media paling strategis gunamembangun semangat untuk peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup.

  DAFTAR PUSTAKA Al Qardawi. Y F. 1997. Peradaban : Sunnah Sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan.

  Surabaya: Dunia Ilmu. Azyumardi Azra, Pangeran Charles, Islam dan Lingkungan Hidup dalam http://www.uinjkt.ac.id/index.php/section-blog/28-artikel.html akses tanggal 29 Juli 2017, 10:13 WIB. Abdur Rosyidi, Menggagas Islam yang Ramah Lingkungan, dalam http://www.fahmina. or.id/artikel-a-berita/Menggagas Islam Ramah

  Lingkungan.htm Departemen Agama. Tt. Al Quran dan Terjemahnya. Jakarta: PT Syamil CiptaMedia.

  Fathurrohman, P. & Suryana, AA . & Fatriany, F. 2013. Pengembangan Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama. Go Green Indonesia-ku,

9 Green Programs, dalam

  http://www.gogreenindonesiaku. com /9-green-programs.php akses KBBI, K. 2012. Arti kata uban - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online.

  Retrieved July 19, 2018, frogama P. Nasoetion, Green Campus dan Pemanasan Global dalam

  Rusn, A.I. 1998. Pemikiran Al-Ghazali Tentang Pendidikan,Yogyakarta, Pustaka Pelajar. Syarbini, A. 2012. Buku Pintar Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik Karakter Anak di Sekolah, Madrasah, dan Rumah. Jakarta: as@-Prima

  Pustaka. Thalita Hurriyah, Paradigma Umat Islam Untuk Lingkungan dalam http://jnukmi.uns.ac.id/category/artikel/Paradigma Umat Islam untuk

  Lingkungan.htm Rita Punto, Islam Mengatakan: Go Green ! dalam http://www.wikimu.com/News/ Opini.aspx Ummu Jauharah at-Taqiyah (ed.), Go Green: Amalan yang Mencerminkan Islam, dalam http://miftahulnurhusna.blogspot.com/ Jalan Menuju Syurga Go GREEN!Amalan yang cerminkan Islam.

  Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun2007

  Wiyani, N A. 2012. Manajemen Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasinya di Sekolah. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani