Penyebab dan tipe kenakalan tokoh nayla dalam novel nayla karya Djenar Maesa Ayu tinjauan psikologi sastra - USD Repository

  

PENYEBAB DAN TIPE KENAKALAN

TOKOH NAYLA DALAM NOVEL NAYLA

KARYA DJENAR MAESA AYU

TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

  

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Wishnu Yuliarda ni

  

024114017

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, Penulis

  

PERSEMBAHAN

KARYA INI KUPERSEMBAHKAN TERUNTUK

PAPI SISWADI DAN MAMI NATALIA SRI .S TERCINTA

SERTA ORANG-ORANG YANG BERARTI DALAM HIDUPKU

  

MOTTO

“T idak ada yang baik maupun buruk tetapi pemikiran yang membuatnya demikian” ( Shakespeare) “Pikiran adalah awal dari terbentuknya karakter seseorang” ( I bnu Qayim)

  

ABSTRAK

  Yuliardani, Wishnu. 2007. Penyebab dan Tipe Kenakalan Tokoh Nayla Dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu Tinjauan Psikologi Sastra .

  Skripsi. Yogyakarta: Sastra Indonesia. Fakultas Sastra. Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini mengkaji tentang kenakalan tokoh Nayla dalam novel

  

Nayla karya Djenar Maesa Ayu. Penelitian ini bertujuan pertama, memaparkan

  kajian struktural yang meliputi tokoh dan penokohan, latar, dan akan disertakan juga sinopsis untuk memperjelas jalan cerita novel Nayla. Kedua, menganalisis kenakalan tokoh Nayla dalam novel Nayla, meliputi penyebab dan tipe kenakalan tokoh Nayla.

  Penelitian ini menggunakan pendekatan struktural dan psikologi sastra. Pendekatan struktural digunakan untuk menganalisis struktur novel. Sedangkan pendekatan psikologi sastra digunakan untuk menganalisis kenakalan tokoh Nayla yang meliputi penyebab dan tipe kenakalan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan metode analisis isi. Metode deskriptif digunakan untuk memaparkan struktur novel. Sedangkan metode analisis isi digunakan untuk menganalisis kenakalan tokoh Nayla.

  Hasil kajia n novel ini berupa gambaran me ngenai tokoh dan penokohan, latar, dan akan disertakan juga sinopsis. Sinopsis bertujuan untuk memperjelas isi novel Nayla. Tokoh utama dalam novel ini adalah Nayla. Selain Nayla, terdapat pula tokoh Ibu yang berperan sebagai tokoh pendukung. Latar terbagi menjadi tiga bagian yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.

  Ada beberapa tahap analisis untuk mengkaji kenakalan tokoh Nayla. Tahap pertama menggunakan Teori Kebutuhan Dasar Manusia Abraham Maslow. Teori tersebut membuktikan bahwa kenakalan Nayla disebabkan antara lain karena kurang terpenuhinya kebutuhan dasar manusia pada diri Nayla, seperti kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki dan akan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Hanya kebutuhan fisiologis saja yang dapat terpenuhi. Tahap kedua menggunakan Teori Psikogenis yang membuktikan bahwa jiwa yang galau dan semrawut, konflik batin, dan temperamen yang tidak terkontrol yang terjadi secara bersamaan pada diri Nayla juga dapat menjadi penyebab kenakalan tokoh Nayla. Kenakalan tersebut mempunyai suatu tipe, dalam hal ini, tipe kenakalan Nayla ialah Delinkuensi Neurotik. Semua hal tersebut memicu tindak kenakalan yang sangat beragam pada diri Nayla, antara lain membolos sekolah, memalak orang, berantem, merampok taksi, mabuk- mabukan, dan seks bebas, termasuk lesbian.

  

ABSTRACT

  Yuliardani, Wishnu. 2007. Penyebab dan Tipe Kenakalan Tokoh Nayla Dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu Tinjauan Psikologi Sastra .

  Thesis. Yogyakarta: Indonesian Literature. Department of Literature. Sanata Dharma University.

  The research examines about the mischief of Nayla in Nayla novel. The purpose of this research are, first, explaning structural study which includes character and characterization, setting, and will be figured in a synopsis to clarify the story of Nayla novel. Second, analizing the mischief of Nayla in Nayla novel, which includes cause and type of mischief of Nayla.

  This research uses structural approach and literature psychology. Structural approach is used to analyze the structure of the novel. While literature psychology approach is used to analyze the mischief of Nayla which includes cause and type of mischief. This research uses descriptive methode and content analysis methode. Descriptive methode is used to explain the structure of the novel. While content analysis methode is used to analyze the mischief of Nayla.

  The result of this novel study is a description about the character and characterization, setting, and will be figured in a synopsis. Synopsis have a purpose to clarify the fill of Nayla novel. The main character in this novel are Nayla. Beside Nayla, there are also character of Mother which have a role of supporter character. Setting is divided into three parts that are setting of place, setting of time, and setting of social.

  There are some phase analyse to stud y the mischief of Nayla. First phase use the Elementary Requirement of Human BeingTheory by Abraham Maslow. The Theory prove that mischief Nayla is caused by for because less of elementary requirement of human being in her self, like safety requirement, requirement of sense of belonging will owned and of affection, requirement of appreciation, and requirement of self actualization. Only physiological requirement which can be fullfiled. In second phase use the Psychogenic Theory which is proving that worried and chaos soul, mind conflict, and not controlled temperament that happened concurrently at her self also can become the cause of mischief of Nayla figure. The mischief have an type, in this case, the type of Nayla mischief is Nerurotic Delinquency. All the things was trigger the act of very immeasurable mischief in Nayla, for example cutting a class school, compelling people store his money, anthem, rob the cab, drunk, and free seks, inclusive of Iesbian.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Rahmat dan Ridho-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kenakalan Tokoh Nayla dalam novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu suatu Tinjauan Psikologi Sastra”. Skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas akhir sekaligus sebagai syarat kelulusan. Skripsi ini tidak akan pernah terwujud tanpa bimbingan dan semangat dari semua pihak. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu terciptanya skripsi ini, antara lain kepada : 1.

  Tuhan Yang Maha Esa. Atas Rahmat dan Ridho-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

  2. Papi Siswadi dan Mami Natalia. Saya bangga mempunyai orang tua seperti mereka. Terima kasih atas semangat, doa, dan kasih sayangnya.

  3. Bapak Drs. Yoseph Yapi Taum, M.Hum, selaku Dosen pembimbing I skripsi yang telah membimbing saya selama penulisan skripsi ini.

  4. Bapak Drs. B. Rahmanto, M.Hum, selaku Dosen pembimbing II skripsi yang telah membimbing saya selama penulisan skripsi ini.

  5. Bapak Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing Akademik.

  6. Dosen Prodi Sastra Indonesia, Bapak Drs. Hery Antono, M.Hum, Bapak Drs.

  Ari Subagyo, M.Hum, Bapak FX Santoso, M.S, Ibu Susilowati Endah Peni

  Adji, M.Hum, Ibu Tjandrasih Adji, M.Hum. Serta seluruh Staff dan Karyawan Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma.

  7. Kakakku Novianti Sistalia dan Adikku Roy Yuliardana yang telah memberikan semangat, serta saudara-saudaraku.

  8. Kadek Diyeni Rosita. Kasihmu akan selalu mengiringi tiap jengkal kehidupanku dan selalu mengalun dalam setiap tarikan nafasku. My failed

  child , Abi, daddy love u son, sorry for my mistake, I’m very love u.

  9. Rommy, Wiwit, Ika, dan Dina untuk waktu dan persahabatan kita.

  10. Seluruh teman-teman Prodi Sastra Indonesia Angkatan 2002 dan teman-teman UKM Basket, kebersamaan kita selama di Universitas Sanata Dharma tercinta.

  11. Sahabat-sahabatku tercinta, Tiffa, Arief, Randhi, Botol, Adi, Vembry, Probo, Galih boker, Murdiat, Viky, Ernita, Nita, Vina, “gagean lulus, gelis rampung,

  aja suwe-suwe gole kuliah....” 12.

  Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih.

  Saya telah berusaha sebaik mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun saya menyadari masih ada kekurangan dalam skripsi saya ini. Saya mengharapkan saran dan kritik untuk menunjang kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan kepada ilmu pengetahuan khususnya di bidang Sastra Indonesia dan memperkaya kajia n kesastraan Indonesia. Terima Kasih.

  Yogyakarta, Penulis

  DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ....................................................... iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vi ABSTRAK ...................................................................................................... vii

  

ABSTRACT ................................................................................................... viii

  KATA PENGANTAR .................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

  1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 3

  1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 3

  1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 3

  1.5 Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori .............................................. 4

  1.5.1 Tinjauan Pustaka ................................................................... 4

  1.5.2 Landasan Teori ...................................................................... 5

  1.6 Metodologi Penelitian ....................................................................... 16

  1.6.1 Pendekatan ............................................................................ 16

  1.6.2 Metode Penelitian ................................................................. 18

  1.6.3 Teknik Pengumpulan Data .................................................... 18

  1.6.4 Sumber Data .......................................................................... 18

  1.7 Sistematika Penyajian ........................................................................ 19

  

BAB II ANALISIS STRUKTUR CERITA DALAM NOVEL NAYLA

KARYA DJENAR MAESA AYU

  2.1 Sinopsis novel Nayla ......................................................................... 20

  2.2 Tokoh dan Penokohan dalam novel Nayla ........................................ 23

  2.3 Latar dalam novel Nayla .................................................................... 28

  2.3.1 Latar Tempat ......................................................................... 29

  2.3.2 Latar Waktu ........................................................................... 32

  2.3.3 Latar Sosial ............................................................................ 37

  2.4 Rangkuman ........................................................................................ 41

  BAB III ANALISIS PENYEBAB DAN TIPE KENAKALAN TOKOH NAYLA

  3.1 Penyebab Kenakalan .......................................................................... 43

  3.1.1 Teori Kebutuhan Dasar Manusia Abraham Maslow .............. 43

  3.1.2 Teori Psikogenis ..................................................................... 52

  3.2 Tipologi Kenakalan ........................................................................... 59

  BAB IV PENUTUP

  4.1 Kesimpulan ........................................................................................ 67

  4.2 Saran .................................................................................................. 70

  

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 71

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Beragam topik dapat kita angkat dan kita amati setelah kita membaca sebuah novel. Salah satu topik yang dapat kita angkat dan kita teliti dalam sebuah novel ialah mengenai masalah kenakalan tokoh dalam novel tersebut. Kenakalan umumnya banyak dilakukan oleh para remaja, usia mereka merupakan masa- masa peralihan. Adanya tahap kehidupan yang bersifat peralihan ini menyebabkan penyimpangan perilaku para remaja. Kenakalan merupakan produk konstitusi mental serta emosi yang sangat labil dan defektif, sebagai akibat dari proses pengkondisian lingkungan yang buruk terhadap pribadi anak, yang dilakukan oleh anak muda usia tanggung dan puber (Kartono, 2005:21). Persoalan kenakalan remaja pun saat ini telah menjadi persoalan yang umum dalam kehidupan. Banyak film- film di televisi dan cerita-cerita dalam novel yang mengangkat ataupun mengandung persoalan kenakalan remaja. Untuk skripsi ini, penulis akan mengkaji kenakalan seorang remaja bernama Nayla dalam novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu.

  Dengan mengangkat persoalan kenakalan remaja, penulis ingin mengungkapkan unsur-unsur kenakalan tokoh Nayla dalam novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu, yang mencakup penyebab dan tipe kenakalan itu sendiri. Novel ini menceritakan seorang remaja bernama Nayla yang mengalami kekalutan dalam hidupnya. Orang tuanya bercerai saat ia masih kecil. Ia tinggal bersama ibunya, namun ibunya mendidik Nayla dengan cara sangat keras dan salah. Nayla sering kali mendapat hukuman ditusuk peniti selangkangannya bahkan vaginanya. Nayla juga kurang mendapatkan kasih sayang dari ibunya karena ibunya tiap hari hanya sibuk dengan pacar-pacarnya sambil memuaskan hasrat seksnya dengan mereka. Nayla bingung dengan kehidupannya, sampai suatu saat dia memutuskan untuk mencari kehidupannya sendiri sampai akhirnya terjerumus dalam kehidupan remaja yang negatif yang biasa disebut kenakalan remaja. Hidupnya banyak berkutat dengan mabuk, seks bebas, dan menjadi seorang lesbian. Hidupnya kacau dan semrawut.

  Sebagai sebuah kajian karya sastra, penulis merasa perlu terlebih dahulu mengkaji novel tersebut dari segi strukturnya. Kajian struktural merupakan sebuah langkah awal untuk mengenal karakteristik kenakalan tokoh Nayla dalam konteks keutuhan karya sastra.

  Alasan yang mendasari dipilihnya topik kenakalan tokoh Nayla dalam novel Nayla karena kenakalan yang ditunjukkan tokoh Nayla dalam novel tersebut cukup menonjol. Pengarang novel tersebut menggambarkan kebejatan tokoh Nayla dengan sangat detail dan dengan imaji yang sangat nyata. Hal ini membuat penulis semakin tertarik untuk meneliti kenakalan tokoh Nayla. Penulis akan berusaha menelusuri sebab-sebab dan tipe kenakalan tokoh Nayla yang tergambar dalam novel itu. Saat ini kenakalan remaja telah menjadi suatu topik yang marak namun terkadang kabur karena kurang dibicarakan secara terbuka dan intensif. Untuk itu penulis akan mengupasnya dalam kajian mengenai kenakalan dalam novel Nayla ini. Studi ini dapat menjadi salah satu alternatif wacana tentang kenakalan remaja saat ini.

  1.2 Rumusan Masalah

  Sesuai dengan uraian dalam latar belakang di atas, masalah-masalah yang akan dijawab dalam skripsi ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

  1.2.1 Bagaimana struktur penceritaan novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu ?

  1.2.2 Apa sajakah penyebab dan tipe kenakalan tokoh Nayla dalam novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu ?

  1.3 Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1.3.1 Mendeskripsikan struktur penceritaan dalam novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu.

  1.3.2 Mendeskripsikan penyebab dan tipe kenakalan tokoh Nayla dalam novel karya Djenar Maesa Ayu.

  Nayla

  1.4 Manfaat Pe nelitian

  Penelitian ini membawa manfaat sebagai berikut : 1.4.1 Manfaat Praktis.

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang kenakalan suatu tokoh dalam novel melalui kajian psikologi sastra..

  1.4.2 Manfaat Teoritis.

  Hasil penelitian sastra ini dapat memberikan sumbangan kepada ilmu- ilmu Psikologi dan Sastra tentang kenakalan remaja yang diterapkan dalam sebuah karya sastra yang berbentuk novel.

1.5 Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori

1.5.1 Tinjauan Pustaka

  Menurut pengamatan penulis, sejauh ini belum banyak studi di bidang sastra yang secara khusus meneliti tentang kenakalan tokoh Nayla dalam novel karya Djenar Maesa Ayu. Hal tersebut disebabkan karena karya sastra ini

  Nayla

  masih tergolong baru. Cetakan pertama novel ini diterbitkan oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama, pada tahun 2005. Namun telah ada karya sastra yang mengupas novel Nayla ini, yaitu sebuah buku berjudul Sastra, Perempuan, Seks yang ditulis oleh Katrin Bandel. Hanya saja buku tersebut tidak mengulas segi kenakalan tokoh Nayla. Buku tersebut hanya mengulas tulisan pengarang perempuan dalam hubungannya dengan topik seks, termasuk di dalamnya diulas mengenai Djenar Maesa Ayu beserta beberapa novelnya, Nayla merupakan salah satu novelnya yang ikut diulas dalam buku tersebut. Djenar menggambarkan kehidupan tokoh Nayla yang terus mengalami pukulan dalam kehidupannya yang membuat Nayla menjadi seorang remaja yang nakal. Setiap kehidupan dan kenakalan Nayla digambarkan Djenar dengan detail. Semua imajinya yang dahsyat tentang mabuk, cinta, penderitaan, dan seks membuat para pembaca terhanyut dan seakan menikmati setiap kejadian dalam novel tersebut.

  Perlu diketahui sedikit mengenai Djenar Maesa Ayu. Djenar lahir di Jakarta tanggal 14 Januari 1973. Buku pertamanya yang berjudul Mereka Bilang,

  

Saya Monyet! yang masuk dalam 10 besar buku terbaik Khatulistiwa Literary

  Award 2003. Buku keduanya, Jangan Main-main (dengan Kelaminmu) juga meraih penghargaan 5 besar Khatulistiwa Literary Award 2004. Nayla adalah novel pertama Djenar Maesa Ayu.

1.5.2 Landasan Teori

  Untuk melakukan kajian secara mendalam, penulis akan menggunakan dua landasan teori yakni analisis struktural dan psikologi sastra. Analisis struktural digunakan untuk menganalisis tokoh dan penokohan serta latar. Sinopsis akan diuraikan terlebih dahulu sebelum menganalisis tokoh dan penokohan serta latar.

  Psikologi sastra digunakan untuk menganalisis kenakalan tokoh Nayla.

1.5.2.1 Struktur Penceritaan

  Penelitian ini menggunakan teori struktural untuk menganalisis struktur novel Nayla yang meliputi tokoh dan penokohan serta latar. Memahami sebuah karya sastra dapat dilakukan dengan memaparkan struktur novel. Fungsi dan keterkaitan antar berbagai unsur karya sastra yang secara bersama menghadirkan keseluruhan karya sastra (Nurgiyantoro, 2002 : 37). Dalam penelitian ini penulis membatasi diri pada analisis unsur tokoh dan penokohan serta latar. Hal ini berkaitan dengan fokus utama penelitian ini, yang mengkaji masalah kenakalan remaja. Seorang anak (tokoh) yang mengalami kenakalan banyak disebabkan oleh situasi dan lingkungan hidup (latar). Namun sebelumnya penulis akan terlebih dahulu menguraikan sinopsis novel Nayla.

  1.5.2.1.1 Sinopsis

  Sinopsis merupakan salah satu bentuk narasi. Narasi ialah teks yang tidak bersifat dialog dan isinya merupakan suatu kisah, sebuah deretan peristiwa (Luxemburg, 1989: 84). Jenis narasi bermacam- macam, seperti cerpen, roman, dongeng, catatan harian, biografi, anekdot, lelucon, resensi. Sinopsis juga merupakan salah satu bentuk narasi. Sinopsis merupakan teks yang berisi deretan peristiwa dalam suatu novel yang dilukiskan secara ringkas. Secara tidak langsung, sinopsis merupakan penggambaran cerita dalam novel yang dimaksud secara singkat. Pemahaman terhadap arti teks dapat dilakukan dengan membuat sinopsis cerita. Dalam tahap ini umumnya arti teks dapat ditangkap oleh sebagian besar pembaca (Luxemburg dalam Taum, 2002: 04). Setiap sinopsis perlu terfokus pada peristiwa-peristiwa dan konflik-konflik pokok yang menyangkut tokoh utama cerita. Jika demikian, maka perhatian tidak diarahkan pada detail- detail cerita dan tokoh-tokoh tambahan (Taum, 2002: 04). Dalam studi ini, sinopsis perlu diberikan karena penulis tidak melakukan analisis terhadap alur cerita.

  1.5.2.1.2 Tokoh dan Penokohan

  Tokoh merupakan bagian terpenting dalam sebuah karya sastra. Dalam novel ini akan dianalisis unsur tokoh karena dengan menganalisis unsur tokoh tersebut akan ditemukan unsur-unsur kenakalan tokoh Nayla dalam novel Nayla.

  Tokoh adalah individu rekaan yang me ngalami peristiwa atau berkelakuan dalam peristiwa dalam cerita (Sudjiman, 1988:16). Walaupun tokoh cerita hanya rekaan pengarang, ia haruslah merupakan tokoh yang hidup secara wajar, sewajar kehidupan manusia yang terdiri dari darah dan daging, yang mempunyai pikiran dan perasaan (Nurgiyantoro, 2002: 167). Tokoh digambarkan selayaknya manusia yang sebenarnya dalam kehidupan nyata. Dapat melihat, mendengar dan merasakan apa yang sedang terjadi. Istilah “tokoh” menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, misal sebagai jawaban atas pertanyaan “siapakah tokoh utama itu?” atau ada beberapa orang jumlah pelaku dalam sebuah karya sastra itu?”, dan sebagainya (Nurgiyantoro, 2002: 165).

  Penokohan adalah penggambaran secara jelas mengenai seseorang yang ditampilkan di dalam sebuah cerita (pelaku cerita). Istilah ini menyangkut beberapa masalah yaitu tentang siapa tokohnya, bagaimana perwatakan, dan pelukisan tokoh itu (Nurgiyantoro, 2002: 165).

  Secara garis besar teknik pelukisan tokoh dalam suatu karya sastra dapat dibedakan ke dalam dua teknik, yaitu teknik penjelasan (ekspository) yaitu teknik pelukisan tokoh yang dilakukan dengan cara memberikan diskripsi, uraian, atau penjelasan secara langsung dan teknik dramatik (dramatic) yaitu kebalikan dari teknik ekspository, disampaikan secara tidak langsung. Wujud penggambarannya dapat dilakukan dengan beberapa teknik cakapan, teknik tingkah laku, teknik pikiran dan perasaan, teknik arus kesadaran, teknik reaksi tokoh, teknik reaksi tokoh lain, teknik pelukisan latar dan teknik pelukisan fisik (Nurgiyantoro, 2002: 194). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik dramatik untuk melukiskan tokoh-tokoh dalam novel yang akan diteliti.

  Dalam penelitian ini, penulis hanya akan memfokuskan pada tokoh utama saja. Yang dimaksud dengan tokoh utama adalah tokoh yang penting dan ditampilkan terus menerus sehingga terasa mendominasi sebagian besar cerita. Sebaliknya tokoh yang kurang penting, jarang ditampilkan dan hanya mengisi sebagian kecil cerita (Taum, 2002: 5)

1.5.2.1.3 Latar

  Latar atau setting menunjuk pada pengertian tempat hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peris tiwa-peristiwa yang diceritakan (Abrahms via Nurgiyantoro, 2002: 216). Menurut Nurgiyantoro, latar memberi pijakan cerita secara konkret. Hal ini penting untuk memberi kesan realitas kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu seolah-olah ada dan terjadi.

  Latar dibedakan menjadi tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu dan latar sosial. Latar tempat menyarankan pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam karya fiksi. Latar sosial menyaran pada hal- hal yang berhubungan dengan perilaku sosial masyarakat disuatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi (Nurgiyantoro, 2002: 227).

  Berdasarkan bentuknya latar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu latar fisik dan latar spiritual atau sosial. Latar fisik adalah tempat didalam wujud fisiknya, yaitu bangunan, daerah dan sebagainya. Latar sosial adalah hal- hal yang mencakup penggambaran keadaan masyarakat dan kelompok sosialnya, sikap, adat istiadat, cara hidup, bahasa dan hal- hal yang melatarinya (Sudjiman, 1988: 44).

  Sebagaimana dikemukakan di atas, penulis berpendapat bahwa latar adalah segala sesuatu yang mendukung sebuah cerita sehingga dapat terjalin kisah yang tersusun sempurna disesuaikan dengan unsur-unsur pokok latar.

  1.5.2.2 Psikologi Sastra

  Hartoko dan Rahmanto (1986) mendefinisikan psikologi sastra sebagai cabang ilmu sastra yang mengkaji sastra dari sudut pandang psikologi. Hal ini berarti bahwa ilmu- ilmu psikologi yang mempengaruhi karya sastra diterapkan melalui karakter-karakter tokohnya yang memiliki sifat, tingkah laku dan perilaku dalam cerita. Sastra dan psikologi merupakan dua wajah satu hati dan sama-sama menyentuh manusia dalam persoalan yang diungkapkan (Sukada, 1987: 102).

  1.5.2.3 Penyebab dan Tipe Kenakalan Remaja

  Masa remaja adalah suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan dan tidak mantap. Adanya tahap kehidupan yang bersifat peralihan ini menyebabkan penyimpangan perilaku para remaja. Salah satu upaya untuk mendefinisikan penyimpangan perilaku remaja dalam arti kenakalan anak dilakukan oleh M. Gold dan J. Petronio (dalam Sarwono, 1989: 196) sebagai berikut:

  Kenakalan anak adalah tindakan oleh seseorang yang belum dewasa yang sengaja melanggar hukum dan diketahui oleh anak itu sendiri bahwa jika perbuatannya itu sempat diketahui oleh petugas hukum ia bisa dikenai hukuman.

  Selanjutnya Willis (1981:59) mengatakan kenakalan remaja sebagai kelainan tingkah laku, perbuatan atau tindakan remaja yang bersifat asosial bahkan antisosial yang melanggar norma- norma sosial, agama serta ketentuan hukum yang berlaku dalam masyarakat.

  Menurut Gunarsa (1984: 30) untuk dapat membedakan kenakalan remaja dari aktivitas yang menunjukkan ciri khas remaja perlu diketahui beberapa ciri- ciri pokok dari kenakalan remaja, ciri-ciri itu meliputi: 1)

  Dalam pengertian kenakalan, harus terlihat adanya perbuatan atau tingkah laku yang bersifat pelanggaran hukum yang berlaku dan pelanggaran nilai- nilai moral. 2)

  Kenakalan tersebut mempunyai tujuan yang asosial yakni dengan perbuatan atau tingkah laku tersebut ia bertentangan dengan nilai atau norma sosial yang ada di lingkungan hidupnya. 3)

  Kenakalan remaja merupakan kenakalan yang dilakukan oleh mereka yang berumur antara 13 – 17 tahun atau belum menikah.

  4) Kenakalan remaja dapat dilakukan oleh seorang remaja saja, atau dapat juga dilakukan bersama-sama dalam suatu kelompok remaja.

  Menurut Kartono (2005: 21), wujud perilaku kenakalan antara lain : 1) Kebut-kebutan di jalanan yang mengganggu keamanan lalu lintas. 2)

  Perilaku ugal-ugalan, brandalan, urakan yang mengacaukan ketentraman sekitar.

  3) Perkelahian antargang, antarkelompok, atau antarsekolah. 4)

  Membolos sekolah lalu bergelandang sepanjang jalan atau bersembunyi di tempat-tempat terpencil.

  5) Kriminalitas anak yang berupa perbuatan, mengancam, memeras, maling, merampok, menyerang, tindak kekerasan, dan pelanggaran lainnya.

  6) Berpesta-pora, sambil mabuk-mabukan, melakukan hubungan seks bebas.

  7) Kecanduan dan ketagihan bahan narkotika. 8) Homoseksualitas dan gangguan seksual lain.

  Kenakalan remaja dapat ditinjau penyebabnya melalui beberapa teori. Dalam hal ini, penulis akan mengkajinya menurut Teori Kebutuhan Dasar Manusia Abraham Maslow dan Teori Psikogenis.

1.5.2.3.1 Teori Kebutuhan Dasar Manusia Abraham Maslow

  Konsep fundamental Maslow adalah manusia dimotivasikan oleh sejumlah kebutuhan dasar yang bersifat sama untuk seluruh spesies, tidak berubah dan berasal dari sumber genetis atau naluriah. Kebutuhan-kebutuhan ini juga bersifat psikologis, bukan hanya fisiologis. Kebutuhan-kebutuhan itu inti dari kodrat manusia, hanya saja mereka itu lemah, mudah diselewengkan dan dikuasai oleh proses belajar, kebiasaan atau tradisi yang keliru (Goble 1987:70).

  Menurut Maslow, kebutuhan dasar manusia tersusun dalam lima tingkatan, yaitu: 1)

  Kebutuhan-kebutuhan Fisiologis. Merupakan kebutuhan manusia yang paling dasar yaitu kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhannya akan makanan, minuman, tempat berteduh, seks, tidur, dan oksigen (Goble,1987:71).

  2) Kebutuhan akan Rasa Aman. Setiap anak memerlukan lingkungan yang dirasa aman baginya, yang teratur dan tertib. Ia tahu bahwa selalu ada orang tua khususnya ibu yang dapat melindunginya kalau muncul kesulitan atau ancaman bahaya. Sikap orang tuanya konsisten sehingga ia mempunyai pegangan perbuatan apa yang dipuji mereka dan yang bagaimana yang tidak berkenan di hati mereka. Kebijaksanaan orang tua merupakan kunci penting dalam hal ini (Maslow dalam Heerdjan, 1987:14). Ketenangan suasana keluarga adalah syarat supaya anak merasa aman. Kehilangan rasa aman, terutama pada masa kanak-kanak akan membawa pengaruh sepanjang umur.

3) Kebutuhan akan Rasa Memiliki-Dimiliki dan akan Rasa Kasih Sayang.

  Menurut Maslow, orang akan mendambakan hubungan penuh kasih sayang dengan orang lain pada umumnya, khususnya kebutuhan akan rasa memiliki tempat ditengah kelompoknya, dan ia akan berusaha keras mencapai tujuan yang satu ini (Goble, 1987:74). Cinta menurut Maslow, tidak boleh dikacaukan dengan seks, yang dapat dipandang sebagai kebutuhan fisiologis semata- mata. Biasanya tingkah laku seksual ditentukan oleh banyak kebutuhan, bukan hanya kebutuhan seksual melainkan juga oleh aneka kebutuhan lain, terutama kebutuhan akan cinta dan kebutuhan akan kasih sayang (Goble, 1987:74). 4)

  Kebutuhan akan Penghargaan. Maslow menemukan bahwa setiap orang memiliki dua kategori kebutuhan akan penghargaan, yakni harga diri dan penghargaan dari orang lain. Harga diri meliputi kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan, dan kebebasan. Sedangkan penghargaan dari orang lain meliputi prestise, pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan, nama baik serta penghargaan (Goble, 1987:76). 5)

  Kebutuhan akan Aktualisasi Diri. Setiap orang harus berkembang sepenuh kemampuannya. Pemaparan tentang kebutuhan psikologis untuk menumbuhkan, mengembangkan, dan menggunakan kemampuan oleh Maslow disebut aktualisasi diri. Maslow juga melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya. Maslow menemukan bahwa kebutuhan aktualisasi diri biasanya muncul sesudah kebutuhan akan cinta dan akan penghargaan terpuaskan secara memadai (Goble, 1987:77).

  Jika beberapa kebutuhan tersebut tidak dapat terpenuhi, maka dapat mengakibatkan penyimpangan perilaku, salah satunya berbentuk kenakalan.

1.5.2.3.2 Teori Psikogenis

  Argumen sentral teori ini ialah bahwa kenakalan merupakan bentuk penyelesaian atau kompensasi dari masalah psikologis dan konflik batin (Lobroso via Kartono, 2005: 26). Kurang lebih 90% dari jumlah anak-anak nakal berasal dari keluarga berantakan (broken home). Ringkasnya, kenakalan anak-anak merupakan reaksi terhadap masalah psikis anak remaja itu sendiri (Kartono, 2005:26).

  Anak-anak nakal melakukan kenakalan didorong oleh konflik batin sendiri. Mereka mempraktekan konflik dalam dirinya untuk mengurangi beban tekanan jiwa sendiri lewat tingkah laku yang amoral dan asusila. Menurut teori ini, penyebab kenakalan berkaitan dengan: 1) Jiwa yang galau semrawut 2) Konflik batin 3) Temperamen yang tidak terkontrol

  Jika ketiga aspek itu dialami secara bersamaan oleh remaja, maka dapat menyebabkan kenakalan (Lobroso via Kartono, 2005: 27). Setelah kita melihat penyebab kenakalan remaja itu, maka alangkah baiknya jika kita menetapkan tipe kenakalan remaja tersebut.

1.5.2.3.3 Tipologi Kenakalan

  Tipe delinkuensi dapat diteliti menurut struktur kepribadian. Reiss membagi delinkuensi menjadi empat tipe (Kartono, 2005: 49).

  1.5.2.3.3.1 Delinkuensi Terisolir

  Tingkah laku penderita delinkuensi terisolir didorong oleh faktor: 1) Kegiatan kenakalan dilakukan bersama-sama dalam bentuk kelompok. 2)

  Sejak kecil mereka melihat adanya kelompok-kelompok kriminal, dan pada akhirnya mereka menjadi anggota salah satu kelompok tersebut.

  3) Merasa frustasi dalam lingkungan keluarga, ada perasaan dilupakan dan ditolak oleh orang tua.

  4) Mereka dibesarkan dalam keluarga yang kurang mengajarkan kedisiplinan. 1.5.2.3.3.2

  Delinkuensi Neurotik Delinkuensi Neurotik merupakan salah satu tipe kenakalan remaja yang cukup serius. Anak-anak delinkuen tipe ini menderita gangguan kejiwaan yang cukup serius, antara lain berupa: kecemasan, merasa selalu tidak aman, merasa terancam, tersudut dan terpojok, dan lain- lain (Reiss via Kartono, 2005:52). Ciri tingkah laku mereka itu antara lain ialah: 1)

  Tingkah laku delinkuennya bersumber pada sebab-sebab psikologis yang sangat dalam.

  2) Kenakalan mereka merupakan ekspresi dari konflik batin yang belum terselesaikan.

  3) Anak delinkuen neurotik ini banyak yang berasal dari kelas menengah yang cukup baik kondisi sosial ekonominya. Namun pada umumnya keluarga mereka mengalami banyak ketegangan emosional yang parah sampai menyebabkan keretakan keluarga.

  4) Motivasi kenakalan mereka berbeda-beda. 1.5.2.3.3.3

  Delinkuensi Psikopatik Penderita delinkuensi ini sangat sedikit jumlahnya. Penderita delinkuensi ini biasanya menjadi seorang psikopat.

  Ciri-ciri penderita delinkuensi psikopatik ialah: 1)

  Berasal dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang ekstrim, brutal, dan selalu menyia- nyiakan anaknya.

  2) Mereka tidak mampu menyadari arti bersalah, berdosa, atau melakukan pelanggaran.

  3) Mereka pada umumnya sangat agresif dan impulsif. Biasanya mereka residivis yang berulangkali keluar masuk penjara.

  4) Mereka kurang mempunyai kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri. 1.5.2.3.3.4

  Delinkuensi Defek Moral Penderita delinkuensi ini bisa disebut sebagai orang yang rusak dan cacat moralnya. Ciri-cirinya sebagai berikut:

  1) Mereka selalu melakukan tindak asosial atau antisocial.

  2) Mereka tidak mampu mengenal dan memahami tingkah lakunya yang jahat, dan selalu ingin melakukan perbuatan kekerasan, penyerangan, dan kejahatan.

3) Mereka tidak memiliki rasa harga diri.

  4) Mereka selalu bersikap bermusuhan terhadap siapapun juga, karena itu mereka selalu melakukan perbuatan kejahatan.

  Anak muda yang menderita kenakalan ini, biasanya menjadi penjahat yang sukar diperbaiki.

1.6 Metodologi Penelitian

1.6.1 Pendekatan

  Studi ini menggunakan 2 pendekatan yaitu :

  a) Pendekatan Struktural Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan struktural untuk menganalisis struktur novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu ya ng meliputi tokoh dan penokohan serta latar. Karya sastra merupakan struktur yang terdiri dari bagian-bagian yang bermakna. Struktur sastra menyarankan pada pengertian hubungan antar unsur (intrinsik) yang bersifat timbal balik, saling menetukan, saling mempengaruhi yang secara bersama-sama membentuk kesatuan yang utuh.

  (Nurgiyantoro, 1995:36). Penulis juga menguraikan sinopsis untuk lebih memperjelas penceritaan novel Nayla.

  Keuntungan dalam pendekatan struktural bagi pembaca, terutama dalam hal memahami karya sastra, pembaca tidak perlu dituntut untuk memahami lebih dahulu tentang latar belakang, sejarah, budaya, psikologi, sosiologi dan lain- lain. Hal yang diperlukan hanyalah kemampuan bahasa, kepekaan sastra dan minat yang intensif, yang dapat dimiliki pembaca golongan manapun. Manfaat dari pendekatan ini terutama dalam hal memajukan minat studi sastra dan menghargai pemahaman karya sastra secara individual sebagai ciptaan artistik (seni) (Teeuw, 1983 : 139).

  b) Pendekatan Psikologi Sastra Sastra dan psikologi merupakan dua wajah satu hati dan sama-sama menyentuh manusia dalam persoalan yang diungkapkan (Sukada, 1987: 102).

  Menurut Hartoko dan Rahmanto (1986) mendefinisikan psikologi sastra sebagai cabang ilmu sastra yang mengkaji sastra dari sudut pandang psikologi. Hal ini berarti bahwa ilmu- ilmu psikologi yang mempengaruhi karya sastra diterapkan melalui karakter-karakter tokoh-tokohnya yang memiliki sifat, tingkah laku dan perilaku dalam cerita. Kondisi kejiwaan seseorang dalam sebuah novel tergambar melalui tingkah laku dan perwatakannya. Faktor- faktor kejiwaan tersebut dapat ditelusuri melalui ilmu Psikologi.

  Dalam studi sastra terdapat empat aspek yang berkenaan dengan psikologi sastra. Pertama, studi mengenai aspek psikologis penulis sebagai pencipta karya sastra. Kedua, studi mengenai aspek psikologi tokoh-tokoh dalam karya sastra. Ketiga, stud i mengenai efek karya sastra terhadap psikologi pembaca. Keempat, studi mengenai tipe-tipe dalam hukum- hukum karya sastra ( Wellek dan Warren, 1989: 101-108). Dalam penelitian ini penulis menggunakan aspek psikologi tokoh-tokoh dalam karya sastra.

  1.6.2 Metode Penelitian

  Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua jenis metode, yakni metode diskriptif dan metode analisis isi. Metode diskriptif adalah metode yang melukiskan sesuatu yang digunakan untuk memaparkan secara keseluruhan hasil analisis yang dilakukan (Keraf, 1981). Langkah- langkah yang ditempuh penulis dalam melakukan penelitian ini adalah pertama penulis membaca novel yang akan dianalisis, kedua mencari rumusan masalah yang akan diteliti, ketiga mengumpulkan data-data dengan cara teknik catat atau mencatat hal- hal yang mendukung rumusan masalah.

  Metode analisis isi dalam karya sastra adalah cara mengungkap pesan- pesan yang sesuai dengan hakikat sastra itu sendiri (Kutha Ratna, 2004: 48).

  Metode analisis isi digunakan untuk mengungkap gambaran mengenai kenakalan yang digambarkan dalam novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu.

  1.6.3 Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik studi pustaka. Penulis melakukan teknik studi pustaka dengan cara membaca buku-buku referensi yang mendukung penelitian. Selain teknik studi pustaka, penulis juga melakukan teknik catat yaitu dengan mencatat hal- hal yang berhubungan dengan penelitian.

  1.6.4 Sumber Data

  Judul Buku : Nayla Pengarang : Djenar Maesa Ayu Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

  Tahun terbit : 2005 Halaman : 180 Halaman

1.7 Sistematika Penyajian

  Sistematika dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut. Penelitian ini dibagi menjadi 4 bab. Bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metodologi penelitian dan sistematika penyajian. Bab II berisi analisis struktur novel meliputi sinopsis, tokoh dan penokohan, dan latar. Bab III berisi analisis kenakalan tokoh Nayla yang meliputi penyebab dan tipe kenakalan. Bab IV berup a penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

BAB II ANALISIS STRUKTUR CERITA DALAM NOVEL NAYLA KARYA DJENAR MAESA AYU Sesuai dengan uraian dalam landasan teori di muka, analisis struktur

  penceritaan novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu akan difokuskan pada tokoh dan penokohan, serta latar. Gagasan- gagasan dari pengarang digambarkan melalui unsur-unsur struktural dalam novel tersebut. Sebelum mengkaji unsur-unsur tersebut, terlebih dahulu akan dikemukakan sinopsis novel Nayla. Sinopsis ini penting untuk para pembaca dalam memahami arti teks. Dengan membuat sinopsis cerita, maka arti teks dapat lebih jelas dan mudah ditangkap oleh sebagian besar pembaca.

2.1 Sinopsis novel Nayla

  Novel ini menceritakan kisah seorang perempuan bernama Nayla yang mengalami banyak problema dalam kehidupannya. Sedari kecil, Nayla hanya tinggal berdua dengan ibunya. Ayahnya telah meninggalkan mereka sejak Nayla masih dalam kandungan. Ibunya yang merawat dan membesarkan Nayla sedari kecil hingga dia beranjak besar. Namun ada sesuatu hal yang membuat Nayla seakan membenci ibunya. Ibunya terlalu keras dalam mendidik Nayla, bahkan ibunya tidak segan-segan menghukum Nayla dengan siksaan yang kurang berperikemanusiaan yang tidak pantas diterima oleh anak manapun, apalagi seorang perempuan kecil seperti Nayla.

  Beberapa siksaan masih terus terbayang dalam benak Nayla. Dia selalu teringat pada siksaan peniti. Nayla selalu ditusuki vaginanya dengan peniti sewaktu ia ngompol. Terkadang dia juga dijemur di atas seng yang panas terbakar terik matahari tanpa alas kaki karena membiarkan pensil tanpa kembali menutupnya, dan terkadang dia dipaksa mengejan sampai berak lantas diikat dan tahinya direkatkan dengan plester di sekujur tubuh juga mulut karena ketahuan tidak makan sayur. Perilaku yang demikian keji dari ibunya membuat Nayla sakit hati. Penderitaan Nayla bertambah setelah dia diperkosa oleh Om Indra, pacar ibunya sendiri. Siksaan peniti dan perkosaan terhadap dirinya menyisakan suatu trauma yang mendalam. Suatu saat terpikir dalam benak Nayla, ia ingin mencari ayahnya. Namun ibunya mengharuskan Nayla untuk memilih salah satu antara mereka, antara Ayah atau Ibu.

  Pada suatu hari, Nayla pergi mencari ayahnya. Setelah ia bertemu dengan ayahnya, ia memutuskan untuk tinggal bersama ayahnya yang seorang pengarang terkenal dan Ibu tirinya yang seorang perancang busana ternama. Namun kebersamaan Nayla dengan ayahnya tak berlangsung lama, ayahnya meninggal karena sakit jantung yang dideritanya. Setelah ayahnya meninggal, Nayla sempat dimasukkan ke dalam Rumah Perawatan Anak Nakal dan Narkotika. Nayla dituding menggunakan narkotika, padahal Nayla sendiri sebenarnya bukanlah pemakai narkotika. Namun, akhirnya Nayla berhasil meloloskan diri dari rumah perawatan tersebut. Setelah dia berhasil meloloskan diri dari rumah perawatan tersebut, hidup Nayla terlunta- lunta, ibu kandungnya sendiri sudah tak mau menerimanya karena Nayla sebelumnya telah memutuskan menyusul ayahnya.

  Dalam kehidupan yang tidak menentu tersebut, Nayla menjadi seorang yang bebas dan cenderung nakal. Dia tidur di terminal, sering memalak orang di terminal, berantem, dan bahkan merampok taksi, maka dia seringkali keluar masuk Polsek. Semenjak mengalami kehidupan jalanan tersebut, perilaku Nayla menjadi keras dan kasar. Setelah beberapa lama, akhirnya dia mendapat pekerjaan di diskotek sebagai juru lampu. Kehidupan diskotek membuat Nayla semakin mendapat kebebasan, namun kebebasan yang tidak ada aturan. Dalam kebebasannya tersebut, Nayla menjadi seorang pemabuk, dan penganut seks bebas. Mabuk adalah belahan jiwa Nayla, ia pun kerap bercinta dengan laki- laki yang ditemuinya ataupun yang terlebih dulu membuat janji dengannya. Nayla juga menjadi seorang lesbian, pacar perempuannya bernama Juli. Namun, Nayla juga mempunyai pacar laki- laki bernama Ben. Saat cekcok dengan Ben, ia tak segan- segan memukul bahkan menusuk Ben dengan pecahan botol. Sifat dan kelakuan Nayla yang tak karuan membuat hubungannya dengan Juli dan Ben tak bertahan lama. Hubungan mereka akhirnya kandas di tengah jalan. Nayla juga menjadi seorang penulis cerpen. Cerpennya banyak mengandung masalah seks, khususnya seputar alat kelamin. Setelah mencoba menulis beberapa kali akhirnya cerpen Nayla dimuat dan Nayla menjadi seorang penulis terkenal.

  Dalam novel ini diceritakan secara detail tentang kehidupan Nayla yang tidak karuan, tentang bagaimana kelakuan Nyala yang tidak aturan dan kasar, bagaimana dia merampok taksi, dan bagaimana saat dia ditangkap di Polsek, bagaimana Nayla yang mabuk, bagaimana Nayla yang melayani hasrat seks laki- laki, bagaimana Nayla memuaskan para laki- laki, bagaimana hubungan Nayla dengan kekasih lesbiannya.

2.2 Tokoh dan Penokohan dalam novel Nayla

  Banyak sekali tokoh yang ikut mendukung cerita dalam novel Nayla, antara lain Nayla, Ibu kandung Nayla, Juli, Ben, Ayah Nayla, Ibu tiri Nayla yang bernama Ratu, Om Indra, dan masih banyak lagi tokoh yang lainnya. Namun penulis akan memfokuskan pada dua tokoh saja, yaitu tokoh Nayla sebagai tokoh utama, dan tokoh ibu yang sangat mempengaruhi perkembangan tokoh Nayla. Hal ini dikarenakan dua tokoh tersebut memiliki peran yang kuat dalam novel tersebut. Tokoh Nayla sebagai tokoh utama yang akan diteliti dan dikaji aspek- aspek kenakalannya, sedangkan tokoh Ibu adalah tokoh yang sangat mempengaruhi perwatakan dan kehidupan Nayla termasuk kenakalan Nayla.

a) Tokoh Nayla

  Tokoh Nayla memiliki nama lengkap Nayla Kinar. Hal tersebut ditunjukkan dalam kutipan berikut ini : (1) Itu benar-benar namanya! Nayla Kinar! Tidak mungkin kesalahan cetak.