Studi Pengaruh Stabilisasi Tanah Lanau dengan Pasir Terkompaksi terhadap Nilai Kuat Geser Tanah.

(1)

ix

STUDI PENGARUH STABILISASI TANAH LANAU

DENGAN PASIR TERKOMPAKSI TERHADAP NILAI

KUAT GESER TANAH

Noreen Charista Ardianto NRP : 1021012

Pembimbing : Hanny Juliany Dani, S.T., M.T.

ABSTRAK

Tanah merupakan dasar dari suatu struktur untuk konstruksi, baik itu konstruksi bangunan maupun konstruksi jalan. Karena itu jika kondisi tanah kurang baik maka akan menjadi hambatan bagi konstruksi yang akan dilakukan, bahkan dapat merusak konstruksi itu sendiri. Variasi karakteristik tanah yang beragam menggambarkan banyaknya perbedaan kekuatan tanah tersebut dalam menerima beban yang bekerja. Untuk menjadikan tanah tersebut layak sebagai dasar konstruksi, diperlukan upaya untuk memperbaiki kondisi tanah tersebut, hal ini dilakukan sebelum konstruksi dilakukan dengan cara menstabilisasi tanah itu sendiri. Untuk mengetahui perubahan karakteristik tanah dan kuat gesernya dilakukan penelitian terhadap tanah kohesif akibat pengaruh penambahan pasir dari kondisi tanah asli, dan pada kondisi penambahan pasir sebesar 3%, 5%, 7%, dan 10%. Tanah yang akan digunakan sebagai benda uji diambil dari Perumahan Pinus Regency, sedangkan pasir yang digunakan adalah pasir trass, dan alat yang digunakan adalah Direct Shear. Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pengaruh penambahan pasir terhadap nilai kuat geser tanah lanau.

Hasil analisa pengujian awal dan perhitungan yang sudah dilakukan, memperlihatkan bahwa contoh tanah uji yang diambil merupakan tanah lanau. Dari pengujian direct shear yang dilakukan terhadap tanah uji, didapatkan nilai sudut geser dalam (φ) untuk tanah asli sebesar 27,625°, dan untuk tanah yang sudah dicampur 3%, 5%, 7% dan 10% pasir sebesar 31,383°, 28,369°, 30,256°, dan 31,661°. Hal ini menunjukkan nilai sudut geser dalam tanah cenderung mengalami kenaikan seiring dengan bertambah besarnya persen pasir dalam tanah. Dibandingkan dengan tanah asli, peningkatan nilai sudut geser dalam yang didapat sebesar 12%, 2,6%, 8,7% dan 12,7%. Nilai kohesi yang didapat dari percobaan ini, untuk tanah asli sebesar 0,031 kg/cm2, untuk tanah yang sudah dicampur 3%, 5%, 7% dan 10% pasir, secara berurutan didapatkan nilai kohesi sebesar 0,046 kg/cm2,


(2)

x

0,062 kg/cm2, 0,077 kg/cm2, 0,129 kg/cm2. Dibandingkan dengan tanah asli, peningkatan nilai kohesi yang didapat sebesar 32,6%, 50%, 59,7% dan 76%. Nilai kohesi tanah cenderung mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya persen pasir dalam tanah.


(3)

xi

STUDY OF THE EFFECT OF COMPACTED SILT SOIL

STABILIZATION WITH SAND AGAINST SHEAR

STRENGTH VALUE

Noreen Charista Ardianto NRP : 1021012

Supervisor : Hanny Juliany Dani, S.T., M.T.

ABSTRACT

Soil is a base structure of construction, wether it’s a building construction or a road construction. Therefore, if the soil condition is not good enough, it would be an obstacle for the construction, it can even damage the construction itself. Variations in soil characteristics describe the diverse number of differences in the strength of the soil in terms of receiving the working load. To make the soil qualified as a construction base, the soil itself needs to be improved, this can be done by stabilisizing the soil. To determine the changes in soil characteristics and the shear strength of soil, research on cohesive soils due to the effect of the addition of sand from the original soil conditions is conducted, and for the addition of 3% , 5 % , 7 % , and 10 % sand. The soil to be used on this research is taken from the Perumahan Pinus Regency , while the sand used is trass type, and tool used are Direct Shear. This research is expected to provide an overview of the effect of adding sand to silt soil against the shear strength value .

From the analysis of the influence of the wetting tests and calculations that have been done, it is known that the test soil sample taken is clasified as silt. From direct shear tests that were conducted on soil test , the value of the friction angle

( φ ) for the original soil is 27.625 ° , and for the soil that has been mixed with 3% , 5% , 7% and 10% sand are 31.383 ° , 28.369 ° , 30,256 ° , and 31.661 ° . This shows the value of soil friction angle tends to increase along with the growing sand percentage in the soil . Compared to the the original soil condition , the increase in the friction angle values obtained for 12% , 2.6% , 8.7% and 12.7% . Cohesion values obtained from this experiment , for the original soil of 0,031 kg/cm2 , for land that has been mixed with 3% , 5% , 7% and 10% sand , respectively cohesion values obtained at 0,046 kg/cm2 , 0,062 kg/cm2 , 0.077 kg/cm2 , 0.129 kg/cm2 . Compared to the the original soil , the increase in cohesion values obtained for 32.6% , 50% ,


(4)

xii

59.7% and 76%. The alue of soil cohesion tends to increase along with the increasing sand percentsge in the soil.


(5)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR ... v

SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR NOTASI ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 2

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan ... 2

1.4 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Partikel Tanah ... 4

2.1.1 Ukuran dan Bentuk Partikel Tanah ... 5

2.1.2 Komposisi Tanah ... 6

2.1.2.1 Porositas ... 7

2.1.2.2 Angka Pori ... 8

2.1.2.3 Kerapatan Tanah ... 8

2.1.2.4 Berat Jenis ... 10

2.1.2.5 Kadar Air ... 10

2.1.2.6 Derajat Kejenuhan ... 11

2.1.2.7 Berat Isi ... 12

2.1.3 Klasifikasi Tanah ... 12

2.2 Tanah Kohesif ... ..19

2.2.1 Tanah Lempung ... 20

2.2.1.1 Mineral Penyusun Tanah Lempung ... 22

2.2.2 Lanau ... 27

2.3 Konsistensi dan Plastisitas Tanah Kohesif ... 28

2.4 Stabilisasi Tanah ... 31

2.4.1 Stabilisasi Mekanis ... 32

2.4.2 Stabilisasi Kimiawi ... 34

2.5 Kuat Geser Tanah ... 35

2.5.1 Keruntuhan Mohr-Coulomb ... 36


(6)

xiv

2.6 Pengukuran dengan Metode Uji Geser Langsung (Direct Shear) . 42

2.7 Pasir ... 46

2.7.1 Pasir Pasang ... 46

2.7.1.1 Pasir Trass ... 47

2.7.1.2 Pasir Sungai ... 47

2.7.2 Pasir Beton ... 48

BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Rencana Kerja ... 49

3.2 Persiapan Contoh Tanah Uji ... 50

3.2.1 Pemilihan dan Pengambilan Contoh Tanah Uji ... 50

3.2.2 Pembuatan Contoh Tanah Uji ... 50

3.3 Prosedur Pengujian ... 50

3.3.1 Pengujian Specific Gravity ... 51

3.3.2 Pengujian Index Properties ... 56

3.3.3 Pengujian Atterberg Limit ... 59

3.3.4 Pengujian Grain Size Analysis ... 66

3.3.4.1 Pengujian Sieve Analysis ... 66

3.3.4.2 Pengujian Hydrometer Analysis ... 68

3.3.5 Pengujian Kompaksi ... 73

3.3.6 Pengujian Direct Shear ... 78

3.4 Prosedur Pencampuran Tanah dan Pasir ... 83

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Analisis Data Pengujian Pendahuluan ... 88

4.1.1 Specific Gravity ... 88

4.1.2 Index Properties ... 94

4.1.3 Atterberg Limit ... 99

4.1.4 Grain Size Analysis ... 105

4.1.4.1 Sieve Analysis ... 105

4.1.4.1.1 Klasifikasi Berdasarkan AASHTO ... 109

4.1.4.1.2 Klasifikasi Berdasarkan USCS ... 111

4.1.4.2 Hydrometer Analysis ... 116

4.1.5 Kompaksi ... 120

4.2 Analisis Data Pengujian Stabilisasi dengan Penambahan Pasir .. 136

4.2.1 Nilai Parameter Kuat Geser Tanah pada Tanah 1 ... 137

4.2.2 Nilai Parameter Kuat Geser Tanah pada Tanah 2 ... 145

4.2.3 Nilai Parameter Kuat Geser Tanah pada Tanah 3 ... 148

4.2.4 Nilai Parameter Kuat Geser Tanah pada Tanah 4 ... 151

4.2.5 Nilai Parameter Kuat Geser Tanah pada Tanah 5 ... 154

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 162

5.2 Saran ... 164

DAFTAR PUSTAKA ... 165


(7)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram fase tanah ... 7

Gambar 2.2 Atterberg Limits Range for Subgrade Subgroups A-4, A-5, A-6, A-7 ... 16

Gambar 2.3 Single Silica Tetrahedal (Grim,1959) ... 22

Gambar 2.4 Isometric Silica Sheet (Grim,1959) ... 22

Gambar 2.5 Single Alumunium Octahedron (Grim,1959) ... 23

Gambar 2.6 Isometric Octahedral Sheet (Grim,1959) ... 23

Gambar 2.7 Molekul Air Dipolar Dalam Lapisan Ganda (Hadiyatmo,1992) ... 24

Gambar 2.8 Tahapan Perubahan Konsistensi Tanah ... 28

Gambar 2.9 Skema Hubungan Kadar Air, Volume, dan Konsistensi ... 29

Gambar 2.10 Bagan Plastisitas ... 31

Gambar 2.11 Kriteria Kegagalan Mohr dan Coulomb ... 35

Gambar 2.12 Lingkaran Mohr ... 37

Gambar 2.13 Alternatif yang Menggambarkan Kondisi Tegangan ... 38

Gambar 2.14 Alat dan Ilustrasi Gaya yang Bekerja pada Percobaan Direct Shear ... 43

Gambar 2.15 Grafik Hasil Percobaan Geser Langsung ... 44

Gambar 2.16 Skema Pengujian Geser Langsung (Direct Shear) ... 44

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian ... 49

Gambar 3.2 Ilustrasi Antara Berat Erlenmeyer, Air dan Butir Tanah ... 53

Gambar 3.3 Diagram Fase Tanah ... 57

Gambar 3.4 Proses Menimbang Pasir ... 84

Gambar 3.5 Proses Menimbang Tanah ... 84

Gambar 3.6 Tanah dan Pasir yang Sudah Ditimbang dan Dibagi Menjadi Tiga Bagian ... 85

Gambar 3.7 Proses Pencampuran Tanah dan Pasir per Bagian ... 85

Gambar 3.8 Proses Pembasahan Tanah yang Sudah Dicampur Pasir ... 86

Gambar 3.9 Penyimpanan Tanah Uji yang Sudah Dicampur Pasir dan Sudah Dibasahi ke dalam Wadah ... 86

Gambar 3.10 Tanah Uji yang Sudah Diberi Nama Disimpan Selama 24 jam ... 87

Gambar 4.1 Grafik Kalibrasi Erlenmeyer ... 89

Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Nilai Specific Gravity ... 93

Gambar 4.3 Flow Chart Line ... 103

Gambar 4.4 Grafik Analisa Butir Pasir Trass ... 108

Gambar 4.5 Klasifikasi Tanah dengan Sistem USCS pada Bagan Plastisitas.. 112

Gambar 4.6 Kurva Sieve Analysis USCS Tanah Lanau ... 113

Gambar 4.7 Grain Size Distribution Curve ... 117

Gambar 4.8 Kurva Hubungan Antara

γ

drydan w pada Tanah 1. ... 126

Gambar 4.9 Kurva Hubungan Antara

γ

drydan w pada Tanah 2 ... 128

Gambar 4.10 Kurva Hubungan Antara

γ

drydan w pada Tanah 3 ... 130

Gambar 4.11 Kurva Hubungan Antara

γ

drydan w pada Tanah 4 ... 132


(8)

xvi

Gambar 4.13 Grafik Perbandingan Nilai

γ

drymaks ... 135

Gambar 4.14 Grafik Perbandingan Nilai w optimum ... 135

Gambar 4.15 Grafik Hubungan Shear Stress dan Strain Tanah 1 untuk Tegangan Normal 0,1 kg/cm2, 0,2 kg/cm2, dan 0,4 kg/cm2 ... 142

Gambar 4.16 Grafik Hubungan Nilai dan Tanah 1 ... 143

Gambar 4.17 Grafik Hubungan Nilai dan Kondisi Residual Tanah 1 ... 144

Gambar 4.18 Grafik Hubungan Shear Stress dan Strain Tanah 2 untuk Tegangan Normal 0,1 kg/cm2, 0,2 kg/cm2, dan 0,4 kg/cm2 ... 145

Gambar 4.19 Grafik Hubungan Nilai dan Tanah 2 ... 146

Gambar 4.20 Grafik Hubungan Nilai dan Kondisi Residual Tanah 2 ... 147

Gambar 4.21 Grafik Hubungan Shear Stress dan Strain Tanah 3 untuk Tegangan Normal 0,1 kg/cm2, 0,2 kg/cm2, dan 0,4 kg/cm2 ... 148

Gambar 4.22 Grafik Hubungan Nilai dan Tanah 3 ... 149

Gambar 4.23 Grafik Hubungan Nilai dan Kondisi Residual Tanah 3 ... 150

Gambar 4.24 Grafik Hubungan Shear Stress dan Strain Tanah 4 untuk Tegangan Normal 0,1 kg/cm2, 0,2 kg/cm2, dan 0,4 kg/cm2 ... 151

Gambar 4.25 Grafik Hubungan Nilai dan Tanah 4 ... 152

Gambar 4.26 Grafik Hubungan Nilai dan Kondisi Residual Tanah 4 ... 153

Gambar 4.27 Grafik Hubungan Shear Stress dan Strain Tanah 5 untuk Tegangan Normal 0,1 kg/cm2, 0,2 kg/cm2, dan 0,4 kg/cm2 ... 154

Gambar 4.28 Grafik Hubungan Nilai dan Tanah 5 ... 155

Gambar 4.29 Grafik Hubungan Nilai dan Kondisi Residual Tanah 5 ... 156

Gambar 4.30 Grafik Perbandingan Nilai Sudut Geser Dalam φ ... 157

Gambar 4.31 Grafik Perbandingan Nilai Kohesi,c ... 158

Gambar 4.32 Grafik Perbandingan Nilai Sudut Geser DalamKondisi Residual ... 160

Gambar 4.33 Grafik Perbandingan Nilai Kohesi Kondisi Residual ... 160

Gambar 4.34 Grafik Perbandingan Nilai Sudut Geser Dalam untuk Kondisi Peak dan Residual ... 161

Gambar 4.35 Grafik Perbandingan Nilai Kohesi untuk Kondisi Peak dan Residual ... 161


(9)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nilai Porositas, Angka Pori, dan Kerapatan Butir (Modified from

Hough,1969) ... 9

Tabel 2.2 Beberapa Sistem Klasifikasi Tanah... 14

Tabel 2.3 Klasifikasi Butiran Menurut Sistem AASHTO ... 15

Tabel 2.4 Klasifikasi Butiran Menurut Sistem USCS ... 17

Tabel 3.1 Berat Butir Air ... 55

Tabel 3.2 Specific Gravity of Soil Materials ... 55

Tabel 3.3 Some TypicalValues for Different of Some Common Soil Materials . 59 Tabel 3.4 Hubungan Indeks Plastisitas dengan Tingkat Keplastisan Tanah ... 65

Tabel 3.5 Values of K for Several Unit Weight of Soil Solids and Temperature Combinations ... 71

Tabel 3.6 Value of L(Effective Depth) for Use in Stokes Formula for Diameters of Particles from ASTM Soil Hydrometer 151H ... 72

Tabel 3.7 Jenis Pengujian Kompaksi Berdasarkan Energi Kompaksinya... 76

Tabel 4.1 Hasil Kalibrasi Erlenmeyer ... 89

Tabel 4.2 Data Pengujian Specific Gravity Tanah 1 ... 89

Tabel 4.3 Data Pengujian Specific Gravity Tanah 2 ... 91

Tabel 4.4 Data Pengujian Specific Gravity Tanah 3 ... 92

Tabel 4.5 Data Pengujian Specific Gravity Tanah 4 ... 92

Tabel 4.6 Data Pengujian Specific Gravity Tanah 5 ... 92

Tabel 4.7 Data Pengujian Index Properties ... 94

Tabel 4.8 Data Pengujian Batas Cair (Liquid Limit) ... 99

Tabel 4.9 Data Pengujian Batas Plastis (Plastic Limit) ... 100

Tabel 4.10 Hasil Uji Analisa Saringan untuk Tanah ... 105

Tabel 4.11 Hasil Uji Analisa Saringan untuk Pasir ... 107

Tabel 4.12 Hasil Uji Hydrometer Analysis ... 116

Tabel 4.13 Data Kompaksi Tanah 1 ... 120

Tabel 4.14 Data Kompaksi Tanah 2 ... 127

Tabel 4.15 Data Kompaksi Tanah 3 ... 129

Tabel 4.16 Data Kompaksi Tanah 4 ... 131

Tabel 4.17 Data Kompaksi Tanah 5 ... 133


(10)

xviii

DAFTAR NOTASI

A Area

c Kohesi total

c’ Kohesi efektif D Diameter e Angka pori

Gs Berat spesifik butir tanah

GT Berat jenis air

Ic Consistency Index

If Flow Index

It Toughness Index

LI Liquidity Index LL Batas cair M Massa total Ms Massa tanah

n Porositas

PI Indeks plastisitas PL Batas plastis

Ra Pembacaan hidrometer sebenarnya

Rc Koreksi Pembacaan Hidrometer

r Jari-jari dari sebuah bola ideal pada bagian bawah saluran udara

SL Batas susut Sr Derajat kejenuhan

T Suhu

Ts Tarikan permukaan membran

t Waktu V Volume total


(11)

xix

Vv Volume pori

Vw Volume air dalam pori

W Berat total Ws Berat padat

Ww Berat air

w Kadar air wi Kadar air initial

wn Kadar air alami

X Koreksi dispersent Z Effective depth

γ Berat volume tanah

γ’ Berat volume tanah efektif

γd Berat volume tanah kering

γw Berat volume air

Viskositas aquades (poise)

w Kadar air volumetrik

ρ Kerapatan tanah

ρd Kerapatan tanah pada kondisi kering

ρs Kerapatan tanah basah

ρw Kerapatan air pada pori

Tegangan normal total

Tegangan normal efektif

n Tegangan normal

Tegangan geser

r Tegangan geser residual f Tegangan geser saat runtuh

ϕ Sudut geser dalam total


(12)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pengujian Specific Gravity ... 167

Lampiran 2 Pengujian Index Propeties ... 169

Lampiran 3 Pengujian Atterberg Limits ... 171

Lampiran 4 Pengujian Grain Size Analysis ... 174

Lampiran 5 Pengujian Kompaksi ... 178


(13)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah merupakan dasar dari suatu struktur untuk konstruksi, baik itu konstruksi bangunan maupun konstruksi jalan. Karena itu jika kondisi tanah kurang baik maka akan menjadi hambatan bagi konstruksi yang akan dilakukan, bahkan dapat merusak konstruksi itu sendiri. Variasi karekteristik tanah yang beragam menggambarkan banyaknya perbedaan kekuatan tanah tersebut dalam menerima beban yang bekerja. Untuk menjadikan tanah tersebut layak sebagai dasar konstruksi, diperlukan upaya untuk memperbaiki kondisi tanah tersebut, hal ini dilakukan sebelum konstruksi dilakukan dengan cara memperbaiki stabilitas tanah itu sendiri. Stabilisasi merupakan proses memperbaiki struktur tanah menjadi lebih kuat dan stabil. Beberapa sifat tanah yang dapat mengganggu konstruksi adalah mempunyai plastisitas tinggi, kembang susut yang relatif besar, dan kuat geser yang rendah. Pengembangan tanah secara langsung dapat mengakibatkan kerusakan fisik bangunan, oleh karena itu diperlukan adanya upaya lain untuk memperbaiki kondisi tanah. Kestabilan tanah bisa terjadi secara alami maupun buatan, bila tanah tidak dapat mencapai kestabilannya sendiri, dapat dilakukan berbagai upaya untuk menstabilkannya, bisa dengan proses mekanik atau kimiawi. Penelitian ini menggunakan metode mekanis, yaitu mencampur tanah yang akan di uji dengan tanah lain yang memiliki gradasi yang berbeda untuk meperoleh material yang memenuhi syarat kekuatan tertentu. Dalam penelitian ini akan dibahas pemadatan


(14)

2 Universitas Kristen Maranatha

dan pengujian kuat geser untuk kondisi tanah lanau asli dan kondisi tanah lanau setelah ditambah pasir. Peneliti menggunakan pasir, karena bahan ini mudah didapat dan umum dipakai. Selain itu, harganya juga terjangkau.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh penambahan pasir terhadap kuat geser tanah lanau dengan membandingkan perubahan parameter kuat geser tanah (c’, ϕ’).

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitiannya adalah sebagai berikut:

1. Tanah yang digunakan untuk sampel uji diambil pada kedalaman 50cm di Pinus Regency.

2. Stabilisasi menggunakan pasir trass lolos saringan no.100 dan tertahan saringan no.200.

3. Penambahan pasir dilakukan dalam kondisi tanah asli, dengan cara menambahkan pasir kedalam benda uji dengan variasi campuran 3%, 5%, 7%, dan 10% dari berat tanah yang dipakai dalam mold.

4. Diperlukan pengujian pemadatan ( kompaksi ) sebelum dilakukan uji geser langsung.

5. Alat uji yang digunakan adalah alat geser langsung (direct shear).

6. Percobaan dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah, Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Maranatha, Bandung.


(15)

3 Universitas Kristen Maranatha 1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan adalah sebagai berikut:

Bab I, Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup pembahasan dan sistematika penulisan.

Bab 2, Tinjauan Pustaka

Berisi tentang partikel tanah, tanah lanau, stabilisasi tanah, kuat geser tanah, dan pasir.

Bab 3, Prosedur Penelitian

Berisi tentang rencana kerja, pengambilan contoh tanah, penelitian contoh tanah, dan prosedur pencampuran tanah lanau dan pasir.

Bab 4, Penyajian dan Analisis Data

Berisi tentang data hasil pengujian, klasifikasi tanah, pengaruh penambahan pasir terhadap kuat geser tanah lanau.

Bab 5, Simpulan dan Saran


(16)

162 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil analisa pengujian tentang pengaruh proses stabilisasi dan perhitungan yang sudah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada pengujian pendahuluan seperti pengujian specific gravity, hydrometer analysis, index properties dan atterberg limits, diketahui bahwa contoh tanah uji yang diambil dari Perumahan Pinus Regency merupakan tanah lanau dengan dugaan mengandung bahan organik.

2. Nilai specific gravity (Gs) yang didapat untuk tanah asli adalah 2,37, sedangkan untuk tanah yang sudah dicampur 3%, 5%, 7% dan 10% pasir, didapatkan nilai Gs sebesar 2,38, 2,41, 2,45, 2,48.

3. Dari percobaan kompaksi yang dilakukan untuk tanah asli dan tanah yang sudah dicampur pasir, didapatkan peningkatan nilai berat volume kering tanah maksimum untuk setiap bertambahnya persen pasir dalam tanah. Dari kondisi tanah asli sebesar 1,175 gr/cm3, bertambah besar seiring dengan semakin bertambahnya persen pasir 3%, 5%, 7% dan 10% yaitu secara berurutan didapatkan hasil berat volume kering maksimumnya 1,179 gr/cm3, 1,215gr/cm3, 1,23 gr/cm3, dan 1,238 gr/cm3. Sedangkan untuk nilai kadar air optimumnya, dari percobaan ini didapatkan hasil kadar air optimum yang semakin kecil seiring dengan bertambahnya persen pasir dalam campuran tanah, hasil yang didapatkan untuk tanah asli, tanah dengan campuran pasir


(17)

163 Universitas Kristen Maranatha

3%, 5%, 7% dan 10% secara berurutan adalah 26,9%, 26,26%, 25,8%, 25,6% dan 25,3%.

4. Dari percobaan Direct Shear yang dilakukan, didapatkan nilai sudut geser dalam (φ) untuk tanah asli sebesar 27,625°, dan untuk tanah yang sudah dicampur 3%, 5%, 7% dan 10% pasir sebesar 31,383°, 28,369°, 30,256°, dan 31,661°. Hal ini menunjukkan nilai sudut geser dalam tanah cenderung mengalami kenaikan seiring dengan bertambah besar persen pasir dalam tanah, diasumsikan terjadi kesalahan saat percobaan tanah 2 karena nilai sudut geser dalamnya mengalami kenaikan yang cukup besar dari tanah asli tetapi kemudian mengalami penurunan di tanah 3 dan secara berurutan kembali mengalami kenaikan untuk tanah 4 dan tanah 5. Dibandingkan dengan tanah asli, peningkatan nilai sudut geser dalam yang didapat sebesar 12%, 2,6%, 8,7% dan 12,7%. Nilai kohesi yang didapat dari percobaan ini, untuk tanah asli sebesar 0,31 ton/m2, untuk tanah yang sudah dicampur 3%, 5%, 7% dan 10% pasir, secara berurutan didapatkan nilai kohesi sebesar 0,46 ton/m2, 0,62 ton/m2, 0,77 ton/m2, 1,29 ton/m2. Dibandingkan dengan tanah asli, peningkatan nilai kohesi yang didapat sebesar 32,6%, 50%, 59,7% dan 76%. Nilai kohesi tanah cenderung mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya persen pasir dalam tanah.

5. Dari percobaan Direct Shear didapatkan juga parameter kuat geser tanah residual, nilai sudut geser dalam (φ) untuk kondisi residual sebesar 26,565° untuk tanah asli, dan untuk tanah yang sudah dicampur 3%, 5%, 7% dan 10% pasir sebesar 30,964°, 27,774°, 29,103°, dan 31,104°. Nilai kohesi residual yang didapat, untuk tanah asli sebesar 0,29 ton/m2, untuk tanah yang


(18)

164 Universitas Kristen Maranatha

sudah dicampur 3%, 5%, 7% dan 10% pasir, secara berurutan didapatkan nilai kohesi sebesar 0,38 ton/m2, 0,55 ton/m2, 0,75 ton/m2, 1,27 ton/m2. 6. Semakin besar nilai kuat geser tanah, maka daya dukung tanah akan semakin

besar sehingga menghasilkan konstruksi yang lebih baik. Dilihat dari persamaan stabilitas lereng, dengan meningkatnya nilai kuat geser tanah maka faktor keamanan lereng akan semakin besar, sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya longsor.

7. Dari hasil penelitian ini, stabilisasi yang paling baik adalah tanah uji yang dicampur dengan penambahan 10% pasir, menghasilkan nilai sudut geser dalam dan kohesi terbesar dibanding tanah uji lainnya.

5.2 Saran

Berikut ini adalah saran-saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya: 1. Dalam pengujian Atterberg Limits, sample tanah diambil lebih dari satu agar

hasil yang didapat lebih akurat.

2. Diperlukan pengujian lebih lanjut stabilisasi tanah lanau dengan pasir untuk mendapatkan persen pasir optimum.

3. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang kuat geser tanah lanau dengan bahan stabilisasi yang lain sebagai pembanding.

4. Bagi yang sedang melakukan penelitian untuk Tugas Akhir, sebaiknya disediakan ruangan tersendiri agar terbebas dari gangguan-gangguan luar yang dapat menghambat proses penelitian.


(19)

165 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. ASTM D442 – 63, 2007, Hydrometer Analysis, ASTM International, United States.

2. Bowles, Joseph E., Johan K. Hainim, 1986, Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah, Penerbit Erlangga, Jakarta.

3. Craig, R.F., 1987, Mekanika Tanah Edisi Keempat Terjemahan Budi Susilo Soepandji, Penerbit Erlangga, Jakarta.

4. Das, Braja M., 1994, Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 1 & 2, Penerbit Erlangga, Jakarta.

5. Das, Braja M., 2000, Fundamentals of Geotechnical Engineering, Brooks/Cole, USA.

6. Fredlund, D.G. & Raharjo, H., 1993, Soil Mechanics for Unsaturated Soils, A Wiley – Interscience Publication John Wiley & Sons, Inc.

7. Hardiyatmo, Hary C., 2002, Mekanika Tanah 1, PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.

8. Hendarsin, Shirley L., 2003, Investasi Rekayasa Geoteknik untuk Perencanaan Bangunan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bandung, Bandung. 9. Holtz, Robert D., Kovacs, William D., An Introduction to Geotechnical

Engineering, Prentice Hall.

10.Laboratorium Mekanika Tanah, Prosedur Praktikum Laboratorium Mekanika Tanah, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.


(20)

166 Universitas Kristen Maranatha

11.Lambe, T. William & Whitman, Robert V., 1973, Soil Mechanics, Wiley Eastern Private Limited, New Delhi.

12.McCarthy, David F., P.E,. 1998, Essentials of Soil Mechanics and Foundations : Basic Geotechnics, Fifth Edition, Prentice Hall Inc., New Jersey.

13.Terzaghi, K., & Peck, R. B., 1993, Mekanika Tanah dalam Praktek Rekayasa, Jilid 1, edisi kedua, Erlangga, Jakarta.

14.Weasley, Laurence D., 2012, Mekanika Tanah Untuk Tanah Endapan dan Residu, Penerbit Andi, Yogyakarta.


(1)

3 Universitas Kristen Maranatha

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan adalah sebagai berikut:

Bab I, Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup pembahasan dan sistematika penulisan.

Bab 2, Tinjauan Pustaka

Berisi tentang partikel tanah, tanah lanau, stabilisasi tanah, kuat geser tanah, dan pasir.

Bab 3, Prosedur Penelitian

Berisi tentang rencana kerja, pengambilan contoh tanah, penelitian contoh tanah, dan prosedur pencampuran tanah lanau dan pasir.

Bab 4, Penyajian dan Analisis Data

Berisi tentang data hasil pengujian, klasifikasi tanah, pengaruh penambahan pasir terhadap kuat geser tanah lanau.

Bab 5, Simpulan dan Saran


(2)

162 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil analisa pengujian tentang pengaruh proses stabilisasi dan perhitungan yang sudah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada pengujian pendahuluan seperti pengujian specific gravity, hydrometer

analysis, index properties dan atterberg limits, diketahui bahwa contoh tanah

uji yang diambil dari Perumahan Pinus Regency merupakan tanah lanau dengan dugaan mengandung bahan organik.

2. Nilai specific gravity (Gs) yang didapat untuk tanah asli adalah 2,37, sedangkan untuk tanah yang sudah dicampur 3%, 5%, 7% dan 10% pasir, didapatkan nilai Gs sebesar 2,38, 2,41, 2,45, 2,48.

3. Dari percobaan kompaksi yang dilakukan untuk tanah asli dan tanah yang sudah dicampur pasir, didapatkan peningkatan nilai berat volume kering tanah maksimum untuk setiap bertambahnya persen pasir dalam tanah. Dari kondisi tanah asli sebesar 1,175 gr/cm3, bertambah besar seiring dengan semakin bertambahnya persen pasir 3%, 5%, 7% dan 10% yaitu secara berurutan didapatkan hasil berat volume kering maksimumnya 1,179 gr/cm3, 1,215gr/cm3, 1,23 gr/cm3, dan 1,238 gr/cm3. Sedangkan untuk nilai kadar air optimumnya, dari percobaan ini didapatkan hasil kadar air optimum yang semakin kecil seiring dengan bertambahnya persen pasir dalam campuran tanah, hasil yang didapatkan untuk tanah asli, tanah dengan campuran pasir


(3)

163 Universitas Kristen Maranatha 3%, 5%, 7% dan 10% secara berurutan adalah 26,9%, 26,26%, 25,8%,

25,6% dan 25,3%.

4. Dari percobaan Direct Shear yang dilakukan, didapatkan nilai sudut geser dalam (φ) untuk tanah asli sebesar 27,625°, dan untuk tanah yang sudah dicampur 3%, 5%, 7% dan 10% pasir sebesar 31,383°, 28,369°, 30,256°, dan 31,661°. Hal ini menunjukkan nilai sudut geser dalam tanah cenderung mengalami kenaikan seiring dengan bertambah besar persen pasir dalam tanah, diasumsikan terjadi kesalahan saat percobaan tanah 2 karena nilai sudut geser dalamnya mengalami kenaikan yang cukup besar dari tanah asli tetapi kemudian mengalami penurunan di tanah 3 dan secara berurutan kembali mengalami kenaikan untuk tanah 4 dan tanah 5. Dibandingkan dengan tanah asli, peningkatan nilai sudut geser dalam yang didapat sebesar 12%, 2,6%, 8,7% dan 12,7%. Nilai kohesi yang didapat dari percobaan ini, untuk tanah asli sebesar 0,31 ton/m2, untuk tanah yang sudah dicampur 3%, 5%, 7% dan 10% pasir, secara berurutan didapatkan nilai kohesi sebesar 0,46 ton/m2, 0,62 ton/m2, 0,77 ton/m2, 1,29 ton/m2. Dibandingkan dengan tanah asli, peningkatan nilai kohesi yang didapat sebesar 32,6%, 50%, 59,7% dan 76%. Nilai kohesi tanah cenderung mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya persen pasir dalam tanah.

5. Dari percobaan Direct Shear didapatkan juga parameter kuat geser tanah residual, nilai sudut geser dalam (φ) untuk kondisi residual sebesar 26,565° untuk tanah asli, dan untuk tanah yang sudah dicampur 3%, 5%, 7% dan 10% pasir sebesar 30,964°, 27,774°, 29,103°, dan 31,104°. Nilai kohesi residual yang didapat, untuk tanah asli sebesar 0,29 ton/m2, untuk tanah yang


(4)

164 Universitas Kristen Maranatha sudah dicampur 3%, 5%, 7% dan 10% pasir, secara berurutan didapatkan

nilai kohesi sebesar 0,38 ton/m2, 0,55 ton/m2, 0,75 ton/m2, 1,27 ton/m2. 6. Semakin besar nilai kuat geser tanah, maka daya dukung tanah akan semakin

besar sehingga menghasilkan konstruksi yang lebih baik. Dilihat dari persamaan stabilitas lereng, dengan meningkatnya nilai kuat geser tanah maka faktor keamanan lereng akan semakin besar, sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya longsor.

7. Dari hasil penelitian ini, stabilisasi yang paling baik adalah tanah uji yang dicampur dengan penambahan 10% pasir, menghasilkan nilai sudut geser dalam dan kohesi terbesar dibanding tanah uji lainnya.

5.2 Saran

Berikut ini adalah saran-saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya: 1. Dalam pengujian Atterberg Limits, sample tanah diambil lebih dari satu agar

hasil yang didapat lebih akurat.

2. Diperlukan pengujian lebih lanjut stabilisasi tanah lanau dengan pasir untuk mendapatkan persen pasir optimum.

3. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang kuat geser tanah lanau dengan bahan stabilisasi yang lain sebagai pembanding.

4. Bagi yang sedang melakukan penelitian untuk Tugas Akhir, sebaiknya disediakan ruangan tersendiri agar terbebas dari gangguan-gangguan luar yang dapat menghambat proses penelitian.


(5)

165 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. ASTM D442 – 63, 2007, Hydrometer Analysis, ASTM International, United States.

2. Bowles, Joseph E., Johan K. Hainim, 1986, Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis

Tanah, Penerbit Erlangga, Jakarta.

3. Craig, R.F., 1987, Mekanika Tanah Edisi Keempat Terjemahan Budi Susilo

Soepandji, Penerbit Erlangga, Jakarta.

4. Das, Braja M., 1994, Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis)

Jilid 1 & 2, Penerbit Erlangga, Jakarta.

5. Das, Braja M., 2000, Fundamentals of Geotechnical Engineering, Brooks/Cole, USA.

6. Fredlund, D.G. & Raharjo, H., 1993, Soil Mechanics for Unsaturated Soils, A Wiley – Interscience Publication John Wiley & Sons, Inc.

7. Hardiyatmo, Hary C., 2002, Mekanika Tanah 1, PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.

8. Hendarsin, Shirley L., 2003, Investasi Rekayasa Geoteknik untuk

Perencanaan Bangunan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bandung, Bandung.

9. Holtz, Robert D., Kovacs, William D., An Introduction to Geotechnical

Engineering, Prentice Hall.

10.Laboratorium Mekanika Tanah, Prosedur Praktikum Laboratorium Mekanika


(6)

166 Universitas Kristen Maranatha 11.Lambe, T. William & Whitman, Robert V., 1973, Soil Mechanics, Wiley

Eastern Private Limited, New Delhi.

12.McCarthy, David F., P.E,. 1998, Essentials of Soil Mechanics and

Foundations : Basic Geotechnics, Fifth Edition, Prentice Hall Inc., New

Jersey.

13.Terzaghi, K., & Peck, R. B., 1993, Mekanika Tanah dalam Praktek Rekayasa, Jilid 1, edisi kedua, Erlangga, Jakarta.

14.Weasley, Laurence D., 2012, Mekanika Tanah Untuk Tanah Endapan dan