GAMBARAN POLA MAKAN PENDERITA DIABETES M
GAMBARAN POLA MAKAN PENDERITA DIABETES MELITUS
RAWAT JALAN DI PUSKESMAS KOTANOPAN
KABUPATEN MANDAILING NATAL
TAHUN 2013
Marlina Nasution1, Jumirah2, Mhd. Arifin Siregar2
1
2
Program sarjana Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU
Staff Pengajar Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU
Email : [email protected]
ABSTRACT
The technological development make a change of public behavior and life style like
food pattern unsuited with the body necessity and less activity until having an effect on
improve the diabetes mellitus case. The objective of this research to know the food pattern of
diabetes mellitus at Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal.
This study adopted descriptive survey with design method in cross sectional. The
sample on the research known in total sampling involved 60 patients with diabetes mellitus as
out-patient. The data used such as primary and secondary data. Primary data was taken by
interview with questionnaire, in food recall and food frequency forms. Secondary data was
taken from Puskesmas, such as general description and data of patient with diabetes mellitus.
In research the characteristics of patient mostly aged 50-64 years old, female. In
taken carbohydrate, protein and fat is certainty exceeding standard rate namely as
recommended carbohydrate 48.4 %, protein 40,0 % and fat 61,7 % respectively. The meal
time of those patient diabetes mellitus should more than 3 hours.
Recommended to health care improve of service the information to patient with
diabetes mellitus so as to more discipline admission of food pattern, and to the patient with
diabetes mellitus so as comply food pattern as requested, so that they can develop good
habits and focused on the health living.
Keywords : type, total and meal hour, diabetes mellitus
1
PENDAHULUAN
Perkembangan pembangunan dan
teknologi telah membawa perubahan
perilaku dan gaya hidup masyarakat
seperti pola makan yang tidak sesuai
dengan kebutuhan tubuh dan kurangnya
aktifitas fisik. Perubahan tersebut telah
memberi pengaruh terhadap meningkatnya
kasus penyakit tidak menular (PTM)
seperti penyakit Diabetes Melitus, Jantung
Koroner, Stroke dan Hipertensi.
Menurut data badan kesehatan
dunia (WHO) tahun 2009, Indonesia
menempati urutan keempat dalam jumlah
penderita diabetes melitus di dunia. Pada
tahun 2000 terdapat sekitar 5,6 juta
penduduk Indonesia yang mengidap
diabetes melitus. Pada tahun 2006 jumlah
penderita diabetes melitus di Indonesia
menjadi 14 juta orang dan diantara mereka
baru sekitar 30% yang datang berobat
secara teratur.
Laporan statistik dari International
Diabetes Federation (IDF) menyebutkan,
bahwa sekarang sudah ada sekitar 230 juta
penderita diabetes melitus. Angka ini terus
bertambah hingga 3 % atau sekitar 7 juta
orang setiap tahunnya. Dengan demikian
jumlah
penderita
diabetes
melitus
diperkirakan akan mencapai 350 juta pada
tahun 2025 dan setengah dari angka
tersebut berada di Asia terutama India,
Cina, Pakistan dan Indonesia (Tandra,
2008).
Menurut PERKENI (Persatuan
Endokrinologi
Indonesia,
1998)
menyatakan bahwa pola pertambahan
penduduk seperti saat ini diperkirakan
pada tahun 2020 di Indonesia akan
terdapat 178 juta penduduk berusia 20
tahun dengan asumsi prevalensi diabetes
melitus sebesar 4 % akan ada 7 juta orang
dengan diabetes melitus di Indonesia yang
akan meningkat dari 5 juta di tahun 1995
menjadi 12 juta di tahun 2025
(Handayono, 2010).
Di Indonesia menurut survei
prevalensi penyakit diabetes melitus
dikota-kota besar mencapai 0,26 % pada
usia 6-20 tahun, 1,43 % pada usia diatas
20 tahun, 4,16 % pada usia 40 tahun ke
atas. Sedangkan di pedesaan pada usia
diatas 20 tahun prevalensi penyakit
diabetes melitus mencapai 1,47 %
(Handayono, 2010).
Pola makan maupun diet sangat
berpengaruh terhadap kehidupan manusia,
khususnya bagi penderita diabetes melitus
baik untuk memelihara kesehatan tubuh
maupun
untuk
perawatan
dan
penyembuhan penyakit. Telah diketahui
sejak ratusan tahun lalu pengaturan diet
untuk penyembuhan penyakit merupakan
bagian yang tidak dapat terpisahkan dari
keseluruhan upaya perawatan untuk
penyembuhan penyakit yang diderita oleh
penderita diabetes melitus (Moehyi, 1995)
Gaya hidup seseorang tercermin
dari kebiasaan mengatur makanan,
seseorang penderita yang hidup di
perkotaan dimana kebiasaan makan dapat
mempengaruhi pengetahuan dan sikap
dalam melaksanakan diet. Berdasarkan
penelitian sebelumnya diketahui bahwa
tidak seluruh penderita melaksanakan diet
diabetes mellitus sesuai dengan aturan,
dengan alasan malas dan bosan dengan
diet diabetes mellitus yang telah ditetapkan
sehingga jumlah asupan energi tidak
seimbang (Notoatmojo, 2003).
Sumatera Utara masyarakatnya
terdiri dari berbagai suku diantaranya
Minang, Jawa, Batak (Toba, Karo, PakPak, Mandailing) dan lain-lain selalu
mengonsumsi makanan yang banyak
mengandung lemak dan protein yang
tinggi.
Khususnya
di
Kecamatan
Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal,
yang masyarakatnya dominan bersuku
Mandailing juga selalu mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung lemak,
protein tinggi dan rendah serat. Serat dapat
membantu memperlambat masuknya gula
kedalam aliran darah. Kemudian dengan
mengkonsumsi
makanan
yang
mengandung lemak dan protein tinggi
dengan jumlah dan jadwal yang berlebihan
dapat menyebabkan
tidak terjadinya
keseimbangan energi dalam tubuh.
2
Badan Pusat Statistik Angka
Proyeksi 2011 Kabupaten Mandailing
Natal menyebutkan jumlah penduduk
Kecamatan Kotanopan adalah sebanyak
26.510 jiwa. Dimana pada kelompok umur
35-39 tahun sebanyak 1.652 orang dan
umur 40-44 tahun sebanyak 1.458 jiwa.
Sedangkan data kunjungan penderita
diabetes melitus yang rawat jalan di
Puskesmas Kotanopan pada tahun 2012
sebanyak 1.127 orang. Jumlah data
kunjungan penderita diabetes melitus
tersebut adalah 10% dari jumlah
kunjungan
pasien
di
Puskesmas
Kotanopan.
Berdasarkan latar belakang diatas,
penulis tertarik untuk melihat gambaran
pola makan penderita diabetes melitus
rawat jalan di Puskesmas Kotanopan
Kabupaten Mandailing Natal tahun 2013.
Adapun yang menjadi perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana
gambaran
pola
makan
penderita diabetes melitus rawat jalan di
Puskesmas
Kotanopan
Kabupaten
Mandailing Natal tahun 2013.
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui pola makan penderita
diabetes melitus rawat jalan di Puskesmas
Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal
tahun 2013.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Mei - September 2013 di Puskesmas
Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal.
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah seluruh
pasien rawat jalan di Puskesmas
Kotanopan yang dengan diagnosa dokter
dinyatakan menderita diabetes melitus.
Dimana jumlah penderita diabetes melitus
di Puskesmas Kotanopan dari bulan
Januari – Mei 2013 berjumlah 60 orang.
Sampel dalam penelitian ini adalah
total sampling yaitu keseluruhan dari
populasi, dimana seluruh pasien yang
rawat jalan di Puskesmas Kotanopan
Kabupaten Mandailing Natal yang
berjumlah 60 orang
Adapun manfaat dari penelitian ini
adalah Sebagai masukan bagi tenaga
kesehatan di Puskesmas Kotanopan dalam
meningkatkan
kualitas
pelayanan
kesehatan pada masalah gizi khususnya
gizi pada penderita diabetes melitus dan
sebagai masukan tentang informasi gizi
pada penderita diabetes melitus.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah survei yang
bersifat deskriftif yaitu menggambarkan
pola makan penderita diabetes melitus
rawat jalan di Puskesmas Kotanopan tahun
2013. Desain penelitian yang digunakan
adalah cross sectional yaitu penelitian
yang
mengamati
subjek
dengan
pendekatan suatu saat atau subjek
diobservasi pada saat penelitian.
Lokasi Penelitian
Penelitian
ini
dilakukan
di
Puskesmas
Kotanopan
Kabupaten
Mandailing
Natal.
Adapun
alasan
pemilihan lokasi di Puskesmas Kotanopan
karena angka kejadian penderita diabetes
melitus yang rawat jalan cukup tinggi,
yaitu 60 orang penderita diabetes melitus.
Metode Pengumpulan Data
Data
karakterisistik
responden
diporoleh melalui wawancara dengan
menggunakan kuesioner dan untuk
mengetahui
pola
makan
(jumlah,jenis dan jadwal makan) dilakukan
melalui wawancara dengan menggunakan
formulir food recal 24 jam dan formulir
food frekuency
Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan,
dianalisis secara deskriptif dan disajikan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan
diberi keterangan secara deskriptif.
HASIL PENELITIAN
Dari kuesioner yang telah disebarkan
kepada 60 orang pasien diabetes melitus di
3
Puskesmas
Kotanopan
Kabupaten
Mandailing Natal pada bulan September
2013, karakteristik responden yaitu Umur,
Jenis kelamin, Pendidikan, Pekerjaan,
Riwayat keluarga dan lama menderita
sebagai berikut :
Tabel.1. Distribusi Berdasarkan
Karakteristik Penderita Diabetes
Melitus
N
o
1
2
3
Karakteristik
Responden
Umur
1. 30-49
2. 50-64
3. ≥65
Total
Jenis Kelamin
1. Laki-laki
2. Perempuan
Total
Pendidikan
1. Tidak Sekolah
2. Tamat SD
3. Tamat SMP
4. Tamat SMA
5. Diploma
6. Sarjana
Total
4
Jumlah
%
22
27
11
60
36,7
45,0
18,3
100,0
21
39
60
35,0
65,0
100,0
9
8
6
19
8
10
60
15,0
13,3
10,0
36,7
13,3
16,7
100,0
14
23,3
16
4
10
4
6
2
4
26,7
6,7
16,7
6,7
10,0
3,3
6,7
60
100,0
10
50
60
16,7
83,3
100,0
11
49
60
18,3
81,7
100,0
Pekerjaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
5
Tidak
bekerja
/IRT
PNS
Guru
Wiraswasta
Pensiunan
Petani
Buruh
Supir/tukang
becak
Total
Riwayat
keluarga
1.
2.
6
Ada
Tidak ada
Total
Lama
menderita
1.
2.
< 1 tahun
≥ 1 tahun
Total
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa
jumlah penderita diabetes melitus yang
paling banyak adalah pada kelompok umur
50-64 tahun yaitu 27 responden (45,0%).
Menurut jenis kelamin responden, yang
paling banyak adalah perempuan yaitu 39
orang (65,0%). Berdasarkan tingkat
pendidikannya yang paling banyak adalah
tamat SMA yaitu 19 orang (36,7 %).
Sedangkan pekerjaan penderita diabetes
melitus yang paling banyak adalah PNS
(Pegawai Negeri Sipil) sebanyak 16 orang
(26,7%).
Berdasarkan riwayat keluarga dan lama
menderita diabetes melitus dari tabel diatas
diketahui bahwa ada 50 orang (83,3%)
yang tidak ada riwayat keluarga yang
menderita diabetes melitus dan lama
menderita diabetes melitus lebih banyak ≥
1 tahun (81,7%).
Untuk menentukan jenis diet
penderita diabetes melitus, di bawah ini
dapat dilihat distribusi berdasarkan Indeks
Masa Tubuh (IMT) penderita diabetes
melitus :
Tabel 2. Distribusi Berdasarkan Indeks
Massa Tubuh (IMT) Pada Penderita
Diabetes Melitus
No. Indeks Masa Jumlah (%)
Tubuh
(IMT)
1.
Normal
11
18,3
2.
Gemuk
49
81,7
Jumlah
60
100,0
Berdasarkan tabel di atas diketahui
bahwa penderita diabetes melitus yang
paling banyak
dengan IMT gemuk
sebanyak 49 responden (81,7%).
Menurut Rafanani (2013) tujuan makan
sesuai kebutuhan kalori adalah agar dapat
mencapai dan mempertahankan berat
badan yang normal. Pada penderita
diabetes melitus yang gemuk, untuk
mempertahankan kadar gula darah makan
tepat waktu dan teratur.
Distribusi jenis diet berdasarkan
IMT penderita diabetes melitus dapat
dilihat pada tabel 3 berikut :
4
Tabel 3. Distribusi Jenis Diet
Berdasarkan IMT Penderita Diabetes
Melitus
No. Jenis Diet
Jumlah
%
1.
Diet I – III
49
81,7
2.
Diet IV – VI 11
18,3
Jumlah
60
100,0
Dari hasil penelitian diketahui
bahwa klasifikasi status gizi berdasarkan
IMT penderita diabetes melitus adalah
normal dan gemuk Sehingga diketahui
jenis diet penderita diabetes melitus adalah
2 jenis yaitu; jenis diet I s/d III sebesar
81,7 % diberikan kepada penderita yang
gemuk, obesitas berat atau terlalu gemuk
dan jenis diet
IV s/d VI sebesar 18,3 %
diberikan kepada penderita diabetes
dengan berat badan normal tanpa
komplikasi.
Jenis diet I – III mengandung
energi 1000-1500 Kkal, karbohidrat 172 –
235gr, protein 43 – 51,5gr dan lemak 30 –
36,5gr. Sedangkan jenis diet IV – VI
mengandung energi 1700 – 2100 Kkal,
karbohidrat 275 – 319gr, protein 55,5 –
62gr dan lemak 36,6 – 53gr.
Pola Makan Penderita Diabetes Melitus
Pola makan penderita diabetes
melitus adalah jenis, jumlah dan jadwal
makan penderita, yang bertujuan untuk
mencapai dan mempertahankan kadar gula
darah mendekati normal.
Jenis makanan
Jenis makanan untuk penderita
diabetes melitus adalah yang tidak
memberikan efek terhadap peningkatan
glukosa darah.
Jenis bahan makanan berdasarkan
susunan bahan makanan yang dikonsumsi
oleh penderita diabetes melitus diukur
dengan menggunakan Food Recall dapat
dilihat pada Tabel 4 berikut :
Tabel 4. Distribusi Berdasarkan
Susunan Bahan Makanan yang
Dikonsumsi Penderita Diabetes Melitus.
N SusunanBahan Makanan
Jlh %
o
1. Nasi + lauk-pauk + sayur + 19 31,7
buah
2. Nasi + lauk –pauk + sayur
26 43,3
3. Nasi + lauk-pauk
15 25,0
Jumlah
60 100,0
Dari tabel di atas menunjukkan
bahwa susunan bahan makanan penderita
diabetes melitus yang paling banyak
adalah dengan susunan (nasi + lauk-pauk +
sayur) sebanyak 26 orang (43,3%).
Dari hasil penelitian, jenis bahan
makanan sumber karbohidrat, protein
hewani dan proein nabati juga sayuran dan
buah berdasarkan frekuensi makan
penderita diabetes melitus terdapat pada
tabel 10,11 dan 12 pada Lampiran 1
Dari tabel tersebut diketahui bahwa
jenis bahan makanan sumber energi yang
paling banyak dikonsumsi adalah nasi
yaitu 60 orang (100%) dengan frekuensi 13x sehari. Sedangkan sumber protein
hewani yang paling banyak dikonsumsi
adalah ayam sebesar 58,4 % dengan
frekuensi 1-2x sebulan. Sedangkan jenis
bahan makanan sumber protein nabati
yang paling banyak dikonsumsi adalah
tempe yaitu 46,6% dengan frekuensi 1-3x
seminggu.
Distribusi jenis bahan makanan
sayuran berdasarkan frekuensi makan
penderita diabetes melitus ada 3 golongan
yaitu : sayuran golongan A, sayuran
golongan B dan sayuran golongan C.
Dari hasil penelitian diketahui
jenis sayuran berdasarkan frekuensi makan
yang paling banyak dikonsumsi adalah
pada sayuran golongan A (Lobak) dengan
frekuensi makan 1-2x sebulan, sayuran
golongan B (Labu siam, Brokoli, Genjer,
Kacang panjang, Rebung, Jagung muda
dan Pepaya muda) juga pada frekuensi
makan 1-2x sebulan dan sayuran golongan
C (Nangka muda) pada frekuensi 4-6x
seminggu.
5
Berdasarkan penelitian diketahui
jenis buah yang paling banyak dikonsumsi
adalah buah jeruk yaitu (41,7%) dengan
frekuensi makan 1-2x sebulan.
Menurut Rafanani (2013) jenis
makanan menentukan kecepatan naiknya
kadar gula darah. Kecepatan suatu
makanan dalam menaikkan kadar gula
darah disebut juga indeks glikemik.
Makanan Indeks glikemik tinggi harusnya
dihindari seperti sumber karbohidrat
sederhana, gula, madu,sirup, roti, mie dan
lain-lain. Makanan yang berindeks
glikemik lebih rendah adalah makanan
yang harus dikonsumsi dan kaya dengan
serat, contohnya sayuran dan buah –
buahan.
orang (26,7%) dan lebih dari yang
dianjurkan 22 orang (36,7%).
Pengaturan pola makan merupakan
pilar utama pengendalian diabetes melitus.
Namun penderita diabetes melitus sering
mendapat berbagai informasi tentang
makanan diabetes melitus dari berbagai
sumber yang tidak selalu benar. Informasi
yang kurang tepat sering kali merugikan
penderita diabetes itu sendiri, antara lain
tidak dapat lagi menikmati makanan
kesukaan mereka. Sebenarnaya anjuran
makan pada penderita diabetes melitus
sama dengan anjuran makan sehat
umumnya, yaitu makanan menu seimbang
dan sesuai dengan kebutuhan kalori
masing – masing.
Jumlah Makanan
Syarat kebutuhan kalori untuk
penderita diabetes melitus harus sesuai
untuk mencapai kadar glukosa normal dan
mempertahankan berat badan normal.
Komposisi energi adalah 60-70 % dari
karbohidrat 10-15 % dari protein 20-25 %
dari lemak.
Pada tabel 5,6, dan 7 bawah ini
dapat dilihat distribusi berdasarkan asupan
energi, karbohidrat, protein dan lemak
yang dikonsumsi penderita diabetes
melitus :
Tabel 5. Distribusi Berdasarkan Asupan
Energi yang Dikonsumsi Penderita
Diabetes Melitus
Tabel 6. Distribusi Berdasarkan Asupan
Zat Gizi Karbohidrat yang Dikonsumsi
Penderita Diabetes Melitus
Jenis Diet
N Asupan
o Energi
1
2
Sesuai
Tidak Sesuai
- Kurang
- Lebih
Total
Diet
I-III
N %
19 31,6
Diet
IV-VI
N %
3
5,0
Jlh
%
22
36,7
12
18
20,0
30,0
4
4
6,7
6,7
16
22
26,6
36,7
49
81,6
11
18,4
60
100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat
dilihat bahwa asupan energi yang
dikonsumsi penderita diabetes melitus
yang lebih dominan adalah tidak sesuai
yaitu kurang dari diet yang dianjurkan 16
Jenis Diet
N
Asupan
o
Karbohidrat
.
1
2
Sesuai
Tidak Sesuai
- Kurang
- Lebih
Total
Diet
I-III
N %
17 28,3
Diet
IV-VI
N %
2
3,3
Jlh
%
19
31,6
24
8
40,0
13,3
5
4
8,3
6,7
29
12
48,4
20,0
49
81,7
11
18,3
60
100,0
Dari tabel di atas terlihat bahwa
asupan zat gizi karbohidrat lebih dominan
tidak sesuai dengan diet yang dianjurkan
yaitu dengan kategori kurang dari yang
dianjurkan 29 orang (48,4%) dan lebih dari
yang dianjurkan 12 orang (20,0%).
Karbohidrat merupakan sumber
tenaga utama untuk kegiatan sehari – hari,
terdiri atas tepung- tepungan dan gula.
Penderita diabetes melitus dianjurkan
mengkonsumsi padi – padian, sereal, buah
dan sayuran karena mengandung serat
tinggi, juga vitamin dan mineral
(Rafanani, 2013)
6
Tabel 7. Distribusi Berdasarkan Asupan
Zat Gizi Protein yang Dikonsumsi
Penderita Diabetes Melitus
Jenis Diet
N
Asupan
o
Protein
.
1
2
Sesuai
Tidak Sesuai
- Kurang
- Lebih
Total
Diet
I-III
N %
16 26,7
Diet
IV-VI
N %
3
5,0
Jlh
%
19
31,7
12
21
20,0
35,0
5
3
8,3
5,0
17
24
28,3
40,0
49
81,7
11
18,3
60
100,0
Dari tabel di atas dapat dilihat
bahwa asupan zat gizi protein yang lebih
dominan adalah tidak sesuai yaitu kurang
dari diet yang dianjurkan 17 orang (28,3%)
dan lebih dari diet yang dianjurkan 24
orang (40,0%).
Protein adalah zat gizi yang penting
untuk pertumbuhan dan pengganti jaringan
yang rusak. Oleh karena itu perlu makan
protein setiap hari. Sumber protein banyak
terdapat dalam ikan, ayam, daging, tahu,
tempe dan kacang – kacangan.
Tabel 8. Distribusi Berdasarkan Asupan
Zat Gizi Lemak yang Dikonsumsi
Penderita Diabetes Melitus
Jenis Diet
N Asupan
o Lemak
1
2
Sesuai
Tidak Sesuai
- Kurang
- Lebih
Total
Diet
I-III
N %
13 21,7
Diet
IV-VI
N %
4
6,7
Jlh
%
17
28,3
3
33
5,0
55,0
3
4
5,0
6,6
6
37
10,0
61,7
49
81,7
11
18,3
60
100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat
lihat bahwa asupan zat gizi lemak lebih
dominan tidak sesuai dengan diet yang
dianjurkan yaitu 6 orang (10,0%) dengan
kategori kurang dari yang dianjurkan dan
37 orang (61,7%) dengan kategori lebih
dari yang dianjurkan.
Lemak adalah sumber tenaga, bagi
penderita diabetes melitus makan jangan
terlalu banyak digoreng, sebaiknya lebih
banyak dimasak menggunakan sedikit
minyak seperti dipanggang, dikukus,
dibuat sup, direbus atau dibakar. Batasi
konsumsi makanan tinggi kolesterol
seperti otak, jerohan dan lain – lain.
Jadwal Makan
Makanan porsi kecil dalam waktu
tertentu akan membantu mengontrol kadar
gula darah. Makanan porsi besar
menyebabkan peningkatan gula darah
mendadak dan bila berulang-ulang dalam
jangka panjang, dapat menimbulkan
komplikasi diabetes melitus.
Di bawah ini dapat dilihat
distribusi berdasarkan jadwal makan yang
dilaksanakan penderita diabetes melitus
yaitu :
Tabel 9. Distribusi Berdasarkan Jadwal
Makan Penderita Diabetes Melitus
N
o
1
2
Jadwal Makan
Jlh
Baik (interval 3 jam)
10
Kurang Baik :
- Kurang dari 3 5
jam
- Lebih dari 3 jam 45
Total
60
%
16,7
8,3
75,0
100,0
Dari tabel di atas dapat dilihat
bahwa jadwal makan yang dominan berada
pada kategori kurang baik yaitu 45 orang
(75,0%) lebih dari 3 jam atau lebih dari
waktu yang dianjurkan.
Penderita
diabetes
mellitus
biasanya
mempunyai
kecenderungan
perubahan kadar gula darah yang drastis.
Sehabis makan, kadar gula akan tinggi dan
beberapa lama tidak mendapat asupan
makanan, maka kadar gula darah akan
rendah sekali. Makan tepat waktu dan
makan harus teratur untuk mencegah
terjadi rendahnya kadar gula darah
(hipoglikemi) dan tingginya kadar gula
darah (hiperglikemi) (Rafanani, 2013).
KESIMPULAN
Pola makan penderita diabetes melitus
belum
sesuai
dengan
tujuan
7
penatalaksanaan diet secara umum yaitu
mencapai dan mempertahankan kadar
glukosa darah mendekati normal.
Susunan bahan makanan
yang
dikonsumsi penderita diabetes melitus
belum lengkap yaitu hanya nasi + lauk
pauk + sayur sebesar 43,3%
Jenis bahan makanan penderita
diabetes mellitus masih memberikan efek
untuk kenaikan kadar glukosa darah, Jenis
bahan makanannya yaitu ; dari sumber
energi adalah nasi dengan frekuensi makan
1-3x sehari, dari sayuran adalah sayuran
golongan A (lobak) dengan frekuensi
makan 1-2xsebulan, sayuran golongan B
(labu siam, brokoli, genjer, kacang
panjang, rebung, jagung muda dan pepaya
muda) juga pada frekuensi makan 1-2x
sebulan dan sayuran golongan C (nangka
muda) pada frekuensi makan 4-6x
seminggu dan jenis bahan makanan buah
adalah jeruk dengan frekuensi 1-2x
sebulan.
Jumlah asupan energi, karbohidrat,
protein dan lemak umumnya lebih banyak
dari standar diet yang dianjurkan untuk
penderita diabetes melitus.
Jadwal makan penderita diabetes
melitus pada umumnya
tidak sesuai
dengan diet yang dianjurkan atau sebagian
besar melaksanakan jadwal makan lebih
dari 3 jam.
Saran
Kepada pihak Puskesmas untuk
melaksanakan Konseling gizi ataupun
perkumpulan
perkumpulan
bagi
penderita
dibetes
melitus
untuk
membicarakan tentang segala vitamin atau
nutrisi dalam melaksanakan diet ataupun
pengaturan pola makan.
Bagi penderita diabetes melitus agar
mengikuti konseling gizi agar mendapat
informasi, penjelasan ataupun penyuluhan
mengenai penyakitnya sehingga lebih
disiplin terutama dalam memperhatikan
jadwal
makan
serta
untuk
mempertahankan kadar glukosa kadar
glukosa darah dalam batas normal.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2006. Penuntun Diet.
Penerbit PT . Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta
Barus , N. 2009, Perilaku Diet Pasien
Diabetes Melitus di Rumah Sakit
Umum Medan Baru Medical
Center Tahun 2009. Skripsi FKM
- USU Medan.
Handayono, 2010. Terapi Diet dan
Nutrisi, Penerbit Hipokrates,
Jakarta
Hartini, S. 2009. Diabetes Siapa Takut.
Penerbit Qanita. Bandung.
Isgianto, 2009. Tekhnik Pengambilan
Sampel. Penerbit Buku Kesehatan.
Jogjakarta.
Tandra. 2008. Terapi Jus Untuk
Penderita Diabetes. Penerbit
Cable book. Klaten
Moehyi, 1995. Pengaturan Makanan
dan Diit untuk Penyembuhan
Penyakit, Penerbit Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
Notoatmodjo, 2003. Pendidikan Dan
Perilaku Kesehatan. Penerbit
Rineka Cipta. Jakarta
Pranadji, 2002. Perencanaan Menu
Untuk Penderita Diabetes
Melitus. Penerbit Swadaya. Jakarta
Rafanani, B. 2013. Buku Pintar Pola
Makan Sehat Dan Cerdas Bagi
Penderita Diabetes. Penerbit
Araska. Yogyakarta
Sibarani, R. 2010, Tinjauan Pola Makan
Penderita Diabetes Mellitus
Rawat Jalan di RSU dr Pirngadi
Medan Tahun 2010. Skripsi FKM
– USU Medan.
8
9
RAWAT JALAN DI PUSKESMAS KOTANOPAN
KABUPATEN MANDAILING NATAL
TAHUN 2013
Marlina Nasution1, Jumirah2, Mhd. Arifin Siregar2
1
2
Program sarjana Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU
Staff Pengajar Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU
Email : [email protected]
ABSTRACT
The technological development make a change of public behavior and life style like
food pattern unsuited with the body necessity and less activity until having an effect on
improve the diabetes mellitus case. The objective of this research to know the food pattern of
diabetes mellitus at Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal.
This study adopted descriptive survey with design method in cross sectional. The
sample on the research known in total sampling involved 60 patients with diabetes mellitus as
out-patient. The data used such as primary and secondary data. Primary data was taken by
interview with questionnaire, in food recall and food frequency forms. Secondary data was
taken from Puskesmas, such as general description and data of patient with diabetes mellitus.
In research the characteristics of patient mostly aged 50-64 years old, female. In
taken carbohydrate, protein and fat is certainty exceeding standard rate namely as
recommended carbohydrate 48.4 %, protein 40,0 % and fat 61,7 % respectively. The meal
time of those patient diabetes mellitus should more than 3 hours.
Recommended to health care improve of service the information to patient with
diabetes mellitus so as to more discipline admission of food pattern, and to the patient with
diabetes mellitus so as comply food pattern as requested, so that they can develop good
habits and focused on the health living.
Keywords : type, total and meal hour, diabetes mellitus
1
PENDAHULUAN
Perkembangan pembangunan dan
teknologi telah membawa perubahan
perilaku dan gaya hidup masyarakat
seperti pola makan yang tidak sesuai
dengan kebutuhan tubuh dan kurangnya
aktifitas fisik. Perubahan tersebut telah
memberi pengaruh terhadap meningkatnya
kasus penyakit tidak menular (PTM)
seperti penyakit Diabetes Melitus, Jantung
Koroner, Stroke dan Hipertensi.
Menurut data badan kesehatan
dunia (WHO) tahun 2009, Indonesia
menempati urutan keempat dalam jumlah
penderita diabetes melitus di dunia. Pada
tahun 2000 terdapat sekitar 5,6 juta
penduduk Indonesia yang mengidap
diabetes melitus. Pada tahun 2006 jumlah
penderita diabetes melitus di Indonesia
menjadi 14 juta orang dan diantara mereka
baru sekitar 30% yang datang berobat
secara teratur.
Laporan statistik dari International
Diabetes Federation (IDF) menyebutkan,
bahwa sekarang sudah ada sekitar 230 juta
penderita diabetes melitus. Angka ini terus
bertambah hingga 3 % atau sekitar 7 juta
orang setiap tahunnya. Dengan demikian
jumlah
penderita
diabetes
melitus
diperkirakan akan mencapai 350 juta pada
tahun 2025 dan setengah dari angka
tersebut berada di Asia terutama India,
Cina, Pakistan dan Indonesia (Tandra,
2008).
Menurut PERKENI (Persatuan
Endokrinologi
Indonesia,
1998)
menyatakan bahwa pola pertambahan
penduduk seperti saat ini diperkirakan
pada tahun 2020 di Indonesia akan
terdapat 178 juta penduduk berusia 20
tahun dengan asumsi prevalensi diabetes
melitus sebesar 4 % akan ada 7 juta orang
dengan diabetes melitus di Indonesia yang
akan meningkat dari 5 juta di tahun 1995
menjadi 12 juta di tahun 2025
(Handayono, 2010).
Di Indonesia menurut survei
prevalensi penyakit diabetes melitus
dikota-kota besar mencapai 0,26 % pada
usia 6-20 tahun, 1,43 % pada usia diatas
20 tahun, 4,16 % pada usia 40 tahun ke
atas. Sedangkan di pedesaan pada usia
diatas 20 tahun prevalensi penyakit
diabetes melitus mencapai 1,47 %
(Handayono, 2010).
Pola makan maupun diet sangat
berpengaruh terhadap kehidupan manusia,
khususnya bagi penderita diabetes melitus
baik untuk memelihara kesehatan tubuh
maupun
untuk
perawatan
dan
penyembuhan penyakit. Telah diketahui
sejak ratusan tahun lalu pengaturan diet
untuk penyembuhan penyakit merupakan
bagian yang tidak dapat terpisahkan dari
keseluruhan upaya perawatan untuk
penyembuhan penyakit yang diderita oleh
penderita diabetes melitus (Moehyi, 1995)
Gaya hidup seseorang tercermin
dari kebiasaan mengatur makanan,
seseorang penderita yang hidup di
perkotaan dimana kebiasaan makan dapat
mempengaruhi pengetahuan dan sikap
dalam melaksanakan diet. Berdasarkan
penelitian sebelumnya diketahui bahwa
tidak seluruh penderita melaksanakan diet
diabetes mellitus sesuai dengan aturan,
dengan alasan malas dan bosan dengan
diet diabetes mellitus yang telah ditetapkan
sehingga jumlah asupan energi tidak
seimbang (Notoatmojo, 2003).
Sumatera Utara masyarakatnya
terdiri dari berbagai suku diantaranya
Minang, Jawa, Batak (Toba, Karo, PakPak, Mandailing) dan lain-lain selalu
mengonsumsi makanan yang banyak
mengandung lemak dan protein yang
tinggi.
Khususnya
di
Kecamatan
Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal,
yang masyarakatnya dominan bersuku
Mandailing juga selalu mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung lemak,
protein tinggi dan rendah serat. Serat dapat
membantu memperlambat masuknya gula
kedalam aliran darah. Kemudian dengan
mengkonsumsi
makanan
yang
mengandung lemak dan protein tinggi
dengan jumlah dan jadwal yang berlebihan
dapat menyebabkan
tidak terjadinya
keseimbangan energi dalam tubuh.
2
Badan Pusat Statistik Angka
Proyeksi 2011 Kabupaten Mandailing
Natal menyebutkan jumlah penduduk
Kecamatan Kotanopan adalah sebanyak
26.510 jiwa. Dimana pada kelompok umur
35-39 tahun sebanyak 1.652 orang dan
umur 40-44 tahun sebanyak 1.458 jiwa.
Sedangkan data kunjungan penderita
diabetes melitus yang rawat jalan di
Puskesmas Kotanopan pada tahun 2012
sebanyak 1.127 orang. Jumlah data
kunjungan penderita diabetes melitus
tersebut adalah 10% dari jumlah
kunjungan
pasien
di
Puskesmas
Kotanopan.
Berdasarkan latar belakang diatas,
penulis tertarik untuk melihat gambaran
pola makan penderita diabetes melitus
rawat jalan di Puskesmas Kotanopan
Kabupaten Mandailing Natal tahun 2013.
Adapun yang menjadi perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana
gambaran
pola
makan
penderita diabetes melitus rawat jalan di
Puskesmas
Kotanopan
Kabupaten
Mandailing Natal tahun 2013.
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui pola makan penderita
diabetes melitus rawat jalan di Puskesmas
Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal
tahun 2013.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Mei - September 2013 di Puskesmas
Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal.
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah seluruh
pasien rawat jalan di Puskesmas
Kotanopan yang dengan diagnosa dokter
dinyatakan menderita diabetes melitus.
Dimana jumlah penderita diabetes melitus
di Puskesmas Kotanopan dari bulan
Januari – Mei 2013 berjumlah 60 orang.
Sampel dalam penelitian ini adalah
total sampling yaitu keseluruhan dari
populasi, dimana seluruh pasien yang
rawat jalan di Puskesmas Kotanopan
Kabupaten Mandailing Natal yang
berjumlah 60 orang
Adapun manfaat dari penelitian ini
adalah Sebagai masukan bagi tenaga
kesehatan di Puskesmas Kotanopan dalam
meningkatkan
kualitas
pelayanan
kesehatan pada masalah gizi khususnya
gizi pada penderita diabetes melitus dan
sebagai masukan tentang informasi gizi
pada penderita diabetes melitus.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah survei yang
bersifat deskriftif yaitu menggambarkan
pola makan penderita diabetes melitus
rawat jalan di Puskesmas Kotanopan tahun
2013. Desain penelitian yang digunakan
adalah cross sectional yaitu penelitian
yang
mengamati
subjek
dengan
pendekatan suatu saat atau subjek
diobservasi pada saat penelitian.
Lokasi Penelitian
Penelitian
ini
dilakukan
di
Puskesmas
Kotanopan
Kabupaten
Mandailing
Natal.
Adapun
alasan
pemilihan lokasi di Puskesmas Kotanopan
karena angka kejadian penderita diabetes
melitus yang rawat jalan cukup tinggi,
yaitu 60 orang penderita diabetes melitus.
Metode Pengumpulan Data
Data
karakterisistik
responden
diporoleh melalui wawancara dengan
menggunakan kuesioner dan untuk
mengetahui
pola
makan
(jumlah,jenis dan jadwal makan) dilakukan
melalui wawancara dengan menggunakan
formulir food recal 24 jam dan formulir
food frekuency
Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan,
dianalisis secara deskriptif dan disajikan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan
diberi keterangan secara deskriptif.
HASIL PENELITIAN
Dari kuesioner yang telah disebarkan
kepada 60 orang pasien diabetes melitus di
3
Puskesmas
Kotanopan
Kabupaten
Mandailing Natal pada bulan September
2013, karakteristik responden yaitu Umur,
Jenis kelamin, Pendidikan, Pekerjaan,
Riwayat keluarga dan lama menderita
sebagai berikut :
Tabel.1. Distribusi Berdasarkan
Karakteristik Penderita Diabetes
Melitus
N
o
1
2
3
Karakteristik
Responden
Umur
1. 30-49
2. 50-64
3. ≥65
Total
Jenis Kelamin
1. Laki-laki
2. Perempuan
Total
Pendidikan
1. Tidak Sekolah
2. Tamat SD
3. Tamat SMP
4. Tamat SMA
5. Diploma
6. Sarjana
Total
4
Jumlah
%
22
27
11
60
36,7
45,0
18,3
100,0
21
39
60
35,0
65,0
100,0
9
8
6
19
8
10
60
15,0
13,3
10,0
36,7
13,3
16,7
100,0
14
23,3
16
4
10
4
6
2
4
26,7
6,7
16,7
6,7
10,0
3,3
6,7
60
100,0
10
50
60
16,7
83,3
100,0
11
49
60
18,3
81,7
100,0
Pekerjaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
5
Tidak
bekerja
/IRT
PNS
Guru
Wiraswasta
Pensiunan
Petani
Buruh
Supir/tukang
becak
Total
Riwayat
keluarga
1.
2.
6
Ada
Tidak ada
Total
Lama
menderita
1.
2.
< 1 tahun
≥ 1 tahun
Total
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa
jumlah penderita diabetes melitus yang
paling banyak adalah pada kelompok umur
50-64 tahun yaitu 27 responden (45,0%).
Menurut jenis kelamin responden, yang
paling banyak adalah perempuan yaitu 39
orang (65,0%). Berdasarkan tingkat
pendidikannya yang paling banyak adalah
tamat SMA yaitu 19 orang (36,7 %).
Sedangkan pekerjaan penderita diabetes
melitus yang paling banyak adalah PNS
(Pegawai Negeri Sipil) sebanyak 16 orang
(26,7%).
Berdasarkan riwayat keluarga dan lama
menderita diabetes melitus dari tabel diatas
diketahui bahwa ada 50 orang (83,3%)
yang tidak ada riwayat keluarga yang
menderita diabetes melitus dan lama
menderita diabetes melitus lebih banyak ≥
1 tahun (81,7%).
Untuk menentukan jenis diet
penderita diabetes melitus, di bawah ini
dapat dilihat distribusi berdasarkan Indeks
Masa Tubuh (IMT) penderita diabetes
melitus :
Tabel 2. Distribusi Berdasarkan Indeks
Massa Tubuh (IMT) Pada Penderita
Diabetes Melitus
No. Indeks Masa Jumlah (%)
Tubuh
(IMT)
1.
Normal
11
18,3
2.
Gemuk
49
81,7
Jumlah
60
100,0
Berdasarkan tabel di atas diketahui
bahwa penderita diabetes melitus yang
paling banyak
dengan IMT gemuk
sebanyak 49 responden (81,7%).
Menurut Rafanani (2013) tujuan makan
sesuai kebutuhan kalori adalah agar dapat
mencapai dan mempertahankan berat
badan yang normal. Pada penderita
diabetes melitus yang gemuk, untuk
mempertahankan kadar gula darah makan
tepat waktu dan teratur.
Distribusi jenis diet berdasarkan
IMT penderita diabetes melitus dapat
dilihat pada tabel 3 berikut :
4
Tabel 3. Distribusi Jenis Diet
Berdasarkan IMT Penderita Diabetes
Melitus
No. Jenis Diet
Jumlah
%
1.
Diet I – III
49
81,7
2.
Diet IV – VI 11
18,3
Jumlah
60
100,0
Dari hasil penelitian diketahui
bahwa klasifikasi status gizi berdasarkan
IMT penderita diabetes melitus adalah
normal dan gemuk Sehingga diketahui
jenis diet penderita diabetes melitus adalah
2 jenis yaitu; jenis diet I s/d III sebesar
81,7 % diberikan kepada penderita yang
gemuk, obesitas berat atau terlalu gemuk
dan jenis diet
IV s/d VI sebesar 18,3 %
diberikan kepada penderita diabetes
dengan berat badan normal tanpa
komplikasi.
Jenis diet I – III mengandung
energi 1000-1500 Kkal, karbohidrat 172 –
235gr, protein 43 – 51,5gr dan lemak 30 –
36,5gr. Sedangkan jenis diet IV – VI
mengandung energi 1700 – 2100 Kkal,
karbohidrat 275 – 319gr, protein 55,5 –
62gr dan lemak 36,6 – 53gr.
Pola Makan Penderita Diabetes Melitus
Pola makan penderita diabetes
melitus adalah jenis, jumlah dan jadwal
makan penderita, yang bertujuan untuk
mencapai dan mempertahankan kadar gula
darah mendekati normal.
Jenis makanan
Jenis makanan untuk penderita
diabetes melitus adalah yang tidak
memberikan efek terhadap peningkatan
glukosa darah.
Jenis bahan makanan berdasarkan
susunan bahan makanan yang dikonsumsi
oleh penderita diabetes melitus diukur
dengan menggunakan Food Recall dapat
dilihat pada Tabel 4 berikut :
Tabel 4. Distribusi Berdasarkan
Susunan Bahan Makanan yang
Dikonsumsi Penderita Diabetes Melitus.
N SusunanBahan Makanan
Jlh %
o
1. Nasi + lauk-pauk + sayur + 19 31,7
buah
2. Nasi + lauk –pauk + sayur
26 43,3
3. Nasi + lauk-pauk
15 25,0
Jumlah
60 100,0
Dari tabel di atas menunjukkan
bahwa susunan bahan makanan penderita
diabetes melitus yang paling banyak
adalah dengan susunan (nasi + lauk-pauk +
sayur) sebanyak 26 orang (43,3%).
Dari hasil penelitian, jenis bahan
makanan sumber karbohidrat, protein
hewani dan proein nabati juga sayuran dan
buah berdasarkan frekuensi makan
penderita diabetes melitus terdapat pada
tabel 10,11 dan 12 pada Lampiran 1
Dari tabel tersebut diketahui bahwa
jenis bahan makanan sumber energi yang
paling banyak dikonsumsi adalah nasi
yaitu 60 orang (100%) dengan frekuensi 13x sehari. Sedangkan sumber protein
hewani yang paling banyak dikonsumsi
adalah ayam sebesar 58,4 % dengan
frekuensi 1-2x sebulan. Sedangkan jenis
bahan makanan sumber protein nabati
yang paling banyak dikonsumsi adalah
tempe yaitu 46,6% dengan frekuensi 1-3x
seminggu.
Distribusi jenis bahan makanan
sayuran berdasarkan frekuensi makan
penderita diabetes melitus ada 3 golongan
yaitu : sayuran golongan A, sayuran
golongan B dan sayuran golongan C.
Dari hasil penelitian diketahui
jenis sayuran berdasarkan frekuensi makan
yang paling banyak dikonsumsi adalah
pada sayuran golongan A (Lobak) dengan
frekuensi makan 1-2x sebulan, sayuran
golongan B (Labu siam, Brokoli, Genjer,
Kacang panjang, Rebung, Jagung muda
dan Pepaya muda) juga pada frekuensi
makan 1-2x sebulan dan sayuran golongan
C (Nangka muda) pada frekuensi 4-6x
seminggu.
5
Berdasarkan penelitian diketahui
jenis buah yang paling banyak dikonsumsi
adalah buah jeruk yaitu (41,7%) dengan
frekuensi makan 1-2x sebulan.
Menurut Rafanani (2013) jenis
makanan menentukan kecepatan naiknya
kadar gula darah. Kecepatan suatu
makanan dalam menaikkan kadar gula
darah disebut juga indeks glikemik.
Makanan Indeks glikemik tinggi harusnya
dihindari seperti sumber karbohidrat
sederhana, gula, madu,sirup, roti, mie dan
lain-lain. Makanan yang berindeks
glikemik lebih rendah adalah makanan
yang harus dikonsumsi dan kaya dengan
serat, contohnya sayuran dan buah –
buahan.
orang (26,7%) dan lebih dari yang
dianjurkan 22 orang (36,7%).
Pengaturan pola makan merupakan
pilar utama pengendalian diabetes melitus.
Namun penderita diabetes melitus sering
mendapat berbagai informasi tentang
makanan diabetes melitus dari berbagai
sumber yang tidak selalu benar. Informasi
yang kurang tepat sering kali merugikan
penderita diabetes itu sendiri, antara lain
tidak dapat lagi menikmati makanan
kesukaan mereka. Sebenarnaya anjuran
makan pada penderita diabetes melitus
sama dengan anjuran makan sehat
umumnya, yaitu makanan menu seimbang
dan sesuai dengan kebutuhan kalori
masing – masing.
Jumlah Makanan
Syarat kebutuhan kalori untuk
penderita diabetes melitus harus sesuai
untuk mencapai kadar glukosa normal dan
mempertahankan berat badan normal.
Komposisi energi adalah 60-70 % dari
karbohidrat 10-15 % dari protein 20-25 %
dari lemak.
Pada tabel 5,6, dan 7 bawah ini
dapat dilihat distribusi berdasarkan asupan
energi, karbohidrat, protein dan lemak
yang dikonsumsi penderita diabetes
melitus :
Tabel 5. Distribusi Berdasarkan Asupan
Energi yang Dikonsumsi Penderita
Diabetes Melitus
Tabel 6. Distribusi Berdasarkan Asupan
Zat Gizi Karbohidrat yang Dikonsumsi
Penderita Diabetes Melitus
Jenis Diet
N Asupan
o Energi
1
2
Sesuai
Tidak Sesuai
- Kurang
- Lebih
Total
Diet
I-III
N %
19 31,6
Diet
IV-VI
N %
3
5,0
Jlh
%
22
36,7
12
18
20,0
30,0
4
4
6,7
6,7
16
22
26,6
36,7
49
81,6
11
18,4
60
100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat
dilihat bahwa asupan energi yang
dikonsumsi penderita diabetes melitus
yang lebih dominan adalah tidak sesuai
yaitu kurang dari diet yang dianjurkan 16
Jenis Diet
N
Asupan
o
Karbohidrat
.
1
2
Sesuai
Tidak Sesuai
- Kurang
- Lebih
Total
Diet
I-III
N %
17 28,3
Diet
IV-VI
N %
2
3,3
Jlh
%
19
31,6
24
8
40,0
13,3
5
4
8,3
6,7
29
12
48,4
20,0
49
81,7
11
18,3
60
100,0
Dari tabel di atas terlihat bahwa
asupan zat gizi karbohidrat lebih dominan
tidak sesuai dengan diet yang dianjurkan
yaitu dengan kategori kurang dari yang
dianjurkan 29 orang (48,4%) dan lebih dari
yang dianjurkan 12 orang (20,0%).
Karbohidrat merupakan sumber
tenaga utama untuk kegiatan sehari – hari,
terdiri atas tepung- tepungan dan gula.
Penderita diabetes melitus dianjurkan
mengkonsumsi padi – padian, sereal, buah
dan sayuran karena mengandung serat
tinggi, juga vitamin dan mineral
(Rafanani, 2013)
6
Tabel 7. Distribusi Berdasarkan Asupan
Zat Gizi Protein yang Dikonsumsi
Penderita Diabetes Melitus
Jenis Diet
N
Asupan
o
Protein
.
1
2
Sesuai
Tidak Sesuai
- Kurang
- Lebih
Total
Diet
I-III
N %
16 26,7
Diet
IV-VI
N %
3
5,0
Jlh
%
19
31,7
12
21
20,0
35,0
5
3
8,3
5,0
17
24
28,3
40,0
49
81,7
11
18,3
60
100,0
Dari tabel di atas dapat dilihat
bahwa asupan zat gizi protein yang lebih
dominan adalah tidak sesuai yaitu kurang
dari diet yang dianjurkan 17 orang (28,3%)
dan lebih dari diet yang dianjurkan 24
orang (40,0%).
Protein adalah zat gizi yang penting
untuk pertumbuhan dan pengganti jaringan
yang rusak. Oleh karena itu perlu makan
protein setiap hari. Sumber protein banyak
terdapat dalam ikan, ayam, daging, tahu,
tempe dan kacang – kacangan.
Tabel 8. Distribusi Berdasarkan Asupan
Zat Gizi Lemak yang Dikonsumsi
Penderita Diabetes Melitus
Jenis Diet
N Asupan
o Lemak
1
2
Sesuai
Tidak Sesuai
- Kurang
- Lebih
Total
Diet
I-III
N %
13 21,7
Diet
IV-VI
N %
4
6,7
Jlh
%
17
28,3
3
33
5,0
55,0
3
4
5,0
6,6
6
37
10,0
61,7
49
81,7
11
18,3
60
100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat
lihat bahwa asupan zat gizi lemak lebih
dominan tidak sesuai dengan diet yang
dianjurkan yaitu 6 orang (10,0%) dengan
kategori kurang dari yang dianjurkan dan
37 orang (61,7%) dengan kategori lebih
dari yang dianjurkan.
Lemak adalah sumber tenaga, bagi
penderita diabetes melitus makan jangan
terlalu banyak digoreng, sebaiknya lebih
banyak dimasak menggunakan sedikit
minyak seperti dipanggang, dikukus,
dibuat sup, direbus atau dibakar. Batasi
konsumsi makanan tinggi kolesterol
seperti otak, jerohan dan lain – lain.
Jadwal Makan
Makanan porsi kecil dalam waktu
tertentu akan membantu mengontrol kadar
gula darah. Makanan porsi besar
menyebabkan peningkatan gula darah
mendadak dan bila berulang-ulang dalam
jangka panjang, dapat menimbulkan
komplikasi diabetes melitus.
Di bawah ini dapat dilihat
distribusi berdasarkan jadwal makan yang
dilaksanakan penderita diabetes melitus
yaitu :
Tabel 9. Distribusi Berdasarkan Jadwal
Makan Penderita Diabetes Melitus
N
o
1
2
Jadwal Makan
Jlh
Baik (interval 3 jam)
10
Kurang Baik :
- Kurang dari 3 5
jam
- Lebih dari 3 jam 45
Total
60
%
16,7
8,3
75,0
100,0
Dari tabel di atas dapat dilihat
bahwa jadwal makan yang dominan berada
pada kategori kurang baik yaitu 45 orang
(75,0%) lebih dari 3 jam atau lebih dari
waktu yang dianjurkan.
Penderita
diabetes
mellitus
biasanya
mempunyai
kecenderungan
perubahan kadar gula darah yang drastis.
Sehabis makan, kadar gula akan tinggi dan
beberapa lama tidak mendapat asupan
makanan, maka kadar gula darah akan
rendah sekali. Makan tepat waktu dan
makan harus teratur untuk mencegah
terjadi rendahnya kadar gula darah
(hipoglikemi) dan tingginya kadar gula
darah (hiperglikemi) (Rafanani, 2013).
KESIMPULAN
Pola makan penderita diabetes melitus
belum
sesuai
dengan
tujuan
7
penatalaksanaan diet secara umum yaitu
mencapai dan mempertahankan kadar
glukosa darah mendekati normal.
Susunan bahan makanan
yang
dikonsumsi penderita diabetes melitus
belum lengkap yaitu hanya nasi + lauk
pauk + sayur sebesar 43,3%
Jenis bahan makanan penderita
diabetes mellitus masih memberikan efek
untuk kenaikan kadar glukosa darah, Jenis
bahan makanannya yaitu ; dari sumber
energi adalah nasi dengan frekuensi makan
1-3x sehari, dari sayuran adalah sayuran
golongan A (lobak) dengan frekuensi
makan 1-2xsebulan, sayuran golongan B
(labu siam, brokoli, genjer, kacang
panjang, rebung, jagung muda dan pepaya
muda) juga pada frekuensi makan 1-2x
sebulan dan sayuran golongan C (nangka
muda) pada frekuensi makan 4-6x
seminggu dan jenis bahan makanan buah
adalah jeruk dengan frekuensi 1-2x
sebulan.
Jumlah asupan energi, karbohidrat,
protein dan lemak umumnya lebih banyak
dari standar diet yang dianjurkan untuk
penderita diabetes melitus.
Jadwal makan penderita diabetes
melitus pada umumnya
tidak sesuai
dengan diet yang dianjurkan atau sebagian
besar melaksanakan jadwal makan lebih
dari 3 jam.
Saran
Kepada pihak Puskesmas untuk
melaksanakan Konseling gizi ataupun
perkumpulan
perkumpulan
bagi
penderita
dibetes
melitus
untuk
membicarakan tentang segala vitamin atau
nutrisi dalam melaksanakan diet ataupun
pengaturan pola makan.
Bagi penderita diabetes melitus agar
mengikuti konseling gizi agar mendapat
informasi, penjelasan ataupun penyuluhan
mengenai penyakitnya sehingga lebih
disiplin terutama dalam memperhatikan
jadwal
makan
serta
untuk
mempertahankan kadar glukosa kadar
glukosa darah dalam batas normal.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2006. Penuntun Diet.
Penerbit PT . Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta
Barus , N. 2009, Perilaku Diet Pasien
Diabetes Melitus di Rumah Sakit
Umum Medan Baru Medical
Center Tahun 2009. Skripsi FKM
- USU Medan.
Handayono, 2010. Terapi Diet dan
Nutrisi, Penerbit Hipokrates,
Jakarta
Hartini, S. 2009. Diabetes Siapa Takut.
Penerbit Qanita. Bandung.
Isgianto, 2009. Tekhnik Pengambilan
Sampel. Penerbit Buku Kesehatan.
Jogjakarta.
Tandra. 2008. Terapi Jus Untuk
Penderita Diabetes. Penerbit
Cable book. Klaten
Moehyi, 1995. Pengaturan Makanan
dan Diit untuk Penyembuhan
Penyakit, Penerbit Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
Notoatmodjo, 2003. Pendidikan Dan
Perilaku Kesehatan. Penerbit
Rineka Cipta. Jakarta
Pranadji, 2002. Perencanaan Menu
Untuk Penderita Diabetes
Melitus. Penerbit Swadaya. Jakarta
Rafanani, B. 2013. Buku Pintar Pola
Makan Sehat Dan Cerdas Bagi
Penderita Diabetes. Penerbit
Araska. Yogyakarta
Sibarani, R. 2010, Tinjauan Pola Makan
Penderita Diabetes Mellitus
Rawat Jalan di RSU dr Pirngadi
Medan Tahun 2010. Skripsi FKM
– USU Medan.
8
9