Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Deskripsi Pertumbuhan Serta Hasil 10 Genotip dan Dua Varietas Gandum (Triticum aestivum L) Yang Ditanam di Dataran Rendah Tropis T1 512008601 BAB IV

(1)

14 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan 4.1.1. Pengamatan Selintas

Pengamatan selintas merupakan pengamatan yang digunakan untuk mendukung pengamatan utama. Pengamatan selintas yang dilakukan selama penelitian berlangsung, terdiri atas: pengamatan suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, jumlah hari hujan, jenis tanah, dan jumlah tanaman yang hidup (Tabel 4.1.1 dan Lampiran 11).

Pengamatan Suhu Udara, Kelembaban Udara, Curah Hujan, dan Jumlah Hari Hujan

Pada Tabel 4.1.1 disajikan data suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, dan jumlah hari hujan selama penelitian berlangsung. Pada bulan Juni 2012, suhu udara minimumnya adalah 21,6ºC, sedangkan suhu udara maksimumnya adalah 41,0ºC. Kelembaban udara minimumnya adalah 42%. Pada bulan Juni terjadi hujan selama 9 hari dengan curah hujannya sebanyak 110 mm.

Pada bulan Juli 2012, suhu udara minimumnya adalah 21,0ºC dan suhu udara maksimumnya adalah 33,8ºC, sedangkan kelembaban udara minimumnya adalah 39%. Pada bulan Juli terjadi hujan sebanyak 2 hari dan curah hujannya sebesar 2 mm.

Saat penelitian bulan Agustus 2012, suhu udara minimumnya adalah 20,0ºC dan suhu udara maksimumnya adalah 34,0ºC. Kelembaban udara minimumnya adalah 33%, pada bulan Agustus tidak terjadi hujan.

Suhu udara minimal pada bulan September 2012 adalah 21,8ºC dan suhu udara maksimumnya adalah 35,0ºC. Kelembaban udara minimumnya adalah 27%, pada bulan September 2012 terjadi hujan selama 1 hari, dengan curah hujan sebanyak 3 mm.


(2)

15

Tabel 4.1.1. Suhu Udara, Kelembaban Udara, Curah Hujan, dan Jumlah Hari Hujan

Bulan Suhu Udara (ºC) Kelembaban Udara (%) Curah Hujan (mm)

Jumlah Hari Hujan Minimum Maksimum Minimum

Juni 2012 21,6 41,0 42 110 9

Juli 2012 21,0 33,8 39 2 2

Agustus 2012 20,0 34,0 33 0 -

September 2012 21,8 35,0 27 3 1

Sumber: BMKG Wilayah II Semarang Pengamatan Jenis Tanah

Menurut hasil penelitian dari Wismarini dan Ningsih (2010), wilayah Mangkang Semarang memiliki jenis tanah mediteran coklat tua. Jenis tanah mediteran coklat tua menurut Dudal dan Supraptoharjo (1957) merupakan tanah yang berkembang dari bahan induk batu kapur dengan kadar bahan organik rendah, kejenuhan basa sedang sampai tinggi, tekstur berat dengan struktur tanah gumpal, reaksi tanah dari agak masam sampai sedikit alkalis (pH 6,0–7,5).

4.1.2. Pengamatan Utama

Pengamatan utama yang dilakukan selama penelitian adalah stadia pertumbuhan gandum berdasarkan skala Feekes, tipe pertumbuhan awal tanaman gandum, saat pembentukan bunga mencapai 50%, tinggi tanaman, jumlah total anakan per rumpun, jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah spikelet per malai, jumlah biji per malai, berat neto, umur panen, dan warna biji dari 10 genotip dan dua varietas tanaman gandum. Pengolahan data pengamatan utama tidak dilakukan secara statistik, namun hanya mendeskripsikan hasil pengamatan dari masing-masing genotip dan varietasnya.


(3)

16

Deskripsi Stadia Pertumbuhan dan Hasil Genotip 1 (OASIS/SKAUZ//4* BCN)

Deskripsi pertumbuhan, perkembangan, dan hasil genotip 1 tersaji pada tabel 4.1.2.1 dan 4.1.2.2. Pada genotip ini mampu tumbuh sampai panen sebanyak 10,83%. Genotip ini mampu membentuk bunga dari 50% populasi, pada umur 57 hari setelah tanam. Genotip gandum ini mempunyai umur panen 88 hari setelah tanam. Genotip ini juga mampu menghasilkan biji neto seberat 64,05 gram. Tabel 4.1.2.1. Deskripsi Stadia Pertumbuhan Tanaman Gandum Genotip 1

Berdasarkan Pada Skala Feekes

Stadia Deskripsi Umur Tanaman (HST)

1 Saat tanaman gandum mempunyai satu tunas 6

2 Saat anakan mulai terbentuk, anakan belum dapat diamati dengan jelas karena masih berupa bintil calon

anakan 15

3 Saat anakan telah terbentuk, anakan telah mempunyai daun 23

4 Saat tanaman mulai tumbuh tegak 28

5 Saat daun semakin tegak sampai sangat tegak 34

6 Saat buku pertama terlihat 35

7 Saat buku kedua terlihat 37

8 Saat daun bendera mulai dapat terlihat 38

9 Saat lidah daun dari daun bendera terlihat 39

10 Saat bunting 41

10.1 Saat rambut malai terlihat 47

10.5 Saat malai terbentuk penuh 51

10.5.1 Saat bunga mekar 57

10.5.4 Saat bulir masak air 60

11.1 Saat masak susu 67

11.2 Saat masak lunak 71

11.3 Saat masak keras 83

11.4 Saat siap panen 88

HST: Hari Setelah Tanam

Tabel 4.1.2.2. Deskripsi Pertumbuhan dan Hasil Genotip 1

Parameter Hasil Pengamatan

Tipe pertumbuhan awal tanaman gandum Tegak

Saat pembentukan bunga mencapai 50% (HST) 57

Tinggi tanaman (cm) 32.07

Jumlah total anakan per rumpun (anakan)

Jumlah anakan produktif per rumpun (anakan) 3.40 3.27

Panjang malai (cm) 11.33

Jumlah spikelet per malai (butir) 30.90

Jumlah biji per malai (butir) 18.73

Berat neto (gram) 64.05

Umur panen (HST) 88

Warna biji Coklat sawo


(4)

17

Deskripsi Stadia Pertumbuhan dan Hasil Genotip 2 (HP1744)

Deskripsi pertumbuhan, perkembangan, dan komponen hasil genotip 2 tersaji pada Tabel 4.1.2.3 dan 4.1.2.4. Pada genotip ini mampu tumbuh sampai panen sebanyak 6,85%. Genotip ini mampu membentuk bunga dari 50% populasi, pada umur 59 hari setelah tanam. Genotip ini mempunyai umur panen 89 setelah tanam. Genotip ini mampu menghasilkan biji neto seberat 31,60 gram.

Tabel 4.1.2.3. Deskripsi Stadia Pertumbuhan Tanaman Gandum Genotip 2 Berdasarkan Pada Skala Feekes

Stadia Deskripsi Umur Tanaman (HST)

1 Saat tanaman gandum mempunyai satu tunas 7

2 Saat anakan mulai terbentuk, anakan belum dapat diamati dengan jelas karena masih berupa bintil calon anakan 15 3 Saat anakan telah terbentuk, anakan telah mempunyai daun 23

4 Saat tanaman mulai tumbuh tegak 28

5 Saat daun semakin tegak sampai sangat tegak 31

6 Saat buku pertama terlihat 35

7 Saat buku kedua terlihat 37

8 Saat daun bendera mulai dapat terlihat 38

9 Saat lidah daun dari daun bendera terlihat 41

10 Saat bunting 42

10.1 Saat rambut malai terlihat 47

10.5 Saat malai terbentuk penuh 51

10.5.1 Saat bunga mekar 59

10.5.4 Saat bulir masak air 62

11.1 Saat masak susu 67

11.2 Saat masak lunak 69

11.3 Saat masak keras 78

11.4 Saat siap panen 89

HST: Hari Setelah Tanam

Tabel 4.1.2.4. Deskripsi Pertumbuhan dan Hasil Genotip 2

Parameter Hasil Pengamatan

Tipe pertumbuhan awal tanaman gandum Tegak

Saat pembentukan bunga mencapai 50% (HST) 59

Tinggi tanaman (cm) 31,60

Jumlah total anakan per rumpun (anakan)

Jumlah anakan produktif per rumpun (anakan) 2,53

Panjang malai (cm) 2,33

Jumlah spikelet per malai (butir) 11,04

Jumlah biji per malai (butir) 28,87

Berat neto (gram) 15,23

Umur panen (HST) 24,95

Warna biji 89

Tipe pertumbuhan awal tanaman gandum Coklat tua


(5)

18

Deskripsi Pertumbuhan dan Hasil Genotip 3 (LAJ3302/ 2*MO88)

Deskripsi pertumbuhan, perkembangan, dan komponen hasil genotip 3 tersaji pada Tabel 4.1.2.5 dan 4.1.2.6. Pada genotip ini mampu tumbuh sampai panen sebanyak 12,41%. Genotip ini mampu membentuk bunga dari 50% populasi, pada umur 62 hari setelah tanam. Genotip ini mempunyai umur panen 94 hari setelah tanam. Genotip gandum ini mampu menghasilkan biji, dengan berat neto sebesar 85,41 gram.

Tabel 4.1.2.5. Deskripsi Pertumbuhan Tanaman Gandum Genotip 3 Berdasarkan Pada Skala Feekes

Stadia Deskripsi Umur Tanaman (HST)

1 Saat tanaman gandum mempunyai satu tunas 6

2 Saat anakan mulai terbentuk, anakan belum dapat diamati dengan jelas karena masih berupa bintil calon anakan 15 3 Saat anakan telah terbentuk, anakan telah mempunyai daun 21

4 Saat tanaman mulai tumbuh tegak 26

5 Saat daun semakin tegak sampai sangat tegak 32

6 Saat buku pertama terlihat 36

7 Saat buku kedua terlihat 38

8 Saat daun bendera mulai dapat terlihat 39

9 Saat lidah daun dari daun bendera terlihat 41

10 Saat bunting 43

10.1 Saat rambut malai terlihat 50

10.5 Saat malai terbentuk penuh 53

10.5.1 Saat bunga mekar 62

10.5.4 Saat bulir masak air 67

11.1 Saat masak susu 77

11.2 Saat masak lunak 82

11.3 Saat masak keras 90

11.4 Saat siap panen 94

HST: Hari Setelah Tanam

Tabel 4.1.2.6. Deskripsi Pertumbuhan dan Hasil Genotip 3

Parameter Hasil Pengamatan

Tipe pertumbuhan awal tanaman gandum Tegak

Saat pembentukan bunga mencapai 50% (HST) 62

Tinggi tanaman (cm)

Jumlah total anakan per rumpun (anakan) 31,64 3,80

Jumlah anakan produktif per rumpun (anakan) 3,67

Panjang malai (cm) 11,04

Jumlah spikelet per malai (butir) 37,83

Jumlah biji per malai (butir) 25,57

Berat neto (gram) 85,41

Umur panen (HST) 94

Warna biji Coklat tua


(6)

19

Deskripsi Pertumbuhan dan Hasil Genotip 4 (RABE/2*MO88)

Deskripsi pertumbuhan, perkembangan, dan komponen hasil genotip 4 tersaji pada Tabel 4.1.2.7 dan 4.1.2.8. Pada genotip ini mampu tumbuh sampai panen sebanyak 7,41%. Genotip ini mampu membentuk bunga dari 50% populasi, pada umur 59 hari setelah tanam. Genotip ini mempunyai umur panen 90 hari setelah tanam. Genotip ini mampu menghasilkan biji, dengan berat neto sebesar 18,77 gram.

Tabel 4.1.2.7. Deskripsi Pertumbuhan Tanaman Gandum Genotip 4 Berdasarkan Skala Feekes

Stadia Deskripsi Umur Tanaman (HST)

1 Saat tanaman gandum mempunyai satu tunas 6

2 Saat anakan mulai terbentuk, anakan belum dapat diamati dengan jelas karena masih berupa bintil calon

anakan 17

3 Saat anakan telah terbentuk, anakan telah mempunyai daun 22

4 Saat tanaman mulai tumbuh tegak 27

5 Saat daun semakin tegak sampai sangat tegak 33

6 Saat buku pertama terlihat 36

7 Saat buku kedua terlihat 38

8 Saat daun bendera mulai dapat terlihat 39

9 Saat lidah daun dari daun bendera terlihat 41

10 Saat bunting 43

10.1 Saat rambut malai terlihat 49

10.5 Saat malai terbentuk penuh 51

10.5.1 Saat bunga mekar 59

10.5.4 Saat bulir masak air 63

11.1 Saat masak susu 73

11.2 Saat masak lunak 79

11.3 Saat masak keras 86

11.4 Saat siap panen 90

HST: Hari Setelah Tanam

Tabel 4.1.2.8. Deskripsi Pertumbuhan dan Hasil Genotip 4

Parameter Hasil Pengamatan

Tipe pertumbuhan awal tanaman gandum Tegak

Saat pembentukan bunga mencapai 50% (HST) 59

Tinggi tanaman (cm) 25,44

Jumlah total anakan per rumpun (anakan)

Jumlah anakan produktif per rumpun (anakan) 2,00

Panjang malai (cm) 1,97

Jumlah spikelet per malai (butir) 10,86

Jumlah biji per malai (butir) 32,03

Berat neto (gram) 13,40

Umur panen (HST) 18,77

Warna biji 90

Tipe pertumbuhan awal tanaman gandum Coklat tua


(7)

20

Deskripsi Pertumbuhan dan Hasil Genotip 5 (H-21)

Deskripsi pertumbuhan, perkembangan, dan komponen hasil genotip 5 tersaji pada Tabel 4.1.2.9 dan 4.1.2.10. Pada genotip ini mampu tumbuh sampai panen sebanyak 5,00%. Genotip ini mampu membentuk bunga dari 50% populasi, pada umur 57 hari setelah tanam. Genotip ini mempunyai umur panen 88 hari setelah tanam. Genotip ini mampu menghasilkan biji, dengan berat neto sebesar 25,98 gram.

Tabel 4.1.2.9. Deskripsi Pertumbuhan Tanaman Gandum Genotip 5 Berdasarkan Pada Skala Feekes

Stadia Deskripsi Umur Tanaman (HST)

1 Saat tanaman gandum mempunyai satu tunas 5

2 Saat anakan mulai terbentuk, anakan belum dapat diamati dengan jelas karena masih berupa

bintil calon anakan 14

3 Saat anakan telah terbentuk, anakan telah mempunyai daun 22

4 Saat tanaman mulai tumbuh tegak 27

5 Saat daun semakin tegak sampai sangat tegak 33

6 Saat buku pertama terlihat 36

7 Saat buku kedua terlihat 38

8 Saat daun bendera mulai dapat terlihat 40

9 Saat lidah daun dari daun bendera terlihat 41

10 Saat bunting 42

10.1 Saat rambut malai terlihat 49

10.5 Saat malai terbentuk penuh 52

10.5.1 Saat bunga mekar 57

10.5.4 Saat bulir masak air 59

11.1 Saat masak susu 68

11.2 Saat masak lunak 72

11.3 Saat masak keras 82

11.4 Saat siap panen 88

HST: Hari Setelah Tanam

Tabel 4.1.2.10. Deskripsi Petumbuhan dan Hasil Genotip 5

Parameter Hasil Pengamatan

Tipe pertumbuhan awal tanaman gandum Tegak

Saat pembentukan bunga mencapai 50% (HST) 57

Tinggi tanaman (cm) 34,53

Jumlah total anakan per rumpun (anakan) 2,23

Jumlah anakan produktif per rumpun (anakan) 2,07

Panjang malai (cm) 12,00

Jumlah spikelet per malai (butir) 27,40

Jumlah biji per malai (butir) 12,33

Berat neto (gram) 25,98

Umur panen (HST) 88

Warna biji Putih


(8)

21

Deskripsi Pertumbuhan dan Hasil Genotip 6 (G-21)

Deskripsi pertumbuhan, perkembangan, dan komponen hasil genotip 6 tersaji pada Tabel 4.1.2.11 dan 4.1.2.12. Pada genotip ini mampu tumbuh sampai panen sebanyak 5,46%. Genotip ini mampu membentuk bunga dari 50% populasi, pada umur 56 hari setelah tanam. Genotip mempunyai umur panen 88 hari setelah tanam. Genotip ini mampu menghasilkan biji, dengan berat neto sebesar 21,36 gram.

Tabel 4.1.2.11. Deskripsi Pertumbuhan Tanaman Gandum Genotip 6 Berdasarkan Pada Skala Feekes

Stadia Deskripsi Umur Tanaman (HST)

1 Saat tanaman gandum mempunyai satu tunas 6

2 Saat anakan mulai terbentuk, anakan belum dapat diamati dengan jelas karena masih berupa bintil calon

anakan 14

3 Saat anakan telah terbentuk, anakan telah mempunyai daun 22

4 Saat tanaman mulai tumbuh tegak 27

5 Saat daun semakin tegak sampai sangat tegak 33

6 Saat buku pertama terlihat 35

7 Saat buku kedua terlihat 37

8 Saat daun bendera mulai dapat terlihat 39

9 Saat lidah daun dari daun bendera terlihat 40

10 Saat bunting 42

10.1 Saat rambut malai terlihat 46

10.5 Saat malai terbentuk penuh 50

10.5.1 Saat bunga mekar 56

10.5.4 Saat bulir masak air 60

11.1 Saat masak susu 67

11.2 Saat masak lunak 71

11.3 Saat masak keras 82

11.4 Saat siap panen 88

HST: Hari Setelah Tanam

Tabel 4.1.2.12. Deskripsi Pertumbuhan dan Hasil Genotip 6

Parameter Hasil Pengamatan

Tipe pertumbuhan awal tanaman gandum Tegak

Saat pembentukan bunga mencapai 50% (HST) 56

Tinggi tanaman (cm) 25,68

Jumlah total anakan per rumpun (anakan) 2,30

Jumlah anakan produktif per rumpun (anakan) 2,07

Panjang malai (cm) 10,92

Jumlah spikelet per malai (butir) 27,70

Jumlah biji per malai (butir) 13,00

Berat neto (gram) 21,36

Umur panen (HST) 88

Warna biji Coklat tua


(9)

22

Deskripsi Pertumbuhan dan Hasil Genotip 7 (G-18)

Deskripsi pertumbuhan, perkembangan, dan komponen hasil genotip 7 tersaji pada Tabel 4.1.2.13 dan 4.1.2.14.Pada genotip ini mampu tumbuh sampai panen sebanyak 2,31%. Genotip ini mampu membentuk bunga dari 50% populasi, pada umur 59 hari setelah tanam. Genotip ini mempunyai umur panen 91 hari setelah tanam. Genotip ini mampu membentuk biji, dengan berat neto sebesar 5,91 gram.

Tabel 4.1.2.13. Deskripsi Pertumbuhan Tanaman Gandum Genotip 7 Berdasarkan Pada Skala Feekes

Stadia Deskripsi Umur Tanaman (HST)

1 Saat tanaman gandum mempunyai satu tunas 5

2 Saat anakan mulai terbentuk, anakan belum dapat diamati dengan jelas karena masih berupa bintil calon anakan 14 3 Saat anakan telah terbentuk, anakan telah mempunyai daun 22

4 Saat tanaman mulai tumbuh tegak 27

5 Saat daun semakin tegak sampai sangat tegak 33

6 Saat buku pertama terlihat 35

7 Saat buku kedua terlihat 38

8 Saat daun bendera mulai dapat terlihat 39

9 Saat lidah daun dari daun bendera terlihat 41

10 Saat bunting 43

10.1 Saat rambut malai terlihat 49

10.5 Saat malai terbentuk penuh 52

10.5.1 Saat bunga mekar 59

10.5.4 Saat bulir masak air 62

11.1 Saat masak susu 69

11.2 Saat masak lunak 73

11.3 Saat masak keras 83

11.4 Saat siap panen 91

HST: Hari Setelah Tanam

Tabel 4.1.2.14. Deskripsi Pertumbuhan dan Hasil Genotip 7

Parameter Hasil Pengamatan

Tipe pertumbuhan awal tanaman gandum Tegak

Saat pembentukan bunga mencapai 50% (HST) 59

Tinggi tanaman (cm) 31,61

Jumlah total anakan per rumpun (anakan) 1,23

Jumlah anakan produktif per rumpun (anakan) 0,90

Panjang malai (cm) 11,74

Jumlah spikelet per malai (butir) 16,10

Jumlah biji per malai (butir) 6,00

Berat neto (gram) 5,91

Umur panen (HST) 91

Warna biji Putih


(10)

23

Deskripsi Pertumbuhan dan Hasil Genotip 8 (Menemen)

Deskripsi pertumbuhan, perkembangan, dan komponen hasil genotip 8 tersaji pada Tabel 4.1.2.15 dan 4.1.2.16. Pada genotip ini mampu tumbuh sampai panen sebanyak 8,24%. Genotip ini mampu membentuk bunga dari 50% populasi, pada umur 55 hari setelah tanam. Genotip ini mempunyai umur panen pada hari ke 87 setelah tanam. Genotip ini mampu membentuk biji, dengan berat neto sebesar 31,27 gram.

Tabel 4.1.2.15. Deskripsi Pertumbuhan Tanaman Gandum Genotip 8 Berdasarkan Pada Skala Feekes

Stadia Deskripsi Umur Tanaman (HST)

1 Saat tanaman gandum mempunyai satu tunas 5

2 Saat anakan mulai terbentuk, anakan belum dapat diamati dengan jelas karena masih berupa bintil calon anakan 13 3 Saat anakan telah terbentuk, anakan telah mempunyai daun 21

4 Saat tanaman mulai tumbuh tegak 27

5 Saat daun semakin tegak sampai sangat tegak 31

6 Saat buku pertama terlihat 35

7 Saat buku kedua terlihat 37

8 Saat daun bendera mulai dapat terlihat 39

9 Saat lidah daun dari daun bendera terlihat 40

10 Saat bunting 42

10.1 Saat rambut malai terlihat 49

10.5 Saat malai terbentuk penuh 52

10.5.1 Saat bunga mekar 55

10.5.4 Saat bulir masak air 59

11.1 Saat masak susu 67

11.2 Saat masak lunak 71

11.3 Saat masak keras 81

11.4 Saat siap panen 87

HST: Hari Setelah Tanam

Tabel 4.1.2.16. Deskripsi Pertumbuhan dan Hasil Genotip 8

Parameter Hasil Pengamatan

Tipe pertumbuhan awal tanaman gandum Tegak

Saat pembentukan bunga mencapai 50% (HST) 55

Tinggi tanaman (cm) 27,72

Jumlah total anakan per rumpun (anakan) 2,60

Jumlah anakan produktif per rumpun (anakan) 2,47

Panjang malai (cm) 11,55

Jumlah spikelet per malai (butir) 36,33

Jumlah biji per malai (butir) 17,00

Berat neto (gram) 31,27

Umur panen (HST) 87

Warna biji Coklat tua


(11)

24

Deskripsi Pertumbuhan dan Hasil Genotip 9 (Basribey)

Deskripsi pertumbuhan, perkembangan, dan komponen hasil genotip 9 tersaji pada Tabel 4.1.2.17 dan 4.1.2.18. Pada genotip ini mampu tumbuh sampai panen sebanyak 11,67%. Genotip ini mampu membentuk bunga dari 50% populasi, pada umur 53 hari setelah tanam. Genotip ini mempunyai umur panen 88 hari setelah panen. Genotip ini mampu membentuk biji, dengan berat neto sebesar 49,38 gram. Tabel 4.1.2.17. Deskripsi Pertumbuhan Tanaman Gandum Genotip 9

Berdasarkan Pada Skala Feekes

Stadia Deskripsi Umur Tanaman (HST)

1 Saat tanaman gandum mempunyai satu tunas 5

2 Saat anakan mulai terbentuk, anakan belum dapat diamati dengan jelas karena masih berupa bintil calon anakan 13 3 Saat anakan telah terbentuk, anakan telah mempunyai daun 19

4 Saat tanaman mulai tumbuh tegak 24

5 Saat daun semakin tegak sampai sangat tegak 31

6 Saat buku pertama terlihat 35

7 Saat buku kedua terlihat 37

8 Saat daun bendera mulai dapat terlihat 38

9 Saat lidah daun dari daun bendera terlihat 40

10 Saat bunting 42

10.1 Saat rambut malai terlihat 47

10.5 Saat malai terbentuk penuh 50

10.5.1 Saat bunga mekar 53

10.5.4 Saat bulir masak air 57

11.1 Saat masak susu 67

11.2 Saat masak lunak 76

11.3 Saat masak keras 83

11.4 Saat siap panen 88

HST: Hari Setelah Tanam

Tabel 4.1.2.18. Deskripsi Pertumbuhan dan Hasil Genotip 9

Parameter Hasil Pengamatan

Tipe pertumbuhan awal tanaman gandum Tegak

Saat pembentukan bunga mencapai 50% (HST) 53

Tinggi tanaman (cm) 25,81

Jumlah total anakan per rumpun (anakan) 3,20

Jumlah anakan produktif per rumpun (anakan) 1,60

Panjang malai (cm) 9,97

Jumlah spikelet per malai (butir) 36,90

Jumlah biji per malai (butir) 19,87

Berat neto (gram) 49,38

Umur panen (HST) 88

Warna biji Coklat tua


(12)

25

Deskripsi Pertumbuhan dan Hasil Genotip 10 (Alibey)

Deskripsi pertumbuhan, perkembangan, dan komponen hasil genotip 10 tersaji pada Tabel 4.1.2.19 dan 4.1.2.20. Pada genotip ini mampu tumbuh sampai panen sebanyak 6,30%. Genotip ini mampu membentuk bunga dari 50% populasi, pada umur 61 hari setelah tanam. Genotip ini mempunyai umur panen 90 hari setelah tanam. Genotip ini mampu menghasilkan biji, dengan berat neto 25,84 gram.

Tabel 4.1.2.19. Deskripsi Pertumbuhan Tanaman Gandum Genotip 10 Berdasarkan Pada Skala Feekes

Stadia Deskripsi Umur Tanaman (HST)

1 Saat tanaman gandum mempunyai satu tunas 5

2 Saat anakan mulai terbentuk, anakan belum dapat diamati dengan jelas karena masih berupa bintil calon anakan 13 3 Saat anakan telah terbentuk, anakan telah mempunyai daun 21

4 Saat tanaman mulai tumbuh tegak 26

5 Saat daun semakin tegak sampai sangat tegak 32

6 Saat buku pertama terlihat 35

7 Saat buku kedua terlihat 37

8 Saat daun bendera mulai dapat terlihat 39

9 Saat lidah daun dari daun bendera terlihat 40

10 Saat bunting 42

10.1 Saat rambut malai terlihat 49

10.5 Saat malai terbentuk penuh 53

10.5.1 Saat bunga mekar 61

10.5.4 Saat bulir masak air 64

11.1 Saat masak susu 77

11.2 Saat masak lunak 80

11.3 Saat masak keras 86

11.4 Saat siap panen 90

HST: Hari Setelah Tanam

Tabel 4.1.2.20. Deskripsi Pertumbuhan dan Hasil Genotip 10

Parameter Hasil Pengamatan

Tipe pertumbuhan awal tanaman gandum Tegak

Saat pembentukan bunga mencapai 50% (HST) 61

Tinggi tanaman (cm) 26,10

Jumlah total anakan per rumpun (anakan) 1,17

Jumlah anakan produktif per rumpun (anakan) 1,03

Panjang malai (cm) 10,27

Jumlah spikelet per malai (butir) 19,73

Jumlah biji per malai (butir) 6,97

Berat neto (gram) 25,84

Umur panen (HST) 90

Warna biji Putih


(13)

26

Deskripsi Pertumbuhan dan Hasil Varietas 11 (Selayar)

Deskripsi pertumbuhan, perkembangan, dan komponen hasil varietas 11 tersaji pada Tabel 4.1.2.21 dan 4.1.2.22. Pada genotip ini mampu tumbuh sampai panen sebanyak 12,13%. Genotip ini mampu membentuk bunga dari 50% populasi, pada umur 53 hari setelah tanam. Genotip ini mempunyai umur panen 89 setelah tanam.Genotip ini mampu membentuk biji, dengan berat neto sebesar 79,47.

Tabel 4.1.2.21. Deskripsi Pertumbuhan Tanaman Gandum Varietas 11 Berdasarkan Skala Feekes

Stadia Deskripsi Umur Tanaman (HST)

1 Saat tanaman gandum mempunyai satu tunas 5

2 Saat anakan mulai terbentuk, anakan belum dapat diamati dengan jelas karena masih berupa bintil calon anakan 13 3 Saat anakan telah terbentuk, anakan telah mempunyai daun 20

4 Saat tanaman mulai tumbuh tegak 24

5 Saat daun semakin tegak sampai sangat tegak 31

6 Saat buku pertama terlihat 33

7 Saat buku kedua terlihat 36

8 Saat daun bendera mulai dapat terlihat 37

9 Saat lidah daun dari daun bendera terlihat 39

10 Saat bunting 41

10.1 Saat rambut malai terlihat 48

10.5 Saat malai terbentuk penuh 49

10.5.1 Saat bunga mekar 53

10.5.4 Saat bulir masak air 57

11.1 Saat masak susu 66

11.2 Saat masak lunak 69

11.3 Saat masak keras 79

11.4 Saat siap panen 89

HST: Hari Setelah Tanam

Tabel 4.1.2.22. Deskripsi Pertumbuhan dan Hasil Genotip 11

Parameter Hasil Pengamatan

Tipe pertumbuhan awal tanaman gandum Tegak

Saat pembentukan bunga mencapai 50% (HST) 53

Tinggi tanaman (cm) 28,43

Jumlah total anakan per rumpun (anakan) 3,80

Jumlah anakan produktif per rumpun (anakan) 3,77

Panjang malai (cm) 10,48

Jumlah spikelet per malai (butir) 38,37

Jumlah biji per malai (butir) 23,97

Berat neto (gram) 79,47

Umur panen (HST) 89

Warna biji Coklat tua


(14)

27

Deskripsi Pertumbuhan dan Hasil Varietas 12 (Dewata)

Deskripsi pertumbuhan, perkembangan, dan komponen hasil varietas 12 tersaji pada Tabel 4.1.2.23 dan 4.1.2.24. Pada genotip ini mampu tumbuh sampai panen sebanyak 5,00%. Genotip ini mampu membentuk bunga dari 50% populasi, pada umur 53 hari setelah tanam. Genotip ini mempunyai umur panen 88 hari setelah tanam. Genotip ini mampu membentuk biji, dengan berat neto sebesar 12,77 gram.

Tabel 4.1.2.23. Deskripsi Pertumbuhan Tanaman Gandum Varietas 12 Berdasarkan Skala Feekes

Stadia Deskripsi Umur Tanaman (HST)

1 Saat tanaman gandum mempunyai satu tunas 4

2 Saat anakan mulai terbentuk, anakan belum dapat diamati dengan jelas karena masih berupa bintil calon anakan 14 3 Saat anakan telah terbentuk, anakan telah mempunyai daun 19

4 Saat tanaman mulai tumbuh tegak 24

5 Saat daun semakin tegak sampai sangat tegak 31

6 Saat buku pertama terlihat 33

7 Saat buku kedua terlihat 36

8 Saat daun bendera mulai dapat terlihat 37

9 Saat lidah daun dari daun bendera terlihat 39

10 Saat bunting 41

10.1 Saat rambut malai terlihat 46

10.5 Saat malai terbentuk penuh 49

10.5.1 Saat bunga mekar 53

10.5.4 Saat bulir masak air 56

11.1 Saat masak susu 64

11.2 Saat masak lunak 69

11.3 Saat masak keras 81

11.4 Saat siap panen 88

HST: Hari Setelah Tanam

Tabel 4.1.2.24. Deskripsi Pertumbuhan, dan Hasil Genotip 12

Parameter Hasil Pengamatan

Tipe pertumbuhan awal tanaman gandum Tegak

Saat pembentukan bunga mencapai 50% (HST) 53

Tinggi tanaman (cm) 32,58

Jumlah total anakan per rumpun (anakan) 1,87

Jumlah anakan produktif per rumpun (anakan) 1,67

Panjang malai (cm) 11,75

Jumlah spikelet per malai (butir) 30,30

Jumlah biji per malai (butir) 11,90

Berat neto (gram) 12,77

Umur panen (HST) 88

Warna biji Coklat tua


(15)

28 4.2. PEMBAHASAN

4.2.1. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Gandum

Pada Tabel 4.2.1 dapat diketahui waktu awal munculnya bibit ke atas permukaan tanah untuk varietas Dewata relatif lebih cepat dibandingkan dengan 11 genotip lainnya. Hal tersebut dimungkinkan karena perbedaan tingkat kevigoran dan viabilitas antar benih. Marcus dan Feeley (1964, 1965 serta Weeks dan Marcus 1971 dalam Heydecker 1973) menjelaskan bahwa embrio gandum yang viabel mempengaruhi semua komponen yang perlu untuk sintesis protein dengan embrio kering kemudian akan mempengaruhi imbibisi benih.

Dari hasil penelitian ini, terjadi variasi tinggi tanaman dari 10 genotip dan dua varietas tanaman gandum. Data tinggi tanaman disajikan pada Tabel 4.2.1. Genotip 5 (H-21) relatif lebih tinggi daripada genotip yang lain. Hal tersebut disebabkan adanya interaksi positif antara faktor genetik dengan lingkungannya (Welsh 1991 dalam Saldanha 2002).

Berdasarkan hasil penelitian ini tinggi tanaman dari 10 genotip dan dua varietas tanaman gandum relatif lebih pendek daripada golongan pendek tanaman gandum hasil penelitian Komalasari dan Hamdani, karena memiliki tinggi kurang dari 35,2 cm. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Komalasari dan Hamdani (2010) di wilayah NTT, tinggi tanaman gandum dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu panjang, sedang, dan pendek. Golongan pertama, yaitu panjang tanaman gandum memiliki tinggi antara 51,7 cm sampai dengan 61,7 cm. Golongan kedua, yaitu sedang: tanaman gandum memiliki tinggi antara 46,9 cm sampai dengan 48,0 cm. Golongan ketiga, yaitu pendek: tanaman gandum memiliki tinggi antara 35,2 cm sampai dengan 45,5 cm.


(16)

(17)

30

Pada Tabel 4.2.1 dapat diketahui bahwa jumlah total anakan genotip 3

(LAJ3302/2*MO88) relatif lebih banyak daripada genotip yang lain. Anakan tanaman gandum, dibedakan dalam dua kelompok, yaitu anakan tidak

produktif dan anakan produktif. Anakan produktif merupakan anakan yang mampu menghasilkan malai, sedangkan anakan tidak produktif merupakan anakan yang tidak mampu menghasilkan malai. Menurut Bowden, dkk (2008) tidak seluruh anakan mampu menghasilkan malai, yang mana anakan yang tidak mampu menghasilkan malai akan membantu menyediakan cadangan makanan berupa protein dan gula untuk anakan lain yang mampu menghasilkan malai. 4.2.2. Pertumbuhan Generatif Tanaman Gandum

Pada tabel 4.2.1 dapat dilihat bahwa waktu yang dibutuhkan oleh masing-masing genotip dan varietas tanaman gandum untuk membentuk 50% bunga dari seluruh populasi berbeda-beda. Dibandingkan dengan sembilan genotip yang lain, genotip 9 (Basribey), varietas 11 (Selayar), dan varietas 12 (Dewata) membutuhkan waktu yang relatif pendek untuk membentuk 50% bunga dari seluruh populasi, yaitu 53 hari setelah tanam (Tabel 4.2.1). Perbedaan waktu pembentukan bunga dipengaruhi oleh interaksi positif antara genotip dengan lingkungan terutama intensitas cahaya dan suhu (Malik, 2011).

Budiarti (2005) mengelompokkan umur berbunga tanaman gandum menjadi tiga, yaitu: pendek, sedang, dan panjang. Kelompok pertama yaitu pendek, mempunyai umur berbunga antara 48 sampai dengan 54,3 hari setelah tanam. Kelompok yang kedua yaitu sedang, mempunyai umur berbunga >54,3 hari dengan 60,6 hari setelah tanam. Kelompok ketiga yaitu panjang, mempunyai umur berbunga lebih dari 60,6 hari setelah tanam. Pada penelitian ini, genotip 9 (Basribey), varietas 11 (Selayar), dan varietas 12 (Dewata) tergolong dalam umur berbunga pendek. Genotip 8 (Menemen), genotip 6 (G-21), genotip 5 (H-21), genotip 1 (OASIS/SKAUZ), genotip 2 (HP1744), genotip 4 (RABE/2* MO88), dan genotip 7 (G-18), termasuk dalam golongan umur berbunga sedang. Golongan umur berbunga yang terakhir adalah panjang, genotip tersebut adalah genotip 10 (Alibey) dan 3 (LAJ3302/2*MO88).


(18)

31

Dari Tabel 4.2.1 dapat dilihat bahwa, genotip dan varietas gandum mempunyai panjang malai yang berbeda. Genotip 5 (H-21), memiliki malai yang relatif panjang daripada genotip yang lain. Panjang malai ini dipengaruhi oleh genetik. Menurut Nur dkk (2012), perbedaan panjang malai antar genotip lebih dipengaruhi oleh faktor genetik.

Pada Tabel 4.2.1 dapat dilihat bahwa genotip 3 (LAJ3302/2*MO88), varietas 11 (Selayar), dan genotip 1 (OASIS/SKAUZ//4*BCN) mempunyai jumlah anakan produktif yang relatif lebih banyak daripada sembilan genotip yang lain. Menurut Nur (2013), perkembangan jumlah anakan produktif ditentukan oleh faktor lingkungan, khususnya suhu udara, yang mana semakin tinggi suhu udara cenderung memperlambat perkembangan jumlah anakan produktif. Saat dilakukan penelitian, suhu udaranya adalah 20°C sampai dengan 34°C. Suhu udara tersebut masih masuk dalam range syarat tumbuh gandum, sehingga tanaman gandum masih mampu tumbuh dan berkembang dengan baik. Menurut Bowden, dkk (2008) saat pengisian biji, suhu yang dibutuhkan oleh tanaman gandum agar tidak terjadi kerusakan adalah 14°C dengan suhu maksimum adalah 35°C. Menurut Cook dan Veseth (1991) jumlah anakan produktif merupakan salah satu faktor yang dapat digunakan untuk memperkirakan hasil panen.

Data jumlah biji per malai disajikan pada Tabel 4.2.1. Genotip 3 (LAJ3302*MO88) memiliki jumlah biji per malai yang relatif lebih banyak daripada genotip yang lain. Banyaknya jumlah biji per malai dikarenakan genotip ini memiliki jumlah spikelet terisi lebih banyak dibandingkan dengan genotip yang lain. Banyaknya spikelet yang terisi dikarenakan adanya keberhasilan proses pembuahan dan translokasi fotosintat pada saat pengisian biji. Jumlah biji per malai ini mempengaruhi berat neto hasil panen. Pada Tabel 4.2.1 dapat diketahui bahwa genotip 3 (LAJ3302*MO88) dengan berat neto 85,41 gram, varietas 11 (Selayar) dengan berat neto 79.47, dan genotip 1 (OASIS/SKAUZ//4*BCN) dengan berat neto 64.05 memiliki berat neto relatif lebih tinggi daripada genotip yang lain. Menurut Goldsworthy (1970b) serta Goldsworthy dan Colegrove (1974, dalam Goldsworthy dan Fisher, 1984), meningkatnya bobot biji dikarenakan meningkatnya proses translokasi fotosintat saat pengisian biji.


(19)

32

Umur panen dapat diklasifikasikan mejadi empat golongan yaitu: genjah, sedang, dalam, dan sangat dalam. Varietas berumur genjah bila umur panennya antara 78 hari sampai dengan 85 hari setelah tanam, varietas berumur sedang bila umur panennya antara 86 hari sampai dengan 96 hari setelah tanam, varietas berumur dalam bila umur panennya antara 97 hari sampai dengan 107 hari setelah tanam dan sangat dalam bila umur panennya >108 hari setelah tanam Darajat (1994 dalam Budiarti, 2004). Dari Tabel 4.2.1 dapat terlihat bahwa umur panen genotip 8 (Menemen) relatif lebih cepat daripada genotip yang lain. Setelah dilakukan penelitian, 10 genotip dan dua varietas tanaman gandum termasuk ke dalam golongan sedang, karena mempunyai umur panen antara 87 hari setelah tanam sampai dengan 94 hari setelah tanam.

Umur panen merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan hasil panen. Umur panen akan mempengaruhi hasil panen. Semakin panjang umur panen, maka hasil panen akan lebih tinggi (Bowden, 2008). Pada penelitian ini, umur panen terpanjang adalah genotip 3 (LAJ3302/2*M088), yaitu 94 hari setelah tanam dan genotip ini mampu menghasilkan berat neto tertinggi dibandingkan dengan genotip yang lain, yaitu 85,41 gram.

Perbedaaan warna biji yang mampu ditampilkan oleh masing-masing genotip disebabkan oleh genetik. Pada Tabel 4.2.1, dapat dilihat perbedaan warna biji dari masing-masing genotip gandum. Genotip HP1744, LAJ3302/2*MO88, RABE/2* MO88, G-21, Menemen, varietas Selayar, dan varietas Dewata mempunyai warna biji coklat tua. Genotip OASIS/SKAUZ//4*BCN memiliki warna coklat sawo serta warna putih dimiliki oleh genotip H-21, G-18, dan Alibey. Menurut Peterson dkk (2001) perbedaan warna biji gandum dapat digunakan sebagai indikasi kualitas gabah, warna produk akhir atau nilai pengolahan untuk penggilingan industri kue.

Menurut Loveless (1989) dua individu yang berbeda genotipnya bila ditumbuhkan pada lingkungan yang sama, dapat mengekspresikan fenotip yang berbeda. Setelah dilakukan deskripsi 10 genotip dan 2 varietas gandum, genotip 3 (LAJ3302/2*MO88), 11 (Selayar), dan 1 (OASIS/ SKAUZ//4*BCN) merupakan genotip yang mampu tumbuh, berkembang, dan memberikan hasil yang baik di dataran rendah.


(1)

27

Deskripsi Pertumbuhan dan Hasil Varietas 12 (Dewata)

Deskripsi pertumbuhan, perkembangan, dan komponen hasil varietas 12 tersaji pada Tabel 4.1.2.23 dan 4.1.2.24. Pada genotip ini mampu tumbuh sampai panen sebanyak 5,00%. Genotip ini mampu membentuk bunga dari 50% populasi, pada umur 53 hari setelah tanam. Genotip ini mempunyai umur panen 88 hari setelah tanam. Genotip ini mampu membentuk biji, dengan berat neto sebesar 12,77 gram.

Tabel 4.1.2.23. Deskripsi Pertumbuhan Tanaman Gandum Varietas 12 Berdasarkan Skala Feekes

Stadia Deskripsi Umur Tanaman (HST)

1 Saat tanaman gandum mempunyai satu tunas 4

2 Saat anakan mulai terbentuk, anakan belum dapat diamati dengan jelas karena masih berupa bintil calon anakan 14 3 Saat anakan telah terbentuk, anakan telah mempunyai daun 19

4 Saat tanaman mulai tumbuh tegak 24

5 Saat daun semakin tegak sampai sangat tegak 31

6 Saat buku pertama terlihat 33

7 Saat buku kedua terlihat 36

8 Saat daun bendera mulai dapat terlihat 37

9 Saat lidah daun dari daun bendera terlihat 39

10 Saat bunting 41

10.1 Saat rambut malai terlihat 46

10.5 Saat malai terbentuk penuh 49

10.5.1 Saat bunga mekar 53

10.5.4 Saat bulir masak air 56

11.1 Saat masak susu 64

11.2 Saat masak lunak 69

11.3 Saat masak keras 81

11.4 Saat siap panen 88

HST: Hari Setelah Tanam

Tabel 4.1.2.24. Deskripsi Pertumbuhan, dan Hasil Genotip 12

Parameter Hasil Pengamatan

Tipe pertumbuhan awal tanaman gandum Tegak

Saat pembentukan bunga mencapai 50% (HST) 53

Tinggi tanaman (cm) 32,58

Jumlah total anakan per rumpun (anakan) 1,87

Jumlah anakan produktif per rumpun (anakan) 1,67

Panjang malai (cm) 11,75

Jumlah spikelet per malai (butir) 30,30

Jumlah biji per malai (butir) 11,90

Berat neto (gram) 12,77

Umur panen (HST) 88

Warna biji Coklat tua


(2)

28 4.2. PEMBAHASAN

4.2.1. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Gandum

Pada Tabel 4.2.1 dapat diketahui waktu awal munculnya bibit ke atas permukaan tanah untuk varietas Dewata relatif lebih cepat dibandingkan dengan 11 genotip lainnya. Hal tersebut dimungkinkan karena perbedaan tingkat kevigoran dan viabilitas antar benih. Marcus dan Feeley (1964, 1965 serta Weeks dan Marcus 1971 dalam Heydecker 1973) menjelaskan bahwa embrio gandum yang viabel mempengaruhi semua komponen yang perlu untuk sintesis protein dengan embrio kering kemudian akan mempengaruhi imbibisi benih.

Dari hasil penelitian ini, terjadi variasi tinggi tanaman dari 10 genotip dan dua varietas tanaman gandum. Data tinggi tanaman disajikan pada Tabel 4.2.1. Genotip 5 (H-21) relatif lebih tinggi daripada genotip yang lain. Hal tersebut disebabkan adanya interaksi positif antara faktor genetik dengan lingkungannya (Welsh 1991 dalam Saldanha 2002).

Berdasarkan hasil penelitian ini tinggi tanaman dari 10 genotip dan dua varietas tanaman gandum relatif lebih pendek daripada golongan pendek tanaman gandum hasil penelitian Komalasari dan Hamdani, karena memiliki tinggi kurang dari 35,2 cm. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Komalasari dan Hamdani (2010) di wilayah NTT, tinggi tanaman gandum dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu panjang, sedang, dan pendek. Golongan pertama, yaitu panjang tanaman gandum memiliki tinggi antara 51,7 cm sampai dengan 61,7 cm. Golongan kedua, yaitu sedang: tanaman gandum memiliki tinggi antara 46,9 cm sampai dengan 48,0 cm. Golongan ketiga, yaitu pendek: tanaman gandum memiliki tinggi antara 35,2 cm sampai dengan 45,5 cm.


(3)

(4)

30

Pada Tabel 4.2.1 dapat diketahui bahwa jumlah total anakan genotip 3

(LAJ3302/2*MO88) relatif lebih banyak daripada genotip yang lain. Anakan tanaman gandum, dibedakan dalam dua kelompok, yaitu anakan tidak

produktif dan anakan produktif. Anakan produktif merupakan anakan yang mampu menghasilkan malai, sedangkan anakan tidak produktif merupakan anakan yang tidak mampu menghasilkan malai. Menurut Bowden, dkk (2008) tidak seluruh anakan mampu menghasilkan malai, yang mana anakan yang tidak mampu menghasilkan malai akan membantu menyediakan cadangan makanan berupa protein dan gula untuk anakan lain yang mampu menghasilkan malai. 4.2.2. Pertumbuhan Generatif Tanaman Gandum

Pada tabel 4.2.1 dapat dilihat bahwa waktu yang dibutuhkan oleh masing-masing genotip dan varietas tanaman gandum untuk membentuk 50% bunga dari seluruh populasi berbeda-beda. Dibandingkan dengan sembilan genotip yang lain, genotip 9 (Basribey), varietas 11 (Selayar), dan varietas 12 (Dewata) membutuhkan waktu yang relatif pendek untuk membentuk 50% bunga dari seluruh populasi, yaitu 53 hari setelah tanam (Tabel 4.2.1). Perbedaan waktu pembentukan bunga dipengaruhi oleh interaksi positif antara genotip dengan lingkungan terutama intensitas cahaya dan suhu (Malik, 2011).

Budiarti (2005) mengelompokkan umur berbunga tanaman gandum menjadi tiga, yaitu: pendek, sedang, dan panjang. Kelompok pertama yaitu pendek, mempunyai umur berbunga antara 48 sampai dengan 54,3 hari setelah tanam. Kelompok yang kedua yaitu sedang, mempunyai umur berbunga >54,3 hari dengan 60,6 hari setelah tanam. Kelompok ketiga yaitu panjang, mempunyai umur berbunga lebih dari 60,6 hari setelah tanam. Pada penelitian ini, genotip 9 (Basribey), varietas 11 (Selayar), dan varietas 12 (Dewata) tergolong dalam umur berbunga pendek. Genotip 8 (Menemen), genotip 6 (G-21), genotip 5 (H-21), genotip 1 (OASIS/SKAUZ), genotip 2 (HP1744), genotip 4 (RABE/2* MO88), dan genotip 7 (G-18), termasuk dalam golongan umur berbunga sedang. Golongan umur berbunga yang terakhir adalah panjang, genotip tersebut adalah genotip 10 (Alibey) dan 3 (LAJ3302/2*MO88).


(5)

31

Dari Tabel 4.2.1 dapat dilihat bahwa, genotip dan varietas gandum mempunyai panjang malai yang berbeda. Genotip 5 (H-21), memiliki malai yang relatif panjang daripada genotip yang lain. Panjang malai ini dipengaruhi oleh genetik. Menurut Nur dkk (2012), perbedaan panjang malai antar genotip lebih dipengaruhi oleh faktor genetik.

Pada Tabel 4.2.1 dapat dilihat bahwa genotip 3 (LAJ3302/2*MO88), varietas 11 (Selayar), dan genotip 1 (OASIS/SKAUZ//4*BCN) mempunyai jumlah anakan produktif yang relatif lebih banyak daripada sembilan genotip yang lain. Menurut Nur (2013), perkembangan jumlah anakan produktif ditentukan oleh faktor lingkungan, khususnya suhu udara, yang mana semakin tinggi suhu udara cenderung memperlambat perkembangan jumlah anakan produktif. Saat dilakukan penelitian, suhu udaranya adalah 20°C sampai dengan 34°C. Suhu udara tersebut masih masuk dalam range syarat tumbuh gandum, sehingga tanaman gandum masih mampu tumbuh dan berkembang dengan baik. Menurut Bowden, dkk (2008) saat pengisian biji, suhu yang dibutuhkan oleh tanaman gandum agar tidak terjadi kerusakan adalah 14°C dengan suhu maksimum adalah 35°C. Menurut Cook dan Veseth (1991) jumlah anakan produktif merupakan salah satu faktor yang dapat digunakan untuk memperkirakan hasil panen.

Data jumlah biji per malai disajikan pada Tabel 4.2.1. Genotip 3 (LAJ3302*MO88) memiliki jumlah biji per malai yang relatif lebih banyak daripada genotip yang lain. Banyaknya jumlah biji per malai dikarenakan genotip ini memiliki jumlah spikelet terisi lebih banyak dibandingkan dengan genotip yang lain. Banyaknya spikelet yang terisi dikarenakan adanya keberhasilan proses pembuahan dan translokasi fotosintat pada saat pengisian biji. Jumlah biji per malai ini mempengaruhi berat neto hasil panen. Pada Tabel 4.2.1 dapat diketahui bahwa genotip 3 (LAJ3302*MO88) dengan berat neto 85,41 gram, varietas 11 (Selayar) dengan berat neto 79.47, dan genotip 1 (OASIS/SKAUZ//4*BCN) dengan berat neto 64.05 memiliki berat neto relatif lebih tinggi daripada genotip yang lain. Menurut Goldsworthy (1970b) serta Goldsworthy dan Colegrove (1974, dalam Goldsworthy dan Fisher, 1984), meningkatnya bobot biji dikarenakan meningkatnya proses translokasi fotosintat saat pengisian biji.


(6)

32

Umur panen dapat diklasifikasikan mejadi empat golongan yaitu: genjah, sedang, dalam, dan sangat dalam. Varietas berumur genjah bila umur panennya antara 78 hari sampai dengan 85 hari setelah tanam, varietas berumur sedang bila umur panennya antara 86 hari sampai dengan 96 hari setelah tanam, varietas berumur dalam bila umur panennya antara 97 hari sampai dengan 107 hari setelah tanam dan sangat dalam bila umur panennya >108 hari setelah tanam Darajat (1994 dalam Budiarti, 2004). Dari Tabel 4.2.1 dapat terlihat bahwa umur panen genotip 8 (Menemen) relatif lebih cepat daripada genotip yang lain. Setelah dilakukan penelitian, 10 genotip dan dua varietas tanaman gandum termasuk ke dalam golongan sedang, karena mempunyai umur panen antara 87 hari setelah tanam sampai dengan 94 hari setelah tanam.

Umur panen merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan hasil panen. Umur panen akan mempengaruhi hasil panen. Semakin panjang umur panen, maka hasil panen akan lebih tinggi (Bowden, 2008). Pada penelitian ini, umur panen terpanjang adalah genotip 3 (LAJ3302/2*M088), yaitu 94 hari setelah tanam dan genotip ini mampu menghasilkan berat neto tertinggi dibandingkan dengan genotip yang lain, yaitu 85,41 gram.

Perbedaaan warna biji yang mampu ditampilkan oleh masing-masing genotip disebabkan oleh genetik. Pada Tabel 4.2.1, dapat dilihat perbedaan warna biji dari masing-masing genotip gandum. Genotip HP1744, LAJ3302/2*MO88, RABE/2* MO88, G-21, Menemen, varietas Selayar, dan varietas Dewata mempunyai warna biji coklat tua. Genotip OASIS/SKAUZ//4*BCN memiliki warna coklat sawo serta warna putih dimiliki oleh genotip H-21, G-18, dan Alibey. Menurut Peterson dkk (2001) perbedaan warna biji gandum dapat digunakan sebagai indikasi kualitas gabah, warna produk akhir atau nilai pengolahan untuk penggilingan industri kue.

Menurut Loveless (1989) dua individu yang berbeda genotipnya bila ditumbuhkan pada lingkungan yang sama, dapat mengekspresikan fenotip yang berbeda. Setelah dilakukan deskripsi 10 genotip dan 2 varietas gandum, genotip 3 (LAJ3302/2*MO88), 11 (Selayar), dan 1 (OASIS/ SKAUZ//4*BCN) merupakan genotip yang mampu tumbuh, berkembang, dan memberikan hasil yang baik di dataran rendah.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Deskripsi Pertumbuhan Serta Hasil 10 Genotip dan Dua Varietas Gandum (Triticum aestivum L) Yang Ditanam di Dataran Rendah Tropis T1 512008601 BAB I

0 1 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Deskripsi Pertumbuhan Serta Hasil 10 Genotip dan Dua Varietas Gandum (Triticum aestivum L) Yang Ditanam di Dataran Rendah Tropis T1 512008601 BAB II

1 2 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Deskripsi Pertumbuhan Serta Hasil 10 Genotip dan Dua Varietas Gandum (Triticum aestivum L) Yang Ditanam di Dataran Rendah Tropis T1 512008601 BAB V

0 1 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Deskripsi Pertumbuhan Serta Hasil 10 Genotip dan Dua Varietas Gandum (Triticum aestivum L) Yang Ditanam di Dataran Rendah Tropis

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Deskripsi Pertumbuhan Serta Hasil 10 Genotip dan Dua Varietas Gandum (Triticum aestivum L) Yang Ditanam di Dataran Rendah Tropis

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penampilan Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Genotip Gandum (Triticum Aestivum L.) di Dataran Rendah Tropis

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Gandum (Triticum aestivum L.) di Dataran Rendah dan Dataran Tinggi Tropis T1 512010018 BAB I

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Gandum (Triticum aestivum L.) di Dataran Rendah dan Dataran Tinggi Tropis T1 512010018 BAB II

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Gandum (Triticum aestivum L.) di Dataran Rendah dan Dataran Tinggi Tropis T1 512010018 BAB IV

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Gandum (Triticum aestivum L.) di Dataran Rendah dan Dataran Tinggi Tropis

0 0 14