PEMIKIRAN BADIUZZAMAN SAID NURSI TENTANG PENDIDIKAN ISLAM DAN PENGARUHNYA DI TURKI (1924-1960).

(1)

ISLAM DAN PENGARUHNYA DI TURKI (1924-1960) SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Sejarah

Oleh Meliana Lestari 1104802

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2015


(2)

Oleh Meliana Lestari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Pendidikan Sejarah

© Meliana Lestari 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(3)

ISLAM DAN PENGARUHNYA DI TURKI (1924-1960) Oleh

Meliana Lestari Disetujui dan Disahkan Oleh

Pembimbing I

Drs. H. Ayi Budi Santosa, M.Si NIP. 196303111989011001

Pembimbing II

Drs. R. H. Achmad Iriyadi NIP. 196112191988031002

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Sejarah

Dr. Agus Mulyana, M.Hum NIP. 196608081991031002


(4)

Islam dan Pengaruhnya di Turki (1924-1960)”. Masalah utama yang dikaji dalam skripsi ini adalah “Bagaimana Pemikiran Badiuzzaman Said Nursi tentang Pendidikan Islam dan Pengaruhnya di Turki?”. Adapun yang menjadi rumusan masalah yaitu (1) Bagaimana kondisi sosial politik dan pendidikan di Turki pasca Perang Dunia I? (2) Bagaimana latar belakang kehidupan Badiuzzaman Said Nursi? (3) Apa pokok-pokok pemikiran Badiuzzaman Said Nursi tentang pendidikan Islam? (4) Bagaimana pengaruh pemikiran Badiuzzaman Said Nursi terhadap pendidikan Islam di Turki 1924-1960?. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode historis yaitu proses menguji dan menganalisis secara kritis data-data peninggalan dan peristiwa masa lampau dengan melakukan tiga langkah penelitian yaitu heuristik, kritik dan historiografi. Sedangkan untuk pengumpulan data, penulis melakukan teknik studi literatur yaitu mengkaji sumber-sumber yang relevan dengan kajian penulis. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan interdisipliner dengan menempatkan sejarah sebagai ilmu utama dibantu dengan ilmu sosial lainnya. Dari penelitian yang dilakukan maka peneliti mendapatkan hasil, yakni Badiuzzaman merupakan seorang tokoh berpengaruh di Turki, perjuangannya melawan sekulerisme di Turki dilakukan melalui dakwah dan pendidikan. Pemikirannya dalam bidang pendidikan Islam di tuangkan dalam karyanya yang fenomenal yakni, Risalah Nur. Menurut Said Nursi sistem pendidikan tidak bisa meniadakan agama dalam pelaksanaannya, karena pendidikan merupakan sarana mencetak generasi penerus bangsa. Maka, peran ilmu pengetahuan dan agama harus berjalan seiringan agar tercipta manusia yang berilmu sekaligus beriman. Dalam pelaksanaan pendidikannya Said Nursi menggunakan enam metode pembelajaran yakni, metode ceramah, metode debat atau diskusi, metode kisah, metode tematik, metode pendidikan diri sendiri (Self Education), dan metode keteladanan. Dan menggunakan empat pendekatan pendidikan yakni, pendekatan psikologi, pendekatan sosial-kultural, pendekatan historis, dan pendekatan filosofis. Pemikiran Said Nursi dalam bidang pendidikan Islam telah mempengaruhi generasi muda, wanita, dan juga tokoh-tokoh politik dan pendidikan serta masyarakat secara umum di Turki. pengaruh tersebut bedampak pada budaya sosial di Turki, Risalah Nur yang merupakan sumber belajar dari murid-murid Nur menyebar keseluruh wilayah Turki dan negara-negara Islam, hal tersebut membuat masyarakat Turki membuat gerakan-gerakan sosial melawan sekulerisme dan menuntut agar peran agama dihadirkan kembali dalam kehidupan bangsa Turki.


(5)

and Its Influence in Turkey (1924-1960)". The main problem studied in this research is "How Bediuzzaman Said Nursi's Thought on Islamic Education and Its Influence in Turkey?". As for the formulation of the problem, namely (1) How do socio-political conditions and education in Turkey after World War I? (2) What is the background of life Bediuzzaman Said Nursi? (3) What are the main points Bediuzzaman Said Nursi ideas about education Islam? (4) How does Bediuzzaman Said Nursi's thought against Islamic education in Turkey from 1924 to 1960 ?. The method used in the study is historical method. Historical method is the process of testing and critical analyze data and events of the past heritage by performing three steps, namely heuristic research, criticism, and historiography. As for the collection of data , the authors conducted a literature study technique that examines the sources that are relevant to the study authors .The approach is interdisciplinary approach by putting history as a major science assisted with other social sciences. From the research was conducted, the researchers get results, that Bediuzzaman was an influential figure in Turkey, the struggle against secularism in Turkey is done through propaganda and education. The thinking in the field of Islamic education in pour in his phenomenal namely, Minutes Nur. According to Said Nursi, education system can not negate religion in practice because education is a means to print the next generation. Thus, the role of science and religion must go hand in hand in order to create human beings who have knowledge at once faithful. In the implementation of educational Said Nursi uses six learning methods namely, lectures, methods of debate or discussion, the story method, the method of thematic, educational methods themselves (Self Education), and the exemplary method. And using four approaches namely education, psychology approaches, socio-cultural approach, historical approach, and philosophical approach. Said Nursi's thought in the field of Islamic education has affected young people, women, as well as political figures and education as well as society in general in Turkey. These effects affect on social culture in Turkey. Treatise Nur which is a source of learning of students Nur spread throughout the territory of Turkey and the Islamic countries, it's push Turkish society makes social movements against secularism and demanded that the role of religion presented again in the life of the Turks.


(6)

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR...ii

UCAPAN TERIMAKASIH...iii

DAFTAR ISI...v

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian...1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian...5

1.3Tujuan Penelitian...6

1.4Manfaat Penelitian...6

1.5 Struktur Organisasi...7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Nasionalisme dan Sekulerisme di Turki...9

2.2 Reformasi Pendidikan di Turki...13

2.3 Pendidikan Islam...17

2.4 Teori Perubahan Sosial...21

2.5 Penelitian Terdahulu...24


(7)

3.1Persiapan Penelitian...44 3.2Pelaksanaan Penelitian...47 3.3Laporan Penelitian...55

BAB IV PEMIKIRAN DAN PENGARUH PENDIDIKAN ISLAM BADIUZZAMAN SAID NURSI DI TURKI

4.1 Kondisi Sosial Politik dan Pendidikan di Turki Pasca Perang Dunia I ...59 4.2 Latar Belakang Kehidupan Said Nursi...64 4.3 Pendidikan Islam dalam Pandangan Said Nursi...72 4.4 Pengaruh Pemikiran Pendidikan Islam Said Nursi di Turki 1924-1960...92

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan...102 5.2 Saran...104

DAFTAR PUSTAKA...105 LAMPIRAN


(8)

1

1.1Latar Belakang Penelitian

Kata pendidikan telah didefinisikan secara berbeda-beda oleh berbagai pakar, perbedaan tersebut dipengaruhi latar belakang pendidikan dan sosial-budaya yang berbeda. Tetapi, pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses penyiapan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih baik. Pendidikan adalah proses berkelanjutan yang akan terus menerus manusia butuhkan sepanjang hidupnya.

Pendidikan lebih daripada sekedar pengajaran. Kalau pengajaran dapat dikatakan sebagai suatu proses transfer ilmu belaka, namun pendidikan merupakan transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya. Dengan demikian, pengajaran lebih berorientasi pada pembentukan “tukang-tukang” atau para spesialis yang lebih bersifat teknis. Perbedaan pendidikan dengan pengajaran terletak pada penekanan pendidikan terhadap pembentukan kesadaran dan kepribadian anak didik di samping transfer ilmu dan keahlian (Ayzumardi Azra, 2000: 3-4).

Pendidikan Islam dipandang sebagai sebuah usaha dan cara kerja, paling sedikit memiliki tiga karakter, seperti yang ditulis Azra (2000, hal. 10), yaitu pertama, bahwa pendidikan Islam memiliki karakter penekanan pada pencarian ilmu pengetahuan, penguasaan, dan pengembangan atas dasar ibadah kepada Allah SWT; kedua, pendidikan Islam merupakan sebuah pengakuan akan potensi dan kemampuan seseorang untuk berkembang dalam suatu kepribadian; ketiga, pendidikan Islam merupakan sebuah pengamalan ilmu atas dasar tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Ditinjau dari konteks historis, metodologi pendidikan Islam telah mengalami berbagai perubahan seiring kebutuhan dan kemajuan zaman. Untuk itulah tokoh-tokoh yang gigih ingin memperjuangkan tegaknya syiar Islam, termasuk usaha mentransformasikan nilai-nilai serta membentuk kepribadian


(9)

berdasarkan standar ajaran Islam memegang peranan yang sangat penting. Sebab kehadiran tokoh-tokoh dalam kegiatan pendidikan tidak bisa diabaikan, mengingat dari mereka muncul beragam ide dan teori-teori untuk membangun sebuah tradisi dan metodologi pendidikan (Ahmad, 2007, hlm.6)

Di Turki yang merupakan negara dengan mayoritas warganya beragama Islam, salah satu tempat bersejarah perkembangan Islam di Dunia. Dan Turki juga merupakan wilayah yang terdiri dari dua simbol peradaban diantaranya peradaban Eropa dan Asia, yang merupakan representatif antar budaya Barat dan Islam (Latif, 2008, hlm. 1). Lahir seorang tokoh pendidikan islam disaat paham sekulerisme sedang berkembang pesat yakni Badiuzzaman Said Nursi.

Badiuzzaman Said Nursi salah satu intelektual Islam progresif, beliau melakukan gerakan perlawanan terhadap sekulerisme salah satunya melalui pendidikan. karena pengalamannya semasa menuntut ilmu memberikan kesadaran pada beliau betapa perlunya dilakukan perubahan terhadap sistem reformasi pendidikan. Beliau berpendirian ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu sains perlu bergerak seiring, agar pendidikan mampu menciptakan manusia yang seimbang.

Said Nursi lahir pada tahun 1877 dan wafat tahun 1960. Selama masa hidupnya, Said Nursi banyak menyaksikan peristiwa penting dalam sejarah Islam khususnya di Turki, mulai dari rapuhnya kerajaan Islam terakhir hingga jatuh dan berubahnya Turki Ustmani menjadi republik sekuler (Syauqi, 2013, hlm. 761). Nama asli Badiuzzaman Said Nursi adalah Said bin Mirza. Ia dilahirkan dalam sebuah keluarga petani yang sederhana dari pasangan Mirza dan Nuriye. Kedua orang tuanya itu adalah keturunan dari suku kurdi. Said bin Mirza juga dikenal dengan sebutan Said Nursi yang merujuk tempat kelahiranya (desa Nurs) (Maimunah, 2014, hlm. 288).

Karya Badiuzzaman Said Nursi yang menjadi masterpiece atas karya-karyanya adalah Risalah Nur. Dalam kitab ini, Said Nursi banyak menyingggung tentang moralitas yang merupakan platform pemikiran Said Nursi, karena Said Nursi hidup ketika materalisme dan komunisme sedang menggelora dengan dekadensi moral yang melanda dunia, sedangkan disisi lain ilmu pengetahuan dan


(10)

teknologi sedang menemukan syurganya (Syauqi, 2013, hlm. 762). Said Nursi menghendaki pendekatan dalam pendidikan Islam dengan menggabungkan dua sayap keilmuan itu secara integral, di mana sebelumnya kedua aliran ilmu itu terpisah.

Sebagai seorang guru, ia mencoba menerapkan pemikiran pendidikannya itu di madrasah Khur-Khur. Usaha ini memberi kesan yang positif ke arah memantapkan pemahaman dan intelektual pelajar. Said Nursi ingin membuang persepsi negatif masyarakat yang melihat agama dan sains teknologi tidak boleh bersatu (Zaidin, 2001, hlm. 20). Usaha lainnya dilakukan Said Nursi pada tahun 1896 dengan mencoba mendirikan Madrasat al-Zahra (Zaidin, 2001, hlm. 21). Said Nursi yakin, bahwa usaha yang dijalaninya baik sebagai da’i maupun guru akan memberi kontribusi yang positif bagi syiar Islam sekuat yang diusahakannya. Dalam kesempatan lain Said Nursi menyempatkan diri membuka forum tanya jawab untuk menjelaskan hakikat iman dan ilmu pengetahuan sebagaimana dasar filosofis yang ia pegang.

Dalam kitabnya Risalah Nur, Said Nursi membawa para pembaca memahami hakikat Islam dan ilmu, beliau merangkainya dengan begitu indah. Menjadikan Ilmu pengetahuan sebagai gerbang untuk seorang Muslim lebih memaknai keimanannya kepada Allah. Sebagai contoh kutipan Said Nursi dalam Risalah Nur yang berjudul Dari Cermin ke-Esaan Allah (Nursi, 2003, hlm. 106):

“lihatlah keteraturan dan keseimbangan di langit dan ketahuilah betapa berkuasa dan bijaksananya Sang Pencipta. Ketika engkau melihat seseorang memutarbalikkan banyak sekali benda dengan keseimbangan khusus yang sempurna untuk beberapa tujuan bijaksana, engkau bisa menebak betapa bijaksana, berkuasa, dan mahirnya orang itu. Begitu pula, bersama bintang-bintang mereka yang berukuran besar dan berkecepatan tinggi, langit yang begitu luas telah melaksanakan tugas-tugas mereka selama jutaan tahun sesuai dengan ukuran yang tepat dan dengan keseimbangan sensitif yang akurat. Mereka tidak pernah melanggar larangan, dan tidak pernah menyebabkan kerusakan sedikitpun. Ini menunjukan kepada mata yang penuh perhatian tentang betapa sensitif dan akuratnya takaran itu yang dengannya Sang Pencipta Yang Agung menjalankan Kekuasaan-Nya”

Mereka yang memahami intipati iman melalui Risalah Nur mencapai tahap keimanan yang kental sehingga mampu menunjukan keberanian dan


(11)

keperwiraan Islam yang hebat. Badiuzzaman, yang mewakili roh Risalah Nur sendiri telah menjadi pemimpin bagi ratusan ribu pelajar dan kini telah mencapai jutaan pelajar yang menghayati karya tersebut. Beliau menjadi contoh kepada orang-orang Islam lain di Turki ketika itu. Beliaulah penyokong mereka di hari-hari yang penuh bahaya, seumpama seorang ketua tentara yang memberi arahan kepada tentaranya melalui keberanian dan kewibawaannya sendiri. Dengan ini, mereka pun berjaya menghilangkan ketakutan dari hati. Said Nursi telah membawa harapan dari kelegaan dan menyelamatkan orang-orang Islam daripada cemas dan kecewa (Jaffree & Nayan, 2014).

Banyak pengamat menilai bahwa proses sekularisasi di Turki gagal, karena mendapatkan perlawanan dari kalangan muslim trdisional di pinggiran kota. Perlawanan dimaksud bukan melalui pemberontakan, namun lebih kepada pendekatan dakwah dan pendidikan. Kebijakan sekularisme Mustafa Kemal yang menghapus simbol-simbol Islam mendapat perlawanan dari berbagai kalangan. Termasuk oleh para pengikut Said Nursi. Nursi dan para pengikutnya berkali-kali ditangkap pada era Mustafa Kemal, karena dianggap membahayakan program sekularisme di Turki (Suhayib, 2013, hlm. 64).

Antara tahun 1935-1953, Said Nursi dipenjara dan berulang kali dituduh memanfaatkan agama untuk tujuan politik. Namun sekalipun dia menyerukan mobilisasi sosial dan menolak sekulerisme, Said Nursi tidak terlibat dalam aktivitas politik langsung. Di masa periode Kemalis, tulisan-tulisannya dilarang

beredar, namun disalin dengan tangan oleh para muridnya (Zűrcher, 2003, hlm.

250-251). Aktivitas Said Nursi terus berlanjut bahkan ia semakin kuat dalam kondisi pengasingan di penjara. Pembuangan Said Nursi ke Perla dalam tempat terisolir dan kumuh, pemerintah bermaksud agar aktivitas dakwah dan pendidikan Islam Said Nursi lumpuh total dan mengikis ajarannya dalam masyarakat luas, tetapi dengan keteguhannya Said Nursi tetap menyinari kehidupan umat Islam dengan sinar Al-Quran yang abadi dan pasti membawa kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat (Maimunah, 2014, hlm. 291).

Menurut Said Nursi pendidikan Islam itu adalah cahaya bagi hati. Dan pengetahuan modern itu sebagai cahaya bagi alam pikiran atau akal. Maka


(12)

kedua-duanya menurut Nursi tidak dapat dipisahkan antara ilmu agama dan pengetahuan umum. Perjuangan Said Nursi mereformasi sistem pendidikan di Turki dengan memberikan suatu pemikiran dan sumbangsih supaya dapat menguasai agama dan sains secara keseluruhan bukan dipisah-pisahkan. Integrasi ilmu yang ditawarakan Said Nursi untuk menegasikan tema pengelompokkan disiplin ilmu agama secara implisit mengisyaratkan adanya dikotomi yang lazim dikalangan kaum muslimin tentang ilmu agama pada satu pihak, dikotomi yang muncul ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum dalam Islam ternyata masih bertahan dikalangan para pemikir dan praktisi pendidikan di banyak wilayah dunia Muslim baik dalam tingkat konsepsi maupun kelembagaan pendidikan.

Said Nursi memadukan metode tafakur dan tadabur dalam berbagai tulisannya, Said Nursi menekankan pentingnya alam semesta sebagai sebuah teks Tuhan yang perlu dibaca dan dipelajari. Metode dalam tulisannya tersebut harapannya menjadi penyeimbang bagi kecenderungan pola pikir materialistik yang berkembang dalam iptek sehingga terciptanya keseimbangan antara perkembangan iptek dan keyakinan agama.

Itulah sekilas gambaran tentan Badiuzzaman Said Nursi. Ketertarikan untuk dijadikan tema penulisan adalah: pertama, belum adanya yang membahas pemikiran Badiuzzaman Said Nursi dalam bentuk skripsi di Departemen Pendidikan sejarah UPI, kedua ingin mengetahui lebih jauh latar belakang kehidupan dan pemikiran Badiuzzaman Said Nursi dalam bidang pendidikan dan ketiga menganalisis bagaimana pengaruh pemikiran pendidikan Islam Badiuzzaman said Nursi di Turki. Maka dituangkanlah melalui judul : Pemikiran

Badiuzzaman Said Nursi tentang Pendidikan Islam dan Pengaruhnya di Turki (1924-1960)

1.2Rumusan Masalah Penelitian

Dari latar belakang diatas dapatlah dikemukakan beberapa permasalahan dan pertanyaan yang akan berkaitan dengan penulisan yang ingin dikaji oleh penulis, terutama mengenai apa yang menjadi pokok permasalahan yaitu berkaitan dengan bagaimana pemikiran Badiuzzaman Said Nursi tentang pendidikan Islam


(13)

dan pengaruhnya di Turki (1924-1960)? Adapun untuk memperjelas pembahasan, dirumuskan beberapa pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi sosial politik dan pendidikan di Turki pasca Perang Dunia I?

2. Bagaimana latar belakang kehidupan Badiuzzaman Said Nursi?

3. Apa pokok-pokok pemikiran Badiuzzaman Said Nursi tentang pendidikan Islam?

4. Bagaimana pengaruh pemikiran Badiuzzaman Said Nursi terhadap pendidikan Islam di Turki tahun 1924-1960?

1.3Tujuan Penelitian

Melihat rumusan masalah yang telah penulis kemukakan, penelitian ini memiliki tujuan untuk menjawab pertanyaan mengenai “Bagaimana pemikiran Badiuzzaman Said Nursi tentang pendidikan Islan dan pengaruhnya di Turki (1924-1960)?”. Adapun tujuan yang ingin diperoleh dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Memaparkan kondisi sosial politik dan pendidikan di Turki pasca Perang Dunia I

2. Memaparkan latar belakang kehidupan Badiuzzaman Said Nursi

3. Menganalisis pokok-pokok pemikiran Badiuzzaman Said Nursi tentang pendidikan Islam

4. Mendeskripsikan pengaruh pemikiran Badiuzzaman Said Nursi terhadap pendidikan Islam di Turki tahun 1924-1960

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yang dilakukan penulis dalam penulisan skripsi ini antara lain:

1. Menambah khazanah pemikiran Islam tentang pendidikan 2. Memperkaya penulisan mengenai sejarah Turki


(14)

3. Menjadi referensi bagi siswa atau mahasiswa dalam pengembangan penulisan sejarah

1.5Struktur Organisasi

Untuk memudahkan memahami penulisan ini, maka penulis menggunakan sistematika sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan. Membahas tentang latar belakang penelitian masalah yang didalamnya termuat penjelasan mengapa masalah yang diteliti timbul dan penting serta memuat alasan mengapa memilih masalah tersebut menjadi judul. Bab ini juga berisi perumusan masalah yang diturunkan kepada beberapa pertanyaan untuk memudahkan penulis mengkaji dan mengarahkan pembahasan, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi.

Bab II Kajian Pustaka dan Landasan Teori. Berisi analisis terhadap berbagai sumber ilmiah yang berhubungan dengan tema penulisan skripsi seperti biografi Badiuzzaman Said Nursi, pemikiran Badiuzzaman Said Nursi tentang pendidikan, kondisi sosial politik dan pengaruh Badiuzzaman Said Nursi di Turki. Serta landasan teoritis yang bertujuan untuk kerangka acuan berpikir penulis dalam penulisan skripsi.

Bab III Metode Penelitian. Berisi tahapan-tahapan secara rinci dalam menyusun skripsi. Yaitu: Heuristik yang mencangkup proses pengambilan dan pengumpulan sumber-sumber yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi. Kritik yaitu proses pengolahan data sehingga dapat dipertanggung jawabkan. Intepretasi yaitu penafsiran terhadap sumber-sumber sejarah yang ada secara relevan. Historiografi yaitu penulisan fakta-fakta yang sudah dikumpulkan dan dikritik tersebut kedalam sebuah tulisan.

Bab IV Pemikiran dan Pengaruh Pendidikan Islam Badiuzzaman Said Nursi di Turki tahun 1924-1960. Bab ini merupakan isi dari skripsi. Berisi penjelasan dan pemaparan yang dipertanyakan dalam rumusan masalah secara jelas, yaitu bagaimana pemikiran Badiuzzaman Said Nursi tentang pendidikan Islam dan pengaruhnya di Turki.


(15)

Bab V Simpulan dan Saran. Membahas kesimpulan yang merupakan jawaban dan analisis terhadap masalah-masalah secara keseluruhan. Hasil temuan akhir ini memberikan pendangan dan interpretasi penelitian tentang inti dari pembahasan yang dikaji. Dan saran utuk menjadi acuan dalam penelitian selanjutnya .


(16)

43

Pada bab ini membahas secara terperinci mengenai metode dan teknik penelitian yang akan digunakan oleh penulis, berupa fakta berkaitan dengan pemikiran Badiuzzaman Said Nursi tentang Pendidikan Islam dan pengaruhnya di Turki 1924-1960. Metode yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah metode historis dan menggunakan teknik studi literatur sebagai teknik penelitiannya.

Dalam kamus The New Lexicon yang dikutip oleh Sjamsuddin (2007, hlm. 14) menjelaskan definisi metodologi ialah suatu cabang filsafat yang berhubungan dengan ilmu tentang metode atau prosedur. Suatu sistem tentang metode-metode dan aturan-aturan yang digunakan dalam sains (science). Kaitanya dengan ilmu sejarah, dengan sendirinya metode sejarah ialah “bagaimana

mengetahui sejarah”, sedangkan metodologi ialah “mengetahuai bagaimana mengetahui sejarah” (Sjamsuddin, 2007, hlm. 14). Sedangkan menurut Gottschalk

(1985, Hlm. 32) mengungkapkan bahwa metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau dan hasilnya berupa rekonstruksi imajinatif atau historiografi.

Dalam Sjamsuddin (2007, hlm. 85-155) langkah-langkah metode historis terdiri atas :

1. Heuristik, yang berarti kegiatan dalam mencari sumber-sumber untuk mendapatkan data-data, atau materi sejarah, atau evidensi sejarah. Pada tahap ini, penulis berusaha mencari dan mengumpulkan sumber-sumber yang berkaitan dengan pemikiran Badiuzzaman Said Nursi tentang pendidikan Islam dan pengaruhnya di Turki. Semua sumber sejarah yang dikumpulkan penulis berupa sumber-sumber tertulis yang terdiri dari buku-buku, jurnal, dan sumber tertulis lainnya yang penulis dapatkan dari hasil kunjungan ke beberapa toko buku, perpustakaan, dan koleksi pribadi dan sahabat.


(17)

2. Kritik (Eksternal dan Internal), pada tahap kritik dibagi menjadi dua, yaitu kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal suatu penelitian atas asal-usul dari sumber, terdapat 4 (empat) hal yang harus diperhatikan dalam meneliti sumber yaitu : otentisitas, Deteksi Sumber Palsu, Integritas dan melakukan Penyuntingan. Sedangkan kritik internal lebih menekankan aspek dalam yaitu isi dari sumber (Sjamsuddin, 2007, hlm. 134-143).

3. Historiografi (penulisan sejarah), sebagai langkah terakhir dalam tahapan penelitian sejarah. Tahapan ini mencakup interpretasi sejarah, eksplanasi sejarah sampai kepada presentasi atau pemaparan sejarah sebenar-benarnya. Langkah ini merupakan kegiatan menyusun sumber sejarah yang ditemukan, di analisis dan interprestasikan sehingga menjadi suatu cerita sejarah. Interprestasi bertujuan untuk melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah dan bersama-sama dengan teori-teori disusunlah fakta itu ke dalam suatau interprestasi yang menyeluruh, sehingga dapat dikatakan sebagai suatu bentuk analisis. Sehingga menghasilkan cerita sejarah yang menarik dan dapat dipercaya kebenarannya. Saat melakukan penulisan sejarah, dibutuhkan penggunaan bahasa yang baik agar tidak terjadi suatu multi tafsir terhadap suatu peristiwa sejarah. Serta kemampuan dalam mengolah data, fakta dan bukti sejarah secara tepat.

Berikut langkah-langkah penelitian sendiri terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu persiapan penelitian, pelaksanaan peneltian dan laporan penelitian. Berikut akan dijelaskan mengenai ketiga tahap tersebut di atas, yaitu :

3.1 Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian merupakan langkah awal yang dilakukan penulis untuk memulai melakukan kegiatan penelitian (Lubis, 2013, hlm. 32). adapun persiapan penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut :


(18)

3.1.1 Penentuan dan Pengajuan Tema Penelitian

Langkah awal yang dilakukan oleh penulis sebelum melakukan penelitian adalah menentukan tema atau memilih topik penelitian. Topik penelitian yang dipilih oleh penulis adalah mengenai Sejarah Intelektual. Mengenai pemikiran salah satu tokoh berpengaruh di Turki. Hal ini karena ketertarikan penulis terhadap sejarah negara Turki, negara yang memiliki percampuran kebudayaan yang unik akibat letak geografisnya, dimana sebagaian daerahnya ada di Asia sedangkan sebagian yang lain ada di Eropa, penulis juga memiliki ketertarikan pula terhadap sejarah perkembangan Islam, termasuk mengenai sejarah Turki Ustmani. Selain itu, munculnya paham sekuler di Turki sampai kemudian runtuhnya khilafahan dan kemudian kondisi masyarakat Turki setelah menjadi negara Republik membuat penulis menginginkan mengkaji lebih dalam mengenai negara Turki.

Hal tersebut mendorong penulis untuk membaca artikel-artikel mengenai Turki dan tokoh-tokoh berpengaruh sekitar masa keruntuhan khilafahan, dan akhirnya penulis menemukan sosok tokoh Turki yang berpengaruh di bidang dakwah dan pendidikan yakni Said Nursi yang akrab dengan gelar Badiuzzaman (keajaiban zaman). Oleh karena itu, penulis memutuskan untuk menulis penelitian tentang pemikiran Badiuzzaman Said Nursi mengenai pendidikan Islam. Penulis mencoba mengajukan proposal skripsi kepada dosen SPKI Bapak Drs. H. Ayi Budi Santosa, M.Si dalam mata kuliah SPKI.

Setelah penulis mendapatkan judul yang sesuai maka penulis mengajukan rancangan judul penelitian kepada dewan yang secara khusus menangani penulisan skripsi di Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS UPI yaitu Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS). Judul yang diajukan penulis adalah

“Pemikiran Badiuzzam Said Nursi Tentang Pendidikan Islam dan Pengaruhnya di Turki 1924-1960”

3.1.2 Penyusunan Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah salah satu syarat yang harus diajukan oleh penulis sebelum melakukan penelitian. Rancangan ini sebagai kerangka dasar


(19)

yang diajukan dalam penyususnan laporan penelitian. Rancangan ini sebagai kerangka dasar yang diajukan dalam penyusunan laporan penelitian (lubis, 2013, hlm. 33). dan rancangan tersebut penulis buat dalam bentuk proposal skripsi. Proposal skripsi ini diajukan kepada TPPS untuk diperiksa terlebih dahulu sebelum diseminarkan dan untuk memastikan bahwa judul yang diajukan oleh penulis belum pernah ditulis dan diteliti di Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS UPI.

Adapun dalam proposal penelitian yang diajukan tersebut memuat tentang: a. Judul Penelitian

b. Latar Belakang Masalah c. Rumusan Masalah d. Tujuan Penelitian e. Manfaat Penelitian f. Kajian Pustaka g. Metode Penelitian h. Struktur Organisasi

Setelah proposal skripsi dinyatakan layak untuk diikutkan dalam seminar, penulis diperbolehkan melakukan seminar pra-Rancangan Penelitian Penulisan Skripsi yang selanjutnya dilaksanakan pada Rabu, 18 Febuari 2015 di Laboratorium Departemen Pendidikan Sejarah. Dalam seminar proposal tersebut, penulis mempresentasikan rancangan penelitian dihadapan calon dosen pembimbing skripsi dan TPPS untuk dikaji apakah penelitian tersebut dapat dilanjutkan dalam penulisan skripsi atau tidak. Dalam seminar tersebut penulis banyak mendapatkan masukan terutama dari calon dosen pembimbing skripsi.

Setelah penulis memberikan revisian proposal skripsi. Pengesahan penelitian dikeluarkan melalui surat keputusan dari Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS) Departemen Pendidikan Sejarah No: 05/TPPS/JPS/PEM/2015


(20)

pada tanggal 13 Maret 2015. Setelah disetujui, pengesahan untuk penulisan skripsi dikelurkan melalui Surat Keputusan Ketua Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS UPI dan sekaligus penentuan pembimbing skripsi, yaitu Bapak Drs. H. Ayi Budi Santosa, M.Si sebagai pembimbing I dan Drs. R. H. Achmad Iriyadi sebagai pembimbing II.

3.1.3 Konsultasi Kepada Pembimbing I dan II

Konsultasi merupakan kegiatan bimbingan dalam penyusunan skripsi yang dilakukan oleh penulis dengan Pembimbing I dan II yang telah ditunjuk oleh TPPS. Untuk penulisan skripsi kali ini, pembimbing yang ditunjuk oleh TPPS dalam membimbing penulis skripsi ini adalah Bapak Drs. H. Ayi Budi Santosa, M.Si sebagai pembimbing I dan Drs. R. H. Achmad Iriyadi sebagai pembimbing II. Dalam konsultasi kita mendapatkan pengarahan dalam proses penyusunan skripsi. Selain itu juga, dengan melakukan konsultasi secara teratur penulis banyak mendapatkan masukan baik itu berupa saran maupun kritik terhadap penulisan skripsi ini.

Proses bimbingan dilakukan secara berkelanjutan dan bersifat bebas. Konsultasi dilakukan setelah sebelumnya penulis menghubungi dosen pembimbing dan kemudian dibuat kesepakatan jadwal pertemuan antara dosen pembimbing dengan penulis. Pada setiap pertemuan membahas bab demi bab yang diajukan penulis, revisi bab sebelumnya, konsultasi sumber, serta teknik penulisan skripsi yang harus disesuaikan dengan EYD yang telah disempurnakan dan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah yang diterbitkan oleh Universitas Pendidikan Indonesia. Bukti penulis melakukan bimbingan penulisan skripsi tercatat dalam lembar frekuesi bimbingan yang diisi oleh dosen pembimbing setiap selesai melakukan bimbingan.

3.2 Pelaksanaan Penelitian

Pada bagian ini, penulis akan menguraikan tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan dalam menyusun penulisan skripsi ini. langkah yang ditempuh dalam mengkaji permasalahan yang diteliti dalam skripsi ini berdasarkan metode historis yang dikemukakan Sjamsuddin (2007, hlm. 85-155), yaitu Heuristik


(21)

(pengumpulan sumber); Kritik (Eksternal dan Internal); Historiografi (penulisan sejarah). Adapun tahapan-tahapan tersebut akan penulis uraikan sebagai berikut :

3.2.1 Pengumpulan Sumber (Heuristik)

Tahapan awal dalam melaksanakan penelitian adalah heuristik. Seperti yang dikemukakan Sjamsuddin (2007, hlm. 86), heuristik adalah kegiatan dalam mencari sumber-sumber untuk mendapatkan data-data, atau materi sejarah, atau evidensi sejarah. Pada tahap ini, penulis berusaha mencari berbagai sumber yang berhubungan dengan masalah penelitian. Sumber sejarah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber literatur berupa buku-buku baik yang berbahasa asing maupun berbahasa Indonesia. Sumber-sumber yang diperoleh merupakan sumber primer dan sekunder dalam bentuk buku-buku dan jurnal. Menurut Sjamsuddin (2007, hlm. 106), sumber kedua (secondary source) adalah apa yang telah ditulis sejarahwan sekarang atau sebelumnya berdasarkan sumber-sumber pertama. Hal ini dikarenakan penulis kesulitan mendapatkan keseluruhan kitab Risalah Nur yang ditulis Badiuzzaman Said Nursi. Kesulitan lainnya yaitu adanya buku-buku primer yang menggunakan bahasa Turki dan Arab. Sedangkan penulis memiliki keterbatasan dalam memahami bahasa Turki guna mengetahui isi dari buku-buku tersebut.

Teknik studi literatur dipakai untuk mengumpulkan sumber-sumber atau tulisan yang dianggap relevan dengan masalah penelitian. Hal ini dilakukan dengan jalan meneliti dan mengkaji hasil karya ilmiah penulis lain. Penulis berhasil mengumpulkan buku-buku sebagai sumber literatur tersebut dengan cara meminjam dari perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Di perpustakaan ini penulis mendapatkan sumber berupa buku antara lain: Mengerti Sejarah (1975) karya Gottschalk; Langkah Diplomasi Mustafa Kemal Pasha Dalam Mensejajarkan Turki Di Tengah Lingkungan Dengan Bangsa Barat (2013) karya Romiati Lubis; Ilmu Pendidikan (2003) karya Ahmad & Uhbiyat; Ilmu Pendidikan Islam (1992) karya Zakiah Drajat; Wajah Peradaban Barat (2005) karya Adian Husaini; Metode Penelitian Survey (1997) karya Masri dan Sofyan; Tokoh-Tokoh Besar Sepanjang Sejarah (2007) karya Sa’id Mursi; Metode


(22)

Penelitian Dalam Teori dan Praktek (1997) karya Joko Subagyo; Perspektif Tentang Perubahan Sosial (1993) karya Robert Laur.

Selain meminjam dari perpustakaan, penulis juga memiliki beberapa buku sumber koleksi pribadi penulis. Sumber koleksi tersebut antara lain: Sosiologi Perubahan Sosial (2011) karya Piötr Sztompka Metodologi Sejarah (2007) karya Helius Sjamsuddin; Islam dan Sekularisme di Turki Modern (1994) karya Mukti Ali; Kebangkitan Pos-Islamisme Analisis Strategi dan Kebijakan AKP Turki Memenangkan Pemilu (2012) karya Ahmad Dzakirin; Sosiologi Sekularisasi Suatu Kritik Konsep (1992) karya Peter E.Glasner; Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah (1992) karya Kartodirdjo; Agama dan Negara Dalam Perspektif Islam (2001) karya Muhammad Natsir; Sejarah dan Peradaban Islam (2004) karya Moh. Nurhakim; Dari Cermin Ke-Esaan Allah (koleksi risalah nur) (2003) karya Badiuzzaman Said Nursi; Renovasi Negeri Madani (2013) karya Arya Sandhiyudha; Dibawah Bendera Revolusi (1959) karya Soekarno; Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam (2011) karya Syamsul dan Erwin; Mobilitas dan Perubahan Sosial (2005) karya Didin Saripudin; Ijtihad Membangun Basis Gerakan (2010) karya Amin Sudarsono; Al-Kalimat (koleksi risalah nur) (2011) karya Badiuzzaman Said Nursi; Pengantar Ilmu Sosial (2008) karya Dadang Supardan; Biografi Intelektual Bdiuzzaman Said Nursi : Trasformasi Dinasti Usmani Menjadi Republik Turki (2007) karya Sukran Vahide; Sejarah Modern Turki (2003) Erik J. Zűrcher; Al-Lama’at (koleksi risalah nur) (2014) Badiuzzaman Said Nursi.

Sedangkan sumber koleksi dari rekan penulis, diantaranya adalah: Prinsip-Prinsip Pendidikan Akhlak Generasi Muda Menurut Badiuzzaman Said Nursi (2007) karya Afriantoni; Pendidikan Islam (Tradisi dan Modernisasi Menuju Millenium baru (2000) karya Ayzumardi Azra; The Risale-i Nur in The Context of Educational Principles and Methods (2002) karya Sakir Gozutok; Said Nursi: Tokoh Pembeharuan Pemikiran Islam di Turki (2008) karya Ihsan Latif; Bedee/u/zaman Said Noorsi karya Ihsan Nur Ne riyat; Said Nursi Pemikir dan Sufi Besar Abad 20 (Membebaskan Agama dari Dogmatisme dan Sekularisme) (2003) karya Ihsan Kasim Salih; Bediuzzaman Education Method (1992) karya


(23)

Adem Tatli; Madrasat Al-Anbiya’al-Imaniyyah, Al-Illiyyah wa Al-Akhlaqiyyah’Inda Al-Ustadz Said Nursi (2013) karya Muhbib Abdul Wahab; Bediuzzaman Said Nursi Sejarah dan perjuangannya (2001) karya Zaidin.

Sumber skripsi, tesis, dan jurnal, penulis dapat dari rekan penulis di perpustakaan IAIN Raden Fatah Palembang dan UI (Universitas Indonesia) dan internet. Sumber tertulis yang telah didapat kemudian dibaca, dipahami dan dikaji untuk melihat kesesuaiannya dengan permasalahan penelitian. Penulis mencatat hal-hal yang dianggap penting dari setiap sumber tersebut, diantaranya adalah daftar pustaka dan kutipan-kutipan yang diperlukan.

3.2.2 Kritik Sumber

Setelah melakukan proses pencarian sumber (heuristik), maka sumber-sumber yang telah terkumpul tersebut disusun berdasarkan beberapa kategori. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah penulis dalam menganalisis data-data dari setiap sumber tersebut. Langkah selanjutnya yang dilakukan penulis adalah melakukan kritik. Kritik sumber merupakan suatu tahapan dimana data dan informasi yang telah diperoleh, diselidiki kesesuaian, keterkaitan, dan keobjektifannya secara eksternal maupun internal (Lubis, 2013, hlm. 38).

Kritik sumber dilakukan karena berbagai sumber yang diperoleh tidaklah dapat diterima begitu saja oleh penulis, karena tidak semua sumber memiliki tingkat kebenaran yang sama. Fungsi kritik sumber bagi sejarahwan erat kaitannya dengan tujuan sejarahwan dalam mencari kebenaran (truth). Sejarawan selalu dihadapkan dengan kebutuhan untuk membedakan apa yang benar dan apa yang tidak benar (palsu, apa yang mungkin dan apa yang meragukan atau mustahil (Sjamsuddin, 2007, hlm. 131).

Dalam metode historis, kritik sumber dibagi menjadi dua macam yaitu kritik eksternal dan kritik internal, untuk lebih jelasnya sebagai berikut :

3.2.2.1 Kritik Eksternal

Kritik eksternal ialah cara melakukan klasifikasi atau pengujian dilihat dari aspek luarnya. Penelitian atas asal-usul dari sumber, suatu pemeriksaan atas


(24)

catatan atau peninggalan itu sendiri untuk mendapatkan semua informasi yang mungkin, dan untuk mengetahui apakah pada suatu waktu sejak asal mulanya sumber itu telah diubah oleh orang-orang tertentu atau tidak (Sjamsuddin, 2007, hlm. 134).

Menurut Sjamsuddin (2007, hlm. 134-143), terdapat 4 (empat) hal yang harus diperhatikan dalam meneliti sumber yaitu: otentisitas, Deteksi Sumber Palsu, Integritas dan melakukan penyuntingan. Peneliti melakukan kritik eksternal dengan cara melakukan penelusuran dan pengumpulan informasi mengenai penulis sumber sebagai salah satu cara untuk melihat karya-karya atau tulisan lain yang dihasilkannya. Hal tersebut, sebagaimana dikatakan Sjamsuddin (2007, hlm. 135) bahwa mengindentifikasi penulis adalah langkah pertama dalam menegakkan otentisitas. Untuk meminimalisir subjektifitas dari keterangan narasumber maka kritik sumber sengat dibutuhkan sehingga fakta-fakta sejarah akan terungkap dengan jelas. Selanjutnya, untuk mendeteksi sumber palsu bisa dideteksi melalui empat kategori, yaitu kriteria fisik, garis asal-usul dari dokumen atau sumber, tulisan tangan, isi dari sumber (Sjamsuddin, 2007, hlm. 139).

Saat melakukan kritik eksternal, penulis membagi ke dalam dua kategori yaitu kategori penulis sumber dan karakteristik sumber. Kategori penulis sumber dimaksudkan untuk mengetahui dari mana asal penulis, latar belakang penulis buku dan melihat kredibilitas pengarang buku tersebut. Sedangkan kategori karakteristik sumber yaitu membedakan dan mengelompokkan sumber dalam bentuk buku atau yang lainnya.

Penulis menggunakan tiga sumber primer masing-masing merupakan sumber dari kumpulan Risalah Nur karya Badiuzzaman Said Nursi yang sudah diterjemaahkan kedalam Bahasa Indonesia. Buku pertama yakni dari Cermin ke-Esaan Allah judul aslinya yakni The Reflection of the Divine. Diterjemaah oleh Sugeng Hariyanto dan Fathor Rasyid. Di terbitkan oleh Prenanda Media tahun 2003. Dari segi fisik buku ini dibuat dengan ukuran kecil 12x18 cm, dengan tebal 380 halaman, hal ini membuat buku tersebut mudah dibawa kemana saja. Tetapi karena buku ini dibeli penulis dengan keadaan buku bekas jadi secara tampilan


(25)

lebih kusam. Buku ini ditampilkan dengan pembagian tema-tema sesuai dengan Risalah Nur asli yang ditulis langsung Badiuzzaman Said Nursi.

Penerbit Prenanda Media menterjemaahkan beberapa karya Risalah Nur termasuk sumber kedua yang penulis dapatkan yakni buku yang berjudul Al-Kalimat di terjemaahkan oleh Fauzi Faisal Bahreisy. Berbeda dengan buku Cermin ke-Esaan Allah judul buku ini diterjemaahkan sesuai dengan judul asli dari kumpulan Risalah Nur karya Said Nursi, secara fisik buku yang diterbitkan tahun 2011 tidak terlihat kusam karena penulis membeli langsung baru dari penerbit secara online. Buku ini dibuat dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan buku pertama yakni 15x23 cm dengan 426 halaman, merupakan cetakan pertama dan satu-satunya buku Al-Kalimat yang sudah diterjemaahkan kedalam bahasa Indonesia.

Selanjutnya buku ketiga yakni Al-Lama’at penerbitnya adalah Risalah Nur Press, buku ini diterbitkan langsung oleh murid-murid Nur yang ada di Indonesia. Diterjemaahkan oleh Fauzy Bahreisy yang juga menterjemaahkan karya Risalah Nur Al-Kalimat tahun 2011. Al-Lama’at diterbitkan tahun 2014, buku dengan tebal 717 halaman dan dengan ukuran 15,5x23,5 cm ini adalah buku yang paling tebal dari semua kumpulan Risalah Nur. Secara fisik buku ini menggunakan kertas kuning ini membuat buku akan cepat lapuk kalau tidak dijaga dengan baik. Buku Al-Lama’at ini juga merupakan buku satu-satunya yang sudah diterjemaahkan kedalam bahasa Indonesia. Sebenarnya ada beberapa lagi buku yang merupakan kumpulan dari Risalah Nur yang sudah ditejemaahkan kedalam bahasa Indonesia tetapi buku-buku tersebut tidak berkaitan dengan penelitian penulis. Penulis menggunakan ketiga sumber primer tersebut karena sudah mencari informasi dari jurnal-jurnal yang meneliti Risalah Nur mengenai inti isi dari keseluruhan Risalah Nur, bahwa ketiga sumber primer tersebut menerangkan keterkaitan pengajaran, metode, pendekatan dalam pendidikan Islam yang diterapkan oleh Said Nursi.


(26)

Kebalikan dari kritik eksternal, kritik internal lebih menekankan kepada

aspek “dalam” yaitu isi dari sumber berupa kesaksian (testimoni), sehingga

sejarahwan harus memutuskan apakah data yang diperoleh dapat dipercaya atau tidak (Sjamsuddin, 2007, hlm. 143). Pelaksanaan kritik internal dilakukan penulis dengan cara melihat isi sumber dan membandingkannya dengan sumber lain, dalam konteks kajian yang sama. Pada tahapan ini penulis membaca sumber-sumber yang telah terkumpul, mengklasifikasikannya menurut konsep dan saling dibandingkan satu dengan yang lain. Hasil perbandingan sumber tersebut, akan diperoleh kepastian bahwa sumber-sumber tersebut memang layak dijadikan sumber rujukan penulis skripsi karena sesuai dengan kajian penelitian ini.

Keberadaan sumber-sumber tersebut diharapkan dapat membantu penulis dalam melengkapi isi tulisan, agar penulis tidak hanya melihat dari satu sudut pandang saja dan karya ilmiah ini dapat dibuat seobjektif mungkin. Berdasarkan hasil dari melakukan kritik internal. Penulis mendapatkan kesesuaian dan perbedaan pendapat dari berbagai penulis, dimana perbedaan pendapat tersebut berdasarkan latar belakang penulis yang berbeda. Perbedaan yang penulis dapatkan mengenai tahun kelahiran, keterlibatan Said Nursi dalam politik praktis, dan pemikiran Said Nursi dalam Tasawuf.

Contohnya dalam buku Biografi Intelektual Badiuzzaman Said Nursi karya ükran Vahide dan Badee-u-zaman Said Noorsi karya Ihsan Nur Ne riyat buku ini menggunakan bahasa Inggris. Keduanya adalah penulis yang berasal dari Turki, Vahide berpendapat bahwa Said Nursi lahir 1877 bedasarkan banyaknya sumber yang menyebutkan. Sedangkan Ne riyat berpendapat bahwa Said Nursi lahir tahun 1873. Selain itu perbedaan dari kedua buku biografi ini pun adalah

ketidaklengkapan buku biografi dari Ne riyat dalam memaparkan latar belakang kehidupan dan perjuangan Said Nursi. Buku biografi Ne riyat pun tidak dilengkapi dengan asal sumber yang didapatkan, hal ini membuat buku tersebut lemah secara keilmuan karena informasi dalam buku tersebut tidak diketahui sumbernya. Berbeda dengan buku biografi Said Nursi yang di tulis oleh Vahide, Vahide memaparkan secara rinci mengenai latar belakng kehidupan, perjuangan, Risalah Nur dan pengaruhnya. Vahide menggunakan sumber utama dari biografi


(27)

yang disusun oleh beberapa murid Said Nursi dan dari biografi dari keponakan Said Nursi yakni Abdurrahman. Dan melakukan wawancara serta mengkaji secara terperinci dari sumber Risalah Nur. Hal ini menjadikan biografi yang ditulis oleh Vahide menjadi rujukan utama seluruh peneliti Badiuzzaman Said Nursi di dunia, selain itu keunggulan dari buku Vahide ini adalah kehati-hatian Vahide dalam memperoleh sumber rujukan.

Mengenai keterlibatan Said Nursi dalam politik praktis dalam buku ini Vahide menuturkan ketika menjelang akhir-akhir masa hidupnya Said Nursi memberikan dan membantu Partai Demokrat itu disebabkan karena Partai Demokrat tidak bersikap keras terahadap kelompok-kelompok Islam dan juga membiarkan dakwah dan Risalah Nur menyebar. Vahide berpendapat bahwa Said Nursi melakukan perjuangan melalui dakwah dan pendidikan, juga tidak terlibat dalam aliran sufi. Sedangkan dalam jurnal Suhayib tahun 2013 yang berjudul Pemikiran Tasawuf Said Nursi dalam Pemberdayaan Politik (Al-Tamki Al-Siyasi) Masyarakat Muslim Turki (Studi Atas Kitab Al-Matsnawi An-Nuri), lebih memaparkan mengenai keterlibatan Said Nursi dalam politik dan berpendapat walaupun Said Nursi tidak memiliki aliran sufi, karya Said Nursi yakni Risalah Nur tidak bisa dilepaskan dari latarbelakang keluarga Said Nursi yang sufi. Maka, Suhayib dalam Jurnal yang diterbitkan oleh An-Nida di Malaysia memfokuskan kajian mengenai pemikiran Said Nursi pada bidang Tasawuf.

Buku selanjutnya adalah mengenai isi buku-buku primer yang penulis gunakan, pada buku dari cermin ke-Esaan Allah Said Nursi memaparkan bagaimana hubungan alam semesta, ilmu pengetahuan dengan dalil-dalil Al-Quran. Istilah-istilah Sains yang Said Nursi gunakan dengan disandingkan dalil-dalil Al-Quran sempat membuat penulis kesulitan memahami maksud dari apa yang ditulis Said Nursi. Karena dalam buku ini Said Nursi banyak menggunakan perumpamaan-perumpamaan yang menurut penulis akan sedikit mengalami kesulitan bagi pembaca awam. Sedang buku Al-Kalimat Said Nursi memaparkan nasihat-nasihat yang diberikan kepada para muridnya dan masyarakat secara umum, pada buku ini Said Nursi lebih menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Berbeda dengan kedua buku diatas dalam buku Al-Lama’at


(28)

Said Nursi memaparkan secara rinci bagaimana metode yang digunakan dalam pembelajaran seperti metode ceramah, metode diskusi, metode kisah, dan metode keteladanan.

Sedang beberapa sumber rujukan yang penulis ambil untuk menggali mengenai pemikiran Said Nursi dalam bidang pendidikan penulis dapatkan contohnya dari tesis Afriantoni berjudul Prinsip-Prinsip Pendidikan Akhlak Generasi Muda Menurut Badiuzzaman Said Nursi dan jurnal Maimunah berjudul Relevansi Metode dan Pendekatan Pendidikan Islam (Analisis Bediuzzaman Said Nursi dengan Pendidikan Islam Sekarang). Dalam tesis Afriantoni lebih menekankan mengenai pemikiran Said Nursi untuk membentuk akhlak, kekurangan dari tesis ini tidak dipaparkan bagaimana metode untuk menerapkan prinsisp-prinsip pendidikan akhal ini, pada tesis ini hanya dijelaskan bagaimana Said Nursi mementingkan pendidikan akhlak untuk generasi muda dan inplementasikan prinsip pendidikan akhlak tersebut kepada sistem pendidikan hari ini. Sedang dalam jurnal Maimunah dijelaskan bagaimana pemikiran Said Nursi mengenai pendidikan islam dan Said Nursi menggunakan 9 metode dan 7 pendekatan dalam pembelajaran, kekurangannya metode dan pendekatan tersebut tidak dijelaskan hanya berupa poin-poin hal ini membuat penulis tidak bisa mengambil rujukan secara rinci. Dan akhirnya penulis lebih mengkaji penerapan metode dan pendekatan melalui sumber primer yakni dalam kumpulan Rsalah Nur.

3.2.3 Laporan Penelitian (Historiografi)

Historiografi berarti pelukisan sejarah, gambaran sejarah tentang peristiwa yang terjadi pada waktu yang telah lalu (Ismaun, 2005, hlm. 28). Dengan kata lain, historiografi merupakan penulisan hasil penelitian yang dilakukan setelah selesai melakukan analisis dan penafsiran terhadap data dan fakta sejarah. Dalam historiografi, penulis menceritakan apa yang telah didapat dengan disertai penafsiran-penafsiran penulis sehingga tercipta suatu rekontruksi peristiwa sejarah yang utuh.


(29)

Penulis memberikan penafsiran terhadap fakta-fakta sejarah atau data-data yang diperoleh dari hasil kritik. Kemudian fakta yang telah diperoleh tersebut dirangkai dan dihubungkan satu sama lain, sehingga menjadi satu kesatuan yang selaras dimana peristiwa yang satu dimasukkan ke dalam konteks peristiwa-peristiwa lain yang melingkupnya (Ismaun, 2005, hlm. 59-60). Fakta yang telah ditafsirkan dan dimaknai oleh penulis kemudian disusun ke dalam beberapa pokok pikiran yang akan dijadikan sebagai kerangka pemikiran penulisan sejarah yang utuh.

Menurut Sjamsuddin (2007, hlm. 158-159), ketika seorang sejarahwan menulis, sebenarnya kieinginannya adalah untuk menjelaskan (ekspalanasi) sejarah, melalui dua dorongan yaitu mencipta ulang (re-create) dan menafsirkan (interpret). Disadari atau tidak para sejarawan berpegang pada salah satu atau kombinasi beberapa filsafat sejarah tertentu yang menjadi dasar penafsirannya.

Menurut Sjamsuddin (2007, hlm. 163-170), terdapat dua macam cara penafsiran yang ada kaitannya dengan faktor-faktor pendorong sejarah, yaitu determinisme dan kemauan bebas manusia serta kebebasan manusia mengambil keputusan. Filsafat sejarah yang deterministik menekankan kepada faktor keturunan dan lingkungan fisik, dimana deterministik menolak semua penyebab yang berdasarkan kebebasan manusia dalam menentukan dan mengambil keputusan sendiri, sehingga membuat manusia menjadi seperti robot yang kekuatannya ditentukan oleh kekuatan di luar dirinya. Di antara bentuk-bentuk penafsiran deterministik itu ialah deterministik rasial, penafsiran geografi, interpretasi ekonomi, penafsiran (teori) orang besar, penafsiran spriritual atau idealistik, penafsiran ilmu dan teknologi, penafsiran sosiologis, dan penafsiran sintetis. Berdasarkan berbagai bentuk penafsiran deterministik, penulis memilih untuk menggunakan penafsiran (teori) orang besar. Seluruh langkah-langkah penelitian yang dilakukan penulis diharapkan dapat memudahkan dalam proses

menafsirkan dan sebagai bentuk rekonstruksi yang mengambarkan “Pemikiran

Badiuzzaman Said Nursi tentang Pendidikan Islam dan Pengaruhnya di Turki”. Seorang sejarawan dalam tahap historiografi diharapkan memiliki kemampuan analitis dan kritis, sehingga hasil karya tulisnya menjadi karya tulis


(30)

ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Sebuah karya tulis dapat dikategorikan sebagai karya tulis ilmiah apabila telah memenuhi syarat-syarat keilmuan. Dari segi tata bahasa yang digunakan juga harus sesuai dengan kaidah yang berlaku, penyajian harus diuraikan secara sistematis dan kronologis, sesuai dengan aturan dalam pedoman penulisan karya ilmiah.

3.2.4 Pendekatan

Teknik pendekatan yang digunakan penulis dalam penelitian kali ini adalah teknik pendekatan interdisipliner. Pendekatan ini merupakan pendekatan dalam ilmu sejarah dengan menggunakan bantuan dari berbagai disiplin ilmu yang serumpun (ilmu-ilmu sosial). Penggunaan ilmu sejarah tetap menjadi prioritas, namun untuk mempertajam analisis, penulisan menggunakan ilmu bantu dari disiplin ilmu yang serumpun. Beberapa disiplin ilmu yang digunakan sebagai ilmu bantu dalam penelitian ini di anataranya adalah ilmu politik, sosiologi dan pendidikan.

3.3 Laporan Penelitian

Langkah ini merupakan langkah terakhir dari keseluruhan proses penelitian. Dalam metode historis, langkah ini disebut dengan historiografi. Sitem penulisan laporan ini dibuat secara kronologis sebagai alat untuk mengungkapkan bagaimana Pemikiran Badiuzzaman Said Nursi tentang Pendidikan Islam dan Pengaruhnya di Turki. Struktur organisasi skripsi ini dibagi ke dalam lima bagian, yaitu : Bab I Pendahuluan, Bab II Kajian Pustaka dan Landasan Teori, Bab III Metode Penelitian, Bab IV Pembahasan, dan Bab V Kesimpulan dan Saran.

3.3.1 Teknik Penulisan Laporan

Cara penulisan laporan penelitian ini didasarkan pada fokus pembahasan. Pada laporan ini, penulisan memilih fokus tema yaitu menyajikan teori dan konsep yang muncul dari pemikiran Badiuzzaman Said Nursi tentang pendidikan Islam dan pengaruhnya di Turki. penulis juga menggunakan teori dan konsep dalam mengemukakan permasalahan penelitian ini agar penulisan menjadi lebih


(31)

kuat dan memiliki Fondasi. Terori dan konsep yang penulis gunakan teori perubahan sosial, konsep nasionalisme, konsep sekulerisme, konsep reformasi.

Tekni penulisan dalam skripsi ini menggunakan sistem Harvard. Penggunaan sistem ini digunakan penulis karena disesuaikan dengan hal yang lazim digunakan di akademisi Universitas Pendidikan Indonesia dalam penulisan karya ilmiah. Penulisan sistem Harvard ini dirujuk dari buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah yang diterbitkan oleh Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2012.

3.3.2 Langkah-langkah penulisan Laporan

Langkah penulisan skripsi ini, dibagi dalam tahap awal dan tahap akhir

atau tahap penulisan yang sebenarnya. Pada tahap awal dilakukan pengumpulan materi dan pengelompokkan data. Upaya pengumpulan sumber dilakukan penulis sejak mengikuti mata kuliah Seminar Penulisan Karya Ilmiah yaitu sekitar oktober 2014. Pada penulisan ini, data yang dipakai dalam setiap bagian atau bab, terdapat perbedaan sesuai dengan titik berat pembahasan dan pokok tujuan tertentu dari setiap bab. Tahap penulisan terakhir dilakukan setelah materi telah tersusun dan kerangka tulisan dibuat. Tulisan akhirnya dilakukan bab demi bab sesuai dengan proses penelitian yang dilakukan secara bertahap. Penulisan skripsi ini dimulai setelah seminar Pra-Rancangan Penulisan Skripsi yaitu tanggal 18 Febuari 2015, dan proses ini dilakukan dengan berbagai masukan dari pembimbing I dan II.


(32)

102

5.1 Simpulan

Setelah Perang Dunia I berakhir, kekhilafahan Turki Utsmani runtuh dan digantikan dengan Republik Turki. Ideologi sekuler berkembang pesat ketika itu, hal-hal yang berbau Islam dihilangkan seperti kebijakan hijab, warisan, pernikahan, adzan dan sholat menggunakan bahasa Turki, termasuk kebijakan pendidikan Islam, materi keagamaan dihapuskan di sekolah-sekolah dan madrasah-madrasah dibubarkan. Pemerintah Mustafa Kemal berpendapat jika negara Turki ingin maju maka Turki harus mengikuti budaya Barat.

Hal ini tentu membuat tokoh-tokoh Islam bereaksi, termasuk ulama besar ketika itu, Badiuzzaman Said Nursi. Said Nursi kemudian berjuang untuk menyelamatkan iman melalui dakwah dan pendidikan Islam. Said Nursi mengunjungi daerah-daerah untuk menyampaikan Risalah Nur kepada seluruh lapisan masyarakat, mendidik dan membimbing para muridnya untuk menjadi muslim yang tangguh dan kuat keimanannya

Badiuzzaman Said Nursi adalah ulama dan cendikiawan Turki yang telah mendedikasikan hidupnya untuk pendidikan dan dakwah demi terciptanya masyarakat yang beriman dan bermoral. Meskipun dalam perjuangannya Said Nursi dan murid-muridnya mengalami berbagai siksaan, mereka tidak pernah menyerah. Siksaan yang di dapatkannya mengantarkan sosok Said Nursi menjadi muslim yang teguh dan kuat hatinya, dan menambah semangat untuk terus melancarkan perjuangannya melalui jalur pendidikan Islam dan karyanya Risalah Nur.

Sebelum keruntuhan dinasti Turki Utsmani, Said Nursi pada tahun 1908 telah mengajukan sebuah proyek kepada Sultan Abdul Hamid II mengenai sistem pendidikan. Said Nursi juga mengajukan untuk membangun Universitas Islam di Anatolia timur dengan nama Madrasah Az-Zahra. Pada universitas tersebut studi keagamaan dipadukan dengan ilmu-ilmu alam. Tetapi hal tersebut tidak


(33)

mendapatkan reaksi yang positif dari Sultan. Sultan lebih melihat pendidikan Barat mampu membuat kemajuan pada Kerajaan Turki Utsmani. Akhirnya, pendidikan tersebut menciptakan generasi muda yang berideologikan sekuler yang pada akhirnya menghancurkan Kerajaan Turki Utsmani.

Setelah Perang Dunia I Turki berubah menjadi negara Republik sekuler. Dalam pandangan Said Nursi menyelamatkan iman dalam kondisi seperti saat itu hanya bisa dilakukan melalui jalur dakwah dan pendidikan. Said Nursi berpendapat bahwa pendidikan Islam mampu menciptakan masyarakat yang beriman dan bermoral. Ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari agama seperti yang dilakukan para kaum sekuler, karena hakikat ilmu itu datangnya dari Allah dan hanya Al-Quranlah sumber dari segala ilmu. Ilmu tanpa Iman akan membuat manusia tergelincir kepada jurang kehinaan dan kesombongan. Sedangkan Iman tanpa ilmu akan membuat manusia dalam kebodohan. Maka dari itu, ilmu pengetahuan dan agama tidak dapat dipisahkan, dia harus berjalan beriringan pada proses pendidikan.

Pembahasan mengenai metode dan pendekatan Pendidikan Islam, penulis memperoleh temuan-temuan, yaitu : Pertama, dalam melaksanakan pendidikan Islam, Said Nursi mengunakan 6 metode, yaitu : metode ceramah, metode debat atau diskusi, metode kisah, metode tematik, metode pendidikan diri sendiri (Self Education), dan metode keteladanan. Kedua, dalam pendidikan Islam Said Nursi menggunakan empat pendekatan yakni, pendekatan psikologi, pendekatan sosial kultural, pendekatan historis, pendekatan filosofis.

Pemikiran Said Nursi mengenai sitem pendidikan Islam dituangkan dalam karyanya yang fenomenal yakni Risalah Nur. Risalah Nur merupakan karya besar di abad ke-20, mempengaruhi pergerakan dunia Islam khususnya masyarakat di Turki, pengaruh tersebut dirasakan langsung oleh para generasi muda dan kaum wanita. Pengaruh pemikiran pendidikan Islam Said Nursi melalui Risalah Nur lambat laun membuat perubahan sosial budaya di Turki. Karena pengaruhnya yang begitu besar terhadap masyarakat di Turki pada masa pemerintahan partai Demokrat, Islam lambat laun mulai mendapatkan kedudukannya kembali di Turki. Dengan metode dan pendekatan pendidikan Islam Said Nursi telah


(34)

memberi motivasi semangat umat Islam untuk kembali pada fondasi keimanan mereka. Said Nursi merupakan pembeharu yang mampu melakukan perubahan cepat dalam semua dimensi kehidupan masyarakat Islam, begitu pula di bidang pendidikan. Hal tersebut bisa di buktikan dengan menyebarnya ide-ide, baik yang berkisar pada ilmu-ilmu keislaman praktis, maupun dalam aspek teoritisnya. Dengan tersebarnya masyarakat yang membaca dan mempelajari Risalah Nur maka model pendidikan Islam yang ia tawarkan mampu diakses dalam berbagai lapangan kehidupan.

5.2 Saran

Beberapa implikasi sebagaimana di atas mengisyaratkan adanya upaya upaya penelitian lebih lanjut. Adapun berdasarkan pemikiran Badiuzzaman Said Nursi tentang pendidikan Islam yang penulis kemukakan, masalah-masalah secara spesifik yang selanjutnya perlu kiranya untuk dikaji lebih lanjut antara lain :

1. Analisis politik kebijakan pendidikan pemerintah Turki terhadap gagasan Risalah Nur dalam upaya pembentukan masyarakat madani.

2. Rancangan kurikulum pendidikan Islam dalam proposal madrasah az-Zahra. 3. Etika belajar-mengajar dalam proses pendidikan Islam dalam pandangan Said

Nursi.

4. Guru yang profesional dalam pandangan Said Nursi. 5. Kriteria murid yang ideal dalam pandangan Said Nursi.


(35)

105

Afriantoni. (2007). Prinsip-Prinsip Pendidikan Akhlak Generasi Muda Menurut Badiuzzaman Said Nursi. Tesis Pascasarjana IAIN Raden Fatah. Palembang: Tidak diterbitkan.

Ahmad & Uhbiyat. (2003). Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Ali, M. (1994). Islam dan Sekularisme di Turki Modern. Jakarta: Djambatan Azra, A. (2003). Pendidikan Islam (Tradisi dan Modernisasi Menuju Millenium baru. Ciputat: Logos

Dzakirin, A. (2012). Kebangkitan Pos-Islamisme Analisis Strategi dan Kebijakan AKP Turki Memenangkan Pemilu. Solo: PT Era Adicipta Intermedia

Farndon, J. (2010). Sejarah Dunia. Yogyakarta: Platinum

Glasner, P. (1992). Sosiologi Sekularisasi Suatu Kritik Konsep. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana

Gottschalk. (1985). Mengerti Sejarah. Jakarta : Universitas Indonesia Press

Gozutok, S. (2002). The Risale-i Nur in The Context of Educational Principles and Methods (The Paper Presented In The Fifth International Symposium On Bediuzzaman Said Nursi), Istanbul: Sozler Publication

Husaini, A. (2005). Wajah Peradaban Barat. Jakarta: Gema Insani. Ismaun. (2005). Pengatar Ilmu Sejarah. Jakarta: Dirjen Dikti

Kartodirdjo, S. (1992). Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Latif, I. (2008). Said Nursi: Tokoh Pembeharuan Pemikiran Islam di Turki. Skripsi sarjana Universitas Indonesia Depok: Tidak diterbitkan


(36)

Lauer, R. (1993). Perspektif Tentang Perubahan Sosial. Jakarta: Rineka Cipta Lubis, R. (2013). Langkah Diplomasi Mustafa Kemal Pasha Dalam Mensejajarkan Turki Di Tengah Lingkungan Dengan Bangsa Barat. Skripsi sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak diterbitkan

Mursi, S. (2007). Tokoh-Tokoh Besar Sepanjang Sejarah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar

Neșriyat, I. (tanpa tahun terbit). Bedee/u/zaman Said Noorsi. Ankara: Hecbayram Nurhakim. (2004). Sejarah dan Peradaban Islam. Malang: UMM Press.

Nursi, S. (2003). Dari Cermin Ke-Esaan Allah (Dari Koleksi Risalah Nur). Jakarta: Prenada Media.

Nursi, S. (2011). Al-Kalimat (Dari Koleksi Risalah Nur). Jakarta: Anatolia Prenada Media.

Nursi, S. (2014). Al-Lama’at (Dari Koleksi Risalah Nur). Banten: Risalah Nur Sandhiyudha, A. (2013). Renovasi Negeri Madani. Bekasi: Duta Media Tama Soekarno. (1964). Dibawah Bendera Revolusi. Jakarta: Panitia Dibawah Bendera Revolusi.

Sjamsudin, H (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak

Syamsul & Erwin. (2011). Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Saripudin, D. (2005). Mobilitas dan Perubahan Sosial. Bandung: Masagi Foundation

Sudarsono, A. (2010). Ijtihad Membangun Basis Gerakan. Jakarta: Muda Cendikia


(37)

Suwito & Fauzan. (2003). Sejarah Pemikiran Para Tokoh Pendidikan. Bandung: Angkasa

Sztompka, P. (2011). Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada Media Group Tatli, A. (1992). Bediuzzaman Education Method (The Paper Presented in The Second International Symposium on Bediuzzaman Said Nursi: The Recontruction of Islamic Thought In The Twentieth Century and Bediuzzaman Said Nursi, 27-29 September 2000), Istanbul: Sozler Publication

Universitas Pendidikan Indonesia. 2013. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press

Vahide, S. (2007). Biografi Intelektual Bdiuzzaman Said Nursi : Trasformasi Dinasti Usmani Menjadi Republik Turki. Jakarta: Fajar Interpratama

Zaidin. (2001). Bediuzzaman Said Nursi Sejarah dan perjuangannya. Selangor Darul Ehsan, Malaysia: Malita Jaya Publisher.

Zulfahmi. (2014). Fethullah Gülen Sang Inspirator Gerakan Damai Masyarakat Sipil di Turki. Jakarta : UI-Press.

Zűrcher, E. (2003). Sejarah Modern Turki. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

JURNAL

Baidhawy, Z. (2012). Memecahkan Kebuntuan Teoretik Hubungan Islam dan Politik. [online]. Tersedia: e-journal.stainsalatiga.ac.id/ijtihad/article.view/134. Ijtihad Vol. 12 No. 2 Desember 2012 [19 Desember 2014]

Berghout, A. (2014). Importance of religion, Man and Knowledge in Civilization Development Views of Malik Bennabi and Said Nursi. [online]. Tersedia : journals.iium.edu.my/jiasia/index.php/islam/article/download/397/192. menulis jurnal di Journal of Islam in Asia, Vol. 10, No. 2. [19 Desember 2014]

Jaffree & Nayan. (2014). Riwayat Hidup Ringkas Badiuzzaman Said Nursi. [Online]. Tersedia: http://www.Saidnur.com/foreign/malay/risaller/nursitarihce. [19 Desember 2014]


(38)

Maimunah. (2014). Relevansi Metode dan Pendekatan Pendidikan Islam (Analisis Bediuzzaman Said Nursi dengan Pendidikan Islam Sekarang). [online]. www.scdindependent.org/search/label/jipvol.2.No.2may2014. jurnal Peuradeun Vol. II No. 02 May 2014. [19 Desember 2014]

Syauqi. (2013). Tren Modern dalam Islam di Turki; Telaah Penafsiran Badiuzzaman Said Nursi. [online]. simbi.kemenag.go.id/jurnal/20vol2013. Jurnal Bimas Islam Vol. 6 No. 4 Tahun 2013. [19 Desember 2014]

Suhayib. (2013). Pemikiran Tasawuf Said Nursi dalam Pemberdayaan Politik (Al-Tamki Al-Siyasi) Masyarakat Muslim Turki (Studi Atas Kitab Al-Matsnawi An-Nuri). [online] jurnal-lppm.uin-suska.ac.id/anida&vol=38&no=1. Jurnal An-nida’ Vol. 38 No. 1 Januari – Juni 2013. [19 Desember 2014]

Ahmad. (2007). Metode dan Pendekatan Pendidikan Islam Badiuzzaman Said Nursi. [online] https://ml.scribd.com/doc/136391952/Tesis-Ahmad [21 Desember 2014]


(1)

mendapatkan reaksi yang positif dari Sultan. Sultan lebih melihat pendidikan Barat mampu membuat kemajuan pada Kerajaan Turki Utsmani. Akhirnya, pendidikan tersebut menciptakan generasi muda yang berideologikan sekuler yang pada akhirnya menghancurkan Kerajaan Turki Utsmani.

Setelah Perang Dunia I Turki berubah menjadi negara Republik sekuler. Dalam pandangan Said Nursi menyelamatkan iman dalam kondisi seperti saat itu hanya bisa dilakukan melalui jalur dakwah dan pendidikan. Said Nursi berpendapat bahwa pendidikan Islam mampu menciptakan masyarakat yang beriman dan bermoral. Ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari agama seperti yang dilakukan para kaum sekuler, karena hakikat ilmu itu datangnya dari Allah dan hanya Al-Quranlah sumber dari segala ilmu. Ilmu tanpa Iman akan membuat manusia tergelincir kepada jurang kehinaan dan kesombongan. Sedangkan Iman tanpa ilmu akan membuat manusia dalam kebodohan. Maka dari itu, ilmu pengetahuan dan agama tidak dapat dipisahkan, dia harus berjalan beriringan pada proses pendidikan.

Pembahasan mengenai metode dan pendekatan Pendidikan Islam, penulis memperoleh temuan-temuan, yaitu : Pertama, dalam melaksanakan pendidikan Islam, Said Nursi mengunakan 6 metode, yaitu : metode ceramah, metode debat atau diskusi, metode kisah, metode tematik, metode pendidikan diri sendiri (Self Education), dan metode keteladanan. Kedua, dalam pendidikan Islam Said Nursi menggunakan empat pendekatan yakni, pendekatan psikologi, pendekatan sosial kultural, pendekatan historis, pendekatan filosofis.

Pemikiran Said Nursi mengenai sitem pendidikan Islam dituangkan dalam karyanya yang fenomenal yakni Risalah Nur. Risalah Nur merupakan karya besar di abad ke-20, mempengaruhi pergerakan dunia Islam khususnya masyarakat di Turki, pengaruh tersebut dirasakan langsung oleh para generasi muda dan kaum wanita. Pengaruh pemikiran pendidikan Islam Said Nursi melalui Risalah Nur lambat laun membuat perubahan sosial budaya di Turki. Karena pengaruhnya yang begitu besar terhadap masyarakat di Turki pada masa pemerintahan partai


(2)

104

memberi motivasi semangat umat Islam untuk kembali pada fondasi keimanan mereka. Said Nursi merupakan pembeharu yang mampu melakukan perubahan cepat dalam semua dimensi kehidupan masyarakat Islam, begitu pula di bidang pendidikan. Hal tersebut bisa di buktikan dengan menyebarnya ide-ide, baik yang berkisar pada ilmu-ilmu keislaman praktis, maupun dalam aspek teoritisnya. Dengan tersebarnya masyarakat yang membaca dan mempelajari Risalah Nur maka model pendidikan Islam yang ia tawarkan mampu diakses dalam berbagai lapangan kehidupan.

5.2 Saran

Beberapa implikasi sebagaimana di atas mengisyaratkan adanya upaya upaya penelitian lebih lanjut. Adapun berdasarkan pemikiran Badiuzzaman Said Nursi tentang pendidikan Islam yang penulis kemukakan, masalah-masalah secara spesifik yang selanjutnya perlu kiranya untuk dikaji lebih lanjut antara lain :

1. Analisis politik kebijakan pendidikan pemerintah Turki terhadap gagasan Risalah Nur dalam upaya pembentukan masyarakat madani.

2. Rancangan kurikulum pendidikan Islam dalam proposal madrasah az-Zahra. 3. Etika belajar-mengajar dalam proses pendidikan Islam dalam pandangan Said

Nursi.

4. Guru yang profesional dalam pandangan Said Nursi. 5. Kriteria murid yang ideal dalam pandangan Said Nursi.


(3)

Afriantoni. (2007). Prinsip-Prinsip Pendidikan Akhlak Generasi Muda Menurut Badiuzzaman Said Nursi. Tesis Pascasarjana IAIN Raden Fatah. Palembang: Tidak diterbitkan.

Ahmad & Uhbiyat. (2003). Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Ali, M. (1994). Islam dan Sekularisme di Turki Modern. Jakarta: Djambatan Azra, A. (2003). Pendidikan Islam (Tradisi dan Modernisasi Menuju Millenium baru. Ciputat: Logos

Dzakirin, A. (2012). Kebangkitan Pos-Islamisme Analisis Strategi dan Kebijakan AKP Turki Memenangkan Pemilu. Solo: PT Era Adicipta Intermedia

Farndon, J. (2010). Sejarah Dunia. Yogyakarta: Platinum

Glasner, P. (1992). Sosiologi Sekularisasi Suatu Kritik Konsep. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana

Gottschalk. (1985). Mengerti Sejarah. Jakarta : Universitas Indonesia Press

Gozutok, S. (2002). The Risale-i Nur in The Context of Educational Principles and Methods (The Paper Presented In The Fifth International Symposium On Bediuzzaman Said Nursi), Istanbul: Sozler Publication

Husaini, A. (2005). Wajah Peradaban Barat. Jakarta: Gema Insani. Ismaun. (2005). Pengatar Ilmu Sejarah. Jakarta: Dirjen Dikti

Kartodirdjo, S. (1992). Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Latif, I. (2008). Said Nursi: Tokoh Pembeharuan Pemikiran Islam di Turki. Skripsi sarjana Universitas Indonesia Depok: Tidak diterbitkan


(4)

106

Lauer, R. (1993). Perspektif Tentang Perubahan Sosial. Jakarta: Rineka Cipta Lubis, R. (2013). Langkah Diplomasi Mustafa Kemal Pasha Dalam Mensejajarkan Turki Di Tengah Lingkungan Dengan Bangsa Barat. Skripsi sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak diterbitkan

Mursi, S. (2007). Tokoh-Tokoh Besar Sepanjang Sejarah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar

Neșriyat, I. (tanpa tahun terbit). Bedee/u/zaman Said Noorsi. Ankara: Hecbayram Nurhakim. (2004). Sejarah dan Peradaban Islam. Malang: UMM Press.

Nursi, S. (2003). Dari Cermin Ke-Esaan Allah (Dari Koleksi Risalah Nur). Jakarta: Prenada Media.

Nursi, S. (2011). Al-Kalimat (Dari Koleksi Risalah Nur). Jakarta: Anatolia Prenada Media.

Nursi, S. (2014). Al-Lama’at (Dari Koleksi Risalah Nur). Banten: Risalah Nur Sandhiyudha, A. (2013). Renovasi Negeri Madani. Bekasi: Duta Media Tama Soekarno. (1964). Dibawah Bendera Revolusi. Jakarta: Panitia Dibawah Bendera Revolusi.

Sjamsudin, H (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak

Syamsul & Erwin. (2011). Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Saripudin, D. (2005). Mobilitas dan Perubahan Sosial. Bandung: Masagi Foundation

Sudarsono, A. (2010). Ijtihad Membangun Basis Gerakan. Jakarta: Muda Cendikia


(5)

Suwito & Fauzan. (2003). Sejarah Pemikiran Para Tokoh Pendidikan. Bandung: Angkasa

Sztompka, P. (2011). Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada Media Group Tatli, A. (1992). Bediuzzaman Education Method (The Paper Presented in The Second International Symposium on Bediuzzaman Said Nursi: The Recontruction of Islamic Thought In The Twentieth Century and Bediuzzaman Said Nursi, 27-29 September 2000), Istanbul: Sozler Publication

Universitas Pendidikan Indonesia. 2013. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press

Vahide, S. (2007). Biografi Intelektual Bdiuzzaman Said Nursi : Trasformasi Dinasti Usmani Menjadi Republik Turki. Jakarta: Fajar Interpratama

Zaidin. (2001). Bediuzzaman Said Nursi Sejarah dan perjuangannya. Selangor Darul Ehsan, Malaysia: Malita Jaya Publisher.

Zulfahmi. (2014). Fethullah Gülen Sang Inspirator Gerakan Damai Masyarakat Sipil di Turki. Jakarta : UI-Press.

Zűrcher, E. (2003). Sejarah Modern Turki. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. JURNAL

Baidhawy, Z. (2012). Memecahkan Kebuntuan Teoretik Hubungan Islam dan Politik. [online]. Tersedia: e-journal.stainsalatiga.ac.id/ijtihad/article.view/134. Ijtihad Vol. 12 No. 2 Desember 2012 [19 Desember 2014]

Berghout, A. (2014). Importance of religion, Man and Knowledge in Civilization Development Views of Malik Bennabi and Said Nursi. [online]. Tersedia : journals.iium.edu.my/jiasia/index.php/islam/article/download/397/192. menulis jurnal di Journal of Islam in Asia, Vol. 10, No. 2. [19 Desember 2014]

Jaffree & Nayan. (2014). Riwayat Hidup Ringkas Badiuzzaman Said Nursi. [Online]. Tersedia: http://www.Saidnur.com/foreign/malay/risaller/nursitarihce.


(6)

108

Maimunah. (2014). Relevansi Metode dan Pendekatan Pendidikan Islam (Analisis Bediuzzaman Said Nursi dengan Pendidikan Islam Sekarang). [online]. www.scdindependent.org/search/label/jipvol.2.No.2may2014. jurnal Peuradeun Vol. II No. 02 May 2014. [19 Desember 2014]

Syauqi. (2013). Tren Modern dalam Islam di Turki; Telaah Penafsiran Badiuzzaman Said Nursi. [online]. simbi.kemenag.go.id/jurnal/20vol2013. Jurnal Bimas Islam Vol. 6 No. 4 Tahun 2013. [19 Desember 2014]

Suhayib. (2013). Pemikiran Tasawuf Said Nursi dalam Pemberdayaan Politik (Al-Tamki Al-Siyasi) Masyarakat Muslim Turki (Studi Atas Kitab Al-Matsnawi An-Nuri). [online] jurnal-lppm.uin-suska.ac.id/anida&vol=38&no=1. Jurnal An-nida’ Vol. 38 No. 1 Januari – Juni 2013. [19 Desember 2014]

Ahmad. (2007). Metode dan Pendekatan Pendidikan Islam Badiuzzaman Said Nursi. [online] https://ml.scribd.com/doc/136391952/Tesis-Ahmad [21 Desember 2014]