KAJIAN ATAS TANGGUNG JAWAB DALAM PEMENUHAN PELAYANAN PURNA JUAL DIKAITKAN DENGAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN.
KAJIAN ATAS TANGGUNG JAWAB DALAM PEMENUHAN
PELAYANAN PURNA JUAL DIKAITKAN DENGAN HUKUM
PERLINDUNGAN KONSUMEN
Aulia Nugraha
110110110257
ABSTRAK
Di era globalisasi, ponsel pintar atau yang lebih dikenal dengan
smartphone menjadi sebuah kebutuhan yang penting bagi masyarakat
untuk meningkatkan produktifitas. Meningkatnya kebutuhan ponsel pintar
di kalangan masyarakat membuat produsen berlomba-lomba membuat
produk yang canggih demi mengakomodir keinginan masyarakat. Disisi
lain terdapat permasalahan cukup fatal dimana produsen tidak
menyediakan suku cadang pengganti dalam fasilitas purna jual resmi yang
dimilikinya. Hal tersebut melanggar bila dikaji dari hukum perlindungan
konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman dari
bentuk tanggung jawab oleh pelaku usaha serta tindakan hukum yang
didapatkan oleh konsumen yang haknya telah dilanggar.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif,
yakni dengan menelaah bahan pustaka primer, sekunder, dan tersier
antara lain Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Peraturan
Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 19/M-DAG/PER/5/2009
Tentang Pendaftaran Petunjuk Penggunaan (manual) dan Kartu
Jaminan/Garansi Purna Jual Dalam Bahasa Indonesia Bagi Produk
Telematika dan Elekronika.
Hasil dari penelitian yang dilakukan, pelaku usaha yang tidak
menyediakan suku cadang dalam pelayanan purna jualnya diharuskan
bertanggung jawab atas perbuatannya tersebut menurut hukum
perlindungan konsumen yaitu penggantian kerugian secara perdata dan
administratif, serta tindakan hukum yang dapat dilakukan oleh konsumen
ketika tidak tersedianya suku cadang pengganti dalam fasilitas purna jual
suatu produk yaitu dapat dilakukan secara damai terlebih dahulu dan
apabila tidak tercapai maka dapat diajukan secara class action agar tidak
terjadi gugatan berulang kepada pelaku usaha.
iv
ANALYTICAL STUDY OF LIABILITY IN THE FULFILLMENT OF AFTER
SALE SERVICES ASSOCIATED WITH CONSUMER PROTECTION
LAW
Aulia Nugraha
110110110257
ABSTRACT
In globalization era, smartphone becomes an important thing for
people to increase their productivity. The increasing demand of
smartphones in the society made the manufacturers competing to make
products that are sophisticated in order to accommodate the wishes of
society. On the other hand, there are a problem where manufacturers
does not provide replacement spare parts on their official after-sales
service facility. It violated when interns from consumer protection laws. In
this research aims to gain understanding of the responsibilities of
businesses as well as legal action obtained by consumers whose rights
have been violated.
In this research, the author used normative juridical research
method, by review primary, secondary, and tertiary library materials that
are Indonesian Civil Law code, Law Number 8 of 1999 on Consumer
Protection, Regulation of Indonesian Trade Minister Number 19/MDAG/PER/5/2009 On Registration User Instruction (manual) and the
Warranty Card / Warranty Aftermarket In Indonesian For Telematics and
Electronics Products.
Results of the research conducted, businesses that do not provide
spare parts in their official after-sales service is required to be responsible
for his actions under consumer protection laws which is private liability and
administrative liability. Legal action that can be done by the consumer
when businesses that do not provide spare parts in their official after-sales
service is consumers can make the peace efforts to businesses and if the
settlement issue is not completed then the consumers can make a class
action through the court in order to avoid repetitive lawsuit.
v
PELAYANAN PURNA JUAL DIKAITKAN DENGAN HUKUM
PERLINDUNGAN KONSUMEN
Aulia Nugraha
110110110257
ABSTRAK
Di era globalisasi, ponsel pintar atau yang lebih dikenal dengan
smartphone menjadi sebuah kebutuhan yang penting bagi masyarakat
untuk meningkatkan produktifitas. Meningkatnya kebutuhan ponsel pintar
di kalangan masyarakat membuat produsen berlomba-lomba membuat
produk yang canggih demi mengakomodir keinginan masyarakat. Disisi
lain terdapat permasalahan cukup fatal dimana produsen tidak
menyediakan suku cadang pengganti dalam fasilitas purna jual resmi yang
dimilikinya. Hal tersebut melanggar bila dikaji dari hukum perlindungan
konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman dari
bentuk tanggung jawab oleh pelaku usaha serta tindakan hukum yang
didapatkan oleh konsumen yang haknya telah dilanggar.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif,
yakni dengan menelaah bahan pustaka primer, sekunder, dan tersier
antara lain Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Peraturan
Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 19/M-DAG/PER/5/2009
Tentang Pendaftaran Petunjuk Penggunaan (manual) dan Kartu
Jaminan/Garansi Purna Jual Dalam Bahasa Indonesia Bagi Produk
Telematika dan Elekronika.
Hasil dari penelitian yang dilakukan, pelaku usaha yang tidak
menyediakan suku cadang dalam pelayanan purna jualnya diharuskan
bertanggung jawab atas perbuatannya tersebut menurut hukum
perlindungan konsumen yaitu penggantian kerugian secara perdata dan
administratif, serta tindakan hukum yang dapat dilakukan oleh konsumen
ketika tidak tersedianya suku cadang pengganti dalam fasilitas purna jual
suatu produk yaitu dapat dilakukan secara damai terlebih dahulu dan
apabila tidak tercapai maka dapat diajukan secara class action agar tidak
terjadi gugatan berulang kepada pelaku usaha.
iv
ANALYTICAL STUDY OF LIABILITY IN THE FULFILLMENT OF AFTER
SALE SERVICES ASSOCIATED WITH CONSUMER PROTECTION
LAW
Aulia Nugraha
110110110257
ABSTRACT
In globalization era, smartphone becomes an important thing for
people to increase their productivity. The increasing demand of
smartphones in the society made the manufacturers competing to make
products that are sophisticated in order to accommodate the wishes of
society. On the other hand, there are a problem where manufacturers
does not provide replacement spare parts on their official after-sales
service facility. It violated when interns from consumer protection laws. In
this research aims to gain understanding of the responsibilities of
businesses as well as legal action obtained by consumers whose rights
have been violated.
In this research, the author used normative juridical research
method, by review primary, secondary, and tertiary library materials that
are Indonesian Civil Law code, Law Number 8 of 1999 on Consumer
Protection, Regulation of Indonesian Trade Minister Number 19/MDAG/PER/5/2009 On Registration User Instruction (manual) and the
Warranty Card / Warranty Aftermarket In Indonesian For Telematics and
Electronics Products.
Results of the research conducted, businesses that do not provide
spare parts in their official after-sales service is required to be responsible
for his actions under consumer protection laws which is private liability and
administrative liability. Legal action that can be done by the consumer
when businesses that do not provide spare parts in their official after-sales
service is consumers can make the peace efforts to businesses and if the
settlement issue is not completed then the consumers can make a class
action through the court in order to avoid repetitive lawsuit.
v