PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VIII SMP SWASTA HKBP SIDORAME.

i

iv

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
berkat-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga
penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi yang berjudul “Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika
dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization
(TAI) menggunakan Metode Inkuiri Di Kelas VIII SMP Swasta HKBP
Sidorame”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor beserta stafstafnya di Universitas Negeri Medan.Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada : Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D, selaku Dekan beserta staf-stafnya
di FMIPA UNIMED. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak
Drs. S.Siahaan, M.Pd dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si sebagai dosen
pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan dan
saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya
penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Prof.
Dr. Asmin Panjaitan, M.Pd, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd, Bapak Drs. H.

Banjarnahor, M.Pd yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari
rencana penelitian sampai dengan selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan
terimakasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Nurliani Manurung, M.Pd sebagai
Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak/Ibu Dosen beserta Staf
Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.
Penghargaan juga disampaikan kepada Bapak J.M. Panjaitan, S.Pd dan Ibu T.M.
Sinaga, S.Pd selaku kepala sekolah dan guru matematika SMP Swasta HKBP
Sidorame yang telah banyak membantu selama penelitian ini.
Teristimewa saya sampaikan terimakasih kepada Ayahanda Erron Sianturi
dan Ibunda tercinta Lamtiur Pakpahan, yang selalu senantiasa membantu penulis,
mendoakan dan memberikan semangat yang luar biasa bagi penulis serta dana

v

kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan.
Teristimewa juga saya sampaikan kepada ito Agustina, bang Peter dan bang
Ricky, adek terkasih Sabam dan Markus yang selalu mendoakan, mendorong dan
menyemangati saya sangat luar biasa dalam penyelesaian studi saya ini. Tidak
lupa juga penulis menyampaikan terimakasih kepada teman-teman seperjuangan
yang selalu memberikan motivasi bagi penulis yaitu kelas Dik.A reguler, kelas

Dik.B regular, Dik.C reguler, Nondik dan kelas Ekstensi stambuk 2010 yang tidak
dapat penulis sebutkan satu-persatu, khususnya Lionita yang selalu menemani
hingga sore hari sahabatku Immanuel, Wes, Aam, Anggi, Reynold, Jhon, Toga,
Anting, Marcel, Royman, Esron, Robinson, Maria, Melda, Shindy, Fitri, Mia,
Echo, Salman, Okten, Justin, Lilis, Ratu, Eva, Nely, Elisabet, Efra, Renata,
Adelina, Saputri, Jessica, Putri, Risda, Bernaretha, Jumedi, Darwin, Elkana,
Abdul, Dinar, Extone 2010, IKBKM, Kartun Kampus, Indomie, bapak kos tulang
Sinaga, tulang pendeta Samosir.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan,

Maret 2015

Penulis,


Marihot Pardamean Sianturi

iii

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED
INDIVIDUALIZATION (TAI) MENGGUNAKAN METODE
INKUIRI DI KELAS VIII SMP SWASTA HKBP
SIDORAME MEDAN T.A. 2014/2015
Marihot Pardamean Sianturi (NIM. 4103311031)
ABSTRAK
Penelitian ini betujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep
matematika siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team
Assisted Individualization menggunakan metode inkuiri di kelas VIII SMP
Swasta HKBP Sidorame Medan T.A. 2014/2015.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-1 SMP Swasta HKBP Sidorame
Medan yang berjumlah 32 orang. Objek penelitian ini adalah peningkatan
pemahaman konsep matematika siswa melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Team Assisted Individualization menggunakan metode inkuiri.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan tes.
Hasil penelitian pada siklus I diperoleh siswa yang mampu menyatakan
ulang konsep 78,9% (sedang), siswa yang mampu mengenal contoh dan bukan
contoh dari konsep 72,6% (sedang), siswa yang mampu menggunakan hubungan
antar konsep 71,9% (sedang), siswa yang mampu menyajikan konsep dalam
bentuk representasi matematis 77,3% (sedang), dan siswa yang mampu
menggunakan konsep untuk menyelesaikan masalah matematika 67,9%(sedang).
Hasil penelitian pada siklus II diperoleh siswa yang mampu menyatakan ulang
konsep 96,1% (tinggi), siswa yang mampu mengenal contoh dan bukan contoh
dari konsep 85,2% (sedang), siswa yang mampu menggunakan hubungan antar
konsep 87,5% (sedang), siswa yang mampu menyajikan konsep dalam bentuk
representasi matematis 89,1% (sedang), dan siswa yang mampu menggunakan
konsep untuk menyelesaikan masalah matematika 75,8%(sedang).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan observer diperoleh
pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti pada siklus I termasuk
dalam kategori cukup baik dengan nilai 79,00 dan pada siklus II dalam kategori
sangat baik dengan nilai 91,75.
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan
metode inkuiri dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada

materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel di kelas VIII SMP Swasta HKBP
Sidorame Medan T.A. 2014/2015.

vi

DAFTAR ISI

Lembaran Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran

Halaman
i
ii
iii

iv
vi
viii
ix
x

BAB I
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Identifikasi Masalah
Batasan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

1
1
6
7
7
7
7

BAB II
2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.2
2.2.1
2.2.2

2.3
2.3.1
2.3.2
2.4
2.5
2.5.1
2.5.2
2.5.3
2.6
2.7
2.8

TINJAUAN PUSTAKA
Pembelajaran Konsep Matematika
Pengertian Konsep
Pengertian Konsep dalam matematika
Aspek-aspek yang Berkaiatan dengan Konsep
Teori Belajar Konsep
Cara Mengajarkan Konsep
Model Pembelajaran

Pengertian Pembelajaran Model Kooperatif
Model Pembelajaran Kooperatif TAI
Metode Pembelajaran
Pengertian Metode Inkuiri
Langkah-langkah Pembelajaran Metode Inkuiri
Model Pembelajaran Kooperatif TAI dengan Metode Inkuiri
Uraian Materi Sistem Persamaan Dua Variabel
Persamaan Linier Dua Variabel
Penyelesaian Sistem Persamaan Linier Dua Variabel
Penerapan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel
Penelitian Yang Relevan
Kerangka Konseptual
Hipotesis Tindakan

8
8
8
8
9
10

11
12
12
15
19
19
20
22
24
24
24
28
30
31
32

BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Lokasi Penelitian
3.2

Jenis Penelitian
3.3
Subjek dan Objek Penelitian

33
33
33
33

vii

3.3.1
3.3.2
3.4
3.5
3.5.1
3.5.1.1
3.5.1.2
3.5.1.3
3.5.1.4
3.5.1.5
3.5.1.6
3.5.2
3.6
3.6.1
3.6.2
3.7
3.7.1
3.7.2
3.7.3
3.8

Subjek Penelitian
Objek Penelitian
Defenisi Operasional
Prosedur Penelitian
Siklus I
Permasalahan
Tahap Perencanaan Tindakan
Pelaksanaan Tindakan
Observasi
Analisis Data
Refleksi
Siklus II
Alat Pengumpul Data
Tes
Observasi
Prosedur Analisis dan Interpretasi Data
Reduksi Data
Paparan Data
Analilsis Hasil Uji Pemahaman Konsep Matematika
Penarikan Kesimpulan

33
34
34
35
35
35
36
36
37
37
37
37
38
38
41
41
41
41
42
44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Hasil Tes Diagnostik
4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I
4.1.2.1 Perencanaan Tindakan I
4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan I
4.1.2.3 Hasil Tes Pemahaman Konsep Matematika Siklus I
4.1.2.4 Hasil Observasi Siklus I
4.1.2.5 Hasil Refleksi Siklus I
4.1.3 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II
4.1.3.1 Perencanaan Tindakan II
4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan II
4.1.3.3 Hasil Tes Pemahaman Konsep Matematika Siklus II
4.1.3.4 Hasil Observasi Siklus II
4.1.3.5 Hasil Refleksi Siklus II
4.2
Temuan Penelitian
4.3
Diskusi Hasil Penelitian

46
46
46
48
48
49
51
55
56
57
57
58
60
62
63
64
64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
5.2
Saran

66
66
67

DAFTAR PUSTAKA

68

ix

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1

Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

14

Tabel 2.2

Perhitungan Nilai Peningkatan

19

Tabel 2.3

Tingkat Penghargaan Kelompok

19

Tabel 2.4

Tahapan Pembelajaran Inkuiri

21

Tabel 2.5

Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif TAI
dengan Metode Inkuiri

Tabel 3.1

22

Rubrik Penskoran Tes Pemahaman Konsep Matematika
Siswa

39

Tabel 3.2

Norma Absolut Skala Lima

42

Tabel 3.3

Tingkat Pemahaman Konsep Matematika

43

Tabel 4.1

Skor Rata-Rata Tes Diagnostik Pemahaman Konsep
Matematika Siswa

Tabel 4.2

46

Persentase Skor Tes Diagnostik Pemahaman Konsep
Matematika

47

Tabel 4.3

Skor Rata-Rata Tes Pemahaman Konsep Matematika I

51

Tabel 4.4

Persentase Skor Tes Pemahaman Konsep Matematika I

51

Tabel 4.5

Data Kesalahan Siswa pada TPKM I

53

Tabel 4.6

Deskripsi Hasil Observasi Guru Melaksanakan
Pembelajaran pada Siklus I

55

Tabel 4.7

Skor Rata-Rata Tes Pemahaman Konsep Matematika II

60

Tabel 4.8

Persentase Tes Pemahaman Konsep Matematika II

60

Tabel 4.9

Deskripsi Hasil Observasi Guru Melaksanakan
Pembelajaran pada Siklus II

62

viii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Gambar 4.1

Persentase Hasil Tes Diagnostik Pemahaman Konsep

38

Matematika

48

Gambar 4.2

Persentase Hasil Tes Pemahaman Konsep Matematika I

53

Gambar 4.3

Persentase Hasil Tes Pemahaman Konsep Matematika II

62

x

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.

RPP 1 (Siklus I)

70

Lampiran 2.

RPP 2 (Siklus I)

75

Lampiran 3.

RPP 3 (Siklus II)

80

Lampiran 4.

RPP 4 (Siklus II)

85

Lampiran 5.

Lembar aktivitas siswa 1

90

Lampiran 6.

Alternatif Penyelesaian Lembar aktivitas siswa 1

96

Lampiran 7.

Lembar aktivitas siswa 2

101

Lampiran 8.

Alternatif Penyelesaian Lembar aktivitas siswa 2

106

Lampiran 9.

Lembar aktivitas siswa 3

110

Lampiran 10. Alternatif Penyelesaian Lembar aktivitas siswa 3

115

Lampiran 11. Lembar aktivitas siswa 4

120

Lampiran 12. Alternatif Penyelesaian Lembar aktivitas siswa 4

123

Lampiran 13. Kisi-kisi tes pemahaman konsep matematika 1

126

Lampiran 14. Lembar validasi tes pemahaman konsep matematika I

127

Lampiran 15. Daftar Nama Validator tes I

130

Lampiran 16. Tes pemahaman konsep matematika I

131

Lampiran 17. Alternatif Jawaban Tes pemahaman konsep matematika I

132

Lampiran 18. Pedoman penskoran tes pemahaman konsep matematika I 135
Lampiran 19. Kisi-kisi instrumen tes pemahaman konsep matematika II 137
Lampiran 20. Lembar validasi tes pemahaman konsep matematika II

138

Lampiran 21. Daftar Nama Validator tes II

141

Lampiran 22. Tes pemahaman konsep matematika II

142

Lampiran 23. Alternatif Jawaban Tes pemahaman konsep matematika II 143
Lampiran 24. Pedoman penskoran tes pemahaman konsep matematika II 146
Lampiran 25. Lembar observasi guru siklus I (pertemuan I)

148

Lampiran 26. Lembar observasi guru siklus I (pertemuan II)

150

Lampiran 27. Lembar observasi guru siklus II (pertemuan I)

152

Lampiran 28. Lembar observasi guru siklus II (pertemuan II)

154

Lampiran 29. Persentase Tes Pemahaman Konsep Matematika I

156

xi

Lampiran 30. Persentase Tes Pemahaman Konsep Matematika II

158

Lampiran 31. Kisi-kisi tes diagnostik pemahaman konsep

160

Lampiran 32 Tes diagnostik pemahaman konsep matematika

161

Lampiran 33 Alternatif jawaban dan penskoran tes diagnostik

162

Lampiran 34 Hasil Tes Diagnostik Pemahaman Konsep Matematika

165

Lampiran 34 Dokumentasi Penelitian

167

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam

meningkatkan sumber daya manusia demi kemajuan suatu bangsa. Trianto (2009:
4) mengatakan bahwa : “Upaya yang tepat untuk menyiapkan sumber daya
manusia yang berkualitas dan satu-satunya wadah yang dapat dipandang dan
seyoginya berfungsi sebagai alat untuk membangun SDM yang bermutu tinggi
adalah pendidikan”.
Tujuan pendidikan pada hakikatnya memanusiakan manusia atau
mengantarkan peserta didik untuk dapat menemukan jati dirinya. Hamalik (2010:
170) menyatakan bahwa “siswa adalah suatu organisme yang hidup, di dalam
dirinya beraneka ragam kemungkinan dan potensi yang hidup yang sedang
berkembang”.
Matematika merupakan salah satu penguasaan mendasar yang dapat
menumbuhkan kemampuan penalaran siswa dan sangat dibutuhkan dalam
perkembangan teknologi. Seperti yang dikatakan Cokrof (dalam Abdurrahman,
2009:252) mengemukakan :
Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) Selalu digunakan
dalam segi kehidupan; (2) Semua bidang studi memerlukan ketrampilan
matematika yang sesuai; (3) Merupakan sarana komunikasi yang kuat,
singkat dan jelas; (4) Dapat digunakan untuk menyajikan informasi
dalam berbagai cara; (5) Meningkatkan kemampuan berpikir logis,
ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) Memberikan kepuasan
terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.
Pembelajaran Matematika di sekolah-sekolah saat ini masih bersifat abstrak
sehingga siswa kesulitan memahami konsep-konsep Matematika serta logika
siswa menjadi tidak berkembang.
Seturut dengan hal tersebut Yohanes Surya (dalam kompas, 2011: 1,
http://edukasi.kompas.com ) mengatakan, pendidikan Matematika di sekolah lebih
menekankan anak menghafal tanpa mengerti bagaimana proses berpikir logis
untuk memahami konsep dasarnya. Cara belajar Matematika yang dikenalkan

1

2

kepada anak-anak tidak gampang dan tidak menyenangkan. Anak selalu tegang
jika belajar Matematika sehingga mereka sulit menyukai dan menguasai konsep
dasar Matematika.
Pembelajaran matematika sangat diperlukan karena terkait dengan
penanaman konsep pada peserta didik. Peserta didik itu yang nantinya ikut andil
dalam pengembangan matematika lebih lanjut ataupun dalam mengaplikasikan
matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Kesumawati (2012: 2, http://eprints.uny.ac.id) mengemukakan bahwa
dalam proses pembelajaran anak kurang didorong untuk mengembangkan
kemampuan berpikir. Khususnya dalam pembelajaran di dalam kelas, anak
diarahkan pada kemampuan cara menggunakan rumus, menghafal rumus,
matematika hanya untuk mengerjakan soal, jarang diajarkan untuk menganalisis
dan menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya, ketika
anak didik diberi soal aplikasi atau soal yang berbeda dengan soal latihannya,
maka mereka akan membuat kesalahan. Contoh penggunaan matematika dalam
kehidupan sehari-hari, yaitu “Apabila anda ke apotik untuk membeli obat, resep
dokter tertulis 3 x 2. Bagaimana anda meminum obat itu? Apakah tiga tablet
diminum sekaligus pada pagi hari dan 3 tablet diminum pada siang hari? Ataukah
anda minum dua tablet pada pagi hari, 2 tablet pada siang hari dan 2 tablet pada
malam hari?” Pastilah cara kedua yang betul, sehingga dapat sembuh. Jika cara
pertama yang dilakukan, berarti minum obatnya over dosis. Contoh tersebut
menunjukkan bahwa siswa belum memahami konsep perkalian jika siswa tersebut
menjawab yang semua betul.
Dalam kenyataan pembelajaran matematika di sekolah masih banyak
siswa yang mengalami hambatan dan kendala-kendala dalam menyelesaikan soal,
atau dikatakan siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal. Hal ini
ditegaskan Soleh (dalam Toyibin, 2011: 1, http://toyibin.wordpress.com) bahwa
karakteristik matematika, yaitu objeknya yang abstrak, konsep dan prinsipnya
berjenjang, dan prosedur pengerjaannya banyak memanipulasi bentuk-bentuk
ternyata menimbulkan kesulitan dalam belajar matematika.

3

Pembelajaran Matematika di sekolah-sekolah saat ini masih bersifat
abstrak sehingga siswa kesulitan memahami konsep-konsep Matematika serta
logika siswa menjadi tidak berkembang.
Seturut dengan hal tersebut Yohanes Surya (dalam kompas, 2011: 1,
http://edukasi.kompas.com ) mengatakan :
Pendidikan Matematika di sekolah lebih menekankan anak menghafal
tanpa mengerti bagaimana proses berpikir logis untuk memahami konsep
dasarnya. Cara belajar Matematika yang dikenalkan kepada anak-anak
tidak gampang dan tidak menyenangkan. Anak selalu tegang jika belajar
Matematika sehingga mereka sulit menyukai dan menguasai konsep
dasar Matematika.
Lebih lanjut, Hudojo (2009: 127) mengemukakan bahwa:
konsep dapat dipahami melalui hubungan antara interaksinya
dengan konsep lain, karena dalam proses belajar matematika,
prinsip belajar harus terlebih dahulu dipilih, sehingga sewaktu
mempelajari metematika dapat berlangsung dengan lancar, misalnya
mempelajari konsep B yang mendasarkan pada konsep A, seseorang
perlu memahami lebih dahulu konsep A. Tanpa memahami konsep
A, tidak mungkin orang itu memahami konsep B. Ini berarti
mempelajari matematika haruslah bertahap dan berurutan serta
mendasarkan pada pengalaman belajar yang lalu.
SMP Swasta HKBP Sidorame adalah salah satu sekolah yang berdomisili
di Medan. Sekolah ini masih memiliki masalah tentang proses dan hasil
pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran Matematika. Berdasarkan studi
pendahuluan yang telah peneliti lakukan pada 30 Mei 2014 dengan cara tes
diagnostik, ditemukan beberapa masalah pada sekolah penelitian di kelas VIII-1
SMP Swasta HKBP Sidorame Medan. Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada
tes diagnostik pemahaman konsep matematika adalah 18,35% dan dalam kategori
sangat rendah. Persentase kemampuan siswa menyatakan ulang pengertian
persamaan linier satu variabel mencapai 25% dan tergolong dalam kategori sangat
rendah, persentase kemampuan siswa menentukan contoh dan bukan contoh
persamaan linier satu variabel 15,23% dan tergolong dalam kategori sangat rendah,
persentase kemampuan siswa menyelesaikan persamaan linier satu variabel
dengan substitusi mencapai 12,89% dan tergolong dalam kategori sangat rendah,
persentase kemampuan siswa menyajikan kalimat cerita yang berkaitan dengan

4

sistem persamaan linier satu variabel ke dalam bentuk kalimat matematika (model
matematika) 15,23% dan tergolong dalam ketegori sangat rendah, dan persentase
kemampuan siswa menentukan penyelesaian dan himpunan penyelesaian model
matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linier satu
variabel mencapai 23,44% dan tergolong dalam kategori sangat rendah.
Berdasarkan kriteria ketuntasan pemahaman konsep matematika, hasil tes
diagnostik pemahaman konsep matematika menunjukkan bahwa hanya ada satu
siswa yang tuntas dalam pemahaman konsep matematika dengan kategori sedang.
Sehingga yang menjadi masalah adalah bagaimana cara meningkatkan
pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII-1 SMP Swasta HKBP Sidorame
dalam proses pembelajaran matematika.
Data pemahaman konsep matematika siswa yang demikian rendah
tersebut

mengindikasikan

adanya

permasalahan

serius

dalam

kegiatan

pembelajaran matematika. Agar pemahaman konsep matematika berkembang
maka siswa perlu dilibatkan secara aktif dalam proses belajar matematika.
Bertolak dari permasalahan tersebut kemudian dilakukan refleksi dan
konsultasi dengan guru sejawat untuk mendiagnosis faktor-faktor yang mungkin
menjadi penyebab timbulnya masalah. Diperoleh beberapa faktor kemungkinan
penyebab, di antaranya 1) siswa sulit memahami konsep matematika tersebut yang
bersifat abstrak, 2) siswa tidak siap atau menyiapkan diri sebelum pembelajaran
dimulai walaupun materi pelajaran yang akan diajarkan pada pertemuan
berikutnya sudah diketahui, dan 3) aktifitas siswa dalam proses pembelajaran
masih rendah.
Hal ini ditegaskan Zoltan P. Dienes (dalam Russefendi 1998: 75) bahwa:
Setiap konsep matematika dapat dipahami dengan baik apabila disajikan
kepada siswa dengan bantuan berbagai media pembelajaran yang
kongkret maka alat peraga sangat berperan dalam pembelajaran
matematika. Selanjutnya analisis materi dapat dilakukan untuk
mengetahui tahap penanaman konsep, pemahaman konsep atau tahap
pembinaan keterampilan. Untuk itu dengan model alat peraga/praktik
matematika ini diharapkan dapat mempermudah pemahaman matematika
dan meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran
matematika, serta menumbuhkan citra metematika sebagai mata
pelajaran yang menyenangkan.

5

Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat dapat menimbulkan
kebosanan, kurang dipahami dan monoton sehingga siswa kurang termotivasi
untuk belajar. Kebanyakan model pembelajaran yang diterapkan disekolah saat ini
adalah model pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran ini cenderung
bersifat searah, artinya guru memberi informasi, ide atau gagasan dan siswa
menerimanya sehingga siswa tidak terlihat aktif untuk menemukan sendiri
pengetahuan itu. Akhirnya kemampuan siswa untuk menemukan pengetahuan,
bekerjasama dengan teman, berfikir kritis, berkemauan untuk membantu serta
kemampuan social lainnya cenderung berkurang.
Mencermati hal tersebut diatas, guru harus bijaksana dalam menentukan
model pembelajaran yang sesuai. Satu inovasi yang menarik mengiringi
pencapaian tujuan pendidikan dimana membuat pelajaran kreatif, menyenangkan
dan siswa jadi aktif berpartisipasi dalam kegiatan belajar adalah dengan
diterapkannya model pembelajaran kooperatif.
Guru dapat

menerapkan model pembelajaran kooperatif dalam

pembelajaran tersebut. Menurut Trianto (2011: 56) “Siswa akan lebih mudah
menemukan dan memahami kosep yang sulit jika mereka saling berdikusi dengan
temannya”. Dikusi yang terjadi dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan
untuk memperkenalkan keterkaitan antara ide-ide yang dimiliki siswa dan
mengorganisasikan pengetahuannya kembali. Melalui diskusi, keterkaitan skema
siswa akan menjadi lebih kuat sehingga kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah matematika menjadi lebih baik.
Slavin (2005:143) menyatakan bahwa:
Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif adalah Team Assisted
Individualization (TAI) yang merupakan kombinasi antara belajar secara
koperatif dengan belajar secara individu. Siswa tetap dikelompokkan,
tetapi setiap siswa belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampuan
masing – masing. Setiap anggota kelompok saling membantu dan
mengecek.
Pembelajaran

kooperatif

merupakan

strategi

pembelajaran

yang

mendorong siswa bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah
masalah, menyelesaikan tugas, atau mengerjakan untuk mencapai prestasi belajar

6

yang memuaskan. Untuk itu peneliti mengajukan model pembelajaran kooperatif
tipe TAI (Team Assisted Individualization) merupakan salah satu model
pembelajaran koorperatif dimana para siswa dengan kemampuan individualnya
masing-masing bekerja dalam kelompok-kelompok dengan kemampuan yang
berbeda-beda. Dengan demikian siswa dapat memaksimalkan kemampuan
individualnya kemudian mengembangkan pengetahuan yang didapat dengan
berdiskusi kelompok.
Terdapat beberapa macam metode mengajar yang dapat digunakan oleh
pengajar matematika tergantung kepada siapa yang belajar matematika, mengapa
diajarkan dan apa yang diajarkan, antara lain metode mengajar matematika yang
disaraankan adalah medote inkuiri (penemuan). Metode ini perlu dikembangkan
karena merupakan salah satu metode yang berorientasi kepada aktifitas intelektual
dan aktifitas mental peserta didik. Metode ini sangat menunjang pada model
berpikir matematika dan eksplorasi matematika.
Dari uraian di atas maka perlu dilakukan penanggulangan dengan
segera. Untuk mengatasi permasalahan yang telah diuraikan diatas peneliti sangat
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Pemahaman
Konsep Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
(Team Assisted Individualization) menggunakan Metode Inkuiri pada
Materi Sistem Persmaan Linier Dua Variabel di Kelas VIII-1 SMP Swasta
HKBP Sidorame Medan”.
1.2

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, masalah

yang dapat diidentifikasi yaitu:
1.

Pemahaman konsep matematika siswa yang masih rendah.

2.

Hasil belajar matematika siswa masih rendah

3.

Pembelajaran matematika masih cenderung berpusat pada guru

4.

Minat belajar matematika siswa masih rendah

7

1.3

Batasan Masalah
Sesuai identifikasi masalah diatas, maka penulis mengangkat masalah

mengenai rendahnya pemahaman konsep matematika siswa dan pembelajaran
matematika yang masih terpusat pada guru.

1.4

Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah yang akan

dibahas dalam penelitian ini adalah “Apakah pembelajaran dengan menggunakan
metode inkuiri melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat
meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada materi Sistem
Persamaan Linier Dua Variabel di kelas VIII-1 SMP Swasta HKBP Sidorame
Medan T.A. 2014/2015?

1.5

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui, apakah penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Team
Assisted Individualization (TAI) dengan metode inkuiri dapat meningkatkan
pemahaman konsep matematika siswa pada materi Sistem Persamaan Linier Dua
Variabel di kelas VIII SMP Swasta HKBP Sidorame Medan T.A. 2014/2015?

1.6

Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Bagi siswa, dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa.

2.

Bagi guru, meningkatkan pengetahuan guru dalam melaksanakan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan menggunakan metode inkuiri.

3.

Bagi sekolah tempat penelitian, sebagai bahan pertimbangan dalam
pengembangan dan penyempurnaan program pengajaran matematika di
sekolah.

4.

Bagi peneliti, menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan
keilmuan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan hasil observasi diperoleh kesimpulan
bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted
Individualization (TAI) dengan metode inkuiri dapat meningkatkan pemahaman
konsep matematika siswa pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel di
kelas VIII SMP Swasta HKBP Sidorame Medan T.A. 2014/2015. Dari hasil
observasi pelaksanaan pembelajaran diperoleh bahwa pelaksanaan pembelajaran
mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pelaksanaan pembelajaran
berdasarkan hasil observasi untuk guru pada siklus I sebesar 2,63 meningkat pada
siklus II menjadi 3,42. Berdasarkan hasil tes pemahaman konsep yang diberikan
kepada siswa pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 29 atau 72,7% dan
meningkat pada siklus II menjadi 34 atau 84,7% sehingga diperoleh peningkatan
rata-rata pemahaman konsep siswa sebesar 5 atau 12%. Selain itu, diperoleh
peningkatan ketuntasan belajar sebanyak 7 orang (22%), yaitu dari 21 orang siswa
(66%) pada siklus I meningkat menjadi 28 orang siswa (88%) pada siklus II dan
tingkat ketuntasan klasikal yang diperoleh pada siklus II yakni 88% sudah
mencukupi syarat ketuntasan klasikal yaitu ≥ 85% siswa yang mencapai tes

kemampuan pemahaman konsep  75.

66

67

5.2 Saran
Berdasarkan simpulan penelitian, saran yang diajukan adalah:
1. Bagi guru matematika yang ingin meningkatkan pemahaman konsep
matematika siswa pada materi sistem persamaan linier dua variabel
diharapkan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted
Individualization (TAI) dengan metode inkuiri.
2. Kepada peneliti selanjutnya agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat
dijadikan pertimbangan untuk menerapkan Kooperatif Tipe Team Assisted
Individualization (TAI) dengan metode inkuiri pada materi ajar sistem
persamaan linier dua variabel ataupun materi ajar yang lain.

68

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono., (2009), Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar,
Jakarta, Rineka Cipta.
Agus, Nunek Avianti, (2008), Mudah Belajar Matematika 2 untuk Kelas VIII
SMP/MTS, Jakarta, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung, PT Remaja Rosdakarya
Arikunto, S., (2009), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, PT
Asdi Mahasatya.
Farhan, Aby , (2011), Teori Belajar Matematika (http://www.abyfarhan.com/2011
/12/teori-belajar-matematika-menurut-bruner.html) (diakses tanggal 25
Mei 2014)
Gultom, Syawal, dkk, (2010), Kompetensi Guru, Medan, UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN
Hamalik, Oemar., (2005), Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta, PT Bumi
Aksara.
Hudojo, Herman, (2009), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
Matematika, Malang, UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Ika, Nasria, (2013) http://nasriaika1125.wordpress.com/2013/11/10/teori-belajarkontruktivistik-oleh-vygotsky/ (diakses 5 September 2014).
Kesumawati, N, (2012), http://eprints.uny.ac.id/6928/1/P-18%20Pendidikan
(Nila%20K).pdf (diakses 25 Mei 2014)
Surya, Yohannes, (2011), http://edukasi.kompas.com/read/2011/03/02/03445174/.
Pendidikan.Matematika.Perlu.Diubah (diakses tanggal 5 november 2014)
Lie, A, (2008), Cooperative Learning, Jakarta, Penerbit Grasindo.
Mulyasa, E., (2003), Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung, Remaja Rosda
Karya.
Nasution, S., (2013), Berbagai Proses dan Pendekatan dalam Proses Belajar
Mengajar, Bandung, Penerbit Bumi Aksara.
Nurhaini, D. dan Wahyuni, T., (2008), Matematika Konsep dan Aplikasinya,
Jakarta, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

69

Purwanto, (2011), EVALUASI HASIL BELAJAR, Yogyakarta, Penerbit Pustaka
Pelajar.
Sagala, Syaiful, (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung, Alfabeta.
Siahaan, Sahat (2010), Teaching Grant, Medan, UNIVERSITAS NEGERI
MEDAN. (tidak dipublikasikan)
Slavin, Robert E., (2005), Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik.
Bandung,Nusa Media.
Rusefendi, E.T., (1998), Pengajaran matematika Modern Dan Masa Kini,
Bandung, Penerbit Tarsito.
Toyibin,

(2011),
http://toyibin.wordpress.com/2011/04/kesulitan-kesulitanbelajar-matematika.html (diakses 25 Mei 2014).

Trianto, (2009), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik,
Jakarta, Prestasi Pustaka.
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif - Progresif, Jakarta,
Kencana Prenada Media Group.
Wardhani, Sri, (2008), Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika
SMP/MTs untuk Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika,
Yogyakarta, Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan
Tenaga Kependidikan Matematika
Wibowo, Eko, (2009), Upaya Membantu Siwa Dalam Memahami Konsep Operasi
Pecahan Dengan Menggunakan Alat Peraga Di Kelas V SD Negeri
091575 Dolok Sinumbah T.A.2008/2009, Skripsi, FMIPA Unimed,
Medan.

ii

RIWAYAT HIDUP

Marihot Pardamean Sianturi dilahirkan di Tarutung, Kabupaten Tapanuli
Utara pada tanggal 16 Agustus 1990. Ayah bernama Erron Sianturi dan Ibu
bernama Lamtiur br Pakpahan. Merupakan anak keempat dari enam bersaudara.
Pada tahun 1998, penulis masuk SD Negeri 173105 Tarutung, dan lulus pada
tahun 2004, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Swasta Santa Maria
Tarutung, dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan
pendidikan di SMA Negeri 1 Tarutung dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun
2010, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan
Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Negeri Medan.

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individuallization (tai) terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas v sdi ummul quro bekasi

0 10 221

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VIII SMP SWASTA HKBP SIDORAME.

0 6 21

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA DENGAN STRATEGI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Dengan Strategi Team Assisted Individualization (TAI) Bagi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2

0 1 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA DENGAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Dengan Strategi Team Assisted Individualization (TAI) Bagi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Ngemplak Boyol

0 2 12

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai (Team Assisted Individualization) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika

0 2 16

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION Peningkatan Kreativitas Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada Siswa K

0 1 17

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ( TAI ) Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization ( TAI ) Dengan Pemanfaatan Media Komik

0 0 18

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ( TAI ) Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization ( TAI ) Dengan Pemanfaatan Media Komik

0 0 13

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE KOOPERATIF LEARNING TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE KOOPERATIF LEARNING TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DILENGKAPI DENGAN METODE DEMONSTRASI DIT

0 0 20