BAB II GAMBARAN UMUM NAGARI KAMANG HILIA 2.1. Identifikasi Nagari Kamang Hilia 2.1.2. Letak dan Akses Menuju Nagari Kamang Hilia - Kearifan Lokal Petani Dalam Pengelolaan Sawah Di Nagari Kamang Hilir Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam Sumatera Barat

  

BAB II

GAMBARAN UMUM NAGARI KAMANG HILIA

2.1. Identifikasi Nagari Kamang Hilia

2.1.2. Letak dan Akses Menuju Nagari Kamang Hilia

  Nagarian Kamang Hilia terletak di Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat. Jarak Nagari Kamang Hilia dengan Ibukota Kabupaten Agam yaitu Lubuk Basuang sepanjang 89 km, dengan jarak tempuk lebih kurang dua jam perjalanan. Jarak Nagari Kamang Hilia dengan Ibukota Provinsi Sumatera Barat sepanjang 99 km, dengan jarak tempuh sekitar lebih kurang dua setenga jam.

  2 Secara geografis Nagari Kamang Hilia mempunyai luas wilayah 16Km .

  Ditinjau dari letak, pada bagian utara Nagari Kamang Hilia berbatasan dengan Bukit Barisan sebagai batas dengan Kabupaten 50 kota. Pada bagian Barat berbatasan dengan Nagari Kamang Mudiak Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam. Sebelah Timur Berbatasan dengan Nagari Salo Kecamatan Baso Kabupaten Agam. Sedangkan selatan berbatasan dengan Nagari Magek Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam.

  Nagari Kamang Hilia terletak pada ketinggian 850 dpl dengan suhu berkisar antara 19-27 C dan kelembaban rata-rata 83%. Curah hujan Nagari Kamang Hilia berkisar antara 2000-3000 mm. Nagari Kamang Hilia termasuk beriklim sedang. Secara umum musim di Nagari Kamang Hilia adalah musim hujan dan musim kemarau. Untuk musim hujan terjadi antara bulan September hingga bulan Mei. Musim kemarau terjadi antara bulan juni hingga bulan Agustus.

  BOX 2.1 Nilai Sejarah Pada Daerah Perbukitan di Nagari Kamang Hilia Daerah perbukitan yang ada di Nagari Kamang memiliki nilai sejarah bagi masyarakat sekitar dan dijadikan tanda oleh orang-orang yang ingin masuk ke daerah ini, terutama bagi masyarakat Nagari Kamang hilia yang merantau ke luar daerah. Dimana pada lereng-lereng perbukitan tersebut memiliki ciri-ciri tersendiri yang tampak dengan jelas dan dijadikan tanda untuk mengetahui posisi nagari. Pada lereng Bukit Barisan terdapat tanda yang di beri nama oleh masyarakat berupa Bukik Gadang Guguak Rampisang yang terletak di Jorong Guguak Rampisang, Bukik Gadang Binu di Jorong Binu, Batu Bajak di Jorong Solok, Bukik Panjang dan Bukik Cegek yang terletak diantara Jorong Dalam Koto dengan Jorong Batu Baraguang, serta

  Gunuang Aru yang terletak di antara Jorong Batu Baraguang dan Jorong Bancah.

  Sumber: Monografi Nagari Kamang Kecamatan Kamang Hilia tahun 1979

  Namun perubahan alam yang terjadi sekarang ini akibat pemanasan global, musim di Nagari Kamang Hilia menjadi tidak menentu. Lebih jelas akan diuraikan pada bab mengenai Pnegetahuan Petani dalam Mengenali Musim di Nagari Kamang Hilia.

  Nagari Kamang Hilia memiliki topografi yang beragam mulai dari datar 0-3%, landai 3-4%, berombak 8-15%, bergelombang 15-25%, berbukit 25-45%, dan terjal >45%.

  Wilayah datar dengan kemiringan 0-3% dan wilayah landai dengan kemiringan 3-8%, pada umumnya terletak pada bagian tengah. Untuk wilayah berombak dengan kemiringan 8-15%, wilayah bergelombang dengan kemiringan 15- 25%, wilayah berbukit dengan kemiringan 25- 45%, dan wilayah dengan kemiringan >45% terletak pada bagian barat dan timur Nagari Kamang Hilia.

  Untuk mencapai Nagari Kamang Hilir hanya dapat menggunakan jalur perhubungan darat. Ada beberapa jalur untuk dapat masuk ke Nagari Kamang Hilia, yaitu melewati Nagari Magek, Kamang Mudiak, dan Salo. Akses melalui Nagari Magek merupakan jalur selatan. Melalui akses inilah dapat dilihat tanda dari perbukitan Bukit Barisan berupa Batu Bajak dan Gunuang Aru.

  Setelah masuk ke wilayah Nagari Kamang Hilia yang akan dijumpai pertama adalah Pasar Perserikatan Nagari antara Nagari Kamang Hilia dan Nagari

  Magek yaitu Pakan Salasa. Pakan

  Salasa masuk ke dalam wilayah

  Jorong Pintu Koto. Selepas pasar rakyat tersebut akan ditemukan simpang empat yang ditengah- tengahnya terdapat tugu pejuang pada Perang Kamang yang bernama Simpang Pintu Koto/ Simpang Tugu Angkasa. Jika berbelok ke kanan, jalan tersebut akan mengarah ke Jorong Nan VII. Disepanjang jalan kita akan melihat beberapa kelompok areal perumahan dan areal persawahan. Jika berbelok kearah kiri, maka akan masuk ke Jorong Joho, dimana Jorong Joho merupakan salah satu jorong yang memiliki areal sawah terluas di Nagari Kamang. Apabila mengambil jalan lurus dari simpang tugu tadi, maka akan memasuki Jorong IV Kampuang.

  • Jembatan Koto Panjang dari simpang Koto Panjang menuju Pekan Sinayan, jembatan semi permanen, tiang dari beton, leger dari besi, lantai papan arikir, dibangun oleh Pemerintah Tingkat II Agam.
  • Jembatan di Koto Panjang yang terletak dekat simpang Koto Panjang yang menuju ke Pudung pada jalan desa, bangunan permanen.
  • Jembatan Dalam Koto terletak pada jalan desa Dalam Koto menuju Batu Balasiong, bangunannya permanen.
  • Jembatan Joho terletak pada jalan kelas IV di Joho, dibangun dengan Inpres Dati II Agam.
  • Jembatan Tanah Panyurek, dahulunya sebuah jembatan darurat dari batang kelapa sebagai legernya, lantainya dari bambu, yang sekarang telah diganti dengan jembatan permanen.
  • Jembatan solok, penting bagi penduduk Solok, satu- satunya jalan keluar bagi mereka, begitu pun untuk membawa hasil kerajinan mobiler dari Solok.
  • Jembatan Guguk Rang Pisang, hanya dapat dilalui oleh kendaraan ukuran Jeep. Jembatan ini satu- satunya pula hubungan keluar bagi penduduk kampung Guguk Rang Pisang.
  • Jembatan Binu, dibangun oleh penduduk kampung Binu dengan leger batang kelapa dan lantai bamboo beranyam, satu-satunya pula jalan keluar bagi pnduduk kampung Binu.
  • Jembatan Ladang Panjang, termasuk kampong Binu merupakan satu titisan yang semenjak dahulu sampai sekarang berlegerkan batang bambu, lantai bamboo anyaman dan tiang pondasinya tanah.
  • Jembatan Bancah menuju Bungo Tanjung, dibangun dengan BangDes 1966/1977.
  • Jembatan Rawang dibangun dengan BangDes 1976/1977.

  Akses melalui Nagari Kamang Mudiak merupakan jalur barat, dimana dapat dilihat dari tanda perbukitan yaitu

  bukik panjang

  dan bukik cegek. Daerah Nagari Kamang Hilia yang pertama dijumpai adalah Jorong Koto Panjang. Ketika kita memasuki Jorong Koto panjang akan ditemukan jembatan penghubung untuk masuk ke Nagari Kamang Hilia.

  BOX 2.2 Jembatan di Nagari Kamang Hilia Jalan-jalan desa yang ada di nagari sepanjang 12,5 Km, 75 % diantaranya telah diperkeras dengan bantuan BangDes semenjak 1975, sedang 25 % lagi masih tanah. Sisanya yang 26 % itu direncanakan akan diperkeras dengan BangDes 1979/1980 yang akan diterima.

  Jembatan-jembatan yang terdapat di Nagari Kamang

Hilia, yaitu :

  Selanjutnya akan ditemui persimpangan yang bernama Simpang Koto Panjang. Dari simpang ini, diambil jalur jalan lurus untuk memasuki wilayah Nagari Kamang lainnya yaitu Jorong Dangau Baru. Di Jorong dangau Baru ini terdapat Kantor Kecamatan kamang Magek.Apabila melewati jalur timur yaitu melewati Nagari Salo maka daerah Kamang Hilir yang pertama dimasuki adalah Jorong Nan VII dengan tanda dari perbukitan berupa Bukik Gadang Guguak Rampisang.

  Untuk sebelah timur langsung dibatasi oleh perbukitan yaitu Bukit Barisan. Dari semua akses jalan tersebut sudah beraspal dan dalam kondisi yang bisa dikatakan baik, karena tidak ada ditemukan jalan yang berlobang-lobang. jarak pengguna jasa antara 1000-5000 rupiah.Dinagari Kamang Hilia didapati jalan kelas IV sepanjang 6,9 Km. Dimulai dari batas Salo melalui Nan VII, Pintu Koto, Joho, Dangau Baru, Koto Panjang sampai ke batas Kamang Mudik, dari Simpang koto Panjang ke batas Magek, dari simpang Pintu Koto ke batas magek atau Pekan Selasa dan simpang Pintu Koto ke Tanah Panyurek. Jalan ini selain yang dari Simpang Pintu koto ke Tanah Panyurek semua telah di aspal. Jalan setapak yang menghubungkan kampung dengan kampung kecil dan kampung lainnya akan diusahakan perbaikan secara bertahap. Selain jalan-jalan yang diuraikan diatas, terdapat juga beberapa jembatan sebagai penghubung dari satu daerah ke daerah lainnya.

  Untuk memasuki Nagari Kamang Hilia bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun jasa angkutaan umum. Nagari Kamang Hilia memiliki jasa angkutan umum berupa ojek dan angkot. Usaha angkutan ojek tidak memiliki pangkalan resmi karena dilakukan oleh beberapa anggota masyarakat secara pribadi untuk pekerjaan tambahan. Biasa tukang ojek menunggu pengguna jasa berada disimpang Tugu Angkasa yang terletak di Jorong Pintu Koto. Namun pada hari selasa dan jum’at para tukang ojek membuka pangkalan ojeknya didepan pasar rakyat yang ada di Nagari Kamang Hilia. Trayek ojek biasanya hanya disekitar Nagari Kamang Hilia, namun ada beberapa pengguna jasa ojek yang mencater ojek menuju daerah diluar Kecamatan Kamang magek. Tarif untuk menggunakan jasa ojek tergantung hasil negoisasi antara tukang ojek dengan pengguna jasa yang berpatok pada jauhnya tujuan si pengguna jasa.

  Terdapat 2 (dua) kelompok jasa angkutan angkot yang bisa digunakan untuk mencapai Nagari Kamang Hilia, berupa Po.01 dan Po.02. Kedua kelompok angkot ini memiliki pangkalan di Pasa Dama Mandiangin Bukittinggi

  

  20

  . Kedua kelompok angkot ini memiliki jalur yang berbeda menuju Nagari Kamang Hilia. Angkot Po.02 merupakan jasa angkutan umum yang jalur akhirnya langsung menuju Nagari Kamang Hilia. Jalur yang ditempuh angkot Po.02 dimulai dari pangkalan menuju Simpang Tanjuang Alam, lalu melewati Nagari kapau, Nagari Magek, terakhir masuk ke Nagari Kamang Hilia yaitu Jorong Pintu Koto

  BOX 2.3 Jalur Angkot Menuju Nagari Kamang Hilia Untuk kedua jalur ini masyarakat sekitar member nama jalur katapiang dan kubang putiah sesuai dengan daerah yang dituju.

  Jalur katapiang memiliki jalur dari simpang Tugu Angkasa Jorong Pintu koto berbelok ke kanan dan akan melewati daerah-daerah yang terletak di Jorong Nan VII berupa Padang Sawah, Kabunalah, Katapiang dan diakhiri di Rumah Tinggi yang terletak di Jorong Koto kaciak.

  Untuak Jalur kubang putiah memiliki jalur dari simpang Tugu Angkasa Jorong Pintu Koto lurus dan akan melewati daerah-daerah Jorong Pintu Koto berupa galanggang dan Dalam Simpang. Kemudian memasuki Ampang dan Kubang Putiah yang terletak di Jorong V Kampuang. Dari Simpang Kubang Putiah, Angkot akan melanjutkan perjalanannya menuju Parumahan dan Tanah Panyurek di Jorong IV Kampuang. Sesampai di Tanah Panyurek angkot akan berbelok ke kiri menuju Jorong Batu Baraguang. dan begitu pula sebaliknya. Setelah memasuki Nagari Kamang Hilia, angkot memiliki 2 jalur untuk mengantarkan pengguna jasa. Tarif menggunakan angkot Po.02 tergantung kepada tergantung kepada daerah tujuan pengguna jasa. Tarifnya berkisar antara 1000-5000 rupiah. Untuk ke nagari kamang Hilia yaitu Jorong Koto Panjang. Tarif yang dikenakan kepada pengguna jasa sebesar 4000 rupiah.

  Untuk angkot Po.01, memiliki jalur dari pangkalan menuju daerah Batas Kota, lalu masuk ke kecamatan Tilatang Kamang, diteruskan ke Nagari Magek dan masuk ke Nagari Kamang Hilia yaitu Jorong Koto Panjang. Angkot Po.01 selanjutnya terus melakukan jalurnya ke daerah Pakan Sinayan Kecamatan kamang Mudiak dan begitu sebaliknya. Tarif menggunakan angkot Po.01 tergantung kepada daerah tujuan pengguna jasa. Tarifnya berkisar antara 1000- 5000 rupiah. Untuk ke nagari kamang Hilia yaitu Jorong Koto Panjang. Tarif yang dikenakan kepada pengguna jasa sebesar 4000 rupiah.

2.1.2. Sejarah Lokasi Penelitian

A. Zaman Nenek Moyang

  Terdapat beberapa versi yang menceritakan terbentuknya Nagari Kamang Hilia. Pada Expose Nagari Kamang Hilia (2011) menuliskan bahwa sejarah keberadaan Nagari Kamang Hilia berdasarkan tambo (riwayat), dahulunya bernama Kamang saja. Asal usul dari nama Kamang ini pun tidak ditemukan sumber yang bisa dijadikan sebagai pedoman pasti. Sebagian besar peneliti yang melakukan penelitian berkesimpulan bahwa nama kamang diambil dari pohon yang bernama kamang (Expose Nagari Kamang Hilia, hal 1).

  Beberapa penduduk yang dipilih sebagai informan dalam penelitian ini menyatakan bahwa asal usul dari nama Nagari kamang ini berasal dari nama kayu

  kamang. Para informan ini mendapatkan informasi tersebut dari cerita rakyat yang

  berkembang secara turun temurun di Nagari Kamang Hilia. Seperti yang diutarakan oleh salah seorang informan bernama Ibuk Nian

   “Kecek urang-urang wak sisuak, dinagari wak ko banyak batang kayu gadang. Ndek urang sisuak batang kayu ko diagiahnyo namo kayu kamang. Baa kok kamang namo batang kayu ko ndak lo tau nyiak aki doh. Ndek nyiak aki, ndak lo jaleh baa bantuak batang kayu ko doh, cuma dari carito-carito tu kayunyo gadang, taduah ndek rimbun. Ndek banyak batang kayu ko mangkonyo diagiah urang tu namo nagari wak ko kamang” (“kata orang dulu, di nagari kita ini banyak batang kayu besar. Kakek tidak mengetahui dengan pasti kenapa kayu tersebut mereka beri nama kamang. Kakek pun tidak mengetahui seperti apa bentuk kayu ini, tetapi dari cerita-cerita tersebut kayunya besar, teduh karena rimbun. Karna begitu banyaknya kayu tersebut, orang dahulu member nama nagiri kita ini kamang. pen).

  , berupa : Pada buku Monografi Nagari

  Kamang (1979) menuliskan bahwa

  BOX 2.4 Sejarah Nagari Kamang Menurut silsilah asal-usul Nagari Kamang, setelah selesai beristirahat, rombongan kembali melanjutkan perjalanan meninggalkan Bukit Kubungan Tigo Baleh, menyelusuri pinggiran sungai terus ke arah barat. Siang menjelang senja mereka tiba pula di sebuah tempat berbatu-batu yang sebagian besar menjulang tinggi. Beberapa orang lelaki lalu naik ke puncak batu itu, memperhatikan tempat yang baik untuk bermalam. (nama Batu Menjulang itu, kemudian disebut Batu Bajolang yang hingga sekarang belum berubah). Setelah menerima petunjuk dari pimpinan rombongan, mereka segera menuju ke sebuah dataran tinggi dimana tumbuh sebatang kayu besar bagaikan gobah (gobah artinya tinggi dan paling tinggi dari yang lain).

  Mereka pun bermalam dibawah pohon kayu itu, yang kemudian mereka namai kayu Kamang. Sesudah rombongan pendatang merasa kerasan tinggal dibawah pohon kayu tersebut, mulailah mereka membuat pondok-pondok. Biasanya diseteiap sore mereka berkumpul sambil memusyawarahkan segala sesuatu demi kelanjutan hidup, dimana saat itu pemimpin kelompok biasanya minta pendapat pada yang hadir “Kamanga kito lai?”. Istilah kamanga inilah pada permulaannya yang mereka gunakan untuk kayu besar itu dan nantinya setelah melalui proses perluasan, mereka pakai pula untuk nama daerah, yaitu Kamang. Lalu scara berturut-turut mereka kemudian juga memberi nama pada setiap daerah sekitar yang mereka ambil alih banyak berdasarkan keadaan alam dan suasana waktu itu, seprti Rumah Tinggi, Balai Panjang, Tanjung Mengkudu dan banyak lagi yang lain. Bahkan sebuah batang air yang mengalir dari Tambuo (Magek) sampai ke Guguk Rang Pisang mereka namai Agam, sementara sumur-sumur air minum yang mereka masyarakat Kamang berasal dari Nagari Minangkabau. Nagari Minangkabau ini sekarang dikenal dengan Kabupaten Tanah datar yang berada di provinsi Sumatera Barat (Monografi Nagari Kamang, hal 5). Sejarah terbentuknya Nagari Kamang yang tertulis pada Expose Nagari Kamang Hilia (1979) yaitu kira-kira pada abad ke XIV oleh urang ampek suku . Masing-masing suku dipimpin oleh 1 orang niniak dari tiap-tiap suku adat tersebut. Cerita mengenai sejarah terbentuknya Nagari kamang Hilia yang dikutip secra ringkas dari Monografi Nagari Kamang (1979) akan di cantumkan pada lampiran.

  Setelah nenek moyang Nagari Kamang membentuk/membuka Nagari Kamang, maka mereka mulai menyusun kepemerintahan yang berdasarkan kekeluargaan dan adat istiadat. Kepemerintahan saat itu yang berlaku adalah pemerintahan adat. Struktur dalam kepemerintahan adat ini terdiri dari Pengulu sebagai kepala adat dan Dubalang sebagai menjaga keamanan nagari. Untuk mengatur yang berkaitan dengan harta pusaka diserahkan kepada kaum ibu dengan membentuk organisasi Bundo Kanduang. Pemberian wewenang dalam mengurus harta pusaka kepada kaum ibu disebabkan oleh sistim kekerabatan di Minangkabau. Dimana Minangkabau menganut sistim kekerabatan matrilineal, dimana harta pusaka jatuh kepada pihak wanita. Sebagai badan Legislatif, dibentuk sebuah organisasi adai berupa Kerapatan Adat nagari (KAN). Setiap anggota masyarakat berhak menjadi anggota dari kepemerintahan yang dipilih secara bersama-sama melalui musyawarah. Dari pemerintahan adat ini lah nenek

22 Mengenai penjelasan urang ampek suku akan dijelaskan pada Sub Bab Keadaan Penduduk,

  23 bagian Kependudukan. moyang membagi-bagi wilayah menjadi beberapa nagari (desa) dan jorong B. Zaman Penjajahan (dusun).

  Menurut Monografi Nagari Kamang Hilia (1979), sekitar tahun 1638-1800

  VOC mulai menjelajahi daerah Minangkabau. Namun ketika itu VOC tidak mencampuri sistim kepemerintahan adat. VOC hanya berupaya untuk mengeruk segala sumberdaya alam yang ada di daerah Minangkabau termasuk Nagari Kamang. Sehingga terjadilah pergolakan-pergolakan yang dilakukan untuk mengusir VOC dari Nagari Kamang. Keadaan Nagari Kamang Hilia pada masa ini sudah mulai terorganisir dengan baik dimana sudah dibentuknya lokasi-lokasi perumahan, lahan-lahan pertanian, sarana ibadah berupa masjid/surau dan balai- balai untuk kepentingan masyarakat.

  Untuk batas-batas wilayah ditandai oleh pohon-pohon aua (bambu) yang banyak tumbuh didaerah ini sehingga, Nagari Kamang mendapat nama lain atau julukan berupa Nagari Aua Parumahan.

  Pada tahun 1833, Pemerintahan Belanda mengeluarkan kebijakan merubah Pemerintahan Adat Menjadi Pemerintahan Nagari.

  Nagari Kamang Hilia merupakan realisasi dari Peraturan Daerah Kabupaten Agam Nomor 31 Tahun 2001 tentang Pemerintahan Nagari yang biasa dikenal dengan istilah “Babaliak ka BOX 2.5 Kebijakan Belanda Terhadap Pemerintahan Nagarei Kamang Tahun 1833

  Pemerintahan Hindia Belanda yang dipimpin oleh H.W. Daendels mengeluarkan “Verbod tegen’t vorderen van heerendiensten voor private doeleinden”. Maksudnya adalah kepala adat dijamin oleh Negara, agar anak- anak buahnya tidak dicaplok lagi untuk bekerja dengan kekerasan karena kepentingan pribadi, namun untuk kepentingan kolonial. Maka pada waktu itu ditunjuklah seorang pemimpin yaitu Kepala laras (Tuanku Lareh) sebagai kepala rakyat teringgi. Tuanku Lareh ini diangkat dan digaji oleh Belanda dalam menjalankan tugasnya. Untuk membantu tugas-tugas yang diberikan Belanda, Tuanku lareh mengangkat seorang Pengulu Kepala untuk mengkoordinir masing-masing kampong. Untuk tiap-tiap Jorong yang

25 Jorong dalam kepemerintahan setara dengan dusun. Kata jorong digunakan oleh penduduk

  Kemudian Belanda menjalankan usaha dalam menjajah Nagari Kamang melalui kepala-kepala adat yang ditunjuk oleh Belanda dalam memimpin Pemerintah Nagari. Wilayah daerah ini terdiri dari 4 Nagari, yaitu Nagari Kamang, Nagari Bukik, Nagari Suayan, dan Nagari Simalantiak. Masuknya kolonial Belanda ke Nagari Kamang merubah berbagai aspek di daerah ini. Hal ini membuat masyarakat merasa tidak nyaman dan melakukan berbagai bentuk pemberontakan.

  Masyarakat membentuk sebuah rencana untuk menentang penjajah sehingga terjadilah sebuah pemberontakan Clash ke I pada tahun 1908 yang diberi nama Parang Kamang. Dengan kekuatan yang dimiliki oleh Belanda, sekitar tahun 1915 nama Nagari Kamang ini ditetapkan oleh Belanda menjadi Nagari Aua Parumahan yang terdiri dari 7 jorong (dusun), yaitu Kampuang Balai Panjang,Kampuang Kubang, Kampuang Rumah Tinggi, Kampuang Bawah Surian, Kampuang Tanjuang Mangkudu, Kampuang Pasia, dan Kampuang Taluak. Pemerintahan pun dipimpin dan dikendalikan oleh Belanda dengan sistim mereka sendiri. Keadaan ini bertahan hingga Indonesia merdeka.

  Pada saat Indonesi merdeka, oleh Badan Kerapatan Nagari disepakati bahwa Nagari Aua Parumahan dikembalikan menjadi Nagari Kamang. Akhirnya pada Clash ke II tahun 1949, yaitu sewaktu perang kemerdekaan kembali berkecambuk dengan Belanda, dimana Kamang termasuk basis utama para pejuang, maka di antara tokoh-tokoh masa itu antara lain Saibi St. Lembang Alam, Ak Dt gunung Hijau, Patih A, Muin Dt. Rky Marajo, dalam satu rapat yang diadakan di Anak air Dalam Koto Kamang, sepakat untuk menambah Hilia dibelakang nama Kamang, sehingga lengkapnya menjadi Kamang Hilia.

  C.

  Zaman Kemerdekaan hingga Sekarang Pada saat Indonesi merdeka, Badan Kerapatan Nagari menyepakati bahwa

  Nagari Aua Parumahan dikembalikan menjadi Nagari Kamang. Akhirnya pada Clash ke II tahun 1949, yaitu sewaktu perang kemerdekaan kembali berkecambuk dengan Belanda, dimana Kamang termasuk basis utama para pejuang, maka di antara tokoh-tokoh masa itu antara lain Saibi St. Lembang Alam, Ak Dt gunung Hijau, Patih A, Muin Dt. Rky Marajo, dalam satu rapat yang diadakan di Anak air Dalam Koto Kamang, sepakat untuk menambah Hilia dibelakang nama Kamang, sehingga lengkapnya menjadi Kamang Hilia. Selanjutnya dengan berlakunya Undang-Undang No.5 tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa, yang memberlakukan kesamaan sistem Pemerintahan Desa di seluruh Indonesia. Sistem Pemerintahan Nagari dihapus dan diganti dengan Pemerintahan Desa. Maka Nagari Kamang Hilir dipecah lagi menjadi 17 desa yang merupakan peningkatan status jorong yang ada.

  Pada tahun 1990, berdasarkan Instruksi Gubernur Sumatera Barat tahun 1988, tentang Penataan kembali Wilayah Daminstrasi Pemerintahan Desa di Provinsi Sumatera Barat, maka desa yang 17 buah tadi disederhanakan menjadi 6 desa. Selanjutnya melalui Penataan Desa tahap 4, ke 6 desa yang ada disederhanakan lagi menjadi 3 desa yaitu Desa Kamang Barat, Desa Kamang Tengah, dan Desa Kamang Timur.

  Pada era Reformasi telah melahirkan Undang-Undang No.22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, yang disusul dengan lahirnya Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat No.9 tahun 2000 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Nagari. Maka, pada tanggal 11 November 2001 secara resmi Nagari Kamang Hilir terbentuk. Dengan diberlakukannya aturan ini, maka ke 3 desa tadi, digabung kembali ke pemerintahan Nagari Kamang Hilia dengan jumlah jorong sebanyak 17 buah. Hingga sekarang system pemerintahan ini berlaku di daerah ini, dimana Kamang Hilir merupakan Kenagarian di bawah naungan Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat.

  Dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah No.72 tahun 2005 tentang desa, yang kemudian disikapi oleh Pemerintah Kabupaten Agam dengan melahirkan Peraturan Daerah Agam No.12 tahun 2007 tentang Pemerintahan Nagari ini lah yang menjadi dasar hokum pelaksanaan Pemerintahan Nagari di Kabupaten Agam termasuk Nagari Kamang Hilir. Nagari Kamang Hilir dipimpin oleh Wali Nagari beserta perangkat nagari lainnya yang dibantu oleh BAMUS (Badan Musyawarah) Nagari yang berfungsi sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Nagari.

2.1.3. Keadaan Penduduk Nagari Kamang Hilia

A. Kependudukan

  Secara keseluruhan penduduk Nagari Kamang Hilia berdasarkan hasil pendataan oleh Tim Pendata Nagari berjumlah 5.198 jiwa dengan 1470 Kepala Keluarga yang tersebar tidak merata di seluruh wilayah nagari. Dari Jumlah penduduk di atas, penduduk perempuan terdapat 2627 jiwa (50.53 %) dan penduduk laki-laki berjumlah 2571 jiwa (49.46 %).

Tabel 2.1. Data Jumlah Penduduk Nagari Kamang Hilia

  10 Jorong Binu 38 1.47% 34 1.29% 72 1.38%

  17 Jorong Joho 111 4.31% 106 4.03% 217 4.17%

Sumber : Ekspose Walinagari Kamang Hilir 2011

  16 Jorong Ladang Darek 184 7.15 % 189 7.19% 373 7.17%

  15 Jorong Pintu Koto 234 9.10% 261 9.93% 495 9.52%

  14 Jorong Koto Nan VII 241 9.37% 225 9.70% 466 8.96%

  13 Jorong Koto Kaciak 83 3.22% 92 3.50% 175 3.36%

  12 Jorong Guguak Rangpisang 93 3.61% 108 4.11% 201 3.86%

  11 Jorong Balai Panjang 75 2.91% 79 3.00% 154 2.96%

  9 Jorong Koto Nan Gadang 90 3.50% 96 3.65% 186 3.57%

  No Jorong Jumlah Penduduk Total Laki-Laki Persentase Perempuan Persentase Jumlah Persentase

  8 Jorong V Kampuang 131 5.09% 136 5.17% 267 5.13%

  7 Jorong IV Kampuang 230 8.94% 232 8.83% 462 8.88%

  6 Jorong Bancah 131 5.09% 130 4.94% 361 6.94%

  5 Jorong Solok 121 4.70% 118 4.49% 239 4.59%

  4 Jorong Batu Baraguang 144 5.60% 139 5.29% 283 5.44%

  3 Jorong Dangau Baru 134 5.21% 134 5.10% 268 5.15%

  2 Jorong Dalam Koto 318 12.36% 327 12.24% 645 12.40%

  

1 Jorong Koto Panjang 213 8.28% 221 8.41% 434 8.34%

  Salah satu ciri penduduk Nagari Kamang Hilia yang juga menjadi kebiasaan masyarakat Minangkabau adalah merantau. Penduduk Nagari kamang hilia yang merantau lebih didominasi oleh penduduk laki-laki yang berusia sekitar 18-45 tahun. Para perantau tersebut merantau ke beberapa daerah di Indonesia seperti Pekan Baru, Jakarta, Medan, dan kota-kota lainnya. Sebagian ada juga yang merantau ke luar negeri yaitu Malaysia.

B. Mata Pencarian

  Nagari Kamang Hilia secara menyeluruh mempunyai potensi untuk pengembangan pertumbuhan ekonomi di bidang pertanian, peternakan, perikanan, industri perabot, maupun industri rumah tangga lainnya. Namun tidak semua bidang diatas berkembang dengan baik karena kurang dalam sistim pengelolaan dan keterbatasan modal. Hampir semua masyarakat Nagari Kamang Hilia menggantungkan perekonomiannya dibidang pertanian. Sekitar 90% masyarakat yang tinggal di Nagari Kamang Hilia menjadikan pertanian sebagai mata pencarian utama. Sisanya bergerak di bidang lainnya berupa PNS, berdagang, industri rumah tangga, peternakan, dan perikanan. Namun hampir semua masyarakat yang berprofesi sebagai PNS, pedagang, industri rumah tangga, peternakan, dan perikan juga berprofesi sebagai petani.

  Seperti yang diutarakan oleh Bapak Syaiful

  

Manjadi guru bisa mamanuahi kabutuhan hiduak ambo jo

keluarga. Tapi manjadi petani sapulang sakola, yo bana

manolong ambo dalam mamanuahi kebutuhan keluarga.

Ambo ndak paralu mambali bareh ndek hasia panen sawah

ambo mancukupi dan kadang lai jo balabiah. Labiahnyo tu

biko ambo jua untuk bisa mamanuahi kebutuhan lainnyo”,

(“menjadi seorang guru dapat memenuhi kebutuhan hidup

saya beserta keluarga. Namun menjadi seorang petani

setelahnya, sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan

keluarga. Saya tidak perlu lagi membeli beras karena hasil

panen saya setiap musimnya dapat memenuhinya dan

bahkan berlebih. Kelebihan dari hasil panen tersebut juga

dijual untuk membantu memenuhi kebutuhan lainnya”, pen).

  menyatakan bahwa menjadi seorang petani sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan ekonomi sekarang ini. Bahkan sawah beliau menjadi salah satu sawah percontohan untuk menggunkan bibit yang disediakan oleh pemerintah dalam program pembangunan pertanian Kabupaten Agam. Seperti yang beliau utarakan berupa :

  26

  Pertanian merupakan mata pencarian utama masyarakat kamang Hilia dengan luas lahan mencapai 354 Ha. Jenis tanaman yang paling utama dibidang pertanian adalah Padi. Nagari Kamang Hilia merupakan penghasil beras dengan mayoritas padi unggul local (98%). Varietas tersebut terdiri dari Padi Kuriak

  

Kusuik (60%) dan Padi Putiah (40%). Kedua varitas padi tersebut memiliki

  keunggulan hasil produktivitas yang tinggi dan kwalitasnya juga sangat kompetitif dipasaran. Pada saat ini, harga kedua varietas padi tersebut menduduki harga tertinggi dipasar mereka.

  Disamping budidaya padi, Petani Kamang Hilia juga membudidayakan tanaman Cokelat (kakau) yang luas areal lahannya sekitar 115 Ha. Tanaman ini juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat karena harganya cukup tinggi dan pemasaran yang tidak begitu sulit. Namun akhir-akhir ini tanaman kakao mengalami penurunan yang dikarenakan serangan hama seperti cendawan. Hama ini menyebabkan buah cepat busuk, sehingga terjadi penurunan dari segi kwalitas maupun kwantitas. Beberapa tanaman lainnya seperti jagung, kacang tanah, cabe, ubi kayu dan ubi jalar, serta tanaman BIOFARMAKA (obata-obatan/bumbu dapur) juga mereka bududayakan walaupun tidak dalam jumlah areal yang luas.

  Untuk sektor petenakan, hewan ternak yang diminati adalah jenis kambing, sapi, kerbau, ayam buras, ayam pedaging, itik, dan kelinci.

  Pemerintahan Nagari Kamang Hilia memberi perhatian besar terhadap sector perternakan ini, karena terdapat peluang yang besar untuk perkembangannya serta ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai. Bagi peternak di Nagari Kamang Magek mengaitkan usaha ternak mereka untuk pertanian, dimana hasil kotoran ternak akan diolah guna dijadikan pupuk kandang untuk pemupukan berbagai tanaman yang dikembangkan pada lahan-lahan pertanian yang dimiliki. Pupuk tersebut tidak hanya digunakan untuk kebutuhan lahan pertanian sendiri, namun juga diperdagangkan kepada petani-petani lain yang tidak memiliki usaha ternak.

  Berbeda halnya dengan sektor perikanan yang tidak begitu banyak. Di Nagari Kamang Hilia terdapat beberapa kolam yang dimiliki oleh perorangan dengan budidaya yang tidak begitu besar. Terdapat kolam-kolam ikan seluas 20 Ha yang tersebar di tanah-tanah penduduk yang memilikinya. Terdapat usaha pembibitan lele jumbo di Jorong IV Kampuang dengan tingkat produksi yang masih kecil. Ada juga beberapa petani padi sawah yang mencoba memaksimalkan lahan sawah pada saat berair untuk mengembangkan bibit ikan. Selain kolam dan sawah, terdapat juga ikan-ikan sungai yang terkadang juga diambil oleh penduduk sekitar. Untuk ikan sungai, di Nagari ini tidak memiliki aturan kepemilikan, dengan artian siapa saja boleh mengambil dengan catatan harus menjaga lokasi sungai tersebut dari pencemaran saat mengambil ikan-ikan yang ada didalamnya.

  Di Nagari Kamang Hilia, jenis industri rumah tangga lebih terarah kepada makanan dan batukang (usaha perabot). Jenis makanan yang diolah berupa kerupuk yang lebih dikenal dengan sebutan karupuak Kamang (|Kerupuk Kamang). Industri ini umumnya dijalankan oleh ibu-ibu rumah tangga. Prospek usaha ini cukup baik yang produsennya tersebar diseluruh jorong yang ada di Nagari Kamang Hilia. Selain itu, para ibu rumah tangga juga memiliki usaha lainnya sebagai penjahit dan penyulam, namun usaha ini tidak begitu dikembangkan dan hanya sebagai usaha sampingan.

  Sedangkan industri Tukang (Industri perabot) di Nagari Kamang Hilia bisa dikatakan salah satu urat nadi bagi perekonomian daerah ini. Namun dalam jangka 5 tahun terakhir, industri perabot mengalami kemunduran yang dapat dilihat dari banyaknya bengkel-bengkel perabot yang tutup. Hanya pemilik modal yang besar tetap bertahan hingga sekarang. Hal ini disebabkan karena sulitnya mendapat bahan baku. Untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintah setempat telah membentuk suatu Asosiasi Pengrajin Perabot Kamang Hilir. Namun Asosiasi tersebut tidak berjalan dengan baik dan kemunduran disektor ini tetap berlanjut.

  Nagari Kamang Hilia

  BOX 2.6 Kondisi Pasar tradisional

  memiliki pasar sarikat 2 nagari,

  di Nagari Kamang Hilia Pada saat ini keadaan Pakan Salasa telah jauh berubah

  yaitu nagari kamang hilia dan

  dan berkembang fasilitas perniagaan didalamnya. Pakan Salasa berbentuk segi empat dengan luas lebih kurang 48m

  Nagari Magek yang berada pada

  x 48m yang memiliki 144 petak bangunan took permanen dengan kondisi yang sangat baik.

  satu wilayah pemerintahan

  Pengelolaan Pakan Salasa ini sedang mengacu kepada Peraturan daerah Kabupaten Agam No.2 Tentang

  Kecamatan Kamang Magek.

  Pengelolaan Pasar Sarikat, dimana Pemerintahan Nagari, BAMUS Nagari, dan Kerapatan Adat Nagari sebagai Badan

  Pasar rakyat tersebut dinamakan

  Perwakilan Pemilik pasar (BP3) berperan aktif dalam

pakan salasa yang dibuka hanya pengelolaan pasar yang unsure-unsurnya terdiri dari

pemuka masyarakat dari kedua Nagari yang bersarikat

  2 kali dalam seminggu, yaitu terhadap pasar ini. pada hari selasa dan jumat. Aktifitas pasar berlangsung pada petang hari, dimana hal ini menjadi salah satu daya tarik karena merupakan satu-satunya pasar yang memulai aktifitas perdagangannya pada petang hari di daerah Kabupaten Agam.

  Jenis perdagangan pada pasar ini berupa perdagangan tradisional yang didominasi oleh barang-barang primer berupa kebutuhan pokok sehari-hari. Selain itu, penduduk menjual hasil ladang dan sawahnya di pasar rakyat ini. Dengan harga relatif lebih murah dibandingkan dengan harga yang ada dipasar bukittinggi.

C. Etnis dan Agama

  BOX 2.7 Suku-suku Pada Masyarakat Nagari Kamang Hilia 4 (empat) pasukuan induk beserta anak-anak sukunya adalah: a. Suku Sikumbang, terbagi atas:

  Selain hasil ladang dan sawah penduduknya juga menjual hasil kerajinan yang mereka buat melalui industri rumah tangga/ringan.

  Penduduk Nagari Kamang Hilia sekarang ini secara keseluruhan merupakan etnis Minangkabau yang tergabung dalam 4 (empat) pesukuan induk yaitu urang

  • Pasukuan Sikumbang Gadang dipimpin oleh Datuak Rajo
  • Pasukuan Jambak Pasia dipimpin oleh Datuak Tumangindo - Pasukuan Jambak Kubang dipimpin oleh Datuak Palimo - Pasukuan Jambak Puhun dipimpin oleh Datuak Rajo Enda - Pasukuan Jambak Kutianyia dipimpin oleh Datuak Nan Basa - Pasukuan Jambak Tangkamang dipimpin oleh Datuak Tan
  • Pasukuan Jambak Tanjuang Mangkudu dipimpin oleh Datuak
  • Pasukuan Jambak Ujuang Tanjuang dipimpin oleh Datuak
  • Pasukuan Koto Sariak dipimpin oleh Datuak Majoindo - Pasukuan Koto Rumah Tinggi dipimpin oleh Datuak Tuo - Pasukuan Koto Rumah Gadang dipimpin oleh Datuak Maka - Pasukuan Koto Kepoh dipimpin oleh Datuak Sampono Basa - Pasukuan Koto Tibarau dipimpin oleh Datuak Singo Rapi - Koto Tangkamang (Koto Nan Batigo) dipimpin oleh Datuak
  • Pesukuan Pisang dipimpin oleh Datuak Palimo - Pesukuan Guci dipimpin oleh Datuak Sati - Pesukuan Caniago dipimpin oleh Datuak Parpatiah Nan
  • Pesukuan Simabua dipimpin oleh Datuak Bagindo
kemudian disampaikan kepada Kerapatan Adat Nagari dan wali nagari (Alam Nan Barajo ) dengan menjelaskan mana pesukuan yang akan didirikan.

  tiap-tiap suku terdiri dari anak suku yang tersebar di seluruh jorong (dusun).

  Berkembangnya jumlah suku di atas, disebabkan oleh perkembangan jumlah penduduk, dimana penghulu atau ninik mama dari 4 (empat) pesukuan induk yang ada tidak mampu lagi mengayomi anak kemenakannya. Atas kesepakatan dari anggota kaum serta penghulu pesukuan itu, maka diperbuatlah suatu keputusan bahwa akan dibangun pesukuan baru,

  ampek suku yang

  Pangulu

  • Pasukuan Sikumbang Mansiang dipimpin oleh Datuak Marajo - Pasukuan Tali Kincia dipimpin oleh Datuak Rajo Sikumbang.

  b.

  Marajo

  Bunsu

  Bajangguk c.

  Suku Koto, terbagi atas:

  

Nan Laweh, Datuak Indo Marajo,

dan Datuak Kiraiang.

  d.

  Suku Pisang, terdiri dari:

  Sabatang

  Suku Jambak, terbagi atas:

  Apabila ksepakatan tersebut sudah ditentukan maka barulah anak suku yang baru resmi didirikan. Kesepakatan tersebut oleh masyarakat diberi istilah “lah saciok bak ayam, lah sadanciang bak basi”. Jika persetujuan dari Kerapatan Adat Nagari dan Alam Nan Barajo telah diperdapat, maka didirikanlah pesukuan baru itu. Biasanya nama pesukuan baru itu tidak jauh berbeda dengan nama pesukuan asalnya, umpamanya, kalau pesukuan asalnya Jambak, pesukuan barunya adalah Jambak Pasia, Jambak Kubang, Jambak Puhun dan sebagainya, yang menggambarkan nama taratak, dusun atau kampung dimana pesukuan baru tersebut berada.

  Penduduk Nagari kamang Hilia adalah etnis Minangkabau yang merupakan penganut agama Islam fanatik dan taat di Indonesia. Sejalan dengan itu juga merupakan suatu nagari yang sangat kuat memegang adat istiadatnya, sedangkan adat tersebut bertentangan dengan peraturan-peraturan agam Islam.

  Satu kenyataan yang sepertinya memang harus terima oleh masyarakat adalah adat matrilineal memang bertolak belakang dengan ajaram Islam. Akan tetapi pertentangan-pertentangan antara kebiasaan-kebiasaan (adat) dengan rasa keagamaan yang universal dapat menjadi suatu perpaduan yang akan menjadi karakteristik masuarakat Minangkabau. Dimana msyarakat Kamang Hilir ini saling menjunjung tinggi keagamaan dengan adat istiadat dan tidak mempengaruhi masyarakatnya untuk menjalankan adat dan agama yang dianutnya meskipun saling bertentangan. Masyarakatnya tetap mejalankan perintah agama demikian sebaliknya juga menjalankan adat yang mereka pakai.

2.2. Tata Ruang Desa Nagari Kamang Hilia

  Nagari Kamang Hilia merupakan hamparan atau daratan dari Timur ke Barat, hampir setengah bagian sebelah utara dari batas Nagari Bungo Koto Tuo sampai ke batas Nagari Kamang Mudik dilingkari Bukit Barisan. Luas Kanagarian Kamang Hilir adalah 1502 Ha, yang terdiri dari hutan seluas 900 Ha, sawah seluas 350 Ha, ladang seluas 150 Ha, dan perumahan seluas 102 Ha. Nagari Kamang Hilia terdiri dari 17 jorong, yaitu:

  Pada bagian utara dari Nagari Kamang Hilia terdapat Jorong Binu, Solok, Ladang Darek, Batu Baraguang, dan Bancah. Pada jorong ini terdapat areal hutan yang berasal dari perbukitan barisan yang melintasi Nagari kamang Hilia. Bukit barisan tersebut secara langsung dijadikan perbatasan dengan Kabupaten 50 Kota. Hutan ini terletak pada bagian utara dari tiap-tiap jorong. Hutan tersebut dijadikan oleh masyarakat sekitar untuk lahan pertanian kering berupa ladang. Areal persawahan terletak cenderung mengapit perumahan penduduk. Peremuhan penduduk cenderung mengikuti jalan yang ada di daerah bagian utara dari nagari ini. jika mengikuti jalan yang ada di nagari ini, maka akan dilihat kelompok- kelompok perumahan yang diselingi oleh areal persawahan.

  Pada bagian barat dari Nagari Kamang Hilia terdapat Jorong Koto Panjang, Dangau Baru, dan Dalam Koto. Pada jorong ini juga terdapat areal hutan yang berasal dari perbukitan barisan yang melintasi Nagari kamang Hilia. Dari letak jorong, hutan tersebut terletak pada bagian utara jorong. Hutan tersebut dijadikan oleh masyarakat sekitar untuk lahan pertanian kering berupa ladang.

  Areal persawahan terletak cenderung mengapit perumahan penduduk. Peremuhan penduduk cenderung mengikuti jalan yang ada di daerah bagian barat dari nagari ini. jika mengikuti jalan yang ada di nagari ini, maka akan dilihat kelompok- kelompok perumahan yang diselingi oleh areal persawahan.

  Pada bagian selatan dari Nagari Kamang Hilia terdapat Jorong Joho, Pintu Koto, V Kampuang, IV Kampuang, dan Nan VII. Areal hutan tidak terdapat pada jorong-jorong ini. Jorong-jorong ini terdiri dari perumahan, ladang dan persawahan. Areal ladang dan persawahan terletak cenderung mengapit perumahan penduduk. Peremuhan penduduk cenderung mengikuti jalan yang ada di daerah bagian selatan dari nagari ini. jika mengikuti jalan yang ada di nagari ini, maka akan dilihat kelompok-kelompok perumahan yang diselingi oleh areal persawahan atau ladang.

  Pada bagian timur dari Nagari Kamang Hilia terdapat Jorong Guguak Rangpisang, Koto kaciak, Balai Panjang, dan Koto nan Gadang. Areal hutan yang berasal dari perbukitan barisan terdapat di Jorong Guguak Rangpisang. Bukit barisan tersebut secara langsung dijadikan perbatasan dengan Kabupaten 50 Kota. Hutan ini terletak pada bagian utara dari jorong Guguak Rangpisang. Hutan tersebut dijadikan oleh masyarakat sekitar untuk lahan pertanian kering berupa ladang. Areal persawahan terletak cenderung mengapit perumahan penduduk pada tiap-tiap jorongmyang ada. Peremuhan penduduk cenderung mengikuti jalan yang ada di daerah bagian utara dari nagari ini. jika mengikuti jalan yang ada di nagari ini, maka akan dilihat kelompok-kelompok perumahan yang diselingi oleh areal persawahan.

  Masyarakat Nagari Kamang Hilia tidak mengenal orientasi bangunan secara khusus. Jenis bangunan merupakan bangunan permanen dengan berbagai bentuk. Kebanyakan bangunan rumah terbuat dari batu dan menggunakan atap dari bahan seng. Namun ada beberapa rumah pada bagian dinding menggunakan setengah batu dan setengahnya lagi kayu, beberapa rumah ada juga yang terbuat dari kayu.

  Pola permukiman tidak begitu tersusun dengan rapi, hanya saja hampir semua rumah-rumah di Nagari Kamang Hilir mengikuti pola dan terletak disepanjang tepi jalan, baik itu jalan raya nagari maupun jalan-jalan kecil yang ada di nagari. Penyebaran rumah masyarakat Nagari Kamang Hilia pada umumnya adalah tipe mengelompok, jarak antara satu rumah dengan rumah lainnnya relatif dekat. Namun pada beberapa tempat, kediaman penduduk ada yang terpecah-pecah. Walaupun penyebaran rumah penduduk beragam, tetapi tetap ada jalan utama dari rumah-rumah yang tersusun mengikuti jalan-jalan yang terbentuk. Pola permukiman yang ada pun juga terpengaruh dengan adanya keluarga saparuik . Pada 1 (satu) kelompok perumahan, biasanya cenderung didiami oleh satu suku. Yang menyebabkan masyarakat Nagari Kamang Hilia tinggal dalam bentuk kumpulan saparuik adalah kepemilikan tanah sebagai tanah ulayat (tanah pusaka).

  Kantor kepemerintahan Nagari Kamang Hilir berupa Kantor Wali Nagari terletak di Jorong IV Kampuang. Beberapa perkantoran seperti KUA dan KAN juga terletak di Jorong IV Kampuang. Di Jorong IV Kampuang ini juga terdapat pusat peribadatan masyarakat dari Nagari Kamang Hilir berupa Masjid Wustha Kamang. Sedangkan Pasar terletak di Jorong Pintu Koto yang bersebelahan langsung dengan Jorong IV Kampuang.

2.3. Tata Ruang Pertanian

  Pertanian di Nagari Kamang Hilir terdiri dari pertanian lahan kering dan persawahan. Luas keseluruhan areal ladang 150 Ha dan persawahan 350 Ha.

  Lokasi persawahan dan ladang tersebar pada daerah landai pada jorong-jorong yang ada di Nagari Kamang Hilir. Hampir semua jorong yang ada terdapat lahan pertanian sawah. Lokasi persawahan tersebut terletak beredampingan dengan lokasi ladang yang mengapit lokasi perumahan penduduk. Kondisi jalan menuju areal sawah pun bisa digolongkan dalam keadaan baik, karena secara umum areal pertanian sawah tersebut terletak dipinggir jalan desa.

  Jenis tanaman pada ladang berupa coklat/kakao, cabe, jagung, ubi kayu, kulit manis, jeruk, durian, manggis dan jenis lainnya. Jenis padi yang ditanam di areal persawahan adalah jenis padi local yaitu padi kuriak kusuik dan padi putiah. Setiap lokasi persawahan tersebut memiliki nama masing-masing yang diberikan oleh penduduk terdahulu Nagari kamang Hilia. Tidak ada lagi masyarakat Kamang Hilir yang mengetahui asal usul dari nama lokasi persawahan tersebut.

  Pada Bagian Utara Nagari Kamang Hilia, yaitu sawah sawah binu di Jorong Binu, bungo tanjuang dan parupuak di jorong Bancah, sawah batu

  

baraguang di Jorong Batu Baraguang, sawah ladang darek di Jorong Ladang

  Darek, dan Sawah ladang panjang di Jorong Solok. Bagian barat Nagari Kamang Hilia, yaitu sawah koto panjang di Jorong Koto Panjang dan sawah mejan di Jorong Dangau Baru. Pada bagian selatan Nagari Kamang Hilia terletak Lokasi persawahan di Jorong IV Kampuang yaitu sawah taluak, sawah joho dan

  

tumangguang di Jorong Joho. Sebelah Timur dari Nagari terdapat sawah padang

sawah

  dan tangkamang di Jorong Nan VII, sawah muaro, luaksigai dan kabun di Jorong Dalam Koto, sawah guguak rangpisang dan koto kaciak di Jorong Guguak Rangpisang.

  Sumber irigasi pertanian sawah Nagari Kamang Hilir berasal dari sungai yang melintas di nagari ini dan beberapa sumber mata air pegunungan yang ada.

  Masyarakat menyebut sungai tersebut dengan sebutan Batang Agam. Sungai

  

Batang Agam melintas di beberapa jorong yang ada yaitu, Jorong Joho dengan

  sebutan Agam Joho, menelusuri Jorong IV Kampuang yang bernama Agam

  

Taluak, terus ke Jorong Bancah yang disebut Agam Bancah, masuk ke Jorong

  Binu yang disebut Agam Binu, hingga melewati Jorong Solok hingga Jorong Guguak Rangpisang.

  Air yang mengalir dari sungai Batang Agam beserta beberapa mata air pegunungan yang ada keseluruh areal persawahan melalui anak-anak sungai dan Bandar-bandar yang dibuat oleh petani. Irigasi pertanian sawah ini sudah mulai dikelola agar bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh petani Kamang Hilia.

  Dibantu pemerintah, petani telah membangun beberapa bendungan untuk mengatur penyebaran air ke lahan pertanian sawah mereka.

2.4. Sejarah Pertanian

2.4.1 Zaman Nenek Moyang

  Sejarah pertanian Nagari Kamang Hilia berkaitan erat dengan sejarah terbentuknya Nagari Kamang Hilia. Dilihat dari letak-letak areal pertanian sekarang ini, dahulunya petani yang memulai pertanian di daerah Nagari Kamang Hilia membuka lahan pertanian berdekatan dengan sumber air. Seperti yang

  

  dikatakan oleh Bapak Zamzani bahwa:

  

“Sawah kami ko dakek agam, kok parak yo arah karimbo.

Sawah jo parak nan kami karajoan ko pusako dari nenek

moyang. Turun tamurun diagiahan ka anak cucu” (“sawah

kami berada dekat dengan sungai, sedangkan ladang berada

di hutan. Sawah dan ladang yang kami olah merupakan

pusaka dari nenek moyang. Diberikan secara turun-temurun

kepada anak cucu”, pen).

Dokumen yang terkait

Perkembangan Syarat Menggadai Tanah Harta Pusaka Tinggi Dalam Masyarakat Adat Minangkabau Di Kabupaten Agam Nagari Kamang Mudiak

6 119 155

Kearifan Lokal Petani Dalam Pengelolaan Sawah Di Nagari Kamang Hilir Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam Sumatera Barat

14 93 191

Fungsi Permainan Berburu Babi Pada Masyarakat Minangkabau (Studi Deskriptif di Kanagarian Kamang Mudiak, Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam)

9 415 107

Pengaruh Faktor Sosial dan Ekonomi Terhadap Penggunaan Traktor dalam Pengelolaan Pada Sawah (Studi Kasus Desa Babukit Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam)

0 20 72

Analisis Pengaruh Proses Sintering Terhadap Struktur Bijih Mangan Yang Berasal Dari Nagari Aie Ramo, Kecamatan Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung

0 0 7

Ukuran Populasi Efektif, Ukuran Populasi Aktual dan Laju Inbreeding Per Generasi Itik Lokal di Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam Effective Population Size, Actual Population Size and Inbreeding Rate of Local Duck at Tilatang Kamang Distric, Agam Re

0 5 5

View of Analisis Eksistensi Pedagang Berpindah Pada Pasar Nagari di Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung, di Tinjau dalam Kajian Sosiologi Ekonomi

0 0 10

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN PANGARIBUAN 2.1. Letak dan Akses Menuju Pangaribuan - Pengetahuan Lokal Petani Dalam Mengelola Padi Sawah di Pangaribuan

0 0 17

BAB II PELAKSANAAN GADAI TANAH HARTA PUSAKA TINGGI DI NAGARI KAMANG MUDIAK A. Gambaran Singkat Nagari Kamang Mudiak - Perkembangan Syarat Menggadai Tanah Harta Pusaka Tinggi Dalam Masyarakat Adat Minangkabau Di Kabupaten Agam Nagari Kamang Mudiak

0 1 51

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perkembangan Syarat Menggadai Tanah Harta Pusaka Tinggi Dalam Masyarakat Adat Minangkabau Di Kabupaten Agam Nagari Kamang Mudiak

0 0 29