PENGARUH STRATEGI POSISIONING TERHADAP PENINGKATAN CITRA ATRAKSI WISATA TAMAN BUDAYA JAWA BARAT SEBAGAI TEMPAT PELESTARIAN, PEMELIHARAAN, PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN SENI BUDAYA JAWA BARAT : Survei pada Pengunjung Taman Budaya Jawa Barat.

(1)

PEMANFAATAN SENI BUDAYA JAWA BARAT (Survei pada Pengunjung Taman Budaya Jawa Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata

Oleh: Yayan Ariyanto

0705841

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

No. Daftar FPIPS : 1360/UN.40.2.5.2/PL/2012

Yayan Ariyanto, 2013

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH STRATEGI POSISIONING TERHADAP PENINGKATAN CITRA ATRAKSI WISATA TAMAN BUDAYA JAWA BARAT SEBAGAI TEMPAT

PELESTARIAN, PEMELIHARAAN, PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN SENI BUDAYA JAWA BARAT

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I,

Dr. Vanessa Gaffar, SE.,Ak.,MBA NIP. 197403072002122001

Pembimbing II,

Rini Andari, S.Pd.,SE.Par.,MM NIP. 198109162008122002

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Manajemen Pemasaran Pariwisata

H.P. Diyah Setyorini, MM NIP. 19761031 200812 2001

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis,

Yayan Ariyanto NIM. 0705841


(3)

PEMANFAATAN SENI BUDAYA JAWA BARAT (Survei pada Pengunjung Taman Budaya Jawa Barat)

Oleh Yayan Ariyanto

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Yayan Ariyanto 2012 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2012

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(4)

Yayan Ariyanto, 2013

Pengaruh Strategi Posisioning Terhadap Peningkatan Citra Atraksi Wisata Taman Budaya Jawa Barat Sebagai Tempat Pelestarian, Pemeliharaan, Pengembangan dan Pemanfaatan Seni Budaya

ABSTRAK

Yayan Ariyanto, 0705841, “Pengaruh Strategi Posisioning Terhadap Peningkatan Citra Atraksi Wisata Taman Budaya Jawa Barat Sebagai Tempat Pelestarian, Pemeliharaan, Pengembangan dan Pemanfaatan Seni Budaya Jawa Barat” (Survei pada Pengunjung Taman Budaya Jawa Barat) di bawah bimbingan Dr. Vanessa Gafar, SE.,Ak.,MBA dan Rini Andari, S.Pd.,SE.Par.,MM

Industri pariwisata merupakan salah satu core business dari pembangunan ekonomi regional makro Jawa Barat. Kota Bandung sebagai Ibu Kota Jawa Barat dan merupakan pusat tujuan wisata yang mempunyai beragam jenis wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan. Berdasarkan data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bandung salah satu pariwisata yang paling berpotensi di Kota bandung yaitu wisata seni budaya, karena Kota Bandung merupakan pusat pengembangan pariwisata seni budaya di Jawa Barat. Penyelenggara wisata seni budaya Jawa Barat di Kota Bandung yaitu di Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat (Taman Budaya Jawa Barat) tempat ini merupakan unit pelaksanaan teknis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat. Dalam perkembangannya Taman Budaya Jawa Barat dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi yang cukup signifikan, hal ini adalah salah satu indikasi dari melemahnya citra Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat. Oleh karena itu, salah satu upaya yang dilakukan Taman Budaya Jawa Barat adalah dengan melaksanakan strategi posisioning yang terdiri dari derajat kepentingan (importance), keunikan (distinctiveness), superioritas, dapat dikomunikasikan (communicability), preemptive, dan keterjangkauan (affordability), memperoleh penilaian paling tinggi yaitu pada sub variabel derajat kepentingan (importance). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif, dengan metode cross sectional method. Ukuran sampel dengan jumlah 100 pengunjung dengan menggunakan systematic random sampling. Sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan alat bantu software komputer SPSS 18.0. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa strategi posisioning memiliki pengaruh yang signifikan terhadap citra Taman Budaya Jawa Barat. Hasil perhitungan diperoleh Fhitung= 43,635, sedangkan Ftabel dengan derajat

kebabasan 0,05 adalah sebesar 2,30. Hal ini menujukkan bahwa strategi posisioning berpengaruh terhadap citra Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat. Besarnya nilai koefisien determinasi sebesar 0,738. Hal ini menujukkan bahwa besarnya pengaruh strategi posisioning terhadap citra Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat sebesar 73,8% sedangkan sisanya adalah sebesar 26,2% dipengaruhi oleh faktor lain.


(5)

Yayan Ariyanto, 2013

Yayan Ariyanto, 0705841, “The Effect of Positioning Strategy towards

Tourism Attraction Improvement Image of West Java Culture Park as a Place for Conservation, Maintenance, Development and Utilization of West Java Art and Culture” (A survey at West Java Culture Park’s Visitors)

Supervised by Dr. Vanessa Gafar, SE.,Ak.,MBA and Rini Andari, S.Pd., SE.Par.,MM

Tourism industry is one of the core businesses of West Java macro regional economy type. Bandung as the capital city of West Java, and as one of the tourist destinations, has variety of tourisms which are frequently visited by tourists. Based on the data of Tourism and Culture Department of Bandung, one of the potential tourisms is culture and art tourism, because Bandung is the center of art and culture tourism development in West Java. The West Java art and culture in Bandung is organized at West Java Culture Park Management Bureau (West Java Culture Park). The place is the technical performance unit of West Java Tourism and Culture Department. In the developing stage, time by time, The West Java Culture Park gets enough fluctuation, which is one of the indications of the

decreasing of West Java Culture Park’s image as the place for West Java culture’s conservation, maintenance, development and utilization. Therefore, one of the efforts done by West Java Culture Park is by organizing positioning strategy which consists of the importance degree, distinctiveness, superiority, communicability, preemptive, and affordability. The highest score was on importance sub variable. The method used in this research was descriptive and verification, with cross sectional method. The samples were 100 visitors and it used systematic random sampling. The analysis technique used was doubled regression by SPSS 18.0 for Windows. The result showed that positioning strategy had a significant effect towards the image of West Java Culture Park. The Fobtained was 43,635, meanwhile the Ftable was 2,30 with 0.05 level of significance. This showed that positioning strategy affected the image of West Java Culture Park as

the place for West Java culture’s conservation, maintenance, development and

utilization. The determination coefficient was 0.738. This showed that the number of positioning strategy effect towards the image of West Java Culture Park was about 73,8% and the rest, 26,2% was affected by other factors.

Keywords: positioning strategy, image


(6)

Yayan Ariyanto, 2013

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR ……… i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ……….. vi

DAFTAR TABEL ……….. xi

DAFTAR GAMBAR ……….. xiv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 1.2 1.3 1.4 Latar Belakang Penelitian ………. 1

Rumusan Masalah ………. 13

Tujuan Penelitian ………... 13

Kegunaan Penelitian ………. 14

1.4.1 1.4.2 Kegunaan Teoritis ………... 14

Kegunaan Praktis ………. 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ………... 15

2.1.1 Strategi Posisioning Dalam Pemasaran Pariwisata ………. 15

2.1.1.1 Strategi Pemasaran ………... 15

2.1.1.2 Konsep Posisioning ………... 18

2.1.1.3 Prosedur Posisioning ………. 20

2.1.1.4 Pendekatan Dalam Posisioning ………. 22

2.1.1.5 Konsep Strategi Posisioning ………. 23

2.1.1.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Strategi Posisioning …. 24 2.1.1.7 Konsep Atraksi Wisata Budaya ………... 25

2.1.2 Citra ………. 26


(7)

2.1.2.2 Manfaat Citra ………... 28

2.1.2.3 Mengkomunikasikan Citra ………... 28

2.1.2.4 Proses Pembentukan Citra ………... 29

2.1.3 Pengaruh Strategi Posisioning Terhadap Peningkatan Citra …... 32

2.1.4 Resume Hasil Penelitian Terdahulu dan Orisinalitas Penelitian . 33 2.2 Kerangka Pemikiran ……….. 35

2.3 Hipotesis ………... 40

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ……… 42

3.2 Metode Penelitian ………. 43

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ………. 43

3.2.2 Oprasionalisasi Variabel ………... 44

3.2.3 Jenis Sumber Data ………... 48

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ………... 50

3.2.4.1 Populasi ………. 50

3.2.4.2 Sampel ………... 50

3.2.4.3 Teknik Sampling ………... 52

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ………... 52

3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ……… 54

3.2.6.1 Pengujian Validitas ………... 54

3.2.6.2 Pengujian Reliabilitas ………... 58

3.3 Rancangan Teknik Analisis Data ……….. 60

3.3.1 Rancangan Analisis Data Deskriptif ………... 61

3.3.2 Pengujian Hipotesis ……….……… 61

3.3.2.1 Uji Asumsi Regresi ………... 66

3.4 Pengujian Hipotesis ………... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Atraksi Wisata dan Pengunjung Taman Budaya Jawa Barat .. 70

4.1.1 Profil Atraksi Wisata ………... 70


(8)

Yayan Ariyanto, 2013

4.1.1.2 Sejarah Singkat Taman Budaya Jawa Barat ……….. 70 4.1.1.3 Visi dan Misi Taman Budaya Jawa Barat ………. 72 4.1.1.4 Fasilitas yang Ditawarkan Taman Budaya Jawa Barat ……. 72 4.1.2 Profil Pengunjung Taman Budaya Jawa Barat ……… 76

4.1.2.1 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Jenis Kelamin dan

Usia ………... 76

4.1.2.2 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Pendidikan Terakhir 78 4.1.2.3 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Pekerjaan dan

Penghasilan ... 79 4.1.2.4 Pengalaman Pengunjung Berdasarkan Informasi mengenai

Taman Budaya Jawa Barat ... 80 4.1.2.5 Pengalaman Pengunjung Berdasarkan Frekuensi

Berkunjung ke Taman Budaya Jawa Barat ... 81 4.1.2.6 Pengalaman Pengunjung Berdasarkan Motivasi / Alasan

Berkunjung ke Taman Budaya Jawa Barat .. 82 4.1.2.7 Pengalaman Pengunjung Berdasarkan Event yang Dilihat di

Taman Budaya Jawa Barat ... 84 4.2 Tanggapan Pengunjung Taman Budaya Jawa Barat Terhadap

Strategi Posisioning ... 85 4.2.1 Tanggapan Pengunjung Taman Budaya Jawa Barat Terhadap

Derajat Kepentingan (Importance) ………... 85 4.2.2 Tanggapan Pengunjung Taman Budaya Jawa Barat Terhadap

Keunikan (Distinctiveness) ………... 86 4.2.3 Tanggapan Pengunjung Taman Budaya Jawa Barat Terhadap

Superioritas ………. 88

4.2.4 Tanggapan Pengunjung Taman Budaya Jawa Barat Terhadap Dapat Dikomunikasikan (Communicability) ………... 89 4.2.5 Tanggapan Pengunjung Taman Budaya Jawa Barat Terhadap

Preemptive ………... 90


(9)

Dapat keterjangkauan (affordability) ……….. 92

4.2.7 Rekapitulasi Total Skor Strategi Posisioning ... 93

4.3 Tanggapan Pengunjung Terhadap Citra Taman Budaya Jawa Barat 97 4.3.1 Tanggapan Pengunjung Terhadap Citra Taman Budaya Jawa BaratSebagai Tempat Pelestarian, Pemeliharaan, Pengembangan dan Pemanfaatan Seni Budaya Jawa Barat Berdasarkan Personality ………... 97

4.3.2 Tanggapan Pengunjung Terhadap Citra Taman Budaya Jawa BaratSebagai Tempat Pelestarian, Pemeliharaan, Pengembangan dan Pemanfaatan Seni Budaya Jawa Barat Berdasarkan Reputation ……….. 99

4.3.3 Tanggapan Pengunjung Terhadap Citra Taman Budaya Jawa BaratSebagai Tempat Pelestarian, Pemeliharaan, Pengembangan dan Pemanfaatan Seni Budaya Jawa Barat Berdasarkan Velue ………... 100

4.3.4 Tanggapan Pengunjung Terhadap Citra Taman Budaya Jawa BaratSebagai Tempat Pelestarian, Pemeliharaan, Pengembangan dan Pemanfaatan Seni Budaya Jawa Barat Berdasarkan Corporate Identity ……….. 102

4.3.5 Rekapitulasi Total Skor Citra ………... 103

4.4 Uji Asumsi Variabel ………. 107

4.4.1 Pengujian Asumsi Regresi ……….. 107

4.4.1.1 Uji Asumsi Normalitas ……….. 107

4.4.1.2 Uji Heteroskedastisitas ……….. 108

4.4.1.3 Uji Multikolinearitas ………. 110

4.4.2 Uji Signifikansi Secara Simultan (Uji F) ……… 111

4.4.3 Koefisien Korelasi dan Koefesien Determinasi ……….. 112

4.4.4 Uji Signifikansi Secara Parsial (Uji t) ………. 114

4.4.5 Model Persamaan Regresi Berganda Pengaruh strategi Posisioning Terhadap Citra Taman Budaya Jawa Barat ………. 115


(10)

Yayan Ariyanto, 2013

4.5 Implikasi Hasil Temuan Penelitian Strategi Posisioning ………….. 116 4.5.1 Implikasi Temuan Teoritis ……….. 116 4.5.2 Implikasi Temuan Empiris ………... 118 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan ………... 120

5.2 Rekomendasi ………. 122

DAFTAR PUSTAKA ………. xvi


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Statistik Perkembangan Wisnus Tahun 2007-2011 ………….. 2 Tabel 1.2 Data Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kota

Bandung………... 5 Tabel 1.3 Potensi Kepariwisataan Kota Bandung Tahun 2011………….. 6 Tabel 1.4 Rekapitulasi Jumlah Pengunjung Tahun 2009-2011 di Taman

Budaya Provinsi Jawa Barat ……….. 7 Tabel 1.5 Jenis Pengunjung Berdasarkan, Jenis Kelamin, Usia dan

Motivasi / Alasan Berkunjung …... 8 Tabel 1.6 Strategi Positioning Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa

Barat ………... 11 Tabel 2.1 Definisi Citra Menurut Beberapa Ahli ... 26 Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu yang Berkaitan Dengan Pengaruh

Strategi Positioning Terhadap Citra ... 33 Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ……….. 44 Tabel 3.2 Jenis dan Sumber Data ………. 49 Tabel 3.3 Proposisi Populasi Wisnus Taman Budaya Jawa Barat 2011… 50 Tabel 3.4 Jumlah Perhitungan Sampel ……….. 52 Tabel 3.5 Teknik Pengumpulan Data ……… 53 Tabel 3.6 Koefisien Korelasi ………. 55 Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Strategi Posisioning dan

Citra ………... 55

Tabel 3.8 Hasil Pengujian Reliabilitas Strategi Posisioning dan Citra …. 59 Tabel 4.1 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Jenis Kelamin dan

Usia ... 77 Tabel 4.2 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 78 Tabel 4.3 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Pekerjaan dan

Penghasilan ……… 79

Tabel 4.4 Pengalaman Pengunjung Berdasarkan Informasi Yang


(12)

Yayan Ariyanto, 2013

Tabel 4.5 Pengalaman Pengunjung Berdasarkan Frekuensi Kunjungan Dalam Tiga Bulan ... 81 Tabel 4.6 Pengalaman Pengunjung Berdasarkan Alasan Berkunjung Ke

Taman Budaya Jawa Barat ... 83 Tabel 4.7 Pengalaman Pengunjung Berdasarkan Event yang Dilihat di

Taman Budaya Jawa Barat ... 84 Tabel 4.8 Tanggapan Pengunjung Terhadap Derajat Kepentingan

(Importance) ……….. 85

Tabel 4.9 Tanggapan Pengunjung Terhadap Keunikan (Distinctiveness) 87 Tabel 4.10 Tanggapan Pengunjung Terhadap Superioritas ……… 88 Tabel 4.11 Tanggapan Pengunjung Terhadap Dapat Dikomunikasikan

(Communicability) ………. 89

Tabel 4.12 Tanggapan Pengunjung Terhadap Preemptive ……….. 91 Tabel 4.13 Tanggapan Pengunjung Terhadap Keterjangkauan

(Affordability) ……… 92

Tabel 4.14 Rekapitulasi Tanggapan Pengunjung Taman Budaya Jawa Barat Terhadap Strategi Posisioning ... 94 Tabel 4.15 Tanggapan Pengunjung Terhadap Citra Berdasarkan

Personality ………. 98

Tabel 4.16 Tanggapan Pengunjung Terhadap Citra Berdasarkan

Reputation ………. 99

Tabel 4.17 Tanggapan Pengunjung Terhadap Citra Berdasarkan Value …. 101 Tabel 4.18 Tanggapan Pengunjung Terhadap Citra Berdasarkan

Corporate Identity ………. 102 Tabel 4.19 Rekapitulasi Tanggapan Pengunjung Taman Budaya Jawa

Barat Terhadap Citra ... 103 Tabel 4.20 Hasil Uji Multikolinearitas ……… 110

Tabel 4.21 Output Anova ……… 111

Tabel 4.22 Output Pengaruh Strategi Posisioning Terhadap Terhadap


(13)

(14)

Yayan Ariyanto, 2013

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pertumbuhan Wisman ke Daya Tarik Wisata di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 –2009………... 4 Gambar 1.2 Jenis Pengunjung Berdasarkan, Jenis Kelamin, Usia dan

Motivasi / Alasan Berkunjung ……… 9

Gambar 1.3 Hasil Pra Penelitian Citra Balai Pengelolaan Taman Budaya

Jawa Barat ………... 10

Gambar 2.1 Keterkaitan Strategi Pemasaran ……….. 18 Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Strategi Positioning Terhadap

Peningkatan Citra ……… 39

Gambar 2.3 Paradigma Penelitian Pengaruh Strategi Positioning Terhadap Peningkatan Citra Atraksi Wisata Taman Budaya Jawa Barat Sebagai Tempat Pelestarian, Pemeliharaan,

engembangan dan Pemanfaatan Seni Budaya Jawa Barat…... 40

Gambar 3.1 Regresi Berganda ……… 65

Gambar 4.1 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia ... 77 Gambar 4.2 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Pendidikan Terakhir . 78 Gambar 4.3 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Pekerjaan dan

Penghasilan ………. 80

Gambar 4.4 Pengalaman Pengunjung Berdasarkan Informasi Yang

Diperoleh Tentang Taman Budaya Jawa Barat ……….. 81

Gambar 4.5 Pengalaman Pengunjung Berdasarkan Frekuensi Kunjungan Dalam Tiga Bulan ... 82 Gambar 4.6 Pengalaman Pengunjung Berdasarkan Alasan Berkunjung ke

Taman Budaya Jawa Barat ... 83 Gambar 4.7 Pengalaman Pengunjung Berdasarkan Event Yang Dilihat di

Taman Budaya Jawa Barat ... 84 Gambar 4.8 Rekapitulasi Tanggapan Pengunjung Taman Budaya Jawa


(15)

Gambar 4.9 Garis Kontinum Tanggapan Pengunjung Terhadap Strategi

Posisioning Taman Budaya Jawa Barat ... 96

Gambar 4.10 Rekapitulasi Tanggapan Pengunjung Taman Budaya Jawa Barat Terhadap Citra ... 105

Gambar 4.11 Garis Kontinum Tanggapan Pengunjung Taman Budaya Jawa Barat Terhadap Citra ... 106

Gambar 4.12 Histogram Dependent Variabel ... 107

Gambar 4.13 Normal Probability Plot ………. 108


(16)

Yayan Ariyanto, 2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pembangunan suatu negara pada saat ini lebih fokus berorientasi kepada industri non migas seperti industri jasa yang didalamnya termasuk industri pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda prekonomian dan penghasil devisa terbesar, sehingga dapat menghadapi permasalahan seperti krisis global. Dampak krisis global yang terjadi pada tahun 2009 meliputi ketidakpastian ekonomi yang terus menerus di beberapa pasar utama, bencana alam, kerusuhan politik dan sosial, gangguan perjalanan udara dan permasalahan kondisi cuaca di beberapa negara. Dampak ini telah menyebabkan orang-orang mengurangi pengeluaran yang akhirnya berdampak pada melambatnya seluruh kegiatan ekonomi, berkurangnya kunjungan wisatawan di sejumlah negara, perubahan orientasi dan level belanja wisatawan, dan dampak lainnya.

Berdasarkan Release Advance dari United Nation World Tourism Organization (UNWTO) pariwisata Internasional pulih tahun 2010 dengan didorong oleh kondisi ekonomi yang terus membaik di seluruh dunia. Wisatawan internasional naik hampir 7% menjadi 935 juta dari penurunan 4% pada tahun 2009, sehingga mengalami kenaikan 58 juta dari tahun 2009 dan 22 juta lebih dari tingkat puncak sebelum krisis tahun 2008 (913 juta). Negara-negara berkembang menjadi pendorong utama pemulihan pertumbuhan kedatangan wisatawan


(17)

internasional. Asia (13%) adalah wilayah pertama untuk memulihkan pada tahun 2010. wisatawan internasional ke Asia mencapai rekor baru di 204 juta tahun lalu, naik dari 181 juta di tahun 2009 dibandingkan dengan Benua lainya.

Indonesia secara keseluruhan tidak terlalu terkena dampak dari krisis global, dalam menyikapi kondisi krisis global tersebut Indonesia memanfaatkan krisis global menjadi peluang baik untuk mengembangkan sektor pariwisata yang ditinjau dari sisi ekonomi Indonesia yang tumbuh positif. Di samping itu Indonesia juga didukung dengan kondisi politik yang lebih baik, keamanan yang kondusif, dan potensi meningkatnya daya saing bangsa, sehingga akan sangat memberikan keuntungan yang sangat baik bagi Indonesia, karena dengan adanya peningkatan jumlah kunjungan ke Indonesia akan meningkatkan devisa negara.

Pertumbuhan pariwisata Indonesia tidak hanya didukung oleh perkembangan jumlah kunjungan wisman tetapi wisnus juga memberikan kontribusi positif, hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1 sebagai berikut:

TABEL 1.1

STATISTIK PERKEMBANGAN WISNUS (WISATAWAN NUSANTARA) TAHUN 2007-2011

TAHUN JUMLAH WISNUS

2007 5.158.441 2008 4.996.594 2009 5.053.269 2010 6.235.606 2011 6.594.231

Sumber: Modifikasi dari data BPS dan Kemenbudpar, 2012

Tabel 1.1 menjelaskan bahwa perkembangan jumlah kunjungan wisnus dari tahun 2007 sampai dengan 2011 mengalami fluktuasi dari pertahunnya,


(18)

3

Yayan Ariyanto, 2013

kenaikan yang cukup besar dari tahun 2009 ke tahun 2010 dengan rata-rata kenaikan sebesar 0,23% dibandingkan dengan kenaikan lainnya. Hal ini karena banyaknya potensi pariwisata yang dikembangkan di setiap provinsi di Indonesia dan adanya kemudahan untuk mengakses suatu daerah di Indonesia.

Provinsi-provinsi di Indonesia banyak yang memiliki potensi besar dalam perkembangan dan peningkatan pariwisata di Indonesia salah satunya yaitu Provinsi Jawa Barat. Jawa Barat merupakan provinsi yang memiliki kekayaan budaya dan pariwisata yang beraneka ragam. Sementara itu sektor pariwisata merupakan usaha inti (Core Business) dari pembangunan ekonomi regional makro Jawa Barat. Dilihat dari letak geografis Jawa Barat dan dipengaruhi iklim tropis dan memiliki luas area yang terdiri dari perkebunan, hutan, pantai, teluk dan daratan yang subur. Sektor pariwisata Jawa Barat memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan dan dijadikan daerah wisata andalan yang dibagi menjadi daya tarik wisata alam, gunung dan kawah, gua, pantai sungai dan danau, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata konvensi, museum, wisata belanja, wisata ilmu pengetahuan dan teknologi.

Bagian-bagian tersebut merupakan pendukung bagi sumber pendapatan asli daerah (PAD) sehingga upaya pemeliharaan, pelestarian, pengembangan dan pemanfaatan potensi daerah yang ada perlu dilakukan secara terpadu oleh pemerintah dengan melibatkan stakeholder dan masyarakat Jawa Barat pada umumnya. Jawa Barat dalam perkembangannya dapat dilihat dari data kunjungan wisnus ke Jawa Barat pada tahun 2005-2009 berdasarkan data dari Dinas


(19)

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dalam hal ini tingkat kunjungan wisnus mengalami peningkatan yang signifikan, seperti pada Gambar 1.1 berikut:

Sumber : Dinas Disparbud Provinsi Jawa Barat, 2012 GAMBAR 1.1

PERTUMBUHAN WISNUS KE DAYA TARIK WISATA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2005 – 2009

Berdasarkan Gambar 1.1, dapat diketahui bahwa perkembangan wisnus ke daya tarik wisata di Jawa Barat mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun 2007 sampai 2009 yang mengalami peningkatan sebesar 7,78%. Namun dari tahun 2006 ke tahun 2007 sedikit mengalami penurunan.

Jawa Barat merupakan wilayah yang mempunyai kekhasan seperti keindahan alam, kekayaan warisan sejarah, dan beragam seni budaya yang didukung oleh kultur alam dan kultur sosial yang kondusif. Pergerakan yang terjadi merupakan potensi yang dimiliki Jawa Barat untuk lebih dikembangkan secara profesional sehingga menjadi penggerak dan pusat pengembangan seni budaya, pariwisata dan ekonomi kreatif nasional.

Pusat pengembangan pariwisata di Jawa Barat yaitu terdapat di Kota Bandung. Dalam hal ini Bandung sebagai ibukota Jawa Barat dan merupakan


(20)

5

Yayan Ariyanto, 2013

pusat tujuan wisata yang mempunyai beragam jenis wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan. Seperti dalam tabel 1.2 berikut:

TABEL 1.2

DATA WISATAWAN NUSANTARA YANG BERKUNJUNG KE KOTA BANDUNG

Tahun Jumlah Wisatawan

2009 4.822.532 2010 4.951.439 2011 3.774.815

Sumber: Modifikasi dari data Disparbud Kota Bandung, 2012

Berdasarkan dari Tabel 1.2, dapat diketahui bahwa kunjungan wisatawan ke Kota Bandung mengalami fluktuasi, dimana wisnus yang berkunjung ke Kota Bandung meningkat 2,67% pada tahun 2010 dan mengalami penurunan di tahun 2011. Hal tersebut seiring dengan pembangunan yang dilakukan pemerintah kota Bandung pada tahun 2010 melalui Dinas Pariwisata Kota Bandung yang berpedoman pada visi Dinas Pariwisata Kota Bandung sebagai Kota Tujuan Wisata dan Kota Seni Budaya.

Pariwisata yang potensial untuk dikembangkan di Kota Bandung yaitu berbagai jenis pariwisata seperti wisata alam, wisata kuliner, wisata belanja, wisata minat khusus, wisata buatan dan wisata budaya. Jika dilihat salah satu pariwisata yang paling berpotensi yaitu wisata seni budaya karena Kota Bandung merupakan pusat pengembangan pariwisata seni budaya di Jawa Barat. Kota Bandung memiliki tempat pengembangan pariwisata seni budaya terlengkap dibandingkan kota-kota lain di Jawa Barat.

Berdasarkan dari Tabel 1.3 di bawah, Kota Bandung memiliki 25 galeri, 7 gedung pertunjukan, 13 gedung bersejarah, dan 342 lingkung seni budaya yang dikembangkan di berbagai sanggar atau ruang seni lainnya yang tersebar di Kota


(21)

Bandung, sehingga apresiasi seni dan budaya yang terdapat di daerah-daerah di Jawa Barat mendapatkan ruang yang besar untuk dikembangkan dan diselenggarakan menjadi potensi wisata seni budaya di Kota Bandung. Berdasarkan Tabel 1.3 Kota Bandung memiliki potensi kepariwisataan sebagai berikut:

TABEL 1.3

POTENSI KEPARIWISATAAN KOTA BANDUNG TAHUN 2011

NO POTENSI DAYA TARIK WISATA JUMLAH

1 Wisata Alam Wisata taman skala kota 11 Taman skala lingkungan 38 2 Wisata Budaya Galeri 25 Gedung pertunjukan 7 Gedung bersejarah 13 Lingkung seni budaya 342 3 Wisata Buatan Museum

Kebun binatang

Taman lalu lintas dan lain-lain

4 Wisata Belanja Factory outlet 201 5 Wisata Minat Khusus 1. Wisata Pengetahuan: PT

DI, PT Pindad, Pabrikasi/pengolahan produk (susu, vaksin, obat, textile)

2. Wisata Rohani: Pontren Daarut tauhid, Mesjid agung Bandung

SARANA PARIWISATA

1 Akomodasi Hotel berbintang 76 Hotel melati 186 2 Restoran Restoran 162 3 Rumah Makan Rumah makan 465 4 Usaha Perjalanan Wisata Usaha perjalanan wisata 116 Agen perjalanan wisata 12 Penyelenggaraan MICE 11 5 Hiburan Umum dan Aneka Usaha hiburan

Sumber: Disparbud Kota Bandung, 2012

Daya tarik wisata di Kota Bandung sangat beragam yang salah satunya adalah daya tarik wisata seni budaya. Seperti yang telah dijelaskan pada Tabel 1.3


(22)

7

Yayan Ariyanto, 2013

di atas, Daya tarik wisata seni budaya mempunyai tempat yang lebih banyak dibandingkan dengan daya tarik wisata lainya di Kota Bandung.

Berdasarkan visi Dinas Pariwisata Kota Bandung yang merupakan Kota Bandung sebagai Kota Tujuan Wisata dan Kota Seni Budaya dengan ditunjang oleh fasilitas lengkap sehingga wisata seni budaya seharusnya menjadi pariwisata unggulan di Kota Bandung, tetapi pada kenyataannya minat dari wisatawan untuk mengunjungi wisata seni budaya dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi yang cukup signifikan.

Penyelenggara wisata seni budaya Jawa Barat di Kota Bandung yaitu di Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat (Taman Budaya Jawa Barat) tempat ini merupakan unit pelaksanaan teknis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat. Dilihat dari fungsi dan namanya Taman Budaya Jawa Barat adalah tempat pengembangan pengelolaan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat sebagai potensi wisata seni budaya. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan menurut Ismaun (2006:47) yang menyatakan bahwa “basis pengembangan pariwisata adalah potensi sumber daya keragaman budaya, seni budaya, seni dan alam (pesona alam)”. Dapat dilihat pada Tabel 1.4 rekapitulasi pengunjung Taman Budaya Jawa Barat dari tahun 2009-2011, seperti berikut:

TABEL 1.4

REKAPITULASI JUMLAH PENGUNJUNG TAHUN 2009-2011 DI TAMAN BUDAYA PROVINSI JAWA BARAT

Tahun

Tempat Kegiatan Teater

Tertutup (%)

Teater

Terbuka (%) Galeri (%) Jumlah

2009 60.560 81.993 17.850 160.403 2010 28.360 0,53 27.163 0,66 13.350 0,25 68.873 2011 60.605 1,13 82.007 2,01 17.878 0,33 160.490 Sumber: Modifikasi dari data Balai Pengelolaan Taman Budaya Provinsi Jawa Barat 2012


(23)

Tabel 1.4, menunjukan jumlah kunjungan ke Taman Budaya Jawa Barat dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 mengalami fluktuasi. Penurunan itu terlihat dari berkurangnya jumlah kunjungan yang semula berjumlah 160.403 pada tahun 2009, menjadi 68.873 pada tahun 2010 dan naik pada tahun 2011. Tabel di atas, menunjukan bahwa Taman Budaya Jawa Barat memiliki fasilitas unggulan yaitu teater tertutup, teater terbuka dan galeri, dari ketiga fasilitas tersebut terlihat teater terbuka menjadi peringkat pertama karena pertumbuhannya mengalami kenaikan dari tahun 2010 sampai dengan 2011 sebesar 33,3% dibandingkan dengan fasilitas lainya.

Jumlah wisatawan yang tidak menentu dari tahun ke tahun adalah salah satu indikasi dari melemahnya citra Taman Budaya Jawa Barat sebagai menyelenggara wisata seni budaya Jawa Barat. Menurut Kotler dan Keller (2012:281), mengemukakan bahwa citra adalah pengetahuan terhadap produk yang ditawarkan perusahaan sehingga menimbulkan satu kesan ketika menggunakan atau merasakannya.Oleh karena belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya mengenai citra Taman Budaya Jawa Barat, maka dilakukan survei pra penelitian pada tanggal 10-11 agustus 2011 dengan jumlah sampel 30 orang responden yang berkunjung ke Taman Budaya Jawa Barat, diperoleh hasil sebagai berikut:

TABEL 1.5

JENIS PENGUNJUNG BERDASARKAN, JENIS KELAMIN, USIA DAN MOTIVASI / ALASAN BERKUNJUNG

Jenis

Kelamin Usia

Motivasi / Alasan

f Melihat

Pagelaran Rekreasi Makan Lainnya

Pria <21 7 1 8

21-30 1 1


(24)

9

Yayan Ariyanto, 2013

Lanjutan Tabel 1.5

Jenis

Kelamin Usia

Motivasi / Alasan

f Melihat

Pagelaran Rekreasi Makan Lainnya

Wanita <21 14 3 17

21-30 2 2

31-40

>40

Total 26 4 30

Sumber: Hasil Pengolahan Data Pra Penelitian, 2012

Tabel 1.5, dari hasil pra penelitian menunjukan sebagian besar pengunjung berjenis kelamin wanita dengan jumlah 19 orang dan 11 orang berjenis kelamin pria dengan rata-rata usia terbanyak <21 tahun, umumnya motivasi/alasan berkunjung adalah untuk melihat pergelaran yang ditampilkan di Taman Budaya Jawa Barat baik event regular maupun non regular. Dapat dilihat dalam bentuk Gambar 1.2 sebagai berikut.

Sumber: Hasil Pengolahan Data Pra Penelitian, 2012 GAMBAR 1.2

JENIS PENGUNJUNG BERDASARKAN, JENIS KELAMIN, USIA DAN MOTIVASI / ALASAN BERKUNJUNG

Pra penelitian ini dimaksudkan untuk melihat citra Taman Budaya Jawa Barat menurut pandangan pengunjung. Berdasarkan pada hasil pengolahan data


(25)

dari kuesioner pra penelitian yang telah disebarkan maka dapat dilihat tanggapan pengunjung dalam Gambar 1.3, sebagai berikut:

Sumber: Hasil Pengolahan Data Pra Penelitian, 2012

GAMBAR 1.3

HASIL PRA PENELITIAN CITRA BALAI PENGELOLAAN TAMAN BUDAYA JAWA BARAT

Pada Gambar 1.3, hasil pra penelitian tersebut menyatakan bahwa citra Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pergelaran seni budaya Jawa Barat sebesar 34%, lebih besar 2% dibandingkan dengan citra Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan, dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat sebesar 33% dan citra Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat berkumpulnya organisasi/sanggar seni di Jawa Barat sebesar 33%, hal tersebut mengindikasikan bahwa citra yang lebih melekat di benak pengunjung Taman Budaya Jawa Barat adalah sebagai tempat pergelaran seni budaya, hal ini diperkuat dengan Taman Budaya Jawa Barat sebagai fasilitator dalam kegiatan pergelaran seni budaya di Jawa Barat. Sehingga secara keseluruhan pengunjung belum merasakan citra Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian,


(26)

11

Yayan Ariyanto, 2013

pemeliharaan, pengembangan, dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat sebagai payung kepariwisataan Jawa Barat.

Taman Budaya Jawa Barat harus memiliki suatu strategi untuk meningkatkan respon pengunjung untuk berkunjung ke Taman Budaya Jawa Barat. Mengingat Jawa Barat dan khususnya Kota Bandung banyak sekali potensi wisata yang dikembangkan sehingga membuat persaingan daya tarik wisata di Kota Bandung sangat tinggi. Adapun fungsi pelaksanaan pengelolaan yang dilakukan Taman Budaya Jawa Barat sebagai tugas pokok Dinas Pariwisata dan Kebudayaan yaitu melaksanakan kegiatan pengelolaan, pengembangan, dan pemanfaatan seni budaya sebagai payung kepariwisataan Jawa Barat. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut Taman Budaya Jawa Barat memiliki salah satu strategi pemasaran dalam meningkatkan citra Taman Budaya Jawa Barat yaitu strategi posisioning. Menurut Ali Hasan (2009:204) didefinisikan sebagai berikut:

strategi posisioning merupakan strategi yang berusaha menciptakan diferensiasi yang unik dalam benak pelanggan sasaran, sehingga terbentuk citra (image) merek atau produk yang lebih unggul dibandingkan merek/produk pesaing.

Strategi posisioning yang dilakukan Taman Budaya Jawa Barat dapat dilihat pada Tabel 1.6 di bawah ini.

TABEL 1.6

STRATEGI POSISIONING BALAI PENGELOLAAN TAMAN BUDAYA JAWA BARAT

No Jenis Implementasi

1

Derajat kepentingan (importance)

Taman Budaya Jawa Barat memfasilitasi gedung teater terbuka, teater tertutup, ruang pameran, sanggar seni dan atraksi wisata seni budaya di Taman Budaya Jawa Barat


(27)

Lanjutan Tabel 1.6

No Jenis Implementasi

2

Keunikan (distinctiveness)

Setiap pengunjung dapat mengapresiasi pertunjukan seni budaya Jawa Barat yang dipergelarkan reguler atau non regular, revitalisasi budaya dan pameran di Taman Budaya Jawa Barat

3

Superioritas Menampilkan hasil revitalisasi atraksi seni budaya yang sudah tidak berkembang di masyarakat

4

Dapat

dikomunikasikan (communicability)

Penggarapan pergelaran dan promosi dilakukan dengan bekerjasama dengan pihak kurator, sanggar/organisasi lingkung seni budaya Jawa Barat, dan event organizer

5

Preemptive Taman Budaya Jawa Barat tidak hanya menampilkan atraksi seni budaya yang berkembang tetapi, merevitalisasi atraksi seni budaya yang sudah tidak berkembang di masyarakat

6

Keterjangkauan (affordability),

Harga tiket disesuaikan dengan pertunjukan yang ditampilkan, yang ditentukan oleh pihak penyelenggara

7 Kemampulabaan (profitability),

Keuntungan yang diperoleh dilihat dari besar kecilnya suatu pergelaran yang ditampilkan Sumber: Bagian Pengembangan Taman Budaya Jawa Barat, 2012

Tabel 1.6, menjelaskan bahwa strategi posisioning yang dilakukan Taman Budaya Jawa Barat lebih banyak kepada pengembangan produk seni budaya Jawa Barat seperti penyelenggaraan, revitalisasi seni budaya, event regular dan non regular yang dilakukan beberapa kali setiap bulannya oleh sanggar seni atau EO (event organizer) yang dibantu oleh para kurator dalam persiapan penyelenggaraanya, selain itu harga tiket disesuaikan dengan pertunjukan yang ditampilkan dan ditentukan oleh pihak penyelenggara.

Strategi posisioning yang dilaksanakan oleh Taman Budaya Jawa Barat sebagai salah satu langkah meningkatkan dan menciptakan diferensiasi yang unik dalam benak sasaran, sehingga citra (image) Taman Budaya Jawa Barat


(28)

13

Yayan Ariyanto, 2013

diharapkan akan membawa pengaruh yang positif untuk kemajuan Taman Budaya Jawa Barat.

Berdasarkan fenomena yang terjadi di atas maka perlu diadakannya suatu penelitian mengenai “Pengaruh Strategi Posisioning Terhadap Peningkatan Citra Atraksi Wisata Taman Budaya Jawa Barat Sebagai Tempat Pelestarian, Pemeliharaan, Pengembangan dan Pemanfaatan Seni Budaya Jawa Barat” (Survei pada Pengunjung Taman Budaya Jawa Barat).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana gambaran strategi posisioning yang dilakukan oleh Taman Budaya Jawa Barat.

2. Bagaimana gambaran citra Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat.

3. Seberapa besar pengaruh strategi posisioning terhadap peningkatan citra Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat.

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil temuan mengenai:

1. Bagaimana gambaran strategi posisioning yang dilakukan oleh Taman Budaya Jawa Barat.


(29)

2. Bagaimana gambaran citra Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat.

3. Bagaimana gambaran pengaruh strategi posisioning terhadap citra Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat.

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas kajian ilmu pemasaran pariwisata, khususnya mengenai strategi posisioning dalam upaya meningkatkan citra pada atraksi wisata.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Secara Praktis hasil penelitian ini diharapkan memberikan saran dan masukan kepada Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat dalam upaya meningkatkan citra melalui strategi posisioning yang dilakukan Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat.


(30)

Yayan Ariyanto, 2013

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh strategi posisioning terhadap peningkatan citra Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan atraksi wisata seni budaya Jawa Barat. Adapun yang menjadi objek penelitian sebagai variabel bebas (independent variable) adalah strategi posisioning. Sedangkan yang menjadi variabel terikat (dependent variable) adalah citra. Variabel bebas yaitu strategi posisioning yang terdiri dari derajat kepentingan (importance), keunikan (distinctiveness), superioritas, dapat dikomunikasikan (communicability), preemptive, keterjangkauan (affordability). Sedangkan variabel terikat yaitu citra yang terdiri dari personality, reputation, value, dan corporate identity.

Pada penelitian ini, objek yang dijadikan responden adalah pengunjung Taman Budaya Jawa Barat. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung selama kurun waktu kurang dari satu tahun, maka metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode cross sectional. Cross Sectional Method adalah metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam satu kurun waktu saja (tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang). (Husein Umar, 2008:45)


(31)

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan

Metode penelitian menurut Sugiyono (2008:2) adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaaan tertentu. Berdasarkan variabel-variabel yang diteliti maka jenis penelitian ini berupa deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2008:35) Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai strategi posisioning yang terdiri dari derajat kepentingan (importance), keunikan (distinctiveness), superioritas, dapat dikomunikasikan (communicability), preemptive, dan keterjangkauan (affordability), Taman Budaya Jawa Barat dalam peningkatan citra. Sedangkan penelitian verifikatif menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan. Dalam hal ini penelitian verifikatif bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi posisioning terhadap peningkatan citra.

Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory survey. Menurut Sugiyono (2008:11) metode survei digunakan untuk mendapatkan data-data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi penelitian ini melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengadakan kuesioner, tes, wawancara terstruktur dan sebagainya. Metode survei dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah


(32)

44

Yayan Ariyanto, 2013

data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan deskripsi, dan hubungan-hubungan antar variabel.

3.2.2 Operasionalisasi variabel

Variabel yang diteliti dalam objek penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah strategi posisioning dengan sub variabelnya derajat kepentingan (importance), keunikan (distinctiveness), superioritas, dapat dikomunikasikan (communicability), preemptive, dan keterjangkauan (affordability) terhadap citra sebagai variabel terikat yang terdiri dari personality, reputation, value, dan corporate identity. Pengaruh variabel-variabel tersebut dapat dianalisis melalui pengukuran veriabel-variabel penelitian yang dijelaskan dalam tabel operasionalisasi variabel. Secara lebih rinci dapat terlihat pada Tabel 3.1 berikut:

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL Variabel/Sub

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala

No. Item Strategi

Posisioning (X)

Strategi posisioning merupakan strategi yang berusaha menciptakan diferensiasi yang unik dalam benak pelanggan sasaran, sehingga terbentuk citra (image) merek atau produk yang lebih unggul dibandingkan merek atau pesaing.

Ali Hasan (2008:204)

Derajat kepentingan (importance) (X1) Atribut yang ditawarkan perusahaan sangat bernilai di mata sebagian besar pelanggan.

Manfaat atraksi wisata seni budaya yang ditampilkan / dipergelarkan di Taman Budaya Jawa Barat

Tingkat manfaat atraksi wisata seni budaya yang ditampilkan / dipergelarkan di Taman Budaya Jawa Barat

Ordinal III.A.1

Kemenarikan atraksi wisata seni budaya yang ditampilkan / dipergelarkan di Taman Budaya Jawa Barat Tingkat kemenarikan atraksi wisata seni budaya yang ditampilkan / dipergelarkan di Taman Budaya Jawa Barat

Ordinal III.A.2

Keragamanan atraksi wisata seni budaya yang ditampilkan / dipergelarkan di Taman Budaya Jawa Barat Tingkat Keragamanan atraksi wisata seni budaya yang ditampilkan / dipergelarkan di Taman Budaya Jawa Barat


(33)

Variabel/Sub

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala

No. Item Keunikan (distinctiveness) (X2) Atribut yang diberikan perusahaan tidak ditawarkan perusahaan lain. Bisa pula atribut itu dikemas secara lebih jelas oleh perusahaan dibandingkan pesaingnya.

Keunikan atraksi wisata seni budaya yang ditawarkan Taman Budaya Jawa Barat

Tingkat keunikan atraksi wisata seni budaya yang ditawarkan Taman Budaya Jawa Barat

Ordinal III.B.1 Keunikan fasilitas yang disediakan Taman Budaya Jawa Barat Tingkat keunikan fasilitas yang disediakan Taman Budaya Jawa Barat

Ordinal III.B.2

Keunikan atraksi wisata seni budaya yang di revitalisasi oleh Taman Budaya Jawa Barat

Tingkat keunikan atraksi wisata seni budaya yang di revitalisasi oleh Taman Budaya Jawa Barat

Ordinal III.B.3

Superioritas (X3) Atribut yang ditawarkan perusahaan lebih unggul daripada cara-cara lain untuk mendapatkan manfaat yang sama.

Keunggulan Atraksi wisata seni budaya Jawa Barat yang ditampilkan / dipergelarkan dibandingkan dengan yang lain

Tingkat keunggulan Atraksi wisata seni budaya Jawa Barat yang ditampilkan / dipergelarkan dibandingkan dengan yang lain

Ordinal III.C.1

Keunggulan fasilitas Taman Budaya dibandingkan dengan yang lain

Tingkat keunggulan fasilitas Taman Budaya

dibandingkan dengan yang lain

Ordinal III.C.2

Efektivitas kurator dalam pemilihan atraksi wisata seni budaya yang ditampilkan / dipergelarkan di Taman Budaya Jawa Barat Tingkat efektivitas kurator dalam pemilihan atraksi wisata seni budaya yang ditampilkan / dipergelarkan di Taman Budaya Jawa Barat

Ordinal III.C.3

Dapat dikomunikasikan (communicability) (X4) Atribut yang ditawarkan perusahaan dapat dikomunikasikan secara sederhana dan jelas, sehingga pelanggan dapat memahaminya. Kejelasanan penyampaian informasi pergelaran atraksi wisata seni budaya yang ditampilkan / dipergelarkan di Taman Budaya Jawa Barat Tingkat kejelasanan penyampaian informasi pergelaran atraksi wisata seni budaya yang ditampilkan / dipergelarkan di Taman Budaya Jawa Barat

Ordinal III.D.1

Kesesuaian media promosi yang digunakan oleh Taman Budaya Jawa Barat dan panitia penyelenggara

Tingkat kesesuaian media promosi yang digunakan oleh Taman Budaya Jawa Barat dan panitia penyelenggara

Ordinal III.D.2

Kinerja kurator dalam menyampaikan informasi pergelaran atraksi wisata seni budaya yang ditampilkan /

Tingkat kinerja kurator dalam menyampaikan informasi pergelaran atraksi wisata seni budaya yang ditampilkan /


(34)

46

Yayan Ariyanto, 2013

Variabel/Sub

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala

No. Item dipergelarkan di Taman Budaya Jawa Barat dipergelarkan di Taman Budaya Jawa Barat Preemptive (X5) Atribut yang ditawarkan perusahaan tidak mudah ditiru oleh para pesaing.

Kekhasan atraksi wisata seni budaya Jawa Barat yang di tampilkan / dipergelarkan di Taman Budaya Jawa Barat

Tingkat kekhasan atraksi wisata seni budaya Jawa Barat yang di tampilkan / dipergelarkan di Taman Budaya Jawa Barat

Ordinal III.E.1

Orisinalitas atraksi wisata seni budaya Jawa Barat yang ditampilkan / dipergelarkan di Taman Budaya Jawa Barat

Tingkat orisinalitas atraksi wisata seni budaya Jawa Barat yang ditampilkan / dipergelarkan di Taman Budaya Jawa Barat

Ordinal III.E.2

Kekhasan revitalisasi atraksi seni budaya yang ditampilkan / dipergelarkan di Taman Budaya Jawa Barat Tingkat kekhasan revitalisasi atraksi seni budaya yang ditampilkan / dipergelarkan di Taman Budaya Jawa Barat

Ordinal III.E.3

Keterjangkauan (affordability)

(X6)

Pelanggan sasaran akan mampu dan bersedia membayar perbedaan/keunikan atribut yang ditawarkan perusahaan. Setiap tambahan biaya atas karakteristik khusus dipandang sepadan nilai tambahnya.

Kesesuaian harga dengan nilai atraksi wisata seni budaya yang ditawarkan Taman Budaya Jawa Barat

Tingkat kesesuaian harga dengan nilai atraksi wisata seni budaya yang ditawarkan Taman Budaya Jawa Barat

Ordinal III.F.1

Kesesuaian harga dengan kualitas serta fasilitas yang disediakan Taman Budaya Jawa Barat

Tingkat kesesuaian harga dengan kualitas serta fasilitas yang disediakan Taman Budaya Jawa Barat

Ordinal III.F.2

Kesesuaian harga dengan manfaat yang diberikan Taman Budaya Jawa Barat Tingkat kesesuaian harga dengan manfaat yang diberikan Taman Budaya Jawa Barat

Ordinal III.F.3

Citra (Y)

Citra perusahaan adalah kesan dari sebuah organisasi yang didasarkan atas pengetahuan dan pengalaman.

Shirley Harrison (2005:70)

Personality (Kepribadian)

Tingkat pengetahuan pengunjung terhadap Taman Budaya Jawa barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat

Ordinal IV.A.1

Tingkat kepercayaan pengunjung terhadap Taman Budaya Jawa


(35)

Variabel/Sub

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala

No. Item Barat sebagai tempat

pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat Tingkat penilaian pengunjung terhadap Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian,

pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat

Ordinal IV.A.3

Reputation (Reputasi)

Tingkat keyakinan pengunjung terhadap Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat

Ordinal IV.B.1

Tingkat kepercayaan pengunjung terhadap Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian,

pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat

Ordinal IV.B.2

Tingkat popularitas Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat

Ordinal IV.B.3

Value

Tingkat kualitas sikap / perilaku pegawai / panitia penyelenggara event di Taman Budaya Jawa Barat terhadap pengunjung

Ordinal IV.C.1

Tingkat pelayanan yang diberikan di Taman Budaya Jawa Barat

Ordinal IV.C.2

Tingkat kesesuaian Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni Ordinal IV.C.3


(36)

48

Yayan Ariyanto, 2013

Variabel/Sub

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala

No. Item budaya Jawa Barat

Corporate Identity (Identitas perusahaan)

Tingkat pengetahuan pengunjung terhadap Taman Budaya Jawa Barat melalui Taman Budaya sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat

Ordinal IV.D.1

Tingkat pengetahuan pengunjung terhadap logo Taman Budaya Jawa Barat

Ordinal IV.D.2

Tingkat daya tarik nama Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat

Ordinal IV.D.3

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012 3.2.3 Jenis Sumber Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan keterangan tentang data. Istilah data menunjuk pada ukuran atau observasi aktual tentang hasil dari suatu investigasi survei, atau hasil observasi yang dicatat dan dikumpulkan, baik dalam bentuk angka ataupun jumlah dan bentuk kata-kata ataupun gambar (Ulber Silalahi, 2009:280).

Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang dikumpulkan dari situasi aktual ketika peristiwa terjadi (Ulber Silalahi, 2009:289). Data primer dikumpulkan secara langsung untuk menjawab masalah atau tujuan penelitian yang dilakukan dalam penelitian eksploratif, deskriptif maupun


(37)

kausal dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa survei ataupun observasi. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dalam penelitian ini sumber data primer diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah responden yang dianggap mewakili seluruh populasi dalam penelitian, yaitu pengunjung Taman Budaya Jawa Barat. 2. Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari tangan kedua atau dari sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum penelitian dilakukan (Ulber Silalahi, 2009:291). Data sekunder bisa diperoleh dari dalam suatu perusahaan (sumber internal), berbagai internet website, perpustakaan umum maupun lembaga pendidikan, membeli dari perusahaan-perusahaan yang memang mengkhususkan diri untuk menyajikan data sekunder.

Untuk lebih jelasnya mengenai data dan sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka peneliti mengumpulkan dan menyajikannya dalam Tabel 3.2 berikut:

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

No Data Penelitian Jenis Data Sumber Data

1 Profil Taman Budaya Jawa Barat Sekunder BPTB Jawa Barat 2 Tingkat kunjungan wisman dan wisnus ke

atraksi wisata Taman Budaya Jawa Barat Sekunder BPTB Jawa Barat 3 Strategi posisioning Taman Budaya

Jawa Barat Sekunder BPTB Jawa Barat

4 Tanggapan terhadap strategi posisioning Taman Budaya Jawa Barat

Primer Pengunjung 5 Tanggapan terhadap Citra Taman

Budaya Jawa Barat

Primer Pengunjung Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012


(38)

50

Yayan Ariyanto, 2013

3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 3.2.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2008:115) mengemukakan bahwa ”populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulan”. Populasi berkaitan dengan seluruh kelompok orang,

peristiwa, atau benda yang menjadi pusat perhatian peneliti untuk diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung yang berkunjung ke teater tertutup, teater terbuka dan galeri di Taman Budaya Jawa Barat tahun 2011. Berikut ini Tabel 3.3 merupakan populasi Taman Budaya Jawa Barat:

TABEL 3.3

PROPOSISI POPULASI WISNUS TAMAN BUDAYA JAWA BARAT 2011

Wisnus Jumlah tahun 2011

Teater Terbuka 82.007 Teater Tertutup 60.605 Galeri 17.878 Total 160.490 Sumber: Data BPTB Jawa Barat, 2012

3.2.4.2 Sampel

Pada suatu penelitian tidak mungkin semua populasi dapat diteliti, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya karena keterbatasan biaya, tenaga, dan waktu yang tersedia. Maka karena itulah peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi yang telah ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut dapat mewakili yang tidak diteliti. Pengambilan sebagian subjek dari populasi dinamakan sampel. Menurut Sugiyono (2008:73), yang dimaksud dengan sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi


(39)

tersebut. Untuk menghitung sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (Husein Umar, 2008:141) yaitu sebagai berikut:

2 1 n

e   

Keterangan:

n : ukuran sampel N : ukuran populasi

e : kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir

perhitungan rumus Slovin: n : sampel

N : 160.490 e : 10%

n = 2

1 160.490

Ne

 n =

01 . 0 . 490 . 160 1

160.490

 n =

9 , 605 . 1 160.490

n = 99.93

Berdasarkan perhitungan di atas, menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kelonggaran sebesar 10% didapat sampel sebanyak 99,93 orang. Agar sampel yang digunakan repersentatif dalam penelitian ini, maka sampel yang digunakan adalah 100 orang responden.

Berikut ini merupakan jumlah perhitungan sampel yang terbagi menjadi tiga bagian:


(40)

52

Yayan Ariyanto, 2013

TABEL 3.4

JUMLAH PERHITUNGAN SAMPEL

Jumlah Tempat Perhitungan

Teater Terbuka

Teater Tertutup

Galeri

Total 51 + 38 + 11 = 100

Sumber: Perhitungan Sampel, 2012

3.2.4.3 Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2008:73), Teknik Sampling adalah “merupakan teknik

pengambilan sampel”. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel digunakan

adalah systematic random sampling, karena populasinya dianggap homogen dan dapat digunakan tanpa pengetahuan mengenai bingkai sampling. Metode sampling sistematik menurut Malhotra (2005:377) adalah teknik sampling probabilitas yang didalamnya sampel dipilih dengan memilih acak titik awal dan kemudian mengambil setiap elemen secara berturut dari bingkai sampling.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data mengacu pada cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Data yang telah terkumpul digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah:

1. Studi literatur

Studi literatur adalah usaha untuk menggunakan informasi yang berhubungan dengan teori-teori dan ada kaitannya dengan masalah dan


(41)

variabel-variabel yang diteliti yang terdiri dari strategi posisioning dan citra.

2. Kuesioner

Teknik pengumpulan data mengenai penyebaran seperangkat daftar pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada responden yang menjadikan anggota sampel.

3. Wawancara atau Interview

Yaitu digunakan untuk memperoleh data dengan cara berkomnikasi secara langsung dengan responden yang terpilih melalui daftar pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya sebagai pedoman wawancara.

4. Observasi

Observasi dilakukan dengan meninjau serta melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti yaitu Taman Budaya Jawa Barat, khususnya mengenai program strategi posisioning yang dilaksanakan dan pengaruhnya terhadap citra Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat.

TABEL 3.5

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

No Teknik Pengumpulan Data Sumber Data

1 Studi literatur Strategi Posisioning dan Citra

2 Kuesioner Pengunjung Taman Budaya Jawa Barat 3 Wawancara Pengunjung Taman Budaya Jawa Barat 4 Observasi Pengaruh strategi posisioning terhadap citra

Taman Budaya Jawa Barat Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012


(42)

54

Yayan Ariyanto, 2013

3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas 3.2.6.1 Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang berarti memiliki validitas yang rendah (Suharsimi Arikunto, 2009:145).

Tipe validitas yang digunakan adalah validitas konstruk yang menentukan validitas dengan cara mengkorelasikan antar skor yang diperoleh dari masing-masing item berupa pertanyaan dengan skor totalnya. Skor total ini merupakan nilai yang diperoleh dari penjumlahan semua skor item. Korelasi antar skor item dengan skor totalnya harus signifikan. Berdasarkan ukuran statistik, bila ternyata skor semua item yang disusun berdasarkan dimensi konsep dengan skor totalnya, maka dapat dikatakan bahwa alat ukur tersebut mempunyai validitas. Adapun rumus yang dapat digunakan adalah rumus Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:

( ) ( )



( ( )

) )( ( 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n rXY           

(Suharsimi Arikunto, 2009:170) Keterangan :

r = koefisien korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat, dua variabel yang dikorelasikan

X = skor untuk pernyataan yang dipilih Y = skor total

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X


(43)

∑X2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = jumlah sampel

Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi menurut Suharsimi Arikunto (2009:245) dapt dilihat pada Tabel 3.5 sebagai berikut:

TABEL 3.6

KOEFISIEN KORELASI

BESARNYA NILAI INTERPRETASI

Antara 0.800 sampai dengan 1.00 Tinggi Antara 0.600 sampai dengan 0.800 Cukup Antara 0.400 sampai dengan 0.600 Agak Rendah Antara 0.200 sampai dengan 0.400 Rendah Antara 0.000 sampai dengan 0.200 Sangat Rendah Sumber: Suharsimi Arikunto (2009: 245)

Keputusan pengujian validitas responden dengan menggunakan taraf signifikan sebagai berikut:

1. Jika rhitung > rtabel, maupun nilai probabilitas statistik < (level of

significant 5% = 0,05) maka instrumen dikatakan valid

2. Jika rhitung < rtabel, maupun nilai probabilitas statistik > (level of

significant 5% = 0,05) maka instrumen dikatakan tidak valid.

Berikut ini adalah pengujian validitas pada item instrumen dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS (Statistical product for Service Solution) 18 for windows dan diproleh hasil sebagai berikut:

TABEL 3.7

HASIL UJI VALIDITAS ITEM PERTANYAAN STRATEGI POSISIONING DAN CITRA

No. Item Pertanyaan Rhitung Rtabel Ket

Derajat kepentingan (importance)

1

Tingkat manfaat atraksi wisata seni budaya yang ditampilkan/dipergelarkan di Taman Budaya Jawa Barat

0,871 0,361 Valid 2 Tingkat kemenarikan atraksi wisata seni budaya 0,919 0,361 Valid


(44)

56

Yayan Ariyanto, 2013

No. Item Pertanyaan Rhitung Rtabel Ket

yang ditampilkan/dipergelarkan di Taman Budaya Jawa Barat

3

Tingkat Keragamanan atraksi wisata seni budaya yang ditampilkan/dipergelarkan di Taman Budaya Jawa Barat

0,868 0,361 Valid

Keunikan (distinctiveness)

4 Tingkat keunikan atraksi wisata seni budaya yang

ditawarkan Taman Budaya Jawa Barat 0,869 0,361 Valid 5 Tingkat keunikan fasilitas yang disediakan Taman

Budaya Jawa Barat 0,925 0,361 Valid 6 Tingkat keunikan atraksi wisata seni budaya yang

di revitalisasi oleh Taman Budaya Jawa Barat 0,889 0,361 Valid

Superioritas

7

Keunggulan Atraksi wisata seni budaya Jawa Barat yang ditampilkan/dipergelarkan dibandingkan dengan yang lain

0,883 0,361 Valid 8 Keunggulan fasilitas Taman Budaya

dibandingkan dengan yang lain 0,863 0,361 Valid 9

Efektivitas kurator dalam pemilihan atraksi wisata seni budaya yang ditampilkan/dipergelarkan di Taman Budaya Jawa Barat

0,818 0,361 Valid

Dapat dikomunikasikan (communicability)

10

Kejelasanan penyampaian informasi pergelaran atraksi wisata seni budaya yang ditampilkan/dipergelarkan di Taman Budaya Jawa Barat

0,877 0,361 Valid

11

Kesesuaian media promosi yang digunakan oleh Taman Budaya Jawa Barat dan Panitia penyelenggara

0,904 0,361 Valid

12

Kinerja kurator dalam menyampaikan informasi pergelaran atraksi wisata seni budaya yang ditampilkan/dipergelarkan di Taman Budaya Jawa Barat

0,914 0,361 Valid

Preemptive

13

Kekhasan atraksi wisata seni budaya Jawa Barat yang di tampilkan/dipergelarkan di Taman Budaya Jawa Barat

0,816 0,361 Valid

14

Orisinalitas atraksi wisata seni budaya Jawa Barat yang ditampilkan/dipergelarkan di Taman Budaya Jawa Barat

0,863 0,361 Valid

15

Kekhasan revitalisasi atraksi seni budaya yang ditampilkan/dipergelarkan di Taman Budaya Jawa Barat

0,903 0,361 Valid

Keterjangkauan (affordability)

16

Kesesuaian harga dengan nilai atraksi wisata seni budaya yang ditawarkan Taman Budaya Jawa Barat

0,934 0,361 Valid 17 Kesesuaian harga dengan kualitas serta fasilitas 0,945 0,361 Valid


(45)

No. Item Pertanyaan Rhitung Rtabel Ket

yang disediakan Taman Budaya Jawa Barat 18 Kesesuaian harga dengan manfaat yang diberikan

Taman Budaya Jawa Barat 0,827 0,361 Valid

Citra Personality

19

Tingkat pengetahuan pengunjung terhadap Taman Budaya Jawa barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat

0,914 0,361 Valid

20

Tingkat kepercayaan pengunjung terhadap Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat

0,850 0,361 Valid

21

Tingkat penilaian pengunjung terhadap Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat

0,770 0,361 Valid

Reputation

22

Tingkat keyakinan pengunjung terhadap Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat

0,857 0,361 Valid

23

Tingkat kesesuaian Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat

0,910 0,361 Valid

24

Tingkat popularitas Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat

0,802 0,361 Valid

Value

25

Tingkat kualitas sikap/perilaku pegawai/panitia penyelenggara event di Taman Budaya Jawa Barat terhadap pengunjung

0,793 0,361 Valid 26 Tingkat pelayanan yang diberikan di Taman

Budaya Jawa Barat 0,869 0,361 Valid 27

Tingkat ketersediaan informasi mengenai Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat

0,817 0,361 Valid

Corporate identity

28

Tingkat pengetahuan pengunjung terhadap Taman Budaya Jawa Barat melalui Taman Budaya sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat

0,871 0,361 Valid

29

Tingkat daya tarik nama Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya


(46)

58

Yayan Ariyanto, 2013

No. Item Pertanyaan Rhitung Rtabel Ket

Jawa Barat

30 Tingkat pengetahuan pengunjung terhadap logo

Taman Budaya Jawa Barat 0,867 0,361 Valid Sumber : Pengolahan Data Primer 2012

3.2.6.2 Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjukan keterandalan tertentu.(Suharsimi Arikunto, 2009:145).

Pengujian pada reliabilitas penelitian ini menggunakan reliabilitas internal dengan rumus Cronbach Alpa. Menurut Uma Sekaran (2006:177) mengemukakan:

Cronbach alpha adalah koefisien keandalan yang menunjukan seberapa baik item dalam suatu kumpulan secara positif berkolerasi atau satu sama lain. Cronbach alpha dihitung dalam rata-rata interkolrasi anatr item yang mengukur konsep. Semakin dekat Cronbach alpha dengan 1, semakin tinggi keandalan konsistensi internal.

Hal ini dikarenakan instrumen pertanyaan kuesioner yang dipakai merupakan rentang beberapa nilai dalam hal ini menggunakan skala 1 sampai dengan 5 dengan mengunakan data ordinal yang telah ditransformasikan dalam skala interval. Rumus Cronbach Alpa:

             

2

2 11 1 ) 1 ( t b k k r  

(Sumber: Suharsimi Arikunto, 2009:196) Keterangan :

r 1 =Reliabilitas instrumen

K = Banyak butir pertanyaan

2

t


(47)

n n

X X

2 2

2

t

= Varians total

Jumlah varian butir dapat dicari dengan cara mencari nilai varians tiap butir, kemudian jumlahkan, seperti menurut Suharsimi Arikunto (2009:184) sebagai berikut:

Keterangan:

2

t

 = Varians total

Σx = Jumlah skor N = Jumlah responden

Pengujian reliabilitas instrumen pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software komputer SPSS (Statistical Product for Service Solution) 18 for windows, Menurut Uma Sekaran (2006:312) teknik pengujian reliabilitas menggunakan koefisien alpha cronbach dengan taraf nyata 5%, jika koefisien korelasi lebih besar dari nilai kritis atau jika nilai alpha cronbach lebih besar daripada 0,6 maka item tersebut dinyatakan reliabel, koefisien alpha kurang dari 0,6 menunjukkan reliabilitas yang buruk, angka sekitar 0,7 menunjukkan reliabilitas dapat diterima dan angka di atas 0,8 menunjukkan reliabilitas yang baik. Berikut hasil pengelohan data uji reliabilitas instrumen penelitian dengan menggunakan SPSS (Statistical Product for Service Solution) 18 for windows.

TABEL 3.8

HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS STRATEGI POSISIONING DAN CITRA

No. Variabel Chitung Cminimal Ket

1 Strategi Posisioning 0,896 0,70 Reliabel

2 Citra 0,766 0,70 Reliabel


(48)

60

Yayan Ariyanto, 2013

3.3 Rancangan Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan suatu cara untuk mengukur, mengelola dan menganalisis data tersebut. Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan keterangan yang berguna, serta untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini. Dengan demikian, teknik analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis serta jawaban masalah yang diajukan.

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket kuesioner. Angket ini disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian. Adapun yang menjadi variabel bebas atau variabel X adalah strategi posisioning yang terdiri dari derajat kepentingan (importance), keunikan (distinctiveness), superioritas, dapat dikomunikasikan (communicability), preemptive, dan keterjangkauan (affordability). Sedangkan variabel terikat atau variabel Y adalah citra, sehingga penelitian ini akan diteliti pengaruh starategi posisioning (X) terhadap citra (Y). Penelitian kuantitatif analisis data dilakukan setelah data seluruh responden terkumpul. Langkah-langkah dalam kegiatan analisis data dalam penelitian ini yaitu:

1. Menyusun Data

Mengecek nama dan kelengkapan identitas responden, serta mengecek kelengkapan data yang diisi oleh responden untuk mengetahui karakteristik responden, digunakan rumus presentase sebagai berikut:

Dimana:


(49)

N = Jumlah seluruh nilai 100 = Konstanta

2. Menyeleksi data untuk memeriksa kesempurnaan dan kebenaran data yang terkumpul.

3. Tabulasi Data

Tabulasi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: a. Memberikan skor pada setiap item.

b. Menjumlahkan skor pada setiap item.

c. Menyusun ranking skor pada setiap variabel penelitian.

4. Menganalisis data dan menafsirkan hasil perhitungan berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari perhitungan statistik.

3.3.1 Rancangan Analisis Data Deskriptif

Pada penelitian ini digunakan dua jenis analisis yaitu analisis deskriptif khususnya bagi variabel yang bersifat kualitatif dan analisa kualitatif berupa pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik, analisis deskriptif digunakan untuk melihat faktor penyebab sedangkan analisis kuantitatif menitik beratkan dalam pengungkapan perilaku variabel penelitian. Dengan menggunakan kombinasi metode analisis tersebut dapat diperoleh generalisasi yang bersifat komperhensif.

Dalam penelitian ini, analisis deskriptif yang digunakan untuk mendeskripsikan variabel penelitian yaitu:

a. Analisis deskriptif tanggapan pengunjung Taman Budaya Jawa Barat mengenai analisis starategi posisioning.

b. Analisis deskriptif tanggapan pengunjung Taman Budaya Jawa Barat mengenai analisis citra.


(50)

62

Yayan Ariyanto, 2013

3.3.2 Pengujian Hipotesis

Regresi multiple (berganda) merupakan teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini. Regresi berganda digunakan untuk melihat hubungan atau pengaruh fungsional ataupun kausal antara strategi posisioning yang terdiri dari derajat kepentingan (importance), keunikan (distinctiveness), superioritas, dapat dikomunikasikan (communicability), preemptive, dan keterjangkauan (affordability), terhadap citra Taman Budaya Jawa Barat. Adapun untuk analisis verifikatif sebagai berikut:

1. Method of Successive Interval (MSI)

Penelitian ini menggunakan data ordinal seperti yang telah dijelaskan dalam operasionalisasi variabel sebelumnya, oleh karena itu, semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu ditransformasikan menjadi skala interval dengan menggunakan MSI (Method Of Successive Interval) (Al Rasyid, 1994:131). Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut adalah sebagai berikut:

a) Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban responden pada setiap pernyataan.

b) Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pernyataan, dilakukan penghitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi (f) dengan jumlah responden.

c) Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pernyataan, dilakukan penghitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.


(51)

d) Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pernyataan dan setiap pilihan jawaban.

e) Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan berikut:

Scale Value = (Dencity at Lower Limit) - (Dencity at Upper Limit) (Area Below Upper Limit) - (Area Below Lower Limit) f) Hitungan skor (nilai hasil transformasi) untuk setiap pilahan jawaban

persamaan berikut:

Score = Score Value + 1 Scale Valueminimum 1 = 1

g) Selanjutnya akan ditentukan pasangan data variabel bebas dengan variabel terikat serta akan dilakukan persamaan yang berlaku untuk pasangan-pasangan tersebut.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda adalah suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan kasual antara dua variabel bebas atau lebih. Adapun untuk pengolahan data dilakukan bantuan program SPSS (Statistical Product for Service Solution) 18 for windows, menurut Suliyanto (2005:8) dilakukan sebagai berikut:

a. Masukan data dalam SPSS pada data view, dan pada variabel view dalam kolom label berilah nama masing-masing variabel.

b. Klik analyze, regression, linier. Lalu pindahkan variabel Y sebagai bergantung ke kolom dependent serta variabel X1, X2, X3, X4, X5


(1)

122

terdapat derajat kepentingan (importance), dan superioritas, maka akan semakin mempengaruhi citra Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka penulis merekomendasikan hal – hal berikut:

1. Strategi posisioning yang dilaksanakan Taman Budaya Jawa Barat secara keseluruhan berjalan cukup baik, namun masih terdapat strategi posisioning yang belum maksimal dalam pelaksanaannya yaitu sub variabel preemptive. Oleh karena itu salah satu cara agar preemptive itu tinggi adalah dengan memperbaiki dari segi kekhasan dan orisinalitas atraksi wisata seni budaya Jawa Barat yang ditampilkan/dipergelarkan di Taman Budaya Jawa Barat agar pengunjung merasa puas dan mau berkunjung kembali ke Taman Budaya Jawa Barat.

2. Persepsi pengunjung tehadap Citra Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat dinilai sudah cukup baik, namun masih terdapat indikator yang memiliki penilaian terendah yaitu reputation. Hal ini dikarenakan kurangnya kepercayaan pengunjung terhadap Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat, sehingga perlu adanya suatu tindakan yang dilakukan oleh pengelola Taman Budaya Jawa Barat untuk


(2)

123

lebih memperbaiki kualitas atraksi wisata seni budaya yang ditampilkan/dipergelarkan melalui pemilihan, pelatihan, dan pembinaan yang berkesinambungan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan keyakinan pengunjung terhadap Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat.

3. Strategi posisioning secara umum terbukti dapat mempengaruhi citra Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat. Namun dalam hal ini masih terdapat beberapa kekurangan dan harus diperbaiki untuk dapat meningkatkan citra Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat. Sub variabel yang mendapatkan nilai tertinggi adalah derajat kepentingan (importance), untuk itu dalam meningkatkan citra Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat, Taman Budaya Jawa Barat harus lebih memperhatikan indikator pada sub variabel tersebut terutama indikator yang mendapatkan penilaian tertinggi yaitu keragamanan atraksi wisata seni budaya yang ditampilkan/dipergelarkan di Taman Budaya Jawa Barat. Sehingga diharapkan pengelola Taman Budaya Jawa Barat dapat terus konsisten dalam memfasilitasi seni budaya yang ditampilkan/dipergelarkan dan terus menjaga keberagaman seni budaya yang berada di Taman Budaya Jawa Barat seperti seni tari, seni


(3)

124

musik, teater dan seni tradisional yang direvitalisasi, agar dapat menumbuhkan rasa bangga pengunjung terhadap seni budayanya.

4. Setiap penelitian tentunya memiliki kekurangan dan keterbatasan, begitu juga dengan hasil penelitian ini disadari belum mampu menjawab dengan tuntas semua permasalahan karena adanya keterbatasan yang dimiliki oleh penulis. Maka untuk para peneliti selanjutnya yang meneliti mengenai citra Taman Budaya Jawa Barat, sebagai bahan pertimbangan penulis merekomendasikan dalam penelitian selanjutnya untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan diferensiasi produk dan strategi promosi lainnya untuk meningkatkan citra Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

AB Susanto, Himawan. (2004). Strategi Pemasaran. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Alastair M. Morrison. (2010). Hospitality & Travel Marketing. Usa: Delmar Cengage Learning.

Ali Hasan. (2008). Marketing, Yogyakarta: Media Presindo.

Asep hermawan. (2005). Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif, Jakarta: Gramedia widiasarana Indonesia.

Chacko, E. Harsha. (2005). Positioning a Tourism Destination to Gain a Competitive Edge Journal, University of New Orleans.

Fandy Tjiptono, (2008) Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Andi.

Harisson, Shirley. (2005). Marketers Guide to Public Relation. New York: John Willy and Son.

Harun Al-Rasyid. (1994). Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala. Bandung: Program Studi Ilmu Sosial Bidang Kajian Sosiologi Antropologi Program Pasca Sarjana UNPAD.

Hawkins, Del I., Mothersbaugh, David L. (2010). Consumer Behavior Building

Marketing Strategy. 11th Edition. Mc, Graw-Hill.

Husein Umar, (2008). Metode Riset Bisnis, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama. Hu, Hsin-Hui. (2009). Relationship and impacts of service quality, perceived

value, customer satisfaction, and image: an empiriacal study. The Service Industries Journal. Vol. 29, No. 2, February 2009, 111-125.


(5)

I Gede Pitana. I Ketut Surya. (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Ismaun. (2007) Diktat Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: MPP UPI.

Jeong, Chul. (2009). Horse Racing image: Re-Exammination of Relations Between image and Intention to Visit. Journal of Quality Assurance in Hospitality & Tourism, 10:194-217, 2009.

Kotler Philip, Kevin Lane Keller. (2012). Marketing Management, Pearson Education, Inc. Upper Saddle River , New Jersey.

..., Gary Armstrong. (2012). Principles of Marketing 14th ed. Pearson Hall. New Jersey

Kusnendi. (2005). Model-Model Persamaan Struktur Struktural Satu dan Multigroup Sampel Dengan LISREL. Bandung: Alpabeta.

Malhotra, Nareshk. (2005). Marketing Research and Applied Orientation. 4th Ed. Prentice Hall Intl., Inc.

Mrinmoy, K. Sarma. (2005). Towards Positioning a Tourist Destination Journal, Tezpur University.

Oka A. Yoeti, 2008. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa Offset. PB. Triton 2(005). Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta: tugupublisher. Cetakan 1

Riduwan & Akdon. (2006). Rumus & Data Dalam Aplikasi Statistika. Bandung: Alfabeta.

Siswanto Sutojo. (2004). Membangun Citra Perusahaan. Jakarta: Damara Mulias Pustaka.


(6)

Steven, Pike. (2005). Destination Positioning Slogans – Analysis of themes used by New Zealand Regional Tourism Organizations Journal, Queensland University.

Suharsimi Arikunto. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Suliyanto. (2006). Metode Riset Bisnis. Yogyakarta : Andi.

Sri Raharso. (2009). Citra Destinasi dan Konsekuensi. Staf Pengajar Jurusan Administrasi Niaga – Politeknik Negeri Bandung. Tersedia: sriraharso-wordpress.com.

Sugiyono. (2008).Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. ... (2008). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Ulber Silalahi. (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama. Uma Sekaran. (2006). Metode Penelitian Untuk bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Sumber Lainnya:

www.media.unwto.org www.ebscohost.com www.bps.go.id

www.disparbud.jabarprov.go.id

http//www.dpr.go.id/undang2/uu09/uu09-10.pdf (akses juli 2009) Undang-Undang RI No.10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan Arsip Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Arsip Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bandung Balai Pengelolaan Taman Budaya Provinsi Jawa Barat 2012