UKL UPL Neo Fortuna.

(1)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 1

HOTEL NEO FORTUNA

HOTEL

Jalan Ahmad Yani, RT. 01, Kelurahan Nunukan Tengah, Kecamatan Nunukan Tengah, Kabupaten Nunukan

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL)

DAN

UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)

RENCANA KEGIATAN PENINGKATAN USAHA

HOTEL NEO FORTUNA KABUPATEN NUNUKAN


(2)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 2

KEGIATAN USAHA HOTEL

JUMLAH KAMAR36 UNIT

KABUPATEN NUNUKAN

KATA PENGANTAR

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup dalam rangka mencegah dan mengantisipasi terjadinya pencemaran dan atau perusakan lingkungan sebagai perwujudan dari pembangunan yang berwawasan lingkungan.

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) ini disusun dalam rangka melengkapi proses perijinan Rencana Kegiatan Peningkatan Usaha Hotel Neo Fortuna Kabupaten Nunukan dan juga sebagai pedoman bagi pemrakarsa dalam mengelola dan memantau kegiatannya. Sehubungan hal itu pemrakarsa menyusun dokumen UKL dan UPL.

Dalam dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) ini diuraikan dampak - dampak yang mungkin terjadi mulai dari tahap prakonstruksi, konstruksi maupun dampak yang ditimbulkan pada saat operasional. Dengan tersusunnya dokumen ini kami tetap mengharapkan masukan dan arahan dari instansi terkait sehingga kami dapat menunjang pembangunan yang berwawasan lingkungan.

Akhirnya atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa dapat kami selesaikan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) Rencana Kegiatan Peningkatan Usaha Hotel Neo Fortuna


(3)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 3

Kabupaten Nunukan yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani, RT. 01, Kelurahan Nunukan Tengah, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan.

.

Nunukan, 20 April 2013

(Rudiono Ismanto)

D A F T A R I S I

Halaman

Kata Pengantar ... i Daftar Isi ... ii

Bab I Identitas Pemrakarsa

1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Identitas Pemrakarsa... 2

Bab II Rencana Peningkatan Kapasitas Usaha dan / atau Kegiatan

2.1 Nama Rencana Peningkatan Kapasitas Usaha dan / atau kegiatan . 1

2.2 Lokasi Rencana Peningkatan Kapasitas Usaha dan / atau kegiatan 2

2.3 Skala Kegiatan Peningkatan Kapasitas ... 3

2.4 Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan / atau kegiatan ... 4

BabIIIDampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan LingkunganHidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

3.1. Dampak lingkungan yang ditimbulkan rencanapeningkatan kapasitas usaha dan/ataukegiatan ... 1 3.2. Bentuk upaya pengelolaan lingkungan hidup... 2


(4)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 4

3.3. Bentuk upaya pemantauan lingkungan hidup ... 3 3.4. Institusi pengelola dan pemantauan lingkungan hidup... 4

Surat Pernyataan Daftar Pustaka Lampiran

JUMLAH DAN JENIS IZIN - IZIN PPLH YANG DIBUTUHKAN

IJIN PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH B3 IJIN PEMBUANGAN LIMBAH


(5)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 5

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembar Negara Republik Indonesia tahun 2004 nomor 125, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang nomor 12 tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembar Negara Republik Indonesia tahun 2008 nomor 59, tambahan lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4844).


(6)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 6

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2007 tentang Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup bagi usaha dan/atau Kegiatan Yang Tidak Memiliki Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Usaha dan / atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.


(7)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 7

Peraturan Menteri Kesehatan nomor 80 tahun 1990 tentang Persyaratan Kesehatan Hotel

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2000 tentang Proses Penapisan Usaha/Kegiatan Yang Wajib AMDAL.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 80 Tahun 1990 tentang Persyaratan Kesehatan Hotel.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1098 Tahun 2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Ruang Makan dan Restoran.

Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pengawasan dan Penanggulangan Pencemaran Lingkungan oleh Limbah.

Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 8 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup.

Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 24 Tahun 1992 tentang Persyaratan Arsitektur Bangunan Gedung.

Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 02 Tahun 2011Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air.

Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 8 Tahun 2001 Tentang Ijin Mendirikan Bangunan.


(8)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 8

BAB I

IDENTITAS PEMRAKARSA

1.1. Latar Belakang

Berkembangnya pembangunan di Kalimantan, khususnya di Kalimantan Timur, Kabupaten Nunukan, kecamatan Nunukan, termasuk hotel,memerlukan perubahan dan perbaikan serta peningkatan kegiatan dan pelayanan kepada wisatawan yang tetap menitikberatkan perhatian terhadap kelestarian lingkungan. Semua kegiatan / usaha yang telah dibangun harus bersedia melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan.

Agar akomodasi pariwisata yang dibangun tersebut tidak

menimbulkan dampak lingkungan akibat limbah hotel yang dihasilkan.Maka usaha pelestarian lingkungan dan upaya menekan timbulnya dampak terhadap pencemaran lingkungan dipandang perlu pemrakarsa rencana kegiatan peningkatan usahaHotel dalam melaksanakan studi Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan.

Adapun prinsip - prinsip pengelolaaan lingkungan hidup seperti yang dirumuskan dalam Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2009 yang mengacu


(9)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 9

pada pengertian pengelolaaan lingkungan sebagai upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan

penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan,

pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup dapat dilaksanakan dengan baik.

Studi UKL & UPL rencana kegiatan peningkatan usaha Hotel “Hotel Neo Fortuna” yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani, RT. 01, Kelurahan

Nunukan Tengah, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan,

penyusunannya mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup. Diharapkan dengan tersusunnya dokumen UKL & UPL ini dapat sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembangunan dan operasional nantinya.

Sehingga dalam pelaksanaannya rencana peningkatan usaha Hotel Neo Fortuna dapat mengambil kebijakan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup sesuai yang mengacu pada aturan tentang upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan.


(10)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 10

1.2. Identitas Pemrakarsa

Nama : Rudiono Ismanto

Jabatan : Pemilik Usaha

Alamat : Jalan Tanjung, RT. 02, Kelurahan

Nunukan Barat, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan

Nama Usaha : Hotel Neo Fortuna

Bidang Usaha : Hotel

Alamat Usaha : Jalan Ahmad Yani, RT. 01, Kelurahan

Nunukan Tengah, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan

Nomor Telepon : (0556) 2025333

Nomor Faksimil : (0556) 2025321

Identitas Penanggung Jawab UKL-UPL

Nama : Bambang A

Jabatan : Manajer Operasional


(11)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 11

Nunukan Utara, Kecamatan Nunukan Utara, Kabupaten Nunukan

BAB III

DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA

PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

3.1. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Rencana Peningkatan Kapasitas Usaha Dan/Atau Kegiatan

3.1.1. Tahap Pra konstruksi

3.1.1.1 Penentuan Rencana Kegiatan Peningkatan Usaha

a. Sumber dampak : koordinasi dengan dinas terkait, dan

kegiatan sosialisasi proyek Kepada masyarakat di Kelurahan Nunukan Tengah, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan.

b. Jenis dampak : kegiatan ini akan menimbulkan dampak sosial

berupa adanya pro kontra terhadap rencana Kegiatan Peningkatan Usaha.


(12)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 12

c. Besaran dampak : besarnya manusia yang akan terkena

dampak adalah seluruh warga di Kelurahan Nunukan Tengah, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan serta lahan seluas 980 m2

3.1.2. Tahap Konstruksi

3.1.2.1. Mobilisasi Tenaga Kerja Konstruksi

a. Sumber dampak : mobilisasi tenaga kerja sebanyak ± 10 orang untuk kegiatan konstruksi. Kegiatan ini akan menimbulkan dampak sosial berupa timbulnya keresahan dan kecemburuan masyarakat setempat yang memiliki keahlian dan pekerjaan sebagai tenaga kontraktor dan ingin bekerja sebagai tenaga kerja konstruksi di rencana kegiatan. Dampak lainnya adalah kemungkinan terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban akibat rasa tidak puas terhadap sistem penerimaan tenaga kerja bangunan di lokasi proyek.

b. Jenis dampak : Kegiatan ini akan menimbulkan dampak sosial berupa timbulnya keresahan dan kecemburuan masyarakat setempat.

c. Besaran dampak : ada kecemburuan masyarakat terhadap posisi lowongan pekerjaan sebanyak ± 10 orang yang dikerjakan oleh kontraktor proyek.

3.1.2.2. Mobilisasi Bahan / Material dan Peralatan

a. Sumber dampak : kegiatan yang menjadi sumber dampak adalah mobilisasi bahan seperti : semen, batu pondasi, pasir, besi-baja dan lain-lain. Mobilisasi peralatan seperti alat untuk membuat bahan beton dan alat pertukangan lainnya.

b. Jenis dampak : kegiatan ini akan menimbulkan dampak terhadap penurunan kualitas udara dan sumber meningkatnya kebisingan. Akan terjadi peningkatan polutan ke udara pada saat material tersebut dibongkar dari alat pengangkutnya ke


(13)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 13

lokasi penyimpanan / gudang. Tingkat kebisingan akan bertambah dari seluruh aktivitas bongkar material dari kendaraan ke lokasi gudang. Kegiatan ini juga akan menimbulkan dampak pada komponen transportasi berupa

gangguan lalu lintas, kemacetan di beberapa titik

persimpangan yang padat dan pada tikungan serta kerusakan pada jalan yang dilewati.

c. Besaran dampak : meningkatnya polutan udara dan kebisingan seluas proyek dan wilayah sekitarnya, serta kemacetan lalu lintas sepanjang ruas jalan di depan lokasi kegiatan akibat mobilisasi bahan material untuk pembangunan Hotelini dan rusaknya jalan yang dilewati dalam proses pengangkutan bahan dan material.

3.1.2.3. Pembangunan Struktur, Bangunan dan Penataan Pertamanan.

a. Sumber dampak : kegiatan yang merupakan sumber dampak

adalah memindahkan bahan-bahan pembuat beton seperti : semen, kerikil, pasir dan besi beton, penataan pertamanan dan struktur bangunan.

b. Jenis dampak : kegiatan ini akan menimbulkan dampak pada komponen kualitas udara dan kebisingan berupa peningkatan kadar debu dan polutan udara lainnya serta bertambahnya tingkat kebisingan akibat kegiatan pengecoran beton. Kegiatan ini juga akan berdampak pada komponen kualitas air dengan meningkatnya kekeruhan di alur selokan sehingga dapat mengganggu kehidupan flora dan fauna air di lokasi proyek dan sekitarnya.

c. Besaran dampak : kehidupan manusia, flora dan fauna di lokasi proyek dan sekitarnya.


(14)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 14

a. Sumber Dampak : kegiatan yang menjadi sumber dampak

adalah pengadaan sarana jaringan listrik dan air ke areal pembangunan.

b. Jenis dampak : kegiatan ini akan menimbulkan dampak

kepada perubahan dan penambahan distribusi aliran listrik dan air ke areal proyek yang akan berpengaruh pada kegiatan lainnya.

c. Besaran dampak : akan mempengaruhi fasilitas penunjang ditempat lainnya.

3.1.3. Tahap Operasional

Kegiatan operasionalHotel “Hotel Neo Fortuna” akan memberikan dampak terhadap lingkungan dari beberapa kegiatan sebagai berikut:

3.1.3.1. Penerimaan Tenaga Kerja Operasional.

a. Sumber dampak : kegiatan penerimaan tenaga kerja akan

menjadi penting untuk dibahas sebagai sumber dampak. b. Jenis dampak : kegiatan ini akan berkaitan dengan dampak

terhadap komponen lingkungan sosial berupa keresahan dan kecemburuan masyarakat setempat yang berkeinginan untuk diterima sebagai tenaga kerja.

c. Besaran dampak : jumlah tenaga kerja yang akan diperlukan sekitar 11 orang.

3.1.3.2. Operasional Sistem Pengolahan Limbah Cair

a. Sumber dampak : kegiatan untuk mengolah limbah cair dari kegiatan operasional Hotel.


(15)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 15

b. Jenis dampak : akan berkaitan dengan dampak terhadap

komponen lingkungan hidrologi dan lingkungan sosial berupa

potensi pencemaran air permukaan dan keresahan

masyarakat akibat sistem pembuangan limbah cair yaitu penurunan kualitas air di sekitar kegiatan.

c. Besaran dampak : limbah cair yang dihasilkan sebesar 80% dari kebutuhan air yaitu 0,15 m3 (150Lt) per orang/hari, yaitu 47 orang x 0,15 x 80% adalah 5,64 m3 dari kegiatan operasional Hotel serta operasional kamar mandi yang harus dikelola dengan baik yang berdampak pada areal seluas 980 m2 dan lingkungan sekitar kegiatan.

3.1.3.3. Operasional Sistem Pengelolaan Limbah Padat (Sampah)

a. Sumber dampak : kegiatan penanganan limbah padat/sampah

yang dihasilkan pada operasional Hotel.

b. Jenis dampak : berkaitan dengan dampak terhadap kondisi lingkungan akibat sampah yang tidak dikelola dengan baik. c. Besaran dampak : limbah padat/sampah yang dihasilkan 2,5

Kgx jumlah orang (47 orang) adalah 117,5 Kg per hari, berupa

sisa bahan makanan, kegiatan membersihkan areal

pertamanan (sampah organik) dan sampah dari plastik, kertas, kaleng, kardus (sampah anorganik) yang berdampak pada areal seluas 980 m2 dan lingkungan sekitar kegiatan.

3.1.3.4. Operasional Pengelolaan Serangga dan Binatang Pengerat

a. Sumber dampak : kegiatan yang berkaitan dengan operasional

Hotel, penyimpanan bahan makanan dan peralatan

(operasional gudang).

b. Jenis dampak : timbulnya bahaya munculnya berbagai

penyakit dan penyakit menular oleh serangga maupun binatang pengerat.


(16)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 16

c. Besaran dampak : kesehatan seluruh karyawan dan wisatawan

yang berkunjung serta areal seluas 980 m2. 3.1.3.5. Operasional Parkir

a. Sumber dampak : kegiatan yang berkaitan dengan keluar

masuknya kendaraan dan parkir di lokasi kegiatan.

b. Jenis dampak : akan berkaitan dengan dampak yang

ditimbulkan akibat adanya konflik pemanfaatan lahan jalan

masuk ke parkir serta peningkatan kebisingan dan

pencemaran udara.

c. Besaran dampak : setiap kendaraan memberikan kontribusi

pada peningkatan emisi gas buang ke udara dan potensi kemacetan pada jalan raya berdampak pada areal seluas 980 m2 dan lingkungan sekitar kegiatan.

3.1.3.6. Operasional Sistem Pemadam Kebakaran

a. Sumber dampak : kegiatan yang berkaitan dengan operasional

hotel dimana menggunakan tenaga listrik, api, gas, dll, yang dapat menimbulkan terjadinya kebakaran.

b. Jenis dampak : akan berkaitan dengan dampak sosial,

ekonomi dan keamanan pengunjung, karyawan dan

masyarakat sekitar. Selain bahaya keamanan bagi tamu / wisatawan, karyawan dan masyarakat sekitar juga dapat

menimbulkan kerugian material bagi pengelola serta

keresahan warga sekitar lokasi kegiatan.

c. Besaran dampak : tamu / wisatawan, untuk operasional hotel,

dan berdampak pada areal seluas 980 m2 dan lingkungan sekitar kegiatan.

3.1.3.7. Aktivitas Sosial Dengan Masyarakat


(17)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 17

pengunjung dengan masyarakat di sekitar lokasi kegiatan.

b. Jenis dampak : berkaitan dengan dampak terhadap lingkungan

sosial akibat interaksi yang tidak seimbang antara pengelola kegiatan dengan masyarakat seperti terganggunya aktivitas masyarakat, Bagaimana pengelolaan dari pihak hotel sehingga hotel tidak dijadikan tempat untuk melakukan aktivitas seksual yang menyimpang yang dapat meresahkan masyarakat.

c. Besaran dampak : masyarakat terdekat dengan keberadaan

kegiatan dan seluruh masyarakat di Kelurahan Nunukan Tengah, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan.

3.1.3.8. Interaksi Karyawan Dengan Manajemen Pengelola.

a. Sumber dampak : kegiatan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban karyawan dengan kebijakan yang diterapkan oleh pihak pengelola.

b. Jenis dampak : berkaitan dengan dampak terhadap

perlindungan hak dan kewajiban karyawan, kontrak kerja, dan Surat Keterangan Sehat.


(18)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 18

3.1. Tabel Ringkasan Prakiraan Dampak Lingkungan Yang Akan Terjadi

3.1.1. Tabel Ringkasan Dampak Pada Tahap Pra Konstruksi

No Kegiatan Sumber

Dampak

Jenis Dampak

Besaran Dampak

Keterangan

I Pra

Konstruksi

Kegiatan sosialisasi proyek Kepada masyarakat di Kelurahan Nunukan Tengah, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan.

Kegiatan ini akan

menimbulkan dampak sosial berupa

adanya pro

kontra terhadap rencana kegiatan.

Dampak adalah seluruh warga Kelurahan Nunukan Tengah, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan

serta lahan

seluas 980

Telah mendapat persetujuan penyanding,


(19)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 19

m2

3.1.2. Tabel Ringkasan Dampak Pada Tahap Konstruksi

No Kegiatan Sumber

Dampak

Jenis Dampak

Besaran Dampak

Keterangan

II Konstruksi Mobilisasi tenaga kerja.

Kegiatan ini akan

menimbul kan dampak sosial

berupa timbulnya keresahan dan

kecemburu an

masyarakat

Tenaga kerja konstruksi proyek sebanyak 10

orang dan

masyarakat.

Menyangkut keamanan, keselamat an, dan jiwa manusia. Menyangkut kesempatan kerja

masyarakat lokal.


(20)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 20

setempat.

Mobilisasi

bahan /

material dan peralatan.

Penurunan kualitas

udara dan

peningkatan kebisingan.

Polusi udara dan

bertambah nya

kebisingan di areal sekitar kegiatan. Penurunan kualitas udara lingkungan karena

debu dan

suara bising. kegiatan

membersih

kan areal

yang akan

dijadikan lokasi proyek.

Kegiatan ini akan

menimbul kan dampak terhadap hubungan sosial dengan masyarakat sekitar Turunnya estetika lingkungan yang mempenga

ruhi areal

proyek,

hubungan sosial dengan penyanding dan wilayah sekitarnya. Penurunan estetika lingkungan dan perlunya persetujuan dari masyarakat sekitar Pembangun an Struktur, Bangunan dan Penataan Pertamanan. peningkat an polutan udara bertambah nya tingkat kebisingan, juga penurunan Mengganggu kehidupan manusia, flora dan fauna di lokasi proyek dan sekitarnya Menyangkut keamanan dan keselamat

an, jiwa

manusia dan


(21)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 21

kualitas air permukaan pengadaan

sarana jaringan listrik dan air

ke areal

pembangun an. Perubahan dan penambahan distribusi aliran listrik dan air ke areal proyek. Daerah Kelurahan Nunukan Tengah, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan secara umum Kebutuhan listrik dan air

bertambah

3.1.3. Tabel Ringkasan Dampak Pada Tahap Operasional

No Kegiatan Sumber

Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Keterangan

III Operasional Penerimaan tenaga operasional.

Keresahan / Kecemburu an masyarakat akibat sistem perekrutan tenaga kerja Adanya protes dari masyarakat

yang tidak

diterima sebagai tenaga kerja. Menyerap tenaga kerja lokal. Operasional sistem pengolahan limbah cair. Pencemaran air, potensi penghemat

an biaya

Limbah cair yang dihasilkan dari Dibuat bangunan pengolahan


(22)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 22

untuk air

menyiram tanaman

kalau air

limbah dikelola dengan baik.

kegiatan operasional Hotel/ hari 5,64 m3 dan areal seluas lokasi

Operasional sistem pengolahan limbah

padat /

sampah

Pencemaran timbulnya

bau &

ceceran sampah.

Sampah organik & anorganik sebesar 117,5 Kg/hari.

Menerapkan konsep 4 R

Operasional pelayanan di kamar Terjadinya gangguan keamanan akibat pelayanan serta penyajian makanan dan minuman

yang tidak

sesuai dengan harapan tamu Aktivitas Hotel selama melayani tamu - tamu yang

menginap.

Menyiapkan tenaga terlatih dan traning.


(23)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 23

Pengelolaan Serangga dan Binatang Pengerat munculnya berbagai penyakit oleh serangga maupun binatang pengerat. dan operasional gudang. seluruh karyawan, wisatawan dan masyarakat sekitar Operasional parkir Peningkatan gangguan lalu lintas, meningkat nya

kebisingan, peningkatan pencemaran

gas buang

kendaraan, konflik pemanfaatan jalan masuk. Kapasitas penggunaan parkir. Mempeker jakan tenaga satpam. Operasional sistem pemadam kebakaran Potensi terjadinya kebakaran Aktivitas Hotel selama melayani tamu - tamu yang menginap. Menyiapkan tabung pemadam kebakaran dan tenaga terlatih. Konflik dengan aktivitas Aktivitas sosial dengan Masyarakat di Kelurahan Membina hubungan baik,menja


(24)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 24

budaya masyarakat.

masyarakat Nunukan

Tengah, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan.

ga norma

yang

berlaku, dan kontribusi ke

Kelurahan. Interaksi

karyawan dengan manajemen pengelola

Pemenuhan

hak dan

hubungan kerja & ketenaga kerjaan.

Kapasitas dan manajerial tenaga kerja operasional sebanyak 11 orang.

Adanya kontrak

kerja yang

jelas.

3.2. Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

3.2.1. Tahap Pra Konstruksi

3.2.1.1. Tingkat pemahaman masyarakat yang bervariasi akan muncul berupa keluhan masyarakat di Kelurahan Nunukan Tengah, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan dalam pertemuan informal maupun formal.

a. Upaya pengelolaan lingkungan : pencegahan dampak negatif ini dapat dilakukan melalui kegiatan sosialisasi rencana pembangunan proyek kepada masyarakat yang meliputi berbagai komponen

seperti tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan instansi

pemerintah/swasta di sekitar lokasi kegiatan. Meminta masukan dan saran dari komponen masyarakat serta instansi terkait berkaitan dengan rencana pembangunan Hotelini. Penanggulangan dampak negatif ini dapat dilakukan melalui sosialisasi yang lebih intensif


(25)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 25

dengan pendekatan partisipatif. Saat penetapan batas proyek agar melibatkan para penyanding/pendamping di sekitar lokasi kegiatan serta disaksikan oleh instansi berwenang dan tokoh masyarakat. Melengkapi dan memenuhi semua peraturan dan perijinan terkait dengan peningkatan kapasitas kegiatan/usaha hotel melalui koordinasi dengan dinas-dinas terkait di Kelurahan Nunukan Tengah, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan.

b. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : dalam areal hotel yang sudah ada, tidak ada penambahan lahan

c. Periode pengelolaan lingkungan hidup : sebelum dan dalam proses pengerjaan kegiatan.

3.2.2. Tahap Konstruksi

3.2.2.1. Adanya keluhan masyarakat di Kelurahan Nunukan Tengah, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, saat pertemuan informal dan formal mengenai proyek.

a. Upaya pengelolaan lingkungan : pengelolaan dilaksanakan dengan membuat pendekatan berupa kesediaan pemrakarsa proyek untuk memberikan kesempatan pertama kepada masyarakat di sekitar lokasi proyek untuk diterima menjadi tenaga kerja proyek sesuai dengan kebutuhan dan lowongan pekerjaan yang tersedia. Untuk menghindari kemacetan lalulintas ketika mobilisasi material dan alat maka dilakukan dengan pengaturan volume angkut material tidak melebihi ketentuan batas yang diijinkan dan tidak dilakukan pada jam-jam sibuk atau padat aktivitas.

Untuk menghindari kesan kumuh di sekitar proyek dapat dilakukan dengan pemasangan dinding/pagar sementara di sekeliling proyek, sehingga menurunnya estetika lingkungan dapat diminimalkan serta pandangan masyarakat yang kebetulan lewat di jalur proyek dapat diantisipasi.


(26)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 26

sudah ada, tidak ada penambahan lahan

c. Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses pengerjaan kegiatan.

3.2.2.2. Jenis dampak : penurunan kualitas udara di sekitar proyek.

a. Upaya pengelolaan lingkungan : pengelolaan dilaksanakan dengan mengatur jadwal mobilisasi bahan / material dan peralatan, serta semua pekerja menggunakan APD (Alat Pelindung Diri).

b. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : dalam areal hotel yang sudah ada, tidak ada penambahan lahan

c. Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses pengerjaan kegiatan

3.2.2.3. Keluhan masyarakat di sekitar proyek. Tingkat kebisingan yang ditoleransi sebesar 55 dB untuk kawasan pemukiman dan 70 dB

untuk kawasan rekreasi, mengadakan sosialisasi kepada

masyarakat sekitar.

a. Upaya pengelolaan lingkungan : kegiatan-kegiatan yang

menimbulkan kebisingan sebaiknya dijadwalkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu masyarakat pada saat istirahat atau pada saat upacara keagamaan. Menggunakan peralatan yang berfungsi baik dan kontraktor yang berpengalaman agar pekerjaan dilakukan dengan cepat.

b. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : dalam areal hotel yang sudah ada, tidak ada penambahan lahan

c. Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses pengerjaan kegiatan


(27)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 27

3.2.2.4. Peningkatan partikel debu, CO dan adanya keluhan masyarakat di sekitar proyek tentang gangguan pencemaran udara dan suara serta kekeruhan air permukaan.

a. Upaya pengelolaan lingkungan : melakukan kegiatan penyiraman secara rutin pada daerah yang berpotensi menimbulkan debu, terutama pada saat pekerjaan pembersihan lahan, galian dan pekerjaan struktur. Melakukan penutupan pada material yang diangkut ke lokasi proyek atau yang sudah di lokasi proyek sehingga tidak ada debu/partikel lainnya yang beterbangan, lumpur atau tanah hasil galiandigunakan sebagai tanah urug untuk lahan cekungan atau landai diambil pihak yang membutuhkan.

b. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : dalam areal hotel yang sudah ada, tidak ada penambahan lahan

c. Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses pengerjaan kegiatan.

3.2.2.5. Perubahan dan penambahan distribusi listrik dan air ke lokasi proyek.

a. Upaya pengelolaan lingkungan : mendapatkan ijin penggunaan listrik dan air yang dipergunakan secara efesien dan cermat.

b. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : dalam areal hotel yang sudah ada, tidak ada penambahan lahan

c. Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses pengerjaan kegiatan.

3.2.3. Tahap Operasional

3.2.3.1. Keluhan masyarakat yang ingin menjadi karyawan.

a. Upaya pengelolaan lingkungan : melakukan pendekatan dengan perangkat daerah setempat tentang kerjasama di bidang tenaga kerja. Pendekatan tersebut harus memperhitungkan kondisi


(28)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 28

perusahaan, kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan dan ketersediaan lowongan pekerjaan. Pendekatan yang diharapkan adalah dapat menampung tenaga kerja lokal Kelurahan Nunukan

Tengah, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan serta

menyediakan fasilitas pelatihan (training) bagi warga Kelurahan Nunukan Tengah, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan yang memerlukan pelatihan di bidang akomodasi pariwisata. Pihak perangkat daerah setempat juga memiliki kewajiban untuk menjaga keamanan dan ketertiban di areal Hotel.

b. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : kantor manajemen hotel c. Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan.

3.2.3.2. Potensi pencemaran limbah cair : parameter kunci seperti DO, BOD, COD, deterjen yang ditemukan pada limbah cair yang melebihi standar baku mutu limbah akomodasi pariwisata, Baku Mutu Air Limbah Untuk Kegiatan Hotel sesuai Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur No 2 Tahun 2011sebagai berikut ;

No Parameter Kadar

Maksimum (mg/L)

Metode Uji

1 2 3 4 5

BOD5 COD TSS

Minyak dan Lemak pH

30 50 50 15 6,0 - 9,0

SNI 6989.72-2009 SNI 6989.73-2009 SNI 06-6989.27-2005 SNI 06-6989.10-2004 SNI 06-6989.11-2004

a. Upaya pengelolaan lingkungan :

Melaksanakan sistem manajemen konservasi air yang optimal


(29)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 29

Memasang pengontrol air di setiap kloset dan fasilitas yang menggunakan air dalam jumlah besar.

Melakukan kampanye (memasang pamflet) penghematan air bagi seluruh karyawan dan tamu.

Melakukan pengolahan limbah cair

Pengelolaan limbah cair yang berasal dari kamar mandi dan toilet .

b. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : areal pengolahan limbah cair

c. Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan / usaha.

3.2.3.3. Peningkatan volume limbah padat (sampah), kegiatan operasional (operasional hotel, operasional sistem pengelolaan limbah padat/sampah dan kegiatan pertamanan), adanya tumpukan sampah di lokasi pengumpulan, parameter : bau busuk dan ceceran sampah.

a. Upaya pengelolaan lingkungan :

Mengoptimalkan sistem manajemen pengelolaan limbah padat/sampah dengan berusaha mengurangi penggunaan produk-produk anorganik (bahan yang tidak mudah terurai), kemasan produk yang berlebihan dan memberikan masukan kepada pemasok barang kebutuhan Hotel agar dalam proses produksinya meminimalkan barang-barang yang tidak berguna.


(30)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 30

Melakukan kegiatan reuse yakni menggunakan kembali barang yang telah dipakai dengan fungsi yang sama atau fungsi yang lain.

Menggunakan benda-benda yang bisa diisi ulang atau dipakai kembali misalnya : botol, lap pembersih, baterai isi ulang dan lain-lain. Barang-barang yang tidak bisa digunakan kembali bisa diberikan kepada lembaga/perorangan yang masih bisa memanfaatkannya.

Menyediakan tempat sampah tertutup untuk pembuangan sampah sementara pada tempat-tempat yang berpotensi menghasilkan sampah seperti kamar mandi, areal parkir maupun sekitar lokasi santai.

Memberikan limbah berupa sisa-sisa makanan kepada peternak/masyarakat yang membutuhkan untuk makanan ternak.

b. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : areal pengolahan limbah padat, kamar, dan gudang.

c. Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan / usaha.

3.2.3.4. Peningkatan gangguan lalu lintas, kebisingan, dan polusi udara a. Upaya pengelolaan lingkungan : pengaturan parkir secara optimal

dengan menyediakan tenaga/petugas parkir sehingga tidak menimbulkan kemacetan dan kebisingan.

b. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : areal parkir.

c. Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan / usaha.

3.2.3.5. Penurunan kualitas air, dan udara serta penyebaran penyakit

a. Upaya pengelolaan lingkungan : membuat pengolahan limbah cair, penataan ruangan yang nyaman dan hygenis

b. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : areal kamar.


(31)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 31

kegiatan / usaha.

3.2.3.6. Peningkatan potensi penyebaran penyakit menular dari serangga dan binatang pengerat, ditemukan adanya karyawan atau tamu-tamu yang berkunjung yang menderita penyakit menular serta penyakit akibat serangga dan binatang pengerat

a. Upaya pengelolaan lingkungan :

Mengoptimalkan sistem kesehatan dan keselamatan kerja karyawan dan melakukan pemeriksaan air pencucian bahan-bahan masakan dan air pencucian alat-alat hotel, pemeriksaan makanan dan usap alat, pemeriksaan sumber air minum minimal setiap 6 (enam) bulan sekali pada

instansi kesehatan/puskesmas/laboratorium kesehatan

masyarakat setempat.

Pemeriksaan laik sehat akomodasi pariwisata dengan pemeriksaan keadaan hygiene dan sanitasi termasuk kesehatan karyawan penjamah makanan sebagai jaminan sanitasi/kebersihan makanan/minuman yang disajikan oleh karyawan yang melayaninya. Para karyawan harus berpakaian bersih dan rapi serta tidak dalam keadaan berpenyakit menular.

Menjaga kebersihan gudang penyimpanan baik

penyimpanan bahan makanan maupun linen dan peralatan dan menyediakan tenaga pest control.

Menggunakan bahan-bahan daging yang dihasilkan oleh ruang potong hewan yang resmi, sayur-sayuran, buah-buahan dari pemasok yang resmi dan bersertifikat.

b. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : operasional kamar, pelayanan tamu, operasional gudang.

c. Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan / usaha.


(32)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 32

3.2.3.7. Terjadinya gangguan terhadap pelayanan karyawan terhadap tamu, adanya keluhan tamu terhadap pelayanan karyawan dalam penyajian makanan dan minuman serta pelayanan lain secara umum.

a. Upaya pengelolaan lingkungan : menyediakan tenaga terampil. b. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : operasional kamar, pelayanan tamu di lobby

c. Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan / usaha.

3.2.3.8. Potensi terjadinya kebakaran

a. Upaya pengelolaan lingkungan : mengoptimalkan sistem kesehatan dan keselamatan kerja karyawan dan menggunakan peralatan dan instalasi listrik standar, alarm kebakaran, menyediakan alat/tabung pemadam kebakaran pada tiap - tiap bangunan dan nantinya setiap 1 (satu) bulan sekali akan diadakan pengecekan atau uji coba sehingga alat selalu siap pakai, serta mengadakan pelatihan

menanggulangi bahaya kebakaran terhadap karyawan.

Penempatan kompor dan tabung gas di tempat yang ventilasinya bagus atau mencukupi agar udara mudah keluar masuk sehingga bila terjadi kebocoran gas akan langsung terbawa angin. Pemeriksaan saluran gas dari tabung ke kompor secara berkala agar bila ada kebocoran dapat diketahui dengan segera. Tidak menyimpan bahan mudah terbakar seperti : minyak tanah, spritus dekat dengan sumber api, tidak memasang lampu secara berlebihan dan tidak menempelkan stop kontak bertumpuk-tumpuk, pasalnya kabel akan panas dan meleleh serta dapat menyebabkan percikan api yang lama-lama bisa menyulut kebakaran. Jika terjadi kebakaran karena listrik, putuskan aliran listrik secepatnya dan padamkan percikan api. Mensosialisasikan sistem kesehatan dan keselamatan kerja karyawan.


(33)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 33

operasional parkir, operasional hotel, kegiatan wisatawan, struktur atap bangunan.

c. Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan / usaha.

3.2.3.9. Potensi konflik ketenaga kerjaan antara karyawan dengan pengelola, interaksi karyawan dengan pihak pengelola terutama tentang hak dan kewajiban karyawan terhadap perusahaan.

a. Upaya pengelolaan lingkungan :

Melakukan sosialisasi hak dan kewajiban pekerja kepada perusahaan sesuai dengan undang-undang ketenaga kerjaan.

Melakukan perjanjian kontrak kerja untuk menghindari terjadinya perselisihan antara pekerja dengan pengelola. Memberikan hak-hak karyawan sesuai dengan

undang-undang ketenaga kerjaan.

b. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : kantor manajemen dan operasional hotel

c. Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan / usaha.

3.3. Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

3.3.1. Tahap Pra Konstruksi

3.3.1.1. Tingkat pemahaman masyarakat yang bervariasi akan muncul berupa keluhan masyarakat di Kelurahan Nunukan Tengah, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan dalam pertemuan informal maupun formal.

a. Upaya pemantauan lingkungan : menyebarkan isian pada saat rapat lingkungan/Pertemuan di Kelurahan Nunukan Tengah, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, berkaitan dengan keinginan masyarakat yang harus dipenuhi oleh pemrakarsa. Minta masukan pada penyanding/pendamping mengenai masalah yang


(34)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 34

ada terutama penetapan batas proyek. Melihat kesesuaian ijin yang diterbitkan dengan kenyataan yang ada di lapangan.

b. Lokasi pemantauan lingkungan hidup : dalam areal hotel yang sudah ada, tidak ada penambahan lahan

c. Periode pemantauan lingkungan hidup : sebelum dan dalam proses pengerjaan kegiatan.

3.3.2. Tahap Konstruksi

3.3.2.1. Adanya keluhan masyarakat di Kelurahan Nunukan Tengah, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, saat pertemuan informal dan formal mengenai proyek.

a. Upaya pemantauan lingkungan : pemantauan dilaksanakan dengan menyebarkan isian berkaitan dengan hal-hal yang dikeluhkan oleh masyarakat setempat.

b. Lokasi pemantauan lingkungan hidup : dalam areal hotel yang sudah ada, tidak ada penambahan lahan

c. Periode pemantauan lingkungan hidup : selama proses pengerjaan kegiatan.

3.3.2.2. Jenis dampak : penurunan kualitas udara di sekitar proyek.

a. Upaya pemantauan lingkungan : pemantauan dilaksanakan dengan pendataan dan pengecekan kesehatan pekerja pada instansi kesehatan terdekat.

b. Lokasi pemantauan lingkungan hidup : dalam areal hotel yang sudah ada, tidak ada penambahan lahan

c. Periode pemantauan lingkungan hidup : selama proses pengerjaan kegiatan

3.3.2.3. Keluhan masyarakat di sekitar proyek. Tingkat kebisingan yang ditoleransi sebesar 55 dB untuk kawasan pemukiman dan 70 dB

untuk kawasan rekreasi, mengadakan sosialisasi kepada


(35)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 35

a. Upaya pemantauan lingkungan : pemantauan dilaksanakan dengan mengamati situasi di lapangan jika terjadi tingkat kebisingan yang tinggi melebihi batas toleransi pendengaran manusia (tingkat kebisingan yang ditoleransi sebesar 55 dB untuk kawasan pemukiman, 70 dB untuk kawasan rekreasi), mengamati secara langsung dan meminta laporan dari masyarakat baik dalam pertemuan formal maupun non formal jika ada keluhan masyarakat sekitar akibat tingkat kebisingan yang melebihi ambang batas. Pihak hotel, tidak melakukan pengukuran parameter kebisingan karena tingkat kebisingan di lokasi proyek masih bisa ditoleransi oleh pendengaran manusia normal.

b. Lokasi pemantauan lingkungan hidup : dalam areal hotel yang sudah ada, tidak ada penambahan lahan

c. Periode pemantauan lingkungan hidup : selama proses pengerjaan kegiatan

3.3.2.4. Peningkatan partikel debu, CO dan adanya keluhan masyarakat di sekitar proyek tentang gangguan pencemaran udara dan suara serta kekeruhan air permukaan.

a. Upaya pemantauan lingkungan : pemantauan dilaksanakan dengan mengamati situasi di lapangan jika terjadi tingkat pencemaran udara dan suara serta kondisi air permukaan yang tidak bisa ditoleransi, mengamati secara langsung dan meminta laporan dari masyarakat baik dalam pertemuan formal maupun non formal jika ada keluhan masyarakat sekitar akibat tingkat pencemaran udara yang melebihi batas toleransi atau jika ada yang mengalami gangguan pernafasan akibat peningkatan polutan pencemar udara dan kekeruhan air permukaan, maka pihak hotel melakukan pengukuran parameter debu dan CO serta sampel air, dengan pengambilan parameter


(36)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 36

kualitas udara, sampel air dan uji lab air permukaan, berkoordinasi dengan dinas terkait, BLHD Kabupaten Nunukan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan.

b. Lokasi pemantauan lingkungan hidup : dalam areal hotel yang sudah ada, tidak ada penambahan lahan

c. Periode pemantauan lingkungan hidup : selama proses pengerjaan kegiatan.

3.3.2.5. Perubahan dan penambahan distribusi listrik dan air ke lokasi proyek.

a. Upaya pemantauan lingkungan : secara berkala mengamati tata cara kerja dan penggunaan listrik dan air supaya tidak berlebihan. b. Lokasi pemantauan lingkungan hidup : dalam areal hotel yang

sudah ada, tidak ada penambahan lahan

c. Periode pemantauan lingkungan hidup : selama proses pengerjaan kegiatan.

3.3.3. Tahap Operasional

3.3.3.1. Keluhan masyarakat yang ingin menjadi karyawan.

a. Upaya pemantauan lingkungan : menyebarkan isian kepada anggota masyarakat melalui Kelurahanberkaitan dengan lowongan kerja yang tersedia, keahlian yang diperlukan dan jadwal penerimaan pegawai.

b. Lokasi pemantauan lingkungan hidup : kantor manajemen hotel

c. Periode pemantauan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan.

3.3.3.2. Potensi pencemaran limbah cair : parameter kunci seperti DO, BOD, COD, deterjen yang ditemukan pada limbah cair yang melebihi standar baku mutu limbah akomodasi pariwisata, Baku


(37)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 37

Mutu Air Limbah Untuk Kegiatan Hotel sesuai Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur No 2 Tahun 2011sebagai berikut ;

No Parameter Kadar

Maksimum (mg/L)

Metode Uji

1 2 3 4 5

BOD5 COD TSS

Minyak dan Lemak pH

30 50 50 15 6,0 - 9,0

SNI 6989.72-2009 SNI 6989.73-2009 SNI 06-6989.27-2005 SNI 06-6989.10-2004 SNI 06-6989.11-2004

a. Upaya pemantauan lingkungan : pengukuran parameter

fisik-kimia sampel air di lokasi pengambilan sekitar lokasi kegiatan. b. Lokasi pemantauan lingkungan hidup : areal pengolahan limbah cair

c. Periode pemantauan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan / usaha.

3.3.3.3. Peningkatan volume limbah padat (sampah), kegiatan operasional (operasional hotel, operasional sistem pengelolaan limbah padat/sampah dan kegiatan pertamanan), adanya tumpukan sampah di lokasi pengumpulan, parameter : bau busuk dan ceceran sampah.

a. Upaya pemantauan lingkungan : melaksanakan kegiatan

penghitungan volume sampah yang dihasilkan, dan memantau jika terjadi keluhan terhadap keberadaan sampah.

b. Lokasi pemantauan lingkungan hidup : areal pengolahan limbah padat, kamar, dan gudang.

c. Periode pemantauan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan / usaha.


(38)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 38

a. Upaya pemantauan lingkungan : pemantauan dilaksanakan dengan mengamati situasi di lapangan jika terjadi tingkat kebisingan yang tinggi melebihi batas toleransi pendengaran manusia (tingkat kebisingan yang ditoleransi sebesar 55 dB untuk kawasan pemukiman, 70 dB untuk kawasan rekreasi), mengamati secara langsung dan meminta laporan dari masyarakat baik dalam pertemuan formal maupun non formal jika ada keluhan masyarakat sekitar terhadap tingkat kebisingan yang melebihi ambang batas akibat operasional Hotel. Pihak pengelola tidak melakukan pengukuran parameter kebisingan karena tingkat kebisingan di lokasi kegiatan/usaha masih bisa ditoleransi oleh pendengaran manusia normal.

b. Lokasi pemantauan lingkungan hidup : areal parkir.

c. Periode pemantauan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan / usaha.

3.3.3.5. Penurunan kualitas air, dan udara serta penyebaran penyakit a. Upaya pemantauan lingkungan : melakukan pengukuran secara berkala terhadap kualitas limbah bekerjasama dengan instansi terkait

b. Lokasi pemantauan lingkungan hidup : areal kamar.

c. Periode pemantauan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan / usaha.

3.3.3.6. Peningkatan potensi penyebaran penyakit menular dari serangga dan binatang pengerat, ditemukan adanya karyawan atau tamu-tamu yang berkunjung yang menderita penyakit menular serta penyakit akibat serangga dan binatang pengerat

a. Upaya pemantauan lingkungan : mencari data-data jenis penyakit menular yang biasanya terjadi di daerah Kelurahan Nunukan


(39)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 39

Tengah, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, ciri-ciri penyakit dan cara penyebarannya.

b. Lokasi pemantauan lingkungan hidup : operasional kamar, pelayanan tamu, operasional gudang.

c. Periode pemantauan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan / usaha.

3.3.3.7. Terjadinya gangguan terhadap pelayanan karyawan terhadap tamu, adanya keluhan tamu terhadap pelayanan karyawan dalam penyajian makanan dan minuman serta pelayanan lain secara umum.

a. Upaya pemantauan lingkungan : melakukan pelatihan terhadap karyawan dan menjaga hubungan yang baik terhadap tamu.

b. Lokasi pemantauan lingkungan hidup : operasional kamar, pelayanan tamu di lobby

c. Periode pemantauan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan / usaha.

3.3.3.8. Potensi terjadinya kebakaran

a. Upaya pemantauan lingkungan : Secara berkala memeriksa instalasi listrik dan secara berkala mentera ulang alat pemadam kebakaran.

b. Lokasi pemantauan lingkungan hidup : operasional listrik,

operasional parkir, operasional hotel, kegiatan wisatawan, struktur atap bangunan.

c. Periode pemantauan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan / usaha.

3.3.3.9. Potensi konflik ketenaga kerjaan antara karyawan dengan pengelola, interaksi karyawan dengan pihak pengelola terutama tentang hak dan kewajiban karyawan terhadap perusahaan.


(40)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 40

dan tidak tetap yang bekerja, mendata dan mencarikan solusi terbaik terhadap keluhan dan keinginan karyawan dengan kebijakan yang diterapkan oleh pengelola.

b. Lokasi pemantauan lingkungan hidup : kantor manajemen dan operasional hotel

c. Periode pemantauan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan / usaha.

3.4. Institusi Pengelola Dan Pemantauan Lingkungan Hidup

Pendekatan institusional yang dilakukan ada kegiatan atau usaha ini adalah sebagai berikut :

1. Mengendalikan tindak kriminal dan menjaga keamanan perlu dilakukan kerjasama dengan pihak kepolisian dan Pemerintah setempat.

2. Menangani pencemaran lingkungan dilakukan dengan pemerintah Kabupaten Kelurahan Nunukan Tengah, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, BLHD, dan Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur dengan melibatkan komponen masyarakat setempat. 3. Pemrakarsa dalam melaksanakan pengelolaan dan pemantauan

lingkungan perlu melakukan kerjasama dengan instansi/lembaga terkait di Kelurahan Nunukan Tengah, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan dan kelurahan setempat


(41)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 41 3.2. Tabel Ringkasan Pengelolaan Lingkungan & Pemantauan Lingkungan Hidup

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAMPAK JENIS DAMPAK BESARAN DAMPAK BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP LOKASI PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP PERIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP KET 1. Penerimaa n tenaga kerja operasio nal 2. Aktivitas usaha dan atau kegiatan Keresahan kecemburu an masyarakat terhadap perekrutan tenaga kerja operasional Penurun an kualitas air Adanya protes dan keluhan masyarakat Terjadinya pencemar an / meningkat nya Memberikan informasi tentang kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan Pengawasan dan pengelolaan yang ketat terhadap limbah cair yang dihasilkan Kantor manajemen Lokasi pengolahan limbah cair pada saat penerimaan tenaga kerja selama masa operasional Observasi langsung di lapangan Mengukur parameter fisik, kimiawi dan mikrobiologi air limbah Kantor manajemen Lokasi pengolahan limbah cair pada inlet dan outlet

pada saat penerimaan tenaga kerja selama masa operasional berkala 6 bulansekali Pelaksana : pemrakarsa. Pengawas : Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Nunukan, Pelaporan : BLHD untuk dikoordinasikan dengan instansi terkait Pelaksana : pemrakarsa. Pengawas : Badan Lingkungan Hidup Kabupaten


(42)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 42 3. Aktivitas usaha dan atau kegiatan Peningkat an limbah padat / sampah kekeruhan air permukaan Parameter kunci seperti DO, BOD, COD, Deterjen sesuai standar mutu air limbah yang dihasilkan 5,64 m3

Timbunan sampah, adanya binatang pengerat, dan serangga atau vector penyakit Pengurangan produk anorganik

Lokasi kegiatan selama masa operasional BOD5, COD, TSS, Minyak dan Lemak, pHSesuai Perda Kalimantan timur 02 tahun 2011 Menghitung volume sampah yang dihasilkan Lokasi kegiatan, terutama kamar dan gudang selama masa operasional berkala setiap hari Nunukan, Pelaporan : BLHD untuk dikoordinasikan dengan instansi terkait Pelaksana : pemrakarsa. Pengawas : Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Nunukan, Pelaporan : BLHD untuk dikoordinasikan dengan instansi terkait


(43)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 43 4. Aktivitas usaha dan atau kegiatan 5. Operasion al parkir, aktivitas kegiatan Peningkat an kebisingan Penurunan kualitas udara Adanya keluhan masyarakat Parameter kualitas udara Himbauan manajemen hotel, manajemen waktu kegiatan Penghijauan areal parkir, dan taman

Lokasi kegiatan, terutama areal parkir Areal parkir kegiatan selama masa operasional selama masa operasional Observasi langsung mengenai keluhan masyarakat Pengamatan secara langsung di lapangan Lokasi kegiatan, terutama areal parkir Areal parkir kegiatan selama masa operasional berkala setiap hari selama masa operasional berkala setiap hari Pelaksana : pemrakarsa. Pengawas : Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Nunukan, Pelaporan : BLHD untuk dikoordinasikan dengan instansi terkait Pelaksana : pemrakarsa. Pengawas : Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Nunukan, Pelaporan : BLHD untuk dikoordinasikan dengan instansi terkait


(44)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 44 6. Aktivitas usaha dan atau kegiatan 7. Aktivitas usaha dan atau kegiatan Peningkat an gangguan lalu lintas Potensi terjadinya kebakaran Adanya kemacetan kendaraan yang melalui lalu lintas di depan lokasi kegiatan serta kejadian kecelakaan lalu lintas kemungkin an potensi terjadinya kebakaran Mempekerjakan tenaga satpam / petugas parkir Operasional sistem keselamatan kerja, alat pemadam kebakaran yang cukup dan pelatihan penangulangan kebakaran Sekitar lokasi kegiatan Lokasi kegiatan selama masa operasional selama masa operasional Pengamatan secara langsung di lapangan Mendata sistem keselamatan kerja, alat – alat / mesin – mesin, listrik, dan jumlah alat pemadam kebakaran yang tsrsedia serta tenaga terlatih Sekitar lokasi kegiatan Lokasi kegiatan selama masa operasional berkala setiap hari selama masa operasional berkala sebulan sekali pengecekan alat pemadam kebakaran Pelaksana : pemrakarsa. Pengawas : Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Nunukan, Pelaporan : BLHD untuk dikoordinasikan dengan instansi terkait Pelaksana : pemrakarsa. Pengawas : Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Nunukan, Pelaporan : BLHD untuk dikoordinasikan dengan instansi terkait


(45)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 45 8. Aktivitas usaha dan atau kegiatan 9. Interaksi karyawan dengan pengelola potensi konflik, gangguan keamanan dan ketertiban Peningkat an potensi konflik ketenaga kerjaan antara karyawan denga pengelola Kemungkin an potensi konflik dengan masyarakat setempat Mengurang i potensi terjadinya ketidak harmonis an hubungan pekerja dengan pengelola Mentaati peraturan – peraturan yang ditetapkan oleh Pemerintah Sosialisasi hak dan kewajiban karyawan, perjanjian kerja Lokasi kegiatan Lokasi kegiatan Selama masa operasional selama masa operasional Pengamatan secara langsung di lapangan dan meminta laporan dari masyarakat serta para karyawan Pengamatan secara langsung di lapangan Lokasi kegiatan Lokasi kegiatan Selama masa operasional berkala setiap hari selama masa operasional berkala setiap hari Pelaksana : pemrakarsa. Pengawas : Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Nunukan, Pelaporan : BLHD untuk dikoordinasikan dengan instansi terkait Pelaksana : pemrakarsa. Pengawas : Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Nunukan, Pelaporan : BLHD untuk dikoordinasikan dengan instansi terkait


(46)

3.5. Tolak Ukur Efektifitas Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

Dalam mengukur efektifitas kegiatan pengelolaan dan

pemantauan lingkungan hidup kegiatan peningkatan usaha Hotel ”Hotel Neo Fortuna” adalah adanya tindak lanjut terhadap pelaksanaan pemantauan lingkungan serta dukungan yang nyata pada aspek pendanaan kegiatan pemantauan lingkungan. Semua kegiatan tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan dan dilaporkan kepada Dinas terkait Kabupaten Nunukan.


(47)

MATRIK PERBAIKAN / PENYEMPURNAAN DOKUMEN UKL & UPL

HOTEL NEO FORTUNA

HOTEL

Jalan Ahmad Yani, RT. 01, Kelurahan Nunukan, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan

No Nama Halaman Saran / Masukan Perbaikan

1 Bernadus Boli, A.Md. Par (DISBUDPARPOR)

Dokumen Hampir disetiap halaman terjadi kesalahan pengetikan / penyebutan nama kecamatan. Seharusnya Kecamatan Nunukan tetapi didalam dokumen tertulis Kecamatan Nunukan Tengah.

Semua diperbaiki, sesuai saran

BAB I halaman

6

Pendahuluan (hal. 6). Identitas pemrakarsa kesalahan pengetikan / penyebutan alamat pemrakarsa.

Konfirmasi dari pihak hotel, alamat pemrakarsa sudah benar

BAB II halaman

10

Rencana kegiatan pemilihan bahan baku masakan (hal. 10). Pemilihan bahan baku masakan di jual disekitar pasar ubud maupun di Denpasar. Seharusnya dijual / dibeli di Nunukan.

Diperbaiki sesuai saran


(48)

BAB II halaman

7

Belum ada uraian tugas dan tanggung jawab mulai dari tingkat menejemen sampai karyawan.

Diuraikan sesuai saran

2 Freddyanto Gromiko, ST (BLHD Kab. Nunukan)

Cover Judul agar diperbaiki menjadi Upaya Pengelolaan

Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan

Lingkungan Hidup (UPL) rencana kegiatan peningkatan usaha hotel Neo Fortune Kab. Nunukan.

Diperbaiki sesuai saran

I Sehubungan dengan judul di atas maka redaksional di latar belakang dan lainnya yang berkaitan, agar di sesuaikan.

Disesuaikan

RK-3 Skala usaha/kegiatan agar ditekankan pada perubahan/peningkatan rencana usaha. Gambaran mengenai kegiatan yang sudah berjalan hanya sebagai informasi tambahan saja.

Ditambahkan dan disesuaikan


(49)

RK-3 Tahapan kegiatan disampaikan adalah yang masih merupakan rencana kegiatan (rencana

perubahan/penambahan) bukan tahapan kegiatan yang sudah berjalan.

Ditambahkan dan disesuaikan

RK-12 Oli bekas bukan B3 tetapi limbah B3 sehingga gudang yang dibangun adalah tempat penyimpanan sementara limbah B3 (TPS limbah B3). Dan bukan hanya oli bekas yang merupakan limbah B3. Tolong diinventarisasi limbah B3 yang dihasilkan hotel.

Uraian dan gambar ditambahkan

BAB III, 7

Perkirakan mengenai dampak sosial yang mungkin akan terjadi pada saat operasional hotel khususnya dalam tahapan penerimaan tamu. Bagaimana pengelolaan dari pihak hotel sehingga hotel tidak dijadikan tempat


(50)

untuk melakukan aktivitas seksual yang mnyimpang yang dapat meresakan masyarakat. BAB IV,

14

Tambahkan matrik rencana pengelolaan lingkungan hidup dan rencana pemantauan lingkungan hidup.

Ditambahkan

BAB IV, 8

Untuk rencana

pemantauan, agar ditambahkan

frekuensinya misalnya pemantauan kualitas air limbah dilakukan 1 bulan sekali dan disebutkan

parameternya. (untuk air, gunakan parameter sesuai perda prov Kaltim No 2 Tahun 2011).

Ditambahkan

3. Alexander Rombe, ST (BLHD Kab.

Nunukan)

4-6 Susun peraturan perundangan secara hirarki, kelompokan bagian peraturan perundangan dan susun mulai dari tahun terbitan tertua sampai yang termuda.

Permen LH No 11

Diperbaiki dan dihilangkan


(51)

Tahun 2007 salah, ganti dengan Permen LH No 5 Tahun 2012. Kepmen Kesehatan No 61 Tahun 1991

tidak usah

dimasukan.

II-1 Hilangkan kalimat pada alinea 1, berupa mohon dengan ini kami mengajukan permohonan dokumen lingkungan dan seterusnya Kabupaten Nunukan.

Dihilangkan

II-12 Tambahkan gambar atau desain gudang/TPS

Limbah B3

Tambahkan tata cara

penyimpanannya.

Ditambahkan gambar, dan desain, serta uraian

BAB II-IV

Kajian hanya dilakukan

pada rencana

pembangunan baru dan untuk bangunan yang sudah ada hanya berupa rona atau kondisi exesting.

Disesuaikan sesuai saran


(52)

4. Rahmawati Matto, SP (BLHD Kab.

Nunukan)

Cover Tolong di informasikan secara jelas besaran kapasitas pembangunan usaha hotel .

Diperbaiki

BAB II, 1

Hotel Neo Fortuna telah berdiri selama beberapa tahun, dan akan diadakan penambahan kapasitas ruangan dan fasilitas hotel lainnya. Bagaimana pengelolaan lingkungan selama ini , sebelum penambahan kapasitas dan fasilitas hotel dilakukan ?? Tolong dijelaskan di dokumen yang ada.

Diuraikan di rencana kegiatan

Dokumen Penulisan dokumen apakah sudah sesuai dengan Permen LH No. 13 tahun 2010, tidak ada surat pernyataan kesanggupan yang ditandatangani

pemrakarsa, tidak menampilkan Matriks Rencana Upaya Pengelolaan

Lingkungan dan Upaya Pemantauan

Diperbaiki dan ditambahkan sesuai saran keseluruhan dokumen


(53)

Lingkungan, tidak ada penjelasan mengenai rona lingkungan pada saat ini.. ( Tolong ditambahkan di dokumen ),

Dokumen dan

gambaran yang

ditampilkan tolong disesuaikan dengan lingkungan dimana hotel tersebut berada . ( di dokumen gambaran yang ditampilkan di Denpasar, Bali )

Pada dokumen

dijelaskan bahwa hotel akan membangun IPAL. Mengingat hotel ini sudah beroperasi selama beberapa tahun, apakah pembangunan sudah dilaksanakan ? Berapa kapasitas IPAL nya? Mohon dijelaskan.

Hal 15 Limbah B3 ( seperti lampu dan neon) dikumpulkan

bekerjasama dengan pihak luar . Tolong

Selama ini belum ada kerjasama dengan pihak luar yang mendapat rekomendasi dari


(54)

disebutkan dengan siapa karena pihak hotel sudah beroperasi selama beberapa tahun.

dinas terkait, mohon arahan instansi yang berwenang

Pada tabel Upaya pengelolaan

Lingkungan di rencana Pengelolaan

Lingkungan , pada jenis dampak Limbah , apakah pemrakarsa benar benar sanggup melaksanakan rencana UPL yang ada ?

Apabila ada

pemeriksaan dari BLHD

apakah pihak

pemrakarsa sudah dapat menjelaskan nantinya?

Dokumen sudah mendapatkan kesanggupan pihak hotel ; pemrakarsa dan

penanggungjawab

Saran...sebaiknya Pihak hotel menanam tanaman pelindung di depan atau samping hotel serta didalam hotel sendiri..untuk

menambah keindahan dan keteduhan , serta mengurangi Polusi , apabila areal terbatas diluar ruangan bisa ditanam dengan


(55)

menanam dalam Pot. 5. Fitria Hanida

Indriarini, ST (BLHD Kab.

Nunukan)

- Di dalam dokumen disebutkan rencana pembangunan Hotel Neo Fortuna, padahal pada kenyataannya Hotel Neo Fortuna telah lama beroperasi, apabila hanya penambahan fasilitas tertentu mohon disebutkan saja sesuai apa yang akan dikerjakan. Demikian halnya pada cover dokumen UKL-UPL ini mohon disebutkan renovasi atau penambahan

pekerjaannya, misalnya pembangunan instalasi pengolahan limbah cair, gudang B3 dan tempat pembuangan sampah sementara Hotel Neo Fortuna. Sedangkan hotel yang sudah berdiri beserta komponen lingkungan hidup lainnya dijadikan sebagai data rona lingkungan hidup awal

Dokumen keseluruhan

diperbaiki dan ditambahkan sesuai saran


(56)

serta bagaimana UKL-UPL yang telah dilaksanakan selama ini.

- Lengkapi surat

pernyataan pemrakarsa tentang kesanggupan melaksanakan UKL-UPL sesuai dengan dokumen ini!

Dilengkapi

II-1 Berapa luas tanah dan bangunan sebelum dan

sesudah ada

penambahan? Sebutkan dengan jelas!

Tidak ada

penambahan lahan, diuraikan alenia 2

II-2 Mengapa tidak ada pembahasan rona lingkungan hidup awal? Mohon dijelaskan! Rona lingkungan hidup awal pada kegiatan ini adalah hotel yang sudah berdiri beserta komponen lingkungan hidup lainnya yaitu data-data kualitas air, udara, tanah, sosial

ekonomi, dsb.

Cantumkan data-data yang memang langsung

Diuraikan pada lokasi rencana kegiatan atau usaha


(57)

terkait dengan kegiatan hotel tersebut dan dapat mempergunakan data sekuner yang mewakili lokasi dan waktu studi.

6. Sri Wahyuni Bakri, ST (BLHD Kab.

Nunukan)

Lampiran - Buatkan layout gambar/denah

bangunan yang ada beserta rencana yang akan direnovasi. - Lampirkan peta

lokasi rencana kegiatan yang sesuai dengan

-

Ditambahkan di lampiran

BAB II, 3.4

Skala Usaha :

Buatkan skala usaha kegiatan sebelumnya dan yang direncanakan. Sehingga terlihat ada perbandingan berapa skala sebelum dan yang terencana

Skala ukuran diuraikan pada rencana kegiatan peningkatan usaha

Apakah tahap

pembebasan lahan masih diperlukan ?

Dihilangkan

BAB II Gambaran /deskripsi yang relevan saja.


(58)

Pembersihan dari gulma, rumput-rumputan seakan-akan bahwa lokasi adalah lahan kosong /baru. (Dikoreksi kembali). BAB II Pembangunan

Struktur/bangunan “kolam renang” ?. Jenis /jumlah tanaman yang akan ditanam apakah sesuai dengan lahan yang tersedia ?

Dihilangkan

Jangka waktu

pelaksanaan rencana kegiatan konstruksi ? jelaskan dalam dokumen

Direncanakan 3 tahun mendatang, diuraikan Bab II, 1 alenia 2

BAB III, 1

Koreksi sumber dampak mobilisasi tenaga kerja konstruksi terhadap jenis dampak keresahan dan kecemburuan masyarakat setempat. Yang terkait saja. Sebagai bukan sumber dampak :

- Gangguan keamanan dan ketertiban


(59)

- Sanitasi serta keshatan

BAB III, 3

Pembersihan lahan/pembebasan lahan/pematokan ?

bukan sebagai

komponen lingkungan.

Dihilangkan

BAB III, 3

Pembangunan

bangunan, apakah jenis dampak “meningkatnya kekeruhan di alur sungai”. Apakah sungai ada disekitar lokasi rencana kegiatan. (Sumber dampak dikoreksi)

Dihilangkan

Alih fungsi lahan? dari lahan apa sebelumnya? padahal bangun sudah ada sebelumnya.

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Rudiono Ismanto Jabatan : Pemilik Usaha

Alamat : Jalan Tanjung, RT. 02, Kelurahan Nunukan Barat, Kecamatan Nunukan,

Kabupaten Nunukan

Adalah penanggung jawab atas pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan dari kegiatan usaha :

Nama Usaha : Hotel Neo Fortuna Bidang Usaha : Hotel

Alamat Usaha : Jalan Ahmad Yani, RT. 01, Kelurahan Nunukan Tengah, Kecamatan Nunukan,


(60)

Kabupaten Nunukan

Dengan ini menyatakan dengan sungguh, bahwa :

1. Dalam menyusun UKL & UPL atas kegiatan tersebut diatas kami telah mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku serta memperhatikan arahan dari instansi pembina teknis.

2. UKL & UPL ini kami buat dengan sebenar - benarnya serta kami berjanji untuk mentaati dan melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan seperti yang tercantum dalam UKL & UPL dan bersedia setiap 6 (enam) bulan sekali melaporkan hasilnya kepada instansi terkait, BLHD Kabupaten Nunukan.

3. Kami bersedia untuk melestarikan lingkungan di lokasi dan sekitar lokasi kegiatan.

4. Perusahaan kami bersedia menyediakan anggaran pengelolaan dan pemantauan lingkungan serta bersedia untuk dipantau dampak lingkungannya oleh instansi berwenang sesuai dengan ketentuan perundang - undangan yang berlaku.

5. Apabila dikemudian hari ternyata kami mengabaikan dan atau tidak melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sebagaimana tersebut dalam dokumen ini, kami bersedia untuk tidak meneruskan kegiatan dan atau usaha dan bersedia menanggung segala resiko yang ditimbulkan.

6. Kami bersedia memperbaharui dokumen ini, apabila terjadi perubahan dalam kegiatan kami (kapasitas, lokasi dan lain sebagainya).

Demikian surat pernyataan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Nunukan, 14 Mei 2013 Yang Membuat Pernyataan

MATERAI 6000

(Rudiono Ismanto)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Rudiono Ismanto


(61)

Alamat : Jalan Tanjung, RT. 02, Kelurahan Nunukan Barat, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan

Nama Usaha : Hotel Neo Fortuna

Bidang Usaha : Hotel

Alamat Usaha : Jalan Ahmad Yani, RT. 01, Kelurahan

Nunukan Tengah, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan

Dengan ini menyatakan :

1. Bahwa dalam rangka pembangunan dan operasional Hotel, “Hotel Neo

Fortuna” pemrakarsa bersedia untuk mengurus / melengkapi ijin - ijin lainnya yang diperlukan selanjutnya.

2. Pemrakarsa bersedia untuk melestarikan lingkungan yang ada

disekitar lokasi kegiatan serta ketentuan - ketentuan lainnya yang ditetapkan oleh pemerintah.

3. Pemrakarsa bersedia mengutamakan tenaga kerja lokal setempat

(masyarakat Nunukan) sesuai tingkat pendidikan dan keahlian yang dibutuhkan serta ketersediaan lowongan pekerjaan. Diharapkan kegiatan usaha ini dapat menampung tenaga kerja lokal minimal 25 % dan maksimal 40 % dari tenaga kerja keseluruhan dan memberikan kontribusi ke desa sesuai dengan kemampuan perusahaan.

4. Pemrakarsa bersedia menampung komoditi lokal / hasil kerajinan

masyarakat sekitarnya untuk kelengkapan dan penunjang operasional Hotel.

Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dapat digunakan dimana perlu.

Nunukan, 20 April 2013 Yang Membuat Pernyataan

(Rudiono Ismanto)

BAB II


(62)

2.1. Nama Rencana Peningkatan Kapasitas Kegiatan / Usaha

Hotel “Hotel Neo Fortuna”yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani, RT. 01, Kelurahan Nunukan Tengah, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan sudah operasional dengan fasilitas ruang makan yang hanya diperuntukkan melayani tamu yang menginap, di dapur belum ada perangkap lemak (grase trap) sehingga ada sisa makanan dan lemak yang langsung terbuang ke lingkungan, demikian juga limbah domistik dari toilet dan wastafel dialirkan ke septictank langsung dibuang meresap ke tanah, tanpa ada pengelolaan limbah cair terlebih dahulu, serta belum ada lift untuk kenyamanan tamu yang menginap di lantai atas.

Sehubunganitu akan ada rencana penambahan kapasitas usaha, namun tidak ada penambahan lahan, Jangka waktu pelaksanaan rencana kegiatan peningkatan usaha 3 tahun mendatang,menggunakan ruang makan yang ada, dimanfaatkan menjadi rumah makan yang tidak hanya melayani sarapan tamu yang menginap, juga mempersilahkan masyarakat dan wisatawan untuk makan dan minumsehingga adanya kegiatan ini akan berdampak lebih besar terhadap lingkungan karena akan ada penambahan limbah dapur, pembangunan lift menuju lantai atas dan turun ke lantai dasar, pembangunan gudang B3 – saluran oli sisa di ruang genset untuk operasional genset, pembuatan perangkap lemak (Grease Trap) di dapursehingga sisa makanan dan lemak tidak langsung terbuang ke selokan dan pencemaran bisa diminimalisir, pembuatan tempat pembuangan sampah sementara, dan pembuatan pengolahan limbah cair WWG (Waste Water Garden) dari kegiatan Hotel “Hotel Neo Fortuna”yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani, RT. 01, Kelurahan Nunukan Tengah, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan.

Usaha dan/atau kegiatan yang dibangun, sudah operasional tetapi akan ada rencana kegiatan peningkatan usaha. Kegiatan


(63)

pembangunan usaha ini dilaksanakan dalam bentuk usaha Perseorangan.

2.2. Lokasi Rencana Peningkatan Kapasitas Kegiatan / Usaha

Kabupaten Nunukan yang terletak antara 115033.23’ sampai dengan 118033.41’ bujur timur dan 003015.000’ sampai dengan 004025.055’ lintang utara, merupakan wilayah paling utara dari provinsi Kalimantan timur, berbatasan langsung dengan Negara Malaysia Timur-Sabah sebelah utara, dengan laut sulawesi sebelah timur, dengan kabupaten Tanah Tidung dan kabupaten Malinau sebelah selatan, dengan Negara Malaysia-Serawak sebelah barat. Pulau Nunukan memiliki luas total 23.346,00 Ha, topografi pulau Nunukan terdiri dari dataran sampai bukit, dengan ketinggian antara 0 sampai dengan 78 meter dari permukaan laut. Jumlah penduduk kecamatan

Nunukan 55.701 jiwa dengan kepadatan 34,88 jiwa/km2. Pulau

Nunukan hanya memiliki beberapa sumber mata air pegunungan kualitasnya baik tidak keruh dan berbau, yang mengalir ke beberapa sungai seperti sungai bolong, sungai bilal, dan lain lain, dengan curah hujan rata tahunan sebesar 197,3 mm, temperatur bulanan rata-rata mínimum dan maksimum 24,400c - 33,4oc.

Kecamatan Nunukan merupakan ibukota Kabupaten Nunukan,

yang selain merupakan tempat terdapatnya pusat pemerintahan, juga pusat aktivitas segala kegiatan ekonomi dan lalulintas perdagangan. Dipimpin oleh seorang camat, Kecamatan Nunukan terdiri dari 4

kelurahan dan 1 desa dan memiliki potensi daerah terutama di bidang

perdagangan, jasa, pertanian dan perkebunan.

Perdagangan lintas batas dengan Tawau, Malaysia serta

dengan pulau-pulau lain di Indonesia seperti Sulawesi dan Jawa ditunjang oleh letaknya yang strategis dan didukung oleh keberadaan Pelabuhan Tunon Taka yang dapat disandari oleh kapal-kapal besar.

Faktor pendukung lain ialah keberadaan konsumen yaitu ribuan calon tenaga kerja Indonesia yang setiap bulannya transit di


(1)

cairan bakteri biotoiletto dan menggunakan Sistem komunal ke WWG (Waste Water Garden) dan bak penampungan.

Dapur dan Loundry : limbah cair dari dapur terlebih dahulu dialirkan ke bar screen, kemudian dialirkan ke grease trap, kemudian limbah cair dialirkan ke Septictank dengan sistem komunalke WWG (Waste Water Garden) dan bak penampungan.

Skema / diagram alir pengolahan limbah cair

Air hasil olahan limbah cair harus sesuai dengan standar baku mutu, sesuai kelas air dalam uji laboratorium sebelum dimanfaatkan atau dibuang ke lingkungan (Menyirami Tanaman)dan harus memiliki ijin pembuangan limbah cair dari Bupati Nunukan

0 12. Pengelolaan Limbah Padat (Sampah)

Pengelolaan limbah padat dilakukan sebagai berikut :

1. Botol plastik dan gelas bekas : bekerjasama dengan pihak pengerajin untuk didaur ulang.

2. Kardus sisa dan kertas sisa : dikumpulkan kemudian bekerjasama dengan pihak luar untuk dijual atau didaur ulang kembali.

3. Plastik pembungkus dan limbah padat lainnya : ditempatkan pada tempat penampungan sampah dari plastik ukuran 25 kg. Selanjutnya dijual kepada pemulung / pengumpul plastik.

LimbahCa ir Toile t + Bio-Dapur dan Loundry y Bar Screen & GreaseTr ap Kamar mandi /wast afel Septictank Ke Waste Water Garden Septictank Ke Waste Water Garden Septictank Ke Waste Water Garden Bak Penampunga n untuk Menyirami Tanaman


(2)

4. Limbah dapur : di dapur disiapkan penampungan sementara limbah dapur yang terdiri dari tempat penampungan sampah organik dan anorganik, pembersihannya bekerjasama dengan peternak babi yang dapat dimanfaatkan sebagai ransum babi.

5. Sampah pertamanan : Sampah yang dihasilkan dari pertamanan / kebun berupa daun - daun, dan ranting dimanfaatkan untuk kompos di lokasi kegiatan dengan pencacahan dan juga dengan dicampurkan MOL(Micro Organisme Local) atau Bakteri pengurai seperti EM4. Lokasi kegiatan juga akan dibuat 20 lubang biopori disepanjang sisi tembok barat berjarak 1,5 meter, dan di taman depan yang berfungsi untuk pengomposan dan untuk menyerap air hujan sehingga mencegah terjadinya banjir pada musim hujan dan untuk menyimpan cadangan air tanah pada musim kemarau.

6. Sampah sisa yang tidak Laku dijual ke pemulung, terutama anorganik, seperti sobekan plastik, Pecahan Kaca atau botol dan tutup botol, dikumpulkan dan bekerja sama dengan Pengerajin untuk daur ulang dimanfaatkan, sehingga bisa memiliki harga jual yang tinggi. Pemrakarsa mengupayakan supaya semua sampah bisa dikelola, tidak terbawa ke TPA dan tidak dibakar di lokasi rencana kegiatan peningkatan usaha.

7. Limbah B3 (Bahan-bahan Berbahaya) seperti lampu dan neon mati serta alat-alat elektronik yang rusak : dikumpulkan kemudian bekerjasama dengan pihak luar yang telah direkomendasikan/mendapat ijin dari pemerintah, untuk didaur ulang kembali.


(3)

Skema / diagram alir pengelolaan limbah padat / sampah

0

Organik

Sampah

Anorganik

Mengurangi Penggunaan &

Daur Ulang

Dijual ke pemulung Pakan

Ternak Pengomposan/

Biopori

Dijual ke pengerajin Sisa yang

tidak laku dijual ke pemulung

B3

Mengurangi Penggunaan

Dijual ke pengepul/pihak luar yang telah mendapat ijin dari pemerintah untuk di daur ulang


(4)

13. Pengolahan limbah gas dan asap

Limbah asap yang dihasilkan dari dapur akan diproses dengan menggunakan alat exhaust / cooker hood yang dapat mendaur udara kotor menjadi udara bersih melalui sistem penyaringan udara. Ruang Dapur dan Restoran juga dilengkapi dengan fentilasi udara.

14. Pertamanan

Pertamanan untuk keindahan dan kesejukan juga berfungsi meredam kebisingan, serta mengatasi pencemaran udara seperti gas emisi kendaraan dan debu. Beberapa jenis tanaman yang ditanam di lokasi tanaman lokal seperti tunjung, jempiring, pohon kelapa, kelapa sawit, kamboja, bunut, lantoro, berbagai macam palem, mangga, rambutan, bambu, pisang, cempaka, soka, kembang sepatu, dadap merah serta berbagai jenis tanaman lainnya dan pemasangan biopori untuk dapat menghasilkan kompos yang digunakan di tempat usaha.

15. Sistem keamanan bangunan dan sistem pemadam kebakaran. Untuk keamanan bangunan rencana kegiatan peningkatan usaha ini telah dilakukan perhitungan-perhitungan konstruksi yang memadai sesuai peraturan-peraturan yang berlaku agar terjamin kekuatannya. Pada struktur bangunan bawah (sub structure) telah memperhitungkan kedalaman pondasi, tipe bangunan struktur atas, kemampuan daya dukung tanah, mendukung semua beban di atasnya serta semua gaya termasuk gempa bumi yang bekerja padanya.

Pada struktur bangunan atas (upper structure) akan menggunakan konstruksi beton bertulang sehingga kekuatannya terjamin karena merupakan kesatuan yang tertutup dan tidak


(5)

mudah aus sehingga dapat menahan beban-beban yang harus dipikul dan semua gaya termasuk gempa bumi yang bekerja padanya. Setiap bangunan juga dilengkapi dengan bangunan penagkal petir pada ujung bangunan tertinggi. Disamping itu untuk menjaga keamanan lingkungan sekitar juga akan dipekerjakan tenaga keamanan / satpam.

Untuk sistem pemadam kebakaran pada rencana kegiatan peningkatan usahaHotel ini dilakukan dengan :

a. Rencana akan disediakan alat / tabung pemadam kebakaran konvensional pada tempat-tempat yang strategis,1 di dapur, dan 3 di lorong kamar, pengamanan tabung diletakkan di dinding yang mudah dijangkau dan tidak mengganggu kegiatan sehari-hari, serta semua karyawan harus dilatih menggunakan saat diperlukanserta nantinya setiap 1 (satu) bulan akan diadakan pengecekan atau uji coba sehingga alat selalu siap pakai.

b. Mengadakan pelatihan pada karyawan secara berkala cara penanganan bila terjadi kebakaran.

c. Penempatan kompor dan tabung gas ditempat yang ventilasinya bagus atau mencukupi agar udara mudah keluar masuk sehingga bila terjadi kebocoran gas akan langsung terbawa angin.

d. Pemeriksaan saluran gas dari tabung ke kompor secara berkala agar bila ada kebocoran dapat diketahui dengan segera.

e. Tidak menyimpan bahan mudah terbakar seperti : minyak tanah, spritus dekat dengan sumber api.

f. Secara berkala memeriksa instalasi listrik serta tidak memasang lampu secara berlebih dan menempelkan stop kontak bertumpuk-tumpuk. Pasalnya kabel akan panas dan meleleh serta dapat menyebabkan percikan


(6)

api yang lama-lama bisa menyulut kebakaran. Jika terjadi kebakaran karena listrik, putuskan aliran listrik secepatnya dan padamkan percikan api.

16. Tempat Pembuangan Sampah Sementara

Sebelum diangkut ke TPA, di depan lokasi hotel dibuatkan TPS permanen yang tertutup dan dipisahkan antara sampah organik seperti dedaunan, dan non organik seperti plastik pembungkus makanan dan botol.