Pengaruh Kelelahan Emosional terhadap Kepuasan Kerja di Dua Rumah Sakit Pekanbaru.

(1)

viii

Universitas Kristen Maranatha The Influence of Emotional Exhaustion On Job Satisfaction at Two Hospitals

Pekanbaru

Maria Fransisca Putri Simamora Abstract

The purpose of this study is to examine whether emotional exhaustion affect on job satisfaction. A sample of this empirical study was conducted 210 data and can be used 200 data. The respondents are nurses at two hospitals in Pekanbaru. The outliers, validity, reliability, statistic descriptive, correlation and model fit test were conducted before research statements testing. Twenty-four research statements were conducted, but only twenty-two research statements were examined because two items failed to fill validity and reliability criteria. The regression analysis was used examine twenty-two research statements. In the short, emotional exhaustion negatively affect on job satisfaction.


(2)

ix

Pengaruh Kelelahan Emosional Terhadap Kepuasan Kerja Di Dua Rumah Sakit Pekanbaru

Maria Fransisca Putri Simamora Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah kelelahan emosional berpengaruh pada kepuasan kerja. Sampel penelitian empiris ini dilakukan dengan menyalurkan 210 data dan yang dapat digunakan 200 data. Responden dalam penelitian ini adalah para perawat di dua rumah sakit di Pekanbaru. Outlier, validitas, reliabilitas, statistik deskriptif, korelasi dan fit model dilakukan terlebih dahulu sebelum menguji pertanyaan riset. Dua puluh empat pernyataan yang akan diteliti, tapi hanya dua puluh dua pernyataan penelitian yang diuji karena dua item tidak memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas. Analisis regresi digunakan untuk menguji dua puluh dua pernyataan penelitian. Singkatnya, kelelahan emosional secara negatif memberikan pengaruh terhadap kepuasan kerja


(3)

x

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRACT ... ix

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Kegunaan Penelitian ... 5

1.5. Tempat dan Waktu Penelitian ... 6

1.6. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 8

2.1 Kelelahan Emosional ... 8

2.1.1 Definisi Kelelahan Emosional ... 8

2.1.2 Anteseden Kelelahan Emosional ... 10

2.1.3 Konsekuensi Kelelahan Emosional ... 18

2.2 Kepuasan Kerja ... 20

2.2.1. Definisi Kepuasan Kerja ... 20

2.2.2 Anteseden Kepuasan Kerja ... 23

2.2.3 Konsekuensi Kepuasan Kerja ... 24

2.3. Pengembangan Hipotesis ... 25


(4)

xi

BAB III METODA PENELITIAN DAN RERANGKA PEMIKIRAN ... 27

3.1 Jenis Penelitian ... 27

3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ... 27

3.3 Definisi Operasional Variabel ... 29

3.4 Metode Analisis Data ... 29

3.4.1 Uji Outliers ... 29

3.4.2 Uji Validitas dan Realibilitas ... 31

3.4.3 Uji Statistik Deskriptif dan Korelasi Antarkonstruk Penelitian ... 33

3.5 Uji “Fit” Model ... 34

3.6 Uji Hipotesis ... 34

3.7 Rerangka Pemikiran ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1 Objek Penelitian dan Subjek Penelitian ... 37

4.2 Karakteristik Responden ... 39

4.3 Hasil Analisis Data ... 40

4.3.1 Hasil Uji Outliers ... 40

4.3.2 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas ... 41

4.3.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif dan Korelasi Antarkonstruk Penelitian ... 42

4.4 Uji “Fit” Model ... 43

4.5 Uji Hipotesis ... 45

BAB V ... 48

5.1 Simpulan ... 48

5.2 Implikasi dan Saran bagi Rumah Sakit ... 49

5.3. Keterbatasan Penelitian ... 50

5.4. Saran bagi Penelitian Mendatang . ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 49

LAMPIRAN ... 51 DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(5)

xii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Karakteristik Subjek Penelitian ... 39

Tabel 2 Hasil Uji Outliers ... 40

Tabel 3 Hasil Analisis Faktor Konfirmatori dan Cronbach’s Alpha (α) ... 41

Tabel 4 Hasil Uji Statistik Deskriptif dan Korelasi Antarkonstruk Penelitian ... 43

Tabel 5 Hasil Uji Fit Model – ANOVAb ... 44


(6)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Hasil Karakteristik Responden ... 52 Lampiran B Hasil Pengolahan SPSS ... 54


(7)

Bab 1 Pendahuluan 1

Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Seseorang cenderung bekerja dengan penuh semangat apabila memperoleh kepuasan kerja (Hasibuan, 2003). Kepuasan kerja tercermin dari sikap karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerja yang merupakan perwujudan dari perasaan terhadap pekerjaan (Handoko, 2008, p. 193). Seseorang yang merasakan kepuasan terhadap pekerjaannya akan berupaya semaksimal mungkin dengan segenap kemampuan yang dimiliki untuk menyelesaikan tugas dengan baik, sehingga menghasilkan kinerja dan pencapaian yang positif bagi perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung (Assad, 1995).

Menurut Herzberg (1959), ciri perilaku pekerja yang puas adalah mereka yang mempunyai motivasi tinggi untuk berkerja dan lebih senang dalam melakukan pekerjaan, sedangkan ciri pekerja yang kurang atau tidak puas adalah mereka yang malas berangkat ke tempat bekerja dan malas dalam melakukan pekerjaan.Pekerja yang puas atau tidak puas dipengaruhi oleh ukuran beban kerja yang diterima, karena setiap bidang pekerjaan memberikan pengaruh terhadap kejiwaan seseorang seperti rasa bosan, lelah atau merasakan ketidakpuasan (Zagladi, 2005). Kelebihan beban kerja (work load) yang dialami seseorang tidak hanya menimbulkan kelelahan secara fisik tetapi juga secara emosional (Gibson, Ivancevich & Donnely, 1996). Oleh sebab itu, beban kerja yang melampaui daya mampu seseorang, jelas akan menimbulkan dampak negatif yang secara langsung berkaitan dengan timbulnya stres dan stres itulah yang mengantar seseorang ke arah kelelahan emosional (Zagladi, 2005).


(8)

Bab 1 Pendahuluan

2

Universitas Kristen Maranatha

Kelelahan emosional selalu didahului oleh suatu gejala umum, yaitu timbulnya rasa cemas setiap ingin mulai bekerja yang kemudian mengarah pada perasaan tidak berdaya menghadapi tuntutan pekerjaan sehingga mengubah individual menjadi frustasi atau marah pada diri sendiri (Babakus, Cravens, Johnstan & Moncrif, 1999). Maslach (1993) menjelaskan bahwa karyawan yang pekerjaannya berorientasi melayani orang lain dapat membentuk hubungan yang bersifat asimetris antara pemberi dan penerima pelayanan, karena seseorang yang bekerja pada bidang pelayanan, ia akan memberikan perhatian, pelayanan, bantuan, dan dukungan kepada klien, siswa, atau pasien. Hubungan yang asimetris dalam menjalankan tugas merupakan pemicu ketegangan emosional yang berujung pada terkurasnya sumber-sumber emosional seseorang (Maslach, 1993). Sumber-sumber-sumber emosional, misalnya perasaan frustrasi, putus-asa, sedih, tidak berdaya, tertekan, apatis dan merasa terbelenggu oleh tugas-tugas yang dihadapi dalam pekerjaan menyebabkan seseorang merasa tidak mampu memberikan pelayanan secara psikologis dan menimbulkan kelelahan emosional (Sujipto, 2001). Kelelahan emosional merupakan anteseden kepuasan kerja terkuat menurut Jackson, seperti yang dikutip dalam Sweeney dan Summers (2002).

Profesi pelayanan yang ada di rumah sakit seperti perawat pada dasarnya pekerjaan yang menghadapi tuntutan dan pelibatan emosional (Caputo, seperti yang dikutip dalam Sujipto, 2001). Perawat selalu dituntut untuk dapat menjadi figur yang dibutuhkan pasien, dapat bersimpati kepada pasien, selalu menjaga perhatian, fokus dan hangat kepada pasien (Taylor, seperti yang dikutip dalam Windayanti & Cicilia, 2007). Scauli dan Jauczur, seperti yang dikutip dalam Rita (2004) mengatakan bahwa dalam menjalankan peran dan fungsi sebagai perawat, mereka dituntut untuk


(9)

Bab 1 Pendahuluan

3

Universitas Kristen Maranatha

memiliki keahlian, pengetahuan dan konsentrasi yang tinggi. Di dalam menjalankan peran dan tugas, seorang perawat tak jarang dihadapkan kepada pengalaman negatif dengan customer (pasien dan kerabatnya) yang memicu ketegangan emosional, sehingga memberikan tekanan kepada perawat karena mereka tidak hanya bekerja berdasarkan aturan tertulis tetapi juga pelibatan emosional (Churiyah, 2007). Selain itu perawat juga dihadapkan pada tuntutan profesi dan menghadapi berbagai persoalan baik dari pasien maupun rekan sekerja yang menimbulkan kelelahan secara emosional (Scauli & Jauczur, seperti yang dikutip dalam Rita, 2004). Seseorang yang mengalami kelelahan emosional menyebabkan munculnya rasa tidak mampu dalam memberi pelayanan secara psikologis sehingga menurunkan rasa puas terhadap pekerjaannya (Babakus et al. 1999; Sujipto, 2001). Padahal, tingkat kepuasan kerja yang dialami perawat akan memengaruhi kualitas pelayanan yang diberikan kepada

customer dan akan menimbulkan masalah bagi rumah sakit karena dapat menghambat laju kinerja perawat (Djojodibroto, seperti yang dikutip dalam Rina, 2009. Dengan demikian, tujuan riset ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh kelelahan emosional terhadap kepuasan kerja perawat dengan objek penelitiannya adalah dua rumah sakit yang ada di kota Pekanbaru.

1.2.Rumusan Masalah

Rumah sakit merupakan industri yang bergerak di bidang jasa pelayanan dimana terdapat orang-orang yang bertugas melayani setiap customer seperti perawat yang dalam menjalankan tugas dan perannya menghadapi tuntutan dan pelibatan emosional (Caputo, seperti yang dikutip dalam Sujipto, 2001). Pelayanan


(10)

Bab 1 Pendahuluan

4

Universitas Kristen Maranatha

keperawatan merupakan pelayanan unik yang dilaksanakan selama 24 jam dan berkesinambungan menjadi kelebihan tersendiri dibanding pelayanan lainnya, serta memegang peranan penting karena merupakan pihak yang bertemu langsung dan paling lama melakukan kontak dengan pasien di rumah sakit (Djojodibroto, seperti yang dikutip dalam Rina, 2009). Tugas perawat selain memberikan asuhan keperawatan, juga dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan fisik, emosi, intelektual, sosial dan spiritual baik pasien maupun keluarga sehingga berprofesi sebagai perawat cenderung untuk mudah mengalami kelelahan emosional (Perry & Potter, 2005). Kelelahan emosional dapat menurukan rasa puas terhadap pekerjaan (Sujipto, 2001). Tingkat kepuasan kerja perawat memengaruhi kualitas pelayanan yang diberikan kepada customer sehingga menimbulkan masalah bagi rumah sakit karena perawat adalah ujung tombak dari kesuksesan rumah sakit (Djojodibroto, seperti yang dikutip dalam Rina, 2009).

Berdasarkan pandangan para penulis (Perry & Potter, 2005; Sujipto, 2001; Rina, 2009) maka ada beberapa pokok yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Seberapa tinggi tingkat kelelahan emosional dan kepuasan kerja perawat di dua Rumah Sakit, Pekanbaru?

2. Apakah akan terdapat pengaruh negatif kelelahan emosional terhadap kepuasan kerja perawat di dua Rumah Sakit, Pekanbaru?


(11)

Bab 1 Pendahuluan

5

Universitas Kristen Maranatha 1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat kelelahan emosional dan kepuasan kerja perawat di dua Rumah Sakit, Pekanbaru.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh negatif kelelahan emosional terhadap kepuasan kerja perawat di dua Rumah Sakit, Pekanbaru.

1.4.Kegunaan Penelitian

Setelah mengetahui tujuan penelitian, diharapkan penelitian ini akan berguna, bagi kalangan sebagai berikut:

1. Bagi akademisi:

a. Untuk membandingkan antara teori dan temuan empirik tentang pengaruh negatif kelelahan emosional terhadap kepuasan kerja.

b. Untuk memberikan tilikan (insight), terutama yang berkaitan dengan kepuasan kerja dan kelelahan emosional

2. Bagi praktisi:

a. Sebagai bahan masukan bagi para pelaku dunia kesehatan di Indonesia dalam melihat, memahami dan memberi perhatian pada kelelahan emosional dalam upaya meningkatkan kepuasan kerja.

b. Sebagai salah satu bahan pertimbangan bagi para pelaku dunia kesehatan (terutama terhadap perawat) dalam menetapkan suatu kebijakan atau peraturan.


(12)

Bab 1 Pendahuluan

6

Universitas Kristen Maranatha

c. Sebagai bahan referensi bagi rumah sakit mengenai kelelahan emosional yang rentan dihadapi para perawat sebagai upaya dalam meningkatkan kepuasan kerja mreke karena pelayanan yang diberikan perawat kepada customer dipengaruhi tingkat kepuasan para perawat terhadap pekerjaan yang turut memengaruhi kesuksesan rumah sakit.

1.5. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian berlangsung dilakukan di dua rumah sakit Pekanbaru dan mengambil waktu penelitian sejak September 2013 hingga Januari 2014.

1.6.Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi mengenai latar belakang, identifikasi masalah, tujuan dan kegunaan, tempat dan waktu penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab ini berisi mengenai landasan teoritis yang terdiri atas pembahasan mengenai kelelahan emosional, kepuasan kerja, pengembangan hipotesis serta model penelitiaan.


(13)

Bab 1 Pendahuluan

7

Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODA PENELITIAN

Bab ini berisi mengenai subjek dan objek penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, definisi operasional, uji

outlier, validitas, reliabilitas, statistik deskriptif dan korelasi antarkonstruk penelitian, serta model dan hipotesis, dan rerangka penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi mengenai karakteristik subjek penelitian, hasil uji

outlier, validitas, reliabilitas, statistik deskriptif dan korelasi antarkonstruk penelitian, model dan hipotesis termasuk di dalamnya berbagai pembahasan hasil-hasil penelitian tersebut.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi mengenai simpulan, keterbatasan penelitian serta saran bagi pihak Rumah Sakit dan penelitian mendatang.


(14)

Bab 5 Penutup 48

Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Studi ini bertujuan untuk menguji apakah kelelahan emosional memengaruhi kepuasan kerja. Sayang sekali, terdapat dua butir pertanyaan subkonstruk riset yang terdapat dalam konstruk kepuasan kerja yang tidak dapat diuji karena gagal memenuhi uji reliabilitas.

Hasil studi ini menunjukkan bahwa, pertama, tingkat kelelahan emosional (M = 2.8489) para responden menunjukkan tingkat yang tinggi berdasarkan hasil dari pengumpulan data yang telah dilakukan penulis dan kepuasan kerja(M = 4.1619) para responden menunjukkan tingkat yang rendah. Selain itu, didapati bahwa kelelahan emosional berkorelasi secara negatif terhadap kepuasan kerja (r = -0,596). Artinya, keleahan emosional secara negatif mendukung meningkat atau menurunnya kepuasan kerja. Hal ini didukung juga oleh hasil uji hipotesis dengan regresi sederhana dimana kelelahan emosional secara negatif memengaruhi kepuasan kerja sebesar 48 persen. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Churiyah (2010) dan Zagladi (2004) yang menyatakan bahwa kelelahan emosional memengaruhi secara negatif terhadap kepuasan kerja seseorang.


(15)

Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan

49

Universitas Kristen Maranatha 5.2 Implikasi dan Saran bagi Rumah Sakit

Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan peneliti sebelumnya, maka peneliti memberikan saran kepada kedua rumah sakit dan kiranya ini dapat bermanfaat bagi kedua rumah sakit tersebut, yaitu: mengenai kelelahan emosional yang dialami para perawat harus menjadi perhatian rumah sakit karena dari hasil penelitian terdapat hubungan negatif kelelahan emosional terhadap kepuasan kerja. Meningkatnya kelelahan emosional yang dilamai perawat dalam pekerjaannya akan menurunkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada customer. Rumah sakit dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat mendekatkan perawat satu sama lain termasuk kedekatan terhadap para dokter seperti olahraga bersama, hiking, dan lainnya, memberikan insentif sesuai dengan kemampuan mereka dan sesekali memberikan bonus terhadap perawat berprestasi dan memberikan pelatihan kepada para perawat sehingga kualitas para perawat dapat semakin meningkat. Selanjutnya, pihak manajemen rumah sakit juga harus memperhatikan beban kerja dan waktu bekerja para perawat sehingga kelelahan emosional yang dialami para perawat dapat semakin menurun sehingga kepuasan kerja yang dialami para perawat semakin meningkat dan meningkatkan pula kualitas yang diberikan kepada para customer.


(16)

Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan

50

Universitas Kristen Maranatha 5.3. Keterbatasan Penelitian

Peneliti merasa penelitian yang dilakukan masih belum sempurna dan memiliki keterbatasan-keterbatasan yang ada dalam penelitian ini. Pada bagian ini, peneliti memaparkan keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini, yatu:

1. Objek dan subjek penelitian terbatas hanya pada sebagian perawat di dua rumah sakit di kota Pekanbaru sehingga tidak ada perbandingan dengan perawat di kota lain yang ada di Indonesia terkhusus yang ada di Pulau Sumatera.

2. Pengumpulan data hanya mengandalkan kuesioner yang diisi para responden, tidak terdapat data penunjang lainnya.


(17)

Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan

51

Universitas Kristen Maranatha 5.4. Saran bagi Penelitian Mendatang

Setelah mengetahui keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini, maka penulis memaparkan beberapa saran yang dapat dijadikan acuan dan bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya, yaitu:

1. Penelitian selanjutnya sebaiknya membagikan kuesioner kepada seluruh perawat yang ada di dalam Rumah Sakit Pertama dan Rumah Sakit Kedua serta rumah sakit yang ada di kota lain di luar kota Pekanbaru agar dapat melihat perbandingannya dan hasilnya dapat lebih akurat.

2. Subjek dan objek penelitian dapat dilakukan lebih luas, yaitu antar rumah sakit yang ada di kota Pekanbaru dan di luar kota Pekanbaru serta penelitian dilakukan di rumah sakit swasta dan pemerintah sehingga dapat melihat perbedaan antara rumah sakit swasta dan pemerintah sehingga hasil studi selanjutnya dapat digeneralisasikan.

3. Dalam pengumpulan data dapat pula ditambah dengan wawancara atau observasi langsung dengan waktu yang lebih panjang terhadap subjek penelitian.

4. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan konstruk-konstruk baru yang berkaitan dengan kelelahan emosional dan kepuasan kerja. Konstruk yang dapat menjadi anteseden dari kelelahan emosional menurut Maslach (seperti yang dikutip dalam Sujipto, 2001) adalah karakteristik individual, lingkungan kerja, dan keterlibatan emosional dengan penerima pelayanan. Selanjutnya, untuk kontruk yang dapat menjadi anteseden dari kepuasan kerja menurut Burt (seperti yang dikutip dalam As’ad, 1995) adalah faktor hubungan antar karyawan, faktor individual dan faktor-faktor dari luar (seperti keadaan keluarga, rekreasi, training, dan lain-lain).


(18)

49

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suhersimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Babakus, E.., David W. Cravens., Mark Johnston & William C. Moncrief. (1999). The Role of Emotional Exhaustion in Sales Force Attitude and Behavior Relationships. Journal of the Academy of Marketing Science.27 (1). Bangun, Wilson. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Erlangga. Churiyah, Madziatul. (2011). Pengaruh Konflik Peran, Kelelahan Emosional

terhadap Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi.Jurnal Ekonomi Bisnis 16 (2).

Ghozali, Imam. (2008). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gibson, J, L., Ivancevich, J, M., & Donnelly, J, H, Jr. (1994). Organizations:

Behavior, structure, processes. 8th. Edition. Boston: Irwin Inc,1994

Hair, Jr. J. F., Anderson, R. E., Tatham, R. L., & Black, W. C. (1998). Multivariate data analysis. 5th. Edition. NJ: Prentice Hall.

Handoko, T.Hani. (2008). Manajemen Personalia & Sumber Daya Manusia. 2nd. Edition. Yogyakarta: BPFE.

Jogiyanto. (2005). Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta : BPFE.

Lu, Hong., Alison, E., While, K., Louise, Barriball. (2007). Job Satisfaction and It’s Related Factors: A questionnaire survey of hospital nurses in Mainland China. Internasional Journal of Nursing Studies 44.

Lewig & Dollard. (2003). Emotional dissonance, emotional exhaustion and job satisfaction in call centre worker.

Maslach, Christina dan Susan E. Jackson. (1981). The Measurement of Experienced Burnout.

Journal of Occupational Behaviour. Vol.2(99-113).

Maslach, C., Schaufeli, W. B., & Leiter, M. P. (2001). Job burnout. Annual Review of Psychology, 52 (397–422.)


(19)

50

Universitas Kristen Maranatha

Pines, A. Aronson.E., & Elliot. (1989). Career Burnout: Causes And Cures. Free Press: New York. Robins, Stephen P. (2006). Perilaku Organisasi. 10th. Edition. Jakarta: PT. Indeks Kelompok

Gramedia

Sugiyono. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Suliyanto . (2006). Metode Riset Bisnis. Yogyakarta : Andi.

Suminar dan Yulianti. (2013). The Effect of Emotional Exhaustion on Job Satisfaction and its Impact on Performance.International Peer Reviewed Journal, Vol.5, 2244-1506.

Sunjoyo., Setiawan, R.., Caroline, V., Magdalena, N., & Kurniawan, A. (2013). Aplikasi SPSS untuk Smart Riset. Bandung: Alfabeta.

Sutjipto. (2001). Apakah Anda Mengalami Burnout.Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Balit bang 32(689). Jakarta: Depdiknas.

Spector, P. (1997). Job satisfaction. Thousand Oaks. CA: Sage Publications. Syptak . (1999). Job Satisfaction: Putting Theory Into Practice.

Zagladi, A. L. (2004). Pengaruh Kelelahan Emosioanal Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Dalam Pencapaian Komitmen Organisasional Dosen Perguruan Tinggi Swasta. Disertasi.


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Studi ini bertujuan untuk menguji apakah kelelahan emosional memengaruhi kepuasan kerja. Sayang sekali, terdapat dua butir pertanyaan subkonstruk riset yang terdapat dalam konstruk kepuasan kerja yang tidak dapat diuji karena gagal memenuhi uji reliabilitas.

Hasil studi ini menunjukkan bahwa, pertama, tingkat kelelahan emosional (M = 2.8489) para responden menunjukkan tingkat yang tinggi berdasarkan hasil dari pengumpulan data yang telah dilakukan penulis dan kepuasan kerja (M = 4.1619) para responden menunjukkan tingkat yang rendah. Selain itu, didapati bahwa kelelahan emosional berkorelasi secara negatif terhadap kepuasan kerja (r = -0,596). Artinya, keleahan emosional secara negatif mendukung meningkat atau menurunnya kepuasan kerja. Hal ini didukung juga oleh hasil uji hipotesis dengan regresi sederhana dimana

kelelahan emosional secara negatif memengaruhi kepuasan kerja sebesar 48 persen. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Churiyah (2010) dan Zagladi (2004) yang menyatakan bahwa kelelahan emosional memengaruhi secara negatif terhadap kepuasan kerja seseorang.


(2)

Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan

5.2 Implikasi dan Saran bagi Rumah Sakit

Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan peneliti sebelumnya, maka peneliti memberikan saran kepada kedua rumah sakit dan kiranya ini dapat bermanfaat bagi kedua rumah sakit tersebut, yaitu: mengenai kelelahan emosional yang dialami para perawat harus menjadi perhatian rumah sakit karena dari hasil penelitian terdapat hubungan negatif kelelahan emosional terhadap kepuasan kerja. Meningkatnya kelelahan emosional yang dilamai perawat dalam pekerjaannya akan menurunkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada customer. Rumah sakit dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat mendekatkan perawat satu sama lain termasuk kedekatan terhadap para dokter seperti olahraga bersama, hiking, dan lainnya, memberikan insentif sesuai dengan kemampuan mereka dan sesekali memberikan bonus terhadap perawat berprestasi dan memberikan pelatihan kepada para perawat sehingga kualitas para perawat dapat semakin meningkat. Selanjutnya, pihak manajemen rumah sakit juga harus memperhatikan beban kerja dan waktu bekerja para perawat sehingga kelelahan emosional yang dialami para perawat dapat semakin menurun sehingga kepuasan kerja yang dialami para perawat semakin meningkat dan meningkatkan pula kualitas yang diberikan kepada para customer.


(3)

5.3. Keterbatasan Penelitian

Peneliti merasa penelitian yang dilakukan masih belum sempurna dan memiliki keterbatasan-keterbatasan yang ada dalam penelitian ini. Pada bagian ini, peneliti memaparkan keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini, yatu:

1. Objek dan subjek penelitian terbatas hanya pada sebagian perawat di dua rumah sakit di kota Pekanbaru sehingga tidak ada perbandingan dengan perawat di kota lain yang ada di Indonesia terkhusus yang ada di Pulau Sumatera.

2. Pengumpulan data hanya mengandalkan kuesioner yang diisi para responden, tidak terdapat data penunjang lainnya.


(4)

Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan

5.4. Saran bagi Penelitian Mendatang

Setelah mengetahui keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini, maka penulis memaparkan beberapa saran yang dapat dijadikan acuan dan bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya, yaitu:

1. Penelitian selanjutnya sebaiknya membagikan kuesioner kepada seluruh perawat yang ada di dalam Rumah Sakit Pertama dan Rumah Sakit Kedua serta rumah sakit yang ada di kota lain di luar kota Pekanbaru agar dapat melihat perbandingannya dan hasilnya dapat lebih akurat.

2. Subjek dan objek penelitian dapat dilakukan lebih luas, yaitu antar rumah sakit yang ada di kota Pekanbaru dan di luar kota Pekanbaru serta penelitian dilakukan di rumah sakit swasta dan pemerintah sehingga dapat melihat perbedaan antara rumah sakit swasta dan pemerintah sehingga hasil studi selanjutnya dapat digeneralisasikan.

3. Dalam pengumpulan data dapat pula ditambah dengan wawancara atau observasi langsung dengan waktu yang lebih panjang terhadap subjek penelitian.

4. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan konstruk-konstruk baru yang berkaitan dengan kelelahan emosional dan kepuasan kerja. Konstruk yang dapat menjadi anteseden dari kelelahan emosional menurut Maslach (seperti yang dikutip dalam Sujipto, 2001) adalah karakteristik individual, lingkungan kerja, dan keterlibatan emosional dengan penerima pelayanan. Selanjutnya, untuk kontruk yang dapat menjadi anteseden dari kepuasan kerja menurut Burt (seperti yang dikutip dalam As’ad, 1995) adalah faktor hubungan antar karyawan, faktor individual dan faktor-faktor dari luar (seperti keadaan keluarga, rekreasi, training, dan lain-lain).


(5)

Arikunto, Suhersimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Babakus, E.., David W. Cravens., Mark Johnston & William C. Moncrief. (1999). The Role of Emotional Exhaustion in Sales Force Attitude and Behavior Relationships. Journal of the Academy of Marketing Science. 27 (1). Bangun, Wilson. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Erlangga. Churiyah, Madziatul. (2011). Pengaruh Konflik Peran, Kelelahan Emosional

terhadap Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi. Jurnal Ekonomi Bisnis 16 (2).

Ghozali, Imam. (2008). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gibson, J, L., Ivancevich, J, M., & Donnelly, J, H, Jr. (1994). Organizations: Behavior, structure, processes. 8th. Edition. Boston: Irwin Inc,1994

Hair, Jr. J. F., Anderson, R. E., Tatham, R. L., & Black, W. C. (1998). Multivariate data analysis. 5th. Edition. NJ: Prentice Hall.

Handoko, T.Hani. (2008). Manajemen Personalia & Sumber Daya Manusia. 2nd. Edition. Yogyakarta: BPFE.

Jogiyanto. (2005). Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta : BPFE.

Lu, Hong., Alison, E., While, K., Louise, Barriball. (2007). Job Satisfaction and It’s Related Factors: A questionnaire survey of hospital nurses in Mainland China. Internasional Journal of Nursing Studies 44.

Lewig & Dollard. (2003). Emotional dissonance, emotional exhaustion and job satisfaction in call centre worker.

Maslach, Christina dan Susan E. Jackson. (1981). The Measurement of Experienced Burnout. Journal of Occupational Behaviour. Vol.2(99-113).

Maslach, C., Schaufeli, W. B., & Leiter, M. P. (2001). Job burnout. Annual Review of Psychology, 52 (397–422.)


(6)

Pines, A. Aronson.E., & Elliot. (1989). Career Burnout: Causes And Cures. Free Press: New York. Robins, Stephen P. (2006). Perilaku Organisasi. 10th. Edition. Jakarta: PT. Indeks Kelompok

Gramedia

Sugiyono. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Suliyanto . (2006). Metode Riset Bisnis. Yogyakarta : Andi.

Suminar dan Yulianti. (2013). The Effect of Emotional Exhaustion on Job Satisfaction and its Impact on Performance.International Peer Reviewed Journal, Vol.5, 2244-1506. Sunjoyo., Setiawan, R.., Caroline, V., Magdalena, N., & Kurniawan, A. (2013). Aplikasi SPSS

untuk Smart Riset. Bandung: Alfabeta.

Sutjipto. (2001). Apakah Anda Mengalami Burnout. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Balit bang 32(689). Jakarta: Depdiknas.

Spector, P. (1997). Job satisfaction. Thousand Oaks. CA: Sage Publications. Syptak . (1999). Job Satisfaction: Putting Theory Into Practice.

Zagladi, A. L. (2004). Pengaruh Kelelahan Emosioanal Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Dalam Pencapaian Komitmen Organisasional Dosen Perguruan Tinggi Swasta. Disertasi. Program PascaSarjana Universitas Brawijaya. Malang.