Gambaran Pola Makan Siswa SLTP Negeri 18 Jl.Terusan Kiaracondong Bandung Tahun 2003.
ABSTRAK
GAMBARAN POLA MAKAN SISWA SLTP NEGERI 18 BANDUNG
(PENELITIAN)
( Chudus Mariawati, 2003. Pembimbing: Surja Tanurahardja,
dr, MPH, DTM&H)
Latarbelakang
Anak-anak masa
kini adalah harapan nusa dan
bangsa.Penundaan perhatian dan pemberian gizi yang tepat terhadap mereka akan
menurunkan nilai potensi mereka sebagai sumber daya pembangunan masyarakat
Oleh karena itu,dari penelitian yang dilakukan pada anak remaja di SLTP Negeri
18 Bandung, kita dapat melihat gambaran pola makan, pengetahuan gizi, sikap
dan perilaku anak remaja terhadap makanan bergizi, khususnya di lingkungan
SLTP Negeri 18 Bandung.
Tujuan : Memberikan informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan
pola makan di lingkungan SLTP Negeri 18 Bandung.
Metode penelitian : Penelitian tergolong jenis survei dengan rancangan studi
deskriptif. Teknik penelitian yang digunakan adalah teknik wawancara, yaitu
dengan bimbingan kuesioner yang telah disusun kepada 203 orang siswa SLTP
Negeri 18 Bandung.
Hasil penelitian : Pengetahuan gizi responden termasuk kategori baik. Sikap dan
perilaku gizi responden dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut : sebagian besar
siswa mempunyai frekuensi makan yang baik, >2x dalam sehari, yaitu 135 orang (
66,50 % ); saat tidak sarapan, sebagian besar siswa menyatakan alasannya karena
tidak sempat, yaitu 83 orang ( 72,81 % ); sebagian besar responden selalu jajan,
yaitu 124 orang ( 61,08 % ), dengan alasan karena lapar 105 orang ( 51,72 % );
sebagian besar siswa mengkonsumsi makanan jajanan sebagai makanan selingan,
yaitu 94 orang ( 46,31 % ); kadang-kadang siswa mengganti waktu makan dengan
makananjajanan 122 orang (60,10 %); sebagian besar siswa menghabiskan uang
jajan setiap hari sekitar Rp.l100,- - Rp. 2500,-, yaitu 81 orang ( 39,90 % ).
Sebagian besar siswa memiliki pola makan yang baik,yaitu 122 orang (60,10 %).
Kesimpulan : Pada umumnya gambaran pola makan, yaitu pengetahuan gizi,
sikap dan perilaku siswa terhadap makanan bergizi di lingkungan SLTP Negeri 18
Bandung termasuk baik, tetapi masih ada sebagian siswa yang perilakunya
kurang baik.
Saran : Disarankan kepada orang tua, yang berpenghasilan kurang, dapat
memilih menu makanan untuk keluarganya dengan makanan sederhana yang
masih memenuhi gizinya. Hendaknya orang tua membiasakan anaknya sarapan
dulu sebelum berangkat ke sekolah.
IV
ABSTRACT
DESCRIPTION OF THE EATING PATTERN OF
SLTP NEGERI 18 BANDUNGSTUDENTS
( SURVEY)
(Chudus Mariawati, 2003. Pembimbing: Surja Tanurahardja, dr, MPH, DTM&H)
Background : The children are hope of the nation. Delayed of attention and
giving of the adequate nutrition will reduce their potention as the source of
development of the society .
Therefore, we can see the description of the eating pattern, knowledge of the
nutrition, behaviour and practice of teenagers towards nutritional food by doing
research to the teenagers of the SLTP Negeri 18 Bandung, especially at t~eir
neighbourhood
Purpose:
To give information about related factors to eating pattern at the
neighbourhood ofSLTP Negeri 18 Bandung.
Research method : This reseach is conducted through survey with descriptive
plan of study. The method that used in this research is method of interview, with
using the questioner that have been written and given to 203 students of the SLTP
Negeri 18 Bandung.
,_
Research result:. Knowladge of nutrition of the respondents are good Behaviour
and practice of the nutrition of the respondents can be seen from list below: Most
of the students have a good frequency of eating, that is mtJ£.ethan twice a day, is
about 135 respondent (66,50%);the reason of why they skip brealifast is because
they have no time to do that, and the respondent's who don't brealifast is about 83
respondents (72,81%);most of the respondents are always buy snacks, that is
about 124 respondents (61,08%), the reason is because they hungry is about 105
respondents (51,72%); most of the students consuming snacks as the alternative
food, that is about 94 respondents (46,31%); sometimes the students substitute
lunc time with snack, that is about 122 respondents (60,10%); most of the students
cost pocket money about Rp. 1100,- to Rp.2500,- that is about 81 respondents
(39,90%). Most of the students have good pattern of eating.
Summary: Generally of descriptive of the pattern of eating, that is knowledge of
nutrition, behaviour and practice of the students to nutritious food at the
neighbourhood of the SLTP Negeri 18 Bandung, is good, but there are some
student that have a bit inappropiate practice.
Suggestion: We suggest to the parents with low income cun choosefood menufor
their family with simple food but can afford the nlJ{ritivusstandard.
The parents should make a habit that their children have to have brelifast before
they go to schoo/.
v
DAFT AR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
11
SURA T PERl'\-rvATAAN
111
ABSTRAK
IV
:
ABS TRACT
...
V
KAT A PENGANT AR
VI
DAFT AR ISI
viii
DAFT AR TABEL
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
BAB
II
x
Latar Belakang
Identifikasi Masalah
Maksud dan Tujuan
Kegunaan Penelitian
Kerangka Pemikiran
Metodologi
Lokasi dan Waktu Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Masalah Gizi di Indonesia
2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi
2.2.1 Daya Beli
2.2.2 Latar Belakang Sosial Budaya
2.2.3 Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Gizi
2.2.4 Jumlah Anggota Keluarga
2.3 Faktor Sosial Ekonomi
2.4 Perilaku Makan
2.5 Kebiasaan Makan Berdasaerkan "Pengetahuan",
"Sikap", dan "Perilaku"
2.6 Pola Makan
BAB
III
1
3
3
4
4
5
6
METODOLOGI
7
8
8
8
10
10
11
11
12
14
PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
3.2 Metode Penelitian
3.3 Instrumen Penelitian
Vlll
15
15
15
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
BAB
IV
Pengumpulan Data
Analisa Data ...
Pengolahan Data
Penyajian Data
Definisi Operasional
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.2 Hasil Penelitian
4.3 Pembahasan
BAB
V
15
17
18
19
19
21
22
23
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
40
40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYATHIDUP
IX
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Distribusi Tingkat Pendidikan Orang Tua Responden
4.2. Distribusi Status Pekerjaan Orang Tua Responden
4.3. Distribusi Pendapatan Orang Tua Responden
4.4. Distribusi Pengetahuan Informasi Mengenai 4 Sehat 5 Sempurna
4.5. Distribusi Media Informasi 4 Sehat 5 Sempurna
4.6. Distribusi Pengetahuan Tentang Arti 4 Sehat 5 Sempurna
4.7. Distribusi Pengetahuan Tentang Guna Makanan Bagi Tubuh Manusia
4.8. Distribusi Pengetahuan Mengenai Sumber Zat Penambah Tenaga
4.9. Distribusi Pengetahuan Mengenai Sumber Zat Pembangun
4.10.Distribusi Pengetahuan Mengenai Sumber Zat Pengatur
4.II.Distribusi Frekuensi Makan Dalam Sehari
4.12.Distribusi kebiasaan Sarapan
4.13.Distribusi Alasan Tidak Sarapan
4.14.Distribusi Persetujuan Responden Bahwa Makan Hidangan Nasi
Dengan Lauk Pauk Saja Tanpa Sayur dan Buah Sudah Cukup Baik
4.15.Distribusi persetujuan Responden Bahwa Makanan Berlemak Baik
Untuk Kesehatan
4. 16.Distribusi
Persetujuan
Responden
Bahwa
Menjaga
Kebugaran
Kesehatan Sebaiknya Melakukan OIahraga Daripada Minum Jamu
atau Obat
4.17.Distribusi Kesukaan Jajan Pada Responden
4.18.Distribusi Alasan Jajan Responden
4.19.Distribusi Anggapan Mengkonsumsi Makanan Jajanan
4.20.Distribusi Persetujuan Responden Mengenai Perlunya Jajan Diantara
Dua Waktu Makan
4.21.Distribusi Kebiasaan Responden Mengganti Waktu Makannya dengan
Makanan Jajanan
4.22.Distribusi Uang Jajan Setiap Hari
x
4.23.Distribusi Responden Menurut Jenis dan Frekuensi Konsumsi Bahan
Makanan
4.24.Distribusi Responden Menurut Jumlah Jenis Bahan Makanan Yang
Dikonsumsi Setiap Hari
4.25.Distribusi Responden Menurut Tingkat Pola Makan
Xl
BABI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah gizi di Indonesia masih merupakan masalah yang cukup berat.
Masalah ini tidak terlepas dari masalah pangan. Pada hakekatnya berpangkal pada
keadaan ekonomi yang kurang dan kurangnya pengetahuan tentang nilai gizi dan
makanan yang ada.
Salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya masalah gizi adalah
bertambahnya jumlah penduduk diberbagai negara sedang berkembang yang
cenderung meningkat terus, sedang pertambahan produksi pangan belum mampu
mengimbanginya walau telah diterapkan beragam teknologi mutakhir (Harper,
1985). Disamping itu, masalah gizi timbul disebabkan oleh berbagai faktor yang
saling berkaitan
yang mencakup aspek-aspek ekonomi sosial dan budaya
(Suhardjo, 1996).
Pada saat ini Indonesia menghadapi masalah konsumsi gizi yang berkaitan
dengan kesehatan, yaitu masalah gizi ganda atau masalah gizi kurang dan masalah
gizi lebih (Achmad Djaeni. S, 2000).
Masalah gizi ganda pada hakekatnya merupakan masalah perilaku. Dengan
demikian upaya mengoreksi masalah gizi ganda terse but dilakukan dengan
p~ndekatan pemberian informasi tentang perilaku gizi yang baik dan benar,
disamping pendekatan lain.
Status gizi yang baik dapat diwujudkan apabila makanan yang dikonsumsi
adalah cukup, baik dalam jumlah, mutu maupun keragaman, serta tidak terdapat
penyakit. Keadaan gizi seseorang adalah manifestasi dari apa yang dikonsumsi
pada waktu yang lalu. Kekurangan salah satu
zat gizi dapat menimbulkan
konsekuensi penyakit defisiensi atau mengurangi kemampuan fungsi tubuh.
Karena itu agar tercapai derajat kesehatan yang optimal, seseorang hams
mengkonsumsi zat gizi dalam jumlah yang sesuai dengan kecukupan yang
dianjurkan (Karyadi dan Muhilal, 1985).
1
2
Golongan remaja merupakan salah satu segmen penting dalarn masyarakat
yang perlu lebih diperhatikan dari sudut perubahan konsumsi makanannya. Selain
masih dalarn proses pertumbuhan dan pengenalan lingkungan dan dirinya, mereka
terrnasuk rawan terhadap pengaruh makanan. Makanan dan minuman yang kurang
baik nilai gizinya.
Para remaja yang duduk di bangku Sekolah Lanjutan Tingkat Pertarna dan
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas berada pada masa transisi dari dunia anak-anak ke
dunia dewasa. Secara langsung atau tidak langsung mereka memerlukan
pembinaan dari sudut perkembangan jasmani, intelektual, mental, sosial dan caracara berwawasan yang terkait dengan konsurnsi makanan mereka (Sanjur, 1982).
Seorang anak remaja didalarn suatu keluarga
yang dalarn masa
perturnbuhan dan perkembangan tubuhnya dipersiapkan menjadi dewasa sebagai
harapan bangsa, hams dipenuhi kebutuhan gizinya mereka hams mendapat
perhatian sepenuhnya dalarn memilih makanan yang bergizi, bukan hanya
mengkonsurnsi makanan yang memenuhi selera dan cita rasa tapi kurang nilai
gizinya.
Semboyan Empat Sehat Lima Sempurna telah diperkenalkan kepada anak
remaja ketika masih di bangku Sekolah Dasar. Diharapkan mereka mengetahui
aneka ragarn makanan yang baik dan mau mengkonsurnsinya dengan seimbang.
Masalah gizi menimbulkan masalah pembangunan di masa yang akan
datang. Keterlarnbatan dalarn memberikan pelayanan gizi akan berakibat
kerusakan yang sukar atau malahan tak dapat ditolong. Karena itulah maka usahausaha peningkatan gizi terutarna hams ditujukan pada anak-anak dan remaja.
Anak-anak masa kini adalah pemimpin, cendikiawan dan pekeIja di masa yang
akan datang, mereka adalah harapan nusa dan bangsa. Penundaan pemberian
perhatian pemeliharaan gizi yang tepat terhadap mereka akan menurunkan nilai
potensi mereka sebagai surnber daya pembangunan masyarakat dan ekonomi
nasional.
Peranan gizi di dalarn pembangunan bangsa di masa .depan dapat dilihat
antara lain :
3
(a) Kekurangan gizi adalah penyebab utama kematian bayi dan anak. Hal ini
berarti berkurangnya kuantitas sumber daya manusia di masa depan.
(b) Kekurangan gizi berakibat meningkatkan angka kesakitan dan menurunnya
produktivitas
kerja manusia.
Hal ini berarti akan menambah beban
pemerintah untuk meningkatkan fasilitas kesehatan.
(c) Kekurangan gizi berakibat menurunkan tingkat kecerdasan anak-anak
menurunnya kualitas manusia usia muda ini berrti hilangnya sebagian besar
potensi cerdik pandai yang sangat dibutuhkan bagi pembangunan bangsa.
(d) Kekurangan gizi berakibat menurunnya daya tahan manusia utuk bekerja,
yang berarti menurunnya prestasi dan produktivitas kerja manusia (Suhardjo,
1996).
Demikianlah gambaran betapa pentingnya usaha-usaha peningkatan gizi
anak remaja dalam pembangunan bangsa.
Disini akan diuraikan lebih jauh tentang gambaran pola makan pada siswa
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Untuk data yang masuk dalam penelitian ini
dilakukan pada SLTP Negeri 18 Bandung, yang diambil dari 203 orang siswa .
1.2 Identifikasi Masalah
Guna mencegah bertambah luasnya masalah gizi ganda, terutama masalah
gizi kurang, berdasarkan latar belakang yang ada maka dirasakan perlu untuk
menggali jawaban atas pertanyaan yang akan diteliti sebaai berikut :
a. Bagaimanakah pola makan anak remaja SLTPN 18 Bandung ?
b. Sejauhmanakah pengetahuan gizi anak remaja SLTPN 18 Bandung ?
c. Sejauh manakah sikap dan perilaku anak remaja SLTPN 18 Bandung?
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud Penelitian
Maksud penelitian ini adalah ingin mengetahui gambaran pola makan siswa SL TP
Negeri
18 Bandung.
4
Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah diperolehnya informasi tentang faktorfaktor yang berhubungan dengan pola makan di lingkungan siswa SLTP
Negeri 18 Bandung.
2. Tujuan Khusus
a.
Diperolehnya informasi tentang pola makan Slswa SLTP Negeri 18
Bandung
b.
Diperolehnya informasi tentang tingkat pendidikan orang tua siswa SLTP
Negeri 18 Bandung dengan melihat pendapatan orang tua.
c.
Diperolehnya informasi tentang pengetahuan gizi siswa SLTP Negeri 18
Bandung.
d.
Diperolehnya informasi tentang sikap dan perilaku siswa SLTP Negeri 18
Bandung terhadap makanan bergizi.
1.4 Kegunaan Penelitian
·
Kegunan Teoritis
- Penelitian
ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk penelitian yang
se]ems.
·
Kegunaan Praktis
Hasil penelitin ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi
perencana program usaha perbaikan gizi bagi anak remaja dalam rangka
pengambilan keputusan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi siswa
SLTP Negeri 18 Bandung dalam memilih makanan yang bergizi.
1.5 Kerangka Pemikiran
Pola makan siswa SLTP Negeri 18 Bandung dapat digambarkan dari jenis
dan frekuensi bahan makanan yang dikonsumsi tiap hari. Untuk menjadi pola
makan, seorang anak remaja setidak-tidaknya mempunyai pengetahuan tentang
5
bahan makanan tertentu tersebut berdasarkan status sosial ekonomi orang
tuanya.Karakteristik status orang tua siswa dilihat dari tingkat pendidikan orang
tua dan penghasilan orang tua. Pola makan siswa diasumsikan mempunyai
hubungan dengan status sosial ekonomi orang tua, pengetahuan siswa, serta sikap
slswa.
Gambar Kerangka Konsep
Tingkat Sosial ekonomi orang
tua siswa :
· Tingkat pendidikan orang tua
· Tingkat pendapatan
Pengetahuan gizi siswa
~..
Pola makan
~slswa
4~
Sikapdan perilaku siswa terhadap
makanan bergizi
1.6 Metodologi
Dalam penelitian metode yang digunakan adalah metode penelitian yang
bersifat deskriptif.
Teknik penelitian yang digunakan adalah teknik wawancara, yaitu dengan
bimbingan kuesioner yang telah disusun kepada 203 orang siswa kelas SLTP
Negeri 18 Bandung.
6
1.7 Lokasi dan Waktu
Lokasi
Penelitian ini diakukan di Kampus SLTP Negeri 18 Bandung, yaitu terletak
di jalan Terusan Kiara condong Bandung.
Waktu
Penelitian ini dilakukan dari tanggal 16 April 2003 hingga 20 Desember
2003.
39
BABV
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian
diperoleh informasi tentang gambaran
pola makan
siswa SLTP Negeri 18 Bandung, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Pada umumnya pola makan siswa SLTP Negeri 18 Bandung adalah baik.
2. Tingkat
pendidikan
orang tua cukup baik yaitu menamatkan
pendidikan
sampai SL TP, sebanyak 62,56 %.
3. Tingkat pengetahuan gizi siswa baik.
4. Pada umumnya
makanan
sikap dan perilaku siswa SLTP Negeri 18 Bandung terhadap
bergizi relatif baik, tetapi ada sebagian siswa yang perilakunya
kurang baik, misalnya tidak sarapan sebelum berangkat ke sekolah.
5.2 Saran
Berdasarkan informasi yang diperoleh dalam penelitian ini maka dapat
diajukan beberapa saran sebagai berikut :
5.2.1 Bagi Siswa
1. Siswa
hendaknya
konsentrasi
sarapan
pagi
sebelum
berangkat
sekolah,
agar
lebih
dalam memahami pelajaran. Bila sarapan, maka akan didapatkan
asupan kalori, dan tubuh menjadi lebih sehat.
2. Sebaiknya
siswa disiplin
digunakan sebaik-baiknya
diri, bila sudah waktunya
makan,
maka hams
untuk makan dengan makanan bergizi.
3. Agar siswa lebih memilih makanan yang bergizi untuk dikonsumsi.
5.2.2.
Bagi Orang Tua Siswa
Sebaiknya
orangtua
memperhatikan
pol a makan anak-anaknya,
apalagi
saat anak berada dalam usia sekolah. Karena pada saat usia ini anak-anak sering
40
melakukan berbagai aktivitas, saat belajar di kelas, kegitan ekstrakurikuler,
mengikuti berbagai macam les di luar sekolah, sehingga mereka membutuhkan
asupan makanan yang bergizi dan seimbang. Hendaknya orangtua menyediakan
sarapan pagi, sebelum berangkat ke sekolah. Bagi orangtua yang berpenghasilan
kurang, agar dapat menyediakan makanan sederhana, tapi kandungan gizinya
cukup.
5.2.3.
Bagi Guru I Staf Pengajar dan Program Pendidikan
1. Hendaknya
pengetahuan
guru
memberikan
informasi
yang
tepat
gizi, sikap dan perilaku yang baik sehubungan
mengenal
dengan
pengetahuan gizi, pola makan yang baik berdasarkan angka kecukupan
nilai kalori yang dibutuhkan oleh tubuh, sehingga siswa dapat tumbuh
kembang secara optimal karena mereka merupakan
generasi
penerus
bangsa.
2. Agar lebih menarik, sebaiknya pendidikan gizi pada siswa tidak hanya
diberikan dalam bentuk pelajaran, tetapi diberikan pula dalam kegiatan
ekstrakurikuler,
dan
bergizi.
berkemah, atau praktek memasak makanan yang sehat
Hendaknya
kemampuan orang tua siswa.
kegiatan
tersebut
disesuaikan
dengan
DAFT AR PUST AKA
Azwar, Azrul dan Prihartono, Joedo, 1987, Metodologi Penelitian Untuk
Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, Edisi Pertama, Jakarta, Bina Rupa
Aksara.
Beck, E. Merry, 1995, IImu Gizi dan Diet Hubungannya Dengan PenyakitPenyakit: Untuk Perawat dan Dokter, Yogyakarta, Yayasan Essentia Medica.
Husaini, 1988, Empat Sehat Lima
Indonesia, Jakarta, Buletin Gizi.
Sempurna
: Menu
Sehat
Untuk
Karyadi, Darwin dan Muhilal, 1990, Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan,
PT. Gramedia.
Orang
Jakarta,
Sediaoetama, Achmad Djaeni, 2000, IImu Gizi Untuk Mahasiswa
Jakarta, Dian Rakyat.
dan Profesi,
Sudarti, 1990, Antropologi Medis, Depok, Fakultas Kesehatan
Universitas Indonesia, Badan Penerbit Kesehatan Masyarakat.
Masyarakat
Sudjna, 1996, Metode Statistika, Bandung, Tarsito.
Suhardjo, 1996, Berbagai Cara Pendidikan Gizi, Jakarta, Bumi Aksara.
GAMBARAN POLA MAKAN SISWA SLTP NEGERI 18 BANDUNG
(PENELITIAN)
( Chudus Mariawati, 2003. Pembimbing: Surja Tanurahardja,
dr, MPH, DTM&H)
Latarbelakang
Anak-anak masa
kini adalah harapan nusa dan
bangsa.Penundaan perhatian dan pemberian gizi yang tepat terhadap mereka akan
menurunkan nilai potensi mereka sebagai sumber daya pembangunan masyarakat
Oleh karena itu,dari penelitian yang dilakukan pada anak remaja di SLTP Negeri
18 Bandung, kita dapat melihat gambaran pola makan, pengetahuan gizi, sikap
dan perilaku anak remaja terhadap makanan bergizi, khususnya di lingkungan
SLTP Negeri 18 Bandung.
Tujuan : Memberikan informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan
pola makan di lingkungan SLTP Negeri 18 Bandung.
Metode penelitian : Penelitian tergolong jenis survei dengan rancangan studi
deskriptif. Teknik penelitian yang digunakan adalah teknik wawancara, yaitu
dengan bimbingan kuesioner yang telah disusun kepada 203 orang siswa SLTP
Negeri 18 Bandung.
Hasil penelitian : Pengetahuan gizi responden termasuk kategori baik. Sikap dan
perilaku gizi responden dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut : sebagian besar
siswa mempunyai frekuensi makan yang baik, >2x dalam sehari, yaitu 135 orang (
66,50 % ); saat tidak sarapan, sebagian besar siswa menyatakan alasannya karena
tidak sempat, yaitu 83 orang ( 72,81 % ); sebagian besar responden selalu jajan,
yaitu 124 orang ( 61,08 % ), dengan alasan karena lapar 105 orang ( 51,72 % );
sebagian besar siswa mengkonsumsi makanan jajanan sebagai makanan selingan,
yaitu 94 orang ( 46,31 % ); kadang-kadang siswa mengganti waktu makan dengan
makananjajanan 122 orang (60,10 %); sebagian besar siswa menghabiskan uang
jajan setiap hari sekitar Rp.l100,- - Rp. 2500,-, yaitu 81 orang ( 39,90 % ).
Sebagian besar siswa memiliki pola makan yang baik,yaitu 122 orang (60,10 %).
Kesimpulan : Pada umumnya gambaran pola makan, yaitu pengetahuan gizi,
sikap dan perilaku siswa terhadap makanan bergizi di lingkungan SLTP Negeri 18
Bandung termasuk baik, tetapi masih ada sebagian siswa yang perilakunya
kurang baik.
Saran : Disarankan kepada orang tua, yang berpenghasilan kurang, dapat
memilih menu makanan untuk keluarganya dengan makanan sederhana yang
masih memenuhi gizinya. Hendaknya orang tua membiasakan anaknya sarapan
dulu sebelum berangkat ke sekolah.
IV
ABSTRACT
DESCRIPTION OF THE EATING PATTERN OF
SLTP NEGERI 18 BANDUNGSTUDENTS
( SURVEY)
(Chudus Mariawati, 2003. Pembimbing: Surja Tanurahardja, dr, MPH, DTM&H)
Background : The children are hope of the nation. Delayed of attention and
giving of the adequate nutrition will reduce their potention as the source of
development of the society .
Therefore, we can see the description of the eating pattern, knowledge of the
nutrition, behaviour and practice of teenagers towards nutritional food by doing
research to the teenagers of the SLTP Negeri 18 Bandung, especially at t~eir
neighbourhood
Purpose:
To give information about related factors to eating pattern at the
neighbourhood ofSLTP Negeri 18 Bandung.
Research method : This reseach is conducted through survey with descriptive
plan of study. The method that used in this research is method of interview, with
using the questioner that have been written and given to 203 students of the SLTP
Negeri 18 Bandung.
,_
Research result:. Knowladge of nutrition of the respondents are good Behaviour
and practice of the nutrition of the respondents can be seen from list below: Most
of the students have a good frequency of eating, that is mtJ£.ethan twice a day, is
about 135 respondent (66,50%);the reason of why they skip brealifast is because
they have no time to do that, and the respondent's who don't brealifast is about 83
respondents (72,81%);most of the respondents are always buy snacks, that is
about 124 respondents (61,08%), the reason is because they hungry is about 105
respondents (51,72%); most of the students consuming snacks as the alternative
food, that is about 94 respondents (46,31%); sometimes the students substitute
lunc time with snack, that is about 122 respondents (60,10%); most of the students
cost pocket money about Rp. 1100,- to Rp.2500,- that is about 81 respondents
(39,90%). Most of the students have good pattern of eating.
Summary: Generally of descriptive of the pattern of eating, that is knowledge of
nutrition, behaviour and practice of the students to nutritious food at the
neighbourhood of the SLTP Negeri 18 Bandung, is good, but there are some
student that have a bit inappropiate practice.
Suggestion: We suggest to the parents with low income cun choosefood menufor
their family with simple food but can afford the nlJ{ritivusstandard.
The parents should make a habit that their children have to have brelifast before
they go to schoo/.
v
DAFT AR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
11
SURA T PERl'\-rvATAAN
111
ABSTRAK
IV
:
ABS TRACT
...
V
KAT A PENGANT AR
VI
DAFT AR ISI
viii
DAFT AR TABEL
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
BAB
II
x
Latar Belakang
Identifikasi Masalah
Maksud dan Tujuan
Kegunaan Penelitian
Kerangka Pemikiran
Metodologi
Lokasi dan Waktu Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Masalah Gizi di Indonesia
2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi
2.2.1 Daya Beli
2.2.2 Latar Belakang Sosial Budaya
2.2.3 Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Gizi
2.2.4 Jumlah Anggota Keluarga
2.3 Faktor Sosial Ekonomi
2.4 Perilaku Makan
2.5 Kebiasaan Makan Berdasaerkan "Pengetahuan",
"Sikap", dan "Perilaku"
2.6 Pola Makan
BAB
III
1
3
3
4
4
5
6
METODOLOGI
7
8
8
8
10
10
11
11
12
14
PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
3.2 Metode Penelitian
3.3 Instrumen Penelitian
Vlll
15
15
15
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
BAB
IV
Pengumpulan Data
Analisa Data ...
Pengolahan Data
Penyajian Data
Definisi Operasional
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.2 Hasil Penelitian
4.3 Pembahasan
BAB
V
15
17
18
19
19
21
22
23
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
40
40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYATHIDUP
IX
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Distribusi Tingkat Pendidikan Orang Tua Responden
4.2. Distribusi Status Pekerjaan Orang Tua Responden
4.3. Distribusi Pendapatan Orang Tua Responden
4.4. Distribusi Pengetahuan Informasi Mengenai 4 Sehat 5 Sempurna
4.5. Distribusi Media Informasi 4 Sehat 5 Sempurna
4.6. Distribusi Pengetahuan Tentang Arti 4 Sehat 5 Sempurna
4.7. Distribusi Pengetahuan Tentang Guna Makanan Bagi Tubuh Manusia
4.8. Distribusi Pengetahuan Mengenai Sumber Zat Penambah Tenaga
4.9. Distribusi Pengetahuan Mengenai Sumber Zat Pembangun
4.10.Distribusi Pengetahuan Mengenai Sumber Zat Pengatur
4.II.Distribusi Frekuensi Makan Dalam Sehari
4.12.Distribusi kebiasaan Sarapan
4.13.Distribusi Alasan Tidak Sarapan
4.14.Distribusi Persetujuan Responden Bahwa Makan Hidangan Nasi
Dengan Lauk Pauk Saja Tanpa Sayur dan Buah Sudah Cukup Baik
4.15.Distribusi persetujuan Responden Bahwa Makanan Berlemak Baik
Untuk Kesehatan
4. 16.Distribusi
Persetujuan
Responden
Bahwa
Menjaga
Kebugaran
Kesehatan Sebaiknya Melakukan OIahraga Daripada Minum Jamu
atau Obat
4.17.Distribusi Kesukaan Jajan Pada Responden
4.18.Distribusi Alasan Jajan Responden
4.19.Distribusi Anggapan Mengkonsumsi Makanan Jajanan
4.20.Distribusi Persetujuan Responden Mengenai Perlunya Jajan Diantara
Dua Waktu Makan
4.21.Distribusi Kebiasaan Responden Mengganti Waktu Makannya dengan
Makanan Jajanan
4.22.Distribusi Uang Jajan Setiap Hari
x
4.23.Distribusi Responden Menurut Jenis dan Frekuensi Konsumsi Bahan
Makanan
4.24.Distribusi Responden Menurut Jumlah Jenis Bahan Makanan Yang
Dikonsumsi Setiap Hari
4.25.Distribusi Responden Menurut Tingkat Pola Makan
Xl
BABI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah gizi di Indonesia masih merupakan masalah yang cukup berat.
Masalah ini tidak terlepas dari masalah pangan. Pada hakekatnya berpangkal pada
keadaan ekonomi yang kurang dan kurangnya pengetahuan tentang nilai gizi dan
makanan yang ada.
Salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya masalah gizi adalah
bertambahnya jumlah penduduk diberbagai negara sedang berkembang yang
cenderung meningkat terus, sedang pertambahan produksi pangan belum mampu
mengimbanginya walau telah diterapkan beragam teknologi mutakhir (Harper,
1985). Disamping itu, masalah gizi timbul disebabkan oleh berbagai faktor yang
saling berkaitan
yang mencakup aspek-aspek ekonomi sosial dan budaya
(Suhardjo, 1996).
Pada saat ini Indonesia menghadapi masalah konsumsi gizi yang berkaitan
dengan kesehatan, yaitu masalah gizi ganda atau masalah gizi kurang dan masalah
gizi lebih (Achmad Djaeni. S, 2000).
Masalah gizi ganda pada hakekatnya merupakan masalah perilaku. Dengan
demikian upaya mengoreksi masalah gizi ganda terse but dilakukan dengan
p~ndekatan pemberian informasi tentang perilaku gizi yang baik dan benar,
disamping pendekatan lain.
Status gizi yang baik dapat diwujudkan apabila makanan yang dikonsumsi
adalah cukup, baik dalam jumlah, mutu maupun keragaman, serta tidak terdapat
penyakit. Keadaan gizi seseorang adalah manifestasi dari apa yang dikonsumsi
pada waktu yang lalu. Kekurangan salah satu
zat gizi dapat menimbulkan
konsekuensi penyakit defisiensi atau mengurangi kemampuan fungsi tubuh.
Karena itu agar tercapai derajat kesehatan yang optimal, seseorang hams
mengkonsumsi zat gizi dalam jumlah yang sesuai dengan kecukupan yang
dianjurkan (Karyadi dan Muhilal, 1985).
1
2
Golongan remaja merupakan salah satu segmen penting dalarn masyarakat
yang perlu lebih diperhatikan dari sudut perubahan konsumsi makanannya. Selain
masih dalarn proses pertumbuhan dan pengenalan lingkungan dan dirinya, mereka
terrnasuk rawan terhadap pengaruh makanan. Makanan dan minuman yang kurang
baik nilai gizinya.
Para remaja yang duduk di bangku Sekolah Lanjutan Tingkat Pertarna dan
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas berada pada masa transisi dari dunia anak-anak ke
dunia dewasa. Secara langsung atau tidak langsung mereka memerlukan
pembinaan dari sudut perkembangan jasmani, intelektual, mental, sosial dan caracara berwawasan yang terkait dengan konsurnsi makanan mereka (Sanjur, 1982).
Seorang anak remaja didalarn suatu keluarga
yang dalarn masa
perturnbuhan dan perkembangan tubuhnya dipersiapkan menjadi dewasa sebagai
harapan bangsa, hams dipenuhi kebutuhan gizinya mereka hams mendapat
perhatian sepenuhnya dalarn memilih makanan yang bergizi, bukan hanya
mengkonsurnsi makanan yang memenuhi selera dan cita rasa tapi kurang nilai
gizinya.
Semboyan Empat Sehat Lima Sempurna telah diperkenalkan kepada anak
remaja ketika masih di bangku Sekolah Dasar. Diharapkan mereka mengetahui
aneka ragarn makanan yang baik dan mau mengkonsurnsinya dengan seimbang.
Masalah gizi menimbulkan masalah pembangunan di masa yang akan
datang. Keterlarnbatan dalarn memberikan pelayanan gizi akan berakibat
kerusakan yang sukar atau malahan tak dapat ditolong. Karena itulah maka usahausaha peningkatan gizi terutarna hams ditujukan pada anak-anak dan remaja.
Anak-anak masa kini adalah pemimpin, cendikiawan dan pekeIja di masa yang
akan datang, mereka adalah harapan nusa dan bangsa. Penundaan pemberian
perhatian pemeliharaan gizi yang tepat terhadap mereka akan menurunkan nilai
potensi mereka sebagai surnber daya pembangunan masyarakat dan ekonomi
nasional.
Peranan gizi di dalarn pembangunan bangsa di masa .depan dapat dilihat
antara lain :
3
(a) Kekurangan gizi adalah penyebab utama kematian bayi dan anak. Hal ini
berarti berkurangnya kuantitas sumber daya manusia di masa depan.
(b) Kekurangan gizi berakibat meningkatkan angka kesakitan dan menurunnya
produktivitas
kerja manusia.
Hal ini berarti akan menambah beban
pemerintah untuk meningkatkan fasilitas kesehatan.
(c) Kekurangan gizi berakibat menurunkan tingkat kecerdasan anak-anak
menurunnya kualitas manusia usia muda ini berrti hilangnya sebagian besar
potensi cerdik pandai yang sangat dibutuhkan bagi pembangunan bangsa.
(d) Kekurangan gizi berakibat menurunnya daya tahan manusia utuk bekerja,
yang berarti menurunnya prestasi dan produktivitas kerja manusia (Suhardjo,
1996).
Demikianlah gambaran betapa pentingnya usaha-usaha peningkatan gizi
anak remaja dalam pembangunan bangsa.
Disini akan diuraikan lebih jauh tentang gambaran pola makan pada siswa
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Untuk data yang masuk dalam penelitian ini
dilakukan pada SLTP Negeri 18 Bandung, yang diambil dari 203 orang siswa .
1.2 Identifikasi Masalah
Guna mencegah bertambah luasnya masalah gizi ganda, terutama masalah
gizi kurang, berdasarkan latar belakang yang ada maka dirasakan perlu untuk
menggali jawaban atas pertanyaan yang akan diteliti sebaai berikut :
a. Bagaimanakah pola makan anak remaja SLTPN 18 Bandung ?
b. Sejauhmanakah pengetahuan gizi anak remaja SLTPN 18 Bandung ?
c. Sejauh manakah sikap dan perilaku anak remaja SLTPN 18 Bandung?
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud Penelitian
Maksud penelitian ini adalah ingin mengetahui gambaran pola makan siswa SL TP
Negeri
18 Bandung.
4
Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah diperolehnya informasi tentang faktorfaktor yang berhubungan dengan pola makan di lingkungan siswa SLTP
Negeri 18 Bandung.
2. Tujuan Khusus
a.
Diperolehnya informasi tentang pola makan Slswa SLTP Negeri 18
Bandung
b.
Diperolehnya informasi tentang tingkat pendidikan orang tua siswa SLTP
Negeri 18 Bandung dengan melihat pendapatan orang tua.
c.
Diperolehnya informasi tentang pengetahuan gizi siswa SLTP Negeri 18
Bandung.
d.
Diperolehnya informasi tentang sikap dan perilaku siswa SLTP Negeri 18
Bandung terhadap makanan bergizi.
1.4 Kegunaan Penelitian
·
Kegunan Teoritis
- Penelitian
ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk penelitian yang
se]ems.
·
Kegunaan Praktis
Hasil penelitin ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi
perencana program usaha perbaikan gizi bagi anak remaja dalam rangka
pengambilan keputusan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi siswa
SLTP Negeri 18 Bandung dalam memilih makanan yang bergizi.
1.5 Kerangka Pemikiran
Pola makan siswa SLTP Negeri 18 Bandung dapat digambarkan dari jenis
dan frekuensi bahan makanan yang dikonsumsi tiap hari. Untuk menjadi pola
makan, seorang anak remaja setidak-tidaknya mempunyai pengetahuan tentang
5
bahan makanan tertentu tersebut berdasarkan status sosial ekonomi orang
tuanya.Karakteristik status orang tua siswa dilihat dari tingkat pendidikan orang
tua dan penghasilan orang tua. Pola makan siswa diasumsikan mempunyai
hubungan dengan status sosial ekonomi orang tua, pengetahuan siswa, serta sikap
slswa.
Gambar Kerangka Konsep
Tingkat Sosial ekonomi orang
tua siswa :
· Tingkat pendidikan orang tua
· Tingkat pendapatan
Pengetahuan gizi siswa
~..
Pola makan
~slswa
4~
Sikapdan perilaku siswa terhadap
makanan bergizi
1.6 Metodologi
Dalam penelitian metode yang digunakan adalah metode penelitian yang
bersifat deskriptif.
Teknik penelitian yang digunakan adalah teknik wawancara, yaitu dengan
bimbingan kuesioner yang telah disusun kepada 203 orang siswa kelas SLTP
Negeri 18 Bandung.
6
1.7 Lokasi dan Waktu
Lokasi
Penelitian ini diakukan di Kampus SLTP Negeri 18 Bandung, yaitu terletak
di jalan Terusan Kiara condong Bandung.
Waktu
Penelitian ini dilakukan dari tanggal 16 April 2003 hingga 20 Desember
2003.
39
BABV
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian
diperoleh informasi tentang gambaran
pola makan
siswa SLTP Negeri 18 Bandung, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Pada umumnya pola makan siswa SLTP Negeri 18 Bandung adalah baik.
2. Tingkat
pendidikan
orang tua cukup baik yaitu menamatkan
pendidikan
sampai SL TP, sebanyak 62,56 %.
3. Tingkat pengetahuan gizi siswa baik.
4. Pada umumnya
makanan
sikap dan perilaku siswa SLTP Negeri 18 Bandung terhadap
bergizi relatif baik, tetapi ada sebagian siswa yang perilakunya
kurang baik, misalnya tidak sarapan sebelum berangkat ke sekolah.
5.2 Saran
Berdasarkan informasi yang diperoleh dalam penelitian ini maka dapat
diajukan beberapa saran sebagai berikut :
5.2.1 Bagi Siswa
1. Siswa
hendaknya
konsentrasi
sarapan
pagi
sebelum
berangkat
sekolah,
agar
lebih
dalam memahami pelajaran. Bila sarapan, maka akan didapatkan
asupan kalori, dan tubuh menjadi lebih sehat.
2. Sebaiknya
siswa disiplin
digunakan sebaik-baiknya
diri, bila sudah waktunya
makan,
maka hams
untuk makan dengan makanan bergizi.
3. Agar siswa lebih memilih makanan yang bergizi untuk dikonsumsi.
5.2.2.
Bagi Orang Tua Siswa
Sebaiknya
orangtua
memperhatikan
pol a makan anak-anaknya,
apalagi
saat anak berada dalam usia sekolah. Karena pada saat usia ini anak-anak sering
40
melakukan berbagai aktivitas, saat belajar di kelas, kegitan ekstrakurikuler,
mengikuti berbagai macam les di luar sekolah, sehingga mereka membutuhkan
asupan makanan yang bergizi dan seimbang. Hendaknya orangtua menyediakan
sarapan pagi, sebelum berangkat ke sekolah. Bagi orangtua yang berpenghasilan
kurang, agar dapat menyediakan makanan sederhana, tapi kandungan gizinya
cukup.
5.2.3.
Bagi Guru I Staf Pengajar dan Program Pendidikan
1. Hendaknya
pengetahuan
guru
memberikan
informasi
yang
tepat
gizi, sikap dan perilaku yang baik sehubungan
mengenal
dengan
pengetahuan gizi, pola makan yang baik berdasarkan angka kecukupan
nilai kalori yang dibutuhkan oleh tubuh, sehingga siswa dapat tumbuh
kembang secara optimal karena mereka merupakan
generasi
penerus
bangsa.
2. Agar lebih menarik, sebaiknya pendidikan gizi pada siswa tidak hanya
diberikan dalam bentuk pelajaran, tetapi diberikan pula dalam kegiatan
ekstrakurikuler,
dan
bergizi.
berkemah, atau praktek memasak makanan yang sehat
Hendaknya
kemampuan orang tua siswa.
kegiatan
tersebut
disesuaikan
dengan
DAFT AR PUST AKA
Azwar, Azrul dan Prihartono, Joedo, 1987, Metodologi Penelitian Untuk
Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, Edisi Pertama, Jakarta, Bina Rupa
Aksara.
Beck, E. Merry, 1995, IImu Gizi dan Diet Hubungannya Dengan PenyakitPenyakit: Untuk Perawat dan Dokter, Yogyakarta, Yayasan Essentia Medica.
Husaini, 1988, Empat Sehat Lima
Indonesia, Jakarta, Buletin Gizi.
Sempurna
: Menu
Sehat
Untuk
Karyadi, Darwin dan Muhilal, 1990, Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan,
PT. Gramedia.
Orang
Jakarta,
Sediaoetama, Achmad Djaeni, 2000, IImu Gizi Untuk Mahasiswa
Jakarta, Dian Rakyat.
dan Profesi,
Sudarti, 1990, Antropologi Medis, Depok, Fakultas Kesehatan
Universitas Indonesia, Badan Penerbit Kesehatan Masyarakat.
Masyarakat
Sudjna, 1996, Metode Statistika, Bandung, Tarsito.
Suhardjo, 1996, Berbagai Cara Pendidikan Gizi, Jakarta, Bumi Aksara.