KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs MA’ARIF BAKUNG UDANAWU BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

(1)

44

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Kegiatan penelitian merupakan salah satu upaya manusia dalam memenuhi rasa ingin tahunya. 53 Penelitian (research) merupakan suatu istilah khas dalam dunia ilmiah.54 Penelitian merupakan kegiatan mencermati suatu objek, dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat. Penelitian juga menuntut objektivitas, baik dalam proses maupun dalam penyimpulan hasilnya. 55 Dalam penelitian ini, pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.

Loncoln and Guba melihat penelitian kualitatif sebagai penelitian yang bersifat naturalistik. 56 Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga sebagai etnographi, karena pada awalnya metode ini banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai

53

Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta : PT Bumi Aksara,2009), hal. 52

54

Hamidi,Metode Penelitian Kualitatif(Malang : UMM Press, 2005), hal. 3

55

Suharsimi Arikunto, dkk.,Penelitian Tindakan Kelas... hal. 53

56

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 60


(2)

metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.57

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. 58

Peneliti yang menggunakan pendekatan kualitatif melakukan aktivitasnya untuk memperoleh pengetahuan, sejumlah informasi, atau cerita yang rinci tentang subjek dan latar sosial penelitian. Pengetahuan atau informasi yang diperoleh dari hasil wawancara mendalam dan pengamatan tersebut akan berbentuk cerita yang sangat mendetail (deskripsi-rinci, gambaran yang mendalam), termasuk ungkapan –ungkapan asli subjek penelitian.59

Penelitian kualitatif yang dilakukan peneliti ini adalah dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung kejadian alami yang ada di lapangan, kemudian data yang dihasilkan dipaparkan dalam bentuk kata – kata sesuai dengan apa yang dialami, dirasakan, dan difikirkan oleh partisipan atau sumber data. Penelitian ini lebih menekankan pada tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal matematika yang berkaitan dengan materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel ditinjau dari gaya belajar siswa.

57

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&G (Bandung : Alfabeta,2014), hal. 8

58

Sugiyono,Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta, 2014) , hal. 1

59


(3)

2. Jenis Penelitian

Berdasarkan pendekatan penelitian tersebut, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya.60 Menurut Suryabrata, penelitian deskriptif adalah penelitian yang membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi–situasi atau kejadian–kejadian.61

Penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah – maslah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.62 Pengambilan jenis penelitian ini disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan oleh peneliti yaitu pendekatan kualitatif. Sehingga data yang dimunculkan hanya akan berbentuk kata–kata dan gambar bukan angka–angka, yang memungkinkan untuk mendapatkan data yang mendetail sehingga benar-benar mampu menjawab permasalahan pada penelitian ini.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Madrasah Tsanawiyah (MTs) Ma’arif udanawu Blitar, yang beralamatkan di jalanKh. Zaid Nomor 37, Desa Bakung, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar. Pemilihan lokasi penelitian ini berdasarkan pertimbangan berikut ini :

60

Sukardi,Metodologi Penelitian Pendidikan:Kompetensi dan Praktiknya,(Yogyakarta: Bumi Aksara, 2003), hal. 157

61

Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PY Raja Grafindo Persada, 2008), hal. 76

62

Nana Sudjana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung:Sinar Baru Algesindo, 2007), hal. 64


(4)

1. Kepala sekolah dan guru cukup terbuka untuk menerima pembaharuan dalam pendidikan, terutama hal-hal yang mendukung proses belajar mengajar. Hal ini dimaksudkan sebagai proses evaluasi dalam rangka mendiskripsikan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan masalah matematika khususnya pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

2. Berdasarkan wawancara kepada guru pengampu mata pelajaran matematika yang mana belum pernah adanya penelitian yang menyangkut berfikir kreatif siswa ditinjau dari gaya belajar siswa.

3. Di sekolah ini memiliki kelas dalam jumlah kecil, dimana kondisi siswa cukup diperhatikan.

4. Lokasi penelitian berada tidak jauh dari rumah peneliti.

Subjek pada penelitian kali ini adalah kelas VIII, dikarenakan materi ini diajarkan pada kelas VIII. Selain itu pada penelitian kali ini peneliti memerlukan subjek yang sangat heterogen untuk menganalisis seberapa kreatif siswa–siswi pada sekolah tersebut ditinjau dari gaya belajar siswa.

C. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kuantitatif peneliti menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data atau mengukur status variabel yang diteliti, sedangkan dalam penelitian kualitatif, peneliti menjadi instrumen.63 Sehingga dalam penelitian ini, peneliti berperan mutlak dalam proses penelitian, sehingga kehadiran peneliti di lapangan sangat diperlukan sebagaimana peranan peneliti sebagai instrumen

63


(5)

utama dalam mengamati gejala– gejala yang terjadi di lapangan. Peneliti sebagai instrumen utama yang dimaksud adalah peneliti bertindak sebagai pemberi tes, pengamat, pewawancara, pengumpul data, sekaligus pembuat laporan atau kesimpulan dari hasil penelitian. Dengan kehadiran peneliti di lapangan, peneliti akan mampu mendapatkan informasi atau data yang dibutuhkan, karena bukan tidak mungkin fenomena dalam lapangan akan berbeda jauh dari anggapan peneliti sebelumnya.

Peneliti harus mampu menetapkan langkah–langkah penelitian yang tepat sehingga data yang didapatkan nanti benar – benar mampu mewakili subjek penelitian dan sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai pengumpul data secara langsung dan secara penuh. Data tersebut meliputi hasil angket gaya belajar, data hasil tes tertulis dan wawancara secara mendalam. Pelaksanaan pengisian angket, tes tertulis dan wawancara ini diketahui oleh subjek penelitian dan guru mata pelajaran. Hal ini bertujuan agar subjek penelitian mampu memberikan informasi seakurat mungkin berupa jawaban, respon atau argumen sesuai dengan pengetahuannya sehingga dapat diketahui gambaran tingkat kemampuan berpikir kreatifnya.

D. Data dan Sumber Data 1. Data

Data adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian. Dalam penelitian kualitatif data yang disajikan berupa kata-kata. Data di sini biasanya sering muncul dalam kata-kata yang berbeda dengan maksud yang sama atau sebaliknya. Data juga diartikan sebagai hasil pencatatan peneliti, baik


(6)

yang berupa fakta ataupun angka. Dari sumber SK Menteri P dan K No. 02259/U/1977 tanggal 11 Juli 1977 disebutkan bahwa data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan.64

Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil angket, tes dan wawancara terhadap subjek penelitian. Dalam pengambilan data ini, siswa diberikan angket tentang gaya belajar, kemudian diberikan soal yang terkait dengan materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.65 Sumber data awal dalam penelitian ini adalah hasil dari observasi langsung terhadap aktifitas belajar siswa kelas VIII MTs Ma’arif Bakung Udanawu Blitar. Pada observasi ini data yang diperoleh peneliti berupa data deskriptif mengenai situasi kelas, sikap dan keaktifan siswa, serta langkah – langkah penyelesaian soal yang dikerjakan oleh siswa. Kemudian melakukan pengamatan lebih lanjut untuk mendapatkan informasi sesuai fokus penelitian. Peneliti memberikan angket, serta melakukan tes dan wawancara terhadap subjek penelitian. Dalam melakukan tes dan wawancara, peneliti mengambil subjek dari beberapa anak dengan gaya belajar visual, auditorial, atau kinestetik.

64

Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta : Rineka Cipta,2010) hal.161

65


(7)

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data di lapangan dalam rangka mendeskripsikan dan menjawab permasalahan yang sedang diteliti, peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

a) Kuesioner (Angket)

Metode kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian petanyaan yang mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Untuk memperoleh data, angket disebarkan kepada responden (orang – orang yang menjawab jadi yang diselidiki), terutama pada penelitian survey. 66

Angket yaitu alat bantu yang diguankan peneliti dalam mengumpulkan data melalui pemberian pertanyaan – pertanyaan yang berkaitan dengan gaya belajar visual, auditorial, kinestetik. Guna mendapatkan data bahwa siswa tersebut termasuk kedalam salah satu kategori gaya belajar tersebut. Pertanyaan yang akan diajukan adalah pertanyaan yang berkaitan dengan indikator gaya belajar.

Tujuan dilakukannya metode angket adalah untuk memperoleh data yang relevan dan memperoleh informasi secara serentak mengenai gaya belajar siswa sesuai dengan indikator pada lampiran 4.

b) Observasi

Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau

66


(8)

mengamati individu atau kelompok secara langsung.67 Pengamatan atau observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian ketika peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian.68

Sutrisno Hadi dalam Sugiyono mengemukakana bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses – proses pengamatan dan ingatan. 69 Pada dasarnya, tujuan dari observasi adalah untuk mendeskripsikan lingkungan (site) yang diamati, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, individu – individu yang terlibat dalam lingkungan tersebut beserta aktivitas dan perilaku yang dimunculkan, serta makna kejadian berdasarkan perspektif individu yang terlibat tersebut. 70 Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan observasi langsung yang dilakukan didalam kelas pada mata pelajaran matematika pada saat proses pembelajaran berlangsung. Peneliti melakukan observasi dengan tujuan memperoleh data tentang kondisi kelas, sikap, dan keaktifan siswa ketika pembelajaran matematika berlangsung.

c) Tes

Tes merupakan alat pengukur data yang berharga dalam penelitian. Tes ialah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang

67

M. Ngalim Purwanto,Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2002), hal. 149

68

Hamzah B. Uno, Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. (Jakarta: Bumi Aksara,2011), hal. 90

69

Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif kuialitatif dan R&G,(Bandung:ALFABETA CV, 2014), hal. 145

70

Haris Herdiansyah, Wawancara, Observasi, dan Focus Groups sebagai instrumen Penggalian Data Kualitatif,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2013), hal. 132


(9)

dengan maksud untuk mendapatkan jawaban – jawaban yang dijadikan penetapan skor angka. 71 instrumen yang berupa tes ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi.

Dalam penelitian ini tes yang digunakan berupa tes tertulis, yaitu berupa soal –soal materi Persamaan Linear Dua Variabel dalam bentuk uraian untuk mengukur tingkat berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal–soal tersebut.

d) Wawancara

Menurut Moleong, wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. 72 Wawancara adalah suatu proses tanya jawab lesan, dalam mana 2 orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengar dengan telinga sendiri dari suaranya.73 Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subjek yang diteliti. Wawancara memiliki sifat yang luwes, pertanyaan yang diberikan dapat disesuaikan dengan subjek, sehingga segala sesuatu yang ingin diungkap dapat digali dengan baik.74Dalam wawancara dapat diketahui ekspresi muka, gerak–gerik

71Ibid.

, hal. 104

72Ibid.

, hal. 29

73

Sukandarumidi, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta:Gadjah Mada University Press, 2012), hal. 88

74


(10)

tubuh yang dapat dicheck dengan pertanyaan verbal, dan juga tingkat penguasaan materi.75

Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan subjek yang terpilih, yaitu siswa dengan gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik. Pemilihan subjek ini dilakukan berdasarkan kategori hasil pengisian angket dan uraian jawaban subjek dalam menjawab tes tertulis juga masukan dari guru. Subjek penelitian yang telah terpilih akan diberikan sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan alasan mengapa mereka menjawab soal tes tertulis sebagaimana yang tertera dalam lembar jawabannya. Dalam wawancara ini peneliti bisa memperoleh informasi yang lengkap untuk menggambarkan sejauh mana kreativitas siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Peneliti menggunakan wawancara semi terstruktur.

e) Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.76 Dalam penelitian ini. Dokumen yang dimaksud peneliti adalah sejarah berdirinya MTs Ma’arif Bakung Udanawu Blitar, data guru dan karyawan, data siswa, struktur organisasi, foto kegiatan, dan lain sebagainya. Dengan metode dokumentasi ini peneliti berharap data yang diperoleh akan lebih jelas dan lengkap.

75

Sukandarumidi,Metodologi Penelitian...hal. 88

76


(11)

F. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit – unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.77

Untuk memproses analisis data dalam model Miles dan Gubermen, dapat melalui tiga proses, yaitu :

1) Proses Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan – catatan tertulis di lokasi penelitian. Reduksi data ini berlangsung terus menerus selama kegiatan penelitian berlangsung. Selama pengumpulan data berjalan, terjadilah tahapan reduksi selanjutnya (membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, membuat gugus – gugus, membuat partisi, dan membuat memo). Reduksi data dengan demikian merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan – kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

77


(12)

2) Proses Penyajian Data

Penyajian data di sini merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Beberapa jenis bentuk penyajian data adalah bentuk matriks, grafik, jaringan, bagan, dan sebagainya. Semua dirancang untuk menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih.

3) Proses Menarik Kesimpulan

Proses yang ketiga ini peneliti mulai mencari arti benda – benda, mencatat keteraturan, pola – pola, penjelasan, konfigurasi – konfigurasi yang mungkin, alur sebab – akibat, dan proposisi. Kesimpulan yang sudah disediakan dari mula belum jelas, kemudian meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar lebih kuat. Kesimpulan akhir mungkin tidak muncul sampai pengumpulan data terakhir, bergantung pada besarnya lumpulan catatan lapangan, pengkodeannya, penyimpanannya, dan metode pencarian ulang yang digunakan, kecakapan atau keterampilan peneliti, dan tuntutan dari pemberi dana, tetapi sering kesimpulan itu telah dirumuskan sebelumnya sejak awal, walaupun sudah dinyatakan telah melanjutkannya secara induktif.78

Berdasarkan alur analisis di atas, langkah–langkah yang akan dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :

1. Memilah dan mendeskripsikan semua data yang sudah terkumpul dari hasil observasi , angket, tes, dan juga wawancara.

78


(13)

2. Mengklasifikasikan gaya belajar siswa, termasuk gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik.

3. Mengklasifikasikan tingkatan kreatif, dimana siswa digolongkan pada tingkat 0, 1, 2, 3, atau 4.

4. Mendeskripsikan dan menganalisis data hasil angket, tes dan wawancara untuk mengetahui karakteristik setiap tingkat berpikir kreatif siswa dan proses pengerjaannya.

5. Menarik kesimpulan dengan teknik analisis deskriptif.

G. Pengecekan Keabsahan Temuan

Adapun teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan yaitu :

1. Ketekunan atau Keajegan Pengamatan

Keajegan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentatif. Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh. Mencari apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak dapat diperhitungkan.79 Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.80

Dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak.

79

M. Djunaidi Ghony,Metodologi Penelitian Kualitatif... hal. 321

80


(14)

Demikian dengan meningkatkan ketekunan maka peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sitematis tentang apa yang diamati.

2. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.81 Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.82 Dengan triangulasi peneliti dapat melakukan check dan rechek hasil temuannya dengan jalan membanding–bandingkan berbagai sumber, metode, dan teori.

3. Pemeriksaan Teman Sejawat (Peer Debriefing)

Teknik pemeriksaan teman sejawat ini bermanfaat di dalam pembentukan kepercayaan. Orang yang memberikandebriefinghasruslah seseorang yang sudah dipersiapkan untuk mengambil peran secara serius, baik peneliti maupun orang yang memberikan debriefingharus tetap mempertahankan hasil–hasil rekaman untuk kepentingan jejak pemeriksaan, untuk referensi, kemudian peneliti ketika hendak berusaha untuk menyususn kembali pemikiran mengapa inkuiri muncul seperti yang terjadi seperti semula.83

81

M. Djunaidi Ghoni,Metodologi Penelitian Kualitatif... hal.322

82

Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif...hal.273

83


(15)

H. Tahap – Tahap Penelitian

1. Tahap persiapan

a. Melakukan observasi ke sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian yaitu MTs Ma’arif Udanawu Blitar.

b. Meminta surat izin penelitian kepada rektor IAIN Tulungagung.

c. Konsultasi dengan guru mata pelajaran matematika di MTs Ma’arif Bakung Udanawu Blitar.

d. Konsultasai dengan dosen pembimbing. 2. Tahap pelaksanaan

a. Menyusun dan memperbaiki proposal penelitian

b. Menyusun Instrumen angket yang berisi indikator gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik.

c. Menyusun instrumen berupa soal tes tertulis dalam bentuk uraian yang berkaitan dengan materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.

d. Melakukan validasi instrumen kepada dosen ahli dan guru pelajaran matematika.

e. Memperbaiki instrumen setelah di validasi.

f. Menetapkan kelas yang dijadikan subjek penelitian dan menentukan jadwal penelitian.

g. Memberikan angket dan tes kepada siswa yang menjadi subjek penelitian. h. Mengklasifikasikan jawaban tertulis siswa sesuai dengan gaya belajar dan

kriteria berpikir kreatifnya. i. Menentukan subjek wawancara.


(16)

k. Mengumpulkan seluruh data yang didapatkan kemudian menganalisis seluruh data tersebut.

l. Membahas hasil analisis data.

m. Menarik kesimpulan dan menyusun laporan hasil penelitian.

n. Meminta surat bukti telah melakukan penelitian dari kepala MTs Ma’arif Bakung Udanawu Blitar.


(1)

F. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit – unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.77

Untuk memproses analisis data dalam model Miles dan Gubermen, dapat melalui tiga proses, yaitu :

1) Proses Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan – catatan tertulis di lokasi penelitian. Reduksi data ini berlangsung terus menerus selama kegiatan penelitian berlangsung. Selama pengumpulan data berjalan, terjadilah tahapan reduksi selanjutnya (membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, membuat gugus – gugus, membuat partisi, dan membuat memo). Reduksi data dengan demikian merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan – kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

77


(2)

2) Proses Penyajian Data

Penyajian data di sini merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Beberapa jenis bentuk penyajian data adalah bentuk matriks, grafik, jaringan, bagan, dan sebagainya. Semua dirancang untuk menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih.

3) Proses Menarik Kesimpulan

Proses yang ketiga ini peneliti mulai mencari arti benda – benda, mencatat keteraturan, pola – pola, penjelasan, konfigurasi – konfigurasi yang mungkin, alur sebab – akibat, dan proposisi. Kesimpulan yang sudah disediakan dari mula belum jelas, kemudian meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar lebih kuat. Kesimpulan akhir mungkin tidak muncul sampai pengumpulan data terakhir, bergantung pada besarnya lumpulan catatan lapangan, pengkodeannya, penyimpanannya, dan metode pencarian ulang yang digunakan, kecakapan atau keterampilan peneliti, dan tuntutan dari pemberi dana, tetapi sering kesimpulan itu telah dirumuskan sebelumnya sejak awal, walaupun sudah dinyatakan telah melanjutkannya secara induktif.78

Berdasarkan alur analisis di atas, langkah–langkah yang akan dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :

1. Memilah dan mendeskripsikan semua data yang sudah terkumpul dari hasil observasi , angket, tes, dan juga wawancara.

78


(3)

2. Mengklasifikasikan gaya belajar siswa, termasuk gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik.

3. Mengklasifikasikan tingkatan kreatif, dimana siswa digolongkan pada tingkat 0, 1, 2, 3, atau 4.

4. Mendeskripsikan dan menganalisis data hasil angket, tes dan wawancara untuk mengetahui karakteristik setiap tingkat berpikir kreatif siswa dan proses pengerjaannya.

5. Menarik kesimpulan dengan teknik analisis deskriptif.

G. Pengecekan Keabsahan Temuan

Adapun teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan yaitu :

1. Ketekunan atau Keajegan Pengamatan

Keajegan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentatif. Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh. Mencari apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak dapat diperhitungkan.79 Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.80

Dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak.

79

M. Djunaidi Ghony,Metodologi Penelitian Kualitatif... hal. 321

80


(4)

Demikian dengan meningkatkan ketekunan maka peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sitematis tentang apa yang diamati.

2. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.81 Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.82 Dengan triangulasi peneliti dapat melakukan check dan rechek hasil temuannya dengan jalan membanding–bandingkan berbagai sumber, metode, dan teori.

3. Pemeriksaan Teman Sejawat (Peer Debriefing)

Teknik pemeriksaan teman sejawat ini bermanfaat di dalam pembentukan kepercayaan. Orang yang memberikandebriefinghasruslah seseorang yang sudah dipersiapkan untuk mengambil peran secara serius, baik peneliti maupun orang yang memberikan debriefingharus tetap mempertahankan hasil–hasil rekaman untuk kepentingan jejak pemeriksaan, untuk referensi, kemudian peneliti ketika hendak berusaha untuk menyususn kembali pemikiran mengapa inkuiri muncul seperti yang terjadi seperti semula.83

81

M. Djunaidi Ghoni,Metodologi Penelitian Kualitatif... hal.322

82

Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif...hal.273

83


(5)

H. Tahap – Tahap Penelitian

1. Tahap persiapan

a. Melakukan observasi ke sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian yaitu MTs Ma’arif Udanawu Blitar.

b. Meminta surat izin penelitian kepada rektor IAIN Tulungagung.

c. Konsultasi dengan guru mata pelajaran matematika di MTs Ma’arif Bakung Udanawu Blitar.

d. Konsultasai dengan dosen pembimbing. 2. Tahap pelaksanaan

a. Menyusun dan memperbaiki proposal penelitian

b. Menyusun Instrumen angket yang berisi indikator gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik.

c. Menyusun instrumen berupa soal tes tertulis dalam bentuk uraian yang berkaitan dengan materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.

d. Melakukan validasi instrumen kepada dosen ahli dan guru pelajaran matematika.

e. Memperbaiki instrumen setelah di validasi.

f. Menetapkan kelas yang dijadikan subjek penelitian dan menentukan jadwal penelitian.

g. Memberikan angket dan tes kepada siswa yang menjadi subjek penelitian. h. Mengklasifikasikan jawaban tertulis siswa sesuai dengan gaya belajar dan

kriteria berpikir kreatifnya. i. Menentukan subjek wawancara.


(6)

k. Mengumpulkan seluruh data yang didapatkan kemudian menganalisis seluruh data tersebut.

l. Membahas hasil analisis data.

m. Menarik kesimpulan dan menyusun laporan hasil penelitian.

n. Meminta surat bukti telah melakukan penelitian dari kepala MTs Ma’arif Bakung Udanawu Blitar.


Dokumen yang terkait

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs MA’ARIF BAKUNG UDANAWU BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 6

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs MA’ARIF BAKUNG UDANAWU BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 6

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs MA’ARIF BAKUNG UDANAWU BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 3

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs MA’ARIF BAKUNG UDANAWU BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 13

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs MA’ARIF BAKUNG UDANAWU BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

1 3 30

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs MA’ARIF BAKUNG UDANAWU BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 54

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs MA’ARIF BAKUNG UDANAWU BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 7

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs MA’ARIF BAKUNG UDANAWU BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 4

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs MA’ARIF BAKUNG UDANAWU BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

SCAFFOLDING DALAM MENYELESAIKAN SOAL PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS VII MTs. MA’ARIF BAKUNG UDANAWU BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 11