EFEKTIVITAS PEMBINAAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP PEMAHAMAN TUGAS KOMPETENSI GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA DI SEKOLAH DASAR NEGERI : Studi Kasus Kepala Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Andir Kota Bandung.

EFEKTIVITAS PEMBINAAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP
PEMAHAMAN TUGAS KOMPETENSI GURU DAIAM
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA
DI SEKOLAH DASAR NEGERI

(Studi Kasus Kepala Sekolah Dasar Negeri di
Kecamatan Andir Kota Bandung)

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat
memperoleh gelar Magister Pendidikan
Bidang Studi Adtninistrasi Pendidikan

Oleh:

ADE RATNANINGSIH
NIM 989652

/M^&^X


/

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2001

Disetuiui dan Disahkan Pembimbing

Pembimbing I

H. Tb. Attn

Pembimbing II

Prof. Dr. H. Supandi Kartamihardja

DIKETAHUI


Ketua Program AdmttuHrasi Pendidikan

$Mjy?
Prof. Dr/lL Abin Syamsuddin Makmun

ABSTRAKSI

Ade Ratnaningsih, Efektivitas Pembinaan Kepala Sekolah terhadap Pemahaman
Tugas Kompetensi Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Siswa (Studi kasus
Kepala Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Andir Kota Bandung).
Kepala Sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai tanggung
jawab dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolahnya, untuk menghantarkan
sekolah menjadi sekolah yang berkualitas memenuhi apa yang diinginkan oleh
pelanggannya.

Untuk menciptakan hal ini diperlukan sosok Kepala Sekolah yang
berkualitas pula. la hams memiliki berbagai keterampilan yang diperlukan
sebagai bekal, pola atau strategi dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya,
termasuk pembinaan terhadap guru-gurunya agar tetap menjaga kelestarian
lingkungan sekolah, memperbaiki yang kurang serta meningkatkan dan

mengembangkan pendidikan ke arah yang lebih baik menuju pada tujuan
institusional yang telah ditetapkan.
Sebagai pemimpin pendidikan mempunyai peran yang sangat besar dalam
mengembangkan semangat kerja, kerjasama yang harmonis, minat terhadap
perkembangan pendidikan, serta perkembangan kualitas profesional guru-guru

yang dipimpinnya, banyak ditentukan oleh kualitas sistem pembinaan Kepala
Sekolah.

Dalam sistem pembinaan, Kepala Sekolah berperan sebagai supervisor,
terutama dalam pelaksanaannya sebagai supervisor pengajaran, yang berupaya
untuk mengadakan perbaikan yang memberikan pelayanan kepada guru-guru

dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, yang pada
akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapat gambaran deskriptif tentang
pembinaan yang dilaksanakan oleh Kepala Sekolah SD Negeri di Kecamatan
Andir Kota Bandung. Sampai sejauhmana keterampilan yang dimiliki oleh


Kepala Sekolah dalam melaksanakan pembinaan, bagaimana proses pelaksanaan
pembinaan yang dilakukan, apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang
sertaancaman dalam melaksanakan pembinaan sertabagaimana pemahaman guru
setelah memperoleh pembinaan.

Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode deskriptif analisis
yang pada prinsipnya bersifat kualitatif, dengan menggunakan teknik
pengumpulan data dan studi dokumentasi untuk mengungkapkan fenomena
sosial, dengan cara terjun partisipatori langsung di lapangan untuk menjarmg data
secara luas, kaya, nyata sehingga dapat dideferensikan suatu kesimpulan yang
dapat dipertanggungjawabkan.

Penelitian berlokasi di Kecamatan Andir Kota Bandung, meliputi 52
sekolah yakni 30 Sekolah Dasar Negeri dan 22 Sekolah Dasar Swasta, naraun

difokuskan hanya kepada SD Negeri saja. Sumber data diperoleh dari para

Kepala Sekolah dan guru-guru dari masing-masing sekolah satu orang.
Pengumpulan data dilakukan melalui orientasi, eksplorasi dan member check.
Untuk memperoleh keabsahan penelitian menggunakan sejumlah kriteria yaitu

kriteria kredibilitas, dependebilitas dan konfirmabilitas. Sedangkan reduksi data
dilakukan pada tahapan penelaahan dan reduksi data, kategorisasi dan penafsiran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembinaan yang dilakukan oleh
Kepala Sekolah belum efektif, karena masih terdapat guru yang menjalankan
tugasnya masih belum memenuhi tuntutan profesional. Dampak dari Kepala
Sekolah belum memiliki sistem pembinaan secara terarah dan berkesinambungan
sehingga pelaksanaan tidak konsisten, pelaksanaan dilakukan hanya sewaktuwaktu saja, karena tersita oleh tugas-tugas atau program-program yang harus
diselesaikan. Selain itu kegiatan KKG (Kelompok Kerja Guru) belum optimal,
pemanfaatan guru model/nara sumber serta penerbitan buletin profesional belum
terealisasi, namun kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan
kepemimpinan Kepala Sekolah serta hubungan dengan lingkungan sekolah baik
dengan guru-guru maupun dengan masyarakat (BP3) sudah menampakkan hasil
yang positif. Dalam proses pembinaan ini mengacu pada manajemen stratejik
serta menggunakan pola atau sistem analisis SWOT sehingga akan nampak apa
yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman, sehingga dapat
dianalisis pemecahannya apa yang harus dilakukan oleh Kepala Sekolah dengan
perangkat kerja sejawatnya.

Pemahaman guru setelah memperoleh pembinaan yang menjadi fokus
adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki, yang ternyata guru-guru sudah

berkompeten daiam pelaksanaan tugas, hanya masih perlu pembinaan yang
intensif terutama tentang menumbuhkembangkan kreativitas siswa, serta
penanaman komitmen sebagai guru di berbagai kesempatan untuk mewujudkan
pemyataan tugasnya.

Sehubungan dengan temuan yang demikian itu, maka peneliti
merekomendasikan hal-hal berikut ini.

(1) Perlu peningkatan kemampuan Kepala Sekolah dalam melaksanakan
pembinaan.

(2) Untuk mengangkat Kepala Sekolah, harus betul-betul selektif, cakap dan
layak tampil sebagai pemimpin pendidikan yang mempunyai visi. Latar

pendidikan sangat mendukung, serta adanya pelatihan khusus untuk Kepala
Sekolah sebagai pembekalan di masa yang akan datang.
(3) Untuk menciptakan sekolah yang berkualitas, unggul diperlukan dana yang
cukup menunjang.

(4) Sarana/prasarana yang menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar

terutama gedung sekolah yang representatif, menjadikan anak betah belajar
dan guru betah mengajar.

(5) Pembinaan serta pemantauan yang intensif dari otoritas pendidikan tingkat
kecamatan ke sekolah-sekolah dalam rangka upaya peningkatan mutu
pendidikan.

n

DAFTARISI

Halaman

ABSTRAK

i

KATA PENGANTAR

iii


UCAPAN TERIMAKASIH

v

DAFTAR ISI

viii

DAFTAR TABEL

xi

DAFTAR GAMBAR

xii

DAFTAR LAMPIRAN

xiv


BAB

IPENDAHULUAN

1

A. Latar Belakang

2

B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian

9
11
11
12


2. Manfaat Penelitian

D. Kerangka Berpikir

13

E. Sistematika Penulisan Tesis

19

BAB IITINJAUANPUSTAKA

21

A. Peranan Kepala Sekolah dalam Pendidikan

21

B. Kepala Sekolah sebagai Supervisor


26

C. Efektivitas Pembinaan Kepala Sekolah dengan Strategi
Pengembangannya
1. Konsep Efektivitas dan Pembinaan

32
32

2. Manajemen Strategi dalam Pengelolaan Sekolah
3. Konsep Total Quality Management (TQM) dalam
Pendidikan serta Strategi Penerapannya di Sekolah

50

Dasar
4. Analisa SWOT

59
73

5. Manajemen Sumber Daya Manusia
D. Pemahaman Tugas Kompetensi Guru Sekolah Dasar
E. Hasil Penelitian yang Relevan

vm

78
85
95

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

99

A. Data yang Diperlukan
B. Lokasi dan SubjekPenelitian

99
99

C. Metode Penelitian

101

D. Alat Pengumpulan Data

101

1. Pedoman Wawancara
2. Pedoman Observasi dan Dokumentasi

102
103

3. Pedoman Angket
4. SampelPenelitian

103
103

E. Peleksanaan Penelitian

104

1. Tahap Orientasi
2. Tahap Eksplorasi
3. Tahap Member Check

104
105
106

F. Validasi Temuan Penelitian
G. Teknik Analisa Data

107
109

BAB V HASIL PENELITIAN

Ill

A. ProsedurPengolahanData
B. Deskripsi Data
C. Deskripsi Variabel yang Diteliti
1. Tugas Administratis serta Kegiatan yang Harus
Dikerjakan oleh Kepala Sekolah
2. Keterampilan yang Dimiliki oleh Kepala Sekolah
Sehubungan dengan Peningkatan Kompetensi Guru
dalam Pelaksanaan Pembelajaran Siswa
3. Proses Pelaksanaan yang Dilakukan Kepala Sekolah
Kaitannya dengan Efektivitas Pembinaan Kompetensi
Guru di Sekolah yang Dipimpinnya
4.

Ill
112
114

114
123

133

Faktor-faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan
Ancaman dalam Melakukan Pembinaan dalam Rangka

Peningkatan Kompetensi Guru

145

5. Pemahaman Guru Setelah Memperoleh Pembinaan
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Pembahasan

Efektivitas

Pembinaan

165

Kepala

Sekolah

terhadap Pemahaman Tugas Kompetensi Guru dalam
Pelaksanaan Pembelajaran Siswa
B. Keterampilan yang Dimiliki Kepala Sekolah Sehubungan
dengan Pembinaan dalam Peningkatan Kompetensi Guru
dalam Pelaksanaan Pembelajaran Siswa
C. Proses Pelaksanaan yang Dilakukan oleh Kepala Sekolah
Kaitannya dengan Efektivitas Pembinaan Kompetensi Guru-

guru yang Dipimpinnya

152

166
170

171
IX

D. Faktor-faktor yang Menjadi Kekuatan, Kelemahan, Peluang
serta Ancaman dalam Pengembangan Sistem Pembinaan
Kepala Sekolah terhadap Kompetensi Guru
E. Pemahaman Guru setelah Memperoleh Pembinaan
BAB VIKESDMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Keterampilan
yang
Dimiliki
Kepala
Sekolah
Sehubungan
dengan
Pembinaan
Peningkatan
Pemahaman Tugas Kompetensi Guru dalam Pelaksanaan
Pembelajaran

2. Proses Pelaksanaan yang Dilakukan oleh Kepala
Sekolah Kaitannya dengan Efektivitas Pembinaan
Kompetensi Guru-guru yang Dipimpinnya
3. Faktor-taktor yang Menjadi Kekuatan, Kelemahan,
Peluang serta Ancaman dalam Melakukan Pembinaan
dalam Rangka Peningkatan Kompetensi Guru
4. Pemahaman Tugas Kompetensi Guru-guru setelah
Memperoleh Pembinaan

175
177
180

180

181

181

182
183

B. Implikasi

184

C. Saran-saran

187

DAFTARPUSTAKA

193

LAMPIRAN-LAMPIRAN

197

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1.

Kerangka Berpikir Efektivitas Pembinaan Kinerja Guru

18

2.

Hubungan antar Perilaku Supervisi, Perilaku Mengajar, Perilaku
Belajar dan Hasil Belajar

30

3.

Proses Manajemen Strategi

53

4.

Model Analisis Posisi Internal Sistem/Organisasi

62

5.

Analisis Kekuatan Medan

65

6.

Diagram Ishikawa/Fishbone (Tulang Ikan)

66

7.

Model Proses Belajar Mengajar

94

8.

Efektivitas Pembinaan Kepala Sekolah terhadap pemahaman tugas
kompetensi guru dalam pelaksanaan pembelajaran siswa

xi

179

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1.

Subjek Penelitian

jqq

2.

Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Andir

113

3.

Keteriibatan guru dalam menyelesaikan administrasi sekolah

122

4.

Pelaksanaan program yang telah ditentukan

124

5

Kegiatan Gugus/PKG merupakan pembinaan yang efektif

125

6.

Pemanfaatan guru model/nara sumber

126

7.

Keterampilan pembinaan yang harus dimiliki Kepala Sekolah

127

8.

Memupuk/memotivasi tanggung jawab terhadap pekerjaannya

128

9.

Memanfaatkan kelebihan/potensi individual yang dimiliki oleh guru

128

10. Teknik pengembangan pembinaan yang dilakukan oleh Kepala
Sekolah

230

11. Kunjungan Kepala Sekolah antar kelas

130

12. Alternatifdalam memberikan tugas kepada guru

131

13. Menerima masukan dari guru kebersamaan upaya peningkatan
prestasi siswa

132

14. Keteriibatan guru dalam kegiatan/program sekolah

134

15. Hubungan sekolah dengan masyarakat

135

16. Kepemilikan visi

137

17. Pemenuhan kebutuhan guru dalam pelaksanaan pembelajaran siswa

140

18. Alternatifdalam memberikan tugas kepada guru

140

19. Dukungan Kepala Sekolah terhadap guru untuk melanjutkan studi ..

141

xn

20. Memonitor aktivitas guru

143

21. Pemahaman informasi yang disampaikan

144

22.

Matriks Analisa SWOT

151

23. Perencanaan pengajaran

153

24.

154

Pelaksanaan pengajaran

25. Evaluasi pengajaran

155

26. Komitmen terhadap tugas

157

27. Kreativitas dalam kegiatan belajar mengajar

158

28. Motivasi yang tinggi dalam meningkatkan prestasi belajar

159

29. Disiplin kerja

160

30. Hubungan dengan teman sejawat

162

31. Kegiatan kerjasama

163

32.

179

Gambaran Hasil Penelitian

Xlll

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1.

Halaman

Kisi-kisi tentang Efektivitas Pembinaan Kepala Sekolah terhadap
Pemahaman Tugas Kompetensi Guru
Pembelajaran Siswa di Sekolah Dasar Negeri

2.

dalam

Pelaksanaan
197

Pedoman wawancara dengan Kepala Sekolah mengenai Efektivitas

Pembinaan Kepala Sekolah terhadap Pemahaman Tugas Kompetensi
Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Siswa di Sekolah Dasar Negeri
di Kecamatan Andir Kota Bandung

199

3.

Angket untuk Kepala Sekolah

201

4.

Angket tentang Penampilan Kerja Guru

207

5.

Pedoman Pengamatan Partisipatif(Dokumentasi)

210

6.

Jenis Kegiatan pada Program Kerja Tahunan Kepala Sekolah

211

7.

Jenis Instrumen Administrasi Sekolah Dasar

217

8.

Contoh Format Program Supervisi Bulanan

220

9.

Jenis Kegiatan yang diobservasi

221

10.

Pedoman Observasi

222

11.

Lembar Observasi Kelas

223

12.

Program Supervisi

224

13.

Teknik-teknik Pembinaan (Supervisi) „

225

14.

Daflar Penelitian Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Andir Kota
Bandung

15.

,

Surat Izin Penelitian

227
235

xiv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pembangunan nasional, pendidikan pada dasarnya merupakan

proses pencerdasan kehidupan bangsa dan pengembangan manusia seutuhnya
menjadi

dan

memiliki

posisi

sangat strategis

dalam keberhasilan

pembangunan. Keberhasilan pembangunan nasional ditentukan terutama oleh
kualitas sumber daua manusianya baik yang menjadi pengambil keputusan,

penentu kebijaksanaan, pemikir dan perencana, maupun yang menjadi para
pelaksana di sektor terdepan, dan para pelaku fimgsi kontrol atau pengawasan
pembangunan. Hal ini menunjukkan bahwa unsur manusialah yang
menggerakkan roda pembangunan tersebut.

Mengingat sumber daya manusia merupakan asset nasional yang
mendasar dan faktor penentu utama bagi kebeihasilan pembangunan, maka
kualitasnya harus ditingkatkan terus menerus sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta derap perkembangan pembangunan nasional.
Sarana yang paling strategis bagi peningkatan kualitas sumber daya

manusia adalah pendidikan. Akan tetapi posisi pendidikan yang strategis ini

hanya mengandung arti dan dapat mencapai tujuannya dalam rangka

peningkatan kualitas sumber daya manusia, apabila peningkatan tersebut

memiliki sistem yang relevan dengan pembangunan dan kualitas yang tinggi

baik dari segi proses maupun hasilnya. Apalagi, dewasa ini Indonesia berada

1

dalam era globalisasi, suatu kondisi yang serba kompetitif yang perlu suatu

tatanan profesional, karena itu setiap negara dan warga perlu meningkatkan
kualitasnya agar tetap bertahan, mampu meningkatkan mutu kehidupan, dan
mampu terus mengembangkan dirinya.

Untuk mewujudkan masyarakat maju yang menuntut adanya manusia

yang berkualitas, yang diarahkan kepada pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya. Sehubungan hal tersebut, tujuan pendidikan nasional dirumuskan
sebagai berikut;

Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdasakan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang
beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab
kemasyarakatan dankebangsaan. (UUSPN No. 2/1989)

Dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia secara
keseluruhan, peningkatan kualitas pendidikan, pemerataan kesempatan

memperoleh pendidikan dasar dan peningkatan relevansi pendidikan serta
kebersamaan dalam proses penyelenggaraan pendidikan, Sekolah Dasar

merupakan satuan pendidikan formal pertama yang mempunyai tanggung

jawab untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan
pengetahuan dan keterampilan dasar bagi peserta didik, sesuai dengan
Peraturan Pemerirrtah Republik Indonesia tentang pendidikan dasar mengenai

tujuan pendidikan dasar tahun 1994 pasal 3 bahwa Pendidikan dasar bertujuan
untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk

mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi anggota masyarakat, warga

negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk
mengikuti pendidikan menengah.

Dengan demikian keberhasilan pendidikan dasar akan sangat
menentukan keberhasilan pendidikan di tingkat lanjutan. Oleh karena itu
dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka Sekolah

Dasar dijadikan fokus perhatian utama. Dengan demikian diharapkan program
Sekolah Dasar ini menjembatani tercapainya tujuan program sekolah lanjutan,
yang seterusnya menjembatani tercapainya tujuan jenjang pendidikan

menengah dan tinggi. Secara administratif Sekolah Dasar menjadi syarat
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Sekolah Dasar

terdapat banyak faktor penentu keberhasilannya. Akan tetapi yang dipandang

sebagai kunci utama keberhasilannya adalah peran Kepala Sekolah sebagai
pemimpin pendidikan di sekolahnya untuk mendorong mengembangkan minat
semangat kerja terhadap perkembangan pendidikan serta perkembangan

kualitas profesional guru banyak ditentukan oleh efektivitas pembaharuan
yang dilakukan Kepala Sekolah, sehingga dapat mengalami perubahan yang

kualitatif, yang mengarah padatujuan yang hendak dicapai.
Untuk mengacu pada tujuan, tentunya Kepala Sekolah dituntut untuk

melakukan pembinaan agar guru-guru dapat meningkatkan kompetensinya

dalam melaksanakan tugasnya mengelola kegiatan belajar-mengajar. Program
peningkatan mutu pendidikan di Sekolah Dasar dapat dicapai bila kegiatan
proses belajar-mengajar di kelas dapat berlangsung dengan baik, berdaya guna

dan berhasil guna. Mengingat begitu pentingnya peranan guru dalam upaya

peningkatan mutu pendidikan maka selayaknyalah kemampuanmnya
ditingkatkan, dibina dengan baik, dan terus menerus sehingga benar-benar
memiliki kemampuan yang sesuai dengan tuntutan profesinya.

Oleh karena itu, pembinaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah

kepada guru-guru, harus dapat meningkatkan kemampuan yang meliputi
pengetahuan, wawasan, kreativitas, komitmen, pengabdian serta disiplin.
Sesuai dengan pasa 12 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 1990

bahwa; "Kepala Sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan

pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya dan
pendayagunaan serta pemeliharaan sarana serta prasarana.^

Pembinaan pada dasarnya bertanggung jawab pada usaha-usaha
meningkatkan daya guna dan hasil guna manusia-manusia dalam proses

kerjasama untuk mencapai tujuan bersama, hal tersebut terutama dilakukan
melalui usaha menciptakan suasana atau iklim kerja yang menyenangkan agar

dapat mendorong untuk mengembangkan secaia optimal. Kepala Sekolah
sebagai pembina dalam pendidikan merupakan orang terdekat dengan guru,

tentunya lebih mengetahui keberadaan guru tersebut yang dilakukan melalui
berbagai sistem. Sistem, pembinaan yang ditempuh pemerintah, terutama
sekali sejak ditetapkannya pelaksanaan Kurikulum Sekolah Dasar yang
disempurnakan, antara lain adalah;

Pendidikan dan pelatihan, penataran, seminar dan lokakarya, studi

komparatif, pertemuan pribadi, lomba profesional guru, pembinaan

melalui wadah KKG, PKG, KKKS, serta pembinaan melalui media

cetak dan kegiatan karya wisata dan pembinaan lainnya (Depdikbud,
1990: 26-28).

Sasaran pembinaan Kepala Sekolah bukan saja ditujukan kepada
aspek peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru, melainkan harus
senantiasa mengarahkan dan melatih guru untuk menjadi lebih profesional

yaitu lebih mengetahui keahliannya. Untuk melatih dan mengembangkan
keprofesionalannya

maka

mengadakan

rintisan

Sistem

Pembinaan

Profesionaol Guru, meningkatkan mutu personil tenaga kependidikan yang

diharapkan dapat meningkatkan mutu proses belajar-mengajar.

Strategis

sistem

pembinaan

profesional

dijabarkan

dalam

pelaksanaannya di lapangan dengan membentuk gugus sekolah yang terdiri
dari satu sekolah sebagai SD Inti dan SD lainnya sebagai SD Imbas. Melalui

gugus sekolah, pembinaan kemampuan profesional guru dapat diatasi. Pada
gugus sekolah terdapat Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Kelompok Kerja
Kepala Sekolah (KKKS) yang merupakan wadah penyemaian jiwa persatuan
dan kesatuan serta menumbuhkan rasa percaya diri dalam menyelesaikan
tugas sebagai guru dan Kepala Sekolah.

Pilihan terhadap pengembangan sistem pembinaan profesional

berlandaskan kepada pemikiran bahwa mutu pendidikan yang berkualitas
harus ditangani oleh para pengelola pendidikan yang berkualitas. Siswa yang
berkualitas sebagai out put atau keluaran jugamerupakan hasil dari guru-guru

yang berkualitas pula. Dsalam hal ini Sistem Pembinaan Profesional sebagai
suatu sistem untuk melakukan pengembangan staf serta meningkatkan mutu
profesional guru.

Sesuai dengan keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor 079/C/Kep/I/1993

tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Pembinaan Profesional Guru melalui
pembentukan gugus sekolah di Sekolah Dasar.

Tujuan pembentukan gugus sekolah adalah;
Pembentukan gugus sekolah diharapkan dapat memperlancar upaya

peningkatan kemampuan profesional para guru SD dalam usahanya
meningkatkan mutu proses belajar mengajar serta hasil belajar siswa
dengan mendayagunakan segala sumber daya dan potensi yang dimiliki
oleh sekolah,

tenaga kependidikan

dan

masyarakat

sekitarnya.

Selanjutnya gugus diharapkan sebagai prasarana pembinaan profesional
tenaga kependidikan melalui wadah-wadah kegiatan profesional yakni
KKG, KKKS dan KKPS.

Pembinaan akan berhasil dengan baik, apabila Kepala Sekolah
mempunyai keterampilan untuk melaksanakan pembinaan tersebut.

Berangkat dari konsep Robert L. Katz dalam "Skill of an Effective
Administrator" bahwa posisi manajerial memerlukan tiga macam tipe
keterampilan dasar yakni; keterampilan teknikal, keterampilan hubungan
dengan manusia dan keterampilan konsep.

Program pembinaan yang dilakukan Kepala Sekolah harus berencana,
teratur, kontinu dengan memperhatikan prinsip-prinsip pembinaan yang

mengarah pada pengembangan profesional dimana Kepala Sekolah membantu
guru mengembangkan kemampuannya dalam memahami pengajaran,

kehidupan

kelas,

mengembangkan

keterampilan

mengajarnya

dan

menggunakan kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu dimana teknik
tersebut bukan saja bersifat individual, akan tetapi dapat bersifat kelompok.
Kemampuan yang dijelaskan oleh Charles E. Jhonson, kemampuan

merupakan perlakuan yang rasional untuk mencapai tujuan yang

dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan, yang ditunjukkan
melalui performance atau perbuatan-perbuatan yang rasional untuk memenuhi
verifikasi tertentu di dalam melaksanakan tugas pendidikan.

Dalam hal ini Cooper mengemukakan empat kompetisi guru yakni;

(a) mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia,

(b) mengetahui pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya, (c)
mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat, (d)
mempunyai keterampilan teknik mengajar.

Sedaiigkan menurut Fakry Gaffar (1987: 17) dalam pembahasan

tentang performance based teacher education, menyatakan bahwa guru perlu
memiliki kompetensi-kompetensi content knowledge, behavior skills dan

human relations skills. Content knowledge adalah materi pengetahuan
dibidangnya masing-masing, behavior skills berkenaan dengan integritas
pribadi, sedangkan human relations skills adalah keterampilan dalam

membina hubungan insani antara guru dengan guru, guru dengan murid, guru

dengan Kepala Sekolah dan guru dengan anggota masyarakat, orang tua
murid, BP3, dan instansi-instansi yang terkait.

Dengan demikian jelaslah, bahwa tiga kemampuan dasar tersebut

harus dimiliki guru Sekolah Dasar dalam melaksanakan tugasnya sebagai
pendidik. Pengajar dan pelatih tersebut tidak akan berkembang pesat bila
hanya mengandalkan pengalaman.

Hal tersebut dapat diupayakan melalui berbagai pembinaan yang

dilakukan oleh Kepala Sekolah dalam mengembangkan kompetensinya,

sehingga guru tersebut memiliki kemampuan dan kemauan yang tercermin
dari kinerja guru-guru yang bersangkutan.

Pembinaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dapat dikatakan

efektif jika Kepala Sekolah dalam peranannya sebagai pembina, mampu
meningkatkan tugasnya, sehingga pembinaan tersebut mampu mengubah
perilaku kerja guru, tentunya melalui pembinaan secara terprogram dan
strategi yang terpilih. Kaitannya dengan pelaksanaan pembinaan tersebut, di
Kecamatan Andir memiliki 30 Kepala Sekolah dan 180 guru Sekolah Dasar
Negeri.

Penelitian tentang pembinaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah,

diharapkan dapat memberikan kontribusi yang maksimal terhadap
peningkatan mutu pendidikan Sekolah Dasar di wilayah tersebut.

Salah satu kriteria indikator pembinaan yang efektif ditunjukkan

dengan peningkatan hasil belajar peserta didik (Djam'an Satori, 1997: 3).
Hasil belajar di Sekolah Dasar Negeri saat ini bila dibandingkan dengan hasil

belajar Sekolah Dasar Swasta, masih jauh ketinggalan. Hal ini dapat
ditunjukkan dengan perolehan NEM (Nilai Ebtanas Murni) yang masih
rendah. Suatu pukulan bagi penanggung jawab penyelenggaraan pendidikan di

Sekolah Dasar Negeri, bagaimana upaya-upaya dilakukan untuk menciptakan
perubahan kualitatif.

B. Rumusan Masalah

Dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia secara
keseluruhan, peningkatan kualitas pendidikan, pemerataan kesempatan

memperoleh pendidikan dasar, dan peningkatan relevansi pendidikan serta
kebersamaan dalam penyelenggaraan pendidikan merupakan kebijaksanaan

dan program yang harus dilaksanakan di Sekolah Dasar. Hal ini karena SD

merupakan fondasi yang amat menentukan keberhasilan pendidikan pada

jenjang selanjutnya, karena Sekolah Dasar adalah satuan pendidikan formal
pertama yang mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan sikap dan
kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang

dapat menjadi bekal melanjutkan pendidikan serta untuk hidup dalam
masyarakat.

Dalam melaksanakan tanggung jawab tersebut, Kepala Sekolah

sebagai penanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah,
mempunyai peran yang sangat besar yang dipandang sebagai kunci utama
dalam keberhasilan pendidikan di sekolahnya. Sedangkan efektivitas dan

efisiensi pengelolaan SD tersebut ditentukan oieh kepemimpinan Kepala
Sekolah yang berupaya untuk mengembangkan semangat kerja, kerjasama
yang harmonis, minat terhadap nerkembangan pendidikan, suasana kerja yang

menyenangkan dan perkembangan mutu profesional guru banyak ditentukan
oleh kualitas pembinaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah.

Pembinaan Kepala Sekolah yang dimaksud adalah pembinaan

profesional untuk mengembangkan suatu jaringan dan sistem pembinaan

10

kreatif yang berpusat pada guru dalam suatu kegiatan pembinaan profesional
terpadu dalam upaya meningkatkan secara optimal kemampuan guru
mengelola Kegiatan Belajar Mengajar, sehingga mampu meningkatkan
kompetisi guru yang dimilikinya, dimana kemampuan tersebut tercermin dari
kualitas kinerja guru.

Pembinaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dapat dikatakan
berhasil dengan baik apabila Kepala Sekolah memiliki pengetahuan yang
cukup, terutama memiliki keterampilan dalam melaksanakan pembinaan yang

meliputi keterampilan manajerial, keterampilan teknis dan keterampilan
hubungan kemanusiaan. Dimana dalam pelaksanaan pembinaannya selalu

ditujukan kepada peningkatan keterampilan mengajar dan menumbuhkan
sikap profesional sehingga guru menjadi lebih ahli mengelola dalam
pembelajaran anak didik, dengan menggunakan program yang terencana,
teratur dan kontinu, serta memperhatikan prinsip-prinsip pembinaan, serta
melalui teknik pembinaan yang strategis.
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, maka penulis dapat
merumuskan masalah sebagai berikut.

Efektivitas Pembinaan Kepala Sekolah terhadap Pemahaman Tugas

Kompetensi Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Siswa pada
Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Andir.

Guna menjawab permasalahan tersebut, maka penulis akan meneliti
masalah-masalah sebagai berikut.

11

1. Sejauhmana keterampilan yang dimiliki oleh Kepala Sekolah sehubungan

dengan pembinaan peningkatan kompetensi guru dalam pelaksanaan
pembelajaran siswa?

2. Bagaimana proses pelaksanaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah
kaitannya dengan efektivitas pembinaan kompetensi guru-guru yang
dipimpinnya?

3. Apa yang menjadi faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang serta
ancaman dalam melakukan pembinaan dalam rangka peningkatan
kompetensi guru?

4. Bagaimana pemahaman guru-guru setelah memperoleh pembinaan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
/. Tujuan Penelitian

Maksud yang terkandung dalam penelitian ini adalah untuk

memperoleh gambaran deskriptif sekaligus menganalisa, bagaimana yang

dilakukan oleh Kepala Sekolah dalam membina guru-guru dengan harapan
untuk meningkatkan kualitas kerja yang pada gilirannya dapat meningkatkan
mutu pendidikan.

1. Keterampilan yang dimiliki oleh Kepala Sekolah dalam melakukan

pembinaan sehubungan dengan pemahaman tugas kompetensi guru dalam
pelaksanaan pembelajaran siswa.

2. Proses pelaksanaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah kaitannya dengan
efektivitas pembinaan kompetensi guru-guru yang dipimpinnya.

12

3. Kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang dihadapi dalam
melakukan pembinaan dalam rangka peningkatan kompetensi guru.
4. Pemahaman guru-guru setelah memperoleh pembinaan.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini mencoba mengkaji tentang efektivitas pembinaan yang

dilakukan oleh Kepala Sekolah terhadap guru-guru, diharapkan dapat
memberikan manfaat secara teoritis bagi pengembangan kompetensi guru
dalam pelaksanaan proses belajar mengajar khususnya, dan bagi Kepala
Sekolah sebagai masukan sumbangan pikiran bagi terciptanya efektivitas
pembinaan terhadap guru-guru dan dikembangkan guna menunjang
keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di sekolah, sehingga mampu lebih
meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja secara efektif dan efisien.
Selain itu manfaat dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi

terhadap pendidikan, khususnya Departemen Pendidikan Nasional sekaligus
memberi peluang kepada peneliti lain untuk melakukan penelitian replikatif
(pengulangan) maupun penelitian eksplikatif (perluasan).
Secara teoritis penelitian bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan tentang efektivitas dan keterampilan Kepala Sekolah dalam

melakukan pembinaan terhadap guru-guru yang dipimpinnya menjadi guru
yang berkualitas, pada gilirannya menjadi guru yang profesional.

13

D. Kerangka Berpikir

Peningkatan mutu pendidikan khususnya di Sekolah Dasar merupakan
fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Untuk menghasilkan guru-guru yang profesional dengan memiliki kompetensi
tugas serta kualitas kerja yang tinggi, memerlukan penyelenggaraan program

pendidikan yang efektif dalam pembinaan yang dilakukan oleh Kepala
Sekolah terhadap guru-guru yang dipimpinnya.

Dalam melaksanakan tugas tanggung jawab tersebut tenaga

kependidikan Kepala Sekolah dan guru-guru mempunyai peranan
"menentukan" dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Untuk itu kualitas
profesi tenaga kependidikan dasar perlu terus ditingkatkan.

Bahwa tenaga kependidikan khususnya Kepala Sekolah dan guru-guru

harus menunjukkan kompetisi yang meyakinkan dalam segi pengetahuan
keterampilan serta penguasaan tentang pengajaran dan memiliki komitmen
terhadap tugas serta disiplin yang tinggi.

Kompetisi guru perlu terus dikembangkan secara terprogram,

berkelanjutan melalui suatu sistem pembinaan yang dapat meningkatkan

kualitas profesional guru. Sistem pembinaan profesional yang diharapkan
adalah suatu pola pendekatan yang mampu meningkatkan dan mendorong
guru untuk belajar, baik sikap, kemampuan, pengetahuan maupun

keterampilan sehingga memberi dampak positif dalam melaksanakan proses

kegiatan belajar-mengajar yang akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa.

14

Kepala Sekolah sebagai pemimpin pendidikan mempunyai peranan
yang sangat besar dalam keberhasilan pendidikan di Sekolah Dasar. Secara

konseptual Kepala Sekolah bertanggung jawab atas pengelolaan pendidikan
dalam mengembangkan kualitas pendidikan di sekolahnya. Dengan demikian
pembinaan yang dilaksanakan Kepala Sekolah dapat dikatakan efektif, apabila
mampu meningkatkan kualitas kompetensi guru-guru yang dipimpinnya.
Berdasarkan uraian di atas, penulis mengemukakan kerangka berpikir
dengan mengacu pada prinsip bahwa manajemen itu dilakukan untuk

mengejar proses dan output yang berkualitas, artinya kualitas proses dan

output diciptakan apabila Kepala Sekolah melaksanakan tugas sertafungsinya

sesuai aturan yang berlaku dan melakukan perbaikan sekaligus perubahan
yang positif untuk menciptakan peningkatan total quality.

Maka dalam penelitian ini dikemukakan dua variabel penelitian, yakni
variabel pembinaan Kepala Sekolah sebagai variabel bebas dan variabel

kompetensi guru dalam pelaksanaan pembelajaran sebagai variabel terikat.
Indikator variabel bebas atau pembinaan Kepala Sekolahterdiri dari:

a. Keterampilan manajerial, mengamati aspek-aspek manajerial yang

dimiliki oleh setiap Kepala Sekolah yakni; memiliki pengetahuan
manajemen (administrasi pendidikan, supervisi pendidikan, manajemen
strategik, manajemen sumber daya manusia), kepemilikan visi, misi,

tujuan; memiliki strategi pengembangan dalam pembinaan, kemampuan
yang mengarah pada pengembangan sekolah{school improvement).

15

b. Keterampilan teknis; mengamati aspek-aspek teknis pendidikan dan
pengajaran yang dimiliki oleh Kepala Sekolah, yakni; menentukan visi,
misi dan tujuan, merencanakan program, melaksanakan pembinaan

terhadap tugas pokok guru dengan menggunakan berbagai pendekatan
sistem analisa SWOT, Brain Storming, dan sebagainya.

c. Keterampilan hubungan kemanusiaan, mengamati aspek-aspek sosial;
keterampilan

Kepala

Sekolah dalam

berkomunikasi/menjelaskan,

merespon perbedaan individual, memberikan motivasi, kerjasama, dan
sebagainya.

d. Proses pelaksanaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah kaitannya dengan
efektivitas

pembinaan-pembinbaan

kompetensi

guru-guru

yang

dipimpinnya.

e." Kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman dalam melakukan
pembinaan dalam rangka peningkatan kompetensi guru.

Adapun indikator variabel terikat, atau pemahaman kompetensi
pelaksanaan pembelajaran siswa yang menyangkut 5 (lima) kemampuan dasar
yang paling pokok harus dimiliki oleh setiap guru SD berdasarkan
Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah Dasar (1996: 45), yakni;

a. Penguasaan Kurikulum, guru harus mampu menjabarkan isi kurikulum ke
dalam program yang lebih operasional dalam bentuk program cawu yang

dituangkan dalam persiapan mengajar sebelum melaksanakan proses

belajar mengajar. guru yang baik adalah guru yang berhasil dalam

pengajaran mampu mempersiapkan siswa mencapai tujuan yang telah

16

dirumuskan dalam kurikulum. Guru yang profesional mampu melakukan
tugas-tugas mendidik (mengembangkan kepribadian siswa), mengajar

(untuk mengembangkan kemampuan berpikir, dan melatih (untuk
mengembangkan keterampilan siswa;, karena itu penguasaan kurikulum

oleh para guru harus terus menerus untuk ditingkatkan.

b. Penguasaan materi setiap mata pelajaran, guru dituntut untuk mampu
menyampaikan bahan pelajaran, bahkan dia harus merasa yakin bahwa apa
yang diusahakannya untuk disampaikan kepada siswa telah dikuasai dan
dihayati secara mendalam.

c. Penguasaan metode dan teknik evaluasi. Guru menciptakan situasi yang
dapat mendorong murid untuk bertanya, mengamati, mengadakan
eksperimen, serta menemukan fakta dan konsep yang benar. Oleh karena

itu guru mengajar menggunakan multi metode dan anak belajar
menggunakan multi media sehingga terjadi suasana belajar sambil bekerja,

belajar sambil mendengar, belajar sambil bermain, sesuai dengan konteks
materinya.

d. Komitmen guru terhadap tugas, bangga akan tugas yang dipercayakan
kepadanya. betatapun jenis ragam tantangan dan rintangan yang dihadapi
dalam pelaksanaan tugas, harus tetap tegar dan penuh kesadaran bahwa

tugasnya harus dilaksanakan dengan penuh pengabdian. Di samping itu
guru mencintai tugasnya harus selaiu bersikap ingin terus belajar untuk

meningkatkan diri baik pengetahuan maupun keterampilan mengajar.

17

e. Disiplin dalam arti luas, guru sebagai pendidik sengaja mempengaruhi
anak ke anak, sesuai proses dengan tata nilai yang dianggap baik dan
berlaku di masyarakat. Tata nilai, termasuk norma, moral, estetika dan ilmu
pengetahuan mempengaruhi perilaku etik siswa sebagai pribad: dan
anggota masyarakat. Hal ini sangat tergantung pada usaha disiplin yang

baik dan kuat dalam proses mental, watak dan kepribadian yang kuat.
Siswa harus belajar disiplin diri, semua ini akan berhasil apabila guru juga
berdisiplin dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
Untuk memberikan gambaran tentang pembinaan yang dilakukan oleh

Kepala Sekolah, diperlukan acuan penelitian yang akan diberikan secara rinci,
dalam bentuk paradigma penelitian sebagai berikut.

Peningkatan Mutu Pendidikan

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa

I

Faktor Eksternal

Peranan Kepala
Sekolah dalam
Pendidikan

Faktor Internal

Pemahaman kompetensi guru SDN Negeri

Strategi pengembangan dalam

dalam pembelajaran siswa

pembinaan

• Komitmen dalam melaksanakan tugas PP




Sebagai supervisor
Keterampilan yang harus



dimiliki oleh Kepala Sekolah
Proses pelaksanaan pembinaan



Analisa SWOT

38 tahun 1992

• Pengembangan kemampuan dasar guru
• Senantiasa guru mengembangkan dirinya
seirama dengan perkembangan ilmu
pengetahuan (pengembangan IPTEK)
• Pengoptimalisasian kegiatan KKG
(Kelompok Kerja Guru)

t
Kondisi pendidikan

dan lingkungan
pekerjaan
Gambar 1

Kerangka Berpikir Efektivitas Pembinaan Kepala Sekolah terhadap Pemahaman
Tugas Kompetensi Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Siswa
00

19

E. Sistematika Penulisan Tesis

Secara garis besar sistematik penulisan tesis ini dikelompokkan ke
dalam enam bab. Bab pertama berisi pendahuluan. Di dalam bab ini
membahas pertama, mengenai latar belakang masalah yaitu memaparkan
tentang mengapa penelitian itu dilakukan. Kedua, permasalahan yaitu yang

diajukan berdasarkan latar belakang masalah. Ketiga, tujuan dan manfaat

penelitian, berisi tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini.
Keempat, kerangka berpikir merupakan alur berpikir yang digunakan dalam
penelitian ini. Kelima sistematika penulisan tesis yang menguraikan tentang
urutan penulisan tesis ini.

Bab kedua menampilkan tentang landasan teoritis maupun empiris

yang dijadikan acuan dalam memecahkan masalah penelitian. Diantaranya

mengenai keterampilan yang dimiliki oleh Kepala Sekolah serta teknik
strategi pengembangan pembinaan dalam proses pelaksanaan pembinaan

terhadap guru dalam pelaksanaan pembelajaran siswa, serta hasil penelitian
terdahulu yang dianggap relevan.

Bab ketiga membahas tentang berbagai hal yang berkaitan dengan

penelitian yang dilakukan. Mulai dari penentuan data yang diperlukan, teknik
pengumpulan data, metode yang digunakan, teknik analisis yang dilaksanakan
serta pengujiantingkat validitasdata.

Bab keempat adalah hasil penelitian. Di dalam bab ini dibahas

mengenai kemampuan keterampilan Kepala Sekolah dalam pembinaan

terhadap pemahaman tugas kompetensi guru dalam pelaksanaan pembelajaran

20

siswa untuk meningkatkan kemampuan profesional guru untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa yang pada akhirnya untuk meningkatkan mutu

pendidikan. Termasuk di dalamnya teknik pengembangan strategi yang
digunakan dalam pembinaan serta strategi yang digunakan dalam menghadapi
kendala serta peluang yang dihadapi dalam melakukan pembinaan.

Bab kelima berisi tentang pembahasan hasil penelitian. Di dalamnya
dibahas mengenai tafsiran dan analisis terhadap hasil penelitian. Analisis
dilakukan dengan mengacu kepada landasan teoritis dan empiris yang dibahas
pada bab kedua.

Bab keenam membahas tentang kesimpulan dan saran yaitu berisikan
tentang kesimpulan dan hasil penelitian serta rekomendasi yang diusulkan

berkaitan dengan pembinaan yang dilakukan Kepala Sekolah terhadap kinerja
guru. Demikian secara garis besar isi dari tesis ini, uraian selengkapnya bisa
disimak pada uraian berikutnya.

BAB in

PROSEDUR PENELITIAN

A. Data yang Diperlukan

Penelitian ini memerlukan sejumlah data yang dikembangkan

berdasarkan permasalahan yang menjadi fokus penelitian, selanjutnya

dijabarkan dalam bentuk pertanyaan. Data yang dimaksud itu mengenai
efektivitas pembinaan pemahaman tugas kompetensi gum dalam pelaksanaan
pembelajaran siswa pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Andir Kota
Bandung.

1. Keterampilan yang dimiliki oleh Kepala Sekolah sehubungan dengan

pembinaan dalam meningkatkan kualitas kompetensi guru dalam
pelaksanaan pembelajaran siswa.

2 Proses pelaksanaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah kaitannya dengan
efektivitas pembinaan kompetensi gura-gura yangdipimpinnya.

3. Apa yang menjadi faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang serta
ancaman dalam melakukan pembinaan dalam rangka peningkatan
kompetensi gura.

4. Pemahaman gum-gum setelah diadakan pembinaan.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Andir Kota Bandung
terletak di bagian barat pusat Kota Bandung yang sebagian wilayahnya

99

100

termasuk daerah pemekaran Kota Bandung, yang berbatasan dengan

pemerintahan Kota Administratif Cimahi. Adapun yang dijadikan subjek
penelitian adalah Kepala Sekolah dan gum-guru.

Adapun alasan penetapan lokasi penelitian adalah pertama, keragaman

kondisi Sekolah Dasar tersebut berimplikasi terdapatnya permasalahan yang
beragam dalam pembinaan. Kedua, dilihat dari beberapa hal terdapat kualitas
Sekolah Dasar dalam kategori baik, sedang dan kurang yang dikarenakan

beberapa faktor. Ketiga, studi tentang efektivitas pembinaan oleh Kepala
Sekolah terhadap kompetensi gum dalam pelaksanaan pembelajaran di
Sekolah Dasar belum pernah dilakukan secara intensif.

Alasan lain yang berkenaan dengan terbatasnya pengambilan sampel

ini, juga disebabkan karena keterbatasan kemampuan, waktu dan dana yang
tersedia. Demikian beberapa alasan tentang pengambilan sampel. Untuk lebih

jelasnya, mengenai jumlah dan jenis sampel, berikut ini adalah tabel tentang
banyaknya Kepala Sekolah dan gura-gura yang dijadikan responden dalam
populasi penelitian.
Tabel: 1

Subjek Penelitian
No.

Jabatan

Jumlah

1.

Kepala Sekolah

30 orang

2.

Gum

30 orang

Jumlah

60 orang

101

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik, yaitu

mendeskripsikan dan menganalisis tentang Efektivitas pembinaan Kepala
Sekolah terhadap pemahaman tugas kompetensi gum dalam pelaksanaan
pembelajaran siswa, pada Sekolah Dasar Kecamatan Andir Kota Bandung.
Pendekatan ini bersifat kualitatif, dimana data-data yang dikumpulkan

dituangkan dalam bentuk laporan dan uraian. Tidak mengutamakan angkaangka dan statistik, walaupun tidak menolak data kuantitatif. Peneliti sebagai
instmmen utama berhubungan langsung dengan orang dan situasi yang
disediakan. Dalam hal ini berhubungan dengan Kepala Sekolah, para gura dan

kegiatan pelaksanaan pembelajaran siswa (PBM) serta informasi mengenai
efektivitas pembinaan yang diperoleh dari Kepala Sekolah dengan
mengadakan wawancara serta angket, untuk melengkapi data tersebut juga

dilakukan pula observasi kelas dan berbagai dokumen yang berkaitan dengan
tujuan penelitian.

Data yang diperoleh dari lapangan tersebut, kemudian dianalisis lebih

lanjut dengan menggunakan teknik analisis kualitatif seperti yang akan

diuraikan pada bagian selanjutnya. Untuk kemudian disimpulkan sebagai hasil
penelitian.

D. Alat Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan mengenai

masalah yang akan diteliti yaitu efektivitas pembinaan Kepala Sekolah

102

terhadap pemahaman tugas kompetensi gura dalam pelaksanaan pembelajaran

siswa. Termasuk di dalamnya mengenai peranan Kepala Sekolah sebagai
pemimpin pendidikan yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah untuk mengadakan suatu upaya situasi

kerja yang mengarah pada budaya mutu untuk mengadakan perabahan secara
kualitatif dengan menggunakan pola atau strategi pengembangan pembinaan
yang tepat dengan harapan dapat meningkatkan penampilan kualitas kerja
guru yang profesional sehingga dapat meningkatkan prestasi hasil belajar

siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan. Untuk
mendapatkan data dan informasi tersebut dikumpulkan dengan menggunakan
seperangkat pedoman wawancara, pedoman observasi dokumentasi serta
seperangkat pedoman angket.
1.

Pedoman wawancara

Pedoman wawancara digunakan untuk memandu pelaksanaan kegiatan
wawancara. Teknik ini digunakan untuk menggali informasi yang lebih

mendalam tentang latar belakang dan substansi permasalahan. Wawancara
dilakukan dengan para Kepala Sekolah yang berada di lingkungan Kecamatan
Andir Kota Bandung. Melalui obrolan yang akrab, maksudnya agar tidak
diketahui, bahwa sedang meneliti dirinya sehingga tidak merasa dipaksa atau

adanya unsur rekayasa.

103

2.

Pedonum Observasi dan Dokumentasi

Digunakan untuk melihat situasi dan kondisi kaitannya dengan
pelaksanaan efektivitas pembinaan. Pengamatan ini lebih diarahkan kepada
proses pelaksanaan strategi yang telah dimmuskan oleh Kepala Sekolah.
Misalnya pedoman supervisi kunjungan kelas, program pembinaan, program
kerja khususnya yang berkaitan dengan efektivitas pembinaan terhadap
kompetensi gura. Tujuanya untuk mengungkapkan tentang pola dan strategi
yang digunakan selama ini.

3. Pedoman Angket

Pedoman angket ini berapa daflar pertanyaan yang diberikan kepada

Kepala Sekolah gura untuk mengungkapkan tentang berbagai hal mengenai
pembinaan profesional serta kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh gura.
Untuk penyebaran angket ini meminta bantuan StafDinas P dan K Kecamatan
Andir.

Alat-alat tersebut telah dipersiapkan sebelum penelitian dilaksanakan.
Contoh alat pengumpul data tersebut terlampir dalam lampiran penelitian ini.

4. Sampel Penelitian

Pada penelitian ini sampekl dipilih secara "purposive" maksudnya
pemilihan sarnpel didasarkan tujuan tertentu atau memiliki karakteristik
tertentu. Khususnya sampel/responden yang berkaitan dengan masalah yang

sedang diteliti. Sebagai responden utama adalah Kepala Sekolah sebagai
pemimpin pendidikan, juga berperan sebagai supervisor pendidikan.

104

Responden lainnya dalam penelitian ini adalah gura juga instansi
terkait dalam penyelenggaraan program pembinaan profesi gura. Informasi
data diperoleh secara bermutu. Cara demikian lazim disebut "snowball
sampling (Nasution, 1996: 32).

Di samping itu data/mformasi dari satu pihak dicek kebenarannya
dengan cara memperoleh data yang sama dari sumber lainnya. Dengan

menggunakan metode yang berbeda-beda, misalnya kepada pihak yang satu

menggunakan wawancara, kepala pihak kedua menggunakan angket dan
ketiga melalui pengamatan. Dilakukan demikian supaya diperoleh jaminan
tingkat kepercayaan data.

E. Pelaksanaan Penelitian

Pada pelaksanaan penelitian ini secara garis besar terdiri dari tiga fase

kegiatan yaitu tahap orientasi, tahap eksplorasi dan tahap "member check".
1. Tahap Orientasi

Tahap ini merapakan tahap tahap penjajakan lapangan. Merapakan
titik tolak untuk mempersiapkan penelitian selanjutnya. Adapun langkahlangkah yang penulis lakukan, antaralain:

• Mengadakan pendekatan dengan instansi terkait. Dalam hal ini Kantor
Dinas Cabang Kecamatan Andir Kota Bandung, memperoleh gambaran
secara umum mengenai masalah yang dihadapi oleh lembaga pendidikan

yang akan dijadikan lokasi penelitian. Di samping itu, untuk memperoleh

105

perizinan mengadakan penelitian di lembaga pendidikan yang berada di
bawah naungan instansi yang bersangkutan.


Membuat

surat pengantar/rekomendasi

dari

program

Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia untuk diberikan kepada Kantor Dinas
P dan K Kecamatan Andir.



Menghubungi Kantor Cabang Dinas P dan K Kecamatan Andir untuk
memberikan

surat pengantar dari Program Pascasarjana. Selanjutnya

menghubungi Kepala Sekolah Dasar di wilayah Kecamatan Andir untuk
memberikan surat rekomendasi dari Kepala Kantor Cabang Dinas P dan K
Kecamatan Andir.



Mempersiapkan

instrumen

penjelasan,

seperti

angket,

pedoman

wawancara untuk para responden.

2. Tahap Eksplorasi

Tahap ini merapakan tahap implementasi penelitian. Langkah-langkah
yang dilalui antara lain:



Wawancara yang intensif dengan Kepala Sekolah, mendapatkan informasi
berkaitan dengan masalah Efektivitas Pembinaan oleh Kepala Sekolah
terhadap Pemahaman Tugas Kompetensi Gura dalam Pelaksanaan

Pembelajaran Siswa di Kecamatan Andir.


Menyebarkan angket penelitian kepada para Kepala sekolah dan gura,

untuk memperoleh informasi mengenai berbagai hal tentang pembinaan

106

profesi yang mereka daparkan selama ini, terutama kaitannya dengan
kompetensi gum dalam pelaksanaan PBM.

• Mengadakan observasi terhadap perilaku Kepala Sekolah sebagai pembuat

kebijakan-kebijakan mengenai strategi efektivitas pembinaan oleh Kepala
Sekolah terhadap pemahaman tugas kompetensi gum dalam pelaksanaan
proses belajar mengajar di sekolah yang bersangkutan.

• Melaksanakan studi dokumentasi terhadap administrasi sekolah,

kurikulum, program pembinaan, sarana prasarana, evaluasi pembelajaran
siswa dan Iain-lain.

3. Tahap MemberCheck

Tahap ini mempakan tahap untuk memperoleh keabsahan dan tingkat

kepercayaan data yang diperoleh melalui wawancara, penyebaran angket,
observasi dan studi dokumentasi. Kegiatan yang dilaksanakan antara lain:

• Mengkonfirmasikan data dan informasi yang telah dikumpulkan dari
responden supaya kebenaran data dapat disepakati bersama.

• Apabila diperlukan dilakukan koreksi baik kekurangan maupun kelebihan
data yang diperoleh dari pihak responden.

• Pengecekan terakhir secara bersama tentang kebenaran dan keabsahan
data untuk dituangkan menjadi suatu laporan.

107

F. Validasi Temuan Penelitian

Tingkat kepercayaan hasil penelitian kualitatif ditentukan oleh
validitas, reliabilitas dan objektivitas.
a.

Validitas

Validitas mempakan bukti bahwa apa yang diamati oleh peneliti sesuai

dengan apa yang sesungguhnya ada dalam dunia kenyataan. Validitas ini
terdiri dari: Validitas Internal dan Validitas Eksternal.



Validitas

internal

(Kredibilitas), mengusahakan tercapainya

aspek

kebenaran hasil penelitian sehingga dapat dipercaya. Untuk mencapai hai
itu, dalam penelitian ini dilakukan:

-

Tr

Dokumen yang terkait

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PEMBELAJARAN Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Pembelajaran (Studi Kasus Sekolah Dasar Negeri Wonosari).

0 1 12

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PEMBELAJARAN Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Pembelajaran (Studi Kasus Sekolah Dasar Negeri Wonosari).

0 1 21

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR STUDI KASUS KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI GIRIMARGO 1 KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR STUDI KASUS KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI GIRIMARGO 1.

0 0 14

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA GURU TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN ASTANA ANYAR KOTA BANDUNG.

9 53 85

PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN KATAPANG.

0 3 65

EFEKTIVITAS PEMBINAAN OLEH KEPALA SEKOLAH DILIHAT DARI KUALITAS KINERJA GURU SEKOLAH DASAR: Studi Kasus pada Sekolah Dasar Negeri di Kotamadya Bandung.

0 2 81

PENGARUH PEMBINAAN KOMPETENSI GURU OLEH KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG.

0 4 53

PENGARUH PEMBINAAN GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN : Penelitian Kuantitatif pada Sekolah Dasar di Kota Ternate.

0 0 65

PERSEPSI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI GURU PENJASORKES SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN WATES KULONPROGO.

0 1 100

PENGARUH PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN TEGALREJO YOGYAKARTA.

0 1 157