PERSEPSI PELANGGAN TERHADAP PROGRAM “LISTRIK PRABAYAR” PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR MELALUI MEDIA MASSA CETAK (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Pelanggan di Surabaya Terhadap Sosialisasi program “Listrik Prabayar” PT. PLN (Persero) Distribusi Ja

PERSEPSI PELANGGAN TERHADAP PROGRAM “LISTRIK PRABAYAR” PT. PLN
(PERSERO) DISTRIBUSI J AWA TIMUR MELALUI MEDIA MASSA CETAK
(Studi Kasus Kualitatif Per sepsi Pelanggan di Sur abaya Ter hadap Sosialisasi pr ogr am “Listrik
Prabayar” PT. PLN (Per sero) Distr ibusi J awa Timur Melalui Media Massa Cetak Kor an)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyar atan Dalam Memperoleh Gelar Sar jana
Progr am Studi Ilmu Komunikasi Pada FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur

Oleh :

IGNATIUS HERLAMBANG YUDHA ROBBYANTO
NPM. 0843010007

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

LEMBAR PENGESAHAN

Per sepsi Pelanggan Terhadap Sosialisasi Program “Listr ik Prabayar” PT.
PLN (Per ser o) Distribusi J awa Timur Melalui Media Massa Cetak (Studi
Deskriptif Kualitatif Persepsi Pelanggan Di Surabaya Ter hadap Sosialisasi
“Listr ik Prabayar” PT. PLN (Perser o) Distr ibusi J awa Timur Melalui Media
Massa Cetak)
Oleh:
Ignatius Her lambang Yudha Robbyanto
0843010007
Telah diper tahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi
J urusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univer sitas
Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur
Pada tanggal 13 – J uni – 2012
Pembimbing Utama
Tim Penguji:
1. Ketua


Dra. Diana Amalia, M.Si

Ir . H. Didiek Tranggono, M.Si

NIP. 19630907 199103 2001

NIP. 19581225 199001 1001
2. Sekr etar is

Dr a. Her lina Suksmawati, M.Si
NIP. 19641225 199309 2001
3. Anggota

Dra. Diana Amalia, M.Si
NIP. 19630907 199103 2001
Mengetahui,
Dekan

Dra. Ec. Hj. Supar wati, M.Si

NIP. 195507 1819 8302

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
i
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

LEMBAR PERSETUJ UAN
Judul Penelitian

: PERSEPSI PELANGGAN TERHADAP SOSIALISASI
PROGRAM

“LISTRIK

PRABAYAR”

PT.

PLN


(PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR MELALUI
MEDIA MASSA CETAK (Studi Deskriptif Kualitatif
Persepsi Pelanggan Di Surabaya Terhadap Sosialisasi
“Listrik Prabayar” PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa
Timur Melalui Media Massa Cetak)
Nama Mahasiswa

: Ignatius Herlambang Yudha Robbyanto

NPM

: 0843010007

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Politik

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi
Menyetujui,


Pembimbing Utama

Dr a. Diana Amalia, MSi
NPT 19630907 199103 2001
Mengetahui
Ketua Program Studi

J uwito, S.Sos, MSi
NPT. 3 6704 95 00361

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
ii
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI
PERSEPSI PELANGGAN TERHADAP SOSIALISASI PROGRAM LISTRIK PRABAYAR
PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI J AWA TIMUR MELALUI MEDIA MASSA CETAK

Penelitian ini didasarkan pada pemanfaatan media massa cetak yaitu media massa
cetak koran jawa pos dan surya sebagai media untuk mengoptimalkan kinerja PT.

PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur, sebagaimana peran public relations pada
salah satu perusahaan BUMN, yaitu PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur,
dengan semakin berkembangnya bisnis perusahaan, maka publik harus semakin
diperhatikan. Melalui fungsi Public Relations yang meliputi fungsi communicator,
fungsi membina hubungan (Relationship), maka pemanfaatan media massa cetak
koran ini dapat memaksimalkan pelayanannya kepada pelanggan yang berada
dalam area Jawa Timur. Pemanfatan media massa cetak koran ini juga untuk
mengetahui sejauh mana kinerja PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur di
dalam sebuah sosialisasi program listrik prabayar. Begitu dengan masyarakat,
dengan adanya media massa cetak ini para pelanggan dimudahkan dalam melihat,
serta menilai proses layanan serta informasi dari PLN lewat media massa cetak
yang notabene sebagai alat promosi. Metode dalam penelitian ini bersifat
deskriftif kualitatif, yaitu sebuah metode yang lebih mudah menyesuaikan bila
dalam penelitian ini kenyataannya ganda, menyajikan secara langsung hubungan
antara peneliti dengan objek peneliti, lebih peka serta dapat menyesuaikan diri
dengan banyak pengaruh terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. Teknik analisis
data dalam penelitian ini ialah metode deskriftif, yaitu data yang dikumpulkan
berupa kata-kata dan gambar. Teknik pengambilan data berupa wawancara
langsung dengan 4 informan secara in-depth interview dengan guide-interview.
Untuk memperoleh persepsi positif publik, metode kualitatif yang digunakan

adalah berdasarkan enam aspek persepsi yang terdiri dari sikap, motif,
kepentingan, minat, pengalaman, dan harapan. Hasil penelitian ini ialah
pemanfaatan media massa cetak untuk sosilisasi program listrik prabayar dapat
membangun persepsi yang positif antara pelanggan dengan PT. PLN (Persero)
Jawa Timur. Kata kunci : Persepsi dan Media sosialisasi koran.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRACT
SOCIALIZATION PROGRAM CUSTOMER PERCEPTIONS OF PREPAID
ELECTRICITY PT. PLN (LIMITED) DISTRIBUTION IN EAST JAVA PRINT
MEDIA
The study was based on the utilization of mass media, namely print newspaper
print media as the Javanese solar post and media to optimize the performance of
PT. PLN (Persero) Distribution of East Java, as the role of public relations at one
of the state-owned companies, namely PT. PLN (Persero) Distribution of East
Java, with the development of business enterprises, the public should increasingly
be considered. Through the Public Relations function which includes the function
of the communicator, the function relationship (Relationship), that the use of

printed mass media of this paper can maximize service to customers located in the
area of East Java . Utilization of newspaper print media is also to determine the
extent to which the performance of PT. PLN (Persero) Distribution of East Java in
a socialization program of prepaid electricity. Once the community, with the print
media is facilitated in the customers see, and judge the service as well as
information from PLN through the print media that in fact as a promotional tool.
The method in this study is descriptive qualitative, ie a method that is easier to
adjust when in fact double the research, presents researchers with a direct
connection between the object of researchers, more sensitive and able to adjust to
a lot of influence on the patterns of face value. Techniques of data analysis in this
research is descriptive method, the data collected in the form of words and
images. Data collection techniques in the form of interviews with four informants
in-depth interview with the guide-interview. To obtain a positive public
perception, qualitative method used was based on six aspects that perception
consists of attitudes, motives, interests, interests, experiences, and expectations.
The results of this study is the use of print media to sosilisasi prepaid electricity
program can build a positive perception among customers with PT. PLN (Persero)
in East Java. Key words: Perception and Socialization Media newspapers.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas
limpahan rahmat, karunia serta anugerah-Nya sehingga skripsi ini dengan judul
“PERSEPSI PELANGGAN TERHADAP SOSIALISASI PROGRAM LISTRIK
PRABAYAR PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR MELALUI
MEDIA MASSA CETAK” (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Pelanggan di
Surabaya Terhadap Sosialisasi Program Listrik Prabayar PT. PLN (Pesero)
Distribusi Jawa Timur melalui media massa cetak koran) dapat terselesaikan
dengan baik.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihakpihak yang membantu dalam proses penyelesaian proposal ini, diantaranya:
1. Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si Dekan FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur.
2. Juwito, Sos, M.Si Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN
“Veteran” Jawa Timur.
3. Drs. Saifuddin Zuhri, M.Si Sekretaris Jurusan Program Studi Ilmu
Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur.
4. Drs. Diana Amalia, M.Si Selaku Dosen Pembimbing Proposal Penelitian
Ini.

5. Ir. H. Didiek Tranggono, M.Si Selaku Dosen Wali Penulis.
6. Dosen-dosen

Program

Studi

Ilmu

Komunikasi

memberikan ilmunya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
ii
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

yang

senantiasa


7. Keluarga tercinta atas doa dan dukunganya, baik moril maupun materiil.
8. Rachel Setiabudi atas doa, dukungan, dan semangat luar biasa yang selalu
diberikan.
9. Teman-teman yang memberikan semangat bagi penulis: Angel, Putut,
Yoga, Dll.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa proposal ini jauh dari kesempurnaan.
Penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan proposal ini. Semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat sekaligus menambah pengetahuan bagi
berbagai pihak.

Surabaya, Juni 2012
Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
iii
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................................i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................iv
GAMBAR 3 ..........................................................................................................vii
INTERVIEW GUIDE ..........................................................................................viii
LEMBAR PERTANYAAN ...................................................................................ix
LAMPIRAN.............................................................................................................x
Bab I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ...................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................7
1.3. Tujuan Penelitian ..............................................................................................7
1.4. Manfaat Penelitian ...........................................................................................8
Bab II KAJ IAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori .................................................................................................9
2.1.1. Persepsi .........................................................................................................9
2.1.1.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ......................................14
2.1.1.2. Proses Persepsi dan Sifat Persepsi ......................................................16
2.1.1.3. Aspek-Aspek Persepsi ........................................................................18
2.1.2. Komunikasi ..................................................................................................20
2.1.2.1. Proses Komunikasi .............................................................................22
2.1.2.2. Teori Komunikasi S-O-R ...................................................................24
2.1.3. Media Publik ................................................................................................26
iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.1.4. Iklan Publik ..................................................................................................26
2.1.5. Promosi ........................................................................................................31
2.2.6. Kerangka Berpikir ........................................................................................32
Bab III METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional ......................................................................................33
3.2. Unit Analisis Data .........................................................................................34
3.2.1. Persepsi .....................................................................................34
3.2.2. Listrik Prabayar .........................................................................35
3.2.3. Pelanggan ..................................................................................36
3.3. Operasional Konsep .......................................................................................36
3.4. Lokasi penelitian ...........................................................................................38
3.5. Subyek dan Informan Penelitian .....................................................................38
3.6. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................39
3.7. Teknik Analisis Data ......................................................................................40

Bab IV HASIL DAN PEMABAHASAN
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................................42
4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan .....................................................................42
4.1.1.1. Visi dan Misi .....................................................................................42
4.1.1.2. Sejarah Listrik Indonesia ...................................................................42
4.1.1.3. Sejarah PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur .............................43
4.1.1.4. Profil PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur ................................47
4.1.1.5. Sumber Daya Manusia .......................................................................49
4.1.1.6. Peranan dan Tujuan ............................................................................49
v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.1.2. Gambaran Umum Surabaya ..........................................................................50
4.2. Identitas Informan ...........................................................................................52
4.3. Penyajian Data ................................................................................................53
4.4. Pembahasan ....................................................................................................54
4.4.1. Persepsi Pelanggan Terhadap Sosialisasi program LPB PT. PLN (Persero)
Disjatim......................................................................................................54
Bab V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ....................................................................................................67
5.2. Saran ..............................................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................69

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Listrik merupakan suatu kebutuhan penting bagi manusia dalam
menjalankan aktivitas sehari-hari, dimana pada zaman modern ini sudah
banyak alat pendukung kehidupan manusia yang membutuhkan tenaga
listrik untuk mengoperasikannya, seperti lampu, mesin cuci, mesin pompa
air, televisi, radio, komputer dan perangkat elektronik lainnya.
Listrik telah menjadi kebutuhan yang mendasar untuk berbagai
aktifitas manusia, yang kemudian digunakan untuk beragam fungsi
kedepannya.

Listrik

menjadikan

manusia

ketergantungan

akan

keberadaannya, tidak dapat dipungkiri bahwa listrik merupakan tenaga
yang dibutuhkan manusia dalam segala hal yang mendukung aktifitas
manusia. Adapun akhirnya peran dari pemerintah menguasai kepentingan
listrik dalam bentuk badan usaha milik negara untuk dapat mengaturnya
dengan baik untuk kepentingan bersama agar tidak terjadi monopoli dalam
kepentingan ini.
Suatu perusahaan besar sebagai penyedia listrik untuk masyarakat
adalah PT. PLN (Persero), dimana perusahaan listrik milik negara ini telah
banyak memberikan kontribusi yang besar dalam memasok kebutuhan
listrik untuk masyarakat. Selaku perusahaan milik negara yang menangani

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
1
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

masalah kepentingan listrik di Indonesia, yang memberikan jumlah
pasokan listrik kepada masyarakat dalam jumlah yang sangat besar.
Tentunya PT. PLN (Persero) memberikan pelayanan sebagai upaya pasti
dalam memberikan pelayanan yang maksimal untuk kepentingan dan
kemajuan bangsa. Masyarakat sebagai konsumen yang seakan merasa
“ketergantungan” akan kebutuhan listrik memang tidak memiliki banyak
pilihan dalam pemenuhan kebutuhan listrik selain PT. PLN (Persero).
PT. PLN (Persero) menyadari kebutuhan listrik masyarakat yang
semakin ketergantungan akan adanya tenaga listrik, dengan terus
melakukan berbagai kajian untuk meningkatkan mutu pelayanan dengan
menawarkan berbagai program layanan. Seiring berjalannya waktu dan
untuk mengembangkan pelayanan suatu perusahaan, maka dibuatlah suatu
inovasi demi mempertahankan eksistensi dan juga untuk kemampuan serta
pengembangan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Bentuk inovasi yang diciptakan oleh PT. PLN (Persero) adalah
dengan mengeluarkan program listrik prabayar. Program listrik prabayar
ini telah dikeluarkan sejak tahun 2008, salah satu alasan selain untuk
meningkatkan pelayanan, dibuatnya program listrik prabayar

ini

diantaranya adalah, kejadian salah baca meter, tagihan yang tidak
menentu, tunggakan rekening, dan salah pemutusan. Yang menderita juga
bukan hanya masyarakat, tapi PLN pun ikut merugi. Sebagai pembelajaran
dari hal itu maka diluncurkan listrik prabayar, maka dengan program ini
masyarakat diajak agar lebih menghargai akan keberadaan tenaga listrik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

dan lebih bijak dalam penggunaan listrik. Penggunaan listrik yang
cenderung terlewatkan oleh para konsumennya yang notabene adalah
masyarakat luas, sehingga penggunaan listrik terkadang memakan biaya
yang tidak sedikit untuk konsumsi rumah ataupun usaha.
Dengan dibuatnya inovasi PT.PLN (Persero) maka diperlukan pula
adanya penyebaran informasi mengenai inovasi tersebut, merupakan hal
terpenting yang harus dilakukan guna menyampaikan pesan atau informasi
kepada publik. Tujuan dari inovasi program listrik prabayar yang
dilakukan oleh humas PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur bertujuan
untuk mengenalkan dan memberitahukan kepada masyarakat agar
masyarakat dapat mengetahui program listrik prabayar. Dimana target
PLN adalah masyarakat luas yang notabene adalah pengguna listrik.
Syarat terpenting untuk berlangsungnya sosialisasi adalah interaksi
sosial, dimana sosialisasi tersebut dapat berlangsung secara tatap muka,
tapi biasa juga dilakukan dalam jarak tertentu melalui sarana media.
Dalam sebuah perusahaan. Seperti yang kita ketahui humas adalah bagian
dari suatu perusahaan yang mempunyai tugas untuk memberikan informasi
kepada pihak dalam dan pihak luar perusahaan.
Demikian pula yang dilakukan oleh humas PT. PLN (Persero)
Distribusi Jawa Timur, dengan batuan media massa dalam menyebarkan
inovasi tetang listrik prabayar yang dibuatnya. Hal ini dilakukan karena
bersifat luas atau sasaran khalayak dalam jumlah yang cukup luas.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Inovasi program baru listrik prabayar dengan menggunakan media
massa, yang mempunyai peranan dan kekuatan yang begitu besar terhadap
dan bagi dunia ini, terlebih dalam segala sesuatu yang berkaitan dengan
manusia dengan segala aspek yang melingkupinya. Oleh karenanya, dalam
komunikasi melalui media massa, media massa dan manusia mempunyai
hubungan saling ketergantungan dan saling membutuhkan karena masingmasing saling mempunyai kepentingan, dan saling memerlukan. Media
massa membutuhkan berita dan informasi untuk publikasinya baik untuk
kepentingan media itu sendiri maupun untuk kepentingan orang atau
institusi

lainnya,

dipihak

lain masyarakat

membutuhkan

adanya

pemberitaan, pubklikasi untuk kepentingan-kepentingan tertentu.
Pemanfaatan madia massa dalam menyebarkan dan memberikan
informasi kepada khalayak yang luas adalah satu cara yang cukup efektif
dalam penyebaran informasi. Dengan pemanfaatan media massa dapat
mencakup khlayak yang banyak, seperti pengertian media massa berikut
ini:
Media massa (mass media) adalah channel, media/medium,
saluran, sarana, atau alat yang dipergunakan dalam proses komunikasi
massa, yakni komunikasi yang diarahkan kepada orang banyak (channel of
mass communication). Komunikasi massa sendiri merupakan kependekan
dari komunikasi melalui media massa (communicate with media).
Seperti halnya yang dilakukan oleh humas PT. PLN (Persero)
Distribusi Jawa Timur guna menyebarkan informasi tentang program

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

listrik prabayar melalui berbagai media massa seperti Jawa Pos, Surya.
Salah satu media yang diteliti oleh peneliti pada penelitian ini adalah
media massa cetak. Program tersebut merupakan sistem pelayanan
penjualan tenaga listrik dimana pengguna listrik membayar sebelum
menggunakan atau transaksi dengan pembayaran dimuka. Sistem listrik
prabayar ini merupakan cara untuk memberikan kesempatan pada
pengguna listrik untuk lebih mudah mengendalikan pemakaian listriknya
sesuai dengan daya beli.
Sistem kWh meter prabayar berbeda bila dibandingkan kWh meter
yang diasa dipakai selama ini (pascabayar), tertentu dari meter elektronik
dipasang di pelanggan yang digunakan untuk mengukur pemakaian listrik
pelanggan dan memantau serta mengontrolnya. Dengan inovasi program
listrik prabayar yang telah diciptakan, untuk dapat mengenalkan dan
memberitahukan adanya program listrik prabayar kepada masyarakat,
diperlukan sosialisasi agar inovasi listrik prabayar tersebut dapat
digunakan/diterima oleh masyarakat.
Maka dari itu, peranan humas dalam mengenalkan suatu program
baru di perusahaan adalah sangat penting, karena dengan mengenalkan
informasi tetang listrik prabayar tersebut masyarakat akan dapat
mengetahui adanya suatu program baru yang dibuat oleh suatu perusahaan.
PT. PLN (Persero) mengenalkan program listrik prabayar kepada
masyarakat agar masyarakat dapat memahami program yang dikeluarkan
oleh PT. PLN (Persero) tersebut, dan juga eksistensi program listrik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

prabayar tetap dikenal masyarakat, maka penyebaran informasi harus
dilakukan secara berkelanjutan.
Proses komunikasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita,
seiring dengan pergerakan kehidupan manusia dan kemajuan teknologi,
komunikasi memegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan
hidup manusia. Dengan berkomunikasi manusia dapat melakukan berbagai
macam aktivitas dalam memenuhi kebutuhannya dan dengan adanya
komunikasi, penyampaian maksud dan tujuan dari seorang komunikator
kepada komunikan dapat tersampaikan.
Seperti yang diungkapkan oleh Onong Uchjana Effendy bahwa
komunikasi adalah:
Proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna
sabagai pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan,
himbauan, dan sebagai panduan, yang dilakukan oleh seseorang kepada
orang lain, baik langsung secara tatap muka maupun tidak langsung,
melalui media, dengan tujuan mengubah sikap, pandangan atau perilaku
(Effendy, 1989:60).
Dengan informasi yang akan di sampaikan, seorang humas dapat
mengenalkan inovasi program listrik prabayar kepada masyarakat.
Informasi yang dilakukan berupa bentuk komunikasi secara tidak langsung
melalui media massa cetak. Dengan menggunakan media massa cetak
dalam menyampaikan pesan mengenai program

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

listrik prabayar,

7

diharapkan dapat mengubah sikap masyarakat dalam pola penggunaan
tenaga listrik.
Sesuai dengan salah satu tujuan dan strategi eksternal dari humas
PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur, yaitu menciptakan opini publik
dan menarik perhatian publik, menciptakan kondisi yang kondusif bagi
setiap

pelaksanaan

kebijakan

perusahaan

dan

mengoptimalisasi

komunikasi dan publikasi perusahaan. Humas PT. PLN (Persero)
Distribusi Jawa Timur menyebarkan pesan tentang informasi program
listrik prabayar melalui media cetak di Jawa Pos dan Surya, dimana hal
tersebut diharapkan oleh pihak perusahaan agar dapat menambah
informasi bagi masyarakat mengenai kebijakan yang dibuat oleh PT. PLN
(Persero) Distribusi Jawa Timur, yaitu listrik prabayar. Dalam penelitian
ini peneliti mengangkat rumusan masalah “Persepsi Pelanggan Terhadap
Program Listrik Prabayar PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur
melalui Media Massa Cetak.
1.2.Rumusan Masalah
Bagaimana persepsi pelanggan di Surabaya terhadap program
“Listrik Prabayar” PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi
pelanggan di Surabaya terhadap program “Listrik Prabayar” PT. PLN
(Persero) Distribusi Jawa Timur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan menjadi sarana untuk
mengaplikasikan teori yang telah dipelajari di bangku kuliah
dengan kondisi masyarakat nyata.
2. Bagi ilmu pengetahuan, peneliti ini diharapkan menjadi sarana
untuk menggali lebih dalam tentang sebuah loyalitas dalam bisnis.
3. Bagi perusahaan, diharapkan bisa menjadi masukan untuk
membuat program-program yang lebih baik, kreatif, dan efektif
untuk menarik perhatian para pelanggan sehingga perusahaan bisa
memperoleh pelanggan yang loyal.
4. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat
digunakan sebagai landasan pengetahuan dan teori.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teor i
2.1.1. Per sepsi
Persepsi

diartikan

sebagai

proses

menerima,

menyeleksi,

mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan memberikan reaksi kepada
rangsangan pancaindra atau data (Sobur, 2003:451). Persepsi menurut
Deddy Mulyana (2001:167) adalah proses internal yang memungkinkan kita
memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan
kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita.
Selain definisi persepsi diatas, penulis akan memberikan beberapa
definisi

menurut para ahli, diantaranya menurut Brian Fellows, bahwa

persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organisasi menerima dan
menganalisis informasi. Kenneth A. Sereno dan Edward M. Bodaken
berpendapat bahwa persepsi adalah sesuatu yang memungkinkan kita
memperoleh kesadaran akan sekeliling dan lingkungan kita. Berbeda dengan
Philip Goodacre dan Jennifer Follers yang berpendapat bahwa persepsi
merupakan proses mental yang digunakan untuk mengenali rangsangannya.
Sedangkan menurut Joseph A. Devito, persepsi adalah proses dengan apa

9

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita
(Rakhmat, 2003:58).
Persepsi merupakan suatu proses dimana

individu sangat

menyadari akan aspek lingkungannya. Persepsi akan timbul karena adanya
rangsangsn dari luar yang akan menekan saraf sensor seseorang melalui
indera penglihatan,

peraba, penciuman, pengecap, dan pendengar.

Rangsangan tersebut akan diseleksi dan diorganisir oleh setiap individu
dengan caranya sendiri berdasarkan pengalamannya.
Menurut Desiderato, persepsi merupakan pengalaman tentang
objek, peristiwa,

atau

hubungan-hubungan yang diperoleh dengan

menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah pemberian
makna kepada stimulus indrawi (sensori stimuli). Hubungan sensasi dan
persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu,
menafsirkan makna informasi indrawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi
juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan juga memori (Rakhmat, 2003:51).
Menurut Bilson Simamora (2002:102), persepsi dapat didefinisikan
sebagai

suatu

proses

menyeleksi,

mengorganisasikan,

dan

juga

menginterpresikan stimuli ke dalam suatu gambaran dunia yang berarti dan
menyeluruh. Walgito (2003:54) menyimpulkan persepsi merupakan proses
pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh
organisasi atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

merupakan aktifitas yang terintegrasi, maka seluruh pribadi, seluruh apa
yang ada dalam diri individu ikut aktif berperan dalam persepsi itu.
Persepsi adalah proses bagaimana stimuli-stimuli diseleksi,
diorganisasikan, dan diinterpretasikan. Stimuli atau stimulus adalah setiap
bentuk fisik, visual, atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi
tanggapan individu. Persepsi setiap orang terhadap suatu objek akan
berbeda-beda. Oleh karena itu persepsi memiliki sifat subjektif. Persepsi
yang dibentuk oleh seseorang dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan
sekitarnya. Selain itu, satu hal yang perlu diperhatikan dari persepsi adalah
bahwa persepsi secara subtansil bisa sangat berbeda dengan realitas (Setiadi,
2003:160).
Dalam perspektif ilmu komunikasi, persepsi bisa diartikan sebagai
inti dari komunikasi itu sendiri, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah
inti dari persepsi yang identik dengan penyandian (decoding) dalam proses
komunikasi. Hal ini tampak pada definisi dari John R. Wenburg dan juga
William W. Wilmor yang mengatakan bahwa persepsi dapat didefinisikan
sebagai cara organisasi memberi makna. Menurut rudolf F. Verderbor,
pesepsi adalah proses menafsirkan informasi inderawi (Mulyana, 2001:107).
Pemahaman atas persepsi konsumen sangat penting dalam memahami
proses akuisisi, konsumsi, dan perlakuan setelah pakai dari barang dan jasa
(Amir, 2005:60).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Dari beberapa definisi yang telah dipaparkan, dapat disimpulakan
bahwa untuk membentuk sebuah persepsi, pelanggan melakukan proses
memilih, mengorganisasikan, dan juga menginterpretasikannya sebagai
stimuli yang diterimanya mengenai suatu hal yang selanjutnya diungkapkan
melalui pendapat maupun tanggapan.
Kotler (2000:20) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana
seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukanmasukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti.
Mangkunegara (dalam Arindita, 2002:170) berpendapat bahwa persepsi
adalah suatu proses pemberian arti atau makna terhadap lingkungan. Dalam
hal ini persepsi mencakup penafsiran obyek, penerimaan stimulus (Input),
pengorganisasian stimulus, dan penafsiran terhadap stimulus yang telah
diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku dan pembentukan
sikap. Adapun Robbins (2003:150) mendeskripsikan persepsi dalam
kaitannya dengan lingkungan, yaitu sebagai proses dimana individuindividu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar
memberi makna kepada lingkungan mereka.
Walgito (1993:54) mengemukakan bahwa persepsi seseorang
merupakan proses aktif yang memegang peranan, bukan hanya stimulus
yang mengenainya tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan
pengalaman-pengalamannya, motivasi serta sikapnya yang relevan dalam
menanggapi stimulus. Individu dalam hubungannya dengan dunia luar
selalu melakukan pengamatan untuk dapat mengartikan rangsangan yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

diterima dan alat indera dipergunakan sebagai penghubungan antara
individu dengan dunia luar. Agar proses pengamatan itu terjadi, maka
diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan perhatian
merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan. Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseornga
terhadap sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa
seseorang akan bertindak.
Leavitt (dalam Rosyadi, 2002:52) membedakan persepsi menjadi
dua pandangan, yaitu pandangan secara sempit dan luas. Pandangan yang
sempit mengartikan persepsi sebagai penglihatan, bagaimana seseorang
melihat sasuatu. Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai
bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Sebagian besar
dari individu menyadari bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu
sama dengan kenyataan, jadi berbeda dengan pendekatan sempit, tidak
hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih pada pengertiannya terhadap
sesuatu tersebut.
Persepsi

berarti

analisis

mengenai

cara

mengintegrasikan

penerapan kita terhadap hal-hal disekeliling individu dengan kesan-kesan
atau konsep yang sudah ada, dan selanjutnya mengenali benda tersebut.
Untuk memahami hal ini, akan diberikan contoh sebagai berikut: individu
baru pertama kali menjumpai buah yang sebelumnya tidak kita kenali, dan
kemudian ada orang yang memberitahu kita bahwa buah itu namanya
mangga. Individu kemudian mengamati serta menelaah bentuk, rasa, dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

lain sebagainya, dari buah itu secara seksama. Lalu timbul konsep mengenai
mangga dalam benak (memori) individu. Pada kesempatan lainnya, saat
menjumpai buah yang sama, maka individu akan menggunakan kesan-kesan
konsep yang telah kita miliki untuk mengenali bahwa kita lihat adalah
mangga (Taniputera, 2005:60). Dari definisi persepsi diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu proses bagaimana seseorang
menyeleksi,
informasi

mengatur
dan

dan

menginterpretasikan

pengalaman-pengalaman

yang

masukan-masukan

ada

dan

kemudian

menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan gambaran berarti.
2.1.1.1. Faktor -Faktor yang Mempengar uhi Per sepsi
Faktor-faktor yang memengaruhi persepsi bisa terletak dalam diri
pembentuk persepsi, dalam diri objek atau target yang diartikan, atau dalam
konteks situasi dimana persepsi tersebut dibuat. Asumsi yang didasarkan
pada pengalaman masa lalu dan persepsi-persepsi yang dipengaruhi oleh
asumsi-asumsi yang didasarkan pada pengalaman masa lalu dikemukakan
oleh sekelompok peneliti yang berasal dari Universitas Princenton deperti
Adelbert ames, Jr, Hadley Cantril, Edward Engels, William H. Ittelson dan
Adelbert Amer, Jr. Mereka mengemukakan konsep yang disebut dengan
pandangan transaksional. Konsep ini pada dasarnya menjelaskan bahwa
pengamat dan dunia sekitar merupakan partisipan aktif dalam tindakan
persepsi. Para pemikir transaksional telah mengembangkan sejumlah bukti
yang meyakinkan bahwa persepsi didasarkan pada asumsi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Thoha (1993:40) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya
terjadi dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktro internal
berasal dari dalam diri individu, misalnya sikap, kebiasaan, kemauan.
Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar
individu yang meliputi stimulus itu sendiri, baik sosial maupun fisik.
Dijelaskan oleh Robbins (2003:35) bahwa meskipun individu-individu
memandang

pada

satu

benda

yang

sama,

mereka

dapat

mempresentasikannya berbeda-beda. Ada sejumlah faktor yang bekerja
untuk membentuk dan terkadang memutar-balikkan persepsi. Faktor-faktor
ini dari, pelaku persepsi (Perceiver), objek atau yang dipersepsikan, konteks
dari situasi dimana persepsi itu dilakukan. Berbeda dengan persepsi
terhadap benda mati seperti meja, mesin, atau gedung, persepsi terhadap
individu adalah hukum-hukum alam tetapi mempunyai keyakinan, motif,
atau maksud seperti yang ada pada manusia. Akibatnya individu akan
berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan mengapa berperilaku
dengan cara-cara tertentu. Oleh karena itu, persepsi dan penilaian individu
terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh pengadaianpengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu (Robbins,
2003:40). Gilmer (dalam Hapsari, 2004:70) menyatakan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor belajar, motivasi, dan
pemerhati perseptor atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi. Dan
karena ada beberapa faktor yang bersifat subyektif yang mempengaruhi,
maka kesan yang diperoleh masing-masing individu berdeda satu sama lain.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Oskamp (dalam Hamka, 2002:30) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi, antara lain
faktor-faktor ciri dari objek stimulus, faktor-faktor pribadi seperti
intelegensi,

minat,

faktor-faktor

pengaruh

kelompok,

faktor-faktor

perbedaan latar belakang kultural.
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural.
Faktor fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal. Faktor
struktural adalah faktor individu yang sangat berpengaruh terhadap
seseorang dalam mempresepsikan sesuatu. Dari uraian diatas faktor-faktor
persepsi dapat disimpulkan, bahwa persepsi dipengaruhi oleh beberapa
faktor internal dan eksternal, yaitu faktor pemersepsi (preceiver), obyek
yang dipersepsikan dan konteks situasi persepsi dilakukan.
2.1.1.2. Pr oses Persepsi dan Sifat Per sepsi
Alport (dalam Mar’at, 1991:50) proses persepsi merupakan suatu
proses kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, dan
pengetahuan individu. Pengalaman dan proses belajar akan memberikan
bentuk dan struktur bagi objek yang ditangkap panca indera, sedangkan
pengetahuan dan cakrawala akan memberikan arti terhadap objek yang
ditangkap individu, akhirnya komponen individu akan berperan dalam
menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap dan tingkah laku
individu terhadap objek yang ada.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

Walgito (dalam Hamka, 2002:80) menyatakan bahwa terjadinya
persepsi merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut:
1. Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama
proses kealaman atau proses fisik, merupakan proses ditangkapnya
suatu stimulus oleh alat indera manusia.
2. Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses
fisiologis, merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima
oleh reseptor (alat indera) melalui saraf-saraf sensoris.
3. Tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik, merupakan proses timbulnya kesadaran individu
tentang stimulus yang diterima reseptor.
4. Tahap keempat, merupakan hasil yang diperoleh dari persepsi yaitu
berupa tanggapan dan perilaku.
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan, bahwa
proses persepsi melalui tiga tahap, yaitu:
1. Tahap penerimaan stimulus, baik stimulus fisik maupun stimulus
sosial melalui alat indera manusia, yang dalam proses ini
mencakup pula pengenalan dan pengumpulan informasi tentang
stimulus yang ada.
2. Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

3. Tahap

perubahan stimulus

yang diterima

individu dalam

menanggapi lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi
oleh pengalaman, cakrawala, serta pengetahuan individu.
2.1.1.3. Aspek-Aspek Per sepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari
berbagai komponen, dimana komponen-komponen tersebut menurut Alport
(dalam Mar’at,1991:60) yaitu:
1. Komponen kognitif yaitu komponen yang tersusun atas dasar
pengetahuan atau informasi yang dimiliki seseorang tentang obyek
sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian akan terbentuk suatu
keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut.
2. Komponen afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak
senang. Jadi sifatnya evaluatif yang berhubungan erat dengan nilainilai kebudayaan atau sistem nilai yang dimilikinya.
Baron dan Byrne, juga Myers (dalam Gerungan, 1996:30)
menyatakan bahwa sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk
struktur sikap, yaitu:
1. Komponen kognitif (komponen perseptual),yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu halhal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi
terhadap objek sikap.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

2. Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek
sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa
tidak senang merupakan hal yang negatif.
3. Komponen behavioral, yaitu dampak yang timbul pada komunikan
dalam bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan.
Rokeach (Walgito, 2003:125) memberikan pengertian bahwa
dalam persepsi terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif,
yaitu sikap merupakan predisposing untuk merespons, untuk berperilaku. Ini
berarti bahwa sikap berkaitan dengan perilaku, sikap merupakan predis
posisi untuk berbuat atau berperilaku. Dari batasan ini juga dapat
dikemukakan bahwa persepsi mengandung komponen kognitif, komponen
afektif, dan juga komponen konatif, yaitu merupakan kesediaan untuk
bertindak atau berperilaku. Sikap seseorang pada suatu obyek sikap
merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut yang saling
berinteraksi untuk memahami, merasakan dan berperilaku terhadap obyek
sikap. Ketiga komponen itu saling berinteraksi dan konsisten satu dengan
lainnya. Jadi, terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga
komponen tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

2.1.2 Komunikasi
Menurut Hovland, Janis dan Kelley (Muhammad, 2009:2),
komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam
bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. Mereka mengangap
komunikasi sebagai suatu proses, bukan sebagai suatu hal.
Effendy (2002:9) berdasarkan paradigma Lasswell, komunikasi
adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan
melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Lasswell menunjukkan
bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan
yang diajukan yakni:
- Komunikator (communicator, source, sender)
- Pesan (massage)
- Komunikan (communicat, communicate, receiver, recipient)
- Efek (effect, impact, influence)
Menurut
komunikasi

Hovland

bukan

saja

dalam

buku

penyampaian

(Effendy,
informasi,

2002:10),

ilmu

melainkan

juga

pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap public (public
attitude) yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan
peranan yang amat penting. Bahkan definisinya secara khusus mengenai
komunikasinya sendiri, Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah
proses mengubah perilaku orang lain (communication is the proses to
modify the behavior of other individuals).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Menurut pendapat Benard Berelson dan Garry A. Stainer dalam
buku Kampanye Public Relations (Ruslan, 2008:19) komunikasi adalah
penyampaian informasi, gagasan emosi, keterampilan, dan sebagainya
dengan mengunakan lambang-lambang atau kata-kata, gambar, bilangan,
grafik, dan lain-lain. Kegiatan atau proses penyampaian biasanya
dinamakan komunikasi.
Salah satu model komunikasi yang masih digunakan orang untuk
tujuan tertentu adalah model komunikasi yang dikemukakan oleh Harold
Lasswell, atau yang terkenal dengan nama Formula Lasswell, yaitu dengan
menjawab pertanyaan: Whos Says What in Which Channel To Whom With
What Effect (siapa mengatakan apa melalui saluran apa kepada siapa dengan
efek apa).
Pertanyaan pertama, who menunjuk kepada siapa orang yang
mengambil inisiatif untuk memulai komunikasi. Yang memulai komunikasi
ini dapat berupa seseorang dan kelompok orang seperti organisasi. Kedua,
says what atau yang dikatakan, berhubungan dengan isi komunikasi atau apa
pesan yang disampaikan dalam komunikasi. Ketiga, to whom menanyakan
siapa yang akan menjadi audience atau penerima dari komunikasi atau
kepada siapa komunikator berbicara atau kepada siapa pesan yang ingin
disampaikan. Keempat, through what atau melalui media apa. Yang
dimaksud dengan media adalah alat komunikasi, seperti berbicara, gerkan
badan, kontak mata, sentuhan, radio, televisi, surat, buku dan gambar.
Kelima what effect atau apa efek dari komunikasi tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

Dari pertanyaan mengenai efek komunikasi ini dapat menanyakan
2 hal yaitu apa yang akan dicapai dengan hasil komunikasi tersebut dan
kedua, apa yang dilakukan orang sebagai hasil komunikasi. Tetapi kadangkadang tingkah laku seseorang tidak hanya disebabkan oleh faktor hasil
komunikasi tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain (Muhammad, 2009:5-7).
Dari uraian diatas, dapat dijelaskan bahwa proses komunikasi
adalah

bagaimana

komunikator

menyampaikan

pesan

kepada

komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara
komunikan dengan komunikatronya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk
menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi
pada umumnya).
2.1.2.1 Pr oses Komunikasi
Menurut

Onong

Uchjana

Effendy

(1992:3)

dalam

buku

Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi proses komunikasi
dapat diartikan sebagai “ transfer informasi” atau pesan-pesan (message)
dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan
sebagai komunikan. Tujuan dari proses komunikasi tersebut adalah
tercapainya saling pengertian (mutual understanding) antara kedua belah
pihak.

Sebelum

pesan-pesan

tersebut

dikirim

kepada

komunikan,

komunikator memberikan makna-makna dalam pesan tersebut (decode)
yang kemudian di tangkap oleh komunikan dan diberikan makna (encode).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

Proses

Komunikasi

menurut

Effendy

(2000:6),

teknik

berkomunikasi adalah cara atau seni penyampaian suatu pesan bila
dilakukan seseorang komunikatro sedemikian rupa, sehingga menimbulkan
dampak tertentu pada komunikan. Yang terpenting dalam komunikasi ialah
bagaimana caranya agar suatu bpesan yang disampaikan komunikator itu
menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan. Dampak yang
ditimbulkan dapat diklasifikasikan menurut kadarnya, yakni:
1. Dampak Kognitif
Adalah yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia
menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya. Disini pesan
yang disampaikan komunikator ditujukan kepada pikiran si
komunikan dengan perkataan lain, tujuan komunikator
hanyalah berkisar pada upaya mengubah pikiran diri
komunikan.
2. Dampak Afektif
Adalah lebih tinggi kadarnya dari pada dampak kognitif. Disini
tujuan komunikator bukan hanya sekadar supaya komunikan
tahu, tetapi tergerak hatinya dan menimbulkan perasaan
tertentu misalnya perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah,
dan lain sebagainya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

3. Dampak Behavioral
adalah lebih tingga kadarnya dari dampak afektif. Disini tujuan
komunikator bukan hanya sekedar tahu, dan tergerak tetapi
sudah melakukan tindakan.
Semua efek komunikasi diatas adalah semua efek yang akan
ditimbulkan terhadap pesan informasi program “Listrik Prabayar” yang
disampaikan oleh komunikator.
Dalam pengertian paragdimatis, komunikasi mengandung tujuan
tertentu. Ada yang dilakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalui
media, baik media massa seperti surat kabar, radio, televisi, maupun media
non massa, misalnya surat , telephone, papan pengumuman, poster,
spanduk, dan komunikasi dalam pengertian paradigmatis bersifat intensional
(intentional), mengandung tujuan, karena itu harus dilakukan dalam
perencanaan sehingga tujuan

komunikasi dapat tercapai. Hal ini

mengandung arti, bahwa berkomunikasi dengan siapa saja melalui media
apa saja.
2.1.2.2 Teori Komunikasi S-O-R
Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini
semua berasal dari psikologi. Objek material dari psikologi dan ilmu
komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi kompo

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25