PEMBINAAN KEPALA URUSAN TATA USAHA KANTOR DEPDIKBUD KECAMATAN : Studi Kasus Di Lingkungan Kantor Depdikbud Kabupaten Majalengka.
PEMBINAAN KEPALA URUSAN
TATA USAHA KANTOR DEPDIKBUD
KECAMATAN
(STUDI KASUS Dl LINGKUNGAN KANTOR DEPDIKBUD
KABUPATEN MAJALENGKA)
TESIS
Diajukan Kepada Panitia Ujian Tesis Tahap II IKIP Bandung
untuk memenuhi sebagian Syarat Memperoleh
Ge'.ar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh :
ENDI ROCHAENDI
NRM. 9596055
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANDUNG
PROGRAM PASCA SARJANA
1999
Disetujui dan disahkan oleh Penibimbing
•JJJ
Prof. Dil/H. ENGKOSWARA, M.Ed
Penibimbing I
Prof. Dr. Achmad Sanusi, S.H., MPA
Penibimbing II
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANDUNG
PROGRAM PASCA SARJANA
1999
\
s.
\
kupersembahkan tesis ini:
untuk Isteriku tercinta Erma Rahmawati
serta anakku Kharizmma Phrattamma Nloorfathw
Adhitamma Ginong Pratidina IMoorractimar
ayahku Sarta Sasmita
Ibuku Jasi (Icih)
adikku Taofik Hidayat, Robaah Nurdini dan Sobarin Sakur
teman-temanku Toto Ranta, Muhidin, Surya Prayitno,
Asep Suteja dan seluruh kerabat, teman dan famili lainnya.
jAbiltAvi awaI TiAri mi b*si Ww* kebailtAti
pcrtcr\s*h&tm\iAUebertasiUti
ban akhirmfa kebenmtwHSAW
ABSTRAK
PEMBINAAN KEPALA URUSAN TATA USAHA
KANTOR DEPDIKBUD KECAMATAN
(STUDI KASUS DI LINGKUNGAN KANTOR DEPDIKBUD
KABUPATEN MAJALENGKA)
sangat bervariasi. Berdasarkan data maupun hasil pra-penelitian ke Kantor
Depdikbud Kecamatan-kecamatan masih banyak ditemukan Kepala Urusan Tata
Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan yang memiliki ijazah SMP/sederjat dan
SMTA/sederajat. Di samping itu sebagian besar diantaranya belum pernah mengikuti
kursus/pelatihan administrasi umum. Sebagai gambaran faktual, di halaman berikut
disajikan kondisi dan perpomace para kepala urusan tersebut.
Latarbelakang pendidikan dan golongan kepangkatan Kepala Urusan
Tabel 1
Kantor Depdikbud Kecamatan di Kabupaten Majalengka.
Golongan Kepangkatan
Jumlah
Pendidikan
III
II
b
c
d
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
a
SMP/Sederajat
SMTA/Sederajat
D-i/D-ll/
a
1
3
4
1
b
c
-
-
3
-
d
•-
1
-\
10*
-
-
-
-
1
D-lll/Sederajat
S-1 Sederajat .
Jumlah
-
-
-
-
-
-
3
1
2
7
5
-
-
-
-
3
15
Sumber: Dokumentasi KantorCepdikbud Kab. Majalengka, 1998.
' Dari jumlah 15 orang Kepala Urusan Kantor Depdikbud Kecamatan di
Kabupaten Majalengka, pendidikannya berlatar belakang SMP sebanyak 1 (satu)
orang, SMA sebanyak 5 (lima) orang, SMEA sebanyak 3 (tiga) orang, KPAA
sebanyak 2 (dua) orang, SGPLB sebanyak 1 (satu) orang, S-1 Administrasi
Pendidikan 1 (satu) orang, S-1 Filsapat Pendidikan sebanyak 1 (satu) orang dan S-1
Administrasi Negara sebanyak 1 (satu) orang. Oleh sebab itu sudah barang tentu
Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan di dalam melaksanakap
tugasnya akan ditentukan pula oleh latar belakang pendidikan yang dimilikinya.
Karena latar belakang pendidikan yang beragam, untuk kepentingan tugasnya
jelas diperlukan pembinaan sehingga memiliki pola yang sama dalam penyelesaian
pekerjaannya. Pembinaan terhadap para Kepala Urusan diharapkan dapat menjadi
waHana untuk berkembangnya suatu budaya yang akan membentuk keterlibatan
yang lebih jauh dari para kepala urusan dalam setiap gerak dan langkah
pekerjaannya sehingga akan menimbulkan semangat bekerja, meningkatkan disiplin
\«
kerja yang positif, memperbaiki produktifitas kerja dan lebih kreatif.
Melalui
pembinaan adalah intensitas pengendalian/daya dorong dalam upaya agar Kepala
Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan tetap dapat melaksanakan tugas
dengan sebaik-baiknya.
Lebih jauh juga dapat menempatkan the right man in the right place (orang
yang tepat pada tempat yang tepat). Di samping itu juga mengarah kepada kondisikondisi seperti yang dilansir Saydam, (1996 : 6-37) untuk meningkatkan loyalitas,
hubungan kerja, moril dan semangat kerja, disiplin kerja dan mental spritualnya. Juga \
Tangyong dan Satori (1986 :3) yaitu : (1) untuk untuk menggugah semangat agkr^V
tetap meningkatkan kemampuan profesionalnya, (2) agar mampu dan mau
meningkatkan kemampuan profesionalnya, (3) menciptakan iklim yang sehat
dan bumi yang subur bagi usaha peningkatan kemampuan profesionai dan (4)
harapan adanya keseragaman tindakan di dalam menunaikan tugas sehari-hari.
Sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan adanya rasa tanggung jawab, rasa
pengabdian, kesungguhan dan kegairahan bekerja, bagi segenap pegawai untuk
melaksanakan tugasnya dan mencapai prestasi dengan sebaik-baiknya (Musanef,
1996 : 20). Atau dalam makna lain bahwa pembinaan profesi itu diarahkan agar
Kepala Urusan itu dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan produktif.
.- Arah terpenting dari pembinaan ini adalah perubahan sikap, perilaku, dan
kemampuan serta pengembangan wawasan dan pengetahuan. Pada aspek sikap
akan terbentuknya kedewasaan dan kemandirian serta
memandang pekerjaan
sebagai bagian yang integral dari kepentingan hidupnya. Sementara pada aspek. vi
perilaku akan menciptakan pola pikir positif dan pembentukan pribadi yang tanggapT^ *
dan tangguh dalam menghadapi segala tantangan dan hambatan. Perubahan pada
aspek kemampuan dapat membentuk potensi seseorang menjadi mampu untuk
melaksanakan tugas sehari-hari secara kreatif, strategis dan konsepsional.
Sedangkan perubahan wawasan dan pengetahuan menjadikan seseorang mampu
menganalisa terhadap berbagai^aspek pekerjaannya. Atau menurut Musanef (1996
: 17) menyatakan bahwa pembinaan pegawai diarahkan untuk menjamin
penyelenggaraan tugas-tugas pokok dan fungsi organisasi secara berdaya guna dan
berhasil guna, untuk meningkatkan profesionalisme dan keterampilan serta memupuk
kegairahan dan etos kerja yang sebaik-baiknya, dan terwujudnya kompetitif pegawai
7 .
baik dalam bentuk kuantitas maupun kualitas yang memadai sehingga mampu
menghasilkan prestasi kerja yang optimal.
., -v.
Sehubungan dengan pemikiran tersebut di atas, penulis tertarik untuk^V
mengadakan penelitian mengenai," Pembinaan Kepala Urusan Tata Usaha Kantor
Depdikbud Kecamatan, sebuah studi kasus di lingkungan Kantor Depdikbud
Kabupaten Majalengka. Karena tetap aktual untuk diteliti dan memiliki relevansi tinggi
dengan keberhasilan pendidikan serta nampaknya pula penelitian terhadap
pembinaan Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan masih belum
dan jarang menjadi perhatian para peneliti.
Penelitian ini dilaksanakan guna memberikan sumbangan bagi pembinaan
Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan dan mengungkapkan
makna-makna baru yang diperlukan untuk pengembangan selanjutnya dan sebagai
informasi untuk meningkatkan kualitas' pembinaan yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kualitas kemampuan Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud
Kecamatan. Sebab pembinaan akan memberikan suatu jalan ke arah tindakan
yang lebih baik.
B.
^.."%
PERUMUSAN MASALAH
Pembinaan Kepegawaian seperti yang tercantum dalam TAP MPR-RI Nomor
: ll/MPR/1998 diarahkan pada makin terwujudnya kepegawaian negara yang andal,
mantap
dan
memiliki
kesetiaan
penuh
kepada
politik
negara
dengan
mengembangkan karier berdasarkan prestasi kerja, kemampuan profesional,
keahlian dan keterampilan serta kemantapan sikap mental aparat berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 terus dilaksanakan secara berencana
melalui upaya pendidikan dan latihan, penugasan, bimbingan dan konsultasi serta
melalui pengembangan motivasi, kode etik dan disiplin kedinasan yang sehat dan .
didukung sistem informasi kepegawaian yang mantap serta dilengkapi sistem
pemberian penghargaan yang wajar.
Berdasarkan pada tujuan tersebut di atas, Departemen Pendidikan dan^U
Kebudayaan Republik Indonesia berupaya melakukan berbagai usaha peningkatan
kualitas sumber daya personil tenaga kependidikan dan tenaga administrasi
kependidikan. Pembinaan ini diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme dan
keterampilan serta memupuk kegairahan dan etos kerja yang sebaik-baiknya gurm^i
menghasilkan prestasi kerja yang optimal. Dalam hubungan ini, di satu pihaK
penunaian misi itu harus terwujud dalam bentuk penyediaan tenaga kependidikan
dan tenaga administrasi kependidikan yang memadai baik jenis dan mutunya
maupun jumlah dan penyebarannya. Di pihak lain, hasil pengamatan menunjukan
bahwa kemampuannya masih memerlukan banyak upaya pembinaan yang sungguhsungguh untuk mewujudkannya lebih lanjut.
Mengingat ruang lingkup masalah di atas demikian luas dan kompleks,
sementara kemampuan dan waktu penelitian terbatas, maka dalam pengkajian
selanjutnya lebih diarahkan pada fokus masalah sebagai berikut : Bagaimana
kegiatan Pembinaan kemampuan Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud
Kecamatan di lingkungan Kantor Depdikbud Kabupaten Majalengka Jawa Barat
dilaksanakan ? Fokus masalah tersebut dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-
pertanyaan penelitian. Secara garis besar, eriam buah pertanyaan di buat dalam
penelitian ini.
1.
2.
W^'U
Apa isi pembinaan Kepala Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan ?
Peran apa yang dilaksanakan Pembina dalam melakukan pembinaan
Kepala Urusan tersebut ?
3.
Bagaimana koordinasi pembinaan tersebut dilaksanakan ?
4.
Kebijaksanaan apa yang menjadi dasar bagi pelaksanaan pembinaan
Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan tersebut ?
5.
Bagaimanakah program/bentuk pembinaan Kepala Urusan Tata Usaha
Kantor Depdikbud Kecamatan ?
6.
Masalah-masalah apa yang dihadapi dalam pelaksanaan pembinaan
tenaga administrasi kependidikan khususnya dalam upaya pembinaan
Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan baik berupa
tantangan dan kendala maupun sebagai faktor potensi dan kekuatan ?
*-'--Ml
-V.
0,.
Dalam pelaksanaan pengumpulan data, keenam pertanyaan penelitian
tersebut dirinci ke dalam beberapa pertanyaan yang lebih operasional.
C.
TUJUAN PENELITIAN
„ Tujuan utama penelitian ini adalah menemukan prinsip-prinsip administrasi
pendidikan dalam pembinaan Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud
Kecamatan di lingkungan Kantor Depdikbud Kabupaten Majalengka Jawa Barat.
Sedangkan tujuan khususnya, penyusunan penelitian ini dimaksudkan untuk
dapat menjawab pertanyaan mengenai bagaimanakah sistem pembinaan Kepala
Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan di lingkungan Kantor Depdikbud
Kabupaten Majalengka-Jawa Barat, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan
kualitas kemampuan profesinya. Serta lebih jauh dapat mendapatkan gambaraW^j
tentang isi, peran pembina, koordinasi, kebijaksanaan dasar, dan program
pembinaan tersebut. Pada sisi lainnya pula dapat digambarkan spesifikasi keadaan
masalah dan faktor pendukung dari kegiatan pembinaan yang dilakukan.
D.
KEGUNAAN PENELITIAN
1.
KEGUNAAN TEORITIS
Penelitian ini berusaha mengkaji dan mendeskripsikan secara mendalam
pelaksanaan pembinaan Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan.
Oleh karena itu hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memperkaya
khasanah studi administrasi pendidikan, terutama dalam pengelolaan pelaksanaan
pendidikan. Sehingga pada akhirnya informasi yang berhasil diungkapkan dalam^a .
tesis penelitian ini dapat memberikan sumbangan terhadap pengembangan dan l'
peningkatan mutu dan keberhasilan pendidikan.
Lebih jauh pula hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian bagi para
mahasiswa Program Pasca Sarjana IKIP Bandung dan pemerhati pendidikan lainnya,
sehingga dapat menambah wawasannya yang pada saatnya nanti dapat
10
mengembangkan model pengelolaan pembinaan yang ideal dan akseptable secara
konkret dan jelas bagi peningkatan kemampuan profesional tenaga administrasi
kependidikan (Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan).
•v
2.
KEGUNAAN PRAKTIS
Secara praktis tesis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
akselarasi pembangunan pendidikan dalam peningkatan kualitas pembinaan Kepala
Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan yang sesuai kondisi daerah
khususrrya di kabupaten Majalengka serta mempunyai nilai terapan bagi
penyelenggaraan pembinaan di daerah lain.
--.,!•
i-
Kegunaan praktis ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan acuan alternati^
untuk memberikan arah dan konsep yang jelas mengenai pelaksanaan pembinaan
bagi peningkatan kemampuan profesional Kepala Urusan Tata Usaha Kantor
Depdikbud Kecamatan. Atau dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi Kantor
Depdikbud Kabupaten Majalengka dan Kantor Depdikbud Kecamatan binaannya
untuk menyelenggarakan kegiatan pembinaan agar lebih efektif mencapai tujuan dan
dapat dijadikan sebagai referensi bagi para pembina. Dan lebih khusus untuk peneliti
adalah dapat dijadikan media menambah wawasan tentang praktek pelaksanaan
pembinaan.
E.
KERANGKA PEMIKIRAN
Dari latar belakang masalah, perumusan masalah dan sejumiah pertanyaa^f
penelitian, maka kerangka pemikiran (paradigma penelitian) ini dapat digambarkan
dalam bentuk sebagai berikut:
7<
m
m
5
() "D 7
> o —<
>
5*
z
7s
O
DO
TO
1
co
>
cz 7s
m
c:
co
5
>
-z.
!»
>
"
7s
7s
m
m
r-
()
2
7s
Co
r~
.
o
TO JU 7s
,
c: 7n
CO
rn
> TO
2:
T
D
>
D
m
z
m
D
7s O
__
m
7s -n 7>:
CD
u
m
O
>
2
>
TO
>
-o -Z.
TO
O
CO
co
o
rn
TO
co
>
co
m
c:
7s
—
T>
"O
Jh
>
Z
CO
cz
>
o
1
CD
>
^
cz
5
—i
111
7"
CD
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A.
METODE PENELITIAN
~;'..J
Sejalan dengan tujuan penelitiannya yaitu untuk mendapatkan gambaran
mengenai (a) isi kegiatan pembinaan, (b) peran pembina, (c) koordinasi pembinaan,
(d) kebijaksanaan strategis, (e) program pembinaan, dan (d) masalah-masalah yang
dihadapi dalam melakukan pembinaan baik berupa tantangan dan kendala maupun
sebagai faktor potensi dan kekuatan (faktor pendukung)/pengembangan alternatif
tindakan, maka metode penelitian yang digunakan menggunakan penelitian yang
bersifat deskriptif.
Dengan pertimbangan bahwa masalah yang sedang diteliti berlangsung pada
masa sekarang dan menggambarkan suatu sifat individu, keadaan maupun lainnya.
Lebih jauh pula dengan metode ini dapat menguraikan atau menggambarkan suatu
keadaan atau peristiwa yang didasarkan kepada fakta-fakta pada saat penelitian
dilaksanakan. Hal tersebut senada dengan ucapan Surakhmad (1982) yang,
menjelaskan bahwa metode deskriptif memusatkan diri pada pemecahan masalah-."
masalah yang ada sekarang/pada masa sekarang pada masalah-masalah aktual.
Atau menurut Singarimbun (1989 : 4) penelitian deskriptif dimaksudkan untuk
pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu, misalnya perceraian,
pengangguran, keadaan gizi, preferensi terhadap pontile tertentu dan Iain-Iain. Peneliti
mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa. Hal ini guna menemukan suatu pola praktis yang mungkin dapat
dikembangkan menjadi suatu teori atau memperkuat teori yang ada (Nasution, 1988
:11).
Disamping itu dalam kegiatan penelitian ini mempergunakan pendekatan
kualitatif. Menurut Sudjana dan Ibrahim (1989 : 64) penelitian kualitatif adalah
penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala atau peristiwa dan kejadian
yang telah terjadi saat sekarang, dimana peneliti berusaha memotret peristiwa dan
kejadian yang menjadi pusat perhatiannya untuk kemudian ia tuangkanatau digambarkan sebagaimana adanya. Senada dengan itu Nasution (1988 : 12)52
56
pembinaan, dan kendala-kenoala yang dihadapi serta alternatif pemecahannya.
Untuk efesiensi waktu setelah wawancara kemudian melaksanakan
observasi/pengamatan yaitu suatu proses untuk mengamati berbagai sumber daya
yang menunjang pelaksanaan proses pembinaan tersebut.
: ;
Sementara itu daftar kuesioner (daftar isian) pada penelitian ini diberikan
kepada Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan yang ditujukan
untuk mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan perlakuan pembinaan profesi
yang diterimanya dalam upaya peningkatan tugas. Daftar isian (kuesioner) yang
dibuat terpola kepada pendapat, sikap dan apa yang diketahui serta sejauhmana
proses pembinaan profesi tersebut dilaksanakan oleh Kepala Kantor Depdikbud
Kabupaten (Kepala Sub Bagian Kepegawaian) dan Kepala Kantor Depdikbud
Kecamatan bagi upaya untuk meningkatkan kemampuan profesional Kepala Urusan
Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan. Daftar isian (kuesioner) yang diberikan
kepada para Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan hanya
bersifat cross validasi dalam arti untuk melakukan koreksi atas pelaksanaan kegiatan
pembinaan yang dilakukan Kepala Kantor Depdikbud Kabupaten dan Kepala Kantor
Depdikbud Kecamatan.
Studi bibliografi adalah kegiatan studi untuk pengumpulan informasi dari^
literatur/buku-buku dalam rangka menggali teori-teori dasar dan konsep pembinaan
profesi yang telah diketemukan para ahli terdahulu, dan memperoleh orientasi yang
lebih luas mengenai proses pembinaan tersebut.
B.
POPULASI DAN SAMPLE DATA
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Atau menurut Hadi (1986 :
220) mengemukakan bahwa populasi adalah sejumlah penduduk atau individu yang
paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama. Malah Suradinata ( 1996 : 1)
mengatakan bahwa populasi adalah himpunan semua unsur atau elemen yang
menjadi obyek peneltitian. Atau bisa didefinisikan sebagai jumlah keseluruhan unit
analisis yang karakteristiknya telah diduga atau diketahui. Sedangkan Soewarno (
1987 : 2) mengemukakan bahwa istilah populasi adalah dalam pengertian teknis
yakni keseluruhan elemen-elemen yang akan diamati atau dipelajari. Sedangkanistilah elemen atau unsur adalah merupakan unit analisisnya. Populasi yang menjadi
57
menjelaskan lebih lanjut bahwa penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai upaya
untuk mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka,
berusaha memahami dan menafsirkan pikiran mereka tentang dunia mereka.
Dipertegas oleh Bogdan dan Biklen (1982) bahwa penelitian kualitatif adalah
berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi perilaku
manusia dalam suatu situasi tertentu menurut persepsi sendiri.
Untuk mempertajam masalah dalam menganalisa masalah yang sedang
diselidiki, digunakan pula studi bibliografis yaitu kegiatan studi/ sesuatu cara
memperoleh informasi atau data melalui penelaahan terhadap berbagai sumber
tertulis/literatur, seperti buku-buku, majalah, brosur, hasil penelitian terdahulu, surat-
surat keputusan dan sebagainya. Data-data yang diperoieh tersebut kemudian
dirangkum untuk mempelajari konsep dasar dari proses pembinaan profesi di
lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Informasi dari hasil penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan
studi bibliografis tersebut kemudian disintesiskan sehingga menemukan berbagai
penjelasan mengenai kegiatan pembinaan Kepala Urusan Tata Usaha Kantor
Depdikbud Kecamatan. Dan kemudian hasilnya dapat dipertimbangkan sebagai
alternatif kebijakan untuk meningkatkan pelaksanaan pembinaan profesi secara
teknis operasional.
. .
^
Intrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data secara obyek% .•
adalah peneliti sendiri yang dibantu oleh lembar observasi, tape recorder dan catatan
lapangan. Hal ini sejalan dengan pendapat Bogdan dan Biklien (1982 :73-74) yang
menyatakan bahwa keberhasilan penelitian sangat tergantung kepada ketelitian
catatan lapangan (field notes) yang dibuat peneliti. Sedangkan teknik pengumpulan
data yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari wawancara,
observasi/pengamatan,
daftar isian atau kuesioner (angket),dan studi
literatur/bibliografis (studi dokumentasi.
Wawancara adalah salah satu alat pengumpulan data/informasi dengan cara
bertanya langsung kepada responden. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan
terhadap Kepala Kantor Depdikbud Kabupaten, Kepala Sub Bagian Kepegawaian,
dan Kepala Kantor Depdikbud Kecamatan dengan jalan tatap muka dan
menggunakan daftar pertanyaan untuk mengungkapkan bagaimana kegiatan
pembinaan yang dilaksanakan, isi pembinaan, peran pembina, koordinasi, program
55
sasaran dapat berupa manusia, organisasi, sekolah atau unit lainnya.
Dengan demikian populasi adalah sekelompok subyek penelitian yang
dijadikan sumber data dalam penelitian yang berupa sekelompok manusia, nilai, test,
gejala, benda ataupun peristiwa.
Populasi penelitian ini meliputi keseluruhan karakteristik, unsur, nilai atau
faktor yang menyangkut kegiatan pembinaan kemampuan Kepala Urusan Tata
Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan di Kabupaten Majalengka. Adapun karakteristik
dari populasi yang ingin diketahui adalah isi pembinaan, peran pembina, koordinasi v
pembinaan, program pembinaan, dan masalah-masalah yang dihadapi guna./
meningkatkan kemampuan profesional Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud
Kecamatan.
Sedangkan penentuan sample pada penelitian ini didasarkan kepada
pandangan bagaimana sample tersebut dapat memberikan infrormasi sebanyak
mungkin sesuai dengan tujuan penelitian. Untuk keperluan tersebut pengambilan
sample dalam penelitian ini dilaksanakan dengan teknik purposif (purposive
sampling) . Adapun sample yang dijadikan responden sebagai nara sumber dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Kepala Kantor Depdikbud Kabupaten Majalengka,
b.
c.
Kepala Sub Bagian Kepegawaian Kantor Depdikbud Kabupaten Majalengka.
Kepala Kantor Depdikbud Kecamatan se-Kabupaten Majalengka.
d.
kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan.
Untuk Kepala Kantor Depdikbud Kecamatan dan Kepala Urusan Tata Usaha -
Kantor Depdikbud Kecamatan disesuaikan dengan jumlah Kantor DepdikbudKecamatan sebanyak 17 buah. Penentuan sample ini dipertimbangkan, karena (a)
jumlah sample/responden tidak besar dan dengan pencacahan lengkaplah dapat
memberikan gambaran yang refresentatif, (b) ingin mendapatkan presisi yang
memberikan penduga yang mendekati nilai sesungguhnya, (c) ingin mencukupi
rencana analisa dan (d) tenaga, biaya dan waktu yang memungkinkan dan tidak
menjadi faktor hambatan.
56
C.
TEKNIK ANALISA DATA
Tujuan pokok dari penelitian adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan
penelitian untuk mengungkapkan fenomena sosial atau fenomena alami tertentu.
Dalam mencapai tujuan pokok tersebut, perumusan konsep, pengumpulan data, v
pemprosesan data, pembuatan analisa data dan interpretasi data merupakan."
langkah-langkah yang harus ditempuh.
Effendi (191 : 263) mengemukakan bahwa analisa data adalah proses
penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinpretasikan.
Analisa data dalam suatu penelitian merupakan suatu langkah yang penting, karena
dapat memberikan informasi terhadap penelitian yang dilaksanakan sehingga dari
penelitian ini dapat ditarik kesimpuian. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut: pengecekan data, penyeleksian data, klasifikasi data, tabulasi data, analisa
data dan penafsiran data.
Dalam kegiatan pengecekan data, kegiatan yang dilaksanakan adalah
mengecek kelengkapan data dalam arti memeriksa isi instrumen pengumpulan data
dan mengecek macam isian serta menyortir atau memilih data sedemikian rupa
sehingga hanya data yang terpakai saja yang ada/sesuai dengan tujuan penelitian.
Sedangkan pada klasifikasi data, merupakan kegiatan pengelompokan datav
berdasarkan ketagori tertentu sesuai masalah dan variable penelitian. MaksudnysT
untuk memudahkan dalam pengolahan data dan penyimpulannya. Kegiatan
berikutnya adalah kegiatan mentabulasi data, yaitu memberikan skor terhadap itemitem yang perlu diberi skor dan mengubah jenis data disesuaikan atau
dimodifikasikan dengan teknik analisa data yang akan digunakan. Data yang
ditabulasikan memiliki fungsi untuk mengecek apakah jawaban responden atas satu
pertanyaan konsisten dengan jawaban atas pertanyaan lainnya, mendapatkan
deskripsi ciri atau karakteristik responden atas dasar analisa dan mempelajari
distribusi-distribusi hasil penelitian serta menentukan klasifikasi yang paling baik.
Dalam tahap akhir adalah kegiatan analisa dan penafsiran data. Kegiatan
tersebut merupakan langkah yang penting, karena dapat memberikan informasi
terhadap penelitian yang dilaksanakan. Sehingga dari penelitian ini dapat ditarik
suatu kesimpulan. Analisa dan interprestasi data merupakan pengolahan data, yang
57
menurut Surakhmad (1982 : 109-110) adalah suatu usaha yang konkret untuk
membuat data berbicara, sebab betapapun jumlah dan tingginya nilai data yang
terkumpul (sebagai hasil fase pelaksanaan pengumpulan data) apabila tidak disusun - ,
dalam suatu organisasi dan diolah menurut sistematik yang baik, niscaya data itu--'tetap merupakan bahan-bahan yang membisu seribu bahasa.
D.
PELAKSANAAN PENELITIAN
Dalam melaksanakan penelitian mengenai pembinaan Kepala Urusan Tata
Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan di Kabupaten Majalengka, dilaksanakan dalam
beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:
Pertama, tahap Pralapangan atau disebut juga sebagai tahap orientasi yaitu
kegiatan yang dilaksanakan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan
sebelum penelitian itu dilaksanakan. Tujuan dari tahap kegiatan ini adalah guna
memperoleh gambaran yang jelas dan lengkap masalah yang hendak diteliti.
Langkah-langkahnya terdiri atas : (1) penyusunan rancangan penelitian, (2) memilih
lapangan penelitian, (3) mengurus perijinan, (4) menjajaki dan menilai keadaan „'
lapangan, (5) memilih dan memanpaatkan informan dan (6) menyiapkan
perlengkapan penelitian dan (7) memperhatikan etika penelitian guna mengetahui
kebiasaan, tabu dan hal-hal lain subyek yang akan diteliti.
Kedua, tahap eksplorasi yaitu kegiatan pekerjaan lapangan untuk mengumpulkan
berbagai data dan informasi baik melalui wawancara, observasi, daftar isian maupun
studi bibliografis. Langkah-langkah yang ditempuh pada tahap ini adalah (1) usaha
peneliti agar berusaha memahami latar penelitian, (2) melakukan persiapan baik
berupa daya dan upaya maupun sarana penunjang lainnya memasuki lapangan
penelitian dan (3) pelaksanaan pengumpulan data.
Ketiga, tahap analisa data yaitu kegiatan untuk melakukan penyederhanaan data ke
dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterprestasikan. Arah kegiatannya tertuju
kepada usaha untuk mendapatkan tema/kesimpulan dari penelitian tersebut dan
menyimpulkan hasil-hasil penelitian. Namun sebelumnya terhadap data yang v
terkumpul dilakukan pula kegiatan member chek yaitu kegiatan untuk mengecek,
kebenaran dari data atau informasi yang di dapat atau yang telah terkumpul. Lebih
jauh kegiatan ini adalah untuk meyakinkan bahwa responden telah memberikan
58
informasi yang benar dan lengkap sehingga data tersebut bisa dianalisa sesuai
dengan tema penelitian. Bentuk kegiatan pada tahap analisa data
adalatj;,,,,]
pengolahan data, analisa dan pelaporan.
Dengan tahap-tahap tersebut diharapkan penelitian mengenai pembinaan
Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan dapat memberikan
konklusi yang berguna bagi pengembangan kegiatan-kegiatan peningkatan prestasi
kerjanya dan memperbaharui gagasan serta pemikiran dalam meningkatkan sikap,
pengetahuan dan kemampuan Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud
Kecamatan.
E.
KEABSAHAN HASIL PENELITIAN
Lincoin dan Guba (1981) dan Nasution (1988 :114-124) menyatakan bahwa
absahnya suatu hasil penelitian didukung oleh empat kriteria antara lain : (a)
kredibilitas (validitas internal) yaitu menunjukan seberapa jauh kebenaran_hasiU,
e"-V -•>
penelitian dapat dipercaya, (b) trasferabilitas (validitas eksternal) yaitu sampajw
sejauhmana hasil penelitian dapat diaplikasikan atau dipergunakan, (c)
dependabilitas (reliabilitas) yaitu seberapa jauh hasil penelitian bergantung pada
kehandalan dan (d) cohfirmabilitas (obyektifitas) yaitu sejauhmana hasil peneiitian
dapat dibuktikan kebenarannya dan cocok dengan data yang ada dan telah
terkumpul. Kriteria tersebut dimanpaatkan guna mencegah subyektifitas dan validitas
•
tafsiran peneliti.
Kredibilitas hasil penelitian dapat dicapai melalui empat aspek yaitu : (a)
kegiatan triangulasi yang diartikan sebagai proses mencek kebenaran data yang
diperoleh dengan cara membandingkannya dengan sumber lain tentang hal yang
sama_pada berbagai fase penelitian dengan menggunakan metode yang berlainan
sampai dicapai titik kejenuhan (redundancy) (Nasution, 1988 : 115), (b) peer
debriefing yaitu kegiatan pembicaraan dengan para kolega untuk membahas dan
membicarakan hasil penelitian di lapangan yang ditujukan untuk memperolejji ^
pandangan-pandangan yang netral dan obyektif dan memberi saran-saran yang*^
dapat meningkatkan tingkat penelitian, (c) penggunaan bahan referensi berupa
pemanpaatan hasil rekaman wawancara dan hasil foto dan (d) kegiatan member
chek yaitu mengkonfirmasikan kembali hasil penelitian dengan responden untuk
59
dinilai kesesuaian dan kebenarannya mengenai informasi yang telah diberikan.
Tingkat transferabilitas suatu hasil penelitian adalah upaya untuk
mengaplikasikan hasil penelitian pada situasi lain. Pada tingkat ini hasil penelitiannya
diterapkan, diserahkan kepada pembaca dan pemakai. Bila pemakai melihat ada
dalam penelitian itu yang serasi bagi situasi yang dihadapinya, maka di situ tampak
adanya transfer (Nasution, 1988 : 119). Sejalan dengan tujuan penelitiannya, maka
kemungkinan besar temuan dari penelitian ini dapat diterapkan pada situasi lain&v
dengan atau tanpa penyesuaian.
Dependabilitas atau ketergantungan pada kehandalan yang diusahakan
dengan cara mempelajari laporan-laporan lapangan dan laporan-iaporan lainnya
sampai laporan penelitian ini selesai sehingga dapat mengetahui kekonsitenitas
peneliti dalam berbagai aspek penelitian. Kegiatan ini biasa disebut juga dengan
audit trail yang mengacu kepada hasil.
Konfirmabilitas hasil penelitian adalah usaha untuk membuktikan keberadaan
dan kebenaran hasil penelitian sesuai dengan data yang ada atau telah terkumpul.
Prosesnya dilakukan dengan cara mencatat selengkap mungkin hasil wawancara,
obsexvasi dan studi dokumenter, menyusun hasil analisa data ke dalam deskripsi
yang lebih jelas, melakukan sintesa data guna membuat kesimpulan dan meiaporkan
seluruh proses penelitian mulai dari tahap pralapangan sampai pengolahan data.
-j-;t ;. -
&:
BABV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.
KESIMPULAN
Kegiatan pembinaan terhadap para Kepala Urusan Tata Usaha Kantors
Depdikbud
Kecamatan
mempunyai
peluang
untuk
meningkatkan
dan"
mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan para Kepala Urusan
tersebut. Hanya sayangnya, dalam pembinaan yang sekarang dilaksanakan ternyata
masih diwarnai, antara lain :
1.
Kewenangan fungsionai pembinaan lebih besar ditangan Kanwil Depdikbud
Propinsi Jawa Barat. Usaha manajerial hanya untuk meyakinkan bahwa
keputusan dari atas dilakukan di bawah tanpa ada perubahan.
2.
Sasaran pembinaan lebih terfokus pada urusan administratif dengan
menggunakan jalur tunggal dan searah.
3.
Masih ada kecenderungan program pembinaan dilaksanakan sepanjang
diperlukan dan sebagian besar tidak terjadwal.
4.
Distribusi kesempatan mengikuti program pembinaan belum dilaksanakan
secara terbuka dan kurang merata dalam arti belum setiap orang diberi
kesempatan yang sama.
5.
,-
Terdapat kecenderungan pembinaan yang dilaksanakan masih kurang"
transparan, bersifat subyektifitas dan masih diwarnai dengan alasan politis
serta didasarkan pada sistem favoritisme.
B.
REKOMENDASI
Melihat hasil yang diperoleh dari pembinaan Kepala Urusan Tata Usaha
Kantor Depdikbud Kecamatan mencapai hasil yang baik dan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan, maka pada saat sekarang dan
masa .mendatang di samping mempertahankan pembinaan yang sudah dilaksanakan
dalam kondisi maksimal adalah mencoba meningkatkan kualitas pembinaan tersebut.
Kelemahan dan kekurangan di berbagai jenis komponen dan segi pembinaan lainnya
142
7- v'
143
dapat dikurangi selaras dengan semangat pembaharuan. Hasil yang telah diperoleh
hendaknya dapat menjadi bahan evaluasi bagi peningkatan keberhasilan pembinaan ,
pada masa-masa mendatang.
u'!
Usaha peningkatan kemampuan Kepala Urusan Tata Usaha Kantor
Depdikbud Kecamatan dalam mutu sikap, pengetahuan dan keterampilan mempunyai
peranan penting dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan tugas pekerjaaannya
dalam bidang tata usaha kantor, pengelolaan data dan statistik, pengelolaan
kepegawaian dan perlengkapan. Agar pembinaan dapat mencapai sasarannya, (a)
adanya perumusan yang jelas mengenai konsep dasar pembinaan
tenaga
administrasi kependidikan yang menjadi bahan pedoman bagi penyelenggaraan
pembinaan tenaga administrasi kependidikan, (b) merupakan hal yang paling baik
apabila para pembina tersebut berusaha semaksimai mungkin meningkatkan layanan
pembinaan kepada Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan melalui
pendekatan manusiawi dan pemberdayaan (empowerment), (c) Lebih bijaksananya,
apabila para pembina memiliki keinginan untuk menata kembali program-program
pembinaan yang telah dilaksanakan sehingga berkembang sesuai dengan situasi dan v
kpndisi dengan cara peninjauan kembali (remodifiskasi) terhadap kebijaksanaan"
dalam pembinaan pegawai sehingga memudahkan untuk menerjemahkan dalam
operasionalnya di lapangan, dan (d) membuat suatu petunjuk khusus mengenai
pembinaan tenaga administrasi kependidikan yang dapat dimanpaatkan bagi
pengembangan sikap, pengetahuan dan kemampuan secara jelas dan mudah
ditafsirkan dalam implementasinya, serta (e) pembinaan yang dilaksanakan
hendaknya
lebih banyak mempertimbangkan
kebutuhan-kebutuhan tenaga
administrasi kependidikan.
Di sisi lain juga, untuk meningkatkan kemampuan Kepala Urusan Tata Usaha
Kantor Dedpdikbud Kecamatan sehingga mencapai keberhasilan yang produktif,
hendaknya para pembina dapat menyusun strategi dan metode pembinaan yang
validatif, variatif, dinamis, evaluatif serta menarik dan berbobot sehingga dapat
merangsang Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan untuk bekerja
dan melaksanakan tugasnya secara proporsional dan bertanggung jawab. Untuk
maksud tersebut, maka para pembina diharapkan mengikuti patokan-patokan yang
sudah baku dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai
kelengkapan institusional. Di samping itu upaya-upaya kegiatan koordinasi secara
144 X;
horizontal dan vertikal yang melibatkan berbagai satuan unit kerja tampaknya sangat
mendukung keberhasilan pelaksanaan pembinaan, sehingga per
TATA USAHA KANTOR DEPDIKBUD
KECAMATAN
(STUDI KASUS Dl LINGKUNGAN KANTOR DEPDIKBUD
KABUPATEN MAJALENGKA)
TESIS
Diajukan Kepada Panitia Ujian Tesis Tahap II IKIP Bandung
untuk memenuhi sebagian Syarat Memperoleh
Ge'.ar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh :
ENDI ROCHAENDI
NRM. 9596055
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANDUNG
PROGRAM PASCA SARJANA
1999
Disetujui dan disahkan oleh Penibimbing
•JJJ
Prof. Dil/H. ENGKOSWARA, M.Ed
Penibimbing I
Prof. Dr. Achmad Sanusi, S.H., MPA
Penibimbing II
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANDUNG
PROGRAM PASCA SARJANA
1999
\
s.
\
kupersembahkan tesis ini:
untuk Isteriku tercinta Erma Rahmawati
serta anakku Kharizmma Phrattamma Nloorfathw
Adhitamma Ginong Pratidina IMoorractimar
ayahku Sarta Sasmita
Ibuku Jasi (Icih)
adikku Taofik Hidayat, Robaah Nurdini dan Sobarin Sakur
teman-temanku Toto Ranta, Muhidin, Surya Prayitno,
Asep Suteja dan seluruh kerabat, teman dan famili lainnya.
jAbiltAvi awaI TiAri mi b*si Ww* kebailtAti
pcrtcr\s*h&tm\iAUebertasiUti
ban akhirmfa kebenmtwHSAW
ABSTRAK
PEMBINAAN KEPALA URUSAN TATA USAHA
KANTOR DEPDIKBUD KECAMATAN
(STUDI KASUS DI LINGKUNGAN KANTOR DEPDIKBUD
KABUPATEN MAJALENGKA)
sangat bervariasi. Berdasarkan data maupun hasil pra-penelitian ke Kantor
Depdikbud Kecamatan-kecamatan masih banyak ditemukan Kepala Urusan Tata
Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan yang memiliki ijazah SMP/sederjat dan
SMTA/sederajat. Di samping itu sebagian besar diantaranya belum pernah mengikuti
kursus/pelatihan administrasi umum. Sebagai gambaran faktual, di halaman berikut
disajikan kondisi dan perpomace para kepala urusan tersebut.
Latarbelakang pendidikan dan golongan kepangkatan Kepala Urusan
Tabel 1
Kantor Depdikbud Kecamatan di Kabupaten Majalengka.
Golongan Kepangkatan
Jumlah
Pendidikan
III
II
b
c
d
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
a
SMP/Sederajat
SMTA/Sederajat
D-i/D-ll/
a
1
3
4
1
b
c
-
-
3
-
d
•-
1
-\
10*
-
-
-
-
1
D-lll/Sederajat
S-1 Sederajat .
Jumlah
-
-
-
-
-
-
3
1
2
7
5
-
-
-
-
3
15
Sumber: Dokumentasi KantorCepdikbud Kab. Majalengka, 1998.
' Dari jumlah 15 orang Kepala Urusan Kantor Depdikbud Kecamatan di
Kabupaten Majalengka, pendidikannya berlatar belakang SMP sebanyak 1 (satu)
orang, SMA sebanyak 5 (lima) orang, SMEA sebanyak 3 (tiga) orang, KPAA
sebanyak 2 (dua) orang, SGPLB sebanyak 1 (satu) orang, S-1 Administrasi
Pendidikan 1 (satu) orang, S-1 Filsapat Pendidikan sebanyak 1 (satu) orang dan S-1
Administrasi Negara sebanyak 1 (satu) orang. Oleh sebab itu sudah barang tentu
Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan di dalam melaksanakap
tugasnya akan ditentukan pula oleh latar belakang pendidikan yang dimilikinya.
Karena latar belakang pendidikan yang beragam, untuk kepentingan tugasnya
jelas diperlukan pembinaan sehingga memiliki pola yang sama dalam penyelesaian
pekerjaannya. Pembinaan terhadap para Kepala Urusan diharapkan dapat menjadi
waHana untuk berkembangnya suatu budaya yang akan membentuk keterlibatan
yang lebih jauh dari para kepala urusan dalam setiap gerak dan langkah
pekerjaannya sehingga akan menimbulkan semangat bekerja, meningkatkan disiplin
\«
kerja yang positif, memperbaiki produktifitas kerja dan lebih kreatif.
Melalui
pembinaan adalah intensitas pengendalian/daya dorong dalam upaya agar Kepala
Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan tetap dapat melaksanakan tugas
dengan sebaik-baiknya.
Lebih jauh juga dapat menempatkan the right man in the right place (orang
yang tepat pada tempat yang tepat). Di samping itu juga mengarah kepada kondisikondisi seperti yang dilansir Saydam, (1996 : 6-37) untuk meningkatkan loyalitas,
hubungan kerja, moril dan semangat kerja, disiplin kerja dan mental spritualnya. Juga \
Tangyong dan Satori (1986 :3) yaitu : (1) untuk untuk menggugah semangat agkr^V
tetap meningkatkan kemampuan profesionalnya, (2) agar mampu dan mau
meningkatkan kemampuan profesionalnya, (3) menciptakan iklim yang sehat
dan bumi yang subur bagi usaha peningkatan kemampuan profesionai dan (4)
harapan adanya keseragaman tindakan di dalam menunaikan tugas sehari-hari.
Sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan adanya rasa tanggung jawab, rasa
pengabdian, kesungguhan dan kegairahan bekerja, bagi segenap pegawai untuk
melaksanakan tugasnya dan mencapai prestasi dengan sebaik-baiknya (Musanef,
1996 : 20). Atau dalam makna lain bahwa pembinaan profesi itu diarahkan agar
Kepala Urusan itu dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan produktif.
.- Arah terpenting dari pembinaan ini adalah perubahan sikap, perilaku, dan
kemampuan serta pengembangan wawasan dan pengetahuan. Pada aspek sikap
akan terbentuknya kedewasaan dan kemandirian serta
memandang pekerjaan
sebagai bagian yang integral dari kepentingan hidupnya. Sementara pada aspek. vi
perilaku akan menciptakan pola pikir positif dan pembentukan pribadi yang tanggapT^ *
dan tangguh dalam menghadapi segala tantangan dan hambatan. Perubahan pada
aspek kemampuan dapat membentuk potensi seseorang menjadi mampu untuk
melaksanakan tugas sehari-hari secara kreatif, strategis dan konsepsional.
Sedangkan perubahan wawasan dan pengetahuan menjadikan seseorang mampu
menganalisa terhadap berbagai^aspek pekerjaannya. Atau menurut Musanef (1996
: 17) menyatakan bahwa pembinaan pegawai diarahkan untuk menjamin
penyelenggaraan tugas-tugas pokok dan fungsi organisasi secara berdaya guna dan
berhasil guna, untuk meningkatkan profesionalisme dan keterampilan serta memupuk
kegairahan dan etos kerja yang sebaik-baiknya, dan terwujudnya kompetitif pegawai
7 .
baik dalam bentuk kuantitas maupun kualitas yang memadai sehingga mampu
menghasilkan prestasi kerja yang optimal.
., -v.
Sehubungan dengan pemikiran tersebut di atas, penulis tertarik untuk^V
mengadakan penelitian mengenai," Pembinaan Kepala Urusan Tata Usaha Kantor
Depdikbud Kecamatan, sebuah studi kasus di lingkungan Kantor Depdikbud
Kabupaten Majalengka. Karena tetap aktual untuk diteliti dan memiliki relevansi tinggi
dengan keberhasilan pendidikan serta nampaknya pula penelitian terhadap
pembinaan Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan masih belum
dan jarang menjadi perhatian para peneliti.
Penelitian ini dilaksanakan guna memberikan sumbangan bagi pembinaan
Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan dan mengungkapkan
makna-makna baru yang diperlukan untuk pengembangan selanjutnya dan sebagai
informasi untuk meningkatkan kualitas' pembinaan yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kualitas kemampuan Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud
Kecamatan. Sebab pembinaan akan memberikan suatu jalan ke arah tindakan
yang lebih baik.
B.
^.."%
PERUMUSAN MASALAH
Pembinaan Kepegawaian seperti yang tercantum dalam TAP MPR-RI Nomor
: ll/MPR/1998 diarahkan pada makin terwujudnya kepegawaian negara yang andal,
mantap
dan
memiliki
kesetiaan
penuh
kepada
politik
negara
dengan
mengembangkan karier berdasarkan prestasi kerja, kemampuan profesional,
keahlian dan keterampilan serta kemantapan sikap mental aparat berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 terus dilaksanakan secara berencana
melalui upaya pendidikan dan latihan, penugasan, bimbingan dan konsultasi serta
melalui pengembangan motivasi, kode etik dan disiplin kedinasan yang sehat dan .
didukung sistem informasi kepegawaian yang mantap serta dilengkapi sistem
pemberian penghargaan yang wajar.
Berdasarkan pada tujuan tersebut di atas, Departemen Pendidikan dan^U
Kebudayaan Republik Indonesia berupaya melakukan berbagai usaha peningkatan
kualitas sumber daya personil tenaga kependidikan dan tenaga administrasi
kependidikan. Pembinaan ini diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme dan
keterampilan serta memupuk kegairahan dan etos kerja yang sebaik-baiknya gurm^i
menghasilkan prestasi kerja yang optimal. Dalam hubungan ini, di satu pihaK
penunaian misi itu harus terwujud dalam bentuk penyediaan tenaga kependidikan
dan tenaga administrasi kependidikan yang memadai baik jenis dan mutunya
maupun jumlah dan penyebarannya. Di pihak lain, hasil pengamatan menunjukan
bahwa kemampuannya masih memerlukan banyak upaya pembinaan yang sungguhsungguh untuk mewujudkannya lebih lanjut.
Mengingat ruang lingkup masalah di atas demikian luas dan kompleks,
sementara kemampuan dan waktu penelitian terbatas, maka dalam pengkajian
selanjutnya lebih diarahkan pada fokus masalah sebagai berikut : Bagaimana
kegiatan Pembinaan kemampuan Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud
Kecamatan di lingkungan Kantor Depdikbud Kabupaten Majalengka Jawa Barat
dilaksanakan ? Fokus masalah tersebut dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-
pertanyaan penelitian. Secara garis besar, eriam buah pertanyaan di buat dalam
penelitian ini.
1.
2.
W^'U
Apa isi pembinaan Kepala Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan ?
Peran apa yang dilaksanakan Pembina dalam melakukan pembinaan
Kepala Urusan tersebut ?
3.
Bagaimana koordinasi pembinaan tersebut dilaksanakan ?
4.
Kebijaksanaan apa yang menjadi dasar bagi pelaksanaan pembinaan
Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan tersebut ?
5.
Bagaimanakah program/bentuk pembinaan Kepala Urusan Tata Usaha
Kantor Depdikbud Kecamatan ?
6.
Masalah-masalah apa yang dihadapi dalam pelaksanaan pembinaan
tenaga administrasi kependidikan khususnya dalam upaya pembinaan
Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan baik berupa
tantangan dan kendala maupun sebagai faktor potensi dan kekuatan ?
*-'--Ml
-V.
0,.
Dalam pelaksanaan pengumpulan data, keenam pertanyaan penelitian
tersebut dirinci ke dalam beberapa pertanyaan yang lebih operasional.
C.
TUJUAN PENELITIAN
„ Tujuan utama penelitian ini adalah menemukan prinsip-prinsip administrasi
pendidikan dalam pembinaan Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud
Kecamatan di lingkungan Kantor Depdikbud Kabupaten Majalengka Jawa Barat.
Sedangkan tujuan khususnya, penyusunan penelitian ini dimaksudkan untuk
dapat menjawab pertanyaan mengenai bagaimanakah sistem pembinaan Kepala
Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan di lingkungan Kantor Depdikbud
Kabupaten Majalengka-Jawa Barat, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan
kualitas kemampuan profesinya. Serta lebih jauh dapat mendapatkan gambaraW^j
tentang isi, peran pembina, koordinasi, kebijaksanaan dasar, dan program
pembinaan tersebut. Pada sisi lainnya pula dapat digambarkan spesifikasi keadaan
masalah dan faktor pendukung dari kegiatan pembinaan yang dilakukan.
D.
KEGUNAAN PENELITIAN
1.
KEGUNAAN TEORITIS
Penelitian ini berusaha mengkaji dan mendeskripsikan secara mendalam
pelaksanaan pembinaan Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan.
Oleh karena itu hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memperkaya
khasanah studi administrasi pendidikan, terutama dalam pengelolaan pelaksanaan
pendidikan. Sehingga pada akhirnya informasi yang berhasil diungkapkan dalam^a .
tesis penelitian ini dapat memberikan sumbangan terhadap pengembangan dan l'
peningkatan mutu dan keberhasilan pendidikan.
Lebih jauh pula hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian bagi para
mahasiswa Program Pasca Sarjana IKIP Bandung dan pemerhati pendidikan lainnya,
sehingga dapat menambah wawasannya yang pada saatnya nanti dapat
10
mengembangkan model pengelolaan pembinaan yang ideal dan akseptable secara
konkret dan jelas bagi peningkatan kemampuan profesional tenaga administrasi
kependidikan (Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan).
•v
2.
KEGUNAAN PRAKTIS
Secara praktis tesis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
akselarasi pembangunan pendidikan dalam peningkatan kualitas pembinaan Kepala
Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan yang sesuai kondisi daerah
khususrrya di kabupaten Majalengka serta mempunyai nilai terapan bagi
penyelenggaraan pembinaan di daerah lain.
--.,!•
i-
Kegunaan praktis ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan acuan alternati^
untuk memberikan arah dan konsep yang jelas mengenai pelaksanaan pembinaan
bagi peningkatan kemampuan profesional Kepala Urusan Tata Usaha Kantor
Depdikbud Kecamatan. Atau dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi Kantor
Depdikbud Kabupaten Majalengka dan Kantor Depdikbud Kecamatan binaannya
untuk menyelenggarakan kegiatan pembinaan agar lebih efektif mencapai tujuan dan
dapat dijadikan sebagai referensi bagi para pembina. Dan lebih khusus untuk peneliti
adalah dapat dijadikan media menambah wawasan tentang praktek pelaksanaan
pembinaan.
E.
KERANGKA PEMIKIRAN
Dari latar belakang masalah, perumusan masalah dan sejumiah pertanyaa^f
penelitian, maka kerangka pemikiran (paradigma penelitian) ini dapat digambarkan
dalam bentuk sebagai berikut:
7<
m
m
5
() "D 7
> o —<
>
5*
z
7s
O
DO
TO
1
co
>
cz 7s
m
c:
co
5
>
-z.
!»
>
"
7s
7s
m
m
r-
()
2
7s
Co
r~
.
o
TO JU 7s
,
c: 7n
CO
rn
> TO
2:
T
D
>
D
m
z
m
D
7s O
__
m
7s -n 7>:
CD
u
m
O
>
2
>
TO
>
-o -Z.
TO
O
CO
co
o
rn
TO
co
>
co
m
c:
7s
—
T>
"O
Jh
>
Z
CO
cz
>
o
1
CD
>
^
cz
5
—i
111
7"
CD
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A.
METODE PENELITIAN
~;'..J
Sejalan dengan tujuan penelitiannya yaitu untuk mendapatkan gambaran
mengenai (a) isi kegiatan pembinaan, (b) peran pembina, (c) koordinasi pembinaan,
(d) kebijaksanaan strategis, (e) program pembinaan, dan (d) masalah-masalah yang
dihadapi dalam melakukan pembinaan baik berupa tantangan dan kendala maupun
sebagai faktor potensi dan kekuatan (faktor pendukung)/pengembangan alternatif
tindakan, maka metode penelitian yang digunakan menggunakan penelitian yang
bersifat deskriptif.
Dengan pertimbangan bahwa masalah yang sedang diteliti berlangsung pada
masa sekarang dan menggambarkan suatu sifat individu, keadaan maupun lainnya.
Lebih jauh pula dengan metode ini dapat menguraikan atau menggambarkan suatu
keadaan atau peristiwa yang didasarkan kepada fakta-fakta pada saat penelitian
dilaksanakan. Hal tersebut senada dengan ucapan Surakhmad (1982) yang,
menjelaskan bahwa metode deskriptif memusatkan diri pada pemecahan masalah-."
masalah yang ada sekarang/pada masa sekarang pada masalah-masalah aktual.
Atau menurut Singarimbun (1989 : 4) penelitian deskriptif dimaksudkan untuk
pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu, misalnya perceraian,
pengangguran, keadaan gizi, preferensi terhadap pontile tertentu dan Iain-Iain. Peneliti
mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa. Hal ini guna menemukan suatu pola praktis yang mungkin dapat
dikembangkan menjadi suatu teori atau memperkuat teori yang ada (Nasution, 1988
:11).
Disamping itu dalam kegiatan penelitian ini mempergunakan pendekatan
kualitatif. Menurut Sudjana dan Ibrahim (1989 : 64) penelitian kualitatif adalah
penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala atau peristiwa dan kejadian
yang telah terjadi saat sekarang, dimana peneliti berusaha memotret peristiwa dan
kejadian yang menjadi pusat perhatiannya untuk kemudian ia tuangkanatau digambarkan sebagaimana adanya. Senada dengan itu Nasution (1988 : 12)52
56
pembinaan, dan kendala-kenoala yang dihadapi serta alternatif pemecahannya.
Untuk efesiensi waktu setelah wawancara kemudian melaksanakan
observasi/pengamatan yaitu suatu proses untuk mengamati berbagai sumber daya
yang menunjang pelaksanaan proses pembinaan tersebut.
: ;
Sementara itu daftar kuesioner (daftar isian) pada penelitian ini diberikan
kepada Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan yang ditujukan
untuk mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan perlakuan pembinaan profesi
yang diterimanya dalam upaya peningkatan tugas. Daftar isian (kuesioner) yang
dibuat terpola kepada pendapat, sikap dan apa yang diketahui serta sejauhmana
proses pembinaan profesi tersebut dilaksanakan oleh Kepala Kantor Depdikbud
Kabupaten (Kepala Sub Bagian Kepegawaian) dan Kepala Kantor Depdikbud
Kecamatan bagi upaya untuk meningkatkan kemampuan profesional Kepala Urusan
Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan. Daftar isian (kuesioner) yang diberikan
kepada para Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan hanya
bersifat cross validasi dalam arti untuk melakukan koreksi atas pelaksanaan kegiatan
pembinaan yang dilakukan Kepala Kantor Depdikbud Kabupaten dan Kepala Kantor
Depdikbud Kecamatan.
Studi bibliografi adalah kegiatan studi untuk pengumpulan informasi dari^
literatur/buku-buku dalam rangka menggali teori-teori dasar dan konsep pembinaan
profesi yang telah diketemukan para ahli terdahulu, dan memperoleh orientasi yang
lebih luas mengenai proses pembinaan tersebut.
B.
POPULASI DAN SAMPLE DATA
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Atau menurut Hadi (1986 :
220) mengemukakan bahwa populasi adalah sejumlah penduduk atau individu yang
paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama. Malah Suradinata ( 1996 : 1)
mengatakan bahwa populasi adalah himpunan semua unsur atau elemen yang
menjadi obyek peneltitian. Atau bisa didefinisikan sebagai jumlah keseluruhan unit
analisis yang karakteristiknya telah diduga atau diketahui. Sedangkan Soewarno (
1987 : 2) mengemukakan bahwa istilah populasi adalah dalam pengertian teknis
yakni keseluruhan elemen-elemen yang akan diamati atau dipelajari. Sedangkanistilah elemen atau unsur adalah merupakan unit analisisnya. Populasi yang menjadi
57
menjelaskan lebih lanjut bahwa penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai upaya
untuk mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka,
berusaha memahami dan menafsirkan pikiran mereka tentang dunia mereka.
Dipertegas oleh Bogdan dan Biklen (1982) bahwa penelitian kualitatif adalah
berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi perilaku
manusia dalam suatu situasi tertentu menurut persepsi sendiri.
Untuk mempertajam masalah dalam menganalisa masalah yang sedang
diselidiki, digunakan pula studi bibliografis yaitu kegiatan studi/ sesuatu cara
memperoleh informasi atau data melalui penelaahan terhadap berbagai sumber
tertulis/literatur, seperti buku-buku, majalah, brosur, hasil penelitian terdahulu, surat-
surat keputusan dan sebagainya. Data-data yang diperoieh tersebut kemudian
dirangkum untuk mempelajari konsep dasar dari proses pembinaan profesi di
lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Informasi dari hasil penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan
studi bibliografis tersebut kemudian disintesiskan sehingga menemukan berbagai
penjelasan mengenai kegiatan pembinaan Kepala Urusan Tata Usaha Kantor
Depdikbud Kecamatan. Dan kemudian hasilnya dapat dipertimbangkan sebagai
alternatif kebijakan untuk meningkatkan pelaksanaan pembinaan profesi secara
teknis operasional.
. .
^
Intrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data secara obyek% .•
adalah peneliti sendiri yang dibantu oleh lembar observasi, tape recorder dan catatan
lapangan. Hal ini sejalan dengan pendapat Bogdan dan Biklien (1982 :73-74) yang
menyatakan bahwa keberhasilan penelitian sangat tergantung kepada ketelitian
catatan lapangan (field notes) yang dibuat peneliti. Sedangkan teknik pengumpulan
data yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari wawancara,
observasi/pengamatan,
daftar isian atau kuesioner (angket),dan studi
literatur/bibliografis (studi dokumentasi.
Wawancara adalah salah satu alat pengumpulan data/informasi dengan cara
bertanya langsung kepada responden. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan
terhadap Kepala Kantor Depdikbud Kabupaten, Kepala Sub Bagian Kepegawaian,
dan Kepala Kantor Depdikbud Kecamatan dengan jalan tatap muka dan
menggunakan daftar pertanyaan untuk mengungkapkan bagaimana kegiatan
pembinaan yang dilaksanakan, isi pembinaan, peran pembina, koordinasi, program
55
sasaran dapat berupa manusia, organisasi, sekolah atau unit lainnya.
Dengan demikian populasi adalah sekelompok subyek penelitian yang
dijadikan sumber data dalam penelitian yang berupa sekelompok manusia, nilai, test,
gejala, benda ataupun peristiwa.
Populasi penelitian ini meliputi keseluruhan karakteristik, unsur, nilai atau
faktor yang menyangkut kegiatan pembinaan kemampuan Kepala Urusan Tata
Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan di Kabupaten Majalengka. Adapun karakteristik
dari populasi yang ingin diketahui adalah isi pembinaan, peran pembina, koordinasi v
pembinaan, program pembinaan, dan masalah-masalah yang dihadapi guna./
meningkatkan kemampuan profesional Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud
Kecamatan.
Sedangkan penentuan sample pada penelitian ini didasarkan kepada
pandangan bagaimana sample tersebut dapat memberikan infrormasi sebanyak
mungkin sesuai dengan tujuan penelitian. Untuk keperluan tersebut pengambilan
sample dalam penelitian ini dilaksanakan dengan teknik purposif (purposive
sampling) . Adapun sample yang dijadikan responden sebagai nara sumber dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Kepala Kantor Depdikbud Kabupaten Majalengka,
b.
c.
Kepala Sub Bagian Kepegawaian Kantor Depdikbud Kabupaten Majalengka.
Kepala Kantor Depdikbud Kecamatan se-Kabupaten Majalengka.
d.
kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan.
Untuk Kepala Kantor Depdikbud Kecamatan dan Kepala Urusan Tata Usaha -
Kantor Depdikbud Kecamatan disesuaikan dengan jumlah Kantor DepdikbudKecamatan sebanyak 17 buah. Penentuan sample ini dipertimbangkan, karena (a)
jumlah sample/responden tidak besar dan dengan pencacahan lengkaplah dapat
memberikan gambaran yang refresentatif, (b) ingin mendapatkan presisi yang
memberikan penduga yang mendekati nilai sesungguhnya, (c) ingin mencukupi
rencana analisa dan (d) tenaga, biaya dan waktu yang memungkinkan dan tidak
menjadi faktor hambatan.
56
C.
TEKNIK ANALISA DATA
Tujuan pokok dari penelitian adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan
penelitian untuk mengungkapkan fenomena sosial atau fenomena alami tertentu.
Dalam mencapai tujuan pokok tersebut, perumusan konsep, pengumpulan data, v
pemprosesan data, pembuatan analisa data dan interpretasi data merupakan."
langkah-langkah yang harus ditempuh.
Effendi (191 : 263) mengemukakan bahwa analisa data adalah proses
penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinpretasikan.
Analisa data dalam suatu penelitian merupakan suatu langkah yang penting, karena
dapat memberikan informasi terhadap penelitian yang dilaksanakan sehingga dari
penelitian ini dapat ditarik kesimpuian. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut: pengecekan data, penyeleksian data, klasifikasi data, tabulasi data, analisa
data dan penafsiran data.
Dalam kegiatan pengecekan data, kegiatan yang dilaksanakan adalah
mengecek kelengkapan data dalam arti memeriksa isi instrumen pengumpulan data
dan mengecek macam isian serta menyortir atau memilih data sedemikian rupa
sehingga hanya data yang terpakai saja yang ada/sesuai dengan tujuan penelitian.
Sedangkan pada klasifikasi data, merupakan kegiatan pengelompokan datav
berdasarkan ketagori tertentu sesuai masalah dan variable penelitian. MaksudnysT
untuk memudahkan dalam pengolahan data dan penyimpulannya. Kegiatan
berikutnya adalah kegiatan mentabulasi data, yaitu memberikan skor terhadap itemitem yang perlu diberi skor dan mengubah jenis data disesuaikan atau
dimodifikasikan dengan teknik analisa data yang akan digunakan. Data yang
ditabulasikan memiliki fungsi untuk mengecek apakah jawaban responden atas satu
pertanyaan konsisten dengan jawaban atas pertanyaan lainnya, mendapatkan
deskripsi ciri atau karakteristik responden atas dasar analisa dan mempelajari
distribusi-distribusi hasil penelitian serta menentukan klasifikasi yang paling baik.
Dalam tahap akhir adalah kegiatan analisa dan penafsiran data. Kegiatan
tersebut merupakan langkah yang penting, karena dapat memberikan informasi
terhadap penelitian yang dilaksanakan. Sehingga dari penelitian ini dapat ditarik
suatu kesimpulan. Analisa dan interprestasi data merupakan pengolahan data, yang
57
menurut Surakhmad (1982 : 109-110) adalah suatu usaha yang konkret untuk
membuat data berbicara, sebab betapapun jumlah dan tingginya nilai data yang
terkumpul (sebagai hasil fase pelaksanaan pengumpulan data) apabila tidak disusun - ,
dalam suatu organisasi dan diolah menurut sistematik yang baik, niscaya data itu--'tetap merupakan bahan-bahan yang membisu seribu bahasa.
D.
PELAKSANAAN PENELITIAN
Dalam melaksanakan penelitian mengenai pembinaan Kepala Urusan Tata
Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan di Kabupaten Majalengka, dilaksanakan dalam
beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:
Pertama, tahap Pralapangan atau disebut juga sebagai tahap orientasi yaitu
kegiatan yang dilaksanakan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan
sebelum penelitian itu dilaksanakan. Tujuan dari tahap kegiatan ini adalah guna
memperoleh gambaran yang jelas dan lengkap masalah yang hendak diteliti.
Langkah-langkahnya terdiri atas : (1) penyusunan rancangan penelitian, (2) memilih
lapangan penelitian, (3) mengurus perijinan, (4) menjajaki dan menilai keadaan „'
lapangan, (5) memilih dan memanpaatkan informan dan (6) menyiapkan
perlengkapan penelitian dan (7) memperhatikan etika penelitian guna mengetahui
kebiasaan, tabu dan hal-hal lain subyek yang akan diteliti.
Kedua, tahap eksplorasi yaitu kegiatan pekerjaan lapangan untuk mengumpulkan
berbagai data dan informasi baik melalui wawancara, observasi, daftar isian maupun
studi bibliografis. Langkah-langkah yang ditempuh pada tahap ini adalah (1) usaha
peneliti agar berusaha memahami latar penelitian, (2) melakukan persiapan baik
berupa daya dan upaya maupun sarana penunjang lainnya memasuki lapangan
penelitian dan (3) pelaksanaan pengumpulan data.
Ketiga, tahap analisa data yaitu kegiatan untuk melakukan penyederhanaan data ke
dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterprestasikan. Arah kegiatannya tertuju
kepada usaha untuk mendapatkan tema/kesimpulan dari penelitian tersebut dan
menyimpulkan hasil-hasil penelitian. Namun sebelumnya terhadap data yang v
terkumpul dilakukan pula kegiatan member chek yaitu kegiatan untuk mengecek,
kebenaran dari data atau informasi yang di dapat atau yang telah terkumpul. Lebih
jauh kegiatan ini adalah untuk meyakinkan bahwa responden telah memberikan
58
informasi yang benar dan lengkap sehingga data tersebut bisa dianalisa sesuai
dengan tema penelitian. Bentuk kegiatan pada tahap analisa data
adalatj;,,,,]
pengolahan data, analisa dan pelaporan.
Dengan tahap-tahap tersebut diharapkan penelitian mengenai pembinaan
Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan dapat memberikan
konklusi yang berguna bagi pengembangan kegiatan-kegiatan peningkatan prestasi
kerjanya dan memperbaharui gagasan serta pemikiran dalam meningkatkan sikap,
pengetahuan dan kemampuan Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud
Kecamatan.
E.
KEABSAHAN HASIL PENELITIAN
Lincoin dan Guba (1981) dan Nasution (1988 :114-124) menyatakan bahwa
absahnya suatu hasil penelitian didukung oleh empat kriteria antara lain : (a)
kredibilitas (validitas internal) yaitu menunjukan seberapa jauh kebenaran_hasiU,
e"-V -•>
penelitian dapat dipercaya, (b) trasferabilitas (validitas eksternal) yaitu sampajw
sejauhmana hasil penelitian dapat diaplikasikan atau dipergunakan, (c)
dependabilitas (reliabilitas) yaitu seberapa jauh hasil penelitian bergantung pada
kehandalan dan (d) cohfirmabilitas (obyektifitas) yaitu sejauhmana hasil peneiitian
dapat dibuktikan kebenarannya dan cocok dengan data yang ada dan telah
terkumpul. Kriteria tersebut dimanpaatkan guna mencegah subyektifitas dan validitas
•
tafsiran peneliti.
Kredibilitas hasil penelitian dapat dicapai melalui empat aspek yaitu : (a)
kegiatan triangulasi yang diartikan sebagai proses mencek kebenaran data yang
diperoleh dengan cara membandingkannya dengan sumber lain tentang hal yang
sama_pada berbagai fase penelitian dengan menggunakan metode yang berlainan
sampai dicapai titik kejenuhan (redundancy) (Nasution, 1988 : 115), (b) peer
debriefing yaitu kegiatan pembicaraan dengan para kolega untuk membahas dan
membicarakan hasil penelitian di lapangan yang ditujukan untuk memperolejji ^
pandangan-pandangan yang netral dan obyektif dan memberi saran-saran yang*^
dapat meningkatkan tingkat penelitian, (c) penggunaan bahan referensi berupa
pemanpaatan hasil rekaman wawancara dan hasil foto dan (d) kegiatan member
chek yaitu mengkonfirmasikan kembali hasil penelitian dengan responden untuk
59
dinilai kesesuaian dan kebenarannya mengenai informasi yang telah diberikan.
Tingkat transferabilitas suatu hasil penelitian adalah upaya untuk
mengaplikasikan hasil penelitian pada situasi lain. Pada tingkat ini hasil penelitiannya
diterapkan, diserahkan kepada pembaca dan pemakai. Bila pemakai melihat ada
dalam penelitian itu yang serasi bagi situasi yang dihadapinya, maka di situ tampak
adanya transfer (Nasution, 1988 : 119). Sejalan dengan tujuan penelitiannya, maka
kemungkinan besar temuan dari penelitian ini dapat diterapkan pada situasi lain&v
dengan atau tanpa penyesuaian.
Dependabilitas atau ketergantungan pada kehandalan yang diusahakan
dengan cara mempelajari laporan-laporan lapangan dan laporan-iaporan lainnya
sampai laporan penelitian ini selesai sehingga dapat mengetahui kekonsitenitas
peneliti dalam berbagai aspek penelitian. Kegiatan ini biasa disebut juga dengan
audit trail yang mengacu kepada hasil.
Konfirmabilitas hasil penelitian adalah usaha untuk membuktikan keberadaan
dan kebenaran hasil penelitian sesuai dengan data yang ada atau telah terkumpul.
Prosesnya dilakukan dengan cara mencatat selengkap mungkin hasil wawancara,
obsexvasi dan studi dokumenter, menyusun hasil analisa data ke dalam deskripsi
yang lebih jelas, melakukan sintesa data guna membuat kesimpulan dan meiaporkan
seluruh proses penelitian mulai dari tahap pralapangan sampai pengolahan data.
-j-;t ;. -
&:
BABV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.
KESIMPULAN
Kegiatan pembinaan terhadap para Kepala Urusan Tata Usaha Kantors
Depdikbud
Kecamatan
mempunyai
peluang
untuk
meningkatkan
dan"
mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan para Kepala Urusan
tersebut. Hanya sayangnya, dalam pembinaan yang sekarang dilaksanakan ternyata
masih diwarnai, antara lain :
1.
Kewenangan fungsionai pembinaan lebih besar ditangan Kanwil Depdikbud
Propinsi Jawa Barat. Usaha manajerial hanya untuk meyakinkan bahwa
keputusan dari atas dilakukan di bawah tanpa ada perubahan.
2.
Sasaran pembinaan lebih terfokus pada urusan administratif dengan
menggunakan jalur tunggal dan searah.
3.
Masih ada kecenderungan program pembinaan dilaksanakan sepanjang
diperlukan dan sebagian besar tidak terjadwal.
4.
Distribusi kesempatan mengikuti program pembinaan belum dilaksanakan
secara terbuka dan kurang merata dalam arti belum setiap orang diberi
kesempatan yang sama.
5.
,-
Terdapat kecenderungan pembinaan yang dilaksanakan masih kurang"
transparan, bersifat subyektifitas dan masih diwarnai dengan alasan politis
serta didasarkan pada sistem favoritisme.
B.
REKOMENDASI
Melihat hasil yang diperoleh dari pembinaan Kepala Urusan Tata Usaha
Kantor Depdikbud Kecamatan mencapai hasil yang baik dan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan, maka pada saat sekarang dan
masa .mendatang di samping mempertahankan pembinaan yang sudah dilaksanakan
dalam kondisi maksimal adalah mencoba meningkatkan kualitas pembinaan tersebut.
Kelemahan dan kekurangan di berbagai jenis komponen dan segi pembinaan lainnya
142
7- v'
143
dapat dikurangi selaras dengan semangat pembaharuan. Hasil yang telah diperoleh
hendaknya dapat menjadi bahan evaluasi bagi peningkatan keberhasilan pembinaan ,
pada masa-masa mendatang.
u'!
Usaha peningkatan kemampuan Kepala Urusan Tata Usaha Kantor
Depdikbud Kecamatan dalam mutu sikap, pengetahuan dan keterampilan mempunyai
peranan penting dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan tugas pekerjaaannya
dalam bidang tata usaha kantor, pengelolaan data dan statistik, pengelolaan
kepegawaian dan perlengkapan. Agar pembinaan dapat mencapai sasarannya, (a)
adanya perumusan yang jelas mengenai konsep dasar pembinaan
tenaga
administrasi kependidikan yang menjadi bahan pedoman bagi penyelenggaraan
pembinaan tenaga administrasi kependidikan, (b) merupakan hal yang paling baik
apabila para pembina tersebut berusaha semaksimai mungkin meningkatkan layanan
pembinaan kepada Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan melalui
pendekatan manusiawi dan pemberdayaan (empowerment), (c) Lebih bijaksananya,
apabila para pembina memiliki keinginan untuk menata kembali program-program
pembinaan yang telah dilaksanakan sehingga berkembang sesuai dengan situasi dan v
kpndisi dengan cara peninjauan kembali (remodifiskasi) terhadap kebijaksanaan"
dalam pembinaan pegawai sehingga memudahkan untuk menerjemahkan dalam
operasionalnya di lapangan, dan (d) membuat suatu petunjuk khusus mengenai
pembinaan tenaga administrasi kependidikan yang dapat dimanpaatkan bagi
pengembangan sikap, pengetahuan dan kemampuan secara jelas dan mudah
ditafsirkan dalam implementasinya, serta (e) pembinaan yang dilaksanakan
hendaknya
lebih banyak mempertimbangkan
kebutuhan-kebutuhan tenaga
administrasi kependidikan.
Di sisi lain juga, untuk meningkatkan kemampuan Kepala Urusan Tata Usaha
Kantor Dedpdikbud Kecamatan sehingga mencapai keberhasilan yang produktif,
hendaknya para pembina dapat menyusun strategi dan metode pembinaan yang
validatif, variatif, dinamis, evaluatif serta menarik dan berbobot sehingga dapat
merangsang Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan untuk bekerja
dan melaksanakan tugasnya secara proporsional dan bertanggung jawab. Untuk
maksud tersebut, maka para pembina diharapkan mengikuti patokan-patokan yang
sudah baku dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai
kelengkapan institusional. Di samping itu upaya-upaya kegiatan koordinasi secara
144 X;
horizontal dan vertikal yang melibatkan berbagai satuan unit kerja tampaknya sangat
mendukung keberhasilan pelaksanaan pembinaan, sehingga per