PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP DI SMP NEGERI 1 TUNJUNGAN BLORA Pengelolaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di SMP Negeri 1 Tunjungan Blora.

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP
DI SMP NEGERI 1 TUNJUNGAN BLORA

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada
Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Disusun Oleh:
BURATSIH SULISTYORINI
Q 100 100 095

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

2

3


ABSTRACT
Oleh
Buratsih Sulistyorini , Yetty Sarjono2, Budi Sutrisno 3
1
Guru SMP Negeri 1 Blora, 2Staf Pengajar UMS Surakarta,
3
Staf Pengajar UMS Surakarta
1

The purpose of this study was to describe the readiness of infrastructure
characteristics, interactions, strategies and methods of teaching social studies
curriculum based on the Junior High School 1 Tunjungan-Blora. This study is
qualitative research. Using an ethnographic research design. Methods of data
collection consisted of in-depth interviews, observation and documentation. Data
analysis techniques using data reduction, presentation of data and make
conclusions. The results of this study were 1) characteristic of the readiness of
facilities and infrastructure in support of learning is a) has a pocket book SBC, b)
preparing teaching aids and instructional media IPS, c) construct a building unfit
for use, clean and comfortable, d) providing a reference book IPS , d) prepare

teachers social studies teaching materials, e) has a reference book on methods of
supporting learning. 2) Characteristics of interaction of IPS-based learning
curriculum, among others: a) teachers to be friendly and a good coach as well as
educators, b) there is feedback in learning interactions, c) students are encouraged
to interact more actively in learning, d) demonstrates the visual aids and media
with good learning, e) there are questions and answers between teachers and
students, f) the teacher uses in comprehensible language learning. 3)
Characteristics of the implementation of strategies and methods of teaching social
studies curriculum based on the lani is a) do the planning in implementing the
strategy and methods of learning, b) implements the CTL method and the
demonstration of learning, c) use of visual aids and instructional media, d)
learning an interesting and fun by using the Active Learning, e) apply learning
IPS integrated into the implementation of learning.
Keywords: manajement, IPS learning, KTSP

4

Pendahuluan
Pidarta dalam Sobri, (2009: 3) mengartikan pengelolaan pendidikan
sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam

mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. Pengelolaan
pendidkan juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan
penyelenggaraan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, baik
tujuan jangka pendek, menengah, maupun tujuan jangka panjang.
Dalam Pasal 1 UU Sisdiknas, Nomor 20 tahun 2003, pendidikan pada
dasarnya adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan Negara.
Pendidikan

harus

mengubah

paradigmanya.

Norma-norma


dan

keyakinan-keyakinan lama harus dipertanyakan. Sekolah mesti belajar untuk bisa
berjalan dengan sumber daya yang sedikit. Para profesional pendidikan yang akan
mereka butuhkan untuk bersaing dalam perekonomian global. Sayangnya,
kebanyakan sekolah masih memandang bahwa mutu akan meningkat hanya jika
masyarakat bersedia memberi dana yang lebih besar. Padahal dana bukanlah hal
utama dalam perbaikan mutu pendidikan.mutu pendidikan akan meningkat bila
administrator, guru staf dan anggota dewan sekolah mengembangkan sikap baru
yang terfokus pada kepemimpinan, kerja tim, kooperasi, akuntabilitas dan
pengakuan (Arcaro, 2007: 2).

5

Proses pendidikan dalam kegiatan pembelajaran atau dalam kelas, akan
bisa berjalan dengan lancar, kondusif, interaktif apabila dilandasi oleh dasar
kurikulum yang baik dan benar. Pendidikan bisa dijalankan dengan baik ketika
kurikulum menjadi penyangga utama dalam proses belajar mengajar. Kurikulum
mengandung sekian banyak unsur konstruktif supaya pembelajaran terlaksana
dengan optimal. Sejumlah pakar kurikulum berpendapat bahwa jantung

pendidikan berada pada kurikulum.baik dan buruknya hasil pendidikan ditentukan
oleh kurikulum, apakah mampu membangun kesadaran kritis terhadap peserta
didik ataukah tidak (Yamin, 2009: 13).
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Adapun KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) adalah
kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,
struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan,
dan silabus.
Proses pembelajaran pada hakekatnya adalah proses komunikasi, yaitu
proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/ media tertentu ke
penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran/media dan penerima pesan adalah
komponen-komponen proses komunikasi. Pesan yang akan dikomunikasikan
adalah isi ajaran atau didikan yang ada di kurikulum, sumber pesan bisa guru,

6

siswa, orang lain atau penulis buku dan produser media, salurannya adalah media

pendidikan dan penerima pesan adalah siswa atau juga guru (Syukur, 2008: 8).
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang
ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum,
dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan
fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan
cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,
hukum, dan budaya). IPS atau studi sosial itu merupakan bagian dari kurikulum
sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi,
sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial.
Harianti, (2006:7)
Strategi pembelajaran deduktif adalah strategi pembelajaran yang
dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep terlebih dahulu kemudian dicari
kesimpulan dan ilustrasi-ilustrasi atau bahan pelajaran yang dipelajari dimulai dari
hal-hal yang abstrak kemudian secara perlahan-lahan menuju hal yang konkret.
Stratetgi ini disebut juga strategi pembelajaran dari umum ke khusus. Sebaliknya
strategi pembelajaran induktif dimulai dari hal-hal yang konkrit atau contohcontoh yang kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang
kompleks dan sukar. Strategi ini kerap dinamakan strategi pembelajaran dari
khusus ke umum (Sanjaya, 2008: 129).
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan pengkajian
tentang pembelajara. Lebih spesifiknya penelitian ini adalah tentang pengelolaan

pembelajaran berbasis KTSP di SMP Negeri 1 Tunjungan Blora. Secara spesifik

7

penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan karakteristik kesiapan sarana
prasarana dalam mendukung pembelajaran IPS berbasis KTSP di SMP Negeri 1
Tunjungan Blora, (2) mendeskripsikan karakteristik interaksi pembelajaran IPS
berbasis KTSP di SMP Negeri 1 Tunjungan Blora, (3) mendeskripsikan
karakteristik penerapan strategi dan metode pembelajaran IPS berbasis KTSP di
SMP Negeri 1 Tunjungan Blora.

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain etnografi pendidikan karena etnografi
pendidikan lebih mengacu pada sebagian atau keseluruhan proses pendidikan
(Harsono, 2007: 156). Spradley, (2006: 12) Etnografi adalah suatu kebudayaan
yang mempelajari kebudayaan lain. Etnografi merupakan suatu bangunan
pengetahuan yang meliputi teknik penelitian, teori etnografi dan berbagai macam
deskripsi kebudayaan. Etnografi berulangkali bermakna untuk membangun suatu
pengertian yang sistematik mengenai semua kebudayaan manusia dan perspektif
orang yang telah mempelajari kebudayaan itu.

Subjek penelitian ini adalah guru mata pelajaran IPS, kepala sekolah dan
siswa di SMP Negeri 1 Tunjungan Blora yang berkaitan dengan fokus penelitian.
Dari subjek penelitian tersebut nantinya akan didapatkan data yang dijadikan
bekal untuk membahas hasil penelitian. Dengan segala alamiahnya lokasi
penelitian dan respon dari subjek penelitian, ini menambah keunikan tersendiri
yang merupakan salah satu ciri dari etnografi.

8

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga
jenis yaitu wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak,
yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2007:
186). Wawancara mendalam dapat diberi makna kombinasi antara pertanyaanpertanyaan deskriptif, struktural dan kontras. Wawancara mendalam bersifat
bebas yang hanya diarahkan oleh fokus penelitian. Penggunaan teknik wawancara
mendalam dilakukan secara langsung kepada seorang narasumber atau dalam
bentuk focus group discussion (FGD). Tujuan utama melakukan wawancara
adalah untuk menyajikan konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai
para pribadi, peristiwa, aktifitas, organisasi, perasaan, motivasi, tanggapan atau

persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan, dan sebagainya untuk merekonstruksi
beragam hal seperti itu sebagai bagian dari pengalaman masa lampau dan
memproyeksikan hal-hal itu dikaitkan dengan harapan yang bisa terjadi di masa
yang akan datang.
Dalam observasi berperan aktif, peneliti bisa berperan tidak hanya dalam
bantuk berdialog atau bercakap-cakap yang mengarah pada pendalaman dan
kelengkapan data, tetapi juga bisa mengarahkan peristiwa-peristiwa yang sedang
dipelajari demi kemantapan datanya. Dokumen tertulis dan arsip merupakan
sumber data yang sering memiliki posisi penting dalam penelitian kualitatif,
terutama bila sasaran kajian mengarah pada latar belakang atau berbagai peristiwa
yang terjadi di masa lampau yang sangat berkaitan dengan dengan peristiwa atau

9

kondisi masa kini yang sedang diteliti. Sumber data jenis ini sangat bermanfaat
bagi peneliti, terutama bila ingin memahami latar belakang suatu peristiwa.
Dengan pemahaman latar belakang tersebut peneliti akan lebih mudah memahami
proses mengapa suatu peristiwa bisa terjadi
Sutopo (2002: 91-96) menjelaskan dalam proses analisa data terdapat
tiga komponen utama yang harus benar-benar dipahami oleh setiap peneliti

kualitatif. Empat komponen utama tersebut adalah (1) pengumpulan data (2)
reduksi data, (3) sajian data, dan (4) penarikan simpulan dan verifikasinya. Tahap
pertama dalam analisis data adalah pengumpulan data. Dalam hal ini data yang
dikumpulkan berdasarkan wawancara, observasi dan dokumentasi. Sementara itu
dalam penelitian yang mengacu pada etnografi pengumpulan data wawancaranya
dengan menggunakan analisis domain. Spradley, (2006: 126) menegaskan bahwa
domain merupakan unit analisis yang pertama dan terpenting dalam penelitian
etnografis. Kategori simbolik apapun yang mencakup kategori-kategori lain
adalah sebuah domain. Semua anggota dari sebuah domain paling tidak memiliki
satu gambaran makna. Dalam proses penemuan makna domain secara khusus
mencari kemiripan yang ada di antara berbagai istilah kebudayaan setempat.
Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang
merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data dari
fieldnote. Pada waktu pengumpulan data berlangsung, reduksi data dilakukan
dengan membuat ringkasan dari catatan data yang diperoleh di lapangan. Sajian
data selain dalam bentuk narasi kalimat, juga dapat meliputi berbagai jenis

10

matriks, gambar/skema, jaringan kerja kaitan kegiatan, dan juga tabel sebagai

pendukung narasinya.
Dari awal pengumpulan data, peneliti sudah harus memahami apa arti
dari berbagai hal yang ia temui dengan melakukan pencatatan peraturanperaturan, pola-pola, pernyataan-pernyataan konfigurasi yang mungkin, arahan
sebab-akibat, dan berbagai proporsi. Peneliti yang ahli menangkap berbagai hal
tersebut secara kuat, namun tetap terbuka dan bersifat skeptis. Konklusi-konklusi
dibiarkan tetap di situ, yang pada waktu awalnya mungkin kurang jelas, kemudian
semakin meningkat secara eksplisit. Simpulan akhir tidak akan terjadi sampai
pada waktu proses pengumpulan data berakhir.
Secara singkat, langkah-langkah penelitian ini dimulai dari penentuan
jenis penelitian dan subjek penelitian, kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan
data yang terdiri dari wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi.
Menginjak langkah selanjutnya kemudian data tersebut dilakukan analisis dengan
tahapan data dikumpulkan, disajikan dan dibuat kesimpulan. Namun untuk lebih
menguatkan keabsahan data, maka data tersebut di periksa berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan yaitu: 1) keteralihan (Transferibility), 2) kebergantungan
(Dependability),

3)

kepastian

(Confirmability),

4)

derajat

kepercayaan

(Credibility). Dengan mengikuti langkah-langkah penelitian secara terstruktur
diharapkan akan didapatkan hasil penelitian yang valid dan relevan.

11

Hasil dan Pembahasan
Karakteritik kesiapan sarana prasarana dalam mendukung pembelajaran
adalah a) mempunyai buku saku KTSP, b) menyiapkan alat peraga dan media
pembelajaran IPS, c) membangun bangunan gedung yang layak pakai, bersih dan
nyaman, d) menyediakan referensi buku IPS, d) guru menyiapkan materi ajar mata
pelajaran IPS, e) mempunyai referensi buku penunjang tentang metode
pembelajaran.
Karakteristik interaksi pembelajaran IPS berbasis KTSP antara lain: a)
guru bersikap ramah dan menjadi pendidik sekaligus pembimbing yang baik, b)
terdapat umpan balik dalam interaksi pembelajaran, c) siswa didorong lebih aktif
berinteraksi dalam pembelajaran, d) mendemonstrasikan alat peraga dan media
pembelajaran dengan baik, e) terdapat tanya jawab antara guru dengan siswa, f)
guru menggunakan bahasa yang mudah dipahami dalam pembelajaran.
Karakteristik penerapan strategi dan metode pembelajaran IPS berbasis
KTSP antara lain adalah a) melakukan perencanaan dalam menerapkan strategi
dan metode pembelajaran, b) mengimplementasikan metode CTL dan demonstrasi
dalam pembelajaran, c) menggunakan alat peraga dan media pembelajaran, d)
pembelajaran berlangsung menarik dan menyenangkan dengan menggunakan
metode PAKEM, e) menerapkan pembelajaran IPS terpadu ke dalam pelaksanaan
pembelajaran.
Kesiapan sarana prasarana merupakan seperangkat fasilitas yang telah
tersedia baik fisik maupun nonfisik yang akan digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar. Semakin guru mengetahui sistem kerja dari alat peraga dan media

12

pembelajaran, maka semakin memudahkan dalam melaksanakan kegiatan belajar
dan mengajar. Di samping itu, semakin banyak referensi buku baik materi ajar
maupun pendukungnya, maka semakin menambah wawasannya, sehingga akan
berdampak pada peningkatan kemampuan pedagogiknya.
Interaksi pembelajaran merupakan kegiatan menyampaikan pesan baik
secara lisan maupun tulisan antara guru dengan siswa dalam upayanya memahami
materi yang diajarkan. Semakin guru dapat menyampaikan pesan secara
komunikatif dengan bahasa yang mudah dipahami, maka siswa akan semakin
antusias untuk mendengarkan dan memberikan umpan balik. Semakin siswa
dirangsang untuk aktif dalam pembelajaran, maka suasana kelas semakin
interaktif dalam proses belajar mengajar.
Penerapan strategi dan metode pembelajaran adalah rangkaian
implementasi dari rumusan, konsep dan tujuan pembelajaran dalam bentuk caracara inovatif yang membuat pembelajaran berlangsung secara aktif, kreatif,
inovatif dan menyenangkan. Semakin guru inovatif dalam menerapkan strategi
dan metode pembelajaran sesuai dengan materi ajarnya, maka semakin menarik
bagi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Semakin siswa terbawa dalam suasana
kelas yang nyaman dengan diterapkannya strategi dan metode yang sesuai, maka
siswa semakin mudah untuk memahami materi yang ujungnya akan semakin
meningkatkan kemampuan siswa.

13

Simpulan
Kesiapan sarana prasarana merupakan wujud sebuah awal yang baik
dalam upaya mempersiapkan pembelajaran yang berkualitas. Kesiapan sarana
prasana terdiri dari adanya buku KTSP, alat peraga dan media pembelajaran, kelas
yang layak pakai dan referensi buku IPS serta pendukungnya. Kesiapan sarana
prasarana non fisik juga dilakukan, seperti kemampuan guru mengajar, suasana
lingkungan sekolah dan tentunya kebijakan kepala sekolah berkaitan dengan
pembelajaran IPS. Dengan demikian, perpaduan antara kesiapan fisik dan nonfisik
dapat menjadi awal yang baik untuk memulai pembelajaran yang berkualitas.
Interaksi identik dengan komunikasi antara dua pihak atau lebih, dalam
pembelajaran tentunya subjeknya guru dengan siswa. Guru memegang peranan
penting dalam interaksi pembelajaran di kelas, oleh karena itu sifat ramah,
fleksibel dan bahasanya mudah dipahami merupakan hal-hal yang harus dimiliki
oleh seorang guru. Interaksi pembelajaran juga memerlukan umpan balik dari
siswa, sehingga terdapat take and give dalam upayanya memahami materi yang
diajarkan. Sementara itu, guna memudahkan interaksi pembelajaran mudah
dipahami siswa maka guru menggunakan alat peraga dan media pembelajaran
sebagai perangkat pendukung agar pembelajaran lebih menarik dan respon siswa
untuk lebih aktif dapat tercipta dalam cakupan suasana kelas.
Penerapan

strategi

dan

metode

pembelajaran

diperlukan

guna

memudahkan dalam menyampaikan materi dan siswa mudah pula memahaminya.
Langkah yang harus dilakukan dalam penerapan strategi dan metode pembelajaran
diawali dengan merumuskan perencanaan tentang startegi dan metode apa yang

14

akan digunakan berkaitan dengan materi ajar. Kemudian dalam mengajar, guru
menggunakan

metode

Contextual

Teaching

Learning

dan

demonstrasi.

Pembelajaran IPS terpadu ini semakin bisa menarik, dengan didukung alat peraga
dan media pembelajaran sesuai materi ajar. Dengan demikian, penerapan strategi
dan metode pembelajaran tersebut, menjadikan pembelajaran IPS berbasis KTSP
berlangsung secara menarik, aktif, kreatif dan menyenangkan

15

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan laporan ini, sehingga
terlaksana dan selesai dengan baik. Adapun ucapan terima kasih peneliti
sampaikan kepada.
1. Prof. Dr. Bambang Setiaji, Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta,
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis, untuk dapat mengikuti
pendidikan

pada

Program

Pascasarjana

Program

Studi

Manajemen

Pendidikan.
2. Prof. Dr. Khudzaifah Dimyati, S.H., M.Hum., Direktur Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Surakarta, yang telah memberikan kesempatan
untuk melanjutkan kuliah pada Program Pascasarjana Program Studi Magister
Manajemen Pendidikan.
3. Prof. Dr. Harsono, M. S., Ketua Program Magister Manajemen Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian.
4. Prof. Dr. H. Yetty Sarjono, M.Si, Pembimbing Utama, yang telah
membimbing dalam penyusunan laporan tesis di Program Pascasarjana
Program Studi Magister Manajemen Pendidikan.
5. Drs. Budi Sutrisno, M.Pd, Pembimbing Pendamping, yang telah membimbing
dan mengarahkan sehingga terselesaikannya pembuatan tesis ini.
6. Drs. Sabar Narimo, MM., M.Pd, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
masukan guna menyempurnakan laporan tesis ini.
7. Seluruh dosen pada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah menyampaikan ilmu
pengetahuan dan pengetahuan.
8. Kepala SMP Negeri 1 Tunjungan Blora, yang telah memberikan ijin kepada
penulis untuk dijadikan sebagai lokasi penelitian dan memberikan segala
informasi secara terbuka dan transparan.

16

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal dan Rohmanto, Elham. 2008. Membangun Profesionalisme Guru
dan Pengawas Sekolah. Bandung: Yrama Widya.
Baharuddin. 2007. Teori belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Barizi, Ahmad. 2009. Menjadi Guru Unggul. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Harsono 2007. Model-Model Pengelolaan Perguruan Tinggi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Moleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Sanjaya, Wina. 2008. Stratgi Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.
Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas maret
University Press.
Uno, Hamzah B, 2007. Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.
Sanjaya, Wina. 2008. Stratgi Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.
Spradley, James. 2006. Metode Etnofgrafi. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Yamin, Moh. 2009. Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan. Yogyakarta: DIVA
Press.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

17

Dokumen yang terkait

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS MULTIMEDIA (Studi Situs SMP 6 Blora).

0 1 6

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU BERBASIS KURIKU LUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU BERBASIS KURIKU LUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) (STUDI SITUS DI SMP NEGERI 1 WONOGIRI).

0 0 16

PENDAHULUAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU BERBASIS KURIKU LUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) (STUDI SITUS DI SMP NEGERI 1 WONOGIRI).

0 0 9

KAJIAN TEORI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU BERBASIS KURIKU LUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) (STUDI SITUS DI SMP NEGERI 1 WONOGIRI).

1 3 42

PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN IPS TERPADU BERBASIS KTSP Peningkatan Mutu Pembelajaran IPS Terpadu Berbasis KTSP (Studi situs SMP Negeri 7 Klaten).

0 1 14

KEPEMIMPINAN GURU DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 6 BLORA Kepemimpinan Guru Dalam Pembelajaran IPS di SMP Negeri 6 Blora.

0 0 15

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP DI SMP NEGERI 1 TUNJUNGAN BLORA Pengelolaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di SMP Negeri 1 Tunjungan Blora.

0 1 16

PENDAHULUAN Pengelolaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di SMP Negeri 1 Tunjungan Blora.

0 4 12

(ABSTRAK) OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA PETA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI KABUPATEN BLORA TAHUN 2009 (SMP Negeri 1 Blora, SMP Negeri 2 Blora, SMP Negeri 3 Cepu).

0 1 3

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA PETA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI KABUPATEN BLORA TAHUN 2009 (SMP Negeri 1 Blora, SMP Negeri 2 Blora, SMP Negeri 3 Cepu).

0 1 74