Analisis Biaya Struktur Baja Yang Difabrikasi Di Pabrik dan Di Lapangan.

(1)

ANALISIS BIAYA STRUKTUR BAJA YANG DIFABRIKASI

DI PABRIK DAN DI LAPANGAN

Dina Oktorina NRP : 0321084

Pembimbing : Yohanes L. D. Adianto, Ir., MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

ABSTRAK

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini berdampak pada kemajuan di berbagai bidang, termasuk teknik sipil. Dengan memperhitungkan efisiensi kerja dan waktu dewasa ini elemen struktur tidak hanya diproses di lapangan. Hanya dengan mengirimkan gambar dan denah strukturnya saja, kontraktor dapat memesan kebutuhan baja dan ketika tiba di lapangan hanya tinggal dirakit saja.

Dalam setiap proyek konstruksi, selalu terdapat tiga constrain yaitu waktu, kualitas pekerjaan, dan biaya. Masalah yang sering terjadi adalah bagaimana mencapai kualitas pekerjaan yang baik dengan biaya seminimal mungkin. Untuk mencapai tujuan ini, seorang kontraktor pelaksana harus dapat memilih sebuah alternatif pelaksanaan konstruksi yang optimal. Dalam optimasi biaya proyek konstruksi baja, ada beberapa alternatif yang dapat diperhitungkan. Pada Tugas Akhir ini dibandingkan alternatif pekerjaan fabrikasi, yaitu alternatif pertama pekerjaan fabrikasi dan erection dilakukan oleh pihak pabrik, alternatif kedua pekerjaan fabrikasi sampai dengan cutting list dilakukan di pabrik, erection dilakukan oleh sendiri (kontraktor), dan alternatif ketiga memesan bahan mentah dari pabrik, pekerjaan fabrikasi dan erection dilakukan oleh sendiri (kontraktor).

Pada Tugas Akhir ini analisis dilakukan pada proyek pembangunan gedung sarana dan prasarana PT. Pikiran Rakyat Bandung.

Analisis biaya struktur baja yang diperhitungkan antara lain biaya bahan, biaya fabrikasi (pemotongan, pengelasan, pelubangan, pengecatan), biaya peralatan, biaya transportasi, biaya pembongkaran material dan biaya keseluruhan.

Dari analisis perhitungan terlihat bahwa alternatif pekerjaan fabrikasi sampai dengan cutting list dilakukan di pabrik memberikan hasil optimal. Hal ini terlihat dari biaya totalnya sebesar Rp. 462.470.252,64, sedangkan untuk pekerjaan fabrikasi oleh pihak pabrik sebesar Rp.564.700.270,00 dan untuk pekerjaan fabrikasi dilakukan oleh sendiri (kontraktor) Rp.482.911.011,00. Jadi, alternatif pekerjaan fabrikasi sampai dengan cutting list dilakukan di pabrik merupakan alternatif yang efektif dilihat dari segi optimasi biaya konstruksi.


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR... i

SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR... ii

ABSTRAK... iii

PRAKATA... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR ISTILAH... ix

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang... 1

1.2Tujuan Penelitian... 2

1.3Pembatasan Masalah... 2

1.4Sistematika Penulisan... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan... 5

2.2 Estimasi Biaya Konstruksi... 6

2.2.1 Biaya Bahan/Material... 6

2.2.2 Biaya Upah dan Tenaga Kerja... 7


(3)

2.3 Rencana Anggaran Biaya (RAB)... 10

2.4 Biaya Pembangunan Konstruksi Baja... 11

2.5 Proses Perhitungan Biaya Proyek Konstruksi Baja... 11

2.6 Proses Fabrikasi dalam Konstruksi Baja... 14

2.6.1 Proses Pemeriksaan Bahan... 15

2.6.2 Proses Pembuatan Full Size Drawing... 15

2.6.3 Proses Marking... 15

2.6.4 Proses Pemotongan... 16

2.6.5 Proses Pengelasan... 16

2.6.6 Proses Assembling... 17

2.6.7 Proses Pengecatan... 17

2.6.8 Galvanisasi... 18

2.6.9 Workshop... 19

2.7 Tahap-Tahap Pelaksanaan Fabrikasi... 20

2.7.1 Fabrikasi di Pabrik Baja... 20

2.7.2 Fabrikasi di Lapangan... 24

2.8 Pemasangan Konstruksi di Lapangan (Erection)... 24

2.9 Waktu Pelaksanaan... 26

BAB 3 STUDI KASUS 3.1 Data Umum Proyek... 27

3.2 Daftar Harga Bahan... 29

3.3 Tahap Pembayaran Fabrikasi di Pabrik... 30


(4)

BAB 4 ANALISIS DATA

4.1 Analisis Fabrikasi di Pabrik Baja... 32

4.1.1 Perhitungan Biaya Bahan dan Fabrikasi... 34

4.1.2 Perhitungan Biaya Transportasi Material... 38

4.1.3 Perhitungan Biaya Pembongkaran Material... 39

4.1.4 Perhitungan Biaya Keseluruhan... 39

4.2 Analisis Fabrikasi Sampai dengan Cutting List di Pabrik... 40

4.2.1 Perhitungan Biaya Bahan... 41

4.2.2 Perhitungan Biaya Upah... 45

4.2.3 Perhitungan Biaya Peralatan... 48

4.2.4 Perhitungan Biaya Transportasi... 48

4.2.5 Perhitungan Biaya Keseluruhan... 49

4.3 Analisis Fabrikasi di Lapangan... 50

4.4 Perbandingan Biaya Fabrikasi Ketiga Alternatif Fabrikasi... 51

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 55

5.2 Saran... 56

DAFTAR PUSTAKA... 57


(5)

DAFTAR ISTILAH

Assembling : Proses mempersatukan bagian-bagian struktur yang akan dilas satu sama lain di atas acuan yang sudah dibuat sebelumnya.

Base plate : Pelat landasan; pelat baja tempat kolom baja menempel dalam hubungannya ke pondasi, sebelum dihubungkan ke pedestal beton.

Biaya overhead : Biaya yang secara tidak langsung diperlukan dalam pelaksanaan sebuah proyek konstruksi.

Blasting : Proses pembersihan permukaan baja dengan cara

penyemprotan pasir atau butiran baja yang disemprotkan dengan tekanan udara.

Cut to length : Proses memotong profil baja atau pelat baja sesuai dengan kebutuhan ukuran dan bentuk yang telah ditentukan.

Demobilisasi : Proses memindahkan peralatan atau tenaga kerja dari lokasi proyek kembali ke tempat semula setelah pekerjaan di lokasi proyek selesai.

Fabrikasi : Proses pengerjaan baja bangunan dari batang-batang profil baja standar menjadi potongan-potongan konstruksi sesuai dengan desain konstruksi tertentu yang siap pasang di proyek.


(6)

Fabrikator : Pelaksana proses fabrikasi dalam pembangunan struktur baja.

Korosi besi : Perkaratan pada besi; fenomena perusakan permukaan logam secara elektrokimia akibat terekspos udara atau terkena air.

Marking : Pekerjaan menandai bahan baja yang telah ditandatangani sebelumnya yang berisi data-data teknis, dimensi, dan bentuk sebelum proses pemotongan bahan dimulai. Mobilisasi : Proses memindahkan peralatan atau tenaga kerja dari

lokasi semula ke lokasi proyek untuk memulai pekerjaan konstruksi.

Purlin : Gording

Sagrod : Trekstang; batang besi bulat yang dipasang pada gording Scaffolding : Perancah

Shop Drawing : Gambar kerja yang dibuat dengan skala tertentu pada tahap perencanaan.

Stiffener : Pelat pengaku Tie beam : Balok ikat

Workshop : Bengkel kerja; tempat khusus tempat proses fabrikasi berlangsung yang didalamnya terdapat peralatan fabrikasi yang lengkap dengan tenaga ahli.


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Diagram alir tahapan fabrikasi di pabrik PT. Gunung Garuda... 22 Gambar 4.1 Pie Chart Biaya Proyek dari Ketiga Alternatif Fabrikasi... 54


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Spesifikasi dan Volume Bahan... 28

Tabel 3.2 Daftar Harga Bahan... 29

Tabel 3.3 Waktu Pelaksanaan... 31

Tabel 4.1 Perhitungan Biaya Pengadaan Material dan Fabrikasi... 35

Tabel 4.2 Perincian Biaya Pembongkaran Material... 39

Tabel 4.3 Total Biaya Fabrikasi di Pabrik Baja... 40

Tabel 4.4 Upah Tenaga Kerja... 41

Tabel 4.5 Perhitungan Biaya Pemesanan Bahan Mentah... 42

Tabel 4.6 Perhitungan Biaya Cut to Length... 43

Tabel 4.7 Perhitungan Biaya Pemesanan Bahan Semi Fabrikasi... 43

Tabel 4.8 Luas Pengecatan Komponen Struktur Baja... 44

Tabel 4.9 Perhitungan Biaya Peralatan... 48

Tabel 4.10 Total Biaya Fabrikasi Sampai dengan Cutting List di Pabrik... 49

Tabel 4.11 Perhitungan Biaya Bahan... 50

Tabel 4.12 Perhitungan Biaya Peralatan Fabrikasi di Lapangan... 51

Tabel 4.13 Total Biaya Fabrikasi di Lapangan... 51


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Denah dan Gambar Kerja... 57 Lampiran 2 Dokumen Tender dan Penawaran... 77


(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dari dahulu hingga sekarang ini banyak bangunan yang menggunakan konstruksi baja seperti jembatan, gedung, pemancar, papan iklan, dan yang lainnya. Sejarahnya dimulai pada abad ke-19. Pada saat itu, banyak bangunan stasiun kereta api menggunakan konstruksi baja, dan untuk bangunan-bangunan lainnya menggunakan konstruksi tipe rangka.


(11)

2

Kelebihan dari baja adalah relatif ringan, mudah dalam pemasangan, mudah dalam penyambungan baik dengan baut, paku keling maupun las, dapat dibentuk menjadi profil yang diinginkan, kemungkinan untuk dapat digunakan kembali setelah pembongkaran, masih bernilai meskipun tidak digunakan kembali sebagai elemen struktur.

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini berdampak pada kemajuan di berbagai bidang, termasuk teknik sipil. Dengan memperhitungkan efisiensi kerja dan waktu dewasa ini elemen struktur tidak hanya diproses di lapangan. Hanya dengan mengirimkan gambar dan denah strukturnya saja, kontraktor dapat memesan kebutuhan baja dan ketika tiba di lapangan hanya tinggal dirakit saja.

Mengingat pentingnya aspek ekonomis dan efisien, maka dalam Tugas Akhir ini membahas tentang analisis biaya struktur baja yang difabrikasi di pabrik dan di lapangan.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian Tugas Akhir adalah menganalisis biaya struktur baja yang difabrikasi di pabrik dengan struktur baja yang difabrikasi di lapangan pada proyek Gedung Pikiran Rakyat Bandung.

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian dan pembahasan Tugas Akhir ini, ruang lingkup pembatasannya ialah :


(12)

3

1. Pembahasan adalah mengenai analisa biaya struktur balok, kolom dan rangka atap.

2. Harga material baja bersumber pada harga PT. Gunung Garuda.

3. Perhitungan waste material dan waktu pelaksanaan fabrikasi diabaikan. 4. Perhitungan biaya transportasi berdasarkan biaya sekali pengangkutan. 5. Alternatif pekerjaan yang dibandingkan yaitu :

a. Pekerjaan fabrikasi dan erection dilakukan oleh pihak pabrik.

b. Pekerjaan fabrikasi sampai dengan cutting list dilakukan di pabrik, erection dilakukan oleh sendiri (kontraktor).

c. Memesan bahan mentah dari pabrik, pekerjaan fabrikasi dan erection dilakukan oleh sendiri (kontraktor).

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam membuat Tugas Akhir ini dibagi dalam 5 (lima) bab, sebagai berikut :

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini menjelaskan secara garis besar tentang latar belakang masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan.

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab ini menjelaskan tentang dasar teori, pengertian, prosedur pelaksanaan dan material yang digunakan.


(13)

4

Bab 3 Studi Kasus

Bab ini membahas tentang data proyek Gedung Pikiran Rakyat, spesifikasi dan volume bahan, dan harga bahan.

Bab 4 Analisa Data

Bab ini menjelaskan tentang perhitungan analisa biaya kontruksi pada fabrikasi di pabrik (PT. Gunung Garuda) dan fabrikasi di lapangan.

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari pembahasan yang telah dilakukan.


(14)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan

Dari analisa yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1.

Menurut tinjauan biaya, metode pelaksanaan alternatif fabrikasi sampai

dengan cutting list di pabrik lebih efektif daripada metode pelaksanaan

fabrikasi secara penuh di pabrik. Hal ini terlihat dari selisih kedua biaya total

metode tersebut sebesar 18,103%. Maka pemilihan alternatif fabrikasi sampai


(15)

56

dengan cutting list di pabrik, sangatlah efektif untuk proyek pembangunan

Gedung PT. Pikiran Rakyat Bandung ini.

2.

Pada metode fabrikasi penuh di pabrik baja, faktor biaya yang turut

diperhitungkan adalah adanya tambahan biaya untuk pemeliharaan alat dan

workshop.

3.

Keefektifan metode pelaksanaan fabrikasi sangat bergantung pada

kemampuan fabrikator baja khususnya dari segi peralatan, kemampuan tenaga

kerja perorangan atau kelompok, dan strategi pelaksanaan yang dijalankan.

4.

Kondisi lokasi proyek mempengaruhi mobilisasi peralatan fabrikasi.

5.2

Saran

1.

Untuk menentukan metode pelaksanaan fabrikasi yang akan digunakan dalam

suatu proyek, sebaiknya kontraktor harus memperhitungkan tingkat efisiensi

dan efektivitas dari kedua metode pelaksanaan fabrikasi.

2.

Untuk menerapkan metode pelaksanaan alternatif di lapangan pada suatu

proyek perlu diperhitungkan dengan seksama beberapa hal spesifik. Seperti

kondisi lokasi proyek, kemampuan tenaga kerja yang dimiliki. Hal-hal

demikian harus diperhitungkan agar pada akhirnya, metode ini benar-benar

efektif.


(16)

DAFTAR PUSTAKA

1.

N. I. Hadi, Dipl. Ing, Bambang., 2003, Hand Out : Konstruksi Bangunan

Gedung (Baja), Bandung : Politeknik Negeri Bandung.

2.

Niron, John W., 1992, Rencana Anggaran Biaya, CV. Asona, Jakarta.

3.

Soeharto, Iman., 2001, Manajemen Proyek, Erlangga, Jakarta.

4.

Sumargo, Ir, MSc, PhD, 2002, cetakan ke satu : Analisa dan Desain Struktur

Baja. Bandung : Politeknik Negeri Bandung.


(1)

2 Kelebihan dari baja adalah relatif ringan, mudah dalam pemasangan, mudah dalam penyambungan baik dengan baut, paku keling maupun las, dapat dibentuk menjadi profil yang diinginkan, kemungkinan untuk dapat digunakan kembali setelah pembongkaran, masih bernilai meskipun tidak digunakan kembali sebagai elemen struktur.

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini berdampak pada kemajuan di berbagai bidang, termasuk teknik sipil. Dengan memperhitungkan efisiensi kerja dan waktu dewasa ini elemen struktur tidak hanya diproses di lapangan. Hanya dengan mengirimkan gambar dan denah strukturnya saja, kontraktor dapat memesan kebutuhan baja dan ketika tiba di lapangan hanya tinggal dirakit saja.

Mengingat pentingnya aspek ekonomis dan efisien, maka dalam Tugas Akhir ini membahas tentang analisis biaya struktur baja yang difabrikasi di pabrik dan di lapangan.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian Tugas Akhir adalah menganalisis biaya struktur baja yang difabrikasi di pabrik dengan struktur baja yang difabrikasi di lapangan pada proyek Gedung Pikiran Rakyat Bandung.

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian dan pembahasan Tugas Akhir ini, ruang lingkup pembatasannya ialah :


(2)

1. Pembahasan adalah mengenai analisa biaya struktur balok, kolom dan rangka atap.

2. Harga material baja bersumber pada harga PT. Gunung Garuda.

3. Perhitungan waste material dan waktu pelaksanaan fabrikasi diabaikan. 4. Perhitungan biaya transportasi berdasarkan biaya sekali pengangkutan. 5. Alternatif pekerjaan yang dibandingkan yaitu :

a. Pekerjaan fabrikasi dan erection dilakukan oleh pihak pabrik.

b. Pekerjaan fabrikasi sampai dengan cutting list dilakukan di pabrik, erection dilakukan oleh sendiri (kontraktor).

c. Memesan bahan mentah dari pabrik, pekerjaan fabrikasi dan erection dilakukan oleh sendiri (kontraktor).

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam membuat Tugas Akhir ini dibagi dalam 5 (lima) bab, sebagai berikut :

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini menjelaskan secara garis besar tentang latar belakang masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan.


(3)

4 Bab 3 Studi Kasus

Bab ini membahas tentang data proyek Gedung Pikiran Rakyat, spesifikasi dan volume bahan, dan harga bahan.

Bab 4 Analisa Data

Bab ini menjelaskan tentang perhitungan analisa biaya kontruksi pada fabrikasi di pabrik (PT. Gunung Garuda) dan fabrikasi di lapangan.

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari pembahasan yang


(4)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan

Dari analisa yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1.

Menurut tinjauan biaya, metode pelaksanaan alternatif fabrikasi sampai


(5)

56

dengan cutting list di pabrik, sangatlah efektif untuk proyek pembangunan

Gedung PT. Pikiran Rakyat Bandung ini.

2.

Pada metode fabrikasi penuh di pabrik baja, faktor biaya yang turut

diperhitungkan adalah adanya tambahan biaya untuk pemeliharaan alat dan

workshop.

3.

Keefektifan metode pelaksanaan fabrikasi sangat bergantung pada

kemampuan fabrikator baja khususnya dari segi peralatan, kemampuan tenaga

kerja perorangan atau kelompok, dan strategi pelaksanaan yang dijalankan.

4.

Kondisi lokasi proyek mempengaruhi mobilisasi peralatan fabrikasi.

5.2

Saran

1.

Untuk menentukan metode pelaksanaan fabrikasi yang akan digunakan dalam

suatu proyek, sebaiknya kontraktor harus memperhitungkan tingkat efisiensi

dan efektivitas dari kedua metode pelaksanaan fabrikasi.

2.

Untuk menerapkan metode pelaksanaan alternatif di lapangan pada suatu

proyek perlu diperhitungkan dengan seksama beberapa hal spesifik. Seperti

kondisi lokasi proyek, kemampuan tenaga kerja yang dimiliki. Hal-hal

demikian harus diperhitungkan agar pada akhirnya, metode ini benar-benar

efektif.


(6)

1.

N. I. Hadi, Dipl. Ing, Bambang., 2003, Hand Out : Konstruksi Bangunan

Gedung (Baja), Bandung : Politeknik Negeri Bandung.

2.

Niron, John W., 1992, Rencana Anggaran Biaya, CV. Asona, Jakarta.

3.

Soeharto, Iman., 2001, Manajemen Proyek, Erlangga, Jakarta.

4.

Sumargo, Ir, MSc, PhD, 2002, cetakan ke satu : Analisa dan Desain Struktur

Baja. Bandung : Politeknik Negeri Bandung.