HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP MEREK DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI PADA KONSUMEN Hubungan Antara Persepsi Terhadap Merek Dengan Pengambilan Keputusan Membeli Pada Konsumen.

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP MEREK DENGAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI PADA KONSUMEN
HALAMAN JUDUL
Naskah Publikasi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan Oleh :
Ginanjar Handiansyah
F100110035

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

i

ii


iii

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP MEREK DENGAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI PADA KONSUMEN
Ginanjar Handiansyah
ginanjarhandi@gmail.com
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAKSI
Pengambilan keputusan membeli pada konsumen sangat dipengaruhi oleh
merek yang terkenal dan terpercaya karena kualitas produk yang dipasarkan. Bagi
setiap konsumen yang sering mengosnumsi produk mie instan merek Indomie,
merek tersebut dipersepsi oleh konsumen merupakan merek yang terpercaya dan
telah teruji lintas generasi. Persepsi terhadap merek diharapkan dapat
meningkatkan pengambilan keputusan membeli pada konsumen mie instan merek
Indomie. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui apakah ada hubungan
antara Persepsi terhadap merek dengan pengambilan keputusan pembelian pada
konsumen, 2) mengetahui tingkat Persepsi terhadap merek pada konsumen, 3)
mengetahui tingkat pengambilan keputusan membeli pada konsumen, 4)
mengetahui sumbangan efektif Persepsi terhadap merek terhadap pengambilan

keputusan membeli pada konsumen. Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini ialah
Incidental Sampling, dengan jumlah sebanyak 100 orang. Metode yang digunakan
adalah pendekatan kuantitatif dengan alat ukur skala. Teknik analisis data yang
digunakan ialah korelasi Product Moment dari Pearson.
Berdasarkan hasil analisis data, maka diperoleh koefisien korelasi rxy = 0,788;
dengan sig. 0,000; (p < 0,01). Sehingga hipotesis yang diajukan diterima, dapat
dikatakan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara Persepsi terhadap
merek dengan pengambilan keputusan membeli pada konsumen. Sumbangan
efektif Persepsi terhadap merek dengan pengambilan keputusan membeli sebesar
62,1% dan 37,9% dipengaruhi oleh variabel lainnya. Persepsi terhadap merek
tergolong dalam kategori sedang dengan rerata empirik skala Persepsi terhadap
merek sebesar 74,82. Dan rerata hipotetik untuk skala Persepsi terhadap merek
sebesar 72,5. Kemudian tingkat pengambilan keputusan membeli termasuk
kategori sedang dengan rerata empirik sebesar 82,77. Sedangkan rerata hipotetik
untuk skala pengambilan keputusan membeli sebesar 82,5.

Kata Kunci : Persepsi terhadap merek, Pengambilan Keputusan Membeli


iv

untuk menjadi Brand Ambassador

PENDAHULUAN

hingga mendesain promosi lainnya

Konsumen merupakan tujuan
utama

dari

produsen

dengan

untuk

dikonsumsi


sehari-hari

hadiah

undian

menarik.

memproduksi barang yang berguna
untuk

berbagai

Pengambilan

oleh

keputusan


konsumen. Di Indonesia sebagai negara

menurut

berkembang,

mendidik

Perdani, 2013) adalah suatu pendekatan

menjadi

yang terstruktur secara sistematis pada

konsumen yang cerdas dalam membeli

suatu masalah dengan mengumpulkan

produk yang akan mereka konsumsi.


berbagai fakta dan data, menentukan

telah

masyarakatnya

untuk

alternatif

Berbagai macam produk yang

Siagian

pilihan

(1993,

yang


disitasi

ada,

dan

dibutuhkan oleh konsumen ada yang

mengambil tindakan yang paling tepat

berkualitas tinggi maupun berkualitas

untuk

rendah,

hal

mempengaruhi
ditawarkan.

mereka

masalah.

inilah

yang

akan

Sedangkan menurut Bramantya (1999,

pada

harga

yang

disitasi Pratiwi, 2009) pengambilan


produsen,

keputusan merupakan hal yang penting

untuk

bagi manusia dalam menyelesaikan

Bagi

pihak

berlomba-lomba

memasarkan

menuntaskan

produknya


tugasnya.

agar

Sehingga

mempengaruhi

meningkatkan daya produksi yang akan

aspek rasa tanggung jawab, mengenali

berimbas

diri

pada

keuntungan


yang

sendiri,

mampu

membuat

diperoleh. Mereka menggelontorkan

pertimbangan, dan mengenali situasi

budget yang tidak sedikit untuk iklan,

yang ada.

sponsorship, mengontrak artis terkenal

1

Menurut

Prabastiningrum

ditawarkan

oleh

produsen.

Selain

(2011) salah satu penyebab tingginya

sebagai

kecenderungan pengambilan keputusan

terhadap produk yang telah dibeli,

membeli

sangat

harga acuan juga berfungsi sebagai

jenis

acuan produsen untuk memberikan

merek, kualitas barang, hingga harga

harga yang relevan atas produk yang

yang

dengan

dipasarkan, sehingga dapat bersaing

Beragam

dengan kompetitor. Sehingga merek

pada

berpengaruh

konsumen

pada

bersaing

beragam

sesuai

segmentasi konsumennya.
jenis

merek

suatu

hal

untuk

evaluasi

sangat

dapat dipersepsi sesuai dengan kualitas

konsumen

harga yang ditawarkan oleh konsumen.

dalam mengambil keputusan membeli

Mie instan impor dengan varian rasa

yang tepat, sehingga konsumen akan

yang jarang dijumpai pada varian rasa

melakukan

mie instan yang dijual di Indonesia

mempengaruhi

produk

suatu

kepuasan

pembelian

ulang

pada

merek yang pernah digunakan.

sering

Adanya faktor - faktor yang
tersebut

menjadikan

kali

masyarakat

menjadi
untuk

selingan
menghindari

mayoritas

kebosanan mengonsumsi mie instan

konsumen di Indonesia dalam memilih

lokal. Harga yang lebih mahal dan

suatu produk sangat dipengaruhi oleh

distribusi yang terpusat di kota besar,

harga.

menjadikan masyarakat perkotaan saja

Menurut

Olson

(2014)

Konsumen yang bijak akan membuat

yang mayoritas dapat menikmatinya.

harga acuan internal atau harga yang
dianggap

rasional

oleh

Menurut Kotler dan Amstrong

konsumen

(2009)

terhadap harga suatu produk yang

ada

berbagai

faktor

yang

mempengaruhi pengambilan keputusan

2

membeli yaitu faktor budaya, faktor
sosial,

faktor

yaitu

sejauh mana calon konsumen

psikologis. Faktor psikologis yang

menjadi tertarik pada produk

menjadi

yang ditawarkan pemasar.

mempengaruhi

satu

dan

(Interrest),

faktor

salah

pribadi,

b. Ketertarikan

hal

keputusan

dalam
membeli

c. Keinginan (Desire), yaitu sejauh
mana penawaran yang diciptakan

ialah persepsi terhadap merek.
Setiap calon konsumen dalam

pemasar mampu memunculkan

membeli suatu produk secara otomatis

rasa keinginan atau kebutuhan

membeli suatu merek, Menurut Tantri

konsumen untuk membeli atau

(2012) Merek merupakan janji pemasar

memiliki

untuk menyampaikan sejumlah sifat,

ditawarkan.

produk

yang

d. Keyakinan (Conviction), yaitu

manfaat, dan jasa spesifik kepada

sejauh mana individu yakin akan

konsumen.
Aspek pengambilan keputusan

produk yang ditawarkan adalah

(decision making) menurut Lucas dan

bermutu

Britt (2005, disitasi Prabastiningrum,

kompetitif.

2011) yang dilakukan oleh individu

dengan

harga

yang

e. Keputusan (Action), yaitu sejauh

(decision maker) biasanya didasarkan

mana

atas:

pembelian terhadap produk yang

a. Perhatian

(Attention),

sejauh

individu

ditawarkan

atau

melakukan

melakukan

mana produk mampu menjadi

penawaran terhadap produk yang

pusat perhatian konsumen atau

ditawarkan produsen.

tidak.

3

Menurut Aaker (2004) sebuah

mempengaruhi persepsi merek dibenak

merek dapat memiliki tiga buah nilai,

konsumen, yaitu:

yaitu:

a. Kepribadian

Merek

(Brand

Personality).

Merupakan

nilai yang diperoleh dari atribut

sekumpulan

karakteristik

produk

manusia

f. Nilai

Fungsional.

yang

kegunaan

Merupakan

memberikan

fungsional

dengan

pada

konsumen.
g. Nilai
nilai

sebuah

dihubungkan
merek

yang

meliputi rasa bangga, keramahan,

Emosional.
yang

yang

dan kompetensi.

Merupakan

berkaitan

b. Nilai

dengan

Merek

(Brand

Value).

perasaan, dimana perasaan positif

Merupakan prinsip dasar yang

yang dirasakan oleh konsumen

mengatur perilaku merek yang

saat membeli produk dari suatu

meliputi manfaat, sosial, hedonis,

merek, meka merek tersebut akan

dan kepatutan.

memberikan

nilai

c. Hubungan Merek – Konsumen

emosional

(Brand-Consumer Relationship).

kepada konsumen.

Merupakan

h. Nilai Ekspresi Diri. Merupakan

hubungan

dimana

ekspresi dari pemikiran individu

merek dianggap sesuatu yang

tentang bagaimana suatu merek

aktif, serta berkontribusi dalam

akan membentuk suatu jati diri

hubungan

seseorang.

individu

dua
dan

arah

antara

merek,

yang

meliputi merek, pendidikan, dan

Menurut Viot (2002, disitasi

stimulasi.

Meliala 2009) ada empat aspek yang

4

d. Citra Pengguna (User Image).
Merupakan

terhadap

sekumpulan

karakteristik

manusia

sosial,

stabilitas

ada

pada

yang
METODE PENELITIAN

pengguna dari suatu merek, yang
pemimpin,

yang

benaknya.

dihubungkan dengan ciri khas

meliputi

merek

Subjek yang diambil dalam

orientasi

emosi,

penelitian kali ini adalah mahasiswa

dan

Mahasiswa aktif fakultas Psikologi

dinamis.

UMS,

Merek dengan pengalaman dan

baik

angkatan

putra

tahun

maupun

putri,



2012

2014.

eksistensi yang telah lama hadir dapat

Menggunakan

membentuk persepsi konsumen bahwa

sample Incidental Sampling. Metode

untuk menggunakan atau memakai

pengumpulan

produk

persepsi

tertentu

haruslah

merek

teknik

data

merek

pengambilan

dengan

dan

skala

pengambilan

tersebut. Sehingga muncul asosiasi

keputusan membeli. Teknik analisis

bahwa sebuah nama merek digunakan

data dengan korelasi Product moment.

untuk

menyebut

suatu

produk

meskipun produk tersebut memiliki

HASIL DAN PEMBAHASAN

merek lain. Sehingga untuk mendorong
masyarakat

sebagai

mengambil

keputusan

menggunakan

merek

Hasil

analisis

dari

teknik

konsumen

korelasi product moment oleh Pearson

membeli

melalui bantuan SPSS 15.0 for windows

baru

dengan

diperoleh

nilai

kefisien

korleasi

barang atau produk yang masih satu

(korelasi rxy = 0,788; dengan sig. 0,000;

kategori perlu dirubah dahulu persepsi

(p < 0,01).

5

Dimana nilai ini berarti

terdapat hubungan positif yang sangat

manfaat dan kualitas suatu produk itu

signifikan

sendiri sudah dirasakan oleh sebagian

dengan

antara

persepsi

pengambilan

merek

keputusan

besar konsumen lain.

membeli produk mie instan merek

Begitu

pula

pendapat

dari

Indomie pada konsumen. Hasil tersebut

Anorogo (2003) yang menyatakan

juga sesuai dengan hipotesis yang

bahwa dalam mengambil keputusan

diajukan oleh peneliti, yaitu semakin

untuk

tinggi persepsi merek maka semakin

konsumen dipengaruhi oleh faktor

tinggi pengambilan keputusan membeli

persepsi, motivasi dan proses belajar.

pada konsumen, sebaliknya semakin

Semakin tinggi kualitas produk serta

rendah persepsi merek maka semakin

harga yang mudah dijangkau oleh

rendah

masyarakat,

pengambilan

keputusan

membeli pada konsumen.
Sebagaimana

yang

membeli

maka

suatu

barang,

persepsi

merek

dalam benak konsumen dalam akan
telah

menjadi tinggi.

diungkapkan oleh para ahli seperti

Hasil analisis variabel persepsi

Kotler dan Amstrong (2010) dimana

merek diketahui bahwa mean empirik

terdapat

(ME) sebesar 74,82 dan mean hipotetik

banyak

mempengaruhi

faktor

konsumen

yang
dalam

(MH)

sebesar

72,5

yang

berarti

mengambil keputusan membeli, salah

variabel

persepsi

merek

tergolong

satunya ialah merek. Konsumen akan

sedang.

Dari

rerata

tersebut

cenderung membeli barang dengan

menunjukkan bahwa konsumen yang

merek yang sudah dianggap terkenal

mengonsumsi

dan terpercaya dimasyarakat karena

Indomie sudah memenuhi aspek aspek

6

mie

instan

merek

persepsi merek yang diungkapkan oleh

menunjukkan bahwa konsumen yang

Viot (2012, disitasi Meliala, 2009)

mengambil keputusan untuk membeli

yaitu kepribadian merek, nilai merek,

mie instan merek Indomie Lucas dan

hubungan merek – konsumen, dan citra

Britt (2005, disitasi Prabastiningrum,

pengguna. Kepribadian merek dapat

2011) yaitu perhatian, ketertarikan,

menjadikan

akan

keinginan, keyakinan, dan keputusan.

merek

Dimana perhatian merupakan keadaan

menjadikan

subjek memiliki atensi yang dominan

subjek

mengonsumsi
Indomie.

mie

Nilai

bangga
instan

merek

subjek dapat memanfaatkan produk

terhadap

yang dikonsumsi. Hubungan merek –

ketertarikan, merupakan kondisi subjek

konsumen dimana konsumen mampu

untuk

menjangkau

spesifikasi produk yang dijual oleh

dan

menggunakaan

suatu

mencari

produk.

tahu

mengenai

produk dari berbagai segmentasi pasar.

produsen.

Dan citra pengguna dimana subjek

keadaan subjek menginginkan produk

dapat dijadikan lambang dari merek

yang dijual. Keyakinan adalah keadaan

yang dikonsumsi.

subjek menjadi yakin terhadap barang

Variabel

yang

pengambilan

Keinginan

Lalu

ingin

dibeli.

merupakan

Dan

terakhir

keputusan membeli memilki mean

keputusan yang merupakan keadaan

emitik (ME) sebesar 82,77 dan mean

individu untuk membeli barang yang

hipotetik (MH) sebesar 82,5 yang

diinginkan atau dibutuhkan.

menunjukkan

bahwa

variabel

pengambilan

keputusan

membeli

Sumbangan
variabel

persepsi

efektif
merek

(SE)
terhadap

pengambilan keputusan membeli pada

tergolong sedang. Dari rerata tersebut

7

konsumen sebesar 62,1% ditunjukkan

membeli pada konsumen dan

oleh koefisien determinasi (r2) sebesar

sebaliknya

0,621. Masih terdapat 37,9% faktor lain

persepsi merek, maka semakin

yang

rendah

mempengaruhi

pengambilan

semakin

pula

rendah

pengambilan

keputusan membeli selain persepsi

keputusan

merek, diantaranya motivasi membeli

konsumen. Hal ini ditunjukkan

merek, gaya hidup konsumen yang

dengan nilai koefisien korelasi

fanatik terhadap satu jenis merek, dan

rxy = 0,788; dengan sig. 0,000;

pengalaman

(p < 0,01).

konsumen

terhadap

spesifikasi suatu produk. (Engel,2012).

2) Tingkat
termasuk

pada

persepsi

merek

kategori

sedang.

Mean empirik (ME) untuk skala

KESIMPULAN DAN SARAN

persepsi merek sebesar 74,82.

a) Kesimpulan
1) Ada hubungan positif yang
siginifikan
merek

membeli

antara

dengan

keputusan

Mean Hipotetik (MH) untuk

persepsi

skala persepsi merek sebesar

pengambilan

membeli

72,5.

pada

3) Tingkat pengambilan keputusan

konsumen. Hubungan positif

membeli

dari

sedang. Mean empirik (ME)

penelitian

ini

menggambarkan

bahwa

untuk

termasuk

skala

kategori

pengambilan

semakin tinggi persepsi merek

keputusan

maka

82,77. Mean Hipotetik (MH)

semakin

pengambilan

tinggi

pula

keputusan

untuk

8

membeli

skala

sebesar

pengambilan

keputusan

membeli

sebesar

(Vol.

1).

Jakarta:

Penerbit

Erlangga.

82,5.

Anorogo, P., & Widiyanti, N. (2003).
4) Sumbangan
merek

efektif

dengan

keputusan

persepsi

Psikologi Dalam Perusahaan .

pengambilan

membeli

sebesar

masih

terdapat

Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Engel, J. F., Blackwell, R. D., &
Miniard, P. W. (1994). Perilaku

62,1%

lalu

Konsumen. Jakarta: Binarupa

37,9% faktor lain yang dapat
mempengaruhi

Aksara.
Kotler, P., & Amstrong, G. (2009).

pengambilan

Prinsip-Prinsip
keputusan

membeli

selain

Jakarta: Penerbit Erlangga.

persepsi merek.

Meliala,

Geo

Doddy

Hubungan
terhadap
b) Saran
Dari

penelitian

ini

F.

(2009).

Citra
Harga

Merek

Diri

pada

Skripsi:

Remaja.
hasil

Pemasaran.

Tidak

diterbitkan.
Olson, J. P. (2014). Perilaku Konsumen

diharapkan dapat dijadikan sebagai

& Strategi Pemasaran. Jakarta:
referensi, pertimbangan, dan bahan

Salemba Empat.

masukan kepada peneliti lain yang

Prabastiningrum,

akan melakukan penelitian dengan
tema sejenis, sehingga dapat sebagai

F.

Hubungan

Antara

Konsumen

terhadap

dengan

acuan untuk penyempurnaan.

Ferin

Keputusan

Handphone

Qwerty.

(2011).
Persepsi
Produk
Membeli
Skripsi:

tidak diterbitkan.
Pratiwi,
DAFTAR PUSTAKA

Indah

Setyo.

(2009).

Hubungan Antara Pengambilan
Keputusandengan Prokrastinasi

Amstrong, G., & Kotler, P. (2004).

Akademik

Prinsip - Prinsip Pemasaran

pada

Mahasiswa.

Skripsi: tidak diterbitkan

9

Sopiah, M., & Sangadji, E. (2013).
Perilaku

Konsumen.

Yogyakarta: Penerbit Andi.
Tantri, P. T. (2012). Manajemen
Pemasaran. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

10