Sinden Tetap Beken.

RADAR BANDUNG
o Selasa o Rabu o Kamis
4

5
20

(}Mar

6
21
(J Apr

7
22

8
23

() Me; (IJIIII


!I
24

8
10

0

Minggu

11
25

8

o Sabtu

Jumat

Jill


26
(I

12

A!/s

13
27

( ) 5,'1'

14
28

()

29
Okl


(I

15'6~
30
Nuv

Sinden Tetap Beken
DlPATIUKUR- Sinden masih diminati. Bahkan dipahami kalangan pemuda. Terbukti, saat
berlangsungnya
pergelaran
Urang Nyaksen Sinden Beken di
halamari Bale Rumawat Unpad
Bandung, Rabu (29/7).

Penonton .saat itu didominasi
kalangan anak muda. Malah beberapa di antaranya hapal lirik yang
dihalellangkelln para sinden beken
empat generasi seperti, kawih KlIlukulu Bern dan Panghudang Rasa.
Pergelaran yang diselengga-


RAMDHANURADAR

BANDUNG

slNDEN BEKEN: Pagelaran Urang Nyaksen Sind en Beken di halaman
Bale Rumawat Unpad Bandung, Rabu (29/7) malam lalu, mampu
.!!!.!.nl!d.ot penonton dari kal.m.gan ~~ak. mu~a.. .

K lip i n 9 Hum 0 5 U.) pod

rakan Unit Kesenian Unpad tergo long seiTIarak. Panitia mempersiapkan dengan sangat. Termasuk
sajian makanan dan minuman khas
seperti surabi dim bandrek.
Sebelum kelima sinden beraksi
di atas pent as, penonton disam but musik pembuka berirama manis. Alunan gamelan
yang ritmik dan dinamis yang
dimainkan pangrawit Unit Kesenian Unpad, menbundang
kaki penonton
bergerak mengikuti irama.

Saat kawih pembuka 4ihalellangkelln Rita Tila dan Rika Rafika,
penonton terbius kolaborasi yang
lumayan cantik itu. Rita dikenalkan
sebagai sinden muda yang prestasinya diakui di mancanegara. Dia
punya pengalaman banyak, dan
pernah berpentas di beberapa
negara seperti China, Inggris,
Bel~d~ dan Italia. ~ _ .
Selain Rita, empat sinden beken
lain dari berbagai generasi hadir.
Seperti Idjah Hadidjah yang
booming era tahun 80-an, Nunung Nurmalasari yang pemah
menjadi sinden terbaik tahun
2004 pada festival Sinden Jawa
Barat dan DKI, Neni Hayati,
sinden tetap di Giri Harja III
hingga sempat melanglang
buana. Terkahir Ma Encem
Sunaryah, pesinden sohor era
tahun 1970, dan me,njadi sinden

terbaik era itu.
Mengenai performa, saat ini
masih terjadi kekeliruan tentang
pencitraan. Namun tokoh sunda
Enip Sukanda menengahinya
dengan mengetengahkan
dua
kategori sinden. Masing-masing
sinden
dan
sind en
ronggeng.
Enip menjelaskan, antara sinden dan sinden ronggeng keduanya mempunyai pengertian
berbeda. Pesinden memang
menyanyikan kawih pada pagelaran wayang, degung, dan
lainnya. Sementara sinden ronggeng lebih dikenal karena unsurunsur yang teu uni (tidak
sopan]. (ega)

2009


~
~

(') On.s