Gambaran resiliensi anak jalanan dengan orangtua yang mengalami marital conflict.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

GAMBARAN RESILIENSI ANAK JALANAN DENGAN ORANG TUA
YANG MENGALAMI MARITAL CONFLICT
Studi Pada Mahasiswa Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Patricia Melati Rosari Primandari

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk gambaran resiliensi pada anak jalanan yang
memiliki orang tua yang mengalami marital conflict. Pengambilan data dilakukan melalui
wawancara semi-terstruktur dan observasi kepada tiga subjek yang merupakan anak
jalanan yang berada pada usia antara 6 hingga 18 tahun. Metode yang digunakan adalah
metode kualitatif-deskripstif. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

tematik sehingga dapat ditemukan tema-tema tertentu. Proses validasi yang digunakan
adalah kredibilitas dan triangulasi. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa kondisi
marital conflict yang terjadi pada anak jalanan merupakan bentuk konflik pernikahan
yang biasa terjadi pada kehidupan rumah tangga pada umumnya, yaitu adanya
pertengkaran antara suami dan istri yang dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
eksternal. Kondisi konflik pernikahan yang terjadi juga memberikan dampak negatif bagi
keluarga, antara lain menurunnya kesejahteraan psikologis pasangan, menurunnya pola
pengasuhan orang tua kepada anak, dan terjadinya internalisasi dan eksternalisasi pada
anak. Dari kondisi keluarga demikian dan kondisi lingkungan sekitar ditemukan bahwa
terdapat anak jalanan yang resilien dan memiliki resiko. Anak yang memiliki resiliensi
adalah anak yang memiliki orang-orang yang mampu mendukung dan mendampingi
sehingga anak dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Sedangkan,
anak jalanan yang memiliki resiko adalah anak yang tidak memiliki orang-orang yang
mampu mendukung dan mendampingi secara baik sehingga anak tidak dapat
menjalankan tugas dan tanggungjawabnya.

Kata kunci : marital conflict, resiliensi, anak jalanan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Description of Children Street Resilience Who have Parent Get Marital
Conflict
Study in Psychology in Sanata Dharma University
Patricia Melati Rosari Primandari
ABSTRACT

This research did purpose to know about illustration of street children who has parent get
marital conflict. The data taking to semi-structure interview and observation to three
subjects who is street children in 6 until 18 years old. The method used to qualitativedescriptive method. The analyze data used to thematic it will get theme. The validation
process used to credibility and triangulation. Based on research result found that marital
conflict condition happened to street children is the form of marital conflict that usual
happened in household life commonly, those are fighting between husband and wife that
influence by internal and external factors. The marital conflict condition that also
happened give negative impacts for family, those are decrease to psychology well-being
couple, decrease parent nurture pattern to children, and internalization and externalization

to child. From this condition and the environment found that there are resilient street
children’s and vulnerable children’s. The children who have resilient is the children have
people can support and accompany so that the children can do their duty and
responsibility well. Whereas, the risk or vulnerable street children who don’t have people
can support and accompany well so that they can’t do their duty and responsibility.
Key word : marital conflict, resilient, street children

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

GAMBARAN RESILIENSI ANAK JALANAN DENGAN ORANG TUA
YANG MENGALAMI MARITAL CONFLICT

Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :
Patricia Melati Rosari Primandari
109114087

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTO

“Aku menggapai tanganmu, tak kan Kubiarkan kau terjatuh, sebab Aku selalu

setia hadir menemani dan menjagamu”
“Dalam menjalani hidup, jadilah dirimu sendiri”
“Yakinlah terhadap segala sesuatu yang kamu lakukan”
“Nothing is imposibble if you trust and believe”
“Believe comes from your heart, prove it and do it”

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk :
Sahabat terbaikku, Yesus Kristus
Orang tua tercinta, Papa dan Mama

Adikku tersayang
My Love
Dan para sahabatku

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

GAMBARAN RESILIENSI ANAK JALANAN DENGAN ORANG TUA
YANG MENGALAMI MARITAL CONFLICT
Studi Pada Mahasiswa Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Patricia Melati Rosari Primandari

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk gambaran resiliensi pada anak jalanan yang
memiliki orang tua yang mengalami marital conflict. Pengambilan data dilakukan melalui
wawancara semi-terstruktur dan observasi kepada tiga subjek yang merupakan anak
jalanan yang berada pada usia antara 6 hingga 18 tahun. Metode yang digunakan adalah
metode kualitatif-deskripstif. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis
tematik sehingga dapat ditemukan tema-tema tertentu. Proses validasi yang digunakan
adalah kredibilitas dan triangulasi. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa kondisi
marital conflict yang terjadi pada anak jalanan merupakan bentuk konflik pernikahan
yang biasa terjadi pada kehidupan rumah tangga pada umumnya, yaitu adanya

pertengkaran antara suami dan istri yang dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
eksternal. Kondisi konflik pernikahan yang terjadi juga memberikan dampak negatif bagi
keluarga, antara lain menurunnya kesejahteraan psikologis pasangan, menurunnya pola
pengasuhan orang tua kepada anak, dan terjadinya internalisasi dan eksternalisasi pada
anak. Dari kondisi keluarga demikian dan kondisi lingkungan sekitar ditemukan bahwa
terdapat anak jalanan yang resilien dan memiliki resiko. Anak yang memiliki resiliensi
adalah anak yang memiliki orang-orang yang mampu mendukung dan mendampingi
sehingga anak dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Sedangkan,
anak jalanan yang memiliki resiko adalah anak yang tidak memiliki orang-orang yang
mampu mendukung dan mendampingi secara baik sehingga anak tidak dapat
menjalankan tugas dan tanggungjawabnya.

Kata kunci : marital conflict, resiliensi, anak jalanan

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Description of Children Street Resilience Who have Parent Get Marital
Conflict
Study in Psychology in Sanata Dharma University
Patricia Melati Rosari Primandari
ABSTRACT

This research did purpose to know about illustration of street children who has parent get
marital conflict. The data taking to semi-structure interview and observation to three
subjects who is street children in 6 until 18 years old. The method used to qualitativedescriptive method. The analyze data used to thematic it will get theme. The validation
process used to credibility and triangulation. Based on research result found that marital
conflict condition happened to street children is the form of marital conflict that usual
happened in household life commonly, those are fighting between husband and wife that
influence by internal and external factors. The marital conflict condition that also
happened give negative impacts for family, those are decrease to psychology well-being
couple, decrease parent nurture pattern to children, and internalization and externalization
to child. From this condition and the environment found that there are resilient street
children’s and vulnerable children’s. The children who have resilient is the children have

people can support and accompany so that the children can do their duty and
responsibility well. Whereas, the risk or vulnerable street children who don’t have people
can support and accompany well so that they can’t do their duty and responsibility.
Key word : marital conflict, resilient, street children

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Proses pembuatan skripsi ini tidak hanya sebagai pemenuhan syarat
kelulusan kuliah, tetapi memberikan nilai tersendiri bagi penulis. Nilai ini
diperoleh dalam perjalanan penulisan skripsi ini, khususnya pada awal
perjumpaan, relasi dan komunikasi, dan dinamika bersama dengan anak jalanan.
Mengenal anak-anak jalanan melalui media penulisan skripsi ini memberikan
suatu pengalaman baru karena dapat hidup membaur dengan lingkungan yang
jauh berbeda dengan lingkungan yang biasa penulis jumpai dan lalui.
Melalui penulisan skripsi ini juga membuka pemikiran baru mengenai
anak-anak jalanan yang kadang dipandang sebelah mata, tetapi mereka
sesungguhnya memiliki keunikan dan cara bertahan hidup yang luar biasa.
Bertahan dengan keceriaan dan kebahagiaan dalam kondisi yang mereka sendiri
tidak harapkan.
Terutama dalam proses awal hingga akhir skripsi ini penulis mengucapkan
puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
kelancaran, pendampingan, dan kekuatan sehingga setiap liku yang dihadapi
dalam proses penulisan ini dapat diatasi dan dilalui dengan baik.
Dalam proses pembuatan skripsi ini, juga banyak orang yang turut
berperan dalam memberikan dukungan dan kontribusi. Oleh karena itu, penulis
ingin mengucapkan terimakasih kepada :

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1. Bapak Drs. T. Priyo Widiyanto, M.Si., selaku dekan Fakultas Psikologi,
yang telah memberikan ijin untuk mengikuti ujian skripsi dan dosen
pembimbing akademik yang selalu mendampingi penulis dalam proses
studi.
2. Ibu Sylvia Carolina M. Y. M., selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah membimbing, mendukung, dan mendampingi penulis dalam proses
hingga akhir pembuatan skripsi.
3. Bapak YB. Cahyo Widiyanto M.Si., selaku penguji dalam ujian skripsi
yang telah menguji dan memberikan bimbingan dan pendampingan, serta
memberikan ilmu dan wawasan baru mengenai penelitian dan proses revisi
skripsi.
4. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti M.S., selaku penguji dalam ujian skripsi
yang telah menguji dan memberikan bimbingan, serta arahan dalam proses
revisi skripsi.
5. Ibu Monica E. M. M.App., selaku dosen pembimbing akademik yang
pernah memberikan gambaran dan pengarahan dalam proses awal
pembuatan skripsi sehingga penulis dapat memperoleh inspirasi.
6. Yayasan Do More, yang telah terbuka dan secara hangat memberikan
bantuan dan kelancaran dalam menemukan anak-anak jalanan sebagai
subjek penelitian.
7. Mba Debi, selaku humas dan pendamping dari Yayasan Do More yang
telah memberikan bantuan dan pendampingan dalam pertemuan dengan
anak jalanan hingga proses pengambilan data kepada anak jalanan

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8. Para staf Yayasan Do More, yang telah turut mendukung dan membantu
sehingga proses penulisan skripsi dapat berjalan dengan baik dan lancar
9. Ibu Dra. Lusi Pratidarmanastiti, M.Si., selaku dosen pembimbing
akademik yang selalu memberikan semangat dan dorongan untuk belajar
dan mengenal psikologi dengan baik selama masa studi semester 1 hingga
semester 3.
10. Seluruh

dosen fakultas

psikologi

yang telah memberikan ilmu

pengetahuan dan semangat dalam mengenal dan mendalami ilmu psikologi
hingga ke dalam penerapannya pada kehidupan sehari-hari.
11. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi (Bu Nanik, Mas Gandung, dan Mas
Muji) yang selalu memberikan senyuman dan sapaan hangat, serta
semangat dalam proses studi penulis di Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma.
12. Kedua orang tua saya, Papa Yohanes Hadi Nugroho dan Mama Yuliana
Jumini, yang selalu mendampingi, memberikan semangat, dan dukungan
selama penulis proses studi di fakultas psikologi dan dalam proses awal
hingga akhir skripsi.
13. Adik tercinta, Cicilia Anindya Arum Ayuningtyas, yang turut mendukung
dengan menyediakan waktu penulis untuk berproses dalam skripsi
14. My Lovely, AAW, yang setia menemani saat senang dan duka, saat
khususnya dalam proses penulisan skripsi dan sabar dalam menghadapi
liku-liku dalam proses penulisan skripsi.

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15. Para sahabat tersayang (Ratih, Tere, Frater Aris, Okta, Sisi, Haryo, Rini,
Mas Aga, Tirza, dan Yoga), yang selalu memberikan dukungan dan
semangat dalam proses penulisan skrispi dan selalu menyisakan waktu
untuk berbagi cerita dan bantuan dalam penulisan skripsi.
16. Bang Togar dan Mas Putu Ardika Yana, yang telah memberikan inspirasi
dalam proses penulisan skripsi, baik dalam hal ide, proses pembuatan, dan
semangat.
17. Sandi, Suster Marchel, Marlena, Tyas, Kiki, Ajeng, Christy, Aning, Clara,
dan Chaterine, yang telah meluangkan waktu untuk diskusi dan tukar
pemikiran dalam proses penulisan skrispi
18. Miss Victoria, selaku ICEE’s teacher yang selalu memberikan semangat
dan dukungan dalam proses penulisan skripsi dan menyediakan waktu
untuk mendegarkan keluhan
19. Serta seluruh teman dan pihak yang turut membantu dan memberikan
dukungan yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING……………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………….. iii
HALAMAN MOTO…………………………………………………………..... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………... vi
ABSTRAK……………………………………………………………………. vii
ABSTRACT………………………………………………………………….. viii
HALAMAN LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI HASIL KARYA
ILMIAH………………………………………………………………………. ix
KATA PENGANTAR………………………………………………………... x
DAFTAR ISI…………………………………………………………………. xiv
DAFTAR SKEMA…………………………………………………………... xviii
DAFTAR TABEL………………………………………………………........ xix
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………… xx
DAFTAR SINGKATAN……………………………………………………...xxi

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………. 1
B. Pertanyaan Masalah……………………………………………… 8
C. Tujuan Penelitian………………………………………………… 9
D. Manfaat Penelitian……………………………………………….. 9
BAB II. LANDASAN TEORI……………………………………………….. 11
A. Marital Conflict…………………………………………………... 11
B. Anak Jalanan……………………………………………………… 18
C. Resiliensi pada Anak……………………………………………… 22
D. Remaja…………………………………………………………….. 34
E. Dinamika Resiliensi Anak Jalanan dan Orang tua Anak Jalanan yang
Mengalami Marital Conflict………………………………………. 36
BAB III. METODE PENELITIAN…………………………………………… 39
A. Jenis Penelitian……………………………………………………. 39
B. Fokus Penelitian…………………………………………………... 40
C. Batasan Masalah…………………………………………………... 40
D. Subjek Penelitian………………………………………………….. 41
1. Teknik Pemilihan Subjek……………………………………... 41
2. Karakteristik Subjek…………………………………………... 41
E. Metode Pengumpulan Data……………………………………….. 42
1. Metode Wawancara…………………………………………… 42
2. Metode Observasi……………………………………………... 49
F. Metode Analisis Data……………………………………………... 51

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

G. Keabsahan Data…………………………………………………… 54
1. Kredibilitas…………………………………………………… 54
2. Triangulasi……………………………………………………. 55
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………………... 57
A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian……………………………. 57
1. Persiapan Penelitian dan Perizinan………………………….... 57
2. Pelaksanaan Penelitian………………………………………... 60
B. Subjek Penelitian………………………………………………….. 62
1. Demografi Subjek……………………………………………... 62
2. Latar Belakang Subjek………………………………………… 62
C. Analisis Data Penelitian…………………………………………… 67
1. Kondisi Keluarga……………………………………………… 67
2. Kondisi Konflik Pernikahan…………………………………... 70
3. Sumber Resiliensi (1) : I Have………………………………... 73
4. Sumber Resiliensi (2) : I Am………………………………...... 77
5. Sumber Resiliensi (3) : I Can…………………………………. 81
6. Karakteristik Anak Resilien dan Anak Tidak Resilien……….. 84
7. Kesimpulan Umum Sumber Resiliensi dan Anak Resilien dan
Tidak Resilien……………………........................................... 87
8. Pemeriksaan Data…………………………………………..... 90
9. Kesimpulan Seluruh Data Penelitian……………………….... 92
D. Pembahasan…………………………………………………….. 100
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………… 110

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

A. Kesimpulan……………………………………………………. 110
B. Saran…………………………………………………………... 111
C. Keterbatasan Penelitian……………………………………….. 112
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 114
LAMPIRAN………………………………………………………………... 116

xvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Kerangka Pemikiran……………………………………………… 38

xviii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara………………………………………………. 43
Tabel 3.2 Pedoman Observasi……………………………………………….... 50
Tabel 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian…………………………………….... 60
Tabel 4.2 Demografi Subjek………………………………………………….. 62
Tabel 4.3 Ringkasan Kondisi Keluarga………………………………………. 67
Tabel 4.4 Ringkasan Kondisi Konflik Pernikahan………………………….... 71
Tabel 4.5 Ringkasan Sumber Resiliensi (1) : I Have…………………………. 73
Tabel 4.6 Ringkasan Sumber Resiliensi (2) : I Am…………………………… 77
Tabel 4.7 Ringkasan Sumber Resiliensi (3) : I Can…………………………... 81
Tabel 4.8 Karakteristik Anak Resilien………………………………………... 84
Tabel 4.9 Karakteristik Anak Tidak Resilien………………………………… 86
Tabel 4.10 Sumber Resiliensi………………………………………………… 87
Tabel 4.11 Karakteristik Anak Resilien dan Tidak Resilien…………………. 89
Tabel 4.12 Kesimpulan Kondisi Keluarga, Kondisi Konflik Pernikahan, Sumber
Resiliensi, dan Karaktersitik Anak Resilien Subjek 1……………………….. 92
Tabel 4.13 Kesimpulan Kondisi Keluarga, Kondisi Konflik Pernikahan, Sumber
Resiliensi dan Karakteristik Anak Resilien Subjek 2………………………... 94
Tabel 4.14 Kesimpulan Kondisi Keluarga, Kondisi Konflik Pernikahan, Sumber
Resiliensi, dan Karakteristik Anak Tidak Resilien Subjek 3………………… 97

xix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Data Verbatim Subjek 1………………………………………………………. 117
Data Verbatim Subjek 2………………………………………………………. 154
Data Verbatim Subjek 3………………………………………………………. 189
Hasil Pengamatan Subjek 1…………………………………………………… 230
Hasil Pengamatan Subjek 2…………………………………………………… 251
Hasil Pengamatan Subjek 3…………………………………………………… 267

xx

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR SINGKATAN

Singkatan

Nama Singkatan

O
CO
S1
S2
S3
W1
W2
IS1
IS3

Observasi
Catatan Observasi
Subjek 1
Subjek 2
Subjek 3
Wawancara Subjek 1
Wawancara Subjek 2
Ibu Subjek 1
Ibu Subjek 3

xxi

Pemakaian Pertama Kali
pada Halaman
73
78
68
67
73
67
67
67
67

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak jalanan merupakan salah satu fenomena sosial yang telah
lama terjadi di tengah masyarakat. Keberadaannya telah ada diperkirakan
sejak tahun 1970 dan tersebar di beberapa kota besar dan kota kecil,
seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Medan, Malang, Surabaya, dan
Semarang (sosbud.kompasiana,2013).
Menurut Departemen Sosial, terjadi peningkatan jumlah anak
jalanan sekitar 50.000 anak jalanan pada tahun 1990 yang disebabkan oleh
krisis ekonomi. Dalam krisis ini, banyak perusahaan yang bangkrut dan
mengakibatkan pemutusan hubungan kerja kepada para karyawan, serta
diikuti dengan kenaikan harga-harga kebutuhan pokok dan peningkatan
jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan sekitar 50% dari populasi
penduduk Indonesia (sosbud.kompasiana,2013). Krisis ekonomi yang
berdampak pada kemiskinan tersebut menyebabkan anak menjadi objek
utama dalam penanggulangan masalah ekonomi di dalam keluarga. Hal ini
sesuai dengan pandangan Batos dan Nunes, anak merupakan kelompok
yang

paling

rentan

dalam

permasalahan

kemiskinan,

khususnya

kemiskinan keluarga maupun orang tua. Lebih lanjut Clutton menjelaskan
bahwa anak yang berasal dari keluarga miskin tidak memiliki kesempatan

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

untuk menikmati kegiatan sosial dan tidak dapat memenuhi haknya
sebagai warga negara. Hal ini dikarenakan orang tua mereka juga
mengalami hal demikian (Ajisuksmo,Clara R.P.,2012).
Terdapat beberapa faktor yang mendasari anak jalanan masih
berada di tengah masyarakat. Adanya tuntutan bekerja oleh orangtua
karena para orang tua tidak mampu memberi nafkah dan mencukupi
kebutuhan keluarga dan anak. Hal ini pula mendorong adanya kepedulian
anak untuk turut bekerja membantu orang tua. Namun, taraf usia anak
yang belum memiliki keahlian dan keterampilan yang memadai tidak
memungkinkan bagi mereka untuk bekerja di sektor formal. Selain itu,
adanya rasa bangga karena dapat menghasilkan uang sendiri dari bekerja
(Ajisuksmo,Clara R. P.,2012). Kondisi ini pula yang mendorong
munculnya suatu pandangan untuk memilih bekerja daripada memperoleh
pendidikan. Ini juga didukung dengan adanya dilema pendidikan yang
belum mampu menentukan suatu pekerjaan. Demikian pula, masalah
paradigma terhadap pemberian label sebagai anak jalanan oleh masyarakat
maupun lingkungan sekitar sehingga menjadi bagian jati diri anak jalanan
(Tri Kusuma Bangsa, 2013).
Hasil Survei dan Pemetaan Sosial Anak Jalanan oleh Unika
Atmajaya Jakarta menunjukkan bahwa jumlah anak jalanan di 12 kota
besar di Indonesia sejumlah 39.861 (Pelita,2014). Kemudian pada tahun
2009, data BPS menjelaskan anak jalanan sejumlah 230.000 anak dari 7,4
juta anak dari Rumah Tangga Sangat Miskin (Yayasan Setara,2010).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

Untuk wilayah Yogyakarta, memasuki tahun 2010, diketahui bahwa
jumlah anak jalanan tercatat lebih dari 300 anak dengan rata-rata anak
jalanan berasal dari luar kota Yogyakarta yang memiliki permasalahan
keluarga dan lingkungan (Jogja TV,2010). Pada tahun 2012, menurut
Kabid Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial Dinsosnakertrans, terjadi
penurunan jumlah anak jalanan sekitar 214 anak melalui penanganan
efektif (KR Jogja,2013).
Mayoritas anak jalanan mulai turun ke jalanan pada tahap usia
muda, yaitu tahap tumbuh dan berkembang. Pada tahapan ini, seharusnya
mereka berada dalam kondisi lingkungan yang aman dan memperoleh
dukungan yang mampu mencukupi kebutuhan sehingga dapat berkembang
secara baik. Namun, anak jalanan harus hidup dengan menetap maupun
berpindah-pindah tanpa menyadari kondisi lingkungannya. Hal ini dapat
dilihat melalui faktor pekerjaan yang secara langsung mengarahkan
mereka pada situasi berbahaya, seperti ancaman terjadinya kecelakaan dan
paparan polusi udara dari asap kendaraan. Kondisi tempat tinggal dan
lingkungan juga kurang memberikan dukungan sebagai pemenuhan
kebutuhan, baik secara moral, sosial, dan pendidikan. Hal ini
menyebabkan banyak muncul kasus dan permasalahan, antara lain
kekerasan fisik dan seksual, pencurian, dan kasus lainnya. Kondisi ini juga
mengakibatkan anak mengalami gangguan secara psikologis, seperti
tingginya tingkat agresivitas dan inferioritas, putus asa, dan perasaan
cemas.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

Menanggapi hal tersebut, maka peran orang tua sangat penting
dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, khususnya pada anak
jalanan, salah satu perannya adalah menjaga anak agar tidak terpengaruh
oleh suatu tindakan yang menyimpang di tengah lingkungan yang penuh
resiko. Namun, di samping kondisi tersebut, orang tua masih memiliki
tanggung jawab untuk memberi nafkah dan memenuhi kebutuhan anak
yang sulit untuk diraih. Hal ini tidak menutup kemungkinan munculnya
konflik pernikahan. Konflik pernikahan merupakan perbedaan pendapat
yang menyebabkan terjadinya interaksi kurang harmonis antara suami dan
istri, yang dilatarbelakangi oleh permasalahan, seperti tekanan ekonomi,
kebiasaan buruk pasangan, dan adanya kekuasaan penuh. Tingginya
tekanan ekonomi yang dialami juga memiliki hubungan dengan tingginya
konflik pernikahan. Selain itu, hal tersebut secara tidak langsung,
berdampak pada tingginya tingkat depresi pada para ibu, rendahnya
dukungan sosial, masalah penyesuaian pada anak, dan relasi suami yang
tidak hangat dengan pasangan (Robila, Mihaela dan Krishnakumar,
Ambika, 2005; Parke, Ross D., et al,2004; Conger dan Elder,1994,Evans,
Gary W.,2004). Latar belakang pendidikan orang tua juga menjadi faktor
pendorong munculnya konflik pernikahan yang berdampak pada perlakuan
buruk dan menurunnya perhatian orang tua kepada anak (Felner et al.,
1995, Evans, Gary W.,2004; Evans, Gary, 2004).
Pada umumnya, konflik pernikahan merupakan suatu bentuk
konflik yang alami terjadi dalam kehidupan rumah tangga, jika hanya

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

terjadi pada saat tertentu. Namun, konflik akan menjadi berbeda dan tidak
alami jika sering terjadi dan bersifat intens dan sering diperlihatkan kepada
anak. Tanpa disadari anak dapat menerima dampak yang merugikan. Anak
dapat melakukan modeling, terpengaruh kesejahteraan psikologisnya, dan
ikatan kelekatan dengan orang tua menjadi renggang (Emery, Robert
E.,1982; Amato, Paul, Keith Bruce, 1982). Konflik yang terjadi dalam
pernikahan juga dapat menjadi pemicu munculnya tindak kekerasan, baik
kepada anak maupun perempuan. Saat anak menyadari dan melihat bahwa
kondisi pernikahan orang tuanya dipenuhi dengan konflik, anak akan
merasa tidak aman dan nyaman (insecure). Hal ini kemudian, dapat
mendorong anak untuk memutuskan hubungan dengan orang tua dan
mencari pelarian untuk mendapatkan situasi yang aman dan nyaman. Anak
akan memilih lingkungan di luar rumah sebagai jalan pelarian. Saat anak
berada di lingkungan luar, anak akan mudah terpengaruh pada bentukbentuk perilaku menyimpang. Hal ini juga yang kemudian dapat menjadi
peluang munculnya anak jalanan. Seperti halnya dijelaskan oleh Chrystyna
D. Kouros, dkk dalam jurnal penelitiannya, bahwa ketidakharmonisan
pernikahan memiliki hubungan yang signfikan terhadap rasa tidak aman
secara emosional (emotional insecure), stress, dan agresi pada anak
(Kouros, Chrystyna D., dkk,2008; (Davies, Patrick T. dan Cummings, E.
Mark,1994).
Dengan demikian, agar anak dapat tetap tumbuh dan berkembang
secara baik, meskipun anak harus berada di tengah konflik pernikahan dari

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6

kedua orang tuanya, diharapkan anak memiliki suatu kemampuan untuk
beradaptasi secara positif atau lebih dikenal sebagai resilien. Anak-anak
yang memiliki kemampuan resiliensi dapat ditunjukkan melalui adanya
harapan dalam diri terhadap masa depan, fleksibel dan mampu
beradaptasi, dan mampu mengendalikan hidupnya sehingga dapat
mengurangi kondisi untuk disakiti. Di samping itu, keahlian bersosialisasi
dan memecahkan masalah yang mampu meningkatkan coping sebagai
upaya untuk mengidentifikasi alternatif pada keadaan yang sedang terjadi
juga dimiliki oleh anak yang resilien. Adapun, dalam prosesnya, anak juga
membutuhkan berbagai dukungan untuk mencapai resiliensi, antara lain
dukungan dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan masyarakat
(Goldstein, Sam dan Brooks, Robert B.,2005). Sedangkan, anak-anak yang
memiliki resiko ditunjukkan dengan kemampuan untuk menerima
kesulitan yang dihadapi dalam hidup secara pasif. Anak juga memiliki
pengalaman hidup yang tidak menyenangkan, seperti penolakan,
penghinaan, dan kegagalan (Boyden, Jo & Mann, Gillian,2005).
Anak memerlukan kemampuan resiliensi karena anak memiliki
kebutuhan

yang

harus

tetap

terpenuhi

pada

pertumbuhan

dan

perkembangannya, seperti pendidikan, harapan dan cita-cita, keterampilan
diri, dan bersosialisasi. Dalam pemenuhan kebutuhan tersebut, anak dapat
berhadapan dengan kondisi lingkungan yang kurang mendukung. Pada
situasi ini, anak diharapkan dapat tetap bertahan dan menjalani pemenuhan
kebutuhannya sehingga anak dapat berkembang secara baik. Saat anak

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7

berhadapan dengan kesulitan, anak dapat memiliki rasa percaya diri dan
harga diri yang tinggi sehingga mampu mengatasinya dengan baik (Kids
Helpline,2012). Pada anak jalanan yang tinggal di lingkungan yang kurang
kondusif dan mengalami banyak permasalahan, seperti ekonomi dan
keluarga, dengan mencapai resiliensi, mereka dapat memiliki dan
mewujudkan harapan dan cita-cita, menjalani aktivitas seperti dialami oleh
anak-anak pada umumnya, yaitu belajar, memiliki rasa percaya diri, dan
keterampilan diri. Selain itu, saat menghadapi suatu masalah, baik di
lingkungan pergaulan dan keluarga, mereka dapat bertindak aktif dan
mandiri untuk menemukan solusi yang terbaik dan makna.
Bentuk kemampuan resiliensi anak juga terlihat pada penelitian
yang dilakukan oleh Werner dan rekannya pada 200 anak yang memiliki
risiko tinggi di Hawai. Para partisipan yang terlibat memiliki risiko
mengalami perpecahan keluarga, kemiskinan, perceraian, dan orang tua
pecandu alkohol. Melalui penelitian ini diperoleh hasil dari 72 partisipan
bahwa 1 dari 3 anak-anak yang mengalami risiko tinggi dapat berkembang
menjadi orang dewasa muda kompeten yang dicintai, mampu bekerja,
bertindak, dan memiliki harapan yang baik (Rak, Carl F. & Patterson,
Lewis E.,1996). Adapun, beberapa contoh mengenai anak resilien juga
ditunjukkan oleh Kids Helpline dari anak-anak muda yang mampu
mengatasi kesulitan dalam hidup. Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun
mengalami bullying oleh teman-temannya melalui pesan sms dan situs
jejaring sosial. Kemudian, setelah ia meminta bantuan kepada konselor. ia

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

mulai melakukan beberapa hal, yaitu mengurus bentuk-bentuk bullying
pada situs jejaring sosialnya, memotivasi diri untuk tetap kuat dan
meyakinkan diri sendiri. Cara yang dilakukan ini mampu membuat dirinya
tidak merasa terganggu oleh bullying (Kids Helpline,2012). Dalam hal ini,
anak dapat resilien karena ia memiliki orang yang dapat membantunya dan
melakukan beberapa cara untuk mengatasi situasi sulit yang dihadapinya.
Berbeda dengan anak jalanan. Mereka yang memiliki orang tua yang
mengalami marital conflict tidak sepenuhnya mampu memperoleh
dukungan dari orang lain, seperti keluarga.
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengambil sasaran
penelitian adalah anak jalanan dikarenakan terdorong oleh keprihatinan
dan perhatian peneliti terhadap anak jalanan yang diperoleh dari
pengalaman berdinamika bersama dengan anak jalanan. Salah satunya
keterlibatan dalam kegiatan pendampingan belajar anak jalanan dan
kurang mampu dari Yayasan Soegijapranata dan Yayasan Do More.
Melalui kegiatan tersebut, peneliti menyadari bahwa anak jalanan
memiliki bakat dan kemampuan yang dapat dikembangkan. Namun, upaya
untuk mengusahakan hal itu masih terhambat oleh berbagai kendala,
seperti kendala ekonomi, masalah keluarga, konflik pernikahan orang tua
yang berdampak pada tindak kekerasan, dan kondisi lingkungan tempat
tinggal yang kurang kondusif. Menanggapi hal tersebut, peneliti
menyadari bahwa anak jalanan butuh memiliki suatu kemampuan untuk
dapat tetap berkembang secara optimal sehingga dapat meraih harapan dan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

menjalani aktivitas sehari-hari dengan baik, meskipun mereka berada di
lingkungan demikian. Di samping itu, peneliti juga mengamati bahwa
peran orang tua sangat berarti dalam perkembangan tersebut. Oleh karena
itu, untuk menelusuri lebih jauh hal tersebut, peneliti mengajukan sebuah
penelitian mengenai gambaran resiliensi anak jalanan dengan orang tua
yang mengalami marital conflict.

B. Pertanyaan Penelitian
Dalam penelitian ini, pertanyaan penelitian yang akan diajukan adalah
bagaimana gambaran resiliensi pada anak jalanan dengan orang tua yang
mengalami marital conflict?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan, yaitu untuk mengetahui bagaimana
gambaran resiliensi pada anak jalanan dengan orang tua yang mengalami
marital conflict

D. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini, manfaat yang dapat diperoleh, sebagai berikut :


Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan
wawasan yang baru mengenai resiliensi, khususnya resiliensi pada
anak jalanan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI



10

Bagi anak jalanan
1. Penelitian ini diharapkan mampu mendorong anak jalanan tetap
memiliki kemampuan resiliensi dalam menghadapi kondisi
lingkungan yang sulit sehingga mereka dapat tetap berkembang
secara maksimal dan positif
2. Penelitian ini diharapkan mampu mendorong anak jalanan
memiliki kemampuan resiliensi dalam kondisi lain yang dialami
sebagai upaya untuk bertahan hidup



Bagi orang tua anak jalanan
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kesadaran mengenai
pentingnya peran orang tua dan terciptanya relasi orang tua yang
kondusif sebagai pendukung dalam pertumbuhan dan perkembangan
anak sehingga anak dapat terhindar dari perilaku dan sikap yang
menyimpang.



Bagi lembaga/dinas sosial
Penelitian ini diharapkan mampu mendorong masyarakat yang
bergerak dalam lembaga maupun dinas sosial untuk turut membantu
dan memberikan pendampingan kepada anak jalanan yang memiliki
orang tua yang mengalami marital conflict, serta memberikan wadah
yang menjaring komunikasi terbuka terhadap terjadinya marital
conflict sebagai upaya menghindari tindak kekerasan, khususnya pada
anak jalanan dan perempuan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Marital Conflict
1. Pengertian Marital Conflict
Buehler menjelaskan bahwa Marital Conflict merupakan tingginya
tingkat perbedaan, stres, interaksi yang kurang harmonis dan kurang
menghargai, dan muncul kekerasan verbal antara suami dan istri.
Sedangkan, Cummings menunjukkan bahwa Marital Conflict lebih
menitikberatkan pada perbedaan pendapat yang positif dan negatif di
antara pasangan yang terjadi pada interaksi sehari-hari. Agresi dalam
pernikahan juga dapat menimbulkan terjadinya konflik pernikahan
mengarah pada sisi negatif, seperti berubahnya tingkat kekerasan perilaku
(Lian, Tam Cai & Geok, Lim Siew,2008).
Donohue dan Kolt mendefinisikan Marital Conflict sebagai sebuah
perbedaan dalam mengekspresikan diri, baik secara jelas maupun tidak
jelas, untuk memenuhi kebutuhan dan minat individu dan mendapatkan
campur tangan dari pihak lain dalam menyelesaikan permasalahan
perbedaan tersebut. Kemudian, Jordan menyatakan bahwa konflik muncul
saat perbedaan terjadi antara dua orang atau lebih yang memerlukan
adanya

perubahan.

Dalam

hal

ini,

diperlukan

seseorang

yang

mengupayakan kesepakatan di antara mereka untuk melanjutkan dan

11

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12

mengembangkan konflik tersebut (Liam, Tam Cai & Geok, Lim Siew,
2008).
Menurut Olson, konflik merupakan bagian yang tidak dapat
dihindarkan dalam suatu hubungan, khususnya dalam pernikahan. Konflik
dapat terjadi disebabkan oleh adanya perbedaan yang tidak disepakati
dengan pasangannya. Konflik akan berlangsung terus menerus dan
berakhir dengan kondisi yang buruk, seperti perceraian disebabkan oleh
pasangan suami istri tidak mampu menemukan cara mengelola dan
menyelesaikan konflik tersebut. Mereka lebih memilih untuk pergi
menghindari konflik dengan cara masing-masing dan menyadari bahwa
perbedaan mereka tidak dapat diatasi (Olson, David H. & Olson, Amy
K.,2000)
Holmes dan Murray (1996) dalam penelitiannya menjelaskan
bahwa konflik seharusnya dapat bertujuan untuk menunjukkan komitmen
dalam menjaga suatu hubungan. Namun, kondisi yang terjadi lebih
mengarah pada konflik yang menjadi tanda bahwa pasangan mengalami
keputusasaan dalam menjalani suatu hubungan.
Berdasarkan beberapa pengertian mengenai marital conflict yang
telah diungkapkan oleh para ahli, peneliti mengambil kesimpulan bahwa
marital conflict merupakan ketidakmampuan pasangan suami dan istri
dalam mengelola dan menyelesaikan konflik yang disebabkan oleh adanya
perbedaan dan penghindaran konflik dengan cara masing-masing sehingga

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

menimbulkan stres dan interaksi yang kurang harmonis dan kurang
menghargai satu sama lain hingga mengarah pada kekerasan verbal.

2. Bentuk-bentuk perilaku Marital Conflict
Perilaku konflik dalam pernikahan yang cenderung muncul di antara
pasangan suami istri (Fincham, Frank D.,2003), yaitu :
a. Menyampaikan jawaban dengan respon yang kurang baik. Misal, saat
konflik berlangsung, sang istri berkata sambil menangis, “Kamu tidak
mendengarkan aku.” kepada sang suami.
b. Menanggapi perbaikan sikap dari pasangan dengan melakukan
pertahanan diri (self-defensive) atau tidak melakukan apapun. Misal,
suami menarik kembali kritik yang disampaikan kepada sang istri
dengan membicarakan secara baik hal tersebut kepada sang istri.
Namun, sang istri tidak memberikan tanggapan apapun dan tetap
marah kepada sang suami dengan diam atau tidak berbicara kepada
sang suami.
c. Adanya sikap melindungi diri (self-protective) dan penghindaran
(Fincham, Frank D. & Beach, Steven R. H.,1999). Misal, sang suami
memilih untuk pergi keluar rumah saat konflik sedang terjadi di antara
sang suami dan istrinya atau sang suami selalu menyangkal saat
istrinya memberitahu kesalahan yang dilakukan oleh sang suami.
d. Pada penyelesaian akhir dari masalah yang dihadapi, suami atau istri
berusaha untuk menguasai pasangannya dan tidak ingin mengalah

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14

(Fincham, Frank D. & Beach, Steven R. H., 1999). Misal, saat terjadi
konflik, baik suami maupun istri tidak ada yang ingin mengalah dan
selalu berusaha untuk menjadi yang paling benar dan baik.

3. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Marital Conflict
Marital conflict dapat terjadi disebabkan oleh pengaruh dari karakteristik
dan latar belakang dari suami atau istri. Berikut karakteristik dan latar
belakang suami atau istri tersebut (Fincham, Frank D.,2003) :
a. Faktor perceraian yang terjadi antar generasi
Seseorang yang memiliki orang tua yang bercerai, akan cenderung
melakukan perceraian juga dengan pasangannya. Hal ini terjadi
disebabkan cara berperilaku antara orang tua dan anak yang kurang
baik, mudah menguasai anak, dan sering memberikan kritik. Namun,
hal ini dapat terjadi tergantung pada cara berperilaku antara orang tua
dan anak.

b. Faktor kelekatan
Ini terlihat pada bagaimana pengalaman hubungan dalam keluarga
pada awal kehidupan yang dapat mempengaruhi berfungsinya
hubungan interpersonal pada saat dewasa. Suami atau istri yang
merasa aman (secure) dalam hubungan keluarga cenderung mampu
melakukan kesepakatan dan menerima diri mereka sendiri dan
perhatian orang tua saat terjadi interaksi dalam proses pemecahan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

suatu masalah. Suami atau istri yang cenderung merasa cemas dan
memiliki sikap yang bertentangan dalam hubungan dengan keluarga,
akan memiliki kecenderungan untuk mewajibkan pasangannya
melakukan sesuatu dan lebih berfokus pada sikap tegas dalam menjalin
hubungan. Selain itu, suami atau istri yang memiliki prasangka
terhadap pasangannya sehingga menjadi sangat emosional dalam
menjalin kedekatan dalam berhubungan, akan menunjukkan konflik
pernikahan yang semakin besar dan memicu terjadinya perpisahan
dengan pasangannya.

c. Faktor internal/kehidupan pernikahan
Dari sisi internal atau kehidupan pernikahan, konflik yang terjadi
cenderung disebabkan oleh ketidakadilan dalam pembagian kerja, lakilaki yang cenderung menarik diri dalam menanggapi konflik, suami
yang merasa iri terhadap istri dan menghabiskan uang untuk
melakukan tindakan yang kurang baik, adanya kekuasaan penuh,
melakukan hubungan seksual di luar pernikahan, memiliki masalah
dalam kecanduan alkohol, dan penggunaan obat-obat terlarang. Selain
itu, bentuk komunikasi yang terjalin di antara suami dan istri juga
mengambil peran penting dalam terjadinya konflik dalam pernikahan.
Suami atau istri yang sedang mengalami kesulitan dalam pernikahan
akan cenderung memberikan pernyataan dan respon negatif saat
pasangannya berperilaku negatif. Jika kondisi timbal balik ini terus

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16

terjadi, maka dapat memunculkan agresi fisik dari pasangannya
(Fincham, Frank D.,2003). Adapun, masalah anak yang beranjak
remaja dapat menjadi pemicu terjadinya konflik dan ketidakpuasan
dalam pernikahan (Cui, Ming, Donnellan M. Brent, Conger, Rand
D.,2007). Di samping itu, melakukan tindakan yang mengecewakan
dan didasari oleh kemarahan juga dapat mendorong munculnya
konflik.

d. Faktor eksternal/luar kehidupan pernikahan
Dari sisi eksternal atau luar kehidupan pernikahan, beberapa hal yang
dapat terjadi seperti masalah anak yang beranjak remaja dapat menjadi
pemicu terjadinya konflik dan ketidakpuasan dalam pernikahan (Cui,
Ming, Donnellan M. Brent, Conger, Rand D.,2007).
Adapun, kondisi lain di luar kehidupan pernikahan yang mampu
memberikan pengaruh pada keberlangsungan pernikahan, salah
satunya adalah faktor lingkungan sosial, seperti tekanan ekonomi.
Tekanan ini jika terjadi dan dialami dapat dimungkinkan mengarah
pada meningkatnya interaksi negatif antara suami dan istri dan
berakhir pada terjadinya konflik.

4. Dampak negatif Marital Conflict
Marital conflict dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif bagi
suami maupun istri. Namun, dalam hal ini, kami mengarah pada dampak

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

17

negatif yang diakibatkan oleh Marital Conflict. Beberapa dampak negatif
yang terjadi akibat marital conflict (Fincham, Frank D., 2003), yaitu :
a. Menurunnya kesehatan fisik, baik dari suami maupun istri, dan
menimbulkan terjadinya penyakit kronis yang disebabkan oleh
perlakuan kasar, seperti kanker, penyakit jantung, perubahan
kekebalan tubuh, kelenjar endokrin, dan berfungsinya jantung dan
pembuluh darah.
b. Mempengaruhi kesejahteraan psikologis suami atau istri (Mallers,
Melanie Horn)
c. Munculnya gangguan makan (eating disorder) (Fincham, Frank D. &
Beach, Steven R. H.,1999)
d. Menurunnya pengasuhan orang tua kepada anak
e. Menurunnya penyesuaian anak terhadap lingkungan keluarga
f. Anak dan remaja mengalami kesulitan dalam mengungkapkan apa
yang dipikirkan dan dirasakan (eksternalisasi), melakukan internalisasi
terhadap masalah yang terjadi, dan berkurangnya kemampuan kognitif
(Cui, Ming, Donnellan, M. Brent, & Conger, Rand D.,2007)
g. Meningkatnya konflik antara orang tua dan anak
h. Terjadinya konflik antar saudara kandung
i. Gejala

depresi,

perilaku

menyimpang,

dan

ketidakmampuan

menyesuaikan diri pada remaja (Cui, Ming, Donnellan, M. Brent, &
Conger, Rand D.,2007)

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

18

j. Memicu terjadinya pembunuhan, khususnya lebih sering terjadi adalah
pembunuhan wanita oleh pasangannya.

B. Anak Jalanan
1. Pengertian Anak Jalanan
Menurut Rano Karno dalam Suyanto (2003), anak jalanan
merupakan anak-anak usia relatif dini yang termasuk dalam kelompok
tersisih, marginal, dan teralienasi dari perlakuan kasih sayang yang harus
menghadapi lingkungan kota yang keras dan tidak bersahabat.
Lebih lanjut, Inter-NGO Programme menjelaskan bahwa anak
jalanan adalah setiap anak laki-laki dan perempuan yang memilih jalanan
sebagai tempat tinggal dan melangsungkan kehidupan tanpa adanya
perlindungan, pengawasan, dan pengarahan dari orang dewasa yang
bertanggung jawab (Ibrahim,2012).

2. Pengklasifikasian Anak Jalanan
Menurut Surbakti dkk (Suyanto, Bagong,2003) terdapat pengelompokan
anak jalanan, sebagai berikut :
a. Children on the street
Anak yang memiliki kegiatan ekonomi atau sebagai pekerja anak di
jalan untuk membantu kebutuhan ekonomi keluarga dan masih
memiliki hubungan dengan orang tua.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

19

b. Children of the street
Anak-anak yang memiliki partisipasi penuh di jalan, baik secara sosial
maupun ekonomi dan masih memiliki hubungan dengan orang tua,
tetapi dengan intensitas pertemuan yang tidak menentu. Anak-anak ini
biasanya merupakan anak-anak yang mengalami tindak kekerasan dari
orang tua sehingga mereka pergi dari rumah.

c. Children from families of the street
Anak-anak yang berasal dari keluarga yang hidup di jalan. Salah satu
ciri dari kelompok ini adalah anak-anak tinggal di jalanan bersama
dengan orang tua mereka sejak dalam kandungan dan masih bayi.
Kehidupan mereka tidak jelas dan sering melakukan perpindahan dari
satu tempat ke tempat lain.

3. Karakteristik Anak Jalanan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fondasi Bina Mandiri pada
Kebijakan dan Program Pendidikan Anak Jalanan di atas kuasa UNESCO
pada tahun 2005, menemukan tiga karakteristik anak jalanan pada tiga
kota utama di Indonesia, yaitu Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya, sebagai
berikut (ilo, 2009) :
a. Mayoritas anak jalanan masih tinggal bersama dengan orang tua dan
hanya sedikit yang tinggal di tempat penampungan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

20

b. Lebih dari 50 % anak jalanan masih berada pada usia sekolah. Menurut
anak-anak jalanan, mereka tidak dapat menempuh pendidikan karena
mendapat paksaan dan diskriminasi dari kedua orang tua mereka untuk
tidak sekolah dan bekerja.
c. Berdasarkan survei yang telah dilakukan, anak-anak bekerja di jalanan
sebagai pengamen, pengemis, penyemir sepatu, pemungut sampah, dan
penjual asongan.

Kemudian, dalam penelitian yang dilakukan oleh Abdelfatah Ibrahim,
dijelaskan pula beberapa karakteristik anak jalanan, yaitu (Ibrahim,2012) :
a. Tidak memperoleh perlindungan dan rasa aman dari orang tua karena
gagal dalam menjalin hubungan dengan keluarga
b. Mayoritas anak jalanan adalah anak laki-laki
c. Rata-rata anak yang hidup di jalanan berada pada usia antara 9 dan 12
tahun dan tetap hidup di jalanan hingga berusia 15 dan 16 tahun
d. Tidak merasa cemas terhadap budaya dan moral. Hal ini dikarenakan
sejak kecil anak jalanan telah jauh dari orang tua
e. Mudah terserang penyakit seksual, khususnya pada anak perempuan,
ini disebabkan oleh perilaku seksual yang tidak terlindungi dan
hubungan seksual yang berganti-gan