ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN PENGELOLAAN LABORATORIUM KIMIA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN MANDAILING NATAL.

ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN PENGELOLAAN
LABORATORIUM KIMIA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI
KABUPATEN MANDAILING NATAL

TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh :
NENNI FARIDAH LUBIS
NIM : 8106142015

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013

ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN PENGELOLAAN
LABORATORIUM KIMIA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI
KABUPATEN MANDAILING NATAL


TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh :
NENNI FARIDAH LUBIS
NIM : 8106142015

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013

ABSTRAK
Nenni Faridah Lubis. 8106142015. Analisis Pelaksanaan Praktikum Dan
Pengelolaan Laboratorium Kimia Sekolah Menengah Atas Di Kabupaten
Mandailing Natal. Tesis. 2012. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan
(UNIMED)

Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan kondisi laboratorium untuk
pelaksanaan praktikum, pengelolaan laboratorium kimia dan faktor-faktor yang
menjadi hambatan yang dihadapi guru kimia dalam pelaksanaan praktikum untuk
menunjang pembelajaran kimia di SMA se-Kabupaten Mandailing Natal. Sampel
penelitian ini diambil secara purposive sampling, dengan jumlah sampel sebanyak
enam SMA di Kabupaten Mandailing Natal.Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah angket yang diberikan kepada seluruh guru kimia,
wawancara dengan guru kimia dan siswa kelas XI, dan lembar observasi tentang
laboratorium kimia SMA Kabupaten Mandailing Natal. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengelolaan laboratorium kimia di SMA Kabupaten
Mandailing Natal meliputi pemahaman pengelolaan laboratorium, dimana guru
memiliki kategori sangat baik sebesar 87,77 %, tentang administrasi laboratorium
guru menyatakan sudah berjalan baik sebesar 75,83%, selanjutnya guru kimia
menyetujui pentingnya organisasi laboratorium dan adanya hambatan dalam
proses pengelolaan laboratorium masing-masing sebesar 76,04% dan 72,57%.
Untuk kondisi laboratorium guru kimia menyetujui tersedianya fasilitas
laboratorium sebesar 70,53% dan penyimpanan alat/bahan kimia disimpan sesuai
aturan pengelolaan laboratorium sebesar 74,91%. Hambatan yang dihadapi guru
kimia dalam pelaksanaan praktikum dan pengelolaan laboratorium adalah kurang
lengkapnya jenis perabot terutama pada bak cuci, lemari alat dan lemari asam,

kurang lengkapnya alat/bahan praktikum dan kurangnya alokasi waktu untuk
melaksanakan praktikum. Adanya hambatan dalam pelaksanaan praktikum dan
pengelolaan laboratorium menyebabkan praktikum jarang dilaksanakan di SMA
Kabupaten Mandaililng Natal.

ABSTRACT
Nenni Faridah Lubis. 8106142015. Practical Implementation and Chamical
Laboratory Management Analysis of High School in Kabupaten Mandailing
Natal. Tesis. 2012. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED)
The aim of this research to show the condition of laboratory for doing the
practicum, managing the laboratory and its factors becoming the problem for
Chemistry teacher on doing the practicum to support the teaching-learning
chemistry of senior high schools in Kabupaten Mandailing Natal. The technique
of sampling was purposive sampling where there were six (6) senior high schools
in Kabupaten Mandailing Natal. The research instrument was questionnaire which
was given to all Chemistry teachers and dialogue to Chemistry teacher with
students, and observation about senior high schools laboratory in Kabupaten
Mandailing Natal. The research outcome showed that managament the Chemistry
laboratory of senior high schools in Mandailing Natal covered understanding of
laboratory’ managing, where teachers were categorized good was 87.77%, about

the administration of teacher’s laboratory has been operated well, and then
Chemistry teacher agreed the importance of laboratory organization in managing
each laboratory were 76.04% and 72.57%. The Chemistry teacher agreed with the
condition of laboratory with the condition of laboratory’ facilities were 70.53%
and the keeping away of Chemical unsure were kept according to managing
laboratory law was 74.91%. The problem of Chemistry teacher faced in doing the
practicum and managing laboratory were incomplete of the practicum’ tools and
the lack of time allocation to held the practicum. There were problems in doing
and managing the practicum caused the practicum was rarely did at senior high
schools in Mandailing Natal.

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmad
dan karunia yang dilimpahkan-Nya sehingga tesis ini dapat penulis selesaikan
dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Tesis ini berjudul “Analisis
Pelaksanaan Praktikum dan Pengelolaan Laboratorium Kimia Sekolah
Menengah Atas di Kabupaten Mandailing Natal”. Tesis ini disusun untuk
memenuhi syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Kimia, Program
Pascasarjana, Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: Bapak

Eddiyanto, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing tesis 1 dan Bapak Prof. Dr. Albinus
Silalahi, M.S, sebagai Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan
bimbingan, arahan dan saran-saran kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Prof.Dr. Ramlan
Silaban, M.Si, Ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si dan Bapak Dr. Mahmud, M.Sc, selaku
dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran dalam
penyusunan tesis ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada seluruh
Bapak dan Ibu dosen beserta staf pegawai Prodi Pendidikan Kimia Program
Pascasarjana UNIMED yang sudah membantu penulis. Penghargaan juga saya
sampaikan kepada kepala sekolah dan guru kimia di SMA Negeri 1 Panyabungan,
SMA Negeri 1 Siabu, SMA Negeri 1 Panyabungan Selatan, SMA Negeri 1
Panyabungan Utara, SMA Negeri 1 Tambangan dan SMA Swasta IT AlHusnayain yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian dan membantu
penulis selama melaksanakan penelitian. Teristimewa saya ucapkan kepada
Ibunda Rostina dan Ayahanda Darwis Lubis Serta Enda Muda Lubis juga temanteman seperjuangan angkatan XVIII Prodi Pendidikan Kimia yang telah
memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan Studi di UNIMED.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, dengan
kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
untuk perbaikan tesis ini dan semoga tesis ini bermanfaat bagi yang pembaca.

Medan,

Penulis

September 2012

Nenni Faridah Lubis

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

i
ii
iv
v

vii
viii
ix

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. 1Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian

1
1
4
4
5
5
6


BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Laboratorium
2.2. Fungsi Laboratorium IPA
2.3. Kegiatan Praktikum di SMA
2.4. Standar Laboratorium SMA
2.5. Pengelolaan Laboratorium
2.5.1. Organisasi Laboratorium
2.5.2. Administrasi Laboratorium
2.5.3. Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia

7
7
9
11
15
19
20
21
27


BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi Dan Sampel
3.3. Metode Dan Prosedur Penelitian
3.4. Instrumen Penelitian
3.5. Teknik Analisis Data

29
29
30
32
35

BAB IV HASIL DAN PEMAHASAN
4.1. Profil Sekolah Tempat Penelitian
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Angket Kondisi Laboratorium
4.2.2. Angket Pemahaman Guru Kimia Tentang Pengelolaan
Laboratorium
4.2.3. Wawancara Guru Kimia dan Siswa

4.2.4. Hasil Observasi
4.3. Pembahasan

37
37
39
39
42
44
51
53

4.3.1. Kondisi Laboratorium di SMA Kabupaten Mandailing
Natal
4.3.2. Pengelolaan Laboratorium Kimia
4.3.3. Pelaksanaan Praktikum Kimia
4.3.4. Hambatam dalam Pelaksanaan Praktikum dan Pengelolaaan
Laboratorium
4.4. Solusi Pemecahan Masalah


53
55
56
57
59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

62
62
62

DAFTAR PUSTAKA

64

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Laboratorium Kimia
Tabel 2.2. Beberapa Jenis Kecelakaan di Laboratorium
Tabel 3.1. Nama-Nama SMA di Kabupaten Mandailing Natal
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Kondisi Laboratorium Kimia Untuk Guru
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen Pengelolaan Lab Untuk Guru
Tabel 3.4. Kisi-kisi Instrumen Pengelolaan Lab Untuk Kepala Sekolah
Tabel 3.5. Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Guru
Tabel 3.6. Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Siswa
Tabel 3.7. Kisi-kisi Instrumen Observasi Laboratorium
Tabel 4.1. Sarana Prasarana SMA di Kabupaten Mandailing Natal
Tabel 4.2. Persentase Angket Kondisi Laboratorium SMA
Tabel 4.3. Persentase Angket pemahaman Guru Kimia dalam Pengelolaan
Laboratorium
Tabel 4.4. Hasil Wawancara terhadap guru Kimia
Tabel 4.5. Praktikum Kimia Kelas XI Sesuai KTSP
Tabel 4.6. Hasil Observasi Kondisi Laboratorium SMA
Tabel 4.7. Luas Laboratorium IPA SMA Kabupaten Mandailing Natal

15
28
29
33
33
34
34
34
35
39
40
42
46
49
51
52

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Langkah-Langkah Penelitian
Gambar 4.1. Persentase Kondisi Lab SMA di Kabupaten Mandailing
Natal Ditinjau dari Tiap Indikator
Gambar 4.2. Perbandingan Persentase Kondisi Lab kimia Sekolah
Sampel Penelitian
Gambar 4.3. Persentase Pemahaman Guru Kimia dalam Pengelolaan
Lab Ditinjau Dari Tiap Indikator
Gambar 4.4. Perbandingan Persentase Pemahaman Guru Kimia dalam
Pengelolaan Tiap Sekolah Sampel

32
41
41
43
44

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian
Lampiran 2. Angket Kondisi Laboratorium Kimia SMA
Lampiran 3. Angket Pengelolaan Laboratorium Untuk Kepala Sekolah
Lampiran 4. Angket Pengelolaan Laboratorium Untuk Guru Kimia
Lampiran 5. Lembar Wawancara Dengan Guru Kimia
Lampiran 6. Lembar Wawancara Dengan Siswa
Lampiran 7. Lembar Observasi Laboratorium
Lampiran 8. Data Angket Kondisi Laboratorium
Lampiran 9. Persentase Kondisi Laboratorium Tiap Sekolah
Lampiran 10. Data Angket Pemahaman Guru Tentang Pengelolaan Lab
Lampiran 11. Persentase Pemahaman Guru di Tiap SMA
Tentang Pengelolaan Lab
Lampiran 12. Data Observasi Laboratorium Sesuai Permendiknas
Nomor 24 Tahun 2007
Lampiran 13. Persentase Hasil Observasi Laboratorium SMA
Lampiran 14. Buku Penuntun Praktikum Kimia Kelas XI SMA

67
68
74
78
84
86
87
89
90
91
92
93
97
101

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah
Kegiatan belajar mengajar adalah inti dari kegiatan pendidikan. Karena itu,
kegiatan pembelajaran harus direncakan dalam bentuk program pengajaran.
Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar
mengajar. Dalam program pengajaran yang dibuat sebaiknya melibatkan semua
komponen pengajaran seperti guru, bahan pelajaran, dan siswa. Guru dan siswa
terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya.
Dalam interaksi itu siswalah yang harus lebih banyak aktif, sebab siswa sebagai
subjek didik adalah yang merencanakan kegiatan belajar dan melaksanakan
belajar. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator. Jadi, aktivitas
siswa diharapkan seoptimal mungkin ada dalam kegiatan belajar mengajar untuk
menunjang tujuan pembelajaran (Djamarah, 2006).
Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai selalu mengacu kepada
tercapainya ketuntasan belajar yang merupakan bagian dari pencapaian
kompetensi belajar. Siswa dikatakan berkompeten apabila mampu mengerjakan
atau melaksanakan target-target pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Target-target pembelajaran telah ditetapkan dalam standar isi yang tertera dalam
KTSP.
Untuk mencapai standar isi yang tertera dalam KTSP telah disusun
sejumlah standar kompetensi dan kompetensi dasar. Untuk tercapainya
kompetensi dasar dan standar kompetensi ini dapat dilakukan dengan beberapa
cara antara lain: proses belajar mengajar di dalam kelas, mengerjakan tugas-tugas
di luar kelas, dan mengerjakan kegiatan praktikum untuk pendukung pencapaian
kompetensi dalam materi pokok.
Terkait dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan, PP Nomor 19 Tahun
2005 Pasal 42 Ayat 1 mengemukakan bahwa salah satu sarana pendidikan yang

berfungsi sebagai penunjang dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah
adalah Laboratorium. Dan sesuai

Lampiran Permendiknas 24 Tahun 2007

menyatakan bahwa sarana dan prasarana laboratorium harus memenuhi rasio
minimum yaitu meliputi (1) bangunan/ruang laboratorium, (2) perabot, (3)
peralatan pendidikan, (4) alat dan bahan percobaan, (5) media pendidikan, (6)
bahan habis pakai, dan (7) perlengkapan lainnya.
Pada hakekatnya dalam pembelajaran IPA (khususnya kimia) sangat
dibutuhkan suatu kegiatan yang melibatkan siswa dalam memecahkan suatu
masalah, karena tidak semua materi pelajaran yag disajikan dapat dimengerti
siswa jika hanya disampaikan melalui ceramah. Ada beberapa materi yang
membutuhkan suatu pengamatan, dengan tujuan siswa dapat lebih memahami
materi tersebut. Kegiatan ini biasanya disebut praktikum. Kegiatan praktikum di
laboratorium merupakan suatu kegiatan penting dalam proses belajar mengajar,
kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mendukung pencapaian tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
Laboratorium IPA berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan
pembelajaran yang memerlukan peralatan khusus yang tidak mudah dihadirkan di
ruang kelas. Dengan kata lain, laboratorium IPA berfungsi sebagai tempat
pembelajar dalam upaya meniru ahli IPA mengungkap rahasia alam dalam bentuk
proses pembelajaran. Oleh karena itu, kepala sekolah, pengelola, guru IPA, dan
unsur-unsur terkait lainnya harus mampu mengelola dan memanfaatkan
laboratorium IPA secara efektif dan efisien, sehingga dapat meningkatkan kualitas
proses dan hasil belajar IPA bagi siswa (Sutrisno, 2007)
Hofstein dan Lunetta (1993) mengemukakan bahwa kegiatan laboratorium
merupakan kegiatan menarik yang memungkinkan siswa untuk belajar dengan
pemahaman dan melibatkan proses pembangunan pengetahuan tentang sains.
Hofstein dan Naaman (2007) juga mengungkapkan bahwa kegiatan laboratorium
memiliki peranan khusus dalam kurikulum sains dan tenaga pendidik sains telah
menunjukkan bahwa banyak manfaat yang diperoleh dari melibatkan siswa dalam
kegiatan laboratorium sains. Hal yang sama juga diungkapkan Yurnani (2010)

yang menyatakan bahwa kegiatan laboratorium merupakan kegiatan yang sangat
berperan dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar IPA.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka semua unsur yang terlibat dalam
pengelolaan laboratorium IPA harus memiliki kompetensi, yaitu kemampuan,
sikap, dan keterampilan yang harus dimiliki dan mampu diterapkan oleh
pengelola laboratorium IPA sebagai tenaga kependidikan dalam pelaksanaan
tugas pengelolaan laboratorium. Pemanfaatan dan pengelolaan laboratorium IPA
sebagai fasilitas sekolah harus memperhatikan faktor kondisi dan mutu fasilitas,
karena kedua faktor tersebut dapat berpengaruh secara langsung terhadap proses
pendidikan (Mahiruddin, 2008).
Beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya tentang
pengelolaan laboratorium dan kegiatan praktikum antara lain adalah: penelitian
yang dilakukan oleh Jahro dan Susilawati (2008) tentang analisis penerapan
kegiatan praktikum menunjukkan bahwa sebanyak 37,8 dan 38,4% siswa pernah
melakukan praktikum hanya 1-3 dan 4-6 kali selama belajar kimia di SMA seKotamadya Binjai. Penelitian Supriatna (2008) di SMAN binaan P4TK IPA
Bandung, menunjukkan bahwa umumnya SMAN binaan P4TK IPA telah
memiliki laboratorium IPA, tetapi sedikit sekali (11,1%) laboratorium yang
terpisah untuk masing-masing bidang studi IPA, sebagian besar (88,9%) dipakai
bersama (dua bidang studi) terutama kimia dan biologi. Fasilitas laboratorium IPA
masih kurang memadai, kegiatan pengelolaannya tidak didasarkan pada standar
atau pedoman pengelolaan yang jelas, dan sebagian besar SMA tidak memiliki
tenanga laboran. Tantris (2008), hasil penelitiannya di SMA Negeri Kabupaten
Buleleng menunjukkan bahwa daya dukung fasilitas peralatan laboratorium untuk
pelaksanaan praktikum IPA berkualifikasi rendah dan intensitas pemanfaatan
laboratorium tergolong rendah dengan frekuensi kegiatan praktikum sekitar empat
praktikum per semester, dan dari hasil penelitian Tantris juga menemukan bahwa
struktur organisasi pengelolaan laboratorium adalah kepala sekolah yang dibantu
oleh koordinator pengelola laboratorium. Ritonga (2011) di SMA Kabupaten
Labuhan Batu menyatakan bahwa kepala sekolah dan guru kimia memiliki

pemahaman

pengelolaan

laboratorium

yang

sangat

baik,

tetapi

dalam

pelaksanaannya kurang baik dan benar.
Data BSNP SMA Kabupaten Mandailing Natal 2009/2010 menunjukkan
bahwa persentasi penguasaan materi soal kimia siswa rendah, misalnya adalah
pada materi koloid hanya 44,36% dan korosi 46,80%. Hal ini dapat disebabkan
karena siswa jarang melaksanakan praktikum ataupun pengelolaan laboratorium
kimia yang kurang baik.
Berdasarkan permasalahan di atas peneliti ingin melakukan penelitian
untuk mengetahui pelaksanaan praktikum dan pengelolaan laboratorium kimia
SMA Kabupaten Mandailing Natal. Judul penelitian ini adalah “Analisis
Pelaksanaan Praktikum dan Pengelolaan Laboratorium Kimia Sekolah
Menengah Atas di Kabupaten Mandailing Natal”.

1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, beberapa
masalah diidentifikasi sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi laboratorium kimia di SMA sebagai sarana pembelajaran
kimia?
2. Mengapa kegiatan praktikum kimia SMA jarang dilaksanakan?
3. Apakah pengelolaan laboratorium telah dilaksanakan sesuai dengan standar
laboratorium?
4. Apakah ada ketersediaan alat dan bahan praktikum kimia dalam menunjang
proses pembelajaran sudah sesuai dengan standar?

1.3.Batasan Masalah
Agar penelitian ini memberikan arah yang tepat, maka beberapa hal dari
masalah-masalah yang diidentifikasi tersebut dibatasi sebagai berikut:
1. Sekolah yang diteliti adalah SMA Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera
Utara.

2. Siswa kelas XI IPA SMA di Kabupaten Mandailing Natal.
3. Penelitian ini dibatasi pada analisis pelaksanaan praktikum Kimia di SMA
Kabupaten Mandailing Natal dan pengelolaan laboratorium yang meliputi
organisasi, administrasi, infrastruktur, ketersediaan alat dan bahan
praktikum, penataan alat dan bahan praktikum pada laboratorium kimia
SMA sesuai dengan Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007.

1.4.Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah-masalah yang diidentifikasi dan batasan masalah
tersebut di atas maka rumusan masalah yang diteliti adalah sebagai berikut:
1. Apakah kondisi laboratorium kimia di SMA Kabupaten Mandailing Natal
memadai untuk melaksanakan praktikum?
2. Bagaimana pelaksanaan kegiatan praktikum di laboratorium kimia SMA
Kabupaten Mandailing Natal?
3. Bagaimana pengelolaan laboratorium

kimia

di

SMA Kabupaten

Mandailing Natal?
4. Faktor-faktor hambatan apakah yang dihadapi guru kimia dalam
pelaksanaan praktikum dan pengelolaan laboratorium di SMA Kabupaten
Mandailing Natal?

1.5.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Kondisi laboratorium di SMA Kabupaten Mandailing Natal apakah
mendukung untuk melaksanakan praktikum.
2. Pelaksanaan kegiatan praktikum di laboratorium kimia SMA Kabupaten
Mandailing Natal.
3. Pengelolaan laboratorium kimia di SMA Kabupaten Mandailing Natal.

4. Faktor-faktor hambatan yang dihadapi guru kimia dalam pelaksanaan
praktikum dan pengelolaan laboratorium di SMA Kabupaten Mandailing
Natal.

1.6.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Sebagai masukan bagi pihak sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas
pengelolaan laboratorium.
2. Sebagai masukan kepada guru dalam dalam meningkatkan kualitas
pelaksanaan praktikum peserta didik di SMA.
3. Menambah khasanah ilmiah/ data ilmiah tentang pelaksanaan praktikum
dan pengelolaan laboratorium kimia di SMA.
4. Menambah wawasan dan keterampilan peneliti dalam melaksanakan
penelitian ilmiah.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMA Kabupaten
Mandailing Natal maka diperoleh data sehingga dapat disimpulkan sebagai
berikut:
a. Kondisi laboratorium SMA Kabupaten Mandailing Natal masih kurang
memadai dalam mendukung pelaksanaan praktikum kimia di laboratorium.
b. Pelaksanaan praktikum kimia di SMA Kabupaten Mandailing Natal belum
sesuai dengan standar kompetensi mata pelajaran kimia karena sangat
sedikit materi yang membutuhkan praktikum dilaksanakan atau praktikum
sama sekali tidak pernah dilaksanankan.
c. Berdasarkan hasil angket, wawancara, dan observasi, guru kimia memiliki
pemahaman pengelolaan laboratorium yang sangat baik, tetapi dalam
pelaksanaannya kurang baik.
d. Faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan praktikum kimia di SMA
Kabupaten Mandailing Natal adalah guru belum mau melaksanakan
praktikum, alokasi waktu pembelajaran kimia yang kurang mencukupi,
dan alat/bahan yang belum tersedia lengkap di laboratorium sekolah dan
kondisi atau fasilitas (sarana prasana) yang belum memenuhi standar
laboratorium serta siswa belum memiliki buku penuntun praktikum kimia.

5.2. Saran
Melalui penelitian ini maka penulis mengajukan beberapa saran yaitu:
a. Kepala sekolah dan guru kimia sebaiknya membentuk tim untuk
membentuk organisasi laboratorium, administrasi laboratorium dan
membuat buku penuntun praktikum agar praktikum berjalan dengan
maksimal.

b. Guru hendaknya lebih kreatif dalam mencarikan pengganti atau alternatif
alat dan bahan kimia yang tidak tersedia di laboratorium sehingga
praktikum tetap dapat berlangsung walaupun tanpa alat dan bahan kimia.
c. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang topik atau
permasalahan yang sama diharapkan agar lebih teliti lagi, baik melihat
pengelolaan laboratorium sekolah, buku penuntun praktikum ataupun halhal yang berhubungan dengan laboratorium kimia SMA.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.
Campbell, T., and Bohn, C., (2008). Science Laboratory Experience of high
School Student Across One State in the U.s : Descriptive Research From the
Classroom, Science Educator, 17 (1) : 36-44.
Depdiknas, (2003), Model-Model Pembelajaran IPA, Pusat Pengembangan
Penataran Guru IPA, Bandung.
Djamarah, S.B., dan Zain, A., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta,
Jakarta.
Esson, Joan M, et, 2005, Service Learning, in Introductory Chemistry:
Supplementing Chemistry Curriculum in Elementary Schools, Journal
Chemical Education, 82 (8) : 1168 – 1173.
Hadiat, Sukarno, Wiranto., (1994), Pengelolaan Laboratorium Sekolah Dan
Manual Alat IPA, Depdikbud, Jakarta.
Hofstein, A., dan Lunetta, V. N., (2003), The laboratory in science education:
Foundations
for
the
twenty-first
century.
http://gpquae.iqm.unicamp.br/gtexperimentacao.pdf (diakses pada tanggal 5
Maret 2012)
Hofstein, A., dan Naaman, R. M.,(2007). The laboratory in science education: the
state of the art. Journal The Royal Society of Chemistry, 8: 105-107.
Jahro, I.S., dan Susilawati., (2009), Analisis Penerapan Metode Praktikum Pada
Pembelajaran Ilmu Kimia Di Sekolah Menengah Atas, Jurnal Pendidikan,
1: 20-26.
Mahiruddin., (2008), Pengaruh Fasilitas dan Kompetensi Pengelola terhadap
Efektifitas Manajemen LAboratorium IPA SMA di Kabupaten Konawe
Sulawesi tenggara, Penelitian guru SMP Negeri 3 Abuki, Konawe,
http://mardikanyom.tripod.com/ArtikelPdf.pdf.
Muladi, S., (2011), Pengelolaan Laboratorium IPA Di SMP Negeri 5
Karanganyar, Tesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Novianti, N. R., (2011), Kontribusi Pengelolaan Laboratorium Dan Motivasi
Belajar Siswa terhadap Efektifitas Proses Pembelajaran, Jurnal Pendidikan
UPI, http://jurnal.upi.edu/file/15-Nur_Raina_Novianti.pdf

Permendiknas, (2007), Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 24 Tahun
2007 tentang Sarana Prasarana SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,
http://www.puskur.net/download/uu/90permen_24_27_Stdr-SarPras.pdf.
Nugraha, W.A., (2005), Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses IPA Pada
Praktikum Kimfis II Di Jurusan Kimia FMIPA Unimed Melalui Kegiatan
Praktikum Terpadu, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan, 11: 107-112.
Nyoman, I., (1979), Petunjuk Pengelolaan Laboratorium IPA SMA, Depdikbud,
Jakarta.
Ritonga, N.B., (2011), Analisis Pengelolaan Laboratorium SMA di Kabupaten
Labuhan Batu Utara, Tesis, PPS Unimed, Medan.
Silawati, T., (2006), Sebuah Alternatif Praktikum Bagi Mahasiswa Pendidikan
Tinggi Jarak Jauh, Jurnal Pendidikan Terbuka Dan Jarak jauh, 7: 113-120.
Subiyanto, (1988), Pendidikan IPA, Depdikbud Dirjen Dikti P2LPTK, Jakarta.
Sukardi, (2008), Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Supriatna, M., (2009), Studi Penelusuran Pengelolaan Laboratorium Sains SMA
Sebagai Analisis Kebutuhan Untuk Pogram Diklat Pengelola Laboratorium,
Jurnal Pendidikan PPPPTK IPA, 6 : 47-53.
Surianto, (2011), Pengembangan Buku Penuntun Praktikum Kimiasma Kelas XI
Semester Ganjil Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Tesis, PPS Unimed, Medan.
Sutrisno, W., (2007), Pemeliharaan Fasilitas Laboratorium Fisika Untuk Diklat
Teknis Laboratorium. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik
dan Tenaga Kependidikan IPA, Bandung.
Tahang, L., (2010), Peranan dan Fungsi Laboratorium IPA. Artikel.
http://www.slideshare.net/slametwdt/pengelolaan-laboratorium-ipa.(Diakses
pada tanggal 27 April 2012).
Thantris, N. K., (2008), Pengelolaan Laboratorum dan Sistem Evaluasi Kegiatan
Praktikum IPA dalam Proses Pembelajaran (Studi Kasus Pada SMA Negeri
Buleleng), Jurnal Ilmu Pendidikan : 938-953.
Widhy, P., (2009), Alat Dan Bahan Kimia Dalam Laboratorium IPA, Prodi
Pendidikan IPA FMIPA UNY, Yogyakarta.
Yurnani, H., (2010), Pemanfaatan Laboratorium Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Biologi, Jurnal Tabularasa PPS Unimed, 7: 95-104.