Kajian id, ego, dan superego dalam diri tokoh Nayla dan tokoh ibu dalam novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu : sebuah kajian psikoanalisis.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK

Anggraeni, D. Brigitha. 2015. Kajian tentang Id, Ego dan Superego dalam
Diri Tokoh Nayla dan Tokoh Ibu dalam Novel Nayla Karya Djenar
Maesa Ayu (Sebuah Kajian Psikoanalisis). Skripsi Program Studi
Sastra Indonesia, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra,
Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini mengangkat topik terhadap dua tokoh dalam novel Nayla
karya Djenar Maesa Ayu. Tujuan penelitian (1) mendeskripsikan tokoh dan
penokohan dalam novel Nayla, (2) menemukan dan mendeskripsikan gambaran
Id, Ego, dan Superego. Penelitian ini menggunakan pendekatan psikoanalisis
dengan teori Id, Ego, dan Superego menurut Sigmund Freud. Pendekatan
psikoanalisis digunakan untuk menganalisis Id, Ego, dan Superego tokoh Nayla
dan tokoh Ibu. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif dan metode analisis isi.
Hasil analisis psikologis dengan teori Id, Ego, dan Superego Sigmund
Freud terhadap dua tokoh yaitu, 1) Nayla, Id pada tokoh Nayla muncul ketika ia
mengalami hukuman badan sewaktu masih berusia belasan tahun hanya karena
ngompol. Nayla mengompol karena mempertahankan rasa malas tetapi bukan
hanya itu saja, Nayla juga tertekan dengan perilaku Ibunya. Ego Nayla pada
kepribadian Nayla yang keras. Ego memegang prinsip dan selalu memandang
hidup sesuai dengan realitas. Sedangkan Superego tokoh Nayla yaitu ketika dia
mempertahankan dirinya untuk tidak mau melakukan hal-hal yang buruk, atau
ketika dia tidak ingin di perkosa atau dihukum. 2) Ibu, Id pada tokoh Ibu bekerja
menurut prinsip kesenangan dan tujuannya sebagai pemenuhan kepuasan yang
segera. Ego ibu adalah mementingkan dirinya sendiri. Sedangkan Superego ibu
adalah mengenai rumah tangganya. Ia sebenarnya tidak ingin rumah tangganya
hancur.
Pada tokoh Nayla dan tokoh Ibu Id, Ego dan Superegonya tidak seimbang.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap tokoh atau manusia Id, Ego, dan
Superegonya harus seimbang.

xii


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
Anggraeni , D. Brigitha. 2015. Studies on the Id , Ego and Superego in
Figures Self Mrs. Nayla and figures in the novel Nayla Djenar Maesa Ayu ( A
Study of Psychoanalysis ). Thesis Literature Studies Program Indonesia ,
Indonesian Literature Department, Faculty of Arts, University of Sanata Dharma
This study raised the topic of the two characters in the novel Nayla
masterpiece Djenar Maesa Ayu . Research purposes ( 1 ) to describe the character
and characterization in the novel Nayla, ( 2 ) locate and describe the picture Id ,
Ego, and Superego. This study uses a psychoanalytical approach to the theory of
Id, Ego, and Superego according to Sigmund Freud. Psychoanalytic approach is
used to analyze the Id, Ego, and Superego Nayla figures and mother figures. the
method used in this research is descriptive method and content analysis method.
Results of psychological analysis with the theory Id, Ego, and Superego

Sigmund Freud against two individuals, namely, 1 ) Nayla, Id at Nayla figures
emerged when he suffered corporal punishment while still in their teens just for
bedwetting. Nayla bedwetting as it retains a sense of lazy, but not only that, Nayla
was also distressed by her mother's behavior. Ego Nayla harsh personality . Ego
holds the principle and always look at life in accordance with reality . While the
superego Nayla figures that when he was defending himself for not doing things
that are bad, or when he does not want to be raped or punished. 2 ) Mother,
mother figure Id at work according to the pleasure principle and the goal as the
fulfillment of immediate gratification. Ego 's mother is selfish. While the mother
Superego is the household. He did not want his home destroyed.
Nayla figures and figures on Mother Id, Ego and superego unbalanced .
It can be concluded that each human character or Id, Ego, and Superego must be
balanced.

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KAJIAN ID, EGO DAN SUPEREGO
DALAM DIRI TOKOH NAYLA DAN TOKOH IBU
DALAM NOVEL NAYLA KARYA DJENAR MAESA AYU:
SEBUAH KAJIAN PSIKOANALISIS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia
Program Studi Sastra Indonesia

Disusun Oleh

Brigitha Dina Anggraeni
114114023

JURUSAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan
baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat akhir dalam
menempuh ujian sarjana pada Fakultas Sastra, Program Studi Sastra Indonesia,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini,
yaitu:
1.

Tuhan Yesus Kristus

2.

Dr. Yoseph Yapi taum, M.Hum. sebagai dosen pembimbing I, terima kasih
atas bimbingan dan diskusi panjang mengenai psikoanalisis, sehingga saya

mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik,

3.

S. E. Peni Adji, S.S., M.Hum. sebagai dosen pembimbing II, terima kasih atas
masukan-masukan dan bimbingannya terhadap saya sehingga saya mampu
menyelesaikan skripsi ini dengan baik,

4.

Seluruh dosen Program Studi Sastra Indonesia yang telah membimbing saya
selama menempuh pendidikan di Program Studi Sastra Indonesia, Universitas
Sanata Dharma.

5.

Mama tercinta Mariana Frederika Matanubun, terima kasih atas semangat,
nasehat dan doa yang mama berikan padaku,

vi


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Hidup akan terasa indah, bila di saat susah seseorang mampu menikmati
kesedihan dengan senyum, dan bila di saat suka seseorang mampu menikmati
kesenangan dengan menitikan air mata.


Karyaku untuk kemuliaan nama Tuhan

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN.............................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................ ix
ABSTRAK .................................................................................................. xii
ABSTRACT ............................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 8
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................... 9
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................. 9
1.5 Tinjauan Pustaka .................................................................. 10
1.6 Landasan Teori ..................................................................... 13
1.6.1 Kajian Struktural Tokoh dan Penokohan................... 13
1.6.2 Teori Psikoanalisis ..................................................... 14
1.6.3 Kajian Id, Ego dan Superego ..................................... 16

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1.6.3.1 Konsep Id ....................................................... 16
1.6.3.2 Konsep Ego.................................................... 17
1.6.3.3 Konsep Superego ........................................... 18
1.7 Metodologi Penelitian .......................................................... 18
1.7.1 Pendekatan .................................................................. 18
1.7.2 Metode Penelitian........................................................ 19
1.7.3 Teknik Pengumpulan Data .......................................... 20
1.7.4 Sumber Data ................................................................ 20
1.7.5 Sistematika Penyajian ................................................. 21
BAB II ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NOVEL NAYLA
KARYA DJENAR MAESA AYU............................................... 22
2.1 Pengantar .............................................................................. 22
2.2 Dimensi Fisik ....................................................................... 23
2.3 Dimensi Psikis...................................................................... 25
2.4 Dimensi Sosiologis .............................................................. 27
2.5 Rangkuman .......................................................................... 29

BAB III KAJIAN TENTANG ID, EGO DAN SUPEREGO DALAM DIRI
TOKOH NAYLA DAN TOKOH IBU DALAM NOVEL NAYLA
KARYA DJENAR MAESA AYU ............................................ 32
3.1 Pengantar .............................................................................. 32
3.2 Kajian Id, Ego dan Superego Tokoh Nayla ......................... 33

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3.2.1 Kekerasan ibu ............................................................ 41
3.2.2 Seksualitas ................................................................. 43
3.3 Kajian Id, Ego dan Superego Tokoh Ibu .............................. 47
3.4 Rangkuman .......................................................................... 55
BAB IV PENUTUP .................................................................................... 58
4.1 Kesimpulan .......................................................................... 58
4.2 Saran ..................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 61

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK

Anggraeni, D. Brigitha. 2015. Kajian tentang Id, Ego dan Superego dalam
Diri Tokoh Nayla dan Tokoh Ibu dalam Novel Nayla Karya Djenar
Maesa Ayu (Sebuah Kajian Psikoanalisis). Skripsi Program Studi
Sastra Indonesia, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra,
Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini mengangkat topik terhadap dua tokoh dalam novel Nayla
karya Djenar Maesa Ayu. Tujuan penelitian (1) mendeskripsikan tokoh dan
penokohan dalam novel Nayla, (2) menemukan dan mendeskripsikan gambaran
Id, Ego, dan Superego. Penelitian ini menggunakan pendekatan psikoanalisis
dengan teori Id, Ego, dan Superego menurut Sigmund Freud. Pendekatan
psikoanalisis digunakan untuk menganalisis Id, Ego, dan Superego tokoh Nayla
dan tokoh Ibu. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dan metode analisis isi.
Hasil analisis psikologis dengan teori Id, Ego, dan Superego Sigmund
Freud terhadap dua tokoh yaitu, 1) Nayla, Id pada tokoh Nayla muncul ketika ia
mengalami hukuman badan sewaktu masih berusia belasan tahun hanya karena
ngompol. Nayla mengompol karena mempertahankan rasa malas tetapi bukan
hanya itu saja, Nayla juga tertekan dengan perilaku Ibunya. Ego Nayla pada
kepribadian Nayla yang keras. Ego memegang prinsip dan selalu memandang
hidup sesuai dengan realitas. Sedangkan Superego tokoh Nayla yaitu ketika dia
mempertahankan dirinya untuk tidak mau melakukan hal-hal yang buruk, atau
ketika dia tidak ingin di perkosa atau dihukum. 2) Ibu, Id pada tokoh Ibu bekerja
menurut prinsip kesenangan dan tujuannya sebagai pemenuhan kepuasan yang
segera. Ego ibu adalah mementingkan dirinya sendiri. Sedangkan Superego ibu
adalah mengenai rumah tangganya. Ia sebenarnya tidak ingin rumah tangganya
hancur.
Pada tokoh Nayla dan tokoh Ibu Id, Ego dan Superegonya tidak seimbang.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap tokoh atau manusia Id, Ego, dan
Superegonya harus seimbang.

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
Anggraeni , D. Brigitha. 2015. Studies on the Id , Ego and Superego in
Figures Self Mrs. Nayla and figures in the novel Nayla Djenar Maesa Ayu ( A
Study of Psychoanalysis ). Thesis Literature Studies Program Indonesia ,
Indonesian Literature Department, Faculty of Arts, University of Sanata Dharma
This study raised the topic of the two characters in the novel Nayla
masterpiece Djenar Maesa Ayu . Research purposes ( 1 ) to describe the character
and characterization in the novel Nayla, ( 2 ) locate and describe the picture Id ,
Ego, and Superego. This study uses a psychoanalytical approach to the theory of
Id, Ego, and Superego according to Sigmund Freud. Psychoanalytic approach is
used to analyze the Id, Ego, and Superego Nayla figures and mother figures. the
method used in this research is descriptive method and content analysis method.
Results of psychological analysis with the theory Id, Ego, and Superego
Sigmund Freud against two individuals, namely, 1 ) Nayla, Id at Nayla figures
emerged when he suffered corporal punishment while still in their teens just for
bedwetting. Nayla bedwetting as it retains a sense of lazy, but not only that, Nayla
was also distressed by her mother's behavior. Ego Nayla harsh personality . Ego
holds the principle and always look at life in accordance with reality . While the
superego Nayla figures that when he was defending himself for not doing things
that are bad, or when he does not want to be raped or punished. 2 ) Mother,
mother figure Id at work according to the pleasure principle and the goal as the
fulfillment of immediate gratification. Ego 's mother is selfish. While the mother
Superego is the household. He did not want his home destroyed.
Nayla figures and figures on Mother Id, Ego and superego unbalanced .
It can be concluded that each human character or Id, Ego, and Superego must be
balanced.

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah
Psikoanalisis merupakan salah satu aliran dalam Psikologi yang
berpandangan bahwa manusia lahir telah membawa warisan (kecerdasan, libido
sexsual/ dorongan-dorongan perilaku yang berorientasi pada kesenangan) dari
orang tua yang melahirkan, dari gagasannya ini psikoanalisis dapat digolongkan
dalam aliran nativisme lawan dari empirisme yang beranggapan manusia lahir
bagaikan kertas putih tanpa membawa warisan dari orang tua.
Aliran psikoanalisis yang dipelopori oleh Sigmund Freud ini berpendapat
bahwa struktur kepribadian terdiri dari Id (dorongan, nafsu, libido sexsual), Ego
(diri), dan Superego (nilai-nilai). Id adalah struktur paling mendasar dari
kepribadian, seluruhnya tidak disadari dan bekerja menurut prinsip kesenangan,
tujuannya pemenuhan kepuasan yang segera. Ego berkembang dari Id, struktur
kepribadian yang mengontrol kesadaran dan mengambil keputusan atas perilaku
manusia. Superego, berkembang dari ego saat manusia mengerti nilai buruk dan
moral. Superego merefleksikan nilai-nilai sosial dan menyadarkan individu atas
tuntutan moral. Apabila terjadi pelanggaran nilai, superego menghukum ego
dengan menimbulkan rasa salah.
Novel merupakan potret realitas yang terwujud melalui bahasa yang estetis
karena sifatnya bersinggungan dengan kehidupan manusia. Dalam hal ini,
pengarang bertugas menyampaikan maksud dan tujuan penceritaan kepada

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

pembaca melalui karyanya. Ratna, 2009:314 berpendapat bahwa novel
menyediakan media yang paling luas sehingga pengarang memiliki kemungkinan
yang seluas-luasnya untuk menyampaikan pesan kepada pembaca. Salah satu cara
pengarang dalam menyampaikan maksudnya tersebut antara lain melalui
penampilan para tokoh yang menjadi fokus cerita.
Peneliti mencoba menganalisis novel Nayla karangan Djenar Maesa Ayu
dengan pendekatan Psikoanalisis. Teori

psikoanalisis yang dipakai pada

penelitian ini mengacu pada konsep Sigmund Freud tentang kepribadian.
Freud mengatakan bahwa kepribadian terbagi atas tiga aspek: Id, Ego, dan
Superego yang selalu ada dalam diri manusia. Perbedaan Id, Ego, dan Superego
yang membangun struktur akal pikiran manusia dalam pandangan Freud dapat
dijelaskan sebagi berikut. Kesadaran dapat disesuaikan dengan sistem persepsi,
mengamati, dan menyusun dunia luar, bawah sadar dapat diberikan kesadaran,
manakala sadar dibangun pula berdasarkan hal-hal yang keluar dari sistem sadar
bawah sadar (Sudikan, 2004:3). Menurut Freud, ‘Id’ sebagai sumber insting:
bekerja dengan prinsip kesenangan (Pleasure principle) dan pemenuhan langsung
(instant gratification) atas kebutuhan, ‘Ego’ sebagai sarana pemenuhan kebutuhan
„Id‟ bekerja dengan prinsip realitas (reality principle) dan bersifat rasional, dan
‘Superego’ sebagai kekuatan pembendung ‘Id’ bekerja dengan prinsip moralitas
(morality principle) dan tidak kenal kompromi.

2

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Karya sastra adalah dunia baru yang diciptakan oleh pengarang. Dunia
baru yang merupakan gabungan dari realitas sosial yang ada dalam lingkungan
pengarang maupun dari luar lingkungan pengarang dengan daya imajinasi
pengarang dalam mengungkapkan pikiran dan keinginannya. Dapat dikatakan
bahwa sastra tidak terlahir dari kekosongan, tetapi sastra lahir dari tanggapan diri
pengarang ketika kesadarannya bersentuhan dengan kenyataan. Pengalaman dan
refleksi batin atas hal tersebut terlahir dalam karya sastra (Najid, 2003:9).
Hal ini juga bisa dilihat dalam novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu yang
selalu saja berkutat dengan seks, baik novel maupun cerpennya kebanyakan
menceritakan kehidupan seseorang yang selalu terhimpit dengan masalah seks dan
psikologi.
Buku pertama Djenar yang berjudul Mereka Bilang, Saya Monyet! Telah
cetak ulang 8 kali dan masuk dalam nominasi 10 besar buku terbaik khatulistiwa
literary Award 2008, selain juga akan diterbitkan dalam bahasa Inggris. Saat ini
cerpen dengan judul yang sama sudah dibuat dalam versi layar lebar. Cerpen
“Waktu Nayla” menyabet predikat cerpen terbaik Kompas 2003, yang dibukukan
bersama cerpen “Asmoro” dalam antologi cerpen pilihan Kompas. Sementara
cerpen “Menyusu Ayah” menjadi cerpen terbaik 2003 versi Jurnal Perempuan
dan diterjemahkan oleh Richard Oh ke dalam bahasa Inggris dengan judul
“Sucking Father” untuk dimuat kembali dalam jurnal perempuan versi bahasa
Inggris, edisi kolaborasi karya terbaik Jurnal Perempuan.
Buku keduanya, Jangan Main-main (dengan Kelaminmu) juga meraih
sukses dan cetak ulang kedua hanya dua hari setelah buku itu diluncurkan pada

3

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

bulan Februari 2005. Kumpulan cerpen ini berhasil neraih penghargaan 5 besar
Khatulistiwa Literary Award 2004.
Nayla adalah novel pertama Djenar yang diterbitkan oleh Gramedia
Pustaka Utama. Nayla berkisah tentang kehidupan seorang perempuan yang
mengalami masa kecil yang tidak bahagia. Tidak hanya karena ibunya yang
sangat keras, bahkan kejam dalam mendidik anaknya, Nayla semasa kecil pun
mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oleh kekasih ibunya. Pada umur tiga
belas tahun Nayla lari dari rumah ibunya, dan tinggal bersama ayah dan ibu
tirinya untuk masa yang singkat, lalu hidup sendiri setelah ayahnya meninggal.
Hubungan cinta dengan dua kekasih yang diceritakan, yaitu dengan
seorang perempuan bernama Juli yang dipacarinya pada masa remaja, dan seorang
laki-laki bernama Ben yang menjadi pacar Nayla ketika dewasa. Disamping itu,
karier Nayla yang gemar menulis cerpen dan akhirnya menjadi pengarang terkenal
pun diceritakan.
Sejak orang tuanya bercerai, Nayla Kinar ikut bersama Ibunya, sedangkan
Ayahnya kawin lagi. Selama hidup bersama sang Ibu Nayla mengalami banyak
tekanan kejiwaan maupun fisik seperti saat ia tidak bisa berhenti ngompol, Ibu
menusuk vaginanya dengan peniti, begitu pula saat Nayla tidak mau makan sayur
maka Ibu memaksanya untuk mengeluarkan makanan yang telah ditelannya dan
menyumpal mulutnya dengan kotorannya sendiri, atau saat Nayla menghilangkan
tutup pensil setelah menggunakannya, maka Ibu menyuruhnya berjemur di atas
atap seng hingga kulit pada telapak kakinya mengelupas. Tekanan yang paling

4

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

menyakitkan bagi Nayla ialah saat ia diperkosa oleh laki-laki teman kencan
Ibunya sendiri, padahal umurnya waktu itu masih sembilan tahun.
Struktur yang hendak dikaji dalam novel ini adalah tokoh dan penokohan.
Tokoh dalam suatu cerita rekaan merupakan unsur penting yang menghidupkan
cerita. Kehadiran tokoh dalam cerita berkaitan dengan terciptanya konflik, dalam
hal ini berperan membuat konflik dalam sebuah cerita rekaan (Nurgiyantoro,
1995:164).
Setiap tokoh mempunyai wataknya sendiri-sendiri. Tokoh adalah bahan
yang paling aktif menjadi penggerak jalan cerita karena tokoh ini berpribadi,
berwatak, dan memiliki sifat karakteristik tiga dimensional, yaitu:
1) Dimensi fisik ialah ciri-ciri badan, misalnya usia (tingkat
kedewasaan), jenis kelamin, keadaan tubuhnya, ciri-ciri muka dan
ciri-ciri badani yang lain.
2) Dimensi sosiologis ialah ciri-ciri kehidupan masyarakat, misalnya
status sosial, pekerja, jabatan atau peran dalam masyarakat, tingkat
pendidikan, pandangan hidup, agama, aktifitas sosial, suku bangsa
dan keturunan.
3) Dimensi psikologis ialah latar belakang kejiwaan, misalnya
mentalitas, ukuran moral, temperamen, keinginan, perasaan
pribadi, IQ dan tingkat kecerdasan keahlian khusus (Soediro
Satoto, 1998:44-45).
Dalam karya sastra, konflik-konflik yang dialami tokoh-tokohnya
merupakan cerminan dari kehidupan kita sehari-hari yang tidak akan pernah bisa

5

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

lepas dari rasa bahagia, senang, sedih, dan juga rasa moral. Demikian juga pada
karya sastra atau novel, yang diungkapkan oleh seorang pengarang adalah sebuah
ungkapan kejiwaan yang tertampung dalam karya-karyanya.
Menurut Freud (1991:83), kesedihan merupakan suatu proses yang sangat
panjang dan kesulitan, ini diikuti dengan lenyapnya nafsu libido dan objek cinta
yang meninggalkannya, dan diarahkan pada kesulitan yang lebih umum yang
dialami oleh setiap orang saat meninggalkan posisi libido, melankolia juga sering
ditimbulkan oleh kehilangan orang yang dicintainya, meskipun kehilangan
tersebut mungkin disebabkan oleh penolakan atau ditinggalkan, bukan kematian.
Dalam Koswara (1991:109), Abraham Maslow berpendapat bahwa dalam
psikologi terdapat tiga revolusi yang mempengaruhi pemikiran personologis
modern, yaitu: psikoanalisis yang menghadirkan manusia sebagai bentukan dari
naluri-naluri dan konflik-konflik; behaviorisme mencirikan manusia sebagai
korban yang fleksibel, pasif dan penurut terhadap stimulasi lingkungan; psikologi
humanistik yang muncul dengan menampilkan gambaran manusia yang berbeda
dengan gambaran manusia dari psikoanalisis maupun behaviorisme yakni berupa
gambaran manusia sebagai makhluk yang bebas dan bermartabat serta selalu
bergerak ke arah pengungkapan.
Konsep

kepribadian

Freud

tersebut

termasuk

dalam

pemikiran

psikoanalisis, jika dikaitkan dengan trauma tokoh Nayla yang berdampak pada
kehidupan dan dunia kepengarangannya, memperlihatkan neurosis, semacam
gangguan yang ditandai dengan konflik, reaksi kecemasan, kerusakan parsial pada
kepribadian dan kadangkala disertai oleh fobia (Freud, 2003:166). Gejala tersebut

6

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

lahir dari rasa takut dan kecemasan yang disebabkan oleh trauma masa lalu,
pengaruh sosial, dan alam tak sadar (Id) dari pengarang (tokoh Nayla sebagai
penulis) yang tertuang ke dalam karya sastra.
Menurut Freud pengalaman-pengalaman traumatis berpengaruh terhadap
kejiwaan. Setiap trauma pasti memiliki dampak yang unik pada diri seseorang
yang dapat dipahami melalui latar belakang individual.
Dalam khasus Nayla, ia mengalami penyiksaan fisik maupun psikis oleh
ibunya, dan mengalami pelecehan seksual oleh pacar ibunya. Beranjak remaja ia
pernah tinggal di Rumah Perawatan Anak Nakal sehingga ketika dewasa ia
menjadi pribadi yang mengalami depresi. Depresi adalah perasaan tidak mampu,
tidak kompeten, kehilangan harga diri, dan merasa bertanggung jawab terhadap
semua kejadian buruk (pada diri dan lingkungannya). Akar masalahnya adalah
kehilangan cinta dari orang tua, dari teman, dan orang terdekat.
Hal tersebut berpengaruh pada karier Nayla sebagai seorang penulis.
Karya-karya tokoh Nayla pun digambarkan sebagi semacam ungkapan trauma
masa lalunya. Melihat tema yang diangkat dalam kebanyakan tulisan tokoh Nayla,
seperti seksualitas dan dunia perempuan, penulis berpendapat bahwa di balik itu
semua sebenarnya terdapat sesuatu yang ingin disampaikan dan diekspresikan
oleh tokoh Nayla, dan memiliki keterkaitan dengan trauma yang pernah
dialaminya.
Tinjauan psikoanalisis dalam novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu dipilih
sebagai topik penelitian karena tokoh perempuan (Nayla dan Ibu) mengalami
neurotis yang sangat tepat dikaji menggunakan teori psikoanalisis dan Djenar

7

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Maesa Ayu merupakan pengarang perempuan yang berani mengungkapkan
seksualitas perempuan secara jelas, pelecehan seksual serta kekerasan dalam
rumah tangga, dan beberapa tokoh yang diciptakan mempunyai karakter yang
kuat. Beberapa karya Djenar juga mendapat penghargaan Khatulistiwa Literery
Award 2005 termasuk novel Nayla yang meraih lima besar. Pendekatan
psikoanalisis digunakan untuk penelitian ini karena novel Nayla tergambar gejala
kejiwaan tokohnya. Jadi, kedua tokoh yang akan diungkapkan mempunyai gejala
kejiwaan yang dapat diungkapkan dengan menggunakan teori psioanalisis. Tokoh
ibu yang selalu menghukum Nayla, mencontohkan hidup bebas, dan tidak
mengenalkan norma masyarakat dan agama, hal ini berdampak pada Nayla.
Semua tingkah laku dan bentuk sifat yang ada dalam tokoh ibu akan membentuk
tingkah laku Nayla pada saat dewasa.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka penulis
merumuskan permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut:
2.1 Bagaimana tokoh dan penokohan dalam novel Nayla?
2.2 Bagaiman gambaran Id, Ego, dan Superego dalam diri tokoh Nayla dan
Ibu dalam novel Nayla?

8

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1.3 Tujuan Penelitian
3.1 Mendeskripsikan tokoh dan penokohan dalam novel Nayla.
3.2 Menemukan dan mendeskripsikan

gambaran Id, Ego, dan Superego

tokoh Nayla dan Ibu dalam novel Nayla.

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian mencakup dua dimensi, yakni keilmuan dan praktis.
Manfaat keilmuan dalam kasus ini bersifat confirmatory (membenarkan) bahwa
ada hubungan antara psikologi dan sastra sebagai teori yang dilontarkan oleh
pakar-pakar sastra.
Manfaat praktis merujuk kepada nilai kegunaan bagi kehidupan dan
pengajaran sastra. Dari sisi manfaat kehidupan kita bisa belajar dari kasus Nayla
yang mengalami frustrasi berat akibat dari korban pendidikan orang tua yang
keras dan keliru. Dengan mengambil “hikmah” isi cerita itu, kita bisa belajar dan
menjadi tahu tentang frustrasi dan menyikapi nasib yang menimpa kapan saja
tanpa harus mereaksinya secara eksesif berlebihan.
Manfaat dari pengajaran creative wreating yaitu para penulis perlu
memiliki kesadaran tentang Id, Ego, dan Superego serta dinamika agar karya
sastra semakin bermutu.

9

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1.5 Tinjauan Pustaka
Studi Id, Ego dan Superego pernah dilakukan oleh Andi Nurwahyudi di
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro dengan judul Aspek Psikologis
Tokoh Utama dalam Novel Antara Dua Hati Karya Maria A. Sardjono. Dalam
skripsinya Andi Nurwahyudi mengungkap analisis struktural dan menganalisis
bentuk perubahan psikologis tokoh utama, dengan tokoh utama Anggraini.
Digambarkan Anggaraini memiliki gejolak seksual dengan laki-laki, dalam hal ini
tidak hanya pada satu laki-laki yaitu Sahat dan Totok. Perubahan terjadi pada saat
kesadarannya bahwa pada saat berciuman yang dicium bukan Sahat, melainkan
Totok, sehingga terjadi penolakan oleh Anggraini.
Selain itu, Ike Yulianti (A2A0099016), dengan skripsi berjudul Gender di
dalam Novel Ca Bau Kan Karya Remy Sylado. Dalam skripsi Ike Yulianti,
mengungkap perjalanan hidup seseorang perempuan bernama Tinung untuk
mencari kebahagiaan hidup. Mengungkap persoalan gender yang dialami oleh
Tinung yang adanya bentuk perstereotipan, serta mengungkap perubahan
psikologi yang dialami oleh tokoh Tinung pada diri sendiri, keluarga atau
lingkungannya.
Penelitian tentang kajian yang berkaitan dengan teori psikoanalisis pernah
dilakukan oleh Iin Indra Nuraeni, S.S.Ing., M.Pd. dengan judul Katak Hendak
Menjadi Lembu, karya Nur Sutan Iskandar. Dalam penelitian ini teori Freud
digunakan untuk menemukan bahwa kepribadian tokoh-tokoh dan kejadiankejadian dalam novel karya Nur Sutan Iskandar ini yang ternyata sangat sesuai

10

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

dengan teori-teorinya mengenai kepribadian manusia yang dikuasai oleh Id, Ego,
dan Superego.
Penelitian tentang kajian psikoanalisis juga pernah dilakukan oleh Edoard
Baweh Yekameam dengan judul Kepribadian Tokoh Utama Antagonis dalam
Film My Way: Kajian Psikoanalisis Sigmund Freud. Film My Way dipilih
menjadi objek penelitian karena diangkat dari kisah nyata yang menampilkan
berbagai peristiwa dan konflik di medan perang sehingga mempengaruhi
kepribadian tokoh utama antagonis, yaitu Tatsuo dan pendekatan psikoanalisis
dari aspek Id, Ego dan Superego digunakan untuk mendeskripsikan kepribadian
tokoh utama dan dinamika antara ketiga aspek tersebut.
Penelitian tentang kajian yang berkaitan dengan teori psikoanalisis pernah
dilakukan oleh Jaafar Abdul Rahim (2004) dengan judul Perjudian Menurut
Nazrah Teori Psikoanalisis yang mempunyai simpulan bahwa novel ini memiliki
teknik penceritaan yang begitu mudah, dan berbagai kemelut konflik jiwa yang
terjadi pada tokoh utamanya yakni Pak Mat. Pak Mat mengalami berbagai
kemelut konflik batin yang terlihat pada kematian orang-orang yang dicintainya
dan juga banyak permasalahan yang harus ia hadapi sendiri, di antaranya
perampasan hak tanah secara paksa yang dilakukan oleh kerajaan dan robohnya
rumah miliknya oleh kaki tangan pejabat tanah.
Penelitian yang berkaitan dengan psikoanalisis juga pernah dilakukan oleh
Setyo Yuwono Sudikan dalam makalahnya yang berjudul Novel Kenanga Karya
Oka Rusmini: Suatu Pendekatan Hermeneuitik Freudian (2004). Simpulan
penelitian ini adalah tokoh utamanya yaitu Kenanga mengalami berbagai konflik

11

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

batin, kecemasan, dan konflik psikis, ketidakberdayaannya menghadapi realitas di
luar dirinya (lingkungannya). Namun tidak hanya Kenanga yang mengalaminya,
tokoh-tokoh yang lain pun mengalaminya yang dianalisis melalui Id, Ego, dan
Superego.
Tinjauan psikologi sastra juga pernah diteliti oleh Wishnu Yuliardani,
Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan judul Penyebab
dan Tipe Kenakalan Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu:
Tinjaun Psikologi Sastra (2007). Simpulan penelitian ini yaitu ditemukan hal-hal
yang mengarah pada suatu tindak kenakalan, sehingga peneliti ini menganalisis
struktur cerita dalam novel Nayla khususnya tokoh Nayla dan Ibu yang sangat
mempengaruhi keberadaan dan penceritaan tokoh Nayla. Analisis penyebab dan
tipe kenakalan tokoh Nayla sangat beragam, antara lain: membolos sekolah,
memalak orang, berantem, merampok taksi, mabuk-mabukan, dan seks bebas
termasuk lesbian.
Novel Nayla juga pernah diteliti oleh Maria Saraswati Setyaningrum dari
Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (2007) dengan judul
Bentuk-bentuk Kompensasi Inferioritas Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya
Djenar Maesa Ayu: Suatu Tinjauan Psikologi Sastra. Kesimpulan dari penelitian
ini yaitu Nayla digambarkan sebagai seorang perempuan yang berasal dari
keluarga broken home, karena kedua orangtuanya berpisah saat Nayla belum
dilahirkan. Selama tinggal bersama Ibunya, Nayla sering mengalami kekerasan
fisik. Nayla juga sering mengalami pelecehan seksual atau pemerkosaan oleh
pacar Ibunya. Semua itu menyebabkan Nayla mengenal dunia malam.

12

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1.6 Landasan Teori
Penelitian ini menggunakan teori psikoanalis Sigmund Freud; Id, Ego, dan
Superego, teori psikoanalisis, serta tokoh dan penokohan pada tokoh yang ada
dalam novel sebagai landasan teori.

1.6.1

Kajian Struktural Tokoh dan Penokohan

Dalam studi ini, kajian struktur dibatasi pada aspek tokoh dan
penokohan. Hal ini berkaitan erat dengan judul dan tujuan yaitu Id, Ego, dan
Superego tokoh Nayla. Keberlangsungan sebuah novel sangat dipengaruhi
oleh hadirnya seseorang atau beberapa orang yang menjadi tokoh. Tokohlah
yang mengalami peristiwa atau perlakuan dalam berbagai peristiwa cerita
tersebut. Tokoh tentu saja dilengkapi dengan watak atau karakteristik tertentu.
Menurut

Jones

(melalui

Nurgiyantoro,

2005:165)

penokohan

adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan
dalam sebuah cerita. Penokohan lebih luas pengertiannya daripada tokoh,
sebab penokohan sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana
perwatakan dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah
cerita hingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca.
Tokoh adalah suatu kepribadian fiksi yang mewakili suatu figur
dengan predikat penilaian tertentu baik secara fisik maupun mental.

Dilihat

dari segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah cerita, terdapat
dua jenis tokoh yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan (Nurgiantoro,

13

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1995:176-177). Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya
dalam novel yang bersangkutan. Ia merupakan banyak diceritakan, baik
sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenal kejadian. Tokoh tambahan
dalam keseluruhan cerita lebih sedikit, tidak dipentingkan dan kehadirannya
hanya jika ada keterkaitannya dengan tokoh utama, secara langsung maupun
tidak langsung.
Penokohan atau perwatakan ialah teknik atau cara-cara menampilkan
tokoh. Ada beberapa cara menampilkan tokoh. Cara analitik, ialah cara
penampilan tokoh secara langsung melalui uraian pengarang. Jadi pengarang
menguraikan ciri-ciri tokoh tersebut secara langsung. Cara dramatik, ialah
cara menampilkan tokoh tidak secara langsung tetapi melalui gambaran
ucapan, perbuatan, dan komentar atau penilaian pelaku atau tokoh dalam
suatu cerita. (http://adiel87.blogspot.com/2009/01/analisis-struktural.html).

1.6.2 Teori Psikoanalisis
Teori psikoanalisis yang dipakai pada penelitian ini mengacu pada
konsep Sigmund Freud tentang kepribadian. Freud mengatakan bahwa
kepribadian terbagi atas tiga aspek, yaitu: Id, Ego, dan Superego yang selalu
ada dalam diri manusia. Perbedaan Id, Ego, dan Superego yang membangun
struktur akal pikiran manusia dalam pandangan Freud dapat dijelaskan
sebagai berikut. Kesadaran dapat disesuaikan dengan sistem persepsi,
mengamati, dan menyusun dunia luar, bawah sadar dapat diberikan

14

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

kesadaran, manakala sadar dibangun pula berdasarkan hal-hal yang keluar
dari sistem sadar bawah sadar (Sudikan, 2004:3).
Dalam karya sastra, konflik-konflik yang dialami tokoh-tokohnya
merupakan cerminan dari kehidupan kita sehari-hari yang tidak akan pernah
bisa lepas dari rasa bahagia, senang, sedih, dan juga rasa moral. Demikian
juga pada karya sastra atau novel, yang diungkapkan oleh seorang pengarang
adalah sebuah ungkapan kejiwaan

yang tertampung dalam karya-

karyanya.Menurut Freud (1991:83), kesedihan merupakan suatu proses yang
sangat panjang dan kesulitan, ini diikuti dengan lenyapnya nafsu libido dan
objek cinta yang meninggalkannya, dan diarahkan pada kesulitan yang lebih
umum yang dialami oleh setiap orang saat meninggalkan posisi libido,
melankolia juga sering ditimbulkan oleh kehilangan orang yang dicintainya,
meskipun kehilangan tersebut mungkin disebabkan oleh penolakan atau
ditinggalkan, bukan kematian.
Dalam Koswara (1991:109), Abraham Maslow berpendapat bahwa
dalam psikologi terdapat tiga revolusi yang mempengaruhi pemikiran
personologis modern, yaitu: psikoanalisis yang menghadirkan manusia
sebagai bentukan dari naluri-naluri dan konflik-konflik; behaviorisme
mencirikan manusia sebagai korban yang fleksibel, pasif dan penurut
terhadap stimulus lingkungan; psikologi humanistik yang muncul dengan
menampilkan gambaran manusia yang berbeda dengan gambaran manusia
dari psikoanalisis maupun behaviorisme yakni berupa gambaran manusia

15

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

sebagai makhluk yang bebas dan bermartabat serta selalu bergerak ke arah
pengungkapan.
Koswara (1991:109) menyatakan bahwa kebutuhan akan cinta dan
rasa memiliki adalah suatu kebutuhan yang mendorong individu untuk
mengadakan afektif atau ikatan emosional dengan individu lain, baik dengan
sesama jenis maupun dengan yang berlainan jenis di lingkungan keluarga
ataupun di lingkungan kehidupan masyarakat.

1.6.3 Kajian Id, Ego dan Superego
1.6.3.1 Konsep Id
Freud (1980:xxxiii) menyatakan bahwa Id adalah lapisan psikis yang
paling dasariah: yang di dalamnya terdapat naluri-naluri bawaan (seksual dan
agresif) dan keinginan-keinginan yang direpresi. Id menjadi bahan dasar bagi
pembentukan psikis lebih lanjut dan tidak terpengaruh oleh kontrol pihak ego
dan prinsip realitas.
Koswara (1991:32) mengatakan bahwa Id adalah sistem kepribadian
yang paling dasar, sistem yang dialaminya terdapat naluri-naluri bawaan. Id
adalah sistem yang bertindak sebagai penyedia atau penyalur energi yang
dibutuhkan oleh sistem-sistem tersebut untuk operasi-operasi atau kegiatankegiatan yang perlu dilakukan.
Id memiliki perlengkapan berupa dua macam proses. Proses pertama
adalah tindakan-tindakan refleks, yakni suatu bentuk tingkah laku atau

16

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

tindakan yang mekanisme kerjanya otomatis dan segera. Serta adanya pada
individu merupakan bawaan. Proses yang kedua adalah proses primer, yakni
suatu proses yang melibatkan sejumlah reaksi psikologis yang rumit
(Koswara, 1991:33). Freud menambahkan bahwa pikiran autistic atau anganangan sangat diwarnai oleh pengaruh proses primer, gambaran-gambaran
mentah yang bersifat memenuhi hasrat ini merupakan satu-satunya kenyatan
yang dikenal Id.
Jadi, Id merupakan sistem yang paling dasar yang dimiliki oleh
manusia . Id tidak membutuhkan perintah dari sistem yang lainnya karena Id
akan bekerja secara otomatis.

1.6.3.2 Konsep Ego
Menurut Freud (1980:xxxiii), ego terbentuk dengan diferensiasi dari
Id karena kontaknya dengan dunia luar. Aktivitasnya bersifat sadar, prasadar,
maupun tak sadar. Ego seluruhnya dikuasai oleh prinsip realitas, tugas ego
adalah

untuk

mempertahankan

kepribadiannya

sendiri

dan

untuk

memecahkan konflik-konflik dengan realitas dan konflik-konflik antara
keinginan-keinginan yang tidak cocok satu sama lain, juga mengontrol apa
yang mau masuk kesadaran yang akan dikerjakan. Masih menurut Freud
(dalam Koswara, 1991:34), ego terbentuk pada struktur kepribadian individu
sebagai hasil kontak dengan dunia luar.

17

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Menurut Koswara (1991:33-34), ego adalah sistem kepribadian yang
bertindak sebagai pengarah individu kepada dunia objek dari kenyatan, dan
menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan.
Jadi dalam hal ini, ego merupakan alat pengarah menuju dunia objek dan
menjalankan

prinsipnya

berdasarkan

kenyataan

dan

merupakan

hasil

persinggungan dengan dunia luar atau realitas kehidupan.

1.6.3.3 Konsep Superego
Menurut Freud (1980:xxxiii), Superego dibentuk dengan melalui
proses internalisasi dari nilai-nilai atau aturan-aturan oleh individu dari
sejumlah figure yang berperan, berpengaruh atau berarti bagi individu
tersebut seperti orang tua dan guru. Menurut Koswara (1991:34-35) fungsi
utama superego adalah sebagai pengendali dorongan-dorongan atau impulsimpuls naluri Id agar impuls-impuls tersebut disalurkan dalam cara atau
bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat; mengarahkan ego pada tujuantujuan yang sesuai dengan moral daripada dengan kenyataan; dan mendorong
individu kepada kesempurnaan.

1.7 Metodologi Penelitian
1.7.1 Pendekatan
Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan psikologis analisis. Pendekatan psikologis pada dasarnya

18

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

berhubungan dengan tiga gejala utama, yaitu: pengarang, karya sastra, dan
pembaca dengan pertimbangan bahwa pendekatan psikologis lebih banyak
berhubungan dengan pengarang dan karya sastra (Ratna, 2007:61).
Peneliti melakukan analisis isi untuk menganalisis data-data yang telah
dikumpulkan (Ratna 2010: 48). Peneliti menggunakan teori psikoanalisis
Sigmund Freud pada novel Nayla untuk mendeskripsikan tokoh dan
penokohan pada novel Nayla, kemudian mendeskripsikan Id, Ego dan
Superego pada tokoh Nayla dan Ibu.

1.7.2 Metode Penelitian
Ada dua jenis metode yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu
metode deskriptif dan metode analisis isi. Metode deskriptif merupakan
metode pemecah masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau
melukiskan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
tampak atau sebagaimana adanya untuk memberikan bobot lebih tinggi pada
metode ini (Namawi dan Martini, 1994: 73).
Peneliti menggunakan metode analisis isi dengan menganalisis isi laten
dari sebuah teks sastra dan menggabungkannya dengan isi komunikasi
sebagai pesan yang terkandung dalam teks. Isi dalam metode analisis ini
terdiri atas dua macam, yaitu isi laten dan isi komunikasi. Isi laten adalah isi
yang terkandung dalam dokumen atau naskah, sedangkan isi komunikasi
adalah pesan yang terkandung sebagai akibat komunikasi yang terjadi. Isi

19

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

laten adalah isi sebagaimana dimaksudkan oleh penulis, sedangkan isi
komunikasi adalah isi sebagaimana terwujud dalam hubungan naskah dengan
konsumen (Ratna, 2004:48).
Karena penelitian ini menggunakan kajian psikoanalisis, peneliti akan
langsung memaparkan tokoh dan penokohan tokoh Nayla untuk menjelaskan
isi laten dari teks sastra. Teks laten tersebut berupa deskripsi dinamika dalam
kajian struktur disamakan dengan kajian tokoh dan penokohan.

1.7.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik studi pustaka digunakan dalam pengumpulan data. Teknik
tersebut digunakan untuk mendapatkan data yang ada, berupa buku-buku
referensi, artikel, dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan objek tersebut.
Teknik simak dan teknik catat juga digunakan dalam penelitian ini.
Teknik simak digunakan untuk menyimak teks sastra yang telah dipilih
sebagai bahan penelitian. Teknik catat digunakan untuk mencatat hal-hal
yang dianggap sesuai danmendukung peneliti dalam memecahkan rumusan
masalah.

1.7.4 Sumber Data
Judul Buku

: Nayla

Pengarang

: Djenar Maesa Ayu

20

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Tahun Terbit

: 2005

Penerbit

: PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Halaman

: 180

1.8 Sistematika Penyajian
Penyajian hasil penelitian diuraikan dalam beberapa bab. Bab I berisi
pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat hasil penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metodologi
penelitian, dan sistematika penyajian. Bab II merupakan analisis dinamika dalam
struktur yaitu tokoh Nayla dalam novel Nayla.
Bab III berisi tentang analisis Id, Ego, dan Superego yang terdapat dalam
tokoh Nayla dan Ibu. Bab IV merupakan bab terakhir yang menjadi penutup atas
isi makalah. Bab IV berisi mengenai kesimpulan dan saran.

21

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN
DALAM NOVEL NAYLA KARYA DJENAR MAESA AYU

2.1 Pengantar
Dalam bab ini, akan dianalisis tokoh dan penokohan dalam novel Nayla.
Keberlangsungan sebuah novel sangat dipengaruhi oleh hadirnya seseorang
atau beberapa orang yang menjadi tokoh. Tokohlah yang mengalami peristiwaatau
perlakuan

dalam berbagai peristiwa cerita tersebut. Tokoh tentu saja dilengkapi

dengan watak atau karakteristik tertentu.
Hartono (2003: 5) menjelaskan pendapat Freud, bahwa alam tak sadar
dapat mempengaruhi dinamika kepribadian tokoh. Berbagai kebutuhan badaniah
manusia menimbulkan berbaga ketegangan atau kegairahan dan akan terungkap
melalui sejumlah perwakilan mental dalam bentuk dorongan/keinginan yang
dinamakan naluri. Jadi naluri adalah perwujudan ketegangan badaniah yang
berusaha mencari pengungkapan dan peredaan serta merupakan bawaan tiap
makhluk hidup.
Dinamika tersebut akan membentuk struktur kepribadian yang terbagi
menjadi id, ego, dan superego. Id bekerja berdasarkan prinsip kesenangan, dimana
ia selalu mencari kesenangan dan menghindari ketegangan. Ego bekerja
berdasarkan prinsip realitas, ego dapat menunda pemuasan diri dan mencari
pemuasan lain yang sesuai dengan batasan lingkungan dan hati nurani. Superego

22

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

merupakan perwakilan dari berbagai nilai dan norma yang ada dalam masyarakat.
Pada novel Nayla, Id dalam tokoh Nayla selalu dominan.
Dalam novel Nayla, peristiwa-peristiwa yang terjadi pada tokoh Nayla
menentukan perjalanan hidupnya. Peristiwa yang dialami oleh Nayla membuatnya
bertahan.
Dalam bab ini akan dianalisis dimensi fisik, psikis dan sosiologis dua
tokoh yaitu Nayla dan Ibunya. Kedua tokoh ini dipilih karena menjadi tokoh
protagonis dan antagonis.

2.2 Dimensi Fisik
Dimensi fisik adalah keadaan fisik tokohnya meliputi usia (tingkat
kedewasaan), jenis kelamin, keadaan tubuh (tinggi, pendek, gagah, pincang, dan
sebagainya), ciri wajah (cantik, jelek, keriput, dan sebagainya), serta ciri khas
yang spesifik. Lebih lanjut peneliti akan menjelaskan tentang dimensi fisik tokoh
dalam novel Nayla.
Nayla adalah anak remaja yang usianya sudah menjelang sepuluh tahun.
Dengan usia yang menjelang sepuluh tahun ia masih saja mengompol. Ketika ia
mengompol Ibu selalu menusukan peniti ke selangkangannya bahkan ke
vaginanya. Hal ini sudah dialami Nayla berkali-kali sehingga menurut Nayla hal
ini sudah biasa. Tampak pada kutipan berikut.
(1)

Tapi kini, beberapa tahun kemudian, tak ada satu peniti pun yang
membuat Nayla gentar maupun gemetar. Ia malah menantang dengan
memilih peniti yang terbesar. Membuka pahanya lebar-lebar. Tak
terisak. Tak meronta. Membuat Ibu semakin murka. Tak hanya

23

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

selangkangan Nayla yang ditusukinya. Tapi juga vaginanya. Nayla
diam saja. Tak ada sakit terasa. Hanya nestapa. Tak ada takut. Hanya
kalut.
Pertanyaan-pertanyaan masih kerap hadir di kepalanya walaupun
fisiknya sudah terbiasa. Ia masih saja heran kenapa setiap malam
ngompol di celana padahal sudah menjelang sepuluh tahun usianya
(Nayla, 2005:2).
Kutipan (1) mendeskripsikan tokoh Nayla yang mempunyai fisik tegar.
Rasa tegarnya karena ia sudah terbiasa ditusuki dengan peniti. Hukuman yang Ibu
berikan membuat Nayla menjadi anak yang tegar dan ketika ia disiksa oleh Ibunya
ia pun sudah merasa terbiasa. Begitu pula dengan Ibunya yang mempunyai fisik
yang tegar dan kuat. Hal ini tampak pada kutipan berikut.
(2) Ibu memang orang yang kuat. Tak akan pernah saya sekuat Ibu. Saya
tak pernah melihat Ibu begitu mencintai laki-laki seperti ia mencintai
Om Indra. Tapi ketika hubungan mereka berakhir pun, Ibu terlihat
biasa-biasa saja.
Ya, saya tak akan pernah sekuat Ibu. Ibu yang dulu, maupun Ibu yang
sekarang. Ibu yang semakin kuat saja setelah putus dengan Om Indra.
Ia tidak hanya memasuki vagina saya dengan peniti setiap kali saya
ngompol. Ia memukuli saya tanpa sebab yang bisa diterima akal sehat.
Karena Ibu berkuasa. Karena Ibu kuat (Nayla, 2005:112).
Kutipan (2) menjelaskan bahwa Ibu mempunyai fisik yang kuat dan tegar.
Dengan fisik Ibu yang seperti itu ia selalu saja menyiksa Nayla tanpa alasan yang
tepat. Hanya karena ngompol Ibu lalu menusiki vagina Nayla dengan peniti. Ibu
tak melihat dan mencoba mengerti bagaimana perasaan Nayla.

24

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2.3

Dimensi Psikis
Dimensi psikis dari tokoh melukiskan latar belakang kejiwaan, kebiasaan,

sifat dan karakternya seperti misalnya mentalitas, uk