PROFIL MOTIVASI BERPRESTASI PESERTA DIDIK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIMBINGAN KONSELING: Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Majalengka Tahun Ajaran 2012/2013.

(1)

(Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Majalengka Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan

Oleh

YUCKY PUTRI ERDIYANTI 0800869

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

Didik dan Implikasinya Bagi Layanan Bimbingan Akademik (Penelitian Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 1 Majalengka Tahun Ajaran 2012/2013)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya

ini”.

Bandung, April 2013 Yang Membuat Pernyataan

Yucky Putri Erdiyanti NIM. 0800869


(3)

0800869

PROFIL MOTIVASI BERPRESTASI PESERTA DIDIK DAN

IMPLIKASINYA TERHADAP BIMBINGAN DAN KONSELING

(Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Majalengka Tahun Ajaran 2012/2013

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I,

Dr. Suherman, M.Pd. NIP. 19590331 198603 1 002

Pembimbing II

Dra. Yusi Riksa Yustiana, M.Pd. NIP. 19661115 199102 2 001

Mengetahui / Mengesahkan Ketua Jurusan

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Nandang Rusmana, M. Pd. NIP 19600501 198603 1 004


(4)

(5)

Yucky Putri Erdiyanti, 2013

ABSTRAK

Yucky Putri Erdiyanti, 0800869 (2013). Profil Motivasi Berprestasi Peserta Didik dan Implikasinya Terhadap Bimbingan Konseling (Studi Deskriptif Terhadap Peserta didik Kelas X SMA Negeri 1 Majalengka Tahun Ajaran 2012/2013)

Penelitian dilatarbelakangi oleh masalah motivasi berprestasi peserta didik di sekolah, terutama peserta didik sekolah menengah atas.tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Profil motivasi berprestasi peserta didik X di SMA Negeri 1 Majalengka tahun ajaran 2012/2013 Secara umum, peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Majalengka tahun ajaran 2012-2013 memiliki motivasi berprestasi pada kategori tinggi. Secara umum, pencapaian aspek-aspek motivasi berprestasi peserta didik berada pada kategori sedang dan tinggi. Terdapat tiga aspek motivasi berprestasi yang berada pada kategori sedang dan empat aspek motivasi berprestasi berada pada kategori tinggi. Tiga aspek yang berada pada kategori sedang, yaitu antisipasi tujuan (45,83%), kegiatan berprestasi (46,8%), bantuan (52,08%) dan empat aspek yang berada pada kategori tinggi kebutuhan berprestasi (47,91%), hambatan (56,25%), suasana perasaan (96,87%), karier masa depan (78,12%).Rekomendasi ditujukan bagi: 1) guru BK agar hasil penelitian dijadikan rujukan evaluasi dari program yang telah dibuat sebelumnya, dan 2) peneliti selanjutnya diharapkan meneliti dengan populasi dan sampel yang lain seperti SMP dan SMK dengan sampel yang lebih kecil seperti peserta didik dengan ekonomi rendah untuk mendapatkan hasil yang lebih stabil untuk dapat lebih memperbaiki kekurangan pada penelitian sebelumnya.

Kata Kunci: Motivasi berprestasi, bimbingan konseling, bimbingan akademik peserta didik SMA


(6)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ……….. i

KATA PENGANTAR ………... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ………. iv

DAFTAR ISI ……….. vii

DAFTAR TABEL ……….. ix

DAFTAR GRAFIK……… x

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xi

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

A. Latar Belakang Penelitian ……… 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ………... 5

C. Tujuan Penelitian ………. 5

D. Metode Penelitian ……… 6

E. Manfaat Penelitian ………... 7

F. Struktur Organisasi Skripsi ……….. 7

BAB II BIMBINGAN AKADEMIK DAN MOTIVASI BERPRESTASI 8 A. Bimbingan Akademik………... 8

B. Motivasi Berprestasi ……… 19

C. Penelitian Terdahulu………. 33

D. Kerangka Penelitian ……… 35

BAB III METODE PENELITIAN ………... 36

A. Pendekatan dan Metode Penelitian……….. 36

B. Definisi Operasional ……… 36

C. Populasi dan Sampel Penelitian ……….. 37

D. Teknik Pengumpulan Data ………. 38

E. Pengembangan Intrumen ………. 38


(7)

G. Prosedur Peneltian……… 48

H. Analisis Data ……… 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 51

A. Deskripsi Hasil Penelitian ………... 51

B. Pembahasan Hasil Penelitian ………... 62

C. Implikasi bagi layanan bimbingan dan konseling ……… 69

D. Program hipotetik bimbingan dan konseling untuk mengembangkan motivasi berprestasi peserta didik……… 70

BAB V PENUTUP ………. 94

A. Kesimpulan ……….. 94

B. Rekomendasi ………... 95

DAFTAR PUSTAKA ……… 95


(8)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 dinyatakan bahwa pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dibutukan peran serta dari semua pihak, salah satunya lain adalah lembaga pendidikan. Berbagai upaya telah dilakukan oleh lembaga pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan, seperti penyediaan media pembelajaran, laboratorium, perpustakaan dan para penyelenggara pendidikan terutama tenaga pengajarnya. Di sisi lain untuk meningkatkan kualitas pendidikan diadakan tes setiap akhir semester untuk mengetahui prestasi peserta didik dalam menyerap materi pelajaran yang diberikan serta untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam menyajikan materi pelajaran dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan kurikulum. Peningkatan kualitas guru dalam proses belajar mengajar termasuk salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan. Dalam proses pendidikan, peserta didik merupakan sentral dalam proses pendidikan. Peserta didik adalah sumber daya manusia yang harus dikembangkan potensinya. Dalam hal ini, guru menempati posisi yang sangat strategis dalam mengembangkan potensi peserta didik.

Guru seyogyanya membantu perkembangan peserta didik untuk dapat menerima dan memahami serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru harus memotivasi peserta didik agar senantiasa belajar dalam berbagai


(9)

kesempatan. Pada akhirnya, seorang guru dapat memainkan perannya sebagai motivator dalam proses belajar mengajar apabila guru menguasai dan mampu melakukan keterampilan-keterampilan didaktik dan metodik yang relevan dengan situasi dan kondisi para peserta didik. Dengan demikian peserta didik dapat menyerap apa yang telah diajarkan oleh guru dan besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan potensinya.

Motivasi berprestasi kerap dikenali sebagai daya dorong untuk mencapai hasil yang baik yang biasanya diwujudkan dalam bentuk tingkah laku belajar atau menunjukkan usaha-usaha untuk mencapai tujuan belajar. Di dalam kenyataannya, seringkali guru mengalami kesulitan melakukan upaya-upaya memotivasi peserta didik

Rendahnya motivasi belajar peserta didik akan membuat peserta didik tertarik pada hal-hal yang negatif Raymond J.W dan Judith (Nurhasanah : 2012) mengungkapkan bahwa secara harfiah anak- anak tertarik pada belajar, pengetahuan, seni (motivasi positif) namun peserta didik juga bisa tertarik pada hal–hal yang negatif seperti minum obat- obatan terlarang, pergaulan bebas dan lainnya. Motivasi belajar peserta didik tidak akan lenyap tetapi peserta didik akan berkembang dalam cara-cara yang dapat membimbing peserta didik untuk menjadikan diri peserta didik lebih baik atau juga sebaliknya. Hal inilah yang harus diperhatikan oleh orang tua dan guru. Motivasi Sesuatu yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas atau dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Secara psikologi, berarti usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya, atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Jadi dengan adanya motivasi dalam diri peserta didik sebagian besar tujuan yang di


(10)

rencanakan akan akan tercapai atau menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang dikehendaki oleh peserta didik itu dapat tercapai.

Fenomena di SMA Negeri 1 Majalengka berdasarkan wawancara dengan guru BK 1)sikap yang asal lulus dan naik kelas; 2) kurang memiliki disiplin pribadi dalam belajar; 3) tidak mengikuti kegiatan belajar yang sedang berlangsung; 4)tidak terarah pada tujuan, dan pengamatan langsung menunjukan peserta didik memiliki motivasi berprestasi rendah dapat dilihat dari perilaku kelas X tahun ajaran 2011/2012 yang menunjukan 1)tidak terarah pada tujuan; 2) tidak mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung; 3)kurang memanfaatkan waktu untuk belajar lebih keras sehingga kurang memperoleh hasil belajar yang optimal.

Motivasi memegang peranan penting sebagai faktor pendorong, penggerak, dan pengarah aktivitas belajar seseorang. Motivasi mendorong peserta didik mengembangkan kreativitas dan insiatif serta memelihara ketekunan dalam belajar, yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi peningkatan prestasi peserta didik.

Hasil penelitian Nur Azizah (2010:53,online tersedia pada http//www.infoskripsi.com/upload/2010/12/ hubungan-motivasi berprestasi dengan roktanisi akademik.pdf) menunjukan peserta didik memiliki sikap tidak bersungguh sungguh dalam mengikuti pelajaran, memiliki perasaan bosan dalam melakukan sesuatu, kurang memiliki tujuan yang jelas dalam pencapaian belajar, mengerjakan tugas tidak tepat waktunya, dan memiliki sikap putus asa.


(11)

Kurangnya motivasi dalam belajar diduga kuat menjadi penyebab ketidakoptimalan percapaian prestasi dalam bidang akademik.

Prestasi merupakan dorongan yang kuat untuk berhasil mencapai tujuannya. Berprestasi ialah adaman setiap siswa di sekolah, baik itu prestasi di bidang belajar, pribadi, sosial maupun karir. Prestasi yang pernah diraih oleh peserta didik akan menumbuhkan motivasi baru untuk menjalani aktivitas di sekolah. Motivasi peserta didik mencapai suatu prestasi harus mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi. Motivasi merupakan kekuatan, dorongan, keinginan yang terdapat dalam diri peserta didik yang menyebabkan peserta didik bertindak atau berbuat, sehingga motivasi berprestasi yang tinggi mendorong peserta didik untuk fokus pada pencapaian prestasi. Peserta didik yang memiliki motivasi berprestasi tinggi ketika menghadapi permasalahan akan melakukan cara-cara yang positif untuk memecahkan masalahnya, seperti bertanggung jawab terhadap pribadinya dan belajar dengan sungguh-sungguh (Wenar&kering, 2007 online tersedia pada http/teknologikinerja.wordpreess.com/upload/11/pengaruh- motivasi terhadap peningkatan kinerja.pdf).

Menurut Mc Clellan dan Arkinson (1953:78) ”Achiement motivation should be characterzed by high hopes of success ranther than by fear of failure” artinya motivasi berprestasi merupakan ciri peserta didik yang mempunyai harapan tinggi untuk mencapai keberhasilan dari pada ketakutan kegagalan. Mc clelland (1953:78) mengatakan “motivasi berprestasi merupakan kecenderungan peserta didik dalam mengarahkan dan mempertahankan tingkah laku untuk


(12)

peserta didik untuk menilai kegiatan yang pernah dilakukan. Peserta didik yang menginginkan prestasi yang baik akan menilai kegiatan yang dilakukannya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Kebutuhan untuk berprestasi di bidang akademik harus dirasakan oleh peserta didik. Dengan kebutuhan berprestasi, peserta didik dapat terpacu untuk melakukan hal hal yang dapat menghasilkan prestasi ke tingkat yang diinginkan. Dengan prestasi peserta didik menjadi bangga akan diri sendiri. Pada proses pencapaian prestasi dapat terjadi, seperti kebiasaan menunda yang menghambat peserta didik mencapai prestasi yang optimal.

Adapun pertanyaan yang perlu dijawab pada penelitian ialah:

1. Seperti apa profil tingkat motivasi berprestasi peserta didik kelas X di SMA Negeri 1 Majalengka tahun ajaran 2012/2013?

2. Apa implikasi bimbingan dan konseling untuk mengembangkan motivasi berprestasi peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Majalengka

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum yang ingin dicapai dari penelitian ialah memperoleh gambaran empirik mengenai gambaran profil meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik. Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai ialah:

1. Profil motivasi berprestasi peserta didik X di SMA Negeri 1 Majalengka tahun ajaran 2012/2013.


(13)

2. Implikasi bimbingan dan konseling untuk mengembangkan motivasi berprestasi peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Majalengka

D. Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan penganalisisan data hasil penelitian dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistik, mulai dari pengumpulan data, penafsiran sampai penyajian hasilnya (Arikunto, 2006:12). Tujuan untuk mengukur motivasi berprestasi peserta didik di SMA Negeri 1 Majalengka tahun ajaran 2012/2013

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dengan tujuan untuk memberi gambaran tentang motivasi berprestasi peserta didik

Teknik penarikan sampel dilakukan secara acak sederhana (Purposive Sampling). Teknik pengambilan data dilakukan secara purposive sampling dikenal juga dengan sampling pertimbangan. Purposive sampling ialah teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbanngan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu. Peneliti menggunakan teknik purposive sampling berdasarkan wawancara dengan guru BK merekomendasikan kelas X2, X5 dan X6 tepat dijadikan sample penelitian motivasi berprestasi.


(14)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi guru pembimbing, diharapkan dapat membantu guru pembimbing sebagai acuan untuk mengatasi masalah motivasi berprestasi peserta didik. 2. Bagi jurusan psikologi pendidikan dan bimbingan hasil penelitian sebagai

salah satu bentuk referensi program bimbingan dan konseling.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Penelitian dituliskan dalam lima bab, dengan sistematika sebagai berikut: Bab I Pendahuluan memaparkan latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, lokasi, sampel penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II kajian pustaka merupakan konsep-konsep/teori-teori dalam bidang yang dikaji, Kerangka Pemikiran merupakan tahapan yang harus ditempuh untuk merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antar variabel penelitian, dan Hipotesis Penelitian merupakan jawaban sementara terhadap suatu masalah yang dirumuskan dalam penelitian

Bab III Metode penelitian memaparkan lokasi penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, proses pengembangan instrument, teknik pengumpulan data dan analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan pembahasan menguraikan tentang pengolahan data, serta pembahasan hasil pengolahan data.


(15)

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan penganalisisan data hasil penelitian dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistik, mulai dari pengumpulan data, penafsiran sampai penyajian hasilnya (Arikunto, 2006:12).Pada penelitian, hasil yang diperoleh berupa angka, yang digunakan untuk menganalisis variabel disiplin belajar dan variabel prestasi belajar.

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif yaitu metode yang memusatkan pada pemecahan masalah motivasi berprestasi peserta didik. Penelitian ini lebih difokuskan pada hubungan korelasional antara disiplin belajar dengan prestasi belajar.Teknik statistik korelasional digunakan untuk menguraikan dan mengukur seberapa besar hubungan antara variabel disiplin belajar dengan variabel prestasi belajar.

B. Definisi Operasional Variabel

Motivasi berprestasi pada penelitian dipahami berdasarkan konsep motivasi berprestasi dari McClelland, yaitu suatu kekuatan atau pendorong dalam diri individu untuk melakukan sesuatu sebaik mungkin dalam menyelesaikan tugas maupun meraih prestasi akademik.

Mengukur tinggi rendahnya motivasi berprestasi seseorang merujuk pada aspek-aspek motivasi berprestasi yang dikemukakan oleh McClelland (Sunaryo Kartadinata, 1976 dalam Nesya ulfah 2010) sebagai berikut:

a. Kebutuhan berprestasi. Menunjukkan adanya keinginan, harapan, penentuan untuk mencapai saesuatu hasil yang dinyatakan secara eksplisit. Keinginan atau harapan berkenaan dengan sesuatu pekerjaan atau tugas yang bersifat umum.


(17)

b. Antisipasi tujuan. Mengharapkan atau memperkirakan keberhasilan, kegagalan untuk mengambil resiko.

c. Kegiatan berprestasi melakukan kegiatan,kreatisi,ulet dan tekun dalam meraih prestasi

d. Hambatan,mampu mengantisipasi hambatan dari dalam dan luar diri juga yang terencana

e. Suasana perasaan, memiliki pikiran dan perasaan positif dan negatif juga tanggung jawab personal

f. Bantuan, menunjukkan kemampuan individu memanfaatkan adanya orang-orang yang bersimpati, membantu dan mendorong untuk mencapai tujuan. Bantuan ini berupa kea rah pencapaian tujuan yang lebih bersifat kontinu bukan incidental karier masa depan, yakni mengaitkan atau memikirkan karier masa depan.

g. Karir masa depan, mampu mengaitkan dan memikirkan karie masa depan C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah peserta didik dengan kelas X SMA Negeri 1 Majalengka Tahun Pelajaran 2012/2013. Alasan utama pemilihan lokasi penelitian di SMA Negeri 1 Majalengka didasarkan atas hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru BK di SMA Negeri 1 Majalengka yang menyatakan banyak peserta didik kelas X yang menunjukkan indikator memiliki motivasi berprestasi rendah, di antaranya kurang memiliki semangat untuk berkompetisi, mudah menyerah ketika sedang mengerjakan tugas yang sulit, serta kurang memiliki rasa tanggung jawab atas tugas yang diberikan.

Teknik pengambilan data dilakukan secara purposive sampling dikenal juga dengan sampling pertimbangan. Purposive sampling ialah teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbanngan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu. Peneliti menggunakan teknik purposive sampling berdasarkan wawancara dengan guru BK merekomendasikan kelas X2, X5 dan X6 tepat dijadikan sample penelitian motivasi berprestasi.


(18)

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik penelitian tidak langsung dengan menggunakan angket.Pengungkapan data motivasi berprestasi peserta didik menggunakan angket yang disusun sesuai dengan rujukan definisi operasional variabel.Instrumen pengumpulan data menggunakan model rating-scales summated ratings (Likert).

E. Pengembangan Instrumen 1. Jenis instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah angket yang disusun untuk mendapatkan data tentang motivasi berprestasi peserta didik kelas X. Angket yang digunakan oleh peneliti dalam bentuk skala sikap. Setiap item yang dikembangkan menggunakan dua pilihan respon yaitu pernyataan positif dan negatif

Jenis instrumen pengungkap data dalam penelitian adalah skala psikologis yang diaplikasikan dengan skala sikap atau persepsi dengan menggunakan skala Likert.Untuk menskor kategori Likert, jawaban diberi bobot atau disamakan dengan nilai kuantitatif 4, 3, 2, 1, untuk empat pilihan pernyataan positif dan 1, 2, 3, 4 untuk pernyataan negatif (Sukardi, 2003:147).

Keempat alternative respons tersebut diurutkan dari kemungkinan kesesuaian tertinggi sampai dengan kemungkinan kesesuaian terendah, yaitu: 1) Sangat Sesuai (SS); 2) Sesuai (S); 3) Tidak Sesuai (TS); dan 4) Sangat Tidak Sesuai (STS). Secara sederhana, tiap opsi alternatif respons mengandung arti dan nilai skor seperti tertera pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Pola Skor Opsi Alternatif Respons

Model Summated Ratings (Likert)

Pernyataan Skor Empat Opsi Alternatif Respon

SS S TS STS

Favorable (+) 4 3 2 1


(19)

Pada alat ukur, setiap item diasumsikan memiliki nilai 1 – 4 dengan bobot tertentu. Bobotnya ialah:

1. Untuk pilihan jawaban sangat sesuai (SS) memiliki skor 4 pada pernyataan positif atau skor 1 pada pernyataan negatif.

2. Untuk pilihan jawaban sesuai (S) memiliki skor 3 pada pernyataan positif atau skor 2 pada pernyataan negatif.

3. Untuk pilihan jawaban tidak sesuai (TS) memiliki skor 2 pada pernyataan positif atau skor 3 pada pernyataan negatif.

4. Untuk pilihan jawaban sangat tidak sesuai (STS) memiliki skor 1 pada pernyataan positif atau skor 4 pada pernyataan negatif.

2. Pengembangan kisi-kisi Instrumen Penelitian

Penyusunan kisi-kisi didasarkan pada aspek-aspek motivasi berprestasi yang dikemukakan oleh Nesha Ulfah sebagai berikut: (a)Kebutuhan berprestasi,memiliki keinginan untuk berprestasi sebaik mungkin, (b)Antisipasi tujuan,mengharapkan atau memperkirakan keberhasilan,kegagalan untuk mengambil resiko (c)Kegiatan berprestasi melakukan kegiatan,kreatisi,ulet dan tekun dalam meraih prestasi (d)Hambatan,mampu mengantisipasi hambatandari dalam dan luar diri juga yang terencan, , (e) suasana perasaan, memiliki pikiran dan perasaan positif dan negatif juga tanggung jawab personal, (f) bantuan, mengharapkan bantuan dari orang lain, dan (g) karier masa depan, yakni mengaitkan atau memikirkan karier masa depan.


(20)

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Skala Motivasi Berprestasi

NO ASPEK INDIKATOR ITEM (+) ITEM (-)

1 Kebutuhan berprestasi

Memiliki keinginan untuk berprestasi sebaik mungkin

1, 2, 3, 4 5, 6, 7

2 Antisipasi tujuan Mengharapkan/memper-kirakan keberhasilan

8, 9, 10 11, 12

Mengharapkan/memper-kirakan kegagalan

13, 14 15, 16

Mempunyai keberanian dalam mengambil resiko

17, 18 19, 20

3 Kegiatan berprestasi

Melakukan kegiatan dan kreasi untuk meraih prestasi

21, 22, 23 24, 25

Ulet dan tekun dalam meraih prestasi

26, 27, 28, 29, 30

31, 32, 33, 34

4 Hambatan Mampu mengantisipasi

hambatan dari dalam diri

35, 36 37, 38

Mampu mengantisipasi hambatan dari luar diri

39, 40 41, 42

Mengadakan antisipasi yang terencana

43, 44 45, 46

5 Suasana perasaan Memiliki pikiran/perasaan positif dan negative

47, 48, 49, 50

51, 52

Mempunyai perasaan tanggung jawab personal

53, 54, 55 56, 57

6 Bantuan Mengharapkan bantuan

dari orang lain

58, 59 60, 61

7 Karir masa depan Mengaitkan/memikirkan karier masa depan

62, 63 64, 65

3. Pedoman Skoring

Jenis instrumen pengungkap data dalam penelitian adalah skala psikologis yang diaplikasikan dengan skala sikap atau persepsi dengan


(21)

menggunakan skala Likert.Untuk menskor kategori Likert, jawaban diberi bobot atau disamakan dengan nilai kuantitatif 4, 3, 2, 1, untuk empat pilihan pernyataan positif dan 1, 2, 3, 4 untuk pernyataan negatif (Sukardi, 2003:147).

Keempat alternative respons tersebut diurutkan dari kemungkinan kesesuaian tertinggi sampai dengan kemungkinan kesesuaian terendah, yaitu: 1) Sangat Sesuai (SS); 2) Sesuai (S); 3) Tidak Sesuai (TS); dan 4) Sangat Tidak Sesuai (STS). Secara sederhana, tiap opsi alternatif respons mengandung arti dan nilai skor seperti tertera pada tabel berikut:

Tabel 3.3 Pola Skor Opsi Alternatif Respons

Model Summated Ratings (Likert)

Pernyataan Skor Empat Opsi Alternatif Respon

SS S TS STS

Favorable (+) 4 3 2 1

Un-Favorable (-) 1 2 3 4

Pada alat ukur, setiap item diasumsikan memiliki nilai 1 – 4 dengan bobot tertentu. Bobotnya ialah:

1. Untuk pilihan jawaban sangat sesuai (SS) memiliki skor 4 pada pernyataan positif atau skor 1 pada pernyataan negatif.

2. Untuk pilihan jawaban sesuai (S) memiliki skor 3 pada pernyataan positif atau skor 2 pada pernyataan negatif.

3. Untuk pilihan jawaban tidak sesuai (TS) memiliki skor 2 pada pernyataan positif atau skor 3 pada pernyataan negatif.

4 Untuk pilihan jawaban sangat tidak sesuai (STS) memiliki skor 1 pada pernyataan positif atau skor 4 pada pernyataan negatif.

F. Uji Coba Alat Pengumpul Data 1. Uji Kelayakan Instrumen

Uji kelayakan instrumen bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen dari segi bahasa, konstruk dan isi. Uji kelayakan instrumen dilakukan dengan mengadakan penimbangan/penilaian oleh tiga dosen ahli,


(22)

yakni dengan meminta pendapat dosen ahli untuk memberikan penilaian pada setiap item dengan kualifikasi Memadai (M) dan Tidak Memadai (TM).Item yang diberikan nilai M berarti item aspek digunakan, dan item yang diberi nilai TM bisa memiliki dua kemungkinan yaitu item tersebut tidak bisa digunakan atau masih bisa digunakan dengan revisi.

Uji kelayakan instrumen dilakukan oleh Prof Dr Syamsu Yusuf, M. Pd, Dra.R.Taty Kustiawati, M.Pd dan Drs. Sudaryat, M. Pd. Hasil penilaian menunjukkan secara konstruk hampir seluruh item termasuk memadai. Namun dari segi bahasa dan isi masih terdapat item yang perlu diperbaiki. Secara rinci disajikan dalam bentuk tabel 3.3 berikut :

Tabel 3.4

Hasil Uji Kelayakan Instrumen

Kesimpulan No Item Jumlah

Memadai 11, 15, 16, 17, 24, 32, 33, 35, 36, 41, 43, 44, 46, 47, 49, 53, 56, 57, 58, 62, 64, 65

22

Revisi 1, 2, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 34, 37, 38, 39, 42, 48, 50, 51, 52, 54, 55, 59, 60, 61, 63

38

Dibuang 4, 7, 25, 40, 45 5

Tambahan 4

Total 64

Hasil penimbangan menunjukkan terdapat 22 item yang dapat digunakan, 38 item yang perlu direvisi dan lima item yang dibuang. Selain itu berdasarkan saran dari salah seorang dosen ahli, item pernyataan ditambah sebanyak empat item.Sehingga jumlah pernyataan yang digunakan untuk uji coba instrumen ialah sebanyak 64 item.

Dengan demikian, kisi-kisi instrumen setelah uji kelayakan instrumen dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut


(23)

Kisi-Kisi Instrumen

(Setelah Uji Kelayakan Instrumen)

NO ASPEK INDIKATOR ITEM (+) ITEM (-)

1 Kebutuhan berprestasi

Memiliki keinginan untuk berprestasi sebaik mungkin

1, 2, 3, 4 5, 6

2 Antisipasi tujuan Mengharapkan/memper-kirakan keberhasilan

7, 8, 9 10, 11

Memperkirakan kegagalan 13 12, 14, 15

Mempunyai keberanian dalam mengambil resiko

16, 17, 18, 20

19

3 Kegiatan berprestasi

Melakukan kegiatan dan kreasi untuk meraih prestasi

21, 22, 23, 25, 26, 27

24

Ulet dan tekun dalam meraih prestasi

28, 29, 30, 31

32, 33, 34

4 Hambatan Mampu mengatasi

hambatan dari dalam diri

35, 36, 38 37

Mampu mengatasi hambatan dari luar diri

39 40, 41

Mengadakan antisipasi yang terencana

42, 43 44

5 Suasana perasaan Memiliki pikiran/perasaan positif dan negative

45, 46, 47, 48, 50

49

Mempunyai rasa tanggung jawab personal

51, 52, 53 54, 55

6 Bantuan Mengharapkan bantuan

dari orang lain

56, 57 58, 59

7 Karir masa depan Mengaitkan/memikirkan karier masa depan

60, 61, 62 63, 64


(24)

Uji keterbacaan dilakukan oleh peserta didik kelas X di SMA Negeri 1 Majalengka sebanyak lima orang. Uji keterbacaan dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana keterbacaan instrumen oleh responden.Melalui uji keterbacaan dapat diketahui redaksi kata yang sulit dipahami oleh responden sehingga dapat diperbaiki. Uji keterbacaan dilakukan agar angket dapat dipahami oleh semua peserta didik kelas X sesuai dengan maksud penelitian. Angket yang dilakukan uji keterbacaannya adalah angket yang telah melalui tahap uji kelayakan instrumen.

Berdasarkan hasil uji keterbacaan, responden dapat memahami dengan baik seluruh item pernyataan yang ada baik dari segi bahasa maupun makna yang terkandung dalam pernyataan. Dengan demikian, dapat disimpulkan seluruh item pernyataan dapat digunakan dan mudah dimengerti oleh peserta didik kelas X.

3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas dan reliabilitas instrumen dapat diketahui setelah dilakukan uji coba instrumen.Uji coba angket dilaksanakan terhadap peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 26 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011.Angket diberikan kepada peserta didik yang tidak termasuk sampel penelitian, sebanyak 45 orang.Peserta didik sebelum mengisi angket terlebih dahulu diberikan penjelasan mengenai cara-cara pengisian angket.

Pengolahan data hasil uji coba diolah secara statistik.Adapun pengolahan data hasil uji coba dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel dan SPSS 16.0.

a. Uji validitas butir item

Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengorelasikan antara skor item dengan skor total item. Hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang digunakan


(25)

untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak.

1) Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel. Teknik pengujian yang digunakan ialah korelasi rumus Korelasi Product Moment (Pearson), yaitu:

2 2



2 2

) ( ) ( ) )( ( i i i i i i i i xy Y Y n X X n Y X Y X n r            keterangan :

rxy = koefisien korelasi

n = jumlah responden uji coba X = skor tiap item

Y = skor seluruh item

Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :

1) Jika r hitung r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pernyataan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).

2) Jika r hitung r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pernyataan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid)

Berdasarkan hasil perhitungan nilai validitas dengan kriteria r hitung 0, 248 (n=45, dengan sig. 0,05) diperoleh item pernyataan yang dinyatakan valid ialah sebanyak 47 dari 64 item. Sedangkan 17 item lainnya dinyatakan tidak valid dan tidak dapat digunakan. Adapun item pernyataan yang dianggap valid dan tidak valid dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut :


(26)

Kesimpulan No Item Jumlah Valid 2,4,6,8,11,13,15,18,21,22,23,24,25,26,27,28,29,30,31,

32,35,36,38,39,41,42,43,44,45,46,47,48,50,51,52,5354 , 55,56,57,58,59,60,61,62,64

47

Tidak Valid 1,2,3,5,7,9,10,12,14,16,17,19,20,33,34,37,40,49, 63

17

b. Uji reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Nilai reliabilitas diperoleh dengan menggunakan metode yang digunakan dalam program SPSS yaitu metode Alpha.Metode Alpha sangat cocok digunakan pada skor berbentuk skala (Priyatno, 2008:25).

Rumus reliabilitas dengan metode Alpha adalah: r11 =

(Arikunto, 2006:109) Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pernyataan = jumlah varian butir

= varian total

Menurut Sekaran (1992 dalam Prayitno, 2008:26), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik.


(27)

Hasil pengolahan data menggunakan program SPSS 16.0 untuk mencari nilai reliabilitas angket skala motivasi berprestasi dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut :

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Reliability Statistiks Cronbach's

Alpha N of Items

.822 46

Hasil uji reliabitias menunjukkan nilai reliabilitas instrumen sebesar 0,822.Artinya, instrumen dinyatakan memiliki tingkat konsistensi yang baik dan dapat digunakan kembali.

Adapun kisi-kisi instrumen setelah uji coba dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut:


(28)

Tabel 3.9 Kisi-Kisi Instrumen

(Setelah Uji Coba)

NO ASPEK INDIKATOR ITEM (+) ITEM (-)

1 Kebutuhan berprestasi

Memiliki keinginan untuk berprestasi sebaik mungkin

1,2,3 4, 5

2 Antisipasi tujuan Mengharapkan/memper-kirakan keberhasilan

6, 7 8

Memperkirakan kegagalan 9 10, 11, 12

Mempunyai keberanian dalam mengambil resiko

13, 14, 15 -

3 Kegiatan berprestasi

Melakukan kegiatan dan kreasi untuk meraih prestasi

16, 17, 18, 19, 20

21

Ulet dan tekun dalam meraih prestasi

22, 23, 24 25, 26

4 Hambatan Mampu mengatasi

hambatan dari dalam diri

27, 28, 29 -

Mampu mengatasi hambatan dari luar diri

30 31

Mengadakan antisipasi yang terencana

32 33

5 Suasana perasaan Memiliki pikiran/perasaan positif dan negatif

34, 35, 36 37

Mempunyai rasa tanggung jawab personal

38, 39, 40 41

6 Bantuan Mengharapkan bantuan

dari orang lain

42, 43 44

7 Karir masa depan Mengaitkan/memikirkan karier masa depan


(29)

G. Prosedur Penelitian

1. Penyusunan Proposal Penelitian

Sebelum penelitian dilakukan, peneliti terlebih dahulu menyusun proposal penelitian. Proses penyusunan proposal dimulai dari pengajuan tema bahasan penelitian kepada dewan skripsi. Setelah tema disetujui oleh dewan skripsi, selanjutnya proposal diseminarkan untuk mendapatkan berbagai masukan dari dewan skripsi dan dari teman-teman mahapeserta didik lainnya sebagai peserta seminar. Setelah tema disetujui oleh Dewan Skripsi, peneliti merumuskan judul penelitian dalam bentuk proposal. Berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh ketika seminar, proposal kemudian direvisi dan hasil revisi diajukan kembali untuk memperoleh pengesahan dan pengangkatan dosen pembimbing skripsi.

2. Perizinan Penelitian

Perizinan penelitian bertujuan untuk memenuhi kelengkapan administrasi penelitian sesuai dengan ketetapan yang berlaku. Perizinan dimulai dengan mengajukan permohonan izin penelitian kepada ketua jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB), dan dapat langsung diserahkan kepada sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian, yaitu SMA Negeri 1 Majalengka (surat izin terlampir).

3. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran angket kepada responden yaitu peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Majalengka Tahun Ajaran 2012/2013. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah:

a. Penyampaian tujuan penelitian angket b. Penyebaran angket

c. Penjelasan petunjuk pengisian angket d. Pengumpulan angket


(30)

4. Tahap Pengolahan Data

Pada tahap pengolahan data, peneliti melakukan pengolahan hasilpenyebaran angket sebagai instrumen utama dan menganalisis hasil wawancara, obervasi dan studi dokumentasi sebagai instrumen pendukung. Hasil pengolahandata penelitian dibuat penafsiran serta kesimpulannya yang akan menjadi hasilatau kesimpulan dari penelitian ini.

5. Tahap Pelaporan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaporan adalah : a. Merumuskan hasil penelitian selama berada di lapangan. b. Menyusun laporan secara keseluruhan dalam bentuk skripsi. c. Laporan skripsi kemudian diajukan kepada tim penguji untuk

dilakukanpenilaian sebagaimana mestinya. H. Analisis Data

Proes analisis dilakukan setelah seluruh pengumpulan data selesai. Data yang terkumpul terdiri dari data kuantitatif mengenai tingkat motivasi berprestasi. Selanjutnya, data tersebut dianalisis menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2007 sebagai berikut:

Pertanyaan penelitian 1 mengenai gambaran umum motivasi berprestasi kelas X di SMA Negeri 1 Majalengka dijawab melalui distribusi skor responden berdasarkan konversi untuk memberikan makna diagnostik terhadap skor. Langkah ini dilakukan untuk menentukan kategori tingkat motivasi berpretasi pada peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Majalengka pada kategori Sangat Rendah(SR), Rendah (R), Sedang (S), Tinggi (T) dan Sangat Tinggi (ST) dalam bentuk presentase. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu:

a. Menentukan per kategorian dengan menjumlahkan skor dari 46 itempernyataan (valid) dalam instrumen, kemudian dicari panjang intervalsetiap kelas dengan rumus sebagai berikut:


(31)

Keterangan :

c = Panjang interval kelas Xn = Nilai Tertinggi

X1 = Nilai terendah = Banyaknya kelas, dalam hal ini adalah 4 (SR, R,

S, T, dan ST)

Instrumen tingkat motivasi berprestasi peserta didik terdiri atas 46 item.Setiap item terdiri atas 4 alternatif jawaban yang diberi nilai 1 sampai 4.

Hasil perhitungan interval : C = 171- 79 = 30,6

3

Rendah = 79 – 109,6 Sedang = 109,7 – 140,2 Tinggi = 140,3 - 171


(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Majalengka tahun ajaran 2012-2013 mengenai motivasi berprestasi peserta didik kesimpulan sebagai berikut :

Secara umum, peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Majalengka tahun ajaran 2012-2013 dari ketujuh aspek motivasi berprestasi menunjukkan peserta didik telah mencapai tingkat motivasi berprestasi sedang terlihat dari persentase tiga aspek yang berada pada kategori sedang dan empat aspek yang berada pada kategori tinggi yaitu :

1. Adanya adanya kebutuhan berprestasi memperoleh persentase 47,91% artinya peserta didik memiliki keinginan untuk berprestasi sebaik mungkin, yang berada pada kategori tinggi.

2. Antisipasi tujuan, memperoleh persentase 45,83% artinya peserta didik memiliki antisipasi terhadap tujuannya tapi tidak bisa memperkirakan akan keberhasilannya. Berada pada kategori sedang.

3. Adanya kegiatan berprestasi memperoleh pesentase 46,8% artinya peserta didik sudah menentukan usaha-usaha untuk meraih prestasinya tetapi usaha yang peserta didik lakukan tidak optimal. Berada pada kategori sedang.

4. Hambatan, memperoleh persentase 56,25% artinya peserta didik tidak memiliki hambatan baik dari dalam dan luar diri. Berada pada kategori tinggi.

5. Adanya suasana perasaan, memperoleh 96,87% artinya peserta didik memiliki pikiran dan perasaan positif dan negatif juga sudah bisa bertanggung jawab. Berada pada kategori tinggi.


(33)

6. Adanya bantuan memperoleh persentase 52,08% artinya peserta didik masih membutuhkan orang lain untuk mencapai prestasinya. Berada pada kategori sedang.

7. Adanya karier masa depan,memperoleh persentase 78,12% artinya peserta didik memikirkan karier masa depan. Berada pada kategori tinggi.

B. Rekomendasi

Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian, berikut dikemukakan rekomendasi hasil penelitian bagi pihak terkait.

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling (Konselor)

Guru BK mempergunakan rancangan kegiatan yang telah dibuat untuk mempertahankan dan mengaplikasikan motivasi berprestasi yang telat diberikan.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan populasi dan sampel yang lebih luas seperti jenjang SMP dan SMK dengan perbandingan kualifikasi jenis kelamin. Karena menurut Morgan (1986) mengatakan banyak perempuan dengan motivasi berprestasi tinggi namun tidak menampilkan karakteristik perilaku berprestasi layaknya laki-laki. Atau dengan perbandingan status ekomoni peserta didik seperti di ungkapkan McClelland (1961:387) menyatakan bagaimana cara orang tua mengasuh anak, hubungan antara anak dan orang tua serta agama dan kelas sosial mempunyai pengaruh terhadap motivasi berprestasi anak.


(34)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. (2010). Psikologi belajar. Jakarta. Rineka Cipta. Ahmadi dan Supriyono (2004). Psikologi Belajar. Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi V). Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. (2004). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara..

Azwar, S. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azizah, Nur (2010:53,online tersedia pada

http//www.infoskripsi.com/upload/2010/12/ hubungan-motivasi berprestasi dengan roktanisi akademik.pdf)

Depdiknas. (2008). Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta.

Hamalik, Oemar. (2003). Media Pendidikan. Bandung : PT Citra Aditya Bakti Hasibuan, Ria Uli. (2007). Hubungan Nilai Kesuksesan, Ekspektansi Kesuksesan,

dan Motivasi Berprestasi Remaja Miskin Pusat Pengembangan Anak Compassion-Malang. [Online]. Tersedia: http://www.infoskripsi.com/ Artikel-Penelitian/Hubungan-Nilai-Kesuksesan.html. [9 November 2008] Heryana, Dede. (2008). Pemanfaatan Media Film sebagai Sumber Pembelajaran

Sejarah dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas XI IPA IV SMAN 20 Bandung. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Honey, Damayanti. (2007). Program Bimbingan Belajar untuk Mengurangi Perilaku Prokrastinasi Akademik Siswa Menengah Pertama. Skripsi pada Jurusan PPB UPI: tidak diterbitkan.

Koeswara, E. (1986). Motivasi: Teori dan Penelitiannya. Bandung: Angkasa Mawandhi, Roy. (2005). Karakteristik Penggunaan Media di Kalangan Remaja.

[Online]. Tersedia : http://skripsi.unila.ac.id/wp- content/uploads/2009/07/karakteristik-penggunaan-media-di-kalangan-remaja.pdf.


(35)

Mc. Clelland, David C. (1953). The Achieving Society. New York: D. Van Nostrand Company, IncNurihsan, Juntika. (2003). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Bandung: Mutiara.

Miharja, Sugandi. (2001). Konseling Kelompok Berorientasi Keagamaan untuk Meningkatkan Motif Berprestasi (Hasil Studi Eksperimen Bersama Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Kabupaten Garut). Tesis pada Prodi BK PPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Nurihsan, Juntika. (2006). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Bandung: Mutiara.

Nasution. (2004). Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Natawidjaja, Rochman. (2009). Konseling Kelompok,konsep Dasar dan pendekatan . Bandung : Rizqi Press

Nurhasanah, Fitri. (2012) Profil Motivasi Belajar Siswa Dilihat dari Status Sosial Ekonomi Keluarga.. Skripsi Sarjana pada Fip Upi Bandung : tidak diterbitkan.

Prayitno dan Amti, E. (2004). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta

Prayitno, Elida. (1989). Motivasi dalam Belajar. Jakarta: departemen pendidikan dan Kebudayaan.

Priyatno, Dwi. (2008). Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta: Mediakom.

Pustaka Familia. (2006). Konsep Diri Positif, Menentukan Prestasi Anak. Yogyakarta: KanisiusRamdani, Widya (2011) Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Siswa. Skripsi Sarjana pada Fip Upi Bandung : tidak diterbitkan

Ramdani, widya (2011) Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Siswa. Skripsi Sarjana pada Fip Upi Bandung : tidak diterbitkan

Rosleny. (2007). Program Bimbingan dan Konseling untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa SMP (Studi Terhadap Siswa SMPN 20 Bandung). Tesis pada Prodi BK PPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Setari, Rani Dewinta. (2005). Abstraksi: Dampak Sinetron Remaja Terhadap Perilaku Modelling Berpakaian Remaja. [Online]. Tersedia:


(36)

http://library.gunadarma.ac.id/10500631-skripsi_fpsi.pdf [23 Oktober 2009]

Siagian, Sondang P. (2004). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sisdiknas. (1995). Undang-Undang No.025 Tahun 1995 Bab II Pasal 3. Jakarta Sobur, Alex. (2003). Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung: Pustaka

Setia

Sukardi, (2002). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PPs UPI dan PT Remaja Rosda Karya.

Sardiman. (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Press

Soetjiningsih. (2010). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : CV Sagung Seto

Sugiono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Maestro

Suparyanto. (2010). Konsep Dasar Status Ekonomi. [online]. Tersedia : http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/07/konsep-dasar-status-ekonomi.html Surya, Moh. (2003). Psikologi Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy. Syamsuddin, Abin. (2001). Psikologi Kependidikan. Bandung: Rosda.

Ulfah, Nesya (2012). Efektivitas Bimbingan Akademik Melalui Symbolic Modeling Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Siswa.Skripsi pada sarjana Fip UPI Bandung. Tidak diterbitkan

Uno, Hamzah B. (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Winkel, W.S. (1985). Bimbingan dan Konseling di Institusi Sekolah. Jakarta: Gramedia

Yusiana, Regista. (2002). Hubungan antara Persepsi terhadap Peran Kelompok Teman Sebaya dengan Motivasi Berprestasi pada Siswa Pindahan Kelas 3


(37)

di SMUN 2 Bandung. Skripsi pada Jurusan Psikologi Universitas Islam Bandung: tidak diterbitkan.

Uno, Hamzah B. (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara.

Wenar&kering, 2007 online tersedia pada

http/teknologikinerja.wordpreess.com/upload/11/pengaruh-motivasi terhadap peningkatan kinerja.pdf

Widiastuty, Isti Larasati. (2011). Indeks Pembangunan Manusia. BPS Kota Bandung

Winkel, W.S. (1996). Bimbingan di Institusi Pendidikan. Jakarta : Grafindo Yusuf, Syamsu. (2009). Program Bimbingan dan Konseling di sekolah. Bandung:

Rizqi Press

Yusuf, Syamsu dan Nurikhsan, Juntika. (2006). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : PT Remaja Rosdakarya


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Majalengka tahun ajaran 2012-2013 mengenai motivasi berprestasi peserta didik kesimpulan sebagai berikut :

Secara umum, peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Majalengka tahun ajaran 2012-2013 dari ketujuh aspek motivasi berprestasi menunjukkan peserta didik telah mencapai tingkat motivasi berprestasi sedang terlihat dari persentase tiga aspek yang berada pada kategori sedang dan empat aspek yang berada pada kategori tinggi yaitu :

1. Adanya adanya kebutuhan berprestasi memperoleh persentase 47,91% artinya peserta didik memiliki keinginan untuk berprestasi sebaik mungkin, yang berada pada kategori tinggi.

2. Antisipasi tujuan, memperoleh persentase 45,83% artinya peserta didik memiliki antisipasi terhadap tujuannya tapi tidak bisa memperkirakan akan keberhasilannya. Berada pada kategori sedang.

3. Adanya kegiatan berprestasi memperoleh pesentase 46,8% artinya peserta didik sudah menentukan usaha-usaha untuk meraih prestasinya tetapi usaha yang peserta didik lakukan tidak optimal. Berada pada kategori sedang.

4. Hambatan, memperoleh persentase 56,25% artinya peserta didik tidak memiliki hambatan baik dari dalam dan luar diri. Berada pada kategori tinggi.

5. Adanya suasana perasaan, memperoleh 96,87% artinya peserta didik memiliki pikiran dan perasaan positif dan negatif juga sudah bisa bertanggung jawab. Berada pada kategori tinggi.


(2)

Yucky Putri Erdiyanti, 2013

Profil Motivasi Berprestasi Peserta Didik dan Implikasinya Terhadap Bimbingan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

6. Adanya bantuan memperoleh persentase 52,08% artinya peserta didik masih membutuhkan orang lain untuk mencapai prestasinya. Berada pada kategori sedang.

7. Adanya karier masa depan,memperoleh persentase 78,12% artinya peserta didik memikirkan karier masa depan. Berada pada kategori tinggi.

B. Rekomendasi

Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian, berikut dikemukakan rekomendasi hasil penelitian bagi pihak terkait.

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling (Konselor)

Guru BK mempergunakan rancangan kegiatan yang telah dibuat untuk mempertahankan dan mengaplikasikan motivasi berprestasi yang telat diberikan.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan populasi dan sampel yang lebih luas seperti jenjang SMP dan SMK dengan perbandingan kualifikasi jenis kelamin. Karena menurut Morgan (1986) mengatakan banyak perempuan dengan motivasi berprestasi tinggi namun tidak menampilkan karakteristik perilaku berprestasi layaknya laki-laki. Atau dengan perbandingan status ekomoni peserta didik seperti di ungkapkan McClelland (1961:387) menyatakan bagaimana cara orang tua mengasuh anak, hubungan antara anak dan orang tua serta agama dan kelas sosial mempunyai pengaruh terhadap motivasi berprestasi anak.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. (2010). Psikologi belajar. Jakarta. Rineka Cipta. Ahmadi dan Supriyono (2004). Psikologi Belajar. Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi V). Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. (2004). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara..

Azwar, S. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azizah, Nur (2010:53,online tersedia pada

http//www.infoskripsi.com/upload/2010/12/ hubungan-motivasi berprestasi dengan roktanisi akademik.pdf)

Depdiknas. (2008). Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta.

Hamalik, Oemar. (2003). Media Pendidikan. Bandung : PT Citra Aditya Bakti Hasibuan, Ria Uli. (2007). Hubungan Nilai Kesuksesan, Ekspektansi Kesuksesan,

dan Motivasi Berprestasi Remaja Miskin Pusat Pengembangan Anak Compassion-Malang. [Online]. Tersedia: http://www.infoskripsi.com/ Artikel-Penelitian/Hubungan-Nilai-Kesuksesan.html. [9 November 2008] Heryana, Dede. (2008). Pemanfaatan Media Film sebagai Sumber Pembelajaran

Sejarah dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas XI IPA IV SMAN 20 Bandung. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Honey, Damayanti. (2007). Program Bimbingan Belajar untuk Mengurangi Perilaku Prokrastinasi Akademik Siswa Menengah Pertama. Skripsi pada Jurusan PPB UPI: tidak diterbitkan.

Koeswara, E. (1986). Motivasi: Teori dan Penelitiannya. Bandung: Angkasa Mawandhi, Roy. (2005). Karakteristik Penggunaan Media di Kalangan Remaja.

[Online]. Tersedia : http://skripsi.unila.ac.id/wp- content/uploads/2009/07/karakteristik-penggunaan-media-di-kalangan-remaja.pdf.


(4)

Yucky Putri Erdiyanti, 2013

Profil Motivasi Berprestasi Peserta Didik dan Implikasinya Terhadap Bimbingan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Mc. Clelland, David C. (1953). The Achieving Society. New York: D. Van Nostrand Company, IncNurihsan, Juntika. (2003). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Bandung: Mutiara.

Miharja, Sugandi. (2001). Konseling Kelompok Berorientasi Keagamaan untuk Meningkatkan Motif Berprestasi (Hasil Studi Eksperimen Bersama Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Kabupaten Garut). Tesis pada Prodi BK PPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Nurihsan, Juntika. (2006). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Bandung: Mutiara.

Nasution. (2004). Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Natawidjaja, Rochman. (2009). Konseling Kelompok,konsep Dasar dan pendekatan . Bandung : Rizqi Press

Nurhasanah, Fitri. (2012) Profil Motivasi Belajar Siswa Dilihat dari Status Sosial Ekonomi Keluarga.. Skripsi Sarjana pada Fip Upi Bandung : tidak diterbitkan.

Prayitno dan Amti, E. (2004). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta

Prayitno, Elida. (1989). Motivasi dalam Belajar. Jakarta: departemen pendidikan dan Kebudayaan.

Priyatno, Dwi. (2008). Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta: Mediakom.

Pustaka Familia. (2006). Konsep Diri Positif, Menentukan Prestasi Anak. Yogyakarta: KanisiusRamdani, Widya (2011) Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Siswa. Skripsi Sarjana pada Fip Upi Bandung : tidak diterbitkan

Ramdani, widya (2011) Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Siswa. Skripsi Sarjana pada Fip Upi Bandung : tidak diterbitkan

Rosleny. (2007). Program Bimbingan dan Konseling untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa SMP (Studi Terhadap Siswa SMPN 20 Bandung). Tesis pada Prodi BK PPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Setari, Rani Dewinta. (2005). Abstraksi: Dampak Sinetron Remaja Terhadap


(5)

http://library.gunadarma.ac.id/10500631-skripsi_fpsi.pdf [23 Oktober 2009]

Siagian, Sondang P. (2004). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sisdiknas. (1995). Undang-Undang No.025 Tahun 1995 Bab II Pasal 3. Jakarta Sobur, Alex. (2003). Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung: Pustaka

Setia

Sukardi, (2002). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PPs UPI dan PT Remaja Rosda Karya.

Sardiman. (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Press

Soetjiningsih. (2010). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : CV Sagung Seto

Sugiono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Maestro

Suparyanto. (2010). Konsep Dasar Status Ekonomi. [online]. Tersedia : http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/07/konsep-dasar-status-ekonomi.html Surya, Moh. (2003). Psikologi Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy. Syamsuddin, Abin. (2001). Psikologi Kependidikan. Bandung: Rosda.

Ulfah, Nesya (2012). Efektivitas Bimbingan Akademik Melalui Symbolic Modeling Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Siswa.Skripsi pada sarjana Fip UPI Bandung. Tidak diterbitkan

Uno, Hamzah B. (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Winkel, W.S. (1985). Bimbingan dan Konseling di Institusi Sekolah. Jakarta: Gramedia

Yusiana, Regista. (2002). Hubungan antara Persepsi terhadap Peran Kelompok Teman Sebaya dengan Motivasi Berprestasi pada Siswa Pindahan Kelas 3


(6)

Yucky Putri Erdiyanti, 2013

Profil Motivasi Berprestasi Peserta Didik dan Implikasinya Terhadap Bimbingan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

di SMUN 2 Bandung. Skripsi pada Jurusan Psikologi Universitas Islam Bandung: tidak diterbitkan.

Uno, Hamzah B. (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara.

Wenar&kering, 2007 online tersedia pada

http/teknologikinerja.wordpreess.com/upload/11/pengaruh-motivasi terhadap peningkatan kinerja.pdf

Widiastuty, Isti Larasati. (2011). Indeks Pembangunan Manusia. BPS Kota Bandung

Winkel, W.S. (1996). Bimbingan di Institusi Pendidikan. Jakarta : Grafindo Yusuf, Syamsu. (2009). Program Bimbingan dan Konseling di sekolah. Bandung:

Rizqi Press

Yusuf, Syamsu dan Nurikhsan, Juntika. (2006). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : PT Remaja Rosdakarya