PERSEPSI FACEBOOKER TERHADAP PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL FACEBOOOK DI PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR.

PERSEPSI FACEBOOKER TERHADAP PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL
FACEBOOOK DI PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI J AWA TIMUR

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi
Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veteran” J awa Timur

Oleh :
Yanuar Putut Widjanarko
084300051

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


ABSTRAKSI
PERSEPSI FACEBOOKER TERHADAP PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL
FACEBOOOK DI PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI J AWA TIMUR
Penelitian ini didasarkan pada pemanfaatan teknologi internet yaitu media sosial
Facebook sebagai media untuk mengoptimalkan kinerja PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa
Timur. Sebagaimana peran public relations pada salah satu perusahaan BUMN, yaitu PLN
Distribusi Jawa Timur, dengan semakin berkembangnya bisnis perusahaan, maka publik
harus semakin diperhatikan. Melalui fungsi Public Relations yang meliputi fungsi
communicator, fungsi membina hubungan (Relationship), fungsi peranan back up
management, dan fungsi dalam menciptakan citra (Corporate Image) yang maka
pemanfaatkan media sosial Facebook ini dapat memaksimalkan pelayanannya kepada
pelanggan yang berada dalam area Jawa Timur. Pemanfaatan media sosial Facebook ini juga
untuk mengetahui sejauh mana kinerja PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur didalam
sebuah akun bernama “Info Listrik Jatim” di Facebook. Begitu juga dengan masyarakat,
dengan adanya media ini para pelanggan dimudahkan dalam proses layanan serta informasi
dari PLN lewat status wall yang diberikan oleh PLN kepada Facebooker. Public Relations
juga lebih mudah untuk mengetahui area mana saja di Jawa Timur yang sering mengalami
gangguan. Metode dalam penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yaitu sebuah metode
yang lebih mudah menyesuaikan bila dalam penelitian ini kenyataannya ganda, menyajikan
secara langsung hubungan antara peneliti dengan objek peneliti, lebih peka serta dapat

menyesuaikan diri dengan banyak pengaruh terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. Teknik
analisis data dalam penelitian ini ialah metode deskriptif, yaitu data yg dikumpulkan berupa
kata-kata dan gambar. Teknik pengambilan data berupa wawancara langsung dengan 5
informan secara in-depth interview dengan guide-interview. Untuk memperoleh persepsi
positif publik, metode kualitatif yang digunakan adalah berdasrakan enam aspek persepsi
yang terdiri dari sikap, motif, kepentingan, minat, pengalaman dan harapan . Hasil penelitian
ini ialah pemanfaatan media sosial Facebook dapat membangun persepsi yang positif antara
Facebooker dengan PT. PLN (Persero) Jawa Timur. Kata kunci : Persepsi dan Media Sosial
“Facebook”.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
xii
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRACT
FACEBOOKER PERCEPTION OF THE USE OF SOCIAL MEDIA IN FACEBOOOK
PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUTION OF EAST JAVA
The study was based on the use of internet technology is social media Facebook as a
medium to optimize the performance of PT. PLN (Persero) Distribution of East Java. As the
role of public relations at one of the state-owned enterprises, namely PLN East Java, with the

development of business enterprises, the public should increasingly be considered. Through
the Public Relations function which includes the function of the communicator, the function
relationship (Relationship), the role of back-up management functions, and functions in
creating the image (Corporate Image) that the utilization of social media Facebook can
maximize service to customers located in the East Java area. Utilization of social media
Facebook is also to know the extent to which performance of PT. PLN (Persero) Distribution
of East Java in an account named "Java Power Info" on Facebook. So also with the public,
with the media is facilitated in the customer service process as well as information from the
PLN by wall status given by PLN to Facebooker. Public Relations is also easier to find out
which areas are in East Java are often susceptible to interference. Methods in qualitative
research is descriptive, ie a method that is easier to adjust when it is in fact double this study,
presents the direct relationship between the researcher with the object of research, more
sensitive and able to adjust to a lot of influence on the patterns of the face value.Techniques
of data analysis in this research is descriptive method, ie the data which were collected in the
form of words and images. Data collection techniques in the form of interviews with five
informants in-depth interview with the guide-interview. To obtain a positive public
perception, qualitative methods used were berdasrakan six aspects that perception consists of
attitudes, motives, interests, interests, experiences and expectations. The results of this study
is to use social media to build up a positive perception among Facebooker with PT. PLN
(Persero) in East Java. Key words: Perception and Social Media "Facebook".


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
xiii
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT, penulis sampaikan karena
dengan limpahan rahmat, karunia serta hidayah-Nya, skripsi yang berjudul
“Pencitraan PT. PLN (Persero) Melalui Pemanfaatan Media Sosial” dapat penulis
susun dan selesai sebagai wujud pertanggung jawaban penulis.
Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada pihak-pihak berikut ini:
1.

Rasulullah Muhammad SAW untuk inspirasi serta tuntunan yang senantiasa
mengilhami penulis dalam rangka “perjuangan” memaknai hidup.

2.


Prof. DR. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor UPN “Veteran” Jatim.

3.

Dra. Ec. Hj. Suparawati, M.Si, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (FISIP) UPN “Veteran” Jatim.

4.

Juwito, S.Sos, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP
UPN “Veteran” Jatim.

5.

Drs. Syaifuddin Zuhri, M.Si sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu
Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Jatim.

6.

Dra. Diana Amalia, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi penulis. Terima

kasih atas segala kontribusi Ibu terkait penyusunan skripsi ini.

7.

Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi maupun Staf Karyawan
FISIP hingga UPN “Veteran” Jatim pada umumnya.

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8.

Panut Mudjiono dan Rumiyatin, Maaf dan Terima kasih yang tiada hentinya
atas segala pengorbanan dan perjuangan tulus suci untuk menjadikanku
manusia yang belajar memahami hidup dan kehidupan .

9.


Mbk Titik dan Mbk Ita, “The Best Sister” yang telah menjadi motivator
dalam membimbing arah cita dan asa penulis.

10.

Terima kasih banyak atas dukungan teman-teman yang selama ini menjadi
teman curhat dan teman untuk bebagi baik kesedihan maupun kesenangan.

11.

Larastika Diah Wilujeng dan Mama sekeluarga atas kesabaran serta
ketulusan hati dalam penantian suci ini.

12.

Seluruh teman – teman UPN Televisi yang telah menjadi inspirasi serta
motivasi besar bagi penulis dalam menempuh strata pendidikan di UPN
“Veteran” Jawa Timur.

13.


Seluruh pihak yang tak dapat penulis sebutkan atas keterbatasan halaman
ini, untuk segala bentuk bantuan yang diberikan, penulis ucapkan terima
kasih.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan.

Oleh sebab itu, kritik maupun saran selalu penulis harapkan demi tercapainya hal
terbaik dari skripsi ini. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat sekaligus menambah pengetahuan bagi berbagai pihak.
Amin.
Surabaya, April 2012
Penulis

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI


Halaman
HALAMAN J UDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJ UAN
UJ IAN SKRIPSI .................................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN
UJ IAN SKRIPSI .................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi
ABSTRAKSI ........................................................................................................ xii

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN .....................................................................

1


1.1

Latar Belakang Masalah ..................................................

1

1.2

Perumusan Masalah ........................................................

14

1.3

Tujuan Penelitian ............................................................

14

1.4


Manfaat Penelitian ..........................................................

14

1.4.1

Secara Teoritis .................................................... .

14

1.4.2

Secara Praktis .........................................................

15

TINJ AUAN PUSTAKA ............................................................

16

2.1

Landasan Teori ..............................................................

16

2.1.1 Komunikasi ..........................................................

16

vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III

2.1.2 Public Relations ...................................................

17

2.1.3 Komunikasi dalam Public Relations ......................

19

2.1.4 Fungsi dan Tujuan Public Relations ......................

23

2.1.5 Publik dalam Public Relations ...............................

27

2.2

Persepsi .........................................................................

33

2.3

Komunikasi Dalam Membangun Persepsi .......................

35

2.4

Facebook .........................................................................

36

2.4.1 Facebook Merupakan Situs Jejaring Sosial ...........

36

2.5

Unsur Pesan ...................................................................

42

2.6

Teori Computer Mediated Communication (CMC) ..........

46

2.7

Kerangka Berpikir ...........................................................

51

METODE PENELITIAN .........................................................

53

3.1

Metode Penelitian ...........................................................

53

3.2

Unit analisis Data ............................................................

54

3.2.1

Public Relations PT. PLN (Persero) Distribusi
Jawa Timur Melalui Pemanfaatan Media Sosial
Facebook.………………...................................

3.2.2 Persepsi Facebooker Terhadap

54

Pemanfaatan

Media Sosial Facebook di PT. PLN (Persero)
Distribusi Jawa Timur……………………………

56

3.3

Lokasi Penelitian .............................................................

58

3.4

Subyek dan Informan Penelitian ......................................

58

3.5

Teknik Pengumpulan Data .................................................

59

viii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.6

Teknik Analisis Data ......................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………

60

62

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian …………… ............................

62

4.1.1. PT. PLN (Persero) ................................................................

62

4.1.2. PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur ............................

63

4.1.3.Facebook ..............................................................................

70

4.1.4. Public Relations PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur dalam
Pemanfaatan Media Sosial Facebook....................................

72

4.2. Penyajian Hasil Penelitian ...........................................................

76

4.2.1.Identitas Informan .................................................................

77

4.3. Pembahasan .................................................................................

79

4.3.1. Persepsi Facebooker Terhadap Pemanfaatan Media Sosial
Facebook di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur ......

79

4.3.2. Public Relations PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur
Melalui Pemanfaatan Media Sosial Facebook. .................. 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan………………………………………………………….. 105
5.2. Saran………………………………………………………………… 106

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................

107

LAMPIRAN .....................................................................................................

109

ix

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah
Perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap
konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam
segala aspek operasional perusahaan. Didalam menjalankan tanggung
jawab tersebut dibutuhkan saling kerja sama di dalamnya. Sebuah
perusahaan ingin perusahaan tersebut di kenal dan diingat oleh masyarakat
luas sebagai bentuk terciptanya citra positif perusahaan. Ada dua hal yang
dapat diingat publik terhadap perusahaan yaitu baik dan buruk. Baik,
apabila perusahaan tersebut dapat membina atau menjalin hubungan baik
terhadap publik perusahaan, sehingga dapat membangun “good image”
sebagai cerminan citra perusahaan. Perusahaan juga dapat dipandang
buruk oleh publik apabila perusahaan tersebut telah gagal menjalankan
tanggung jawabnya, akibatnya banyak publik yang tidak lagi mempercayai
perusahaan itu lagi.
Proses penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang kepada
orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut
mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau
informasi”. (Komaruddin, 1994;Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994;
Koontz & Weihrich, 1988, dalam Komunikasi Organisasi, Syafrawati,
Skm, M. Comm Health Sc.)

1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Di dalam perusahaan tidaklah mungkin seorang pimpinan yang
mengerjakan tugas-tugasnya sendiri, perlu adanya divisi-divisi khusus
untuk menjalankan manajeman perusahaan agar perusahaan dapat berjalan
dengan baik.
Public Relations (PR) merupakan sebuah divisi di dalam
perusahaan yang menjadi ujung tombak keberhasilan dalam menciptakan
citra positif perusahaan serta mampu menjalin relasi dengan baik antara
publik internal yakni keseluruhan elemen yang berpengaruh secara
langsung dalam keberhasilan perusahaan seperti karyawan, manager,
supervisor pemegang saham, dewan direksi maupun dari publik eksternal
yakni keseluruhan dari pihak luar perusahaan yang tidak berkaitan
langsung dengan perusahaan, seperti masyarakat sekitar perusahaan, pers,
pemerintah, konsumen bahkan kompetitor perusahaan lain. Maka dari itu
menjalin relasi dengan baik dengan semua publik yang berhubungan
dengan kepentingan perusahaan merupakan salah satu cara dalam
membentuk citra positif perusahaan.
Public Relations seringkali digambarkan sebagai sosok yang
memiliki penampilan menarik, karena dihubungkan dengan nilai
performance dari suatu perusahaan atau organisasi yang mereka wakili.
Beberapa perusahaan atau organisasi tidak segan untuk mempekerjakan
seorang artis atau public figure untuk merepresentasikan company value
mereka. Namun terkadang yang seringkali luput dari perhatian adalah nilai
Public Relations itu sendiri, bahwa terdapat banyak kriteria dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang Public Relations. Adapun
kriteria Public Relation menurut Frank Jefkins adalah

(1) ability to

communicate, (2) ability to organize, (3) ability to get on with people, (4)
personality integrity and imagination. Fungsi peran Public Relations
adalah sebagai mediator yang menjembatani kepentingan organisasi atau
perusahaan dengan publiknya, sehingga hal yang dilakukan oleh Public
Relations dalam kinerjanya tersebut diharapkan senantiasa menciptakan,
menjaga dan meningkatkan citra atau image yang positif dari perusahaan
atau organisasi.
Rachmadi (1996:59) menyatakan bahwa masalah penting yang
dihadapi oleh lembaga-lembaga ekonomi, bisnis, sosial, dan politik setelah
terjadinya revolusi industri adalah masalah hubungan. Ketergantungan
antar individu dengan perusahaan, dan pemerintah dengan organisasiorganisasi sosial dan masyarakat telah menciptakan kebutuhan akan
filsafat dan fungsi baru dalam manajemen. Fungsi itulah yang disebut
sebagai Hubungan Masyarakat (PR), dan untuk itulah Public Relations
ada.
Public Relations terdiri dari semua bentuk komunikasi yang
terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang
menjalin kontak dengannya. Setiap orang pada dasaranya juga selalu
mengalami PR, kecuali jika ia terisolasi dan tidak menjalin kontak dengan
manusia lainnya.(Jefkins, 2004:9).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Banyak hal yang dapat dilakukan tentunya dengan pembentukan
ataupun dalam membangun citra perusahaan, apalagi sekarang banyak
bermunculan berbagai media-media baru yang menawarkan segala fasilitas
yang bisa membantu membangun citra perusahaan.
Untuk membangun citra positif perusahaan, seorang Public
Relations harus mampu membangun kepercayaan kepada publik. Citra
perusahaan tidak bisa direkayasa. Artinya citra akan datang dengan
sendirinya dari upaya yang kita tempuh sehingga komunikasi dan
keterbukaan perusahaan merupakan salah satu faktor utama untuk
mendapat citra perusahaan yang positif . Upaya membangun citra
perusahaan tidak bisa dilakukan secara mudah pada saat tertentu saja tetapi
merupakan suatu proses yang panjang. Perusahaan yang memiliki citra
yang positif pada umumnya berhasil membangun citranya setelah belajar
banyak dari pengalaman. Mereka berupaya untuk memperbaiki kesalahankesalahan yang dilakukan pada masa lampau.
Untuk mengetahui citra perusahaan, aspek yang paling utama ada
pada pandangan masyarakat atau persepsi, tentunya melalui proses yang
disebut dengan riset penelitian, dan itu membutuhkan waktu yang lama.
Namun sejak hadirnya media-media ekternal yang baru khususnya di
bidang teknologi internet kini riset dapat dilakukan kapanpun dan bahkan
lebih mudah untuk memperoleh jawaban langsung dari masyarakat.
Salah satunya media sosial, sebuah media online, dengan para
penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog,
jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum
digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. (wikipedia).
Menurut Antony Mayfield dari iCrossing, media sosial adalah
mengenai menjadi manusia biasa. Manusia biasa yang saling membagi ide,
bekerjasama, dan berkolaborasi untuk menciptakan kreasi, berfikir,
berdebat, menemukan orang yang bisa menjadi teman baik, menemukan
pasangan, dan membangun sebuah komunitas. Intinya, menggunakan
media sosial menjadikan kita sebagai diri sendiri. Selain kecepatan
informasi yang bisa diakses dalam hitungan detik, menjadi diri sendiri
dalam media sosial adalah alasan mengapa media sosial berkembang
pesat. Tak terkecuali, keinginan untuk aktualisasi diri dan kebutuhan
menciptakan personal branding. (wikipedia).
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media
sosial sebagai "sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang
membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang
memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content".
(wikipedia).
Di era internet ini, jenis media sosial online sangat beragam. Salah
satunya yang paling populer adalah Facebook. Facebook atau situs jejaring
sosial ini lahir di Cambridge, Massachusetts 14 Februari 2004 oleh
Mahasiswa Harvard bernama Mark Zuckerberg. Menurut data di Alexa,
Facebook adalah mesin jejaring sosial nomor satu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Menurut data statistik (http://www.checkfacebook.com/ ) diketahui
Indonesia merupakan negara dengan jumlah Facebook terbesar kedua
setelah Turki di Benua Asia, yakni sebesar 41,777,240 pengguna.
Sementara Turki, yang menduduki peringkat keempat di dunia, memiliki
30,963,100 pengguna (di akses sabtu, 24 Desember 2011 pukul 17.00
WIB).
Facebook merupakan salah satu produk internet, namun menjadi
lebih populer dari pada internet itu sendiri. Banyak orang rela mengakses
internet demi Facebook, padahal dahulunya internet bukan teknologi yang
mudah bagi kebanyakan orang. Mereka dengan kelemahan latar belakang
pendidikan, usia, dan status sosial atau ekonomi mau belajar internet demi
mengekspresikan dirinya pada Facebook. Dahulunya, tukang sayur, office
boy, pembantu rumah tangga, pedagang asongan, manula pada tahun 2003
tidak mengenal internet, namun kini mereka memiliki Facebook (Juju dan
Sulianta, 2010:2).
Untuk beberapa kepentingan, bahkan Web 2.0 bisa membantu kita
menemukan masa lalu yang hilang, lalu berinteraksi kembali dalam masa
kini. Cinta lama pun kadang bersemi kembali karena fasilitas Web 2.0
itulah yang kita kenal dengan facebook. Kita menyebutnya alat Web 2.0
itu sebagai sosial media. Bentuk sosial media lain juga berkembang, selain
Facebook, ada You Tube yang mampu membantu kita berinteraksi dengan
vide, kemudian dengan Flikr untuk foto, lantas Issu untuk media publikasi,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

dan Twitter untuk berkata-kata dalam jumlah karakter yang terbatas (mirco
blogging). (Silih Agung Wasesa, 2010:3)
Situs jejaring sosial bisa dibilang fenomena baru dalam kehidupan
saat ini. “Ini adalah dunia sosial yang baru di mana kita baru mulai
berupaya untuk memahaminya,” begitu ungkap W. Keith Campbell dari
Universitas Georgia tentang situs jejaring sosial. (Fahmi, 2011:10).
Adanya media sosial dengan fenomena-fenomena diatas ini sangat
membuat praktisi khusunya Public Relations (PR), harus “melek” di dunia
social

media

dengan berbagi

keunggulan-keunggulan

yang

bisa

menunjang kegiatan-kegiatan PR sekaligus bisa menjadi bahan rujukan
bagi perusahaan untuk menjadikan publik di media sosial sebagai target
dari pada konsumen.
Persinggungan “kepentingan” antar generasi praktisi Public
Relations pun akan menjadi tantangan tersendiri bagi PR Indonesia. Hal
ini mengingat generasi baru PR adalah penduduk asli (indegenous people)
dari web 2.0, sementara generasi-generasi sebelumnya adalah pendatang
yang dengan keterbatasan usia dan semangat, mereka harus belajar
mengenai web 2.0 sendiri. Bahkan, sekedar mengenal istilah RSS, SEO,
Louncher, Couse, Blog Walking, saja sudah merupakan kesulitan
tersendiri. (Silih Agung Wasesa, 2010:8).
Dengan perubahan perilaku membaca media umum menjadi
kebutuhan informasi pribadi, setiap anggota bumi akan mengakses
informasi tidak lagi menjadikan media cetak sebagai sumber informasi,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

tapi sudah beralih ke komputer dan bahkan telepon seluler. Kunci
komunikasi pun bukan pada media massa, tapi justru pada pengguna pada
media massa itu sendiri. Dan, sekali lagi, sifatnya bukan sosial, tapi
personal, dan komunal. (Silih Agung Wasesa, 2010:8).
Dan seperti apa yang di kemukakan oleh Brown dalam bukunya
Public Relations and Social Web, 2009, “It is the democratization of the
internet. The names of some of these spaces, Facebook, YouTube,
MySpace and Wikipedia are now familiar. There are many thousands of
others”. (Ini adalah demokratisasi internet. Nama-nama dari beberapa
ruang, Facebook, YouTube, MySpace dan Wikipedia sekarang akrab. Ada
banyak ribuan orang lain di dalamnya).
Dalam mensikapi itu perusahaan kini tidak hanya membuat pasar
di dunia nyata namun di dunia maya pun harus di ciptakan pasar-pasar
baru, karena jelas hal ini sebuah keuntungan yang dapat membuat
perusahaan bisa dikenal lagi dengan luas di dalam media sosial.
Untuk menajalankannya cukup dengan seorang Public Relations
mampu berkomunikasi dengan baik dan dapat mempersuasi publik
sehingga publik bisa percaya dengan apa yang di komunikasikan oleh PR.
Komunikasi merupakan aspek terpenting dalam kehidupan manusia,
terutama dalam membina dan menjalin hubungan baik antara individu satu
dengan individu yang lain.
Untuk dapat menciptakan komunikasi yang baik maka harus
dilakukan persiapan-persiapan secara matang terhadap seluruh komponen

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

proses komunikasi, yaitu komunikator, pesan, saluran komunikasi,
komunikan, efek, umpan balik (feedback) bahkan factor gangguan (noise)
yang mungkin terjadi. Dengan kata lain prose komunikasi yang akan
dilakukan harus didahului dengan upaya pemeriksaan terhadap pertanyaan
“Who says what in which channel to whom with what effect” (Siapa
komunikatornya, apa pesannya, melalui apa, sasarannya siapa, dan
bagaimana efeknya pada sasaran). (Rachmat Kriyantono, 2006:4)
Menurut Soemirat dan Ardianto, 2008, Di dalam menyampaikan
komunikasi terdapat unsur komunikasi dalam Public Relations yang
meliputi (1) Sumber, (2) Komunikator, (3) Pesan, (4) Komunikan, (5)
Efek. Tentunya sumber terkait dengan PR adalah perusahaan, lembaga
ataupun organisasi, dan yang menajdi komunikator adalah sorang Public
Relations, pesan yang di sampaikan merupakan dari kegiatan-kegiatan
Public Relations, yang menjadi komunikan adalah publik dan di harapkan
melalui unsur komunikasi Public Relations tadi bisa menimbulkan efek
yang positif bagi perusahaan.
Banyak Public Relations perusahaan yang sudah memanfaatkan
media ini namun tidak sedikit yang berhasil sebagai strategi untuk
membangun jaringan luas di media sosial ini. Contoh pendekatan Public
Relations yang berhasil adalah apa yang dilakukan Oli Top 1. Beberapa
tahun terakhir ini, Oli Top 1 digempur oleh isu negatif yang tidak terbukti
kebenarannya di dunia maya tanpa berbuat apapun di online. Namun,
semenjak tahun lalu, Oli Top 1 mulai melakukan online Public Relations

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

dengan membangun situs web khusus Indonesia. Mereka melakukan
pendekatan ke media-media online, memperbanyak publikasi positif di
media online, membuka konsultasi online untuk hal-hal yang berkaitan
dengan motor dan mobil, terutama mengenai sistem pelumasan di mesin
kendaraan, serta edukasi mengenai pengetahuan pelumas bagi masyarakat
dan membangun komunikasi dua arah dengan pengguna Internet.
Hasilnya, isu negatif Oli Top 1 sudah meluruh. Dan, Oli Top 1 terus
berinvestasi di dunia maya, dengan melakukan pendekatan online Public
Relation untuk membangun citra positif produknya. (BusinessWeek
Indonesia no12,20 Mei 2009, halaman 008).
Contoh lain adalah kecap Bango, Unilever Indonesia. Citra yang
dibangun kecap Bango adalah kuliner, tradisional, dan Indonesia sehingga
melahirkan activation program bernama Bango Cita Rasa Nasional
(BCRN) dengan key message “preserving Indonesian traditional foods”.
Pelestarian makanan tradisional inilah yang kemudian melahirkan program
Festival Jajanan Bango yang digelar setiap tahun di berbagai kota sejak
2005. (BusinessWeek Indonesia no12,20 Mei 2009).
Di dunia maya, Unilever bekerjasama dengan komunitas Bango
Mania, yang sangat intens membangun komunikasi melalui berbagai kanal
online, termasuk blog, forum, mailing list, hingga media sosial seperti
Plurk dan Facebook. Hasilnya, pada 2008, tercatat 500 lebih postingan
blog dan 500-an email mengenai Festival Jajanan Bango, jauh meningkat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

dibanding tahun sebelumnya. (BusinessWeek Indonesia no12,20 Mei
2009).
Keberhasilan Indosat membangun Indosat FansBerry melalui
aktivitas di Facebook menjadi contoh berikutnya. Pendekatan yang
dilakukan yakni menambah teman sebanyak-banyaknya dengan imingiming hadiah BlackBerry Indosat. Demikian juga dengan Toyota Astra
Motor yang membangun komunikasi horisontal di Facebook dengan
membuat account Yaris Groovynations dan menyelenggarakan program
Yaris Grooviest Moment Celebration, yang men-tag foto bersama mobil
Yaris. Ada beberapa tips, bagaimana membangun strategi public relations
di online, khususnya di media sosial. Strategi ini harus dibangun
berdasarkan user insight lokal, bukan user insight international.
(BusinessWeek Indonesia no12,20 Mei 2009).
Yang mesti diketahui bahwa tujuan utama pengguna global di
media sosial adalah bersenang-senang. Sedangkan tujuan utama pengguna
Indonesia di media sosial adalah membangun jaringan. Perbedaan lain
masih banyak. Dengan demikian, pemahaman user behavior lokal mutlak
diperlukan untuk membangun strategi public relation di dunia maya
dengan target konsumen Indonesia. (BusinessWeek Indonesia no12,20
Mei 2009).
Dengan fenomena diatas, praktisi Public Relations harus
menghadapi publisher

baru.

Mereka adalah

para blogger,

para

facebookers, para kaskusser, para plukers para twitter, serta pemilik akun

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

di Web 2.0 lainnya. Tentunya mereka memiliki group tersendiri yang
jumlahnya tidak sedikit. Mereka semua adalah para konsumen.
Pemanfaatan media sosial Facebook kini telah di manfaatkan oleh
salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dibidang penyediaan listrik,
yaitu PT. PLN dengan membuat sebuah akun yang bernama “Info Listrik
Jatim”. Dalam menciptakan hubungan yang baik antara pelanggan dengan
perusahaan . PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur, dibutuhkan Public
Relations yang mampu berkomunikasi yang baik agar dapat terjalin suatu
relasi antara perusahaan dengan publik di media sosial Facebook PT. PLN
dan masyarakat yang berada dalam media sosial Facebook. Yang mereka
butuhkan hanyalah juru bahasa yang mampu mengerti kebutuhan
konsumen sekaligus merespon keluhan-keluhan para konsumen secepat
mungkin. Public Relations PT. PLN dalam menggunakan bahasa di media
sosial ini dengan bahasa secara rakyat, dalam artian bahasa yang dapat
dimengerti oleh khalayak publik jawa timur di media sosial Facebook
(humas PLN).
Pemanfaatan media sosial ini dikarenakan oleh hasil survey KPK
pada tahun 2010 sampai 2011 mengatakan bahwa PT. PLN (Persero)
Distribusi Jawa Timur merupakan salah satu perusahaan yang masih
kurang dalam keterbukaan informasi dan layanan pelanggan, hal ini
dikuatkan di UU RI Nomer 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi
publik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Ini merupakan salah satu bentuk kreatifitas manajemen Public
Relations PT. PLN Distribusi Jatim, untuk memanfaatkan media sosial
Facebook sebagai media untuk memaksimalkan kinerja perusahaan dalam
hal melayani masyarakat khusunya pengguna Facebook dan sebagai
sarana penyampaian informasi dan masukan untuk perbaikan pelayanan
listrik di wilayah Jawa Timur.
Namun, hal ini belum tentu mendapat animo yang baik dari
masyarakat, karena walaupun teknologi internet sudah semakin canggih
namun masih banyak juga masyarkat yang belum memanfaatkan media
sosial Facebook.
Maka dari itu peneliti akan meneliti bagaimana persepsi para
pengguna Facebooker terhadap pemanfaatan media sosial Facebook di
PT. PLN (Persero) Disribusi Jawa Timur.
Karena persepsi merupakan serangkaian proses yang dilakukan
seseorang guna memperoleh gambaran mengenai sesuatu melalui
pemilihan, pengolahan, hingga pengertian informasi mengenai sesuatu
yang diinginkannya. Persepsi tersebut nantinya akan mempengaruhi
tindakan seseorang terhadap hal yang dipersepsikannya itu.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai persepsi Facebooker
terhadap pemanfaatan media sosial Facebook di PT. PLN (Persero)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

Disribusi Jawa Timur. Peneliti memilih masyarakat Surabaya yang
menjadi pengguna Facebook sebagai obyek penelitian.

1.2.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan
masalah penelitian ini adalah “Bagaimana persepsi Facebooker terhadap
pemanfaatan media sosial Facebook di PT. PLN (Persero) Disribusi Jawa
Timur.?”.

1.3.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui persepsi Facebooker
terhadap pemanfaatan media sosial Facebook di PT. PLN (Persero)
Disribusi Jawa Timur.?”.

1.4.

Manfaat Penelitian

1.4.1. Secara Teor itis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan
atas sumbangan dalam kajian ilmu komunikasi khususnya yang berkaitan
dengan persepsi Facebooker terhadap pemanfaatan media sosial Facebook
di PT. PLN (Persero) Disribusi Jawa Timur untuk referensi yang berguna
bagi penelitian selanjutnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

1.4.2. Secara Pr aktis

Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan wawasan serta
masukan bagi perusahaan yang berkaitan dengan persepsi Facebooker
terhadap pemanfaatan media sosial Facebook di PT. PLN (Persero)
Disribusi Jawa Timur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ UAN PUSTAKA

2.1.

Landasan Teor i
2.1.1. Komunikasi
Komunikasi secara mudah diartikan sebagai proses transfer pesan
dalam penyaluran informasi atau message melalui sarana atau saluran
komunikasi kepada komunikan yang tertuju. Penyaluran informasi
berjalan dengan adanya aktivitas komunikasi yang dilakukan manusia,
baik secara sengaja atau tidak. Di sini, sangat jelas terlihat bahwa
komunikasi sebagai suatu aktivitas juga sangat terpengaruh oleh efek
revolusi industri dengan mengutamakan nilai kecepatan dan keuntungan.
Artinya, manusia, sesuai dengan sifat dasarnya pasti ingin berkomunikasi
dengan energi yang sesedikit mungkin dengan hasil yang sebanyak
mungkin. Oleh sebab itu, manusia bila berkomunikasi sering mengaitkan
dengan strategi, taktik dalam pengiriman dan penerimaan pesan yang
berisi pengetahuan tentang ide-ide, tujuan-tujuan, emosi, bahkan nilai-nilai
yang ada.
Dalam hal ini tentu berkomunikasi itu bukan hanya manusia saja
melainkan semua pihak, termasuk institusi atau lembaga. Institusi atau
lembaga lambat laun dianggap sebagai organisme hidup yang berinteraksi
antara satu dengan yang lain sehingga membentuk jejaring (networking)
kerja. Jadi, anggapan bahwa institusi, lembaga, atau perusahaan tidak
16

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

berkomunikasi adalah sesuatu yang salah. Akan tetapi, sebaliknya,
institusi atau organisasi memiliki ciri komunikasi yang kompleks karena
terbentuknya

merupakan

atas

kumpulan

manusia-manusia

yang

berkarakteristik berbeda, tetapi memiliki tujuan dan keinginan yang sama
(Prisgunanto, 2006:2).
Adapun proses komunikasi di ilustrasikan sebagi berikut :

Gambar II.1
Komunikasi Organisasi
SYAFRAWATI, SKM, M. COMM
HEALTH SC.

2.1.2. Public Relations
Public Relations (PR) menurut Jefkins (2004) adalah suatu bentuk
komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara
suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai
tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. Public
Relations

menggunakan

metode

manajemen

berdasarkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

tujuan

18

(management by objectives). Dalam mengejar suatu tujuan, semua hasil
atau tingkat kemajuan yang telah dicapai harus bisa diukur secara jelas,
mengingat PR merupakan kegiatan yang nyata. Kenyataan ini dengan jelas
menyangkal anggapan keliru yang mengatakan bahwa Public Relations
merupakan kegiatan yang astrak. Sedangkan British Institite Public
Relations mendefinisikan Public Relations adalah keseluruhan upaya yang
dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka
menciptakan dan memelihara niat baik (good-will) dan saling pengertian
antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya.
Pertemuan asosiasi-asosiasi Public Relations seluruh dunia di
Mexico City pada bulan agustus 1978, menghasilkan pernyataan mengenai
Public Relations sebagai berikut: “Praktik Public Relations adalah sebuah
seni sekaligus ilmu sosial yang menganalisis berbagai kecenderungan,
memperkirakan setiap kemungkinan konsekuensinya, memberi masukan
dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi, serta menerapkan
program-program tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan
organisasi dan kepentingan khalayaknya. Definisi tersebut mencakup
aspek-aspek Public Relations dengan aspek-aspek ilmu sosial dari suatu
organisasi, yakni tanggungjawab organisasi atas kepentingan publik atau
kepentingan masyarakat luas. Setiap organisasi dinilai berdasarkan sepak
terjangnya. Jelas bahwa Public Relations berkaitan dengan niat baik
(goodwill) dan nama baik atau reputasi (Jefkins, 2004:10-11).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Ruslan (2005:5) mendefinisikan Public Relations sebagai fungsi
manajemen untuk mencapai target tertentu yang sebelumnya harus
mempunyai program kerja yang jelas dan rinci, mencari fakta,
merencanakan, mengkomunikasikan hingga mengevaluasi hasil-hasil apa
yang telah dicapainya.
Menurut Cutlip dan Center (2006) Public Relations adalah fungsi
manajemen yang mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasi kebijakan
dan prosedur individual dan organisasi yang punya kepentingan publik,
serta merencanakan dan melaksanakan program aksi dalam rangka
mendapatkan pemahaman dan penerimaan publik.

2.1.3. Komunikasi Dalam Public Relations
Dalam teori komunikasi yang dijelaskan oleh Watzlawick, Beavin,
dan Jackson dalam tulisannya Pragmatics of Human Communication
(1967) dinyatakan bahwa komunikasi adalah proses yang melibatkan
memberi dan menerima pesan antara individu yang sedang berinteraksi.
Komunikasi bukanlah hal yang tidak hanya muncul ketika komunikator
mengirim sebuah pesan, itu karena setiap individu selalu berpandangan
bahwa “seseorang tidak bisa tidak berkomunikasi.”
Praktisi Public Relations berperan sebagai teknisi komunikasi
untuk organisasinya. Seorang humas diharuskan memahami keahlian
komunikasi dan jurnalistik karena ia akan ditugaskan untuk menulis news

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

release, mengembangkan isi web, menangani kontak media, dan juga
berhubungan dengan banyak publik di instansinya.
Selain itu, praktisi Public Relations juga berperan sebagai
fasilitator komunikasi. Peran seorang praktisi di sini adalah sebagai
pendengar yang peka dan sebagai perantara komunikasi. Fasilitator
bekerja sebagai penghubung antara organisasi dengan publiknya.
Komunikasi akan selalu dijaga supaya berjalan dua arah dan memfasilitasi
komunikasi tersebut dengan menyingkirkan segala rintangan sambil terus
membuka jalur komunikasi. Tujuannya adalah memberi informasi yang
dibutuhkan baik oleh instansi, dalam hal ini manajemen, maupun
publiknya untuk membuat suatu keputusan atau pandangan demi
kepentingan bersama.
Kegiatan Public Relations atau Humas pada hakikatnya merupakan
bagian dari teknik kegiatan berkomunikasi (technique of communication)
dengan ciri khas komunikasi dua arah (two way traffic communication)
antara lembaga atau organisasi yang diwakilinya dengan publik atau
sebaliknya.
Komunikasi dua arah yang efektif harus dipandang sebagai satusatunya alat manajemen oleh Public Relations yang dimanfaatkan dalam
mengembangkan organisasi. Bagi Public Relations, umpan balik lewat
opini publik yang diciptakan akan membawa perbaikan, perubahan,
perkembangan sebagai efeknya. Umpan balik atau feedback akan dianalisa
oleh praktisi Public Relations untuk menilai pendapat khalayak terhadap

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

komunikasi yang telah Public Relations lakukan. Public Relations
menganalisa apakah respon yang didapat positif sehingga berdampak baik
terhadap citra atau malah negatif sehingga kurang menguntungkan posisi
organisasi di mata masyarakat.
Salah satu tugas dari seorang Public Relations adalah menjalin
hubungan baik dengan orang lain. Seringkali, seorang praktisi Public
Relations menghadapi suatu permasalahan yang berkaitan dengan orang
lain dan menangani hubungan yang sensitif. Hubungan antara perusahaan
dengan publiknya terjadi karena keduanya memiliki kepentingan yang
saling terkait.
Terkadang masalah timbul pada hubungan antara perusahaan
dengan

publiknya.

Praktisi

Public

Relations

layaknya

memiliki

kemampuan komunikasi yang baik dan mampu menjadi pihak yang netral
ketika sebuah permasalahan itu terjadi. Kemampuan komunikasi ini harus
dikembangkan terus menerus, karena apabila komunikasi itu dilaksanakan
secara efektif dan produktif artinya akan membentuk pribadi yang semakin
matang, dewasa, dan akan membentuk citra yang positif di hadapan orang
lain. Namun, apabila kita tidak memiliki kemampuan atau berpotensi
untuk berkomunikasi, akan muncul atau terjadi kemacetan dalam
komunikasi.
Publik perlu diperhatikan, karena kegiatan public relations selain
dijalankan untuk memperhatikan kepentingan organisasi juga harus
memperhatikan

kepentingan

khalayak.

Organisasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

yang

mampu

22

mengintegrasikan dan memadukan keinginan dan kebutuhan informasi
publiknya akan mampu berkembang dan mendapatkan manfaat untuk
kemajuan instansinya, karena setiap publik yang terkait selalu diberitahu
tentang kemajuan dan pencapaian organisasi. Dengan kata lain, publik
akan merasa diberikan perhatian penuh dan diakui kontribusinya dalam
organisasi.
Sebagaimana

yang

diuraikan diatas,

adapun

model

yang

digambarkan oleh Soemirat dan Ardianto adalah sebagai berikut :

Sumber

Komunikator

Pesan

Komunikan

Efek

Gambar II.2
Model Komunikasi Dalam PR
Soleh Soemirat dan Evinaro Ardianto

Adapun Sumber yang terkait diatas adalah, perusahaan, lembaga,
ataupun organisasi. Komunikator disini sebagai bidang divisi public
relations (PR). Pesan yang digunakan merupakan kegiatan-kegiatan Public
Relations yang di komunikasikan dan di informasikan kepada khlayak
publik. Komunikan sebagai publik dari perusahaan yang diberi informasi.
Dan setelah itu dari rangkaian kegiatan tersebut diharapkan bisa
menimbulkan efek yang positif bagi perusahaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

2.1.4. Fungsi dan Tujuan Public Relations
Ilmu manajemen menurut Ralph Currier dan Allan C. Filley dalm
bukunya Principles of Management dikatakan bahwa istilah fungsi
tersebut menunjukkan suatu tahap pekerjaan yang jelas dan dapat
dibedakan bahkan terpisah dari tahapan dengan pekerjaan lain. Oleh
karena itu, public relations dikatakan berfungsi dalam suatu organisasi
atau lembaga apabila public relations tersebut telah menunjukan suatu
kegiatan yang jelas dan dapat dibedakan dari kegiatan yang lainnya.
(Saputra dan Rulli, 2011: 49).
Dalam konsepnya, fungsi Public Relations Officer ketika
menjalankan tugas dan operasinalnya, baik sebagai komunikator,
mediator, ataupun oragnisator, menurut Prof. Drs. Onong Uchjana
Effendy,

M.A.

dalam

bukunya,

Hubungan

Masyarakat

Suatu

Komuniologis (1992) (dalam Saputra dan Rulli, 2011) adalah sebagai
berikut :
1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.
2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik internal
dan publik eksternal.
3. Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari
organisasi kepada publiknya dan menyalurkan opini publik kepada
organisasi.
4. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi dengan
kepentingan umum.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

5. Operasional dan organisasi public relations adalah bagaimana
membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya,
untuk

mencegah

terjadinya

rintangan

psikologis,

baik

yang

ditimbulkan dari pihak organisasi maupun dari pihak publiknya.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan mengenai peran utama
public relations yang pada intinya adalah sebgai berikut :
1. Sebagai communicator atau penghubung antara organisasi dengan
lembaga yang diawali dengan publiknya. Prosesnya dapat berlangsung
dalam

dua

arah timbale balik (two

way traffic reciprocal

communication). Dalam hal ini, di satu pihak melakukan fungsi
komunikasi berlangsung dalam bentuk penyampaian pesan dan
menciptakan opini publik..
2. Membina relationship, yaitu berupaya membina hubungan yang positif
dan saling menuntungkan dengan pihak publiknya. Khususnya dalam
menciptakan saling mempercayai (mutually understanding) dan saling
memperoleh

manfaat

bersama

(mutually

symbiosis)

antara

lembaga/organisasi perusahaan dan publiknya.
3. Peranan back up management, yakni yakni sebagi pendukung dalam
fungsi manajemen organisasi atau perusahaan. Fungsi PR melekat
pada fungsi manajemen, berarti ia tidak dapat dipisahkan oleh
manajemen, menurut teori bahwa proses tersebut melalui tahapan yang
terkenal POAC, singkatan dari planning (perencanaan), organizing
(pengorganisasian),

actuating

(penggiatan),

dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

controlling

25

(pengawasan). Lalu diikuti unsure lain yang terlibat dalam proses
melakukan komunikasi dua arah untuk menunjang kegiatan bagian
(departemen) lainnya.
4. Membentuk corporate image, artinya peranan public relations
berupaya menciptakan citra bagi organisasi atau lembaganya yang
merupakan tujuan (goals) akhir dari suatu aktivitas program kerja
Public Relations campaign (kampanya Public Relations), baik untuk
keperluan publikasi maupun promosi.
Sedangkan

Cutlip

&

Center

(dalam

Yulianita,

2005:49)

berpendapat bahwa fungsi Public Relations adalah :
1. Menjamin dan menilai opini publik yang ada dari organisasi
2. Untuk memberikan nasihat/penerangan pada manajemen dalam
hubungannya dengan opini publik yang ada
3. Untuk menggunakan komunikasi dalam rangka mempengaruhi opini
public Dari ketiga fungsi diatas, dapat disimpulkan bahwa fungsi
Public Relations adalah menggunakan dan memelihara komunikasi
yang baik dalam menyampaikan kebijakan manajemen pada publik
dan opini publik pada manajemen untuk memperoleh goodwill,
kepercayaan, saling pengertian, dan citra yang baik dari publiknya.
Menurut Greener (2002:4) tujuan dari keberadaan seorang Public
Relations adalah :
1. Menciptakan reputasi bagi perusahaan dan organisasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

2. Menciptakan reputasi para individual sebagai ahli di bidang yang
dipilihnya
3. Meningkatkan kesadaran terhadap produk dan layanan dan pada
organisasi yang mengadakan mereka
4. Mempertinggi nama baik dari suatu kedudukan masyarakat atau nama
baik perusahaan
5. Menyelengarakan kampanye untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Steinberg (dalam Yulianita, 2005:49) tujuan Public
Relation adalah menciptakan opini publik yang favorable tentang kegiatankegiatan yang dilakukan oleh badan yang bersangkutan.
Marsall (dalam Yulianita, 2005:49) menyatakan bahwa tujuan
Public Relations adalah:
1. Secara Positif
2. Berusaha untuk mendapatkan dan menambah penilaian dan goo

Dokumen yang terkait

Analisis Perlakuan Akuntansi dan Pelaporan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Studi Kasus PT. PLN Persero Distribusi Jawa Timur)

0 8 22

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN SOSIAL PERUSAHAAN (STUDI KASUS PT. PLN PERSERO DISTRIBUSI JAWA TIMUR)

5 24 130

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN SOSIAL PERUSAHAAN (STUDI KASUS PT. PLN PERSERO DISTRIBUSI JAWA TIMUR)

1 18 22

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN SOSIAL PERUSAHAAN (STUDI KASUS PT. PLN PERSERO DISTRIBUSI JAWA TIMUR)

0 3 22

PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Dan Banten

11 118 68

PERSEPSI PELANGGAN TERHADAP PROGRAM “LISTRIK PRABAYAR” PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR MELALUI MEDIA MASSA CETAK (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Pelanggan di Surabaya Terhadap Sosialisasi program “Listrik Prabayar” PT. PLN (Persero) Distribusi Ja

0 1 80

PERSEPSI PELANGGAN TERHADAP PROGRAM "LISTRIK PRABAYAR" PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR MELALUI MEDIA MASSA CETAK (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Pelanggan di Surabaya Terhadap Sosialisasi program "Listrik Prabayar" PT. PLN (Persero) Distribusi Ja

0 0 80

PERSEPSI FACEBOOKER TERHADAP PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL FACEBOOOK DI PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR

0 0 23

PERSEPSI PELANGGAN TERHADAP PROGRAM "LISTRIK PRABAYAR" PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR MELALUI MEDIA MASSA CETAK (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Pelanggan di Surabaya Terhadap Sosialisasi program "Listrik Prabayar" PT. PLN (Persero) Distribusi Ja

0 0 18

PERSEPSI PELANGGAN TERHADAP PROGRAM “LISTRIK PRABAYAR” PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR MELALUI MEDIA MASSA CETAK (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Pelanggan di Surabaya Terhadap Sosialisasi program “Listrik Prabayar” PT. PLN (Persero) Distribusi Ja

0 0 18