Metode kuadrat terkecil terbobot untuk meminimalkan galat pada pengukuran jaringan ketinggian.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
Dalam pengukuran ketinggian, masalah utamanya adalah menentukan titik-titik
tinggi dengan ukuran galat sekecil mungkin. Salah satu metode yang dapat
meminimalkan galat pada pengukuran ketinggian adalah metode kuadrat terkecil
tebobot.
Tugas akhir ini bertujuan untuk menunjukan hubungan antara masalah jaringan
ketinggian dengan sebuah graf dimana titik-titik tinggi dilambangkan dengan simpul
dan beda ketinggian dilambangkan dengan ruas. Kemudian masalah jaringan
ketinggian yang telah direpresentasikan dengan sebuah graf akan diselesaikan dengan
meggunakan metode kuadrat terkecil tebobot. Pada bagian akhir tugas akhir ini, akan
diberi contoh penerapan dari sebuah graf yang mempresentasikan suatu masalah
jaringan ketinggian dan penyelesaiaannya dengan menggunakan metode kuadrat
terkecil tebobot.
Kata Kunci : galat, jaringan ketinggian, metode kuadrat terkecil terbobot, graf,
simpul, ruas.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
In the measurements of height, the main problem is to find the point of height which
the size of error as small as possible. One method that can minimize the error in the
measurements of height is weighted least squares.
This paper aims to show the relation of height network with a graph in which the
points of height are assigned by nodes and the differences of height are assigned by edges.
Then the height network’s problems that have been represented by a graph will be solved by
weighted least squares method. At the end of this paper will be given an example of the
application of a graph that presented a height network’s problem and it’s solution by
weighted least squares method.
Keywords : error, height network, weighted least squares, graph, node, edge.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
METODE KUADRAT TERKECIL TERBOBOT UNTUK
MEMINIMALKAN GALAT PADA PENGUKURAN JARINGAN
KETINGGIAN
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Matematika
Program Studi Matematika
Disusun Oleh :
Sisilia Nov Ciptaning Pradini
103114018
PROGRAM STUDI MATEMATIKA
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
WEIGHTED LEAST SQUARES METHOD TO MINIMIZE THE ERROR IN
THE MEASUREMENTS OF HEIGHT NETWORK
PAPER
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements
To Obtain the Degree of Sarjana Matematika
Mathematics Study Program
By :
Sisilia Nov Ciptaning Pradini
103114018
MATHEMATICS STUDY PROGRAM
DEPARTMENT OF MATHEMATICS
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2015
ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
MAKALAII
METODE KUADRAT TERKECIL TERBOBOT T]NTT]K MEMIMMALKAI\
GALAT PADA PENGUKURAN JARINGAI\I KETINGGIAN
Disusun oleh
:
Sisilia Nov Ciptaning Pradini
Dr.rer.nat. Herry Pribawanto Suryawan
tanggal 16 Februari 2015
ilt
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERT{YATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa makalah yang saya tulis
ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutrpan dan daftar pustaka sebagai mana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta 27 Februari 2015
""-w
Sisilia Nov Ciptaning Pradini
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LEMBAR PER}IYATAAN PERSETUJUAN
PIJBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAI\ AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawatr ini, saya matrasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama
:
:
SisiliaNov Ciptaning Pradini
Nomormahasiswa : 103114018
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul
Perpustakaan
:
Metode Kuadrat Terkecil Tebobot untuk Meminimalkan Galat pada
Pengukuran Jaringan Ketinggian
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpn, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan datq
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan
royalti kepada saya selamatetap mencantumkan narnasaya sebagai penulis.
Demikian pemyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 3 Februari 2015
Yang menyatakan
(Sisilia Nov Ciptaning Pradini)
vt
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“There Is No Elevator to Success,
You’ve to Take The Stairs”
Ku persembahkan Tugas akhir ini kepada :
My beloved Jesus
Mama dan Bapakku tercinta
Adik-adikku tersayang Fifin, Benny dan Ella
Teman-teman teralienku Anes, Bibi, Nyai, Yoyo, Juna, dan Ayu
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
Dalam pengukuran ketinggian, masalah utamanya adalah menentukan titik-titik
tinggi dengan ukuran galat sekecil mungkin. Salah satu metode yang dapat
meminimalkan galat pada pengukuran ketinggian adalah metode kuadrat terkecil
tebobot.
Tugas akhir ini bertujuan untuk menunjukan hubungan antara masalah jaringan
ketinggian dengan sebuah graf dimana titik-titik tinggi dilambangkan dengan simpul
dan beda ketinggian dilambangkan dengan ruas. Kemudian masalah jaringan
ketinggian yang telah direpresentasikan dengan sebuah graf akan diselesaikan dengan
meggunakan metode kuadrat terkecil tebobot. Pada bagian akhir tugas akhir ini, akan
diberi contoh penerapan dari sebuah graf yang mempresentasikan suatu masalah
jaringan ketinggian dan penyelesaiaannya dengan menggunakan metode kuadrat
terkecil tebobot.
Kata Kunci : galat, jaringan ketinggian, metode kuadrat terkecil terbobot, graf,
simpul, ruas.
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
In the measurements of height, the main problem is to find the point of height which
the size of error as small as possible. One method that can minimize the error in the
measurements of height is weighted least squares.
This paper aims to show the relation of height network with a graph in which the
points of height are assigned by nodes and the differences of height are assigned by edges.
Then the height network’s problems that have been represented by a graph will be solved by
weighted least squares method. At the end of this paper will be given an example of the
application of a graph that presented a height network’s problem and it’s solution by
weighted least squares method.
Keywords : error, height network, weighted least squares, graph, node, edge.
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
atas berkatNya yang selalu menyertai penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Penulis menyadari, tugas akhir ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima
atas segala bimbingan, dorongan, semangat, sehingga tugas akhir ini terselesaikan
dengan baik, kepada:
1.
Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Sanata Dharma.
2.
Bapak Y.G.Hartono, Ph.D., selaku Ketua Program Studi Matematika
Universitas Sanata Dharma.
3.
Bapak Dr.rer.nat. Herry Pribawanto Suryawan selaku dosen pembimbing yang
dengan penuh kesabaran, kesungguhan hati serta memberikan banyak ide serta
masukan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
4.
Ir. Ignatius Aris Dwiatmoko, M.Sc. yang telah memberikan ide dan masukan
untuk menulis tugas akhir ini dan selaku dosen pembimbing akademik.
5.
Seluruh Dosen Program Studi Matematika serta karyawan Fakultas Sains dan
Teknologi. Terima kasih atas bimbingan, doa dan pelajaran yang diberikan
selama berkuliah di Universitas Sanata Dharma.
6.
Keluargaku tercinta, my big bos Paternus Dithu dan bu presdir Setyaning
Prihati yang senantiasa memberi dukungan, semangat dan mendoakan anaknya
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
yang selalu bikin panik ini. Terima kasih atas kesabaran dan kasih sayang
dalam mendidik anak-anaknya. Adik-adik penulis Fifin, Beni, Ella.
7.
Sahabat-sahabat penulis di Program Studi Matematika , Anes, Bibi, Nyai, Juna,
Yoyo, Selly, Aster, Ayu, Arga, Tika, Ratri, Pandu, Roy, Yohan, yang selalu
setia mendengar keluh kesah, menemani dan memberi semangat untuk penulis
yang sangat berarti.
8.
Keluarga Besar Program Studi Matematika, terima kasih atas segala dukungan
dan bantuannya kepada penulis.
9.
Teman-teman sekaligus keluarga penulis, Mbak Rub yang selalu siap
menyediakan keperluan penulis, Apin, Mbak Astrid, Mbak Arin yang terus
memberi semangat, dukungan dan doa. Banyak suka dan duka telah kita lewati
bersama selama ini.
10.
Semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam
menyelesaikan tugas akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima
kasih banyak atas semua bantuannya.
Akhirnya penulis menyadari bahwa tugas akhir ini memiliki berbagai
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Semoga tugas akhir ini dapat menjadi referensi bagi rekan-rekan dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, 11 Februari 2015
Penulis
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
JUDUL ...................................................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................................................v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................................ viii
ABSTRACT............................................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................x
BAB I : PENDAHULUAN .......................................................................................................1
I.1
Latar belakang ...........................................................................................................1
I.2
Rumusan Masalah .....................................................................................................6
I.4
Tujuan Penulisan .......................................................................................................7
I.5
Metode Penulisan ......................................................................................................7
I.6
Manfaat Penulisan .....................................................................................................7
I.7
Sistematika Penulisan ................................................................................................7
BAB II : LANDASAN TEORI ...............................................................................................10
II.1
Matriks Singular dan Tak singular ..........................................................................10
II.2
Ruang Vektor...........................................................................................................11
II.3
Ruang Bagian ..........................................................................................................13
II.4
Kebebasan Linear ....................................................................................................14
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
II.5
Basis dan Dimensi ...................................................................................................18
II.6
Ruang Baris dan Ruang Kolom ...............................................................................22
II.7
Rank.........................................................................................................................24
II.8
Ruang Nol (Kernel/ Nullspace) ...............................................................................25
II.9
Ruang Hasil Kali Dalam ..........................................................................................27
II.10
Norma ......................................................................................................................28
II.11
Ortogonalitas ...........................................................................................................33
II.12
Metode Kuadrat Terkecil .........................................................................................34
II.13
Matriks Definit Positif .............................................................................................37
II.14
Konsep-Konsep Penting Dalam Statistika ...............................................................37
II.15
Dasar-Dasar Teori Graf ...........................................................................................39
BAB III : JARINGAN KETINGGIAN ..................................................................................44
III.1
Pengukuran Ketinggian dengan Menggunakan Metode Kuadrat Terkecil ..............44
III.2
Kuadrat Terkecil Terbobot ......................................................................................66
III.3
Jaringan Ketinggian Dan Graf .................................................................................70
BAB IV : PENUTUP ..............................................................................................................81
IV.1
Kesimpulan ..............................................................................................................81
IV.2
Saran ........................................................................................................................82
Daftar Pustaka .........................................................................................................................83
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Pada kehidupan sekarang ini, tak dapat dipungkiri bahwa manusia sangat
membutuhkan teknologi demi membantu kelangsungan hidup mereka. Contohnya
adalah manusia sekarang tidak pernah terlepas dari alat komunikasi jarak jauh yang
disebut handphone. Handphone selain dapat membantu manusia untuk dapat
berkomunikasi dari jarak jauh, handphone juga dilengkapi dengan fitur-fitur yang
semakin memanjakan penggunanya. Contohnya adalah fitur kamera, radio, games,
dan lain-lain. Semakin mahal harga handphone maka biasanya semakin lengkap fitur
yang dimilikinya. Salah satu fitur yang dimiliki sebuah handphone adalah GPS. GPS
tidak hanya terdapat pada handphone, tetapi banyak dijumpai juga di mobil. Hal ini
dikarenakan oleh fungsi GPS yang membantu pengguna sebagai penunjuk arah.
GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan
posisi sebuah objek yang terletak pada permukaan bumi. Teknologi yang dimiliki dan
dikelola oleh Amerika Serikat ini pada awalnya dikembangkan untuk kepentingan
militer. Namun, mengingat kegunaannya terutama dalam bidang navigasi serta
geografi, maka dalam perjalanannya sistem ini juga dikembangkan untuk keperluan
sipil. GPS didesain untuk memberikan informasi dalam menentukan letak/posisi,
kecepatan, percepatan, dan waktu yang teliti.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Gambar 1.1 (Global Positioning System)
Dalam menentukan posisi dan letak pada GPS, manusia membutuhkan ilmu
pengetahuan tentang bumi yang disebut geodesi. Menurut IAG (International
Association of Geodesy), geodesi adalah ilmu yang mempelajari pengukuran dan
perepresentasian dari bumi dan benda-benda langit lainnya, termasuk medan gaya
beratnya masing-masing dalam ruang tiga dimensi yang berubah dengan waktu.
Dengan kata lain, geodesi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk dan ukuran
bumi termasuk berat dan kepadatannya. Dalam prakteknya, ilmuwan geodesi
mengadakan pengamatan dan pengukuran secara teliti untuk menentukan posisi titik
pada permukaan bumi untuk dipetakan.
Salah satu faktor yang berpengaruh dalam menentukan letak dan posisi pada
GPS dengan mengacu pada ilmu geodesi adalah ketinggian. Ketinggian suatu tempat
atau daerah diperoleh dari percobaan-percobaan serta pengukuran matematis. Arti
2
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
pengukuran secara umum menurut Umar (1991) adalah kegiatan yang sistematis
untuk mendapatkan informasi mengenai suatu objek secara kuantitatif dengan alat
ukur yang dimiliki. Seringkali dalam melakukan pengukuran ketinggian, data yang
didapat untuk suatu tempat tidak selalu akurat karena terdapat galat (kesalahan/error).
Galat yang dimaksud di sini adalah kesalahan dalam proses pengambilan data.
Menurut buku karangan Suntoyo Yitnosumarto (1993), galat adalah keanekaragaman
(variabilitas) hasil pengukuran yang disebabkan oleh ketidakmampuan materi
pengukuran atau objek pengukuran untuk berperilaku sama dalam pengukuran
tersebut. Galat dapat berfungsi untuk menunjukkan efisiensi dari satu jenis
pengukuran
ke pengukuran yang lain. Secara normal, yang diharapkan dalam
pengukuran adalah galat yang bernilai kecil. Untuk itu dibutuhkan metode matematis
yang dapat meminimalkan galat pada pengukuran tersebut (dalam hal ini pengukuran
ketinggian).
Objek pengukuran
pengukuran 1
pengukuran 1
galat
Bagan (1.1)
3
Pengukuran 1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Bagan (1.1) menjelaskan pengukuran suatu objek yang dilakukan beberapa
kali. Pengukuran-pengukuran tersebut menghasilkan galat. Selanjutnya, galat
tersebut akan diestimasi untuk memperkirakan ukuran atau bentuk objek yang
sesungguhnya.
Salah satu metode yang dapat membantu meminimalkan galat adalah metode
kuadrat terkecil. Matematikawan besar dari Jerman, Carl Friedrich Gauss adalah
salah satu pencetus ide tentang metode kuadrat terkecil. Selain Gauss ada beberapa
penemu lainnya yaitu Adrien Marie Legendre pada tahun 1805 dan Robert Adrian
tahun 1808. Prinsip dari metode kuadrat terkecil adalah meminimalisasi jumlah
kuadrat deviasi data dari pengukuran yang didapat.
Persamaan untuk meminimalisasi jumlah galat pada metode kuadrat terkecil
adalah x = b, dengan
adalah matriks koefisien yang berukuran m x n dan b adalah
vektor yang berisi hasil-hasil pengukuran yang didapat dari data. Dalam hal ini harus
dicari vektor
panjang vektor
sehingga ‖
‖ seminimal mungkin, dengan ‖
. Maksudnya adalah harus dicari sebuah vektor
‖ adalah
untuk
yang terdekat ke .
Misalkan
jarang ditemukan
= ‖
= 0. Jika
‖,
menotasikan galat pada perhitungan. Biasanya
= 0 maka perhitungan x adalah perhitungan yang
eksak untuk persamaan Ax = b. Jadi harus ditemukan ̂, sehingga ukuran
‖
=
‖ adalah yang paling kecil. Sebut ̂ adalah solusi metode kuadrat terkecil.
4
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Yang dimaksud terkecil adalah jumlah kuadrat dari elemen-elemen Ax - b
diminimalisasikan.
Dalam mengukur ketinggian, masalahnya adalah menemukan x1,x2,...,xn
dimana n ditentukan dan x1,x2,...,xn adalah titik-titik ketinggian yang akan dicari.
Sebagai contoh, patokan-patokan pada gambar (1.1) di bawah melambangkan setiap
titik x1,x2,...,x10
Gambar 1.1
Seringkali, dalam mengukur ketinggian, yang kita lakukan adalah
menghitung beda tinggi dari satu titik ke titik yang lain. Maksud dari beda tinggi
adalah jarak vertikal antara dua bidang datar yang melalui kedua titik tersebut (lihat
gambar 1.2). Dalam hal ini, beda dari titik x1 ke titik x2 sama dengan jarak vertikal
dari titik
ke titik
.
5
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Gambar 1.2
Makalah ini akan membahas lebih lanjut tentang minimalisasi galat pada
pengukuran ketinggian dengan menggunakan metode kuadrat terkecil terbobot..
I.2
Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan metode kuadrat terkecil terbobot?
b. Bagaimana menerapkan metode kuadrat terkecil terbobot tersebut ke
dalam data jaringan ketinggian yang didapat?
I.3
Batasan Masalah
a.
Perhitungan galat ini dilakukan hanya pada matriks yang mempunyai
rank kolom penuh.
b. Makalah ini tidak membahas secara rinci tentang statistik. Dalam hal ini,
tidak akan dibahas secara mendalam mengenai bagaimana memperoleh
variansi yang akan digunakan sebagai entri-entri dari matriks terbobot.
6
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
I.4
Tujuan Penulisan
a. Memahami metode kuadrat terkecil dalam meminimalkan galat dari suatu
hasil pengukuran.
b. Memahami bagaimana metode kuadrat terkecil terbobot diaplikasikan
dalam jaringan ketinggian.
c. Mengaplikasikan graf sebagai representasi dari jaringan untuk membantu
memecahkan masalah menentukan titik-titik ketinggian.
I.5
Metode Penulisan
Metode yang digunakan adalah studi pustaka dengan menggunakan buku-
buku referensi sebagai acuan penulisan serta pengambilan data.
I.6
Manfaat Penulisan
a. Dapat mengaplikasikan metode kuadrat terkecil untuk meminimalkan
galat pada pengukuran jaringan ketinggian.
b. Membantu berbagai pihak dalam mengukur ketinggian agar galat dari
hasil pengukuran yang diperoleh dapat diminimalkan.
I.7
Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
I.1
Latar Belakang
I.2
Batasan Masalah
I.3
Rumusan Masalah
I.4
Tujuan Penulisan
7
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
I.5
Metode Penulisan
I.6
Manfaat Penulisan
I.7
Sistematika Penulisan
Bab II : Landasan Teori
II.1
Matriks Singular dan Taksingular
II.2
Ruang Vektor
II.3
Kebebasan Linear
II.4
Basis dan Dimensi
II.5
Ruang Baris dan Ruang Kolom
II.6
Rank
II.7
Ruang Nol (Kernel)
II.8
Ruang Hasil Kali Dalam
II.9
Norma
II.10
Ortogonalitas
II.11
Metode Kuadrat Tekecil
II.12
Matriks Definit Positif
II.13
Konsep-Konsep Penting Dalam Statistika
A. Nilai Harapan Variabel Random
B. Variansi Variabel Random
C. Kovariansi dari Dua Variabel Random
II.14
Dasar-Dasar Teori Graf
A. Teori Graf
8
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
B. Graf Berarah
C. Graf Lengkap
Bab III : Jaringan Ketinggian
III.1
Pengukuran Ketinggian dengan Menggunakan Metode
Kuadrat Terkecil
III.2
Kuadrat Terkecil Terbobot
III.3
Jaringan Ketinggian dan Graf
Bab IV : Penutup
IV.1
Kesimpulan
IV.2
Saran
9
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1
Matriks Singular dan Tak singular
Definisi (2.1) : Suatu matriks A berorde n x n dikatakan tak singular (nonsingular)
atau dapat dibalik (invertible) jika terdapat matriks B, sehingga AB = BA = I. Matriks
B disebut sebagai invers perkalian (multiplicative inverse) dari A.
Jika B dan C keduanya adalah invers perkalian dari A, maka :
B = BI = B(AC) = (BA)C = IC = C
Jadi, satu matriks memiliki paling banyak satu invers perkalian.
Definisi (2.2) : Suatu matriks n x n dikatakan singular jika tidak memiliki invers
perkalian.
Sebut invers perkalian dari suatu matriks taksingular A sebagai invers dari A dan
ditulis sebagai
.
Contoh :
Matriks-matriks
dan
adalah saling invers karena,
[
dan
]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[
]
Teorema (2.1)
Suatu matriks A berorde n x n adalah singular jika dan hanya jika
Bukti (Leon, teorema 2.2.2, hal.90)
II.2
Ruang Vektor
Misalkan
adalah himpunan tak kosong di mana didefinisikan operasi-
operasi penjumlahan dan perkalian dengan skalar. Artinya bahwa untuk setiap
pasangan elemen-elemen
dan
di dalam
yang tunggal yang juga berada di
dapat diasosiasikan dengan elemen
, dan dengan setiap elemen
di
dan
setiap skalar
, dapat diasosiasikan dengan elemen
yang tunggal di dalam
.
Himpunan
bersama-sama dengan operasi-operasi penjumlahan dan perkalian
dengan skalar dikatakan membentuk ruang vektor jika aksioma-aksioma berikut
dipenuhi :
untuk setiap
A.1.
dan
untuk setiap
A.2.
A.3.
Terdapat elemen 0 di sehingga
A.4.
Untuk setiap
A.5.
di
terdapat elemen –
=
di
untuk setiap skalar
11
di
untuk setiap
di
sehingga
-
dan setiap
di
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
A.6.
untuk setiap skalar
A.7.
A.8.
untuk setiap skalar
=
1.
=
dan
dan
dan setiap
dan setiap
setiap
Elemen-elemen dari V disebut vektor. Istilah skalar biasanya adalah suatu bilangan
real, meskipun dalam beberapa kasus adalah bilangan kompleks. Seringkali istilah
ruang vektor real digunakan untuk menyatakan bahwa himpunan skalar-skalar adalah
himpunan bilangan-bilangan real. Simbol 0 telah digunakan dalam Aksioma 3 untuk
membedakan vektor nol dan skalar 0.
Beberapa contoh Ruang vektor :
1. Ruang vektor Euclides
Himpunan semua pasangan terurut
|
2. Ruang vektor
Misalkan
himpunan semua matriks
real. Jika
dan
matriks
didefinisikan
dengan entri-entri bilangan real:
yang berorde
sebagai matriks
, maka jumlahan
dengan entri-entri bilangan
didefinisikan sebagai
. Jika diberikan skalar
dimana entri ke- adalah
, maka dapat
.
3. Ruang vektor
Misalkan
menyatakan himpunan semua fungsi bernilai real yang
didefinisikan dan kontinu pada interval tertutup
12
. Dalam kasus ini himpunan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
semestanya adalah himpunan fungsi-fungsi. Jadi vektornya adalah fungsi-fungsi di
. Jumlah
dari dua fungsi di
didefinisikan oleh
,
untuk semua
di
. Fungsi yang baru dari
adalah elemen dari
karena jumlahan dari fungsi kontinu adalah kontinu. Jika
dan
suatu bilangan real, maka
,
adalah fungsi di
didefinisikan oleh
,
untuk semua
di
. Jelas bahwa
berada di dalam
karena jika konstan
dikalikan dengan fungsi kontinu selalu kontinu.
4. Ruang vektor
Misalkan
dan
adalah himpunan semua polinom dengan derajat
didefinisikan
dan
. Untuk
oleh
dan
II.3
Ruang Bagian
Definisi (2.3) : Jika S adalah subhimpunan tak kosong dari suatu ruang vektor . Dan
memenuhi syarat-syarat berikut :
1.
13
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.
maka
disebut ruang bagian (subspace) dari .
Contoh :
|
Misalkan
jika
adalah ruang bagian dari
, karena
, maka :
1.
jika
. Maka
.
dan
maka :
2.
II.4
Kebebasan Linear
Pada bagian ini, akan dibatasi pada ruang-ruang vektor yang dibentuk dari
himpunan-himpunan berhingga. Setiap vektor dalam ruang vektor yang bersangkutan
dapat dibentuk dari elemen-elemen dalam himpunan penghasil ini hanya dengan
menggunakan operasi-operasi penjumlahan dan perkalian skalar. Himpunan
penghasil ini biasanya disebut himpunan perentang. Lebih khususnya akan dicari
himpunan perentang “minimal”. Kata minimal maksudnya adalah himpunan
perentang tanpa elemen yang tidak diperlukan (artinya, semua elemen dalam
himpunan tersebut diperlukan untuk merentang ruang vektor yang bersangkutan).
14
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Untuk melihat bagaimana mencari himpunan perentang yang minimal perlu
diperhatikan bagaimana vektor-vektor di dalam himpunan saling “bergantung” satu
sama lain.
vektor-vektor
dalam ruang vektor
disebut bebas linear
(linearly independent) jika
mengakibatkan semua skalar
harus sama dengan 0.
Contoh :
Vektor-vektor
dan
adalah bebas linear, karena jika
yaitu
maka satu-satunya penyelesaian dari sistem ini adalah
vektor-vektor
,
dan
dalam ruang vektor
linear (linearly dependent) jika terdapat skalar-skalar
semuanya nol sehingga
15
.
disebut bergantung
yang tidak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Contoh :
Diberikan.
( )
Vektor-vektor
( )
( )
bergantung linear karena apabila
( )
( )
( )
( )
maka diperoleh :
Dalam kasus ini
= 1,
,
,
, jadi
.
Teorema (2.2)
Misalkan
adalah vektor dalam
16
dan misalkan
( )
( )
adalah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
untuk
, maka vektor-vektor
. Jika
adalah bergantung linear jika dan hanya jika
adalah matriks singular.
Bukti (Leon, teorema 3.3.1, hal.122)
Teorema (2.2) dapat digunakan untuk menguji apakah
linear atau bergantung linear dalam
vektor adalah bebas
. Langkah awalnya adalah bentuk suatu
matriks yang elemen-elemennya adalah vektor-vektor yang akan diuji kebebasan
linearnya, sebut matriks itu adalah matriks
. Untuk menentukan apakah matriks
singular atau tidak, hitunglah nilai dari det(
. Jika det(
= 0, maka vektor-
≠ 0 maka vektor-vektornya bebas linear.
vektornya bergantung linear. Jika det (
Contoh :
bergantung linear
dan
Tentukan apakah vektor-vektor
atau bebas linear?
Penyelesaian :
Misalkan X = (
). Untuk menentukan apakah matriks
singular atau tidak
singular adalah dengan mencari nilai determinannya
|
|
|
17
|
|
|
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
.
Karena
, maka menurut teorema (2.2), vektor-vektor tersebut adalah
bergantung linear.
II.5
Basis dan Dimensi
Definisi (2.4) : Vektor-vektor
membentuk basis untuk ruang vektor
jika dan hanya jika :
i.
bebas linear
ii.
merentang
Contoh :
“Basis baku” untuk
adalah {
( )
( )
terdapat banyak basis untuk yang dapat dipilih untuk
( )}, akan tetapi
(basis dari ruang vektor
tidak tunggal). Sebagai contoh
{( )
( )
kedua-duanya adalah basis untuk
( )} dan {( )
( )
( )}
karena kedua-duanya memenuhi syarat basis
yaitu merentang dan bebas linear.
18
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Buktinya adalah :
Diberikan {( )
( )
( )}, maka :
1. Harus dibuktikan bahwa himpunan vektor-vektor di atas merentang
( )
( )
( )
Menghasilkan :
maka,
jadi,
( )
( )
19
( )
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
sehingga ketiga vektor tersebut merentang
.
2. Harus dibuktikan bahwa ketiga vektor tersebut bebas linear.
| )
(
(
| )
(
(
| )
(
(
| )
| )
| )
Jadi,
. Maka, ketiga vektor di atas adalah bebas linear.
Terbukti bahwa himpunan vektor {( )
( )
( )} adalah merentang dan bebas
linear. Maka himpunan vektor tersebut adalah basis untuk
.
Teorema (2.3)
Jika
adalah basis dari suatu ruang vektor , maka himpunan sebarang
vektor di , dengan
adalah bergantung linear.
Bukti (Leon, teorema 3.4.1, hal.129)
Akibat (2.3.1)
20
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
kedua-duanya adalah basis untuk suatu
dan
Jika
ruang vektor , maka
.
Bukti (Leon, akibat 3.4.2, hal. 130)
Definisi (2.5) : Misalkan
dari
dari
adalah ruang vektor. Jika
vektor, maka dapat dikatakan bahwa
dikatakan memilik dimensi 0.
memiliki dimensi . Ruang bagian
dikatakan memiliki dimensi hingga jika
terdapat himpunan berhingga vektor yang merentang
demikian, maka dapat dikatakan bahwa
memiliki basis yang terdiri
dan bebas linear; jika tidak
memiliki dimensi tak hingga.
Contoh :
Ruang vektor
. Karena terdapat
memiliki basis
basis tersebut, maka
vektor dalam
memiliki dimensi n.
Conotoh :
Teorema (2.4)
Jika
adalah ruang vektor dengan dimensi
1. Sembarang himpunan n vektor bebas linear merentang
2. Sembarang himpunan
vektor yang merentang
Bukti (Leon, Teorema 3.4.3, hal. 131)
21
adalah bebas linear.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Contoh :
Tunjukkan bahwa {( )
Karena dim
(
)
( )} adalah basis untuk
.
, maka hanya perlu ditunjukkan bahwa ketiga vektor ini bebas
linear.
(
Misalkan
), maka
|
|
|
|
|
|
Karena ketiga vektor di atas bebas linear, maka menurut teorema (2.4) ketiga vektor
di atas merentang
II.6
. Jadi ketiga vektor di atas adalah basis untuk
.
Ruang Baris dan Ruang Kolom
Jika
adalah matriks berorde
, maka setiap baris dari
bilangan-bilangan real sehingga dapat dianggap sebagai vektor dalam
yang bersesuaian dengan baris-baris dari
(row vector) dari
sebagai vektor
.
vektor
akan disebut sebagai vektor-vektor baris
. Dengan cara yang serupa, setiap kolom dari
dan dapat diasosiasikan
adalah tupel-n
dapat dianggap
vektor kolom dengan matriks .
22
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Definisi (2.6) : Jika
adalah matriks berorde
yang direntang oleh vektor-vektor baris dari
dilambangkan dengan
vektor kolom dari
dengan
, maka ruang bagian dari
disebut ruang baris (row space) dari
. Ruang bagian dari
yang direntang oleh vektor-
disebut ruang kolom (column space) dari
dilambangkan
.
Contoh :
Misalkan
Ruang baris dari
adalah himpunan tiga tupel yang berbentuk
Ruang kolom dari
adalah himpunan semua vektor yang berbentuk
Jadi ruang baris dari
kolom dari
adalah
adalah ruang bagian berdimensi dua dari
dan ruang
.
Teorema (2.5)
Dua matriks A dan B yang ekivalen baris (B dapat dibetuk dari A dengan serangkaian
operasi baris yang berhingga banyaknya, yaitu vektor-vektor baris dari B merupakan
kombinasi linear dari vektor-vektor baris dari A) memiliki ruang baris yang sama.
23
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Bukti (Leon, teorema 3.6.1, hal. 144)
II.7
Rank
Rank dari suatu matriks
adalah dimensi dari ruang baris dari
. Untuk
menentukan rank dari suatu matriks dapat dilakukan dengan cara mereduksi matriks
yang bersangkutan menjadi bentuk eselon baris. Baris-baris taknol dari matriks
eselon baris akan membentuk basis untuk ruang barisnya.
Contoh :
Misalkan
(
Dengan mereduksi
(
)
menjadi bentuk eselon baris
)
(
(
)
)
(
)
(
maka diperoleh matriks
(
)
24
)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Jelas bahwa
dan
membentuk basis untuk ruang baris dari . Karena
ekivalen baris, maka matriks
matriks
II.8
dan
sehinga rank dari
memiliki ruang baris yang sama dengan
adalah 2.
Ruang Nol (Kernel/ Nullspace)
Misalkan
adalah matriks
. Misalkan
semua penyelesaian dari sistem homogen
menyatakan himpunan
, maka :
|
Akan ditunjukan bahwa
Jika
dan
sehingga
adalah ruang bagian dari
suatu skalar, maka
.
Oleh karena itu,
, maka :
. Ini berarti bahwa
Himpunan semua penyelesaian dari sistem homogen
bagian dari
. Ruang bagian
ruang bagian dari
jika
25
.
membentuk ruang
disebut ruang nol (kernel atau nullspace) dari .
Contoh :
Tentukan
sebagai berikut :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Penyelesaian : Dengan menggunakan reduksi Gauss-Jordan untuk menyelesaikan
, maka diperoleh :
|
|
|
|
Bentuk eselon baris tereduksi melibatkan dua variable bebas
jadi, jika didefinisikan
=
dan
(
adalah penyelesaian dari
dan
, maka
)
. Ruang vektor
berbentuk
26
terdiri dari semua vektor
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
di mana
II.9
dan
adalah skalar.
Ruang Hasil Kali Dalam
Hasil kali dalam pada ruang vektor
adalah sebuah operasi pada
memetakan setiap pasang vektor-vektor ,
yang
dengan sebuah bilangan real
yang memenuhi syarat berikut :
i
, dengan kesamaan jika dan hanya jika
ii
untuk semua
dan
iii
di dalam
untuk semua
semua skalar
Ruang vektor
di dalam
dan
dan
yang dilengkapi dengan sebuah hasil kali dalam disebut ruang hasil
kali dalam.
Sifat-sifat dasar ruang hasil kali dalam
Jika
adalah sebuah vektor di dalam sebuah ruang hasil kali dalam , panjang atau
norma dari
diberikan oleh
‖ ‖
Dua vektor dikatakan ortogonal jika
√
= 0.
27
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Teorema (2.6) (Hukum Pythagoras)
Jika
dan
adalah vektor-vektor ortogonal di dalam sebuah ruang hasil kali dalam
, maka :
‖
‖ ‖
‖ ‖
‖
Bukti (Leon, teorema 5.3.1, hal. 203)
Teorema (2.7) (Ketaksamaan Cauchy-Schwarz)
Jika
dan
adalah vektor-vektor di dalam sebuah ruang hasil kali dalam , maka
|
Kesamaan berlaku jika dan hanya jika
|
‖ ‖‖ ‖
dan
bergantung linear.
Bukti (Leon, teorema 5.3.2, hal. 206)
II.10 Norma
Definisi (2.7) : Sebuah ruang vektor
dikatakan ruang linear bernorma
(normed linear space) jika untuk setiap vektor
bilangan real ‖ ‖ yang disebut norma dari
i
‖ ‖
ii ‖
iii ‖
dikaitkan dengan sebuah
yang memenuhi :
dengan kesamaan berlaku jika dan hanya jika
‖
‖
| |‖ ‖ untuk setiap skalar .
‖ ‖
‖ ‖ untuk semua
28
.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Teorema (2.8)
Jika
sebuah ruang hasil kali dalam, maka
‖ ‖
√
untuk semua
mendefinisikan sebuah norma pada .
Bukti (Leon, teorema 5.3.3, hal. 207)
Ada banyak norma yang dapat didefinisikan pada sebuah ruang vektor yang
diberikan. Sebagai contoh di
i. ‖ ‖
∑
ii. ‖ ‖
iii. ‖ ‖
∑
:
| |, untuk setiap
| |
=
| |
⁄
Secara khusus, jika p = 2, maka :
‖ ‖
(∑| | )
⁄
Bukti bahwa i, ii, iii adalah norma :
i. Misalkan
1. ‖ ‖
‖ ‖
| |
| |
‖ ‖
|
|
| |
29
| |
|
|
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
| |
2. ‖
|
dan
dan
dan | |
| |
‖
|
|
|
| || |
| | | |
3. Misalkan
‖
|
| |
| |‖ ‖
‖
| |
| |
‖ ‖
dan
|
|
|
| |
|
| || |
|
|
| |
|
dan |
dan
|
| |
| ||
|
‖ ‖
| |
|
| |
| |
|
‖ ‖
|
|
|
| |
|
| |
|
|
| |
| |
| |
Jadi, terbutki bahwa (i) adalah norma.
ii. Misalkan
| || |
1. ‖ ‖
‖ ‖
|
| || |
|
|
Jelas bahwa nilai mutlak selalu bernilai positif maka ‖ ‖
‖ ‖
| |
| || |
dan | |
|
|
dan
30
dan |
|
|
| |
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
dan
2. ‖
‖
|
| || || |
|
| || | | || |
3. Misalkan
dan
|
||
|
| |
‖
dan
| || |
| |‖ ‖
‖
| ||
|
|
||
| || |
| |
| || |
| || |
‖ ‖
|
|
|
|
|
‖ ‖
|
‖ ‖
|
|
|
| |
|
| |
| || |
|
|
| || |
|
| |
| || |
Jadi terbukti bahwa (ii) adalah norma.
iii. Misalkan
1. ‖ ‖
‖ ‖
√
‖ ‖
∑
√
√
31
| |
⁄
√
| |
| |
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
√
2. ‖
‖
dan
dan
dan
dan
dan
dan
√
√
√
√
3. Misalkan
‖
√
| |‖ ‖
‖ ‖
‖
‖ ‖
Diperoleh ‖
‖ ‖
‖
‖ ‖ ‖ ‖
‖ ‖
‖ ‖
∑
‖ ‖
‖ ‖ .
Jadi terbukti bahwa (iii) adalah norma.
32
| |
⁄
√
Ketaksamaan Cauchy-Schwarz
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Contoh :
Misalkan
. Hitung ‖ ‖ ‖ ‖ ‖ ‖
di
adalah vektor
Penyelesaian :
‖ ‖
| |
‖ ‖
√
‖ ‖
|
|
| ||
| |
|| |
√
II.11 Ortogonalitas
Definisi (2.8) : Dua ruang bagian
untuk setiap
dan
Definisi (2.9) : Misalkan
vektor di dalam
dan
dari
dikatakan ortogonal jika
. Notasi yang digunakan jika
adalah ruang bagian dari
yang ortogonal pada setiap vektor di
dan
. Himpunan semua vektorakan dinotasikan dengan
. Jadi,
|
Himpunan
disebut komplemen ortogonal dari .
Teorema (2.9)
Jika
adalah sebuah matriks
, maka
dan
33
ortogonal adalah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Bukti (Leon, teorema 5.2.1, hal.196).
II.12 Metode Kuadrat Terkecil
Masalah kuadrat terkecil pada umumnya dapat dirumuskan sebagai sebuah
sistem kelebihan persamaan linear. Sistem kelebihan persamaan linear melibatkan
lebih banyak persamaan daripada peubah yang tidak diketahui. Sistem yang demikian
biasanya tidak konsisten (sistem persamaan tidak dapat diselesaikan). Jadi, jika
diberikan sebuah sistem
Misalkan
yaitu
dengan
adalah sebuah matriks
dengan
.
. Untuk setiap
,
definisikan
‖ ‖
Tinjau sistem persamaan
√
√
. Untuk setiap
dapat dibentuk sebuah vektor
sisa (residual)
Jarak antara
dan
diberikan oleh
‖
Akan dicari sebuah vektor
‖
‖
‖
sehingga ‖
‖ adalah sama dengan meminimumkan ‖
fungsi kuadrat, untuk setiap
dan
‖
tak negatif, jika
34
‖ minimum. Meminimumkan
‖ . Alasannya adalah dalam
maka
. Sebuah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
vektor
yang memenuhi ini disebut sebagai penyelesaian kuadrat terkecil untuk
sistem
maka
.
Jika ̂ adalah penyelesaian kuadrat terkecil untuk sistem
adalah sebuah vektor di dalam ruang kolom dari
̂,
dan
yang terdekat ke .
Teorema (2.10)
Misalkan
adalah ruang bagian dari
sebuah elemen tunggal
dari
‖
‖
‖
di dalam . Lebih lanjut, vektor
paling dekat dengan vektor
terdapat
yang terdekat ke , artinya:
‖
untuk semua
. Untuk setiap
yang diberikan dalam
jika dan hanya jika
akan
.
Bukti (Leon, Teorema 5.4.1, hal. 212)
Sebuah vektor ̂ akan menjadi penyelesaian masalah kuadrat terkecil
dan hanya jika
̂ adalah vektor di dalam
dikatakan sebagai proyeksi dari
pada
yang terdekat ke . Vektor
. Berdasarkan Teorema (2.10)
̂
harus merupakan sebuah elemen dari
jika
. Jadi
masalah kuadrat terkecil jika dan hanya jika
35
̂
̂ adalah sebuah penyelesaian
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
̂
Kunci penyelesaian dari masalah kuadrat terkecil diberikan oleh Teorema (2.9) yang
menyatakan bahwa :
Sebuah vektor ̂ akan menjadi penyelesaian kuadrat terkecil dari sistem
jika
dan hanya jika:
̂
atau, ekivalen dengan :
̂
̂
Jadi, untuk menyelesaikan masalah kuadrat terkecil
, harus diselesaikan :
̂
Persamaan di atas menggambarkan sebuah persamaan linear
. Persamaan di atas
disebut sebagai persamaan normal (normal equation).
Teorema (2.11).
Jika
adalah matriks
yang memiliki rank , maka persamaan normal
36
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
mempunyai sebuah penyelesaian tunggal
̂
dan ̂ adalah penyelesaian kuadrat terkecil yang tunggal dari sistem
Bukti (Leon, Teorema 5.4.2, hal. 214).
II.13 Matriks Definit Positif
Suatu matriks A berorde
dikatakan definit positif jika matriks tersebut
simetris dan memenuhi
untuk setiap
II.14
=
Konsep-Konsep Penting Dalam Statistika
A. Nilai Harapan Variabel Random
Definisi (2.10) : Nilai harapan suatu variabel random
Jika variabel random kontinu
dengan fungsi densitas
Jika
variabel random diskret
dengan fungsi probabilitas
∫
{
didefinisikan oleh
∑
B. Variansi Variabel Random
37
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Definisi (2.11) : Variansi dari suatu variabel random
nilai harapan dari
dengan
adalah
. Yaitu
Contoh :
Dalam suatu keluarga, yang memiliki dua anak, distribusi probabilitas dari banyaknya
anak yang terlahir, akan mengikuti ketentuan di bawah ini :
Banyaknya
anak
0
1
2
¼
½
¼
perempuan X
Probabilitas
Nilai harapan dan variansi dari banyaknya anak yang terlahir perempuan akan
dihitung sebagai berikut :
( )
∑
( )
( )
( )
C. Kovariansi Dari Dua Variabel Random
38
( )
( )
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Definisi (2.12) : Diberikan
probabilitas bersama
dan
adalah variabel random dengan distribusi
. Kovariansi dari
dan
]
[
dengan
adalah
dan
II.15 Dasar-Dasar Teori Graf
A. Teori Graf
Definisi (2.13) : Graf
dalam hal ini
dan
yaitu
didefinisikan sebagai pasangan himpunan
, yang
adalah himpunan tidak kosong dari simpul-simpul, yaitu
adalah himpunan sisi yang menghubungkan sepasang simpul,
, atau dapat ditulis dengan notasi
menghubungkan simpul
dan
maka dapat ditulis
Contoh :
Gambar 2.1 menyatakan graf
dengan:
Gambar 2.1
39
. Bila sisi
.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Definisi (2.14) : Dua buah simpul pada graf
dikatakan berhubungan bila keduanya
terhubung langsung oleh suatu sisi.
Untuk sebarang sisi
, sisi
dikatakan bersisian dengan titik
dan titik .
Contoh :
Pada gambar 2.1, simpul
berhubungan dengan simpul
, tetapi simpul
tidak
adalah titik-titik dalam graf
, jalan
berhubungan dengan simpul .
Definisi (2.15) : Misal
dari
dari
adalah graf,
dan
didefinisikan sebagai barisan titik-titik dan rusuk-rusuk yang dimulai
dan diakhiri dengan
sedemikian sehingga titik-titik dan rusuk-rusuk yang
berurutan saling bersisian.
Sebuah jalan tanpa titik yang berulang disebut lintasan dan lintasan yang
menghubungkan titik
dan
disebut lintasan
Definisi (2.16) : Misalkan
hanya bila untuk setiap simpul
.
adalah graf. Graf
dan
merupakan graf terhubung bila
di , ada jalan dari titik
Contoh :
Gambar 2.2
40
ke titik .
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Graf
merupakan graf terhubung, sedangkan graf
merupakan graf tidak
terhubung.
B. Terminologi Graf
Berikut ini diberikan diberikan beberapa definisi dari jenis-jenis graf
Definisi (2.17) : Garis parallel adalah dua buah garis yang menghubungkan titik
yang sama. Loop adalah garis yang titik awal dan titik ujungnya sama.
Contoh:
Gambar 2.3
Gambar 2.3 adalah contoh graf yang memuat garis parallel dan loop.
C. Graf Lengkap
41
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Definisi (2.18) : Graf lengkap
adalah graf yang memiliki
dihubungkan satu sama lain oleh sebuah rusuk. Graf lengkap
titik dan setiap titik
disebut juga graf
trivial.
Contoh :
Gambar 2.4
Gambar 2.4 merupakan beberapa contoh graf lengkap.
D. Graf Berarah
Definisi (2.19): Suatu graf berarah (Directed Graph) D terdiri atas dua himpunan :
(1) Himpunan V, anggotanya disebut simpul
(2) Himpunan A, merupakan himpunan pasangan terurut, yang disebut sisi
berarah.
Graf berarah dinotasikan dengan D(V,A).
Simpul anggota V, digambarkan sebagai titik. Sedangkan sisi a = (u,v), digambarkan
sebagai garis dilengkapi dengan tanda panah mengarah dari simpul u ke simpul v.
simpul u disebut titik pangkal, dan simpul v disebut titik terminal.
Contoh :
Gambar 2.5
42
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Gambar di atas adalah sebuah contoh dari graf berarah dengan :
(1) V mengandung 4 simpul, yakni 1,2,3 dan 4
(2) A mengandung 4 sisi berarah yakni (1,4), (2,1),(4,2),(2,3),(4,3) dan (2,2)
Definisi (2.18) : Apabila sisi berarah suatu graf berarah menyatakan suatu bobot,
maka Graf Berarah tersebut dinamakan jaringan (network).
Contoh :
Gambar 2.6
Gambar (2.5) menyatakan suatu jaringan karena setiap sisi berarahnya diberi bobot.
43
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III
JARINGAN KETINGGIAN
III.1 Pengukuran Ketinggian dengan Menggunakan Metode Kuadrat
Terkecil
Pertama diberikan sebuah contoh permasalahan di dalam geodesi yaitu
masalah leveling, dalam hal ini adalah penentuan tinggi. Masalahnya adalah
menentukan ketinggian dari n titik yang ditentukan x1, x2, ... , xn. Di dalam
prakteknya yang seringkali diukur adalah beda ketinggian. Ketinggian dari titik i
diukur dari titik j, dengan menggunakan prinsip beda ketinggian bij (mungkin tidak
eksak) adalah:
Beda-beda ketinggian ini diukur untuk pasangan tertentu (i,j). Dari pengukuran
bij dapat diperkirakan ketinggian yang sebenarnya.
Pertama, diasumsikan tidak ada galat dalam pengukuran. Maka diharapkan
penyelesaian dapat diselesaikan secara eksak. Tapi, jika dilihat pada persamaan
dengan n = 3 variabel dan m = 3 persamaan, akan ditemukan masalah yaitu :
}
Sistem persamaan linear ini bersifat singular. Matriks koefisien dari persamaan
di atas adalah :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
A=[
]
Matriks A tidak dapat dibalik (tidak invertibel). Determinan dari A sama
dengan nol :
det (A) = 0 |
|
|
= 0 (-1 – 0)+1(0-1)+1(1-0)
|
|
|
= 0.
Jika ketiga persamaan pada (3.2) tersebut dijumlahkan akan menghasilkan :
0=
(3.3)
Sebuah sistem persamaan linear singular mempunyai dua kemungkinan, tidak ada
penyelesaian atau ada banyak penyelesaian :
1. Tidak konsisten, artinya adalah tidak ada penyelesaian. Jumlahan dari
tidak sama dengan nol. (kasus 1)
2. Persamaan konsisten tapi penyelesaian x1, x2, x3 tidak tunggal. Ada tak hingga
banyak penyelesaian ketika kekonsistenan pada (3.3) dipenuhi. (kasus 2)
Bukti penyelesaian tidak tunggal adalah :
45
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[
]R3:R3+R1[
|
]R3:R3+R2
]
|
[
|
Jika x3 = , x1 = x2 + b12, x2 = x3 + b23
Maka x2 =
23,
x1 = ( + b23) + b12 , x3 = ,
suatu skalar.
Untuk perhitungan dengan galat, diharapkan berada pada kasus 1 : tidak ada
penyelesaian. Untuk perhitungan yang eksak, harus berada pada kasus 2 : banyak
penyelesaian. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
Tidak dapat menentukan ketinggian yang sebenarnya semata-mata hanya dari
perhitungan beda tinggi. Satu atau lebih dari tinggi xj harus ditetapkan. Titik tinggi
yang telah ditetapkan akan dihilangkan dari variabel.
Misalkan titik ketinggian yang diketahui adalah x3 = H. Persamaan menjadi :
}
Sekarang terdapat tiga persamaan dan hanya dengan dua variabel. Catat bahwa
persamaan tersebut memiliki kekonsistenan yang sama dengan (
) yakni
. Masih terdapat dua kemungkinan, tetapi persamaa
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
Dalam pengukuran ketinggian, masalah utamanya adalah menentukan titik-titik
tinggi dengan ukuran galat sekecil mungkin. Salah satu metode yang dapat
meminimalkan galat pada pengukuran ketinggian adalah metode kuadrat terkecil
tebobot.
Tugas akhir ini bertujuan untuk menunjukan hubungan antara masalah jaringan
ketinggian dengan sebuah graf dimana titik-titik tinggi dilambangkan dengan simpul
dan beda ketinggian dilambangkan dengan ruas. Kemudian masalah jaringan
ketinggian yang telah direpresentasikan dengan sebuah graf akan diselesaikan dengan
meggunakan metode kuadrat terkecil tebobot. Pada bagian akhir tugas akhir ini, akan
diberi contoh penerapan dari sebuah graf yang mempresentasikan suatu masalah
jaringan ketinggian dan penyelesaiaannya dengan menggunakan metode kuadrat
terkecil tebobot.
Kata Kunci : galat, jaringan ketinggian, metode kuadrat terkecil terbobot, graf,
simpul, ruas.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
In the measurements of height, the main problem is to find the point of height which
the size of error as small as possible. One method that can minimize the error in the
measurements of height is weighted least squares.
This paper aims to show the relation of height network with a graph in which the
points of height are assigned by nodes and the differences of height are assigned by edges.
Then the height network’s problems that have been represented by a graph will be solved by
weighted least squares method. At the end of this paper will be given an example of the
application of a graph that presented a height network’s problem and it’s solution by
weighted least squares method.
Keywords : error, height network, weighted least squares, graph, node, edge.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
METODE KUADRAT TERKECIL TERBOBOT UNTUK
MEMINIMALKAN GALAT PADA PENGUKURAN JARINGAN
KETINGGIAN
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Matematika
Program Studi Matematika
Disusun Oleh :
Sisilia Nov Ciptaning Pradini
103114018
PROGRAM STUDI MATEMATIKA
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
WEIGHTED LEAST SQUARES METHOD TO MINIMIZE THE ERROR IN
THE MEASUREMENTS OF HEIGHT NETWORK
PAPER
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements
To Obtain the Degree of Sarjana Matematika
Mathematics Study Program
By :
Sisilia Nov Ciptaning Pradini
103114018
MATHEMATICS STUDY PROGRAM
DEPARTMENT OF MATHEMATICS
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2015
ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
MAKALAII
METODE KUADRAT TERKECIL TERBOBOT T]NTT]K MEMIMMALKAI\
GALAT PADA PENGUKURAN JARINGAI\I KETINGGIAN
Disusun oleh
:
Sisilia Nov Ciptaning Pradini
Dr.rer.nat. Herry Pribawanto Suryawan
tanggal 16 Februari 2015
ilt
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERT{YATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa makalah yang saya tulis
ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutrpan dan daftar pustaka sebagai mana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta 27 Februari 2015
""-w
Sisilia Nov Ciptaning Pradini
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LEMBAR PER}IYATAAN PERSETUJUAN
PIJBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAI\ AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawatr ini, saya matrasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama
:
:
SisiliaNov Ciptaning Pradini
Nomormahasiswa : 103114018
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul
Perpustakaan
:
Metode Kuadrat Terkecil Tebobot untuk Meminimalkan Galat pada
Pengukuran Jaringan Ketinggian
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpn, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan datq
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan
royalti kepada saya selamatetap mencantumkan narnasaya sebagai penulis.
Demikian pemyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 3 Februari 2015
Yang menyatakan
(Sisilia Nov Ciptaning Pradini)
vt
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“There Is No Elevator to Success,
You’ve to Take The Stairs”
Ku persembahkan Tugas akhir ini kepada :
My beloved Jesus
Mama dan Bapakku tercinta
Adik-adikku tersayang Fifin, Benny dan Ella
Teman-teman teralienku Anes, Bibi, Nyai, Yoyo, Juna, dan Ayu
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
Dalam pengukuran ketinggian, masalah utamanya adalah menentukan titik-titik
tinggi dengan ukuran galat sekecil mungkin. Salah satu metode yang dapat
meminimalkan galat pada pengukuran ketinggian adalah metode kuadrat terkecil
tebobot.
Tugas akhir ini bertujuan untuk menunjukan hubungan antara masalah jaringan
ketinggian dengan sebuah graf dimana titik-titik tinggi dilambangkan dengan simpul
dan beda ketinggian dilambangkan dengan ruas. Kemudian masalah jaringan
ketinggian yang telah direpresentasikan dengan sebuah graf akan diselesaikan dengan
meggunakan metode kuadrat terkecil tebobot. Pada bagian akhir tugas akhir ini, akan
diberi contoh penerapan dari sebuah graf yang mempresentasikan suatu masalah
jaringan ketinggian dan penyelesaiaannya dengan menggunakan metode kuadrat
terkecil tebobot.
Kata Kunci : galat, jaringan ketinggian, metode kuadrat terkecil terbobot, graf,
simpul, ruas.
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
In the measurements of height, the main problem is to find the point of height which
the size of error as small as possible. One method that can minimize the error in the
measurements of height is weighted least squares.
This paper aims to show the relation of height network with a graph in which the
points of height are assigned by nodes and the differences of height are assigned by edges.
Then the height network’s problems that have been represented by a graph will be solved by
weighted least squares method. At the end of this paper will be given an example of the
application of a graph that presented a height network’s problem and it’s solution by
weighted least squares method.
Keywords : error, height network, weighted least squares, graph, node, edge.
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
atas berkatNya yang selalu menyertai penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Penulis menyadari, tugas akhir ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima
atas segala bimbingan, dorongan, semangat, sehingga tugas akhir ini terselesaikan
dengan baik, kepada:
1.
Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Sanata Dharma.
2.
Bapak Y.G.Hartono, Ph.D., selaku Ketua Program Studi Matematika
Universitas Sanata Dharma.
3.
Bapak Dr.rer.nat. Herry Pribawanto Suryawan selaku dosen pembimbing yang
dengan penuh kesabaran, kesungguhan hati serta memberikan banyak ide serta
masukan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
4.
Ir. Ignatius Aris Dwiatmoko, M.Sc. yang telah memberikan ide dan masukan
untuk menulis tugas akhir ini dan selaku dosen pembimbing akademik.
5.
Seluruh Dosen Program Studi Matematika serta karyawan Fakultas Sains dan
Teknologi. Terima kasih atas bimbingan, doa dan pelajaran yang diberikan
selama berkuliah di Universitas Sanata Dharma.
6.
Keluargaku tercinta, my big bos Paternus Dithu dan bu presdir Setyaning
Prihati yang senantiasa memberi dukungan, semangat dan mendoakan anaknya
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
yang selalu bikin panik ini. Terima kasih atas kesabaran dan kasih sayang
dalam mendidik anak-anaknya. Adik-adik penulis Fifin, Beni, Ella.
7.
Sahabat-sahabat penulis di Program Studi Matematika , Anes, Bibi, Nyai, Juna,
Yoyo, Selly, Aster, Ayu, Arga, Tika, Ratri, Pandu, Roy, Yohan, yang selalu
setia mendengar keluh kesah, menemani dan memberi semangat untuk penulis
yang sangat berarti.
8.
Keluarga Besar Program Studi Matematika, terima kasih atas segala dukungan
dan bantuannya kepada penulis.
9.
Teman-teman sekaligus keluarga penulis, Mbak Rub yang selalu siap
menyediakan keperluan penulis, Apin, Mbak Astrid, Mbak Arin yang terus
memberi semangat, dukungan dan doa. Banyak suka dan duka telah kita lewati
bersama selama ini.
10.
Semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam
menyelesaikan tugas akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima
kasih banyak atas semua bantuannya.
Akhirnya penulis menyadari bahwa tugas akhir ini memiliki berbagai
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Semoga tugas akhir ini dapat menjadi referensi bagi rekan-rekan dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, 11 Februari 2015
Penulis
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
JUDUL ...................................................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................................................v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................................ viii
ABSTRACT............................................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................x
BAB I : PENDAHULUAN .......................................................................................................1
I.1
Latar belakang ...........................................................................................................1
I.2
Rumusan Masalah .....................................................................................................6
I.4
Tujuan Penulisan .......................................................................................................7
I.5
Metode Penulisan ......................................................................................................7
I.6
Manfaat Penulisan .....................................................................................................7
I.7
Sistematika Penulisan ................................................................................................7
BAB II : LANDASAN TEORI ...............................................................................................10
II.1
Matriks Singular dan Tak singular ..........................................................................10
II.2
Ruang Vektor...........................................................................................................11
II.3
Ruang Bagian ..........................................................................................................13
II.4
Kebebasan Linear ....................................................................................................14
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
II.5
Basis dan Dimensi ...................................................................................................18
II.6
Ruang Baris dan Ruang Kolom ...............................................................................22
II.7
Rank.........................................................................................................................24
II.8
Ruang Nol (Kernel/ Nullspace) ...............................................................................25
II.9
Ruang Hasil Kali Dalam ..........................................................................................27
II.10
Norma ......................................................................................................................28
II.11
Ortogonalitas ...........................................................................................................33
II.12
Metode Kuadrat Terkecil .........................................................................................34
II.13
Matriks Definit Positif .............................................................................................37
II.14
Konsep-Konsep Penting Dalam Statistika ...............................................................37
II.15
Dasar-Dasar Teori Graf ...........................................................................................39
BAB III : JARINGAN KETINGGIAN ..................................................................................44
III.1
Pengukuran Ketinggian dengan Menggunakan Metode Kuadrat Terkecil ..............44
III.2
Kuadrat Terkecil Terbobot ......................................................................................66
III.3
Jaringan Ketinggian Dan Graf .................................................................................70
BAB IV : PENUTUP ..............................................................................................................81
IV.1
Kesimpulan ..............................................................................................................81
IV.2
Saran ........................................................................................................................82
Daftar Pustaka .........................................................................................................................83
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Pada kehidupan sekarang ini, tak dapat dipungkiri bahwa manusia sangat
membutuhkan teknologi demi membantu kelangsungan hidup mereka. Contohnya
adalah manusia sekarang tidak pernah terlepas dari alat komunikasi jarak jauh yang
disebut handphone. Handphone selain dapat membantu manusia untuk dapat
berkomunikasi dari jarak jauh, handphone juga dilengkapi dengan fitur-fitur yang
semakin memanjakan penggunanya. Contohnya adalah fitur kamera, radio, games,
dan lain-lain. Semakin mahal harga handphone maka biasanya semakin lengkap fitur
yang dimilikinya. Salah satu fitur yang dimiliki sebuah handphone adalah GPS. GPS
tidak hanya terdapat pada handphone, tetapi banyak dijumpai juga di mobil. Hal ini
dikarenakan oleh fungsi GPS yang membantu pengguna sebagai penunjuk arah.
GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan
posisi sebuah objek yang terletak pada permukaan bumi. Teknologi yang dimiliki dan
dikelola oleh Amerika Serikat ini pada awalnya dikembangkan untuk kepentingan
militer. Namun, mengingat kegunaannya terutama dalam bidang navigasi serta
geografi, maka dalam perjalanannya sistem ini juga dikembangkan untuk keperluan
sipil. GPS didesain untuk memberikan informasi dalam menentukan letak/posisi,
kecepatan, percepatan, dan waktu yang teliti.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Gambar 1.1 (Global Positioning System)
Dalam menentukan posisi dan letak pada GPS, manusia membutuhkan ilmu
pengetahuan tentang bumi yang disebut geodesi. Menurut IAG (International
Association of Geodesy), geodesi adalah ilmu yang mempelajari pengukuran dan
perepresentasian dari bumi dan benda-benda langit lainnya, termasuk medan gaya
beratnya masing-masing dalam ruang tiga dimensi yang berubah dengan waktu.
Dengan kata lain, geodesi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk dan ukuran
bumi termasuk berat dan kepadatannya. Dalam prakteknya, ilmuwan geodesi
mengadakan pengamatan dan pengukuran secara teliti untuk menentukan posisi titik
pada permukaan bumi untuk dipetakan.
Salah satu faktor yang berpengaruh dalam menentukan letak dan posisi pada
GPS dengan mengacu pada ilmu geodesi adalah ketinggian. Ketinggian suatu tempat
atau daerah diperoleh dari percobaan-percobaan serta pengukuran matematis. Arti
2
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
pengukuran secara umum menurut Umar (1991) adalah kegiatan yang sistematis
untuk mendapatkan informasi mengenai suatu objek secara kuantitatif dengan alat
ukur yang dimiliki. Seringkali dalam melakukan pengukuran ketinggian, data yang
didapat untuk suatu tempat tidak selalu akurat karena terdapat galat (kesalahan/error).
Galat yang dimaksud di sini adalah kesalahan dalam proses pengambilan data.
Menurut buku karangan Suntoyo Yitnosumarto (1993), galat adalah keanekaragaman
(variabilitas) hasil pengukuran yang disebabkan oleh ketidakmampuan materi
pengukuran atau objek pengukuran untuk berperilaku sama dalam pengukuran
tersebut. Galat dapat berfungsi untuk menunjukkan efisiensi dari satu jenis
pengukuran
ke pengukuran yang lain. Secara normal, yang diharapkan dalam
pengukuran adalah galat yang bernilai kecil. Untuk itu dibutuhkan metode matematis
yang dapat meminimalkan galat pada pengukuran tersebut (dalam hal ini pengukuran
ketinggian).
Objek pengukuran
pengukuran 1
pengukuran 1
galat
Bagan (1.1)
3
Pengukuran 1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Bagan (1.1) menjelaskan pengukuran suatu objek yang dilakukan beberapa
kali. Pengukuran-pengukuran tersebut menghasilkan galat. Selanjutnya, galat
tersebut akan diestimasi untuk memperkirakan ukuran atau bentuk objek yang
sesungguhnya.
Salah satu metode yang dapat membantu meminimalkan galat adalah metode
kuadrat terkecil. Matematikawan besar dari Jerman, Carl Friedrich Gauss adalah
salah satu pencetus ide tentang metode kuadrat terkecil. Selain Gauss ada beberapa
penemu lainnya yaitu Adrien Marie Legendre pada tahun 1805 dan Robert Adrian
tahun 1808. Prinsip dari metode kuadrat terkecil adalah meminimalisasi jumlah
kuadrat deviasi data dari pengukuran yang didapat.
Persamaan untuk meminimalisasi jumlah galat pada metode kuadrat terkecil
adalah x = b, dengan
adalah matriks koefisien yang berukuran m x n dan b adalah
vektor yang berisi hasil-hasil pengukuran yang didapat dari data. Dalam hal ini harus
dicari vektor
panjang vektor
sehingga ‖
‖ seminimal mungkin, dengan ‖
. Maksudnya adalah harus dicari sebuah vektor
‖ adalah
untuk
yang terdekat ke .
Misalkan
jarang ditemukan
= ‖
= 0. Jika
‖,
menotasikan galat pada perhitungan. Biasanya
= 0 maka perhitungan x adalah perhitungan yang
eksak untuk persamaan Ax = b. Jadi harus ditemukan ̂, sehingga ukuran
‖
=
‖ adalah yang paling kecil. Sebut ̂ adalah solusi metode kuadrat terkecil.
4
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Yang dimaksud terkecil adalah jumlah kuadrat dari elemen-elemen Ax - b
diminimalisasikan.
Dalam mengukur ketinggian, masalahnya adalah menemukan x1,x2,...,xn
dimana n ditentukan dan x1,x2,...,xn adalah titik-titik ketinggian yang akan dicari.
Sebagai contoh, patokan-patokan pada gambar (1.1) di bawah melambangkan setiap
titik x1,x2,...,x10
Gambar 1.1
Seringkali, dalam mengukur ketinggian, yang kita lakukan adalah
menghitung beda tinggi dari satu titik ke titik yang lain. Maksud dari beda tinggi
adalah jarak vertikal antara dua bidang datar yang melalui kedua titik tersebut (lihat
gambar 1.2). Dalam hal ini, beda dari titik x1 ke titik x2 sama dengan jarak vertikal
dari titik
ke titik
.
5
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Gambar 1.2
Makalah ini akan membahas lebih lanjut tentang minimalisasi galat pada
pengukuran ketinggian dengan menggunakan metode kuadrat terkecil terbobot..
I.2
Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan metode kuadrat terkecil terbobot?
b. Bagaimana menerapkan metode kuadrat terkecil terbobot tersebut ke
dalam data jaringan ketinggian yang didapat?
I.3
Batasan Masalah
a.
Perhitungan galat ini dilakukan hanya pada matriks yang mempunyai
rank kolom penuh.
b. Makalah ini tidak membahas secara rinci tentang statistik. Dalam hal ini,
tidak akan dibahas secara mendalam mengenai bagaimana memperoleh
variansi yang akan digunakan sebagai entri-entri dari matriks terbobot.
6
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
I.4
Tujuan Penulisan
a. Memahami metode kuadrat terkecil dalam meminimalkan galat dari suatu
hasil pengukuran.
b. Memahami bagaimana metode kuadrat terkecil terbobot diaplikasikan
dalam jaringan ketinggian.
c. Mengaplikasikan graf sebagai representasi dari jaringan untuk membantu
memecahkan masalah menentukan titik-titik ketinggian.
I.5
Metode Penulisan
Metode yang digunakan adalah studi pustaka dengan menggunakan buku-
buku referensi sebagai acuan penulisan serta pengambilan data.
I.6
Manfaat Penulisan
a. Dapat mengaplikasikan metode kuadrat terkecil untuk meminimalkan
galat pada pengukuran jaringan ketinggian.
b. Membantu berbagai pihak dalam mengukur ketinggian agar galat dari
hasil pengukuran yang diperoleh dapat diminimalkan.
I.7
Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
I.1
Latar Belakang
I.2
Batasan Masalah
I.3
Rumusan Masalah
I.4
Tujuan Penulisan
7
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
I.5
Metode Penulisan
I.6
Manfaat Penulisan
I.7
Sistematika Penulisan
Bab II : Landasan Teori
II.1
Matriks Singular dan Taksingular
II.2
Ruang Vektor
II.3
Kebebasan Linear
II.4
Basis dan Dimensi
II.5
Ruang Baris dan Ruang Kolom
II.6
Rank
II.7
Ruang Nol (Kernel)
II.8
Ruang Hasil Kali Dalam
II.9
Norma
II.10
Ortogonalitas
II.11
Metode Kuadrat Tekecil
II.12
Matriks Definit Positif
II.13
Konsep-Konsep Penting Dalam Statistika
A. Nilai Harapan Variabel Random
B. Variansi Variabel Random
C. Kovariansi dari Dua Variabel Random
II.14
Dasar-Dasar Teori Graf
A. Teori Graf
8
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
B. Graf Berarah
C. Graf Lengkap
Bab III : Jaringan Ketinggian
III.1
Pengukuran Ketinggian dengan Menggunakan Metode
Kuadrat Terkecil
III.2
Kuadrat Terkecil Terbobot
III.3
Jaringan Ketinggian dan Graf
Bab IV : Penutup
IV.1
Kesimpulan
IV.2
Saran
9
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1
Matriks Singular dan Tak singular
Definisi (2.1) : Suatu matriks A berorde n x n dikatakan tak singular (nonsingular)
atau dapat dibalik (invertible) jika terdapat matriks B, sehingga AB = BA = I. Matriks
B disebut sebagai invers perkalian (multiplicative inverse) dari A.
Jika B dan C keduanya adalah invers perkalian dari A, maka :
B = BI = B(AC) = (BA)C = IC = C
Jadi, satu matriks memiliki paling banyak satu invers perkalian.
Definisi (2.2) : Suatu matriks n x n dikatakan singular jika tidak memiliki invers
perkalian.
Sebut invers perkalian dari suatu matriks taksingular A sebagai invers dari A dan
ditulis sebagai
.
Contoh :
Matriks-matriks
dan
adalah saling invers karena,
[
dan
]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[
]
Teorema (2.1)
Suatu matriks A berorde n x n adalah singular jika dan hanya jika
Bukti (Leon, teorema 2.2.2, hal.90)
II.2
Ruang Vektor
Misalkan
adalah himpunan tak kosong di mana didefinisikan operasi-
operasi penjumlahan dan perkalian dengan skalar. Artinya bahwa untuk setiap
pasangan elemen-elemen
dan
di dalam
yang tunggal yang juga berada di
dapat diasosiasikan dengan elemen
, dan dengan setiap elemen
di
dan
setiap skalar
, dapat diasosiasikan dengan elemen
yang tunggal di dalam
.
Himpunan
bersama-sama dengan operasi-operasi penjumlahan dan perkalian
dengan skalar dikatakan membentuk ruang vektor jika aksioma-aksioma berikut
dipenuhi :
untuk setiap
A.1.
dan
untuk setiap
A.2.
A.3.
Terdapat elemen 0 di sehingga
A.4.
Untuk setiap
A.5.
di
terdapat elemen –
=
di
untuk setiap skalar
11
di
untuk setiap
di
sehingga
-
dan setiap
di
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
A.6.
untuk setiap skalar
A.7.
A.8.
untuk setiap skalar
=
1.
=
dan
dan
dan setiap
dan setiap
setiap
Elemen-elemen dari V disebut vektor. Istilah skalar biasanya adalah suatu bilangan
real, meskipun dalam beberapa kasus adalah bilangan kompleks. Seringkali istilah
ruang vektor real digunakan untuk menyatakan bahwa himpunan skalar-skalar adalah
himpunan bilangan-bilangan real. Simbol 0 telah digunakan dalam Aksioma 3 untuk
membedakan vektor nol dan skalar 0.
Beberapa contoh Ruang vektor :
1. Ruang vektor Euclides
Himpunan semua pasangan terurut
|
2. Ruang vektor
Misalkan
himpunan semua matriks
real. Jika
dan
matriks
didefinisikan
dengan entri-entri bilangan real:
yang berorde
sebagai matriks
, maka jumlahan
dengan entri-entri bilangan
didefinisikan sebagai
. Jika diberikan skalar
dimana entri ke- adalah
, maka dapat
.
3. Ruang vektor
Misalkan
menyatakan himpunan semua fungsi bernilai real yang
didefinisikan dan kontinu pada interval tertutup
12
. Dalam kasus ini himpunan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
semestanya adalah himpunan fungsi-fungsi. Jadi vektornya adalah fungsi-fungsi di
. Jumlah
dari dua fungsi di
didefinisikan oleh
,
untuk semua
di
. Fungsi yang baru dari
adalah elemen dari
karena jumlahan dari fungsi kontinu adalah kontinu. Jika
dan
suatu bilangan real, maka
,
adalah fungsi di
didefinisikan oleh
,
untuk semua
di
. Jelas bahwa
berada di dalam
karena jika konstan
dikalikan dengan fungsi kontinu selalu kontinu.
4. Ruang vektor
Misalkan
dan
adalah himpunan semua polinom dengan derajat
didefinisikan
dan
. Untuk
oleh
dan
II.3
Ruang Bagian
Definisi (2.3) : Jika S adalah subhimpunan tak kosong dari suatu ruang vektor . Dan
memenuhi syarat-syarat berikut :
1.
13
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.
maka
disebut ruang bagian (subspace) dari .
Contoh :
|
Misalkan
jika
adalah ruang bagian dari
, karena
, maka :
1.
jika
. Maka
.
dan
maka :
2.
II.4
Kebebasan Linear
Pada bagian ini, akan dibatasi pada ruang-ruang vektor yang dibentuk dari
himpunan-himpunan berhingga. Setiap vektor dalam ruang vektor yang bersangkutan
dapat dibentuk dari elemen-elemen dalam himpunan penghasil ini hanya dengan
menggunakan operasi-operasi penjumlahan dan perkalian skalar. Himpunan
penghasil ini biasanya disebut himpunan perentang. Lebih khususnya akan dicari
himpunan perentang “minimal”. Kata minimal maksudnya adalah himpunan
perentang tanpa elemen yang tidak diperlukan (artinya, semua elemen dalam
himpunan tersebut diperlukan untuk merentang ruang vektor yang bersangkutan).
14
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Untuk melihat bagaimana mencari himpunan perentang yang minimal perlu
diperhatikan bagaimana vektor-vektor di dalam himpunan saling “bergantung” satu
sama lain.
vektor-vektor
dalam ruang vektor
disebut bebas linear
(linearly independent) jika
mengakibatkan semua skalar
harus sama dengan 0.
Contoh :
Vektor-vektor
dan
adalah bebas linear, karena jika
yaitu
maka satu-satunya penyelesaian dari sistem ini adalah
vektor-vektor
,
dan
dalam ruang vektor
linear (linearly dependent) jika terdapat skalar-skalar
semuanya nol sehingga
15
.
disebut bergantung
yang tidak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Contoh :
Diberikan.
( )
Vektor-vektor
( )
( )
bergantung linear karena apabila
( )
( )
( )
( )
maka diperoleh :
Dalam kasus ini
= 1,
,
,
, jadi
.
Teorema (2.2)
Misalkan
adalah vektor dalam
16
dan misalkan
( )
( )
adalah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
untuk
, maka vektor-vektor
. Jika
adalah bergantung linear jika dan hanya jika
adalah matriks singular.
Bukti (Leon, teorema 3.3.1, hal.122)
Teorema (2.2) dapat digunakan untuk menguji apakah
linear atau bergantung linear dalam
vektor adalah bebas
. Langkah awalnya adalah bentuk suatu
matriks yang elemen-elemennya adalah vektor-vektor yang akan diuji kebebasan
linearnya, sebut matriks itu adalah matriks
. Untuk menentukan apakah matriks
singular atau tidak, hitunglah nilai dari det(
. Jika det(
= 0, maka vektor-
≠ 0 maka vektor-vektornya bebas linear.
vektornya bergantung linear. Jika det (
Contoh :
bergantung linear
dan
Tentukan apakah vektor-vektor
atau bebas linear?
Penyelesaian :
Misalkan X = (
). Untuk menentukan apakah matriks
singular atau tidak
singular adalah dengan mencari nilai determinannya
|
|
|
17
|
|
|
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
.
Karena
, maka menurut teorema (2.2), vektor-vektor tersebut adalah
bergantung linear.
II.5
Basis dan Dimensi
Definisi (2.4) : Vektor-vektor
membentuk basis untuk ruang vektor
jika dan hanya jika :
i.
bebas linear
ii.
merentang
Contoh :
“Basis baku” untuk
adalah {
( )
( )
terdapat banyak basis untuk yang dapat dipilih untuk
( )}, akan tetapi
(basis dari ruang vektor
tidak tunggal). Sebagai contoh
{( )
( )
kedua-duanya adalah basis untuk
( )} dan {( )
( )
( )}
karena kedua-duanya memenuhi syarat basis
yaitu merentang dan bebas linear.
18
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Buktinya adalah :
Diberikan {( )
( )
( )}, maka :
1. Harus dibuktikan bahwa himpunan vektor-vektor di atas merentang
( )
( )
( )
Menghasilkan :
maka,
jadi,
( )
( )
19
( )
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
sehingga ketiga vektor tersebut merentang
.
2. Harus dibuktikan bahwa ketiga vektor tersebut bebas linear.
| )
(
(
| )
(
(
| )
(
(
| )
| )
| )
Jadi,
. Maka, ketiga vektor di atas adalah bebas linear.
Terbukti bahwa himpunan vektor {( )
( )
( )} adalah merentang dan bebas
linear. Maka himpunan vektor tersebut adalah basis untuk
.
Teorema (2.3)
Jika
adalah basis dari suatu ruang vektor , maka himpunan sebarang
vektor di , dengan
adalah bergantung linear.
Bukti (Leon, teorema 3.4.1, hal.129)
Akibat (2.3.1)
20
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
kedua-duanya adalah basis untuk suatu
dan
Jika
ruang vektor , maka
.
Bukti (Leon, akibat 3.4.2, hal. 130)
Definisi (2.5) : Misalkan
dari
dari
adalah ruang vektor. Jika
vektor, maka dapat dikatakan bahwa
dikatakan memilik dimensi 0.
memiliki dimensi . Ruang bagian
dikatakan memiliki dimensi hingga jika
terdapat himpunan berhingga vektor yang merentang
demikian, maka dapat dikatakan bahwa
memiliki basis yang terdiri
dan bebas linear; jika tidak
memiliki dimensi tak hingga.
Contoh :
Ruang vektor
. Karena terdapat
memiliki basis
basis tersebut, maka
vektor dalam
memiliki dimensi n.
Conotoh :
Teorema (2.4)
Jika
adalah ruang vektor dengan dimensi
1. Sembarang himpunan n vektor bebas linear merentang
2. Sembarang himpunan
vektor yang merentang
Bukti (Leon, Teorema 3.4.3, hal. 131)
21
adalah bebas linear.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Contoh :
Tunjukkan bahwa {( )
Karena dim
(
)
( )} adalah basis untuk
.
, maka hanya perlu ditunjukkan bahwa ketiga vektor ini bebas
linear.
(
Misalkan
), maka
|
|
|
|
|
|
Karena ketiga vektor di atas bebas linear, maka menurut teorema (2.4) ketiga vektor
di atas merentang
II.6
. Jadi ketiga vektor di atas adalah basis untuk
.
Ruang Baris dan Ruang Kolom
Jika
adalah matriks berorde
, maka setiap baris dari
bilangan-bilangan real sehingga dapat dianggap sebagai vektor dalam
yang bersesuaian dengan baris-baris dari
(row vector) dari
sebagai vektor
.
vektor
akan disebut sebagai vektor-vektor baris
. Dengan cara yang serupa, setiap kolom dari
dan dapat diasosiasikan
adalah tupel-n
dapat dianggap
vektor kolom dengan matriks .
22
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Definisi (2.6) : Jika
adalah matriks berorde
yang direntang oleh vektor-vektor baris dari
dilambangkan dengan
vektor kolom dari
dengan
, maka ruang bagian dari
disebut ruang baris (row space) dari
. Ruang bagian dari
yang direntang oleh vektor-
disebut ruang kolom (column space) dari
dilambangkan
.
Contoh :
Misalkan
Ruang baris dari
adalah himpunan tiga tupel yang berbentuk
Ruang kolom dari
adalah himpunan semua vektor yang berbentuk
Jadi ruang baris dari
kolom dari
adalah
adalah ruang bagian berdimensi dua dari
dan ruang
.
Teorema (2.5)
Dua matriks A dan B yang ekivalen baris (B dapat dibetuk dari A dengan serangkaian
operasi baris yang berhingga banyaknya, yaitu vektor-vektor baris dari B merupakan
kombinasi linear dari vektor-vektor baris dari A) memiliki ruang baris yang sama.
23
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Bukti (Leon, teorema 3.6.1, hal. 144)
II.7
Rank
Rank dari suatu matriks
adalah dimensi dari ruang baris dari
. Untuk
menentukan rank dari suatu matriks dapat dilakukan dengan cara mereduksi matriks
yang bersangkutan menjadi bentuk eselon baris. Baris-baris taknol dari matriks
eselon baris akan membentuk basis untuk ruang barisnya.
Contoh :
Misalkan
(
Dengan mereduksi
(
)
menjadi bentuk eselon baris
)
(
(
)
)
(
)
(
maka diperoleh matriks
(
)
24
)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Jelas bahwa
dan
membentuk basis untuk ruang baris dari . Karena
ekivalen baris, maka matriks
matriks
II.8
dan
sehinga rank dari
memiliki ruang baris yang sama dengan
adalah 2.
Ruang Nol (Kernel/ Nullspace)
Misalkan
adalah matriks
. Misalkan
semua penyelesaian dari sistem homogen
menyatakan himpunan
, maka :
|
Akan ditunjukan bahwa
Jika
dan
sehingga
adalah ruang bagian dari
suatu skalar, maka
.
Oleh karena itu,
, maka :
. Ini berarti bahwa
Himpunan semua penyelesaian dari sistem homogen
bagian dari
. Ruang bagian
ruang bagian dari
jika
25
.
membentuk ruang
disebut ruang nol (kernel atau nullspace) dari .
Contoh :
Tentukan
sebagai berikut :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Penyelesaian : Dengan menggunakan reduksi Gauss-Jordan untuk menyelesaikan
, maka diperoleh :
|
|
|
|
Bentuk eselon baris tereduksi melibatkan dua variable bebas
jadi, jika didefinisikan
=
dan
(
adalah penyelesaian dari
dan
, maka
)
. Ruang vektor
berbentuk
26
terdiri dari semua vektor
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
di mana
II.9
dan
adalah skalar.
Ruang Hasil Kali Dalam
Hasil kali dalam pada ruang vektor
adalah sebuah operasi pada
memetakan setiap pasang vektor-vektor ,
yang
dengan sebuah bilangan real
yang memenuhi syarat berikut :
i
, dengan kesamaan jika dan hanya jika
ii
untuk semua
dan
iii
di dalam
untuk semua
semua skalar
Ruang vektor
di dalam
dan
dan
yang dilengkapi dengan sebuah hasil kali dalam disebut ruang hasil
kali dalam.
Sifat-sifat dasar ruang hasil kali dalam
Jika
adalah sebuah vektor di dalam sebuah ruang hasil kali dalam , panjang atau
norma dari
diberikan oleh
‖ ‖
Dua vektor dikatakan ortogonal jika
√
= 0.
27
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Teorema (2.6) (Hukum Pythagoras)
Jika
dan
adalah vektor-vektor ortogonal di dalam sebuah ruang hasil kali dalam
, maka :
‖
‖ ‖
‖ ‖
‖
Bukti (Leon, teorema 5.3.1, hal. 203)
Teorema (2.7) (Ketaksamaan Cauchy-Schwarz)
Jika
dan
adalah vektor-vektor di dalam sebuah ruang hasil kali dalam , maka
|
Kesamaan berlaku jika dan hanya jika
|
‖ ‖‖ ‖
dan
bergantung linear.
Bukti (Leon, teorema 5.3.2, hal. 206)
II.10 Norma
Definisi (2.7) : Sebuah ruang vektor
dikatakan ruang linear bernorma
(normed linear space) jika untuk setiap vektor
bilangan real ‖ ‖ yang disebut norma dari
i
‖ ‖
ii ‖
iii ‖
dikaitkan dengan sebuah
yang memenuhi :
dengan kesamaan berlaku jika dan hanya jika
‖
‖
| |‖ ‖ untuk setiap skalar .
‖ ‖
‖ ‖ untuk semua
28
.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Teorema (2.8)
Jika
sebuah ruang hasil kali dalam, maka
‖ ‖
√
untuk semua
mendefinisikan sebuah norma pada .
Bukti (Leon, teorema 5.3.3, hal. 207)
Ada banyak norma yang dapat didefinisikan pada sebuah ruang vektor yang
diberikan. Sebagai contoh di
i. ‖ ‖
∑
ii. ‖ ‖
iii. ‖ ‖
∑
:
| |, untuk setiap
| |
=
| |
⁄
Secara khusus, jika p = 2, maka :
‖ ‖
(∑| | )
⁄
Bukti bahwa i, ii, iii adalah norma :
i. Misalkan
1. ‖ ‖
‖ ‖
| |
| |
‖ ‖
|
|
| |
29
| |
|
|
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
| |
2. ‖
|
dan
dan
dan | |
| |
‖
|
|
|
| || |
| | | |
3. Misalkan
‖
|
| |
| |‖ ‖
‖
| |
| |
‖ ‖
dan
|
|
|
| |
|
| || |
|
|
| |
|
dan |
dan
|
| |
| ||
|
‖ ‖
| |
|
| |
| |
|
‖ ‖
|
|
|
| |
|
| |
|
|
| |
| |
| |
Jadi, terbutki bahwa (i) adalah norma.
ii. Misalkan
| || |
1. ‖ ‖
‖ ‖
|
| || |
|
|
Jelas bahwa nilai mutlak selalu bernilai positif maka ‖ ‖
‖ ‖
| |
| || |
dan | |
|
|
dan
30
dan |
|
|
| |
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
dan
2. ‖
‖
|
| || || |
|
| || | | || |
3. Misalkan
dan
|
||
|
| |
‖
dan
| || |
| |‖ ‖
‖
| ||
|
|
||
| || |
| |
| || |
| || |
‖ ‖
|
|
|
|
|
‖ ‖
|
‖ ‖
|
|
|
| |
|
| |
| || |
|
|
| || |
|
| |
| || |
Jadi terbukti bahwa (ii) adalah norma.
iii. Misalkan
1. ‖ ‖
‖ ‖
√
‖ ‖
∑
√
√
31
| |
⁄
√
| |
| |
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
√
2. ‖
‖
dan
dan
dan
dan
dan
dan
√
√
√
√
3. Misalkan
‖
√
| |‖ ‖
‖ ‖
‖
‖ ‖
Diperoleh ‖
‖ ‖
‖
‖ ‖ ‖ ‖
‖ ‖
‖ ‖
∑
‖ ‖
‖ ‖ .
Jadi terbukti bahwa (iii) adalah norma.
32
| |
⁄
√
Ketaksamaan Cauchy-Schwarz
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Contoh :
Misalkan
. Hitung ‖ ‖ ‖ ‖ ‖ ‖
di
adalah vektor
Penyelesaian :
‖ ‖
| |
‖ ‖
√
‖ ‖
|
|
| ||
| |
|| |
√
II.11 Ortogonalitas
Definisi (2.8) : Dua ruang bagian
untuk setiap
dan
Definisi (2.9) : Misalkan
vektor di dalam
dan
dari
dikatakan ortogonal jika
. Notasi yang digunakan jika
adalah ruang bagian dari
yang ortogonal pada setiap vektor di
dan
. Himpunan semua vektorakan dinotasikan dengan
. Jadi,
|
Himpunan
disebut komplemen ortogonal dari .
Teorema (2.9)
Jika
adalah sebuah matriks
, maka
dan
33
ortogonal adalah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Bukti (Leon, teorema 5.2.1, hal.196).
II.12 Metode Kuadrat Terkecil
Masalah kuadrat terkecil pada umumnya dapat dirumuskan sebagai sebuah
sistem kelebihan persamaan linear. Sistem kelebihan persamaan linear melibatkan
lebih banyak persamaan daripada peubah yang tidak diketahui. Sistem yang demikian
biasanya tidak konsisten (sistem persamaan tidak dapat diselesaikan). Jadi, jika
diberikan sebuah sistem
Misalkan
yaitu
dengan
adalah sebuah matriks
dengan
.
. Untuk setiap
,
definisikan
‖ ‖
Tinjau sistem persamaan
√
√
. Untuk setiap
dapat dibentuk sebuah vektor
sisa (residual)
Jarak antara
dan
diberikan oleh
‖
Akan dicari sebuah vektor
‖
‖
‖
sehingga ‖
‖ adalah sama dengan meminimumkan ‖
fungsi kuadrat, untuk setiap
dan
‖
tak negatif, jika
34
‖ minimum. Meminimumkan
‖ . Alasannya adalah dalam
maka
. Sebuah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
vektor
yang memenuhi ini disebut sebagai penyelesaian kuadrat terkecil untuk
sistem
maka
.
Jika ̂ adalah penyelesaian kuadrat terkecil untuk sistem
adalah sebuah vektor di dalam ruang kolom dari
̂,
dan
yang terdekat ke .
Teorema (2.10)
Misalkan
adalah ruang bagian dari
sebuah elemen tunggal
dari
‖
‖
‖
di dalam . Lebih lanjut, vektor
paling dekat dengan vektor
terdapat
yang terdekat ke , artinya:
‖
untuk semua
. Untuk setiap
yang diberikan dalam
jika dan hanya jika
akan
.
Bukti (Leon, Teorema 5.4.1, hal. 212)
Sebuah vektor ̂ akan menjadi penyelesaian masalah kuadrat terkecil
dan hanya jika
̂ adalah vektor di dalam
dikatakan sebagai proyeksi dari
pada
yang terdekat ke . Vektor
. Berdasarkan Teorema (2.10)
̂
harus merupakan sebuah elemen dari
jika
. Jadi
masalah kuadrat terkecil jika dan hanya jika
35
̂
̂ adalah sebuah penyelesaian
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
̂
Kunci penyelesaian dari masalah kuadrat terkecil diberikan oleh Teorema (2.9) yang
menyatakan bahwa :
Sebuah vektor ̂ akan menjadi penyelesaian kuadrat terkecil dari sistem
jika
dan hanya jika:
̂
atau, ekivalen dengan :
̂
̂
Jadi, untuk menyelesaikan masalah kuadrat terkecil
, harus diselesaikan :
̂
Persamaan di atas menggambarkan sebuah persamaan linear
. Persamaan di atas
disebut sebagai persamaan normal (normal equation).
Teorema (2.11).
Jika
adalah matriks
yang memiliki rank , maka persamaan normal
36
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
mempunyai sebuah penyelesaian tunggal
̂
dan ̂ adalah penyelesaian kuadrat terkecil yang tunggal dari sistem
Bukti (Leon, Teorema 5.4.2, hal. 214).
II.13 Matriks Definit Positif
Suatu matriks A berorde
dikatakan definit positif jika matriks tersebut
simetris dan memenuhi
untuk setiap
II.14
=
Konsep-Konsep Penting Dalam Statistika
A. Nilai Harapan Variabel Random
Definisi (2.10) : Nilai harapan suatu variabel random
Jika variabel random kontinu
dengan fungsi densitas
Jika
variabel random diskret
dengan fungsi probabilitas
∫
{
didefinisikan oleh
∑
B. Variansi Variabel Random
37
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Definisi (2.11) : Variansi dari suatu variabel random
nilai harapan dari
dengan
adalah
. Yaitu
Contoh :
Dalam suatu keluarga, yang memiliki dua anak, distribusi probabilitas dari banyaknya
anak yang terlahir, akan mengikuti ketentuan di bawah ini :
Banyaknya
anak
0
1
2
¼
½
¼
perempuan X
Probabilitas
Nilai harapan dan variansi dari banyaknya anak yang terlahir perempuan akan
dihitung sebagai berikut :
( )
∑
( )
( )
( )
C. Kovariansi Dari Dua Variabel Random
38
( )
( )
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Definisi (2.12) : Diberikan
probabilitas bersama
dan
adalah variabel random dengan distribusi
. Kovariansi dari
dan
]
[
dengan
adalah
dan
II.15 Dasar-Dasar Teori Graf
A. Teori Graf
Definisi (2.13) : Graf
dalam hal ini
dan
yaitu
didefinisikan sebagai pasangan himpunan
, yang
adalah himpunan tidak kosong dari simpul-simpul, yaitu
adalah himpunan sisi yang menghubungkan sepasang simpul,
, atau dapat ditulis dengan notasi
menghubungkan simpul
dan
maka dapat ditulis
Contoh :
Gambar 2.1 menyatakan graf
dengan:
Gambar 2.1
39
. Bila sisi
.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Definisi (2.14) : Dua buah simpul pada graf
dikatakan berhubungan bila keduanya
terhubung langsung oleh suatu sisi.
Untuk sebarang sisi
, sisi
dikatakan bersisian dengan titik
dan titik .
Contoh :
Pada gambar 2.1, simpul
berhubungan dengan simpul
, tetapi simpul
tidak
adalah titik-titik dalam graf
, jalan
berhubungan dengan simpul .
Definisi (2.15) : Misal
dari
dari
adalah graf,
dan
didefinisikan sebagai barisan titik-titik dan rusuk-rusuk yang dimulai
dan diakhiri dengan
sedemikian sehingga titik-titik dan rusuk-rusuk yang
berurutan saling bersisian.
Sebuah jalan tanpa titik yang berulang disebut lintasan dan lintasan yang
menghubungkan titik
dan
disebut lintasan
Definisi (2.16) : Misalkan
hanya bila untuk setiap simpul
.
adalah graf. Graf
dan
merupakan graf terhubung bila
di , ada jalan dari titik
Contoh :
Gambar 2.2
40
ke titik .
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Graf
merupakan graf terhubung, sedangkan graf
merupakan graf tidak
terhubung.
B. Terminologi Graf
Berikut ini diberikan diberikan beberapa definisi dari jenis-jenis graf
Definisi (2.17) : Garis parallel adalah dua buah garis yang menghubungkan titik
yang sama. Loop adalah garis yang titik awal dan titik ujungnya sama.
Contoh:
Gambar 2.3
Gambar 2.3 adalah contoh graf yang memuat garis parallel dan loop.
C. Graf Lengkap
41
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Definisi (2.18) : Graf lengkap
adalah graf yang memiliki
dihubungkan satu sama lain oleh sebuah rusuk. Graf lengkap
titik dan setiap titik
disebut juga graf
trivial.
Contoh :
Gambar 2.4
Gambar 2.4 merupakan beberapa contoh graf lengkap.
D. Graf Berarah
Definisi (2.19): Suatu graf berarah (Directed Graph) D terdiri atas dua himpunan :
(1) Himpunan V, anggotanya disebut simpul
(2) Himpunan A, merupakan himpunan pasangan terurut, yang disebut sisi
berarah.
Graf berarah dinotasikan dengan D(V,A).
Simpul anggota V, digambarkan sebagai titik. Sedangkan sisi a = (u,v), digambarkan
sebagai garis dilengkapi dengan tanda panah mengarah dari simpul u ke simpul v.
simpul u disebut titik pangkal, dan simpul v disebut titik terminal.
Contoh :
Gambar 2.5
42
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Gambar di atas adalah sebuah contoh dari graf berarah dengan :
(1) V mengandung 4 simpul, yakni 1,2,3 dan 4
(2) A mengandung 4 sisi berarah yakni (1,4), (2,1),(4,2),(2,3),(4,3) dan (2,2)
Definisi (2.18) : Apabila sisi berarah suatu graf berarah menyatakan suatu bobot,
maka Graf Berarah tersebut dinamakan jaringan (network).
Contoh :
Gambar 2.6
Gambar (2.5) menyatakan suatu jaringan karena setiap sisi berarahnya diberi bobot.
43
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III
JARINGAN KETINGGIAN
III.1 Pengukuran Ketinggian dengan Menggunakan Metode Kuadrat
Terkecil
Pertama diberikan sebuah contoh permasalahan di dalam geodesi yaitu
masalah leveling, dalam hal ini adalah penentuan tinggi. Masalahnya adalah
menentukan ketinggian dari n titik yang ditentukan x1, x2, ... , xn. Di dalam
prakteknya yang seringkali diukur adalah beda ketinggian. Ketinggian dari titik i
diukur dari titik j, dengan menggunakan prinsip beda ketinggian bij (mungkin tidak
eksak) adalah:
Beda-beda ketinggian ini diukur untuk pasangan tertentu (i,j). Dari pengukuran
bij dapat diperkirakan ketinggian yang sebenarnya.
Pertama, diasumsikan tidak ada galat dalam pengukuran. Maka diharapkan
penyelesaian dapat diselesaikan secara eksak. Tapi, jika dilihat pada persamaan
dengan n = 3 variabel dan m = 3 persamaan, akan ditemukan masalah yaitu :
}
Sistem persamaan linear ini bersifat singular. Matriks koefisien dari persamaan
di atas adalah :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
A=[
]
Matriks A tidak dapat dibalik (tidak invertibel). Determinan dari A sama
dengan nol :
det (A) = 0 |
|
|
= 0 (-1 – 0)+1(0-1)+1(1-0)
|
|
|
= 0.
Jika ketiga persamaan pada (3.2) tersebut dijumlahkan akan menghasilkan :
0=
(3.3)
Sebuah sistem persamaan linear singular mempunyai dua kemungkinan, tidak ada
penyelesaian atau ada banyak penyelesaian :
1. Tidak konsisten, artinya adalah tidak ada penyelesaian. Jumlahan dari
tidak sama dengan nol. (kasus 1)
2. Persamaan konsisten tapi penyelesaian x1, x2, x3 tidak tunggal. Ada tak hingga
banyak penyelesaian ketika kekonsistenan pada (3.3) dipenuhi. (kasus 2)
Bukti penyelesaian tidak tunggal adalah :
45
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[
]R3:R3+R1[
|
]R3:R3+R2
]
|
[
|
Jika x3 = , x1 = x2 + b12, x2 = x3 + b23
Maka x2 =
23,
x1 = ( + b23) + b12 , x3 = ,
suatu skalar.
Untuk perhitungan dengan galat, diharapkan berada pada kasus 1 : tidak ada
penyelesaian. Untuk perhitungan yang eksak, harus berada pada kasus 2 : banyak
penyelesaian. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
Tidak dapat menentukan ketinggian yang sebenarnya semata-mata hanya dari
perhitungan beda tinggi. Satu atau lebih dari tinggi xj harus ditetapkan. Titik tinggi
yang telah ditetapkan akan dihilangkan dari variabel.
Misalkan titik ketinggian yang diketahui adalah x3 = H. Persamaan menjadi :
}
Sekarang terdapat tiga persamaan dan hanya dengan dua variabel. Catat bahwa
persamaan tersebut memiliki kekonsistenan yang sama dengan (
) yakni
. Masih terdapat dua kemungkinan, tetapi persamaa