Perbandingan sistem penilaian antara kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dengan kurikulum 2013.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
PERBANDINGAN SISTEM PENILAIAN ANTARA KURIKULUM
KTSP DENGAN KURIKULUM 2013
Markus Krisna Bintara
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2014
Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana sistem
penilaian dengan menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan
kurikulum 2013. Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah
bagaimanakah sistem penilaian pada kurikulum tingkat satuan pendidikan
dan pada kurikulum 2013 ?. paparan dalam makalah ini ditulis berdasarkan
studi pustaka.
Sistem penilaian merupakan suatu sistem yang dibuat untuk

menafsirkan dan memproses hasil pengukuran dan penentuan hasil belajar
siswa. Sistem penilaian pada kurikulum tingkat satuan pendidikan menganut
prinsip penilaian berkelanjutan dan komprehensif guna mendukung upaya
memandirikan siswa untuk belajar, bekerja sama, dan menilai diri sendiri.
Karena itu, penilaian dilaksanakan dalam kerangka penilaian berbasis kelas,
yang dalam prakteknya harus memperhatikan dan menilai secara
proporsional ketiga ranah (domain): (1) ranah pengetahuan (kognitif); (2)
ranah sikap (afektif); (3) ranah keterampilan (psikomotorik). Penilaian
dalam kurikulum 2013: (1) kompetensi inti 1 (sikap spiritual); (2)
kompetensi inti 2 (sikap sosial); (3) kompetensi inti 3 (pengetahuan); (4)
kompetensi inti 4 (keterampilan). Kurikulum 2013 memakai sistem
penilaian otentik (mengukur sikap, keterampilan, dan pengetahuan
berdasarkan proses dan hasil). Penilaian ini mampu menggambarkan
peningkatan hasil belajar peserta didik secara lebih otentik.
kesimpulan dari makalah ini adalah dalam perjalanannya sistem
penilaian kurikulum tingkat satuan pendidikan memiliki banyak kekurangan
dua di antaranya: (1) penilaian yang dominan pada kognitif saja; (2) teknik
penilaian yang digunakan hanya berupa tes saja. Kemudian kurikulum 2013
dapat mengatasi kekurangan itu dengan: (1) standar penilaian menggunakan
penilaian otentik; (2) penilaian mencangkup aspek sikap, pengetahuan dan

keterampilan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian.

viii 
 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
THE COMPARISON OF THE ASSESSMENT SYSTEM BETWEEN
CURRICULUM OF EDUCATION UNIT LEVEL AND 2013
CURRICULUM
Markus Krisna Bintara
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2014

The purpose of this paper is to find out how the assessment system
of the curriculum of education and 2013 curriculum were carried out. This
paper is a literature study.
The assessment system is a system created to interpret and process
the measurement results and the fact finding in student learning outcomes.
The assessment system on the curriculum of education unit level follows
the principle of continuous and comprehensive assessment to support the
efforts of students selfstudy of the student cooperation, and self assessment.
Therefore, the assessments are carried out in accordance with classroombased assessment framework, which in practice must consider and assess
proportionately three domains: (1) cognitive domain; (2) affective domain;
(3) the psychomotoric domain. The assessment of 2013 education based on:
(1) the first core is (spiritual attitude); (2) the second core competence
(social attitudes); (3) the third core competence (knowledge); (4) the fourth
core competence (skills). 2013 Curriculum applied authentic assessment
system ( for measuring attitudes, skills, and knowledge based the processes
and outcomes). This assessment is able to describe the improvement of
learning outcomes of the learners becomes more authentic.
This paper can be concluded that the assessment system of education
unit level has many short comings. Some of them: (1) the dominant
assessment is only on cognitive assessment; (2) the technique of assessment

is only based on tests. Those short comings are overcome by the 2013
curriculum by applying authentic assessment and the assessment which
cover aspects of attitudes, knowledge and skills by using a variety of
evaluation techniques.

ix 
 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERBA
ANDINGA
AN SISTE M PENILAIAN AN TARA KU
URIKULU
UM

TING
GKAT SA TUAN PE
ENDIDIKA
AN (KTSP))
DENGA
AN KURIK
KULUM 2 013

T
TUGAS
AKHIR

Diaju
ukan Untuk
k Memenu
uhi Salah Satu
S
Syaraat
M
Memperole

h Gelar Sa
arjana Pen
ndidikan
Program Studi
S
Pend
didikan Ek
konomi
Bidan g Keahlian
n Khusus Pendidika
P
an Akuntan
nsi

o
Disusun oleh:
Marrkus Krisn
na Bintara
N
NIM:

0713
334055

GRAM STU
UDI PEND
DIDIKAN EKONOM
MI
PROG
BID
DANG KEA
AHLIAN KHUSUS
K
PENDIDIK
P
KAN AKU
UNTANSI
JU RUSAN P ENDIDIK
KAN ILMU
U PENGET
TAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGU
URUAN DA
AN ILMU PENDIDIIKAN
U
UNIVERSI
ITAS SAN
NATA DHA
ARMA
Y
YOGYAKA
ARTA
2014
4

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


PE
ERBAND
DINGAN SISTEM
M PENILA
AIAN AN
NTARA
KURIK
KULUM TINGKA
AT SATU
UAN PEN
NDIDIKA
AN (KTS
SP)
D
DENGAN
N KURIK
KULUM 2013
T
TUGAS

AKHIR

Diaju
ukan Untuk
k Memenu
uhi Salah Satu
S
Syaraat
M
Memperole
h Gelar Sa
arjana Pen
ndidikan
Program Studi
S
Pend
didikan Ek
konomi
Bidan g Keahlian
n Khusus Pendidika

P
an Akuntan
nsi

o
Disusun oleh:
Marrkus Krisn
na Bintara
N
NIM:
0713
334055

PROG
GRAM STU
UDI PEND
DIDIKAN EKONOM
MI
DANG KEA
AHLIAN KHUSUS
K
PENDIDIK
P
KAN AKU
UNTANSI
BID
JU RUSAN P ENDIDIK
KAN ILMU
U PENGET
TAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGU
URUAN DA
AN ILMU PENDIDIIKAN
U
UNIVERSI
ITAS SAN
NATA DHA
ARMA
Y
YOGYAKA
ARTA
2014
4

 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya kecilku ini kepada dunia pendidikan supaya lebih baik
dan satu demi satu karya tulis semoga dapat membangkitkan semangat
untuk memajukan dunia pendidikan di Indonesia.

iv 
 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTO

ƒ

Never give up (tidak pernah menyerah)


 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
PERBANDINGAN SISTEM PENILAIAN ANTARA KURIKULUM
KTSP DENGAN KURIKULUM 2013
Markus Krisna Bintara
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2014
Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana sistem
penilaian dengan menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan
kurikulum 2013. Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah
bagaimanakah sistem penilaian pada kurikulum tingkat satuan pendidikan
dan pada kurikulum 2013 ?. paparan dalam makalah ini ditulis berdasarkan
studi pustaka.
Sistem penilaian merupakan suatu sistem yang dibuat untuk
menafsirkan dan memproses hasil pengukuran dan penentuan hasil belajar
siswa. Sistem penilaian pada kurikulum tingkat satuan pendidikan menganut
prinsip penilaian berkelanjutan dan komprehensif guna mendukung upaya
memandirikan siswa untuk belajar, bekerja sama, dan menilai diri sendiri.
Karena itu, penilaian dilaksanakan dalam kerangka penilaian berbasis kelas,
yang dalam prakteknya harus memperhatikan dan menilai secara
proporsional ketiga ranah (domain): (1) ranah pengetahuan (kognitif); (2)
ranah sikap (afektif); (3) ranah keterampilan (psikomotorik). Penilaian
dalam kurikulum 2013: (1) kompetensi inti 1 (sikap spiritual); (2)
kompetensi inti 2 (sikap sosial); (3) kompetensi inti 3 (pengetahuan); (4)
kompetensi inti 4 (keterampilan). Kurikulum 2013 memakai sistem
penilaian otentik (mengukur sikap, keterampilan, dan pengetahuan
berdasarkan proses dan hasil). Penilaian ini mampu menggambarkan
peningkatan hasil belajar peserta didik secara lebih otentik.
kesimpulan dari makalah ini adalah dalam perjalanannya sistem
penilaian kurikulum tingkat satuan pendidikan memiliki banyak kekurangan
dua di antaranya: (1) penilaian yang dominan pada kognitif saja; (2) teknik
penilaian yang digunakan hanya berupa tes saja. Kemudian kurikulum 2013
dapat mengatasi kekurangan itu dengan: (1) standar penilaian menggunakan
penilaian otentik; (2) penilaian mencangkup aspek sikap, pengetahuan dan
keterampilan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian.

viii 
 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
THE COMPARISON OF THE ASSESSMENT SYSTEM BETWEEN
CURRICULUM OF EDUCATION UNIT LEVEL AND 2013
CURRICULUM
Markus Krisna Bintara
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2014
The purpose of this paper is to find out how the assessment system
of the curriculum of education and 2013 curriculum were carried out. This
paper is a literature study.
The assessment system is a system created to interpret and process
the measurement results and the fact finding in student learning outcomes.
The assessment system on the curriculum of education unit level follows
the principle of continuous and comprehensive assessment to support the
efforts of students selfstudy of the student cooperation, and self assessment.
Therefore, the assessments are carried out in accordance with classroombased assessment framework, which in practice must consider and assess
proportionately three domains: (1) cognitive domain; (2) affective domain;
(3) the psychomotoric domain. The assessment of 2013 education based on:
(1) the first core is (spiritual attitude); (2) the second core competence
(social attitudes); (3) the third core competence (knowledge); (4) the fourth
core competence (skills). 2013 Curriculum applied authentic assessment
system ( for measuring attitudes, skills, and knowledge based the processes
and outcomes). This assessment is able to describe the improvement of
learning outcomes of the learners becomes more authentic.
This paper can be concluded that the assessment system of education
unit level has many short comings. Some of them: (1) the dominant
assessment is only on cognitive assessment; (2) the technique of assessment
is only based on tests. Those short comings are overcome by the 2013
curriculum by applying authentic assessment and the assessment which
cover aspects of attitudes, knowledge and skills by using a variety of
evaluation techniques.

ix 
 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala karuniaNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini sesuai dengan yang
diharapkan.
Tugas akhir ini berjudul PERBANDINGAN SISTEM PENILAIAN
ANTARA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
DENGAN KURIKULUM 2013. Adapun maksud dan tujuan penyusunan
tugas akhir ini sabagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi di Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyususnan skripsi ini
bukan hanya kerja penulis sendiri tetapi juga karena banyaknya dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini maka penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak.
Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Rohandi, Ph.D, selaku dekan Fakultas Keguruan dan ilmu
Pendidikan.
2. Bapak Indra Darmawan, M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan

Sosial,

Fakultas

Keguruan

dan

Ilmu

Pendidikan,Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd.,M.Si., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Akuntansi,Universitas Sanata Dharma.
4. Ibu Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P, M.Pd., selaku dosen
pembimbing dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal
penulisan tugas akhir hingga selesai.
5. Segenap jajaran dosen dan karyawan Prodi Pendidikan Akuntansi yang
telah membimbing selama proses perkuliahan.
6. Kepada orang tua saya Bapak Ignatius Bardiono dan Ibu Anastasia Sri
Subekti yang telah memberikan doa, motivasi, pengertian, dan
dukungan material.

 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................ii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAHAN............................................................iv
HALAMAN MOTO....................................................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA......................................................vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS.....................................vii
ABSTRAK..............................................................................................viii
ABSTRACT................................................................................................ix
KATA PENGANTAR.................................................................................x
DAFTAR ISI...........................................................................................xii
DAFTAR TABEL....................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................5
C. Batasan Masalah.................................................................................5
D. Tujuan................................................................................................5
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................7
A. Kurikulum..........................................................................................7
1. Sejarah Singkat Perkembangan Kurikulum di Indonesia.................7

xii 
 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2. Pengertian Kurikulum..................................................................13
3. Beberapa Pengertian Kurikulum...................................................16
4. Beberapa Definisi kurikulum.......................................................17
5. Fungsi Kurikulum........................................................................22
6. Komponen – Komponen Kurikulum.............................................27
B. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan..............................................54
1. Pengertian Kurikulum KTSP........................................................54
2. Acuan Operasional KTSP.............................................................58
3. Hakikat KTSP..............................................................................62
4. Pengembangan KTSP...................................................................66
5. Prinsip Pengembangan KTSP.......................................................69
6. Karakteristik KTSP......................................................................72
7. Komponen Kurikulum KTSP........................................................74
C. Kurikulum 2013................................................................................80
1. Pengertian Kurikulum 2013.........................................................80
2. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013....................................80
3. Karakteristik Kurikulum 2013......................................................84
4. Tujuan Kurikulum 2013...............................................................85
5. Kerangka Dasar Kurikulum 2013.................................................85
6. Landasan Yuridis.........................................................................90
7. Struktur Kurikulum 2013.............................................................91
BAB III PEMBAHASAN...................................................................102
A. Sistem Penilaian dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan........102
1. Penilaian dalam KTSP..............................................................102

xiii 
 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2. Hakikat dan Prinsip Penilaian KTSP.........................................107
3. Teknik dan Instrumen Penilaian................................................114
4.

Prosedur Penilaian...................................................................152

5. Mekanisme Penilaian................................................................156
B. Sistem Penilaian dalam Kurikuum 2013...........................................167
1. Penilaian Kurikulum 2013.........................................................167
2. Pendekatan Pembelajaran Kurikulum 2013................................173
3. Karakteristik Penilaian..............................................................189
4. Ruang Lingkup, Teknik dan Instrumen Penilaian.......................196
5. Mekanisme Penilaian................................................................228
6. Prosedur Penilaian....................................................................233
C. Analisis Perbandingan Sistem Penilaian antara KTSP dengan
Kurikulum 2013..............................................................................238
BAB IV KESIMPULAN.....................................................................240
DAFTAR PUSTAKA............................................................................243

xiv 
 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

Tabel 1. Struktur Kelompok Mata Pelajaran Wajib dalam Kurikulum
SMA atau ..................................................................................94
Tabel 2. Struktur Mata Pelajaran Peminatan dalam Kurikulum
SMA atau MA............................................................................95
Tabel 3. Uraian tentang Kompetensi Inti untuk Jenjang Sekolah
Menengah Atas atau Madrasah Aliyah .......................................99
Tabel 4. Penilaian untuk Kegiatan Tatap Muka dan Penugasan ..............123
Tabel 5. Aspek yang Dinilai dalam Berbagai Mata Pelajaran .................125
Tabel 6. Dimensi dan Indikator Sebagai Rambu - rambu Penilaian
Akhlak Mulia ..........................................................................128
Tabel 7. Penilaian Terhadap Aspek Kepribadian Peserta Didik ..............130
Tabel 8. Klasifikasi Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen .................143
Tabel 9. Contoh Instrumen Observasi (Lembar Pengamatan)
Lari 100 meter ........................................................................144
Tabel 10. Pedoman Penskoran untuk Instrumen Penilaian
Tugas Projek ...........................................................................146
Tabel 11. Pedoman Penskoran untuk Instrumen Penilaian
Tugas Produk ........................................................................147
Tabel 12. Contoh Instrumen Inventori Menggunakan Skala Beda
(Berdiferensi) Semantik ........................................................148
Tabel 13. Contoh Instrumen Inventori Menggunakan Skala Likert .........149

xv 
 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Tabel 14. Instrumen Penilaian Diri yang Berhubungan dengan
Kegiatan Mata Pelajaran Biologi ...........................................150
Tabel 15. Ketuntasan Belajar .................................................................171

xvi 
 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI



 

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan
nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi, dan potensi daerah,
satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun
oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program
pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Kurikulum
yang ada di Indonesia sudah mengalami perkembangan sejak periode
sebelum tahun 1945 hingga kurikulum tahun 2006 yang berlaku sampai
akhir tahun 2012 lalu. Selama proses pergantian kurikulum tidak ada
tujuan lain selain untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran serta
rancangan pembelajaran yang ada di sekolah.
Menurut beberapa pakar, perubahan kurikulum dari masa ke masa,
baik di Indonesia maupun di negara lain, disebabkan karena kebutuhan
masyarakat yang setiap tahunnya selalu berkembang dan tuntutan zaman
yang cenderung berubah. Perkembangan kurikulum dianggap sebagai
penentu masa depan anak bangsa. Oleh karena itu, kurikulum yang baik

 

 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI



 

akan sangat diharapkan dapat dilaksanakan di Indonesia sehingga akan
menghasilkan masa depan anak bangsa yang cerah yang berimplikasi pada
kemajuan bangsa dan negara. Setiap kurikulum yang telah berlaku di
Indonesia dari periode sebelum tahun 1945 hingga kurikulum tahun 2006,
memiliki beberapa perbedaan sistem. Perbedaan sistem yang terjadi bisa
merupakan kelebihan maupun kekurangan dari kurikulum itu sendiri.
Kekurangan dan kelebihan tersebut dapat berasal dari landasan,
komponen, evaluasi, prinsip, metode, maupun model pengembangan
kurikulum. Untuk memperbaiki kekurangan yang ada, maka disusunlah
kurikulum yang baru yang diharapkan akan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan tuntutan zaman. Oleh karena itu, kurikulum di Indonesia
akan senantiasa berkembang untuk menciptakan pendidikan nasional yang
lebih baik.
Pendidikan nasional adalah

pendidikan

yang

berakar

pada

kebudayaan bangsa Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Peningkatan kualitas sumber daya
manusia melalui sistem pendidikan antara lain dilakukan melalui proses

 

 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI



 

pendidikan yang terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien, sehingga
diharapkan setiap individu diberi kesempatan untuk mengembangkan
semua potensi pribadinya.
Sekolah merupakan salah satu sistem pendidikan yang berfungsi
untuk membantu meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dari
pendidikan yang diterima anak di bangku sekolah, akan mampu mengubah
pola pikir dan daya kreativitas untuk menciptakan negara dengan taraf
kesejahteraan yang baik dan perekonomian yang meningkat. Sekolah ada
merupakan bagian dari rancangan yang dibuat oleh pemeritah di bidang
pendidikan dengan landasan operasionalnya adalah kurikulum. Dari
kurikulum inilah tujuan dari pendidikan bangsa diharapkan dapat tersusun
dengan sistematis untuk mencapai tujuan bangsa dan negara Indonesia.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang tujuan, isi
dan

bahan

pelajaran

penyelenggaraan

kegiatan

yang

dikembangkan

pembelajaran

untuk

sebagai
mencapai

pedoman
tujuan

pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan
nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah,
satuan pendidikan dan peserta didik serta kebutuhan lapangan kerja.
Subandiyah (2001:4-6) mengemukakan ada lima komponen kurikulum
yaitu, komponen tujuan, komponen isi atau materi, komponen media
(sarana dan prasarana), komponen strategi, dan komponen proses belajar
mengajar. Kurikulum yang digunakan saat ini di Indonesia adalah
kurikulum KTSP. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah

 

 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI



 

sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan dilaksanakan
di masing - masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis
diamanatkan oleh Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan

Nasional

yang

dijabarkan

ke

dalam

sejumlah

peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah tersebut memberikan
arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar
nasional pendidikan, yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi
lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan.
Namun, isu terhangat saat ini adanya penyempurnaan kurikulum
KTSP menjadi kurikulum 2013 yang mendapatkan pro dan kontra dari
berbagai pihak baik dari kalangan pendidikan maupun dari masyarakat
umum. Kurikulum 2013 justru dianggap dapat menekan kreativitas dan
otonomi di bidang pendidikan karena kurikulum dan persiapan proses
pembelajaran akan disediakan dalam bentuk produk jadi (completely-built
up product). Di sisi lain, sebagian orang beranggapan justru dengan
adanya kurikulum 2013 dapat memicu pengembangan kompetensi siswa
ke arah yang lebih analisis dan tuntutan guru agar lebih kreatif dan inovatif
dalam pembelajaran karena guru dianggap mampu semua hal yang dapat
membantu siswa berkembang. Hal ini sangat menarik, apakah kurikulum
KTSP lebih baik dari kurikulum 2013, atau justru adanya pengembangan

 

 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI



 

kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 ini akan melahirkan output
yang sesuai dengan tuntutan masyarakat saat ini dan yang akan datang.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah sistem penilaian dalam kurikulum tingkat satuan
pendidikan?
2. Bagaimanakah sistem penilaian dalam kurikulum 2013?

C. Batasan Masalah
Makalah ini hanya membahas mengenai penilaian hasil belajar,
hakikat dan prinsip penilaian, prosedur dan mekanisme penilaian,
pengembangan indikator, kisi - kisi, dan instrumen penilaian, dilengkapi
dengan contoh berbagai format yang berkaitan dengan penilaian hasil
belajar peserta didik.

D. Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan dalam makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana sistem penilaian dengan menggunakan
kurikulum satuan pendidikan?

 

 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI



 

2. Untuk mengetahui bagaimana sistem penilaian dengan menggunakan
kurikulum 2013?

 

 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI



 

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kurikulum
1. Sejarah Singkat Perkembangan Kurikulum Di Indonesia
Dalam perjalanannya dunia pendidikan Indonesia telah
menerapkan 6 kurikulum yaitu:
a. Kurikulum 1968
Setelah berakhirnya orde lama, keluar ketetapan MPRS
No

XXVII/MPRS/1966

yang

berisi

tujuan

pendidikan:

membentuk manusia pancasilais yang sejati. Dua tahun
kemudian lahirlah kurikulum 1968, sebuah pedoman praktis
pendidikan yang terstruktur pertama kali (Cony Semiawan,
1980). Tujuan pendidikan menurut kurikulum 1968 adalah
mempertinggi mental - moral budi pekerti dan memperkuat
keyakinan agama, mempertinggi keterampilan, serta membina
atau menggembangkan fisik yang kuat dan sehat. Ketentuan ketentuan dalam kurikulum 1968 adalah:
1) Bersifat: correlated subject curriculum (kurikulum subjek
berkorelasi).

 

 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI



 

2) Jumlah mata pelajaran untuk SD sebanyak 10 bidang studi,
SMP sebanyak 11 bidang studi (Bahasa Indonesia dibedakan
Bahasa Indonesia I dan Bahasa Indonesia II) SMA jurusan A
sebanyak 18 bidang studi, SMA jurusan B sebanyak 20
bidang studi dan SMA jurusan C sebanyak 19 bidang studi.
3) Penjurusan SMA dilakukan di kelas dua. Pada waktu
diberlakukan Kurikulum 1968 yang menjabat menteri
pendidikan adalah Mashuru, S.H.
b. Kurikulum 1975
Ketentuan - ketentuan dalam Kurikulum 1975 adalah:
1) Sifat:

integrated

curriculum

organization

(organisasi

kurikulum terpadu).
2) SD mempunyai satu struktur program terdiri atas 9 bidang
studi.
3) Pelajaran Ilmu Alam dan Ilmu Hayat menjadi Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA).
4) Pelajaran Ilmu Aljabar dan Ilmu Ukur menjadi Matematika.
5) Jumlah mata pelajaran SMP dan SMA menjadi 11 bidang
studi.
6) Penjurusan SMA dibagi menjadi 3 yaitu : IPA, IPS, Bahasa
dimulai pada permulaan semester ke - 2.

 

 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI



 

Karena kurikulum ini tidak dapat diimplemasikan di
masing - masing sekolah di Indonesia maka Kurikulum ini
diganti oleh kurikulum 1984.
c. Kurikulum 1984
Ketentuan - ketentuan dalam kurikulum 1984 adalah:
1) Sifat: Content Based Curriculum (kurikulum berbasis
konten).
2) Program pelajaran mencakup 11 bidang studi.
3) Jumlah mata pelajaran SMP menjadi 12 bidang studi.
4) Jumlah mata pelajaran SMA menjadi 15 bidang studi
untuk program inti, 4 bidang studi untuk bidang pilihan.
5) Penjurusan SMA dibagi menjadi lima yaitu program A1
(Ilmu Fisika), A2 (Ilmu Biologi), A3 (Ilmu Sosial), A4 (Ilmu
Budaya), A5 (Ilmu Agama).
6) Penjurusan dilakukan pada kelas 2.
Dalam perjalanan kurikulum 1984 dianggap oleh banyak
kalangan sarat beban sehingga diganti dengan Kurikulum 1994
yang lebih sederhana.
d. Kurikulum 1994
Ketentuan - ketentuan dalam kurikulum 1994 adalah:

 

 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10 

 

1) Bersifat: objective based curriculum (kurikulum berbasis
objektif).
2) Nama SMP diganti menjadi SLTP, dan SMA diganti SMU.
3) Mata

pelajaran

PSPB

dihapus,

(Pelajaran

Sejarah

Perjuangan Bangsa).
4) Program pengajaran SD dan SLTP disusun oleh 13 mata
pelajaran.
5) Program pengajaran SMU disusun dalam 10 mata
pelajaran.
6) Penjurusan di SMA dilakukan di kelas 2 yang terdiri dari
program IPA, program IPS, program Bahasa.
Ketika reformasi bergulir, kurikulum 1994 mengalami
penyesuaian - penyesuaian dalam rangka mengakomodasi
tuntutan - tuntutan oleh karena itu muncul suplemen 1994 yang
lahir tahun 1995. Dalam suplemen - suplemen tersebut ada
penyesuaian - penyesuaian yaitu: mata pelajaran sosial seperti
PPKN, Sejarah, dan beberapa mata pelajaran yang lainnya.
Bersamaan dengan lahirnya dengan Undang - Undang Nomor 23
Tahun

2003

tentang

Sistem

Pendidikan

Nasional

yang

menggantikan undang - undang nomor 2 Tahun 1989,
pemerintah

melalui

Departemen

Pendidikan Nasional

menggagas kurikulum baru yang diberi nama Kurikulum
Berbasis Kompetensi.

 

 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11 

 

e. Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
Pendidikan di Indonesia dianggap hanya melahirkan
lulusan yang akan menjadi beban negara dan masyarakat. Karena
kurang ditunjang dengan kompetensi yang memadai ketika terjun
ke dalam masyarakat. Untuk merespon hal tersebut pemerintah
melalui

Departemen

Pendidikan

Nasional

menawarkan

kurikulum yang dianggap mampu menjawab problematika
seputar rendahnya mutu pendidikan dewasa ini, karena dalam
kurikulum berbasis kompetensi peserta didik diarahkan untuk
menguasai sejumlah kompetensi sesuai dengan standar yang
telah ditentukan (Kunandar 2005). Ketentuan - ketentuan dalam
kurikulum berbasis kompetensi (Kompas, 16 Agustus 2005)
adalah:
1) Bersifat: competency based curriculum (kurikulum berbasis
kompetensi).
2) Penyebutan SLTP menjadi SMP dan SMU menjadi SMA.
3) Program pengajaran SD disusun dalam 7 mata pelajaran.
4) Program pengajaran SMP disusun dalam 11 mata pelajaran.
5) Program pengajaran SMA disusun dalam 17 mata pelajaran.
6) Penjurusan SMA dilakukan dikelas II, terdiri atas Ilmu
Alam, Sosial, dan Bahasa.

 

 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12 

 

Kurikulum ini belum disahkan oleh Menteri Pendidikan
walaupun sudah diuji coba di beberapa sekolah melalui pilot
project. Hal tersebut disebabkan kurikulum ini menuai kritik
dari beberapa kalangan baik dari para ahli pendidikan dan
praktisi pendidikan. Beberapa kritik terhadap kurikulum ini:
1) Masih sarat dengan materi sehingga ketakutan guru akan
dikejar - kejar materi seperti yang terjadi pada Kurikulum
1994 akan terulang kembali.
2) Pemerintah pusat dalam hal ini Departemen Pendidikan
Nasional masih terlalu intervensi terhadap kebijakan
sekolah dan guru untuk mengembangkan kurikulum
tersebut.
3) Masih belum jelasnya pengertian kompetensi sehingga
ketika diterapkan pada standar kompetensi kululusan
belum terlalu aplikatif.
4) Adanya sistem penilaian yang belum jelas dan terukur.
Melalui

kebijakan

pemerintah,

kurikulum

berbasis

kompetensi mengalami revisi, dengan dikeluarkannya Permen
Diknas No.23 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Permen
Diknas No.24 tentang pelaksanaan kedua Permen di atas yang
dikeluarkan pada tahun 2006. Dengan dikeluarkannya ketiga
Permen

di

atas

seakan

menjawab

ketidakjelasan

nasib

KBK yang selama ini sudah diterapkan di beberapa sekolah.

 

 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13 

 

f. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
KTSP

merupakan

revisi

dan

pengembangan

dari

kurukulum berbasis kompetensi atau ada yang menyebut
kurikulum 2004. KTSP lahir karena KBK masih sarat dengan
beban belajar dan pemerintah pusat dalam hal ini Depdiknas
masih dipandang terlalu intervensi dalam pengembangan
kurikulum. Oleh karena itu dalam KTSP beban belajar siswa
agak berkurang dan tingkat satuan pendidikan (sekolah, guru,
dan

komite

sekolah)

diberikan

kewenangan

untuk

mengembangkan kurikulum, seperti membuat indikator, silabus,
dan beberapa komponen kurikulum lainnya.
2. Pengertian kurikulum
Setiap orang, kelompok masyarakat, atau bahkan ahli
pendidikan dapat mempunyai penafsiran yang berbeda tentang
pengertian kurikulum. Berdasarkan studi yang telah dilakukan oleh
banyak ahli, dapat disimpulkan bahwa pengertian kurikulum dapat
ditinjau dari dua sisi yang berbeda, yakni menurut pandangan lama
dan pandangan baru (Oemar Hamalik, 2007). Pandangan lama, atau
sering juga disebut pandangan tradisional, merumuskan bahwa
kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh
murid untuk memperoleh ijazah. Pengertian tadi mempunyai
implikasi sebagai berikut:

 

 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14 

 

a. Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran.
b. Mata pelajaran adalah sejumlah informasi atau pengetahuan,
sehingga penyampaian mata pelajaran pada siswa akan
membentuk

mereka

menjadi

manusia

yang

mempunyai

kecerdasan berpikir.
c. Mata pelajaran menggambarkan kebudayaan masa lampau.
d. Tujuan mempelajari mata pelajaran adalah untuk memperoeh
ijazah.
e. Adanya aspek keharusan bagi setiap siswa untuk mempelajari
mata pelajaran yang sama.
f. Sistem penyampaian yang digunakan oleh guru adalah sistem
penuangan (imposisi).
Sebagai perbandingan, ada baiknya kita kutip pula pendapat
lain, seperti yang dikemukakan oleh Romine (1954) Pendapat ini
dapat digolongkan sebagai pendapat yang baru (modern), yang
dirumuskan sebagai berikut: “Curriculum is interpreted to mean all
of the organized courses, activities, and experiences which pupil
have under direction of the school, whether in the clasroom or not”,
("Kurikulum

ditafsirkan

berarti

semua

program

yang

diselenggarakan, kegiatan, dan pengalaman yang harus diterima
murid di bawah arahan sekolah, baik di kelas atau tidak").
Implikasi perumusan di atas adalah sebagai berikut:

 

 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15 

 

a. Tafsiran tentang kurikulum bersifat luas, karena kurikulum
bukan hanya terdiri atas mata 5 pelajaran (courses) tetapi
meliputi semua kegiatan dan pengalaman yang menjadi
tanggung jawab sekolah.
b. Tidak ada pemisahan antara intra dan ekstra kurikulum.
c. Pelaksanaan kurikulum tidak hanya dibatasi pada keempat
dinding kelas saja, melainkan dilaksanakan baik di dalam
maupun di luar kelas, sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai.
d. Sistem penyampaian yang dipergunakan oleh guru disesuaikan
dengan kegiatan atau pengalaman yang akan disampaikan, oleh
karena itu guru harus mengadakan berbagai kegiatan belajar
mengajar yang bervariasi, sesuai dengan kondisi siswa.
e. Tujuan penididikan bukanlah untuk menyampaikan mata
pelajaran (courses) atau bidang pengetahuan yang tersusun
(subject), melainkan pembentukan pribadi anak dan belajar cara
hidup di dalam masyarakat.
Di Indonesia istilah “kurikulum” boleh dikatakan baru
menjadi populer sejak tahun lima puluhan, yang dipopulerkan oleh
mereka yang memperoleh pendidikan di Amerika Serikat. Kini istilah
itu telah dikenal orang di luar pendidikan. Sebelumnya yang lazim
digunakan adalah “rencana pelajaran”. Pada hakikatnya kurikulum
sama artinya dengan rencana pelajaran. Hilda Taba dalam bukunya

 

 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16 

 

Curriculum Development, Theory and Practice mengartikan sebagai
“a plan for learning”, yakni sesuatu yang direncanakan untuk
pelajaran anak.
3. Beberapa pengertian kurikulum:
a. Pengertian Kurikulum Secara Etimologis
Secara etimologis istilah kurikulum yang dalam bahasa
Inggris ditulis “curriculum” berasal dari bahasa Yunani yaitu
“curir” yang berarti “pelari”, dan “curere” yang berarti “tempat
berpacu”. Tidak heran jika dilihat dari arti harfiahnya, istilah
kurikulum tersebut pada awalnya digunakan dalam dunia olah
raga, seperti bisa diperhatikan dari arti “pelari dan tempat
berpacu”, yang mengingatkan kita pada jenis olah raga atletik.
b. Pengertian Kurikulum Berdasarkan Istilah
Berawal dari makna “curir” dan “curere” kurikulum
berdasarkan istilah diartikan sebagai “jarak yang harus ditempuh
oleh seorang pelari mulai dari start sampai finish untuk
memperoleh medali atau penghargaan”. Pengertian tersebut
kemudian diadaptasikan ke dalam dunia pendididikan dan
diartikan sebagai “Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh
oleh seorang siswa dari awal hingga akhir program demi
memeroleh ijazah”.
c. Kurikulum Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

 

 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

17 

 

Menurut UU no. 20 tahun 2003, kurikulum adalah
“seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu” (Bab I Pasal 1 ayat 19).
4. Beberapa Definisi Kurikulum:
a. Menurut Dr. Addamardasyi dan Dr. Munir Kamil
Kurikulum adalah sejumlah pengalaman pendidikan
kebudayaan, sosial, olahraga, dan kesenian yang disediakan oleh
sekolah bagi murid - murid di dalam dan di luar sekolah dengan
maksud menolongnya untuk berkembang menyeluruh dalam
segala segi dan merubah tingkah laku mereka sesuai dengan
tujuan - tujuan pendidikan.
b. Menurut Olivia (1997 : 60)
Secara semantik, kurikulum senantiasa terkait dengan
kegiatan

pendidikan. Kurikulum

sebagai

jembatan

untuk

mendapatkan ijasah. Secara konseptual, kurikulum adalah
perangkat pendidikan yang merupakan jawaban terhadap
kebutuhan dan tantangan masyarakat.
c. Menurut Kerr, J. F (1968)

 

 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

18 

 

Kurikulum adalah semua pembelajaran yang dirancang
dan dilaksanakan secara individu ataupun secara kelompok, baik
di sekolah maupun di luar sekolah.
d. Menurut Inlow (1966)
Kurikulum adalah usaha menyeluruh yang dirancang oleh
pihak sekolah untuk membimbing murid memperoleh hasil
pembelajaran yang sudah ditentukan.
e. Menurut Neagley dan Evans (1967)

kurikulum adalah semua pengalaman yang dirancang dan
dikemukakan oleh pihak sekolah.

f. Menurut Beauchamp (1968)

Kurikulum adalah dokumen tertulis yang mengandung isi
mata pelajaran yang diajar kepada peserta didik melalui berbagai
mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam
kehidupan sehari - hari.

g. Menurut Good V. Carter (1973)

Kurikulum adalah kumpulan kursus ataupun urutan
pelajaran yang sistematik.

h. Menurut UU No. 20 Tahun 2003

 

 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

19 

 

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan

sebagai

pedoman

penyelenggaraan

kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

i. Menurut Daniel Tanner & Laurel Tanner

Kurikulum merupakan pengalaman pembelajaran yang
terarah dan juga terencana secara terstruktur dan tersusun melalui
sebuah proses rekonstruksi pengetahuan dan juga pengalaman
yang secara sistematis berada di bawah pengawasan lembaga
pendidikan sehingga para pembelajar dapat terus memiliki
motivasi dan minat untuk belajar, sehingga memiliki dasar
pemikiran

bahwa

belajar

adalah

bagian

dari

sebuah

kompetensional yang ada di pribadinya.

j. Menurut George A. Beaucham (1976)

Kurikulum sebagai bidang studi membentuk suatu teori
yatu teori kuriklum. Selain sebagai bidang studi kurikulum juga
sebagai rencana pengajaran dan sebagai suatu sistem.

k. Menurut Harsono (2005)

Kurikulum

merupakan

gagasan

pendidikan

yang

diekspresikan dalam praktik. Dalam bahasa Latin, kurikulum

 

 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

20 

 

berarti track atau jalur pacu. Saat ini definisi kurikulum semakin
berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak hanya
gagasan pendidikan tetapi juga termasuk keseluruhan program
pembelajaran yang terencana dari suatu institusi.

l. Menurut Hilda Taba (1991)

Kurikulum pada umumnya berisi pernyataan tujuan dan
tujuan khusus, menunjukkan seleksi dan organisasi konten,
mengimplikasikan, dan menginfestasikan pola belajar mengajar
tertentu, karena tujuan menuntut mereka atau karena organisasi
konten mempersyaratkannya. Pada akhirnya, termasuk di
dalamnya program evaluasi outcome.
m. Menurut Lloyd Trump dan Delmas F. Miller
Dalam buku school improvement, menurut mereka dalam
kurikulum juga termasuk metode mengajar dan belajar, cara
mengevaluasi murid dan seluruh program, perubahan tenaga
mengajar, bimbingan dan penyuluhan, administrasi dan hal - hal
struktural mengenai waktu, jumlah ruangan serta kemingkinan
memilih mata pelajaran.
n. Menurut Valiga, T & Magel, C.
Kurikulum adalah urutan pengalaman yang ditetapkan
oleh sekolah untuk mendisiplinkan cara berfikir dan bertindak.

 

 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

21 

 

o. Menurut Grayson (1978)
kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan
keluaran (out - comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran.
Perencanaan tersebut disusun secara terstruktur untuk suatu
bidang studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk
mengembangkan strategi pembelajaran

(Materi

di

dalam

kurikulum harus diorganisasikan dengan baik agar sasaran) dan
tujuan (objectives) pendidikan yang telah ditetapkan dapat
tercapai.
p. Menurut B. Bara, Ch (2008)
Kurikulum yakni bahwa konsep kurikulum dapat
diklasifikasikan ke dalam empat jenis pengertian yang meliputi:
1) kurikulum sebagai produk.
2) kurikulum sebagai program.
3) kurikulum sebagai hasil yang diinginkan.
4) kurikulum sebagai pengalaman belajar bagi peserta didik.
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan di atas maka
dapat saya simpulkan bahwa kurikulum adalah suatu program
pendidikan yang direncanakan, diprogramkan, dan dirancang
sedemikian rupa secara sistematis yang berisi bahan ajar serta
pengalaman belajar sehingga dalam program pendidikan memiliki
arah dan tujuan yang akan dicapai dan dari hasil yang dicapai kita

 

 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

22 

 

dapat merevisi ulang dan mengembangkan program pendidikan
untuk memperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya sehingga
suatu kurikulum pembelajaran dapat dikatakan selalu berubah - ubah
sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan pendidikan.
5. Fungsi Kurikulum
Dalam proses belajar kurikulum memiliki kedudukan yang
sangat penting, karena dengan kurikulum peserta didik sebagai
individu yang berkembang akan memperoleh manfaat. Selain itu,
kurikulum juga berfungsi bagi kepentingan - kepentingan yang lain,
di antaranya:
a. Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
adalah sebagai alat atau usaha untuk mencapai tujuan - tujuan
pendidikan. Tujuan pendidikan meliputi:
1) Tujuan nasional (pendidikan nasional).
2) Tujuan institusional (lembaga atau institusi).
3) Tujuan kurikuler (bidang studi).
4) Tujuan instruksional (penjabaran dari tujuan kurikuler).
b. Fungsi

kurikulum

bagi

peserta

didik, kurikulum

sebagai

organisasi disiapkan bagi peserta didik sebagai salah satu
konsumsi pendidikan mereka. Dengan demikian diharapkan
peserta didik akan mendapat sejumlah pengalaman baru yang

 

 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

23 

 

kelak dapat dikembangkan seirama dengan perkembangan anak,
guna melengkapi bekal hidupnya.
c. Fungsi kurikulum bagi pendidik.
1) Sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir
pengalaman belajar para peserta didik.
2) Sebagai pedoman dalam mengadakan evaluasi terhadap
perkembangan

peserta

didi

dalam

rangka

menyerap

sejumlah pengalaman yang diberikan.
d. Fungsi kurikulum bagi KS dan PS.
1) Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervisi, yaitu
memperbaiki situasi belajar.
2) Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi
dalam menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar
peserta didik ke arah yang lebih baik.
3) Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi
dalam

memberikan

bantuan

kepada

pendidik

untuk

memperbaiki situasi mengajar.
4) Sebagai administrator, kurikulum dapat dijadikan pedoman
untuk mengembangkan kurikulum lebih lanjut.
5) Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi kemajuan
belajar - mengajar.
e. Fungsi kurikulum bagi orang tua.

 

 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

24 

 

1) Agar orang tua dapat membantu usaha sekolah dalam
memajukan peserta didik (putranya).
2) Mengetahui pengalaman belajar yang diperlukan peserta
didik (putranya).
3) Ikut berpartisipasi membimbing peserta didik (putranya).
f. Fungsi kurikulum bagi sekolah dan tingkatan di atasnya.
1) Pemeliharaan

keseimbangan

proses

pendidikan

dapat

dilakukan bila:
a) Bila sebagian dari kurikulum sekolah tersebut telah
diajarkan pada sekolah yang berada di bawahnya, maka
sekolah dapat meninjau kembali perlu atau tidaknya
bagian tersebut diajarkan lagi.
b) Bila kecakapan - kecakapan tertentu yang dibutuhkan
untuk mempelajari kurikulum suatu sekolah belum
diajarkan pada sekolah yang berada di bawahnya,
sekolah dapat mempertimbangkan untuk memasukkan
program mengenai kecakapan - kecakapan tersebut ke
dalam kurikulum.
2) Penyiapan tenaga baru.
g. Fungsi kurikulum bagi masyarakat dan pemakai lulusan sekolah:
1) Ikut memberikan bantuan guna memperlancar pelaksanaan
program pendidikan yang membutuhkan kerjasama dengan
pihak orang tua atau masyarakat.

 

 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

25 

 

2) Ikut memberikan kritik atau saran yang membangun dalam
rangka penyempurnaan program pendidikan di sekolah agar
lebih serasi dengan kebutuhan masyarakat dan lapangan
kerja.
6. Peranan Kurikulum
Ada tiga peranan kurikulum yang sangat penting, yakni
peranan konservatif, peranan kritis atau evaluatif, dan peranan kreatif.
a. Peranan Konservatif
Salah

satu

tanggung

jawab

kurikulum

adalah

mentransmisikan dan menafsirkan warisan sosial bagi generasi
muda. Dengan demikian, sekolah sebagai suatu lembaga sosial
dapat mempengaruhi dan membina tingkah laku siswa sesuai
dengan berbagai nilai sosial yang ada dalam masyarakat, sejalan
dengan peranan pendidikan sebagai suatu proses sosial. Ini
seiring dengan hakikat pendidikan itu sendiri, yang berfungsi
sebagai jembatan antara siswa selaku anak didik dengan orang
dewasa, dalam suatu proses pembudayaan yang semakin
berkembang menjadi lebih kompleks. Oleh karenanya, dalam
kerangka ini fungsi kurikulum menjadi teramat penting, karena
ikut membantu proses tersebut. Dengan adanya peranan
konservatif ini, maka sesungguhnya kurikulum itu berorientasi

 

 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

26 

 

pada masa lampau. Meskipun demikian, peranan ini sangat
mendasar sifatnya.
b. Peranan Kritis dan Evaluatif
Kebudayaan senantiasa berubah dan bertambah. Sekolah
tidak hanya mewariskan kebudayaan yang ada, melainkan juga
menilai dan memilih berbagai unsur kebudayaan yang akan
diwariskan. Dalam hal ini, kurikulum turut aktif berpartisipasi
dalam kontrol sosial dan memberi penekanan pada unsur berpikir
kritis. Nilai - nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan
di masa mendatang dihilangkan, serta diadakan modifikasi dan
perbaikan. Dengan demikian, kurikulum harus merupakan
pilihan yang tepat atas dasar kriteria tertentu.
c. Peranan Kreatif
Kurikulum berperan dalam melakukan berbagai kegiatan
kreatif dan konstruktif, dalam artian menciptakan dan menyusun
suatu hal yang baru sesuai dengan kebutuhan masyarakat di masa
mendatang.

Untuk

membantu

setiap

individu

dalam

mengembangkan semua yang ada padanya, maka kurikulum
menciptakan pelajaran, pengalam