PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI OPERASI ALJABAR KELAS VIII SMP NEGERI 1 BINJAI T.A 2014/2015.

PERBEDAAN HASIL
LB
BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG D
DIAJAR DENGAN
MODEL PEMBELA
LAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVE
VESTIGATION
DAN TIPE TW
TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI OP
OPERASI
ALJABAR KELAS VIII SMP NEGERI 1
BINJAI T.A 2014/2015

Oleh :
Fitria Sri Ratu
NIM. 4103111033
Pr
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Gelar

Diajukan
an Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Ge
Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA
AN ALAM
AS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
FAKULTAS
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014

i

iv

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah
dan hidayahnya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini
berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dan Tipe Two Stay Two Stray
Pada Materi Operasi Aljabar Kelas VIII SMP Negeri 1 Binjai T.A 2014/2015”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
pendidikan matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
Prof.Dr.Pargaulan Siagian, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini,
Bapak Drs.H.Banjarnahor, M.Pd, Ibu Susiana, S.Si, M.Si, dan Bapak Drs. Syafari,
M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran mulai dari perencanaan
penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini, Bapak Drs. Syafari, M.Pd
selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen
serta staf pegawai jurusan Matematika Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam dan
Matematika Universitas Negeri Medan.
Ucapan terima kasih juga kepada Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Ibnu
Hajar, MS beserta seluruh Pembantu Rektor sebagai pimpinan UNIMED, Bapak
Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta Pembantu
Dekan I, II, dan III di lingkungan UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku
Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Program
Studi Jurusan Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris

Jurusan Matematika.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Hanafiah.I ,
S.Pd, M.M selaku Kepala Sekolah yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk melaksanakan penelitian di sekolah SMP Negeri 1 Binjai. Ucapan terima
kasih juga kepada Ibu Lailan, S.Pd selaku guru bidang studi Matematika yang
telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

v

Teristimewa rasa terima kasih penulis sampaikan kepada Ayahanda
Alinia Matra dan Ibunda Sry Hartati yang selalu mendukung, mendoakan, dan
memberi semangat kepada penulis hingga skripsi ini selesai. Terima kasih juga
penulis ucapkan kepada Adikku tersayang Cindy Ayudia Matra yang selalu
memberikan dukungan dan doa.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman
seperjuangan Fitriyanti Fadilla, Linda Purnama Sari, Halimatussa’diah, dan Fitri
Amalia Daulay yang selalu memberikan semangat, nasehat, dan motivasi
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dan teman-teman lainnya di jurusan
matematika khususnya kelas DIK B reguler 2010 serta teman-teman PPLT SMA
Negeri 1 Tanjung Pura yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan

sampai menyelesaikan skripsi ini, beserta semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu yang turut memberi semangat dan bantuan kepada
penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan matematika.

Medan,

Oktober 2014

Penulis,

Fitria Sri Ratu

iii

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR

DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP
INVESTIGATION DAN TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA
MATERI OPERASI ALJABAR KELAS VIII SMP
NEGERI 1BINJAI T.A 2014/2015

Fitria Sri Ratu (NIM. 4103111033)
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa yang diajar
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray
lebih tinggi daripada siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Group
Investigation pada materi Operasi Aljabar di kelas VIII SMP.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Binjai yang terdiri dari 8 kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah 76
siswa yang terdiri dari dua kelas, yaitu kelas VIII-6 yang merupakan kelas
eksperimen A sebanyak 38 siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay Two Stray dan kelas VIII-8 yang merupakan kelas
eksperimen B sebanyak 38 siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation. Instrumen dalam penelitian ini berupa pre
test dan post test yang berbentuk objektif pilihan berganda sebanyak 11 soal dan

15 soal. Sebelum tes diberikan kepada siswa (sampel), terlebih dahulu tes
divalidkan oleh 3 orang dosen dan dinyatakan valid. Hasil uji validitas dengan
rtabel = 0,312 diperoleh bahwa pada soal pre test terdapat 11 soal valid dan untuk
soal post test terdapat 15 soal valid serta hasil uji reliabilitas soal pre test
diperoleh sebesar 0,815 sedangkan pada soal post test diperoleh sebesar 0,857.
Sebelum pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji normalitas dan
homogenitas data. Dari pengujian ini diperoleh bahwa sampel berasal dari
populasi yang memiliki varians yang homogen dan berdistribusi normal. Dari
analisis data pada kelas eksperimen A diperoleh nilai rata-rata pre test 4,83 dan
standart deviasi pret test 1,67 sedangkan nilai rata-rata post test 8,28 dan standart
deviasi post test 1,49. Pada kelas ekperimen B nilai rata-rata pre test 4,69 dan
standart deviasi pre test 1,68 sedangkan nilai rata-rata post test 6,89 dan standart
deviasi post test 1,40. Dari analisis data skor post test dengan menggunakan uji-t
pada taraf α = 0,05 diperoleh thitung > ttabel yaitu 2,915 > 1,6676 maka H0 ditolak
dan Ha diterima.
Maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang
diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray lebih
tinggi daripada hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada
materi Operasi Aljabar di kelas VIII SMP Negeri 1 Binjai T.A 2014/2015.


vi

DAFTAR ISI

Halaman
Lembar Pengesahan

i

Daftar Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar


iv

Daftar Isi

vi

Daftar Gambar

ix

Daftar Tabel

x

Daftar Lampiran

xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah


1

1.2 Identifikasi Masalah

6

1.3 Batasan Masalah

7

1.4 Rumusan Masalah

7

1.5 Tujuan Penelitian

7

1.6 Manfaat Penelitian


7

1.7 Definisi Operasional

8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis

9

2.1.1. Pengertian Belajar

9

2.1.2. Belajar Mengajar Matematika

10


2.1.3. Hasil Belajar Matematika

11

2.1.4. Pembelajaran Kooperatif

12

2.1.4.1.Pengertian Pembelajaran Kooperatif

12

2.1.4.2.Tujuan Pembelajaran Kooperatif

14

2.1.4.3.Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif

14

2.1.4.4.Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif

16

vii

2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation

16

2.1.5.1.Langkah-Langkah Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Group Investigation

20

2.1.6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Two Stay Two Stray
2.1.7. Operasi Aljabar

22
29

2.1.7.1.Pengertian Variabel, Konstanta, Koefisien
dan Suku
2.1.7.2.Operasi Hitung Bentuk Aljabar

29
29

2.2. Penelitian Yang Relevan

36

2.3. Kerangka Konseptual

38

2.4. Hipotesis Penelitian

40

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

41

3.2 Populasi dan Sampel

41

3.2.1 Populasi

41

3.2.2 Sampel

41

3.3 Variabel Penelitian

42

3.4 Jenis dan Desain Penelitian

42

3.5 Prosedur Penelitian

43

3.6 Instrumen Penelitian

48

3.6.1 Tes

48

3.6.1.1 Uji Validitas

49

3.6.1.2 Uji Reabilitas

50

3.6.1.3 Tingkat Kesukaran Tes

51

3.6.1.4 Daya Pembeda Tes

51

3.6.2 Penskoran

52

3.7 Teknik Analisis Data

52

3.7.1 Menghitung Rata-Rata Skor

52

viii

3.7.2 Menghitung Standard Deviasi

53

3.7.3 Uji Normalitas

53

3.7.4 Uji Homogenitas

54

3.7.5 Analisis Pengujian Hipotesis

54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian

56
56

4.1.1.1 Hasil Pre Test Pada Kelas Eksperimen A dan
Kelas Eksperimen B

56

4.1.1.2 Hasil Post Test Pada Kelas Eksperimen A dan
Kelas Eksperimen B

57

4.2 Analisis Data Hasil Penelitian

59

4.2.1 Uji Normalitas Data

59

4.2.2 Uji Homogenitas

64

4.2.3 Pengujian Hipotesis Hasil Belajar Matematika

68

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

70

4.3.1Kegiatan Pembelajaran dengan model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray dan
Group Investigation

70

4.3.2 Hasil Belajar Matematika

72

4.4 Diskusi Hasil Penelitian

73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

76

5.2 Saran

76

DAFTAR PUSTAKA

78

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian

45

Gambar 4.1 Gambar Diagram Jumlah Nilai dan Rata-Rata
Pre Test dan Post Test Kedua Kelas

59

Gambar 5.1 Lokasi Penelitian

218

Gambar 5.2 Siswa kelas eksperimen A mengerjakan pre test

218

Gambar 5.3 Siswa kelas eksperimen B mengerjakan pre test

218

Gambar 5.4 Peneliti membagikan LAS

219

Gambar 5.5 Peneliti mendatangi kelompok diskusi siswa

219

Gambar 5.6 Siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan
oleh guru

220

Gambar 5.7 Peneliti membimbing siswa saat diskusi

220

Gambar 5.8 Siswa berdiskusi mengerjakan LAS

221

Gambar 5.9 Peneliti membimbing siswa mempresentasikan
hasil kerja

221

Gambar 5.10 Siswa kelas eksperimen A mengerjakan post test

222

Gambar 5.11 Siswa kelas eksperimen B mengerjakan post test

222

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang menumbuh kembangkan
potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan
memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Sesuai dengan pernyataan Sukmadinata
(2004 : 4) bahwa: “Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam
pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan serta
karakteristik pribadinya kearah yang positif, baik bagi dirinya maupun
lingkungannya”.
Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia
membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada.Pendidikan
akan selalu ada seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan manusia.Hal ini
senada dengan pernyataan John Dewey (dalam Syaiful, 2012 : 3) : “A ducation is
all one with growing, it has no end beyond itself. (Pendidikan adalah segala
sesuatu bersamaan dengan pertumbuhan, pendidikan sendiri tidak punya tujuan
akhir di balik dirinya)”. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa
pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan
demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia
yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang
luhur dan moral yang baik
Pendidikan matematika merupakan bagian dari pendidikan.Matematika
adalah mata pelajaran yang sangat mempengaruhui perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang.Matematika tidak hanya
mampu melatih kemampuan berhitung, tetapi juga mampu melatih cara berpikir
kritis, menganalisa masalah, mengevaluasi hingga akhirnya mampu memecahkan
suatu permasalahan.Matematika merupakan salah satu bidang studi yang
memegang peranan penting baik di dalam kehidupan sehari-hari maupun di dunia
pendidikan.Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa
disetiap jenjang pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA, hingga Perguruan Tinggi.

2

Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika.Cornelius (dalam
Abdurrahman, 2009 : 253) mengemukakan :
Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan
(1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan
kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan
generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas,
dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan
budaya.
Selanjutnya Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009 : 253) juga mengemukakan:
Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan
dalam segala jenis kehidupan ; (2) semua bidang studi memerlukan
keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi
yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan
informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir
logis, ketelitian dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan
terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.
Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
matematika sangat penting untuk memajukan kehidupan bangsa. Namun
kenyataannya tidak sedikit siswa yang kurang memahami arti penting matematika
dalam kehidupan, sehingga siswa kurang berminat dan kurang termotivasi dalam
belajar matematika.Umumnya siswa menganggap bahwa pelajaran matematika
adalah pelajaran yang sangat sulit dengan alasan, bidang studi ini identik dengan
hitung menghitung. Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa memang matematika
memerlukan penguasaan yang baik dan benar juga menuntut intelektualitas yang
relatif

tinggi

sehingga

sebagian

siswa

mengalami

kesulitan

dalam

mempelajarinya.
Berdasarkan data UNESCO, mutu pendidikan matematika di Indonesia
berada pada peringkat 34 dari 38 negara yang diamati. Data lain yang
menunjukkan rendahnya hasil matematika siswa Indonesia dapat dilihat dari hasil
survei Pusat Statistik Internasional untuk Pendidikan (International Center for
Education in Statistics) terhadap 41 negara dalam pembelajaran matematika,
dimana Indonesia mendapatkan peringkat ke 39 di bawah Thailand dan Uruguay
(http://ugm.ac.id/id/post/page?id=4467).

3

Keadaan ini sungguh sangat mengkhawatirkan mengingat pentingnya
matematika dalam dunia pendidikan, namun ternyata hasil belajar siswanya masih
tergolong rendah.Banyak faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil
belajar matematika siswa.Salah satunya yaitu siswa sering merasa bosan,
matematika sebagai pelajaran yang kurang menyenangkan dan menganggap
matematika sulit dipelajari. Sehingga ada kenyataan bahwa matematika menjadi
momok menakutkan bagi para siswa yang kemudian mereka pun tidak mampu
menerapkan teori di sekolah untuk memecahkan masalah dalam kehidupan seharihari.
Hal ini juga terjadi di SMP Negeri 1 Binjai yang merupakan salah satu
lembaga pendidikan formal yang mengutamakan proses dalam meningkatkan
perkembangan siswanya.Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan pada hari
Kamis tanggal 30 Januari 2014 dengan salah satu guru matematika SMP Negeri 1
Binjai, Ibu Lailan S.Pd yang mengatakan bahwa hasil belajar matematika siswa
masih tergolong rendah.Salah satunya pada materi operasi aljabar.Siswa kurang
memahami konsep awal aljabar yang telah dipelajari di kelas VII sehingga mereka
kesulitan menerima materi operasi hitung bentuk aljabar di kelas VIII.Dalam
melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar, sebagian siswa
belum

mampu

menentukan

mana

suku-suku

sejenis

yang

harus

dioperasikan.Sementara pada operasi perkalian, pembagian dan pemangkatan
hanya sebagian saja dari mereka yang bisa menyelesaikannya dengan baik.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Binjai pada materi operasi aljabar, nilai rata-rata kelas VIII pada tahun 2012
masih rendah yaitu dengan nilai rata-rata kelas 69,3.Sedangkan nilai rata-rata
kelas VIII pada tahun 2013 juga masih rendah yaitu dengan nilai rata-rata kelas
72,6.
Selain itu dari hasil tes kemampuan awal siswa yang menyatakan bahwa
hanya sekitar 47,4 % siswa yang tuntas. Dengan kata lain ada sebanyak 18 orang
dari 38 orang siswa yang tuntas sedangkan 20 orang lainnya dinyatakan tidak
tuntas.Sehingga dapat dikatakan bahwa jumlah dan kriteria kelulusan belum
sesuai dengan apa yang diharapkan. Dengan standar Kriteria Ketuntasan Minimal

4

(KKM) yakni 75 yang ditetapkan oleh pihak sekolah.Berdasarkan hasil observasi
tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika kelas VIII SMP
Negeri 1 Binjai masih tergolong rendah dan belum sesuai dengan apa yang
diharapkan.
Rendahnya hasil belajar matematika yang diperoleh oleh siswa SMP
Negeri 1 Binjai, merupakan suatu gambaran tersendiri yang menunjukkan bahwa
proses pembelajaran matematika masih kurang efektif. Proses pembelajaran
dilakukan secara monoton, sehingga yang terjadi hanyalah penyampaian materi
secara satu arah (guru kepada siswa). Menurut Anita Lie (2010 : 3) bahwa :
“Banyak guru mengajar dengan metode ceramah dan mengharapkan siswa duduk,
diam, dengar, catat dan hafal (3DCH) serta mengadu siswa dengan satu sama
lain”. Hal ini berarti banyak guru melaksanakan kegitan belajar mengajar hanya
dengan memberikan pengetahuan kepada siswa dengan cara yang pasif. Mereka
mengajar dan mengharapkan siswa duduk, diam, dengar, catat dan hafal saja.Hal
tersebut menyebabkan hasil belajar yang tidak optimal.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka perlu dicarikan formula
pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan pemahaman
konsep siswa serta prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Para
guru terus berusaha menyusun dan menerapkan berbagai model dan metode
pembelajaran yang bervariasi agar siswa tertarik dan lebih aktif dalam belajar
matematika.
Model pembelajaran kooperatif dapat dijadikan model alternatif yang
diharapkan dapat mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar serta
meningkatkan hasil belajar siswa.Seperti dikemukakan oleh Johnson & Johnson
(dalam Trianto 2011 : 57) bahwa:
Tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa
untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu
maupun secara kelompok.Karena siswa bekerja dalam suatu team, maka
dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan di antara para siswa dari
berbagai latar belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan
keterampilan-keterampilan proses kelompok dan pemecahan masalah.

5

Selain itu Sadker dan Sadker (dalam Miftahul, 2011 : 66) juga menyatakan bahwa
: ”Siswa yang diajari dengan dan dalam struktur-struktur kooperatif akan
memperoleh hasil pembelajaran yang lebih tinggi”.
Dari beberapa pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan prestasi akademik dan hasil belajar siswa.Karena
antar siswa dalam kelompok kooperatif dapat saling membantu temannya dengan
bahasanya sendiri yang lebih mudah dipahami daripada penjelasan dari guru.
Dalam Pembelajaran kooperatif ada empat pendekatan yang biasa
digunakan oleh guru, yaitu: (1) STAD, (2) Jigsaw, (3) Investigasi kelompok dan,
(4) Pendidikan struktural. Dalam hal ini penulis menggunakan salah satunya yaitu
tipe Investigasi kelompok (Group Investigation).Investigasi kelompok merupakan
model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks.Model pembelajaran ini
merupakan model pembelajaran yang di dalamnya memberikan kesempatan siswa
untuk

berpartisipasi

dalam

memecahkan

masalah

matematika

dengan

mengkombinasi pengalaman dan kemampuan antar kelompok sehingga diperoleh
kesepakatan yang merupakan penyelesaian dari masalah tersebut.Dalam
implementasi tipe investigasi kelompok guru membagi kelas menjadi kelompokkelompok dengan anggota 5-6 siswa yang heterogen.Selanjutnya siswa memilih
topik untuk diselidiki dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik
yang dipilih.Selanjutnya ia menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada
seluruh kelas (Trianto, 2011 : 79).
Selain Investigasi Kelompok, ada juga tipe model pembelajaran kooperatif
lain, salah satunya yaitu tipe Two Stay Two Stray. Model pembelajaran kooperatif
ini merupakan model pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat
saling bekerjasama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah
dan saling mendorong untuk berprestasi. Lie (2010 : 61) mengatakan bahwa :
“Model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray adalah suatu pembelajaran
yang memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan
informasi dengan kelompok lain, saling membantu memecahkan masalah”.

6

Pembelajaran dengan model ini dimulai dengan pembagian kelompok.
Setelah kelompok terbentuk guru membagikan tugas berupa permasalahanpermasalahan yang harus mereka diskusikan jawabannya.Setelah diskusi
intrakelompok selesai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan
kelompoknya untuk bertemu dengan kelompok yang lain.Anggota kelompok yang
tidak mendapat tugas sebagai duta mempunyai kewajiban menerima tamu dari
suatu kelompok.Tugas mereka adalah menyajikan hasil kerja kelompoknya
terhadap tamu tersebut (Istarani, 2012 : 201).
Alasan yang mendasari peneliti membandingkan model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation dan Two Stay Two Stray adalah karena
ditemukannya beberapa penelitian yang relevan mengenai peningkatan hasil
belajar dari model pembelajaran tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin mengetahui perbedaan hasil
belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Group Investigation dan Two Stay Two Stray sehingga peneliti mengambil
judul: “Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dan Tipe Two Stay
Two Stray Pada Materi Operasi Aljabar Kelas VIII SMP Negeri 1 Binjai
Tahun Ajaran 2014/2015”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi ruang
lingkup masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Persepsi bahwa pelajaran matematika itu adalah pelajaran yang sulit.
2. Hasil belajar matematika siswa masih rendah.
3. Siswa sulit memahami konsep aljabar.
4. Siswa tidak terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
5. Model pembelajaran matematika yang diterapkan guru masih kurang
efektif.

7

1.3 Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan dan keterbatasan waktu, penelitian ini
hanya dibatasi dalam hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan
menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan

model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray pada materi Operasi
Aljabar di kelas VIII SMP Negeri 1 Binjai tahun ajaran 2014/2015.
1.4 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah hasil
belajar operasi aljabar dari siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Binjai tahun ajaran
2014/2015 melalui pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray lebih baik
daripada pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation?
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan diatas, maka tujuan
penelitian ini adalah : Untuk mengetahui apakah hasil belajar operasi aljabar dari
siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Binjai tahun ajaran 2014/2015 melalui
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray lebih baik daripada
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation.
1.6 Manfaat Penelitian
Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Bagi guru: Sebagai bahan masukan kepada guru matematika mengenai
pembelajaran kooperatif tipe group investigation (investigasi kelompok) dan
tipe two stay two stray (dua tinggal dua tamu) dalam pengajaran matematika.
2. Bagi siswa: Sebagai pengalaman belajar dan memberikan variasi metode
pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar matematika siswa dalam
memahami dan menguasai konsep demi mencapai prestasi yang lebih baik
3. Bagi sekolah: Sebagai bahan pertimbangan untuk melengkapi sarana dan
prasarana belajar dalam peningkatan mutu proses pembelajaran matematika.

8

4. Bagi peneliti: Sebagai bahan masukan dan bekal ilmu pengetahuan bagi
peneliti dalam mengajar matematika dimasa yang akan datang.
1.7 Definisi Operasional
Variabel-variabel dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut
1. Model Pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang
meliputi segala aspek sebelum, sedang, dan sesudah pembelajaran yang
dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara
langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar.
2. Model Group Investigation adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang
menuntun siswa untuk melakukan proses penyelidikan yang dilakukan oleh
siswa tersebut, dan kemudian siswa tersebut mengomunikasikan hasil
perolehannya, lalu dapat membandingkannya dengan perolehan siswa yang
lain,sehingga siswa lebih aktif dalam mengembangkan sikap dan pengetahuan
tentang matematika sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa sehingga
memberikan hasil belajar yang lebih bermakna pada siswa.
3. Model Two Stay Two Stray adalah suatu alternatif model pembelajaran yang
dalam

proses

pembelajarannya

mengutamakan

kerjasama

kelompok

(kooperatif), dengan jumlah masing-masing kelompok adalah 4 siswa (2 siswa
tinggal dalam kelompok dan 2 sebagai tamu).
4. Hasil Belajar adalah perubahan tingkah laku yang timbul misalnya dari tidak
tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian baru, perubahan dalam sikap,
keterampilan menghargai, perkembangan sikap-sikap sosial, emosional dan
pertumbuhan jasmani.

76

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pengolahan data diperoleh rata-

rata hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two
Stray sebesar 8,28 dengan standar deviasi 1,49 sedangkan rata-rata hasil belajar
siswa dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation sebesar
6,89 dengan standar deviasi 1,40.Ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika
siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two
Stray lebih tinggi daripada hasil belajar matematika siswa yang diajarkann dengan
model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation.
Hal ini dibuktikan secara statistik dengan menggunakan uji-t pada taraf

=

0,05 diperoleh thitung = 2,915 dan ttabel = 1,6676.Dengan membandingkan nilai
thitung dengan nilai ttabel diperoleh thitung > ttabel yaitu 2,915 > 1,6676 maka H0
ditolak dan Ha diterima sehingga dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar

matematika siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two
Stay Two Stray lebih tinggi daripada hasil belajar matematika siswa yang
diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada
materi operasi hitung bentuk aljabar di kelas VIII SMP Negeri 1 Binjai T.A
2014/2015.
5.2

Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan

adalah:
a. Kepada guru matematika dapat menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay Two Stray ataupun model pembelajaran Group
Investigation sebagai salah satu alternatif dalam kegiatan pembelajaran
serta model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar matematika siswa.

77

b. Kepada guru matematika yang ingin menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay Two Stray dan Group Investigation sebaiknya
lebih memperhatikan alokasi waktu yang ada agar seluruh tahapan
pembelajaran dapat dikerjakan dengan baik sehingga dapat meningkatkan
hasil belajar matematika siswa lebih optimal.
c. Kepada siswa khususnya SMP Negeri 1 Binjai melakukan persiapan
belajar dan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran sehingga memperoleh
hasil yang lebih baik.
d. Kepada peneliti lanjutan dapat dijadikan pertimbangan sebagai penelitian
lanjutan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik yang dapat
meningkatkan mutu pendidikan di masa yang akan datang.

78

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta.
Andrianto, Dian., (2010), Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD dan Tipe GI Pada Pokok Bahasan Barisan dan
Deret Bilangan Di Kelas XI SMK Dwi Tunggal Tanjung Morawa., Skripsi,
FMIPA, Unimed, Medan.
Arikunto, S., (2005), Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Asy’Ari, Hasan, (2013), Pengaruh Penggunaan Pendekatan Pembelajaran OpenEnded Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Pada Materi
Teorema Pythagoras Kelas VIII SMP Negeri 11 Tahun Ajaran 2012/2013,
Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Depdikbud, (2000), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed ke-2, Balai Pustaka,
Jakarta.
Dimyati, (2009), Belajar dan Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
FMIPA UNIMED, (2004), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal
Penelitian Kependidikan, FMIPA, Medan.
Hafni, Yunita., (2011), Penerapan Model Group Investigation dalam Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Pokok Bangun
Ruang Kelas VIII MTS Negeri 1 Medan., Skripsi, FMIPA, Unimed,
Medan.
Huda, Miftahul., (2011), Cooperative Learning, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Internasional
Center
for
Education
in
Statistics,
(2010),
http://ugm.ac.id/id/post/page?id=4467 (diakses pada tanggal 7 Januari
2014)
Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Kooperatif, Media Persada, Medan.
Lie, Anita, (2010), Cooperative Learning, Mempraktekkan Cooperative Learning
di Ruang-ruang Kelas, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Rasyid, Abdul., (2012), Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan
Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS (Two Stay Two Stray) dan Tipe STAD
(Student Teams Achievment Division) Pada Pokok Bahasan Lingkaran Di

79

Kelas VIII SMP Muhammadiyah 16 Lubuk Pakam., Skripsi, FMIPA,
Unimed, Medan.
Sagala, Syaiful., (2012), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Saputra, Surya., (2012), Penerapan Model Two Stay Two Stray dalam
Pembelajaran Matematika Pada Pokok Bahasan Bilangan Berpangkat Di
Kelas VII SMP Swasta Eka Prakarsa Binjai., Skripsi, FMIPA, Unimed,
Medan.
Slameto, (2010), Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta.
Slavin, Robert., (2005), Cooperative Learning, Nusa Media, Bandung.
Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT.
Remaja Rosdakarya, Jakarta.
Sukmadinata, Nana Syaodih, (2012), Metode Penelitian Pendidikan, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Suprijono, Agus, (2010), Cooperative Learning : Teori & Aplikasi Paikem,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Suyono, (2012), Belajar dan Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Trianto, (2011), Mendesain Model-Model Pembelajaran Inovatif-Progresif,
Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Widodo, Rachmad., (2010), www.wordpress.com (diakses tanggal 10 Januari
2014)

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH

1 23 105

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DAN TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 1 TANJUNG KARANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 7 107

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DAN TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) PADA SISWA KELAS VIII SMP KARTIKATAMA METRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 6 76

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DENGAN TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 TULANG BAWANG TENGAH TAHUN PELAJARAN 20

0 5 97

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 20152016

0 0 10

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMP PLUS MIFTAHUL ULUM SUMENEP

0 0 9

MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA SEKOLAH DASAR

0 0 12

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV SDN 27 PONTIANAK TENGGARA

0 0 11

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA KELAS VIID SMP MUHAMMADIYAH 1 WONOSARI

0 0 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA FITRA YULIA ROZI Guru IPS SMP Negeri 6 Pekanbaru fitriagmail.com ABSTRAK - PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TS

0 0 12