GERAKAN PEREMPUAN DAN KETERLIBATAN PEREMPUAN DALAM PEMBANGUNAN NAGARI DI ERA KEMBALI KE NAGARI (Studi Kasus Kecamatan Kamang Magek).
GERAKAN PEREMPUAN DAN KETERLIBATAN PEREMPUAN
DALAM PEMBANGUNAN NAGARI DI ERA KEMBALI KE NAGARI
(Studi Kasus Kecamatan Kamang Magek)
Oleh
Sri Meiyenti dan Syahrizal
Nomor Kontrak: O18/SPPP/PP/DP3M1lV/2005
RINGKASAN
Penelitian ini mengkaji tentang gerakan dan partisipasi perempuan dalam pembangunan
nagari. Kajian ini bertolak dari adanya gerakan kembali ke nagari yang merupakan kehendak
sebagian besar masyarakat Sumatera Barat untuk kembali ke sistem pemerintahan tradisional
Minangkabau. Penelitian ini mengkaji lebih jauh: (a) Bagaimana pandangan clan respon
perempuan terhadap gerakan kembali ke nagari; (b) Sejauh mana partisipasi yang mereka
harapkan dan wujudkan da1am pembangunan nagari serta gerakan-gerakan apa saja yang mereka
lakukan untuk mewujudkan partisipasi mereka itu; (c) Bagaimana program pemberdayaan
perempuan yang telah dilakukan oleh masyarakat dan pemerintahan nagari; (d) Bagaimana pola
pemberdayaan perempuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan nagari.
Secara metodologis penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan teknik yang diapakai
untuk menjaring data adalah observasi partisipasi, wawancara, dan studi kepustakaan.
Secara umum perempuan merespon dengan baik gerakan kembali ke nagari, perempuan
berpendapat dengan kembali ke nagari partisipasi masyarakat semakin tinggi dalam mebangun
nagari secara sosial dan ekonomi. Mereka mengatakan waktu nagari terpecah dulu rasa
kebersamaan masyarakat dalam satu nagari menjadi berkurang. Tidak adanya kebersamaan itu
pembangunan nagan secara menyeluruh di wilayah nagari tidak terlaksana. Perempuan
menganggap dengan kembali ke nagari berarti membangun bersama-sama di wilayah yang lebih
menyatu secara adat akan lebih baik.
Kaum perempuan Kamang Magek menganggap gerakan kembali ke nagari membawa
angin segar untuk keterlibatan perempuan di nagari. Melalui lembaga Bundo Kanduang
perempuan bisa berkiprah meningkatkan peran mereka dalam pembangunan masyarakat nagari.
Salah satu peran yang menonjol dari lembaga Bundo Kanduang adalah menjadi pengawas atas
perilaku anak-anak dan remaja dan juga menjaga dan mengkritisi adat istiadat nagari berkaitan
dengan pelaksanaan upacara atau pesta. Hasil penelitian menunjukan peran dan posisi
perempuan dalam kelembagaan di nagari sebenarnya menurut aturan tidak mendudukkan
perempuan di bawah laki-laki. Keberadaan lembaga Bundo Kanduang juga bukan mereduksi
peran perempuan dalam nagari. Keberadaan Bundo Kanduang adalah partner dari KAN lembaga
kepala sub klen yang semua anggotanya adalah laki-laki.
Tetapi dalam prakteknya memang posisi-posisi yang bisa diduduki perempuan dalam
kelembagaan di nagari masih sedikit dimanfaatkan perempuan. Peran dan posisi perempuan
dalam kelembagaan di nagari direduksi oleh laki-laki dan perempuan sendiri ke peran yang
bersifat domestik. Bundo kanduang fungsinya lebih diarahkan ke mengurus adat pesta dan
mengawasi perilaku remaja perempuan.
DALAM PEMBANGUNAN NAGARI DI ERA KEMBALI KE NAGARI
(Studi Kasus Kecamatan Kamang Magek)
Oleh
Sri Meiyenti dan Syahrizal
Nomor Kontrak: O18/SPPP/PP/DP3M1lV/2005
RINGKASAN
Penelitian ini mengkaji tentang gerakan dan partisipasi perempuan dalam pembangunan
nagari. Kajian ini bertolak dari adanya gerakan kembali ke nagari yang merupakan kehendak
sebagian besar masyarakat Sumatera Barat untuk kembali ke sistem pemerintahan tradisional
Minangkabau. Penelitian ini mengkaji lebih jauh: (a) Bagaimana pandangan clan respon
perempuan terhadap gerakan kembali ke nagari; (b) Sejauh mana partisipasi yang mereka
harapkan dan wujudkan da1am pembangunan nagari serta gerakan-gerakan apa saja yang mereka
lakukan untuk mewujudkan partisipasi mereka itu; (c) Bagaimana program pemberdayaan
perempuan yang telah dilakukan oleh masyarakat dan pemerintahan nagari; (d) Bagaimana pola
pemberdayaan perempuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan nagari.
Secara metodologis penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan teknik yang diapakai
untuk menjaring data adalah observasi partisipasi, wawancara, dan studi kepustakaan.
Secara umum perempuan merespon dengan baik gerakan kembali ke nagari, perempuan
berpendapat dengan kembali ke nagari partisipasi masyarakat semakin tinggi dalam mebangun
nagari secara sosial dan ekonomi. Mereka mengatakan waktu nagari terpecah dulu rasa
kebersamaan masyarakat dalam satu nagari menjadi berkurang. Tidak adanya kebersamaan itu
pembangunan nagan secara menyeluruh di wilayah nagari tidak terlaksana. Perempuan
menganggap dengan kembali ke nagari berarti membangun bersama-sama di wilayah yang lebih
menyatu secara adat akan lebih baik.
Kaum perempuan Kamang Magek menganggap gerakan kembali ke nagari membawa
angin segar untuk keterlibatan perempuan di nagari. Melalui lembaga Bundo Kanduang
perempuan bisa berkiprah meningkatkan peran mereka dalam pembangunan masyarakat nagari.
Salah satu peran yang menonjol dari lembaga Bundo Kanduang adalah menjadi pengawas atas
perilaku anak-anak dan remaja dan juga menjaga dan mengkritisi adat istiadat nagari berkaitan
dengan pelaksanaan upacara atau pesta. Hasil penelitian menunjukan peran dan posisi
perempuan dalam kelembagaan di nagari sebenarnya menurut aturan tidak mendudukkan
perempuan di bawah laki-laki. Keberadaan lembaga Bundo Kanduang juga bukan mereduksi
peran perempuan dalam nagari. Keberadaan Bundo Kanduang adalah partner dari KAN lembaga
kepala sub klen yang semua anggotanya adalah laki-laki.
Tetapi dalam prakteknya memang posisi-posisi yang bisa diduduki perempuan dalam
kelembagaan di nagari masih sedikit dimanfaatkan perempuan. Peran dan posisi perempuan
dalam kelembagaan di nagari direduksi oleh laki-laki dan perempuan sendiri ke peran yang
bersifat domestik. Bundo kanduang fungsinya lebih diarahkan ke mengurus adat pesta dan
mengawasi perilaku remaja perempuan.