Studi Pengaruh Stabilisasi Tanah Lanau dengan Pasir terhadap Nilai California Bearing Ratio.
ix
STUDI PENGARUH STABILISASI TANAH LANAU
DENGAN PASIR TERHADAP NILAI CALIFORNIA
BEARING RATIO
Catherine Mary Josephine NRP : 1021002
Pembimbing : Hanny Juliany Dani, S.T., M.T.
ABSTRAK
Pada dasarnya, kondisi tanah di alam tidaklah selalu memiliki sifat yang baik. Sedangkan untuk keperluan konstruksi, dibutuhkan tanah yang sifatnya sesuai dengan ketentuan yang ada. Karena alasan inilah untuk memperbaiki sifat tanah, tanah harus distabilisasi.
Pada penelitian ini akan diteliti pengaruh stabilisasi tanah kohesif dengan penambahan pasir terhadap nilai California Bearing Ratio. Tanah yang dipakai dalam penelitian ini diambil dari Perumahan Pinus Regency. Presentase penambahan pasir yang dipakai adalah 0%, 3%, 5%, 7%, dan 10% terhadap berat tanah. Sedangkan kadar air yang digunakan untuk pengujian CBR didapat dari kadar air optimum pengujian pemadatan tanah.
Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa tanah yang diuji merupakan tanah lanau. Hasil akhir penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan pasir berpengaruh pada penurunan kadar air optimum (wopt) dan kenaikan berat volume
kering maksimum tanah (γdry max) yang berpengaruh pada kenaikan nilai CBR tanah. Dengan berkurangnya kadar air maka nilai CBR tanah campuran akan meningkat, dan sebaliknya.
Tanah asli yang diuji mendapatkan hasil γdry max = 1,175 gr/cm3, wopt =
26,904%, CBR design = 13,2%, dan tebal perkerasan = 13 cm. Tanah dengan penambahan 3% pasir mengalami kenaikan pada nilai γdry max sebesar 0,34%, penurunan pada nilai wopt sebesar 2,38%, penurunan pada nilai CBR design sebesar
3,79%, dan kenaikan tebal perkerasan sebesar 3,85% dari tanah asli. Tanah dengan penambahan 5% pasir mengalami kenaikan pada nilai γdry max sebesar 3,40%, penurunan pada nilai wopt sebesar 4,10%, kenaikan pada nilai CBR design sebesar
13,64%, dan penurunan tebal perkerasan sebesar 7,69% dari tanah asli. Tanah dengan penambahan 7% pasir mengalami kenaikan pada nilai γdry max sebesar 4,68%, penurunan pada nilai wopt sebesar 4,74%, kenaikan pada nilai CBR design sebesar
23,49%, dan penurunan tebal perkerasan sebesar 15,38% dari tanah asli. Tanah dengan penambahan 10% pasir mengalami kenaikan pada nilai γdry max sebesar 5,28%, penurunan pada nilai wopt sebesar 5,91%, kenaikan pada nilai CBR design
sebesar 56,06%, dan penurunan tebal perkerasan sebesar 26,92% dari tanah asli. Dengan melihat hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penambahan pasir akan memperbaiki kondisi tanah.
(2)
x
THE EFFECT OF SILT SOIL STABILIZATION WITH
SAND AGAINST CALIFORNIA BEARING RATIO VALUE
Catherine Mary Josephine NRP : 1021002
Supervisor : Hanny Juliany Dani, S.T., M.T.
ABSTRACT
Basically, the soil condition in the nature doesn’t always have a good properties. Whereas for construction requirement, it needs the soil which has suitable properties with existing provisions. For this reason, to improve the properties of the soil, the soil must be stabilized.
It will be seen in this research, the influence of cohesive soil stabilization with the addition of sand against the California Bearing Ratio value. The soil used in this research was taken from Pinus Regency. Percentage of sand addition used are 0%, 3%, 5%, 7%, and 10% against the weight of soil. Whereas, the content of the water used for CBR test was obtained from optimum water content soil compaction test.
Preliminary research results indicated that the soil tested is silt. The final results of this research indicated that the addition of sand affects the decrease of optimum water content and the increase of maximum dry density that affects the increase of CBR value of the soil. With the decrease of the water content, so that the mixed soil CBR value will increase, and vice versa.
The original soil which has been tested get this result : γdry max = 1,175 gr/cm3, wopt = 26,904%, CBR design = 13,2%, and pavement thickness = 13 cm. The
soil with the addition 3% of sand have increase in the value γdry max is 0,34%, the decrease in the value wopt is 2,38%, the decrease in the CBR design is 3,79%, and
the increase of pavement thickness is 3,85% from the original soil. The soil with the addition 5% of sand have increase in the value γdry max is 3,40%, the decrease in the value wopt is 4,10%, the increase in the CBR design is 13,64%, and the decrease of
pavement thickness is 7,69% from the original soil. The soil with the addition 7% of sand have increase in the value γdry max is 4,68%, the decrease in the value wopt is
4,74%, the increase in the CBR design is 23,49%, and the decrease of pavement thickness is 15,38% from the original soil. The soil with the addition 10% of sand have increase in the value γdry max is 5,28%, the decrease in the value wopt is 5,91%,
the increase in the CBR design is 56,06%, and the decrease of pavement thickness is 26,92% from the original soil. By looking at the results of the research, it can be concluded that the addition of sand will improve the soil condition.
(3)
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR ... iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv
SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR ... v
SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... ix
ABSTRACT ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR NOTASI ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xx
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan Penelitian ... 2
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan ... 2
1.4 Sistematika Penulisan ... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Partikel Tanah... 4
2.1.1 Hubungan Antarfase ... 5
2.1.1.1 Kadar Air ... 6
2.1.1.2 Porositas ... 6
2.1.1.3 Angka Pori ... 7
2.1.1.4 Berat Volume ... 7
2.1.1.5 Berat Spesifik ... 8
2.1.1.6 Derajat Kejenuhan ... 9
2.1.2 Analisis Mekanis Tanah ... 11
2.1.3 Klasifikasi Tanah ... 11
2.1.3.1 Pengelompokan Jenis Tanah ... 19
2.2 Tanah Kohesif ... 19
2.2.1 Tanah Lempung ... 20
2.2.1.1 Mineral Lempung ... 21
2.2.1.2 Halloysite ... 22
2.2.2 Tanah Lanau ... 22
2.2.3 Konsistensi Tanah Kohesif ... 23
2.3 Stabilisasi Tanah... 26
2.3.1 Stabilisasi Mekanik ... 27
2.3.2 Stabilisasi Kimiawi ... 28
2.3.3 Stabilisasi Tanah Dasar untuk Perkerasan Jalan Raya ... 28
2.4 Pemadatan Tanah ... 29
2.4.1 Pengujian Pemadatan ... 30
2.4.2 Spesifikasi Pemadatan di Lapangan ... 31
(4)
xii
2.5 California Bearing Ratio ... 34
2.5.1 Pengujian California Bearing Ratio ... 35
2.5.1.1 California Bearing Ratio Lapangan ... 35
2.5.1.2 California Bearing Ratio Laboratorium ... 36
2.5.2 Kegunaan California Bearing Ratio ... 38
2.6 Pasir ... 39
BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Rencana Kerja ... 42
3.2 Persiapan Contoh Tanah Uji... 43
3.2.1 Pemilihan dan Pengambilan Contoh Tanah Uji ... 43
3.2.2 Pembuatan Contoh Tanah Uji ... 43
3.3 Prosedur Pengujian ... 43
3.3.1 Pengujian Specific Gravity ... 44
3.3.2 Pengujian Index Properties ... 49
3.3.3 Pengujian Atterberg Limit ... 54
3.3.4 Pengujian Grain Size Analysis ... 61
3.3.4.1 Pengujian Sieve Analysis ... 61
3.3.4.2 Pengujian Hydrometer Analysis... 64
3.3.5 Pengujian Kompaksi ... 72
3.3.6 Pengujian California Bearing Ratio ... 79
3.4 Prosedur Pencampuran Tanah Lempung dan Pasir ... 87
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Analisis Data Pengujian Pendahuluan ... 92
4.1.1 Specific Gravity ... 92
4.1.2 Index Properties ... 99
4.1.3 Atterberg Limit ... 104
4.1.4 Sieve Analysis Tanah ... 111
4.1.5 Hydrometer Analysis Tanah ... 119
4.1.6 Sieve Analysis Pasir ... 123
4.2 Pengujian Kompaksi pada Tanah Asli dan Tanah Campuran ... 127
4.3 Pengujian California Bearing Ratio pada Tanah Asli dan Tanah Campuran ... 142
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 183
5.2 Saran ... 184
DAFTAR PUSTAKA ... 186
(5)
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Diagram fase tanah ... 5
Gambar 2.2 Batasan-batasan ukuran golongan tanah ... 14
Gambar 2.3 Rentang batas Atterberg untuk tanah dasar kelompok A-4, A-5, A-6, dan A-7 (Liu,1970, dan Al-Hussaini, 1977) ... 17
Gambar 2.4 Mineral-mineral lempung (a) silica tetrahedra; (b) aluminium oktahedra ... 21
Gambar 2.5 Batas-batas Atterberg ... 24
Gambar 2.6 Bagan plastisitas ... 26
Gambar 2.7 Alat pengujian pemadatan ... 30
Gambar 2.8 Kurva hubungan kadar air dan berat volume kering ... 31
Gambar 2.9 Kuat geser diukur dengan CBR dan berat volume kering, terhadap kadar air untuk pemadatan di laboratorium (Turnbull dan Foster, 1956) ... 34
Gambar 2.10 Alat California Bearing Ratio laboratorium ... 37
Gambar 2.11 Grafik penentuan tebal perkerasan ... 39
Gambar 3.1 Diagram alir penelitian ... 42
Gambar 3.2 Botol erlenmeyer ... 45
Gambar 3.3 Thermometer ... 46
Gambar 3.4 Pinggan pengaduk ... 46
Gambar 3.5 Ilustrasi antara berat erlenmeyer, air dan butir tanah ... 48
Gambar 3.6 Silinder ring pencetak tanah ... 50
Gambar 3.7 Extruder ... 51
Gambar 3.8 Diagram fase tanah ... 52
Gambar 3.9 Alat Cassagrande ... 55
Gambar 3.10 Groving tool ... 55
Gambar 3.11 Pelat kaca ... 57
Gambar 3.12 Satu set ayakan ... 62
Gambar 3.13 Mesin pengguncang ... 63
Gambar 3.14 Sodium hexametafosfat ... 66
Gambar 3.15 Alat pengaduk (mixer) ... 66
Gambar 3.16 Gelas ukur 1000 cc ... 67
Gambar 3.17 Hidrometer H-151 ... 67
Gambar 3.18 Mold... 76
Gambar 3.19 Hammer ... 77
Gambar 3.20 Spacerdisk ... 81
Gambar 3.21 Alat pemadatan ... 82
Gambar 3.22 Alat penetrasi ... 82
Gambar 3.23 Arloji penunjuk beban ... 84
Gambar 3.24 Koreksi grafik hubungan antara settlement vs load ... 86
Gambar 3.25 Ayakan no. 4... 88
Gambar 3.26 Ayakan no. 100... 88
Gambar 3.27 Ayakan no. 200... 88
Gambar 3.28 Proses penimbangan tanah uji ... 89
Gambar 3.29 Pembagian tanah menjadi tiga bagian ... 89
(6)
xiv
Gambar 3.31 Pembagian pasir menjadi tiga bagian ... 89
Gambar 3.32 Proses pengadukan tanah dan pasir ... 90
Gambar 3.33 Proses pembasahan tanah campuran ... 90
Gambar 3.34 Penyimpanan tanah campuran ke dalam kantong plastik ... 91
Gambar 3.35 Penyimpanan tanah uji selama 24 jam ... 91
Gambar 4.1 Grafik kalibrasi Erlenmeyer ... 93
Gambar 4.2 Grafik perbandingan specific gravity setelah penambahan pasir ... 99
Gambar 4.3 Kurva alir liquid limit ... 105
Gambar 4.4 Klasifikasi dengan menggunakan bagan plastisitas ... 111
Gambar 4.5 Kurva sieve analysis AASHTO tanah ... 114
Gambar 4.6 Kurva sieve analysis USCS tanah ... 116
Gambar 4.7 Kurva hydrometer analysis tanah ... 120
Gambar 4.8 Kurva gabungan sieve analysis dan hydrometer analysis tanah ... 121
Gambar 4.9 Kurva sieve analysis USCS pasir ... 126
Gambar 4.10 Kurva kompaksi tanah 1 ... 129
Gambar 4.11 Kurva kompaksi tanah 2 ... 134
Gambar 4.12 Kurva kompaksi tanah 3 ... 136
Gambar 4.13 Kurva kompaksi tanah 4 ... 138
Gambar 4.14 Kurva kompaksi tanah 5 ... 140
Gambar 4.15 Grafik perbandingan dry density max setelah penambahan pasir .... 141
Gambar 4.16 Grafik perbandingan optimum water content seetelah penambahan pasir ... 141
Gambar 4.17 Grafik hubungan antara settlement vs load CBR 10x pukulan tanah 1 ... 144
Gambar 4.18 Grafik hubungan antara settlement vs load CBR 25x pukulan tanah 1 ... 149
Gambar 4.19 Grafik hubungan antara settlement vs load CBR 55x pukulan tanah 1 ... 151
Gambar 4.20 Grafik CBR design tanah 1 ... 152
Gambar 4.21 Grafik hubungan antara settlement vs load CBR 10x pukulan tanah 2 ... 154
Gambar 4.22 Grafik hubungan antara settlement vs load CBR 25x pukulan tanah 2 ... 156
Gambar 4.23 Grafik hubungan antara settlement vs load CBR 55x pukulan tanah 2 ... 158
Gambar 4.24 Grafik CBR design tanah 2 ... 159
Gambar 4.25 Grafik hubungan antara settlement vs load CBR 10x pukulan tanah 3 ... 161
Gambar 4.26 Grafik hubungan antara settlement vs load CBR 25x pukulan tanah 3 ... 163
Gambar 4.27 Grafik hubungan antara settlement vs load CBR 55x pukulan tanah 3 ... 165
Gambar 4.28 Grafik CBR design tanah 3 ... 166
Gambar 4.29 Grafik hubungan antara settlement vs load CBR 10x pukulan tanah 4 ... 168
Gambar 4.30 Grafik hubungan antara settlement vs load CBR 25x pukulan tanah 4 ... 170
(7)
xv
Gambar 4.31 Grafik hubungan antara settlement vs load CBR 55x pukulan
tanah 4 ... 172 Gambar 4.32 Grafik CBR design tanah 4 ... 173 Gambar 4.33 Grafik hubungan antara settlement vs load CBR 10x pukulan
tanah 5 ... 175 Gambar 4.34 Grafik hubungan antara settlement vs load CBR 25x pukulan
tanah 5 ... 177 Gambar 4.35 Grafik hubungan antara settlement vs load CBR 55x pukulan
tanah 5 ... 179 Gambar 4.36 Grafik CBR design tanah 5 ... 180 Gambar 4.37 Grafik perbandingan CBR design setelah penambahan pasir ... 181 Gambar 4.38 Grafik perbandingan tebal perkerasan setelah penambahan pasir .... 182
(8)
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Berat spesifik mineral-mineral penting ... 8
Tabel 2.2 Berat spesifik tanah ... 9
Tabel 2.3 Derajat kejenuhan ... 10
Tabel 2.4 Batasan-batasan ukuran golongan tanah ... 14
Tabel 2.5 Klasifikasi tanah USCS ... 15
Tabel 2.6 Klasifikasi tanah AASHTO ... 18
Tabel 2.7 Peralatan dan pemakaiannya untuk pemadatan tanah ... 32
Tabel 2.8 Klasifikasi nilai CBR ... 38
Tabel 3.1 Specific gravity of water ... 49
Tabel 3.2 Some typical values for different of common soil materials... 54
Tabel 3.3 Values of effective depth based on hydrometer and sedimentation cylinder of specified sizes ... 70
Tabel 3.4 Values of K for use in equation for computing diameter of particle in hydrometer analysis... 71
Tabel 3.5 Jenis pengujian kompaksi berdasarkan energi kompaksi ... 74
Tabel 4.1 Data kalibrasi erlenmeyer ... 93
Tabel 4.2 Data pengujian specific gravity tanah 1... 94
Tabel 4.3 Data pengujian specific gravity tanah 2... 96
Tabel 4.4 Data pengujian specific gravity tanah 3... 97
Tabel 4.5 Data pengujian specific gravity tanah 4... 97
Tabel 4.6 Data pengujian specific gravity tanah 5... 98
Tabel 4.7 Persentase kenaikan nilai specific gravity ... 99
Tabel 4.8 Data pengujian index properties ... 100
Tabel 4.9 Data pengujian liquid limit ... 104
Tabel 4.10 Data pengujian plastic limit ... 107
Tabel 4.11 Data pengujian sieve analysis tanah ... 112
Tabel 4.12 Data pengujian hydrometer analysis tanah... 119
Tabel 4.13 Data pengujian sieve analysis pasir ... 123
Tabel 4.14 Data pengujian kompaksi tanah 1... 128
Tabel 4.15 Data pengujian kompaksi tanah 2... 133
Tabel 4.16 Data pengujian kompaksi tanah 3... 135
Tabel 4.17 Data pengujian kompaksi tanah 4... 137
Tabel 4.18 Data pengujian kompaksi tanah 5... 139
Tabel 4.19 Persentase kenaikan nilai dry density max ... 141
Tabel 4.20 Persentase kenaikan nilai optimum water content ... 142
Tabel 4.21 Data pengujian CBR 10x pukulan tanah 1 ... 143
Tabel 4.22 Data pengujian CBR 25x pukulan tanah 1 ... 148
Tabel 4.23 Data pengujian CBR 55x pukulan tanah 1 ... 150
Tabel 4.24 Data pengujian CBR 10x pukulan tanah 2 ... 153
Tabel 4.25 Data pengujian CBR 25x pukulan tanah 2 ... 155
Tabel 4.26 Data pengujian CBR 55x pukulan tanah 2 ... 157
Tabel 4.27 Data pengujian CBR 10x pukulan tanah 3 ... 160
Tabel 4.28 Data pengujian CBR 25x pukulan tanah 3 ... 162
Tabel 4.29 Data pengujian CBR 55x pukulan tanah 3 ... 164
(9)
xvii
Tabel 4.31 Data pengujian CBR 25x pukulan tanah 4 ... 169
Tabel 4.32 Data pengujian CBR 55x pukulan tanah 4 ... 171
Tabel 4.33 Data pengujian CBR 10x pukulan tanah 5 ... 174
Tabel 4.34 Data pengujian CBR 25x pukulan tanah 5 ... 176
Tabel 4.35 Data pengujian CBR 55x pukulan tanah 5 ... 178
Tabel 4.36 Persentase kenaikan nilai CBR design ... 181
(10)
xviii
DAFTAR NOTASI
a Faktor koreksi
A Area
Cm Koreksi meniskus
Ct Koreksi temperatur
CU Koefisien keseragaman
CC Koefisien gradasi
D Diameter
e Angka pori
g gravitasi
Gs Berat spesifik butir tanah
GT Berat jenis air
GI Indeks kelompok
Ic Consistency Index
If Flow Index
It Toughness Index
L Effective Depth
LI Liquidity Index
LL Batas cair
N Jumlah pukulan
n Porositas
PI Indeks plastisitas
PL Batas plastis
Ra Pembacaan hidrometer sebenarnya
Rc Pembacaan hidrometer yang sudah dikoreksi
SL Batas susut
Sr Derajat kejenuhan
T Suhu
t Waktu
V Volume total
Va Volume udara
(11)
xix
Vv Volume pori
Vw Volume air
W Berat total
Wa Berat udara
Wp Berat erlenmeyer
Wr Kadar air rencana
Ws Berat butiran padat
Ww Berat air
w Kadar air
wn Kadar air alami
wopt Kadar air optimum
γ Berat volume tanah
γ’ Berat volume efektif
γb Berat volume basah
γd Berat volume kering
γs Berat volume butiran padat
γsat Berat volume tanah jenuh air
γw Berat volume air
(12)
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Alat-Alat Bantu Percobaan ... 187 Lampiran 2 Klasifikasi Tanah USCS ... 190
(13)
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah mempunyai peranan yang sangat penting bagi suatu bangunan. Semua beban yang ada pada bangunan dipikul oleh pondasi yang ditanamkan ke dalam tanah. Penelitian tanah sebelum pembangunan sangatlah penting dilakukan demi mengetahui kondisi tanah yang ada pada lokasi pembangunan.
Kondisi tanah di setiap tempat selalu berbeda-beda. Tanah di tempat yang satu tidak akan sama dengan tanah yang lokasinya tidak jauh dari tempat tersebut. Ada tanah yang bersifat sangat lepas, sangat padat, muai susutnya yang tinggi, atau masih banyak lagi jenis tanah lain. Tidak hanya itu, kondisi tanah di setiap elevasi bisa saja berbeda.
Solusi yang bisa dilakukan untuk mencapai kekuatan tanah yang dibutuhkan suatu bangunan adalah dengan melakukan stabilisasi tanah. Stabilisasi tanah mengakibatkan naiknya mutu tanah, berubahnya pemadatan dan nilai California Bearing Ratio (CBR) tanah. Stabilisasi tanah bisa dilakukan dengan menambahkan atau mengganti tanah yang ada dengan suatu pengganti, misalnya jenis tanah lain dan zat aditif.
Di Indonesia, khususnya di Kota Bandung yang memiliki kelembaban tinggi, banyak ditemukan tanah kohesif. Untuk mengetahui pengaruh stabilisasi tanah, maka diambil tanah lanau dari Pinus Regency untuk diuji dan diteliti bagaimana kondisi
(14)
2 Universitas Kristen Maranatha
tanah sebelum dan sesudah distabilisasi. Dalam penelitian ini yang akan ditinjau adalah perbandingan hasil nilai CBR.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh penambahan pasir terhadap tanah lanau dengan melihat perbandingan hasil nilai CBR.
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitiannya adalah sebagai berikut:
1. Tanah yang digunakan untuk sampel uji diambil dari lokasi Pinus Regency. 2. Stabilisasi menggunakan pasir trass lolos saringan no. 100 tertahan saringan
no. 200.
3. Penambahan pasir dilakukan dalam kondisi tanah asli, dengan cara menambahkan pasir ke dalam benda uji sebanyak 3%, 5%, 7%, dan 10% dari berat tanah yang dimasukkan ke dalam mold.
4. Diperlukan pengujian pemadatan sebelum pengujian CBR. 5. Alat uji yang digunakan adalah alat kompaksi dan CBR.
6. Percobaan dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah, Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan adalah sebagai berikut:
(15)
3 Universitas Kristen Maranatha
Berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup pembahasan dan sistematika penulisan.
Bab 2, Tinjauan Pustaka
Berisi tentang partikel tanah, tanah lanau, stabilisasi tanah, California Bearing Ratio, dan pasir.
Bab 3, Prosedur Penelitian
Berisi tentang rencana kerja, pengambilan contoh tanah, penelitian contoh tanah, dan prosedur pencampuran tanah lempung dan pasir.
Bab 4, Penyajian dan Analisis Data
Berisi tentang data hasil pengujian, pengaruh penambahan pasir terhadap nilai CBR.
Bab 5, Simpulan dan Saran
(16)
183 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari hasil analisa pengujian tentang pengaruh stabilisasi tanah kohesif yang sudah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada pengujian specific gravity, index properties, atterberg limits, sieve analysis, dan hydrometer analysis, diketahui bahwa contoh tanah uji yang diambil dari perumahan Pinus Regency pada kedalaman ± 50 cm adalah tanah lanau dengan dugaan mengandung bahan organik.
2. Dari pengujian specific gravity semua jenis tanah, dapat dilihat bahwa nilai Gs mengalami kenaikan secara bertahap setelah ditambah pasir. Hasil nilai Gs secara berurutan adalah 2.37, 2.38, 2.41, 2.45, dan 2.48. Persentase kenaikan nilai Gs tanah 2, tanah 3, tanah 4, dan tanah 5 secara berurutan adalah 0.42%, 1.69%, 3.38%, dan 4.64% dari tanah 1.
3. Dari pengujian kompaksi semua jenis tanah, dapat dilihat bahwa nilai maximum dry density mengalami kenaikan dan nilai optimum water content (wopt) mengalami penurunan. Kenaikan nilai maximum dry density (γdry max)
terjadi secara bertahap, nilainya adalah 1.175 gr/cm3, 1.179 gr/cm3, 1.215 gr/cm3, 1.230 gr/cm3, dan 1.237 gr/cm3. Persentase kenaikan nilai γdry max
tanah 2, tanah 3, tanah 4, dan tanah 5 secara berurutan adalah 0.34%, 3.40%, 4.68%, dan 5.28% dari tanah 1. Penurunan optimum water content juga terjadi secara bertahap, nilainya adalah 26.904%, 26.263%, 25.800%,
(17)
184 Universitas Kristen Maranatha
25.628%, dan 25.313%. Persentase penurunan nilai wopt tanah 2, tanah 3,
tanah 4, dan tanah 5 secara berurutan adalah 2.38%, 4.10%, 4.74%, dan 5.91% dari tanah 1.
4. Sedangkan untuk nilai CBR design tanah campuran mengalami kenaikan dari nilai CBR design tanah asli. Nilai CBR design secara berurutan adalah 13.2%, 12.7%, 15.0%, 16.3%, dan 20.6%. Persentase penurunan CBR design tanah 2 adalah 3,79% dari tanah 1, penurunan ini terjadi kemungkinan karena adanya proses pencampuran tanah kurang merata. Persentase kenaikan nilai CBR design tanah 3, tanah 4, dan tanah 5 secara berurutan adalah 13.64%, 23.49%, dan 56.06% dari tanah 1. Kenaikan nilai CBR design mempertipis tebal perkerasan jalan, tebalnya adalah 13 cm, 13.5 cm, 12 cm, 11 cm, dan 9.5 cm. Persentase kenaikan tebal perkerasan tanah 2 adalah 3.85% dari tanah 1. Persentase penurunan tebal perkerasan tanah 3, tanah 4, dan tanah 5 secara berurutan adalah 7.69%, 15.38%, dan 26.92% dari tanah 1.
5.2 Saran
Berikut ini adalah saran-saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya: 1. Tanah sebaiknya disimpan di tempat yang benar-benar kedap udara sehingga
tidak ada kemungkinan berubahnya kadar air pada tanah yang akan diuji. 2. Preparasi pada setiap pengujian sebaiknya dilakukan dengan sebaik mungkin
sehingga mengurangi kesalahan dalam hasil pengujian, terutama dalam proses pencampuran tanah dengan pasir dan air sehingga tanah dapat merata. 3. Pada pengujian Atterberg sebaiknya dilakukan beberapa kali pengujian agar
(18)
185 Universitas Kristen Maranatha
4. Sebelum pengujian, sebaiknya alat CBR dikalibrasi terlebih dahulu dan diperiksa kondisinya sehingga tidak terjadi kesalahan pada saat pengujian. 5. Bagi yang sedang melakukan penelitian untuk Tugas Akhir, sebaiknya
disediakan ruangan tersendiri agar terbebas dari gangguan-gangguan luar yang dapat menghambat proses penelitian.
(19)
186 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
1. ASTM D422 – 63, 1998, Hydrometer Analysis, ASTM International, United States.
2. Bowles, Joseph E., Johan K. Hainim, 1986, Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah, Penerbit Erlangga, Jakarta.
3. Craig, R.F., 1987, Mekanika Tanah Edisi Keempat Terjemahan Budi Susilo Soepandji, Penerbit Erlangga, Jakarta.
4. Das, Braja M., 2000, Fundamentals of Geotechnical Engineering, Brooks/Cole, USA.
5. Das, Braja M., 1994, Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.
6. Hardiyatmo, Hary Christady, Dr., Ir., 2002, Mekanika Tanah 1, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
7. Hardiyatmo, Hary Christady, 2013, Stabilisasi Tanah untuk Perkerasan Jalan Raya, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
8. Holtz, Robert D., William D. Kovacs, 1981, An Introduction to Geothecnical Engineering, Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs.
9. Laboratorium Mekanika Tanah, Prosedur Praktikum Laboratorium Mekanika Tanah, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
10.Liu, Cheng, Jack Evett, 2009, Soil Properties : Testing, Measurement, and Evaluation, 6th Edition, Prentice Hall.
11.Wesley, Laurence D., 1977, Mekanika Tanah, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta.
(1)
2 Universitas Kristen Maranatha
tanah sebelum dan sesudah distabilisasi. Dalam penelitian ini yang akan ditinjau adalah perbandingan hasil nilai CBR.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh penambahan pasir terhadap tanah lanau dengan melihat perbandingan hasil nilai CBR.
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitiannya adalah sebagai berikut:
1. Tanah yang digunakan untuk sampel uji diambil dari lokasi Pinus Regency. 2. Stabilisasi menggunakan pasir trass lolos saringan no. 100 tertahan saringan
no. 200.
3. Penambahan pasir dilakukan dalam kondisi tanah asli, dengan cara menambahkan pasir ke dalam benda uji sebanyak 3%, 5%, 7%, dan 10% dari berat tanah yang dimasukkan ke dalam mold.
4. Diperlukan pengujian pemadatan sebelum pengujian CBR. 5. Alat uji yang digunakan adalah alat kompaksi dan CBR.
6. Percobaan dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah, Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan adalah sebagai berikut:
(2)
3 Universitas Kristen Maranatha
Berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup pembahasan dan sistematika penulisan.
Bab 2, Tinjauan Pustaka
Berisi tentang partikel tanah, tanah lanau, stabilisasi tanah, California Bearing Ratio, dan pasir.
Bab 3, Prosedur Penelitian
Berisi tentang rencana kerja, pengambilan contoh tanah, penelitian contoh tanah, dan prosedur pencampuran tanah lempung dan pasir.
Bab 4, Penyajian dan Analisis Data
Berisi tentang data hasil pengujian, pengaruh penambahan pasir terhadap nilai CBR.
Bab 5, Simpulan dan Saran
(3)
183 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari hasil analisa pengujian tentang pengaruh stabilisasi tanah kohesif yang sudah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada pengujian specific gravity, index properties, atterberg limits, sieve
analysis, dan hydrometer analysis, diketahui bahwa contoh tanah uji yang
diambil dari perumahan Pinus Regency pada kedalaman ± 50 cm adalah tanah lanau dengan dugaan mengandung bahan organik.
2. Dari pengujian specific gravity semua jenis tanah, dapat dilihat bahwa nilai Gs mengalami kenaikan secara bertahap setelah ditambah pasir. Hasil nilai Gs secara berurutan adalah 2.37, 2.38, 2.41, 2.45, dan 2.48. Persentase kenaikan nilai Gs tanah 2, tanah 3, tanah 4, dan tanah 5 secara berurutan adalah 0.42%, 1.69%, 3.38%, dan 4.64% dari tanah 1.
3. Dari pengujian kompaksi semua jenis tanah, dapat dilihat bahwa nilai
maximum dry density mengalami kenaikan dan nilai optimum water content
(wopt) mengalami penurunan. Kenaikan nilai maximum dry density (γdry max)
terjadi secara bertahap, nilainya adalah 1.175 gr/cm3, 1.179 gr/cm3, 1.215 gr/cm3, 1.230 gr/cm3, dan 1.237 gr/cm3. Persentase kenaikan nilai γdry max
tanah 2, tanah 3, tanah 4, dan tanah 5 secara berurutan adalah 0.34%, 3.40%, 4.68%, dan 5.28% dari tanah 1. Penurunan optimum water content juga terjadi secara bertahap, nilainya adalah 26.904%, 26.263%, 25.800%,
(4)
184 Universitas Kristen Maranatha
25.628%, dan 25.313%. Persentase penurunan nilai wopt tanah 2, tanah 3,
tanah 4, dan tanah 5 secara berurutan adalah 2.38%, 4.10%, 4.74%, dan 5.91% dari tanah 1.
4. Sedangkan untuk nilai CBR design tanah campuran mengalami kenaikan dari nilai CBR design tanah asli. Nilai CBR design secara berurutan adalah 13.2%, 12.7%, 15.0%, 16.3%, dan 20.6%. Persentase penurunan CBR design tanah 2 adalah 3,79% dari tanah 1, penurunan ini terjadi kemungkinan karena adanya proses pencampuran tanah kurang merata. Persentase kenaikan nilai CBR design tanah 3, tanah 4, dan tanah 5 secara berurutan adalah 13.64%, 23.49%, dan 56.06% dari tanah 1. Kenaikan nilai CBR design mempertipis tebal perkerasan jalan, tebalnya adalah 13 cm, 13.5 cm, 12 cm, 11 cm, dan 9.5 cm. Persentase kenaikan tebal perkerasan tanah 2 adalah 3.85% dari tanah 1. Persentase penurunan tebal perkerasan tanah 3, tanah 4, dan tanah 5 secara berurutan adalah 7.69%, 15.38%, dan 26.92% dari tanah 1.
5.2 Saran
Berikut ini adalah saran-saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya: 1. Tanah sebaiknya disimpan di tempat yang benar-benar kedap udara sehingga
tidak ada kemungkinan berubahnya kadar air pada tanah yang akan diuji. 2. Preparasi pada setiap pengujian sebaiknya dilakukan dengan sebaik mungkin
sehingga mengurangi kesalahan dalam hasil pengujian, terutama dalam proses pencampuran tanah dengan pasir dan air sehingga tanah dapat merata. 3. Pada pengujian Atterberg sebaiknya dilakukan beberapa kali pengujian agar
(5)
185 Universitas Kristen Maranatha
4. Sebelum pengujian, sebaiknya alat CBR dikalibrasi terlebih dahulu dan diperiksa kondisinya sehingga tidak terjadi kesalahan pada saat pengujian. 5. Bagi yang sedang melakukan penelitian untuk Tugas Akhir, sebaiknya
disediakan ruangan tersendiri agar terbebas dari gangguan-gangguan luar yang dapat menghambat proses penelitian.
(6)
186 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
1. ASTM D422 – 63, 1998, Hydrometer Analysis, ASTM International, United States.
2. Bowles, Joseph E., Johan K. Hainim, 1986, Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis
Tanah, Penerbit Erlangga, Jakarta.
3. Craig, R.F., 1987, Mekanika Tanah Edisi Keempat Terjemahan Budi Susilo
Soepandji, Penerbit Erlangga, Jakarta.
4. Das, Braja M., 2000, Fundamentals of Geotechnical Engineering, Brooks/Cole, USA.
5. Das, Braja M., 1994, Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid
1, Penerbit Erlangga, Jakarta.
6. Hardiyatmo, Hary Christady, Dr., Ir., 2002, Mekanika Tanah 1, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
7. Hardiyatmo, Hary Christady, 2013, Stabilisasi Tanah untuk Perkerasan Jalan
Raya, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
8. Holtz, Robert D., William D. Kovacs, 1981, An Introduction to Geothecnical
Engineering, Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs.
9. Laboratorium Mekanika Tanah, Prosedur Praktikum Laboratorium Mekanika
Tanah, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
10.Liu, Cheng, Jack Evett, 2009, Soil Properties : Testing, Measurement, and
Evaluation, 6th Edition, Prentice Hall.
11.Wesley, Laurence D., 1977, Mekanika Tanah, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta.